T1_262011883_BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan
demokrastis. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai
melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu
diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.
Untuk mencapai itu pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam
konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu
pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, efektivitas metode
pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika
sosial, relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan
kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan
kualitas hasil pendidikan. Dan secara mikro, harus ditemukan strategi atau pendekatan
pembelajaran yang efektif di kelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal
itulah yang sekarang ini menjadi fokus pembaharuan di bidang pendidikan di Indonesia.
Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal
fakta-fakta. Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik
terhadap materi yang diterimanya, tetapi pada kenyataan mereka seringkali tidak
memahami secara mendalam substansi material. Pertanyaannya bagaimana pemahaman
anak terhadap dasar kualitatif di mana fakta-fakta saling berkaitan dan kemampuannya
untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru? Hal itu harus disadari
benar oleh guru. Sebagaian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa
yang
mereka
pelajari
dengan
bagaimana
pengetahuan
tersebut
akan
dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik
sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan
metode ceramah.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar siswa
1
memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran
Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaannya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adnya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
kesimpulan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, (7)
memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Mereka sangat butuh untuk memahami konsep-konsep yang berhubungan
dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan
bekerja. Persoalannya sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan di dalam mata pelajaran tertentu sehingga
semua siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep-konsep tersebut,
bagaimana setiap mata pelajaran dipahami sebagai bagian yang saling berhubungan dan
membentuk satu pemahaman utuh, bagaimana seorang guru dapat menjalin hubungan
yang efektif dengan siswanya yang selalu bertanya-tanya tentang alasan dari sesuatu, arti
dari sesuatu dan hubungan dari apa yang mereka pelajari dan bagaimana guru dapat
membuka wawasan berpikiryang beragam dari seluruh siswa sehingga mereka dapat
mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga
mereka dapat membuka berbagai pintu kesempatan selama hidupnya?
Persoalan-persoalan itu merupakan tantangan yang dihadapi oleh guru setiap
hari dan tantangan bagi pengembang kurikulum. Persoalan-persoalan tersebut dicoba
diatasi dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas. Guru
hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan tanya jawab dan ceramah dengan lebih
aktif guru sedngkan siswa hanya mendengarkan saja. Oleh karena itu untuk bisa
meningkatkan hasil belajar siswa dibutuhkan metode pembelajaran yang dapat mendorong
siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode belajar
yang tepat.
2
Kelas III SDN 4 Gondangmanis Kecamatan Bae Kabupaten Kudus, peneliti
merasa masih ada kekurangan dalam pembelajaran IPA. Kekurangan dalam pembelajaran
IPA ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa sebesar 32% (hanya 6 siswa) yang
tuntas, sedangkan yang 13 siswa belum tuntas dengan rata-rata sebesar 59, di bawah
KKM IPA yaitu sebesar 70.
Data Nilai Ulangan Mata Pelajaran IPA Kondisi Awal
No
Nilai
Jumlah siswa
1
100
0
2
90
0
3
80
5
4
70
1
5
60
5
6
50
4
7
40
4
8
30
0
9
20
0
10
10
0
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran maka
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti memilih pendekatan model snowball
throwing untuk memperbaiki pola pembelajaran dengan harapan hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Metode snowball throwing adalah salah satu metode pembelajaran aktif
dengan permainan yang disukai anak-anak. Sintak dari metode snowball throwing ini
adalah informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan
diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab
secara bergantian, penyimpulan, refleksi dan evaluasi.
1.2 Permasalahan Penelitian
Hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan siswa menghafal fakta-fakta.
Walaupun banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi
yang diterimanya, tetapi pada kenyataan mereka seringkali tidak memahami secara
3
mendalam substansi material. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan
antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dipergunakan/dimanfaatkan. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik
sebagaimana mereka biasa diajarkan, yaitu menggunakan sesuatu yang abstrak dan
metode ceramah. Permasalahan pada penelitian ini adalah: hasil belajar siswa rendah
1.3 Cara Pemecahan Masalah
Metode snowball throwing adalah salah satu metode pembelajaran aktif dengan
permainan yang disukai anak-anak guna memecahkan masalah di SD 4 Gondangmanis
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Langkah-langkah dari metode snowball throwing ini
adalah informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan
diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab
secara bergantian, penyimpulan, refleksi dan evaluasi.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode snowball
throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN 4 Gondangmanis
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Semester 1Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan tentunya mempunyai tujuan, Tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
melalui metode snowball throwing pada siswa kelas III SDN 4 Gondangmanis Kecamatan
Bae Kabupaten Kudus.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan diharapkan dapat membawa manfaat.
Manfaat yang hendak di capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.
Bagi Guru
Untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses kegiatan pembelajaran di
sekolah. Sebagai salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam
4
meningkatkan mutu dan kualitas siswa untuk memahami kompetensi yang harus
dikuasai dalam pembelajaran IPA.
2.
Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA, sehingga dapat
menguasai kompetensi yang diharapkan.
3.
Bagi Sekolah
Dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki citra sekolah
di masyarakat, tentang mutu pendidikan sekolah.
4.
Bagi Peneliti
Bagi peneliti sebagai guru kelas III penelitian ini akan memberi dampak positif
dalam menentukan langkah-langkah pembelajaran di waktu-waktu yang akan
datang. Sehingga tampak lebih professional dalam menjalankan tugas.
5
Download