ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA SEDANG
DI POLI KEBIDANAN RSUD KABUPATEN CIAMIS
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Melengkapi Syarat Mencapai
Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
FITRI NURUL AWALIYAH
NIM. 13DB277061
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
2016
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA SEDANG
DI RSUD KABUPATEN CIAMIS1
Fitri Nurul Awaliyah2 Anisa Nur Amalia3 Neli Sunarni4
INTISARI
Anemia kehamilan merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematoknit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Menurut data
yang diperoleh dari RSUD Kabupaten Ciamis ibu hamil dengan anemia sedang
pada tahun 2015 berjumlah 42 kasus. Dampak anemia adalah gangguan
kehamilan seperti abortus, prematur. Gangguan proses persalinan seperti inersia
uteri, partus lama, pendarahan, gangguan masa persalinan. Gangguan pada
masa nifas seperti sub involusi daya tahan terhadap infeksi, dan stres kurang
produksi ASI, dan gangguan janin (Abortus, BBLR, kematian perinatal, dll).
Untuk mencegah dampak anemia adalah makan makanan yang mengandung
tinggi kandungan zat besi dan pemberian suplemen zat besi (Fe) dan mengecek
Hb pada trimester I dan III.
Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sedang, dengan menggunakan pendekatan proses manajemen
kebidanan. Asuhan kebidanan pada kehamilan dengan anemia sedang ini
dilakukan selama 21 hari di RSUD Kbupaten Ciamis.
Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran
dan pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sedang. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD Kabupaten Ciamis dilaksanakan
dengan baik.
Kata kunci
: Anemia sedang
Kepustakaaan
: 10 buku (2008-2014)
Halaman
: i-xi, 39 halaman, 7 lampiran.
1
Judul Penulisan Ilmiah2Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis 3Dosen
STIKes Muhammadiyah Ciamis4Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di
hitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam tiga trimester yaitu trimester pertama
konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6,
trimester ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Saifuddin, 2009: 89)
Ayat tentang proses kehamilan , al mu’minun 12-14
Artinya :“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
maniitu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulangi tu Kami balut dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”(Q.S. Al-Mu'minun, 23: 12-14)
Hadist proses kejadian manusia didalam rahim ibunya:
‫َع ِن ا ْب ِن َم ْس ُع ْو ٍد َرضِ َي ه‬
‫صا ِد ُق‬
ِ ‫س ْول ُ ه‬
َّ ‫ َوه َُو ال‬.‫صلم‬. ‫ّللا‬
ُ ‫;حدَّ َثنا َ َر‬
َ َ‫ّللاُ َع ْن ُه قاَل‬
ُ‫ ُث َّم َي ُك ْون‬، ‫صد ُْو ُق ; إِنَّ أَ َح َد ُك ْم َل ُي ْج َم ُع َخ ْلقُ ُه ف ِْي َب ْط ِن أُ ِّمه أَ ْر َب ِع ْينَ َي ْوما ً ُن ْط َف ًة‬
ْ ‫ا ْل َم‬
‫سل ُ إِ َل ْي ِه ا ْل َم َل ُك َف َي ْنفُ ُخ فِ ْي ِه‬
َ ‫ ُث َّم ُي ْر‬، ‫ض َغ ًة ِم ْثلَ ذاَل َِك‬
ْ ‫ ُث َّم َي ُك ْونُ ُم‬، ‫َع َل َق ًة ِم ْثلَ ذاَلِ َك‬
َ ‫ َو َهلْ ه َُو‬، ‫ َو َع َملِه‬، ‫ َوأَ َجلِه‬، ‫ت ; ِر ْزقِه‬
- ‫س ِع ْيد‬
ٍ َ‫ َو ُي ْؤ َم ُر ِبأ َ ْر َب ِع َكلِما‬، ‫الر ْو َح‬
َ ‫شق ٌِّي أَ ْو‬
ُّ
-‫الحديث رواه أحمد‬
1
2
“ Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda kepada kami
Rasulullah SAW – Beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya;
“Sesungguhnya seorang diantara kamu (setiap kamu) benar-benar
diproses kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari berwujud air
mani; kemudian berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal darah;
lantas berproses lagi selama 40 hari menjadi segumpal daging; kemudian
malaikat dikirim kepadanya untuk meniupkan roh kedalamnya; lantas
(sang janin) itu ditetapkan dalam 4 ketentuan : 1. Ditentukan (kadar)
rizkinya, 2. Ditentukan batas umurnya, 3.Ditentukan amal perbuatannya,
4. Ditentukan apakah ia tergolong orang celaka ataukah orang yang
beruntung“ (HR Ahmad).
Penjelasan Hadis :
Hadis tersebut Dimuka menjelaskan proses kejadian manusia
dalam rahim ibunya, yaitu 40 hari pertama berwujud “ Nutfah “ (air mani
laki-laki bersenyawa dengan sel telur perempuan), 40 hari kedua
berproses menjadi “ Alaqah “ (segumpal darah), 40 hari ketiga berproses
menjadi “ Mudlghoh “ (segumpal daging).
Hadis tersebut di muka lebih lanjut menjelaskan bahwa saat
berwujud
mudlghah
itulah
Allah
SWT mengirim
malaikat
untuk
memasangkan roh kepadanya bersamaan dengan ditetapkannya 4
ketentuan.
Menurut organisasi kesehatan tingkat dunia, World Health
Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap
harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99%
dari seluruh kematian ibu terjadi dinegara berkembang. Sekitar 80%
kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (ICD-10, 2012; WHO,
2014).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2013, AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) saat hamil dan persalinan di Indonesia ternyata
tergolong tinggi. Indonesia menduduki nomor 3 tertinggi dikawasan Asia
Selatan dan Asia Tenggara untuk jumlah AKI.
3
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat menyatakan Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat
2013 hingga 2014 menurun. Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat
pada tahun 2013 adalah 781 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi
747 kasus.
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Ciamis
menyatakan
Angka
Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Ciamis tahun 2015 sebesar 20 kasus
per 10.885 kelahiran hidup. Pada saat hamil (48,3%), pada saat
persalinan (37,9%) dan pada saat nifas (23,3%). Di Ciamis tahun 2015
kasus anemia pada ibu hamil mencapai 109 kasus atau 15,6%. Menurut
data yang diperoleh dari RSUD Kabupaten Ciamis ibu hamil dengan
anemia sedang pada tahun 2015 berjumlah 42 kasus.
Anemia kehamilan merupakan suatu keadaan adanya penurunan
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal.
Pada penderita anemis lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah
merah (Hemoglobin/HB) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena
kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam
folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena
kekurangan zat besi.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya anemia defisiensi
besi, antara lain kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan,
adanya gangguana absorpsi di usus, perdarahan aku maupun kronis, dan
meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa
pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Siti Fatimah (2011) di Kabupaten
Maros Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa ibu hamil dengan anemia
defisiensi besi ditemukan sebesar 41%, diantaranya anemia berat (Hb <8
gr%) sebayak 36 orang (1.2%) anemia sedang (Hb 8-10 gr%) sebayak 36
orang (43,9%), anemia ringan (Hb 10-11 gr%)
sebayak 45 orang
(54,9%).
Berdasarkan penelitian Mardhatillah (2009) menyebutkan tingkat
kepatuhan ibu untuk mengkonsumsi tablet zat besi dari 99 sampel
terdapat sebayak 53 orang (53,5%) dengan kepatuhan tinggi, sebayak 27
4
orang (27,3%) dengan kepatuhan sedang dan sebanyak 19 orang
(19.2%) dengan kepatuhan rendah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang
sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan
(abortus, partus immatur atau prematur), gangguan proses persalinan
(inersia, antonia, partus lama, perdarahan), gangguan pada masa nifas
(involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurangnya
produksi ASI) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Berdasarkan dari uraian diatas penulis merasa tertarik melakukan
asuhan kebidanan pada kehamilan Ny. U umur 30 tahun G2P1A0 hamil 3536 minggu dengan anemia sedang di Poli Kebidanan RSUD Ciamis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data diatas penulis membuat suatu rumusan masalah
sebagai berikut “Bagaimana asuhan kebidanan pada Ny. U umur 30
tahun G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia sedang di Poli
Kebidanan RSUD Ciamis?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Melaksanakan kebidanan pada Ny. U umur 30 tahun G2P1A0 hamil
35-36 minggu dengan anemia sedang melalui pendekatan manajemen
kebidanan.
2. Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada Ny. U umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia sedang.
2) Melakukan
interpretasi
data
serta
merumuskan
diagnose
kebidanan, masalah, dan kebutuhan pada Ny. U umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia sedang.
3) Merumuskan diagnose potensial pada Ny. U umur 30 tahun G 2P1A0
hamil 35-36 minggu dengan anemia sedang.
4) Mengidentifikasi tindakan segera pada Ny. U umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia sedang.
5
5) Menyusun
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan
sesuai
pengkajian pada Ny. U umur 30 tahun G2P1A0 hamil 35-36 minggu
dengan anemia sedang.
6) Melaksanakan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.
U umur 30 tahun G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia
sedang.
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny. U umur 30 tahun G2P1A0 hamil 35-36 minggu dengan anemia
sedang.
D. Manfaat studi kasus
1. Manfaat teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi
perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan
kebidanan komprehensif pada ibu hamil.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan
penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan anemia sedang.
b. Bagi profesi
Memberikan masukan dalam upaya mengembangkan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang
c. Bagi pendidikan
Untuk menambah referensi dan pengalaman mengenai
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang.
d. Bagi ibu
Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
diharapkan ibu dapat melewati kehamilannya dengan sehat dan
selamat sampai proses persalinannya khususnya pada ibu hamil
dengan anemia sedang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Definisi kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari),
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga
trimester yaitu trimester pertama konsepsi sampai 3 bulan, trimester
kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, trimester ketiga dari bulan ke-7
sampai ke-9 (Saifuddin, 2009: 8).
Ayat Al-quran tentang pembentukan manusia, surat Al-mu’minun ayat
12-14
Artinya :“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
saripati yang (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu
air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air maniitu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulangi tu Kami balut
dengan
daging.
Kemudian
Kami
jadikan
dia
makhluk
yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.”(Q.S. Al-Mu'minun, 23: 12-14)
2. Proses kehamilan
Menurut sulistyawati (2009), proses kehamilan meliputi:
a. Konsepsi yaitu pertemuan antara ovum matang dan sperma sehat
yang kemungkinan terjadi kehamilan.
6
7
b. Fertilisasi yaitu proses dari kelanjutan konsepsi terjadi penyatuan
sperma dan ovum, sampai dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi
ovum-sperma hingga menjadi buah kehamilan.
c. Implantasi (Nidasi) yaitu masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi
kedalam endometrium.
3. Tanda kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada
tiga tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dairasakan
wanita), kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa), dan
positif hamil (Bobak, 2006).
a. Tanda presumtif (perubahan yang dirasakan wanita)
1) Amenore (terhentinya menstruasi)
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)
tidak dilepaskan sehingga amenore atau tidak datangnya haid.
Hal ini dianggap sebagi tanda kehamilan. Hal ini tidak dianggap
tanda pasti kehamilan, karena amenore juga dapat terjadi pada
beberapa penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-faktor
lingkungan, malnutrisi dan
(yang
paling
sering
gangguan
emosional (Prawirohardjo, 2008)
2) Fatique (keletihan)
Selama periode kehamilan minggu kelima sampai ke- empat
belas,diperiode ini ibu akan merasakan keletihan yang tidak biasa
dan membutuhkan tidur lebih banyak karena adanya tuntunan
baru terhadappasokan energi pada ibu, dank arena terjadinya
pergeseran pada kecepatan metabolism tubuh ibu (Penny, 2007)
3) Perubahan payudara
Pada kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjad lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan
bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama satu cairan kekuningan yang disebut
8
kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjarkelenjar
asinus
yang
mulai
bersekresi.
Meskipun
dapat
dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi karena hormone
prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone (Prawirohardjo,
2008)
4) Morning sicknes (mual muntah dipagi hari)
Kehamilan sering ditandai oleh gangguan system pencernaan,
yang terutama bermanifestasi sebagai mual dan muntah, morning
sicknes biasanya timbul pada pagi hari dan hilang pada beberapa
jam, walaupn kadang-kadang keluhan ini lebih lama dan dapat
timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang mengganggu ini
biasanya dimulai dari 6 minggu setelah hari pertama menstruasi
terakhir, dan biasanya menghilang spontan 6 sampai 12 minggu
kemudian. (Bobak, 2006).
5) Quickening (persepsi gerak janin)
Pada usia kehamilan anatara 16 dan 20minggu (sejak hari
pertama haid terakhir), wanita hamil mulai menyadari adanya
gerakan berdenyut ringan diperutnya, dan intensitas gerakan ini
semakin meningkat secara bertahap. Sensasi ini disebabkan oleh
wanita hamil disebut quickening atau munculnya persepsi
kehidupan. Namun, hanya merupakan bukti penunjang kehamilan.
(Cunningham, 2006).
b. Tanda kemungkinan hamil ( yang dapat diobservasi pemeriksa)
1) Tanda hegar
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, meningkatnya
ukuran uterus terutama terbatas pada diameter anteroposterior,
tetapi pada masa gestasi selanjutnya, korpus uterus hampir
membulat garis tengah uterus rata-rata 8 cm dicapai pada minggu
ke 12. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah dalam serviks
bertambah dank arena terjadinya odema dari serviks dan
hyperlapsia kelenjar-kelenjar serviks sehingga serviks menjadi
9
lunak pada pemeriksaan bimanual, korpus uterus selama
kehamilan teraba liat atau elastis dan kadang-kadang sangat
lunak. Pada sekitar 6 sampai 8 minggu setelah hari pertama haid
terakhir, tanda hegar mulai tampak. Tanda hegar dengan
melakukan satu tangan pemeriksa diatas abdomen dan dua jari
tangan lain dimasukan kedalam vagina, dapat diraba serviks yang
keras, dengan korpus uterus yang elastis diatas ismus yang lunak
bila
ditekan, yang
terletak
diantara dua bagian
tersebut
(Cunningham, 2006 dan Rustam, 2006).
2) Ballotement
Sekitar pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil
dibanding volume cairan amnion. Karena itu, tekanan mendadak
pada uterus menyebabkan janin tenggelam dalam cairan amnion
dan kemudian memantul kesisinya semula, benturan ballotement
dapat dirasakan oleh jari-jari tangan pemeriksa (Cunningham,
2006).
3) Test kehamilan
Menurut prawirohardjo (2008), terdapat sejumlah perangkat uji
kehamilan yang beredar dipasaran dengan harga terjangkau. Uji
kehamilan ini dapat dibaca dalam 3 sampai 5 menit, dengan
tingkat akurasi tinggi, dan tingkat kecermatan yang tinggi pada
tahap tertentu. System yang digunakan dalam berbagai perangkat
berbeda-beda namun, masing-masing berpegang pada prinsip
yang sama (pengenalan HCG dan subunitnya) oleh suatu
antibody molekul HCG. Hormone ini di ekskresikan kedalam
sirkulasi
wanita
hamil
dan
diekskresikan
melalui
urin
(Cunningham, 2006).
4) Tanda goodel (serviks melunak)
Pada minggu ke -6 sampai ke -8, konsistensi jaringan serviks
yang mengelilingi os ekturnus lebih mirip mulut bibir dari pada
tulang rawan hidung, yang khas untuk serviks pada wanita tidak
10
hamil. Namun, keadaan-keadaan lain dapat menyebabkan serviks
melunak, misalnya kontrasepsi yang mengandung ekstrogenprogestin. Seiring dengan perkembangan kehamilan, kanalis
servikalis dapat menjadi sedemikian melebar sehingga jari tangan
dapat dimasukan. Pada proses peradangan tertentu, serta
karsionoma, serviks akan tetap keras selama kehamilan dan,
mungkin hanya membuka saat persalinan (Cunningham, 2006)
c. Tanda pasti kehamilan (Maritalia dkk, 2012)
1) Adanya gerakan janin sejak usia kehamilan 16 minggu.
2) Terdengar denyut jantung janin pada kehamilan 12 minggu
dengan fetal elektro cardiograph dan pada kehamilan 18-20
minggu dengan stethoscope leannec.
3) Teraba bagian-bagian janin
4) Terlihat kerangka janin bila dilakukan pemeriksaan rongent.
5) Terlihat kantong janin pada pemeriksaan USG.
4. Kunjungan dalam Kehamilan
Menurut saiffudin (2010), ibu hamil memerlukan sdikitnya 4 kali
kunjungan selama kehamilan:
a. Kehamilan trimester I (<14 minggu) satu kali kunjungan.
b. Kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan.
c. Kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke -36)
dua kali kunjungan.
Walaupun demikian
memeriksakan
kehamilannya
disarankan pada
dengan
jadwal
ibu
hamil untuk
sebagai
berikut:
kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, 36-40
minggu satu minggu sekali. Bila ada masalah atau gangguan
kehamilannya, ibu segera menemui petugas kesehatan (bidan atau
dokter) untuk penanganan lebih lanjut.
5. Kebutuhan ibu hamil (Sulistyawati, 2011)
a. Kebutuhan fisik
11
1) Diet makanan
Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.
Kekurangan
nutrisi
dapat
menyebabkan
anemia,
abortus,
Intrauterine Growth Retardation (IUGR), inersia uteri, perdarahan
pasca persalinan.
b. Kebutuhan energi
1) Obat-obatan
Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang
benar-benar
berindikasi
diberikan
obat-obatan,
sebaiknya
pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan ketidak
nyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja.
2) Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan
yang sehat dan aman adalah lingkungan yang bersih, karena
kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi
ibu dan janin akan tereliminasi. Lingkungan bersih disini adalah
termasuk bebas dari populasi udara seperti asap rokok.
3) Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah,
nafsu makan bertambah, pencernaaan menjadi lebih baik, dan
tidur lebih nyenyak. Bidan hendaknya menyarankan agar ibu
hamil melakukan masing-masing gerakan sebanyak duakali pada
awal latihan dan dilanjutkan dengan kecepatan dan frekuensi
menurut kemampuan dan kehendak mereka sendiri minimal lima
kali tiap gerakan.
4) Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat
langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, anmun kiranya
perlu jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan
dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang
12
kurang tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan
yang akan mengganggu fisik dan psikologis ibu.
5) Istirahat dan rekreasi
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satu
beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh,
tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oelh karena itu
istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.
6) Kebersihan tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan
perubahan
sistem
pengeluaran
metabolism
keringat.
Keringat
mengakibatkan
yang
peningkatan
menempel
dikulit
meningkatkan kelembapan kulit dan memungkinkan menjadi
tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan
(dengan mandi) maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena
penyakit kulit.
7) Perawatan payudara
Payudara merupakan asset yang sangat penting sebagai
persiapan menyambut kelahiran
sang
bayi dalam
proses
menyusui.
8) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus.
9) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti sering abortus dan kelahiran
prematur, perdaraha pervaginam dan lain-lain.
13
10) Sikap tubuh yang baik
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan tubuh akan
mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran
janin.
11) Imunisasi
Imunisasi saat kehamilan sangat penting dilakukan untuk
mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin.
12) Persiapan persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada
salahnya jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak
jauh hari sebelumnya. Ini dimaksudkan agar jika terjadi sesuatu
hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari hari perkiraan,
semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.
13) Memantau kesejahteraan bayi
Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara
terus menerus agar jika ada gangguan janin dalam kandungan
akan segera dapat terdeteksi dan ditangani. Salah satu indikator
kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh ibu adalah
gerakannya dalam 24 jam.
14) Ketidaknyamana dan cara mengatasi
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam
tubuh ibu yang semuanya membutuhakan suatu adaptasi, baik
fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak
jarang ibu akan mengalamiketidak nyamanan yang meskipun hal
tersebut adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu
pencegahan dan perawatan.
15) Kunjungan ulang
Sesuai dengan kebijakan Departemen kesehatan, kunjungan
minimal selama hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1
kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Namun sebaiknya
14
kunjungan tersebut rutin dilakukan setiap bulan agar dapat segera
terdeteksi jika ada penyulit atau komplikasi kehamilan.
16) Pekerjaan
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang
dijalaninyan tidak terlalu berat. Istirahat untuk wanita hamil
dianjurkan sesering mungkin. Seorang wanita hamil disarankan
untuk menghentikan aktivitasnya apabila mereka merasakan
gangguan dalam kehamilan
17) Tanda bahaya kehamilan
a) Perdarahan pervagina
b) Sakit kepala berat
c) Masalah penglihatan
d) Bengkak pada muka atau tangan
e) Nyeri abdomen yang hebat
f)
Bayi kurang bergerak seperti biasa
c. Kebutuhan psikologis
1) Persiapan saudara kandung (sibling)
Sibling livarly adalah persaingan diantara saudara kandung
akibat kelahiran anak berikutnya.
2) Dukungan keluarga
Ibu sangat membutuhan dukungan dan ungkapan kasih
saying dari orang-orang terdekatnya, terutama suami. Kadang ibu
dihadapkan pada suatu situasi yang ia sendiri mengalami
ketakutan dan kesendirian, terutama pada trimester akhir.
3) Perasaan aman dan nyaman selama kehamilan
Selama kehamilan ibu banyak mengalami ketidaknyamanan
fisik dan psikologis. Bidan bekerjasama dengan keluarga
diharapkan berusaha dan secara antusias memberikan perhatian
serta
mengupayakan
dan
mengerti
ketidakamanan yang dialami ibu.
ketidaknyamanan
dan
15
4) Persiapan menjadi orang tua
Ini sangat penting dipersiapkan karena setelah bayi lahir akan
banyak perubahan peran yang terjadi, mulai dari ibu, ayah, dan
keluarga. Bagi pasangan yang baru punya anak, perisiapan dapat
dilakukan dengan banyak konsultasi dengan orang yang mampu
untuk membagi pengalamannya
dan memberikan
nasehat
mengenai persiapan menjadi orang tua.
5) Dukungan dari tenaga kesehatan
Bagi seorang ibu hamil, tenaga kesehatan khususnya bidan
mempunyai tempat tersendiri dalam dirinya. Harapan pasien
adalah bidan dapat dijadikan teman dekat dimana ia dapat
mencurahkan isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi
kehamilan dan persalinan.
B. Konsep Anemia dalam Kehamilan
1. Pengertian
Anemia adalah terjadi karena kekurangan zat besi, dan merupakan
jenis anemia yang pengobatannya relative mudah bahkan murah dengan
menetapkan Hb kurang dari 11 gr%, (Manuaba, 2010).
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada
penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah
merah (Hemoglobin/HB) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena
kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam
folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena
kekurangan zat besi.
2. Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2010)
a. Tidak anemia
: Hb 11 gr%
b. Anemia ringan
: Hb 9-10 gr%
c. Anemia sedang
: Hb 7-8 gr%
d. Anemia berat
: Hb <7 gr%
16
3. Menurut Proverawati (2009), anemia dibagi menjadi:
a. Anemia difisiensi besi
Anemia difisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian
tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan
dalam
laktasi yang
dianjurkan. Pada
pemeriksaan
dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan metode sahli, dilakukan
minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan trimester III.
b. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan karena defisiensi asam
folat an defisiensi vitamin B12.
c. Anemia hipoplastik dan aplastik
Anemia disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru.
d. Anemia hemolitik
Disebabkan penghancur atau pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya.
4. Anemia Sedang
a. Pengertian
Anemia sedang adalah kondisi pada ibu hamil dengar kadar
hemoglobin 7-8 gr% (Manuaba, 2010).
b. Penyebab anemia sedang
1) Menurut ashari (2010):
a. Kurang gizi
b. Kurang zat besi
c. Malabsorpsi
d. Kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu
2) Menurut Manuaba (2007)
Penyebab utama terjadinya anemia adalah anemia mikrositik
termasuk defisiensi besi, dan anemia penyakit kronis. Anemia
17
makrositik termasuk defisiensi folat dan vitamin B12 yang ditandai
dengan penurunan kadar hemoglobin.
c. Gejala anemia sedang
Menurut Manuaba (2007) gejala anemia yang biasa dialami
oleh ibu hamil antara lain adalah:
1) Cepat lelah
2) Mengantuk
3) Sering pusing
4) Nafsu makan menurun
5) Mata berkunang-kunang
d. Patofisiologi anemia sedang
Dalam kehamilan yang mengalami perubahan dalam batasbatas tertentu, yang mengalami perubahan secara wajar adalah selsel darah dan plasma darah. Dalam kehamilan plasma darah akan
meningkat mulai dari umur kehamilan 10 minggu berangsur-angsur
bertambah sesuai umur kehamilan dan akan mencapai puncaknya
pada umur kehamilan 32 sampai 36 minggu. Setelah itu volume
plasma darah akan mencapai titik normal setelah 3 minggu
persalinan.
e. Pengaruh anemia sedang
Anemia mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan,
persalinan, nifas dan janin serta masa selanjutnya. Berbagai dampak
yang timbul karena anemia adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh anemia terhadap bahaya kehamilan menurut Manuaba
(2007), sebagai berikut:
a) Dapat terjadi abortus.
b) Persalinan prematur.
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
d) Mudah terjadi infeksi.
e) Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%)
f)
Molahidatidosa.
18
g) Hiperemesis gravidarum.
h) Perdarahan antepartum.
i)
Ketuban Pecah Dini (KPD).
2) Pengaruh anemia terhadap bahaya persalinan menurut Manuaba
(2007), sebagai berikut:
a) Gangguan his.
b) Kala satu dapat berlangsung lama.
c) Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi.
d) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta dan perdaraha post
partum akibat Antonia uteri.
e) Kala empat dapet terjadi perdarahan post partum sekunder
dan Antonia uteri.
3) Pengaruh anemia terhadap kala nifas menurut Manuaba (2007),
adalah sebagai berikut:
a) Terjadi sub involusi uteri yang menimbulkan perdarahan post
partum.
b) Memudahkan infeksi perineum.
c) Pengeluaran ASI berkurang.
d) Anemia kala nifas.
e) Mudah terjadi infeksi mamae.
4) Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2007),
adalah sebagai berikut:
a) Abortus.
b) Kematian intra uterin.
c) Persalina prematur.
d) Berat badan lahir rendah.
e) Kelahiran dengan anemia.
f)
Dapat terjadi cacat bawaan.
19
f.
Pencegahan anemia kehamilan
Nutrisi yang baik adalah cara yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia. Jika sedang hamil atau mecoba menjadi hamil
maka makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran
berdaun hijau, daging merah, sereal, telur dan kacang merah) dapat
membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang
diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pemberian vitamin untuk
memastikan bahwa tubuh memiliki cukup zat besi dan folat. Pastikan
tubuh mendapatkan sedikitnya 27 mg zat beso setiap hari. Jika
mengalami anemia setiap kehamilan, biasanya dapat diobati dengan
mengambil suplemen zat besi. Paastikan bahwa wanita hamil dicek
pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia
(Proverawati, 2011).
g. Diet pola makan ibu dengan anemia sedang
Pada
saat
hamil,
ibu
harus
makan
makanan
yang
mengandung nilai gizi yang bermutu tinggi, dan tidak harus mahal.
Gizi pada ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu
hamil harusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein,
zat besi dan minum cukup cairan (menu seimbang) (Arisman, 2006)
kebutuhan kalori, protein dan mineral adalah sebagai berikut:
1) Kalori
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil setiap harinya adalah
2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebih menyebabkan
obesitas, dan ini merupakan faktor predisposisi yang
menyebabkan preeklamsi (Arsinah, 2010)
2) Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah
kehamilan yaitu pertumbuhan janin, uterus dan plasenta.
Selain itu protein untuk ibu berguna untuk pertumbuhan
payudara dan kenaikan sirkulasi darah ibu (protein
plasma,
hemoglobin
dll).
Bila
wanita
tidak
hamil
20
mengkonsumsi ptotein 55gr/kg bb/hari, sedangkan untuk
wanita hamil diperlukan 65gr/kg bb/hari (Arisaman, 2006)
3) Mineral
Kebutuhan akan besi pada pertengahan kehamilan
kira-kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi keutuhan ini
diperlukan suplemen besi 30 mg sebagai ferrosus,
ferofumarat dan feroglukonat perhari. (Arisnah 2010)
h. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu dan janinnya.
2) Memotivasi
ibu
untuk
banyak
memakan
makanan
yang
mengandung banyak zat besi seperti telur, susu, hati, ikan,
daging, kacang-kacangan (tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang
hijau), sayuran berwarna hijau tua ( kangkung, bayam, daun
katuk) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang).
3) Menganjurkan ibu untuk sering istirahat yaitu tidur pada malam
hari ± 7-8 jam dan siang hari ± 1-2 jam, juga hindari istirahat yang
berlebihan dan bekerja terlalu berat.
4) Menganjurkan ibu memperhatikan bodi mekanik (siakp tubuh)
yaitu bangun secara perlahan dari posisi istirahat, hindari berdiri
terlalu lama dalam lingkungan yang sesak dan hindari berbaring
dengan posisi terlentang.
5) Memberikan tablet Fe dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih
satu gelas dan sebaiknya minum menjelang tidur pada malam hari
agar mengurangi efek sampingnya seperti mual.
6) Membantu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
seperti perdarahan, sakit kepala lebih dari biasanya.
7) Membertahu keluarga kemungkinan komplikasi perdarahan post
partum.
21
C. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Menejemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian
atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus
pada klien (Simatupang, 2008).
2. Standar Asuhan Kebidanan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonsesia
Nomor 938 tahun (2007) standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam
proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu
dan kiat kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnose atau
masalah
kebidanan,
perencanaan,
implementasi,
evaluasi
dan
pencatatan asuhan kebidanan.
Standar I : Pengkajian
a) Pernyataan standar
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b) Kriteria Pengkajian
1) Data tepat, akurat dan lengkap
2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluahn
utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan, dan latar belakang
sosial budaya)
3) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan
penunjang)
22
Standar II : Perumusan diagnose atau masalah kebidanan
a) Pernyataan standar
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnose dan masalah kebidanan yang tepat.
b) Kriteria perumusan diagnose atau masalah
1) Diagnose sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan
Standar III : Perencanaan
a) Pernyataan standar
Bidan
merencanakan
asuhan
kebidanan
berdasarkan
diagnose dan masalah yang ditegakkan.
b) Kriteria perencanaan
1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien, tidakan segera, tindakan antisipasi, dana asuhan
secara komprehensif.
2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga.
3) Mempertimbangkan
kondisi
psikologi,
sosial
budaya
klien/keluarga.
4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien
berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan
bermanfaat untuk klien.
5) Mempertimbangkan
kebijakan
peraturan
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
yang
berlaku,
23
Standar IV : Implementasi
a) Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif efisien dan aman berdasarkan evidence based
pada klien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b) Kriteria
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk biopsikososial
spiritual cultural.
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien
atau keluarganya (inform consent).
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based.
4) Melibatkan klien pada setiap tindakan.
5) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
6) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan.
7) Menggunakan sumberdaya, sarana dan fasilitas yang ada dan
sesuai.
8) Melakukan tindakan sesuai standar.
9) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
Standar V : Evaluasi
a) Pernyataan standar
Bidan
melakukan
evaluasi
secara
sistematis
dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
b) Kriteria evalusi
1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien.
2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan dengan
klien/keluarga.
3) Evalusi dilakukan sesuai dengan standar.
24
4) Hasil evaluasi ditindak lanjut sesuai dengan kondisi klien.
Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan
a) Persyaratan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat,
dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan
dalam memberikan asuhan kebidanan.
b) Kriteria pencatatan asuhan kebidanan
1) Pencatatan dilakukan segera setelah melakukan asuhan pada
formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/status pasien/ buku
KIA).
2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
3) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
4) O adalah objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
5) A adalah analis, mencatat diagnose dan masalah kebidanan.
6) P adalah penatalaksaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan
yang
sudah
dilakuakan
seperti
tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan kolaborasi, evaluasi, dan rujukan.
D. Wewenang Bidan (Purwoastuti dan Walyani, 2014)
Kewenangan
bidan
diatur
dalam
Permenkes
No.
1464/menkes/SK/III/2010 tentang izin pelayanan praktik bidan untuk
memberikan pelayanan yang tertuang dalam pasal 9 yang terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 10
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
angka 1 diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
25
persalianan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil.
2) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.
3) Pelayanan persalinan normal.
4) Pelayanan ibu menyusui.
5) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
c. Bidan dalam pembentukan pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berwenang untuk:
1) Episiotomi.
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.
3) Penanganan kegawat daruratan, dilanjut dengan perujukan.
4) Memberikan tablet Fe pada ibu hamil.
5) Pemeberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
6) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu
ekslusif.
7) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan post
partum.
8) Penyuluhan dan konseling.
9) Bimbingan pada kelompok ibu hamil.
10) Pemberian surat keterangan kematian.
11) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.
38
DAFTAR PUSTAKA
Data Kasus pada ibu hamil di RSUD Kabupaten Ciamis, 2015.
Dinas Kesehatan Indonesia (2015)
Kementrian
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta :
Kesehatan
RI
tersedia
dalamhttp://www.depkes.go.id/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profilkesehatan-indonesia-2014.pdf [diakses 10 Mei 2016]
Fatimah, Siti. (2012) Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil.
tersedia dalam http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-penelitian-anemiasedang.html [diakses 10 Mei 2016]
Fuady, Mardhatillah. (2011) HUbungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia
Defisiensi Besi Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi tablet Zat Besi.
tersedia dalam http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnal-penelitian-anemiasedang.html [diakses 10 Mei 2016]
http://www.docs-engine.com/pdf/1/data-profil-kesehatan-jawa-barat.html [diakses 10
Mei 2016]
http://nunukayu.blogspot.co.id/ [diakses 27 juni 2016]
Hadist Riwayat Ahmad
Manuaba. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Oktasari, Arisata. (2012) Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil trimester III dengan
Anemia Sedang. tersedia dalam http://www.docs-engine.com/pdf/1/jurnalkti-asuhan-kebidanan-anemia-sedang.html [diakses 10 mei 2016]
Rukiyah, AY & Lia Yulianti (2010) Asuhan Kebidanan 4 Patologi kebidanan. Jakarta:
Trans Info Media.
Hadist Riwayat Ahmad
Saifudin, AB, (2009) Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC
Sulistiawati, A. (2009) Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta. Muha Medika.
39
Prawirihardjo, Sarwono (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Proverawati, Atikah (2011) Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nurha
Medika.
Purwoastuti, E. dan Mulyani ES. (2014) Asuhan kebidanan 4 Patologi Kebidanan.
Jakarta: Trans Info Media.
Q.S. Al-Mu’minun : 12-14
Download