peningkatan prestasi belajar mata pelajaran fiqih materi shalat

advertisement
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT BERJAMAAH
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS IIA MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF
GRABAG I KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
DARUL HIKMAH
NIM : 11409112
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar. 02 Telp (0298) 323706 Fax (0298) 323455 Kode Pos. 50721
http//www.stainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama
: Darul Hikmah
NIM
: 114 09 112
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam Ektensi
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN
FIQH
BERJAMAAH
MATERI
MELALUI
SHALAT
METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IIA MI
MA’ARIF
GRABAG
I
KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 18 Agustus 2011
Pembimbing
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
NIP. 19690110 199403 2 002
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS IIA MI MA’ARIF GRABAG I KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
DISUSUN OLEH
DARUL HIKMAH
NIM : 11409112
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Agustus
2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Drs. Miftahudin, M.Ag
______________
Sekretaris Penguji
: Suwardi, M.Pd
______________
Penguji I
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
______________
Penguji II
: Dra. Maryatin
______________
Penguji III
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd
______________
Salatiga, 24 Agustus 2011
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP.19580827 198303 1 002
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos.
50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Darul Hikmah
NIM
: 11409112
Jurusan
: Tarbiyah
Progran Studi
: Ekstensi (Pendidikan Agama Islam)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Salatiga, 18 Agustus 2011
Yang menyatakan
Darul Hikmah
NIM : 11409112
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan dapat
PERSEMBAHAN
Suamiku tercinta terima kasih atas do’a dan dukungannya.
Bapak-ibuku, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabat seperjuanganku
yang selalu memberikan dorongan, hanya Allah yang bisa membalasnya.
Anakku Albanna penyemangatku.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya sehingga skripsi Penelitian Tindakan
Kelas ini selesai sesuai rencana dengan judul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH
MATERI SHALAT BERJAMAAH MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS IIA MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF GRABAG I
KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabatnya dan juga kepada para pengikutnya.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, baik dari segi
kemampuan berfikir maupun fasilitasnya, sudah barang tentu dari berbagai segi
dalam skripsi ini masih banyak kekurangannnya. Sungguhpun demikian, penulis
telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Yang
dalam prosesnya tidak sedikit cobaan dan hambatan yang harus dihadapi, namun
alhamdulillah, atas bantuan, saran, dan bimbingan dari semua pihak yang
memberikan kemudahan bagi penulis, sehingga skripsi akhirnya dapat
terselesaikan.
Selanjutnya secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1.
Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2.
Ketua Program PAI STAIN Salatiga Drs. Joko Sutopo.
3.
Dosen pembimbing skripsi, Dra. Nur
vi Hasanah, M.Pd atas bimbingannya.
4.
Seluruh dosen, staf dan karyawan STAIN Salatiga.
5.
Kedua orang tuaku, yang telah merawat dan mendidikku dengan penuh kasih
sayang dan kesabaran, memberikan pengorbanan yang tidak terhitung
nilainya baik moril maupun materiil, dengan memberikan dorongan serta
selalu mendoakan penulis dalam menempuh hidup ini.
6.
Suamiku tercinta terima kasih atas do’a dan dukungannya.
7.
Anakku Albanna penyemangatku.
8.
Saudara-saudaraku atas motivasi serta bantuan sarana dan prasarananya.
9.
Seluruh teman-teman kelas 09.C PAI angkatan 2009 yang telah berjuang
bersama selama kuliah.
10. Sahabat-sahabat sesama guru di MI, atas kerjasama dan kebersamaannya.
11. Tidak lupa juga kepada siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I,
kecamatan Grabag, kabupaten Magelang.
Kepada Allah jualah kita menyerahkan segala urusan. Semoga amal baik
semua pihak diterima oleh Allah SWT, dan skripsi ini bisa bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 18 Agustus 2011
Peneliti
Darul Hikmah
NIM : 11409112
ABSTRAK
Hikmah, Darul. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Materi
Shalat Berjamaah Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IIA
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd
Kata kunci : Metode demonstrasi dan peningkatan prestasi belajar
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang
bersifat keterampilan praktek. Dalam materi pelajaran fiqih yang sebagiannya
merupakan ibadah yang bersifat praktis menggunakan metode tersebut sangat
diperlukan. Diantara materi ibadah yang bersifat praktis adalah shalat berjamaah.
Bagaimana siswa-siswi melakukan praktek shalat berjamaah di ruang kelas agar
prestasi belajar tentang shalat berjamaah tidak hanya dimiliki secara kognitif,
tetapi juga afektif dan psikomotor.
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Apakah penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran fiqih di
Madarasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I Kab. Magelang ? (2) Apakah
penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata
pelajaran fiqih di Madarasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I Kab. Magelang?
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran fiqih di
kelas II Madarasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I Kab. Magelang. (2) Untuk
mengetahui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi siswa
pada mata pelajaran fiqih di kelas II Madarasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I Kab.
Magelang.
Penelitian yang menggunakan jenis tindakan kelas ini akan menemukan
penyelesaian masalah pembelajaran dengan metode demonstrasi pada materi
shalat berjamaah. Penelitian ini dilakukan melalui 3 kali siklus dengan subyek
penelitian sebanyak 22 siswa.
Analisis data dari penelitian ini adalah keaktifan siswa mengalami
peningkatan, yaitu pada siklus I 45,5%, siklus II 75%, dan siklus III 96,5%.
Begitu pula nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan, dari 72,45 pada siklus I
meningkat menjadi 75,36 pada siklus II, kemudian meningkat lagi pada siklus 3
menjadi 78,81. Pencapaian KKM dari siklus I menghasilkan 81,99% kemudian
pada siklus II meningkat menjadi 93,06 % dan pada siklus III menjadi 100%.
Berdasarkan analisis data tersebut menunjukkan bahwa dengan metode
demonstrasi secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
F. Definisi Operasional ............................................................................ 6
G. Metode Penelitian ................................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar .................................................................................. 15
1. Pengertian ..................................................................................... 15
ix
2. Fungsi Prestasi Belajar ................................................................. 18
3. Indikator Prestasi Belajar ............................................................. 19
4. Penilaian Prestasi Belajar ............................................................. 19
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .................... 20
B. Metode Demonstrasi ......................................................................... 21
1. Pengertian Metode Demonstrasi ................................................... 21
2. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi Dalam
Pembelajaran ................................................................................ 23
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi ........................ 25
C. Mata Pelajaran Fiqih ......................................................................... 26
1. Standar Isi Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah
Ibtidaiyah ...................................................................................... 27
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah
Ibtidaiyah ...................................................................................... 28
3. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah .................. 29
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah ..... 30
D. Materi Shalat Berjamaah ................................................................... 31
1. Pengertian ..................................................................................... 31
2. Tata Cara Shalat Berjamaah ......................................................... 31
3. Syarat Menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah ............... 32
4. Posisi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah ...............................33
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma'arif Grabag I ............................................. 35
x
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 42
1. Pra Siklus ...................................................................................... 42
2. Siklus I .......................................................................................... 43
3. Siklus II ........................................................................................ 45
4. Siklus III ....................................................................................... 48
C. Lembar Observasi dan Kriteria Penilaian ......................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus ..............................…......................................................... 52
B. Siklus I ............................................................................................... 54
C. Siklus II.............................................................................................. 59
D. Siklus III ............................................................................................ 65
E. Pembahasan ....................................................................................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 74
B. Saran .................................................................................................. 75
C. Penutup .............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA …………...............................…………………………... 76
xi
Daftar Tabel
Tabel 1 Kompetensi fiqih kelas II semester 1 ...................................................... 30
Tabel 2 Kompetensi fiqih kelas II semester 2 ...................................................... 31
Tabel 3 Data jumlah siswa tahun pelajaran 2010/2011 ....................................... 37
Tabel 4 Data Siswa Kelas II ................................................................................. 38
Tabel 5 Data Guru ................................................................................................ 39
Tabel 6 Susunan komite ....................................................................................... 40
Table 7 Keadaan sarana dan prasarana ................................................................ 41
Tabel 8 Pedoman Observasi Pelaksanaan Siklus ................................................. 50
Tabel 9 Nilai Pra Siklus ....................................................................................... 53
Tabel 10 Pedoman Observasi Siklus I ................................................................. 55
Tabel 11 Nilai Prestasi Praktik Shalat Berjamaah siklus I ................................... 57
Tabel 12 Rekapitulasi hasil tes siklus I ............................................................... 58
Tabel 13 Pedoman Observasi Siklus II ................................................................ 61
Tabel 14 Nilai Prestasi Praktik Shalat Berjamaah siklus II ................................. 63
Tabel 15 Rekapitulasi hasil tes siklus II ............................................................... 64
Tabel 16 Pedoman Observasi Siklus III ............................................................... 67
Tabel 17 Nilai Prestasi Praktik Shalat Berjamaah siklus III ................................ 69
Tabel 18 Rekapitulasi hasil tes siklus II ............................................................... 70
Tabel 19 Hasil Pengamatan Siklus I, II dan III ................................................... 73
Tabel 20 Perolehan Nilai tes Formatif ................................................................. 73
Daftar Gambar
Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 9
Gambar 2: Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ................................... 56
Gambar 3: Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I ............................ 59
Gambar 4: Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ................................... 62
Gambar 5: Grafik Ketuntasan Balajar Siklus I dan Siklus II ............................... 65
Gambar 6: Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus III ................................ 68
Gambar 7: Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II dan Siklus III ........................... 71
Gambar 8: Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus..
III ....................................................................................................... 74
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pengajaran adalah mentransfer pengetahuan dari pihak pengajar
kepada orang yang diajarnya. Bisa dilakukan siapa saja dan kepada siapa saja,
baik itu
guru kepada siswa, orang tua kepada anak dan lain sebagainya.
Namun tidak dapat dipungkiri, selain pengajaran orang tua kepada anak,
sekolah merupakan lembaga tidak kalah perannnya dalam melakukan kegiatan
pengajaran. Hal ini disebabkan karena sekolah memang merupakan institusi
yang didirikan guna melakukan kegiatan belajar dengan fasilitas, metode dan
alat ukur tertentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar yang dimaksud.
Suatu kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan tanpa cara pengajaran yang baik. Untuk itu diperlukan suatu
metode atau cara agar tujuan yang ingin diraih atau yang diharapkan dapat
terwujud. Sering kali hasil yang diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar
tidak maksimal, karena tidak efektifnya metode yang diterapkan.Oleh sebab itu
memilih metode tepat yang bisa efektif dan efisien mutlak untuk diperhatikan
dengan sungguh-sungguh. Metode demonstrasi bisa menjadi salah satu
alternatif yang bisa diterapkan di dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan
agama Islam terutama pada materi fiqih seperti praktek shalat. Memberi
penjelasan di ruang kelas secara panjang lebar tidak cukup efektif untuk materi
pelajaran yang menuntut aplikasi konkrit. Menuntun pemahaman anak dari
yang bersifat konkrit kepada yang abstrak menjadikan mereka mudah
menyerap ilmu pengetahuan seperti ini. Dengan demikian, guru dalam
upayanya bagaimana siswa dapat menguasai materi dengan tuntas, guru harus
memilih metode yang tepat. Titik sentral yang harus dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun perangkat
program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapai tujuan.
Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Siswapun diwajibkan
mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam belajar. Guru sebagai salah satu
sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi
kegiatan belajar siswa di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan
adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode, metode mana yang akan
dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Kegagalan seorang guru dalam mencapai tujuan pembelajaran akan
terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan pengenalan
terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang
terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari
beberapa metode pengajaran yang akan dibahas dalam uraian-uraian
selanjutnya.
Mata pelajaran fiqih merupakan mata pelajaran yang sebagiannya
bermaterikan cara-cara melakukan ibadah praktis yang untuk memahamkannya
lebih mudah dengan melakukan visualisasi, perlu dilakukan contoh-contoh atau
gerakan- gerakan sesuai dengan kegiatan aslinya. Misalnya Wudlu dan Shalat
yang kedua-duanya merupakan ibadah yang untuk melakukannya harus
melakukan gerakan-gerakan tertentu. Oleh karena itu guru dalam memberikan
materi pelajaran fiqih selain memberikan pengajaran yang bersifat teori, harus
pula memberikan contoh atau mendemonstrasikan materi yang diajarkannya.
Berdasarkan gambaran diatas, penulis ingin mengadakan penelitian
yang berkaitan dengan hal tersebut. Yaitu bagaimana penerapan metode
demonstrasi agar dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menguasai
mata pelajaran fiqih. Dari uraian pemikiran tersebut penulis terdorong untuk
meneliti masalah tersebut dengan memilih judul: PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHALAT BERJAMAAH
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
MADRASAH
IBTIDAIYAH
MA’ARIF
GRABAG
I
KELAS IIA
KABUPATEN
MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan
siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I
Kab. Magelang ?
2. Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi
siswa dalam mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I
Kab. Magelang ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
keaktifan siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Grabag I Kab. Magelang.
2. Untuk mengetahui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Grabag I Kab. Magelang.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul (Arikunto 1998:67). Hadeli (2006:47) mendefinisikan bahwa
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Sedangkan menurut Suryabarata
hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji. Dari
beberapa pengertian tersebut maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam
penelitian ini, bahwa melalui penerapan metode demonstrasi akan dapat
meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran fiqih kelas IIA Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I, kec. Grabag, Kab. Magelang tahun pelajaran
2010/2011.
2. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa pada
mata pelajaran fiqih, penulis membandingkan:
a. Peningkatan nilai rata-rata dari pos tes siklus I, pos tes silkus II dan pos
tes siklus III, semakin baik nilai rata-rata tersebut berarti semakin
meningkat pemahaman siswa.
b. Peningkatan yang signifikan nilai pelajaran fiqih sebelum dilakukan
Tindakan Kelas dengan nilai fiqih sesudah dilakukan Tindakan Kelas
(siklus I, siklus II dan siklus III).
c. Peningkatan siswa yang mencapai nilai KKM.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
upaya peningkatan hasil belajar pelajaran fiqih materi shalat berjamaah dengan
metode demonstrasi, dan diharapkan juga dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat secara teoritis
Memberikan pengetahuan secara teoritik untuk memperkaya contoh
penerapan metode demonstrasi di kelas khususnya mata pelajaran fiqih di
madrasah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan dalam
merancang strategi dan metode pembelajaran yang bervariasi dengan
menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran.
b. Bagi siswa, mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar secara aktif
dan partisipatif dalam pembelajaran, sehingga prestasi belajar dapat
tercapai dengan maksimal.
c. Bagi guru, mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam upaya
perbaikan proses pembelajaran dengan memilih metode yang tepat dalam
suatu pembelajaran.
d. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai masukan dan tambahan informasi
sekaligus bahan acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar melalui
Penelitian Tindakan Kelas.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi dan kesamaan konsep dalam mengartikan
istilah maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan,
dsb (www.kamusbesar.com: 2011). Dari definisi tersebut menunjukkan
bahwa peningkatan merupakan hasil dari sebuah usaha, proses atau kegiatan
yang menghasilkan sesuatu lebih baik dari sebelumnya.
2. Prestasi merupakan suatu hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan
ataupun diciptakan baik itu oleh individu bisa juga secara kelompok
(Djamarah, 1994:19). Dengan demikian dapat diambil pemahaman bahwa
prestasi adalah segala sesuatu yang ada yang diperoleh dengan cara atau
proses mengatasi, mengerjakan, atau melatih dengan baik yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok.
3. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya (Slameto, 1995:2). Jadi belajar bukan hanya berupa
kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran secara formal, tetapi belajar
juga merupakan masalah setiap orang. Kegiatan belajar dapat terjadi
dimana-mana baik di lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga
pendidikan formal di sekolah.
4. Secara bahasa fiqih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu
hal. Sedangkan secara istilah adalah suatu ilmu yang mendalami hukum
Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Qur'an dan Sunnah. Fiqih
merupakan ilmu yang membahas hukum syar’iyah dan hubungannya
dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun
dalam muamalah ( id.wikipedia.org: 2011). Berarti fiqih adalah salah satu
bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan
hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan
pribadi dan bermasyarakat, dalam ibadah maupun dalam muamalah sesuai
dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
5. Metode demonstrasi sebagai metode mengajar adalah cara mengajar
dimana guru mempertunjukkan sesuatu, bisa berupa benda konkrit, tiruan
maupun suatu proses (Haryanto dkk., 2003:37). Dari definisi tersebut
dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru
memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh guru melalui refleksi yang bertujuan memperbaiki kinerja
untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Wardhani, Wihardit, 2008:14). Atau
penelitian yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Dalam penelitian tindakan ini guru sebagai peneliti sekaligus sebagai
penanggung jawab penuh. Tujuan utama dari tindakan ini adalah meningkatkan
hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian
mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi.
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat
tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto dkk, 2008:16). Sebelum masuk pada
siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi
permasalahan. Siklus dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat
pada gambar berikut:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS III
Pengamatan
?
Gambar 1: Alur Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan
Gambar
di
atas
menjelaskan
bahwa
rancangan/rencana
awal,
merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian.
Peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun prestasi belajar siswa serta mengamati hasil atau
dampak dari diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi. Refleksi,
peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan
yang
telah
dilakukan.
Rancangan/rencana
yang
direvisi,
berdasarkan hasil refleksi dari peneliti membuat rancangan yang direvisi
untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Adapun tempat, waktu dan subjek penelitian adalah:
a. Tempat penelitian; adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I.
b. Waktu Penelitian; adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester
genap tahun ajaran 2010/2011.
c. Subjek Penelitian; adalah siswa-siswi kelas IIA Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, tahun
pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 anak.
2. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya dilaksanakan
berdasarkan perkembangan dan hasil yang dicapai seperti pada faktor-faktor
penelitian yang diselidiki. Awal kegiatan merupakan refleksi terhadap
proses pembelajaran sebelumnya. Dari hasil refleksi tersebut kemudian
dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah, melakukan kajian teori, dan
mengkaji strategi pembelajaran yang relevan.
Berdasarkan hasil kegiatan tersebut ditentukan langkah yang paling
tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui metode
demonstrasi. Pembelajaran dengan mengunakan metode demonstrasi
menuntut kesiapan dan kreativitas guru, agar senantiasa melakukan
pengembangan materi. Disamping itu kesiapan siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam pembelajaran akan menentukan kualitas yang ideal. Jika
kualitas pembelajaran meningkat, dapat diasumsikan terjadi peningkatan
penguasaan materi pembelajaran yang akhirnya meningkatkan hasil belajar
siswa
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar
mengajar di kelas.
4) Menyusun alat evaluasi.
b. Tindakan
1) Mengadakan apersepsi untuk mengetahui tingkat kemampuan daya
serap siswa.
2) Mengadakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi untuk mengkonkritkan teori yang diajarkan.
3) Melakukan simulasi pelaksanaan, menyiapkan alat pendukung atau
sarana lain yang diperlukan.
c. Pengamatan
Guru menggambarkan obyek yang akan diamati dengan cara:
1) Mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana
yang telah
diterapkan.
2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang
berlangsung dan untuk menghasilkan perubahan yang diharapkan.
a. Refleksi
Tahap ini merupakan bagian terpenting sebagai perenungan
mengenai keberhasilan dan atau kegagalan yang ada, baik mengenai
prosedur, alat, pelaku, sumber informasi dan analisisnya. Dan untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan atau tidak dan hasil refleksi ini dipergunakan sebagai bahan
untuk merancang tindakan selanjutnya.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk
memperoleh, mengelola dan menginteprasikan informasi dari para
responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Dalam
penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a. Silabus; yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP); merupakan perangkat
pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar
dan disusun untuk tiap putaran.
c. Lembar observasi kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari dua bagian,
yaitu:
1) Lembar observasi aktivitas siswa, untuk mengamati aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2) Instrumen observasi kegiatan guru, sebagai instrumen kegiatan guru
selama proses pembelajaran.
d. Tes formatif yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tes ini diberikan pada setiap akhir putaran.
4. Pengumpulan Data
Data adalah segala keterangan mengenai variabel yang diteliti. Datadata yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru.
Sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
menggunakan tes. Karena ini merupakan pengajaran tata cara melakukan
sesuatu, maka yang digunakan adalah tes formatif berupa praktek yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus.
5. Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang
bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai
siswa. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan
belajar sebagai perwujudan dari adanya peningkatan prestasi belajar siswa
setelah proses pembelajaran setiap siklusnya, maka dilakukan evaluasi
dengan tes formatif pada setiap akhir putaran.
Berdasarkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) di MI Maarif
Grabag I, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang untuk mata pelajaran
fiqih kelas II adalah 60. Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi
belajar
bisa dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa. Yaitu dengan
penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga akan peroleh rata-rata tes:
x
x
n
Keterangan : x  nilai rata-rata
x  jumlah semua nilai siswa
n  jumlah siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum membahas pengertian prestasi belajar,
ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan
terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna
kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami
lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini
akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para
ahli.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (Poerwadarminta,
2006:910). Menurut Zainal Arifin (1990: 2-3) bahwa “kata prestasi berasal
dari Belanda, yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang berarti hasil usaha”.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah,
1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah
(1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil
pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja.
Berdasar pengertian yang dikemukakan di atas, jelas terlihat
perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama
yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang
kegiatan tertentu. Dalam tulisan ini prestasi hanya dibatasi dalam bidang
pendidikan khususnya pengajaran. Secara mikro dan makro dilihat dalam
arti luas atau terbatas/khusus.
Belajar memang merupakan masalah setiap orang maka dalam hal
ini terdapat bermacam-macam pendekatan.
pendekatan
yang
berbeda-beda
sehingga
Para ahli yang mempunyai
teori
mengenai
belajar
memunculkan berbagai macam pendapat pula (Suryabrata, 2004:228).
Menurut
Slameto (1995 : 2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan relatif permanen
dalam tingkahlaku atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman
dan tidak berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam
penyakit, kelelahan atau obat-obatan (Sriyanti dkk, 2009:18). Belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya (Usman, 2007:5).
Kemudian menurut Hilgard dalam Usman dan Setiawati, (1993:5) bahwa
belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu
kegiatan karena mereaksi suatu keadaan. Perubahan itu tidak disebabkan
oleh proses pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang
sementara.
Selain itu para ahli yang lain juga menyusun definisi mengenai
belajar hanya saja susunan kalimatnya yang berbeda-beda. Namun, para ahli
berpendapat sama bahwa dalam belajar, ada proses perubahan ke arah lebih
baik (Mulyati, 2005:5). Melihat definisi-definisi dari di atas, dapat
dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian
bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman (Purwanto, 1987:87). Oleh karena itu untuk dapat
disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, dan tingkah laku
yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik fisik maupun psikis. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk
menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cita, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Sardiman, 2003:21). Bertolak dari berbagai pengertian
tersebut secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap dan melekat pada
kepribadian dan kecakapan, kebiasaan, sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif (Syah,
1995:91). Secara sederhana dari beberapa pengertian belajar sebagaimana
yang dikemukakan di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat
dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
individu. Lebih lanjut, perubahan tersebut relatif permanen, dalam arti tidak
mudah hilang, dan terjadi bukan semata-mata karena kematangan atau
pertumbuhan.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa
prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan
diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
2. Fungsi Prestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai siswa
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik (Arifin,1990: 3-4).
3. Indikator Prestasi Belajar
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut :
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/intruksional khusus
(TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok
(Djamarah, Zain, 2006:105)
4. Penilaian Prestasi Belajar
Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat prestasi belajar tersebut
dapat di lakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat di golongan ke dalam jenis penilaian
sebagai berikut :
a. Tes Formatif; penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap satuan
bahasan tertentu dan bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap satuan bahasan tersebut.
b. Tes Subsumatif; penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau
satuan bahasan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu.
c. Tes Sumatif; penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester
(Djamarah, Zain, 2006:106).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, baik
itu yang berasal dari dirinya (internal) maupun yang berasal dari luar dirinya
(eksternal).
a. Faktor-faktor yang yang berasal dari dalam, yaitu:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh.
2) Faktor psiklogis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
terdiri atas:
a) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial.
b) Faktor nonitelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
b. Faktor-faktor yang berasal dari luar, yaitu:
1) Faktor sosial yang terdiri atas:
a) Lingkungan keluarga.
b) Lingkungan sekolah.
c) Lingkungan masyarakat.
d) Lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilimu pengetahuan, teknologi, dan
kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan (Usman, Setiawati,
1993:9-10).
B. Metode Demonstrasi
1. Pengertian
Pengertian metode menurut Djamarah (2005:19) dalam bukunya
“Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif”,adalah “Suatu yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dari definisi
tesebut dapat diambil pemahaman bahwa metode secara umum adalah cara
yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan
mata pelajaran.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik (Darajat, 1981:236).
Dengan
menggunakan
metode
demonstrasi,
guru
atau
siswa
memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses,
misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.
Metode demonstrasi sebagai metode mengajar adalah suatu cara
menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan
sesuatu proses dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran
(Karo-karo:1977:40). Menurut Soetopo (2005: 158) metode demonstrasi
adalah cara guru mengajar dengan cara menunjukkan suatu proses kerja
tertentu untuk menghasilkan atau membuktikan sesuatu.
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan
penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses
tertentu (Usman, Setiawati: 129). Dengan metode demonstrasi siswa akan
dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana proses serta
bagaimana hasilnya. Dalam demonstrasi guru atau siswa melakukan suatu
proses yang disertai penjelasan lisan. Metode demonstrasi adalah metode
mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa.
Berdasarkan uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa
metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung
suatu hal yang kemudian diikuti oleh siswa sehingga ilmu atau keterampilan
yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam
ingatan masing-masing
siswa.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama banyak dipergunakan metode
demonstrasi
dan
eksperimen,
terutama
dalam
menerangkan
atau
menjelaskan tentang cara mengerjakan suatu ibadah (Zuhairini dkk, 1981:
96). Hal tersebut sebagaimana tergambar dalam hadits Nabi Saw:
‫صلوا كما رايتمونى اصلى‬
Artinya: “Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihatku
melakukan shalat” (HR. Bukhari: 1407:111)
Semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan semenjak awal
sejarah kehidupan manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam
pendidikan sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik
yang agung, banyak menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian
sebagai seorang muslim, maupun praktek ibadah seperti mengajarkan cara
sholat, wudhu dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktekkan atau
ditunjukkan oleh Nabi, lalu kemudian para umat mengikutinya.
2. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran
Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada
beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang
terdiri dari perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh
siswa dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan langkah-langkah yang akan didemonstrasikan sehingga
dapat dikuasai sepenuhnya.
b. Melakukan sendiri langkah tersebut sebelum didemonstrasikan di muka
kelas.
c. Mencatat kerangka garis besar yang akan didemonstrasikan sehingga
siswa lebih mudah mengikuti jalannya peragaan.
d. Diusahakan dalam pelaksanaan demonstrasi semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik (Usman, Setiawati, 1993:129).
e. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
f. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif
untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
g. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal.
h. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
i. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
- Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
- Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa
dapat
melihat dengan jelas.
- Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
j. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu
diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba
melakukan demonstrasi (J.J Hasibuan, Mujiono, 1993:31).
Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan
uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan
efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan
mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek
secara
lebih
dini
dan
dapat
peluang
untuk
memperbaiki
dan
menyempurnakannya.
Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat
guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara
melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh
untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan
guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik
emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung
itu memperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya
ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui sejauhmana
hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan
evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah
didemonstrasikan atau dipraktekkan guru.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar
memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis-pedagogis yang dapat
diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
a. Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan.
b. Peranserta siswa dapat meningkat.
c. Siswa dapat memperagakan teori yang telah diajarkan.
d. Hal-hal yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung pada saat
demonstrasi (Haryanto dkk, 2003:38).
e. Memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas daripada hanya
penjelasan lisan.
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan secara
cermat.
g. Menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini setelah siswa
melihat peragaan, kemudian siswa sendiri mencoba melakukannya.
h. Kadar CBSA-nya cukup tinggi karena setiap siswa dapat terlibat secara
langsung (Usman, Setiawati, 1993:129).
Namun demikian ada pula kekurangan dan kelemahan dalam metode
demonstrasi ini , diantaranya:
a. Menuntut ketrampilan guru yang berdemonstrasi.
b. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.
c. Tidak cukupnya alat membuat siswa bergiliran, sehingga memerlukan
waktu yang lama (Soetopo, 2005:158).
d. Menjadi tidak efektif apabila tidak semua siswa dapat ikut serta.
e. Jika tidak dilanjutkan dengan eksperimen, mudah untuk dilupakan
(Haryanto dkk, 2003:38).
Pada hakikatnya semua metode tergantung kepada penempatan dan
penggunaannya terhadap materi yang sedang dibahas, tidak ada yang paling
baik dan paling efektif, oleh karena itu yang paling penting adalah guru
harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut.
C. Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian mata pelajaran yang
diarahkan untuk menyiapkan siswa mengenal, memahami, menghayati dan
mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman dan pembiasaan. Dalam penyampaian materi ini peneliti berusaha
dengan semaksimal mungkin agar apa yang disampaikan mudah dipahami oleh
siswa. Dalam proses pengajaran senantiasa memilih metode-metode yang
dinilai paling baik, tepat sasaran, sesuai dengan porsi pemahaman siswa,
mudah dipahami dan dicerna akal serta mudah diingat (Ghuddah, 2005 : 57).
1. Standar Isi Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah.
Mata pelajaran fiqih di Madarasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta fiqih
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam..
Penyusunan
Standar
Kompetensi
Lulusan
(SKL),
Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah ini dilakukan dengan cara mempertimbangkan dan mereview peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek
fiqih untuk SD/ MI, serta memperhatikan Surat Edaran Dirjen Pendidikan
Islam Nomor: DJ.II.I/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006 Tentang
Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa Madrasah dapat meningkatkan
kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum dengan standar yang
lebih tinggi.
Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 di jelaskan bahwa Standar
Kompetensi Lulusan mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah ialah
siswa mampu mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan
dengan rukun Islam, mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan
thaharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta
ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban dan cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Fiqih pada Madrasah Ibtidaiyah.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum Sekolah
Dasar, hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah terdapat porsi lebih banyak
mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran
sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah pelajaran-pelajaran seperti:
Alquran Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan dan Islam
Bahasa Arab.
Dalam
struktur
kurikulum
Madrasah
Ibtidaiyah
kegiatan
pembelajaran mata pelajaran fiqih pada kelas I sampai III dilaksanakan
melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV sampai VI kegiatan
pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Alokasi
waktu dalam mata pelajaran fiqih Madrasah Ibtidaiyah adalah 2 jam
pembelajaran, dengan alokasi waktu 35 menit setiap kegiatan pembelajaran
(Permenag RI No. 2, 2008:11).
3. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah.
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih ibadah. Terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara- cara pelaksanaan
rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari- hari, serta fiqih
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram,
khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran fiqih memiliki konstribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dan Allah,
dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya.
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
1) Mengetahui dan memahami cara- cara pelaksanaan hukum Islam baik
yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dan baik, sebagai perwujudan dan ketaatan dalam menjalankan ajaran
agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya.
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah.
Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Fiqih Ibadah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah,
shalat, puasa, zakat, ibadah haji.
b. Fiqih Muamalah; yang menyangkut pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam (Permenag RI No. 2, 2008:1).
5. Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
Kelas II.
Tabel di bawah ini menunjukkan standar kompetensi dasar mata
pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Kelas II.
Tabel 1
Kompetensi Fiqh kelas II semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.Mempraktekkan shalat fardhu
1. Menyebutkan ketentuan shalat fardhu.
2. Mempraktekkan keserasian gerakan dan
bacaan shalat fardhu.
2. Mengenal adzan dan iqamah
1. Menyebutkan
iqamah.
ketentuan
adzan
dan
2. Melafalkan adzan dan iqamah.
3. Mempraktekkan adzan dan iqamah.
Tabel 2
Kompetensi Fiqh kelas II semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengenal tata cara shalat 1.Menjelaskan ketentuan tata cara shalat
berjamaah.
berjamaah.
2. Menirukan shalat berjamaah.
2. Melakukan dizikir dan doa.
1. Melafalkan dzikir setelah shalat fardhu.
2. Melafalkan doa setelah shalat fardhu.
D. Materi Shalat Berjamaah
1. Pengertian
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara bersama-sama
dan dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam
(pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum. Shalat yang dapat
dilakukan secara berjamaah antara lain shalat fardlu dan shalat tarawih.
Sedangkan shalat yang harus dilakukan secara berjamaah antara lain adalah
shalat jumat, shalat hari raya (Id) dan shalat istisqa’.
2. Tata Cara Shalat Berjamaah
Sebelum memulai shalat dengan makmumnya, seorang imam setelah
muadzin selesai mengumandangkan azan dan qamat, maka imam berdiri
paling depan dan menghadap makmum untuk mengatur shaf terlebih
dahulu. Jika sudah lurus, rapat dan rapi imam menghadap kiblat untuk mulai
ibadah shalat berjamaah dengan khusuk. Pada shalat berjamaah seseorang
yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai imam shalat, dan
yang lain akan berlaku sebagai makmum.
Bacaan dua rakaat awal untuk shalat zuhur dan ashar pada surat Al
fatihah dan bacaan surat pengiringnya dibaca secara sirran atau lirih yang
hanya bisa didengar sendiri, orang lain tidak jelas mendengarnya.
Sedangkan pada shalat maghrib, isya dan subuh dibaca secara jahran atau
nyaring yang dapat didengar makmum. Untuk shalat sunah jumat, Idul Fitri,
Idul Adha, gerhana, istisqa’, tarawih dan witir dibaca nyaring, sedangkan
untuk shalat malam dibaca sedang, tidak nyaring dan tidak lirih.
3. Syarat Untuk Menjadi Imam dan Makmum Shalat Berjamaah
Syarat untuk menjadi imam adalah:
a. Lebih banyak mengerti dan paham masalah ibadah shalat.
b. Lebih banyak hapal surat-surat Alquran.
c. Lebih fasih dan baik dalam membaca bacaan-bacaan shalat.
d. Lebih senior / tua daripada jamaah lainnya.
e. Tidak mengikuti gerakan shalat orang lain.
f. Laki-laki, tetapi jika semua makmum adalah wanita, maka imam boleh
perempuan.
Sedangkan syarat sah menjadi makmum adalah:
a. Niat untuk mengikuti imam dan mengikuti gerakan imam.
b. Berada satu tempat dengan imam.
c. Laki-laki dewasa tidak sah jika menjadi makmum imam perempuan.
d. Jika imam batal, maka seorang makmum maju ke depan menggantikan
imam.
e. Jika imam lupa jumlah rakaat atau salah gerakan shalat, makmum
mengingatkan dengan membaca subhanallah dengan suara yang dapat
didengar imam, untuk makmum perempuan dengan cara bertepuk tangan.
f. Makmum dapat melihat atau mendengar imam.
g. Makmum berada di belakang imam.
h. Mengerjakan ibadah shalat yang sama dengan imam.
i. Jika datang terlambat, maka makmum akan menjadi masbuk yang boleh
mengikuti imam sama seperti makmum lainnya, namun setelah imam
salam masbuk menambah jumlah rakaat yang tertinggal. Jika berhasil
mulai dengan mendapatkan ruku' bersama imam walaupun sebentar maka
masbuk mendapatkan satu rakaat. Jika masbuk adalah makmum pertama,
maka masbuk menepuk pundak imam untuk mengajak shalat berjamaah.
5. Posisi Imam dan Makmum Shalat Jamaah
a. Jika terdiri dari dua pria atau dua wanita saja, maka yang satu menjadi
imam dan yang satu menjadi makmum berada di sebelah kanan imam
agak ke belakang sedikit.
b. Jika makmum terdiri dari dua orang atau lebih maka posisi makmum
adalah membuat barisan sendiri di belakang imam. Jika makmum yang
kedua adalah masbuk, maka masbuk menepuk pundak mamum pertama
untuk melangkah mundur membuat barisan tanpa membatalkan shalat
c. Jika terdiri dari makmum pria dan makmum wanita, maka makmum lakilaki berada dibelakang imam, dan wanita dibalakang makmum lakilaki.
d. Jika ada anak-anak maka anak lelaki berada di belakang makmum lakilaki dewasa dan disusul dengan makmum anak-anak perempuan dan
kemudian yang terakhir adalah makmum perempuan dewasa.
e. Makmum banci atau transeksual tetap tidak diakui dan kalau ingin shalat
berjamaah mengikuti jenis kelamin awal beserta perangkat shalat yang
dikenakan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Grabag I
1. Profil, Visi, Misi dan Tujuan Madrasah:
a. Profil
Nama
: Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag 1
NSM
: 111233080258
Status
: Terakreditasi B
SK. No.Kw. 114/PP/03.2/623.8.191/2005
Alamat
: Jalan Candi Umbul Grabag
Telepon
: (0293) 3148107
Nama yayasan
: Yayasan Ma’arif
Nomor SK
: 24/5/88/IV/93
Tahun berdiri
: 1976
Status tanah
: Hak milik dan sertifikat sendiri
b. Visi
Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I sebagai lembaga
pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan
peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna lulusan
Madrasah dan masyarakat dalam melakukan visinya Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif Grabag I juga diharapkan merespon perkembangan dan
tantangan masa depan ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan
globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I
ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :
“Terwujudnya Madrasah Yang Melahirkan Generasi Qur’ani,
Kreatif, Inovatif, Terampil dan Mandiri”.
Indikator visi :
1) Terwujudnya siswa yang mampu membaca Al Quran dengan baik dan
benar (tartil).
2) Terwujudnya siswa yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun
sunnah.
3) Terwujudnya siswa yang santun dalam bertutur kata dan berperilaku.
4) Terwujudnya siswa yang unggul dalam prestasi akademik maupun
non akademik sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi dan atu hidup mandiri.
c. Misi
1) Menciptakan
lingkungan
belajar
yang
kreatif,
menantang,
menyenangkan dan terintegrasi dalam rangka mewujudkan visi.
2) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik dan ragam kecerdasan
agar berprestasi maksimal secara intelektual, emosional maupun
spiritual.
3) Meningkatkan
wawasan
pengetahuan
Islam
yang
luas
dan
mengamalkannya, mewujudkan sistem dan iklim pendidikan yang
berkualitas, meningkatkat kualitas SDM dan mewujudkan kurikulum
pendidikan yang mengintegrasikan pendidikan agama Islam
d. Tujuan pendidikan Madrasah
Secara umum tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Grabag adalah memberikan bekal kemampuan dasar “baca, tulis dan
menghitung yang merupakan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
bermanfaat bagi siswa. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang
agama Islam dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan
anak untuk mengikuti jenjang yang lebih tinggi dengan pendektan
integral learning serta KBM diselenggarakan dengan model full day
school.
2. Keadaan Siswa, Guru dan Komite Madrasah
a. Keadaan siswa tahun pelajaran 2010/2011
Pada tahun 2010/2011 Madrasah Ibtidaiyah Maarif Grabag I
memiliki siswa sebanyak 235 orang, gambaran selanjutnya mengenai
jumlah siswa dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3
Data jumlah siswa tahun pelajaran 2010/2011
Kelas
L
P
Jumlah
1a
9
13
22
1b
15
13
21
2a
9
13
22
2b
10
14
24
3a
11
10
21
3b
11
10
21
4
19
17
36
5
19
10
29
6
10
15
25
121
116
235
Jumlah
Siswa
Sedangkan data siswa kelas IIA yang akan diteliti adalah:
Tabel 4
Data Siswa Kelas II
No
Nama
L/P
1
Luhur Dian Wajarsari
P
2
M. Maul Mahya F
L
3
Audi Nswa Yusfiya
P
4
Sitatun Nurul Latifah
P
5
A. Fatih Hibatillah
L
6
M. Zaenal Arifin
L
7
Erna Yulia Sari
P
8
Himati Sahidah
P
9
R. Fatni Ahdaf Murtaqi
L
10
Nafa’ani Ilma
P
11
Salva Salsabiela
P
12
Ja’far Abdurrachim
L
13
M. Khoirul Umam
L
14
Sintya Farah Sely
P
15
Adhi Septiawan
L
16
M. Nurul Ula
L
17
M. Alif Nuramirallah
L
18
Shafrina Adha S
P
19
Dhea Nur Sabrina
P
20
Muthoharul Janani
P
21
Inayati Fikriya
P
22
Nadia Masruroh
P
b. Keadaan Guru
Keberadaan tenaga guru dalam suatu lembaga pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting karena seorang pendidik atau
guru adalah panutan bagi para ninja. Data
guru menurut lulusan,
jabatan/bidang tugas di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I yang ada
pada tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Data Guru
No
Nama
Pendidikan
Jabatan / bidang tugas
1
Subandi, S.PdI
STAIN/Tarbiyah
Kepala Madrasah
2
Asfiyatun, S.Ag
STAIN/Tarbiyah
Guru/Wali kelas Vi
3
Nurul Hikmah, S.Ag
STAIN/Tarbiyah
Guru Mapel
4
Anni Baroroh, S.Ag
UNSIQ/Tarbiyah
GuruLWali kelas III A
5
Farida Himawati, S.PdI
STAIN/Tarbiyah
Guru/Wali kelas 1A
6
Fatkhul Mujib, S.PdI
STAIN/Tarbiyah
Guru/Wali kelas III B
7
Puji Hartono, S.PdI
STAINU/Tarbiyah
Guru/Wali kelas V
8
M. Wildan, S.Ag
IAIN/Syariah
Guru/Wali kelas IV
9
Darul Hikmah, A.Ma
UNSIQ/Tarbiyah
Guru/Wali kelas II B
10
Uswatun H, A.Ma
STAIN/Tarbiyah
Guru/Wali kelas I B
11
Mudjiburrahman
MAN
Guru Khat/Kaligrafi
12
Marsudi, A.Ma
UT
Guru Mapel
13
Prastiwi BR, S
IAIN/Adab
Guru Mapel
14
Iswanto, S.PdI
STAIN/Tarbiyah
Guru/Wali kelas II A
c. Susunan Komite
Berikut ini susunan komite Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I
pada saat penelitian dilakukan:
Tabel 6
Susunan Komite
No
Nama
Jabatan
1
Puswito, BA
Pelindung I
2
Mursidi
Pelindung II
3
KH. Zainal Mustofa, Lc
Penasihat I
4
KH. Abdurrahman
Penasehat II
5
KH. M.Sholikin, Lc
Penasehat III
6
Rohmat Hadi Saputro, M.Hum
Ketua I
7
Aslahudin, S.Sos
Ketua II
8
H. Mursidi Amin
Bendahara I
9
Drs. Asrori
Bendahara II
10
Ahmad Saifudin, SThl
Sekretaris I
11
Puji Hartono
Sekretaris II
12
Marsudi, A.Ma
Bid. Pendidikan
13
H. Sutrisno
Bid. Pendidikan
14
Drs. Muslih
Bid. Pendidikan
15
Mahfud, S.Ag
Bid. Pendidikan
16
Agus Marzuki, S.Ag
Bid. Pendidikan
17
H. Masturi
Bid. Humas
18
Wahdatudin, S.Ag
Bid. Humas
19
H. Ihsanudin
Bid. Humas
20
H. Islahudin
Bid. Pembangunan
21
Tolchah Mansur
Bid. Pembangunan
22
Drs. Fauzan
Bid. Pembangunan
23
Rohmat Efendi
Bid. Pembangunan
24
Nasrodin
Bid. Pembangunan
25
H. Dumaeri
Bid. Keamanan
26
Sarmadi
Bid. Keamanan
27
Hasan
Bid. Keamanan
28
Taufiq Arifudin
Bid. Keamanan
3. Keadaan Sarana, Prasarana dan Program Unggulan
a. Keadaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah factor penunjang
keberhasilan proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan formal
termasuk media pendidikan sebagai alat bantu dalam
proses
pembelajaran. Berikut ini sarana dan prasarana yang tersedia Madrasah
Ibtidaiyah Ma’arif Grabag I:
Table 7
Data Sarana dan Prasarana
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Gedung Sekolah (sertifikat milik sendiri)
1lokal 2 Lantai
2
Ruang kelas
9 Ruang
3
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
4
Ruang Guru
1 Ruang
5
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
6
UKS
1 Ruang
7
Kamar mandi siswa Kamar mandi guru
6 Ruang
8
Aula
1 Ruang
9
Lab. Komputer
1 Ruang
10
Tiang Bendera
1Buah
11
Sarana Olahraga
1 Set
4. Pelaksanaan Pengajaran Bidang Studi Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Grabag I
Pelaksanaan pengajaran bidang studi fiqih kelas II
MI Ma’arif
Grabag I dapat di bagi menjadi 2, yaitu:
a. Waktu dan Pelaksanaan
Bidang studi fiqih kelas II di MI Ma’arif
Grabag I di
ajarkan/diberikan sebanyak 2 jam pelajaran dalam setiap minggu. Untuk
1 jam pelajaran selama 35 menit, berarti untuk 2 jam pelajaran selama 70
menit.
b. Alat-alat Pengajaran
Alat-alat pengajaran merupakan salah satu faktor yang tidak kalah
pentingnya di dalam proses belajar dan mengajar, karena alat-alat itu
turut menunjang dan membantutercapainya tujuan pendidikan. Oleh
karena itu alat-alat termasuk salah satu komponen daripada komponenkomponen pendidikan.
Sebenarnya alat-alat pengajaran itu cakupannya sangat luas, tidak
hanya terbatas pada buku pelajaran, alat peraga, spidol, penggaris dan
sebagainya. Akan tetapi semua sarana dan alat yang mendukung dan
menunjang lancarnya proses belajar mengajar di kategorikan kepada alat.
Namun demikian buku paket bidang studi fiqih merupakan salah satu
dari pada alat-alat pengajaran yang utama.
B. Pelaksanaan penelitian
1. Pra siklus
Pelaksanaan awal sebelum diadakannya Penelitian Tindakan Kelas
ini adalah peneliti mengambil data nilai harian mata pelajaran fiqih. Dengan
cara mengadakan pre-test dan pos-test terlebih dahulu untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Grabag I. Patokan awal yang digunakan adalah nilai KKM sebesar 6,0.
2. Siklus 1
Proses pembelajaran dilaksanakan secara bertahap yang diawali
dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Untuk mengetahui
tingkat keberhasilan hasil tes, peneliti menganalisa data, untuk menentukan
apakah perbaikan pembelajaran ini berhasil atau tidak.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I ini peneliti melakukan persiapan
pembelajaran dengan menyusun RPP terlebih dahulu sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan. Rencana pembelajaran ini digunakan
sebagai program kerja atau pedoman penelitian dalam melaksanakan
proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pembelajaran.
Selain itu peneliti juga menyiapkan alat evaluasi (instrumen)
penelitian berupa pedoman observasi, pedoman penilaian, praktek dan
lain-lain.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan pada pada hari sabtu, tanggal 21
April 2011, pelajaran ke 1-2, selama 70 menit. Tindakan ini disesuaikan
dengan rencana pembelajaran
yang telah
disusun. Pelaksanaan
pembelajaran dalam siklus I meliputi apersepsi, proses pembelajaran dan
evaluasi.
Dalam tahap apersepsi ini peneliti memberikan apersepsi kepada
siswa mengenai bacaan dalam shalat, gerakan dalam shalat dan cara
shalat berjamaah. Pada kegiatan inti yang merupakan kegiatan pokok
tentang pembelajaran materi, pada tahap ini guru mengelompokkan
siswa. Kemudian guru bersama salah satu kelompok mendemonstrasikan
shalat berjamaah sedangkan kelompok yang lain diminta untuk
memperhatikan. Setelah itu guru meminta kepada kelompok yang lain
untuk juga mempraktekkan shalat berjamaah tanpa disertai oleh guru.
c. Pengamatan
Selama penelitian berlangsung peneliti melakukan pengamatan
terhadap siswa yaitu dengan lembar observasi siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai adalah hasil praktek
shalat berjamaah, bacaan shalat serta perilaku siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui aktifitas guru selama kegiatan
pembelajaran, peneliti meminta bantuan mitra kerja yakni Puji Hartono
S.PdI selaku guru yang mengampu mata pelajaran fiqih kelas II untuk
mengisi lembar pengamatan mengenai aktifitas guru dalam proses
pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis dari hasil tes, hasil praktek dan
hasil observasi. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Refleksi dari hasil proses pembelajaran siklus I adalah:
1) Kelebihan
a) Minat dan keaktifan siswa meningkat
b) Keterampilan praktik dalam shalat berjamaah siswa mengalami
peningkatan.
2) Kelemahan
a) Beberapa siswa yang berdayaserap rendah kurang maksimal
memanfaatkan kesempatan dalam mempraktekkan secara bersamasama.
b) Sebagian siswa masih kurang percaya diri untuk menanyakan hal
yang belum jelas.
3) Saran
a) Untuk mengatasi kelemahan tersebut diberikan motivasi supaya
masing-masing dapat mempraktekkan secara bersama..
b) Perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
3. Siklus II
Sebagaimana langkah-langkah pada siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran juga dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan
apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan hasil tes, peneliti menganalisa data, untuk menentukan apakah
perbaikan pembelajaran ini berhasil atau tidak.
a. Perencanaan
Perencanaan
yang
dilakukan
adalah
memperbaiki
dan
menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I,
dalam tahap ini adalah:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi
tentang demontrasi cara melakukan shalat berjamaah dengan
tambahan kasus makmum masbuk dalam mengikuti jamaah.
2) Menyiapkan bahan pembelajaran berupa buku dan gambar gerakan
tentang tata cara melakukan shalat berjamaah beserta cara makmum
masbuk dalam mengikuti jamaah.
3) Menyiapkan lembar observasi berupa lembar pengamatan.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 25 Mei 2011 jam
pelajaran ke 3-4, selama 70 menit, dengan materi tata cara shalat
berjamaah. Adapun jalannya proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan dan apersepsi
Kegiatan ini dibuka dengan memberi salam dan membaca
basmalah,
lalu
dilanjutkan
dengan
apersepsi
tentang
materi
pembelajaran peserta didik pada siklus I, kemudian diberikan
penjelasan dan pemberian motivasi.
2) Kegiatan inti yang berupa proses belajar mengajar meliputi:
a) Memberikan contoh secara demonstrasi cara shalat berjamaah dan
cara makmum masbuk dalam mengikuti jamaah.
b) Mengulangi demonstrasi beberapa kali hingga siswa menunjukkan
peningkatan pemahaman.
c) Membentuk kelompok dalam mencoba secara praktek shalat
berjamaah.
d) Memberi
kesempatan
untuk
melaksanakan
latihan
mendemonstrasikan secara kelompok.
3) Evaluasi
Setelah proses belajar-mengajar dilakukan maka setiap
kelompok diminta melakukan praktek shalat berjamaah melanjutkan
evaluasi siklus pertama dengan tambahan kasus makmum masbuk
dalam mengikuti jamaah.
c. Pengamatan
Pengamatan kegiatan dalam siklus II sama seperti pengamatan
siklus I yaitu observasi pelaksanaan proses pembelajaran, observasi
dilakukan terhadap peserta didik dalam demonstrasi shalat berjamaah dan
terhadap guru. Dalam tahap ini guru berusaha menciptakan suasana
interaktif lewat bimbingan guru terhadap peserta didik dalam kelas dan
peserta didik bersama-sama guru aktif untuk mencapai kompetensi
pembelajaran.
d. Refleksi
Pelaksanaan penelitian silkus II sesuai dengan perencanaan. Hasil
proses pembelajaran lebih baik dari pada siklus I. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada siklus berikutnya adalah:
1) Bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan.
2) Sebagian siswa
yang sudah dites dan telah mencapai kompetensi
cenderung ramai sehingga perlu diberikan tugas tambahan, seperti
latihan shalat berjamaah seperti yang telah diajarkan.
4. Siklus III
1. Perencanaan
Perencanaan
yang
dilakukan
adalah
memperbaiki
dan
menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan siklus II, dalam
tahap ini adalah:
a. Menyusun Rencanaa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi
tentang demonstrasi shalat berjamaah dengan penjelasan tentang cara
makmum masbuk mengikuti jamaah.
b. Menyiapkan bahan pembelajaran berupa buku dan gambar shalat tentang
tata cara melakukan berjamaah beserta cara makmum masbuk dalam
mengikuti jamaah.
c. Menyiapakn lembar observasi berupa lembar pengamatan.
2. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Mei 2011 jam
pelajaran ke 1-2, selama 70 menit, dengan materi tata cara shalat berjamaah.
Adapun jalannya proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pendahuluan dan apersepsi
1) Memberi salam dan membaca basmalah serta membaca doa.
2) Mengadakan
apersepsi
tentang
materi
pembelajaran
sebagaimana pada siklus II.
3) Menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan motivasi.
b. Kegiatan inti yang berupa proses belajar mengajar meliputi:
siswa
1. Memberikan contoh secara demonstrasi cara shalat berjamaah dan
cara makmum masbuk dalam mengikuti jamaah.
2. Mengulangi contoh melakukan demonstrasi beberapa kali agar siswa
menjadi lebih paham.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan shalat
berjamaah secara kelompok agar benar-benar paham.
c. Evaluasi
Setelah
selesai
proses
belajar-mengajar
dilakukan
praktek
melanjutkan evaluasi siklus II. Dengan cara setiap kelompok maju ke
depan
melakukan shalat berjamaah sedangkan dalam bacaan shalat
dilakukan secara individu.
3. Pengamatan
Dalam siklus III kegiatan yang dilakukan sama seperti pengamatan
pada siklus II yaitu observasi pelaksanaan proses pembelajaran, observasi
dilakukan terhadap peserta didik.
4. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan dengan penerapan belajar aktif. Dari data yang terkumpul
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Guru telah melaksanakan semua proses pembelajaran dengan baik.
b. Hasil belajar pada siklus III ke 22 siswa telah mampu mencapai nilai
batas ketuntasan.
c. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa siswa aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
d. Tugas tambahan mampu meningkatkan minat belajar siswa.
e. Kekurangan dalam siklus-siklus sebelumnya telah mengalami perbaikan.
E. Lembar Pengamatan dan Kriteria Penilaian
Berikut ini adalah tabel observasi yang digunakan untuk menilai
keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
Tabel 8
Pedoman Observasi Pelaksanaan Demonstrasi
Aspek Pengamatan
No
Keterangan
Nama
1
Jumlah
Prosentase Ketuntasan
Keterangan :
A. Aspek yang dinilai:
1 = Aktivitas
2 = Minat
3 = Keberanian
4 = Kepahaman
2
3
4
B. Kolom yang diberi tanda chek list telah memenuhi aspek penilaian
Adapun kriteria penilaian standar KKM meliputi tiga komponen yaitu
sebagai berikut:
Adab
: 0 - 20
Bacaan
: 0 - 40
Gerakan
: 0 - 40
Jumlah
: 100
KKM
: 60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra siklus
Pada tahap awal Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti mengadakan
pengamatan awal terhadap aktifitas siswa dan refleksi peneliti pada proses
pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian pre tes
untuk
mengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran fiqih dengan materi shalat
berjamaah sebelum pelaksanaan tindakan kelas.
Kemudian peneliti mengambil nilai mata pelajaran fiqih sebelum
dilakukan tindakan kelas yaitu nilai ulangan harian siswa. Nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran fiqih di kelas II MI Ma’arif
Grabag I kec. Grabag, kab Magelang adalah 60 sebagai ukuran ketuntasan
individual. Dengan demikian suatu pokok bahasan dianggap tuntas secara
individual, jika siswa tersebut memperoleh nilai ≥ 60. Sedangkan untuk kelas
peneliti menetapkan ketuntasan 100% agar hasilnya lebih maksimal.
Karena metode yang digunakan adalah metode demonstrasi, maka
selain ketuntasan belajar, peneliti juga mengamati aktifitas siswa pada setiap
siklus yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan dan
partisipasi siswa dalam melakukan demonstrasi.
Adapun hasil pengamatan dan penilaian awal dari ketuntasan belajar
adalah sebagai berikut:
Tabel 9
Nilai Pra Siklus
Keterangan
No
Nama
L/P
Nilai
KKM
T
1
Luhur Dian Wajarsari
P
80
60
√
2
M. Maul Mahya F
L
58
60
3
Audi Nswa Yusfiya
P
90
60
√
4
Sitatun Nurul Latifah
P
89
60
√
5
A. Fatih Hibatillah
L
88
60
√
6
M. Zaenal Arifin
L
56
60
7
Erna Yulia Sari
P
70
60
√
8
Himati Sahidah
P
68
60
√
9
R. Fatni Ahdaf Murtaqi
L
55
60
10
Nafa’ani Ilma
P
70
60
11
Salva Salsabiela
P
57
60
12
Ja’far Abdurrachim
L
78
60
√
13
M. Khoirul Umam
L
58
60
√
14
Sintya Farah Sely
P
60
60
√
15
Adhi Septiawan
L
55
60
16
M. Nurul Ula
L
65
60
√
17
M. Alif Nuramirallah
L
75
60
√
18
Shafrina Adha S
P
80
60
√
19
Dhea Nur Sabrina
P
55
60
√
20
Muthoharul Janani
P
58
60
√
21
Inayati Fikriya
P
75
60
B
√
√
√
√
√
√
√
√
22
Nadia Masruroh
P
50
Jumlah
1484
Rata-rata
67,45
√
60
13
9
Keterangan :
T
: Tuntas
B
: Belum Tuntas
Pada nilai pra siklus tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata kelas adalah
sebesar 67.45. Siswa yang telah mencapai KKM atau dikategorikan sudah
tuntas adalah sebanyak 13 anak (66.17%). Hasil tersebut yang akan menjadi
patokan pada siklus selanjutnya.
B. Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan identifikasi masalah
dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat perencanaan
perbaikan siklus I. Peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tes formatif , alat-alat
pengajaran yang mendukung dan juga mempersiapkan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa.
2. Pelaksanaan
Proses
Pembelajaran
pembelajaran
mengacu
yang
dipersiapkan.
telah
pada
Rencana
Pelaksanaan
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Aspek yang
diamati meliputi aktivitas, minat, keberanian dan ketepatan (yang dilakukan
anak dengan ketentuan ibadah.
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bisa
diperhatikan pada lembar pengamatan di bawah ini:
Tabel 10
Pedoman Observasi Siklus I
Mata Pelajaran
: Fiqih
Materi
: Shalat berjamaah
Hari, Tanggal
: 21 Mei 2011
Kelas
: II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Petunjuk
: Berilah tanda chek list (√ ) pada lembar observasi berikut !
Aspek Pengamatan
No
Keterangan
Nama
1
2
3
4
1
Luhur Dian W
√
√
-
√
2
M. Maul Mahya F
√
-
√
-
3
Audi Nswa Yusfiya
√
√
-
√
4
Sitatun Nurul Latifah
-
√
√
√
5
A. Fatih Hibatillah
√
√
-
√
6
M. Zaenal Arifin
-
-
√
-
7
Erna Yulia Sari
√
-
√
-
8
Himati Sahidah
-
√
-
√
9
R. Fathi Ahdaf M
-
√
-
-
10
Nafa’ani Ilma
-
√
√
-
11
Salva Salsabiela
-
√
√
-
12
Ja’far Abdurrachim
√
√
-
-
13
M. Khoirul Umam
-
√
-
-
14
Sintya Farah Sely
√
-
√
-
15
Adhi Septiawan
-
√
-
-
16
M. Nurul Ula
-
√
-
√
17
M. Alif Nuramirallah
-
√
-
√
18
Shafrina Adha S
√
√
-
-
19
Dhea Nur Sabrina
-
√
-
-
20
Muthoharul Janani
-
√
-
-
21
Inayati Fikriya
√
√
-
-
22
Nadia Masruroh
-
-
√
-
Jumlah
9
17
7
7
Prosentase Ketuntasan
41%
77%
32%
32%
Keterangan :
A. Aspek yang dinilai:
1 = Aktivitas
2 = Minat
3 = Keberanian
4 = Kepahaman
B. Kolom yang diberi tanda chek list telah memenuhi aspek penilaian
Data dari pengamatan siklus I di atas dapat diketahui secara
keseluruhan bahwa prosentase aktivitas 41%, prosentase minat 77%,
prosentase keberanian 32% dan prosentase kepahaman 32%. Hal tersebut
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik Keaktifan Siswa
Aspek Yang Diamati
7700%
4100%
Aktivitas
3200%
Minat
Keberanian
3200%
Kepahaman
Gambar 2
Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I
adalah sebagai berikut:
Tabel 11
Nilai Prestasi Praktek Shalat Berjamaah Siklus I
Aspek Yang Dinilai
No
Nama
Nilai
Keterangan
Siklus I
1
2
3
( x2 )
T
1
Luhur Dian W
16
32
33
83
√
2
M. Maul Mahya F
15
23
30
68
√
3
Audi Nswa Yusfiya
18
38
37
93
√
4
Sitatun Nurul Latifah
16
38
36
90
√
5
A. Fatih Hibatillah
18
37
40
95
√
6
M. Zaenal Arifin
15
24
20
59
7
Erna Yulia Sari
15
33
25
73
√
8
Himati Sahidah
17
37
31
85
√
9
R. Fatni Ahdaf M
15
25
20
60
10
Nafa’ani Ilma
16
29
25
70
√
11
Salva Salsabiela
15
28
24
67
√
12
Ja’far Abdurrachim
15
35
30
80
√
13
M. Khoirul Umam
13
26
20
59
14
Sintya Farah Sely
15
28
27
70
√
15
Adhi Septiawan
14
21
23
58
√
16
M. Nurul Ula
16
27
27
70
√
17
M. Alif Nuramirallah
17
30
33
80
√
18
Shafrina Adha S
15
33
32
80
√
19
Dhea Nur Sabrina
14
25
20
59
20
Muthoharul Janani
14
24
22
60
B
√
√
√
√
√
21
Inayati Fikriya
15
35
30
80
22
Nadia Masruroh
15
22
18
55
√
√
 x1  1594
Jumlah
Rata-rata
72,45
Prosentase Ketuntasan
81.99%
Keterangan
:
1 = Adab
2 = Bacaan
3 = Gerakan
T = Tuntas
B = Belum Tuntas
Nilai rata-rata siklus I adalah:
x
 x1
 n1

1594
22
 72,45
17
5
3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan data yang dilakukan, bahwa guru telah
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan rencana.
Tabel 12
Rekapitulasi Hasil Tes siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
72.45
2
Prosentase ketuntasan belajar
3
Jumlah siswa yang sudah tuntas
17
4
Jumlah siswa yang belum tuntas
5
81.99%
Tabel di atas menjelaskan bahwa hasil tes formatif pada siklus I
pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi diperoleh nilai ratarata siswa adalah 72,45. Dari 22 siswa, ada 17 anak yang sudah mencapai
ketuntasan belajar, dan selebihnya yaitu 5 anak belum
mencapai
ketuntasan, dengan demikian prosentase ketuntasan belajar yang telah
dicapai adalah pada siklus I ini adalah 81.99%.
Pada pra siklus prosentase ketuntasan belajar adalah
sedangkan pada siklus I prosentasenya menjadi
67,45%,
81,99%, berarti ada
peningkatan prosentase ketuntasan belajar setelah dilaksanakannya siklus I
ini dengan kenaikan sebesar 14.54%.
Di bawah ini grafik adalah hasil pengamatan kenaikan prosentase
belajar pada pra siklus dan siklus I:
Grafik Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar
Tuntas
Belum Tuntas
8199%
6617%
4091%
2273%
Pra Siklus
Siklus I
Gambar 3
Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I
4. Refleksi
Berdasar pengamatan selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada siklus I ini diperoleh data bahwa minat dan keaktifan siswa meningkat
dan juga keterampilan praktik dalam shalat berjamaah siswa mengalami
peningkatan.
Namun pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini
masih terdapat kekurangan, yaitu beberapa siswa yang berdayaserap rendah
kurang maksimal memanfaatkan kesempatan dalam mempraktekkan secara
bersama-sama. Ada juga sebagian siswa masih kurang percaya diri untuk
menanyakan hal yang belum jelas sehingga perlu diadakan perbaikan pada
siklus berikutnya.
Hal-hal yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya yaitu mengatasi
kelemahan tersebut dengan cara memberikan motivasi supaya masingmasing dapat mempraktekkan secara bersama. Juga perlu lebih terampil
dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran. Dimana untuk itu siswa diajak untuk terlibat langsung dalam
setiap kegiatan yang akan dilakukan
C. Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tes formatif dan juga alat
atau media pembelajaran yang mendukung.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran mengacu
Pembelajaran
yang
telah
pada Rencana Pelaksanaan
dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Hasil
pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bisa diperhatikan pada
lembar pengamatan di bawah ini:
Tabel 13
Pedoman Observasi Siklus II
Mata Pelajaran
: Fiqih
Materi
: Shalat berjamaah
Hari, Tanggal
: 25 Mei 2011
Kelas
: II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Petunjuk
: Berilah tanda chek list (√ ) pada lembar observasi berikut:
Aspek Pengamatan
No
Keterangan
Nama
1
2
3
4
1
Luhur Dian W
√
√
√
√
2
M. Maul Mahya F
√
√
√
-
3
Audi Nswa Yusfiya
√
√
√
√
4
Sitatun Nurul Latifah
√
√
√
√
5
A. Fatih Hibatillah
√
√
√
√
6
M. Zaenal Arifin
-
√
√
-
7
Erna Yulia Sari
√
√
√
-
8
Himati Sahidah
-
√
√
√
9
R. Fathi Ahdaf M
√
√
-
-
10
Nafa’ani Ilma
-
√
√
√
11
Salva Salsabiela
-
√
√
√
12
Ja’far Abdurrachim
√
√
√
-
13
M. Khoirul Umam
√
√
-
-
14
Sintya Farah Sely
√
√
√
-
15
Adhi Septiawan
√
√
√
-
16
M. Nurul Ula
√
√
-
√
17
M. Alif Nuramirallah
√
√
-
√
18
Shafrina Adha S
√
√
-
√
19
Dhea Nur Sabrina
√
√
-
√
20
Muthoharul Janani
√
√
-
√
21
Inayati Fikriya
√
√
-
√
22
Nadia Masruroh
-
√
√
-
Jumlah
17
22
14
13
Prosentase Ketuntasan
77%
100%
64%
59%
Keterangan :
A. Aspek yang dinilai:
1 = Aktivitas
2 = Minat
3 = Keberanian
5 = Kepahaman
B. Kolom yang diberi tanda chek list telah memenuhi aspek penilaian
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan siklus II di atas
dapat diketahui secara keseluruhan prosentase aktivitas 77%, prosentase
minat 100%, prosentase keberanian 64% dan prosentase kepahaman 59%.
Hasil pada siklus II dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik Keaktifan Siswa
Aspek Yang Diamati
10000%
7700%
6400%
Aktivitas
Minat
Keberanian
5900%
Kepahaman
Gambar 4
Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II
adalah sebagai berikut:
Tabel 14
Nilai Prestasi Praktek Shalat Berjamaah Siklus II
Aspek Yang Dinilai
No
1
Nama
Luhur Dian W
Nilai
Keterangan
Siklus II
1
2
3
18
33
34
( x2 )
85
T
√
B
2
M. Maul Mahya F
15
23
32
70
√
3
Audi Nswa Yusfiya
20
35
37
95
√
4
Sitatun Nurul Latifah
18
36
36
90
√
5
A. Fatih Hibatillah
17
36
40
93
√
6
M. Zaenal Arifin
15
24
22
61
√
7
Erna Yulia Sari
17
33
30
80
√
8
Himati Sahidah
17
37
33
87
√
9
R. Fatni Ahdaf M
14
24
20
58
10
Nafa’ani Ilma
18
30
32
80
√
11
Salva Salsabiela
17
30
25
72
√
12
Ja’far Abdurrachim
16
36
33
85
√
13
M. Khoirul Umam
15
26
22
63
√
14
Sintya Farah Sely
16
28
28
72
√
15
Adhi Septiawan
16
22
24
62
√
16
M. Nurul Ula
17
28
30
75
√
17
M. Alif Nuramirallah
17
30
31
78
√
18
Shafrina Adha S
15
33
32
80
√
19
Dhea Nur Sabrina
16
25
23
64
√
20
Muthoharul Janani
14
24
27
65
√
21
Inayati Fikriya
16
38
32
86
22
Nadia Masruroh
15
22
20
57
Jumlah
√
√
√
 x1  1658
Rata-rata
75,36
Prosentase Ketuntasan
93.06%
20
2
Keterangan
:
1 : Adab
2 : Bacaan
3 : Gerakan
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Nilai rata-rata siklus II adalah:
x
 x1
 n1

1658
22
 75,36
3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan data yang dilakukan, bahwa guru telah
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana.
Tabel 15
Rekapitulasi Hasil Tes siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
75.36
2
Prosentase ketuntasan belajar
3
Jumlah siswa yang sudah tuntas
20
4
Jumlah siswa yang belum tuntas
2
93.06%
Tabel di atas menjelaskan bahwa pada siklus II nilai rata-rata tes
formatif siswa adalah 75,36. Banyaknya siswa yang telah memenuhi nilai
KKM adalah 20 dari 22 anak, berarti masih ada 2 siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Dengan demikian setelah dilaksanakannya
siklus II ini terjadi peningkatan lagi. Prosentase siswa yang telah memenuhi
nilai KKM adalah 93,06%..
Prosentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah 81,99%,
sedangkan pada siklus II prosentasenya menjadi 93.06%, berarti kenaikan
prosentase belajar dari siklus I ke siklus II adalah 11.07%.
Berikut ini grafik hasil pengamatan kenaikan prosentase belajar dari
siklus I ke siklus II:
Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar
Tuntas
Belum Tuntas
9306%
8199%
2273%
Siklus I
909%
Siklus II
Gambar 5
Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II
4. Refleksi
Berdasarkan data hasil pengamatan setelah dilaksanakannya siklus II
ini diketahui bahwa siswa lebih aktif selama proses belajar berlangsung,
sehingga prosentase ketuntasannyapun meningkat. Namun demikian
prosentasenya belum mencapai 100% sehingga perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Pada siklus ini guru telah menerapkan metode demonstrasi dengan
lebih baik. Dilihat dari aktivitas serta hasil belajar siswa, pelaksanaan proses
belajar mengajar juga sudah berjalan dengan baik, maka tidak diperlukan
revisi terlalu banyak. Tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya
adalah
menyempurnakan
kekurangan
yang
ada
dan
mempertahankan apa yang telah dicapai sehingga tujuan pembelajaran dapat
terwujud dengan maksimal.
D. Siklus III
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus III, tes formatif, dan
alat/media pembelajaran yang mendukung.
2. Pelaksanaan
Proses pembelajaran mengacu
Pembelajaran
yang
telah
pada Rencana Pelaksanaan
dipersiapkan.
Pengamatan
(observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Aspek yang
diamati meliputi aktivitas, minat, keberanian dan ketepatan (yang dilakukan
anak dengan ketentuan ibadah.
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bisa
diperhatikan pada lembar pengamatan di bawah ini:
Tabel 16
Pedoman Observasi Siklus III
Mata Pelajaran
: Fiqih
Materi
: Shalat berjamaah
Hari, Tanggal
: 28 Mei 2011
Kelas
: II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Petunjuk
: Berilah tanda chek list (√ ) pada lembar observasi berikut !
Aspek Pengamatan
No
Keterangan
Nama
1
2
3
4
1
Luhur Dian W
√
√
√
√
2
M. Maul Mahya F
√
√
√
√
3
Audi Nswa Yusfiya
√
√
√
√
4
Sitatun Nurul Latifah
√
√
√
√
5
A. Fatih Hibatillah
√
√
√
√
6
M. Zaenal Arifin
√
√
√
-
7
Erna Yulia Sari
√
√
√
√
8
Himati Sahidah
√
√
√
√
9
R. Fathi Ahdaf M
√
√
√
-
10
Nafa’ani Ilma
√
√
√
√
11
Salva Salsabiela
√
√
√
√
12
Ja’far Abdurrachim
√
√
√
√
13
M. Khoirul Umam
√
√
√
√
14
Sintya Farah Sely
√
√
√
√
15
Adhi Septiawan
√
√
√
√
16
M. Nurul Ula
√
√
√
√
17
M. Alif Nuramirallah
√
√
√
√
18
Shafrina Adha S
√
√
√
√
19
Dhea Nur Sabrina
√
√
√
√
20
Muthoharul Janani
√
√
√
√
21
Inayati Fikriya
√
√
√
√
22
Nadia Masruroh
√
√
√
-
Jumlah
22
22
22
19
Prosentase Ketuntasan
100%
100%
100%
86%
Keterangan :
1. Aspek yang dinilai:
1 = Aktivitas
2 = Minat
3 = Keberanian
6 = Kepahaman
1. Kolom yang diberi tanda chek list telah memenuhi aspek penilaian
Berdasarkaan data dari pengamatan siklus III di atas dapat diketahui
secara keseluruhan prosentase aktivitas 100%, prosentase minat 100%,
prosentase keberanian 100% dan prosentase kepahaman 86%. Hasil pada
siklus III dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik Keaktifan Siswa
Aspek Yang Diamati
10000%
10000%
10000%
8600%
Aktivitas
Minat
Keberanian
Kepahaman
Gambar 6
Grafik Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus III
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III
adalah sebagai berikut.
Tabel 17
Nilai Prestasi Praktek Shalat Berjamaah Siklus III
Aspek Yang Dinilai
No
Nama
Nilai
Keterangan
Siklus III
1
2
3
( x2 )
T
1
Luhur Dian W
18
35
37
90
√
2
M. Maul Mahya F
16
24
33
73
√
3
Audi Nswa Yusfiya
20
38
37
95
√
4
Sitatun Nurul Latifah
18
36
36
90
√
5
A. Fatih Hibatillah
17
38
40
95
√
6
M. Zaenal Arifin
15
24
22
61
√
7
Erna Yulia Sari
18
35
32
85
√
8
Himati Sahidah
18
37
35
90
√
9
R. Fatni Ahdaf M
15
25
22
62
10
Nafa’ani Ilma
18
35
35
88
√
11
Salva Salsabiela
17
30
28
75
√
12
Ja’far Abdurrachim
17
38
35
90
√
13
M. Khoirul Umam
15
26
24
65
√
14
Sintya Farah Sely
17
28
30
75
√
15
Adhi Septiawan
16
22
27
65
√
16
M. Nurul Ula
18
30
32
80
√
17
M. Alif Nuramirallah
17
30
33
80
√
18
Shafrina Adha S
16
33
34
83
√
19
Dhea Nur Sabrina
16
25
27
68
√
20
Muthoharul Janani
16
27
30
73
√
√
B
21
Inayati Fikriya
17
38
35
90
√
22
Nadia Masruroh
16
22
23
61
√
 x3  1734
Jumlah
Rata-rata
78,81
Prosentase Ketuntasan
100%
Keterangan
22
0
:
1 : Adab
2 : Bacaan
3 : Gerakan
T : Tuntas
B : Belum Tuntas
Nilai rata-rata siklus III adalah:
x
 x1
 n1

1734
22
 78,81
3. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan dari data yang diperoleh, bahwa guru
sudah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus III sesuai dengan
rencana.
Tabel 18
Rekapitulasi Hasil Tes siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai rata-rata tes formatif
78.81
2
Prosentase ketuntasan belajar
100%
3
Jumlah siswa yang sudah tuntas
22
4
Jumlah siswa yang belum tuntas
0
Tabel di atas menjelaskan bahwa pada siklus III nilai rata-rata
hasil tes formatif adalah 78,81. Banyaknya siswa yang telah memenuhi
nilai KKM adalah 22 dari 22 siswa. Berarti dengan dilaksanakannya siklus
III ini terjadi peningkatan dengan prosentase siswa yang telah memenuhi
nilai KKM sebesar menjadi 100%. Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari pada siklus-siklus sebelumnya dipengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode
demonstrasi. Siswa mejadi lebih termotivasi, antusias, aktif dan partisipatif
sehingga lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Berikut ini grafik hasil pengamatan kenaikan prosentase belajar
pada siklus II dan siklus III:
Grafik Prosentase Ketuntasan Belajar
Tuntas
Belum Tuntas
10000%
9306%
909%
0%
Siklus II
Siklus III
Gambar 7
Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II dan Siklus III
4. Refleksi
Data-data yang diperoleh setelah dilaksanakannya siklus III ini,
bahwa selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran
dengan
baik
sesuai
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnyapun sudah
mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga hasilnnya menjadi lebih
baik.
Pada siklus ini guru telah menerapkan metode demonstrasi dalam
pembelajaran dengan baik, dan dilihat dari aktivitas serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar juga sudah berjalan dengan
baik. Begitu pula prosentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III
inipun sudah tuntas.
E. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran berimplikasi positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran fiqih pada pokok bahasan shalat berjamaah dengan metode
demonstrasi adalah, antusiasme dan semangat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Dengan demikian bahwa aktivitas siswa dapat
dikategorikan aktif partisipatif. Sedangkan selama pembelajaran guru telah
melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar sesuai rencana
yang telah ditetapkan.
Langkah
selanjutnya
peneliti
mengadakan
perbandingan
(komparasi) mengenai keaktifan siswa maupun hasil tes formatif seperti
tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 19
Hasil Pengamatan Siklus I, II dan III
No
Aspek yang Diamati
SiklusI (%)
Siklus II (%)
Siklus III (%)
1
Aktivitas
41
77
100
2
Minat
77
100
100
3
Keberanian
32
64
100
4
Kepahaman
32
59
86
Dari data tersebut dapat diketahui peningkatan masing-masing
aspek dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III, masing-masing adalah
aktivitas naik 36% dan 23%, minat naik 23% dan 0%, keberanian naik
32% dan 36%, serta kepahaman naik 27% dan 27%.
2. Peningkatan Prestasi dan Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil tes formatif juga mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Adapun peningkatan hasil tes formatif yang dimaksud dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 20
Perolehan Nilai tes Formatif
No
Aspek yang Dibandingkan
SiklusI
Siklus II
Siklus III
1
Jumlah Nilai
1594
1658
1734
2
Rata-rata Nilai
72,45
75,36
78,81
3
Nilai Tertinggi
95
95
95
4
Nilai Terendah
55
57
61
5
Jumlah Tuntas
17
20
22
6
Jumlah Tidak Tuntas
5
2
0
7
Prosentase Ketuntasan
81,99%
93,06%
100%
Ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, siklus II, dan siklus III
yaitu masing-masing 81,99%, 93,06% dan 100%. Berikut ini grafik hasil
pengamatan kenaikan prosentase belajar dari sebelum diadakannya
Penelitian Tindakan Kelas lalu pada siklus I, siklus II dan siklus III:
Gambar 8
Grafik Ketuntasan Belajar Pra siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Grafik diatas memberikan gambran yang lebih jelas bahwa nilai
rata-rata yang dicapai adalah 72,45 pada siklus I, 75,36 pada siklus II dan
78,81 pada siklus III. Hal tersebut menunjukkan akan adanya peningkatan
pada setiap siklusnya.
3. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, bahwa aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap
siklusnya
mengalami
peningkatan.
Ini
menggambarkan
bahwa
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah baik, sehingga
dampak positifnya adalah peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan penerapan metode demonstrasi keaktifan siswa dalam pelajaran
fiqih mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan peningkatan keaktifan
siswa pada siklus I 45,5%, siklus II 75%, siklus III 96,5%. Oleh karena itu
dengan diterapkannya metode demonstrasi memberi kemudahan pada siswa
dalam memahami pelajaran dan dapat menjadi solusi untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam memahami materi yang diberikan. Hal itu
dikarenakan adanya pengamatan secara langsung dan pengalaman nyata
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran fiqih di
MI Ma’arif Grabag I Kab. Magelang .
2. Pembelajaran dengan metode demonstrasi juga memiliki dampak yang
sangat positif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih. Hal ini ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar
siswa yang cukup signifikan dari tiga siklus yang dilaksanakan, indikasinya
adalah kenaikan nilai rata-rata siswa yaitu 67,45 pada pra siklus, 72,45,
pada siklus I, 75,36 pada siklus II, dan 78,81 pada siklus III. Demikian pula
ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan, yaitu 81,99% pada
siklus I, kemudian 93,06% pada siklus II dan 100% pada siklus III.
B. Saran
Dari penelitian ini maka saran yang dapat peneliti sumbangkan pada
pihak sekolah adalah bahwa penerapan metode demonstasi pada bidang studi
fiqih pada kelas IIA di MI Ma’arif Grabag I sudah cukup baik. Tetapi akan
lebih baik apabila dioptimalkan lagi penggunaannya dalam mata pelajaran
fiqih terutama yang berkaitan dengan materi ibadah praktis, sehingga
pemahaman siswa terhadap mata pelajaran fiqih pun akan lebih mendalam.
Saran selanjutnya adalah bagi guru, bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya tidak hanya terfokus pada satu atau dua metode saja, tapi harus
lebih kreatif dengan menyajikan metode yang variatif sesuai dengan
karakteristik pelajaran yang diajarkan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih
menarik, tidak membosankan dan supaya siswa menjadi lebih termotivasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
C. Penutup
Skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
bagi pembaca lain pada umumnya. Kritik dan saran yang membangun juga
diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Atsqalani, Al-Hafidz Ahmad Ibnu Ali Ibnu Hajar, 1407. Fathu Al-Bari
Bisyarkhi Sahihu Al-Bukhari. Kairo: Maktabah Salafiyah Wa Matba’atuha.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
________, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Daradjat, Zakiah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:Bumi
Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
________, Aswin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghuddah, Abd Al-Fattah Abu, 2005. 40 Strategi Pembelajaran Rasulullah.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: Quantum Teaching.
Haryanto dkk. 2003. Stategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: FIP UNY.
Hasibuan, J.J., Mujiono, 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Karo-karo, S. Ulihbukit. dkk. 1975. Suatu Pengantar ke dalam Metodologi
Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara.
Sriyanti, Lilik, Suwardi, Muna Erawati. 2009. Teori-teori Belajar. Salatiga:
STAIN salatiga Press.
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi Ofset.
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1987. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto, 1995. Belajar dan Fakktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Suryabarata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
________. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
________, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wardhani, IGAK, Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zuhairini, dkk. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha
Nasional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Fikih: pengertian fikih
http://www.kamusbesar.com/41273/peningkatan: arti peningkatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Semester : II/2
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (2 × 35 menit)
Siklus ke
: I (Satu)
I.
Standar Kompetensi
Mengenal tata cara shalat berjamaah
II.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan ketentuan tata cara shalat berjamaah
III. Indikator
1. Menjelaskan pengertian shalat berjamaah
2. Menjelaskan syarat-syarat shalat berjamaah
3. Menyebutkan syarat-syarat menjadi imam
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa
mampu
menjelaskan
tentang
tata
melaksanakan
berjamaah.
2. Siswa mengetahui hikmah shalat dengan berjamaah.
V.
Materi Ajar
1. Shalat berjamaah
2. Syarat-syarat menjadi imam
shalat
VI.
Metode Belajar
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VII. Sumber Belajar
Buku paket fiqih, artikel, ensiklopedi Islam dan sumber belajar lain
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a.
b. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari.
c. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
d. Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa
untuk menguasai materi salah berjamaah.
e. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang pengertian dan syarat-syarat shalat
berjamaah.
b. Guru menjelaskan syarat-syarat menjadi imam dan makmum.
c. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk
mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang
sudah diajarkan.
d. Guru meminta siswa untuk menjelaskan ketentuan tata cara shalat
berjamaah dan mempraktekkannya.
3. Kegiatan Akhir (Penutup)
a. Guru membuat kesimpulan tentang ketentuan dan tata cara shalat
berjamaah.
b. Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan berdoa
bersama-sama.
IX.
Penilaian
Prosedur tes
: Pos tes
Jenis tes
: Praktek/demonstrasi
Grabag, 21 Mei 2011
Kolaborator
Praktikan
Puji Hartono, SPdI
Darul Hikmah
Mengetahui
Kepala Madrasah
Subandi, S.PdI
NIP.19750312 200710 1 002
Riwayat Hidup
Nama
:Darul Hikmah
Alamat
:Krajan 1, RT 07 RW 02 Grabag
Kab. Magelang
Pendidikan
SD
:
:MI Ma’arif Grabag 1, Grabag Magelang
(Tahun Lulus 1995)
SLTP :MTs Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen Margoyoso Pati
(Tahun Lulus 1997)
SLTA :MA Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen Margoyoso Pati
(Tahun Lulus 2000)
PT
:DII PGAISD Tarbiyah UNSIQ Wonosobo
(Tahun Lulus 2004)
Demikian daftar riwayat hidup kami buat dengan sebenar-benarnya
Yang menyatakan
Darul Hikmah
NIM : 11409112
Download