PENGARUH PENGUATAN GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS (EKONOMI) DI SMP N 22 PADANG JURNAL OLEH: SRI YASNI NOVITASARI 11090123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015 PENGARUH PENGUATAN GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS (EKONOMI) DI SMP N 22 PADANG Oleh: 1) , Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2,3) Dosen Program Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh penguatan guru, disiplin belajar, fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Populasi berjumlah 231 orang. Sampel menggunakan teknik proposional random sampling, sebanyak 146 orang. Instrumen yang digunakan berupa angket tertutup. Untuk mengetahui pengaruh penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar secara parsial dan simultan digunakan uji t dan uji F. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara penguatan guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung 4,945 (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung 9,129 (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung 4,511 (4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar secara simultan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan Fhitung 171,964. Besarnya penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar terhadap terhadap hasil belajar siswa SMP N 22 Padang yaitu 78,4% dan sisanya 21,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Kata kunci : Penguatan Guru, Disiplin Belajar, Fasilitas Belajar, dan Hasil Belajar. Abstract This research aim to to know Influence of reinforcement of teacher, Discipline learn, Facility learn to result learn class student of VIII at subject of IPS (Economi) in SMP N 22 Padang.Type Research is descriptive and asosiatif. Population amounting to 231 people. Sampel use technique of proposional sampling random amount counted 146 people. Instrument used for research in the form of enquette closed. To know influence of reinforcement of teacher, discipline learn, and facility learn by parsial and simultan by technique test and t F. Result of data analysis indicate that (1)There are influence which is signifikan among reinforcement of teacher to result learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with ttest 4,945 (2) There are influence which is signifikan among discipline learn to result learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with ttest 9,129 (3) There are influence which is signifikan among facility learn to result learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with ttest 4,511 (4) There are influence which is signifikan among reinforcement of teacher, discipline learn, and facility learn by simultan to result learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with Ftest 171,964. Level of reinforcement of teacher, discipline learn, and facility learn to to result learn student SMP N 22 Padang that is 78,4% and the rest 21,6% influenced by other factor which is input do not in this research Keyword : Reinforcement Of Teacher, Discipline Learn, Facility Learn, and Result of Learning PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan manusia memperoleh pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan. Menyadari akan pentingnya pendidikan pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan dapat dicapai melalui pendidikan, dimana pendidikan adalah faktor penentu dalam meningkatkan kualitas manusia seperti yang diungkapkan dalam Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 pasal 19, yaitu: “Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta Didik. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaa proses Pembelajaran, pelaksanaan proses Pembelajaran, penilaian hasil Pembelajaran, dan pengawasan proses Pembelajaran untuk terlaksananya proses Pembelajaran yang efektif dan efisien.” Seiring kemajuan ilmu dan teknologi dalam memasuki era globalisasi sekarang ini sangat menuntut adanya peningkatan mutu pendidkan. Usaha meningkatkan mutu pendidikan merupakkan titik tolak dalam pembangunan pendidikan. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan melakukan perbaikan terhadap komponen pendidikan kearah yang lebih baik. Bentuk perbaikan yang dilakukan saat ini diantaranya peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Pembaharuan dalam bidang pendidikan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur mutu pendidikan adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur penentuan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai bahan pelajaran. Hasil belajar menunjukkan apa yang dikuasai oleh siswa, yang tercakup dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian semester II mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII, siswa masih banyak di bawah KKM yaitu 76. Dari delapan kelas, kelas VIII-1, VIII-4,VIII-5,VIII-6 dan VIII-7 tidak mencapai standar KKM yaitu nilai 74,33. 72,69. 50,71. 55,52 dan 50,83.Siswa yang paling banyak tidak tuntas yaitu kelas VIII-5, VIII-7, VIII-8, dan hanya tiga kelas yang sudah mencapai KKM yaitu nilai ratarata 79,65 kelas VIII-2, 80,80 kelas VIII-3 dan kelas VIII-5 76,29. Selain itu 15 siswa lagi yang belum ikut ulangan harian karena sakit, 9 orang dan absen 6 orang. Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah banyak siswa yang tidak senang belajar IPS (Ekonomi), siswa banyak yang berbicara pada saat pelajaran berlangsung, ada yang mengantuk, dan ada juga yang menggambar hal-hal tidak terkait dengan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar siswa berarti rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, karena guru mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu, hasil belajar dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor intrinsik yaitu faktor yang bersal dari sekolah yang sangat memegang peranan penting salah satunya adalah guru. Seorang guru harus mempunyai keterampilan dasar yaitu keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketermpilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan dan keterampilan memberi penguatan. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus dapat mengatur keadaan kelas dengan cara membuat sebuah aturan dalam proses pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa. Untuk siswa yang kurang bersemangat dalam proses pembelajaran dan mengerjakan tugas, dapat diatasi dengan salah satu cara yaitu memberikan penguatan, disiplin belajar yang tinggi serta kelengkapan fasilitas belajar siswa, agar siswa tersebut lebih giat dan tekun dalam belajar. Sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai dengan optimal. Keterampilan memberi penguatan, merupakan segala bentuk respon apakah bersifat verbal (pujian, teguran) atau non verbal (gerakan badan, sentuhan, mendekati siswa, kegiatan yang menyenangkan hati siswa, simbol atau benda, penguatan tak penuh) yang merupakan modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback), bagi si penerima (siswa) penguatan yang diberikan merupakan dorongan atau koreksi. Dengan demikian memberi penguatan, disiplin belajar yang tinggi serta kelengkapan fasilitas belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 10 Februari 2015 di SMP N 22 Padang. Penguatan guru dalam proses belajar mengajar masih kurang, terlihat pada saat guru mata pelajaran IPS (Ekonomi) dalam memberikan penguatan verbal (ucapan) ada guru yang mengatakan pertanyaan siswa tidak menarik atau asal bertanya saja. Sedangkan dalam penguatan non verbal: Pada saat siswa memberikan argumen tetang sesuatu yang didiskusikan, guru memperlihatkan wajah yang cemberut tanpa ekspresi sehingga membuat siswa tersebut malas untuk bertanya, guru tidak mengenal kecenderungan dan karakter semua siswanya secara penuh dan pada saat siswa menyampaikan pendapat yang kurang benar guru langsung menyalahkan pendapat tersebut, selain itu tanpa adanya disiplin yang tinggi keberhasilan siswa tidak akan tercapai dengan optimal Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. Disiplin belajar awalnya memang berat tapi bila kita sudah berhasil mempelajari atau berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan sendirinya tanpa merasa tertekan. Oleh karna itu setiap siswa yang mempunyai disiplin yang tinggi cenderung hasil belajarnya akan baik karena telah terlatih dengan baik. Tabel 1. Data Kehadiran Siswa Kelas VIII SMP N 22 Padang Keterangan Kelas Alfa Terlambat Melanggar VIII.1 2 1 VIII.2 7 13 4 VIII.3 6 10 VIII.4 13 17 3 VIII.5 6 19 4 VIII.6 4 14 3 VIII.7 1 16 7 VIII.8 8 22 8 Sumber: Absen siswa kelas VIII SMP N 22 Padang (Februari 2015) Dari tabel 1 di atas disiplin belajar siswa bulan Februari 2015, dapat dilihat adanya siswa yang tidak disiplin dalam belajar yaitu kelas VIII.1 alfa 2 orang, terlambat 1 orang. Kelas VIII.2 alfa 7 orang, terlambat 13 orang, melanggar 4 orang. Kelas VIII.3 alfa 6 orang, terlambat 10 orang. Kelas VIII.4 alfa 13 orang, terlambat 17 orang, melanggar 3 orang. Kelas VIII.5 alfa 6 orang, terlambat 19 orang, melanggar 4 orang. Kelas VIII.6 alfa 4 orang, terlambat 14 orang, melanggar 3 orang. Kelas VIII.7 alfa 1 orang, terlambat 16 orang, melanggar 7 orang. Kelas VIII.8 alfa 8 orang, terlambat 22 orang, melanggar 8 orang. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya siswa yang tidak disiplin baik dalam belajar maupun saat datang kesekolah, hal ini juga dapat mengakibatkan hasil belajar siswa rendah karena bagaimanapun disiplin dalam belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa disiplin merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses pembelajaran baik sebelum, selama ataupun setelah proses pembelajaran di kelas, disiplin belajar harus ditanamkan pada setiap siswa karena dengan adanya disiplin akan memberikan keuntungan, yaitu siswa akan belajar dengan kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Selain disiplin, fasilitas belajar yang memadai dapat memperlancar dalam mencapai tujuan pembelajaran, untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan, siswa harus dapat memanfaatkan fasilitas belajar dengan baik Djamarah 2006:46 fasilitas belajar yang mendukung kegiatan belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Fasilitas pendidikan meliputi semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif, dan efisien sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Sudah menjadi tuntutan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Menurut PP RI No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana Dan Prasarana Pasal 42: 1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain/ tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dalam hal ini sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa agar dapat menumbuhkan, mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kemampuan sebagai manusia seutuhnya. Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap, akan menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki. Pemeliharaan fasilitas belajar di sekolah merupa kan tanggung jawab semua pihak yang bersangkuatan, hal ini bertujuan agar fasilitas belajar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya dan dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama. Pengadaan fasilitas belajar sangat penting bagi siswa dan kurikulum pada saat itu. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 24 april 2015 diketahui bahwa fasilitas belajar di SMP Negeri 22 Padang kurang siswa menyatakan bahwa fasilitas belajar kurang baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan Tabel berikut Tabel 2. Fasilitas belajar Fasilitas belajar Keterangan Jumlah Kondisi Gedung 1 baik Kelas Teori 24 baik Labor Komputer 1 Baik Labor IPA 1 R.Ringan Pustaka 1 R.Ringan Bimbingan dan 1 Baik Konseling Km/Wc 3 2 Baik,1Rusak Tempat Ibadah 1 Rusak Koperasi 1 Baik Kantin 7 Kurang Sumber: Tata Usaha SMP N 22 Padang Fasilitas belajar merupakan faktor yang sangat penting bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajar. Keadaan fasilitas di SMP Negeri 22 Padang tergolong cukup ditandai dengan adanya, labor komputer, labor IPA dan perpustakaan meskipun masih terbatas jumlahnya, koperasi dan peralatan penunjang yang lainnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu hal seperti apa adanya. Selanjutnya Arikunto (2006:239) menjelaskan bahawa metode asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh penguatan guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian, dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh kelas VIII yang terdapat di SMP N 22 Padang. Maka populasi dalam penelitian ini berjumlah 231 orang peserta didik. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Yusuf (2005:186) mengemukakan bahwa: “sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut yang dijadikan responden penelitian”. Teknik penelitian pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2010:64) yaitu: Keterangan: n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi : Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%) Jumlah populasi 231 orang dan tingkat presisi 5%. Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah proposional random sampling yaitu teknik untuk mendapatkan sampel yang digunakakan pada setiap unit sampling, artinya sampel diamabil disetiap kelas. Tujuan dipilihnya teknik pengambilan sampel memberikan peluang yang sama kepada semua anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan atas dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang bisa dilakukan oleh peneliti. Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak ketiga. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, angket atau kuisioner yang diisi oleh siswa mengenai penguatan guru, disiplin belajar, fasilitas belajar dan hasil belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket yang disusun dari indikator-indikator dan untuk mengukur skor variabel digunakan dalam bentuk skala likert yang terdiri dari 5 (lima) kategori dengan pernyataan yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak pernah (TP). Adapun skor masing-masing jawaban tersebut terlihat dalam tabel berikut: Tabel 3. Skala Likert Skor Skor Kategori Item Item Positif Negatif Selalu 5 1 Sering 4 2 Kadang - kadang 3 3 Jarang 2 4 Tidak Pernah 1 5 Sumber : Sugiyono (2011:135) Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif, uji kelayakan model dengan menggunakan uji Likelihood Ratio dan uji Ramsey, uji penyimpangan asumsi klasik, uji regresi berganda dan uji hipotesis. HASIL PENELITIAN A. Hasil Belajar Siswa (Y) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kelas Persentase No Frekuensi Interval (%) 1 52 – 57 13 8.90 2 58 – 63 18 12.33 3 64 – 69 25 17.12 4 70 – 75 27 18.49 5 76 – 81 22 15.07 6 82 – 87 18 12.33 7 88 – 93 21 14.38 8 94 – 99 2 1.37 146 100 Jumlah Rata-Rata 73,32 Maximal 94 Minimal 52 Sumber: Olahan Data Primer 2015 Tabel 4 di atas menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS (Ekonomi) siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Padang sebesar 73,32 dan nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah nilai 76. B. Penguatan Guru (XI) Berdasarkan hasil TCR variabel penguatan guru diperoleh informasi bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk variabel penguatan guru adalah 3,71 dengan tingkat capaian responden sebesar 74,29% dan termasuk kategori cukup baik. Dapat dikatakan bahwa penguatan guru mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang dikategorikan cukup baik. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden tertinggi terdapat pada peryataan ke-7 di indikator penguatan verbal dengan rata-rata skor sebesar 4,44 dengan tingkat capaian responden sebesar 88,77% dan termasuk kategori baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 0,68% siswa menyatakan bahwa guru tidak pernah memberikan tugas sesuai dengan materi yang sudah dipelajari, 2,05% menyatakan jarang, 11,64% menyatakan kadang-kadang, 23,97% menyatakan sering 61,64% menyatakan selalu. Dapat disimpulkan bahwa guru yang mengajar IPS (Ekonomi) pada siswa kelas VIII di SMP N 22 Padang memiliki penguatan verbal yang baik, ditunjukkan dengan mengatakan pertanyaan yang diberikan siswa sudah cukup baik. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah terdapat pada peryataan ke-11 di indikator penguatan non verbal dengan rata-rata skor sebesar 3,12 dengan tingkat capaian responden sebesar 62,47% dan termasuk kategori cukup baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 27,4% menyatakan bahwa guru selalu menepuk-nepuk pundak saya, ketika jawaban yang saya berikan benar, 13,01% menyatakan sering, 24,66% menyatakan kadang-kadang, 14,38% menyatakan jarang serta 20,55% menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan guru yang mengajar IPS (Ekonomi) pada siswa kelas VIII di SMP 22 N Padang memiliki penguatan verbal yang baik, ditunjukkan dengan menepuk-nepuk pundak siswa ketika jawaban yang berikan oleh siswa sudah cukup baik. C. Variabel Disiplin Belajar (X2) Berdasarkan TCR variabel disiplin belajar diperoleh informasi bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk variabel disiplin belajar adalah 3,74 dengan tingkat capaian responden sebesar 74,83% dan termasuk kategori cukup baik. Dapat dikatakan bahwa siswa siswa kelas VIII di SMP Negeri 22 Padang memiliki disiplin belajar yang cukup baik. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden tertinggi terdapat pada pernyataan ke-4 di indikator tidak meninggalkan kelas atau membolos saat belajar dengan rata-rata skor sebesar 4,07 Dengan tingkat capaian responden sebesar 81,37% dan termasuk kategori baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 53,42% siswa menyatakan tidak pernah melompat jendela atau pagar sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung, 15,07% menyatakan jarang, 17,81% menyatakan kadang-kadang, 12,33% menyatakan sering serta 1,37% menyatakan selalu. D. Fasilitas Belajar (X3) Berdasarkan TCR variabel fasilitas belajar diperoleh informasi bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk variabel fasilitas belajar adalah 3,75 dengan tingkat capaian responden sebesar 74,97%% dan termasuk kategori cukup baik. Hal ini dapat diartikan bahwa fasilitas belajar yang dimiliki oleh SMP Negeri 22 Padang dikategorikan cukup baik. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden tertinggi terdapat pada peryataan ke-3 di indikator sarana dengan rata-rata skor sebesar 4,09 dengan tingkat capaian responden sebesar 81,78% dan termasuk kategori baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 46,58% siswa menyatakan selalu menjaga perabot belajar (meja dan kursi) di sekolah agar tetap awet, 26,71% menyatakan sering, 17,12% menyatakan kadang-kadang, 8,22% menyatakan jarang serta 1,37% menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa sarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 22 Padang dikategorikan baik karena siswa menjaga perabotan belajar yang tersedia agar tetap awet. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah terdapat pada pernyataan ke-1 di indikator sarana dengan dengan rata-rata skor sebesar 3,58 dengan tingkat capaian responden sebesar 71,64% dan termasuk kategori cukup baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 23,97% menyatakan siswa bahwa guru akan selalu menyampaikan sumber belajar setiap pelajaran akan dimulai, 28,77% menyatakan sering, 34,25% menyatakan kadang-kadang, 7,53% menyatakan jarang serta 5,48% menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri 22 Padang sarana memiliki sarana yang cukup baik, memiliki sumber belajar yang bervariatif bagi siswa. Dapat disimpulkan kedisiplinan belajar yang baik dari siswa kelas VIII di SMP N 22 Padang ditunjukkan dengan tidak pernah melompat jendela atau pagar sekolah pada saat jam pelajaran berlangsung. Pernyataan yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah terdapat pada peryataan ke-6 di indikator tidak meninggalkan kelas atau membolos saat belajar dengan rata-rata skor sebesar 3,25 dengan tingkat capaian responden sebesar 65,07% dan termasuk kategori cukup baik. Dari 146 orang responden yang memberikan jawaban, 26,03% siswa menyatakan selalu meminta izin pada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah, 19,18% menyatakan sering, 23,97% menyatakan kadang-kadang, 15,75% menyatakan jarang serta 15,07% menyatakan tidak pernah. Dapat disimpulkan kedisiplinan belajar yang cukup baik dari siswa kelas VIII di SMP Negeri 22 Padang ditunjukkan dengan meminta izin pada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Penguatan Guru terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) Di SMP N 22 Padang Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa secara parsial penguatan guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung (4,945) > nilai ttabel (1,655), sehingga Ho ditolak Ha diterima. Peningkatan penguatan guru sebesar satu satuan akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas SMP N 22 Padang sebesar 0,311 satuan. Hal ini dikarenakan regresi penguatan guru terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien (b1) sebesar 0,311 satuan. Penguatan yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya merencanakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran. Guru mata pelajaran IPS (Ekonomi) yang mengajar di kelas VIII SMP N 22 Padang sudah memberikan penguatan yang cukup baik terhadap siswa dalam belajar. Pengauatan belajar yang diberikan guru ditunjukan dengan memberikan pengauatan secara verbal kepada siswa dengan cukup baik. Selain penguatan secara verbal, peguatan secara non verbal juga sering dilakukan guru dengan cukup baik untuk meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hasil penelitian ini diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Hasibun (2009:58) menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu, yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajarmengajar. Selanjutnya, Usman (2007:73), menyatakan penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: pertama, meningkatkan perhatian siswa terhadap hasil pembelajaran, kedua, meransang dan memotivasi belajar, ketiga, meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Dapat disimpulkan bahwa penguatan adalah segala bentuk respon positif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal maupun non verbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel penguatan guru adalah guru IPS menepuk-nepuk pundak saya, ketika jawaban yang saya berikan benar dengan rata-rata skor sebesar 3,12 dengan tingkat capaian responden sebesar 62,47% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR tersebut dapat dibuktikan bahwa masih kurangnya guru memberikan penguatan dengan menepuk-nepuk pundak siswa, pada saat proses pembelajaran guru tidak menepuk-nepuk pundak siswa yang melontarkan jawaban yang benar atau mendapat nilai tertinggi padahal dengan tindakan tersebut membuat siswa semangat dalam belajar karena siswa membutuhkan penguatan non verbal tersebut ketika mereka bisa mencapai sesuatu yang lebih dari pada temannya. Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden tertinggi pada variabel penguatan guru adalah guru IPS memberikan tugas sesuai dengan materi yang sudah dipelajari dengan rata-rata skor sebesar 4,44 dengan tingkat capaian responden sebesar 88,77% dan termasuk kategori baik. Guru yang memberikan tugas kepada siswa sesuai materi yang sudah dipelajari, siswa juga akan memperoleh nilai yang tinggi hal ini dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dan siswa lebih termotivasi dalam belajar. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Susilawati (2014) yang menyimpulkan bahwa penguatan guru berpengaruh terhadap hasil belajar IPS (Ekonomi) siswa kelas VIII di SMP N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) Di SMP N 22 Padang Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa secara parsial disiplin belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung (9,129) > nilai ttabel (1,655), sehingga Ho ditolak Ha diterima. Peningkatan disiplin belajar siswa sebesar satu satuan akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang sebesar 0,465 satuan. Hal ini dikarenakan regresi disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien (b2) sebesar 0,465 satuan. Siswa kelas VIII SMP N 22 Padang ketika belajar IPS (Ekonomi) sudah memiliki disiplin belajar yang cukup baik. Disiplin belajar siswa yang baik ditunjukkan dengan belajar tepat waktu dan menyelesaikan tugas yang ditetapkan guru tanpa menyuruh orang lain bekerja. Ketika belajar keinginan siswa untuk tidak membolos dan tidak malas belajar juga sudah cukup baik. Perilaku patuh terhadap aturan yang ditunjukan siswa juga sudah cukup baik. Indikator memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel disiplin belajar adalah tidak meninggalkan kelas atau membolos saat belajar dengan pernyataan saya meminta izin pada guru piket ketika ingin meninggalkan sekolah dengan rata-rata skor sebesar 3,25 dengan tingkat capaian responden sebesar 65,07% dan termasuk kategori cukup baik. Dari TCR tersebut dibuktikan bahwa siswa kurang disiplin dalam belajar, seharusnya setiap siswa yang minta izin keluar dari perkarangan sekolah meminta izin kepada guru piket terlebih dahulu dengan demikian siswa akan terlatih untuk selalu disiplin dalam melakukan apapun sehingga hasil belajar yang diperoleh juga akan baik. Indikator yang memiliki tingkat capaian responden tertinggi pada variabel disiplin belajar adalah tidak meninggalkan kelas atau membolos saat belajar dengan rata-rata skor sebesar 4,07 dengan tingkat capaian responden sebesar 81,37% dan termasuk kategori baik. Dari hasil TCR tersebut dibuktikan bahwa dalam proses pembelajaran siswa telah menunjukan disiplin belajar yang baik sehingga dengan disiplin belajar yang baik tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang baik pula. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Wiwin Winarsih (2012) yang menyimpulkan bahwa disiplin belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 9 Pontianak. 3. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa secara parsial fasilitas belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung (4,511) > nilai ttabel (1,655), sehingga Ho ditolak Ha diterima. Peningkatan fasilitas belajar siswa sebesar satu satuan akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang sebesar 0,571 satuan. Hal ini dikarenakan regresi fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien (b3) sebesar 0,571 satuan. Fasilitas belajar yang dimiliki oleh SMP N 22 Padang untuk menunjang proses pembelajaran sudah dikategorikan cukup baik. Dari segi sarana pembelajaran SMP N 22 Padang sudah didukung dengan sarana yang sudah cukup baik. Selain itu, dari segi prasarana banggunan SMP N 22 Padang sudah ditata dengan cukup baik. Menurut Gie (2002) dalam bukunya cara belajar yang efisien, “untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai, antara lain ruang belajar yang baik, perabotan belajar yang tepat, perlengkapan belajar yang efisien”. Jadi prinsipnya fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk belajar. Selanjutnya, Djamarah (2006:46) menyatakan “fasilitas adalah segala sesuatu yang memudahkan anak didik”. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadai sangat penting demi pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden terendah pada variabel fasilitas belajar adalah sarana dengan pernyataan setiap pelajaran akan dimulai terlebih dahulu guru menyampaikan sumber belajar dalam bentuk media cetak maupun elektronik, misalnya buku cetak komputer, televisi, koran, majalah dan lain-lain dengan rata-rata skor sebesar 3,58 dengan tingkat capaian responden sebesar 71,64% dan termasuk kategori cukup baik. Dari hasil TCR terbut dibuktikan bahwa guru kurang mempersiapkan fasilitas belajar yang membimbing dan membangkitkan semangat siswa, padahal dengan fasilitas belajar yang lengkap dapat mempermudah dan membantu guru dalam belajar dan siswa pun lebih terarah dalam proses pembelajaran. Indikator yang memiliki nilai tingkat capaian responden tertinggi pada variabel fasilitas belajar adalah sarana dengan pernyataan saya menjaga perabot belajar (meja dan kursi) agar tetap awet dengan rata-rata skor sebesar 4,09 dengan tingkat capaian responden sebesar 81,78% dan termasuk kategori baik. Dari hasil TCR tersebut dapat dibuktikan bahwa siswa dapat menjaga fasilitas belajar sekolah dengan baik terutama meja dan kursi yang dipergunakan setiap hari. Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Rejeki (2013) yang menyimpulkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMP Kecamatan Kutowinangun. Selanjutnya, Yuliarti (2013) berdasarkan hasil penelitianya juga menemukan bahwa fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang. 4. Pengaruh Penguatan Guru, Disiplin Belajar, Fasilitas Belajar Secara Simultan Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Ekonomi) Di SMP N 22 Padang Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar secara simultan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai Fhitung (171,964) > dari Ftabel (3,06), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan nilia Rsquare sebesar 0,784. Hal ini berarti 78,4% hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang dipengaruhi variabel penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar, sedangkan sisanya 21,6% dijelas oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam menguasai suatu materi pelajaran. Menurut Depdiknas (2003:3) “Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang mencakup kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan afektif atau perilaku.” Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku yang lebih baik. Slameto (2003:54-69) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dua aspek, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari; (a) Jasmaniah (kesehatan,cacat tubuh), (b) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, disiplin, kesiapan), dan (c) Kelelahan. Sedangkan, faktor eksternal terdiri dari; (a) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (b) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan penguatan guru), (c) Masyarakat (kegitan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Dapat disimpulkan bahwa penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar merupakan variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. KESIMPULAN 1. Variabel penguatan guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang. Hal ini dikarenakan regresi penguatan guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,311 satuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung (4,945) > nilai ttabel (1,655), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 2. Variabel disiplin belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang. Hal ini dikarenakan regresi disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,465 satuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung (9,129) > nilai ttabel (1,655), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 3. Variabel fasilitas belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang. Hal ini dikarenakan regresi fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang memiliki nilai koefisien sebesar 0,571 satuan. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai t hitung (4,511) > nilai ttabel (1,655), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 4. Variabel penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang. Hasil analisis menunjukan bahwa Fhitung (171,964) > dari Ftabel (3,06), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Persentase pengaruh variabel penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang yaitu sebesar 78,4%, sedangkan sisanya 21,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak penulis teliti. SARAN 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Penguatan guru di SMP N 22 Padang masih rendah dan termasuk kategori cukup baik, disarankan kepada guru untuk lebih meningkatkan penguatan dalam belajar terutama penguatan non verbal agar hasil belajar yang diperoleh siswa lebih maksimal karena pemberian penguatan tersebut akan meningkatkan semangat siswa dalam belajar. 2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa disiplin belajar siswa termasuk ke dalam kategori cukup baik dan disarankan kepada siswa untuk lebih meningkatkan disiplin kerena dengan disiplin yang tinggi akan meningkatkan semangat siswa untuk belajar. 3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa fasilitas belajar di SMP N 22 Padang termasuk kategori cukup baik dan disarankan kepada guru untuk 1melengkapi fasilitas dalam proses pembelajaran karena dengan fasilitas yang lengkap dapat mempermudah dan membantu guru dalam belajar dan siswa pun lebih terarah dalam proses pembelajaran. 4. Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang ingin meneliti tentang hasil belajar siswa pada temapat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel yang lain dari penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Apriliana Rejeki. 2014. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Kinerja Guru Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kecamatan Kutowinangun. Skripsi:Tidak dipublikasikan Djmarah, Syaiful Bahri.2006. Strategi Belajar Mengajar: Jakarta PT.Rineka Cipta Depdiknas. 2003. Proses Pembelajaran Dan Hasil Belajar. Jakarta. Gramedia Gie,The Ling. 2002. Cara Belajar Yang Efisien: Yogyakarta Gajah Mada Unipersiti Press Hasibun. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Karlina Susilawati, (2014). Pengaruh Penguatan Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS (Ekonomi) Siswa Kelas VIII Di SMP N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi:Tidak dipublikasikan Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 Peraturan Pemerintah RI No.19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana Dan Prasarana pasal 42 Ridwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Usman,Uzer.2007.Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wiwin Winarsih .2012. Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 9 Pontianak. Skripsi:Tidak dipublikasikan Yuliarti.2013. Pengaruh kompetensi profesional guru, Fasilitas belajar dan motivasi terhadap Hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sulang Kabupaten Rembang. Skripsi:Tidak dipublikasikan Yusuf. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan, Jakarta : Prenada Media.