pengaruh penguatan guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar

advertisement
PENGARUH PENGUATAN GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN
FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
(EKONOMI) DI SMP N 22
PADANG
JURNAL
OLEH:
SRI YASNI NOVITASARI
11090123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
PENGARUH PENGUATAN GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN
FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
(EKONOMI) DI SMP N 22
PADANG
Oleh:
1)
,
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar
2,3)
Dosen Program Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh penguatan guru, disiplin belajar,
fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP
N 22 Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan asosiatif. Populasi berjumlah 231 orang.
Sampel menggunakan teknik proposional random sampling, sebanyak 146 orang. Instrumen yang
digunakan berupa angket tertutup. Untuk mengetahui pengaruh penguatan guru, disiplin belajar,
dan fasilitas belajar secara parsial dan simultan digunakan uji t dan uji F. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara penguatan guru terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung
4,945 (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung 9,129 (3) Terdapat
pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan thitung 4,511 (4) Terdapat pengaruh yang
signifikan antara penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar secara simultan terhadap
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang, dengan Fhitung
171,964. Besarnya penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar terhadap terhadap hasil
belajar siswa SMP N 22 Padang yaitu 78,4% dan sisanya 21,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Penguatan Guru, Disiplin Belajar, Fasilitas Belajar, dan Hasil
Belajar.
Abstract
This research aim to to know Influence of reinforcement of teacher, Discipline learn,
Facility learn to result learn class student of VIII at subject of IPS (Economi) in SMP N 22
Padang.Type Research is descriptive and asosiatif. Population amounting to 231 people. Sampel
use technique of proposional sampling random amount counted 146 people. Instrument used for
research in the form of enquette closed. To know influence of reinforcement of teacher, discipline
learn, and facility learn by parsial and simultan by technique test and t F. Result of data analysis
indicate that (1)There are influence which is signifikan among reinforcement of teacher to result
learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with ttest 4,945 (2)
There are influence which is signifikan among discipline learn to result learn student at subject of
IPS (Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with ttest 9,129 (3) There are influence which is
signifikan among facility learn to result learn student at subject of IPS (Economi) Class of VIII
SMP N 22 Padang, with ttest 4,511 (4) There are influence which is signifikan among reinforcement
of teacher, discipline learn, and facility learn by simultan to result learn student at subject of IPS
(Economi) Class of VIII SMP N 22 Padang, with Ftest 171,964. Level of reinforcement of teacher,
discipline learn, and facility learn to to result learn student SMP N 22 Padang that is 78,4% and the
rest 21,6% influenced by other factor which is input do not in this research
Keyword : Reinforcement Of Teacher, Discipline Learn, Facility Learn, and Result of Learning
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan
manusia,
karena
dengan
pendidikan
manusia
memperoleh
pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan.
Menyadari akan pentingnya pendidikan
pemerintah Republik Indonesia telah
menetapkan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan dapat dicapai melalui pendidikan,
dimana pendidikan adalah faktor penentu
dalam meningkatkan kualitas manusia
seperti yang diungkapkan dalam Peraturan
Pemerintah No.32 tahun 2013 pasal 19,
yaitu:
“Proses
Pembelajaran
pada
satuan
pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang, memotivasi Peserta Didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis
Peserta Didik. Setiap satuan pendidikan
melakukan
perencanaa
proses
Pembelajaran,
pelaksanaan
proses
Pembelajaran, penilaian hasil Pembelajaran,
dan pengawasan proses Pembelajaran untuk
terlaksananya proses Pembelajaran yang
efektif dan efisien.”
Seiring kemajuan ilmu dan teknologi
dalam memasuki era globalisasi sekarang
ini sangat menuntut adanya peningkatan
mutu pendidkan. Usaha meningkatkan mutu
pendidikan merupakkan titik tolak dalam
pembangunan pendidikan. Salah satu upaya
dalam meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan melakukan perbaikan
terhadap komponen pendidikan kearah yang
lebih baik. Bentuk perbaikan yang
dilakukan saat ini diantaranya peningkatan
kualitas dan pemerataan penyebaran guru,
kurikulum yang disempurnakan, sumber
belajar, sarana dan prasarana yang
memadai, iklim pembelajaran yang
kondusif, serta didukung oleh kebijakan
pemerintah, baik di pusat maupun di
daerah.
Pembaharuan
dalam
bidang
pendidikan pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur
mutu pendidikan adalah hasil belajar yang
dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan
proses pembelajaran. Hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang diinginkan
pada diri siswa.
Hasil belajar dapat
dijadikan sebagai tolak ukur penentuan
tingkat keberhasilan siswa dalam memahami
dan menguasai bahan pelajaran. Hasil
belajar menunjukkan apa yang dikuasai oleh
siswa, yang tercakup dalam tiga ranah yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor.
Berdasarkan rata-rata nilai ulangan
harian semester II mata pelajaran IPS
(Ekonomi) kelas VIII, siswa masih banyak
di bawah KKM yaitu 76. Dari delapan kelas,
kelas VIII-1, VIII-4,VIII-5,VIII-6 dan VIII-7
tidak mencapai standar KKM yaitu nilai
74,33. 72,69. 50,71. 55,52 dan 50,83.Siswa
yang paling banyak tidak tuntas yaitu kelas
VIII-5, VIII-7, VIII-8, dan hanya tiga kelas
yang sudah mencapai KKM yaitu nilai ratarata 79,65 kelas VIII-2, 80,80 kelas VIII-3
dan kelas VIII-5 76,29. Selain itu 15 siswa
lagi yang belum ikut ulangan harian karena
sakit, 9 orang dan absen 6 orang. Faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa
adalah banyak siswa yang tidak senang
belajar IPS (Ekonomi), siswa banyak yang
berbicara pada saat pelajaran berlangsung,
ada yang mengantuk, dan ada juga yang
menggambar hal-hal tidak terkait dengan
pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar siswa berarti
rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya
mutu pendidikan sering dikaitkan dengan
kemampuan guru dalam mengelola proses
belajar mengajar, karena guru mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap
peningkatan kualitas pendidikan. Selain itu,
hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik
adalah faktor yang berasal dari luar diri
siswa misalnya faktor keluarga, faktor
sekolah, faktor masyarakat. Faktor intrinsik
yaitu faktor yang bersal dari sekolah yang
sangat memegang peranan penting salah
satunya adalah guru.
Seorang guru harus mempunyai
keterampilan dasar yaitu keterampilan
bertanya, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan
membuka
dan
menutup
pelajaran,
ketermpilan membimbing diskusi kelompok
kecil, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan mengajar perseorangan dan
keterampilan memberi penguatan. Dalam
proses belajar mengajar seorang guru harus
dapat mengatur keadaan kelas dengan cara
membuat sebuah aturan dalam proses
pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh
guru dan siswa. Untuk siswa yang kurang
bersemangat dalam proses pembelajaran dan
mengerjakan tugas, dapat diatasi dengan
salah satu cara yaitu memberikan penguatan,
disiplin
belajar
yang
tinggi
serta
kelengkapan fasilitas belajar siswa, agar
siswa tersebut lebih giat dan tekun dalam
belajar. Sehingga hasil belajar siswa dapat
tercapai dengan optimal.
Keterampilan memberi penguatan,
merupakan segala bentuk respon apakah
bersifat verbal (pujian, teguran) atau non
verbal (gerakan badan, sentuhan, mendekati
siswa, kegiatan yang menyenangkan hati
siswa, simbol atau benda, penguatan tak
penuh) yang merupakan modifikasi tingkah
laku guru terhadap tingkah laku siswa yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik (feedback), bagi si penerima
(siswa)
penguatan
yang
diberikan
merupakan dorongan atau koreksi. Dengan
demikian memberi penguatan, disiplin
belajar yang tinggi serta kelengkapan
fasilitas belajar akan mempengaruhi hasil
belajar siswa sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal.
Berdasarkan observasi awal yang
penulis lakukan pada tanggal 10 Februari
2015 di SMP N 22 Padang. Penguatan guru
dalam proses belajar mengajar masih
kurang, terlihat pada saat guru mata
pelajaran IPS (Ekonomi) dalam memberikan
penguatan verbal (ucapan) ada guru yang
mengatakan pertanyaan siswa tidak menarik
atau asal bertanya saja. Sedangkan dalam
penguatan non verbal: Pada saat siswa
memberikan argumen tetang sesuatu yang
didiskusikan, guru memperlihatkan wajah
yang cemberut tanpa ekspresi sehingga
membuat siswa tersebut malas untuk
bertanya,
guru
tidak
mengenal
kecenderungan dan karakter semua siswanya
secara penuh dan pada saat siswa
menyampaikan pendapat yang kurang benar
guru langsung menyalahkan pendapat
tersebut, selain itu tanpa adanya disiplin
yang tinggi keberhasilan siswa tidak akan
tercapai dengan optimal
Disiplin belajar adalah predis posisi
(kecenderungan) suatu sikap mental untuk
mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus
mengendalikan diri, menyesuaikan diri
terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar
sekalipun
yang
mengekang
dan
menunjukkan kesadaran akan tanggung
jawab terhadap tugas dan kewajiban.
Disiplin belajar awalnya memang berat tapi
bila kita sudah berhasil mempelajari atau
berlatih, kita akan dapat mengikuti dengan
sendirinya tanpa merasa tertekan. Oleh karna
itu setiap siswa yang mempunyai disiplin
yang tinggi cenderung hasil belajarnya akan
baik karena telah terlatih dengan baik.
Tabel 1. Data Kehadiran Siswa Kelas
VIII SMP N 22 Padang
Keterangan
Kelas
Alfa Terlambat Melanggar
VIII.1
2
1
VIII.2
7
13
4
VIII.3
6
10
VIII.4
13
17
3
VIII.5
6
19
4
VIII.6
4
14
3
VIII.7
1
16
7
VIII.8
8
22
8
Sumber: Absen siswa kelas VIII SMP N 22
Padang (Februari 2015)
Dari tabel 1 di atas disiplin belajar
siswa bulan Februari 2015, dapat dilihat
adanya siswa yang tidak disiplin dalam
belajar yaitu kelas VIII.1 alfa 2 orang,
terlambat 1 orang. Kelas VIII.2 alfa 7 orang,
terlambat 13 orang, melanggar 4 orang.
Kelas VIII.3 alfa 6 orang, terlambat 10
orang. Kelas VIII.4 alfa 13 orang, terlambat
17 orang, melanggar 3 orang. Kelas VIII.5
alfa 6 orang, terlambat 19 orang, melanggar
4 orang. Kelas VIII.6 alfa 4 orang, terlambat
14 orang, melanggar 3 orang. Kelas VIII.7
alfa 1 orang, terlambat 16 orang, melanggar
7 orang. Kelas VIII.8 alfa 8 orang, terlambat
22 orang, melanggar 8 orang. Dari
penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa
banyaknya siswa yang tidak disiplin baik
dalam belajar maupun saat datang
kesekolah, hal ini juga dapat mengakibatkan
hasil belajar siswa rendah karena
bagaimanapun disiplin dalam belajar sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas dapat dilihat
bahwa disiplin merupakan salah satu unsur
yang penting dalam proses pembelajaran
baik sebelum, selama ataupun setelah proses
pembelajaran di kelas, disiplin belajar harus
ditanamkan pada setiap siswa karena dengan
adanya
disiplin
akan
memberikan
keuntungan, yaitu siswa akan belajar dengan
kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat
bagi diri dan lingkungannya.
Selain disiplin, fasilitas belajar yang
memadai dapat memperlancar dalam
mencapai tujuan pembelajaran, untuk
mencapai hasil belajar yang memuaskan,
siswa harus dapat memanfaatkan fasilitas
belajar dengan baik Djamarah 2006:46
fasilitas belajar yang mendukung kegiatan
belajar peserta didik akan menyebabkan
proses belajar mengajar menyenangkan dan
memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Fasilitas pendidikan meliputi semua fasilitas
yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik yang bergerak maupun yang
tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan lancar, teratur,
efektif, dan efisien sehingga siswa dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
Sudah menjadi tuntutan bahwa
sekolah harus memiliki fasilitas belajar yang
memadai dan dalam kondisi yang baik, hal
ini bertujuan untuk menunjang jalannya
proses belajar mengajar di sekolah. Menurut
PP RI No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab VII Standar
Sarana Dan Prasarana Pasal 42:
1. Setiap
satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain
yang di perlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
2. Setiap
satuan
pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin,
instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat
bermain/
tempat
berkreasi
dan
ruang/tempat lain yang di perlukan
untuk menunjang proses pembelajaran
yang teratur dan berkelanjutan.
Dalam hal ini sekolah hendaknya
menyediakan sarana dan prasarana sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan
siswa agar dapat menumbuhkan,
mengembangkan dirinya sesuai dengan
bakat dan kemampuan sebagai manusia
seutuhnya. Dengan adanya fasilitas
belajar
yang
lengkap,
akan
menumbuhkan rasa bangga dan rasa
memiliki. Pemeliharaan fasilitas belajar
di sekolah merupa kan tanggung jawab
semua pihak yang bersangkuatan, hal ini
bertujuan agar fasilitas belajar dapat
dimanfaatkan sesuai fungsinya dan dapat
bertahan dengan jangka waktu yang
lama. Pengadaan fasilitas belajar sangat
penting bagi siswa dan kurikulum pada
saat itu. Berdasarkan hasil observasi
awal yang dilakukan pada tanggal 24
april 2015 diketahui bahwa fasilitas
belajar di SMP Negeri 22 Padang kurang
siswa
menyatakan bahwa fasilitas
belajar kurang baik. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan Tabel berikut
Tabel 2. Fasilitas belajar
Fasilitas belajar
Keterangan
Jumlah
Kondisi
Gedung
1
baik
Kelas Teori
24
baik
Labor Komputer
1
Baik
Labor IPA
1
R.Ringan
Pustaka
1
R.Ringan
Bimbingan dan
1
Baik
Konseling
Km/Wc
3
2 Baik,1Rusak
Tempat Ibadah
1
Rusak
Koperasi
1
Baik
Kantin
7
Kurang
Sumber: Tata Usaha SMP N 22 Padang
Fasilitas belajar merupakan faktor
yang sangat penting bagi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar. Keadaan
fasilitas di SMP Negeri 22 Padang tergolong
cukup ditandai dengan adanya, labor
komputer, labor IPA dan perpustakaan
meskipun masih terbatas jumlahnya,
koperasi dan peralatan penunjang yang
lainnya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif
dan Asosiatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu hal seperti apa
adanya. Selanjutnya Arikunto (2006:239)
menjelaskan bahawa metode asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menentukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa erat hubungannya.
Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
penguatan guru, disiplin belajar dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22
Padang. Populasi merupakan keseluruhan
dari subjek penelitian, dalam penelitian ini
populasinya adalah seluruh kelas VIII yang
terdapat di SMP N 22 Padang. Maka
populasi dalam penelitian ini berjumlah 231
orang peserta didik.
Sampel merupakan bagian dari
populasi yang akan diteliti. Yusuf
(2005:186) mengemukakan bahwa: “sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih
dan mewakili populasi tersebut yang
dijadikan responden penelitian”.
Teknik
penelitian
pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan
rumus Slovin (Riduwan, 2010:64) yaitu:
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
: Presisi (ditetapkan 5%
dengan
tingkat
kepercayaan 95%)
Jumlah populasi 231 orang dan
tingkat presisi 5%. Teknik pengumpulan
sampel yang digunakan adalah proposional
random sampling yaitu teknik untuk
mendapatkan sampel yang digunakakan
pada setiap unit sampling, artinya sampel
diamabil disetiap kelas. Tujuan dipilihnya
teknik pengambilan sampel memberikan
peluang yang sama kepada semua anggota
populasi untuk terpilih menjadi sampel.
Berdasarkan cara memperolehnya,
data dibedakan atas dua macam yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang didapat dari sumber
pertama
baik
dari
individu
atau
perseorangan seperti hasil dari wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang bisa
dilakukan oleh peneliti. Data sekunder
adalah data yang didapat dari pihak ketiga.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara, angket atau kuisioner yang diisi
oleh siswa mengenai penguatan guru,
disiplin belajar, fasilitas belajar dan hasil
belajar siswa.
Instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data penelitian ini adalah
angket yang disusun dari indikator-indikator
dan untuk mengukur skor variabel
digunakan dalam bentuk skala likert yang
terdiri dari 5 (lima) kategori dengan
pernyataan yaitu Selalu (SL), Sering (SR),
Kadang-kadang (KD), Jarang (JR), Tidak
pernah (TP).
Adapun skor masing-masing jawaban
tersebut terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 3. Skala Likert
Skor
Skor
Kategori
Item
Item
Positif Negatif
Selalu
5
1
Sering
4
2
Kadang - kadang
3
3
Jarang
2
4
Tidak Pernah
1
5
Sumber : Sugiyono (2011:135)
Dalam penelitian ini, teknik analisis
data yang digunakan analisis deskriptif, uji
kelayakan model dengan menggunakan uji
Likelihood Ratio dan uji Ramsey, uji
penyimpangan asumsi klasik, uji regresi
berganda dan uji hipotesis.
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Belajar Siswa (Y)
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data
Hasil Belajar
Kelas
Persentase
No
Frekuensi
Interval
(%)
1
52 – 57
13
8.90
2
58 – 63
18
12.33
3
64 – 69
25
17.12
4
70 – 75
27
18.49
5
76 – 81
22
15.07
6
82 – 87
18
12.33
7
88 – 93
21
14.38
8
94 – 99
2
1.37
146
100
Jumlah
Rata-Rata
73,32
Maximal
94
Minimal
52
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Tabel 4 di atas menunjukkan nilai rata-rata
hasil belajar IPS (Ekonomi) siswa kelas VIII
SMP Negeri 22 Padang sebesar 73,32 dan
nilai yang paling banyak diperoleh siswa
adalah nilai 76.
B. Penguatan Guru (XI)
Berdasarkan hasil TCR variabel
penguatan guru diperoleh informasi bahwa
rata-rata skor jawaban responden untuk
variabel penguatan guru adalah 3,71 dengan
tingkat capaian responden sebesar 74,29%
dan termasuk kategori cukup baik. Dapat
dikatakan bahwa penguatan guru mata
pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22
Padang dikategorikan cukup baik.
Pernyataan yang memiliki nilai
tingkat capaian responden tertinggi terdapat
pada peryataan ke-7 di indikator penguatan
verbal dengan rata-rata skor sebesar 4,44
dengan tingkat capaian responden sebesar
88,77% dan termasuk kategori baik. Dari
146 orang responden yang memberikan
jawaban, 0,68% siswa menyatakan bahwa
guru tidak pernah memberikan tugas sesuai
dengan materi yang sudah dipelajari, 2,05%
menyatakan jarang, 11,64% menyatakan
kadang-kadang, 23,97% menyatakan sering
61,64%
menyatakan
selalu.
Dapat
disimpulkan bahwa guru yang mengajar IPS
(Ekonomi) pada siswa kelas VIII di SMP N
22 Padang memiliki penguatan verbal yang
baik, ditunjukkan dengan mengatakan
pertanyaan yang diberikan siswa sudah
cukup baik.
Pernyataan yang memiliki nilai
tingkat capaian responden terendah terdapat
pada peryataan ke-11 di indikator penguatan
non verbal dengan rata-rata skor sebesar
3,12 dengan tingkat capaian responden
sebesar 62,47% dan termasuk kategori
cukup baik. Dari 146 orang responden yang
memberikan jawaban, 27,4% menyatakan
bahwa guru selalu menepuk-nepuk pundak
saya, ketika jawaban yang saya berikan
benar, 13,01% menyatakan sering, 24,66%
menyatakan
kadang-kadang,
14,38%
menyatakan
jarang
serta
20,55%
menyatakan
tidak
pernah.
Dapat
disimpulkan guru yang mengajar IPS
(Ekonomi) pada siswa kelas VIII di SMP 22
N Padang memiliki penguatan verbal yang
baik, ditunjukkan dengan menepuk-nepuk
pundak siswa ketika jawaban yang berikan
oleh siswa sudah cukup baik.
C. Variabel Disiplin Belajar (X2)
Berdasarkan TCR variabel disiplin
belajar diperoleh informasi bahwa rata-rata
skor jawaban responden untuk variabel
disiplin belajar adalah 3,74 dengan tingkat
capaian responden sebesar 74,83% dan
termasuk kategori cukup baik. Dapat
dikatakan bahwa siswa siswa kelas VIII di
SMP Negeri 22 Padang memiliki disiplin
belajar yang cukup baik.
Pernyataan yang memiliki nilai
tingkat capaian responden tertinggi terdapat
pada pernyataan ke-4 di indikator tidak
meninggalkan kelas atau membolos saat
belajar dengan rata-rata skor sebesar 4,07
Dengan tingkat capaian responden
sebesar 81,37% dan termasuk kategori baik.
Dari 146 orang responden yang memberikan
jawaban, 53,42% siswa menyatakan tidak
pernah melompat jendela atau pagar sekolah
pada saat jam pelajaran berlangsung,
15,07% menyatakan jarang, 17,81%
menyatakan
kadang-kadang,
12,33%
menyatakan sering serta 1,37% menyatakan
selalu.
D. Fasilitas Belajar (X3)
Berdasarkan TCR variabel fasilitas
belajar diperoleh informasi bahwa rata-rata
skor jawaban responden untuk variabel
fasilitas belajar adalah 3,75 dengan tingkat
capaian responden sebesar 74,97%% dan
termasuk kategori cukup baik. Hal ini dapat
diartikan bahwa fasilitas belajar yang
dimiliki oleh SMP Negeri 22 Padang
dikategorikan cukup baik.
Pernyataan yang memiliki nilai
tingkat capaian responden tertinggi terdapat
pada peryataan ke-3 di indikator sarana
dengan rata-rata skor sebesar 4,09 dengan
tingkat capaian responden sebesar 81,78%
dan termasuk kategori baik. Dari 146 orang
responden yang memberikan jawaban,
46,58% siswa menyatakan selalu menjaga
perabot belajar (meja dan kursi) di sekolah
agar tetap awet, 26,71% menyatakan sering,
17,12% menyatakan kadang-kadang, 8,22%
menyatakan jarang serta 1,37% menyatakan
tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
sarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 22
Padang dikategorikan baik karena siswa
menjaga perabotan belajar yang tersedia
agar tetap awet.
Pernyataan yang memiliki nilai
tingkat capaian responden terendah terdapat
pada pernyataan ke-1 di indikator sarana
dengan dengan rata-rata skor sebesar 3,58
dengan tingkat capaian responden sebesar
71,64% dan termasuk kategori cukup baik.
Dari 146 orang responden yang memberikan
jawaban, 23,97% menyatakan siswa bahwa
guru akan selalu menyampaikan sumber
belajar setiap pelajaran akan dimulai,
28,77% menyatakan sering, 34,25%
menyatakan
kadang-kadang,
7,53%
menyatakan jarang serta 5,48% menyatakan
tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa
SMP Negeri 22 Padang sarana memiliki
sarana yang cukup baik, memiliki sumber
belajar yang bervariatif bagi siswa. Dapat
disimpulkan kedisiplinan belajar yang baik
dari siswa kelas VIII di SMP N 22 Padang
ditunjukkan dengan tidak pernah melompat
jendela atau pagar sekolah pada saat jam
pelajaran berlangsung. Pernyataan yang
memiliki nilai tingkat capaian responden
terendah terdapat pada peryataan ke-6 di
indikator tidak meninggalkan kelas atau
membolos saat belajar dengan rata-rata skor
sebesar 3,25 dengan tingkat capaian
responden sebesar 65,07% dan termasuk
kategori cukup baik.
Dari 146 orang
responden yang memberikan jawaban,
26,03% siswa menyatakan selalu meminta
izin pada guru piket ketika ingin
meninggalkan sekolah, 19,18% menyatakan
sering, 23,97% menyatakan kadang-kadang,
15,75% menyatakan jarang serta 15,07%
menyatakan
tidak
pernah.
Dapat
disimpulkan kedisiplinan belajar yang cukup
baik dari siswa kelas VIII di SMP Negeri 22
Padang ditunjukkan dengan meminta izin
pada guru piket ketika ingin meninggalkan
sekolah.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Penguatan Guru terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS (Ekonomi) Di SMP N 22
Padang
Berdasarkan pengujian hipotesis
diketahui bahwa secara parsial penguatan
guru berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar siswa kelas VIII pada mata
pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22
Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menyatakan bahwa nilai
thitung (4,945) > nilai ttabel (1,655),
sehingga Ho ditolak Ha diterima.
Peningkatan
penguatan
guru
sebesar satu satuan akan meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII pada mata
pelajaran IPS (Ekonomi) kelas SMP N
22 Padang sebesar 0,311 satuan. Hal ini
dikarenakan regresi penguatan guru
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di
SMP N 22 Padang memiliki nilai
koefisien (b1) sebesar 0,311 satuan.
Penguatan yang dilakukan guru di dalam
pembelajaran mengacu pada bagaimana
memfasilitasi
siswa
mencapai
kompetensi yang sudah ditetapkan.
Pencapaian kompetensi tidak mungkin
terjadi tanpa melibatkan siswa secara
langsung dalam pembelajaran. Oleh
sebab itu guru mestinya merencanakan
pembelajaran yang mendorong siswa
untuk berpartisipasi secara aktif di dalam
proses pembelajaran.
Guru mata pelajaran IPS (Ekonomi)
yang mengajar di kelas VIII SMP N 22
Padang sudah memberikan penguatan
yang cukup baik terhadap siswa dalam
belajar. Pengauatan belajar
yang
diberikan guru ditunjukan dengan
memberikan pengauatan secara verbal
kepada siswa dengan cukup baik. Selain
penguatan secara verbal, peguatan secara
non verbal juga sering dilakukan guru
dengan cukup baik untuk meningkatkan
semangat belajar siswa, sehingga
memperoleh hasil belajar yang lebih
baik.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan
teori yang dikemukakan oleh Hasibun
(2009:58)
menyatakan
bahwa
memberikan penguatan diartikan dengan
tingkah laku guru dalam merespon secara
positif suatu tingkah laku tertentu, yang
memungkinkan tingkah laku tersebut
timbul kembali, dimaksudkan untuk
mengganjar atau membesarkan hati
siswa
agar
mereka
lebih
giat
berpartisipasi dalam interaksi belajarmengajar.
Selanjutnya,
Usman
(2007:73),
menyatakan
penguatan
mempunyai pengaruh yang berupa sikap
positif terhadap proses belajar siswa dan
bertujuan sebagai berikut: pertama,
meningkatkan perhatian siswa terhadap
hasil pembelajaran, kedua, meransang
dan
memotivasi
belajar,
ketiga,
meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang
produktif. Dapat disimpulkan bahwa
penguatan adalah segala bentuk respon
positif yang diberikan oleh guru baik
yang bersifat verbal maupun non verbal
terhadap tingkah laku siswa yang baik
sehingga menyebabkan siswa tersebut
terdorong untuk mengulangi atau
meningkatkan perilaku yang baik
tersebut
Indikator yang memiliki nilai tingkat
capaian responden terendah pada
variabel penguatan guru adalah guru IPS
menepuk-nepuk pundak saya, ketika
jawaban yang saya berikan benar dengan
rata-rata skor sebesar 3,12 dengan
tingkat capaian responden
sebesar
62,47% dan termasuk kategori cukup
baik. Dari hasil TCR tersebut dapat
dibuktikan bahwa masih kurangnya guru
memberikan
penguatan
dengan
menepuk-nepuk pundak siswa, pada saat
proses
pembelajaran
guru
tidak
menepuk-nepuk pundak siswa yang
melontarkan jawaban yang benar atau
mendapat nilai tertinggi padahal dengan
tindakan tersebut membuat siswa
semangat dalam belajar karena siswa
membutuhkan penguatan non verbal
tersebut ketika mereka bisa mencapai
sesuatu yang lebih dari pada temannya.
Indikator yang memiliki nilai tingkat
capaian responden tertinggi pada
variabel penguatan guru adalah guru IPS
memberikan tugas sesuai dengan materi
yang sudah dipelajari dengan rata-rata
skor sebesar 4,44 dengan tingkat capaian
responden sebesar 88,77% dan termasuk
kategori baik. Guru yang memberikan
tugas kepada siswa sesuai materi yang
sudah dipelajari, siswa juga akan
memperoleh nilai yang tinggi hal ini
dapat menumbuhkan semangat belajar
siswa dan siswa lebih termotivasi dalam
belajar. Hasil penelitian ini juga
didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan Susilawati (2014) yang
menyimpulkan bahwa penguatan guru
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS
(Ekonomi) siswa kelas VIII di SMP N 1
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS (Ekonomi) Di SMP N 22
Padang
Berdasarkan pengujian hipotesis
diketahui bahwa secara parsial disiplin
belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa nilai thitung (9,129) > nilai
ttabel (1,655), sehingga
Ho ditolak Ha
diterima.
Peningkatan disiplin belajar siswa
sebesar satu satuan akan meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang sebesar
0,465 satuan. Hal ini dikarenakan regresi
disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS
(Ekonomi) di SMP N 22 Padang memiliki
nilai koefisien (b2) sebesar 0,465 satuan.
Siswa kelas VIII SMP N 22 Padang
ketika belajar IPS (Ekonomi) sudah
memiliki disiplin belajar yang cukup baik.
Disiplin belajar siswa yang baik ditunjukkan
dengan
belajar
tepat
waktu
dan
menyelesaikan tugas yang ditetapkan guru
tanpa menyuruh orang lain bekerja. Ketika
belajar keinginan siswa untuk tidak
membolos dan tidak malas belajar juga
sudah cukup baik. Perilaku patuh terhadap
aturan yang ditunjukan siswa juga sudah
cukup baik.
Indikator memiliki nilai tingkat
capaian responden terendah pada variabel
disiplin belajar adalah tidak meninggalkan
kelas atau membolos saat belajar dengan
pernyataan saya meminta izin pada guru
piket ketika ingin meninggalkan sekolah
dengan rata-rata skor sebesar 3,25 dengan
tingkat capaian responden sebesar 65,07%
dan termasuk kategori cukup baik. Dari TCR
tersebut dibuktikan bahwa siswa kurang
disiplin dalam belajar, seharusnya setiap
siswa yang minta izin keluar dari
perkarangan sekolah meminta izin kepada
guru piket terlebih dahulu dengan demikian
siswa akan terlatih untuk selalu disiplin
dalam melakukan apapun sehingga hasil
belajar yang diperoleh juga akan baik.
Indikator yang memiliki tingkat
capaian responden tertinggi pada variabel
disiplin belajar adalah tidak meninggalkan
kelas atau membolos saat belajar dengan
rata-rata skor sebesar 4,07 dengan tingkat
capaian responden sebesar 81,37% dan
termasuk kategori baik. Dari hasil TCR
tersebut dibuktikan bahwa dalam proses
pembelajaran siswa telah menunjukan
disiplin belajar yang baik sehingga dengan
disiplin belajar yang baik tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang baik
pula.
Hasil penelitian ini juga didukung
oleh hasil penelitian yang dilakukan Wiwin
Winarsih (2012) yang menyimpulkan bahwa
disiplin belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran Ekonomi kelas
XI IPS di SMA Negeri 9 Pontianak.
3. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS (Ekonomi) di SMP N 22
Padang
Berdasarkan pengujian hipotesis
diketahui bahwa secara parsial fasilitas
belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa nilai thitung (4,511) > nilai
ttabel (1,655), sehingga
Ho ditolak Ha
diterima.
Peningkatan fasilitas belajar siswa
sebesar satu satuan akan meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran
IPS (Ekonomi) di SMP N 22 Padang sebesar
0,571 satuan. Hal ini dikarenakan regresi
fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS
(Ekonomi) di SMP N 22 Padang memiliki
nilai koefisien (b3) sebesar 0,571 satuan.
Fasilitas belajar yang dimiliki oleh
SMP N 22 Padang untuk menunjang proses
pembelajaran sudah dikategorikan cukup
baik. Dari segi sarana pembelajaran SMP N
22 Padang sudah didukung dengan sarana
yang sudah cukup baik. Selain itu, dari segi
prasarana banggunan SMP N 22 Padang
sudah ditata dengan cukup baik.
Menurut Gie (2002) dalam bukunya cara
belajar yang efisien, “untuk belajar yang
baik hendaknya tersedia fasilitas belajar
yang memadai, antara lain ruang belajar
yang baik, perabotan belajar yang tepat,
perlengkapan belajar yang efisien”. Jadi
prinsipnya fasilitas belajar adalah segala
sesuatu yang memudahkan untuk belajar.
Selanjutnya,
Djamarah
(2006:46)
menyatakan “fasilitas adalah segala sesuatu
yang memudahkan anak didik”. Fasilitas
belajar yang mendukung kegiatan belajar
peserta didik akan menyebabkan proses
belajar mengajar menyenangkan dan
memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Oleh karena itu fasilitas belajar yang
memadai sangat penting demi pencapaian
hasil belajar siswa yang memuaskan
Indikator yang memiliki nilai tingkat
capaian responden terendah pada variabel
fasilitas belajar adalah sarana dengan
pernyataan setiap pelajaran akan dimulai
terlebih dahulu guru menyampaikan sumber
belajar dalam bentuk media cetak maupun
elektronik, misalnya buku cetak komputer,
televisi, koran, majalah dan lain-lain dengan
rata-rata skor sebesar 3,58 dengan tingkat
capaian responden sebesar 71,64% dan
termasuk kategori cukup baik. Dari hasil
TCR terbut dibuktikan bahwa guru kurang
mempersiapkan fasilitas belajar yang
membimbing dan membangkitkan semangat
siswa, padahal dengan fasilitas belajar yang
lengkap dapat mempermudah dan membantu
guru dalam belajar dan siswa pun lebih
terarah dalam proses pembelajaran.
Indikator yang memiliki nilai tingkat
capaian responden tertinggi pada variabel
fasilitas belajar adalah sarana dengan
pernyataan saya menjaga perabot belajar
(meja dan kursi) agar tetap awet dengan
rata-rata skor sebesar 4,09 dengan tingkat
capaian responden sebesar 81,78% dan
termasuk kategori baik. Dari hasil TCR
tersebut dapat dibuktikan bahwa siswa dapat
menjaga fasilitas belajar sekolah dengan
baik terutama meja dan kursi yang
dipergunakan setiap hari. Hasil penelitian ini
juga didukung oleh hasil penelitian yang
dilakukan
Rejeki
(2013)
yang
menyimpulkan bahwa fasilitas belajar
berpengaruh
terhadap
hasil
belajar
Matematika siswa kelas VII SMP
Kecamatan Kutowinangun. Selanjutnya,
Yuliarti
(2013)
berdasarkan
hasil
penelitianya juga menemukan bahwa
fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri
1 Sulang Kabupaten Rembang.
4. Pengaruh Penguatan Guru, Disiplin
Belajar, Fasilitas Belajar Secara
Simultan Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
(Ekonomi) Di SMP N 22 Padang
Berdasarkan pengujian hipotesis
diketahui penguatan guru, disiplin belajar,
dan fasilitas belajar secara simultan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS
(Ekonomi) di SMP N 22 Padang. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa nilai Fhitung (171,964) >
dari Ftabel (3,06), sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima.
Hasil analisis koefisien determinasi
menunjukkan nilia Rsquare sebesar 0,784. Hal
ini berarti 78,4% hasil belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) di
SMP N 22 Padang dipengaruhi variabel
penguatan guru, disiplin belajar, dan fasilitas
belajar, sedangkan sisanya 21,6% dijelas
oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini.
Hasil belajar merupakan tolak ukur
yang
digunakan
untuk
menentukan
keberhasilan peserta didik dalam menguasai
suatu materi pelajaran. Menurut Depdiknas
(2003:3) “Hasil belajar siswa yang
diharapkan adalah kemampuan yang utuh
yang mencakup kemampuan kognitif,
kemampuan psikomotor, dan kemampuan
afektif
atau
perilaku.”
Berdasarkan
pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian
akhir dari proses dan pengenalan yang
dilakukan berulang-ulang. Serta akan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam
membentuk pribadi individu yang selalu
ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berfikir serta
menghasilkan perilaku yang lebih baik.
Slameto (2003:54-69) mengemukakan
bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berasal dari dua aspek,
yaitu internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri dari; (a) Jasmaniah (kesehatan,cacat
tubuh),
(b)
Psikologis
(intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
disiplin, kesiapan), dan (c) Kelelahan.
Sedangkan, faktor eksternal terdiri dari; (a)
Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua, latar belakang kebudayaan), (b) Sekolah
(metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar, dan penguatan
guru), (c) Masyarakat (kegitan siswa dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat).
Dapat disimpulkan bahwa penguatan
guru, disiplin belajar, dan fasilitas belajar
merupakan
variabel
yang
dapat
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh
oleh siswa.
KESIMPULAN
1. Variabel penguatan guru berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas
VIII SMP N 22 Padang. Hal ini
dikarenakan regresi penguatan guru
terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP
N 22 Padang memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,311 satuan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung
(4,945) > nilai ttabel (1,655), sehingga
hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima.
2. Variabel disiplin belajar berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas
VIII SMP N 22 Padang. Hal ini
dikarenakan regresi disiplin belajar
terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP
N 22 Padang memiliki nilai koefisien
regresi sebesar 0,465 satuan. Hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung
(9,129) > nilai ttabel (1,655), sehingga
hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima.
3. Variabel fasilitas belajar berpengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS (Ekonomi) kelas
VIII SMP N 22 Padang. Hal ini
dikarenakan regresi fasilitas belajar
terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS (Ekonomi) kelas VIII SMP
N 22 Padang memiliki nilai koefisien
sebesar 0,571 satuan. Hasil analisis
menunjukan bahwa nilai t hitung (4,511) >
nilai ttabel (1,655), sehingga hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
4. Variabel penguatan guru, disiplin belajar,
dan fasilitas belajar secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS
(Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang.
Hasil analisis menunjukan bahwa Fhitung
(171,964) > dari Ftabel (3,06), sehingga
hipotesis nol ditolak dan hipotesis
alternatif diterima. Persentase pengaruh
variabel penguatan guru, disiplin belajar,
dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS
(Ekonomi) kelas VIII SMP N 22 Padang
yaitu sebesar 78,4%, sedangkan sisanya
21,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak penulis teliti.
SARAN
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
Penguatan guru di SMP N 22 Padang
masih rendah dan termasuk kategori
cukup baik, disarankan kepada guru
untuk lebih meningkatkan penguatan
dalam belajar terutama penguatan non
verbal agar hasil belajar yang diperoleh
siswa lebih maksimal karena pemberian
penguatan tersebut akan meningkatkan
semangat siswa dalam belajar.
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
disiplin belajar siswa termasuk ke dalam
kategori cukup baik dan disarankan
kepada siswa untuk lebih meningkatkan
disiplin kerena dengan disiplin yang
tinggi akan meningkatkan semangat
siswa untuk belajar.
3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
fasilitas belajar di SMP N 22 Padang
termasuk kategori cukup baik dan
disarankan
kepada
guru
untuk
1melengkapi fasilitas dalam proses
pembelajaran karena dengan fasilitas
yang lengkap dapat mempermudah dan
membantu guru dalam belajar dan siswa
pun lebih terarah dalam proses
pembelajaran.
4. Penelitian Selanjutnya, diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi referensi
bagi peneliti selanjutnya yang akan
membahas hal yang sama pada tempat
lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang
ingin meneliti tentang hasil belajar siswa
pada temapat yang sama disarankan
mengaitkannya dengan variabel yang
lain dari penguatan guru, disiplin belajar,
dan fasilitas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta
Apriliana Rejeki. 2014. Pengaruh Fasilitas
Belajar dan Kinerja Guru Terhadap
Hasil Belajar Matematika Kelas VII
SMP
Kecamatan
Kutowinangun.
Skripsi:Tidak dipublikasikan
Djmarah, Syaiful Bahri.2006. Strategi
Belajar Mengajar: Jakarta PT.Rineka
Cipta
Depdiknas. 2003. Proses Pembelajaran Dan
Hasil Belajar. Jakarta. Gramedia
Gie,The Ling. 2002. Cara Belajar Yang
Efisien: Yogyakarta Gajah Mada
Unipersiti Press
Hasibun. 2009. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Karlina Susilawati, (2014). Pengaruh
Penguatan Guru dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar IPS (Ekonomi)
Siswa Kelas VIII Di SMP N 1 Bayang
Kabupaten
Pesisir
Selatan.
Skripsi:Tidak dipublikasikan
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013
tentang
Perubahan
Standar
Nasional Pendidikan, pasal 19
Peraturan Pemerintah RI No.19 tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Bab VII Standar Sarana Dan
Prasarana pasal 42
Ridwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Karyawan, Dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta
Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Usman,Uzer.2007.Menjadi
Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Wiwin Winarsih .2012. Pengaruh Disiplin
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS
Di SMA Negeri 9 Pontianak.
Skripsi:Tidak dipublikasikan
Yuliarti.2013.
Pengaruh
kompetensi
profesional guru, Fasilitas belajar dan
motivasi terhadap Hasil belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1
Sulang
Kabupaten
Rembang.
Skripsi:Tidak dipublikasikan
Yusuf. 2005. Metode Penelitian Sosial:
Berbagi Alternatif Pendekatan, Jakarta
: Prenada Media.
Download