Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

advertisement
Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Disertai Lembaran
Diskusi Siswa (LDS) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 1
Bayang Utara Tahun Pelajaran 2015/2016.
Lucy Ori Love Yanda, Drs. Ardi, Annika Maizeli
Program StudiPendidikan Biologi STKIP PGRI SUMBAR
E-Mail:[email protected]
ABSTRACT
The research was motivated by the low learning outcomes biology class X SMAN 1 Bayang
Utara protist material which is still below the minimum completeness criteria (KKM). This happen
because teachers still use discourse method and question and answer to the teacher-centered learning
only. As long as the learning process students are also less active to submit their ideas about learning
materials, learning so far not as a group so that students who are active only smart of students only.
One way that can be applied to teachers to improve student learning outcomes is to implement a
learning strategy Think Talk Write (TTW) with LDS on learning outcomes biology class X SMAN 1
Bayang Utara. The purpose of this research was to determine the effect of the use a learning strategy
Think Talk Write (TTW) with LDS on learning outcomes biology class X SMAN 1 Bayang Utara.
This type of research is experimental using Randomized Control Group Posttest-Only Design. The
population in this study were all students of class X SMAN 1 Bayang Utara enrolled in the academic
year 2015/2016. The sampling with purposive sampling technique in order to obtain a sample that is
class X3 as an experimental class and class X2 as the control class. Based on the results of the student
test in a biology lesson, average values obtained experimental class was 79.78 and the average value of
the control class is 69.79. The results of data analysis to test the hypothesis using t-test tobtained> ttable is
2.44> 1.67. Therefore, the hypothesis in this study was received so that it can be concluded that the use
of strategies Think Talk Write (TTW) with LDS has positive effect on learning outcomes biology class
X SMAN 1 Bayang Utara.
Key word : Think Talk Write (TTW) with LDS
A. PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
faktor
terpenting dalam kehidupan seseorang, karena
dapat membedakan kemampuan seseorang
dalam berfikir. Orang yang memiliki
kemampuan berfikir luas dapat bertahan di
zaman yang semakin berkembang dengan
pesat dan mampu meningkatkan ilmu
pengetahuan.
Menurut
Trianto
(2011:
17)
pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pengetahuan yang didapat seseorang tidak
akan ada tanpa melalui proses pembelajaran,
sedangkan hakekat dalam pembelajaran itu
adalah untuk memperoleh pengetahuan, baik
pembelajaran itu disadari ataupun tanpa
disadari. Pembelajaran merupakan interaksi
dua arah dari guru ke siswa atau dari siswa ke
guru, dimana antara keduanya terjadi
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah
menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan. Kegiatan pembelajaran dapat
menggunakan metode ataupun strategi
pembelajaran tertentu agar tercapai tujuan
yang diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan salah seorang guru biologi di SMAN 1
Bayang Utara, Ibu Naimatul Kubrah, S.Pd
pada bulan Juni 2015 diperoleh informasi
bahwa guru menjelaskan pelajaran dengan
mengunakan me-tode ceramah dan tanya
jawab, pembelajaran hanya berpusat kepada
guru. Selama proses pembelajaran berlangsung
siswa juga kurang aktif untuk menyampaikan
ide-ide mereka tentang materi pembelajaran.
Pembelajaran selama ini tidak secara
berkelompok sehingga siswa yang aktif hanya
siswa yang pintar saja. Hal ini dapat terlihat
kurangnya motivasi siswa dalam proses
pembelajaran. Akhirnya proses pembelajaran
tidak berjalan dengan baik dan siswa kurang
aktif selama mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan
masalah-masalah
tersebut maka akan menyebabkan hasil belajar
siswa menjadi rendah, yang tercemin dari
rendahnya nilai rata-rata ulangan harian siswa. Ulangan harian yang cenderung lebih
rendah dibandingkan materi lain adalah
Protista, yang dipelajari siswa kelas X pada
semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Ratarata nilai siswa untuk kelas X1 adalah 64,62,
kelas X2 60,60, kelas X3 61,57, yang berada di
bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang diterapkan sekolah yaitu 75.
Berdasarkan permasalahan di atas
penulis menggunakan strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) disertai Lembar
Diskusi Siswa. Menurut Ridwan dan Istarani
(2014: 58) bahwa pembelajaran ini dimulai
dengan berpikir melalui bahan bacaan
(menyimak, mengkritisi, dan alternatif solusi),
hasil bacaannya membuat laporan hasil
presentasi. Dalam penelitian ini siswa di
berikan LDS untuk membantu siswa dalam
berfikir, berbicara/berdiskusi, dan menulis
tentang penelitian yang disertai pada LDS.
Lembaran diskusi siswa (LDS) adalah
duplikat yang diberikan guru kepada siswa di
suatu kelas atau kelompok untuk melakukan
aktifitas dalam belajar. Lembaran diskusi
siswa (LDS) dibuat sedemikian rupa untuk
mengaktifkan
pelaksanaan
proses
pembelajaran, ini berarti bahwa guru harus
merancang sedemikian rupa suatu LDS, agar
dengan LDS tersebut siswa dapat melakukan
kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah
memperoleh kemampuan mendasar seperti
yang dituntut dalam penerapan keterampilan
proses, (Anonimus, 2012).
Penelitian
penerapan
model
kooperatif telah dilakukan Amalia (2012)
dengan judul: “Penerapan Model Kooperatif
Tipe Think Talk Write (TTW) Menggunakan
Multimedia Video Pembelajaran dalam
Pembelajaran Fisika di SMA.” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan hasil belajar yang menerapkan
model kooperatif TTW menggunakan
multimedia video pembelajaran dengan
pembelajaran konvensional. Hal itu terlihat
bahwa siswa menggunakan model TTW lebih
aktif sehingga hasil belajar yang diperoleh
siswa juga lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan dan temuan penelitian
terdahulu, maka penulis melakukan penelitian
dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Strategi
Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Disertai LDS dalam Pembelajaran Biologi
Siswa Kelas X SMAN 1 Bayang Utara Tahun
Pelajaran 2015/2016”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut
Sulistyowati
dan
Wisudawati (2014: 22) IPA merupakan yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh
dan
dikembangkan
berdasarkan
teori
(deduktif). Ada dua hal berkaitan yang tidak
terpisahkan dengan IPA yaitu IPA sebagai
produk, dan metakognitif, IPA sebagai proses,
yaitu kerja ilmiah. Selanjutnya Sulistyowati
dan Wisudawati, (2014: 40). Menyatakan
bahwa belajar IPA merupakan belajar tentang
fenomena-fenomena alam. Seorang peserta
didik yang belajar IPA diharapkan mampu
memahami alam dan mampu memecahkan
masalah yang mereka jumpai di alam sekitar.
Menurut Lufri ( 2007:10) “Belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu
yang terjadi akibat interaksi dengan
lingkungan. Pembelajaran merupakan hal
membelajarkan yang artinya mengacu
kesegala upaya bagaimana membuat seseorang
belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya
peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik
(2007:27) “Belajar adalah suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami”.
Menurut Rusman (2012: 1) belajar pada
hakikatnya adalah proses interaksi terhadap
semua situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Menurut
Mudjiono dan Dimyati (2002: 17) tujuan
belajar merupakan peristiwa sehari-hari di
sekolah. Belajar merupakan hal yang
kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat
dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa
dan dari guru.
Huda (2014: 218) menyatakan bahwa
strategi TTW memperkenankan siswa untuk
mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide
sebelum menuangkannya dalam bentuk
tulisan. Ia juga membantu siswa dalam
mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide
melalui percakapan terstruktur. Selanjutnya
Huda (2014: 218-219), strategi ini memiliki
sintak yang sesuai dengan urutan di dalamnya,
yakni
think
(berpikir),
talk
(berbicara/berdikusi), dan write (menulis).
Tahap 1: Think
Siswa membaca teks berupa soal (kalau
memungkinkan dimulai dengan soal yang
berhubungan dengan permasalahan sehari-hari
atau kontekstual). Pada tahap ini siswa secara
individu memikirkan kemungkinan jawaban
(strategi penyelesaian), membuat catatan kecil
tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan
hal-hal yang tidak dipahami dengan
menggunakan bahasanya sendiri.
Tahap 2: Talk
Siswa diberi kesempatan untuk
membicarakan hasil penyelidikannya pada
tahap pertama. Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun, serta menguji
(negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan
diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi
siswa akan terlihat pada dialog-dialog dalam
berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan
orang lain ataupun refleksi mereka sendiri
yang diungkapkannya kepada orang lain.
Tahap 3: Write
Pada tahap ini, siswa menuliskan ide-ide
yang diperolehnya dan kegiatan tahap pertama
dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan
konsep yang digunakan, keterkaitan dengan
materi sebelumnya, strategi penyelesaian, dan
solusi yang diperoleh.
1. Komponen Pendukung Strategi Think Talk
Write (TTW)
Menurut Hamdayama (2014: 220),
dalam strategi terdapat beberapa komponen
penting yang cukup berperan dalam
memperlancar jalannya strategi think talk write
pada pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a.
Guru
yang
berkompeten
dan
profesional.
b. Anak didik yang aktif dalam proses
pembelajaran.
c. Buku bacaan yang sesuai dengan topik
materi yang diajarkan dengan jumlah
banyak dan bervariasi.
d. Beberapa teknik pembelajaran yang
mempunyai peranan cukup penting
dalam terlaksananya strategi think talk
write dalam pembelajaran, agar dapat
tercapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Teknik penyampaian Strategi Think Talk
Write
Menurut Hamdayama (2014: 221)
bahwa strategi think talk write ini tidak
semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan
atau aplikasi praktis, namun teknik
pengajarannya dengan bantuan penggunaan
teknik pengajaran yang lain, antara lain
ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, dan
lain-lain. Dalam pembelajaran TTW juga
meode pembelajarannya menonjolkan aspek
kecepatan siswa dalam beraktivitas (berpikir,
berbicara, menulis, dan lain-lain). Teknikteknik yang bisa digunakan sebagai pengantar
pelaksanaan strategi think talk write dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Diskusi.
b. Ceramah.
c. Resitasi (pemberian tugas)
d. Tanya jawab.
e. Penemuan.
3. Manfaat Strategi Think talk Write dalam
Pembelajaran
a. Model
pembelajaran
berbasis
komunikasi dengan strategi TTW
dapat membantu siswa dalam
mengkontruksi
pengetahuaanya
sendiri sehingga pemahaman konsep
siswa menjadi lebih baik, siswa dapat
mengkomunikasikan
atau
mendiskusikan pemikirannya dengan
temannya sehingga siswa saling
membantu dan saling bertukar
pikiran. Hal ini dapat membantu
siswa dalam memahami materi yang
diajarkan.
b. Model
pembelajaran
berbasis
komunikasi dengan strategi TTW
dapat melatih siswa untuk menuliskan
4.
hasil diskusinya ke bentuk tulisan
secara sistematis sehingga siswa akan
lebih
memahami
materi
dan
membantu
siswa
untuk
mengkomunikasikan
ide-idenya
dalam bentuk tulisan (Hamdayama,
2014: 221-222).
Kelebihan dan Kelemahan Strategi Think
Talk Write
a. Kelebihan TTW
1) Kelebihan dari strategi think talk
write ini adalah mempertajam
seluruh keterampilan berpikir
visual.
2) Mengembangkan
pemecahan
yang bermakna dalam rangka
memahami materi ajar.
3) Dengan memberikan soal open
ended, dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan
kreatif siswa.
4) Dengan
berinteraksi
dan
berdiskusi dengan kelompok
akan melibatkan siswa secara
aktif dalam belajar.
5) Membiasakan siswa berpikir dan
berkomunikasi dengan teman,
guru, dan bahkan dengan diri
mereka sendiri, (Hamdayama,
2014: 222)
b. Kelemahan TTW
1) Ketika siswa bekerja dalam
kelompok itu mudah kehilangan
kemampuan dan kepercayaan,
karena didominasi oleh siswa
yang mampu.
2) Guru
harus
benar-benar
menerapkan
semua
media
dengan matang agar dalam
menerapkan strategi think talk
write tidak mengalami kesulitan.
(Hamdayama, 2014: 222).
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada
siswa kelas X SMAN 1 Bayang Utara. Waktu
penelitian ini dilakukan dari bulan OktoberNovember 2015.
Berdasarkan permasalahan yang telah
dikemukakan, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Rancangan yang
digunakan adalah Randomized Control –
Group Posttest Only Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas 1 Bayang Utara yang
terdiri dari 3 kelas tahun pelajaran 2015/2016.
Sesuai dengan rancangan penelitian,
diperlukan dua kelas sampel yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive
sampling.
Di dalam penelitian ini analisa data
digunakan untuk melihat informasi tentang
hasil belajar biologi siswa yang dinilai dari tes
akhir
dengan
menerapkan
strategi
pembelajaran Think Talk Write.
Selanjutnya menentukan uji statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis.
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas variansi terhadap kelas sampel,
untuk melihat apakah sampel berdistribusi
normal atau tidak serta apakah kedua
kelompok data mempunyai variansi yang
homogen atau tidak.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan pada kedua kelas sampel,
maka diperoleh data tentang hasil belajar
siswa. Data tersebut diperoleh dari tes akhir
yang telah dilakukan pada siswa kelas X2 dan
X3 SMAN 1 Bayang Utara. . Skor rata-rata
nilai tes akhir dari kedua kelas sampel dapat
dilihat
seperti
Gambar
1.
79,78
80
75
70
65
69,79
Nilai ratarata hasil
belajar
siswa
Berdasarkan gambar 1 diatas data
terlihat bahwa hasil belajar siswa pada ranah
kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol dimana kelas eksperimen
79,78 sedangkan kelas kontrol 69,79. Pada
ranah kognitif ini didapatkan t-hitung 2,44 dan ttabel 1,67 sehingga hipotesis diterima.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol,
diperoleh data tentang hasil belajar siswa yang
diperoleh dari tes akhir pada kegiatan
penelitian. Tes akhir yang diberikan kepada
siswa berupa tes objektif dengan jumlah soal
30 soal.
Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang
diatas KKM telah diperoleh pada
kelas
eksperimen yaitu 79,78 sedangkan rata-rata
nilai siswa kelas kontrol yaitu 69,79. Pada
kelas eksperimen siswa yang mencapai KKM
sebanyak 18 orang dengan presentase
ketuntasan 72%, sedangkan pada kelas kontrol
rata-rata nilai siswa 69,79 siswa yang
mencapai KKM 15 orang dengan presentase
ketuntasannya 60%. Presentase ketuntasan
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
yaitu 79,78. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat
keberhasilan
siswa
dalam
pembelajaran
masih
kurang.
Menurut
Djaramah dan Zain (2013: 107) tingkat
keberhasilan atau taraf dikatan kurang, apabila
bahan pembelajaran yang diajarkan kurang
dari 60% dikuasai oleh siswa.
Hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Hasil belajar kelas eksperimen 79,78
sedangkan kelas kontrol 69,79. Peningkatan
hasil belajar eksperimen disebabkan karena
pada strategi Think Talk Write (TTW) dapat
memotivasi siswa untuk berfikir, berbicara,
dan menuliskan tentang materi yang dipelajari.
Hal ini terlihat saat proses pembelajaran
berlangsung, siswa berfikir untuk menjawab
soal yang ada pada LDS. Selain itu, siswa juga
dituntut untuk mengeluarkan pendapatnya
melalui diskusi kelompok pada tahapan
berbicara untuk menyamakan ide-ide dari
masing-masing anggota kelompok. Serta siswa
menuliskan hasil diskusinya. Dari kegiatan
tersebut terlihat adanya interaksi antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa yang
lain.
Pada kelas kontrol hasil belajar 69,79
lebih rendah di bandingkan dengan kelas
eksperimen hasil belajar nya 79,78 mencapai
KKM. Hal ini terlihat saat proses
pembelajaran berlangsung, siswa kelas kontrol
belajar nya hanya berpusat kepada guru nya
saja karena disaat guru menerangkan
pembelajaran, sebagian siswa ada yang
mendengarkan dan sebagian siswa ada yang
tidak mendengarkan. Pembelajaran selama ini
tidak secara berkelompok sehingga siswa yang
aktif hanya siswa yang pintar saja. Hal ini
dapat terlihat kurangnya motivasi siswa dalam
proses pembelajaran. Akhirnya proses
pembelajaran tidak berjalan dengan baik dan
siswa kurang aktif selama mengikuti proses
pembelajaran.
Menurut Lufri (2007:34) kekurangan
dari metode ceramah yaitu kegiatan
pengajaran menjadi verbalisme (pengertian
kata-kata), tidak dapat mencakup berbagai tipe
belajar siswa, membosankan bagi siswa bila
terlalu lama, sukar mendeteksi atau
mengontrol sajauh mana pemahaman siswa,
menyebabkan siswa pasif, materi yang mudah
juga diceramahkan, siswa kurang bersemangat
bila guru kurang cakap berbicara, guru
cenderung otoriter dan membuat siswa
tergantung kepada gurunya.
Belajar dengan membuat catatan maka
Wiederhold dalam Ridwan dan Istarani (2014:
55) mengatakan bahwa membuat catatan
berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan
memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain
itu, menulis catatan setelah membaca
merangsang aktivitas berfikir sebelum, selama
dan setelah membaca. Membuat catatan
mempertinggikan pengetahuan siswa, bahkan
meningkatkan keterampilan berpikir dan
menulis.
Pada saat siswa menjelaskan dan
membagi ide bersama teman menurut Huda
(2014: 219). Pada tahap ini siswa
merefleksikan, menyusun, serta menguji
(negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan
diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi
siswa akan terlihat pada dialog-dialog dalam
berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan
orang lain ataupun refleksi mereka sendiri
yang diungkapkannya kepada orang lain.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan strategi Think Talk Write (TTW)
disertai LDS dapat meningkatkan hasil belajar
biologi siswa kelas X SMAN 1 Bayang Utara.
Berdasakan hasil penelitian yang
diperoleh, maka penulis menyarankan
beberapa
hal
yang
sekiranya
dapat
memberikan masukan guna peningkatan hasil
belajar biologi yaitu:
1. Guru dapat menggunakan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW)
disertai LDS dalam pembelajaran
biologi, agar siswa menjadi lebih aktif
dalam proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penulis mengharapkan bagi peneliti agar
dapat meneliti strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) disertai LDS
selanjutnya.
Dan Berkarakter. Bogor. Ghalia
Indonesia.
Hamalik
Oemar. 2007. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Huda, Miftahul.
2014. Model-Model
Pengajaran
dan
pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajaran
Lufri, 2005. Metodologi Penelitian. Padang.
Universitas negeri Padang.
Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ridwan
dan Istarani. 2014. 50 Tipe
Pembelajaran
Kooperatif.
Jakarta: Rajawali Pers
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyowati
Anonimus.2012. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2256477pengertian-lembar-diskusi-siswalds/#ixzz1v2JbqmQQ.
Diakses tanggal 31 januari 2012.
Djamarah.S&Zain Aswan. 2013. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: rineka
cipta
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan
Metode Pembelajaran Kreatif
dan
Wisudawati.
2014.
Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta. Bumi Aksara
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Download