tugas akhir sistem penyimpanan barang otomatis

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TUGAS AKHIR
SISTEM PENYIMPANAN BARANG OTOMATIS KE
DALAM RAK MENGGUNAKAN PLC OMRON
CPM2A
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
Disusun Oleh:
STEFANUS RAKA PRABASWORO WISNU MURTI
NIM : 125114046
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FINAL PROJECT
AUTOMATED STORAGE SYSTEMS GOODS INTO
THE RACK USING PLC OMRON CPM2A
I a partial fulfiment of the requirments
for the degree of Sarjana Teknik
Electrical Engineering Program
Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology of the University of Sanata Dharma
Stefanus Raka Prabasworo Wisnu Murti
NIM : 125114046
STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING
ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan :
Rasa penuh syukur kepada Tuhan Yesus, Bunda Maria dan Santo Yusuf atas
kelimpahan berkat dan rahmat-Nya yang tiada henti hingga saat ini.
Untuk Bapak tercinta “ Carolus Lwanga Sudibiyanto” dan Ibu tercinta “ Yasinta
Sumiyati” yang tiada henti mendidik,memberi dorongan dan membiayai serta doa yang
selalu mendampingi. Terimakasi untuk semuanya.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pada penelitian ini penulis membuat
“Sistem penyimpanan barang otomatis ke
dalam rak menggunakan PLC OMRON CPM2A”. Alat ini berfungsi untuk menyimpan
barang secara otomatis dengan membedakan 3 jenis balok berdasarkan ketinggiannya. Tiga
balok tersebut akan disimpan ke dalam rak sesuai dengan ukuran ketinggian. Alat ini dapat
memindahkan benda ke dalam rak penyimpanan menggunakan konveyor, motor
pendorong dan juga lift. Jumlah benda yang ada di dalam rak akan ditampilkan pada
SCADA . Terdapat tombol pada SCADA untuk memberi perintah ke PLC.
Sistem ini menggunakan output berupa 3 motor DC 12V untuk menggerakkan 3
buah konveyor untuk membawa balok, 1 motor DC 12V penggerak lift, 1 motor DC 12V
sebagai pendorong balok masuk ke dalam rak, 1 motor DC 12 V sebagai pendorong keluar
solenoid sebagai pendorong keluar , dan menggunakan input berupa 3 buah sensor
photodioda sebagai pendeteksi ketinggian benda,serta 3 buah optocoupler sebagai sensor
lantai, 2 buah limit switch pendeteksi keberadaan benda. Pengguna dapat mengendalikan
PLC melalui SCADA pada komputer.
Hasil daripada alat ini yaitu program PLC menggunakan CX Progremmer dan
SCADA dapat berjalan dengan baik. Akan tetapi alat ini dikatakan belum sempurna
dikarenakan beberapa mekanikal yang belum selesai, seperti pendorong benda masuk dan
pendorong benda keluar. Sebagian masih sebatas simulasi pada modul PLC OMRON
CPM2A.
Kata kunci: rak, konveyor, PLC CPM2A.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
In designing the writer tries to create a tool called "automatic storage system into a
rack using the PLC OMRON CPM2A". This tool serves to store the goods automatically
differentiate into three types based on the height of objects Three beams will be stored into
the rack in accordance with the size of the measure the height. This tool can move objects
into storage shelves using a conveyor, booster and also lift. The number of objects in the
rack will be displayed on SCADA. There is a button on SCADA to give commands to the
PLC.
This system uses the output of a three 12V DC motor to drive the 3 pieces of the
conveyor to bring the beam, 1 piece 12V DC motors driving elevator, 1 piece of 12V DC
motor as the driving beams into the rack, 1piece 12 V DC motors as driving out the
solenoid as the driving out, and using the input in the form of 3 sensors photodiode as a
detector height of objects, as well as 3 pieces of the optocoupler as a floor sensor, 2 piececs
limit switch sensing the presence of objects. Users can control the PLC via the SCADA
computer.
The results of this tool is a program rather than using CX Programmer PLC and
SCADA can run well. However, this tool is said to be not perfect due to some mechanical
unfinished, like plunger incoming objects and object driving out. Some are still limited to
simulations on OMRON CPM2A PLC module.
Keyword: rack, conveyor, PLC.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala
berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik.
Laporan tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.
Selama pembuatan tugas akhir ini penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak
yang memberikan bantuan baik berupa idea tau gagasan, dukungan moral, maupun bantuan
materi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, Rektor Universitas Sanata Dharma
2. Sudi Mungkasi, S.Si., M. Math. Sc., Ph. D Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi
3. Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Elektro
Universitas Sanata Dharma.
4. Bernadeta Wuri Harini M.T, dosen pembimbing yang dengan penuh setia,
kesabaran dan pengertian untuk membimbing dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Ir Prima Ari M.T. dan Djoko Suwarno S.Si., M.T. selaku dosen penguji yang
telah memberi masukkan, kritik dan saran serta merevisi penulisan tugas akhir
ini.
6. Seluruh dosen yang telah mengajarkan banyak ilmu yang bermanfaat selama
menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
7. Keluarga penulis terutama bapak, ibu, kakak dan adek yang telah banyak
memberikan dukungan doa, kasih sayang dan motivasi selama menempuh
pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
8. Keluarga besarku yang telah memberi dukungan selama menempuh pendidikan
di Universitas Sanata Dharma.
9. Sahabat – sahabatku :Luluk Ariyanto, Adovan Pujianta Ginting, Yudhi,
Nenu,Satrio Kuncoro yang selalu ada untuk membantuku, menyemangatiku
dan menghiburku.
10. Teman – teman seperjuangan Teknik Elektro 2012 yang telah menemani pada
saat menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dhama.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
TUGAS AKHIR ..................................................................................................................... i
FINAL PROJECT ................................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN......................................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................vii
INTISARI ........................................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.1
Tujuan dan Manfaat ................................................................................................ 2
1.1.1
Tujuan .............................................................................................................. 2
1.1.2
Manfaat ............................................................................................................ 3
1.2
Batasan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3
Metode Penelitian ................................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................................... 6
2.1
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) [1] ..................................... 6
2.1.1
PLC Omron CPM2A 30 I/O Terminal [2]....................................................... 9
2.1.2
Peta Memori .................................................................................................. 10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3
Intruksi-intruksi dalam PLC .......................................................................... 11
2.2
Solenoid [3]........................................................................................................... 11
2.3
Sensor Photodioda [4] ........................................................................................... 12
2.4
Relay [5] ............................................................................................................... 15
2.5
Motor DC [6] ........................................................................................................ 16
2.6
Photointeruprtor [7] .............................................................................................. 21
2.7
Regulator Tegangan IC [8] ................................................................................... 21
2.8
Limit Switch [9] ..................................................................................................... 22
2.9
LED [9] ................................................................................................................. 23
2.10 Komunikasi Host Link [9]..................................................................................... 25
BAB III RANCANGAN PENELITIAN ............................................................................ 30
3.1.
Perancangan Sistem .............................................................................................. 30
3.2.
MODEL SISTEM ................................................................................................. 30
3.3.
Perancangan Perangkat Keras ............................................................................... 33
3.3.1
Pendeteksi Ketinggian Benda ........................................................................ 33
3.3.2
Konveyor ....................................................................................................... 34
3.3.3
Lift/ Elevator.................................................................................................. 35
3.3.4
Pendorong Benda ........................................................................................... 36
3.3.5
Perancangan sensor Photointeruptor ............................................................. 37
3.3.6
Perancangan Sensor Photodioda .................................................................. 38
3.3.7
Rangkaian Relay ............................................................................................ 40
3.3.8
Perancangan push button start/stop dan emergency ...................................... 42
3.3.9
Kabel RS-232 ................................................................................................ 42
3.3.10
Motor DC....................................................................................................... 43
3.3.11
Catu Daya ...................................................................................................... 44
3.4.
Perancangan Perangkat Lunak .............................................................................. 45
3.4.1
Proses Pemasukan ......................................................................................... 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2
Proses Pengeluaran ........................................................................................ 47
3.4.3
Perancangan sistem emergency ..................................................................... 47
3.4.4
Perancangan Software HMI ........................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 57
4.1
Cara Kerja Alat ..................................................................................................... 57
4.2
Pengujian sistem ................................................................................................... 59
4.3
Analisa Perangkat Keras ....................................................................................... 61
4.3.1
Pengamatan Kecepatan Motor Konveyor dan Lift ........................................ 61
4.3.2
Pengamatan Relay Motor .............................................................................. 63
4.4
Analisa Perangkat lunak ....................................................................................... 64
4.4.1
Pembahasan Diagram Ladder ........................................................................ 64
4.4.2
Pembahasan SCADA ..................................................................................... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 80
5.1
Kesimpulan ........................................................................................................... 80
5.2
Saran ..................................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 81
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 82
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Memperlihatkan blok model yang akan dirancang ............................................ 5
Gambar 2. 1 Pemrograman PLC dengan diagram tangga ..................................................... 8
Gambar 2. 2 PLC Omron CPM2A 30 I/O terminal ............................................................... 9
Gambar 2. 3 Rangkaian sensor ............................................................................................ 14
Gambar 2. 4 Konstruksi Relay ........................................................................................... 15
Gambar 2. 5 Simbol pada perangkat keras Relay................................................................ 15
Gambar 2. 6 Simbol pada peragkat lunak Relay ................................................................. 16
Gambar 2. 7 Motor D.C Sederhana ..................................................................................... 17
Gambar 2. 8 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor . ...................... 17
Gambar 2. 9 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor. ....................... 18
Gambar 2. 10 konduktor listrik berbentuk U ....................................................................... 18
Gambar 2. 11 Reaksi garis fluks.......................................................................................... 19
Gambar 2. 12 Prinsip kerja motor dc................................................................................... 20
Gambar 2. 13 Contoh rangkaian Photointeruptor. .............................................................. 21
Gambar 2. 14 Bentuk fisik Photointeruptor. ....................................................................... 21
Gambar 2. 15 Contoh rangkaian regulator tegangan ........................................................... 22
Gambar 2. 16 Kedudukan Kontak Limit Switch ................................................................. 23
Gambar 2. 17 Konfigurasi LED .......................................................................................... 24
Gambar 2. 18 Rangkaian Indikator LED ............................................................................. 25
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2. 19 One to one communication ........................................................................... 26
Gambar 2. 20 One to N communication .............................................................................. 26
Gambar 2. 21 Blok diagram prosedur host link communication PLC CPM 2A ................. 27
Gambar 2. 22 Format Command frame ............................................................................... 28
Gambar 2. 23 FCS calculation range. ................................................................................. 29
Gambar 2. 24 Contoh perhitungan FCS. ............................................................................. 29
Gambar 3. 1 Model sistem rak penyimpanan otomatis tampak 3 dimensi .......................... 31
Gambar 3. 2 Gambar tampak samping kiri.......................................................................... 31
Gambar 3. 3 Gambar tampak depan .................................................................................... 31
Gambar 3. 4 Gambar tampak atas ....................................................................................... 32
Gambar 3. 5 Konstruksi pendeteksi tinggi benda ................................................................ 33
Gambar 3. 6 Dimensi peletakan sensor pendeteksi tinggi benda ........................................ 33
Gambar 3. 7 Dimensi sensor tinggi tampak samping kanan ............................................... 34
Gambar 3. 8 Konstruksi photodioda sebagai sensor tinggi benda ...................................... 34
Gambar 3. 9 Konstruksi konveyor ....................................................................................... 35
Gambar 3. 10 Konstruksi lift/ elevator ................................................................................ 35
Gambar 3. 11 Dimensi penggerak sistem lift tampak depan ............................................... 36
Gambar 3. 12 Konstruksi sistem pendorong ....................................................................... 37
Gambar 3. 13 Dimensi sistem pendorong benda ................................................................. 37
Gambar 3. 14 Rangkaian elektronis Photointeruptor.......................................................... 38
Gambar 3. 15 Rangkaian sensor photodioda ....................................................................... 39
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 3. 16 Skema rangkaian relay untuk keluaran dari PLC ......................................... 40
Gambar 3. 17 Skema rangkaian relay pembalik putaran motor .......................................... 40
Gambar 3. 18 Rangkaian elektronis relay ........................................................................... 41
Gambar 3. 19 Rangkaian elektronis relay pembalik putaran motor. ................................... 41
Gambar 3. 20 Peletakan tombol start/ stop dan emergency pada HMI ............................... 42
Gambar 3. 21 Rangkaian regulator tegangan. ..................................................................... 44
Gambar 3. 22 Pengkabelan PLC ......................................................................................... 47
Gambar 3. 23 Diagram Alir Penyimpnan Barang Otomatis ................................................ 49
Gambar 3. 24 Diagram Alir Subrutin untuk Sistem Pengisian............................................ 50
Gambar 3. 25 Flowchart subrutin proses pemasukan ......................................................... 51
Gambar 3. 26 Flowchart subrutin untuk sistem pengeluaran ............................................. 52
Gambar 3. 27 Flowchart subrutin proses pengeluaran barang ............................................ 53
Gambar 3. 28 Flowchart subrutin konveyor 2 kembali ke lantai 1 ..................................... 54
Gambar 3. 29 Flowchart subrutin sistem Emergency ......................................................... 54
Gambar 3. 30 Flowchart HMI ............................................................................................. 55
Gambar 3. 31 Form main program ..................................................................................... 56
Gambar 4. 1 Sistem hasil perancangan ................................................................................ 57
Gambar 4. 2 Form utama SCADA ...................................................................................... 58
Gambar 4. 3 Konveyor 1 ..................................................................................................... 61
Gambar 4. 4 Konveyor 3 ..................................................................................................... 62
Gambar 4. 5 Konveyor 2 dan Lift ........................................................................................ 62
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. 6 Saat tombol start ditekan ................................................................................ 64
Gambar 4. 7 Tombol stop ditekan ....................................................................................... 65
Gambar 4. 8 Tombol emergency ditekan............................................................................. 65
Gambar 4. 9 Diagram ladder sensor ketinggian benda A ................................................... 66
Gambar 4. 10 Diagram ladder sensor ketinggian benda B .................................................. 67
Gambar 4. 11 Diagram ladder sensor ketinggian benda C.................................................. 67
Gambar 4. 12 Diagram ladder sensor lantai 1 ..................................................................... 68
Gambar 4. 13 Diagram ladder sensor lantai 2 ..................................................................... 68
Gambar 4. 14 Diagram ladder sensor lantai 3 ..................................................................... 68
Gambar 4. 15 Diagram ladder output PLC untuk motor 1 .................................................. 68
Gambar 4. 16 Pengamatan pada modul PLC saat motor 1,2 dan 3 aktif. ............................ 69
Gambar 4. 17 Diagram ladder pengaktifan motor 4 lift naik saat pemasukan .................... 70
Gambar 4. 18 Diagram ladder pengaktifan lift naik saat proses pengeluaran ..................... 71
Gambar 4. 19 pengamatan pada modul PLC proses lift naik .............................................. 71
Gambar 4. 20 Kondisi input modul PLC saat lift naik ........................................................ 71
Gambar 4. 21 Diagram ladder proses pengeluaran untuk lantai 2 dan 3 ............................. 72
Gambar 4. 22 Diagram ladder lift turun dan saklar off motor 4 .......................................... 73
Gambar 4. 23 Pengamatan pada modul PLC proses lift turun............................................. 73
Gambar 4. 24 kondisi input pada modul PLC saat lift turun ............................................... 73
Gambar 4. 25 Diagram ladder sistem pendorong benda masuk .......................................... 74
Gambar 4. 26 Pengamatan pada modul PLC proses pendorong masuk .............................. 74
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4. 27 Kondisi input pada modul PLC saat proses pendorong masuk .................... 75
Gambar 4. 28 Diagram ladder sistem pendorong benda keluar .......................................... 75
Gambar 4. 29 Pengamatan pada modul PLC proses pendorong keluar. ............................. 76
Gambar 4. 30 Kondisi input pada modul PLC saat proses pendorong keluar ..................... 76
Gambar 4. 31 Form utama SCADA sistem penyimpanan .................................................. 77
Gambar 4. 32 Kondisi awal ................................................................................................. 78
Gambar 4. 33 Kondisi saat rak penuh.................................................................................. 78
Gambar 4. 34 Kondisi saat rak kosong ................................................................................ 79
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kode Mneumonik.................................................................................................. 9
Tabel 2. 2 Spesifikasi IC regulator ...................................................................................... 22
Tabel 2. 3 Contoh header code PLC CPM 2A .................................................................... 28
Tabel 2. 4 Contoh End Code PLC Omron CPM2A ............................................................ 29
Tabel 3. 1 Channel Input ..................................................................................................... 45
Tabel 3. 2 Channel Output .................................................................................................. 45
Tabel 3. 3 Channel memory ................................................................................................. 46
Tabel 4. 1 Keberhasilan perangkat keras ............................................................................. 59
Tabel 4. 2 Pengujian sistem kondisi awal............................................................................ 59
Tabel 4. 3 pengujian sistem proses pemasukan ................................................................... 60
Tabel 4. 4 Pengujian sistem proses pengeluaran ................................................................. 60
Tabel 4. 5 Hasil pengamatan kecepatan motor .................................................................... 61
Tabel 4. 6 Hasil pengamatan relay motor satu arah dan solenoid ....................................... 63
Tabel 4. 7 Hasil pengamatan relay pembalik putaran ......................................................... 63
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, perusahaan dituntut untuk lebih
maju dalam menggunakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi
permintaan jumlah barang maka semakin tinggi pula produksi barang yang dilakukan oleh
perusahaan. Dalam proses produksi barang diperlukan strategi agar target dapat tercapai.
Tidak hanya target produksi barang yang diutamakan ,tetapi keutuhan barang produksi
juga menjadi prioritas utama. Hal ini yang terkadang diabaikan oleh sebagian perusahaan,
bahwa dalam proses penyimpanan barang produksi yang masih manual dengan bantuan
mesin pengangkat barang resiko kerusakan barang produksi sangat tinggi akibat
kecelakaan kerja atau kelalaian manusia.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan strategi guna memperbaiki proses
penyimpanan barang produksi yaitu dengan mengubah cara manual menjadi otomatis.
Proses penyimpanan barang produksi secara otomatis menggunakan mesin otomatis.
Diperlukan perancangan yang baik untuk membuat mesin otomatis dapat bekerja dengan
maksimal dan akurat. Dengan adanya permasalahan di atas, penulis berusaha menciptakan
sebuah sistem penyimpanan barang agar dapat mencegah resiko kerusakan barang produksi
saat penyimpanan akibat kelalaian manusia dan mengurangi kecelakaan kerja. Dalam
penyimpanan barang produksi terdapat 2 proses, yaitu proses pemasukan ke dalam rak
penyimpanan dan proses pengeluaran dari rak penyimpanan. Penelitian ini sudah pernah
dilakukan oleh mahasiswa Instisut Teknologi Bandung (ITB) Hendri Ardiansyah [1],
proses penyimpanan sudah dilakukan dengan menggabungkan dua buah plant simulator
konveyor, dengan menggunakan metode pencacah barang, sedangkan pada proses
pemilahan dilakukan oleh plant elevator, dimana proses yang dilakukan adalah memilah
barang produksi berdasarkan beratnya. Komponen yang digunakan untuk mendeteksi berat
yaitu load cell. Pemilahan barang produksi berdasarkan berat dengan sensor load cell
sangat kurang efektif. Kinerja load cell yang tidak akurat dapat mempengaruhi kinerja alat.
Pada penelitian ini,penulis akan mengembangkan sebuah alat penyimpanan barang
otomatis dengan proses pemilahan barang produksi berdasarkan ukuran. Ukuran yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
digunakan yaitu tinggi barang produksi. Barang produksi yang sudah dipilah akan dikirim
melalui konveyor dan ditempatkan sesuai ukuran tinggi barang produksi.
Kelebihan alat ini adalah pemilahan barang produksi yang akurat dengan
menggunakan sensor cahaya. Alat ini akan dibuat bertingkat yaitu 3 lantai dan 2 baris
disetiap lantainya, sehingga dapat menghemat tempat. Alat ini juga dilengkapi dengan
proses pengisian dan proses pengeluaran barang produksi dalam rak penyimpanan. Proses
pengisian ke dalam rak penyimpanan melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu barang
produksi melewati pendeteksi tinggi barang produksi, kemudian tahap kedua barang
produksi tersebut akan dikirim ke rak sesuai lantai dan ukuran barang produksi. Proses
pengeluaran barang melalui dua tahap, yaitu memilih barang produksi yang akan
dikeluarkan kemudian dikirim melalui kenveyor.
Dalam penelitian ini, penulis akan membuat sebuah miniatur sistem penyimpanan
berbasis PLC, dengan menggunakan sensor photodioda sebagai pendeteksi keberadaan
benda dan memilah barang produksi berdasarkan ukuran tinggi. Sensor photodioda akan
dikontrol oleh PLC Omron CPM-2A 30 I/O terminal sebagai penggerak aktuator. Terdapat
empat bagian yang digerakan oleh motor yaitu konveyor,pengisian kedalam rak,
pengeluaran dari dalam rak dan penggerak naik turun konveyor. Konveyor, Pengeluaran
dari dalam rak, dan penggerak naik turun konveyor menggunakan motor DC 12V,
sedangkan pengisian ke dalam rak menggunakan solenoid. Kinerja alat ini bergantung pada
keakuratan konveyor. Pengeluaranan dari dalam rak dan penggerak naik turun tergantung
pada sensor photodioda dan motor DC 12V, keakuratan pengisian kedalam rak tergantung
solenid dan sensor photodioda. Penelitian ini juga menggunakan komunikasi host link
untuk menghubungkan PC (komputer pribadi) dengan PLC omron CPM2A 30 I/O sebagai
sistem pengawasan dan pengendalian dari jarak jauh menggunakan komputer.
1.1 Tujuan dan Manfaat
1.1.1
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Menghasilkan inovasi berbasis PLC untuk proses penyimpanan barang.
2.
Membuat miniatur sistem pengendali dengan PLC.
3.
Membuat diagram ledder untuk menjalankan PLC
4.
Membuat program Visual Basic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.1.2
Manfaat
1.
Mengurangi kerusakan barang produksi saat penyimpanan.
2.
Memudahkan penataan barang produksi dalam penyimpanan.
3.
Memudahkan memilah barang produksi sesuai dengan kriteria produk.
1.2
1.
Batasan Masalah
Pembuatan miniatur suatu mesin konveyor sesuai yang diinginkan dan dikendalikan
dengan perintah di dalam PLC Omron tipe CPM2A 30 I/O terminal.
2.
Terdapat 3 dimensi ukuran benda yang berbentuk balok.
3.
Untuk memilah berdasarkan ukuran benda menggunakan sensor photodioda.
4.
Menggunakan 5 buah motor DC 12V sebagai penggerak konveyor dan 1 buah motor
DC 12V gear box sebagai penggerak naik turun konveyor.
5.
Menggunakan solenoid sebagai pendorong benda keluar dari jalur konveyor.
6.
Sebagai pengaman dan pengatur arah putaran motor menggunakan relay.
7.
Terdapat 3 ukuran kardus berdasarkan tinggi kardus yaitu kardus A tinggi 3 cm,
kardus B tinggi 6 cm, dan kardus C tinggi 9 cm.
8.
Terdapat duah proses dalam sistem ini yaitu, poses pengisian dan proses
pengeluaran. Ketika proses pengisian berlangsung tidak dapat melakukan proses
pengeluaran barang, dan juga ketika proses pengeluaran barang tidak bisa melakukan
pengisian.
9.
Menggunakan konveyor vertikal menggunakan sistem lift.
10.
Sensor lantai menggunakan sensor Photointeruptor. Menggunakan 3 buah sensor
Phototinteruptor, masing-masing lantai memiliki sebuah sensor Photointeruptor.
11.
Menggunakan regulator tegangan sebagai power supply dengan 3 buah tegangan
keluaran 5V, 12V, dan 24V.
12.
Menggunakan 3 buah konveyor.
13.
Menggunakan limit switch sebagai sensor keberadaan benda dan counter jumlah.
14.
Menggunakan sistem Emergency sebagai pengaman semua proses ketika terjadi
gangguan.
15.
Tombol start, stop dan emergency berada pada HMI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.3 Metode Penelitian
Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai metode-metode yang digunakan dalam
menyusun tugas akhir ini adalah:
1.
Studi literatur, yaitu dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.
2.
Dokumenter, yaitu dengan mendapatkan sumber informasi berdasarkan data atau
arsip yang telah ada sehingga dapat membantu penulis dalam mengerjakan tugas
akhir ini.
3.
Eksperimen, yaitu dengan melakukan praktek maupun pengujian terhadap subsistem
alat dalam pembuatan tugas akhir ini.
4.
Perancangan subsistem perangkat keras, Tahap ini untuk mencari bentuk model yang
optimal dari sistem yang akan dibuat dengan mempertimbangkan dari faktor-faktor
permasalahan dan kebutuhan yang telah ditentukan .
5.
Pembuatan subsistem perangkat keras,Berdasarkan gambar 1.1. rangkaian akan
bekerja jika push button start pada visual basic ditekan maka motor DC 12V akan
bekerja menggerakkan konveyor.Sensor photodioda akan mendeteksi tinggi benda.
Jika sensor photodioda ini terhalang benda maka motor DC 12V akan bekerja
menggerakkan posisi konveyor naik atau turun.
6.
Pembuatan program. Untuk pengontrolan dan penampil penulis menggunakan
program Visual Basic pada PC (komputer pribadi) yang didesain sedemikian rupa
agar tampilan menarik. Program pada PLC Omron CPM2A penulis menggunakan
program CX-Programer. Untuk menghubungkan PC dengan PLC Omron CPM2A
yaitu menggunakan komunikasi host link.
7.
Proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara percobaan proses
penyimpanan produk,kinerja sensor dan kestabilan putaran motor.
8.
Analisis dan penyimpulan hasil akhir. Analisis dilakukan dengan mendeteksi ketiga
sensor photodioda sabagai sensor tinggi benda, menganalisa kinerja alat, dan
mengecek keberadaan posisi konveyor yang dipengaruhi oleh sensor tinggi benda.
Penyimpulan dilakukan dengan membandingkan seluruh proses dengan yang
direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
KOMPUTER
PLC OMRON CPM 2A
RELAY
AKTUATOR
SENSOR
PHOTODIODA
SUPPLY 12 v
LIMIT SWITCH
SENSOR
PHOTO INTERUPTOR
RELAY
SUPPLY 24 v
Gambar 1.1 Memperlihatkan blok model yang akan dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
DASAR TEORI
2.1
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) [1]
Pengontrol yang dapat diprogram adalah komputer yang dirancang untuk
penggunaan pada mesin. Tidak seperti komputer, pengontrol ini telah dirancang untuk
bekerja pada lingkungan industri dan dilengkapi dengan input/output khusus dan
pengendali bahasa pemrograman. Singkatan umum PC yang digunakan pada industri untuk
peranti tersebut, dapat menjadi rancu karena ini juga singkatan untuk personal komputer
(komputer pribadi). Oleh karena itu, beberapa pembuat menamakan pengontrol yang dapat
diprogram sebagai PLC, yang merupakan singkatan dari Programable Logic Controller.
Mula-mula PLC digunakan untuk mengganti logika relai, tetapi peningkatan
lingkup fungsi didapatkan pada banyak aplikasi yang lebih kompleks. Karena struktur PLC
didasarkan pada struktur yang sama seperti struktur yang dipakai pada arsitek komputer,
maka PLC tidak hanya mampu melakukan tugas pensaklaran relai, tetapi juga aplikasi lain
misalnya pencacahan, penghitungan, perbandingan dan pemrosesan dari sinyal analogi.
Pengontrol yang dapat diprogram memiliki beberapa kelebihan dibandingkan jenis
pengendali relai konvensional. Relai harus diberi pengawatan kuat (hard-wired) untuk
melakukan fungsi khusus. Ketika sistem memerlukan perubahan, pengawatan relai harus
diubah, dan dimodifikasi, yang memerlukan waktu. Pada industri mobil, panel kontrol
lengkap harus diganti sebab secara ekonomis tidak mungkin melakukan pengawatan
kembali panel lama setiap ada pertukaran model. Pengontrol yang dapat diprogram
membatasi bayak pengawatan tangan berkaitan dengan rangkaian kontrol relai
konvensional. Pengontrol tersebut kecil dan murah dibandingkan dengan sistem kontrol
proses yang didasarkan relai yang ekivalen. Pengontrol yang dapat diprogram juga
menawarkan reabilitas solid-state, pemakaian daya yang lebih sedikit dan kemudahan
untuk perluasan. Jika aplikasi mempunyai lebih dari setengah-dosin relai, mungkin akan
lebih murah untuk menginstal PLC. Komputer pribadi dapat dibuat menjadi pengontrol
yang dapat diprogram namun memerlukan program untuk memproses input dan
menentukan sarana menghidupkan dan mematikan peranti beban. PLC dapat dibagi
menjadi tiga-bagian.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tiga-komponen tersebut adalah CPU (central processing unit), bagian input/output (I/O)
dan peranti pemrograman. Pengontrol yang dapat diprogram adalah peranti yang
digerakkan oleh kejadian, yang berarti bahwa kejadian yang terjadi pada medan akan
mengakibatkan operasi atau terjadinya output.
CPU adalah jantung dari sistem PLC serta sistem yang didasarkan prosesor-mikro
yang mengganti relai pengendali, pencacah timer dan pembuat urutan. Pemroses muncul
hanya satu kali pada PLC. Pemroses satu-bit baik untuk menangani operasi logika. PLC
dengan pengolah kata digunakan apabila pemroses teks dan data numerik, perhitungan,
gauging (pengukuran), pengontrolan, dan perekaman, juga sinyal pemrosesan sederhana
dalam kode biner. Prinsip operasi dari CPU dapat dinyatakan secara ringkas sebagai
berikut:
1. CPU menerima (membaca) data input dari berbagai alat yang merasakan (sensing),
mengeksekusi program pemakai yang disimpan dari memori, dan mengirimkan
perintah output yang tepat untuk mengendalikan peranti.
2. Sumber daya arus searah (dc) diperlukan untuk menghasilkan tegangan levelrendah yang digunakan oleh pemroses (prosessor) dan modul I/O. Suplai daya ini
dapat ditempatkan pada unit CPU atau mungkin sebagai unit yang ditempatkan
secara terpisah tergantung pada pembuat sistem PLC.
3. Sebagian besar CPU berisi baterai cadangan yang menjaga program operasi ada
dalam penyimpanan, pada kejadian gagalnya daya yang ditempatkan. Tipe memori
cadangan adalah satu bulan sampai satu tahun.
CPU berisi berbagai bagian listrik dan wadah (stop kontak) untuk penghubungan kabel
yang menuju unit lain, juga ke saklar kunci operasional. Operasi posisisaklar kunci adalah:
1. OFF: Sistem tidak dapat digerakkan atau diprogram
2. Run: Memungkinkan sistem bekerja tetapi tidak dapat dilakukan perubahan
program
3. Program: Output yang cacat dan memungkinkan pembuatan, modifikasi, dan
penghapusan program.
Modul memori prosesor adalah bagian utama dari CPU .Memori adalah rencana
pengendali atau program yang dilakukan atau disimpan pada pengontrol. Informasi yang
disimpan pada memori berhubungan dengan cara data input dan output harus diproses.
Kompleksitas program menentukan besarnya memori yang diperlukan. Elemen memori
menyimpan potongan individual dari informasi yang disebut bits (binari digits). Program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pengendali sesungguhnya dilakukan dilakukan di dalam komponen penyimpan memori
elektronis, misalnya RAM dan EEPROM. Unit yang memproses membaca atau mengamati
data dari modul input dan output dan menyimpan kondisinya pada memori. Kemudian unit
prosesor membaca atau mengamati program pemakai yang disimpan pada memori, dan
membuat keputusan yang menyebabkan output berubah. Memori dapat digolongkan
menjadi dua kategori: mudah menguap dan tidak mudah menguap. Memori yang mudah
menguap akan kehilangan informasi yang disimpannya jika semua daya yang
mengoperasikan hilang atau dilepas. Memori yang mudah menguap, mudah diganti, dan
sangat cocok untuk sebagian aplikasi apabila didukung dengan baterai cadangan. Memori
yang tidak mudah menguap dapat menahan informasi yang disimpan ketika daya
dihilangkan dengan tidak sengaja atau disengaja. PLC menggunakan banyak jenis peranti
memori yang mudah menguap dan tidak mudah menguap.
PLC menggunakan bahasa pemrograman dengan logika tingkat tinggi. Oleh karena
itu, bahasa pemrograman dalam PLC mudah dipahami. Bahasa pemrograman yang
digunakan dalam PLC menggunakan diagram tangga atau mnemonic.
Diagram tangga merupakan sebuah diagram yang digunakan untuk menggambar
secara sederhana sebuah rangkaian atau proses. Diagram tangga terdiri dari sebuah garis di
sebelah kiri yang memanjang, yang disebut bus bar, dan di sebelah kanan adalah
cabangcabangnya yang disebut garis cabang atau garis instruksi. Gambar 2.1 adalah contoh
diagram tangga yang digunakan dalam PLC dan dimasukkan melalui perangkat komputer
lewat software dari vendornya masing-masing.
1. Diagram Tangga
Gambar 2. 1 Pemrograman PLC dengan diagram tangga
2. Bahasa Pemrograman Mneumonic
Mneumonic adalah suatu bahasa yang dapat dimengerti oleh PLC untuk
menjalankan aplikasi/operasi. Dalam kode mneumonic, ada 3 struktur standar yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
alamat, instruksi, dan operan atau data, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1. Alamat
merupakan tempat penyimpanan instruksi di memori program. Alamat di memori
program berbeda untuk setiap instruksi. Instruksi adalah suatu set program yang
dapat dikenali oleh PLC untuk menjalankan aplikasi. Banyaknya instruksi
tergantung dari jenis PLC yang digunakan. Semakin besar kapasitasnya, berarti
semakin banyak pula instruksi yang ditampilkan. Sedangkan operan atau data
merupakan suatu penunjukan alamat dari I/O, penunjukan lokasi memori, atau
suatu data berupa bilangan (untuk timer ataupun counter).
Tabel 2. 1 Kode Mneumonik
2.1.1
PLC Omron CPM2A 30 I/O Terminal [2]
PLC yang digunakan dalam sistem kontrol jalur pengepakan barang ini adalah jenis
OMRON seri CPM2A 30 I/O. Pemilihan ini didasarkan atas ketersediaan alat. OMRON
seri CPM2A telah menyediakan koneksi RS232. Hal ini akan sangat membantu dalam
pengerjaan sistem yang menggunakan komunikasi serial.
Gambar 2. 2 PLC Omron CPM2A 30 I/O terminal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pada OMRON CPM2A I/O, terdapat sejumlah terminal 18 masukan dan 12
keluaran. Terminal masukan pada CPU digunakan sebagai saluran untuk menerima sinyal
masukan dari perangkat elektronika untuk diproses di dalam CPU. Terminal keluaran
digunakan sebagai saluran untuk mengirimkan sinyal keluaran menuju aktuator. Selain
terminal masukan dan keluaran, OMRON CPM2A 30 I/O juga mempunyai saluran RS232,
expansion I/O, dan port untuk console. RS232 merupakan interface pengiriman dari PLC
menuju komputer. Jenis data yang akan dikirim adalah bentuk data biner (bit per bit
transfer) dengan kecepatan transmisi (baud rate) yang umum dipakai adalah 9600 (bit per
detik).
Peralatan yang digunakan sebagai hand-shake (jabat tangan), yang berfungsi
sebagai pemantau status yang akan diterima/ada untuk memberikan tanggapan yang stabil,
dapat membantu untuk proses pengiriman. Ketika merancang software komunikasi serial,
handshake disempurnakan dengan menambahkan karakter pengendali dalam deretan /
jumlah bit yang dikirim, yang biasa disebut sebagai start bit dan stop bit.
Port console digunakan untuk komunikasi antara PLC dengan console. Melalui
port ini, console dapat digunakan untuk menjalankan atau menghentikan PLC. Program
yang akan disimpan console ke dalam PLC dimasukkan melalui port ini.
2.1.2
Peta Memori
Memori di dalam PLC diklasifikasikan sebagai berikut : IR, AR, SR, DM, TR, TC,
HR, UM dan LR. Memori di dalam PLC memiliki fungsi sebagai berikut :
1. IR (Internal Relay) digunakan sebagai pengendali masukan/keluaran dan
manipulasi bit.
2. AR (Auxilary Relay) dipergunakan untuk tujuan tertentu, misalnya transmission
counters, bendera, dan bit kendali.
3. SR (Special Relay) berfungsi sebagai bit bendera dan bit kendali yang digunakan
untuk melihat operasi PC.
4. DM (Data Memory) digunakan untuk menyimpan data dalam bentuk word (16 bit)
dan mempertahankan data tersebut pada waktu terjadi gangguan daya.
5. TR (Temporary Relay) adalah memori yang menyediakan delapan bit yang
digunakan hanya untuk instruksi LOAD dan OUT untuk percabangan program.
6. TC ( Timer/Counter) digunakan sebagai pewaktu dan pencacah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
7. HR (Holding Relay) digunakan untuk menyimpan/memanipulasi berbagai macam
variasi data dan dapat diakses secara word (16 bit) atau secara bit (1 bit) dan tetap
mempertahankan status saat terjadi gangguan pada PLC.
8. UM (Using Memory) pada PLC tipe C200HS diartikan sebagai bagian memori
yang dapat dikonversikan dan ditransfer ke ROM dan akan disimpan dengan
baterai yang ada pada CPU.
9. LR (Link Relay) digunakan untuk menyalurkan data antar PC dengan menggunakan
adaptor RS 232.
2.1.3
Intruksi-intruksi dalam PLC
Instruksi dalam PLC dalam simbol mnemonic adalah sebagai berikut :
1. FUN digunakan untuk memanggil fungsi yang diinginkan (diikuti dua digit yang
diinginkan).
2. LD (load) digunakan untuk memasukkan input yang dikehendaki sebagai bagian
awal dari tangga.
3. AND digunakan untuk memasukkan input yang diseri dengan input yang
sebelumnya.
4. OR digunakan untuk memasukkan input yang diparalel dengan input sebelumnya.
5. OUT adalah keluaran dari rangkaian.
6. TIM (timer) digunakan untuk memanggil fungsi pewaktu ataupun kontak keluaran
dari fungsi timer yang ada di PLC.
7. CNT (counter) digunakan untuk memanggil fungsi pencacah ataupun kontak
keluaran dari fungsi pencacah yang ada di PLC.
8. NOT bersama LD, AND, atau OR untuk menandakan normally close. Bersama
OUT untuk menandakan keluaran invers. Bersama FUN untuk mendefinisikan
fungsi aktif sesaat.
2.2
Solenoid [3]
Solenoid adalah alat yang digunakan untuk mengubah listrik atau arus listrik
menjadi gerakan linier. Solenoid disusun dari kumparan dengan inti besi yang dapat
bergerak. Apabila kumparan diberi tenaga,inti atau terkadang disebut jangkar, akan ditarik
ke dalam kumparan. Besarnya gaya tarikan atau dorongan yang dihasilkan solenoid
ditentukan dengan jumlah lilitan kawat tembaga dan besar arus yang mengalir melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kumparan. Arus kumparan untuk solenoid DC hanya dibatasi oleh tahanan kumparan.
Dengan ditempatkan plunger, dorongan akan menjadi lebih besar dari yang dibutuhkan
sehingga sering digunakan suatu kumparan tegangan parsial solenoid yang lebih kecil.
Pada solenoid yang lebih besar dua bagian kumparan dapat digunakan, saklar cut-off
beroperasi apabila plunger hanya berada sekitar dudukan dan membuka rangkaian bagian
kumparan. Inti besi dibuat dari baja lunak dengan fluktansi rendah. Untuk solenoid DC inti
padat dapat diterima sebab arus dalam satu arah dan terus menerus. Solenoid DC memiliki
time constant, sebab induktansi kmparan memperlambat pemagnetan. Aksi ini lebih lambat
dibandingkan dengan aksi pada solenoid AC . Contoh perangkat output diskrit ialah
solenoid yang berfungsi untuh mengubah sinyal listrik menjadi gerakan mekanis
linier.contoh aplikasinya ialah sebagi pemukul atau pendorong pensortiran barang.
2.3
Sensor Photodioda [4]
Photodioda adalah suatu jenis dioda yang arus bocornya berubah-ubah kalau cahaya
yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitasnya.Dalam gelap nilai arus yang mengalir
kecil sehingga tahanannya sangat besar.Semakin kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka
makin besar nilai arusnya, sehingga tahanan semakin kecil. Jika photodioda persambungan
p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks
cahaya
yang
dikenakan
pada
persambungan
tersebut.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah silicon (Si)
atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide (InSb), indium
arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS). Bahan-bahan ini menyerap
cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100
untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.
Photodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
diode biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya
yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultra
ungu sampai
dengan sinar-X.
Aplikasi
diode
foto
mulai
dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera
serta beberapa peralatan di bidang medis.
Photodioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada tidaknya cahaya maupun
dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat yang dapat mendeteksi
intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas 10mW/cm2. Photodioda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias, kita dapat memanfaatkan
photodioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photodioda akan turun
seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang
lebih baik jika dibandingkan dengan diodapeka cahaya.Hal ini disebabkan karena electron
yang ditimbulkan oleh foton cahaya padajunction ini diinjeksikan di bagian Base dan
diperkuat di bagian kolektornya. Namun demikian,waktu respons dari transistor foto secara
umum akan lebih lambat dari pada dioda peka cahaya.
Jika photodioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke
rangkaian pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda akan bersifat
sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus
yang mengalir ke rangkaian pembanding.
Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon (Si), atau Galium
Arsenida, dan yang lain adalah Insb, InAs, PbSe. Material-material ini meyerap cahaya
dengan karakteristik panjang gelombang mencangkup: 2500 Å – 11000 Å untuk silicon,
8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya)
dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan
sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole
adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron.
Prinsip kerja photodioda yaitu, photodioda dibuat dari semikonduktor dengan bahan
yang populer adalah silicon ( Si) atau galium arsenida ( GaAs), dan yang lain meliputi
InSb, InAs, PbSe. Material ini menyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang
mencakup: 2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs. Ketika
sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut
membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal,
sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi
semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor
adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode
digunakan untuk mengumpulkan photon – menyebabkan pembawa muatan (seperti arus
atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :
a) Cahaya yang diserap oleh photodioda
b) Terjadinya pergeseran foton
c) Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d) Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber
e) Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
Gambar 2. 3 Rangkaian sensor
Saat photodioda terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan
nilai arus akan menjadi kecil. Saat photodioda tidak terkena cahaya, maka nilai arusnya
kecil resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga. Photodioda digunakan
sebagai penangkap gelombang cahaya yang dipancarkan oleh Infrared. Besarnya tegangan
atau arus listrik yang dihasilkan oleh photodioda tergantung besar kecilnya radiasi yang
dipancarkan oleh infrared.
Karakteristik photodioda :
a) Photodioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor
b) Dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa. Lensa
tersebut lebih dikenal sebagai „lensa fresnel‟ dan „optical filter‟
c) Penerima infra merah juga dipengaruhi oleh „active area‟ dan „respond time‟
Aplikasi :
a) Diode sebagai kondisi open circuit jika dianalogikan seperi sakelar
b) Photodiode sebagai close circuit jika dianalogikan seperti sakelar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.4
Relay [5]
Relay berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gerakan contact pengubah
(pengubah ligika 0/1).Secara sederhana relay elektromaknetis ini didefinisikan sebagai
berikut:
a) Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka
kontak saklar.
b) Saklar yang digerakan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Prinsip kerja relay, dialam relay terdapat coil yang terbuat dari gulungan kawat yang
mendapat arus listrik sedangkan contact adalah sejenis saklar yang penggeraknnya
tergantung dari ada atau tidaknya arus listrik di coil . ketika coil mendapat energi listrik
akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik yang berpagas,dan contact akan
menutup.
Gambar 2. 4 Konstruksi Relay
Relay juga mempunyai fungsi sebagai pengendali sistem. Sehingga relay mempunyai
dua macam sombol yang digunakan pada rangkaian listrik (perangkat keras) dan program
(perangkat lunak). Berikut ini gambar simbol yang digunakan.
Gambar 2. 5 Simbol pada perangkat keras Relay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2. 6 Simbol pada peragkat lunak Relay
Jenis-jenis relay dibedakan berdasarkan pole dan throw. Pole adalah banyaknya
contact yang dimiliki oleh relay. Throw adalah banyaknya kondisi (state) yang dimiliki
contact.berikut ini penggolongan relay berdasarkan jumlah pole dan throw:
a) SPST (single pole single throw)
b) DPST (double pole single throw)
c) SPDT (single pole double throw)
d) DPDT (double pole double throw)
e) 3PDT (three pole double throw)
f) 4PDT (four pole double throw)
2.5
Motor DC [6]
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik
digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika
terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul
tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga
merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa
tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,
dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa
berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.
Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh
komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan
pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk
komponen yang berputar di antara medan magnet. Jika arus lewat pada suatu konduktor,
timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran
arus pada konduktor.
Gambar 2. 7 Motor D.C Sederhana
Gambar 2. 8 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar 3
menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena
bentuk U.
Gambar 2. 9 Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada
konduktor tersebut.
Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo. Perhatikan gambar
2.10.
Gambar 2. 10 konduktor listrik berbentuk U
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Perhatikan gambar 2.10 . Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang
dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar
melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada
kutub dan menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha
bergerak ke atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan
arah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di
atas konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan
yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah
jarum jam.
Gambar 2. 11 Reaksi garis fluks.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
a) Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
b) Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan.
c) Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
d) Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari
energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui
medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan
energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11 . Agar proses perubahan energi
mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar
daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada
kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Gambar 2. 12 Prinsip kerja motor dc
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga
kelompok :
a) Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah corveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
b) Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan
fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan).
c) Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan kiri.
Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus
searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya
Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh
medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan
bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah besar.
2.6
Photointeruprtor [7]
Photo-Interrupter adalah komponen optik penghasil pulsa. Komponen ini terdiri
dari Led Infrared dan Photo-Transistor yang berhadapan. Pulsa-pulsa frekuensi dihasilkan
dengan menginterupsi cahaya Infrared. Komponen Photo-Interrupter yang digunakan
adalah GP1S53. GP1S53 memilihi komponen dengan lebar 0.5 mm. Komponen ini mampu
menghasilkan pulsa dengan Response Time (Rise) maksimum 15 μs dan Response Time
(Fall) maksimum 20 μs.
Gambar 2. 13 Contoh rangkaian Photointeruptor.
Gambar 2. 14 Bentuk fisik Photointeruptor.
2.7
Regulator Tegangan IC [8]
Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit)
mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umunya menghasilkan
penyetabilan tegangan yang baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskret, sekarang semuanya
dirangkai dan dikemas dalam IC. Ada beberapa jenis IC yang menghasilkan tegangan
keluaran tetap baik positif maupun negatif, ada pula yang menghasilkan tegangan keluaran
yang bisa diatur. IC regulator tegangan tipe LM78xx (series) menghasilkan tegangan tetap
positif, sedangankan tipe LM79xx (series) menghasilkan tegangan negatif.
Gambar 2. 15 Contoh rangkaian regulator tegangan
Spesifikasi tegangan pada IC regulator seri LM78xx series terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2. 2 Spesifikasi IC regulator
2.8
Limit Switch [9]
Saklar batas atau limit switch (LS) merupakan saklar yang dapat dioperasikan baik
secara otomatismaupun non otomatis. Limit switch yang bekerja secara otomatis adalah
limit switch yang tidak mempetahankan kontak, sedangkan limit switch yang bekerja
nonotomatis adalah limit switch yang mempertahankan kontak. Kontak pada limit switch
sama seperti kontak-kontak yang terdapat paada tombol tekan, yaitu mempunyai kontak
normally open (NO) dan kontak normally closed (NC). Kedudukan kontak dan bentuk dari
limit switch dapat diperlihatkan seperti pada gambar. Limit switch yang tidak
mempertahankan kontak akan bekerja apabila ada benda yang menekan rollernya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sehingga kedudukan kontak NO menjadi NC dan kontak NC menjadi NO. Jika benda
sudah diangkat, roller dan limit switch kembali ke posisi semula, demikian juga kontakkontaknya. Jenis limit switch semacam ini dapat digunakan untuk pengoperasian motor
secara otomatis.
Gambar 2. 16 Kedudukan Kontak Limit Switch
2.9
LED [9]
LED (Light Emitting Diode) adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan
semi konduktor jenis dioda yang mampu memancarkan cahaya. LED mampu
menghasilkan cahaya yang berbeda- beda menurut semi konduktor yang digunakan dan
jenis bahan semi konduktor tersebut akan menghasilkan panjang gelombang yang berbeda,
sehingga cahaya yang dihasilkan berbeda pula. LED adalah salah satu jenis dioda, maka
LED memiliki dua kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila
ada arus listrik yang mengalir dari anoda menuju katoda.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik LED tidak akan
menyala. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang juga cahaya
yang dihasilkan., namun perlu diperhatikan bahwa arus yang diperbolehkan adalah 10mA20mA dan tegangan 1,6 volt - 3,5 volt menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila
arus yang mengalir melebihi 20mA, maka LED akan terbakar. Untuk menjaga supaya LED
tidak terbakar maka perlu adanya resistor sebagai penghambat arus.LED ditunjukan pada
gambar 2.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2. 17 Konfigurasi LED
Berdasarkan gambar diatas, persamaan untuk mencari nilai tegangan menggunakan
hukum ohm yaitu V=I*R, sehingga persamaan untuk mencari nilai resistor yang digunakan
sebagai indicatoradalah:
Dimana :
V
= Tegangan
I
= Arus listrik
R
= Resistor
Vs
= Tegangan sumber
Vd
= Tegangan LED
Tegangan kerja pada sebuah LED menurut warna yang dihasilkan [6]:
1. Infra merah
: 1,6V
2. Merah
: 1,8V – 2,1V
3. Oranye
: 2,2V
4. Kuning
: 2,4V
5. Hijau
: 2,6V
6. Biru
: 3,0V – 3,5V
7. Putih
: 3,0V – 3,6V
8. Ultraviolet
: 3,5V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pada umumnya tegangan yang digunakan pada perancangan adalah tegangan
minimal LED (Vmin LED), tegangan minimal LED adalah sebesar 1,5V
Gambar 2. 18 Rangkaian Indikator LED
2.10
Komunikasi Host Link [9]
Salah satu tipe komunikasi PLC Omron CPM2A adalah host link communication.
Host link merupakan komunikasi antara PC ( komputer personal) dengan PLC. PC
berfungsi sebagai master yang dapat memberikanpeinta, melakukan operasi write dan read
pada PLC. Sebaliknya PLC berfungsi sebagai slave yang hanya dapat memberikan respon
atas perintah dari PC. Gambar 2.17 dan gambar 2.18 memperlihatkan bentuk komunikasi
host link pada PLC Omron CPM2A. Host link dibedakan menjadi 2 macam yaitu
1. One to one communication (komunikasi antara PC dengan sebuah PLC,
ditunjukan pada gambar 2.16
2. One to N communications (komunikasi antar sebuah PC dengan beberapa
PLC).pada PLC CPM2A sebuah PC dapat mengontrol 32 PLC, ditunjukan
pada gambar 2.17.
Standar parameter komunikasi host link pada PLC CPM2A yaitu :baud rate 9600bps, 1
start bit, 7 bit data, 2 stop bit, even parity.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2. 19 One to one communication
Gambar 2. 20 One to N communication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Perintah-perintah yang dapat dikirim PC ke PLC terdiri dari satu rangkaian data
yang harus dikirim dengan bentuk paket terstruktur yang disebut frame. Masing-masing
likasi data atau memori data memiliki isi frame yang berbeda-beda. Panjang sebuah frame
maksimal 131 data kerakter. Gambar 2.18 memperlihatkan blok diagram prosedur host link
communication PLC CPM2A.
Pada saat host komputer mengirimkan data maka formatnya harus dalam bentuk
command frame. Command frame memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. @
: Kode awal yang harus diberikan sebagai tanda komunikasi dengan
PLC
2. Node No
: nomor node sebagai identitas PLC
3. Header code : petunjuk operasi write atau read dan penanda area memori PLC.
Tabel 2.3 memperlihatkan contoh Header code pada PLC Omron CPM2A
4. Text
:alamat yang dituju dan jumlah word atau data yang akan dikirim ke
PLC
5. FCS (Frame Check Sequence)
:untuk mengecek kesalahan frame data yang
akan dikirim.
6. Terminator
: kode akhir dari sebuah frame berisi * dan ASCII 13
Gambar 2. 21 Blok diagram prosedur host link communication PLC CPM 2A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 2. 3 Contoh header code PLC CPM 2A
Gambar 2. 22 Format Command frame
Setelah PC selesai mengirimkan command frame, maka PLC akan memberikan
respon dengan mengirimkan response frame. Response frame memiliki bagian-bagian
sebagai berikut :
1. @
: Kode awal yang harus diberikan sebagai tanda komunikasi dengan
PLC
2. Node No
: nomor node sebagai identitas PLC
3. Header code : kode yang sama dengan command frame
4. End Code
: kode yang menunjukan kode pengiriman data berjalan dengan baik
atau tidak. Tabel 2.4 memperlihatkan contoh End Code pada PLC Omron CPM2A
5. Text
:data respon PLC
6. FCS (Frame Check Sequence)
:untuk mengecek kesalahan frame data yang
akan dikirim.
7. Terminator
: kode akhir dari sebuah frame berisi * dan ASCII 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2. 4 Contoh End Code PLC Omron CPM2A
Saat sebuah frame dirimkan , kode FCS berfungsi untuk mengecek terjadinya error
pada saat transmisi. FCS merupakan data 8 bit yang dikonversikan ke dalam 2 karakter
ASCII. Gambar 2.21 memperlihatkan contoh cara perhitungan FCS. Langkah –langkah
perhitungan FCS antara lain:
1. Mengubah setiap karakter dalam bentuk kode ASCII.
2. Melakukan operasi XOR dari awal karakter (@) sampai batas FCS calculation
range. Gambar 2.20 menunjukan daerah untuk menhitung nilai FCS.
Gambar 2. 23 FCS calculation range.
Gambar 2. 24 Contoh perhitungan FCS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Perancangan Sistem
Perancangan alat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu pendeteksi ukuran tinggi
benda dengan photodioda , konveyor, penggerak naik dan turun konveyor (lift), pendorong
benda masuk ke rak, dan rak penyimpanan. Penelitian ini juga menggunakan komponen
elektronik yaitu PLC Omron CPM2A 30 I/O terminal yang berfungsi untuk menyimpan
dan menjalankan program (diagram ledder), sonsor Photodioda, tombol push button,
relay, motor DC 12V, thyristor, trnsistor dan selenoid. Sensor photodioda digunakan
untuk mendeteksi ukuran tinggi benda yang dirangkai secara tegak dan mendeteksi
keberadaan benda. Sensor photodioda,thyristor dan tombol push button sabagai input ke
PLC, sedangkan motor DC 12V dan selenoid sebagai output dari PLC. Motor DC 12V
digunakan untuk menggerakan konveyor, mengatur posisi solenoid dan juga mengatur
posisi lantai konveyor. Selenoid berfungsi sebagai pendorong benda keluar dari jalur
konveyor. Sebagai kontak On/Off pada motor DC menggunakan relay.
Pembuatan program untuk menggerakan sistem ini adalah kombinasi antara waktu
menggerakkan dan menghentikan motor serta variasi waktu untuk solenoid untuk
melakukan pemindahan benda keluar dari jalur konveyor. Kombinasi kerja antara
penggerak motor, pemberhentian motor dan juga solenoid diberikan penundaan waktu atau
jeda sehingga benda yang digunakan sebagai objek dalam konveyor dalam keadaan diam
sebelum dipindahkan. Penjelasan diagram blok sistem dapat dilihat pada gambar 1.1.
3.2. MODEL SISTEM
Model sistem digunakan pada penelitian ini,diperlihatkan pada gambar 3.1.
Pemyimpanan barang ke dalam rak menggunakan PLC Omron CPM2a terdiri dari (1)
pendeteksi ketinggian benda, (2) konveyor 1, (3) motor DC 1, (4) kerangka lift, (5) motor
dc 2 , (6) konveyor 2, (7) kerangka, (8) konveyor 3, (9) motor dc 3, (10) solenoid, (11)
motor dc 4 , (12) kerangka rak penyimpan barang, (13) motor 6 penggerak lift, (14) poros ,
(15) motor 5 pendorong benda, (16) pegas. Gambar 3.2 , gambar 3.3 dan gambar 3.4
menunjukan dimensi plant dengan satuan ukuran milimeter (mm).
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 3. 1 Model sistem rak penyimpanan otomatis tampak 3 dimensi
Gambar 3. 2 Gambar tampak samping kiri
Gambar 3. 3 Gambar tampak depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3. 4 Gambar tampak atas
Penjelasan sistem berdasarkan gambar yang ditunjukkan pada gambar 3.1. Yang
pertama yaitu pemilahan benda berdasarkan ukuran tinggi. Pada saat tombol start ditekan
sistem akan berjalan. Keberadaan dan ukuran tinggi benda akan dideteksi oleh sensor
photodioda. Sensor photodioda pendekteksi ketinggian benda akan menentukan lantai pada
rak penyimpanan, dengan menggerakkan konveyor naik atau turun. Ketika benda sampai
pada kolom dan baris rak yang dituju dan mengenai limit switch pendeteksi keberadaan
benda,motor 5 pada pendorong benda akan aktif dan mendorong benda masuk ke dalam
rak penyimpanan. Jika barisan pada rak penyimpanan sudah penuh, sistem akan berhenti
otomatis. Selanjutnya kondisi pengeluaran. Pada kondisi pengeluaran dikontrol melalui
komputer dengan program visual basic. Pemilihan kolom dan barisan rak dilakukan
dengan menekan tombol pada visual basic. Motor konveyor akan berjalan dan bergerak
naik turun sesuai rak yang dipilih. Solenoid pengeluaran akan aktif dan mendorong benda
keluar dari rak penyimpanan. Konveyor akan menerima benda yang keluar dari rak
kemudian dikirim ke penerima. Penjelasan dimensi plant perhatikan gambar 3.2 sampai
gambar 3.4 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.3.
Perancangan Perangkat Keras
3.3.1
Pendeteksi Ketinggian Benda
Sensor ketinggian benda ini berfungsi sebagai pemilah benda berdasarkan ukuran
tinggi benda. Perancangan pada pendeteksi ketinggian benda menggunakan 3 buah
photodioda yang dirangkai secara tegak. Masing-masing sensor mempunyai tinggi yang
berbeda-beda, pengukuran tinggi dimulai dari permukaan konveyor. Ukuran tinggi benda
A yaitu 3 cm tinggi letak sensor 2.7 cm,ukuran tinggi benda B yaitu 6 cm tinggi letak
sensor 5,7 cm, dan ukuran tinggi benda C yaitu 9 cm tiinggi letak sensor 8,7 cm. Pada
bagian ini akan menentukan posisi lantai pada konveyor 3. Masing-masing sensor
mempunyai fungsi yang sama,selain sebagai pendeteksi tinggi benda juga berfungsi untuk
mengaktifkan motor pada penggerak lift. Konstruksi peletakan sensor photodioda
dijelaskan pada gambar 3.5 sampai gambar 3.8.
Gambar 3. 5 Konstruksi pendeteksi tinggi benda
Gambar 3. 6 Dimensi peletakan sensor pendeteksi tinggi benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 3. 7 Dimensi sensor tinggi tampak samping kanan
Gambar 3. 8 Konstruksi photodioda sebagai sensor tinggi benda
3.3.2
Konveyor
Perancangan konveyor terdiri dari kerangka konveyor, motor penggerak sabuk
konveyor, sabuk konveyor. Motor penggerak yang digunakan yaitu motor DC 12 V. Pada
penelitian ini, konveyor yang digunakan sebanyak 3 buah,2 konveyor diantaranya
konveyor 1 sebagai pembawa benda untuk dipilah berdasarkan ukuran tunggi dan
konveyor 2 sebagai pembawa benda untuk dimasukan kedalam rak peyimpanan.
Sedangkan konveyor 3 digunakan pada saat pengeluaran benda dari dalam rak
penyimpanan untuk dikirim menuju penerima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 3. 9 Konstruksi konveyor
3.3.3
Lift/ Elevator
Gambar 3. 10 Konstruksi lift/ elevator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 3. 11 Dimensi penggerak sistem lift tampak depan
Pada penelitian ini juga menggunakan lift / elevator. Lift ini berfungsi sebagai
pengatur posisi lantai pada konveyor. Yaitu posisi 1 konveyor berada pada lantai 1, posisi
2 konveyor berada pada lantai 2 dan posisi 3 konveyor berada pada lantai 3. Sebagai
penggerak menggunakan motor DC 12V denga gearbox . Pada bagian ini dilengkapi juga
photointeruptor, photointeruptor ini berfungsi sebagai pendeteksi posisi konveyor. Ketika
plat pada konveyor mengenai photointeruptor motor akan menghentikan konveyor tepat
pada lantai yang dituju. Motor penggerak diaktifkan oleh sensor pendeteksi tinggi benda.
3.3.4
Pendorong Benda
Pada penelitian ini untuk mendorong benda masuk ke dalam rak penyimpanan
menggunakan motor DC 12 V dan sensor limit switch sebagai sensor keberadaan benda.
Ketika benda mengenai limit switch maka motor 5 akan aktif dan mendorong benda masuk
ke dalam rak peyimpanan. Gambar 3.12 menunjukan konstruksi sistem pendorong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3. 12 Konstruksi sistem pendorong
Gambar 3. 13 Dimensi sistem pendorong benda
3.3.5
Perancangan sensor Photointeruptor
Sensor Photointeruptor pada perancangan ini digunakan untuk mendeteksi
keberadaan konveyor atau sensor lantai. Prinsip kerja photointerutori saat tidak ada
halangan,cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED (transmiter) dapat diterima
oleh phototransistor (receiver) sehingga keluaran photointeruptor akan belogika ”0”,
sedangkan saat terhalang cahaya inframerah tidak dapat diterima oleh phtotransistor
sehingga keluaran photointeruptor berlogika ”1”. Bagian transmiter photointeruptor
terbuat dari LED inframerah yang mempunyai Vd = 1.5 V dan Id = 20 mA,sehingga
membutuhkan hambatan masukan (R1) sebesar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pada bagian penerima terbuat dari phototransistor yang mempunyai rating
regulator 24V
regulator 5V
VCE(sat) = 0.4V dan Ic(on) = 4mA, sehingga membutuhkan hambatan masukan sebesar:
R2
100R
R1
regulator 5V
U1
1
A
C
4
RL1
PCJ-105D3MH
175R
2
3
K
PC817
E
ke PLC
Gambar 3. 14 Rangkaian elektronis Photointeruptor.
3.3.6
Perancangan Sensor Photodioda
Sensor yang digunakan terdiri dari photodioda. Sensor ini nilai arus bocornya akan
berkurang bila terkena cahaya dan bekerja pada kondisi riverse bias. Untuk sensor
cahayanya digunakan LED Superbright, komponen ini mempunyai cahaya yang sangat
terang, sehingga cukup untuk mensuplai cahaya ke photodioda. Sistem ini dirancang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
menggunakan VCC = 24V, VD= 3 V, Id = 20 mA.R2 dapat dihitung berdasarkan
persamaan sebagai berikut:
Arus Id dihasilkan saat LED mengirimkan cahaya dan photodioda menerimanya.
Arus maksimum untuk photodioda adalah 20mA. Nilai R2 pada sistem dirancang dengan
menentukan I = 1mA . Persamaan digunakan untuk mencari nilai R2 sebagai berikut:
Sistem ini dirancang menggunakan resistor (R2) yang bernilai 24 KΩ Jika photodioda
terkena cahaya, maka photodioda akan bersifat sebagai sumber tegangan dan
menyababkan nilai arus yang bocor akan menjadi kecil, sehingga resistansinya besar.
VCC 24 V
Gambar 3.10 menjelaskan rankaian kelistrikan sensor photodioda.
RV1
R1
2k
24k
ke PLC
D1
D2
LED
DIODE
Gambar 3. 15 Rangkaian sensor photodioda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.3.7
Rangkaian Relay
Gambar 3. 16 Skema rangkaian relay untuk keluaran dari PLC
Penelitian ini menggunakan relay untuk setiap keluaran dari PLC menuju aktuator.
Relay berfungsi sebagai saklar ON/OFF yang diatur oleh PLC, jika nilai tegangan keluaran
PLC tinggi atau logika (1) maka relay akan ON, jika nilai tegangan keluaran PLC rendah
atau logika (0) relay akan OFF. Skema rangkaian relay keluaran dari PLC menuju ke
aktuator dapat dilihat pada gambar 3.16. Rangkaian relay pembalik putaran digunakan
untuk mengatur arah putaran motor DC sehingga dapat berubah arah putaran skema
rangkaian relay dijelaskan pada gambar 3.17.
Gambar 3. 17 Skema rangkaian relay pembalik putaran motor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
regulato 12V
RL6
RL12
PCJ-105D3MH
PCJ-105D3MH
regulator 24V
motor 6 penggerak solenoid
motor 1 konveyor 1
RL5
photointeruptor A
PCJ-105D3MH
J1
PCJ-105D3MH
RL2
photointeruptor C
CONN-H12
PCJ-105D3MH
RL13
PCJ-105D3MH
PCJ-105D3MH
motor 6 penggerak solenoid
J2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
RL1
photointeruptor B
RL7
motor 2 konveyor 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
RL8
RL14
PCJ-105D3MH
PCJ-105D3MH
motor 3 konveyor 3
solenoid
RL9
PCJ-105D3MH
CONN-H16
PLC OMRON CPM2A
motor 4 penggerak lift
RL3
photointeruptor 1
PCJ-105D3MH
RL10
PCJ-105D3MH
motor 4 penggerak lift
RL4
photointeruptor 2
PCJ-105D3MH
RL11
PCJ-105D3MH
motor 5 pendorong benda
Gambar 3. 18 Rangkaian elektronis relay
+88.8
RL2
RL1
masukan dari port keluaran PLC
masukan dari port keluaran PLC
QUAZ-SH-124L
QUAZ-SH-124L
ground regulator
regulator tegangan +12 V
COM keluaran PLC
Gambar 3. 19 Rangkaian elektronis relay pembalik putaran motor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.3.8
Perancangan push button start/stop dan emergency
Tombol Start/Stop pada perancangan ini digunakan sebagai masukan ke PLC dari
HMI untuk memulai/ menghentikan sistem penyimpanan barang otomatis. Tombol
eremgency ditambahkan pada plant ini bertujuan untuk menghentikan semua proses dari
plant apabila tejadi gangguan atau kesalahan sistem, peletakan tombol – tombol tersebut
dapat dilihat pada gambar 3.20.
Gambar 3. 20 Peletakan tombol start/ stop dan emergency pada HMI
3.3.9
Kabel RS-232
Kabel yang digunakan untuk menghubungkan antara PLC dengan PC adalah RS-232,
dikarenakan tersedianya partitur komunikasi host link pada PLC dan PC. Data proses
sistem pengoperasian pada PLC akan dikirimkan ke PC melalui komunikasi host link
menggunakan kabel serial RS-232. Data yang telah diproses di CPU PLC akan dikirim
menuju komputer. Sebelum mengirimkan data, port com yang akan digunakan harus
diinisialisasi terlebih dulu. Sistem ini menggunakan port com1 pada komputer. Agar proses
pengiriman data dapat berjalan maksimal, parameter untuk komunikasi data antara PLC
dan komputer harus diatur. Selain penggunaan port com, parameter lain yang harus diatur
adalah kecepatan transmisi data. Kecepatan transmisi data yang digunakan pada sistem ini
adalah 9600 bps, 8 bit paritas, 1 bit stop. Setelah itu, jalur port com1 harus dibuka untuk
lalu lintas data. Keluaran dari PLC akan dikonversi agar dapat diterima oleh RS-232.
Setelah keluaran sesuai dengan level logika RS-232, keluaran akan dikirimkan menuju
komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.3.10
Motor DC
Sistem ini menggunakan enam buah motor DC. Motor ini memiliki tegangan
maksimum
12 Volt. Perancangan ini menggunakan motor DC 12 Volt untuk
menyesuaikan dengan PLC CPM2A yang digunakan. Pada sistem ini, motor DC
digunakan untuk menggerakkan konveyor 1, konveyor 2, motor pendorong benda,
penggerak solenoid 1, penggerak sistem lift. Motor1 digunakan untuk menggerakkan
konveyor 1, motor 2 digunakan untuk menggerakkan konveyor 2 ,dan motor 3 digunakan
untuk menggerakkan konveyor 3, motor 4 digunakan untuk menggerakkan lift, motor 5
digunakan untuk mendorong benda, motor 6 digunakan untuk menggerakkan solenoid.
Motor DC 12 Volt menghasilkan torsi(τ) sebesar 8000 g-cm 108 rpm.
Motor ini diharapkan dapat menggerakkan beban dengan berat total(F) 6000 gram.
Panjang konveyor(R) yang akan digunakan adalah 15 cm. Jika diberikan berat total yang
akan digunakan adalah 6000 gram dan panjang lintasannya 15 cm, maka torsi yang
dibutuhkan dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:
Dengan mengetahui torsi yang dibutuhkan, maka dapat dihitung perbandingan gear
yang digunakan untuk menghubungkan motor dengan konveyor. Jika torsi yang dihasilkan
motor(τ_1) adalah 8000 gr-cm, kemudian gear pada konveyor memiliki jari-jari (r_2) 2
cm, dan gear pada motor memiliki jari-jari(r_1) 3 cm, maka torsi akhir(τ_2) yang
dihasilkan oleh motor dapat dihitung melalui persamaan sebagai berikut :
Setelah menggunakan gabungan gear, torsi akhir yang dihasilkan motor adalah
12000 gr/cm. Torsi yang dibutuhkan agar dapat bergerak adalah 6000 gr/cm. Karena Torsi
yang dihasilkan motor lebih besar daripada torsi yang dibutuhkan beban, maka beban dapat
bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3.3.11
Catu Daya
Pada perancangan ini dibutuhkan catu daya sebagai supply untuk mengaktifkan
sensor masukan ke PLC dan aktuator keluaran dari PLC. Catu daya untuk masukan
berbeda dengan catu daya keluaran, untuk masukan dibutuhkan tegangan sebesar 24v
sebagai catu daya sensor photodioda, 12v sebagai catu daya motor DC 12v dan solenoid,
dan 5v sebagai catu daya photointeruptor . Rangkaian yang digunakan yaitu regulator
tegangan dengan 3 buah keluaran tegangan yang berbeda. Rangkaian regulator ditunjukan
pada gambar 3.21.
Q3
12V
TIP3055
1
CONN-SIL1
U3
7812
VI
VO
3
2
GND
1
C5
C6
1nF
1nF
Q1
5V
TIP3055
1
D1
D4
1N4004
1N4004
D2
D3
1N4004
1N4004
7805
VI
VSINE
TR1
VO
3
GND
1
V1
CONN-SIL1
U1
C1
220p
2
C2
220p
GND
TRSAT2P2S
1
CONN-SIL1
C3
C4
2
220p
1
GND
220p
VI
VO
3
U2
7824
24V
1
Q2
TIP3055
Gambar 3. 21 Rangkaian regulator tegangan.
CONN-SIL1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.4.
Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak terdiri dari dua bagian yaitu perancangan diagram
ledder untuk menjalankan PLC dan perancangan HMI. Perancangan perangkat lunak ini
terkait satu sama lain, dengan merancang diagram ledder akan mempermudah pembuatan
HMI. Perancangan diagram ledder menggunakan software CX Programmer, dan
perancangan HMI menggunakan software Visual Basic. Pada penelitian ini tardapat dua
proses yang akan dirancang, yaitu proses pemasukan benda ke dalam rak penyimpanan dan
proses pengeluaran benda dari dalam rak penyimpanan. Inisialisasi alamat pada sistem
penyimpanan barang melalui DM 00xx.
Tabel 3. 1 Channel Input
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Input
sensor A pendeteksi tinggi
benda
sensor B pendeteksi tinggi
benda
sensor C pendeteksi tinggi
benda
Limit switch
Limit switch 2
Photointeruptor A rak lantai 3
Photointeruptor B rak lantai 2
Photointeruptor C rak lantai 1
Photointeruptor 1
Photointeruptor 2
Channel fungsi
PLC
0.00
0.01
0.02
0.03
0.09
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
Tabel 3. 2 Channel Output
NO
1
2
3
4
5
6
7
Output
Motor 1 konveyor 1
Motor 2 konveyor 2
Motor 3 konveyor 3
Motor 4 penggerak lift
Motor 5 pendorong benda
Motor 6 penggerak solenoid
solenoid
Channel fungsi
PLC
10.00
10.01
10.02
10.03,10.04
10.05
10.06,10.07
11.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pada tabel 3.1 menampilkan alamat channel input yang terhubung dengan PLC
Omron CPM2A. Pada sistem penyimpanan barang terdapat 15 input yang terdiri dari 3
buah sensor photodioda berada pada sensor ketinggian benda yaitu channel 0.00; 0.01;
0.02. 5 buah limit switch berada pada konveyor 3 yaitu channel 0.03 berfungsi
mengaktifkan motor 5 pendorong benda dan counter jumlah benda. Sensor Photointeruptor
berfungsi sebagai pendeteksi keberadaan lantai konveyor 2,terdapat 3 buah sensor
photointeruptor pendeteksi konveyor 2 dengan channel 0.04,0.05 dan 0.06. Sebagai
pendeteksi motor 6 juga menggunakan 2 buah sensor photointeruptor dengan channel 0.07
dan 0.08. Pada tabel 3.2 menampilkan alamat output dari PLC, plant ini membutuhkan 12
keluaran dari PLC, yang terdiri dari motor konveyor 1 channel 10.00, motor konveyor 2
channel 10.01, motor 3 konveyor 3 channel 10.02, motor 4 penggerak lift channel 10.03
dan 10.04, motor 5 sebagai pendorong benda dengan channel 10.05, motor 6 sebagai
penggerak solenoid dengan channel 10.06 dan 10.07, dan selenoid dengan channel 11.00.
Pada tabel 3.3 menampilkan alamat memory DM yang digunakan untuk menyimpan
kondisi alat dari channel input maupun channel output. Rangkaian pengkabelan PLC
dijelaskan pada gambar 3.22. Flowchart penyimpnan barang otomatis dijelaskan pada
gambar 3.23.
Tabel 3. 3 Channel memory
Memory
Channel memory
PLC
Simpan data sensor A
DM0001
Simpan data sensor B
DM0002
Simpan data sensor C
DM0003
Simpan data limit switch
DM0004
Simpan data photointeruptor A
DM0005
Simpan data photointeruptor B
DM0006
Simpan data photointeruptor C
DM0007
Emergency
DM0008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 3. 22 Pengkabelan PLC
3.4.1
Proses Pemasukan
Proses pemasukan benda ke dalam rak penyimpanan berdasarkan ukuran tinggi
benda. Terdapat sensor photodioda yang akan mendeteksi tinggi benda, sensor ini sebagai
masukan ke PLC untuk selanjutnya diproses,dan keluaran dari PLC yaitu untuk
menggerakkan motor penggerak lift dan mengaktifkan solenoid untuk mendorong benda
masuk kedalam rak . Flow chart proses pengisian barang ke dalam rak dapat dilihat pada
gambar 3.24 dan gambar 3.25.
3.4.2
Proses Pengeluaran
Proses pengeluaran benda dari dalam rak dilakukan dengan cara menekan tombol
pada HMI. Dalam HMI tardapat pilihan untuk baris dan kolom rak penyimpanan yaitu
terdapat 3 baris rak dan 2 kolom rak. Proses pengeluaran setelah menekan tombol
selanjutnya PLC menjalankan program untuk mengaktifkan motor 4 dan selenoid 2 dan 3.
Flow chart proses pengeluaran barang dari dalam rak dapat dilihat pada gambar 3.26 dan gambar
3.27.
3.4.3
Perancangan sistem emergency
Sistem emergency sangat penting diterapkan pada semua plant. Sistem emergency
difungsikan apabila terjadi gangguan terhadap plant tersebut, gangguan – gangguan
tersebut berasal dari dalam atau luar plant. Contoh gangguan dari dalam yaitu apabila
terjadi kelasahan sistem dari dalam plant tersebut. Contoh gangguan dari luar yaitu apabila
terjadi kecelakaan kerja pada saat sistem berjalan. Flow chart sistem emergency dapat
dilihat pada gambar 3.29.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3.4.4
Perancangan Software HMI
HMI (Human Machine Interface) merupakan bagian yang ada dalam sistem SCADA.
HMI ini menampilkan gambar pengontrolan dari sebuah sistem yaitu penyimpanan barang
ke dalam rak yang terdiri dari tampilan jumlah benda, tombol push button, dan lampu
indikator. Lampu indikator terdiri dari 2 warna,yaitu hijau dan merah. Lampu indikator
pada saat berwarna hijau artinya pada rak tersebut masih kosong atau belum penuh, ketika
isi dalam rak penuh maka lampu indikator akan berubah warna menjadi merah. Pada setiap
rak memiliki 2 buah lampu indikator. HMI ini digunakan untuk memonitor dan mengontrol
kerja sistem dari jarak jauh. Untuk kode program pada masing – masing form dapat dilihat
di lampiran. Flowchart HMI dijelaskan pada gambar 3.30 Tampilan pada visual basic
dapat dilihat pada gambar 3.31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
START
INISIALISASI PORT
PLC
MOTOR 1
KONVEYOR 1 ON
TIDAK
TIDAK
PENGISIAN ?
PENGELUARAN ?
YA
YA
SUBRUTIN
PROSES
PENGISIAN
TIDAK
TERJADI
GANGGUAN ?
MOTOR 1
KONVEYOR 1 OFF
SUBRUTIN
PROSES
PENGELUARAN
YA
TIDAK
TERJADI
GANGGUAN ?
YA
SUBRUTIN
EMERGENCY
STOP
Gambar 3. 23 Diagram Alir Penyimpnan Barang Otomatis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
MULAI
A
DETEKSI
KETINGGIAN BENDA
TIDAK
TIDAK
SENSOR A
TINGGI=3 CM ?
YA
TIDAK
SENSOR B
TINGGI=6 CM ?
SENSOR C
TINGGI =9 CM ?
YA
YA
MOTOR 2
KONVEYOR 2 ON
MOTOR 2
KONVEYOR 2 ON
MOTOR 2
KONVEYOR 2 ON
LIMIT SWITCH
LIMIT SWITCH
LIMIT SWITCH
TIDAK
TIDAK
LIMIT SWITCH
TERSENTUH ?
YA
LIMIT SWITCH
TERSENTUH ?
YA
MOTOR 2
KONVEYOR 2 OFF
TIDAK
LIMIT SWITCH
TERSENTUH ?
YA
MOTOR 2
KONVEYOR 2 OFF
MOTOR 2
KONVEYOR 2 OFF
MOTOR 4 LIFT ON
PHOTOINTERUPTOR
B DAN C OFF
MOTOR 4 LIFT ON
PHOTOINTERUPTOR
C OFF
PHOTOINTERUPTOR A
PHOTOINTERUPTOR B
TIDAK
TIDAK
PHOTOINTERUPTOR
A TERHALANG ?
YA
PHOTOINTERUPTOR
B TERHALANG ?
YA
MOTOR 4 LIFT OFF
SUBRUTIN PROSES PEMASUKAN
KEMBALI
Gambar 3. 24 Diagram Alir Subrutin untuk Sistem Pengisian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
MULAI
MOTOR 5 PENDORONG BENDA
ON
TIDAK
LIMIT SWITCH TIDAK
TERSENTUH?
YA
MOTOR 5 PENDORONG BENDA
OFF
COUNTER JUMLAH
TAMPILKAN
JUMLAH PADA
HMI
TIDAK
JUMLAH = 5?
A
YA
SUBRUTIN KONVEYOR 2
KEMBALI KE LANTAI 1
KEMBALI
Gambar 3. 25 Flowchart subrutin proses pemasukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
MULAI
C
MOTOR 3 KONVEYOR 3 ON
BACA PERINTAH
PENGGUNA
TIDAK
TIDAK
RAK A
TIDAK
RAK B
YA
RAK C
YA
YA
MOTOR LIFT ON
PHOTOINTERUPTOR
B DAN C OFF
MOTOR LIFT ON
PHOTOINTERUPTOR
C OFF
MOTOR LIFT OFF
PHOTOINTERUPTOR
A DAN B OFF
PHOTOINTERUPTOR A
PHOTOINTERUPTOR B
PHOTOINTERUPTOR C
TIDAK
TIDAK
TIDAK
PHOTO INTERUPTOR
TERHALANG?
PHOTO INTERUPTOR
TERHALANG?
PHOTO INTERUPTOR
TERHALANG?
YA
YA
YA
SUBRUTIN PROSES PENGELUARAN
BARANG
KEMBALI
Gambar 3. 26 Flowchart subrutin untuk sistem pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
MULAI
B
TIDAK
JUMLAH = 0?
MOTOR 4 LIFT OFF
YA
C
SOLENOID ON
PHOTOINTERUPTOR 1
MOTOR 6 ON
TIDAK
PHOTOINTERUPTOR
1 TERHALANG?
LIMIT SWITCH
YA
TIDAK
MOTOR 6 ON
LIMIT SWITCH ON?
YA
PHOTOINTERUPTOR 2
MOTOR 6 OFF
SOLENOID OFF
MOTOR LIFT ON
TIDAK
PHOTOINTERUPTOR
2 TERHALANG?
PHOTOINTERUPTOR A
YA
MOTOR 6 OFF
TIDAK
PHOTOINTERUPTOR
A TERHALANG?
SUBRUTIN KONVEYOR 2 KEMBALI KE
LANTAI 1
YA
MOTOR 2 ON
KEMBALI
TIDAK
LIMIT SWITCH OFF?
YA
MOTOR 3 ON
KONVEYOR 3 AKTIF
B
Gambar 3. 27 Flowchart subrutin proses pengeluaran barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
MULAI
MOTOR 4 LIFT ON
PHOTOINTERUPTOR A
TIDAK
TERHALANG ?
YA
MOTOR 4 LIFT OFF
KEMBALI
Gambar 3. 28 Flowchart subrutin konveyor 2 kembali ke lantai 1
MULAI
TEKAN TOMBOL
EMERGENCY
PROSES DALAM PLC
BERHENTI
DATA TERAKHIR
DISIMPAN DALAM
DM0008
KEMBALI
Gambar 3. 29 Flowchart subrutin sistem Emergency
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
START
INISIALISASI
PORT PLC
PILIH SISTEM
PENGISIAN ATAU
PENGELUARAN
TIDAK
SISTEM
PENGISIAN ?
SISTEM
PENGELUARAN ?
TIDAK
YA
YA
PROSES
PENGISIAN
PROSES
PENGELUARAN
TIDAK
TERJADI
GANGGUAN?
YA
TEKAN TOMBOL
EMERGENCY
SUBRUTIN PROSES
EMERGENCY
TAMPILKAN
JUMLAH
DALAM RAK
STOP
Gambar 3. 30 Flowchart HMI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 3. 31 Form main program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan dari alat sistem penyimpanan
barang secara otomatis yang dikontrol menggunakan SCADA yang dirancang
menggunakan Bahasa pemrograman visual basic dan dihubungkan ke PLC OMRON
CPM2A menggunakan komunikasi Host link. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh
dan per bagian dari sebuah sistem kontrol penyimpanan barang. Dari pengujian ini akan
didapatkan data-data dan bukti-bukti hasil akhir dari perangkat keras dan perangkat lunak
yang telah dibuat. Dari data-data tersebut dapat digunakan untuk menganalisa proses kerja
sistem yang telah dibuat
4.1 Cara Kerja Alat
Gambar 4. 1 Sistem hasil perancangan
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4. 2 Form utama SCADA
Pada sistem penyimpanan barang terdapat dua proses yaitu proses pengisian dan
proses pengeluaran barang. Pada saat tombol start pada SCADA ditekan. Bagian yang
aktif saat proses ini yaitu motor 1 konveyor 1(channel 10.00). Ketika sensor pendeteksi
ketinggian benda, yaitu sensor A (channel 0.00), sensor B (channel 0.01), dan sensor C
(channel 0.02), mendeteksi ada benda yang lewat maka data akan dikirim ke PLC
kemudian disimpan ke dalam memori. Memori yang digunakan adalah DM0001 untuk
sensor A, DM0002 untuk sensor B dan DM0003 untuk sensor C. Setelah benda terdeteksi
sensor, benda menuju konveyor 2 dan motor 2 aktif. Motor 4 (channel 10.03) sebagai
penggerak sistem lift akan on saat benda menyentuh limit switch 1. Konveyor 2 akan
bergerak naik atau turun menuju lantai yang dituju. Motor 4
off saat konveyor 2
menyentuh sensor lantai dan motor 5 sebagai pendorong benda akan on dan mendorong
benda masuk ke dalam rak. Setelah tuas pendorong kembali ke posisi semula, motor 4
penggerak lift on (channel 10.04) berputar terbalik sehingga konveyor 2 turun hingga
lantai 1. Proses ini berulang ketika sensor pendeteksi ketinggian benda mendeteksi adanya
benda yang lewat.
Ketika pengguna menekan tombol keluar sesuai lantai yang dipilih, maka proses
yang berjalan adalah proses pengeluaran benda. Motor 4 penggerak lift on dan menuju
lantai yang dituju, kemudian solenoid (channel 11.00) dan motor 6 (channel 10.06) on
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
mengeluarkan benda menuju konveyor 2. Ketika limit switch tersentuh maka motor 6
(channel 10.07) on kembali ke posisi semula, dan motor 4 (channel 10.04) on konveyor 2
turun. Setelah sampai lantai 1 sensor optocoupler C terhalang konveyor 2 dan konveyor 3
on. Proses ini akan berulang ketika pengguna menekan tombol pengeluaran benda.
4.2
Pengujian sistem
Analisa keberhasilan perangkat keras didapatkan dari melakukan beberapa
pengujian per bagian. Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.1 dengan melakukan percobaan
sebanyak sepuluh kali. Dari beberapa bagian yang diuji dapat dikatakan berhasil jika telah
mencapai titik keberhasilan yaitu lebih dari lima kali. Terdapat beberapa bagian yang tidak
mencapai titik keberhasilan, hal ini disebabkan belum terpasang atau masih dalam proses
pengerjaan.
Tabel 4. 1 Keberhasilan perangkat keras
No
Nama bagian
1
2
3
4
5
6
7
8
konveyor 1
konveyor 2
konveyor 3
lift
Pendorong kotak masuk
Pendorong kotak keluar
pendeteksi ketinggian
sensor lantai
pengujian
percobaan berhasil
10
9
10
9
10
9
10
8
10
0
10
0
10
0
10
8
gagal
1
1
1
2
10
10
10
2
keterangan
dapat berjalan dengan baik
dapat berjalan dengan baik
dapat berjalan dengan baik
tidak berjalan dengan lancar
belum terpasang
belum terpasang
belum terpasang
terpasang
Data pengujian sistem diambil dari hasil pengamatan pada modul PLC Omron CPM2A.
Tabel 4. 2 Pengujian sistem kondisi awal
No.
1
2
3
kondisi channel input
start
stop
0
1
1
0
0
0
keterangan
kvy 1 : konveyor 1
kvy 2 : konveyor 2
kvy 3 : konveyor 3
kondisi channel output
emergency
kvy 1
0
0
0
1
1
0
kondisi
0 = kondisi mati
1 = kondisi nyala
kvy 2
0
1
0
kvy3
0
1
0
2 = bertahan kondisi terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4. 3 pengujian sistem proses pemasukan
output
input
No
1
2
pendeteksi
ketinggian
sens sens sens
A
B
C
0
0
0
1
0
0
sensor lantai
opto opto opto
A
B
C
1
1
0
0
limit
switch
motor
lift
naik
motor
lift
turun
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
3
0
1
0
1
1
0
0
4
0
0
1
1
1
0
motor
pendorong
masuk
0
1
0
0
1
0
0
1
0
Tabel 4. 4 Pengujian sistem proses pengeluaran
No
1
2
3
4
input
pendeteksi ketinggian
tombol
rak 3
0
1
0
0
tombol
rak 2
0
0
1
0
tombol
rak 1
0
0
0
1
keterangan
sen A = sensor benda A
sen B = sensor benda B
sen C = sensor benda C
opto A = optocoupler lantai 3
opto B = optocoupler lantai 2
opto C = optocoupler lantai 1
kondisi
0 = kondisi mati
1= kondisi nyala
output
sensor lantai
opto
opto opto
A
B
C
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
limit
switch
motor
lift
motor
pendorong
keluar
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4.3
4.3.1
Analisa Perangkat Keras
Pengamatan Kecepatan Motor Konveyor dan Lift
Dengan sumber tegangan yang sama dihasilkan kecepatan yang berbeda pada masing
masing motor. Hasil pengamatan kecepatan motor dapat dilihat pada tabel 4.5. Perbedaan
kecepatan motor disebabkan kedudukan poros konveyor yang tidak lurus dan kekencangan
karet konveyor yang tidak sama. Perbedaan kecepatan motor yang sangat jauh terdapat
pada motor 4,kecepatan yang dihasilkan motor 4 sangat kecil. Motor 4 digunakan untuk
mengangkat konveyor 2.
Tabel 4. 5 Hasil pengamatan kecepatan motor
No.
1.
2.
3.
4.
motor 1
motor 2
motor 3
motor 4
Tegangan
(V)
12
12
12
12
arus
(A)
0.49
0.5
0.53
0.47
Gambar 4. 3 Konveyor 1
kecepatan dengan
beban (rpm)
99
95
90
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4. 4 Konveyor 3
Gambar 4. 5 Konveyor 2 dan Lift
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.3.2
Pengamatan Relay Motor
Relay digunakan untuk pengaman motor DC , karena tegangan keluaran dari PLC
OMRON sebesar 24 V sedangkan motor DC yang digunakan 12V. Pengujian relay
menggunakan power supply 24 V. Pada perancangan ini menggunakan dua buah relay,
yaitu relay motor satu arah dan relay pembalik putaran. Relay motor satu arah digunakan
pada motor 1,2,3,5, dan solenoid, relay pembalik putaran digunakan untuk arah putaran
motor 4 dan motor 6. Hasil pengamatan relay motor satu arah dapat dilihat pada tabel 4.6.
dan relay pembalik putaran dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4. 6 Hasil pengamatan relay motor satu arah dan solenoid
No
.
Relay
tegangan (v)
channel
output PLC
1.
motor 1
24
10.00
2.
motor 2
24
10.01
3.
motor 3
24
10.02
4.
motor 5
24
10.05
5.
solenoid
24
11.00
kondisi
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
kondisi port
keluaran relay
NC
NO
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
Tabel 4. 7 Hasil pengamatan relay pembalik putaran
No.
Relay
tegan
gan
(V)
1.
motor 4
24
2.
motor 6
24
channel
output
PLC
10.03
10.04
10.06
10.07
kondisi output
PLC
1
0
1
0
0
1
0
1
kondisi relay
relay relay
1
2
1
0
0
1
0
1
1
0
arah
putaran
motor
kanan
kiri
kanan
kiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.4
Analisa Perangkat lunak
4.4.1 Pembahasan Diagram Ladder
Pada saat tombol start pada SCADA ditekan channel pada diagram ladder yang
digunakan (channel 1.00). Start tetap aktif digunakan sistem latch dengan IR 200.00.
Ketika IR200.00 aktif maka semua sistem akan berjalan. Latching pada start akan berhenti
ketika tombol stop pada SCADA ditekan (channel 1.01) . Sama halnya dengan diagram
ladder tombol stop juga menngunakan sistem latch , dengan bantuan IR 200.08 saat
tombol start ditekan maka latching pada stop berhenti. IR 200.08 akan menghentikan
proses . Jika konveyor 2 tidak berada pada lantai 1 maka lift turun aktif hingga menyentuh
sensor lantai 1. Tombol emergency difungsikan untuk menghentikan secara paksa ketika
sistem berjalan mengalami gangguan yang berasal dari luar sistem. Channel
yang
digunakan pada tombol emergency 1.02 dengan menggunakan IR202.13 untuk latching
dan akan dinon-aktifkan ketika 1.00 aktif. Dalam gambar 4.6 sampai gambar 4.8
menunjukan diagram ladder start,stop,dan emergency.
Gambar 4. 6 Saat tombol start ditekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4. 7 Tombol stop ditekan
Gambar 4. 8 Tombol emergency ditekan
Proses pemasukan ke dalam rak akan melalui sensor pendeteksi ketinggian sebelum
menuju rak penyimpanan. Sensor ini menggunakan sinyal output dari photodioda,yaitu
sensor benda A (channel 0.02), sensor benda B (channel 0.01), dan sensor benda C
(channel 0.00) . Pada channel 0.00 terdapat sistem latch dengan IR200.04 dan instruksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DIFU 200.01, CNT000, dan MOV DM1. Latch digunakan untuk menjalankan proses
selanjutnya dan memberi tanda bahwa channel 0.00 sedang berjalan. DIFU 200.01
digunakan untuk memberi sinyal pada CNT000 yang aktif sekejap saat channel 0.00 aktif.
Berikut ini gambar diagram ladder sensor benda A. Hasil pengamatan ditunjukan pada
gambar 4.9.
Pada channel 0.01 terdapat sistem latch dengan IR200.05 dan instruksi DIFU 200.02,
CNT001, dan MOV DM2. Latch digunakan untuk menjalankan proses selanjutnya dan
memberi tanda bahwa channel 0.01 sedang berjalan. DIFU 200.02 digunakan untuk
memberi sinyal pada CNT001 yang aktif sekejap saat channel 0.01 aktif. Hasil pengamatan
diagram ladder sensor benda B pada gambar 4.3. Pada channel 0.02 terdapat sistem latch
dengan IR200.06 dan instruksi DIFU 200.31, CNT002, dan MOV DM3. Latch digunakan
untuk menjalankan proses selanjutnya dan memberi tanda bahwa channel 0.02 sedang
berjalan. DIFU 200.02 digunakan untuk memberi sinyal pada CNT002 yang aktif sekejap
saat channel 0.02 aktif. Hasil pengamatan diagram ladder sensor benda B pada gambar
4.10.
Gambar 4. 9 Diagram ladder sensor ketinggian benda A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4. 10 Diagram ladder sensor ketinggian benda B
Gambar 4. 11 Diagram ladder sensor ketinggian benda C
Setelah benda dideteksi oleh sensor ketinggian, benda menuju konveyor 2. Motor
konveyor 2 akan berhenti ketika benda menyentuh limit switch 1. Motor 4 aktif dan naik
menuju lantai yang dituju. Sensor lantai 1 (channel 0.06), sensor lantai 2 (channel 0.05)
dan sensor lantai 3 (channel 0.04) sensor lantai akan menghentikan lift . Pada diagram
ladder sensor lantai A terdapat instruksi DIFU 200.15 yang berfungsi untuk saklar off
motor 4 ketika lift turun dan sampai lantai 1. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sistem sehingga diperlukan interlock pada masing- masing diagram ladder. Hasil
pengamatan sensor lantai ditunjukan pada gambar 4.12 hingga gambar 4.13.
Gambar 4. 12 Diagram ladder sensor lantai 1
Gambar 4. 13 Diagram ladder sensor lantai 2
Gambar 4. 14 Diagram ladder sensor lantai 3
Gambar 4. 15 Diagram ladder output PLC untuk motor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4. 16 Pengamatan pada modul PLC saat motor 1,2 dan 3 aktif.
Keluaran dari PLC akan menjalankan motor dan solenoid. Pada channel 10.00 aktif
ketika start aktif. Pada barisan daiagram ladder motor 1 terdapat IR201.11,IR0.03,0.06,
dan IR 200.08 ini difungsikan sebagai interlock untuk mencegah terjadinya kegagalan
sistem. Dijelaskan peda gambar 4.15 dan hasil pengamatan pada modul PLC dijelasakan
pada gambar 4.16.
Pada motor 2 konveyor 2 (channel 10.01) dan motor 3 konveyor 3 (channel 10.02)
terdapat dua cara untuk mengaktifkan yaitu saat proses pemasukan ke dalam rak
(IR201.05) dan proses pengeluaran dari dalam rak (IR201.06). Pada proses pemasukan
motor 2 dan 3 aktif ketika start aktif, kemudian non-aktif ketika benda menyentuh limit
switch 1(channel 0.03). Selain itu, juga digunakan IR 201.06, IR201.03 dan IR 201.00
yang berfungsi sebagai interlock untuk mencegah kegagalan sistem.
Pada motor 4 sebagai penggerak lift digunakan dua buah channel keluaran PLC
dikarenakan motor 4 berputar bolak-balik. Kedua channel sebagai pengatur putaran motor
merupakan keluaran dari PLC yang akan diproses oleh relay pembalik putaran. Channel
keluaran PLC dijelaskan pada gambar 3.2. Channel keluaran PLC 10.03 difungsikan untuk
lift naik dan channel 10.04 untuk lift turun. Lift tidak akan aktif jika konveyor 2 berada
pada lantai 1. Terdapat dua cara untuk mengaktifkan lift naik yaitu aktif ketika proses
pemasukan dan aktif ketika proses pengeluaran. Lift aktif ketika pemasukan (IR201.10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ketika limit switch 1 (IR200.07) aktif menuju lantai yang dituju hingga berhenti ketika
(IR200.12) untuk instruksi lift berhenti aktif. IR200.12 merupakan gabungan dari sensor
lantai 2 dan lantai 3. Pada barisan diagram ladder terdapat IR200.08, IR201.09,IR201.03
dan IR10.04 yang berfungsi sebagai interlock. Hasil pengamatan diagram ladder dijelaskan
pada gambar 4.17. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.20 yang menjelaskan kondisi
channel input pada modul PLC.
Pengaktifan motor 4 lift naik saat proses pengeluaran (IR201.09) dengan
mengaktifkan proses pengeluaran terlebih dahulu. Untuk pengeluaran lantai 2 dan 3
menggunakan IR201.03 dijelaskan pada gambar 4.21, ketika menyentuh sensor lantai (lift
berhenti IR200.12). Juga terdapat IR 200.07, 201.10 yang berfungsi sebagai interlock.
Diagram ladder lift naik proses pengeluaran dijelaskan pada gambar 4.18. Hasil dari
kondisi ini dapat diamati pada gambar 4.19, channel output 10.03 menyala sebagai
indikator motor 4 menyala dan lift naik. Seharusrnya channel output 10.00 tidak menyala,
terdapat kesalahan pada diagram ladder dapat dilihat pada gambar 4.6 baris ketiga.
Channel 0.06 seharusnya diletakan setelah percabangan. Kondisi gambar 4.19 terjadi saat
kondisi input seperti gambar 4.20. Gambar 4.20 menjelaskan kondisi input saat proses
pengisian.
Gambar 4. 17 Diagram ladder pengaktifan motor 4 lift naik saat pemasukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4. 18 Diagram ladder pengaktifan lift naik saat proses pengeluaran
Gambar 4. 19 pengamatan pada modul PLC proses lift naik
Gambar 4. 20 Kondisi input modul PLC saat lift naik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4. 21 Diagram ladder proses pengeluaran untuk lantai 2 dan 3
Lift turun diaktifkan saat proses pemasukan. Setelah benda didorong masuk oleh
motor 5 , lift akan aktif turun hingga lantai 1 ketika motor 5 (10.05) off hingga konveyor 2
menyentuh sensor lantai 1. Channel keluaran yang digunakan untuk motor 4 lift turun
adalah 10.04. Untuk menon-aktifkan motor 4 saat lift turun menggunakan instruksi DIFD
202.01 dari motor 5 (10.05). Kondisi yang diambil pada 10.05 adalah saat perubahan on ke
off lalu menggunakan latch. Untuk menghentikan latch menggunakan sensor lantai 1
(0.06). Jika sensor lantai 1 tersentuh maka motor 4 lift turun akan berhenti. Untuk
mengaktifkan lift turun pada saat pengeluaran menggunakan limit switch 1 (IR201.07) dan
instruksi proses pengeluaran (IR201.03) kemudian disimpan dalam IR 201.07 untuk
mengaktifkan motor 4 turun (channel 10.04). Untuk menonaktifkan motor 4 menggunakan
sensor lantai 1 (channel 0.06). Hasil pengamatan dijelaskan pada gambar 4.22. hasil dari
kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.23, channel output 10.04 menyala sebagai indikator
motor 4 aktif lift turun. Kondisi lift turun terjadi saat input seperti pada gambar 4.24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4. 22 Diagram ladder lift turun dan saklar off motor 4
Gambar 4. 23 Pengamatan pada modul PLC proses lift turun.
Gambar 4. 24 kondisi input pada modul PLC saat lift turun
Sistem pendorong masuk diaktifkan dengan dua cara, yaitu posisi konveyor di lantai
1 dan posisi konveyor di lantai 2 dan 3. Saat proses pemasukan pada lantai 1 tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
mengaktifkan motor 4 lift. Ketika benda menyentuh limit switch 1 (channel 0.06)
pendorong akan langsung aktif dan mendorong benda masuk. Pada proses pemasukan
lantai 2 dan 3 perlu mengaktifkan lift terlebih dahulu,setelah benda menyentuh limit switch
1 dan lift sudah berhenti maka pendorong aktif mendorong benda masuk. Untuk mennonaktifkan motor 5 digunakan limit switch 2 ( 0.09) dan instruksi DIFU (200.13) untuk
menandakan limit switch 2 on kembali dan menghentikan motor 5 pada IR201.14. Hasil
pengamatan dijelaskan pada gambar 4.25. Hasil dari kondisi ini dapat dilihat pada gambar
4.26, channel output 10.05 menyala sebagai indikator pendorong aktif. Kondisi channel
input pada modul PLC dapat dilihat pada gambar 4.27.
Gambar 4. 25 Diagram ladder sistem pendorong benda masuk
Gambar 4. 26 Pengamatan pada modul PLC proses pendorong masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4. 27 Kondisi input pada modul PLC saat proses pendorong masuk
Proses pendorong benda keluar aktif ketika proses pengeluaran aktif. Untuk lantai 1
sama halnya proses pendorong masuk yang tidak memerlulan pengaktifan lift sehingga
ketika tombol rak 1 pada SCADA ditekan (channel HR 0.02) kemudian disimpan dalam
(IR 201.00) untuk dilatch. Pengeluaran lantai 2 dan 3 membutuhkan lift
sehingga
pendorong aktif ketika konveyor 2 telah mengenai sensor lantai 2 atau 3 kemudian motor 6
(channel 10.06) dan solenoid aktif bergerak maju. Setelah benda telah mengenai limit
switch 1 motor 6 akan berputar kembali ke posisi semula dan solenoid menjadi off hingga
menyentuh sensor opto 2 (channel 1.04). Hasil pengamatan dijelaskan pada gambar 4.28.
Hasil dari kondisi ini dapat dilihat pada gambar 4.29 , channel output 10.06 dan 11.00
menyala sebagai indikator motor 6 dan solenoid aktif. Kondisi ini dapat terjadi saat input
seperti pada gambar 4.30.
Gambar 4. 28 Diagram ladder sistem pendorong benda keluar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4. 29 Pengamatan pada modul PLC proses pendorong keluar.
Gambar 4. 30 Kondisi input pada modul PLC saat proses pendorong keluar
4.4.2 Pembahasan SCADA
Form utama SCADA tampak seperti gambar 4.31. Menggunakan sebuah timer dan
MSComm. Timer digunakan untuk proses penerimaan data dari output PLC. MSComm
digunakan untuk komunikasi dengan PLC. Selain itu juga menggunakan 6 buah tombol.
Fungsi dari tombol yaitu memberi masukan ke PLC. Jumlah benda dalam rak akan
ditampilkan dalam textbox. Indikator jumlah benda saat penuh dan saat kosong
menggunakan shape yang bisa berubah warna hijau saat kosong dan merah saat penuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4. 31 Form utama SCADA sistem penyimpanan
Saat SCADA dan PLC dijalankan kondisi awal tampilan tampak pada gambar 4. 32.
Jumlah benda dalam rak masih kosong dan indikator berwarna putih. Ketika tombol start
ditekan maka PLC akan menjalankan perintah. Setiap kali benda terdeteksi oleh sensor
ketinggian, nilai pada textbox bertambah 1 hingga mencapai 5. Setelah mencapai 5,benda
akan langsung dikirim ke konveyor 3 dan indikator akan berwana merah. Hasil
pengamatan kondisi saat penuh dapat dilihat pada gambar 4.33 . Tombol pengeluaran akan
memerintahkan PLC untuk melakukan proses pengeluaran benda satu per satu hingga
jumlah benda dalam rak kosong dan indikator akan berwana hijau. Hasil pegamatan dapat
dilihat pada gambar 4.34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4. 32 Kondisi awal
Gambar 4. 33 Kondisi saat rak penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4. 34 Kondisi saat rak kosong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan:
1.
SCADA dapat menampilkan jumlah benda dalam rak dan dapat menngoprasikan
PLC dengan menekan tombol pada SCADA.
2.
Beberapa bagian pada alat ini belum dapat berjalan dengan baik.
3.
Sistem sadah bisa berjalan dengan benar meskipun masih sebatas simulasi pada
Modul PLC.
5.2
Saran
Sistem penyimpanan barang otomatis ke dalam rak dapat dikembangkan :
1.
Menambahkan animasi pada SCADA saat proses berjalan.
2.
Mengganti bantalan as dengan bearing yang bagus sehingga putaran konveyor dan
lift menjadi lebih halus.
3.
Dalam pembuatan mekanikal harus benar- benar presisi supaya dapat berjalan
dengan baik.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
[1] [6] Ardiansyah,Hendri.2013. Perancangan sistem pengepakan dan penyortian barang
berbasis PLC Twido,jurnal Reka elkomika-373.
http://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaelkomika/article/view/355
[2]
Wicaksono,Handy.2009.. Programmable Logic Control. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hal 30-42.
[3]
https://www.pens.ac.id/uploadta/downloadmk.php?id=1846
Muhamad,2008
[4]
Ardiansyah,Hendri.2013. Perancangan sistem pengepakan dan penyortian barang
berbasis PLC Twido,jurnal Reka elkomika-373
[5]
Wicaksono,Handy.2009.. Programmable Logic Control. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hal 12-16.
[7]
http://elektronika-dasar.web.id/pengertian-dan-struktur-thyristor/
[8]
http://elektronika-dasar.web.id/transistor-sebagai-saklar/
[9]
Omron,
Sysmac
controller:
CPM/CPM1A/CPM2A/CPM2C/SRM1(-V12)
Programing
www.omron.com
Ayendra
,
Manual
tanggal
81
.Japan:
akses
Omron
11
Alim
Programmable
corporation
2001,
januari
2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
82
Download