PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION

advertisement
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION
PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana
(S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
RIZIKA WITRI HIDAYAH
F 100 110 050
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION
PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna
Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh :
RIZIKA WITRI HIDAYAH
F 100 110 050
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION
PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA
Yang Diajukan Oleh :
RIZIKA WITRI HIDAYAH
F 100 110 050
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Yudhi Satria Restu, SE, S.Psi, Msi
Surakarta, 17 oktober 2015
iii
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION
PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA
Yang diajukan oleh :
DRIZIKA WITRI HIDAYAH
F 100 110 050
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 17 oktober 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Yudhi Satria Restu, SE,S.Psi, Msi
Penguji Pendamping I
Drs. Mohammad Amir, M.Si
Penguji Pendamping II
Achmad Dwiyanto O, S.Psi, M.Si
Surakarta, 17 oktober 2015
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dekan,
Taufik S.Psi, Msi PhD
iv
PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION
PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA
Rizika Witri Hidayah
[email protected]
Abstraksi
Perilaku konsumtif adalah perilaku dalam membeli suatu barang yang
berlebihan tanpa memikirikan terlebih dulu kebutuhan dan kegunaannya. Perilaku
konsumtif merupakan perilaku individu dalam membeli barang yang
mengutamakan keinginannya untuk membeli suatu barang. Munculnya
perkembangan mode yang semakin pesat membuat seseorang tertarik untuk
membeli produk-produk baru. Selain itu, harga terjangkau dengan kualitas yang
sesuai membuat seseorang tertarik membeli produk tersebut. Aspek-aspek
perilaku konsumtif yaitu aspek pembelian impulisif, aspek pembelian tidak
rasional, dan aspek pembelian berlebihan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika psikologis
perilaku konsumtif dalam membeli produk fashion pada mahasiswa putri di
Surakarta. Informan penelitian ini adalah Mahasiswa berjenis kelamin perempuan
yang masih aktif dalam menempuh S-1. berumur 18-23 tahun, suka berbelanja.
termasuk kategori perilaku konsumtif, dan tinggal di dormitory atau subjek pernah
tinggal dikost ±3,5 tahun. Metode pengambilan subjek penelitian menggunakan
purposive sampling, sedangkan pengambilan data menggunakan metode
wawancara.
Hasil penelitian yang didapat, seluruh subjek menunjukkan perilaku
konsumtif saat melihat produk fashion yang bagus didepan matanya. Perilaku
konsumtif tersebut terjadi diawali oleh faktor yang mempengaruhi gaya belanja
subjek yaitu faktor lingkungan, faktor internal, dan perkembangan mode. Subjek
membeli bukan karena kebutuhan melainkan keinginannya, dan subjek cenderung
sering melakukan pembelian secara tiba-tiba. Subjek tidak memikirkan apakah
barang-barang dirumah atau dikost masih berfungsi, mudah tergiur atau tertarik
denga produk fashion yang orang lain pakai, tidak dapat mengontrol diri, dan
membeli karena ingin mengikuti trend. Subjek membeli produk bukan yang
diutamakan. Perilaku yang tidak disadari itu membuat subjek cenderung menjadi
konsumtif dalam berbelanja. Dampak atau akibat yang dirasakan subjek yaitu
boros. Dikatakan boros karena subjek menghabiskan uang untuk membeli sesuatu
yang bukan diprioritaskan.
Kata kunci : Perilaku Konsumtif, Produk Fashion
v
Perilaku konsumtif yaitu perilaku
PENDAHULUAN
Produk – produk fashion pada
berkonsumsi secara berlebihan tanpa
masa sekarang ini memiliki banyak
didasari
kebutuhan,
model dan menarik perhatian para
mengedepankan
pembeli. Mulai dari jenis pakaian,
keinginan
tas, sepatu, alat make up, dan
sesaat.(Ningrum, 2011)
lebih
pada
orientasi
dan
hasrat
lainnya. Selain model dan warna
yang
menarik,
harga
Masyarakat Indonesia memang
produk
sudah dikenal sebagai masyarakat
fashionsekarang terjangkau sehingga
konsumtif. Saat barang-barang yang
masyarakat khususnya mahasiswa
yang
mana
mereka
dimiliki
memilki
terdapat
mudah untuk membeli produk –
terjangkau
adalah
sendiri.Harga
bukan
berarti
tidak
memiliki
kualitas
barang
yang
baik.Saat
ini
produk
–
yang
baik,
tanpa
produk
fungsi
dapat
terlalu
mempertimbangkan
dasarnya.
Kecenderungan
finansialnya tidak memadai. Bahkan
demi mendapatkan produk terbaru,
uang.Hal
mereka
sampai
Karakteristik
seseorang untuk berbelanja lebih,
mereka
perkembangan
oleh orang-orang yang kekuatan
tersebut bisa menjadi kesenangan
karena
mengikuti
perilaku konsumtif ini juga dilakukan
sehingga
tersebut dengan kualitas baik tanpa
banyak
untuk
kekuatan finansial untuk membelinya
mahasiswa dapat memiliki barang
menghabiskan
kecenderungan
terbaru atau trend dan memiliki
fashionyang dijual memiliki kualitas
barang
tetapi
membeli produk baru. Dasarnya
produk fashiontersebut dengan uang
mereka
berfungsi,
ketika produk terbaru keluar maka
keinginian untuk mengikuti “mode”
jajan
masih
menggambarkan
memiliki
konsumtifnya
barang yang mereka mau tanpa
(Yuwanto, 2015)
menghabiskan banyak uang, dengan
begitu pembeli merasa untung karena
bisa mendapatkan banyak barang
dari sejumlah uang yang dimiliki.
1
berhutang.
tersebut
jelas
bagaimana
masyarakat
kita.
Perilaku
hidup
konsumtif
perilaku belanja antara pria dan
memiliki banyak dampak negatifnya
wanita ini sudah terlihat sejak zaman
dari pada dampak positifnya.Dampak
nenek moyang di masa berburu
negatif dari perilaku pola hidup
(Yulistara, 2013).
konsumtif terjadi pada seseorang
Berdasarkan fenomena diatas peneliti
yang tidak memiliki keseimbangan
antara
pendapatan
ingin
dengan
“Perilaku
pengeluarannya (boros).Dalam hal
parah
lagi
produk
dalam
fashion
pada
mahasiswa putrid di Surakarta”
masalah ekonomi pada keluarganya.
lebih
penelitian
konsumtif
membeli
ini, perilaku tadi telah menimbulkan
Dampak
melakukan
dengan tujuan yaitu Tujuan dari
jika
pemenuhannya menggunakan cara
yang tidak benar seperti korupsi dan
penelitian
ini
mengetahui
dinamika
pada
tindak pidana lainnya (Wahidin,
perilaku
membeli
2014).
adalah
untuk
psikologis
konsumtif
produk
dalam
fashion
pada
mahasiswa putri di surakarta.
Beberapa
Kasandra
wanita,
punya
menurut
Perilaku Konsumtif
kecenderungan
untuk kompulsif sehingga ketika
Konsumtif merupakan perilaku
belanja tidak bisa fokus. "Jadi sudah
dimana timbulnya keinginan untuk
beli warna ini, mau lagi warna lain.
membeli barang barang yang kurang
Ada kecenderungan seperti itu tapi
diperlukan
tidak semua orang," tambahnya.
kepuasan pribadi. Dalam psikologi
Penyebab lainnya wanita sangat suka
dikenal
belanja
diungkapkan
dalam
disorder (kecanduan belanja) orang
penelitian
yang
para
yang terjebak didalamnya tidak bisa
ilmuwan di University of Michigan
membedakan mana kebutuhan dan
School of Public Health. Seperti
keinginan. (Maulana, 2013)
dilakukan
untuk
memenuhi
istilahcompulsive
buying
dikutip dari Discovery News, dalam
Faktor lingkungan memberikan
penelitian yang diketuai oleh Daniel
peranan
Kruger itu terungkap, perbedaan
sangat
pembentukan
2
besar
perilaku
terhadap
konsumtif
seseorang. Hal ini diperkuat oleh
a. Sifat boros, yang hanya
hasil penelitian Kholilah (2008:99),
menghambur
hamburkan
yang menunjukkan bahwa teman-
uang
arti hanya
teman merupakan salah satu faktor
menuruti
yang dapat mempengaruhi perilaku
dan keinginan semata.
konsumtif (Astuti, 2013)
Aspek
perilaku
konsumtif
pada dorongan dalam diri individu
aspek
secara
pembelian
suatu
produk
berlebihan
yang
dilakukan
konsumtif
kejahatan,
artinya
seseorang
orang-orang
berbagai
yang
memunculkan
yang
tidak
produktif, dalam arti tidak
dapat menghasilkan uang
melainkan
hanya
memakai
oleh
dan
membelanjakan.
konsumen. (Fardhan & Izzati, 2013)
Berperilaku
c. Tindakan
d. Akan
mode, sedangkan aspek pembelian
yaitu
didalam
diinginkannya.
karena
orang yang modern atau mengikuti
berlebihan
suka
barang
gengsi agar dapat dikesankan sebagai
yang
terdapat
cara untuk mendapatkan
pembelian yang dilakukan bukan
tetapi
dikalangan
menghalalkan
Aspek
pembelian tidak rasional yaitu aspek
kebutuhan,
sosial,
lingkungannya dia berada.
yaitu
aspek pembelian yang didasarkan
karena
ketimpangan
tidak
aspek pembelian yang berlebihan.
tiba-tiba.
atau
kecemburuan, rasa iri, dan
aspek pembelian tidak rasional, dan
muncul
b. kesenjangan
masyarakat
yaitu, aspek pembelian impulsif,
yang
nafsu belanja
artinya
menurut Lina dan Rasyid (1997)
Aspek pembelian impulsif
dalam
(Wahyudi, 2013)
yang
Produk Fashion
berlebihan akan mengakibatkan hal
yang
lebih
besar
nilai
negatif
Produk
contohnya antara lain :
fashion
merupakan
mode pakaian, mencakup juga semua
aksesori seperti ikat
3
pinggang,
sepatu, topi, tas, kaus kaki dan
dan makna dari fenomena tersebut
pakaian dalam. Arloji dan telepon
sesuai
genggam
Wawancara akan dilakukan di tempat
juga
dapat menjadi
pengalaman
produk
yang memiliki
modenya
tinggal
sendiri
sehingga
sebagian
persetujuan dengan subjek. Subjek
masyarakat menganggap keduanya
atau
subjek.
Observasi
David, & Pali, 2015)
perilaku
menyatakan
merupakan
Suk
bahwa
alasan
(2009)
menghabiskan
atau
uang
dalam
berbelanja
orang disekitarnya.
Kriteria
cenderung
nya
menghabiskan
dan hubungan subjek dengan orang –
yang
menjadikan individu itu menjadi
konsumtif
meliputi
bagaimana subjek berpenampilan,
fashion
terbesar
tersebut
subjek
uangnya
dan
sesuai
mengikuti sesi wawancara ±2 kali.
adalah juga produk fashion. (Chita,
Hemphill
dormitory
informan
penelitian
pada penelitian ini adalah Mahasiswa
demi
berjenis kelamin perempuan yang
mengkonsumsi barang-barang yang
masih aktif dalam menempuh S-1.
diinginkannya, sehingga perilaku-
Alasan mengapa perempuan yang
perilaku konsumsi ini cenderung pula
akan digunakan dalam penelitian ini
mengikuti trendfashion, gaya hidup
karena berdasarkan observasi yang
dan menyebabkan individu menjadi
dilakukan oleh peneliti di beberapa
mengkonsumsi barang atau produk
pusat
secara berlebihan.(Arysa, 2012)
perbelanjaan
menunjukkan
bahwa perempuan cenderung lebih
banyak berbalanja dan mendatangi
METODE PENELITIAN
toko – toko fashion dalam hal
Metode
penelitian
menggunakan metode
dan
ini
berbelanja dibandingkan pria. Subjek
wawancara
observasi.Peneliti
berumur
akan
18-23
tahun,
berbelanja.termasuk
suka
kategori
melakukan wawancara ± 3 orang
perilaku konsumtif, dan tinggal di
dengan batas waktu 10-30 menit.
dormitory
Wawancara akan dilakukan secara
mengekost ±3,5 tahun. Subjek atau
mendalam untuk mendeskripsikan
partisipan yang dibutuhkan peneliti
4
atau
subjek
pernah
sebanyak ± 3 orang. Penelitian ini
sehingga subjek terbiasa dengan
menggunakan metode
perilakunya
wawancara
tersebut.Selain
itu,
dan observasi, sehingga penelitian ini
ketiga subjek menjelaskan bahwa
akan dilakukan di dormitory atau
mereka membeli karena ingin peduli
tempat tinggal subjek.
dengan
penampilannya.Apalagi
perkembangan mode yang semakin
HASIL DAN PEMBAHASAN
pesat membuatnya tertarik untuk
Berdasarkan data yang didapat,
mengikuti perkembangan mode saat
ketiga subjek termasuk golongan
ini.Perilaku tersebut membuat subjek
perilaku
tersebut
merasa boros karena menghabiskan
terjadi karena ketiga subjek masuk
uang untuk membeli barang yang
kedalam
tidak terlalu dibutuhkan.
konsumtif.Hal
aspek-aspek
perilaku
Semua pengalaman subjek diatas
konsumtif.
Ketiga subjek membeli produk
sesuai dengan aspek – aspek perilaku
fashion bukan karena kegunaannya
konsumtif yaitu menurut Lina dan
melainkan
Rasyid
keinginannya
untuk
(1997)
yaitu,
aspek
membeli barang tersebut. Ketiga
pembelian
subjek menjelaskan bahwa mereka
aspek pembelian tidak rasional, dan
sering tidak merencanakan untuk
aspek pembelian yang berlebihan.
berbelanja,
Aspek pembelian impulsif
namun
saat
mereka
impulsif,
yaitu
sampai ditempat perbelanjaan, ketika
aspek pembelian yang didasarkan
ada barang bagus, lucu, unik, dan
pada dorongan dalam diri individu
membuatnya tertarik, saat itu juga
yang
subjek
tanpa
pembelian tidak rasional yaitu aspek
memikirkan apakah dirumah atau
pembelian yang dilakukan bukan
dikost masih memiliki barang yang
karena
layak dipakai. subjek kedua dan
gengsi agar dapat dikesankan sebagai
subjek ketiga selalu merasa puas
orang yang modern atau mengikuti
ketika
mode, sedangkan aspek pembelian
membelinya
mereka
berbelanja.
Puas
muncul
kebutuhan,
karena barang yang dibeli bagus dan
yang
senang karena keinginannya tercapai,
pembelian
5
tiba-tiba.
berlebihan
suatu
tetapi
Aspek
karena
yaitu
aspek
produk
secara
berlebihan
yang
dilakukan
oleh
yang menunjukkan bahwa teman-
konsumen. (Fardhan & Izzati, 2013)
teman merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku
Hemphill
dan
menyatakan
merupakan
Suk
(2009)
bahwa
alasan
konsumtif (Astuti, 2013)
fashion
terbesar
yang
Berdasarkan
menjadikan individu itu menjadi
yang
konsumtif
subjek
atau
menghabiskan
uang
cenderung
nya
demi
hasil
diberikan
wawancara
kepada
mengalami
peneliti,
dampak
dari
perilaku konsumtif yang ada pada
mengkonsumsi barang-barang yang
dirinya
yaitu
pemborosan.Hal
diinginkannya, sehingga perilaku-
tersebut sesuai dengan teori Wahidin
perilaku konsumsi ini cenderung pula
(2014)
mengikuti trendfashion, gaya hidup
konsumtif memiliki banyak dampak
dan menyebabkan individu menjadi
negatifnya
mengkonsumsi barang atau produk
positifnya.
secara berlebihan.(, Arysa 2012)
perilaku pola hidup konsumtif terjadi
yaitu
perilaku
dari
pada
Dampak
hidup
dampak
negatif
dari
pada seseorang yang tidak memiliki
Faktor lingkungan khususnya
keseimbangan
teman adalah faktor penyebab subjek
menjadi
konsumtif.Ketiga
antara
pendapatan
dengan pengeluarannya (boros).
subjek
menjelaskan bahwa masing-masing
KESIMPULAN
dari subjek memiliki teman yang
Berdasarkan penjelasan diatas,
senang berbelanja, sehingga teman-
dapat disimpulkan bahwa faktor yang
teman subjek mendukung subjek
mempengaruhi perilaku konsumtif
untuk membeli sesuatu yang subjek
yaitu faktor lingkungan khususnya
inginkan.
teman dan perkembangan mode yang
Faktor lingkungan memberikan
peranan
sangat
pembentukan
besar
perilaku
semakin pesat sehingga membuat
terhadap
subjek
tertarik
untuk
konsumtif
membeli.Perilaku dan perasaan yang
seseorang. Hal ini diperkuat oleh
muncul yaitu merasa puas sehingga
hasil penelitian Kholilah (2008:99),
membuat
6
subjek
terbiasa
untuk
berbelanja
tanpa
memikirkan
penelitian diharapkan dapat
kegunaan melainkan keinginannya.
mengontrol
Selain itu subjek tidak mampu
memikirkan kembali produk
mengontrol
fashion yang masih layak
diri
ketika
melihat
diri
seperti
barang bagus didepannya, ikut-ikutan
digunakan,
memikirkan
membeli
kebutuhan
yang
orang lain bagus, dan mudah tergiur
diprioritaskan
atau
apabila
diutamakan,
rencanakan
bagus. Dampak yang terjadi atau
terlebih
jika
dirasakan
berbelanja
karena
melihat
ditawarkan
oleh
barang
barang
subjek
yang
yaitu
dulu
dan
ingin
pastikan
pemborosan. Subjek merasa bahwa
barang yang dibeli sesuai
perilaku dalam berbelanja tersebut
yang direncanakan.
membuatnya
boros
atau
2.
Bagi masyarakat
menghabiskan uang untuk membeli
Diharapkan
barang
petunjuk
yang
bukan
karena
kegunaannya.
dapat
dan
menjadi
gambaran
tentang perilaku konsumtif
sehingga dapat mengontrol
SARAN
diri sendiri dalam berbelanja
Berdasarkan
diperoleh
di
data-data
lapangan,
dari
yang
Maka
mengajukan
agar
tidak
mengalami pemborosan.
terdapat
3.
banyak kekurangan dan kasus-kasus
baru.
sekarang
Bagi peneliti selanjutnya
itu
peneliti
Bagi peneliti yang tertarik
saran-saran
sebagai
meneliti dengan tema yang
dari
sama, diharapkan lebih fokus
berikut:
terhadap tema yang diteliti
1.
Bagi informan penelitian
sehingga data tidak keluar
Hasil penelitian ini dapat
dari tujuan penelitian, akurat
memberikan
dan tidak mempersulit pada
gambaran
tentang perilaku konsumtif
dalam
fashion.
membeli
analisis.
produk
Informan/subjek
7
Wahidin, W. (2014, mei 17). Pola
Konsumtif Remaja di Mal Sebagai
Bentuk Refleksi Gaya Hidup.
Retrieved maret 25, 2015, from
SIPerubahan (Suara Indonesia
Perubahan):
http://www.siperubahan.com/read
/626/Pola-Konsumtif-Remaja-diMal-Sebagai-Bentuk-RefleksiGaya-Hidup
Wahyudi. (2013). Tinjauan Tentang
Perilaku
Konsumtif
Remaja
Pengunjung Mall Samarinda
Central Plaza. eJournal Sosiologi
, 28.
Yulistara, A. (2013, juni 21). Ini
Sebabnya Wanita Lebih Suka
Belanja
Ketimbang
Pria.
Retrieved mei 30, 2015, from
Wolipop:
http://wolipop.detik.com/read/201
3/06/21/083511/2279764/1141/ini
-sebabnya-wanita-lebih-sukabelanja-ketimbang-pria
Yuwanto, L. (2015, juli 14). Lebaran
Dan
Perilaku
Konsumtif
Masyarakat. Retrieved agustus
20, 2015, from UBAYA :
Universitas
Surabaya:
http://www.ubaya.ac.id/2014/cont
ent/articles_detail/182/Lebarandan-Perilaku-KonsumtifMasyarakat.html
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E. D. (2013). Perilaku
Konsumtif
Dalam
Membeli
Barang Pada Ibu Rumah Tangga
Di Kota Samarinda. eJournal
Psikologi , 148-156.
Arysa, afri della.2012. Hubungan
Antara Konsep Diri Mahasiswa/I
Pendatang
Angkatan
2009
Universitas
Bina
Nusantara
Dengan Perilaku Konsumtif Pada
Produk Fashion.skripsi.jakarta :
Binus University
Chita, R. C., David, L., & Pali, C.
(2015). Hubungan Antara SelfControl
Dengan
Perilaku
Konsumtif
Online
Shopping
Produk Fashion Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Angkatan 2011.
Jurnal e-Biomedik (eBm) , 297302.
Fardhan, P. R., & Izzati, U. A.
(2013).
Hubungan
Antara
Konformitas
Dan
Perilaku
Konsumtif Pada Remaja(Studi
Pada Siswa Kelas Xi Sma
Trimurti Surabaya).jurnal online
universitas negri surabaya , 1.
Maulana, R. (2013, oktober 18).
Remaja dan Perilaku Konsumtif.
Retrieved februari 23, 2015, from
Kompasiana:
http://sosbud.kompasiana.com/20
13/10/18/remaja-dan-prilakukonsumtif-599965.html
Ningrum,
Ulfah
Yunita.2011.Perilaku Konsumtif
Terhadap Produk Pakaian Distro
Ditinjau Dari Konformitas Pada
Siswi
SMK
Abdi
Negara
Muntilan.skripsi.Yogyakarta
:
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
8
Download