BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ikan Gurami Gurami merupakan

advertisement
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Gurami
Gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang mempunyai
nama berbeda-beda di setiap daerah yaitu gurameh, gurame, kalau dan kala.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama giant gouramy (Anonim, 2007).
Di Jawa ikan ini dikenal dengan nama gurami, grameh, atau brami. Sedangkan
di Sumatera dan KaIimantan biasanya dikenal dengan nama kalui, sialui,
kalaa, kalau dan kalwe. Ikan gurami menyebar dengan daerah penyebrangan
antara lain Thailand, Sri Lanka, Malaysia, Australia, Cina, India, dan
Indonesia (Jangkaru, 1999). Menurut Saanin (1984) klasifikasi ikan gurami
adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopiterygii
Ordo
: Perciformes
Famili
: Osphronemidae
Genus
: Osphronemus
Spesies
: Osphronemus gouramy
5
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
6
Garis rusuk
Sirip punggung
mata Insang
Batang ekor
Mulut
Sirip ekor
Sirip ganda
Sisik
Sirip dubur
Sirip perut
Gambar 2.1 Morfologi ikan gurami
Secara morfologi dari ikan gurami mempunyai bentuk badan yang
lebar dan pipih, garis rusuk lengkap tidak terputus, sepasang sirip perut yang
telah mengalami modifikasi menjadi sepasang cambuk yang berfungsi
sebagai alat peraba, serta mempunyai sirip ekor membulat dan di daerah
pangkal ekor terdapat titik – titik hitam bulat. Ikan gurami mempunyai mulut
yang kecil dan letaknya miring serta dapat disembulkan sehingga sedikit lebih
panjang (Sumantadinata, 1983).
Selain itu ikan gurami pada saat masih muda kepalanya lancip
kedepan dan berubah menjadi tumpul setelah dewasa. Pada bagian punggung
berwarna merah kecoklatan sedangkan pada bagian perut berwarna kekuningkuningan atau keperak-perakan. Pertumbuhan ikan gurami dapat mencapai
panjang 65 cm dan berat badan lebih dari 10 kg (Respati & Santoso, 1993).
Menurut Afrianto & Liviawaty (1992), perkembangbiakan ikan
gurami di perairan tawar. Ikan gurami menyukai perairan yang dalam, jernih,
dan tenang. Ikan gurami dapat hidup dengan baik pada suhu 24 – 28˚C pada
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
7
pH air antara 5 sampai 9. Ikan gurami dapat hidup baik di daerah tropis dan
pada ketinggian tempat antara 0 – 800 m dari permukaan laut. Ikan ini biasa
hidup di habitat sungai, rawa dan danau serta cocok dipelihara di air tenang.
Selain di air tawar, ikan gurami dapat pula berkemampuan hidup di perairan
payau yang kadar garamnya rendah (Sitanggang, 1987).
2.2 Alga Cokelat (Padina sp.)
Rumput laut dikenal dengan nama alga dan berdasarkan ukurannya
dibedakan dua golongan yaitu mikroalga dan makroalga. Kedua kelompok
alga tersebut sebagian besar hidup di laut. Alga atau ganggang terdiri dari 4
kelas yaitu Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang
cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (ganggang
hijau biru). Pembangian kelas pada ganggang ini berdasarkan pigmen yang
dikandungnya. Chlorophyceae dan Cyanophyceae terdapat di air laut, air
tawar, dan tanah, sedangkan Phaeophyceae dan Rhodophyceae pada
umumnya terdapat dilaut. Bila dilihat dari ukurannya, ganggang bisa
dikelompokkan menjadi ganggang mikroskopik dan ganggang makroskopik.
Ganggang makroskopik inilah yang selanjutnya kita kenal sebagai rumput laut
(Anonim, 1997).
Alga adalah tanaman ganggang multiselular yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisi
Thallophyta.
Tubuh tanaman Alga belum
berdiferensi menjadi akar, batang, dan daun seperti lazimnya tanaman
tingkat tinggi. Struktur tanaman secara keseluruhan dikenal sebagai thallus.
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
8
Bentuk thallus Alga tergantung jenisnya, yaitu pipih, bulat, berbentuk
tabung, seperti kantung atau seperti rumput (Prasetya, 2009).
Jenis-jenis Alga dari golongan Alga hijau, merah, dan cokelat
tersebut mempunyai potensi ekonomis penting. Salah satunya adalah dari jenis
alga cokelat (Padina sp). Menurut Cronquist (1981) klasifikasi Padina sp.
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae Filum
: Phaeophyta Class
:
Phaeophyceae Ordo
Dictyotales Famili
:
:
Dictyotaceae Genus
:
Padina
Spesies
: Padina sp.
Padina sp. merupakan alga yang berasal dari kelas Phaeophyta yang
memiliki pigmen berupa karoten, fucoxanthin serta klorofil a dan b. Padina
sp. memiliki habitat di sekitar genangan air di atas batu karang pantai.
Morfologinya berbentuk seperti kipas dengan diameter 3-4 cm yang tumbuh
dalam lingkaran konsentris. Warnanya cokelat kekuning-kuningan atau
kadang-kadang memutih karena terdapat perkapuran. Pigmen warna cokelat
pada kelas alga cokelat disebabkan adanya pigmen dominan yaitu fucoxanthin
dan pigmen-pigmen xanthophyll (Galeotti, 1998). Menurut Ragap et al.
(2012) terdapat empat spesies Padina sp. di Indonesia yang telah
diidentifikasi, antara lain Padina javonica, Padina australis, Padina
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
9
commersonii, dan Padina tetrastomatica. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa Padina sp. memiliki aktivitas dalam meningkatkan kekebalan
nonspesifik. Penelitian yang telah dilakukan Ridlo dan Pramesti (2009)
menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak rumput laut Padina sp pada dosis
10g/kg pakan mampu meningkatkan jumlah total hemosit dan aktivitas
fagositosis udang L. vannamei.
2.3 Sistem Pertahanan Tubuh Ikan
2.3.1 Sistem Pertahanan Non Spesifik
Sistem pertahanan non spesifik berfungsi untuk melawan segala jenis
patogen, bersifat permanen, diturunkan kepada anaknya, dan tidak perlu
adanya rangsangan (Scaperclaus, 1992 dalam Mulia, 2012). Pada ikan,
petahanan pertama untuk melawan pathogen terdapat pada permukaan
tubuh. Menurut Maswan (2009), sistem imun non spesifik ikan meliputi
penghalang fisik (mukus, kulit, sisik dan insang), pertahanan humoral dan
sel-sel fagositik.
Mekanisme fisiologik imunitas nonspesifik berupa komponen
normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap
mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan
mikroba tersebut. Jumlahnya dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya
jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit.
Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu,
telah ada dan siap berfungsi
sejak lahir. Mekanismenya tidak
menunjukkan spesifitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
10
tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan
pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan
dapat memberikan respon langsung (Baratawijaya, 2004).
Pada mamalia, respons nonspesifik utamanya dilakukan oleh
cytotoxic cells atau natural killer cells (sel NK) (Sohne et al., 2000). Sel
tersebut berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel
tumor. Secara morfologis, sel NK merupakan limfosit dengan granul besar
(Large Granular Lymphocyte/ LGL). Ciri-cirinya yaitu memiliki banyak
sekali sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia dan nukleus
eksentris (Baratawijaya, 2004). Sel NK membunuh langsung sel pejamu
yang terinfeksi virus/ mikroba intraseluler sehingga sumber infeksi dapat
disingkirkan. Sel NK juga bekerja sama dengan makrofag yang saling
mengaktifkan. Atas rangsangan interleukin-12 (IL-12) yang diproduksi
makrofag, sel NK memproduksi dan melepas interferon-γ (IFN-γ).
Selanjutnya IFN-γ mengaktifkan makrofag juga untuk membunuh mikroba
yang dimakannya (Baratawijaya, 2004).
Pada ikan pertahanan pertama untuk melawan patogen terdapat
pada permukaan tubuh. Selain fisik, daerah permukaan tubuh dapat
menghambat masuknya patogen ke dalam tubuh ikan, yang meliputi
mukus, insang, dan saluran gastrointestinal. Sistem pertahanan nonspesifik
kimiawin meliput komponen-komponen dalam serum darah yang
berfungsi menghambat pertumbuhan mikroba (Mulia, 2012). Sistem
pertahanan nonspesifik menggunakan mekanisme efektor seluler berupa
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
11
aktivitas fagositosis yang melibatkan sel-sel organ dan sel-sel motil. Selsel organ meliputi sel jaringan penghubung (fibroblast), jaringan lymphoid
dari saluran pencernaan, sel reticuloendothelial, sel dinding kapiler, dan
jaringan monosit. Sel motil terdiri dari makrofag, leukosit nongranular
(monosit dan limfosit), dan leukosit granular (neutrofil, eosinofil, dan
basofil) (Scaperclaus 1982 dalam Mulia 2012)
2.3.2 Sistem Pertahanan Spesifik
Sistem pertahanan spesifik berfungsi untuk mempertahankan diri
terhadap penyakit tertentu dan pembentukannya memerlukan rangsangan
terlebih dahulu. Sistem pertahanan spesifik mampu mengenal benda asing
yang pertama kali muncul dalam tubuh ikan. Benda asing yang masuk
kembali akan lebih cepat dikenal kemudian dihancurkan oleh imun
spesifik (Baratawidjaja, 2004). Sistem pertahanan spesifik dibagi menjadi
dua yaitu sistem pertahanan seluler dan humoral. Sistem pertahanan
seluler dihasilkan oleh aktivitas limfosit disebut sel-sel T, yang
berlangsung dalam kelenjar timus. Bila terjadi kontak dengan antigen
spesifik, sel-sel T berdiferensiasi menjadi
sel-sel
yang mampu
mengadakan interaksi langsung dengan sel atau jaringan asing dan kemudian
merusaknya. Oleh karena itu, sel-sel T disebut sel pembunuh. Fungsi sel
pembunuh ditingkatkan melalui kontak langsung antara sel-sel T efektor
dengan membran permukaan sel sasaran, atau melalui pelepasan mediator
yang bersifat larut non spesifik dan non antibodi yang disebut lymphokones
(Mulia, 2012).
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
12
Sel T berperan pada sistem imun spesifik seluler. Berbeda dengan sel
B, sel T terdiri atas beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan yaitu
sel
T
helper1
(Th1),
T
helper2(Th2),
T
Delayed
Type
Hypersensitivity (Tdth), Cytotoxic T Lymphocyte (CTL) atau T cytotoxic atau
T cytolytic (Tc) dan Ts (supresor) atau Tr (regulator) atau T helper3 (Th3).
Fungsi utama sistem imun spesifik selular ialah untuk pertahanan terhadap
bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, dan parasit. Cytotoxic
Delayed (CD4+) berperan pada imunitas seluler dengan mengaktifkan sel
Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan
mikroba
dan
sel
CD8+
yang
membunuh
sel
yang terinfeksi
(Baratawijaya, 2004).
Sel B berperan dalam sistem imun spesifik humoral sehingga sel
tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi, dan berkembang menjadi sel
plasma yang membentuk antibodi. Fungsi utama antibodi ialah menjadi
pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta
menetralisasi toksinnya. Immunoglobulin (antibodi) yang paling banyak
terdapat pada teleostei yaitu tetramer IgM yang terdiri atas delapan sisi
antigenik. Respon imun pada kulit dan insang penting karena kedua organ
tersebut berhubungan langsung dengan lingkungan. Antibodi spesifik
terdapat pada kulit, usus besar, dan insang tanpa membutuhkan adanya
rangsangan terlebih dahulu. Ikan memiliki suatu memori yang dapat
mengingat paparan antigen sebelum antigen tersebut menyerang untuk
kedua kalinya (Austin et al., 1993).
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
13
2.4 Imunostimulan
Imunostimulan merupakan senyawa kimia, obat atau bahan lainnya
yang mampu meningkatkan mekanisme respon imunitas ikan (Anderson,
1992), baik seluler maupun humoral. Galleotti (1998) dan Anderson (1992)
telah mengungkap jenis, berbagai aspek dan aplikasi imunostimulan berkaitan
dengan budidaya perikanan. Lipopolisakarida (LPS) merupakan salah satu
imunostimulan yang digunakan untuk stimulasi sel B. Kajita et al., (1990)
telah
mengevaluasi
efek
levamisole
terhadap
peningkatan aktivitas
fagositik ikan rainbow trout (Onchorhynchus mykiss). Anderson & Rumsey
(1995) mengemukakan, bahwa Candida utilis dan Saccharomyces cerevisiae
dapat
meningkatkan
produksi
produksi
radikal
oksidatif,
mieloperoksidase dan imunoglobulin
aktivitas fagositik,
plasma ikan rainbow
trout.
Berbeda dengan vaksin, imunostimulan tidak direspon ikan dengan
mensintesis antibodi, melainkan peningkatan aktivitas dan reaktivitas sel
pertahanan seluler ataupun humoral. Secara in vitro peningkatan respon
seluler ditujukkan oleh aktivitas fagositik yang diukur melalui uji nitro blue
tetrazolium (NBT) (Anderson & Siwicki, 1993). Peningkatan ini didasarkan
atas kemampuan imunostimulan menginduksi berlangsungnya transformasi
limfoblastik yang ditunjukkan dengan memakai isotop tritium (H3)
(Alifuddin,
1999).
Aktivitas
fagositik
ini
merupakan
manifestasi
peningkatan respon seluler dan pada akhirnya akan meningkatkan respon
humoral. Imunotimulan yang sering dipakai untuk imunostimulasi adalah
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
14
LPS (lipopolisakarida), dan 1,3 glukan yang diperoleh dari Saccharaomyces
cerevisiae, dan Levamisol (Hastuti, 2012).
Beberapa vitamin seperti vitamin A, B dan vitamin C juga dapat
digunakan sebagai imunostimulan (Sohne et al., 2000; Galeotti, 1998). Seperti
halnya dengan vaksin, imunostimulan dapat diberikan melalui injeksi,
bersama pakan (per oral) dan perendaman (Anderson, 1992). Dosis
imunostimulan yang digunakan sebesar 100-200 ppm. Imunostimulan ini
dapat diberikan secara terus menerus selama 1 minggu kepada larva ikan
ketika masih dalam hapa pendederan; kemudian dihentikan pemberiannya,
diberikan kembali pada minggu ke 3 selama satu minggu. Karena itu, pada
tahap awal, imunostimulan diberikan melalui perendaman, dan pada
pemberian selanjutnya dapat diberikan bersama pakan. Pemilihan cara
aplikasi imunostimulan didasarkan atas kepraktisan dan efisiensi dalam
kegiatan budidaya. Mengingat keragaman patogen yang ada dalam media
budidaya ikan, imunostimulan merupakan alternatif upaya pengendalian
penyakit infeksi yang harus dilakukan bersama dengan vakinansi.
Pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya dapat mengoptimalkan produksi
budidaya melalui peningkatan ketahanan tubuh ikan atau udang windu
terhadap penyakit infeksi (Pujiharto, 1998; Alifuddin, 1999; Bagni et al.,
2000; Sohne et al., 2000).
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
15
2.5
Hematokrit
Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit dalam darah ikan.
Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu
patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang
dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Perubahan kondisi lingkungan atau
pencemaran lingkungan akan menyebabkan nilai hematokrit mengalami
penurunan akibat respon stress pada ikan (Tsuzuki et al., 2001).
Kadar hematokrit ini juga bervariasi tergantung pada faktor nutrisi,
umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Hematokrit
adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di
dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. Hematokrit
didefinisikan sebagai perbandingan antara sel darah merah dengan seluruh
volume darah. Presentase kadar hematokrit berhubungan dengan jumlah sel
darah merah (Kuswardani, 2006).
Menurut Marthen (2005) nilai hematokrit tidak selalu tetap hasilnya
dan pada ikan nilainya antara 5 – 60 %. Selanjutnya dikatakan bahwa nilai
hematokrit dapat juga digunakan untuk mendeteksi terjadinya animea dan ikan
terkena penyakit apabila ikan kehilangan nafsu makan karena sebab yang
tidak jelas dan ditunjukkan dengan rendahnya nilai hematokrit.
Eritrosit pada ikan merupakan jenis sel darah yang paling banyak
jumlahnya. Bentuk eritrosit pada semua jenis ikan hampir sama. Eritrosit
pada ikan memiliki inti, seperti pada bangsa burung dan reptil. Jumlah
6
3
eritrosit pada ikan teleostei berkisar antara (1,05 - 3,0) x 10 sel/mm (Riska,
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
16
2014). Eritrosit berwarna kekuningan, berbentuk lonjong, kecil, dengan
ukuran berkisar antara 7 - 36 μm. Eritrosit yang sudah matang berbentuk
oval sampai bundar, inti berukuran kecil dengan sitoplasma besar. Rendahnya
eritrosit merupakan indikator terjadinya anemia, sedangkan tingginya jumlah
eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stres (Wedemeyer & Yasutake,
1977).
Hemoglobin (Hb) merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari protein
kompleks terkonyugasi yang mengandung besi. Protein Hb adalah globin,
sedangkan warna merah hemoglobin disebabkan oleh adanya heme. Heme
adalah suatu senyawa metalik yang mengandung satu atom besi (Guyton et
al., 1997). Hemoglobin secara fisik mempunyai hubungan yang penting
dengan oksigen. Pada saat eritrosit melalui kapiler paru
– paru,
hemoglobin mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin. Sebaliknya
pada saat melewati kapiler sistemik, hemoglobin akan melepas oksigen ke
jaringan dan menjadi hemoglobin kembali (Swenson, 1977). Kebanyakkan
ikan teleostei (ikan bertulang keras) memiliki hemoglobin dalam eritrosit yang
sama seperti pada vetebrata lainnya. Ikan merupakan hewan poikilotermal
yaitu suhu tubuh tergantung pada suhu di lingkungan sekelilingnya. Fungsi
utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolism dan mengandung berbagai bahan
penyusun system imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit (Sutrisno, 1989).
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
17
2.6 Leukokrit
Leukosit adalah sel darah yang berinti dengan ukuran sel lebih besar
dan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit (Bacha &
Bacha, 2000). Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan
tubuh dengan menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap
agen infeksi. Leukosit dibagi menjadi dua kelompok yaitu granulosit yang
terdiri dari heterofil, eosinofil, basofil dan kelompok agranulosit terdiri dari
monosit dan limfosit (Cahyaningsih et al., 2007).
Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap kuman-kuman
penyakit yang menyerang tubuh dengan cara fagosit, menghasilkan antibody
(Junguera, 1997). Peningkatan jumlah leukosit dapat digunakan sebagai
indikasi adanya atau terjadinya suatu infeksi dalam tubuh. Fungsi leukosit
adalah untuk pertahanan tubuh suatu organisme. Pertahanan ini dilakukan
dengan cara menghancurkan agen penyerang dengan proses fagositosis atau
dengan pembentukan antibodi. Sistem pertahanan ini sebagian terbentuk
didalam sumsum tulang dan sebagian lagi di dalam organ limfosit termasuk
kelenjar limfe, timus, tonsil dan sel-sel limfoid lain. Leukosit yang telah
dibentuk akan diangkut dalam darah menuju ke bagian tubuh untuk digunakan
(Guyton & Hall, 1997).
Selain itu makrofag dapat diisolasi dari beberapa sumber seperti, darah
(monosit), organ limfoid (terutama ginjal), dan peritoneal cavity. Berdasarkan
hasil isolasi dapat diketahui bahwa makrofag merupakan sel mononuklear,
nonspesifik esterase positif, dan peroxidase negatif. Makrofag
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
18
dapat hidup lama, mempunyai beberapa granul dan melepas berbagai bahan
antara lain lisozim, komplemen, interferon, dan sitokin yang semuanya
memberikan kontribusi dalam pertahanan nonspesifik dan spesifik
(Bartawijaya, 2004).
2.7 Aglutinasi
Aglutinasi adalah salah satu cara di mana antibodi menandai antigen
untuk dihancurkan. Antibodi memiliki setidaknya dua lokasi di mana
antigen dapat mengikat, sehingga mereka mampu mengikat dengan lebih
dari satu bakteri atau virus. Ketika ini terjadi, partikel menyerang mulai
menggumpalkan, atau membentuk gumpalan, melalui jaringan antibodi.
Gumpalan akhirnya menjadi terlalu besar untuk tetap dalam larutan dalam
aliran darah, dan mengendap dari larutan ( Tizard, 1998).
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan
akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam merespon
inflamasi. Komplemen dengan spektrum aktivitas yang luas diproduksi oleh
hepatosit dan monosit. Komplemen dapat diaktifkan secara langsung oleh
mikroba atau produknya (jalur alternatif dalam imunitas nonspesifik) atau
oleh antibodi (jalur klasik dalam imunitas spesifik). Komplemen berperan
sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaksis
dan juga menimbulkan dektruksi/ lisis bakteri dan parasit. Antibodi dan
komplemen dapat menghancurkan membran lapisan lipopolisakarida (LPS)
dinding sel. Diduga komplemen mempunyai sifat esterase yang berperan pada
lisis tersebut. Bila lapisan LPS menjadi lemah, lisozim, mukopeptida
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
19
dalam serum dapat masuk menembus membran bakteri dan menghancurkan
lapisan mukopeptida. Membran Attack Complex (MAC) dari sistem
komplemen dapat membentuk lubang-lubang kecil dalam sel membran
bakteri sehingga bahan sitoplasma yang mengandung bahan-bahan vital
keluar sel dan menimbulkan kematian mikroba. (Baratawijaya, 2004).
Hemaglutinins atau lektin ditemukan di dalam mucosa kulit ikan,
dan berperan dalam sistem imun non spesifik. Lektin berinteraksi dengan
permukaan dari patogen dan membuat opsonisasi, meningkatkan aktivitas
fagositosis, atau mengaktifkan komplemen (Esteban, 2012).
2.8 SOA (Superoksida Anion)
SOA terbentuk oleh aktivitas fagosit yang selanjutnya disebut
sebagai ledakan respirasi (Irani et al., 1997; Joneson & Sagi, 1998; Arnold
et al., 2001). Fagosit mengekspresikan multikomponen oksidase NADPH
(NOX) yang dipisahkan oleh sitosol dan membran plasma. Rangkaian
oksidasi tersebut kemudian memanfaatkan sitosol NADPH untuk membatasi
produksi O2 menjadi O2- (Superoxid anion) (Lassegue et al., 2004; Cheng et
al., 2001; Arnold et al., 2001).
Ketika terjadi ekspresi yang berlebih, NOX mampu meningkatkan
produksi O2- (Suh et al., 1999; Lambeth et al., 2000). Sebagai NADPH
oksidase fagosit, NOX merupakan komponen protein yang berperan dalam
membunuh mikroba dan dapat juga berperan penuh sebagai makrofag dan
menjadi sumber kedua dalam menerima sinyal sel (Griendling et al., 2000).
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
20
Fagositosis adalah salah satu dari sekian banyak proses penting
dalam tubuh hewan poikiloterm karena hewan tersebut dipengaruhi oleh
temperatur (Magnadottir, 2006). Sel yang berperan utama pada proses
fagositosis yaitu neutrofil dan makrofag (Secombes & Flecher, 1992). Sel
tersebut menghilangkan bakteri dengan memproduksi reaktive oksigen selama
proses respiratory burst. Serta, neutrofil memiliki myeloperoxidase dalam
granula sitoplasmik, yang dapat mengeluarkan halidedan hidrogen peroksida
sehingga dapat menghalogenasi dinding sel bakteri (Fischer et al.,
2006).
Rea, (1996) menyatakan bahwa makrofag memproduksi interkulin
yang menjadikan limfosit membelah menjadi lomfosit T dan limfosit B,
serta membuat limfosit B menjadi lebih aktif dalam memproduksi antibodi.
Limfosit
T
memproduksi
interferon
yang
mengaktifkan
kembali
(meningkatkan kemampuan) makrofag sehingga dapat memakan dan
membunuh bakteri, virus, dan partikel asing lainnya. Di dalam makrofag,
bakteri akan masuk dalam fagolisosom dan dimatikan oleh radikal oksigen
dan nitrogen.
Pengaruh Pemberian Ekstrak…, Danang Priyambodo, FKIP UMP, 2017
Download