I i MENGESAHKAN 4 PUR$JOKERTO PENGENALAI{ SISTEM BUDIDAYA IKAN POLIKTJLTUR DAI\[ AKUAPONIK ,--\ I +i Si,iA II:GERI l=, \ *" "G # to oletr : EKO SETIO WBOWO*) PENDAHTJLUAN Produksi perikanan air dari tahun-ketahun terjadi fluktuasi, hal ini diperkirakan karena keterbatasan lahan dan juga menurunnya sumber air bagi lahan- lahan budidaya Haditomo, z}n) petani ikan. Menurut (i.{ugroho, Pambudi, Chilrnawati, & secara umum terjadi perrnasaiahan di bidang budidaya ikan, yakni: 1. Terjadinya "kompetisi" terhadap lahan budidaya serta penggunaan sumberdaya air. 2. Memrunnya debit air serta kualitas lingkungan akibat aktivitas manusi4 antaralain: rumah tangg4 industri maupun pertanian, sehingga daya dukunglingkungan budidaya 3. p*tanan air tawar menurun. Pemanfaatan air kolam belum optimal dalam memproduksi biota perairan lainnya yang memiliki nilai ekonomi. 4. Belum dimanfatkannya sistem teknologi terpadu yang mampu mengoptimalkan peran perairan kolam budidaya ikan untuk meningkatkan kapasitas produksi kolam. 5. Terdapatnya kecendenrngan turunnya kapasitas perekonomian masyarakat pembudidaya ikan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasahan tersebut adalah pengembangan teknik budidaya akuaponik dan polikultur secara bersamaan. METODE BUDIDAYA IKAN SECARA POLIKUTUR DAN AKUAPOI\-IK bio.unsoed.ac.id Budidaya ikan adalah usaha memelihara ikan, membesarkan dan melakukan pemanenan hasil dalam lingkungan yang terkontrol. Sistem budidaya ikan terus dikembangkan baik secara monokultur ataupun polikultur dengan teknik dan tempat yang berbeda. Pembuidayaan polikultur yaitu pembudidayaan lebih dari satu jenis ikan secara bersama dalam suatu wadah budidaya. Metode budidadaya polikutur merupakan salah satu sistem budidaya altematif yang dapat mengatasi keterbatasan *) Staf pengajar Fakultas Biologi Unsoed ruang atau wadah budidaya dan juga mengatasi peilrrunan kualitas air sehingga menyebabkan perunrnan produksi ikan (Murachman, Hanani, & Muhammad, 2010). Pada prinsipnya metode polikultur dapat dilakukan untuk memelihara beberapa jenis ikan atau organisme dalam satu wadah budidaya" dengan syarat pemilihan ikan atau organisme tepat atau secara umum tidak saling memangsa. Metode budidaya akuaponik merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi ikan. Metode ini merupakan gabungan antara teknologi akuakultur danlrydroponik dalam satu sistem sehingga dapat mengoptimalkan fungsi lahan. Metode ini juga dapat mengurangi efek dari sisa pakan yang air dan berpotensi menurunkan kualitas media pemeliharaan ikan dan berpotensi sebagi racun bagi ikan, yang akan dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman (Nugroho et a1.,2012). Metode polikutur dan akuaponik sebagai suatu kesatuan sistem budidaya akan sangat bermanfaat dalam efisiensi lahan dan peningkatan produksi, dimana dalam satu wadah budidaya dapat dipelihara berbagai jenis ikan atau organisme, sedangkan sisa pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk bagi tanaman yang digunakan sebagai sistem resirkulasi, 56hingga kebutuhan air juga dapat lebih efisien. Menurut Nugroho et al. (2012) pemanfaatan sistem akuaponik sebagai satu kesutuan sistem budidaya ikan adalah melalui sistem resirkulasi air kolam yang disalurkan ke media tanaman, yang secara mutualistis juga menyaring air tersebut sehingga saat kembali ke kolam menjadi bersih dari amonia sehingga dapat mendukung keberhasilan budidaya ikan. Fungsi akuaponik dalam sistem resirkulasi ini berhubungan penyaringan sisa-sisa metabolisme dan sisa pakan dalam wadah budidaya ikan yang tidak tercerna. Kondisi ini berhubungan dengan siklus nitrogen dan proses nitrifikasi sisa-sisa metabolisme dalam wadah budidaya. Pemeliharaan secara polikultur salah satunya dapat dilakukan dengan memelihara ikan gurame dengan ikan tawes, ikan mas, ikan tambakan, ikan nilem dan ikan nila. bio.unsoed.ac.id Kombinasi antara ikan gurame dengan jenis ikan lain lebih nguntungkan karena pertumbuhan ikan gurami lebih lambat dibandingkan dengan ikan lain (Regan, 2013). Sedangkan sistem akuaponik dapat memanfaatkan tanaman kangkung air, seperti yang telah dilakukan oleh (Nugroho tanaman *) et a7., 2012), dimana ini dapat menurunkan kandungan amonia dalam wadah budidaya ikan. Staf pengajar Fakultas Biologi Unsoed Metode polikultur dan akuaponik ini juga dapat dimanfaatkan di tambak, seperti yang telah banyak dilakukan" dengan memelihara rumput laut (Gracilaria sp) kedalam kegiatan polikultur udang windu (Penaeus monodon Fabrisius) dan ikan bandeng (Chanos-chanos Forskal) secara terpadu (Murachman et al., 2010). Lebih lanjut Murachman et al. (2010) udang windu, ikan bandeng dan rumput laut memiliki sifat biologis yang dapat saling bersinergi, dimana rumput laut berperan sebagai penyuplai oksigen dan dapat menyerap sisa makanan dan metabolisme dan semaran yang bersifat toksik di perairan. Ikan bandeng sebagai pemakan plankton berperan sebagi pengendali blooming plankton di perairan. Hubungan sinergis ini dapat menyeimbangkan ekosistem wadah budidaya" sehingga sistem budidaya ini bersifat sangat ramah lingkungan. PENUTUP Kolaborasi sistem budidaya polikultur dan akuaponik, selain bertujuan untuk meningkat produksi budidaya perairan, juga sangat efisien dan mengatasi permasalahan keterbatasan lahan dan air, selain efektif untuk itu kolaborasi kedua sistem ini juga sangat ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Murachman, Hanani, N., & Muhammad, S. (2010). Model Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon Fab), Ikan Bandeng (Chanos-chanos Forskal) dan Rumput Laut (Gracillaria Sp.) Secara Tradisional. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari, 1(l). Nugroho, R. A., Pambudi, L. T., Chihnawati, D., & Haditomo, A. H. C. (2012). Aptikasi Teknologi Aquaponic Pada Budidaya Ikan Air Tawar Untuk Optimalisasi Kapasitas Produksi. SA INTEK P ERI KANAN, 8( 1 ), 46-5 I . Regan, *) Y. (2013). Modul Teknologi Budidaya Perikanan: Sekolah Usaha Perikana Menengah (SUPM) NEGERI BONE. bio.unsoed.ac.id Staf pengajar Fakultas Biologi Unsoed