SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN FAKTOR-FAKTOR PERILAKU SEKSUAL PADA WANITA MADURA SEDANG HAMIL NORMAL Novita Endah Lestari1), Siti Nurfitria2) Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura [email protected], [email protected] Abstrak Perilaku seksual wanita Madura yang diibaratkan sebagai “cangkir bergoyang dan sendok bergetar” menggambarkan bahwa wanita Madura memiliki keahlian dalam hubungan seksual membuat penulistertarik untuk melakukan penelitian pada wanita Madura dengan hamil normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada wanita Madura sedang hamil normal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang wanita Madura yang sedang hamil normal yang ditentukan menggunakan teknik snowballsampling dan metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara semiterstruktur. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil penelitian dilihat dari beberapa faktor-faktor perilaku seksual yakni faktor kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan menunjukkan bahwa ketiga subjek dalam menjaga kondisi kesehatan dan kehamilannya sudah baik. Faktor peran dan hubungan menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki kepercayaan yang besar terhadap pasangannya jika pasangan setia terhadapnya. Faktor budaya, nilai, dan keyakinan menunjukkan bahwa subjek memiliki posisi yang menurut mereka nyaman untuk dilakukan dalam melakukan hubungan seksual saat hamil. Hal ini tidak akan mempengaruhi dalam melakukan hubungan seksual saat kondisi hamil. Faktor konsep diri menunjukkan bahwa subjek memiliki konsep diri yang tinggi, yang bisa dilihat dari kepercayaan dirinya menjadi seorang wanita yang bisa hamil dan memberikan keturunan dan ketiga subjek juga mempercayai jika berhubungan seksual pada kondisi hamil akan mempercepat kelahiran bayi. Faktor etik menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki kepercayaan dan variasi masing-masing dalam posisi saat melakukan hubungan seksual. Kata kunci : Perilaku Seksual, Wanita Madura, Hamil Normal 1) Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura 2) Dosen Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura A. PENDAHULUAN Wanita dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah perempuan dewasa. Dalam masa perkembangannya, seorang wanita dewasa berarti mereka telah memasuki masa dewasa dini. Menurut Hurlock (2001) masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Pada masa ini mereka akan mengalami tugas-tugas perkembangan di antaranya belajar hidup bersama dengan suami atau istri, membentuk suatu keluarga, membesarkan anak-anak, dan mengelola sebuah rumah tangga. Dalam rumah tangga sudah selazimnya terjadi hubungan seks antara suami istri. 153 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN Seks sebenarnya mengandung pengertian kelamin secara biologis, yaitu organ kelamin pria dan wanita. Sementara itu, seksualitas mengandung pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, termasuk di dalamnya nilai, orientasi, dan perilaku seksual dan bukan semata-mata organ kelamin secara biologis (Prawirohardjo, 2005). Perilaku seksual merupakan segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dari lawan jenis maupun dari sesama jenis. Bentuk dari perilaku seksual ini bermacam-macam, dari berkencan, bercumbu, dan bersenggama (Sarwono, 2007). Selain itu juga hubungan seks merupakan pencetusan dari cinta antar individu, karena daya tarik dan pancaindra ikut berperan. Oleh karena itu dalam hubungan seks bukan hanya alat kelamin dan daerah erogen yang ikut berperan tetapi juga psikologis dan emosi (Manuaba, 2009). Perilaku seksual akan berpengaruh ke respon seksual manusia. Respon seksual manusia sangat beragam dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut adalah pertimbangan perkembangan, kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan, peran dan hubungan, kognitif dan persepsi, budaya nilai dan keyakinan, konsep diri, koping, toleransi terhadap stres, serta pengalaman sebelumnya (Andarmoyo, 2012). Faktor-faktor seksual ini juga akan berpengaruh pada kalangan wanita pada umumnya terutama bagi wanita Madura. Wanita Madura terkenal memiliki kelebihan dibandingkan wanita pada umumnya. Selain dikenal memiliki bentuk tubuh langsing dan padat, wanita Madura juga diyakini memiliki kelebihan dalam urusan memuaskan kebutuhan suami. Wanita Madura sama halnya seperti wanita pada umumnya. Jika berbeda mungkin pada kulitnya yang coklat atau hitam. Untuk menghaluskan bahasa agar santun, muncul kemudian istilah “hitam manis”. Meski dalam bahasa Madura istilah “hitam manis” tidak dikenal yang ada adalah “celleng sedda”. Maknanya “hitam yang pas takaran asinnya”. Sedda’ dalam bahasa Madura biasanya menunjuk pada makanan yang keasinan garamnya pas. Cantik menurut orang Madura tidak harus sama dengan cantik dalam persepsi orang Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Minang, dan lain sebagainya. Madura istilah “hitam manis” tidak dikenal yang ada adalah “celleng sedda”. Maknanya “hitam yang pas takaran asinnya”. Sedda’ dalam bahasa Madura biasanya menunjuk pada makanan yang keasinan garamnya pas. Cantik menurut orang Madura tidak harus sama dengan cantik dalam persepsi orang Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Minang, dan lain sebagainya. Madura dengan segenap cita rasa kulturalnya punya referensi sendiri tentang perempuan cantik. Perempuan cantik itu seperti, potre koneng potre Madura, pajalanna neter kolenang palembayya meltas manjalin, matana morka’, alessa daun membha, bibirra jerruk salone (potre koneng (nama istri raja) putri Madura, cara berjalan sungguh gemulai, segemulai kayu rotan, matanya lentik, alis seperti daun membha, bibirnya seperti seiris jeruk (Zubairi, 2012). Wanita Madura memiliki keunikan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh wanita Non Madura. Menurut Zubairi (2013) selain kecantikan yang dimiliki oleh wanita Madura, mereka juga terkenal memiliki bentuk tubuh langsing dan padat, mereka juga bisa memuaskan kebutuhan biologis suami di ranjang dan memiliki buah dada yang montok dantumbuh dengan baik. Maka dari itu, di Madura dalam perilaku seksualitasnya diibaratkan seperti “gelas bergoyang dan sendok bergetar” yang menggambarkanbahwa Wanita Madura memiliki keahlian dalam hubungan seksual. Seorang wanita Madura yang telah memiliki keahlian dalam memuaskan kebutuhan seksual suami terikat dalam ikatan pernikahan. Pernikahan menurut Kartono (2006) adalah suatu peristiwa di mana sepasang mempelai atau sepasang calon suami-istri dipertemukan di hadapan penghulu/kepala agama tertentu, para saksi dan sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami-istri dengan upacara dan ritual tertentu. Setelah pernikahan pasangan suami istri ini akan melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual merupakan hubungan yang dilakukan pada suami istri untuk memperoleh keturunan, di mana proses berhubungan seksual pada wanita dan pria dimulai dari Excitement Phase ( masa perangsangan), PlateauPhase ( masa 154 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN dataran tinggi), Orgasmic Phase (fase orgasme), dan Resolution Phase (fase resolusi) (Masters dan Johnson, dalam Nurfitria 2012). Seorangwanita Madura mempunyai beberapa faktor yang mempengaruhi dalam untuk melakukan hubungan seksual. Faktor-faktor tersebut menurut Andarmoyo (2012) yakni kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan, peran dan hubungan, budaya, nilai, serta keyakinan, konsep diri, dan etik. Hubungan seksual bertujuan untuk membangun kepercayaan, minat dan daya tarik kepada pasangannya, serta sebagai pembuktian rasa cinta dan sayang kepada pasangan. Dengan adanya hubungan seksual ini maka seorang wanita akan mengalami proses kehamilan. Kehamilan menurut Prawirohardjo (2010) adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian, masingmasing kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu), triwulan terakhir (antara 28 minggu sampai 40 minggu). Hubungan seksual selama kehamilan tidak berbahaya selama kehamilannya normal dan juga sehat. Janin dalam kandungan terlindungi dalam kantong ketuban sehingga tidak berhubungan langsung dengan benda yang berhubungan dari luar (Geniofam, 2010). Kehamilan yang tidak normal atau kehamilan risiko tinggi, jika tetap melakukan hubungan seksual maka akan berbahaya bagi janin dan kondisi ibunya. Bagi wanita Madura meskipun dalam keadaan hamil, mereka juga akan melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Karena dengan melakukan hubungan seksual mereka akan merasa senang dan bahagia karena bisa memuaskan kebutuhan suaminya dan tidak memiliki ketakutan kalau suaminya akan mencari wanita lain. Berdasarkan hal di atas, peneliti ingin mengetahuifaktor-faktor perilaku seksual pada wanita madura dengan hamil normal. B. METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Jenis penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata, 2013). Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel metode snowball sampling, yakni teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2010). Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini adalah wanita, berusia 20-40 tahun, wanita asli Madura, dalam kondisi hamil normal, usia kehamilan mencapai 12 minggu (4 bulan) termasuk dalam trimester 2. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur, dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara (guide interview) selama proses wawancara berlangsung. Dengan teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yakni tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dalam bentuk verbatim dan narasi, serta penarikan kesimpulan atau tahap verifikasi. Data diperiksa keabsahan datanya melalui uji kredibilitas dengan menggunakan teknik triangulasi waktu dan triangulasi sumber. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menurut Widiasmoko (2000) seksualitas merupakan hasil proses dari interaksi fisiologis, psikologis, dan psikososial yang meliputi kesadaran seksual akan jenis kelaminnya, peran seksual yang sesuai dan respons seksual. Pada wanita, respons seksual timbul karena adanya 155 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN rangsangan lokal pada tubuh yang erogen maupun timbul karena rangsangan psikis. Respons seksual ini diatur oleh susunan saraf yang rumit dan dipengaruhi oleh hormon seks dalam tubuhnya. Pada penelitian ini, lebih memfokuskan pada faktor-faktor perilaku seksual pada wanita Madura sedang hamil normal. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat diketahui faktorfaktor perilaku seksual pada wanita Madura sedang hamil normal dari masing-masing subjek yakni ibu D, ibu Y, dan ibu N berdasarkan teori faktor-faktor perilaku seksual yang diungkapkan oleh Andarmoyo (2012) yakni sebagai berikut : 1. Kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan Ketiga subjek dalam memenuhi kondisi kesehatannya, lebih banyak mengonsumsi buahbuahan, sayuran, susu, dan vitamin sebagai pemenuhan nutrisi untuk kesehatan kehamilannya. Selain itu masing-masing subjek memiliki permasalahan yang berbeda ketika hamil, mulai dari susah tidur di malam hari karena mual atau bayi yang aktif, morning sickness atau mual-mual dan gatal-gatal di bagian perut Permasalahan yang di alami oleh wanita hamil tersebut tidak mempengaruhi hubungan seksualitasnya. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari Puspitasari (2013). Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa 60,61% dari 40 responden memiliki pengetahuan cukup baik tentang hubungan seksual selama kehamilan. Hal ini di pengaruhi oleh pendidikan dan pengalaman. Begitu juga pada penelitian ini, wanita hamil memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai hubungan seksual selama kehamilan karena wanita hamil pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, sehingga subjek pada penelitian ini mempunyai pengetahuan yang luas mengenai hubungan seksual selama kehamilan. 2. Peran dan hubungan Ketiga subjek memiliki kepercayaan dan keyakinan kuat terhadap pasangannya yang selalu setia bersamanya. Maka dari itu, ketiga subjek penelitian ini memiliki hubungan yang baik dengan pasangannya. Hal ini cenderung mempengaruhi hubungan seksualitas dengan pasangan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kartono (dalam Nurfitria, 2012) bahwa semakin mampu seseorang secara sadar menerima hakikat dirinya sebagai suami istri dan sanggup menanggung segala konsekuensi serta pertanggung jawabannya, maka semakin hangat suami istri tersebut menyambut kehamilan dan menghadapi bersama berbagai kecemasan yang datang. Apabila relasi seksual sebelum hamil menyenangkan, biasanya akan meneruskan aktivitas tersebut selama hamil. Dalam penelitian ini meskipun dalam kondisi hamil, wanita hamil akan tetap melayani suaminya jika suami menginginkan hubungan seksual karena menurut ketiga subjek, melayani kebutuhan biologis suami memang menjadi suatu kewajiban seorang istri. 3. Budaya, nilai, dan keyakinan Ketiga subjek pada penelitian ini, memiliki jangka waktu yang berbeda dalam melakukan hubungan seksual dalam kondisi hamil. Hal ini di pengaruhi oleh kondisi fisik pada wanita hamil yang mudah lelah dalam melakukan hubungan seksual saat hamil. Wanita hamil dalam melakukan hubungan seksual membutuhkan waktu 5-30 menit selama 4 kali dalam sebulan untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangannya karena dalam berhubungan seksual dengan kondisi hamil harus lebih berhati-hati agar tidak membahayakan kondisi kehamilannya. Selain itu ada beberapa stereotipe yang menyebutkan bahwa jika melakukan hubungan seksual selama hamil akan mempercepat kelahiran bayi. Hal ini sama halnya yang diungkapkan oleh ketiga subjek. Menurut subjek hubungan seksual selama kehamilan bisa mempercepat kelahiran bayi atau bisa bermakna lebih cepat membuka jalan bayi untuk lahir. Apalagi hubungan seksual dilakukan pada kehamilan trimester 3 yang memang seharusnya pada trimester 3 yang dianjurkan untuk lebih sering melakukan hubungan seksual agar bisa cepat membuka jalan bayi. 156 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN Hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiasmoko (2000) yang menyebutkan bahwa seorang wanita mendapatkan penurunan frekuensi senggama pada trimester 1, kemudian meningkat pada trimester 2 dan menurun kembali pada trimester 3. Hal ini di sebabkan oleh kepercayaan yang muncul di masyarakat bahwa senggama dapat mengotori janin, membuat noda berwarna putih pada kepala janin dan adanya ketakutan akan membahayakan janin karena trauma. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbanding terbalik pada penelitian di atas, di mana pada penelitian peneliti wanita hamil memiliki tingkat libido tinggi pada trimester 3 karena percaya dapat membantu mempercepat kelahiran dan merangsang bayi. Di sisi lain, wanita hamil dalam penelitian ini, memiliki posisi yang membuatnya nyaman saat melakukan hubungan seksual dalam kondisi hamil. Posisi tersebut yakni posisi miring, posisi berada di atas, dan posisi berada di bawah, karena tingkat kenyamanan setiap wanita berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yakni hasil penelitian dari Widiasmoko (2000), di mana pada penelitian tersebut menyebutkan bahwa variasi posisi yang dipilih sebagian besar responden adalah di mana suami istri tidur berbaring dan penetrasi dilakukan dari depan maupun belakang. Selain itu menurut Widiasmoko (2000) dari hasil penelitiannya variasi posisi yang lain adalah istri berada di atas dan suami berbaring juga dilakukan beberapa pasangan tetapi ada juga yang menyatakan tersiksa dengan posisi tersebut. Posisi subjek yang nyaman berada di bawah tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Widiasmoko (2000) yang menyatakan posisi tersebut kurang dapat diterima atau dilakukan pada wanita hamil, terutama hamil tua. Posisi tersebut dilakukan subjek kemungkinan dikarenakan usia kehamilannya masih muda, kondisi fisiknya kecil dan berat janin yang rendah sehingga memungkinkan memilih posisi wanita berada di bawah. 4. Konsep diri Ketiga subjek pada penelitian ini memiliki rasa harga diri yang positif. Menurut mereka seorang wanita yang sedang hamil memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan memiliki perasaan yang berharga terhadap dirinya sendiri, karena banyak wanita yang menginginkan kehamilan dan mempunyai seorang anak, dan hanya wanita-wanita tertentu saja yang bisa mendapatkan keturunan, maka hal ini yang membuat ketiga subjek memiliki kebanggaan tersendiri dalam dirinya. Dengan memiliki kebanggaan yang positif terhadap dirinya tersebut, seorang wanita hamil memiliki kepercayaan diri terhadap dirinya juga. Hal ini dapat mempengaruhi peran dan hubungan wanita hamil teradap pasangannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh Nurfitria (2012) bahwa seorang wanita dengan kehamilannya bisa menumbuhkan rasa percaya diri, menambahkan harga diri, menimbulkan harapan positif, bisa dijadikan imbangan atau kompensasi dari kegagalan selama ini dalam hidupnya. Agar kehamilan berjalan baik, iklim psikologis yang positif itu mutlak diperlukan bagi ibu hamil, karena hal itu bisa meringankan tugas reproduksi wanita. Dukungan dan kasih sayang dari suami, ibu, bapak, keluarga serta lingkungan akan berdampak positif pada kehamilan ibu. 5. Etik Ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki pendapat yang berbeda mengenai posisi hubungan yang tidak sesuai dan tidak harus dilakukan ketika seorang wanita dalam kondisi hamil. Menurut ibu D dan Ibu Y posisi yang tidak seharusnya dilakukan yakni posisi doggy style, karena posisi ini terlihat berbahaya apabila dilakukan oleh wanita hamil dan posisi ini seperti posisi binatang yang tidak sesuai dengan anjuran agama. Selain itu menurut Ibu N posisi yang tidak sesuai lainnya yakni posisi wanita yang berada di atas, karena posisi ini berbahaya dilakukan jika wanita hamil masuk dalam trimester 3 karena bisa membuat bayi keguguran Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiasmoko (2000), di mana pada penelitian tersebut menyebutkan posisi yang sesuai dan dilakukan pada saat hamil 157 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN yakni posisi istri membungkuk dan suami melakukan penetrasi dari belakang, hal ini sama halnya dengan posisi doggy style. Selain itu posisi lain yang bisa dilakukan selama hamil yakni posisiistri berada di atas dan suami berbaring, hal ini sama seperti posisi wanita berada di atas, tidak semestinya untuk dilakukan karena membahayakan kehamilan. Selain posisi ada kegiatan lain yang menurut beberapa orang tidak seharusnya di lakukan, kegiatan ini yakni oral dan anal seks. Pada sebagian subjek tidak menginginkan kegiatan ini dilakukan karena kegiatan tersebut menurut subjek tidak baik dilakukan meskipun dengan pasangannya sendiri. Sedangkan menurut subjek lainnya oral seks boleh dilakukan tetapi tidak boleh sering-sering untuk melakukannya dan anal seks tidak boleh di lakukan karena itu bisa mengandung bakteri dan berbahaya bagi kehamilan. Hal ini karena subjek memiliki keyakinan yang berbeda-beda, karena keyakinan yang dimiliki setiap individu berbeda dengan keyakinan orang lain. D. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa faktor-faktor perilaku seksual pada wanita Madura dengan hamil normal yakni sebagai berikut : a) Kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan Kebiasaan hidup sehat yang dilakukan wanita hamil sangat baik karena subjek sudah menjaga kondisi kehamilannya dengan baik. Meskipun subjek memiliki permasalahan dalam kehamilan, tetapi permasalahan tersebut tidak mengganggu kondisi kehamilannya dan tidak menghalangi ketiga subjek untuk melakukan hubungan seksual dengan kondisi hamil. b) Peran dan hubungan Kualitas hubungan seseorang bisa dilihat dari rasa percaya terhadap pasangan. Pada ketiga subjek penelitian ini memiliki rasa percaya yang tinggi terhadap pasangannya jika pasangannya setia terhadapnya, sehingga dari kepercayaan ini yang membuat hubungan ketiga subjek dengan pasangannya terjalin dengan baik. Hal ini akan berpengaruh pada hubungan seksualitas ketiga subjek ini, bahwa dengan rasa kepercayaannya itu maka ketiga subjek ini akan melayani kebutuhan seksualitas suaminya dengan baik. c) Budaya, nilai, dan keyakinan Budaya berkontribusi dalam menentukan lamanya hubungan seksual. Pada ketiga subjek memiliki waktu yang berbeda dalam melakukan hubungan seksual ketika sedang hamil. Pada wanita hamil membutuhkan waktu 5-30 menit dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu wanita hamil mempercayai bahwa hubungan seksual yang dilakukan selama kehamilan bisa membuka jalan bayi untuk bisa cepat lahir. d) Konsep diri Konsep diri bisa dilihat dari seberapa besar individu memiliki kepercayaan diri terhadap dirinya. Pada penelitian ini, ketiga subjek memiliki konsep diri yang positif dalam kondisi hamil karena merasa berharga menjadi seorang wanita. Dengan memiliki konsep diri yang positif, maka ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki kualitas hubungan yang baik dengan pasangan yang akan mempengaruhi peran dan hubungan dengan pasangannya. e) Etik Suatu perilaku yang menurut seseorang baik, tetapi menurut orang lain tidak wajar. Pada penelitian ini ketiga subjek memiliki pendapat masing-masing mengenai posisi yang tidak sesuai untuk dilakukan pada kondisi hamil. Menurut wanita hamil posisi yang tidak sesuai yakni doggy style, dan posisi wanita berada di atas. Pada sebagian subjek menganggap oral dan anal seks tidak baik dilakukan meskipun dengan pasangannya sendiri. 158 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN B. Saran Subjek dalam penelitian ini menggunakan wanita Madura yang sedang hamil di mana pada penelitian ini tidak memberikan batasan kehamilan keberapa, diharapkan pada peneliti selanjutnya memberikan batasan kehamilan ke berapa pada subjek penelitian karena pengalaman wanita hamil pertama dan selanjutnya berbeda.Pada penelitian ini juga hanya meneliti faktor-faktor perilaku seksual pada wanita Madura yang sedang hamil normal, diharapkan peneliti selanjutnya bisa meneliti tentang gambaran perilaku seksual pada wanita hamil yang tidak normal. DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, S. (2012). Psikoseksual : Dalam Pendekatan Konsep Dan Keperawatan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media GenioFam. ( 2010). Mempersiapkan dan Menjaga Kehamilan. Yogyakarta : Leutika. Hurlock, E. B. (2001). Psikologi Perkembangan; Suatu pendekatanrentang kehidupan (Edisi lima).Jakarta: Erlangga Kartono, K. (2006). Psikologi Wanita; Mengenal Gadis Remaja Dan WanitaDewasa. Bandung : Mandar Maju Manuaba, I.B.G. (2010).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.Jakarta:EGC. Nurfitria, S. (2012). Psikologi Kesehatan Dan Seks. Madura : UTM Press Prawirohardjo, S. (2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Puspitasari, I. (2013). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang HubunganSeksual Selama Kehamilan Di RSUD Kota Surakarta. Skripsi : SekolahTinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, S. N. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Widiasmoko, S. (2000). Perilaku Kegiatan Seksual Pada Wanita Hamil. Tesis : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Zubairi, D. A (2013). Rahasia Perempuan Madura: Esai-Esai Remeh SeputarKebudayaan Madura. Surabaya : Andhap Asor 159 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download SEMINAR NASIONAL GENDER & BUDAYA MADURA III MADURA: PEREMPUAN, BUDAYA & PERUBAHAN 160 http://lppm.trunojoyo.ac.id/budayamadura/download