Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu

advertisement
Implementasi Lokalitas Budaya Madura sebagai salah satu kekayaan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Abstrak
Pendidikan adalah hal paling penting dalam upaya membekali generasi muda untuk menjadi
penerus bangsa yang unggul. Komunikasi Masyarakat Madura merupakan materi yang
diupayakan dapat memberikan pengetahuan dalam menjembatani keragaman budaya yang
terjadi di salah satu universitas negeri di Madura. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan materi Komunikasi Masyarakat Madura pada semester 6 universitas
negeri di Madura. Metode yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dengan pendukung
observasi dan wawancara. Komunikasi antar pribadi sangat berperan dalam upaya memahami
budaya lain karena dimulai dengan berkomunikasi antar sesama inilah akan didapatkan
pemahaman yang sama. Mata kuliah Komunikasi Masyarakat Madura memberikan
pengetahuan baru kepada mahasiswa terutama selain masyarakat asli madura bahwa budaya
lokal memiliki kekuatan tersendiri dalam menjalin keutuhan budaya materi dan non materi
seperti yang dikemukakan Hebding dan Glick.
Keyword: implementasi lokalitas budaya, Komunikasi Masyarakat Madura.
Pendahuluan
Pulau Madura merupakan bagian dari negara Indonesia, seperti halnya pulau yang lain
pulau ini juga kaya akan budaya. Budaya lokal yang memberi khasanah keanekaragaman
terhadap budaya nasional. Sangat beragam namun memiliki nilai estetika yang tinggi karena
melalui proses panjang dan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang menjalankan
prosesnya. Maka sangat disayangkan jika budaya lokal ini hilang dari pemiliknya sendiri.
Karena sejak kemudahan akses mencapai pulau ini dibuka, begitu banyak budaya lain yang
ikut membuat budaya setempat mengalami erosi masal.
Globalisasi telah merambah seluruh pelosok wilayah tanpa memandang karakteristik
pemiliknya. Hal inilah yang perlu disikapi dengan bijak. Sebagai bangsa kita ingin ikut andil
dalam perkembangan dunia yang memiliki peluang menuju kemapanan. Namun sebagai
manusia kita masih memiliki nilai luhur yang wajib dipertahankan demi mapannya identitas.
Karena proses yang dilewati dalam membentuk budaya tidak dapat tergantikan oleh nilai
yang lain.
Pulau garam saat ini telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Mulai dari
sumberdaya manusianya hingga kebudayaan dan kehidupan sosial. Hal ini begitu sangat
terlihat dalam kehidupan sehari hari. Salah satu contohnya anak seorang tokoh masyarakat
setempat yang sedang naik sepeda motor dan melewati sekumpulan orang, tidak lagi merasa
harus memelankan kendaraannya saat melintas tapi justru mempertahankan kecepatan tinggi.
Tradisi budaya lokal merupakan bagian penting dalam menanamkan rasa
bermasyarakat, dan membantu rasa identitas kepada mereka (Jim & Frank, 2008:449). Maka
memang sangat dimaklumi jika beberapa suku bangsa menjadi dystopian terhadap sebuah
perkembangan terutama teknologi komunikasi. Mereka sangat ingin mempertahankan budaya
luhur yang selama ini merupakan manifestasi yang bernilai tinggi untuk mempertahankan
kehidupan bermasyarakat dan yang terpenting adalah identitas. Contoh di alinea sebelumnya
memberikan gambaran betapa masyarakat di pulau ini sungguh sedang diterpa ujian dalam
mempertahankan budaya lokal.
Inisiatif harus muncul dari masyarakat itu sendiri, dan cara digunakan sangat
bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya, menurut kondisi lokal, budaya,
ekonomi dan sebagainya. Masyarakat perlu mengidentifikasi apa komponen yang unik dan
signifikan dari warisan budayanya, dan untuk menentukan komponen mana yang ingin
dipertahankan. Oleh karena itu, sebuah rencana dapat disusun tentang bagaimana
mencapainya, misalnya aktivitas-aktivitas di sekolah lokal atau balai masyarakat,
membangun industry lokal yang berbasis budaya lokal, festival,publikasi atau membuat
video. Rencana yang efektif adalah rencana yang melibatkan banyak anggota masyarakat,
bukan saja kelompok kecil atau elite, dan rencana yang memadukan tradisi budaya dalam
kehidupan masyarakat yang mainstream bukan memisah-misahkan tradisi yang ada (Jim &
Frank, 2008:451).
Hadirnya salah satu kampus negeri di pulau ini memberikan kontribusi nyata dalam
usaha mempertahankan identitas. Mata kuliah komunikasi masyarakat Madura diharapkan
mampu menjembatani masyarakat lokal menunjukkan betapa luhur budaya mereka. Karena
universitas negeri tersebut tidak hanya dikunjungi oleh penduduk asli namun dari berbagai
daerah bahkan luar pulau Jawa. Melalui pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan
mengenai budaya lokal pulau Madura khususnya bahasa melalui tatap muka yaitu
komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antar Budaya
Komunikasi sangat penting peranannya bagi kehidupan sosial, tradisi, politik dan
pendidikan,
karena
komunikasi
merupakan
proses
dinamika
transaksional
yang
mempengaruhi perilaku, yang mana sumber dan penerimaannya sengaja menyandi (to code)
perilaku mereka untuk menghasilkan pesan yang mereka salurkan melalui suatu saluran
(Channel) guna merangsang atau memperoleh sikap atau perilaku tertentu sebagai
konsekwensi dari hubungan sosial (2)
Masyarakat Madura yang memiliki nilai budaya luhur juga merupakan bagian dari
manusia yang hidup dan tidak dapat terlepas dari kebutuhan untuk saling berkomunikasi.
Mereka menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi. Disini terlihat jelas bahasa
tersebut masih sangat dijunjung tinggi. Mereka mempertahankannya dengan menggunakan
bahasa tersebut dalam kehidupan sehari hari.
Jika yang terjadi adalah masyarakat diluar pulau Madura memasuki wilayah pulau
garam dan tidak menggunakan bahasa daerah setempat, maka yang digunakan adalah bahasa
Ibu atau bahasa Indonesia. Hal terpenting adalah manusia harus mengetahui budaya daerah
yang dikunjungi. Minimal bahasa yang digunakan.
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa
berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin
mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, karena setiap orang yang hidup dalam masyarakat
sejak ia bangun tidur hingga ia tidur kembali. Secara kodrati senantiasa terlibat dalam
komunikasi, terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekwensi hubungan sosial (social
relations) masyarakat, paling sedikit dua orang yang saling berhubungan satu sama lainnya
yang menimbulkan sebuah interaksi sosial (social interaction), terjadinya interaksi sosial
disebabkan interkomunikasi (1)
Disinilah mata kuliah Komunikasi Masyarakat Madura memiliki andil dalam
memperkenalkan sekaligus mempertahankan bahasa lokal masyarakat Madura. Karena
bahasa ini memiliki nilai sangat tinggi dalam fungsinya menghubungkan manusia satu
dengan lainnya. Terutama jika berasal dari luar pulau Madura. Mereka memiliki pengetahuan
baru untuk menjalani hidup di pulau tersebut, sedangkan masyarakat asli Madura juga
mengetahui budaya mereka terkait dengan bahasanya. Pada saat dilakukan penelitian ini,
sebagian mahasiswa merasa mendapat pengetahuan baru tentang bahasa yang mereka
gunakan. Selama ini mereka hanya mengetahui bahwa bahasa yang mereka gunakan seharihari adalah bahasa asli masyarakat Madurayang dapat digunakan oleh siapapun sasaran
komunikannya. Namun ternyata tidak, masih ada tingkatan yang lebih tinggi dan halus untuk
digunakan jika berbicara kepada orang yang dituakan. Prakteknya, hal tersebut sudah
mengalami erosi karena jarang digunakan.
Lokalitas Budaya
Hebding dan Glick (1992) bahwa kebudayaan dapat dilihat secara material maupun
non material. Kebudayaan material tampil dalam objek material yang dihasilkan, kemudian
digunakan manusia. Sebaliknya, budaya non material adalah unsur-unsur yang dimaksudkan
dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa.
Bahasa Madura yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat pulau ini merupakan
manisfestasi nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Jika melihat tingkatan bahasa yang
digunakan maka sesungguhnya masyarakat disini sangat menjunjung tinggi norma dan etika
di masyarakat. Sangat menghormati orang yang lebih tua, guru dan kyai. Hal ini diperoleh
dari kesimpulan beberapa informan.
Budaya adalah sebuah konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya
didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, sikap, makna, hirarki,
agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik
yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu
maupun kelompok (8)
Budaya dapat dilihat secara material salah satunya berupa bahasa yang digunakan dan
nilai nilai yang terkandung didalamnya adalah nilai yang selama proses hidup berlangsung
tetap dilakukan dan dijaga pelaksanaannya. Materi dalam mata kuliah Komunikasi
Masyarakat Madura merupakan implementasi lokalitas budaya Madura dengan tujuan ikut
melestarikan apa yang telah ada selama ini di masyarakat Madura serta memperkenalkan
kepada pendatang baru demi terwujudnya nilai nilai luhur didalamnya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif, merupakan
penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti
transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan
orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas
tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata (Poerwondari dalam Sugiono,
2008:217).
Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang
berjalan saat penelitian dilakukan. Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan
untuk menggambarkan secara sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik dalam
implementasi lokalitas budaya Madura sebagai salah satu kekayaan bahasa dan sastra
Indonesia.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dosen pengampu mata kuliah komunikasi
msyarakat Madura dn mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Subjek penelitian yaitu
keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat
memberikan informasi masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Objek Penelitian
Wilayah penelitian yang dijadikan objek atau sasaran dalam penelitian ini
sebagaimana dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian yaitu implementasi lokalitas
budaya Madura sebagai salah satu kekayaan bahasa dan sastra Indonesia.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi dalam dua data yaitu, data primer dan
data sekunder. Berikut adalah penjelasan tentang data primer dan data sekunder.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi,
wawancara semiterstruktur dan dokumentasi yang dilakukan pada subjek penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu dengan
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai tokoh di bidangnya sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi social yang diteliti.
Kesimpulan
Budaya merupakan perkembangan intelektual, spiritual dan estetis masyarakat selam
proses hidupnya. Proses yang begitu panjang dan sangat rumit membuat budaya ini memiliki
nilai tinggi. Karena melibatkan masyarakat itu sendiri dan cara berpikir mereka. Lokalitas
budaya adalah budaya yang dimiliki sebuah daerah dan didalamnya mengandung nilai yang
berbeda dengan budaya umumnya. Karena karakteristik manusia yang berbeda tempat tentu
membentuk budaya yang berbeda pula. Komunikasi sebagai slah satu hal yang dianggap
penting dalam bertukar pesan memiliki pern yang sangat penting dalam mempertahankan
lokalitas budaya. Salah satunya melalui Komunikasi Masyarakat Madura yang menggunakan
komunikasi antar pribadi sehingga materi tidak hanya disampaikan namun terjadi diskusi
yang dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang posisi budara Madura yang
wajib diketahui terutama praktek lokalitas budaya salah satu wujudnya adalah bahasa.
Daftar Pustaka
Onong Uchyana.1993. Dinamika Komunikasi .Bandung:PT. Remaja Rosda Karya
Deddy Mulyana dkk.1990.Komunikasi Antar Pribadi .Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
hal 15
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rahmat. 1993. Komunikasi Antarbudaya .Bandung, Remaja
Rosda Karya, .hal 19
Kuntowijoyo, 2002, Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura, Mata Bangsa,
Yogyakarta.
Mulyana, Deddy, 2001, Komunikasi Antar Budaya: Kuliah Dasar, Edisi ke 6, Remaja
Rosda Karya, Bandung , Indonesia.
Karim, Djamaludin, 2004, Pemimpin Wanita Madura, Papyrus, Surabaya.
Liliweri, Alo, 2003, Makna Budaya dalam Komunikasi, Mc Graw-Hill Companies Inc.,
New York, USA.
Sobur, Alex., 2003, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, Indonesia.
Frank & Jim Ife.2008. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sumber lain:
http://zenapinker08.wordpress.com/2008/06/16/budaya-komunikasi-masyarakat-madura/
diakses pada 21 Juli 2014
Download