hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada kehamilan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA
KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN
Moh. Saifudin, Ayuna Dewi Anjelina
E-mail: [email protected]
Abstrak
Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional dan mempunyai pengaruh sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Bahaya anemia pada kehamilan dapat
mempengaruhi terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi. Desain penelitian ini menggunakan
metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Jumlah populasi
sebanyak 42 responden, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 38 responden. Hasil penelitian
menunjukkan di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan ibu hamil berparitas tinggi
sebanyak 9 responden (23,7%). Sedangkan ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 15
resonden (39,5%) dan yang mengalami anemia sedang sebanyak 1 responden (2,6%). Ibu hamil
berparitas tinggi semuanya mengalami anemia, dengan rincian 8 responden mengalami anemia
ringan (88,9%) dan 1 responden mengalami anemia sedang (11,1%). Melalui uji Rank Spearman
Correlation menunjukkan bahwa p value = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H1 diterima artinya
terdapat hubungan yang sangat signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada Kehamilan.
Melihat hasil penelitian ini maka perlu meningkatkan antenatal care dan KIE tentang bahaya
anemia dalam kehamilan, memberikan tablet besi selama Kehamilan dan menjaga kebersihan diri
dan lingkungan.
Kata kunci
: Paritas, Anemia Kehamilan
1. Pendahuluan
Mengingat masih tingginya angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia Anemia dalam
kehamilan merupakan masalah nasional dan
mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia (Manuaba
IBG, 1998:29). Berdasarkan ketetapan WHO,
wanita hamil dinyatakan anemia apabila
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang
dari 11 g% (Manuaba IBG, 2007:38). Pada
kehamilan relatif terjadi anemia karena darah
ibu hamil mengalami hemodilusi atau
pengenceran dengan peningkatan volume
30% sampai 40% yang puncaknya pada
kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah
peningkatan sel darah 18% sampai 30%, dan
hemoglobin 19%. Kebanyakan anemia dalam
kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan
zat besi dan makin menjadi anemis. Sekitar
80% kasus anemia pada masa hamil
merupakan anemia tipe defisiensi besi
(Bobak Irene M, 2004:737).
Dari Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia tahun 2003, yaitu 307/100.000
kelahiran hidup (http://www. indoskripsi.com
launched). Menurut WHO, 40% kematian ibu
di Negara berkembang berkaitan dengan
anemia dalam kehamilan. Menurut catatan
dan perhitungan Dep.Kes R.I., di Indonesia
sekitar 67% ibu hamil mengalami anemia
dalam berbagai jenjang. Sedangkan menurut
SKRT tahun 2003 angka ibu hamil dengan
anemia yaitu 50%, pada tingkat Propinsi
Jawa Timur tahun 2004 menunjukkan angka
ibu
hamil
dengan
anemia
55%
Moh. Saifudin STIKES Muhammadiyah Lamongan.
SURYA
102
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
(http://www.blog dokter.com:2008). Menurut
Medical Record Dinas Kesehatan Kabupaten
Lamongan tahun 2007 terdapat 1511 ibu
hamil dengan anemia. Survey awal pada ibu
hamil di BPS Ny. Riris Hantini Desa Kranji
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
Tahun 2008, terdapat 10 orang ibu hamil 6
orang atau 60% mengalami anemia dengan
rincian sebagai berikut : 3 orang berparitas
kurang dari 4 kali melahirkan atau 30%; 3
orang berparitas lebih dari sama dengan 4x
melahiran atau 30%. Berkaitan uraian data di
atas maka masalah penelitian adalah masih
banyak kejadian anemia pada ibu hamil.
berulang kali dapat menyebabkan kondisi
tubuh ibu mudah lemah (Unicef, 2002:6).
Beberapa
faktor
yang
menyebabkan
terjadinya anemia pada kehamilan adalah
karena kurang gizi atau malnutrisi, kurang
zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan
darah yang banyak pada persalinan yang lalu,
penyakit-penyakit kronis misalnya TBC,
paru, cacing usus malaria (Rustam Mochtar,
1998:145). Jarak kehamilan dan persalinan,
wanita yang sering mengalami kehamilan
dan melahirkan serta ibu hamil dengan
pendidikan maupun dengan tingkat sosial
ekonomi rendah (Manuaba IBG, 1998:29).
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan
ialah 900 mg diantaranya 500 mg
peningkatan jumlah darah atau eritrosit ibu,
pembentukan plasenta 300 mg, dan
pertumbuhan darah janin 100 mg (Manuaba
IBG, 2007:38). Jika persediaan cadangan Fe
minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya
menimbulkan anemia pada kehamilan
berikutnya (Manuaba IBG, 1998:29). Adapun
dampak anemia kehamilan terhadap bayi
dapat mengakibatkan hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, abortus,
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah
atau BBLR, bayi lahir dengan anemia,
mudah infeksi dan pertumbuhan setelah lahir
dapat mengalami hambatan. Sedangkan
dampak anemia kehamilan bagi ibu dapat
terjadi persalinan lama, distosia memerlukan
tindakan operatif dan perdarahan postpartum
(Manuaba IBG, 2001:90). Kehamilan lebih
dari 4 kali dapat membahayakan kesehatan
ibu dan anak. Kehamilan dan persalinan yang
Mengingat banyak faktor yang menyebabkan
dari kehamilan anemia, peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang Hubungan
antara paritas dengan kejadian anemia pada
kehamilan di Desa Tunggul dan Desa Kranji
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
SURYA
Upaya mencegah berbagai dampak anemia
terhadap ibu dan janin maka perlu
meningkatkan
antenatal
care
dan
meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui
komunikasi, informasi, edukasi atau KIE
tentang bahaya anemia dalam kehamilan
yang berkaitan dengan pengetahuan nutrisi,
sebagaimana dipuskesmas dianjurkan untuk
memberikan tablet besi sebanyak 90 biji
selama kehamilan, kebersihan diri dan
lingkugan.
2. Metodelogi Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan
metode analitik cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang tinggal di Desa Kranji yang berjumlah
42 ibu hamil. Sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Total Sampling.
Pada penelitian ini besar sampel yang
diambil sebanyak 38 ibu hamil dari 42 ibu
hamil yang ada, sebab terdapat 4 ibu hamil
yang masuk dalam kriteria eksklusi sehingga
tidak diambil dalam penelitian. variabel
Independen penelitian ini adalah paritas,
desangkan variabel dependennya adalah
anemia pada kehamilan. Pengumpulan data
penelitian menggunakan kuesioner. Analisis
penelitian menggunakan Korelasi Spearman
untuk menguji hubungan antar variabel.
3. Hasil Penelitian
a. Tabel 1. Distribusi
Responden
Berdasarkan Paritas Pada Ibu Hamil
Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan Tahun 2008
103
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Paritas Pada Ibu Hamil Di Desa
Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan Tahun 2008
No
1.
2.
Paritas
Jumlah
Paritas rendah
29
Paritas tinggi
9
Jumlah
38
3
4.
Anemia sedang
1
2,6%
Anemia berat
0
0%
Jumlah
38
100%
Variabel dependen : Anemia Pada Kehamilan
Pada tabel 2. di atas menunjukkan bahwa
hampir sebagian responden mengalami
anemia ringan sejumlah 15 responden
(39,5%) dan sebagian kecil responden
mengalami anemia sedang (2,6%).
(%)
76,3%
23,7%
100%
Variabel Independen : Paritas
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Umur Kehamilan Di Desa Kranji
Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan Tahun 2008
Umur
Prosentase
No
Jumlah
Kehamilan
(%)
1.
1-3 bulan
4
10,5%
2.
4-6 bulan
13
34,2%
3.
7-9 bulan
21
55,3%
Jumlah
38
100%
Pada tabel 1. di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dengan paritas
rendah berjumlah 29 responden (76,3%), dan
sebagian kecil responden dengan paritas
tinggi berjumlah 9 responden (23,7%).
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Kejadian Anemia Pada Kehamilan
Di Desa Kranji Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan
Tahun 2008
No
Anemia
Jumlah
1.
Tidak anemia
22
2.
Anemia ringan
15
Berdasarkan tabel 3. di atas menunjukkan
bahwa mayoritas responden dengan umur
kehamilan 7-9 bulan (55,3%), sedangkan
minoritas responden dengan umur kehamilan
1-3 bulan (105%).
%
57,9
%
39,5%
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia
Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 2008
N
o
1
2
Kriteria
Paritas
rendah
Paritas
tinggi
Total
Kejadian Anemia Dalam Kehamilan
Tidak
Anemia
Anemia
Anemia
Anemia
Ringan
Sedang
Berat
22
7
0
0
75,9%
24,1%
0%
0%
0
8
1
0
0%
88,9%
11,1%
0%
22
15
1
0
57,9%
39,5%
2,6%
0%
Total
29
100%
9
100%
38
100%
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dengan paritas
tinggi mengalami anemia ringan (88,9%)
dan seorang responden mengalami anemia
sedang (11,1%).
4. Pembahasan
keturunan atau lebih yang mampu hidup,
tanpa memandang apakah anak tersebut
hidup pada saat lahir (Difa D, 2004:471).
a. Paritas
Paritas berasal dari kata “para” artinya
wanita yang pernah melahirkan satu
SURYA
104
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
Paritas adalah jumlah kehamilan yang
bayinya berhasil hidup atau 20 minggu atau
lebih. Perlu dicatat bahwa graviditas dan
paritas mengacu pada jumlah kehamilan,
bukan janin atau bayi yang dilahirkan
(Hacker N.F, 2001:27).
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
paritas rendah atau yang mempunyai anak <
4 sejumlah 29 responden (76,3%), dan
responden berparitas tinggi atau yang
mempunyai anak > 4 sejumlah 9 responden
(23,7%).
Berdasarkan teori di atas dengan hasil
penelitian yang dilakukan di Desa Kranji
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan,
bahwa rata-rata ibu hamil di Desa Kranji
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
berparitas rendah atau < 4 kali kelahiran.
Pada penelitian ini sebagian besar responden
berpendidikan
SMA/sederajat (52%),
responden masih mudah menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga
responden masih bisa menerima informasi
dan penyuluhan-penyuluhan yang telah
diberikan dan itu akan mempermudah
perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan,
informasi
yang
baru
diperkenalkan, misalnya penyuluhan tentang
program keluarga berencana (KB).
dan 1 responden terjadi anemia sedang
(2,6%).
Pada ibu hamil terjadi penambahan cairan
tubuh (volume plasma) yang tidak sebanding
dengan penambahan masa sel darah merah,
sehingga terjadi pengenceran (hemodilusi)
sebagai mekanisme penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan, pertumbuhan
janin dan perubahan-perubahan jaringan
lainnya, akibatnya kadar hemoglobin
menurun. Penurunan ini mulai timbul sejak
usia kehamilan 8 minggu sampai minggu ke32 kehamilan (Yayasan Pendidikan Haster,
1999:73).
Teori diatas sesuai hasil penelitian yang
dilakukan di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan tahun 2008, dimana
ibu hamil masih banyak yang mengalami
anemia pada kehamilan yaitu sebanyak 42%
ibu hamil. Pada penelitian ini, mayoritas
responden tidak bekerja sehingga dapat
dilihat bahwa tingkat sosial ekonomi yang
rendah mempunyai dampak terhadap
kesehatan khususnya anemia. Seseorang
yang bekerja dapat memperoleh pengalaman
dan pengetahuan yang baru baik secara
langsung maupun tidak langsung, sebagian
besar responden tidak bekerja sehingga
kurangnya pengalaman dan pengetahuan
dalam
informasi
khususnya
tentang
kesehatan.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Wahid
Iqbal Mubarak, 2007:30 bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang
tingkat
pendidikannya
rendah,
akan
menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain
yang baru diperkenalkan.
Sedangkan teori menurut Manuaba IBG,
1998:29.
bahwa
faktor
lain
yang
penyebabkan terjadinya anemia pada
kehamilan yaitu Pendidikan dan tingkat
sosial ekonomi yang rendah. Dimana Kondisi
sosial ekonomi masyarakat kita dengan daya
beli masyarakat yang rendah sehingga
memperburuk kondisi kesehatan khususnya
kekurangan zat besi (http://www.akhmadi’s
home.com).
b. Anemia Pada Kehamilan
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin di bawah 11 g%
(Manuaba IBG, 2007:38).
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari
jumlah responden 38 masih terdapat 15
responden (39,5%) terjadinya anemia ringan
SURYA
Pada trimester pertama sering terjadi
penurunan nafsu makan akibat nausea dan
atau vomitus. Gejala ini muncul sekitar
setengah jumlah kehamilan dan merupakan
akibat perubahan pada saluran cerna dan
peningkatan kadar HcG dalam darah. Pada
105
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
trimester ke II, nausea dan vomitus lebih
jarang dan nafsu makan meningkat (Bobak,
Irene M, 2004:120).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
dari 9 responden (23,7%) berparitas tinggi
atau > 4 kali kelahiran semuanya mengalami
anemia yakni 8 responden (88,9%)
mengalami anemia ringan dan 1 responden
(11,1%) mengalami anemia sedang.
Dari teori tersebut maka pada ibu hamil
trimester pertama dapat terjadi anemia akibat
nafsu makan menurun serta terjadi nausea
dan atau vomitus sehingga dapat terjadi
malnutrisi atau kurang gizi.
Berdasarkan pada tabel 4. ternyata terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian
anemia pada kehamilan.
Pada penelitian ini sebagian besar responden
berpendidikan
SMA/sederajat (52%).
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup
sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan
memudahkan
seseorang
atau
masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku
dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam
hal kesehatan dan gizi. Tingkat pendidikan,
khususnya tingkat pendidikan wanita
mempengaruhi derajat kesehatan.
Menurut Puji Rochyati (2003), Grandemulti
merupakan ibu yang pernah hamil atau
melahirkan anak 4 kali atau lebih, karena ibu
sering melahirkan maka kemungkinan akan
banyak ditemui keadaan kesehatan ibu
terganggu, salah satunya ialah anemia yang
dapat menyebabkan persalinan lama,
perdarahan pasca persalinan. Sedangkan
menurut pendapat Manuaba IBG (1998:29)
bahwa makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan kelahiran akan
makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi anemis. Jika persediaan zat besi
minimal, maka setiap kehamilan akan
menguras persediaan zat besi tubuh dan
akhirnya
menimbulkan
anemia pada
kehamilan berikutnya (Manuaba IBG,
1998:30).
Hal ini sesuai pendapat Manuaba IBG,
1998:29
bahwa
faktor
lain
yang
menyebabkan terjadinya anemia pada
kehamilan adalah Pendidikan yang rendah
merupakan salah satu menjadi penyebab
kejadian anemia. Sedangkan menurut Wahid
iqbal mubarak, 2007:30 bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula
mereka menerima informasi, dan pada
akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang
tingkat
pendidikannya
rendah,
akan
menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain
yang baru diperkenalkan.
5. Simpulan dan Saran
a. Simpulan
1) Sebagian besar ibu hamil di Desa
Kranji kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan berparitas rendah.
2) Hampir
sebagian
ibu
hamil
mengalami anemia ringan di Desa
Kranji kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan.
3) Ada hubungan antara paritas dengan
kejadian anemia pada kehamilan di
Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan. Melalui uji
Rank
Spearman
Correlation
menunjukkan bahwa p value = 0,000
dimana p < 0,05 sehingga H1
diterima artinya terdapat hubungan
yang sangat signifikan antara paritas
Pada penelitian ini, hanya 3% responden
yang menempuh pendidikan perguruan
tinggi, sehingga masih banyak responden
yang mungkin tidak dapat menerima
informasi baru sehingga kurang akan
pengetahuan yang dimilikinya dan itu akan
menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan, informasi yang baru
diperkenalkan.
c. Hubungan Antara paritas Dengan
Kejadian Anemia Pada Kehamilan
SURYA
106
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
dengan kejadian
Kehamilan.
anemia
pada
Arisman.(2007).Gizi Dalam Daur
Kehidupan.Jakarta : EGC
b. Saran
Bobak,
Irene
M.(2004).Buku
Ajar
Keperawatan Maternitas.Jakarta :
EGC
Cholid
Narbuko
dan
Abu
Achmadi.(2001).Metodologi
Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara
Hasil Penelitian ini menyarankan :
Untuk mengatasi anemia kehamilan dan
mencegah komplikasi yang tidak
diinginkan perlu meningkatkan program
perencanaan sesuai yang ditetapkan.
Cunningham,
F
Gary.(2005).Obstetri
Williams.Jakarta : EGC
Untuk memudahkan informasi pada ibu
hamil perlu menyediakan brosur-brosur
tentang anemia, serta bahaya anemia
kehamilan.
Disamping
itu
perlu
meningkatkan
penyuluhan
tentang
pentingnya mengkonsumsi tablet besi
selama kehamilan, cara minum yang
teratur dan pentingnya gizi seimbang
pada kehamilan serta ikut berperan serta
dalam program keluarga berencana (KB).
Dengan
adanya
perkembangan
pengetahuan tentang hubungan paritas
dengan kejadian anemia sehingga hasil
penelitian dapat dijadikan pendukung
teori yang sudah ada. Perlunya penelitian
lebih lanjut dengan mengunakan jumlah
responden yang lebih besar
dan
representatif dengan metode yang lebih
akurat serta meneliti dari faktor lain
diluar paritas.
Curtis MD.(2003).Kehamilan : Apa yang
Anda
Hadapi
Minggu
Perminggu.Jakarta : Arcan
Depkes R.I.(2004).Petunjuk Teknik Standart
Minimal di Bidang Kesehatan di
Kabipaten.Jakarta : Departeman
Kesehatan RI
Difa,
E
A
Aziz Alimul Hidayat.(2007).Metode
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data.Jakarta : Salemba
Medika
Soebrata.(2007).Penuntun
Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
rakyat.
Hacker, Neville F.(2001).Esensial Obstetri
dan Ginekologi.Jakarta : Hipokrates
Abdul Bari Saifudin.(2002).Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neoternal .Jakarta :
JNPKKR-POGI
HembingWijayakusuma.(2008).DefisiensiBes
i(http://www.net/2008/03/defisiensi
besi/)
Ide Bagus (2007) Sejarah Perkembangan
Upaya Penurunan AKI Dan AKB Di
Dunia
Dan
Indonesia
(http://www.indoskripsi.com
launched : 2007)
Akhmadi.(2008).Masalah Kekurangan Zat
Besi
(http://www.akhmadi’s
home.com/2008/06/masalah
kekurangan zat besi/)
SURYA
Nina Herlina.(2008).Faktor Resiko
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil.
Jakarta : EGC
Ganda
Daftar Pustaka
D.(2004).Kamus
Istilah
Kedokteran.Jakarta : Gita Media
Press
107
Vol. 1, No, 1, September 2008
Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan
I Gde Nyoman Supariasa.(2008).Anemia
(http://www.net/2008/06/anemia/)
Rumah
Sakit(http://www/portalkalbe/2007/1
0/Gambaran Penyebab Kematian
Maternal di Rumah Sakit)
Manuaba, Ida Bagus Gde.(1998).Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga
Berencana
untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Sarwono
Prawirohardjo.(2002).Ilmu
Kebidanan .Jakarta : YBPSP
.(2001).Kapita
selekta
penatalaksanaan
Rutin
Obstetri
Gioneklogi dan
KB. Jakarta : EGC
Soekidjo
Notoatmodjo.(2002).Metologi
Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT
Rineka Cipta
Sugiyono.(2006).Statistika
Untuk
Penelitian.Bandung : Alfabeta
.
.(2007).Pengantar
Kuliah Obtetri.Jakarta. : EGC
Suharsimi Arikunto.(2002).Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam.(2003).Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis, dan Instrument penelitian
Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika.
Puji
Unicef.(2002).Pedoman Hidup Sehat.
Wahid Iqbal Mubarak, dkk. (2007).Promosi
Kesehatan : Sebagai Pengantar
Proses Belajar Mengajar Dalam
Pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu
Rochyati.(2003).Skrining Antenatal
Pada Ibu Hamil.Surabaya University
Pilar
Yayasan
Pendidikan
Haster.(1999).Perawatan Kesehatan
Ibu
dan
Janin
Selama
Kehamilan.Jakarta : Pionir Jaya
Rustam Mochtar.(1998).Sinopsis Obstetri.
Jakarta :EGC
Rukmini LK Wiludjeng.(2007).Gambaran
Penyebab Kematian Maternal di
SURYA
108
Vol. 1, No, 1, September 2008
Download