Cetak Artikel ini - I-RPP

advertisement
Jurnal Penelitian Tindakan
Bimbingan dan Konseling
Vol. 1, No. 1, Januari 2015
ISSN 2442-9775
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI
PEMANFAATAN KELOMPOK BELAJAR
Sri Lestari
SMK Negeri 2 Karanganyar – Jawa Tengah
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan ketuntasan rendah
melalui pemanfaatan kelompok belajar. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMK. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan
meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa dari data empirik diperoleh, melalui penerapan layanan bimbingan belajar
dengan memanfaatkan kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
ketuntasan rendah.
Kata Kunci: Bimbingan Belajar, Kelompok Belajar, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Banyak komponen yang mendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar, di
antaranya adalah guru, siswa, metode, ruang kelas dan alat peraga. Sementara ini yang menjadi
komponen utama keberhasilan dalam belajar adalah guru. Asumsi kebanyakan orang tentang
prestasi akan baik dan kurang baik tersorot hanya kepada guru. Padahal keberhasilan proses belajar
mengajar dipengaruhi oleh banyak hal. Guna mengantisipasi asumsi tersebut, sebagai guru harus
menyikapi dengan tepat. Karakter materi pelajaran harus dipahami benar agar kita memberikan
materi baru dapat diterima dengan cepat. Metode yang tepat diharapkan membantu siswa dalam
penerimaan dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang diterimanya.
Pada sisi lain, komponen siswa juga turut menentukan keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Konsep-konsep yang berhubungan dengan konsep-konsep baru yang akan diterimanya
harus sudah dikuasai oleh siswa. Konsep baru tak akan bisa diterima oleh siswa jika konsep dasar
atau pelajaran yang lalu belum dipahami. Hal inilah yang juga sangat berpengaruh pada keberhasilan
proses belajar mengajar. Siswa cenderung mempunyai ingatan yang tidak setia. Materi pelajaran
dipahami seketika itu tetapi lupa jika materi yang sama ditanyakan beberapa hari kemudian. Ingatan
setia hanya dimiliki oleh beberapa siswa saja yang tergolong anak-anak berprestasi.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan adanya beberapa siswa yang mengalami masalah
dalam menuntaskan belajar. Berdasarkan hasil observasi awal, yaitu setelah peneliti melakukan
rekap nilai ulangan pada 5 mata pelajaran, yaitu Bahasa Inggris, Matenatika, PKn, Pendidikan
Agama, dan mengarang Bahasa Indonesia, nilai rata-rata ulangan harian mereka rendah dan tidak
memenuhi KKM. Dan secara umum, nilai rata-rata ulangan berada di bawah minimum passing grade
yaitu dibawah 70.
31
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan layanan bimbingan belajar bagi siswa
dengan ketuntasan rendah melalui pemanfaatan kelompok belajar. Zaini (2002) mengatakan bahwa
untuk belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu,
pemilihan model pembelajaran menggunakan kelompok belajar sebagai strategi pembelajaran akan
sangat membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.
Dalam penelitian ini, metode yang sesuai untuk diterapkan dalam layanan bimbingan belajar
adalah melalui pemanfaatan kelompok belajar. Dalam Educational Encyclopedia (1972) kelompok
belajar lebih dilihat sebagai sebuah metode pengajaran. Craig (1976) membahas kelompok sebagai
metode pembelajaran. Menurutnya yang termasuk metode-metode kelompok belajar adalah
konferensi, pertemuan (rapat), lokakarya, dan seminar; dengan berbagai variasi pelaksanaannya.
Menurut Gagné dan Briggs (1979), kelompok belajar dipandang sebagai salah satu bentuk delivery
system dalam kegiatan pengajaran (instructional), di samping pengajaran individual. Jadi layanan
bimbingan belajar dengan memanfaatkan kelompok belajar yang diterapkan dalam penelitian ini
adalah layanan yang diberikan kepada siswa agar memiliki kebiasaan belajar yang baik dengan
memanfaatkan metode pembelajaran kelompok belajar.
Sedangkan prestasi belajar sendiri dapat diartikan perubahan tingkah laku mencakup tiga
aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai
pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru.
Rumusan penelitian ini yaitu Apakah layanan bimbingan belajar melalui pemanfaatan
kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan ketuntasan rendah secara khusus
dan semua siswa secara umum? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan ketuntasan rendah secara khusus dan seluruh siswa dengan layanan bimbingan
belajar melalui pemanfaatan kelompok belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian
tindakan kelas menurut Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat
4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4)
Refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 selama empat
bulan pada semester 1, dimulai bulan September 2013 hingga bulan Desember 2013 dengan subjek
penelitian yaitu 34 siswa kelas XI.OA.
Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan observasi yang selanjutnya
dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai
metode dan sumber perolehan data. Ada 3 data pada data prestasi belajar siswa yaitu data prestasi
belajar siswa kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, data prestasi belajar siswa setelah pelaksanaan
siklus I, dan prestasi belajar siswa setelah pelaksanaan siklus II dianalisis dengan menggunakan
teknik deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan reflektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil rekap observasi prestasi belajar, ternyata banyak siswa mengalami
ketidaktuntasan pada lima mata pelajaran tersebut. Hasil observasi menunjukkan rata-rata nilai 63.4
dengan 14 siswa (38.8%) yang nilai rata-ratanya dibawah ketuntasan dan 22 siswa (61.1%) yang
nilainya diatas ketuntasan. Data prestasi siswa dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
32
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Tabel 1. Prestasi Siswa Kondisi Awal Ditinjau dari Rerata Kelas Mata Pelajaran yang Diteliti
No
Mata Pelajaran
Rerata Kelas
1.
PKn (x1)
69.3
2.
Matematika (x2)
60
3.
Bahasa Inggris (x3)
78.2
4.
PAI (x4)
54
5.
Bahasa Indonesia (x5)
55.4
6.
Jumlah rerata
63.4
Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang dibuat antara lain: (1) menyiapkan lembar penilaian prestasi siswa, (2)
menyiapkan lembar observasi, (3) menyusun Satuan Layanan, (4) pembentukan kelompok belajar
dengan menyebar siswa yang tergolong cerdas pada tiap kelompok, (5) menyusun alokasi waktu
yang tepat, dan (6) menentukan teman sejawat yaitu berkolaborasi dengan guru 5 mata pelajaran
objek penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dari perencanaan yang sudah dibuat kemudian diaplikasikan kedalam pelaksanaan tindakan.
Tindakan yang dilaksanakan antara lain:
a. Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus adalah menentukan siswa mana yang mengalami ketidaktuntasan belajar.
Dari hasil identifikasi kasus diperoleh bahwa terdapat 14 siswa yang mengalami ketidaktuntasan
belajar karena berbagai sebab.
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dari hasil wawancara dan observasi nilai, didapatkan
bahwa mayoritas siswa mengalami ketidaktuntasan pada mata pelajaran matematika (80%),
Bahasa Inggris (85%) dan IPA (70%).
c. Diagnosis
Peneliti mengadakan diagnosis tentang ketidaktuntasan belajar siswa dengan cara
wawancara mendalam dengan siswa yang mengalami tidak tuntas belajar untuk mengetahui
sejauh mana mereka mengalami ketidaktuntasan belajar, dan sebab-sebab mereka mengalami
kesulitan dalam menuntaskan belajar.
d. Prognosis
Berdasarkan diagnosis, peneliti memilih alternatif metode kelompok belajar dalam sistem
remedial teaching untuk mengatasi masalah ketidaktuntasan belajar siswa. Kelompok belajar
dalam sistem remedial teaching ini berlaku bagi semua siswa
e. Treatment
Treatment yang dilaksanakan adalah peneliti bekerjasaa dengan guru mata pelajaran yang
dirujuk siswa untuk mengadakan remedial teaching. Remedial teaching pada tiap mata pelajaran
berlangsung 2 kali pertemuan, yaitu guru mengulangi materi yang telah diajarkan dan
memberikan tes lagi. Adapun pelaksanaan kelompok belajar dalam sistem remedial teaching
adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan materi dengan ceramah; (2) Guru menuliskan
soal di papan tulis; (3) Pembagian tugas dan siswa berkelompok sesuai yang ditentukan. Tiap
kelompok mengerjakan soal yang telah diberikan, dan (4) Guru bersama siswa mencocokkan
dan menyimpulkan hasil pekerjaan kelompok.
f. Evaluasi
33
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Setelah kelompok belajar dalam sistem remedial teaching dilaksanakan, peneliti dan guru
mengadakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi siswa.
3. Observasi
Pada prestasi siswa setelah penerapan kelompok belajar dalam sistem remedial teaching di
dapat nilai ulangan harian yang dapat diamati dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Prestasi Siswa Siklus I Ditinjau dari Rerata Kelas Mata Pelajaran yang Diteliti
No
Mata Pelajaran
Rerata Kelas
1.
PKn (x1)
74.3
2.
Matematika (x2)
65
3.
Bahasa Inggris (x3)
83.2
4.
PAI (x4)
64
5.
Bahasa Indonesia (x5)
60.4
6.
Jumlah rerata
69.4
Secara umum, prestasi siswa setelah penerapan layanan bimbingan belajar dengan
memanfaatkan kelompok belajar dalam remedial teaching mengalami peningkatan. Hasil siklus I
menunjukkan rerata tertinggi 81, rerata terendah 50, dan rerata prestasi 69.4. terdapat 30 siswa
(86.1%) siswa yang tuntas KKM.
4. Refleksi
Melalui layanan bimbingan belajar dengan memanfaatkan kelompok belajar dapat
meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa. Dari rekapitulasi nilai ulangan harian pada 5
mata pelajaran terjadi peningkatan rerata prestasi dari 63.4 pada kondisi awal menjadi 69.4 pada
siklus I. Ketuntasan naik dari 22 siswa tuntas (61.1%) pada kondisi awal menjadi 30 siswa tuntas
(86.1%) pada siklus I.
Berdasarkan hasil diatas rerata prestasi masih di bawah KKM, yaitu di bawah 70 sehingga
perlu adanya tindakan pada siklus II. Dengan layanan bimbingan belajar dengan memanfaatkan
kelompok belajar yang seefektif mungkin sehingga diharapakan banyak siswa yang bersemangat
dalam mengikuti pelajaran, sehingga akan terjadi peningkatan prestasi.
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Setelah dilakukan evaluasi pada siklus I, ternyata prestasi dan ketuntasan belajar mengalami
peningkatan. Akan tetapi proses bimbingan terhadap siswa tidak berhenti sampai disitu saja. Guna
lebih memaksimalkan hasil maka dibuatlah siklus lanjutan. Seperti halnya pada siklus I, siklus II
diawali dengan menyusun rencana perbaikan yang nantinya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan.
Dengan memadukan hasil refleksi daur siklus I dan rencana daur II, diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman siswa untuk mengatasi ketidaktuntasan belajar mereka. Selanjutnya
menyiapkan lembar evaluasi, yang digunakan untuk memberikan penilaian. Selain pemberian materi
secara umum, guru bimbingan konseling juga melakukan bimbingan secara perorangan, dimana
anak yang mengalami ketidaktuntasan belajar diberikan waktu khusus untuk membahas
permasalahan yang dia hadapi dan membantunya mencari solusi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan antara lain:
a. Identifikasi Kasus
34
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Identifikasi kasus adalah menentukan siswa mana yang mengalami ketidaktuntasan
belajar. Langkah identifikasi kasus yang dilakukan peneliti adalah tindakan ini dimulai
dengan menjelaskan tentang cara lebih memaksimalkan kelompok belajar dan betapa
menyenangkan belajar bersama. Setelah itu hasil diskusi tersebut dijelaskan secara lisan, guna
memperdalam hasil diskusi, siswa dituntut untuk membuat rangkuman isi dan maksud dari
pembelajaran pada siklus II dalam bentuk kesimpulan
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan wawancara para siswa menginginkan pembelajaran dengan cara
kooperatif untuk mengatasi ketidaktuntasan belajar mereka. Mereka menyukai belajar
bersama teman sehingga suasana belajar lebih menyenangkan.
c. Diagnosis
Peneliti mengadakan diagnosis tentang ketidaktuntasan belajar siswa dengan cara
wawancara mendalam dengan siswa yang mengalami tidak tuntas belajar untuk mengetahui
sejauh mana mereka mengalami ketidaktuntasan belajar.
d. Prognosis
Berdasarkan diagnosis, peneliti memilih alternative penugasan dengan cara kerja kelompok
kecil (Small Group Work) dan penugasan yang terdiri dari 4 atau 5 siswa untuk mengatasi
masalah ketidaktuntasan belajar siswa. Penugasan dengan SGW ini berlaku bagi semua .
e. Treatment
Treatment yang dilaksanakan adalah peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran
yang dirujuk siswa sebagai pelajaran ‘sulit’ untuk mengadakan penugasan dengan SGW.
Penugasan pada tiap mata pelajaran berlangsung 2 kali pertemuan, yaitu guru mengulangi
materi yang telah diajarkan dan memberikan tugas yang dikerjakan secara berkelompok.
f. Evaluasi
Setelah penugasan dengan SGW dilaksanakan, peneliti dan guru mengadakan refleksi untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi maupun prestasi siswa.
3. Observasi
Tes prestasi siswa setelah penugasan dengan SGW di dapat nilai ulangan harian yang dapat
diamati dalam Tabel 3. berikut:
Tabel 3. Prestasi Siswa Siklus II Ditinjau dari Rerata Kelas Mata Pelajaran yang Diteliti
No
Mata Pelajaran
Rerata Kelas
1.
PKn (x1)
76.1
2.
Matematika (x2)
73.1
3.
Bahasa Inggris (x3)
83.6
4.
PAI (x4)
72.5
5.
Bahasa Indonesia (x5)
71.8
6.
Jumlah rerata
75.4
Pada siklus II, secara umum, prestasi siswa setelah penerapan layanan bimbingan belajar
dengan memanfaatkan kelompok belajar dalam remedial teaching mengalami peningkatan. Hasil
siklus II menunjukkan rerata tertinggi 84, rerata terendah 53, dan rerata prestasi 75.4. terdapat 32
siswa (94%) siswa yang tuntas KKM.
4. Refleksi
Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa dalam
mengikuti bimbingan konseling dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dari penilaian guru secara
umum, siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehubungan dengan materi yang diberikan.
35
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 1, Januari 2015
Kepedulian siswa untuk saling membantu juga sudah mulai nampak, sehingga ketidaktuntasan
belajar dapat diatasi.
Melalui layanan bimbingan belajar dengan memanfaatkan kelompok belajar dapat
meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa. Dari rekapitulasi nilai ulangan harian pada 5
mata pelajaran terjadi peningkatan rerata prestasi dari 69.4 pada siklus I menjadi 75.4 pada siklus II.
Ketuntasan naik dari 30 siswa tuntas (86.1%) pada siklus I menjadi 32 siswa tuntas (94%) pada
siklus II.
Berdasarkan hasil diatas maka ketidaktuntasan belajar sudah teratasi. Terbukti bahwa
prestasi belajar sudah memenuhi indikator keberhasilan kinerja yaitu mencapai rerata 70. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 1 berikut :
Tabel 4. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Siswa
%
Siswa
%
Siswa
%
14
48.8
30
86.1
32
94
Gambar 1. Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
SIMPULAN
Dari data empirik diperoleh melalui penerapan layanan bimbingan belajar dengan
memanfaatkan kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan ketuntasan
rendah. Dari rekapitulasi nilai ulangan harian terjadi peningkatan rerata prestasi dari 63.4 pada
kondisi awal, menjadi 69.4 pada siklus I, dan menjadi 75.4 pada siklus II. Ketuntasan naik dari 14
siswa tuntas (48.8%) pada kondisi awal, menjadi 30 siswa tuntas (86.1%) pada siklus I, dan menjadi
32 siswa tuntas (94%) pada siklus II. Disimpulkan melalui penerapan layanan bimbingan belajar
dengan memanfaatkan kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
ketuntasan rendah rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Craig, R. 1976. Training and Development Handbook. New York: McGraw-Hill.
Educational Encyclopedia. 1972. Ed. Cecil, R, et.al. New York: Wiley.
Gagne, R.M. & Briggs, L.J . 1979. Principles of Instruction Design. New York: Saunders College Publishing
Zaini, Hisyam. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
36
Download