Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG YANG BERASAL DARI PREDICATE CRIME PERBANKAN OLEH PENYIDIK DISTRESKRIMSUS POLDA JATENG Sulistyoningsih*, Anis Mashdurohatun ** * ** Mahasiswa Magister (S-2) Ilmu Hukum UNISSULA Semarang, email : [email protected] Dosen Fakultas Hukum UNISSULA Semarang ABSTRACT The purpose of this study are: 1). To know and analyze the Criminal Act of Money Laundering (Law-TPPU) related to Crime in Banking. 2). To know and analyze the mechanism of TPPU Investigation Derived From Predicate Crime Banking By Investigators Distreskrimsus Central Java Police. 3). To know and analyze obstacles or constraints Investigation of TPPU Derived From Predicate Crime Banking By Investigators Distreskrimsus Central Java Police. Result of research: Suspect mode operation that is falsified Document Order placement, transfer, transaction expense redemption DO-DO sugar. By investigators PARMANTO is subject to Article 5 of Law No. 8 of 2010 on the Crime of Money Laundering Crime. The more varied methods of how to conceal the treasure of the crime by the perpetrator so as to obstruct the investigator in terms of collecting the proceeds of crime (recovery assets). Keywords: Criminal Law Policy, Money Laundering Crime. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan persaingan dalam dunia bisnis semakin membuat pelayanan jasa keuangan berlomba – lomba memberikan pelayanan dan kemudahan bagi nasabah untuk menyimpan dan melakukan peminjaman melalui jasa perbankan, dengan jaminan juga adanya aturan yang ketat mengenai kerahasiaan Nasabah, hal ini diharapkan berdampak dengan adanya kenaikan perekonomian terkait dengan daya beli konsumen yang diharapkan meningkat. Undang-undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) lahir 17 April 2002. Walaupun Undang- Undang tentang TPPU sudah berusia hampir 13 tahun, penerapannya masih menimbulkan permasalahan. Salah satu permasalahan yang sering dipertanyakan adalah: apakah untuk memeriksa perkara TPPU, tindak pidana asal (predicate crime) perlu dibuktikan terlebih dahulu? Ada yang berpendapat perlu dibuktikan terlebih dahulu. Di lain pihak ada yang berpendapat tidak perlu dibuktikan terlebih dahulu. Tulisan ini menjelaskan masalah pembuktian ║ 19 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 dalam perkara TPPU khususnya yang berkaitan dengan ”mengapa untuk memeriksa perkara TPPU tidak perlu dibuktikan tindak pidana asalnya”. Keberadaan tindak pidana asal dapat diketahui antara lain dari bukti permulaan yang cukup (dua alat bukti), hubungan kausalitas antara perkara TPPU dan tindak pidana asal, perbuatanperbuatan melawan hukum yang dilakukan terdakwa, aliran dana hasil tindak pidana kepada terdakwa. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengaturan dalam Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang terkait Tindak Pidana di bidang Perbankan? 2. Bagaimana mekanisme Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Berasal Dari Predicate Crime Perbankan Oleh Penyidik Distreskrimsus Polda Jateng? 3. Apa hambatan Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Berasal Dari Predicate Crime Perbankan Oleh Penyidik Distreskrimsus Polda Jateng dan Bagaimana cara menanggulanginya? 2. PEMBAHASAN A. Pengaturan Dalam Undang -Undang Tindak Pidana Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Perbankan. Dengan diundangkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang tindak pidana pencucian uang. Maka menjadi khasanah baru dalam penegakan hukum pidana, khususnya penegakan hukum pidana, khususnya penegakan hukum di bidang Tindak Pidana Pencucian Uang Pemutihan Uang diartikann suatu cara untuk “menghalalkan uang haram”. Haram disini dapat diartikan secara luas. Artinya ada uang yang didapat seseorang dari suatu kejahatan. Kriminalisasi TPPU di Indonesia dibuktikan dengan dikeluarkannya UU No. 15 tahun 2002, namun pada dasarnya tidak terlepas dari desakan dan ancaman sanksi yang dijatuhkan oleh masyarakat internasional. Sebagaimana disebutkan diatas Indonesia dinyatakan sebagai salah satu negara yang dikategorikan sebagai Non-Cooperative Countries and Territories (NCTTs) Adapun ancaman sanksi yang diberikan oleh FATF diantaranya adalah Bank-bank internasional akan memutuskan hubungan dengan bank-bank Indonesia, Negara-negara lain akan menolak Letter of Credit (L/C) yang dikeluarkan oleh Indonesia dan Lembaga- lembaga 20 ║ keuangan Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 Indonesia akan dikenakan biaya tinggi (risk premium) terhadap setiap transaksi yang dilakukan dengan lembaga-lembaga keuangan luar negeri. Setiap orang yang melakukan percobaan pembantuan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana pencucian uang di pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Selanjutnya dalam Bab I Pasal 2 disebutkan hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang berjumlah Rp. 500.000.000,- atau lebih atau nilai setara yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung dari kejahatan. Dapat diartikan bahwa bentuk penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum harus ada ijin dari Bank Indonesia atau kalau sekarang adalah dari OJK ( Otorisasi Jasa Keuangan) apabila penghimpunan dana masyarakat tersebut tidak ada ijin dari BI atau OJK maka dapat dikatakan seseorang telah melakukan tindak pidana perbankan sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 Undang – Undang no 10 tahun 1998, dan apabila ada asset atau dana hasil kejahatan yang dinikmati oleh pelaku kejahatan asal maka asset atau dana tersebut dapat ditelusuri menggunakan Undang-undang tindak pidana pencucian uang. Pengertian TPPU dalam Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, adalah : “setiap orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyelamatkan asal usul harta kekayaan” Sedangkan TPPU pasif sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 5 UU TPPU lebih menekankan pada pengenaan sanksi pidana bagi pelaku yang menikmati manfaat dari hasil kejahatan dan pelaku yang berpartisipasi menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan. B. Mekanisme penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang yang berasal dari Predicrate crime perbankan oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jateng. Ada aturan atau tahapan dalam pengungkapan kasus tindak pidana pencucian uang yang berasal dari predicrate crime perbankan di Ditreskrimsus Polda Jateng, mulai dari pelaporan dampai dengan proses penyerahan tersangka dan barang bukti. Dalam hal ini mengambil kasus yang sudah ditangani oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Jateng terkait kasus dugaan ║ 21 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana perbankan yang terjadi di PT. Bank Bukopin Tegal. Dalam berkas perkara LP/459/VI/2012/Bareskrim, tanggal 8 Juni 2012 atas nama tersangka NOVEL FATRIO bin H.FATCHUDIN, yang melaporkan saudara Novel Fatrio dengan kasus tindak pidana Perbankan pasal 49 Undang – Undang No 10 tahun 1998 dan pasal 3 dan 4 dan 5 Undang – Undang No 8 Tahun 2010 tentang tindak pidana Pencucian uang, Dari laporan polisi tersebut dimulailah penyelidikan dengan mendengarkan keterangan saksi-saksi baik dari pihak perbankan maupun dari pihak diluar pegawai bank, dan penyidik juga meminta keterangan dari ahli PPATK terkait transaksi rekening dan ahli tindak pidana pencucian uang terkait pemenuhan unsur pasal dalam tindak pidana perbankan dan pencucian uang. Dalam penangan perkara tersebut penyidik juga telah melakukan pemblokiran dan penyitaan asset berupa kurang lebih 21 sertifikat atas nama pihak lain, Setelah berkas dan bukti dianggap memenuhi syarat, maka selanjutnya penyidik mengirimkan berkas perkara ke Jaksa Penuntut Umum dana pabila telah dinyatakan lengkap penyidik berkewajiban untuk menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada Jaksa penuntut Umum untuk selanjutnya dilakukan proses persidangan demi adanya kepastian hukum . Penyidikan Perkara TPPU dengan tindak pidana asal berupa tindak pidana korupsi. Isi dari ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyidikan TPPU dilakukan apabila menemukan bukti permulaan yang cukup saat melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai kewenangannya; 2. Kejaksaan selaku Penyidik tindak pidana korupsi bila menemukan TPPU Korupsi maka penyidikannya digabungkan. Ketentuan untuk menggabungka penyidikan tindak pidana korupsi sebagai predicate crime dengan penyidikan TPPU, sesuai dengan ketentuan Pasal 75 UU No. 8 Tahun 2010. 3. TPPU yang tidak diketahui predicate crime tetapi berindikasi adanya keterlibatan penyelenggara negara dan keuangan negara, maka penyidik kejaksaan dapat melakukan penyelidikan/penyidikan TPPU secara langsung tanpa terlebih dahulu melakukan penyelidikan/penyidikan tindak pidana korupsi. 4. Apabila dalam penyelidikan/penyidikan berjalan diketahui tindak pidana asal bukanlah tindak pidana korupsi, maka penyidik kejakaaan dapat melimpahkan ke penyidik yang berwenang 5. Apabila penyidik kejaksaan melakukan penyidikan tindak pidana korupsi dan TPPU, maka semua pasal sangkaan penyidikan dicantumkan dalam Surat Perintah Penyidikan dan Surat 22 ║ Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) Perintah lainnya yang terkait dengan tindakan penyelidikan dan memberitahukannya kepada PPATK. Dari kasus yang telah ditangani oleh penyidik terkait tindak pidana pencucian uang yang berasal dari predicrate perbankan yang terjadi di bank bukopin cabang tegal dengan tersangka Novel Fatrio, bahwa bank bukopin sesuai dengan laporan polisinya telah mengalami kerugian sebesar Rp. 25 M, dalam proses penyidikan yang menerapkan Undnag -Undang pencucian dengan harapan mengembalian aset, dan hal ini berhasil dengan telah dilakukan penyitaan terhadap 22 sertifikat yang ada pada pihak lain yang menerima hasil kejahatan poerbankan saudara Novel Fatrio, dari 22 sertifikat tersebut senilai kurang lebih 21 M, dan pada saat sidang aset tersebut sudah meningkat, dan akhirnya kerugian Bank Bukopin dapat dikembalikan, ini adalah contoh kasus pentingnya penerapan Undang-undang pencucian dalam pengungkapan tindak pidana asal sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Undang -undang no 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang. Target sebuah penyidikan dalam suatu tindak pidana sadalah penemuan bukti dan dari bukti yang diketemukan diharapkan dapat diketemukan adanya tindak pidana sekaligus tersangkanya. Dalam penyidikan yang berkait dengan Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang pada umumnya dan Tindak Pidana Kejahatan perbankan pada khususnya maka penyidik dapat memperoleh sumber tindakan dari 3 jalur: 1. Apabila PPATK menemukan indikator diketemukannya adanya transaksi mencurigakan maka lembaga ini akan memberikan laporan kepada penyidik. 2. Penyidik memperoleh laporan dari masyarakat adanya dugaan Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang. 3. Dari hasil pengembangan penyidikan pada tindak pidana asal yaitu tidak pidana perbankan yang perkaranya tengah disidik dan atau telah selesai disidik oleh penyidik tindak pidana asal. Dari sumber tindakan tersebut maka penyidik akan memulai langkah penyidikan terhadap Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang yang berasal dari tindak pidana asal perbankan. Sebagaimana telah digambarkan diatas, pada tahap ini penyidik Ditreskrimsus Jateng menghadapi beberapa kendala yang menyebabkan kurang maksimalnya penanganan Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang yang berasal dari tindak pidana asal perbankan di Jawa Tengah. Penyidikan terhadap tersangka NOVEL FATRIO bin ║ 23 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 H.FATCHUDIN, tidak hanya menetapkan saudara Novel selaku tersangka pelaku aktif namun penyidik juga menetapkan saudara PARMANTO sebagai pelaku pasif, dalam hal ini pihak yang menerima hasil kejahatan saudara Novel Fatrio, bahwa uang yang ditempatkan Novel kepada saudara Parmanto dibelikan aset berupa tanah dan rumah yang diatasnamakan saudara PARMANTO. Terkait penerapan pasal 5 Undang -Undang no 8 tahun 2010 kepada saudara Parmanto hal ini telah dapat dibuktikan oleh penyidik dengan telah melakukan pemeriksaan saksi – saksi, dan bukti yang telah diproleh, dalam hal ini pasal 5 adalah sebagai pelaku pasif, karena hanya sebagai pihak menerima namun mengetahui atau patut menduga bahwa uang yang diperoleh adalah dari hasil kejahatan perbankna saudara Novel Fatrio. C. Hambatan atau kendala Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Berasal Dari Predicate crime Mengenai hambatan penyidikan tindak pidana pencucian uang yang berasal dari predicate, Soerjono Soekanto memberikan penjelasan bahwa masalah pokok daripada penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral.62 62 Soerjono Soekanto, 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Selain terkait dengan pemblokiran ada beberapa hambatan yang harus dipecahkan dalam hal pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang diatur dalam aturan undang-undang tindak pidana pencucian uang yaitu : 1. Dalam penjelasan Pasal 74 Undang-undang no 8 tahun 2010 disebutkan bahwa yang disebut penyidik tindak pidana asal adalah POLISI, JAKSA, BNN, KPK,BEA CUKAI,PAJAK, hal ini sangat berpengaruh dalam hal pengungkapan tindak pidana asal yang mana ada beberapa instansi memiliki PPNS (Penyidik Pegawai Negeri melakukan proses penyidikan Sipil) yang memiliki kewenangan yang dapat diproses juga dengan pencucian uang namun terkendala dalam pasal 74 tersebut, termasuk adanya penyidik OJK yang dalam hal ini memiliki kewenangan melakukan proses penyidikan tindak pidana perbankan namun apabila dalam proses penyidikan perbankan ditemukan perbuatan lain yang dilakukan oleh tersangka yaitu pencucian uang hasil kejahatan perbankan tidak dapat melakukan penyidikan tindak pidana perbankan tersebut karena bukan penyidik tindak pidana asal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 Undang-Undang no 8 tahun 2010. 24 ║ Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 2. Terkait dengan pengungkapan kasus tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana asal Perbankan , kegiatan penyamarannya yang menjadi kendala penyidikan adalah yang melakukan proses transaksinya melalui tunai , sebagaimana contoh kasus tindak pidana perbankan yang terjadi di bank Bukopin Cabang tegal tersebut, dimana dalam kasus tersebut saudara Novel Fatrio melakukan proses pencairan kredit dengan cara pengambilan tunai dan sebagain melalui rekening, hal ini diperlukan kejelian dan ketelitian penyidik dalam melakukan pengungkapan kasus tindak pidana pencucian uang dan penyidik akan mengalami kesulitan apabila dari pihak-pihak yang terlibat tidak memberikan keterangan dengan benar. 3. Kompleksitas perkara sering memerlukan pengetahuan yang komprehensif. Sebagai contoh dalam kasus TPPU yang melibatkan institusi perbankan, maka selain harus mengatahui dan memahami pengetahuan di bidang pidana, aparat penegak hukum juga harus mengetahui dan memahami pengetahuan di bidang keuangan dan lalu lintas moneter. Dalam hal ini seringkali dibutuhkan bantuan dari pihak yang ahli untuk dimintai pendapatnya sebagai saksi ahli. 4. Tindak pidana TPPU pada umumnya melibatkan sekelompok orang yang saling menikmati keuntungan dari tindak pidana tersebut, Sehingga pelaku saling bekerja sama untuk menutupi perbuatan mereka. Hal ini menyulitkan aparat penegak hukum dalam mengungkap bukti-bukti yang ada 5. Waktu terjadinya tindak pidana TPPU terungkap setelah tenggang waktu yang cukup lama. Hal ini menyulitkan pengumpulan atau merekonstruksi keberaadaan bukti-bukti yang sudah terlanjur dihilangkan atau dimusnahkan. Disamping itu para saksi atau tersangka yang sudah terlanjur pindah ketempat lain juga berperan untuk menghambat proses pemeriksaan 6. Bahwa belum semua penyidik memahami tentang proses penanganan tindak pidana pencucian uang, dalam Pasal 75 Undang-undang No 8 tahun 2010 menjelaskan tentang penggabungan perkara tindak pidana pencucian uang, namun ada proses penyidikan tindak sebagian penyidik yang melakukan pidana pencucian uang menunggu keputusan hukum tetap dari predicate crime-nya, sehingga dapat memungkinkan akan dilakukan proses peralihan atas aset harta kekayaan pelaku tindak pidana, sehingga pada saat dimulai penyidikan tindak pidana pencucian uang, aset sudah beralih sehingga akan mempersulit proses penyidikan selanjutnya. 7. Semakin disosialisasikan penerapan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dalam pengungkapan kasus tindak pidana, ada kecenderuangan pelaku kejahatan mencari metode cara ║ 25 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 menyembunyikan harta hasil kejahatan yang memungkinkan tidak dapat dilacak dan belum ada aturan hukumnya, sehingga hal ini dapat menghambat penyidik dalam hal melakukan pengumpulan harta hasil kejahatan (recovery asset), asset yang diperoleh dari hasil kejahatan tersebut dialihkan kebeberapa pihak yang apabila dilakukan upaya hukum penyidik akan mendapatkan kendala terkait lamanya waktu proses peyelidikan dan penyidikan, karena penyidik harus melakukan koordinasi dengan pihak – pihak terkait untuk dapat melakukan pengumpulan bukti dan asset yang disembunyikan . Dari hambatan dan kendala yang dijelaskan tersebut diatas, penulis coba menyampaikan solusinya terkait hambatan dalam melakukan proses penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang yang berasal dari predicate crime perbankan : a. Perlu adanya aturan baru mengenai lamanya proses pemblokiran yang diajukan oleh aparat penegak hukum sehingga apabila dimungkinkan masih dibutuhkan dalam proses penyidikan, penyidik masih mempunyai kesempatan untuk mengamankan harta hasil kejahatan tersebut, selama ini yang dilakukan penyidik adalah membuat surat permohonan kepada Penyedia jasa Keuangan untuk melakukan perpanjangan blokir dengan harapan asset yang telah dimohonkan blokir tidak beralih kepada pihak lain . b. Perlu adanya perubahan dalam Undang-Undang no 8 tahun 2010 yang memperluas kewenangan penyidikan tindak pidana pencucian uang tidak hanya kepada 6 (enam) penegak hukum saja namun bisa diproses oleh penegak hukum yang lain yang memiliki kewenangan dalam melakukan proses penyidika tindak pidana asal. c. Perlu adanya aturan yang jelas tentang proses penanganan tindak pidana pencucian uang sehingga dapat memberikan pemahaman yang sama dalam melakukan proses penyelidikan dan penyidikan tindak pidana pencucian uang, dalam hal ini penyidik Ditreskrimsus Polda Jateng telah melakukan kerjasa sama baik dengan PPATK maupun dengan Pembina fungsi yaitu Bareskrim untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan Penanganan Kasus Tindak Podana Pencucian uang kepada penyidik kewilayahan dan juga untuk lingkungan di Ditreskrimsus sendiri dalam waktu jam pimpinan juga telah dilakukan pembelajaran bagaimana melakukan proses penyidikan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 Undang – Undang No 8 Tahun 2010 tersebut . d. Pemerintah perlu membuat aturan-aturan baru dalam hal ijin usaha melakukan kegiatan transaksi keuangan yang memungkinkan sebagai sarana pelaku kejahatan menyembunyikan asset harta kekayaanya, misalnya aturan terkait transaksi keuangan virtual, lembaga – lembaga 26 ║ Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) keuangan yang memungkinkan dapat dijadikan tempat untuk menyimpan harta kejahatan pencucian uang, contohnya terkait usaha penukaran valuta asing yang sangat rentan sebagai tempat melakukan pencucian uang, dalam hal ini penyidik Ditreskrimsus polda jateng telah bekerjasama dengan Bank Indonesia membentuk Tim untuk melakukan penindakan secara persuasive kepada pelaku PVA ( pengusaha valuta asing ) bukan bank yang tidak berijin dan dengan dilakukan penindakan tersebut ada beberpa PVA yang telah tutup kegiatan usahanya, namun karena dalam aturan bank Indonesia mengenai operasioanal PVA tersebut tidak ada Undang – Undang yang mengatur sangsi pidananya masih dapat dimungkinkan akan tetap ada Pengusaha Valuta asing yang tidak berijin yang sudah tutup kembali membuka usahanya dan dijadikan tempat untuk menampung uang hasil tindak pidana dan memungkinkan adalah menjadi sarana melakukan pencucian uang . Hingga saat ini Penyidik Polda Jawa Tengah belum pernah melakukan penyidikan TPPU korupsi, hal ini terjadi akibat kendala yang dihadapi yaitu : 1. Faktor Ekstern, tidak adanya surat perintah penyidikan (sprindik) khusus penanganan TPPU korupsi. Sprindik hanya diberikan untuk menyidik tipikor nya saja . Karena penanganan TPPU dari semua jenis tindak pidana asal berada dibawah kewenangan subdit ekonomi khusus. Sehingga apabila penyidik tipikor menengarai adanya TPPU dalam kasus korupsi yang sedang ditanganinnya, maka harus melakukan koordinasi dengan subdit eksus. Keadaan ini menimbulkan inefisiensi. 2. Faktor intern penyidik, penyidikan TPPU lazim akan berkaitan dengan sanak keluarga dan handai taulan tersangka korupsi. Hal ini menimbulkan rasa kasihan pada saat harus menyidik keluarga terutama keluarga terdekat tersangka. Perasaan yang sering timbul adalah setelah tersangka korupsi terbukti dan kemudian harta bendanya dibawah penyitaan negara, keluarga inti tersangka pada umumnya mengalami koleps perekonomian, keadaan ini menimbulkan rasa tidak tega apabila kemudian harus menetapkan tersangka bagi keluarga inti tersebut. Kejaksaan tinggi Jateng hingga saat ini baru pernah menangani penyidikan TPPU Korupsi sebanyak 1 (satu) kasus, kendala yang dihadapi Penyidik kejaksaan adalah : 1. Ketiadaan biaya penyidikan yang terpisah untuk menangani penyidikan TPPU. Sprindik penyidikan TPPU tidak ada, yang ada hanya sprindik tipikornya saja. Namun demikian penyidik kejaksaan yang menangani penyidikan tipikor secara umum berinisitaif untuk mengungkap TPPU Tipikor apabila memang dalam penyidikan tipikor terdapat indikasi ║ 27 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 TPPU. Namun demikian ketiadaan sprindik dan berimbas pada ketiadaan biaya penyidikan tentu saja sangat membatasi gerak dalam melakukan penyidikan tersebut. 2. Masih lemahnya koordinasi antar lembaga dalam memberikan data-data terkait asset yang diduga sebagai hasil TPPU maupun pembekuan asset tersebut Contohnya ketika hendak melakukan pemblokiran rekening di lembaga perbankan, melakukan pemblokiran asset tanah di BPN. Pihak perbankan tidak dengan mudah menyerahkan data identitas secara lengkap dari nasabahnya tersebut, demikian pula BPN juga enggan untuk mencarikan data asset-asset yang dimiliki tersangka yang sedang disidik. 3. PENUTUP Kesimpulan 1. Pada pasal 2 UU No.8 Tahun 2010 diatur mengenai jenis-jenis tindak pidana yang hasil dari tindakan pencucian uang salah satunya adalah perbankan. Dalam studi kasus tersebut diatas adalah Modus operasi tersangka yaitu saudara Novel Fatrio selaku pegawai bank Bukopin telah melakukan perbuatan tindak pidana perbankan dengan membuat pengajuan kredit dari beberapa KPTR ( koperasi tebu rakyat ) yang ada di wilayah batang, pekalongan, dan Tegal, dimana pengajuan kredit tersebut adalah fiktif, sehingga saudara Novel Fatrio dikenakan pasal 49 1. Undang – Undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan dan pasal 3 Undang – Undnag No 8 tahun 2010 tentang tidanka pidana pencucian uang , karena hasil pengajuan kredit fiktif tersebut diterima oleh saudara Novel fatrio dan ditempatkan di beberapa rekening yang selanjutnya dibelikan asset atas nama saudara PARMANTO sehingga Oleh penyidik saudara PARMANTO dikenakan pasal 5 Undang-undang no 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang. 2. Mekanisme penyidikan tindak pidana pencucian uang diawali dengan adanya laporan polisi atas nama tersangka NOVEL FATRIO bin H. FATCHUDIN. Dari laporan tersebut dimulailah penyelidikan dengan mendengarkan keterangan saksi- saksi terkait kasus tersebut lalu mendengarkan keterangan pendapat para ahli. Setelah berkas dan bukti dianggap memenuhi syarat, maka berlanjut ke ranah Pengadilan dengan mendengarkan tuntutan hukum dari Penuntut Umum sampai dibuktikan kejahatan tersangka, untuk selanjutnya bisa dilakukan penyitaan maupun pemblokiran aset-aset hasil Tindak Pidana Kejahatan Pencucian Uang 28 ║ Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No. 1 September 2017 Penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang … (Sulistyoningsih) 3. Bahwa dari hasil pengungkapan Tindak Pidana Pnecucian uang yang berasal dari predicate crime perbankan pada kasus Bank Bukopin Cabang tegal, bahwa kerugian bank bukopin adalah kurang lebih 25 Milyar, dari hasil pengungkapan dapat disita 22 sertifikat rumah dan tanah yang senilai 22M, sehingga pengungkapan kasus dengan menggunakan pasal tindak pidana pencucian uang sangat efektif dan sesuai dengan tujuan diundangkannya Undnag – Undang No 8 tahun 2010 yaitu dapat mengembalikan kerugian dari pihak yang dirugikan atau pihak yang berhak untuk mendapatkan asset tersebut. 4. Beberapa hambatan yang harus dipecahkan dalam hal pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang diatur dalam aturan undang-undang tindak pidana pencucian uang yaitu : a. Dalam penjelasan Pasal 74 Undang-undang no 8 tahun 2010 disebutkan bahwa yang disebut penyidik tindak pidana asal adalah POLISI, JAKSA, BNN, KPK, BEA CUKAI,PAJAK, hal ini sangat berpengaruh dalam hal pengungkapan tindak pidana asal yang mana ada beberapa instansi memiliki PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) namun tidak memiliki kewenangan melakukan proses penyidikan Tindak Pidana Pencucian Uang . b. Terkait dengan pengungkapan kasus tindak pidana pencucian uang yang melakukan proses transaksinya melalui tunai, penyidik mengalami kesulitan apabila dari pihakpihak yang terlibat tidak memberikan keterangan dengan benar. c. Belum semua penyidik memahami tentang proses penanganan tindak pidana pencucian uang. c. Semakin beragamnya metode cara menyembunyikan harta hasil kejahatan oleh pelaku yang memungkinkan tidak dapat dilacak dan belum ada aturan hukumnya, sehingga hal ini dapat menghambat penyidik dalam hal melakukan pengumpulan harta hasil kejahatan (recovery asset). DAFTAR PUSTAKA Barda Nawawi Arief, 1998. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara E.R Burke, 2001. Tracing Illegal Proceeds Work Book, (Investigation Training Institute. Henry Cambel Black, 1999. Black‟s Law Dictionary, Seventh Edition. Paulmin West Publicing. Co., ║ 29 Jurnal Reformasi Hukum Vol. 1. No.1 September 2017 : 19 - 30 Ganarsih, Yenti 2009. Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering).Jakarta : FH.UI. Joshua Dressler, 1999. Criminal Law, Casenote Law Outlines, Santa Monica, CA. Mardjono Reksodiputro, 2007. Pembaharuan Hukum Pidana – Kumpulan Karangan Buku Keempat, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum d/h. Lembaga Kriminologi Universita Indonesia. Muchtar Kusumaatmaja, 1986, Pembi naan Hukum Dalam Rangka Pembangunan Nasional, Bina Cipta, Bandung. N.H.T. Siahaan, Pencucian Uang Dan Kejahatan Perbankan, cet.1, (Jakarta: Pustaka SinarHarapan, 2002), hal.6. Nyoman Serikat Putra Jaya, 2006. Bahan Kuliah Sistem Peradilan Pidana, Program Magister Ilmu Hukum, Undip, Semarang. Philips Darwin, 2012, Money Laundering, Cara Memahami Dengan Tepat Dan Benar Soal Pencucian Uang. Penerbit Sinar Ilmu. Sjahdeini, Sutan Remy, 2007. Seluk-Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta, Grafiti, 2007 Soemitro, Ronny H, 1982. Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:Ghalia. Solichin Abdul Wahab, 1997. Kebijakan Sosial, Analisis Kebijakan, Edisi kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sultan Zanti Arbi dan Wayan Ardana, 1997. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial, CV. Rajawali, Jakarta. Thomas Suyatno Dkk, 2012. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Edisi Ketiga. Yusuf, Muhammad. 2013. Merampas Aset Koruptor; Solusi Pemberantasan Korupsi di Indonesia, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. 30 ║