BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR TENTANG HARGA

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR TENTANG HARGA DIRI RENDAH
1. Pengertian
Pengertian tentang harga diri rendah disampaikan oleh
beberapa sumber. Harga diri rendah menurut Keliat (2006)
digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri dan
harga diri merasa gagal mencapai keinginan. Selain itu juga Harga diri
rendah adalah evaluasi dari atau kemampuan diri yang negatif dan
dipertahankan dalam waktu yang lam (Nanda 2005 dalam Direja,
2011).
Menurut Keliat (2010), Harga diri rendah adalah kondisi
seseorang yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan
orang lain yang berpikir adalah hal negatif diri sendiri sebagai individu
yang gagal, tidak mampu, dan tidak berprestasi.
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya
tidak diterima dilingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang
dirinya (Barry, dalam Fitria 2009).
Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
gangguan harga diri rendah adalah gangguan konsep diri dimana harga
diri merasa gagal mencapai keinginan, perasaan tentang diri yang
negatif dan merasa dirinya lebih rendah dibandingan orang lain.
10
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11
Harga diri rendah adalah penilaian subjektif individu terhadap
dirinya; perasaan sadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi,
peran, dan tubuh (Kusumawati, 2010).
Menurut Fitria (2009) harga diri rendah dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Harga diri rendah situsional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai
diri
dalam
berespon
terhadap
suatu
kejadian
(Kehilangan, perubahan)
b. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waaktu lama.
2. Etiologi
Menurut Stuart Gail (2007) :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak
realistis, kegagalan
yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
idealdiri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi peran
Dimasyarakat umumnya peran seseorang disesuai
dengan jenis kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap
kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyektif dan rasional
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12
sedangkan pria dianggap kurang sensitif, kurang hangat,
kurang ekspresif dibandimg wanita. Sesuai dengan standar
tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya
maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
Misal: seorang istri yang berperan sebagai kepala rumah tangga
atau seorang suami yang mengerjakan pekerjaan rumah, akan
menimbulkan masalah. Konflik peran dan peran tidak sesuai
muncul dari faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap
wanita atau pria. Peran yang berlebihan muncul pada wanita
yang mempunyai sejumlah peran.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Meliputi ketidakpercayaan, tekanan dari teman sebaya
dan perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga
pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya
diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa
bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Kontrol orang tua
yang berat pada anak remaja akan menimbilkan perasaan benci
pada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan,
dan diakui oleh kelompoknya.
4) Faktor biologis
Adanya
kondisi
sakit
fisik
secara
yang
dapat
mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang dapat pula
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13
berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak,
contoh kadar serotonin yang menurun dapat mengakibatkan
klien
mengalami
depresi
dan
pada
pasien
depresi
kecenderungan harga diri rendah kronis semakin besar karena
klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.
b. Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap
situasi yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan.
Situasi atas stresor dapat mempengaruhi komponen.
Stresor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah
hilangnya bagian tubuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang,
prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stresor yang dapat
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan
kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan sodara, kesalahan dan kegagalan berulang, citacita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri.
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma
budaya,
nilai-nilai,
serta
tekanan
untuk
bertambah
atau
kelahiran
atau
menyesuaikan diri.
2) Transisi
peran
berkurangnya
situasi
anggota
terjadi
keluarga
dengan
melalui
kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan,
atau
fungsi
tubuh,
perubahan
fisik
yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan
tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu
gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.
3. Tanda dan Gejala
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri
sendiri.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15
c. Mengalami gejala fisik, misal : tekanan darah tinggi, gangguan
pengunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga,
halusinasi.
h. Merusak diri : harga diri rendah menyokong klien untuk
mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan terhadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16
4. Proses Terjadinya Masalah
Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan
dari harga diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat
juga terjadi karena individu tidak pernah mendapat feed back dari
lingkungan tentang perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin
kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif untuk
mendorong individu menjadi harga diri rendah.
Harga diri rendah kronis disebabkan banyak faktor. Awalnya
individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),
individu berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga
timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan
fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena
kegagalan menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri
rendah situasional, jika lingkungan tidak memberi dukungan positif
atau justru menyalahkan individu dan terjadi secara terus menerus
akan mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah kronis.
Tabel II.1 Rentang Respon Konsep Diri
Rentang Respon Konsep Diri
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Aktualisasi
Konsep
Harga diri
Kerancuan
diri
diri positif
rendah
identitas
Depersonalisasi
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17
5. Psikopatologi
Gambar II.1 Psikopatologi Harga Diri Rendah
Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempunyai
harga diri penampilan
peran
idetitas personal
Ketidak percayaan
Penolakan orang tua,
Harapan orang tua yang
orang tua tekanan
Faktor presipitsi
dari kelompok, sebaya
tidak realsitis,
perubahan struktur
Kegagalan yang
Trauma ketegangan peran sosial.
berulang,
Kurang mempunyai
Penilaian stressor
tanggung jawab personal,
Ketergantungan pada
Sumber koping
orang lain,
Ideal diri yang tidak
Integritas ego
realistis.
Mekanisme koping
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Orientasi
Rentang Respons
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Aktualisasi diri Konsep diri
Harga diri rendah
Kerancauan Depersonalisasi
Rendah
Menurut Stuart dan Laraia, (1998)
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18
Keterangan :
a. Respon adaptif :
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat
membangun (konstruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang
menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
b. Respon maladaptif :
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan
ketidakseimbangan dalam diri sendiri.
c. Aktualisasi diri :
Respon
adaptif
yang
tertinggi
karena
individu
dapat
mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya.
d. Konsep diri positif :
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya
secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu berpikir
secara positif dan realistis.
e. Harga diri rendah :
Transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptif.
f. Kekacauan identitas :
Suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan berbagai
identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian psikososial
dewasa yang harmonis.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19
g. Depersonalisasi :
Suatu perasaan yang tidak realistis dan keasingan dirinya dari
lingkungan. Hal ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan
kegagalan dalam uji realitas. Individu mengalami kesulitan dalam
membedakan diri sendiri dan orang lain, dan tubuhnya sendiri
terasa tidak nyata dan asing baginya.
6. Terapi Somatik
Menurut Riyadi, & Purwanto, (2009) Terapi somatik adalah
terapi yang diberikan kepada klien dengan tujuan mengubah perilaku
yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif dengan melakukan
tindakan dalam bentuk perlakuan fisik. Terapi somatik telah banyak
dilakukan pada klien dengan gangguan jiwa seperti terapi somatik
restrain, seklusi, elekrokonvulsi, dan foto terapi.
a. ECT (Electro Convulsif Therapie)
Suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik.
Indikasi ECT yaitu :
1) Klien depresi pada psikosa manik depresi, klien skizofrenia
stupor kotatonik dan gaduh gelisah katatonik.
2) Klien dengan penyakit depresi mayor yang tidak berespon
terhadap antidependen atau yang tidak dapat minum obat.
3) Klien dengan gangguan bipolar yang tidak berespon terhadap
obat.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20
4) Klien bunuh diri akut yang cukup lama tidak menerima
pengobatan untuk mencapai efek terapeutik.
Sedangkan kontra indikasi ECT yaitu :
1) Peningkatan tekanan intra cranial (karena tumor otak, infeksi
SPP).
2) Keguguran pada kehamilan gangguan sistem muskuloskeletal,
osteoartritis berat, osteoporosis, fraktur karena kejang grandma.
3) Gangguan
kardiovaskuler,
infrak
miokardium,
anggia,
hipertensi, aritmia, dan aneurisma.
4) Gangguan sistem pernafasan, asma bronkial.
5) Keadaan lemah.
b. Foto Terapi atau Sinar
Terapi somatik pilihan. Terapi ini diberiakan dengan
memaparkan klien pada sinar terang (5-20 kali lebih terang dari
sinar ruangan). Klien disuruh duduk dengan mata terbuka 1,5
meter, didepan klien diletakan lampu flouresen spectrum luas
setinggi mata. Waktu dan dosis terapi ini bervariasi pada tiap
individu. Beberapa klien berespons jika terapi diberikan pagi hari,
sementara klien ini lebih bereaksi kalau dilakukan terapi pada
waktu sore hari. Semakin sinar terang, semakin efektif terapi
perunit waktu.
Terapi sinar berlangsung dalam waktu yang tidak lama
namun cepat menimbulkan efek terapi. Kebanyakan klien merasa
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21
sembuh 3-5 hari tetapi klien dapat kembali kambuh jika terapi
dihentikan. Terapi ini dapat menurunkan 75% gejala depresi yang
dialami klien depresi minum dingin atau gangguan afektif
musiman.
Efek samping yang terjadi setelah dilakukan terapi dapat
berupa nyeri kepala, insomnia, kelelahan, mual, mata kering,
keluar sekresi dari hidung dan rasa lelah pada mata.
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahan koping jangka pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego
untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan ( Stuart & Gail, 2007 ).
a. Pertahanan jangka pendek mencakup berikut ini :
1) Aktifitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis
indentitas diri (misalnya, konser musik, bekerja keras,
menonton televisi secara obsesif )
2) Aktifitas yang memberikan identitas pengganti sementara (
misalnya, ikut serta dalam klub sosial, agama, politik,
kelompok, gerakan atau genk )
3) Aktifitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif,
prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas )
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22
4) Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk
membuat identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat
ini ( misalnya, penyalahgunaan obat )
b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
1) Penutupan identitas-adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
atau potensi diri individu.
2) Identitas negatif, asumsi identitas yang tidak sesuai dengan
nilai dan harapan yang diterima masyarakat.
8. Sumber Koping
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan prilakunya,
mempunyai beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi :
Aktifitas olah raga dan aktifitas diluar rumah, hobi dan kerajinan
tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perwatan diri, pendidikan
atau pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu,
kecerdasan, imajinasi dan kreatifitas, hubungan interpersonal. ( Stuart
& Gail,2007 ).
9. Penatalaksanan Medis
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga
diri rendah kronis adalah :
a. System Limbic yaitu pusat emosi, dilihat dari emosi pada klien
dengan harga diri rendah yang kadang berubah seperti sedih, dan
terus merasa tidak berguna atau gagal terus menerus.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23
1) Hipothalmus yang juga mengatur mood dan motivasi, karena
melihat kondisi klien dengan harga diri rendah yang
membutuhkan lebih banyak motivasi dan dukungan dari
perawat dalam melaksanakan tindakan yang sudah dijadwalkan
bersama-sama dengan perawat padahal klien mengatakan
bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.
2) Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk
mengatur arus informasi sensori yang berhubungan dengan
perasaan untuk mencegah berlebihan di korteks. Kemungkinan
pada klien dengan harga diri rendah apabila ada kerusakan
pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang masuk
tidak dapat dicegah atau dipilih sehingga menjadi berlebihan
yang mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu
mendominasi pikiran dari klien.
3) Amigdala yang berfungsi untuk emosi.
Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang
dapat digunakan adalah:
1) Electroencephalogram
(EEG),
suatu
pemeriksaan
yang
bertujuan memberikan informasi penting tentang kerja dan
fungsi otak.
2) CT Scan, untk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi.
3) Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT),
melihat wilayah otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24
dan menggambarkan perubahan-perubahan aliran darah yang
terjadi.
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI), suatu tehnik radiologi
dengan menggunakan magnet, gelombang radio dan komputer
untuk mendapatkan gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat
mendeteksi perubahan yang kecil sekalipun dalam struktur tubuh
atau otak. Beberapa prosedur menggunakan kontras gadolinium
untuk meningkatkan akurasi gambar.
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan
ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak seperti:
a. Acetylcholine (ACh), untuk pengaturan atensi dan mood,
mengalami penurunan.
b. Norepinephrine, mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan
orientasi; mengatur fight-flight dan proses pembelajaran dan
memori, mengalami penurunan yang mengakibatkan kelemahan
dan depresi.
c. Serotonin, mengatur status mood, mengalami penurunan yang
mengakibatkan klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif
dan tidak berdaya.
d. Glutamat, mengalami penurunan, terlihat dari kondisi klien yang
kurang energi, selalu terlihat mengantu. Selain itu berdasarkan
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25
diagnosa
medis
klien
yaitu
skizofrenia
yang
sering
mengindikasikan adanya penurunan glutamat.
Adapun jenis alat untuk pengukuran neurotransmitter yang dapat
digunakan:
a. Positron Emission Tomography (PET), mengukur emisi atau
pancaran dari bahan kimia radioaktif yang diberi label dan telah
disuntik kedalam aliran darah untuk menghasilkan gambaran dua
atau tiga dimensi melalui distribusi dari bahan kimia tersebut
didalam tubuh dan otak. PET dapat memperlihatkan gambaran
aliran darah, oksigen, metabolisme glukosa dan konsentrasi obat
dalam jaringan otak. Yang merefleksikan aktivitas otak sehingga
dapat dipelajari lebih lanjut tentang fisiologi dan neuro-kimiawi
otak.
b. Transcranial Magnetic Stimulations (TMS), dikombinasikan
dengan MRI, para ahli dapat melihat dan mengetahui fungsi
spesifik dari otak. TMS dapat menggambarkan proses motorik dan
visual dan dapat menghubungkan antara kimiawi dan struktur otak
dengan perilaku manusia dan hubungannya dengan gangguan jiwa.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan (Direja, 2011). Data-data tersebut dikelompokan menjadi
faktor predisposisi, presipitasi, penilaian, terhadap stresor, sumber
koping, dan kemampuan koping yang dimlilki klien. Data-data yang
diperoleh selama pengkajian juga dapat dikelompokan menjadi data
subjektif dan data objektif. Data subjektif merupakan data yang
disampaikan secara lisan oleh klien maupun keluarga klien melalui
proses wawancara. Sedangkan data objektif adalah data yang
ditemukan secara nyata pada klien melalui observasi atau pemeriksaan
langsung oleh perawat (Keliat, Panjaitan & Helena, 2006).
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
a. Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di
rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa yang
sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
b. Faktor presdisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009).
c. Faktor presipitasi
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau
bentuk
tubuh,
mengalami
kegagalan,
serta
menurunnya
produktivitas (Fitria, 2009).
d. Konsep diri
1) Gambaran diri
: Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
tubuh yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang
tidak disukai dan bagian yang disukai.
2) Ideal diri
: Persepsi individu tentang bagaimana dia
seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan,
atau nilai personal tertentu.
3) Harga diri
: Penilai individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku
dirinya dengan ideal diri.
4) Identitas
bertanggung
: Prinsip pengorganisasian kepribadian yang
jawab
terhadap
kesatuan,
kesinambungan,
konsentrasi, dan keunikan individu.
5) Peran
: Serangkaian pola perilaku yang diharapkan
oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di
berbagai kelompok sosial.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28
2. Pohon Masalah
Gambar II.2 Pohon Masalah
Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan-----Akibat
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi-----Akibat
Isolasi Sosial-----Akibat
Harga Diri Rendah
-----Care Problem
Kronis
Koping Individu Tidak Efektif
Traumatik Tumbuh Kembang
Penyebab
Penyebab
(Yosep, 2009).
3. Diagnosa Keperawatan
a. Harga diri rendah kronis.
b. Koping individu tidak efektif.
c. Isolasi sosial.
d. Perubahan persepsi sensori : halusinasi.
e. Resiko perilaku kekerasan
(Yosep, 2009).
4. Intervensi
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan
khusus, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus
pada penyelesaian permasalahan dari diagnosis tertentu. Tujuan umum
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29
dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan
khusus berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosis tertentu.
Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai
atau dimilki klien (Direja, 2011).
a. Harga diri rendah kronis.
1) Tum
: Klien dapat meningkatkan harga dirinya.
2) Tuk
:
a) Klien mampu membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
c) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
d) Klien dapat merancang kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimilki.
e) Klien dapat melakukan kegiatan.
3) Intervensi :
a) Bina hubungan terapeutik.
b) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih
dimilki klien.
c) Beri kesempatan klien untuk mencoba.
d) Setiap bertemu klien hindarkan penilaian agresif.
e) Utamakan memberikan pujian realistik.
f) Diskusikan dengan klien kegiatan yang masih bisa
digunakan.
g) Rencanakan bersama.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30
h) Beri reinforcement positif atas usaha klien.
b. Koping individu tidak efektif
1) Tuk
: Klien dapat meningkatkan koping individu tidak
efektif.
2) Tik
:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
b) Klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosinya
c) Klien dapat memodifikasi pola kognitif yang negatif
d) Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping
e) Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik, dan
aktivitas yang terjadwal
3) Intervensi :
a) Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa
adanya dan bersifat empati
b) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi
diri perawat sendiri (Misalnya : Rasa marah, frustasi,
simpati)
c) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang
suportif
d) Beri waktu untuk klien berespon pujian
e) Tunjukkan respon emosional dan menerina klien apa
adanya
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31
f) Gunakan tehnik komunikasi terapeutik
g) Bantu klien mengekspresikan perasaanya
h) Bantu mengidentifikasi area situasi kehidupannya yang
tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
i) Diskusikan masalah yang dihadapi klien
j)
Identifikasi
pemikiran
negatif,
bantu
menurunkan
interupsi/ subsitusi
k) Bantu meningkatkan pemikiran yang positif
l) Terima klien apa adanya, jangan menentang keyakinannya
m) Kenalkan realitas
n) Beri umpan balik tentang perilaku, stressor dan sumber
koping
o) Kuatkan ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan
kesehatan emosional
p) Beri batasan perilaku maladaptif
q) Beri klien aktivitas yang produktif
r) Beri latihan fisik sesuai bakatnya
s) Bersama klien buat jadwal aktivitas yang dapat dilakukan
sehari – hari
t) Libatkan keluarga dan sistem pendukung lainnya
c. Isolasi sosial.
1) Tum
: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32
2) Tuk
:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien
dapat
mengetahui
keuntungan
dan
kerugian
berhubungan dengan orang lain.
c) Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial.
d) Klien dapat berkenalan.
e) Klien dapat menentukan topik pembicaraan.
f) Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
berkenalan dengan orang lain (perawat).
g) Klien dapat berinteraksi dengan secara bertahap berkenalan
dengan orang kedua (pasien lain).
3) Intervensi
:
a) Beri salam dan panggil nama klien.
b) Sebutkan nama perawat dan sambil berjabat tangan.
c) Jelaskan tujuan interaksi.
d) Jelaskan kontrak yang akan dibuat.
e) Beri rasa aman dan tunjukan sikap empati.
f) Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya.
g) Bantu klien mengungkapkan alasan klien dibawa ke rumah
sakit.
h) Beri
kesempatan
klien
mengatakan
keuntungan
berhubungan atau berinteraksi.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33
i) Beri
kesempatan klien untuk
mengatakan
kerugian
berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
j) Beri kesempatan klien mencontohkan teknik berkenalan.
k) Beri kesempatan klien menerapkan teknik berkenalan.
l) Beri kesempatan klien dan bantu klien menentukan topik
pembicaraan.
m) Latih berhubungan sosial secara bertahap dengan perawat.
n) Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
o) Latih cara berkenalan dengan dua orang atau lebih dengan
teman satu ruangan atau sesama pasien.
p) Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
d. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
1) Tum
: Klien dapat mengontrol halusinasi
2) Tuk
:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengenal halusinasi.
c) Klien dapat mengontrol halusinasi.
d) Klien
memilih
cara
mengatasi
seperti
yang
telah
didiskusikan.
e) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol
halusinansi.
f) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
34
3) Kriteria Hasil
:
a) Ekspresi wajah bersahabat
b) Menunjukan rasa senang
c) Ada kontak mata
d) Mau berjabat tangan
e) Mau menyebutkan nama
f) Mau menjawab salam
g) Klien mau duduk berdampingan dengan perawat
h) Mau mengutarakan masalah yang dihadapinya
i) Klien dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
j) Klien dapat menyebutkan waktu, isi, dan frekuensi
timbulnya halusinasi
k) Klien dapat menyebutkan tindakan yang dilakukan untuk
mengontrol halusinasinya.
l) Klien dapat menjalin hubungan saling percaya dengan
perawat.
m) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan
tindakan untuk mengendalikan halusinasi.
n) Klien dan keluarga mampu menyebutkan manfaat, dosis,
dan efek samping.
o) Klien dapat menginformasikan manfaat dan efek samping
obat.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
35
p) Klien dapat memahami akibat pemakaian obat tanpa
konsultasi.
q) Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat.
4) Intervensi
:
a) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan
prinsip komunikasi terapeutik.
b) Sapa klien dengan ramah
c) Perkenalkan diri dengan sopan.
d) Tanya nama lengkap klien.
e) Jelaskan tujuan pertemuan.
f) Jujur dan tepati janji.
g) Tujukan sikap empati.
h) Beri perhatian kepada klien.
i) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi.
j) Bantu klien mengenal halusinasi.
k) Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan
halusinansi.
l) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan
jika terjadi halusinasi.
m) Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian
pada klien.
n) Bantu klien melatih cara memutus halusinansi.
o) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
36
p) Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika
mengalami halusinansi.
q) Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang
gejala halusinasi yang dialami.
r) Cara yang dapat dilakukan klien untuk memutuskan
halusinansi.
s) Cara merawat halusinansi dirumah, beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri.
t) Cara merawat halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri.
u) Beri reinforcement karena sudah berinteraksi.
v) Diskusikan dengan klien keluarga tentang dosis, frekuensi
dan manfaat obat.
w) Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan
merasakan manfaat.
x) Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat,
efek samping obat
y) Bantu klien minum obat.
(Sumber Yosep, 2011)
e. Resiko perilaku kekerasan
1) Tum
: Klien dapat mengontrol atau mencegah
perilaku kekerasaan baik secara fisik, sosial, verbal, dan
spiritual.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
37
2) Tuk
:
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan.
c) Klien
dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku
kekerasan.
d) Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan.
3) Intervensi
:
a) Bina hubungan saling percaya dengan
menerapkan
komunikasi terapeutik.
b) Bantu klien mengungkapkan perasaan.
c) Bantu
klien
untuk
mengungkapkan
tanda
perilaku
kekerasan.
d) Diskusikan dengan klien keuntungan dan kerugian perilaku
kekerasan.
e) Diskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku
kekerasan.
f) Anjurkan klien mempraktekan latihan.
5. Implementasi
Implementasi
tindakan
keperawatan
disesuaikan
dengan
rencana tindakan keperawatan. Pada situasi nyata implementasi
seringkali jauh berbeda dengan rencana (Direja, 2011).
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
38
6. Evaliasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus
pada respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan. Evaluasi
dapat dilakukan menggunakan pendekatan S.O.A.P yaitu subjektif,
objektif, analisis, perencanaan pada klien dan perencanaan pada
perawat.
Asuhan Keperawatan Pada..., EKA NUR HALIFAH Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Download