BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengakomodasi karakteristik join (APORA bottle connector system) yang digunakan pada disain maka dilakukan pemodelan dalam dua bentuk. Yakni dalam model struktur dengan sambungan rigid joint dan joint sendi. Dari hasil analisis struktur diperoleh hasil output gaya dalam dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan sistem pembebanan yang dilakukan pada titik-titik kumpul mengakibatkan raksi yang terjadi pada batang menjadi tidak terlalu berbeda, karena tidak timbul momen yang besar akibat pembebanan sehingga yang terjadi adalah dominan gaya axial pada batang. Untuk itu diambil kesimpulan untuk mendisain struktur dengan sistem joint sendi, hal ini diambil untuk menghindari terjadinya momen yang dapat membuat sambungan baut yang terhubung ke ball joint menjadi patah jika didisain rigid. 2. Untuk menghidari momen yang besar, dilakukan dengan membatasi defleksi maksimum dengan membatasi besar defleksi kurang dari L/360. Hal ini dapat membuat batang menjadi relatif kaku. Dari analisis struktur diperoleh defleksi maksimum terdapat di tengah-tengah bentang atap utama, yakni sebesar 0.06357 meter. 3. Pembebanan angin menjadi pembebanan yang memiliki efek sangat besar pada struktur. Hal ini dikarenakan struktur atap yang relatif ringan dan geometri atap berbentuk lengkung dengan bentang yang panjang, yakni mencapai 95 meter. Peraturan pembebanan di Indonesia belum mengakomodasi untuk jenis struktur seperti ini. Untuk itu penulis menggunakan peraturan American Society of Civil Engineers, ASCE 7 – 05. Peraturan ini membahas pembebanan angin dengan lebih menyeluruh. Bahasan yang ditinjau pada ASCE 7 -05 ini antara lain, kategori exposure lahan, faktor kepentingan struktur, faktor topografi lokasi pendirian struktur, efek topografi dan lain-lain. ANALISIS STRUKTUR RANGKA RUANG ATAP VELODROME TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR VI - 1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 4. Pembebanan gempa tidak memilki pengaruh yang besar pada struktur velodrome ini. Hali ini dikarenakan struktur atap yang relatif ringan dan juga daerah tempat mendirikan velodrome di Tenggarong Kalimantan Timur merupakan zona gempa lemah yakni zona 2. 5. Masalah perubahan temperatur adalah masalah yang umum pada disain konstruksi, terutama disain struktur atap yang terkena radiasi langsung dari sinar matahari. Di Indonesia perbedaan temperatur antara suhu ruangan dengan suhu maximum maupun minimum hanya berkisar ± 10oC. Beban temperatur yang relatif kecil ini tidak begitu dominan menimbulkan reaksi gaya dalam axial pada batang sehingga pengaruhnya lebih kecil dibanding beban-beban yang lain. 6. Faktor ekonomi sangat menentukan untuk memutuskan suatu disain struktur layak atau tidak untuk dilaksanakan. Untuk itu sangat diperlukan disain yang optimum dan ekonomis sehingga tidak memerlukan biaya yang besar. Pada disain atap velodrome ini digunakan sistem rangka ruang (space truss) yang di Industri biasa disebut space frame dan menggunakan member jenis pipa baja. Sistem ini relatif lebih hemat bila dibandingkan dengan penggunaan baja konvensional untuk struktur dengan bentang yang cukup panjang (> 40 meter). Efisiensi yang dapat dicapai untuk penggunaan member jenis ini dapat mencapai 33%. Dari hasil perhitungan diperoleh berat struktur 20.06 kg/m2, sedangkan jika menggunakan baja konvensional pada umumnya berat struktur dapat mencapai 30 kg/m2. 7. Penggunaan pipa baja ini juga merupakan pendukung aspek arsitektural sehingga dapat menambah nilai estetika dari bangunan yang membuat sruktur jadi lebih indah untuk dipandang. ANALISIS STRUKTUR RANGKA RUANG ATAP VELODROME TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR VI - 2 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Dalam proses disain hendaknya proses pengecekan kekuatan dan kekakuan harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Sehingga hasil perencanaan struktur benarbenar memenuhi syarat kekuatan dan kekakuan. 2. Perlunya pemahaman disain yang lebih baik dari perencana agar tidak hanya mengejar disain struktur yang ringan tetapi juga memenuhi persyaratan keamanan sistem struktur dengan cara meninjau sistem struktur secara menyeluruh sehingga tidak timbul ekses yang tidak dinginkan. 3. Dalam proses disain juga perlu koordinasikan yang baik antara perencana arsitektur dengan perencana struktur, sehingga dihasilkan sebuah rancangan yang ekonomis, aman, dan indah untuk dipandang. 4. Perlunya aspek keindahan pada bangunan juga diperlukan untuk menjadi nilai tambah dari banguan itu sendiri sehingga dapat menjadi Landmark pada suatu daerah. 5. Perlunya diterbitkan oleh pembuat peraturan pendirian gedung di Indonesia mengenai aturan bangunan di Indonesia untuk jenis struktur yang khusus seperti ini dengan tinjauan disain yang lebih komprehensif. Sehingga disain dapat mewakili kondisi real di lapangan. ANALISIS STRUKTUR RANGKA RUANG ATAP VELODROME TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR VI - 3