JURNAL PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK WULELE SANGGULA II KENDARI OLEH HARDIA SAFITRI A1B612005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016 The Increased of Children Cognitive Ability Using Picture Cards Medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten Hardia Safitri ABSTRACK Hardia Safitri. 2016. " The Increased of Children Cognitive Ability Using Picture Cards Medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten". Scription. Teaching Education Early Childhoon Education Departement, the Faculty of Education Halu Oleo University. The first adviser by Mrs. Sitti Rahmaniar Abubakar and the second adviser by Mr. Ratulangi. The Problems in this research is how to increased the children cognitive ability using picture medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten?. This research aims to increasingly the children cognitive ability using picture cards medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten. The benefits of this research are expected to optimize cognitive abilities of children in terms of counting by using picture cards medium. This research is a classroom action research, that conducted in two cycles by follows of the ection research prosedure, that’s: (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection. The subjects in this research are teacher and students at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten, totaling thirteen people consist of four girls and nine sons aged five to six years. Based on data analysis according value standard of prosess indicator how to successfully of achievement ≥ 85%. Results of activity observation of teachers to teach in the first cycle reached 71,4%, while the results of learning activities of students in the first cycle reached 57%. Teaching activitie of teachers has increased in the second cycle reached 92,8%, and the learning activities of students also increased in the second cycle reached 85,7%. Besed of the analysis of data in accordance with the standard values for indicators of children learning outcomes either individually or classical is successful when getting ≥75%, could be BSB and BSH category. The results of the research, the cognitive abillities of childrend in the first cycle that reached 61,6%. In the second cycle reached 84,6%. This research could be conculded that children cognitive abilities could be increased using picture cards medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten the academic year 2015/2016. Keywords: Cognitive Ability, Picture Cards Medium Hardia Safitri (2016) “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dengan Menggunakan Media Kartu Bergambar pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Wulele Sanggula II Kendari”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Pembimbing I Ibu Sitti Rahmaniar Abubakar dan Pembimbing II Bapak Ratulangi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu bergambar pada Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari?. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu bergambar pada Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari. Manfaat Penelitian ini adalah penilitian diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif anak dalam hal berhitung dengan menggunakan media kartu bergambar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik pada Kelompok B Taman Kanakkanak Wulele Sanggula II Kendari yang berjumlah 13 orang yang terdiri atas 4 orang anak perempuan dan 9 orang anak laki-laki dengan rentang usia 5 sampai 6 tahun. Berdasarkan analisis data sesuai dengan standar nilai untuk indikator proses dikatakan berhasil apabila tercapai hasil ≥ 85%. Hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I tercapai 71,4%, sedangkan hasil aktivitas belajar anak didik pada siklus I tercapai 57%. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada siklus II tercapai 92,8%, dan aktivitas belajar anak didik juga mengalami peningkatan pada siklus II tercapai 85,7%. Berdasarkan analisis data sesuai dengan standar nilai untuk indikator hasil belajar anak baik secara individual maupun klasikal dikatakan berhasil apabila memperoleh ≥ 75%, kategori BSB atau BSH. Hasil penelitian, kemampuan kognitif anak pada siklus I yaitu tercapai 61,6%. Pada siklus II tercapai 84,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif pada anak dapat ditingkatkan melalui media kartu bergambar pada Kelompok B Taman Kanakkanak Wulele Sanggula II Kendari tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Media Kartu Bergambar Pendahuluan Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini yang berperan sebagai peletak kemampuan dasar bagi persiapan anak dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya harus mampu memberikan rangsangan yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak secara keseluruhan, termasuk aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan anak usia dini yang berperan sebagai peletak kemampuan dasar bagi persiapan anak dalam menghadapi tugas perkembangan selanjutnya harus mampu memberikan rangsangan yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki anak secara keseluruhan, termasuk aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Banyak aspek kemampuan dalam diri anak yang perlu mendapat stimulasi agar dapat teraktualisasikan. Kemampuan berhitung yang termasuk dalam kemampuan kognitif merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan pada usia dini disamping aspek kemampuan lain. Kemampuan berhitung merupakan bagian dari matematika yang diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi peningkatan kemampuan matematika (Depdiknas, 2000 : 1-2). Permendiknas No. 58 Tahun 2009 menyatakan bahwa indikator dalam konsep bilangan dan lambang bilangan yaitu membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1 sampai dengan 10, berhitung (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda), dan mecocokkan bilangaan dengan lambang bilangan. Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Menurut Sujiono (2008 : 1.3) menyatakan bahwa kognitif merupakan suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Piaget dalam Fridani, Dkk (2009 : 3.4) menyatakan perkembangan kognitif seorang anak terdiri atas 4 tahapan yaitu: (a) tahap sensorimotor (0-2 tahun), (b) tahap pra operasional (2-7 tahun), (c) tahap konkret-operasional (7-11 tahun), dan (d) tahap formal-operasional (11dewasa). Pada uraian berikut, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai empat tahapan kognitif dari Piaget: a. Tahap Sensori motor (0-2 tahun) Tahap sensorimotor adalah tahap dimana anak-anak memperoleh pengetahuan murni dari gerak dan indra secara konkrit. Bagi bayi pada tahap perkembangan kognitif ini, dalam memperoleh apa yang diinginkan melalui gerakan dan penginderaan atau persepsi. b. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun) Pada tahap ini anak mempunyai gambaran mental dan mampu untuk berpura-pura dan dapat menggunakan simbol dan pikiran internal dalam memecahkan masalah. Adapun indikator atau hasil capaian pada perkembangan kognitif pada tahap pra-operasional menurut Piaget dalam Suyadi (2010: 91) yaitu: 1) Mengenal warna, minimal 6 warna. 2) Mengenal bentukbentuk geometri, minimal 6 bentuk. 3) Memahami dimensi dan hubungan: pagi/ sore, siang/ malam, gelap/terang,atas/bawah, luar/dalam, depan/belakang, dal lain-lain. 4) Memahami perbedaan ukuran: besar/kecil, panjang/ pendek, tebal/tipis,jauh/ dekat, banyak/ sedikit, dan lain-lain. 5) Memahami panduan atau campuran warna. 6) Memahami perbedaan rasa: manis, asin, pahit, dan lain-lain. 7) Memahami bau atau aroma: harum/busuk, amis/segar, dan lain-lain. 8) Mampu bercerita, bernyanyi, bermain dan berkelana (bermain di alam bebas). 9) Mengenal huruf dan bilangan. 10) Mampu menulis kata dan kalimat sederhana, minimal menulis namanya sendiri. 11) Dapat menghitung sederhana, misalnya menjumlah uang. Kemampuan kognitif anak anak usia TK (4 sampai <6 tahun) dalam kemampuan berhitung menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009, yaitu: 1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit. 2. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh. 3. Mengenal konsep bilangan. 4. Mengenal lambang bilangan 5. Menyebutkan lambang bilangan 1 sampai 10. 6. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari, terutama konsep bilangan. Bilangan merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika. Dengan demikian berhitung di TK diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar (Depdiknas, 2000 : 1). Berhitung di taman kanak-kanak diharapkaan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu di dalam pelaksanaannya, berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik dan bervariasi. Menurut Piaget (Suyanto 2005 : 161) menyatakan bahwa: “Tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sebagai logicomathematical learning atau belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit. Jadi tujuannya bukan anak dapat menghitung sampai seratus atau seribu, tetapi memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir.(http://repository.unib.ac.id). Heinich, dkk (1982) dalam Arsyad (2007 : 4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Anonim, 2002 : 510) kartu merupakan kertas tebal yang berbentuk persegi panjang, dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kartu bergambar merupakan kartu yang dibuat sendiri oleh gurunya yang dapat dibuat dari kertas bekas atau kardus bekas yang berisi tulisan dan bergambar sesuai dengan tema tiap minggunya. Kartu bergambar merupakan media yang menyajikan visual dua dimensi yang dibuat diatas selembar kertas,yang berisi gambar yang mencakup unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia, benda-benda, binatang, peristiwa, tempat, dan sebagainya. Gambar yang ditampilkan dapat berupa gambar tangan atau foto yang sudah ada kemudian ditempelkan atau di cetak pada lembaran-lembaran kartu. Arsyad (2002 : 119) menjelaskan bahwa kartu bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar-gambar, teks, atau simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu, ukuran dari kartu gambar dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi (Arsyad, 2002 : 120). (http://eprints.uny.ac.id) Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media kartu bergambar adalah salah satu media visual yang berisikan gambargambar dimana ukuran pembuatanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu bergambar yang dimodifikasi oleh peneliti dengan bahan kertas tebal berukuran 10 cm x 11 cm yang berupa gambar berwarna dan disesuaikan dengan tema pembelajaran di sekolah. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang digunakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran di dalam kelas. Menurut Suyadi (2013 : 22) Penelitian Tindakan Kelas adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat didalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan diberbagai aspek pembelajaran. Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah anak didik pada Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari yang berjumlah 13 anak didik, yang terdiri atas 9 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan. Partisipan yang terlibatdalam kegiatan penelitian ini adalah guru Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari, yaitu Sitti Sjuaibah S.Pd AUD. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dibagi dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari empat pertemuan. Desain yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah model (Iskandar, 2012 : 49) siklus terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi. Data yang dilakukan dalam penelitian ini dihimpun melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.Wawancara adalah pertemuan langsung yang direncanakan antara pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar pemikiran, guna memberiakan atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2013: 49). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yaitu, teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu, dan mengadakan pencatatan terhadap beberapa aspek yang diamati meliputi kemampuan anak dalam menghitung, mengurutkan, menulis dan mencocokkan angka menggunakan media kartu bergambar. Sedangkan dokumentasi yang dimaksud untuk mendapatkan hasil data dengan melihat secara langsung kondisi di lapangan saat pembelajaran konitif ini dilakukan. Dalam menganalisis data dan memberi penilaian pada setiap indikator kinerja, peneliti mengacu pada pedoman pemberian penilaian dalam satuan pendidikan di TK, yaitu dengan penilaian secara kualitatif atau dengan memberikan nilai dalam bentuk simbolik bintang seperti: * = Belum Berkembang (BB), ** = Mulai Berkembang (MB), *** = Berkembang Sesuai Harapan (BSH), dan **** = Berkembang Sangat Baik (BSB) (Depdiknas, 2004: 26). Siklus I Hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri atas 4 pertemuan. Data hasil perhitungan siklus I secara klasikal dapat di lihat dalam table berikut ini: Table I perhitungan nilai secara klasikal pada Tindakan siklus I Kategori Jumlah Anak Persent ase (%) Berkembang Sangat Baik (BSB) 1 7,6 Berkembang Sesuai Harapn (BSH) 3 23 Mulai Berkembang (MB) 5 38,4 Belum Berkembang (BB) 4 30,7 Jumlah 13 100 Data hasil perhitungan pada tabel 4.1, dapat diasumsikan bahwa secara klasikal peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media kartu bergambar pada kelompok B Taman Kanak-kanak Wulele Sanggula II Kendari saat terakhir penilaian, rata-rata anak memiliki perolehan nilai bintang (**) atau Mulai Berkembang (MB) yang diperoleh oleh 5 orang anak didik atau sebesar 39%, dengan kata lain sebagian besar anak didik belum mampu memenuhi target ketercapaian dalam indikator keberhasilan dalam kegiatan penilaian sehingga hal ini perlu diberikan bantuan secara langsung dan bimbingan secara menyeluruh pada kegiatan tersebut. Tampak dalam penelitian ada 3 orang anak didik yang memperoleh bintang (***) atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH) atau sebesar 23% dan 1 orang anak didik yang memperoleh nilai bintang (****) atau Berkembang Sangat Baik (BSB) atau sebesar 7,7% namun terdapat 4 orang anak didik yang memperoleh nilai bintang (*) atau Belum Berkembang (BB) atau sebesar 30%. Siklus II Hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan gunakan 2 siklus yang masing-masing masing siklus terdiri atas 4 pertemuan. Data hasil perhitungan siklus II secara klasikal dapat di lihat dalam table berikut ini: Table 2 perhitungan nilai secara klasikal pada Tindakan siklus II sebagai berikut: Kategori Jumlah Anak Persent ase (%) Berkembang Sangat Baik (BSB) 7 53,8 Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 30,7 Mulai Berkembang (MB) 2 15,3 Belum Berkembang (BB) 0 Jumlah 13 0 100 Kegiatan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu bergambar menunjukkan hasil yang baik. Hasil yang diperoleh terhadap kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu bergambar pada observasi awal jika dibandingkan dengan pelaksana pelaksanaan siklus I terlihat adanya peningkatan, namun belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan, sehingga perlu dilaksanakan siklus II hal itu dapat dilihat dari perbandingan jumlah anak yang memiliki kemampuan kognitif dengan kriteria Berkembang Sangat Ba Baik (BSB), sebelum um tindakan/observasi sebanyak 1 anak didik, setelah pelaksanaan siklus I sebanyak 1 anak didik, setelah itu mengalami peningkatan gkatan pada siklus II sebanyak 7 anak didik dan Berkembang Sesuai Harapan (BSH), sebelum tindakan/observasi ndakan/observasi awal sebanyak 3 anak didik, setelah pelaksanaan siklus I mengalami peningkatan menjadi 7 anak didik dan sik siklus II menjadi 4 anak ak didik didik. Dapat dilihat pada diagram berikut: Kemampuan Kognitif Anak 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 84,6% 61,6 61,6% 30,7% Peningkatan kemampuan kognitif anak dilihat dari pelaksanaan observasi awal penelitian yang hanya mencapai 30,7% mengalami peningkatan pada tindakan siklus I sebesar 61,6% dan pada tindakan siklus II mencapai persentase sebesar 84,6%, menunjukkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya, karena indikator kinerja yang ditetapkan telah tercapai yaitu minimal 75% maka penelitian ini dapat dihentikan. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan pada anak didik kelompok B Taman Kanak-kanak Wulele Sanggula II Kendari dapat disimpulkan bahwa telahtercapai peningkatan kemampuan motorik kasar anak sesuai indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi awal secara klasikal anak didik memperoleh nilai sebesar 30,7%.Pada siklus I mencapai 61,6% dan pada siklus 2 mencapai 84,6%. Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I diperoleh persentase ketercapaian sebesar 71,4% sedangkan aktivitas belajar anak didik diperoleh persentase ketercapaian sebesar 57,14%. Pada siklus II, persentase ketercapaian aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan menjadi 92,8%, sedangkan persentase ketercapaian aktivitas belajar anak didik juga mengalami peningkatan menjadi 85,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif anak dapat ditingkatkan melalui penggunaan media kartu bergambar pada Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari. DAFTAR PUSTAKA Anggreani, Chresty. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak dengan Menggunakan Metode Bermain Melalui Media Ikan Di akuarium Pada Anak Kelompok B Tk Iqra. [Online]:http://repository.uni b.ac.id/4101/3/I,II,III-1-13che-FI.pdf. [15 januari 2016]. Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Damayanti, Yasinta Nina.2015. Peningkatan Kemampuan Membilang Melalui Media Kartu Bergambar Pada Anak Kelompok B1 Tk Pkk 37 Dodogan Jatimulyo Dlingo Bantul.[Online]:http://eprintsun y.ac.id. [4 maret 2016] Depdiknas. 2000. Permainan Berhitung di Taman Kanakkanak. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dinas Peningkatan Mutu Taman Kanak-kanak. Depdiknas 2004. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas Fadlillah, M dan Khorida, L.M. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini: Konsep Dan Aplikasinnya Dalam Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Fridani, Lara Dkk. 2009. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Hildayani, Rini Dkk. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan: Referensi (GP Press Group). Jannah, Raodatul. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika Dan Eksak Lainnya. Jogjakarta: DIVA Press. Jamaris,Martini.2003.Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak Program Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Kurikulum 2004.Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. (2004). Jakrta: Depdiknas. Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana. Moita,Lisdawati.2012. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Dengan Mengguanakan Media Buah-Buahan Pada Anak Kelompok B2 Di TK PGRI Andora Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe. Kendari: Universitas Muhammadiyah Kendari. Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universita Terbuka. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Prees Group. Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pedagogia. Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press. Tuladia, Rini. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Media Gambar Buah-BuahanPada Kelompok B Di Tk Peripabri Kota Bengkulu. Bengkulu: Universitas Bengkulu.[Online ] http://repository.unib. ac. id [15 januari 2016]. Zaman, Badru, dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Uneversitas Terbuka. Widarmi, dkk. 2008. Kurikulum Paud. Jakarta: Universitas Terbuka.