PROFESI Volume 11 / Maret – Agustus 2014 PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PERDARAHAN PADA KEHAMILAN Sri Mintarsih Dosen STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email: [email protected] Latar Belakang. Penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklamsia, aborsi yang tidak aman dan sepsis. Maka dari itu penyebab kematian ibu maupun penyebab kematian bayi dapat dicegah dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin dengan cara teratur oleh tenaga kesehatan disamping pertolongan persalinan yang benar serta pelayanan masa nifas yang baik. Berdasarkan hasil survey di warga sumber RT 04, mayoritas perempuan menikah sudah pernah hamil (± 55 orang). Dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 3 orang (1,7%) pernah mengalami perdarahan antepartum dan 5 orang (2,8%) pernah mengalami perdarahan postpartum. Dari kejadian tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa pengetahuan wanita usia subur tentang upaya pencegahan perdarahan pada ibu hamil. Tujuan. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang perdarahan pada kehamilan di Sumber RT 04 RW I Surakarta. Metode Penelitian. Penelitian survey deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur di Sumber RT 04 RW I Surakarta dengan teknik quota sampling sebanyak 24 responden dengan wanita usia subur yang berstatus menikah. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Hasil. Responden memiliki tingkat pengetahuan cukup 17 orang (70,8%), pengetahuan baik sebanyak 6 orang (25%), selebihnya tingkat pengetahuan kurang 1 orang (4,2%), tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan buruk. Kesimpulan. Pengetahuan wanita usia subur tentang perdarahan pada kehamilan di Sumber RT 04 RW I Surakarta adalah cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Wanita Usia Subur, Perdarahan pada Kehamilan tinggi di Asia Tenggara 228/100.000 kelahiran (Wijaya, 2009). Penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklamsia, aborsi yang tidak aman dan sepsis. Penyebab kematian ibu, sesuai dengan hasil penelitian berbagai pihak paling banyak adalah akibat pendarahan dan penyebab tidak langsung lainnya adalah terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui kehamilannya dalam resiko yang cukup tinggi, terlambat mendapatkan pelayanan. Penyebab kematian ibu maupun penyebab kematian bayi dapat dicegah dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan antenatal sedini mungkin dengan cara teratur oleh tenaga kesehatan disamping pertolongan persalinan yang benar serta pelayanan masa nifas yang baik (Depkes RI, 2001). Perdarahan pada kehamilan adalah suatu keadaan kedaruratan dalam kedokteran. PENDAHULUAN Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi negaranegara berkembang. Di negara miskin, sekitar 30-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 535.000 jiwa setiap tahun (Suyanto, 2011). Data organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan persalinan, fakta ini mendekati terjadinya satu kematian setiap menit. Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang (Dwinata, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia paling 5 PROFESI Volume 11 / Maret – Agustus 2014 Mortalitas maternal menurun secara bermakna pada tahun-tahun terakhir, tetapi perdarahan masih tetap menjadi penyebab kematian maternal yang utama. Penatalaksanaan segera secara tim perlu dilakukan untuk kehidupan ibu dan janin (Bobak dkk, 2005). Wanita Usia Subur (WUS), berdasarkan konsep Departemen kesehatan (2003) adalah wanita dalam usia reproduktif, yaitu usia 15 – 49 tahun baik yang berstatus kawin, janda maupun yang belum nikah. Walau usia wanita usia subur di mulai dari umur 15-39 tahun, umur yang baik untuk hamil pada umur 20-35 tahun, karena masa tersebut masa yang aman untuk hamil, alasannya mulai umur 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya sudah benar-benar siap untuk menerima kehamilan dan pada masa tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi ibu. Sebaiknya ibu tidak hamil setelah berumur 35 tahun, karena kesehatan tubuh ibu sudah tidak sebaik pada umur-umur 20-35 tahun. Dan biasanya ibu sudah mempunyai 2 anak atau lebih, dan kemungkinan memperoleh anak cacat lebih besar (Departemen Kesehatan RI, 2002). Wanita usia subur termasuk usia yang sangat produktif untuk mengalami kehamilan, sehingga wanita usia subur perlu mengetahui upaya pencegahan perdarahan pada ibu hamil. Supaya tidak terjadi perdarahan selama kehamilan, dan kejadian kematian pada ibu hamil dapat diantisipasi. Tujuan penelitian ini adalah engetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang perdarahan pada kehamilan, meliputi karakteristik responden ditinjau dari umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dengan usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 3 orang (12,5%), usia 26-30 tahun sebanyak 8 orang (33,3%), usia 31-35 tahun sebanyak 3 orang (12,5%), usia 36-40 tahun sebanyak 2 orang (8,3%), usia 41-45 sebanyak 5 orang (20,9%), dan usia 46-50 sebanyak 3 orang (12,5%). Pada umumnya seorang wanita yang berusia 26-30 tahun mempunyai cukup pengalaman dalam hal perdarahan pada ibu hamil, diakui mereka bahwa mereka mendapat pengalaman dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Menurut Notoatmodjo (2003), semakin cukup umur tingkat kemampuan, kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan menerima informasi. Responden dengan status paritas G0 P0 A0 sebanyak 3 orang (12,5%), G1 P1 A0 sebanyak 5 orang (20,7%), G2 P2 A0 sebanyak 8 orang (33,3%), G2 P1 A1 sebanyak 1 orang (4,2%), G3 P3 A0 sebanyak 3 orang (12,5%), G3 P2 A1 sebanyak 1 orang (4,2%), G4 P4 A0 sebanyak 1 orang (4,2%), G4 P3 A1 sebanyak 1 orang (4,2%), G5 P5 A0 sebanyak 1 orang (4,2%). Tiga orang responden mempunyai pengalaman mengalami perdarahan pada kehamilan (abortus). hasil penelitian didapatkan responden yang pernah mengalami perdarahan (abortus) sebanyak 3 orang sehingga dimungkinkan responden memiliki pengalaman tentang perdarahan pada kehamilan dan dapat berpengaruh pada tingkat pengetahuan tentang perdarahan. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau dari pengalaman orang lain. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, begitu juga pengalaman orang lain asalkan kita dapat mengambil kesimpulan dengan benar dan dapat berfikir secara kritis dan logis. Responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 4 orang (16,7%), SMP sebanyak 6 orang (25%), SMA/SMK sebanyak 11 orang (45,8%), D3 sebanyak 2 orang (8,3%), dan S1 sebanyak 1 orang (4,2%). Menurut Notoatmodjo (2003), dalam arti luas dijelaskan bahwa pendidikan mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungan baik secara formal maupun non formal. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan, semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 orang (70,8%), swasta sebanyak 5 orang (20,8%), dan PNS sebanyak 2 orang (8,4%). Hasil penelitian METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. Populasi yang akan diteliti adalah wanita usia subur Sumber RT 04 RW I Surakarta sebanyak 57 orang. Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 24 wanita usia subur (wanita yang berusia 20-45 tahun) 6 PROFESI Volume 11 / Maret – Agustus 2014 didapatkan responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 17 orang (70,8%). Menurut Notoatmodjo (2003), lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendapatan jika ekonomi baik maka tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi pula. Tingkat pengetahuan responden baik sebanyak 6 orang (25%), cukup yaitu sebanyak 17 orang (70,8%), kurang sebanyak 1 orang (4,2%), dan 0% mempunyai pengetahuan kurang. Nilai mean yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah 13,9 (cukup). Secara deskriptif pengetahuan responden tentang perdarahan pada kehamilan secara umum sudah cukup.Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Hasil penelitian didapatkan bahwa semakin baik pengetahuan wanita usia subur tentang perdarahan pada kehamilan, maka semakin baik pula perdarahan pada ibu hamil dan perdarahan yang dialami ibu hamil dapat diminimalkan. Dari data paritas atau pengalaman perdarahan responden didapatkan sebanyak 3 orang, hasil pengetahuan ketiganya adalah cukup. Hal ini belum mendukung teori Notoatmodjo bahwa pengalaman mempengaruhi tingkat pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2003), lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendapatan jika ekonomi baik maka tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi pula. Pengalaman dalam hal ini tidak berpengaruh terhadap pengetahuan yang ditanyakan oleh peneliti. 2. Bobak, dkk, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC, 2004 3. Depkes. Wanita Usia Subur. 2003. Diakses tanggal 20 Maret 2012. http:// ayicuwie.wordpress.com 4. Ekasarlina. Promosi Kesehatan Pada Wanita Usia Subur. 2009. Diakses tanggal 20 Maret 2012. http://.blogspot.com.html 5. Haldien, Pencegahan Perdarahan. 2011. Diakses tanggal 20 Maret 2012. http:// blogspot.com/html 6. Manuaba, Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC, 2002. 7. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2003 8. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010 9. Prahardina, V. Hubungan Antara Perdarahan Postpartum dengan Paritas di RSUD Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009. 10. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008 11. Rusfianti, I. Hubungan Kehamilan Multi Gravida dengan Kejadian Perdarahan Antepartum di Rumah Sakit Indrasari Rengat. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AlInsyirah Pekanbaru. 2011 12. Salis, NN. Beberapa Karakteristik Ibu yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Perdarahan Postpartum (Studi Kasus Pada Bulan Januari-September 2003 di RSUD dr. H. Soewondo Kendal). Kendal. 2004. 13. Sarwono, J. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kulitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006. 14. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta; 2007 15. Suharto, Metode Penelitian Kuantitatif, Semarang : Walisongo Press, 2003 16. Wijaya, AM. Kondisi Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBAL), Angka Kematian Ibu (AKI) dan penyebabnya di Indonesia, 2009. diakses dari www.infodokterku.com 17. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bima Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2005 KESIMPULAN Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang perdarahan pada kehamilan di Sumber RT 04 RW I Surakarta adalah cukup DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 7