PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI TEKNIK TINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 2 SOLOK SELATAN 1 Fitria Puji Lestari1, Alfi Yunita2, Siskha Handayani2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen ProgramStudi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT The research was to find out whether student’s mathematical learning outcome by applying cooperative learning model completed by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) technique is better than conventional learning at class X SMAN 2 Solok Selatan. It was an experimental research with a research design random to subject. The population was all students at class X SMAN 2 Solok Selatan. Sampling technique was random sampling where class X 2 as the experimental class and class X3 as the control class. The instrument used was final test. The final test was an essay with its realiability test = 0,8125 and = 0,404, because , so that the test is reliable. Technique of data analysis used was one-tailed t test. Based on the hypothesis testing, it is found that = 1,676 and = 2,33. Because > so that the hypothesis is accepted with the significance level α = 0,05. It can be concluded that whether student’s mathematical learning outcome by applying cooperative learning model completed by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) technique is better than conventional learning at class X SMAN 2 Solok Selatan. Keywords: Learning Outcome, Cooperative Learning Model, Thinking Aloud Pair Problem Solving Technique dan jika diadakan kerja kelompok PENDAHULUAN Matematika merupakan salah hanya satu atau dua orang saja yang satu ilmu pengetahuan yang sangat ikut berpartisipasi dalam kelompok. dibutuhkan kehidupan Sebagian dari mereka hanya duduk manusia. Oleh sebab itu, hampir diam saja tidak mau ikut berbagi pada setiap jenjang pendidikan mulai pengetahuan dengan teman–teman dari pendidikan pra sekolah sampai baik secara lisan maupun tulisan. keperguruan Akibatnya, dalam tinggi pelajaran matematika selalu diberikan. Observasi yang kerjasama yang diharapkan dalam kelompok tidak dilakukan terlaksana. Guru telah melakukan pada tanggal 14 sampai dengan berbagai tanggal 15 November 2016 di kelas kepada siswa yang telah selesai X SMAN 2 Solok Selatan diperoleh mengerjakan tugas untuk berjalan gambaran proses mengoreksi jawaban teman, namun pembelajaran masih berpusat pada belum juga memberikan hasil yang guru, siswa kelihatan kurang aktif maksimal. bahwa dalam proses pembelajaran, siswa usaha Hasil seperti meminta wawancara dengan kurang berani untuk mengeluarkan beberapa orang siswa kelas X SMAN ide-ide atau pendapat, hal ini terlihat 2 Solok Selatan diperoleh informasi dari kegiatan siswa ssyang hanya bahwa mencatat mendengarkan matematika adalah pelajaran yang penjelasan dari guru tanpa adanya banyak rumus-rumus dan hitung- keinginan siswa untuk bertanya dan hitungan mengeluarkan pendapat. Selama peroses belajar mengajar dan siswa yang menganggap sulit dipahami. Hasil wawancara dengan guru berlangsung siswa belum terbiasa matematika kelas X SMAN 2 Solok bertanya atau mengeluarkan ide-ide Selatan diperoleh infomasi bahwa atau pendapat, mereka merasa malu siswa untuk bertanya kepada guru tentang belajar, kurang termotivasi dalam siswa kurang aktif dalam belajar, siswa kurang berani untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapat, materi yang kurang mereka pahami. Menyikapi hal ini perlu diterapkan suatu teknik yang dapat membuat siswa berani untuk yang menyatakan bahwa teknik mengeluarkan pendapat dan hasil TAPPS akan membantu siswa lebih belajar matematka siswa. Salah satu ingat dengan pelajaran yang baru teknik yang digunakan yaitu dengan dipelajari, mendorong siswa untuk menerapkan Teknik TAPPS. berani menanyakan hal-hal yang E. 259) belum dimengerti dan mendorong menjelaskan bahwa “Thinking Aloud siswa untuk berbagi pengetahuan Pair Problem Solving (TAPPS), yang diperoleh dengan pasangannya. pasangan Barkley (2012: mahasiswa menerima Tujuan dari penelitian yang sejumlah masalah dan juga beberapa dilakukan peran khusus, penyelesai masalah apakah hasil belajar matematika dan pendengar, berganti-ganti sesuai siswa dengan menerapkan model dengan setiap masalah”. Dengan pembelajaran menerapkan teknik ini, siswa bisa teknik TAPPS lebih baik dari pada berdiskusi dan saling bertukar ide hasil atau pendapat dalam menyelesaikan menggunakan suatu permasalahan (soal). Konvensional siswa kelas X SMAN Model pembelajaran Kooperatif disertai teknik TAPPS ini ini untuk mengetahui kooperatif belajar matematika disertai siswa pembelajaran 2 Solok Selatan. Penelitian yang relevan tepat digunakan karena teknik ini dengan penelitian yang dilakukan mampu membuat siswa bekerja sama Yulisa Fitri (2014) dengan judul dengan teman dalam satu kelompok “Pengaruh Penerapan Teknik TAPPS (pasangan), mampu membuat siswa Terhadap berani berkomunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMPN mengeluarkan ide-ide atau pendapat 27 Padang”. Berdasarkan penelitian dalam belajar dan meningkatkan ini, pelaksanaan model pembelajaran hasil belajar matematika siswa, serta kooperatif disertai Teknik TAPPS dapat dapat meningkatkan hasil belajar untuk membuat pembelajaran Pemahaman berpusat pada siswa dan tidak mudah matematika siswa. terlupakan. Hal ini juga didukung METODE PENELITIAN oleh pendapat widiyastuti (2014) Konsep Penelitian ini dilaksanakan persiapan, tahap pelaksanaan, dan pada Semester Genap tanggal 29 tahap Maret 2017 sampai dengan tanggal penelitian ini adalah tes akhir yang 22 April 2017 di kelas X SMAN 2 berbentuk esai dengan analisis soal Solok Selatan. dan Jenis Penelitian ini adalah Penelitian eksperimen akhir. Instrumen perhitungan dalam yang telah dilakukan maka diperoleh dengan dengan = 0,404 karena rancangan penelitian yaitu random berarti soal reliabel. Dalam terhadap subjek. Populasi penelitian menganalis data menggunakan rubrik ini adalah seluruh siswa kelas X holistik dengan skala 4 merujuk pada SMAN 2 Solok Selatan Iryanti (2004). Teknik analisis data Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan kelas dalam yang menggunakan terpilih sebagai kelas pengujian uji hipotesis t. Sebelum eksperimen adalah kelas X2 dan melakukan uji hipotesis, terlebih kelas kontrol adalah kelas X3. dahulu dilakukan uji normalitas dan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan yang dilaksanakan menggunakan pembelajaran Hipotesis dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran disertai kooperatif disertai Teknik TAPPS Teknik TAPPS di kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar dan pembelajaran konvensional di matematika kelas kontrol. Variabel terikat adalah pembelajaran gejala yang timbul akibat perlakuan siswa kelas X SMAN 2 Solok yang diberikan oleh variabel bebas. Selatan. Variabel terikat pada penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN adalah hasil kooperatif model uji homogenitas. belajar siswa dengan konvensional pada matematika Berdasarkan penelitian yang siswa kelas X SMAN 2 Solok telah dilakukan pada kedua kelas Selatan Tahun Pelajaran 2016/2017. sampel diperoleh data hasil belajar Prosedur penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap matematika siswa dari tes akhir yang dilakukan di akhir penelitian. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1. maka hipotesis penelitian diterima, sesuai dengan kriteria pengujian terima H0 Tabel 1. Perhitungan ( ), Simpangan Skor ( dan Terendah ( Kelas Sampel Kelas S Sampel Rata-rata Baku (s), Tertinggi Skor Pada jika dengan derajat kebebasan (dk) = tolak H0 jika t mempunyai harga yang lain (Sudjana, 2005). Sehingga xmaks xmin 70,27 17,41 100 Eksperimen Kontrol 59,33 23,20 95 43 10 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif disertai Teknik TAPPS Tabel 1 memperlihatkan bahwa lebih baik daripada hasil belajar hasil belajar siswa kelas eksperimen matematika siswa yang menerapkan dengan pembelajaran menerapkan pembelajaran kooperatif model disertai konvensional siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. Teknik TAPPS lebih baik daripada Berdasarkan penelitian yang hasil belajar siswa kelas kontrol dilakukan dengan menerapkan pembelajaran keseluruhan kegiatan pembelajaran konvensional, terlihat pada nilai berjalan maksimum dan nilai minimum siswa pembelajaran pada kelas sampel kelas eksperimen dan siswa kelas menerapkan kontrol. Serta nilai rata-rata siswa kooperatif disertai Teknik TAPPS pada kelas eksperimen lebih besar sehingga dapat meningkatkan hasil dari pada nilai rata-rata siswa pada belajar matematika siswa. di SMAN dengan model 2 baik. Solok, Proses pembelajaran kelas kontrol. Jadi kelas sampel Proses pembelajaran di kelas berdistribusi normal dan mempunyai eksperimen sesuai dengan tahap- variansi yang homogen. tahap Uji hipotesis digunakan uji t dengan rumus statistik diperoleh dan dengan pelaksanaan pembelajaran Teknik kooperatif TAPPS, yaitu model disertai guru menjelaskan materi beserta contoh , karena soal, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan diberikan oleh guru sesuai dengan meringkas materi, kemudian guru perannya, dimana soal nomor 1 membagi siswa secara berpasangan siswa A sebagai penyelesai masalah sesuai dengan perannya masing- dan siswa B sebagai pendengar, jika masing kemampuan soal pertama telah selesai dipecahkan akademik, sesuai dengan pendapat siswa berganti tugas, untuk soal yang dikemukakan oleh Lie (2002: nomor 2 siswa A sebagai pendengar 40). Siswa yang berperan sebagai dan siswa B sebagai penyelesai penyelesai masalah menyelesaikan masalah. Jika semua soal telah masalah dan selesai di pecahkan maka guru mengutarakan proses penalaran yang mengambil salah satu kelompok digunakan secara berdasarkan masalah secara dalam yang lisan menyelesaikan menurut mereka merupakan solusi dari soal yang loting mempresentasikan untuk hasil diskusi didepan kelas. diberikan guru, sedangkan siswa Berdasarkan data penelitian yang berperan sebagai pendengar dan pengamatan secara keseluruhan mendorong dari tes akhir yang dilakukan pada penyelesai masalah berfikir secara lisan, mengajukan kelas pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran dan klarifikasi menawarkan dengan penerapan Kooperatif Model disertai saran-saran. Teknik TAPPS lebih baik daripada Setelah guru membagi kelompok dan hasil belajar dengan menerapkan menjelaskan tahap-tahap pelaksanan pembelajaran konvensional. Teknik TAPPS, guru meminta siswa KESIMPULAN untuk duduk berdasarkan kelompok Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditentukan, kemudian yang guru disimpulkan bahwa hasil belajar memberikan lembar kerja diperoleh, kelompok yang terdiri dari 2 soal matematika kepada menerapkan masing-masing kelompok maka siswa Model dapat dengan Pembelajaran untuk didiskusikan dalam kelompok, Kooperatif disertai Teknik TAPPS siswa diminta secara berpasangan lebih baik daripada hasil belajar untuk matematika mendiskusikan soal yang siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMAN 2 Solok Selatan. DAFTAR PUSTAKA Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Fitri, Yulisa (2014). Pengaruh Penerapan Teknik Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 27 Padang. Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR. Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk kerja. Yogyakarta: Depdiknas. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Tarsito. Bandung Widiyastuti, (2014). Penerapan Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam pembelajaran matematika kelas VIII SMPN 11 Padang. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Padang. Vol 1 No. 3. Padang Yusron, Nurulita. (2012). Collaborative Learning Techniques. (E. Barkley, Elizabet.et.al. terjemahan). San Fransisco: Jossey_Bass. Buku Asli Diterbitkan Tahun 2005