BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VII 1. Nama Mata KuIiah : Filsafat Komunikasi 2. Kode/SKS : F1F 349 / 2 SKS 3. Waktu Pertemuan : 1 x pertemuan (2 x 50 menit) 4. Pertemuan : VII 5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah menyelesaikan kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu :mengerti dan memahami pengertian komunikasi massa, ciri komunikasi massa, pentingnya komunikasi massa dan teori komunikasi massa. b. Khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan mengenai pengertian komunikasi massa, ciri komunikasi massa, pentingnya komunikasi massa dan teori komunikas massa, serta mengkritisi teori tersebut. 6. Pokok Bahasan Topik : 7. Substansi : Komunikasi Massa a. Pengertian Komunikasi Massa b. Ciri Komunikasi Massa c. Teori Komunikasi Massa 8. Uraian Substansi Materi A. Pengertian Komunikasi Massa Kajian komunikasi massa merupakan salah satu bagian proses komunikasi yang berlangsung pada masyarakat luas. Komunikasi massa juga merupakan salah satu cabang dari teori komunikasi dengan keunikan tersendiri, karena lebih bersifat sosiologis daripada psikologis, lebih bersifat normatif jika dibandingkan dengan mikro proses komunikasi seperti pemahaman, stimulus atau respon. Komunikasi massa juga cenderung bersifat tegas dan universal karena komunikasi ini tidak dapat lepas dari kehidupan masyarakat, bahkan sangat dipengaruhi oleh kebudayaan, politik dan peristiwa sejarah. Kajian komunikasi massa pada dasarnya sama dengan kajian terhadap masyarakat secara keseluruhan. Pada dasarnya teori komunikasi massa tidak pernah berdiri sendiri, karena keberadaan bidang ml sangat tergantung pada keadaan sosial masyarakat. Teori komunikasi massa dapat diturunkan dari ilmu pengetahuan sosial, artinya teori yang didasarkan atas pertanyaanpertanyaan yang berhubungan dengan sifat dasar, cara kerja dan pengaruh komunikasi massa bersumber pada observasi sistematis seperti halnya dilakukan oleh ilmu-ilmu sosial yang lain, oleh karena itu teori bentuk mi sangat tergantung pada keberadaan teori ilmu sosial. Teori jenis kedua disebut teori normatif, yang merupakan salah satu cabang filsafat sosial, Iebih berhubungan dengan masalah bagaimana seharusnya peran media jika terdapat serangkaian nilai sosial akan diterapkan pada suatu masyarakat tertentu. Jenis teori ini sangat penting karena di sinilah media dilihat seberapa besar pengaruhnya dalam ikut serta merubah masyarakat. Teori ketiga sebagian bersifat normatif dari sebagian lagi bersifat praksis, karena jenis teori mi ditemukan dan dikembangkan oleh para pelaksana media. Beberapa hal yang ada dalam teori ini berhubungan dengan konsep pelaksanaan media yang bersumber pada nilai-nilai tradisi, norma-norma, kebisaaan yang mengarahkan cara kerja media yang selanjutnya diterapkan secara profesional. B. Ciri/ Karakteristik Komunikasi Massa 1. Bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan dalam media massa adalah umum dan terbuka bagi semua orang, walaupun demikian pesan yang sangat terbuka seperti tersebut jarang diperoleh, mengingat keberadaan pengawasan masyarakat, bersangkutan dengan nilai-nilai akan ikut menentukan seberapa besar arti keterbukaan tersebut. 2. Komunikasi bersifat heterogen Massa dalam komunikasi terdiri dari terjadi pada orang-orang yang sangat heterogen yang meliputi penduduk yang berdomisili pada suatu daerah yang berbeda-beda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dan lapisan yang berbeda-beda, oleh karena itu sangat beragam pula kepentingan yang diharapkan dan komunikasi tersebut. 3. Media massa menimbulkan keserempakan Keserempakan tersebut artinya keserempakan kontak antara sejumlah orang dengan komunikator yang saling berjauhan. Dalam hal ini radio dan televisi sebagai media elektronik memiliki kontak yang lebih cepat dan serempak dibandingkan dengan media cetak seperti surat kabar. Tanpa adanya komunikasi massa pesan-pesan yang disampaikan sifatnya sangat sederhana dan kontak antara komunikator dengan komunikan juga tidak serempak. 4. Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi. Hal ini disebabkan komunikan yang anonim dapat dicapai oleh orangorang hanya dalam perannya sebagai komunikator yang bersifat umum. Sifat non-pribadi juga muncul karena penggunaan teknologi yang sifat penyebarannya massal bukan individual. C. Pentingnya Media Massa Komunikasi massa bertitik tolak pada keberadaan media masa. Seberapa pentingkah keberadaan media massa hagi masyarakat?. 1. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti sumber daya yang lain. 2. Media massa merupakan lokasi atau wahana yang sangat berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan masyarakat, mulal taraf personal hingga international. 3. Media massa berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan. 4. Media Massa merupakan sumber dominan bagi individu, kelompok, bahkan masyarakat untuk memperoleh gambaran sosial serta nilai-nilai yang berlaku didalamnya. Beberapa asumsi tersebut di atas mengandaikan bahwa pemahaman terhadap komunikasi massa tidak dapat dilepaskan dan nilai-nilai fundamental, yang mungkin saja saling bertentangan satu sama lain. Melalui nilai-nilai inilah dapatlah diketahui pandangan normatif yang dianut oleh jenis media massa tertentu dalam suatu masyarakat tertentu. D. Teori Komunikasi Massa Kemunculan dan keberadaan teori komunikasi sangat dipengaruhi oleh teori-teori sosial, yang pada mulanya ilmu komunikasi berinduk pada ilmu tersebut. Berdasar pandangan tersebut, untuk menjelaskan keberadaan teori komunikasi dapat dirunut melalui pandangan beberapa pakar ilmu sosial yang secara tidak langsung memberikan pengaruh. Di antara pakar ilmu sosial tersebut, terdapat nama Max Weber, August Comte, Emile Durkheim dan Herbert Spancer. Semua pakar tersebut berbicara dalam konteks sosialitas manusia, tentang masyarakat, perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya serta peran individu di dalamnya. Terdapat juga pemikiran-pemikiran lain yang secara langsung memberikan gagasan semifinal kepada ilmu sosial komunikasi diantaranya adalah John Dewey yang berpandangan bahwa komunikasi massa adalah sarana perubahan sosial. Pandangan mi didasarkan pada evolusi Darwin dan gagasan bahwa teknologi komunikasi terbaru akan mampu menampilkan nilainilai komunitas dalam masyarakat massal. Pemikir komunikasi yang lain adalah George Hebert Mead, yang sangat dipengaruhi John Dewey. Ia sangat menekankan keberadaan komunikasi sebagai agen sosialisasi yang paling fundamental. Mead menyatakan bahwa individu-individu dapat menyadari dirinya sendiri melalui interaksi dengan orang lain, yang berkomunikasi dengannya. Teori-teori komunikasi tahap akhir muncul setelah tahun 1950. Jika dibandingkan dengan teori sebelumnya maka teori ini lebih merupakan teori komunikasi massa yang bersifat kompleks, menyangkut berbagal aspek kehidupan manusia. Selain itu berbagal fenomena komunikasi yang terjadi pada masyarakat tidak lagi dapat dijelaskan dengan teori atau model komunikasi tahap awal, yang sebatas komunkasi antar pribadi. Pada teori tahap akhir ml terutama berhubungan keberadaan komunkasi massa dengan masalah potitis yang terjadi pada beberapa negara tertentu. Pada dasarnya diantara negara-negara di dunia mempunyai kecenderungan untuk menerapkan suatu teori tertentu dengan di dasarkan pada kondisi politik negara yang bersangkutan. a. Four Theories Of The Press Teori ini dikemukakan oleh Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm pada tahun 1958 melalui buku yang diterbitkannya dengan judul sama. Teori ini terdiri dari empat teori antara lain : 1. Authoritarian Theory (Teori Otoriter). Teori ini berkaitan dengan sistem otoriter yang diberlakukan terhadap media, berupa peraturan-peraturan yang diberlakukan negara untuk menekan pers. Teori ini membenarkan adanya sensor dan hukuman atas berbagai penyimpangan dan aturan yang ditetapkan negara. Teori otoriter dapat diidentifiksikan pada masyarakat prodemokrasi, dengan ciri kediktatoran, pendudukan militer atau dlam pemberlakuan undang-undang keadaan darurat. 2. Libertarian Theory (Teori Liberal) Dalam bentuk yang paling dasar teori ini menyatakan bahwa masyarakat seyogyanya bebas mengungkapkan hal-hal yang disukainya, karena merupakan perluasan hak untuk berpendapat, berserikat. Prinsip nilai yang mendasari toeri ini sesuai dengan prinsip dan niIai-nilai negara demokrasi liberal, yaitu keyakinan keunggulan individu, akal sehat, kebenaran, kemajuan dan kedaulatan rakyat. Pers bebas dipandang sebagai komponen yang penting dan masyarakat bebas dan rasional. 3. Soviet Communist Theory (Teori Komunis Soviet) Gagasan mendasar teori ini antara lain, pertama bahwa kelas pekerja memegang kekuasaan dalam masyarakat sosialis, dan agar tetap berkuasa semua media harus tunduk pada pengendalian kelas pekerja. Kedua, masyarakat sosialis diharapkan menjadi masyarakat tanpa kelas, sehingga tidak terdapat konflik antar kelas, oleh karena itu pers hendaknya tidak distruktur sejalan dengan konflik politik. Pers memainkan peran positif dalam pembentukan masyarakat komunis (informasi, motivasi, dan mobilisasi). Keempat media harus menyerahkan pengendalian pada alat negara dipadukan dengan instrumen lain dan kehidupan politik. 4. Social Responsibility Theory (Teori Tanggung Jawab Sosial) Teori ini merupakan pergeseran dan teori liberal. Dasar utama teori ini ada pada pengertian bahwa kebebasan dan kewajiban hendaknya berlangsung secara beriringan. Pers selain memberikan tanggapan terhadap keberlangsungan pemerintah juga harus bertanggung jawab kepada masyarakat dalam melaksanakan fungsifungsinya terhadap pemerintah. Teori tanggung jawab sosial mi berusaha mengawinkan tiga prinsip yang agak berbeda yaitu kebebasan sebagai individual, kebebasan media dan kewajiban media untuk bertanggung jawab pada masyarakat. b. Teori Media Pembangunan Teori ini didasarkan pada kondisi umum yang ada di negara berkembang yaltu “pembangunan”. Bahwa keberadaan komunikasi di negara-negara yang sedang berkembang terutama ditujukan dalam rangka pembangunan. Demikian pula dengan kebebasan pers dibatasi sesuai dengan prioritas ekonomi serta kebutuhan pembangunan masyarakat. Bagi kepentingan tujuan pembangunan, negara berhak turut camçur, membatasi pengoperasian pers, penyensorari benta dan pengendalian secara Iangsung. Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Kegiatan Pengajaran Kegiatan Media/Alat Mahasiswa Pendahuluan Mengulang materi pada Mendengarkan dan Papan tulis, pertemuan pertama memberikan OHP/Infokus tanggapan atau / Laptop Menanyakan kepada usul. mahasiswa, jika terdapat materi yang kurang jelas. Penyajian Menjelaskan tentang Mencatat Papan tulis, asumsi dasar manusia Memperhatikan OHP/Infokus/ dalam komunikasi Memberikan Laptop tanggapan/ pertanyaan Memunculkan gagasan dan pengertian baru sesuai pemahaman mahasiswa Penutupan Menugaskan mahasiswa Memberikan Papan tulis, membaca kembali materi tanggapan dan OHP/Infokus/ yang telah diajarkan dan masukan Laptop membaca bahan pustaka yang relevan dengan bahasan berikutnya Evaluasi Melakukan Diskusi dengan tema tersebut di bawah dan melakukan penilatan kualitatif terhadap argumentasi dan gagasan mahaslswa 1. Buatlah refleksi kritis terhadap kondisi Indonesia pasca Orde Baru dengan disesualkan salah satu teor tersebut diatas 2. Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas, buatlah analisis kritis terhadap salah satu teori yang menurut Anda paling cocok dikembangkan di Indonesia. Kepustakaan • Deddy Mulyana, 1998, Komunikasi Antarbudaya, Remaja Rosdakarya, Bandung. • Denis Mc QuaiI, 1987, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta. • Koehier J.W., 1978, Public Communication : Behavioral Perspektives, Mac Millan Publishing, New York. • Onong Uchjana, 1993, lImu, Teor dan Fitsafat Komunikai, Citra Aditya Bhakti, Bandung.