DATABASE AND DATA SECURITY STUDI KASUS PT. SIERAD PRODUCE TBK Oleh : Kelompok I - Catleya Angga Prabowo Ari Adithia Chandra Dewi Suryani Oktavia Hary Purnama Lucy Rachmat Vidiansyah Hendra Wijaya P056100062. 35E P056100112. 35E P056100142. 35E P056100192. 35E P056100272. 35E P056100312. 35E P056090472. 33E MAGISTER MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Tugas Kelompok : Sistem Informasi Manajemen Penyerahan : 14 Juli 2011 Dosen : Prof.Dr. Ir. Kudang B. Seminar, Msc. Batas Penyerahan : 14 Juli 2011 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 2.1. Pengertian dan Konsep Database (Basis Data) .............................. 3 2.2. Database Management System (DBMS) ......................................... 5 2.3. Model Basis Data ............................................................................ 7 2.4. Analisis Data ................................................................................... 9 2.5. Keamanan Data .............................................................................. 10 3. PEMBAHASAN ...................................................................................... 13 3.1. Nature Aktivitas Bisnis dan Database Perusahaan .......................... 13 3.2. Network Topology, Software ERP dan Database Perusahaan ........ 14 3.3. Data Requirement Analysis ............................................................. 16 3.4. Identifikasi Kerawanan Data dan Ancaman yang Timbul ................ 20 3.5. Identifikasi Metoda Pengamanan Data ............................................ 25 3.6. Identifkasi Isu Kode Etik Nasional & Internasional ........................... 30 3.6.1. Isu-isu Utama Dalam Etika ICT .............................................. 30 3.6.2. Isu Kode Etik Internasional ................................................... 32 3.6.3. Isu Kode Etik Nasional .......................................................... 34 4. KESIMPULAN ........................................................................................ 37 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38 ii DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Contoh Model Database Hirarki ............................................... 7 Gambar 2. Contoh Model Database Jaringan ........................................... 7 Gambar 3. Network Topology Perusahaan................................................. 14 Gambar 4. Security Level Software ERP Microsoft Dynamics Axapta ....... 25 Gambar 5. Log-on to Windows .................................................................. 26 Gambar 6. Log-on to Microsoft Dynamics Axapta ..................................... 26 Gambar 7. Antivirus NOD32 ...................................................................... 27 Gambar 8. IP User Control ........................................................................ 28 Gambar 9. Ruang Server dan Data Center ............................................... 29 Gambar 10. Matrix Scope dan Result ICT Decision Making ........................ 33 Gambar 11. COBIT Framework ................................................................... 34 iii 1. PENDAHULUAN Perpaduan antara orang, fasilitas, teknologi media, prosedur dan pengendalian yang bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi yang berguna sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang tepat, disebut dengan sistem informasi. Sistem informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan harus berkualitas. Informasi yang mempunyai kualitas baik dari sebuah sistem harus memenuhi karakteristikkarakteristik tertentu. Menurut Anwar (2004), manajemen data yang efektif (effective management of the data) merupakan karakteristik yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi. Hal yang perlu diperhatikan meliputi waktu mengup-date file, akurasi input data, pemeliharaan kesatuan data yang disimpan dalam sistem, keperluan keamanan data yang sudah digunakan, serta fasilitas back-up yang memadai. Data memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Perusahaan membutuhkan penyusunan data baik agar dapat membantu para pengusaha maupun manajernya dalam mengambil sebuah keputusan. Data yang baik dapat disusun dalam sebuah database (basis data). Database memiliki arti penting dalam perusahaan agar dapat mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa data bisnis perusahaan. Database dianggap sangat penting, karena beberapa fungsinya yang meliputi: a. Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi. b. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat, dan relevan, sehingga informasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkanya. c. Mengatasi kerangkapan data (redundancy data). d. Menghindari terjadinya inkonsistensi data. e. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data. f. Menyusun format yang standar dari sebuah data. Perkembangan teknologi komunikasi modern yang saat ini terjadi, misalnya internet dapat mengantarkan beragam dinamika yang terjadi di dunia nyata sehingga dapat ditransfer ke dunia virtual. Hal ini dapat terjadi dalam bentuk transaksi elektronik, contohnya: e-business, e-banking atau komunikasi dijital seperti e-mail dan messenger. Selain aspek positif yang dibawa oleh 1 kemajuan teknologi komunikasi modern, ada juga aspek negatif yang bisa terjadi, contohnya: pencurian, pemalsuan, penggelapan. Informasi sebuah perusahaan mengandung nilai ekonomis maupun strategis, agar obyek kepemilikan dapat dijaga dengan baik, maka dibutuhkan metoda pengamanan. Keamanan data sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak negatif yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi. Sistem informasi sangatlah rentan terhadap berbagai gangguan keamanan yang dapat mengancam kelangsungan suatu organisasi atau perusahaan. Pentingnya keamanan sistem dapat dikarenakan beberapa hal yaitu: (1) Sistem dirancang untuk bersifat “terbuka”, seperti Internet (tidak ada batas fisik dan kontrol terpusat, perkembangan jaringan (internetworking) yang amat cepat; (2) aspek keamanan yang belum banyak dimengerti oleh pengguna dan menempatkan keamanan sistem pada prioritas yang rendah; dan (3) kurangnya keterampilan pengamanan. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan data (Backward Analysis), identifikasi kerawanan data pada transaksi bisnis, identifikasi metoda pengamanan data, serta identifikasi isu kode etik nasional dan internasional dengan mengambil studi kasus pada SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk. 2 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Konsep Database (Basis Data) Definisi basis data (database) sangatlah bervariasi. Basis data dapat dianggap sebagai kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur dan disimpan menurut salah satu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Menurut Conolly and Carolyn (2002), basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan, yang dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Fathansyah (2002) dalam bukunya menuliskan bahwa tujuan awal dan utama dalam pengelolaan data sebuah basis data adalah agar memperoleh atau menemukan kembali data yang dicari dengan mudah dan cepat. Selain itu, pemanfaatan database (basis data) dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti kecepatan dan kemudahan, efisiensi ruangan penyimpanan, keakuratan, ketersediaan, kelengkapan, keamanan, kebersamaan dan pemakaian. Selain itu, menurut Kadir (2002), basis data dapat disebut sebagai kumpulan data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kemudian dapat dimanfaatkan lagi dengan cepat dan mudah. Lebih lanjut basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti : a. Himpunan kelompok data/arsip yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan/ penumpukan (redundansi), untuk memenuhi berbagai kebutuhan. c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. Adapun pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan sebagai berikut: a. Kecepatan dan kemudahan (Speed) Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan cepat dan mudah b. Efisiensi ruang penyimpanan (Space) 3 Penggunaan ruang penyimpanan di dalam basis data dilakukan untuk mengurangi jumlah redundansi (pengulangan) data, baik dengan melakukan penerapan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan. c. Keakuratan (Accuracy) Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan/batasan tipe data, domain data, keunikan data dan sebagainya dan diterapkan dalam basis data, sangat berguna untuk menentukan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data. d. Ketersediaan (Availability) Pertumbuhan data (baik dari jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi digunakan dapat diatur untuk dilepaskan dari sistem basis data dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan. e. Kelengkapan (Completeness) Lengkap atau tidaknya data yang dikelola bersifat relatif baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu. Dalam sebuah basis data, struktur dari basis data tersebut juga harus disimpan. Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka tidak hanya menambah record-record data, tetapi juga melakukan penambahan struktur dalam basis data. f. Keamanan (Security) Sistem keamanan digunakan untuk dapat menentukan siapa saja yang boleh menggunakan basis data dan menentukan jenis operasi apa saja yang boleh dilakukan. g. Kebersamaan pemakai Pemakai basis data sering kali tidak terbatas hanya pada satu pemakaian saja atau oleh satu sistem aplikasi saja. Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi dengan menjaga/menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat bersamaan). Basis data dan lemari arsip dapat dikatakan tempat penyimpanan data. Prinsip utama basis data dan lemari arsip adalah pengaturan data atau arsip, 4 sedangkan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data atau arsip. Namun perbedaan antara keduanya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari sebagai media penyimpanannya, maka basis data mnenggunakan media penyimpanan elektronis seperti disk (flash disk, harddisk). Bentuk penyimpanan data secara elektronis tidak semuanya dapat disebut sebagai basis data. Hal yang sangat ditonjolkan dalam basis data adalah pengaturan atau pemilahan atau pengelompokkan atau pengorganisasian data yang akan disimpan sesuai fungsi atau jenisnya. Pemilahan atau pengelompokan ini dapat berbentuk sejumlah file atau tabel terpisah atau dalam bentuk pendefinisian kolom-kolom (field-field) data dalam setiap file atau tabel. Dari berbagai definis dan konsep yang diungkapkan diatas maka secara sederhana basis data dapat dikatakan sebagai suatu pengorganisasian data dengan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan cepat. 2.2. Database Management System (DBMS) Database di komputer biasanya ditangani oleh bagian khusus dari perangkat lunak yang disebut Database Management Sistem (DBMS) yang juga digunakan untuk memanipulasi suatu basis data. Connoly and Begg (2002) menyatakan bahwa Database Management System (DBMS) merupakan paket perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, dan memelihara database, serta menyediakan akses terkontrol terhadap database. Adapun dua fungsi utama DBMS adalah untuk memandu pemakai memanipulasi basis data dan melindungi basis data dari pemakai juga. Relational Database Management System (RDBMS) adalah perangkat lunak untuk membuat basis data relasional dan menyaring informasi didalamnya. (William, 1994). Beaumont (2000) mengungkapkan bahwa Secara umum DBMS memiliki beberapa fitur standar sebagai berikut: a. Meta data b. Actions c. Queries d. Reporting e. Views 5 f. Forms g. Programming language Lebih lanjut dituliskan oleh Winantu (2006), komponen utama DBMS antara lain: a. Perangkat keras Berupa komputer dan bagian-bagian didalamnya, seperti prosesor, memori & harddisk. Komponen inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk menyimpan basis data. b. Basisdata (Database) Sebuah DBMS dapat memiliki beberapa basisdata, setiap basisdata dapat berisi sejumlah obyek basisdata (file, tabel, indeks dan sebagainya). Disamping berisi data, setiap basisdata juga menyimpan definisi struktur (baik untuk basisdata maupun obyek-obyeknya secara rinci). c. Perangkat lunak (Software) Perangkat lunak ini terdiri dari sistem operasi dan perangkat lunak/program pengelola basisdata. Perangkat lunak inilah yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi,disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dsb. Contoh perangkat lunak DBMS : MS access, SQL Server, Oracle dsb. d. Pengguna/user Pengguna dapat digolongkan menjadi tiga: (1) Pengguna akhir/end user. Merupakan orang yang mengoperasikan program aplikasi yang dibuat oleh pemrogram aplikasi dan orang yang dapat memberikan perintah-perintah pada antar muka basisdata, misalnya SELECT, INSERT dan sebagainya. (2) Pemrogram aplikasi, yaitu orang yang membuat program aplikasi yang menggunakan basisdata. (3) Administrator database/DBS (database administrator) adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan basisdata. Adapun tugas DBA antara lain mendefinisikan basis data, menentukan isi basis data dan menentukan sekuritas basis data. Selain fungsi utamanya, DBMS juga dituntut untuk memiliki kemampuan mengamankan data dari user yang tidak berkepentingan, perbaikan bagi kegagalan sistem, concurrency sehingga user yang banyak jumlahnya tersebut dapat mengakses database pada waktu yang bersamaan, dan melakukan pengecekan integritas sehingga data pada bagian yang berbeda dari suatu 6 database dapat tetap konsisten secara logika terhadap keseluruhan database. Sehingga dapat di tarik definisi umum bahwa DBMS adalah kumpulan programprogram (software) yang memperbolehkan user untuk membuat dan memelihara database. 2.3. Model Basis Data Menurut Winantu (2006), model basis data adalah suatu konsep yang terintegrasi dalam menggambarkan hubungan (relationships) antar data dan batasan-batasan (constraint) data dalam suatu sistem basis data. Model data yang paling umum, berdasarkan pada bagaimana hubungan antar record dalam database (Record Based Data Models), terdapat tiga jenis, yaitu : a. Model Database Hirarki (Hierarchical Database Model) Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orangtua-anak. Dosen Dose n A Ru di Pengantar Pemrograman Basis Data C As ti Din a Din a E di Matematika I It a E di Gambar 1. Contoh Model Database Hirarki b. Model Database Jaringan (Network Database Model) Dosen Pengantar Rud i Dosen Pemrograman Ast Din E i a di Gambar 2. Contoh Model Database Jaringan 7 Matematika I It a c. Model Database Relasi (Relational Database Model) Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel ), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut. DBMS yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Data Base Management System). Model database ini dikemukakan pertama kali oleh EF codd, seorang pakar basisdata. Model ini sering disebut juga dengan database relasi. Model database hirarki dan jaringan merupakan model database yang tidak banyak lagi dipakai saat ini, karena adanya berbagai kelemahan dan hanya cocok untuk struktur hirarki dan jaringan saja. Artinya tidak mengakomodir untuk berbagai macam jenis persoalan dalam suatu sistem database. Sedangkan model database relasi merupakan model database yang paling banyak digunakan saat ini, karena paling sederhana dan mudah digunakan serta yang paling penting adalah kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan database. Sebuah database dalam model ini disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data (data value), table-tabel yang ada di hubungkan (relationship) sedemikian rupa menggunakan field-field kunci (Key field) sehingga dapat meminimalkan duplikasi data. Lebih lanjut Winantu (2006) menuliskan ada beberapa contoh produk DBMS terkenal yang menggunakan model relasional yaitu: DB2 (IBM). Rdb/VMS (Digital Equipment Corporation). Oracle (Oracle Corporation). Informix (Informix Corporation). Ingres (ASK Group Inc). Sybase (Sybase Inc). Sedangkan di lingkungan PC, produk-produk berbasis relasional yang cukup terkenal antara lain: Keluarga R:Base (Microrim Corp) antara lain berupa R:Base 5000. Keluarga dBase (Ashton-Tate, sekarang bagian dari Borland International). antara lain dbase III Plus, dBase IV, serta Visual dBase. Microsoft SQL ( Microsoft Corporation). 8 Visual FoxPro (Microsoft Corporation). 2.4. Analisis Data Sebuah sistem dibagi secara fungsional dan behavioral. Analisis sistem terstruktur merupakan aktivitas pembangunan model. Model diciptakan untuk menggambarkan muatan aliran informasi (data dan kontrol). Analisis struktur bukan metode tunggal yang diaplikasikan secara konsisten oleh semua yang menggunakannya. Penganalisaan sistem berfungsi untuk menemukan kelemahan suatu sistem, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Analisa sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap perancangan sistem. Tahap analisa merupakan tahap yang sangat penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Terdapat beberapa tahap yang digunakan dalam menganalisis sistem, yaitu: a. Mendefinisikan masalah. b. Memahami definisi sistem tersebut dan membuat definisinya. c. Menetukan alternatif apa yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan modifikasi sistem tersebut. d. Memilih salah satu alternatif yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. e. Menerapkan alternatif tersebut. f. Apabila memungkinkan harus mencoba mengevaluasi dampak dari perubahan yang telah dilakukan terhadap sistem. Untuk perancangan terstruktur, terdapat beberapa alat bantu, yaitu bagan arus dokumen (Document Flowchart) dan bagan arus olah (Systems flowchart). Kebutuhan organisasi dari sudut pemakaian dan perancangan sistem, menuntut adanya alat lain yang dapat memperjelas, mempermudah dan dengan tingkat keterincian sesuai dengan kebutuhan User, antara lain adalah: • ICAM Definition Method (Integrated Computer Aided Mnufacturing Definition Method). • Diagram Arus Data (Data Flow Diagram). Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasinotasi untuk arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. DFD bisa juga dikatakan sebagai suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk 9 menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. 2.5. Keamanan Data Aspek keamanan data merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam manajemen data. Keamanan data telah menjadi bagian dari pengembangan teknologi informasi mengingat bahwa berjuta-juta bit informasi telah dipertukarkan dalam jaringan komputer terutama di internet. Akib (2009) menuliskan bahwa masalah keamanan data dapat diklassifikasi kedalam beberapa dimensi. Suatu situs komersial misalnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: • Secrecy: kategori kemanan komputer yang meliputi perlindungan data/informasi terhadap akses dari pihak-pihak yang tidak berhak serta masalah keaslian (autentik) dari sumber data/informasi. Masalah secrecy berkaitan dengan proses enkripsi-denkripsi serta proses autentikasi. • Integrity: kategori keamanan data yang menjamin bahwa data tidak terganggu selama proses transfer dari sumber ke tujuan melalui saluran-saluran komunikasi. Masalah integrity berkaitan dengan bagaimana melindungi data dari penyusup yang berusaha masuk ke sumber data, atau menyusup dalam jaringan data, untuk mengubah dan merusak. Masalah virus yang bisa menghancurkan data juga menjadi bagian dari integrity. • Availability: kategori keamanan data yang bisa mempertahankan sumber informasi agar selalu sedia dan aktif melayani para penggunanya. Masalah availability berkaitan dengan usaha melindungi server dari gangguan yang bisa menyebabkan server gagal memberi pelayanan (denial of service/DOS). Sukmawan (1998) dalam tulisannya menyebutkan bahwa beberapa program akan secara otomatis membongkar proteksi program aplikasi seperti MS Word, Excel, Word Perfect, PKZip 2.x, Quattro Pro, dan lain-lain dengan sangat mudah, bahkan ada program yang menambahkan 'delay loop' sehingga seolaholah program tersebut sedang bekerja keras membongkar password. Alasan utama kurang baiknya proteksi dari program-program tersebut adalah mungkin kesulitan memperoleh izin ekspor dari pemerintah. Mengekspor program enkripsi sama dengan mengekspor amunisi sehingga sangat dibatasi bahkan dikenai 10 hukuman bagi yang melanggarnya. Contoh klasik adalah apa yang menimpa Philip Zimmermann yang diadili karena program PGP yang ia buat dan menyebar ke seluruh dunia. Lebih lanjut Sukmawan (1998), mengungkapkan bahwa untuk proteksi data yang cukup penting tidak ada jalan lain selain menggunakan program khusus proteksi/enkripsi data. Saat ini telah banyak beredar program khusus proteksi data baik freeware, shareware, maupun komersial yang sangat baik. Pada umumnya program tersebut tidak hanya menyediakan satu metoda saja, tetapi beberapa jenis sehingga kita dapat memilih yang menurut kita paling aman. Contoh program tesebut antara lain: • BFA 97 (Blowfish Advanced 97) yang menyediakan metoda enkripsi: Blowfish, Idea, Triple DES, GOST, Cobra128, PC-1 (RC4 compatible), dan Twofish. Program demo dari paket ini menyediakan pem-password-an hanya sampai 5 huruf. Selain itu paket ini menyediakan fasilitas 'disk key' yaitu kunci pada disket, sehingga kita tidak perlu mengingat-ingat password. Tetapi dengan cara 'disk key' ini ada masalah yaitu bila disketnya rusak atau hilang semua data dapat hilang. • Kremlin yang menyediakan proteksi data Blowfish, Idea, DES/Triple DES, dan lain-lain. • F-Secure yang menyedikan metoda proteksi Blowfish, RSA, DES/Triple DES dan RC4. Produk ini dirancang untuk sistem jaringan. • Cryptext merupakan freeware, extension Windows 95/NT shell yang yang menggunakan RC4 untuk mengenkripsi file yang menggunakan kunci 160 bit yang dihasilkan dari digest SHA terhadap password yang kita masukkan. • PGP, merupakan program enkripsi sistem kunci publik (asimetrik) dan biasanya digunakan untuk untuk enkripsi e-mail, tetapi dapat juga digunakan untuk enkripsi konvensional (simetrik). PGP menggunakan RSA sebagai sistem kunci publik dan Idea sebagai metoda enkripsi simetrik dan MD5 untuk message digest. PGP merupakan freeware tersedia untuk DOS (versi 2.6.x, tersedia beserta source programnya) dan Windows 95/NT (versi 5.x). • Pegwit, seperti PGP merupakan program enkripsi sistem kunci publik, walaupun masih sangat sederhana (versi 8.71). Pegwit menggunakan Elliptic Curve untuk sistem kunci public dan Square untuk enkripsi simetrik dan SHA-1 untuk message digest. Pegwit tersedia untuk DOS (16 dan 32 bit) dan menyertakan juga source programnya. 11 • Selain itu juga terdapat program untuk enkripsi 'on the fly'/'real time' yang dapat mengenkripsi harddisk, partisi, atau suatu direktori tertentu secara transparan. Dengan cara ini kita tidak perlu memilih satu persatu file yang akan kita enkrip, tetapi program yang akan melaksanakannya. Salah satu contoh jenis ini adalah Norton Your Eyes Only, yang menggunakan metoda enkripsi Blowfish. Contoh lain adalah ScramDisk (versi 2.02) yang dapat digunakan untuk Windows 95/98, program ini merupakan program bebas dan tersedia beserta source programnya (http://www.hertreg.ac.uk/ss/). Scramdisk menyediakan beberapa metoda enkripsi seperti Blowfish, Tea, Idea, DES, SquareWindows NT bahkan sudah menyediakan fasilitas mengenkrip , Misty dan Triple DES 168 bit. Microsoft 5.0 yang akan datang direktori dengan menggunakan metoda DES. 3. PEMBAHASAN 12 3.1. Nature Aktivitas Bisnis dan Database Perusahaan SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk menjalankan bisnis utama di bidang agroindustri dengan sistem kemitraan pembesaran ayam broiler (contract farming), dimana SBU Kemitraan adalah inti sedangkan peternak-peternak yang bekerja sama disebut dengan mitra atau plasma. Masing-masing pihak dalam kerjasama ini memiliki modal, inti berupa sarana produksi peternakan (sapronak) sedangkan mitra berupa kandang dan tenaga kerja. Aktivitas bisnis yang dilakukan oleh SBU Kemitraan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan rekrutmen para peternak yang akan dijadikan mitra dengan dasar kondisi dan kelayakan kandang. 2. Untuk mitra yang telah bekerja sama, SBU Kemitraan menerapkan pemilihan mitra untuk dilakukan chick-in day old chick (DOC) berdasarkan performance produksi mitra sebelumnya. 3. Sapronak yang terdiri dari DOC, feed, obat vaksin dan kimia (OVK) diperoleh SBU Kemitraan dari para pemasok baik dari group Sierad, yaitu SBU Feemill dan SBU Breeding ataupun dari pemasok luar. 4. Sapronak ini dikirimkan ke mitra, dan kemudian dilakukan aktivitas pembesaran DOC Broiler oleh mitra selama 35 hari. Di dalam proses produksi yang dilakukan oleh mitra, SBU Kemitraan juga memberikan panduan teknik oleh para PPL yang dimilikinya. 5. Monitoring performance produksi ayam yang dibesarkan oleh mitra, yang dilakukan oleh PPL adalah terkait dengan mortalitas (kematian), feed intake (pemakaian pakan), bodyweight (bobot ayam), feed consumption ratio (rasio pemakaian pakan dengan bobot ayam atau disebut juga dengan average daily gain), pemakaian obat dan kondisi ayam broiler. 6. Setelah melalui proses pembesaran selama 35 hari, DOC broiler akan menjadi livebird yang siap dijual kepada konsumen (broker, rumah potong ayam, bakul, dan individu). 7. Proses selanjutnya adalah proses barter antara piutang sapronak yang dibeli oleh mitra dengan utang livebird SBU Kemitraan kepada mitra. Hasil dari proses barter ini adalah pembayaran laba ke mitra melalui transfer bank. 8. SBU Kemitraan menerima pembayaran dari pelanggan livebird dalam 4-5 hari setelah penjualan yang ditransfer ke bank. Demikian juga melakukan pembayaran utang ke pemasok sapronak. 13 Dari nature aktivitas bisnis yang dipaparkan diatas menjelaskan bahwa SBU Kemitraan PT Sierad Produce memiliki database yang saling terkait satu dengan yang lain, terdiri dari data-data sebagai berikut: - Data Mitra. - Data Pemasok dan Pembelian. - Data Pelanggan dan Penjualan. - Data PPL. - Data Cash Management (Collection dan Payment). - Data Produksi. 3.2. Network Topology, Software ERP dan Database Perusahaan SBU Kemitraan memiliki network yang merupakan bagian dari PT Sierad Produce yang telah digunakan untuk penerapan e-Business System pada aktivitas bisnisnya. Network yang dimiliki menggunakan Telkom VPN-IP dan internet cloud. Dimana mengubungkan semua SBU Sierad ke dalam satu jaringan dan server. Gambar 3. Network Topology Perusahaan Untuk software ERP, SBU Kemitraan menggunakan Microsoft Dynamics Axapta dengan menggunakan Microsoft SQL Server yang merupakan sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) produk Microsoft. Bahasa 14 kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft. Server ini adanya di kantor pusat. Kantor cabang di daerah juga telah menggunakan software Microsoft Dynamics Axapta yang dihubungkan dengan jaringan Telkon VPN-IP, sehingga transaksi yang dijalankan bersifat real-time dan tersentralisasi di server pusat. 15 3.3. Data Requirement Analysis Identifikasi kebutuhan data yang diangkat pada studi kasus kali ini adalah terkait dengan Enterprise Resources Planning (ERP) di SBU Kemitraan dengan metode backward analysis, yang menghasilkan matriks sebagai berikut: Management Sources of Data Data Mitra, Data Produksi Mitra Supporting Information Management Objectives Recording Harian Produksi, Laporan Monitoring production Kunjungan PPL performance dan kesehatan Functions ayam broiler di kandang mitra Data Konsumen Laporan umur piutang konsumen Monitoring piutang jatuh tempo di konsumen livebird Data Pemasok dan Pembelian Laporan umur utang ke pemasok Monitoring utang jatuh tempo kepada pemasok sapronak Data Produksi Mitra Laporan production performance mitra Analisa akumulasi production akumulatif performance mitra Data Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM) Analisa kondisi kandang mitra Data PPL, Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi Monitoring kunjungan PPL Data PPL, Data Produksi Mitra Laporan production performance mitra Analisa kinerja individual PPL akumulatif Data Pemasok dan Pembelian, Data Recording Harian Produksi Mitra, Data Produksi Mitra Analisa kebutuhan kuantitas sapronak 16 Monitoring Management Sources of Data Data Produksi Mitra Supporting Information Recording Harian Produksi Management Objectives Functions Rekomendasi treatment pengobatan ayam broiler Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data Jumlah mitra yang masih dalam masa Alokasi PPL untuk kunjungan dan PPL produksi pantuan teknis Data Mitra, Data Produksi Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM), Penerimaan mitra berdasarkan Laporan production performance mitra standar performance akumulatif Data Konsumen dan Penjualan, Data Rata-rata kuantitas pengambilan dan Penetapan term of payment dan Pemasok dan Pembelian kelancaran kas days of sales Data Konsumen dan Penjualan, Data Laporan umur piutang konsumen, Laporan Rekomendasi penagihan piutang Pemasok dan Pembelian, Data Cash umur utang ke pemasok dan pembayaran utang Management Data Produksi Mitra Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data Directing berdasarkan cashflow Laporan kondisi untuk mitra (KUM), Alokasi chick in DOC (jumlah Laporan production performance mitra DOC yang dilakukan kerja sama akumulatif dengan mitra) Rencana DOC-In Per Mitra Perencanaan pembelian dan Pemasok dan Pembelian pengiriman sapronak ke mitra 17 Planning Management Sources of Data Supporting Information Management Objectives Data Mitra, Data Pemasok dan Laporan umur utang ke pemasok, Laporan Perencanaan cash management Pembelian, Data Konsumen dan umur piutang konsumen, cash flow (cash collection dan cash Penjualan projection disbursment) Data Mitra, Data Produksi Mitra Recording Harian Produksi Perencanaan panen livebird bulanan dan harian berdasarkan berat livebird Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data Recording Harian Produksi PPL Data Mitra, Data PPL Functions Planning Perencanaan jadwal kunjungan PPL Rencana DOC-In Per Mitra Perencanaan sumber daya PPL berdasarkan jumlah mitra Data Mitra, Data Produksi Mitra Laporan kondisi untuk mitra (KUM), Seleksi penerimaan dan Laporan production performance mitra pemasukan DOC ke mitra akumulatif Data Mitra, Data Pemasok dan Rencana DOC-In Per Mitra, Recording Pembelian sapronak dari Pembelian Harian Produksi, Laporan umur utang ke pemasok pemasok Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data Recording Harian Produksi, Laporan umur Konsumen dan Penjualan piutang konsumen 18 Penjualan livebird ke konsumen Acting Management Sources of Data Supporting Information Management Objectives Data Pemasok dan Pembelian, Data Laporan umur utang ke pemasok, Pembayaran utang ke pemasok Cash Management Pengeluaran Kas dan Bank sapronak Data Konsumen dan Penjualan, Data Laporan umur piutang konsumen, Penagihan piutang ke konsumen Cash Management Penerimaan Kas dan Bank Functions Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data Konsumen dan Penjualan, Data Pemasok dan Pembelian, Data Cash Barter laba mitra, Pengeluaran Kas dan Pembayaran laba berdasarkan Management Bank barter kepada mitra Laporan production performance mitra Penutupan kerjasama dengan akumulatif mitra Data Mitra, Data Produksi Mitra Data Mitra, Data Produksi Mitra, Data PPL Pemberian reward dan Production performance mitra per PPL 19 punishment ke PPL Acting 3.4. Identifikasi Kerawanan Data dan Ancaman yang Timbul Identifikasi kerawaan data pada SBU Kemitraan PT Sierad Produce dan acaman yang ditimbulkan adalah sebagai berikut: No 1. Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan Pengaksesan data yang Kerawanan data yang sering terjadi adalah pengaksesan Perubahan data yang dilakukan baik terlarang. data yang bukan menjadi hak dari karyawan bersangkutan. dengan sengaja Hal ini terjadi karena pemakaian user name dan password sengaja dapat ataupun tidak menimbulkan oleh karyawan yang lainnya. Misalnya, karyawan bagian perubahan atas data. kredit kontrol dapat mengakses modul sales dengan akses full control, yang memungkinkan melakukan editing data penjualan ke konsumen. 2. Serangan virus. Sistem operasi rentan dengan gangguan virus dan Sistem operasi yang rentan dengan meningkatnya penyebaran virus melalui email dan USB penyebaran virus, dapat berpotensi yang dapat menimbulkan kerusakan file, dan kehilangan file merusak informasi dan mengganggu data. 3. Gangguan jaringan. jaringan komputer perusahaan. Untuk jaringan ke cabang-cabang menggunakan Telkom Terhambatnya input data, sehingga VPN-IP dimana menggantungkan kecepatan transfer data menghambat transaksi yang lainnya. pada layanan Telkom. 4. Disaster recovery system Perusahaan belum terimplementasi. belum memiliki standar terrencana Tidak memilki alternatif cara agar penanggulangan bencana, sehingga tidak ada jaminan bisnis dapat terus berjalan, sehingga bahwa akses data ke server atau jaringan dapat berjalan yang terjadi bisnis terhenti secara cepat, setelah terjadi bencana. Termasuk recovery perusahaan mengalami kerugian. data yang ada di server. 20 dan No 5. Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan Perangkat data recovery Data back-up disimpan di ruang yang sama dengan server. Jika terjadi bencana pada ruang center yang masih berada server maka data recovery center pada ruang yang sama dan file backup mengalami bencana dengan server. yang sama sehingga tidak mampu mengembalikan informasi dan sistem beroperasi kembali. 6. Tidak terklasifikasikannya Informasi informasi dengan baik. yang terklasifikasi berada dengan didalam baik perusahaan, berdasarkan tidak Jika informasi aspek terklasifikasi atau dan data tidak terproteksi kerahasiaannya, maka dapat berpotensi informasi rahasia berdasarkan sensitifitas dengan baik, dapat terbuka. maka dapat menyebabkan hilangnya kerahasiaan informasi perusahaan. 7. Kurangnya pengamanan Untuk server yang ada di kantor pusat sudah terlindungi dari Server terancam rusak dan terbakar, fisik (kehilangan data). beberapa bahaya fisik, misalnya air, suhu, kebakaran, disebabkan terkena petir sehingga pencurian dan aksi illegal lainnya. Akan tetapi belum punya data hilang. peralatan anti petir dan grounding yang memadai. 8. Tidak diaktifkannya Penggunaan pemakaian firewall. firewall hanya pada sisi luar DMZ Penyusupan dan gangguan yang (Demilitarized Zone) saja, sehingga berpotensi terbukanya berasal dari jaringan lokal dapat wilayah server dari gangguan yang berasal dari dalam langsung masuk jaringan lokal, karena area dalam DMZ tidak dilindungi dimana server firewall. ke area DMZ berada, dan mengakses informasi dan sistem yang sensitif dan kritikal. 21 No 9. Kerawanan Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan Data tidak valid (obsolete Masih belum dilakukan pengujian terhadap file hasil backup Jika terjadi kehilangan data pada or invalid data). sistem dan data. sistem utama, maka hasil backup tidak dapat dipakai karena data tidak valid dan akhirnya terjadi kehilangan informasi. 10. Turn-over karyawan yang tinggi. IT Karyawan di divisi TI yang cenderung bergant-ganti karena Karyawan pengganti atau baru tidak berstatus pegawai kontrak, sehingga dengan teknologi yang mampu menguasai teknologi digunakan oleh perusahaan, membutuhkan keterampilan perusahaan secara cepat, sehingga dan pengetahuan yang cukup, agar dapat melakukan proses monitoring dan pemeliharaan terhadap sistem yang ada. pemeliharaaan monitoring dan sistem menjadi lambat dan terhambat. 11. Kesalahan input data. Terjadi kesalahan input data pada aplikasi di lapangan, dan Kesalahan input data tersebut jika verifikasi kesalahan tersebut dilakukan secara manual. tidak diverifikasi dan dikoreksi secara cepat, menyebabkan waktu layanan menjadi lama, dan akan menurunkan kepercayaan perusahaan. 22 konsumen terhadap No 12. Kerawanan Unrecorded Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan system Tidak dilakukannya pencatatan yang sistematis terhadap Perusahaan failures. kejadian-kejadian gangguan keamanan yang tidak mengetahui terjadi kelemahan/kerawanan yang dimiliki. terutama pada aplikasi yang berhubungan dengan database Kelemahan ini, yang bila diketahui atau server. oleh orang lain dapat menyebabkan gangguan keamanan informasi dan database. 13. Penyalinan copying). data (data Modifikasi informasi dan pencurian informasi melalui Terjadinya pengambilan, modifikasi komputer yang tidak mengaktifkan keamanan dekstop, saat dan kehilangan informasi/data yang pemiliknya tidak berada ditempat. sensitif dan kritikal melalui PC tersebut. 14. Kerusakan damage (data Tidak damage). dilakukan pemeliharaan terhadap perangkat Pemeliharaan yang tidak dilakukan pendukung yang kritikal secara rutin dan berkala, seperti secara rutin dan berkala terhadap pendingin ruangan pada ruang server dan listrik dengan perangkat pendukung akan gensetnya. Sering adanya gangguan listrik menyebabkan mengganggu terutama ruang yang kerusakan peralatan dan bisa menyebabkan kerusakan kritikal seperti data center dan ruang pada data. server. 23 No 16 Kerawanan Tidak Keterangan Ancaman yang Ditimbulkan diaktifkannya Tidak adanya kebijakan khusus yang mewajibkan karyawan firewall. Tidak diaktifkannya PC firewall, untuk mengaktifkan firewall pada komputernya masing- dapat memudahkan masuknya akses masing. yang tidak dapat terotorisasi, menyebabkan informasi, atau sehingga hilangnya modifikasi dan kerusahakan sistem dan informasi. 17. Penyalahgunaan (data abuse). data Penyalahgunaan data kebanyakan selama ini yang Penggunaan melakukan adalah bagian produksi dan penjualan terkait yang dan informasi disalahgunakan dapat dengan data mitra dan data konsumen. Data ini biasanya merugikan diambil saat karyawan bersangkutan pindah ke kompetitor. data perusahaan kebocorannya, karena terutama jika berhubungan dengan data bisnis. 18. Replika data yang tidak Saat ini terdapat proses back-up data yang dilakukan secara Data tidak terback-up dengan baik, konsisten. otomatis dengan menempatkan program pada SQL server, sehingga tetapi konsistensi proses back-up data sangat rendah. 24 menyebabkan ketersediaan data yang rendah. 3.5. Identifikasi Metoda Pengamanan Data Didalam menghadapi dan meminimalkan kerawanan data, perusahaan menggunakan beberapa metoda pengamanan data yang terkait dengan electronically safe, physically safe dan procedurally safe. • Access right assignment. Metoda ini dibuat berdasarkan segregation of duties atas job description user pengguna ERP. Penerapannya dilakukan pada security level yang terdapat pada software ERP Microsoft Dynamic Axapta. Terdapat lima (5) pembagian akses security level yang dilakukan di Microsoft Dynamic Axapta , yaitu: No Access User tidak diberikan akses atas suatu modul atau aplikasi yang ada dalam software ERP. View User hanya dapat melihat saja (read only), tanpa dapat melakukan editing ataupun create. Edit User memiliki akses untuk melakukan editing atas data yang telah diinput sebelumnya melalui software ERP. Create User diberikan akses untuk melakukan create atas suatu transaksi. Full Control User yang memiliki full control dapat melakukan view, edit dan create. Gambar 4. Security Level Software ERP Microsoft Dynamics Axapta 25 • Authentication. Authentication dilakukan melalui dua layer. Yang pertama ketika user log-on ke Windows, dimana setiap user memiliki user name dan password. Gambar 5. Log-on to Windows Kedua ketika user log-on ke software ERP Microsoft Dynamics Axapta, dimana setiap user memiliki user name dan password juga. Setiap user harus terdaftar dalam active directory (domain) di server. Gambar 6. Log-on to Microsoft Dynamics Axapta 26 • Virus prevention, detection and removal. Untuk metode pengamanan yang berhubungan dengan virus, perusahaan menggunakan software antivirus ESET NOD32 Ver. 4. Antivirus ini juga digunakan pada server dan data center, sama seperti yang digunakan pada PC dalam jaringan perusahaan. Proteksi yang diberikan oleh software antivirus ini meliputi: Real-time file system protection. Untuk melindungi sistem dan file dari virus yang masuk, baik dari luar jaringan maupun dikarenakan akses external storage ke PC bersangkutan, misanya pemakain USB dan external hardisk. Email client protection. Digunakan untuk melindungi virus yang masuk melalui email user. Web access protection. Perlindungan yang diberikan saat pengguna melakukan atau menggunakan akses internet. Antispyware protection. Spyware merupakan tipe malware yang dinstal pada computer, digunakan untuk mengambil informasi tanpa sepengetahuan user. Program antispyware digunakan untuk melawan spyware dengan memberikan real-time protection dan deteksi spyware yang terinstal dalam komputer. Gambar 7. Antivirus NOD32 27 • Network Protection and security. SBU Kemitraan seperti dijelaskan di atas menggunakan Telkom VPN-IP untuk jaringan ke cabang-cabangnya. Sedangkan jaringan di dalam menggunakan LAN. Pengamanan network dilakan dengan memberikan IP kepada setiap PC user. Selain digunakan sebagai kontrol penggunaan IP dan aktivitas user, pengamanan ini cukup efektif untuk memproteksi user eksternal masuk ke dalam jaringan perusahaan. Gambar 8. IP User Control • Periodical Data Backup, Data back-up dilakukan secara langsung melalui program otomatis di SQL server. Hasil back-up data juga disimpan pada external data storage yang lainnya. Back-up dilakukan setiap hari setiap jam 11 malam, sedangkan penggandaan ke external data storage dilakukan 1 minggu sekali. • Recovery System. Saat ini perusahaan belum memiliki data recovery center yang terpisah dengan kantor pusat. Bahkan DRC yang dimiliki menjadi satu dengan data center dan server. 28 • Monitoring System. Sistem monitoring yang dilakukan pada ruang server dan data center masih ditujukan kepada pengamanan fisik peralatan database. Beberapa diantaranya adalah, pengaturan suhu ruangan dengan air conditioner dan kontrol log, security system sehingga membatasi hanya karyawan yang berkepentingan saja yang masuk ke dalam ruangan dengan memasang finger detection, selain itu juga terdapat sprinkle dan tabung pemadam andaikata terjadi kebakaran. Untuk menghindari kerusakan data yang diakibatkan oleh adanya naik atau turunnya arus listrik, digunakan stabilizer dan UPS. Gambar 9. Ruang Server dan Data Center • Establishment of IT Organization. Perusahaan telah memiliki organisasi dan sumber daya IT yang mencukupi, sehingga penanganan masalah yang terjadi dapat dilakukan dengan cepat. Meskipun pada kenyataannya turn-over karyawan masih cukup tinggi. • Establishment of SOP and Training. Training sudah dilakukan kebanyakan untuk karyawan IT saja, sedangkan untuk user software ERP training biasanya dilakukan oleh SBU Kemitraan sendiri. Standard operating procedure sudah dimiliki tetapi masih mengatur hal-hal yang umum dan bersifat sederhana. • Standardized Software. Untuk meminimalisasi kerawanan data, perusahaan menerapkan kebijakan instalasi software standar pada setiap user. Disamping itu hal ini ditujukan 29 untuk memaksimalkan kerja sistem komputer, kerja karyawan bersangkutan dan menghindarkan dari pemakaian software bajakan. • Firewall Installation. Perusahaan menggunakan firewall, yaitu suatu dara atau mekanisme yang diterapkan baik terhadap hardware, software ataupun sistem dengan tujuan untuk melindungi. Perlindungan yang dilakukan adalah dengan menyaring, membatasi dan menolak semua kegiatan dari luar (Demilitarized Zone) segmen perusahaan yang tidak memiliki hak melakukan akses (unauthorized access). Segmen yang dimaksud di sini adalah server, router dan LAN. • Information Technology (IT) Audit. Sekarang mulai dilakukan IT audit yang mencakup ketaatan aktivitas yang dilakukan oleh user dan IT terhadap SOP dan melakukan test data dan informasi yang dihasilkan dengan menggunakan CAATs (Computer Assisted Audit Tools and Techniques). Hasil yang didapatkan dari proses audit kemudian dijadikan masukkan kepada IT departemen untuk memperbaiki dan menyempurnakan SOP yang telah ada. 3.6. Identifkasi Isu Kode Etik Nasional & Internasional 3.6.1. Isu-isu Utama Dalam Etika ICT Isu kode etik nasional dan internasional saat ini terkait dengan beberapa isu utama ICT, yaitu: Cyber Crime Merupakan kejahatan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan komputer sebagai basis teknologinya. Hacker: seseorang yang mengakses computer atau jaringan secara illegal. Cracker: seseorang yang mengakses komputer / jaringan secara ilegal dan memiliki niat buruk. Script Kiddie : kegiatan yang dilakukan seseorang ini serupa dengan cracker tetapi tidak memilki keahlian teknis. CyberTerrorist: seseorang yang menggunakan jaringan atau internet untuk merusak dan menghancurkan komputer dan jaringan tersebut untuk alasan politis. Contoh pekerjaan yang biasa dihasilkan dari para cyber crime ini adalah berkenaan dengan keamanan, yaitu: 30 Malware Malware terkait dengan (1) virus yaitu program yang bertujuan untuk mengubah cara bekerja komputer tanpa seizin pengguna, (2) worm yaitu program-program yang menggandakan dirinya secara berulangulang di komputer sehingga menghabiskan sumber daya (3) trojan yaitu suatu program yang menyerupai program yang bersembunyi di dalam program komputer kita. Denial Of Service Attack Merupakan serangan yang bertujuan untuk akses komputer pada layanan web atau email. Pelaku akan mengirimkan data yang tak bermanfaat secara berulang-ulang sehingga jaringan akan memblok pengunjung lainnya. Beberapa hal yang terkait adalah BackDoor yaitu program yang memungkinkan pengguna tak terotorisasi bisa masuk ke komputer tertentu; serta spoofing yaitu teknik untuk memalsukan alamat IP komputer sehingga dipercaya oleh jaringan. Penggunaan Tak Terotorisasi Merupakan penggunaan komputer atau data-data di dalamnya untuk aktivitas illegal atau tanpa persetujuan Phishing / pharming Merupakan trik yang dilakukan pelaku kejahatan untuk mendapatkan informasi rahasia. Jika phishing menggunakan email, maka pharming langsung menuju ke web tertentu. Spam Email yang tidak diinginkan yang dikirim ke banyak penerima sekaligus. Spyware Program yang terpasang untuk mengirimkan informasi pengguna ke pihak lain. Cyber Ethic Dampak dari semakin berkembangnya internet, yang didalamnya pasti terdapat interaksi antar penggunanya yang bertambah banyak kian hari, maka dibutuhkan adanya etika dalam penggunaan internet tersebut. 31 Pelanggaran Hak Cipta Sebuah informasi mungkin memerlukan harga yang tinggi untuk memproduksinya. Sekali diproduksi secara digital, maka ia mudah direproduksi dan didistribusikan, tanpa merusak produk aslinya. Hal inilah yang terkait dengan masalah pengakuan hak cipta dan kekayaan intelektual (HAKI). Kerentanan HAKI dalam TIK antara lain kehilangan informasi, lemahnya proteksi terhadap informasi, ketergantungan kepada informasi, informasi tidak andal (error). HAKI terkait dengan kode etik dalam kasus seperti pembajakan, cracking, illegal software. Bussiness Software Alliance (BSA) dan International Data Corporation (IDC) melaporkan dalam Annual Global Software Piracy 2007, dikatakan Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan tingkat pembajakan software tertinggi. Tanggung Jawab Profesi TI Sebagai tanggung jawab moral, perlu diciptakan ruang bagi komunitas yang akan saling menghormati di dalamnya, Misalnya IPKIN (Ikatan Profesi Komputer & Informatika) semenjak tahun 1974. 3.6.2. Isu Kode Etik Internasional Kode etik tentang ICT secara global tidak hanya didasarkan atas kondisi dan situasi serta kebutuhan dari satu negara tertentu namun dipengaruhi oleh kebijakan ICT internasional yang mempengaruhi semua tatana kehidupan baik sosial, politik, ekonomi, budaya termasuk komunikasi dan informasi itu sendiri. Menurut David Souter mengungkapkan bahwa kebijakan ICT internasional sangat mempengaruhi etika yang terbentuk. Dua dimensi yang terkait, yaitu: Result of International ICT Decision Making yang terdiri dari development assistance, policy coordination, standards, law and regulations. Scope of International ICT Decision Making yang terdiri atas exchange IT service, use of common IT resources, development IT technology, dan application ICT. 32 Gambar 10. Matrix Scope dan Result ICT Decision Making Anti-cybercrime Berhubungan dengan Anti-cybercrime, hanya ada beberapa negara Asia yang telah mengeluarkan Undang-Undang Anti-cybercrime. Hal inilah yang menyebabkan kontrol yang rendah untuk mencegah kejahatan melalui dunia cyber. Di beberapa negara, terutama di negara maju, ada yang telah mengimplementasikan undang-undang ini untuk mengatasi masalah cybercrime. Singapura telah membuat aturan itu sejak 1993 dan secara rutin melakukan amandemen untuk menyesuaikan perkembangan pelaku cybercrime yang kian canggih. Jepang juga memiliki langkah serupa dengan mengeluarkan Unauthorized Access Law (UndangUndang Akses Tidak Resmi) pada 1999. Isu lain yang terkait dengan Anti-cybercrime adalah ketersediaan pakarpakar ahli untuk mengungkap para pelaku cybercrime yang jumlahnya bisa sangat besar. COBIT Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. Cobit dirancang sebagai alat penguasaan 33 IT yang membantu manajemen dan auditor dalam pemahaman dan memanage resiko, manfaat serta evaluasi yang berhubungan dengan IT. Gambar 11. COBIT Framework. Dengan diimplementasikannya COBIT, pengguna ICT di dalam suatu perusahaan diharapkan lebih memperhatikan etika dengan pendekatan standar. 3.6.3. Isu Kode Etik Nasional Sebagai sebuah negara yang berkembang, Indonesia terus meningkatkan infrastruktur pembangunan termasuk pengembangan bidang ICT. Terdapat beberapa isu kebijakan ICT yang terjadi khususnya semenjak era reformasi berlangsung. Dari sisi penggunaannya perkembangannya ICT di Indonesia hampir sejajar dengan negara lain termasuk negara maju arus teknologi komunikasi global masuk secara deras ke Indonesia. Namun demikian regulasi policy tentang ICT baru ada semenjak dibentuknya kementrian Teknologi Informasi dan komunikasi (Kominfo). 34 Sesuai dengan peran dan tugasnya maka Kominfo memiliki tanggung jawab untuk mengatur regulasi kebijakan ICT di Indonesia. Beberapa peraturan yang telah ada di Indonesia terkait dengan etika pengggunaan ICT, antara lain: UU No. 14 tentang Keterbukaan Informasi Publik (RUU KIP) UU ini mengatur dan menjamin hak-hak publik untuk memperoleh informasi dan serta kewajiban Negara dalam penyediaan informasi publik. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/ atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepent ingan publik. UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Sebagai langkah mengantisipasi semakin berkembangnya pemanfaatan TIK dalam berbagai transaksi dan dunia usaha. UU ini diharapkan akan memberikan jaminan keamanan, keyakinan, kerahasiaan dan kenyamanan dalam pemanfaatan transaksi ITE ini. Dalam UU ini meliputi beberapa hal yang penting guna mendukung transaksi bisnis melalui elektronik, antara lain: • Dokumen elektronik. • Sertifikat elektronik. • Tanda tangan elektronik. • Penyelenggara sertifikasi elektronik. • Kontrak elektronik. • Nama domain, HAKI dan perlindungan hak pribadi. • Perbuatan yang dilarang. • Penyelesaian permasalahan sengketa dan pidana. Kumpulan peraturan dan undang-undang tending HAKI, yaitu hak cipta, merek, indikasi geografis, rancangan industry, paten, desain layout dari lingkaran elektronik terpadu, perlindungan terhadap rahasia dagang, pengendalian praktek-praktek persaingan tidak sehat dalam perjanjian lisensi Nomor 30/Perm/M.Kominfo/11/2006 Badan Pengawas Certification Authority Badan Pengawas Certification Authority (BP-CA) adalah lembaga non struktural, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. BP-CA 35 mempunyai tugas mengawasi, mengendalikan, berfungsi sebagai Root CA dan memberikan pertimbangan serta mengusulkan penerbitan atau pencabutan izin operasi CA kepada Menteri Komunikasi dan Informatika. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 27 Tahun 2006 terkait dengan pengamanan Pemanfaatan Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet. Keputusan Komisi Informasi Pusat RI No. 01/KEP/KIP/VIII/2009 tentang Kode Etik Komisi Informasi. Berisikan tentang Kode Etik Komisi Informasi ini berlaku untuk seluruh jajaran Komisi Informasi yang terdiri atas Anggota Komisi Informasi, Tenaga Ahli, Asisten Ahli dan Pegawai Sekretariat. 36 4. KESIMPULAN Berdasarkan ulasan yang telah dilakukan pada paper ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. SBU Kemitraan PT Sierad Produce Tbk dalam menjalankan bisnis utama di bidang agroindustri dengan sistem kemitraan pembesaran ayam broiler (contract farming) telah menggunakan sistem informasi yang menggunakan database dengan software ERP Microsoft Dynamics Axapta dengan menggunakan jaringan Telkom VPN-IP dan server Microsoft SQL. 2. Data-data yang terdapat dalam database terkait dengan data mitra, pemasok dan pembelian, pelanggan dan penjualan, petugas penyuluh lapangan, cash management dan data produksi. 3. SBU Kemitraan juga memiliki kerawanan atas database yang dimilikinya. Beberapa kerawanan tertinggi yang perlu mendapatkan perhatian antara lain pengaksesan data yang terlarang, serangan virus, disaster recovery systemdan perangkat data recovery center yang masih berada pada ruang yang sama dengan server, turn-over karyawan IT yang tinggi serta, replika data yang tidak konsisten. 4. Untuk menangani kerawanan database yang pada akhirnya menimbulkan ancaman, SBU Kemitraan menerapkan metode pengamanan data yang terkait dengan electronically safe, physically safe dan procedurally safe.yang telah dilakukan adalah seperti access right assignment, authentication, virus prevention, detection and removal, network protection and security, periodical data backup, monitoring system, establishment of IT organization, establishment of SOP and Training, standardized software, firewall installation, dan information Technology (IT) Audit. Khusus untuk database recovery system dan database recovery center, SBU Kemitraan harus mulai membuat perencanaan yang sistematis, sehingga meminimalisasi ancaman yang ditimbulkan. 5. Terkait dengan isu kode etik, Indonesia sudah memiliki piranti-piranti pengendali dalam bentuk undang-undang dan peraturan terkait dengan ICT. Last but not least, piranti-piranti ini akan maksimal jika didukung dengan adanya komitmen masyarakat dan pemerintah dalam bentuk law enforcement yang kuat. 37 DAFTAR PUSTAKA Adzam. 2010. Isu-isu Pokok dalam Etika Teknologi Informasi. [terhubung berkala] http://yogapw.wordpress.com [12 Jul 2011]. Conolly T, Begg C. 2002. Database System: A Practical Approach to Design, Implementation and Management. 3rd ed. Addison Wesley Pub.Co. Faisal A. 2009. Keamanan Data. [terhubung berkala] http://teknik- informatika.com/keamanan-data/ [12 Jul 2011]. Fathansyah. 2002. Basis Data. Bandung: Informatika. Kadir A. 2002. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta. Khoirul A. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Reingruber MC, Gregory WW. 1994. The Data Modeling Handbook. New York: John Wiley & Sons. Riyana C. 2008. Proses Pengembangan Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Proses Kebijakan ICT Indonesia. Jakarta. Robin B. 2000. Database Concepts: Databases and Database Management Systems (DBMS). [terhubung berkala] http://www.fhi.rcsed.ac.uk/rbeaumont/virtualclassroom/chap7/s2/dbcon1.p df [12 Jul 2011]. Sukmaaji A, Rianto. 2008. Jaringan Komputer: Konsep Dasar Pengembangan Jaringan dan Keamanan Jaringan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sukmawan, Budi. 1998. Keamanan Data dan Metode Enkripsi. [terhubung berkala]http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:KAfpJxKqtp4J:mapb igi.files.wordpress.com/2009/08/keamanan-data-dan-metodaenkripsi.doc+metoda+keamanan+data&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGE ESiLZRxyyrKXMjdgnT415O7XQwrcbUVKWIe91iEgAw8vgKSn_dPqiRsA mlRzvPwMHYleFxUy_It3S4bGgbOV9fm0BzR7cnAOswAhmVJYzgRJz2u vH3v8xlDx4XVvmNZJz5_wb41&sig=AHIEtbQn4UAHvIKvmF90hRv6r-cygknRQ [12 Jul 2011]. 38