BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan serius yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini adalah manajemen laba. Alasannya, pertama, manajemen laba seolah-olah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia. Sebab aktivitas ini tidak hanya di negara-negara dengan sistem bisnis yang belum tertata, namun juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di negara yang sistem bisnisnya telah tertata, seperti halnya Amerika Serikat. Kedua, sebab dan akibat yang ditimbulkan aktivitas rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi, namun juga tatanan etika dan moral (Rachmadi, 2011) Isu kecurangan yang terkait dengan masalah akuntansi berkembang di berbagai negara di benua Amerika, Eropa maupun di Asia. Hal ini ditandai dengan munculnya kasus skandal pelaporan akuntansi perusahaan-perusahaan besar seperti Enron, Merck, World Com, Xerox, AHold dan lainnya (Ujiantho dan Pramuka 2007; Subekti dkk, 2010). Beberapa kasus terkait dengan pelaporan keuangan yang terjadi di Indonesia, seperti pada PT Lippo Tbk dan PT Kimia Farma Tbk yang diduga melakukan manipulasi laba (Boediono, 2005 dalam Aryani, 2011). Kasus-kasus seperti inilah yang kemudian memicu untuk dilakukannya penelitian mengenai manajemen laba. Fenomena manajemen laba sendiri menjadi perdebatan karena perbedaan pendapat antara kalangan akademisi dengan kalangan praktisi dan regulator. Diman kalangan masyarakat akademisi, mengasumsikan bahwa laporan keuangan telah mengungkapkan seluruh manajeman laba yang dilakukan, menilai manajeman laba adalah baik atau tidak buruk. Sedangkan kalangan praktisi dan regulator menyakini bahwa manajemen laba akan menumbulkan persoalan yang dapat berdampak kemana-mana (Mulford dan Comiskey, 2010) Manajemen laba bisa dilakukan dengan dua manipulasi aktivitas yakni aktivitas riil dan aktivitas akrual. Menurut Cohen et.al.(2009) manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil dapat dilakukan dengan manajemen laba penjualan yang dapat diuji dari arus kas operasidan pengurangan biaya diskresioner yang diuji dari biaya diskresioner. Dalam penelitian Roychowdhury 2006; Zang (2012) manajemen laba riil akan berpengaruh negatif pada arus kas dimasa yang akan datang. Perbedaan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajer (agent) merupakan awal timbulnya masalah agensi. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih mengatahui seluk beluk aktivitas perusahaan daripada pemilik. Perbedaan inilah yang kemungkinan besar menjadi alasan terjadimya manajemen laba yang dilakukan sepihak oleh manajer. Dalam konsep teori akuntansi, manajemen laba sebagai agen seharusnya melakukan tindakan yang selaras dengan kepentingan prinsipal. Akan tetapi pada kenyataannya, manajemen laba dapat melakukan tindakan–tindakan yang hanya memaksimalkan kepentingannya sendiri. Agen bisa melakukan tindakan yang tidak menguntungkan prinsipal secara keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa merugikan kepentingan dari perusahaan tersebut (Pujiningsih, 2011). Dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal karena manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kerja. Sedangkan kepemilikan oleh institusional dinilai dapat mengurangi praktek manajemen laba karena manajemen laba menganggap institusional sebagai sophisticated investor dapat memonitor manajemen laba yang dampaknya akan mengurangi motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba (Midiastuty dan Mas’ud, 2003 dalam Pujiningsih, 2011) Sistem tata kelola perusahaan (corporate governace) harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi, dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada pula yang menyatakan bahwa corporate governance merupakan subjek dari tata kelola perusahaan, seperti sudut pandang pemangku kepentingan, yang menuntut perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham, misalnya karyawan atau lingkungan (wikipedia). Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen laba perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga digunakan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Deni, Khomsiyah dan Rika, 2004 dalam Aryani, 2011). Perhatian terhadap praktik tata kelola perusahaan di perusahaan modern telah meningkat akhir-akhir ini, terutama sejak adanya kasus-kasus keuangan yang terjadi didunia tidak terkecuali di Indonesia. Mekanisme corporate governance di sinyalir dapat mempengaruhi terjadinya praktek kecurangan yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, selama beberapa dekade terakhir ini tata kelola perusahaan menjadi salah satu masalah yang banyak diteliti. Fokus penelitian ini ialah menguji pengaruh informasi, struktur kepemilikan serta peranan mekanisme corporate goverance terhadap terjadinya manajemen laba melalui aktivita riil di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian semacam ini telah diteliti terlebih dahulu oleh Richardson pada tahun 1998. Setelah penelitian tersebut banyak peneliti yang telah mengambil tema manajemen laba sebagai tema penelitiannya. Penelitian manajemen laba riil sendiri mulai banyak dijadikan bahan penelitian sejak adanya penelitian yanjg dilakukan oleh Roychowdhury pada tahun 2006. Berdasarkan penelitian terdahulu didapatkan bahwa Asimetri informasi berpengaruh positif pada praktik manajemen laba (Rahmawati, Yacob Suparno dan Nurul Qomariyah, 2006) didukung oleh penelitian Richardson (1998), adapun penelitian lain mengatakan Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap terjadinya manajemen laba Tri Siwi Nugrahani (2009) sedangkan mekanisme corporate governance tidak secara signifikan mengurangi praktik manajemen laba menurut Aryani (2011). Penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan perusahaan perbankan untuk pengambilan data dan sampel penelitiannya. Sehingga untuk memperluas penelitian, data akan diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu fokus utama pada penelitian ini ialah penggunakan manajemen laba melelui manipulasi pada aktivitas riil perusahaan sebagai variabel yang dipengaruhinya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut “Pengaruh Asimetri Informasi, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate governance terhadap Manajemen laba Aktivitas Riil”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah asimetri informasi akan mempengaruhi manajemen laba riil 2. Apakah struktur kepemilikan akan mempengaruhi manajemen laba riil 3. Apakah mekanisme corporate governance dapat mempengaruhi manajemen laba riil C. Tujuan Dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka tujuan diadakan penelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba riil 2. Untuk mengatahui seberapa besar struktur kepemilikan akan mempengaruhi manajemen laba riil 3. Untuk mengetahui pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba riil 2. Kontribusi Penelitian Setiap penelitian sudah sebaiknya memiliki konstribusi yang diberikan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki kontribusi sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan, penelitian ini dapat mengantisipasi adanya tindak manajemen laba dengan mencegah celah-celah dari faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba itu sendiri. 2. Bagi pemilik perusahaan, penelitian ini dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya serta memberikan masukan agar pemilik juga seharusnya lebih waspada terhadap fenomena ini sehingga dapat mengawasi dan turut andil dalam operasional perusahaan. 3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan bagaimana peristiwa manajemen laba dapat dipengaruhi serta menjadi refrensi bagi penelitian selanjutnya mengingat belum sempurnanya penelitian ini.