75 ditunjukkan oleh nilai Fhitung > Ftabel (4,148 > 2,934) dan nilai signifikansinya yang menunjukan nilai 0,012 (lebih kecil dari nilai α=0,05). Adapun besarnya koefisien determinasi sebesar 0,441 artinya 44,10% praktik manajemen laba dipengaruhi oleh asimetri informasi (quotes, volume penjualan, Growth dan CVFAR) perusahaan, sedangkan 55,90% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian. Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajemen dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas atau nilai pasar perusahaan, manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan informasi yang lebih baik bagi perusahaan. Dalam pengungkapan informasi laporan keuangan, manajemen akan melakukan pengungkapan yang seperlunya. Hal ini dilakukan agar manajemen dapat mempraktikan manajemen laba untuk tujuan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi asimetri informasi maka kesempatan manajemen dalam praktik manajemen laba semakin besar hal ini disebabkan karena informasi yang diperoleh pemegang saham tidak sebanding dengan informasi yang dimiliki oleh manajemen yang secara langsung mengelola perusahaan, sebaliknya dengan semakin rendah asimetri informasi maka semakin kecil kesempatan manajemen untuk melakukan manajemen laba. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun penelitian 2009-2010 dapat diambil kesimpulan segabai berikut: 1. Asimetri Informasi 76 Asimetri informasi diukur dengan menggunakan pendekatan microtruktur yaitu bid-ask spread yaitu selisih harga beli tertinggi dengan harga jual terendah dari saham yang diperjualbelikan. Bid-ask spread dapat diproksi oleh quotes, volume penjualan, debt, CVFAR dan Growth namun pengujian analisis data berdasarkan uji asumsi klasik pada uji normalitas yaitu (uji kolmogorof-smirnov test) menyatakan bahwa variabel yang berdistribusi normal adalah variabel quotes, volume penjualan, Growth dan CVFAR. 2. Manajemen Laba Dari hasil penelitian manajemen laba dengan menggunakan perhitungan discretionary accruals yang digunakan sebagai indikator untuk menentukan manajemen laba oleh suatu perusahaan terhadap 34 perusahaan manufaktur yang melakukan praktik manajemen laba pada tahun 2009 sampai tahun 2010. Manajemen laba yang dilakukan dengan cara menaikan laba dan menurunkan laba yang dilihat dari nilai discretionary accrual yang positif dan nilai discretionary accruals yang negatif. 3. Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda diketahui asimetri informasi yang di proksi dengan quotes, volume penjualan, Growth dan CVFAR, berpengaruh positif terhadap manajemen laba pada kelompok perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Besarnya pengaruh asimetri informasi dengan manajemen laba tersebut sebesar 44,10 % yang berarti pengaruh lain nya sebesar 55,90 % ditentukan oleh faktor lain yang tidak dimasukan kedalam penelitian. 5.2 Keterbatasan dan Saran 77 Peneliti ini memiliki beberapa keterbatasan. Setelah melihat hasil penelitian dan pengambilan kesimpulan maka berikut ini saran yang disampaikan dapat dijadikan masukan atau bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dimasa yang akan data, diantaranya : 1. Variabel asimetri informasi yang dilakukan dalam penelitian ini hanya didasarkan pada penelitian microstruktur, yaitu variabel quotes, volume penjulan dan CVFAR (standar deviasi pada nilai arus kas operasional). Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian ini dengan menggunakan proxy asimetri informasi yang lain seperti, analyst forecast dan berdasarkan kesempatan berinvestasi. 2. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel moderator yang relevan seperti size, debt to equity ratio untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode yang lebih panjang dari periode dua tahun sehingga mendapatkan hasil yang sangat kuat. 4. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan penelitian yang menggunakan sampel perusahaan jasa seperti perbankan dan lain-lain. Bagi Manajemen Bagi manajemen perusahaan perlu meningkatkan pemahaman mengenai manajemen laba. Dimana hal tersebut dapat membantu organisasi untuk menghindari resiko yang timbul dari penerapan manajemen laba. Penerangan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah yang besar terhadap pelaporan keuangan.