Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Psikologi Universitas Medan Area Mulia Siregar* Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakuktas Psikologi stambuk 2012 Universitas Medan Area dengan sampel sebanyak 44 mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan negatif antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan Metode Analisis Product Moment, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. Dengan nilai rxy = 0,031 p= 0,844> 0,050. Artinya motivasi berperstasi tidak mimiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, dinyatakan ditolak. Dimana diketahui mean empirik prokrastinasi akademik 70.7500 yang lebih besar dari pada hipotetiknya 62.50 dan mean empirik motivasi berprestasi 72.2727 yang lebih kecil daripada nilai hipotetiknya 100. Kata Kunci : Prokrastinasi Akademik, Motivasi Berprestasi A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah satu hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan non formal bisa kita dapat di kehidupan sehari-hari, dalam keluarga, dalam bermasyarakat bahkan kita dapat dari alam itu sendiri yang tanpa kita sadari ada pembelajaran di dalamnya. Sedangkan di pendidikan formal bisa kita dapatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan dengan bekal ilmu dan kemampuan yang dimilikinya (http://repositiory.usu.ac.id). Mahasiswa adalah status pendidikan yang di dapat setelah seseorang melewati masa SMA dan memasuki jenjang perkuliahan di perguruan tinggi. Mahasiswa khususnya di Indonesia diharapkan memiliki kestabilan emosi dan pola pikir yang lebih matang dibandingkan siswa SMA.(http://id.svpoong.com/pengertia n/mahasiswa). Seorang mahasiswa memiliki berbagai kegiatan yang di lakukan, di antaranya ada mahasiswa yang bekerja sambil kuliah ataupun melaksanakan kegiatan lain di luar perkuliahan. Namun selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, sebagai mahasiswa tidak terlepas dari kewajiban mengerjakan tugas-tugas akademik. Menurut Mayasari dkk, (2010) Beberapa tuntutan penyelesaian tugas tersebut antara lain adalah membuat makalah, menyiapkan prsentasi maupun membuat jurnal-jurnal dari penelitan, membuat berbagai macam tugas akademik maupun ujian yang merupakan suatu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilaksanakan secara rutin, serta kegiatan non akademis lainnya. Kemudian adanya kegiatan gangguan lain yang mungkin lebih * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 1 menyenangkan dibandingkan mengerjakan tugas-tugas akademik dari dosen. Dalam memberikan tugas, dosen akan menentukan batas waktu tertentu untuk di kumpulkan. Mahasiswa dalam konteks sebagai pembelajar di perguruan tinggi diharapkan sejak awal mampu menampilkan perilaku produktif, diantaranya menyelesaikan tepat waktu berbagai tugas yang berkaitan dengan perkuliahan yang diikutinya. Dengan demikian, setiap bentuk penundaan atau keterlambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas akan menjadi masalah yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Prilaku seseorang yang tidak dapat membagi waktu kapan harus memulai dan mengerjakan sesuatu yang seharusnya dapat bermanfaat, sehingga waktu yang dimilki tersebut menjadi percuma dan terbuang dapat diartikan sebagai prokrastinasi Salomon dkk (dalam Coralia, 2012). Prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda dalam memulai, melaksanakan dan mengakhiri suatu aktivitas. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang terjadi di lingkungan akademik. Ellis&Knaus (dalam Rumaini, 2006) menemukan bahwa hampir 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi dalam makna luas. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik ditandai dengan kelambanan, keterlambatan menghadiri kuliah, terlambat dalam menyelesaikan tugas hingga menunda belajar untuk ujian, sehingga tidak mungkin membuat waktu studinya lebih lama menundanunda mengganggu kedisplinan dalam memenuhi dan menyelesaikan tugastugas akademik. Fenomena prokrastinasi akademik juga terjadi di Fakultas Psikologi kuhusnya Stambuk 2012 Universitas Medan Area, dimana terlihat mahasiswa banyak menundanunda mengerjakan tugas, seperti berleha-leha mengerjakan tugas dari dosen. Stambuk 2012 terlihat lebih banyak mementingkan berkumpul bercerita dari pada berkumpul mengerjakan tugas. Berdasarkan observasi tampak sebagian mahasiswa ada yang menunda-nunda menyelesaikan tugas-tugas akademik seperti membuat laporan, mencari jurnal, serta tugas membuat makalah yang untuk dipresentasikan, mereka terlihat lebih banyak mengerjakan kegiatan-kegiatan santai, sehingga tidak dapat mengatur waktu untuk mengerjakan tugas-tugas dari kampus sehingga mahasiswa tersebut sering terlambat mengumpulkan tugas. Seperti yang terlihat berdasarkan observasi, ada yang berkelompok mengerjakan tugas dengan semangat, sedangkan kelompok lainnya terlihat hanya duduk-duduk bercerita, dan sebagian dari mereka ada yang sibuk dengan handphonenya sendiri bahkan ada yang jalan-jalan kluyuran kesana kesini, nongrong dikantin dan kegiatan yang santai lainnya yang padahal lebih penting mengerjakan tugas dari pada kegiatan yang tidak begitu penting, sehingga mahasiswa terlambat mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang di tentukan dan bahkan mahasiswa meminta waktu lebih dari deadline yang ditentukan dan lain sebagainya. Banyak juga mahasiswa menunda belajar untuk menghadapi tes kecil atau ujian, bahkan tidak jarang dari mahasiswa tersebut yang baru sibuk melengkapi catatan dengan cara memfotokopi catatan teman yang lengkap bahkan sepekan bahkan sehari sebelum ujian. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari dalam diri mahasiswa tersebut tidak adanya dorongan yang kuat dari dalam diri mahasiswa untuk segera menyelesaikan tugas tugas akademik dengan baik. Ada banyak faktor yang memicu mahasiswa melakukan penundaan terhadap tugas akademiknya, salah satu diantaranya seperti yang di ungkapkan * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 2 oleh Ferrari dkk, (dalam, Ika. C. 2007) yaitu faktor internal meliputi faktor fisik seperti kelelahan dan faktor psikologis seperti tipe kepribadian dan motivasi. Mengenai motivasi berpreastasi, McClelland (dalam Rumiani, 2006) mengartikan sebaga imotif yang mendorong individu untuk meraih sukses dan bertujuan untuk meraih hasil dengan standar tertentu. Sedangkan Keith dkk (dalam Winkel, 1996) mendefiniskan motivasi berprestasi sebagai dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan individu untuk meraih sukses. Adapun ciri-ciri motivasi berprestasi menurut McClelland (dalam, Rumaini 2006) adalah pemilihan tingkat kesulitan tugas, ketaatan atau ketekunan, harapan terhadap umpan balik, memilki tanggung jawab pribadi terhadap kenerjanya dan kemampuan dalam melakukan inovasi. Seseorang juga dapat kehilangan motivasi dalamm elakukan aktivitasnya sehari-hari karena banyaknya stressor yang diterima. Kondisi ini rentan untuk membuat mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Menurut Heckhausen, orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi tidak suka membuang waktu dengan cara mengalihkan pelaksanaan tugas dengan hal-hal yang tidak berguna (dalam Hidayat, 1995). Prokrastinator akan mudah tergoda untuk mengalihkan pembuatan tugas yang rumit dengan aktifitas yang menyenangkan akan tetapi tidak berguna. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Mahasiswa Pengertian Mahasiswa menurut etimologi atau asal-usul katanya, mahasiswa berasal dari dua suku kata yaitu, kata “Maha” dan “Siswa”. Kata “maha” berarti besar, paling, ter, sangat sedangkan siswa berasal dari kata “Murid” dari kata “Iradatan” yaitu orang yang mencari pengetahuan di tingkat sekolah dasar, menengah. Jadi mahasiswa ialah seseorang yang lebih tinggi, baik tingkat tempat dimana dia belajar (SD, SMP, SMA) maupun tingkat intelektualnya. Pengertian Mahasiswa Menurut Para Ahli di Indonesia banyak sekali perguruan tinggi, sehingga banyak sekali mahasiswa yang kebanyakannya adalah seorang yang membawa perubahan, banyak juga yang bilang kalau mahasiswa adalah penerus bangsa, dan cerminan bangsa dmasa depan, berbicara mengenai mahasiswa sebenarnya apa pengertian dari mahasiswa itu. Terdapat banyak referensi tentang arti dari istilah mahasiswa itu sendiri, baik dari segi hukum, para doctor, maupun pandangan dari masyarakat umum, mereka punya arti yang tersendiri jika berbicara mengenai istilah mahasiswa. Pengertian Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (2000) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usiasekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena perguruan tinggi mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat (http://id.shvoong.com/pengertian/maha siswa). 2. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 3 dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya Ferrari dkk (dalam, Tjundjing 2006). Pada abad lalu prokrastinasi bermakna positif bila penunda sebagai upaya konstruktif untuk menghindari keputusan implusif dan tanpa pemikiran yang matang, dan bermakna negatif bila dilakukan Karena malas atau tanpa tujuan yang pasti (Ghufron, 2010). Pada kalangan ilmuwan istilah prokrastinasi untuk menunjukkan pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Holzman (dalam Ghufron, 2010). Seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda, atau tidak segera memulai suatu pekerjaan, menghadapi pekerjaan atau tugas disebut sebagai seseorang yang melakukan prokrastinasi. Tidak peduli apakah penundaan tersebut mempunyai alasan atau tidak. Setiap penundaan dalam menghadapi suatu tugas disebut prokrastinasi. Menurut Beck (dalam, Coralia, 2002) mengatakan bahwa prokrastinasi akademik biasanya dilatarbelakangi oleh keyakinan-keyakinan irasional yang berasal dari perasaan tidak mampu atau perasaan tidak disayang. Adanya keyakinan irasional pada prokrastinator, dimanifestasikan dalam bentukasumsiasumsi, sikap dan aturan-aturan yang irasional pula. Menurut Ferrari dkk (dalam Rumaini, 2006) prokrastinasi akademik adalah kecenderungan perilaku dalam menunda pelaksanaan atau penyelesaian tugas pada 6 area akademik (tugas mengarang, belajar untuk ujian, membaca, kinerja administratif, menghadiri pertemuan dan kinerja akademik secara umum) yang dilakukan secara terus menerus baik itu penundaan jangka pendek, penundaan beberapa saat menjelang deadline ataupun penundaan jangka panjang hinggamelebihi deadline sehingga mengganggu kinerja dalam rentang waktu terbatasdengan mengganti aktivitas yang tidak begitu penting. Sedangan menurut Elis & knaus (dalam Mayasari dkk, 2010) prokrastinasi merupakan kecendrungan untuk menunda dalam memulai, melaksanakan dan mengahiri suatu aktivitas. Menurut Silver (dalam Mayasari dkk, 2010) seseorang yang melakukan prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda untuk mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut menyebabkan seseorang gagal menyelesaikan tugas tepat waktu. Ellis dan Knaus (dalam Ghufron, 2010) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah kebiasaan penundaan yang tidak bertujuan dan proses penghindaran tugas, yang seharusnya hal itu tidak perlu dilakukan seseorang karena adanya ketakutan untuk gagal, serta adanya pandangan bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, dan penundaan yang telah menjadi respon tetap atau kebiasaan dapat dipandang sebagai suatu trait prokrastinasi. Prokrastinator sebenarnya sadar bahwa dirinya menghadapi tugas-tugas yang penting dan bermanfaat bagi dirinya, akan tetapi dengan sengaja menunda-nunda secara berulang-ulang, sehingga muncul perasaan tidak nyaman, cemas, dan merasa bersalah dalam dirinya. Suatu penundaan dikatakan sebagai prokrastinasi, apabila penundaan itu dilakukan pada tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, secara subyektif * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 4 dirasakan oleh seseorang prokrastinator (Solomon, 1984) sedangkan Millgram (dalam Ghufron, 2010) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik, yang meliputi : (1) suatu perilaku yang melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, (2) menghasilkan akibatakibat lain yang lebih jauh, misalnya keterlambatan menyelesaikan tugas maupun kegagalan dalam mengerjakan tugas, (3) melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, misalnya tugas kantor, tugas sekolah, maupun tugas rumah tangga, (4) menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan, misalnya perasaan cemas, perasaan bersalah, marah, panik, dan sebagainya. Ferrari dkk, (dalam Mayasari dkk, 2010) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai batasan tertentu, yaitu: (1) prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan, (2) prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu di lakukan seorang dalam menghadapi tugas, biasanya di sertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional, (3) prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebuah prilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen prilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat di ketahui secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademis adalah perilaku penundaan yang khusus terjadi di dalam konteks tugas-tugas akademis dimana pelakunya melakukan penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, menghasilkan akibat-akibat lain yang lebih jauh, melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan, dan menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan. 3. Pengertian Motivasi Berprestasi Menurut Mc.donald (dalam Sardiman 2011) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting. 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya,rasa/”feeling”, afeksi seseorang. 3. Motivasi akan di rangsang karena adanya tujuan. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (dalam Dimyanti & Mudjijono, 2009). Sedangkan pengertian motivasi berprestasi menurut Gunarsa (dalam, ninawati, 2002) mengungkap motivasi berprestasi adalah kecenderungan untuk mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki. Lebih lanjut McClelland * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 5 (dalam Listiorini, 2012) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan. Menurut Murray (dalam Listiorini, 2012) motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Sedangkan Keith dkk (dalam Winkel, 1996) mendefiniskan motivasi berprestasi sebagai dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan. Dari uraian mengenai motivasi berprestasi diatas dapat disimpukan bahwa motivasi berprestasi adalah berprestasi sebagai dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengatasi hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menunjukkan usaha yang lebih besar dan ulet. Dalam arti kata lain, motivasi berprestasi merupakan dorongan. Dan berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. 4. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prokrastinasi Akademik Munculnya prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Termasuk dalam faktor internal adalah rendahnya motivasi dan tipe kepribadian, sedangkan faktor eksternal antara lain lingkungan, tugas yang menumpuk Wulan (dalam Rumaini, 2006). Lebih lanjut Milgram (1996) menyatakan melalui penelitian ini ditemukan motivasi berprestasi terhadap prokrastinasi akademik sebesar 30.7%, artinya masih ada sekitar 69.3%faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Sedangkan (dalam Ika. C. 2007) menemukan adanya hubungan negatif yang sangat segnifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik yang berarti semakin tinggi motivasi berprestasi yang dimiliki maka prokrastinasi akademik akan semakin rendah demikian juga sebaliknya. Adapun motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 25.2% terhadap prokrastinasi akademik. Menurut Ferrari (Ghufron, 2010) prokrastinasi akademik memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor motivasi. Semakin tinggi motivasi yang di miliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik. Dinamika psikologi (dalam Rumaini, 2006) menurut Rizvi, dkk (1997) mengemukakan bahwa faktor motivasi internal yang rendah dapat mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik. Sebab, ketika seseorang memiliki motivasi yang rendah, maka ia akan malas untukmemulai suatu pekerjaan sehingga kinernjanya akan menurun. Dari uraian diatas berdasarkan beberapa hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik. Dimana prokrastinasi akademik memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor motivasi. Semakin tinggi motivasi yang di miliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik. C. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area tahun 2012 sebanyak 440 orang. Sampel yang * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 6 digunakan dalam penelitian ini adalah 44 orang sampel. Untuk itu, sampel yang digunakan representatif artinya dapat mewakili populasi. Untuk memperoleh sampel yang representatif, maka diguakan teknik tertentu yang menentukan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, menggunakan teknik pengambilan sampel random sampling, teknik random sampling ini digunakan karena tiap-tiap individu dalam sampel diberi kesempatan yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota, serta sampel diambil dengan cara acak (Hadi, 2004). D. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi berprsetasi dengan prokrastinasi akademik. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasirxy= 0,031 p= 0,844> 0,050 Artinya motivasi berperstasi tidakmemiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, dinyatakan ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ferrari dkk (dalam Ghufron, 2010) bahwa prokrastinasi akademik memiliki faktor yang mempengaruhi yaitu faktor motivasi dimana semakin tinggi motivasi yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik. Demikian juga, hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat yang dikemukkan oleh Rizvi, dkk (dalam Rumaini, 2006) yang mengemukakan bahwa faktor motivasi internal yang rendah dapat mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi akademik, sebab ketika seseorang memiliki motivasi yang rendah, maka ia akan malas untuk memulai suatu pekerjaan. Ditolaknya hipotesis mengartikan bahwa terdapat kelemahan dalam penelitian yang dilakukan kemungkinan kelemahan penelitian ini dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang mahasiswa melakukan prokrastinasi dan tidak dikontrol oleh peneliti. Faktorfaktor tersebut adalah mengacu pada teori Ferrari (dalam, Ghufron 2010) bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut berkesinambungan membentuk perilaku menunda pada individu. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang meliputi kondisi kodrati, terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan kelahiran kondisi fisik individu, kondisi kesehatan individu, dan kondisi psikologis individu seperti trait sifat kepribadian individu. Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif. Kemudian faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang meliputi pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sokolah. Dalam penelitian ini peneliti hanya menguji satu faktor, yang mana faktor tersebut adalah berupa faktor internal yaitu motivasi berprestasi tanpa melakukan kontrol terhadap faktor internal lainnya dan faktor eksternal yang mungkin lebih dominan dalam membentuk hubungan dengan prokrastinasi akademik. Perilaku prokrastinasi pada mahasiswa psikologi sambuk 2012 terjadi karena berbagai pengaruh, baik itu pengaruh internal maupun eksternal Rachmana (dalam, Arifyoega 2009) salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prokrastinasi adalah lingkungan, faktor lingkungan adalah faktor yang paling sering untuk menjadi alasan mereka melakukan prokrastinasi. Pernyataan * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 7 diatas sejalan dengan pengamatan peneliti terhadap mahasiswa psikologi stambuk 2012, dimana mahasiswa terlihat menciptakan lingkungan dengan membuat kelompok, mahasiswa memilki kekompakan yang erat antara kelompok satu dengan yang lainnya selalu bersama-sama dalam melakukan kegiatan baik itu kegiatan yang bersifat akademik maupun non-akademik. Karena kebiasaaan mereka yang selalu bersama-sama sehingga apabila salah satu dari anggota kelompok tersebut melakukan penundaan penyelesaian tugas akademik maka mahasiswa yang lain akan ikut terpengaruh. Terlihat juga mahasiswa fakultas psikologi 2012 ada sebagian yang mengikuti kegiatankegiatan kampus diluar dari tugas akademik seperti mengikuti organisasi banyaknya kegiatan-kegiatan yang tidak berguna yang dilakukan mahasiswa membuat mahasiswa tersebut mengkesampingkan tugas akademik lebih memilih melakukan kegiatan lain dari pada mengerjakan tugas sehingga menunda untuk mengerjakan tugas akademik. Selanjutnya dalam penelitian ini diketahui bahwa subjek penelitian ini memilki motivasi berprestasi yang cinderung sangat rendah hal ini terlihat dari nilai rata-rata empirik 72.2727 yang lebih kecil daripada nilai rata-rata hipotetiknya 100, hal ini terletak diantara SD-3 dimana sangat rendahnya motivasi berprestasi yang ditunjukkan oleh mahasiswa disebabkan karena lingkungan seperti pengaruh temanteman sekitar dan lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung dimana suasana belajar tersebut tidak begitu ketat misalnya masih diizinkannya terlambat untuk tetap mengikuti proses belajar sehingga mahasiswa tidak khawatir akan kegagalan, serta pengaruh latar belakang budaya dimana mahasiswa psikologi stambuk 2012 berasal dari suku yang berbeda-beda mungkin mahasiswadibesarkan dalam budaya yang tidak menekankan pada pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif serta suasana yang tidak selalu mendorong individu untuk memcahkan masalah secara mandiri sehingga seseorang tidak dihantui perasaan takut gagal. Kemudian untuk variabel prokrastinasi, diketahui bahwa subjek penelitian ini dinyatakan memilki perilaku prokrastinasi yang tinggi sebab nilai rata-rata empirik 70.7500 yang lebih besar dari pada hipotetiknya 62.50 hal ini terletak diantara SD1 dan SD2 yang menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa tergolong tinggi. Dalam penelitian ini ada terdapat kelemahan yang menyebabkan penelitian ini tidak berjalan sempurna sesuai dengan harapan peneliti seperti, kemungkinan subjek memilih pernyataan-pernyataan dalam skala yang di ajukan peneliti dengan tidak jujur, mengisi jawaban sambil bercerita dengan teman sebelahnya dan subjek mengisi dengan asal-asalan tidak membaca dengan jelas setiap pernyataan dikarenakan ingin cepat selesai dan mungkin subjek kurang memahami makna dan tujuan skala penelitian yang disuguhkan sehingga subjek kurang koopratif dalam membantu pelaksanaan penelitian. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN a) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara motivasi berprsetasi dengan prokrastinasi akademik. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy = 0,031 p= 0,844> 0,050 Artinya motivasi berperstasi tidak memiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, dinyatakan ditolak. * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 8 b) Prokrastinasi akademik tidak memiliki hubungan yang besar terhadap motivasi berprestasi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2012. Hal ini berarti masih banyak faktor-faktor lain yang menyebabkan munculnya perilaku prokrastinasi. Beberapa faktor lain tersebut adalah faktor eksternal pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Faktor internal lain faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang meliputi kondisi kodrati, terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan kelahiran kondisi kondisi fisik individu, kondisi kesehatan individu, dan kondisi psikologis individu seperti trait sifat kepribadian individu. c) Mahasiswa Fakultas Psikologi stambuk 2012 Universitas Medan Area memilki prilaku prokrastinasi akademik yang cinderung tinggi hal ini terlihat dari nilai rata-rata empirik 70.7500 yang lebih besar dari pada hipotetiknya 62.50. Kemudian untuk variabel motivasi berprestasi diketahui bahwa subjek penelitian ini dinyatakan memilki motivasi berprestasi yang sangat rendah hal ini terlihat dari nilai rata-rata empirik 72.2727 yang lebih kecil daripada nilai rata-rata hipotetiknya 100. 2. a) SARAN Saran kepada subjek penelitian. Bagi mahasiswa Universitas Medan Area khususnya Fakultas Psikologi stambuk 2012, Diharapkan para mahasiswa menyadari dan menghindari perilaku prokrastinasi dalam bidang akademik agar tidak memberikan dampak negatif yang akhirnya memperburuk prestasi akademik dan tetap semangat untuk menjadi lebih baik serta berani menghadapi setiap tantangan yang ada dalam setiap tugas yang dihadapi dengan penuh tanggung jawab dan pada akhirnya tidak melakukan prokrastinasi. b) Saran kepada peneliti selanjutnya. Bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti mengenai prokrastinasi akademik disarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh antara lain adalah faktor eksternal pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Faktor internal lain faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang meliputi kondisi kodrati, terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan kelahiran kondisi fisik individu, kondisi kesehatan individu, dan kondisi psikologis individu seperti trait sifat kepribadian individu. c) Saran kepada Fakultas Psikologi. Pihak fakultas dapat memberikan pembinaan dan pemantauan kepada para mahasiswa untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya prokrastinasi akademik yang dapat menimbulkan rusaknya mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: RinekaCipta Arif, P. (2007). Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Arsitektur Dan Desien Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Ditinjau Dari Konformitas. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata. * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 9 Azwar, (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : PustakaPelajar. Coralia, Yusuf. U, Yarnayuanti. N. (2012). Profil Prilaku Prokrastinasi Akademik Berbasis Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) Pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Islam Bandung Vol. 7, (1) 2012 Dimyati&Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Proyek Ferrari,J. R., Johnson, J. L., &McCown, W . G. (1995).Procrastination And Task Avoidance: Theory, Research, And Treatment. New York: Plenum Press. Ghufron, M. Nur&Rini R.S. (2010). Teori–teori psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz media. Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik1.Yogyakarta : Andi Offset Hidayat, MN. 1995. Perbedaan Motif Berprsetasi terhadap Lingkungan pada Program Pendidikan Kampung Improvement dan Pendidikan Kampung Nonimprovement. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2341135pengertian-mahasiswa-adalah/ (tanggalakses: 17 desember 2013). http://repositiory. USU.ac.id (tanggal akses: 13 november 2014) Ika,C.(2007). Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Ditinjau dari Kecemasan Terhadap Tugas Akademik dan Motivasi Berprestasi. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang. Universitas Katolik Soegijapranata Listiorini, W. (2012). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Peran Ayah Dengan Motivasi Berprestasi. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan. Universitas Medan Area Mayasari.D.M, Weni. M. D, Warni. E. (2010). Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Terhadap Metode Pengajaran Dosen dengan Kecenderungan Prokrastinasi Akademik. Jurnal Psikologi Universitas Hang Tuah Surabaya Vol. 12 No. 02, Agustus 2010 McClleland, D.C. 1987. Human Motivation. NewYork : The Press Syndicate of The University of Chambridge Milgram, N. 1996. Typologi in Procrastination .Joernal of personality and Individual Differences Ninawati. (2002). Hubungan Motivasi Prokrastinasi dengan Prestasi Kerja Karyawan. Jurnal. Vol. 5 No. 8 Desember 2002 Rachmahana, R.S. (2002). Prilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Psikodimensia Kajian Ilmiah Psikologi. Vol. 2. No.3 * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 10 Rizki, S.A. (2009). Hubungan Prorastinasi Akademik dengan Kecenderungan Akademis Pada Mahasiswa [on-line]. Diakses pada tanggal 16 februari 2014 dari http: //repositiory. USU.ac.id/123456789/1454 0/1/09EO1143.pdf Rizvi, A. Prawitasari, J.E. Soerjipto, H. P. (1997). Pusat Kendalidan Efikasi Diri sebagai Predikator Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Psikologika. No. 3 Tahun II Rumaini. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponogoro Vol.3 No. 2, Desember 2006 Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajagrafindo Persada Solomon, L.J&Rothblum,E.D.1984. 1989. Academic Procrastination: Frequencyand Cognitive Behavior correlation. Journal of Counseling Psychology, vol 31,p 304-510.Taylor Tjundjing, S. (2006) Apakah penundaan menurunkan prestasi? Sebuah meta-analisis. Anima : Indonesian Psychological Journal. Vol. 22 (1). Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia. * Dosen Fakultas Psikologi Universitas Medan Area 11