Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DAN SUBSIDI PANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Anwar, Yahya Rahmana Hidayat Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510 [email protected] Abstrak Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Selain produksi barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh belanja negara (kerangka model teori Keynes). Masalahnya adalah apakah pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan yang merupakan belanja negara, signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Enam provinsi dianalisis, yaitu Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, dan Maluku. DAU merupakan alokasi dana yang besar, sehingga diperkirakan dapat berkontribusi besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. DAK mempunyai sifat penggunaan yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk kegiatan fisik, sehingga diperkirakan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Begitu juga Subsidi Pangan, dengan adanya Subsidi Pangan, upah diperkirakan tidak naik karena tenaga kerja dapat membeli beras murah, sehingga uang yang dimilikinya dapat dihemat, sehingga dapat untuk digunakan membelanjakan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Hasil analisis memperlihatkan model regresi Jawa Tengah dan Maluku dapat memprediksi variabel dependennya, yaitu mempunyai nilai sig. di bawah 0,05. Namun, jika dilihat nilai probabilitas variabel per variabel, maka hanya model regresi Jawa Tengah yang dapat dibuat model persamaan regresinya. Selain itu, variabel yang mempunyai pengaruh terhadap variabel depedennya, hanya DAU dan DAK. Abstract Economic growth is correlated to society walfare. Beside goods and services production, economic growth is effected by government expenditure. The problem is “are the effects of Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), and Subsidi Pangan which are parts of government expenditure, significant to regional economic growth? This research uses double regression analysis. Six provinces are used to be analysed, which are Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, dan Maluku. DAU is big fund, so that it can contribute significantly to economic growth. DAK allocation has been settled for its use and funding phisical output expenditure, so that it considerably contribute to economic growth. Subsidi Pangan would considerably also contribute to economic growth. Wages are predicted not to increase because the employee can buy rice with low price, so that the money that they have could be saved and be spent to finance other needs. The result of analysis shows regression model of Jawa Tengah dan Maluku can predict their dependend variable, which they have sig. level under 0,05. However, if we check out the probability value of every variable, it shows that only Jawa Tengah model that can come a regression equalization model. Besides, variables which have some effect on the dependen variable, are only DAU dan DAK. Pendahuluan Kemakmuran masyarakat dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengertian yang disampaikan oleh Sadono Sukirno. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran 1 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah masyarakat meningkat. Pengukuran pertumbuhan ekonomi diindikasikan oleh kenaikan Produk Domestik Bruto/PDB per kapita. PDB adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara. PDB merupakan ukuran pertumbuhan ekonomi yang digunakan oleh Pemerintah Pusat, sedangkan untuk daerah, digunakan istilah PDRB, yaitu Produk Domestik Regional Bruto. Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh belanja negara. Berdasarkan kerangka model teori yang dibangun oleh Keynes, pengaruh kenaikan pengeluaran pemerintah dapat dijelaskan bahwa pada saat pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan, maka pengeluaran yang akan direncanakan oleh daerah akan mengalami kenaikan. Kenaikan pengeluaran ini akan menaikkan permintaan agregat, yang akan mendorong naiknya produksi barang dan jasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Perlu disampaikan penulis bahwa istilah pengeluaran pemerintah yang digunakan oleh Keynes dapat diartikan sebagai belanja negara. Berkaitan dengan pembuktian adanya pengaruh yang signifikan dari belanja negara terhadap pertumbuhan ekonomi, selain teori Keynes, Dritsakis dan Adamopoulus (2004) juga membuktikan bahwa belanja negara berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui (1) sejauh mana pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan ekonomi, (2) variabel independen mana yang memberikan pengaruh yang lebih besar atau kecil terhadap variabel dependennya, dan (3) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara ketiga variabel independen dan variabel dependen tersebut. Kerangka pemikiran tesis ini adalah pemikiran adanya pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Semakin besar daerah menerima DAU, semakin tinggi pertumbuhan ekonominya meningkat. hal ini dapat terjadi jika DAU yang diterimanya dipergunakan sebagian besar untuk belanja modal. Alokasi DAK hanya boleh digunakan untuk kegiatan yang bersifat fisik, sehingga hasilnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Terakhir, Subsidi Pangan merupakan program pemerintah pusat berupa pemberian kesempatan kepada rumah tangga sasaran untuk membeli beras dengan harga yang lebih murah dari harga normal. Dengan adanya subsidi, buruh lebih memungkinkan untuk tidak menuntut kenaikan upah. Tidak adanya kenaikan upah dapat meningkatkan produksi perusahaan, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat mengalami kenaikan. Hipotesis Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian dan kerangka pemikiran penelitian, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut: “Terdapat pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.” Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif dan komparatif. Desain deskriptif digunakan dalam rangka mendeskripsikan hasil pengolahan dan analisis dari tiap-tiap DAU, DAK, Subsidi Pangan, dan pertumbuhan ekonomi daerah, dilengkapi paparan secara kualitatif terutama terhadap hasil pengolahan data yang sifatnya ekstrem. Sementara itu, desain komparatif digunakan dalam rangka membandingkan pengaruh-pengaruh dari DAU, DAK, dan Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. 2 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Desain Proses Penelitian Tahapan penelitian dimulai dengan penentuan belanja negara sebagai variabel yang mempengaruhi dan pertumbuhan ekonomi daerah sebagai variabel yang dipengaruhi. Pemilihan belanja negara sebagai variabel yang mempengaruhi karena belanja negara yang dialokasikan dengan jumlah besar diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat seberapa besar pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi daerah. Pengeluaran pemerintah terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah. Dalam penelitian ini, dari belanja pemerintah pusat, penulis mengangkat subsidi pangan, sedangkan dari transfer ke daerah, penulis mengangkat DAU dan DAK. Teori yang melandasi variabel-variabel yang diteliti bersumber dari buku-buku literatur serta peraturan-peraturan dan perundangan yang berlaku. Buku-buku memberikan konsep-konsep yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, anggaran, pembiayaan sektor publik, dan kebijakan publik, sedangkan peraturan-peraturan memberikan aturan-aturan yang membuat penjelasan, batasan-batasan, terkait dengan APBN, Belanja Negara, Belanja Pemerintah Pusat, Transfer ke Daerah, khususnya terkait dengan DAU, DAK, dan Subsidi Pangan. Kemudian, penulis memberikan uraian yang lebih banyak pada variabel-variabel yang diteliti, yaitu pertumbuhan ekonomi, DAU, DAK, dan Subsidi Pangan. Penulis menguraikan tujuan alokasi variabel-variabel independen dan mengidentifikasi masalahnya. Setelah itu, penulis menganalisis pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hasil dari analisis ini lalu dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi pengalokasian ketiga dana tersebut. Data yang digunakan dalam penelitan ini merupakan data kuantitatif dan sekunder. Periode data mencakup data triwulanan dalam kurun waktu lima tahun. Jumlah daerah yang diambil adalah sebanyak 6 provinsi. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan menilai data, sekaligus menetapkan kelemahankelemahannya dan penyebab kelemahankelemahan tersebut. Sementara itu, analisis komparatif bertujuan untuk membandingkan hasil analisis antarprovinsi dari pengaruh ketiga variabel terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Pada akhirnya, penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan dan saran yang terbaik untuk memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada. Penulis berharap saran-saran tersebut dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti pembuat kebijakan publik dan peneliti lainnya. Jenis Data serta Sumber Pengumpulan Data dan Teknik 1. Jenis Data Data yang diteliti merupakan data dari 6 provinsi. Enam provinsi tersebut adalah (1) Sumatera Utara, (2) Jawa Tengah, (3) Kalimantan Selatan, (4) Sulawesi Tenggara, (5) Riau, dan (6) Maluku. Data periode yang dipergunakan adalah data triwulan dalam kurun waktu 5 tahun. Data DAU dan DAK yang digunakan adalah data dari tahun 20052010, sedangkan data Subsidi Pangan dan pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah data dari tahun 2007-2011. 2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, yang dikumpulkan dengan menggunakan internet dan komunikasi lisan. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut. Data pertumbuhan ekonomi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data DAU dan 3 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah DAK diperoleh dari Kementerian Keuangan. Data Subsidi Pangan bersumber dari Badan Urusan Logistik (Bulog). Dengan demikian, data yang digunakan adalah valid dan reliabel. Uji Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, maka analasis nonparametrik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal, maka analisis parametrik termasuk modelmodel regresi dapat digunakan. 2. Uji Multikolinieritas Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. 3. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian. Data penelitian dapat berupa data time series atau cross section. Untuk data cross section, akan diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di antara data. Jika ya, telah terjadi autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi, perlu diupayakan agar tidak terjadi autokorelasi. Metode Analisis Jenis analisis yang digunakan adalah analisis multivariat. Analisis ini digunakan untuk melakukan kajian pada lebih dari dua variabel baik untuk mengetahui hubungan atau pengaruh secara simultan antarvariabel tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian merupakan sampel. Data yang menjadi sampel ini akan diolah dan menghasilkan statistik-statistik. Statistikstatistik yang dihasilkan dianalisis lebih lanjut untuk memprediksi parameternya. Teknik Analisis Data Dalam bagian ini, penulis akan menggunakan teknik analisis data untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesisnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan hasil yang dapat berlaku umum dalam lingkup yang diteliti. Ada beberapa teknik analisis data yang bisa digunakan, yaitu analisis diskriminan, analisis regresi berganda, analisis regresi dengan variabel Moderating dan Intervening, analisis manova, dan analisis structural equation modeling1. Dari teknik-teknik tersebut, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Teknik analisis ini berguna sebagai alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. 1 Ibid Husein Umar, 2010, halaman 120 4 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Analisis Deskriptif Statistik terhadap Variabel Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik data dari masingmasing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa karakteristik data yang akan dilihat adalah nilai maksimum, nilai minimum, mean (rata-rata), dan standar deviasi. Dengan menggunakan aplikasi SPSS, hasil statistik deskriptif atas data secara parsial menggambarkan sebagai berikut: 1. Hasil statistik deskriptif Provinsi Sumatera Utara leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 1.413, 3.804, 2.534, dan 734; DAK sebesar 1, 870, 293, dan 268; Subsidi Pangan sebesar 25, 204, 138, dan 55; dan Pertumbuhan Ekonomi -1, 4, 2, dan 2. 2. Hasil statistik deskriptif Provinsi Jawa Tengah leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 2.688, 6.810, 4.548, dan 1.263; DAK sebesar 2, 1.202, 390, dan 358; Subsidi Pangan sebesar 190, 752, 485, dan 150; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 7, 1, dan 3. 3. Hasil statistik deskriptif Provinsi Kalimantan Selatan leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 491, 1.762, 978, dan 352; DAK sebesar 1, 375, 134, dan 120; Subsidi Pangan sebesar 26, 101, 60, dan 28; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2, dan 10. 4. Hasil statistik deskriptif Provinsi Sulawesi Tenggara leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 491, 1.455, 912, dan 281; DAK sebesar 1, 381, 134, dan 122; Subsidi Pangan sebesar 0,7, 70, 42, dan 18; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 9, 4, dan 4. 5. Hasil statistik deskriptif Provinsi Riau leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 491, 1.455, 912, dan 281; DAK sebesar 1, 381, 134, dan 122; Subsidi Pangan sebesar 3, 65, 35, dan 20; dan Pertumbuhan Ekonomi 2, 5, 1, dan 2. 6. Hasil statistik deskriptif Provinsi Maluku leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 418, 1.139, 751, dan 220; DAK sebesar 1, 295, 107, dan 98; Subsidi Pangan sebesar 3, 56, 26, dan 16; dan Pertumbuhan Ekonomi -4, 5, 1, dan 2. 7. Hasil statistik deskriptif Provinsi Sumatera Utara leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 835, 3.804, 2.194, dan 849; DAK sebesar 0,3, 757, 233, dan 247; Subsidi Pangan sebesar 25, 204, 138, dan 55; dan Pertumbuhan Ekonomi -1, 4, 2, dan 2. 8. Hasil statistik deskriptif Provinsi Jawa Tengah leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 1.810, 6.810, 4.098, dan 1.438; DAK sebesar 0,4, 1.016, 307, dan 323; Subsidi Pangan sebesar 190, 752, 485, dan 150; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 7, 1, dan 3. 9. Hasil statistik deskriptif Provinsi Kalimantan Selatan leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 341, 1.455, 797, dan 304; DAK sebesar 0,2, 375, 118, dan 120; Subsidi Pangan sebesar 26, 101, 60, dan 28; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2, dan 10. 10. Hasil statistik deskriptif Provinsi Sulawesi Tenggara leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 255, 1.455, 772, dan 5 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah 332; DAK sebesar 0,1, 381, 114, dan 122; Subsidi Pangan sebesar 0,7, 70, 42, dan 18; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 9, 4, dan 4. 11. Hasil statistik deskriptif Provinsi Riau leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 283, 1.455, 780, dan 322; DAK sebesar 0, 381, 109, dan 125; Subsidi Pangan sebesar 3, 65, 35, dan 20; dan Pertumbuhan Ekonomi 2, 5, 1, dan 2. 12. Hasil statistik deskriptif Provinsi Maluku leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 225, 1.088, 635, dan 252; DAK sebesar 0,1, 295, 89, dan 94; Subsidi Pangan sebesar 3, 56, 26, dan 16; dan Pertumbuhan Ekonomi -4, 5, 1, dan 2. Sementara itu, hasil statistik deskriptif atas data secara gabungan yang diperlakukan sebagai sampel menggambarkan sebagai berikut: 1. Hasil statistik deskriptif Gabungan 6 Provinsi leg 1 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 0, 6810, 1.750, dan 1.528; DAK sebesar 0,5, 1.202, 199, dan 228; Subsidi Pangan sebesar 0,7, 752, 131, dan 176; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2, dan 5. 2. Hasil statistik deskriptif Gabungan 6 Provinsi leg 2 tahun menghasilkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi DAU sebesar 225, 6810, 1.546, dan 1.450; DAK sebesar 0, 1.016, 162, dan 203; Subsidi Pangan sebesar 0,7, 752, 131, dan 176; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2, dan 5. Pengujian Kualitas Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dapat dilakukan dengan sebuah grafik melalui aplikasi SPSS. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan 14 grafik normalitas, hasil uji normalitas yang dilakukan memperlihatkan semua data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Dengan demikian, semua model regresi data yang tersedia memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat. Uji ini dapat dilakukan dengan aplikasi SPSS. Terjadinya multikolinieritas adalah jika nilai korelasinya tinggi. Biasanya melebihi 0,80. Berdasarkan 14 tabel korelasi koefisien yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa semua hasil menyatakan tidak terjadinya multikolinieritas karena semua tabel menghasilkan nilai korelasi yang berada di bawah 0,80. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas. Berdasarkan 14 grafik plot tersebar yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa semua hasil menggambarkan titik-titik yang membentuk pola sebaran yang meningkat, yaitu secara terus menerus bergerak menjauhi garis 0. Dengan demikian model regresinya adalah model yang heteroskedastisitas. 4. Pengujian Hipotesis: Analisis Multivariat melalui Analisis Regresi Berganda terhadap Variabel Penelitian ini menggunakan analisis multivariat karena melakukan kajian pada 6 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah lebih dari dua variabel, baik untuk mengetahui hubungan dan pengaruh secara simultan antarvariabel, termasuk analisis faktor-faktor pembentuk variabel 2 . Alat analisis dalam analisis multivariat bermacam-macam. Alat analisis yang digunakan tergantung pada sifat hubungan antarvariabel penelitian (berketergantungan atau saling berketergantungan) dan skala datanya, yaitu metric atau nonmetric. Metric adalah angka berskala interval dan rasio, sedangkan nonmetric adalah angka yang berskala nominal atau ordinal. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan berjumlah 4 variabel, yang terdiri atas 3 variabel independen dan 1 variabel dependen. Variabel dependen bersifat metric, sedangkan variabel independen bersifat nonmetric. Dengan demikian, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Perlu disampaikan kembali bahwa model regresi yang tersedia mencakup 14 model. Dua belas model dari: 1. Model regresi dengan analisis satu per satu provinsi dari 6 provinsi dengan leg DAU dan DAK 1 tahun. 2. Model regresi dengan analisis satu per satu provinsi dari 6 provinsi dengan leg DAU dan DAK 2 tahun. Dua model dari: 1. Model regresi dengan analisis satu file SPSS dari 6 provinsi dengan leg DAU dan DAK 1 tahun. 2. Model regresi dengan analisis satu file SPSS dari 6 provinsi dengan leg DAU dan DAK 2 tahun. Dengan demikian, dari 14 model tersebut, akan dipilih 7 model untuk dianalisis lebih lanjut. Untuk keperluan pemilihan model ini, penulis menggunakan nilai standard error of estimates/SEE. Model dengan nilai SEE yang lebih kecil akan dipilih. Hasil perhitungan nilai SEE melalui aplikasi SPSS memperlihatkan: 1. Model Provinsi Sumatera Utara leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,66, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,44. 2. Model Provinsi Jawa Tengah leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,54, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,56. 3. Model Provinsi Kalimantan Selatan leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 10,38, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 10,66. 4. Model Provinsi Sulawesi Tenggara leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 3,98, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 3,89. 5. Model Provinsi Riau leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,848, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,849. 6. Model Provinsi Maluku leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,78, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,86. 7. Model Gabungan 6 Provinsi yang diperlakukan sebagai sampel leg 1 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 4,87, sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai SEE sebesar 4,90. Dengan demikian, Hasil perhitungan nilai SEE melalui aplikasi SPSS memperlihatkan model dengan nilai SEE yang lebih kecil adalah: 1. Model regresi Sumatera Utara leg 2 tahun. 2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun. 3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1 tahun. 4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2 tahun. 5. Model regresi Riau leg 1 tahun. 6. Model regresi Maluku leg 1 tahun. 7. Model regresi dengan analisis satu file SPSS dari 6 provinsi dengan leg 1 tahun. 2 Op. Cit. Husein Umar, 2010 7 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Model Summary Dalam model summary, akan terlihat seberapa kuat hubungan antara ketiga variabel independen (DAU, DAK, dan Subsidi Pangan) dan variabel dependennya (pertumbuhan ekonomi). Suatu model regresi dikatakan mempunyai hubungan yang kuat jika model tersebut mempunyai nilai di atas 0,80). Berdasarkan hasil analisis regresi melalui aplikasi SPSS, R yang dihasilkan adalah sebagai berikut dihasilkan: 1. Model regresi Sumatera Utara leg 2 tahun mempunyai nilai R=58,0%. 2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun mempunyai nilai R=90,9%. 3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1 tahun mempunyai nilai R=35,6%. 4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2 tahun mempunyai nilai R=58,2%. 5. Model regresi Riau leg 1 tahun mempunyai nilai R=37,8%. 6. Model regresi Maluku leg 1 tahun mempunyai nilai R=72,4%. 7. Model regresi Gabungan 6 provinsi 1 tahun mempunyai nilai R=22,8%. Selanjutnya, untuk menjelaskan variasi variabel dependen, analisisnya lebih baik menggunakan adjusted R square karena variabel independen berjumlah lebih dari dua. Nilai adjusted R square mempunyai arti seberapa besar ketiga variabel independen (DAU, DAK, dan Subsidi Pangan) menjelaskan variasi variabel dependennya (pertumbuhan ekonomi). Berdasarkan hasil analisis regresi melalui aplikasi SPSS, adjusted R square yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Model regresi Sumatera Utara leg 2 tahun mempunyai nilai adjusted R square =21,2%. 2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun mempunyai nilai adjusted R square =79,3%. 3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1 tahun mempunyai nilai adjusted R square =-3,7%. 4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2 tahun mempunyai nilai adjusted R square =21,4%. 5. Model regresi Riau leg 1 tahun mempunyai nilai adjusted R square =1,8%. 6. Model regresi Maluku leg 1 tahun mempunyai nilai adjusted R square =43,4%. 7. Model regresi Gabungan 6 provinsi leg 1 tahun mempunyai nilai adjusted R square =2,8%. Anova Analisis anova menggambarkan apakah ketiga variabel independen dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hal ini dapat dilihat pada kolom sig. dalam tabel anova tersebut. Berdasarkan hasil analisis regresi anova melalui aplikasi SPSS, nilai signifikan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1. Model regresi Sumatera Utara leg 2 tahun mempunyai nilai signifikan=8,0%. 2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun mempunyai nilai signifikan=0,00%. 3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1 tahun mempunyai nilai signifikan=52,5%. 4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2 tahun mempunyai nilai signifikan=7,9%. 5. Model regresi Riau leg 1 tahun mempunyai nilai signifikan=46,8%. 6. Model regresi Maluku leg 1 tahun mempunyai nilai signifikan=0,7%. 7. Model regresi Gabungan 6 provinsi leg 1 tahun mempunyai nilai signifikan=10,1%. Koefisien Regresi Untuk membuat persamaan regresi dari suatu model, perlu dilihat nilai signifikan model tersebut. Dari hasil analisis regresi anova melalui aplikasi SPSS di atas, hanya model regresi Jawa Tengah dan Maluku yang mempunyai nilai signifikan di bawah 5%. Dengan demikian dua model ini merupakan 8 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah model yang akan dibuat persamaan regresinya. Persamaan garis regresi dinyatakan dalam kolom Unstandardized Coefficients Beta. Berdasarkan hasil analisis regresi coefficients, nilai Unstandardized Coefficients Beta yang diperoleh adalah: 1. Nilai Unstandardized Coefficients Beta dalam model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun adalah konstanta sebesar -2,52, DAU sebesar 0,001, DAK sebesar -0,006, dan Subsidi Pangan sebesar 0,002. 2. Nilai Unstandardized Coefficients Beta dalam model regresi Maluku leg 1 tahun adalah konstanta sebesar -1,997, DAU sebesar -0,003, DAK sebesar 0,008, dan Subsidi Pangan sebesar 0,043. Sementara itu, nilai probabilitasnya dapat dilihat pada kolom sig.nya pada tabel coefficients-nya, yang dirinci sebagai berikut: 1. Nilai sig. pada tabel coefficients dalam model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun adalah konstanta sebesar 15,5%, DAU sebesar 4%, DAK sebesar 0,00%, dan Subsidi Pangan sebesar 58,8%. 2. Nilai sig. pada tabel coefficients dalam model regresi Maluku leg 1 tahun adalah konstanta sebesar 31,6%, DAU sebesar 10,9%, DAK sebesar 15,4%, dan Subsidi Pangan sebesar 19,7%. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis Penulis menggunakan 14 model, yang mencakup 7 model dengan pengaruh DAU dan DAK leg 1 tahun terhadap pertumbuhan ekonomi dan 7 model dengan pengaruh DAU dan DAK leg 2 tahun terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari kondisi dua leg ini, penulis memilih leg yang lebih baik untuk dianalisis lebih lanjut. Untuk keperluan ini, penulis melakukan analisis regresi pada keempat belas model melalui aplikasi SPSS. Penulis melihat nilai Standard Error of Estimates (SEE) masing-masing model. SEE leg yang lebih kecil dipilih untuk bahan analisis lebih lanjut, sehingga model yang tersisa adalah 7 model. Dari ketujuh model tersebut, terdapat lebih banyak model yang berasal dari leg 1 tahun. Lima model dari leg 1 tahun dan dua model dari leg 2 tahun. Ketujuh model yang dipilih dianalisis lebih lanjut dengan analisis regresi. Berdasarkan hasil yang tertuang dalam tabel model summary, hanya model regresi Jawa Tengah mempunyai hubungan yang kuat antara ketiga variabel independen dan variabel dependennya (R = 0,909), sedangkan model regresi Sumatera Utara (R = 0,580), Kalimantan Selatan (R = 0,356), Sulawesi Tenggara (R = 0,582), Riau (R = 0,378), Maluku (R = 0,724), dan gabungan 6 provinsi (R = 0,228) mempunyai hubungan yang tidak kuat. Setelah diketahui seberapa kuat hubungan antara variabel independen dan dependennya. Ketujuh model yang dipilih dianalisis dengan analisis regresi anova. Hasilnya memperlihatkan nilai sig. pada provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, Maluku, dan gabungan 6 provinsi adalah masing-masing sebesar 0,080, 0,000, 0,525, 0,079, 0,468, 0,007 dan 0,101. Nilai standar sig. dalam SPSS adalah 0,05 atau 5%, maka model regresi yang dapat dipakai berdasarkan hasil analisis regresi anova untuk memprediksi variabel dependennya adalah model regresi Jawa Tengah dan Maluku. Persamaan garis regresi diperoleh dari nilai Unstandardized Coefficients Beta, yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Persamaan garis regresi model regresi Jawa Tengah: Y = -2,520 + 0,001 X1 – 0,006 X2 + 0,002 X3 2. Persamaan garis regresi model regresi Maluku: Y = 1,997 - 0,003 X1 + 0,008 X2 + 0,043 X3 Akan tetapi, perlu dilihat nilai-nilai probabilitas di kolom sig. masing-masing variabel. Dalam persamaan Jawa Tengah, pada tabel Coefficients, nilai sig. konstanta (0,155) dan Subsidi Pangan (0,588) berada di 9 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah atas 0,05 atau 5%, maka kedua nilai tersebut adalah tidak signifikan pengaruhnya. Oleh karena itu, persamaannya harus diubah menjadi: Y = 0,001 X1 – 0,006 X2 Sementara itu, dalam persamaan Maluku, pada tabel Coefficients, semua nilai sig. berada di atas 0,05 atau 5%, maka semua nilai tersebut adalah tidak signifikan pengaruhnya. Oleh karena itu, persamaannya tidak dapat digunakan. Untuk mengetahui besar pengaruh dari tiap variabel independen terhadap variabel dependennya, dapat dilihat nilainilai di kolom Beta. Nilai-nilai di kolom Beta merupakan nilai-nilai yang telah distandarisasi (menjadi satuan yang standar). Berdasarkan analisis regresi berganda yang dilakukan pada model Jawa Tengah, yang persamaan regresinya dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependennya, dari kolom Beta dalam tabel Unstandardized Coefficients-nya, digambarkan bahwa besar pengaruh DAU secara individual terhadap pertumbuhan ekonomi adalah 0,449. Sebaliknya, pengaruh DAK terhadap pertumbuhan ekonomi adalah -0,616. Berdasarkan teori Keynes, ketiga dana tersebut seharusnya mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa kenaikan belanja negara akan menaikkan permintaan agregat, yang akan mendorong naiknya produksi barang dan jasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah tersebut. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis regresi berganda, hanya model Jawa Tengah leg 1 tahun yang dapat dikatakan sesuai dengan teori tersebut walaupun dari DAU, DAK, dan Subsidi Pangan, hanya dua variabel, yang berdasarkan hasil analisis regresi, berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, walaupun pengaruhnya signifikan, pengaruh DAK yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini berbanding terbalik dengan teori yang diuraikan sebelumnya. Secara rinci, dalam penelitian ini, pengaruh DAU dan DAK tersebut dapat dijelaskan bahwa DAU memberikan pengaruh positif sebesar 0,001, sedangkan DAK memberikan pengaruh negatif sebesar 0,006. Dengan demikian, setiap kenaikan DAU sebesar Rp1,0, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 0,001. Sementara itu, DAK berpengaruh sebaliknya. Setiap kenaikan DAK sebesar Rp1,0, maka pertumbuhan ekonomi akan menurun sebesar 0,006. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan DAU telah terjaga melalui penerapan formula perhitungannya dan didukung oleh prinsip non-hold harmless. Menurut penulis, hasil analisis yang tidak sesuai dengan harapan dapat dikaitkan dengan masalah yang terjadi pada pemberian yang tidak terbatas kepada daerah untuk mengelola DAU yang diterimanya tersebut. Hal ini terlihat dari besaran porsi belanja APBD yang lebih besar dialokasikan kepada belanja pegawai. Dari ketiga variabel yang diteliti, uraian-uraian di atas lebih mengena khususnya pada masalah yang terkait dengan DAU. Hal ini dapat dikatakan demikian karena selain DAU bersifat block grant, juga jumlahnya begitu besar, yaitu minimal 26% dari penerimaan dalam negeri neto dalam APBN setiap tahunnya. Sementara itu, terkait dengan masalah DAK, dalam kurun waktu 2005-2010, jika melihat alokasi DAK pada triwulan II 2008, terlihat bahwa perbedaan antara alokasi ini dengan alokasi sebelumnya menunjukkan perbedaan yang tidak normal, yaitu berbeda 10.000 persen. Hal ini dapat berpengaruh pada analisis pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Perbedaan alokasi DAK tersebut juga tidak terlepas dari masalah yang sedang terjadi terkait dengan pencairan DAK. Dalam pencairan DAK ini, terdapat daerah yang terlambat dalam menyampaikan persyaratan yang diperlukan untuk pencairan DAK Tahap I 2008. 10 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Sementara itu, Subsidi Pangan yang mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dikaitkan dengan jumlah alokasi yang paling sedikit secara nominal dibandingkan dengan jumlah alokasi DAU dan DAK. Selain itu, pengaruh Subsidi Pangan tersebut juga terkait dengan adanya masalah yang terjadi dalam pengalokasian Subsidi Pangan, yaitu adanya ketidaktepatsasaran dalam pengalokasiannya. Kemudian, jika hasil-hasil tersebut di atas dibandingkan dengan kajian penelitian terdahulu yang relevan, maka pertama, hasil kajian DAU dalam penelitian ini sama dengan kajian yang telah dilakukan oleh Subchan dan Sudarman tahun 2006, tetapi dengan tingkat sig. yang berbeda, yaitu kajian ini menghasilkan tingkat sig. 0,010, sedangkan kajian Subchan dan Sudarman menghasilkan tingkat sig. 0,017. Perbedaan tingkat signifikan ini terjadi dapat dilihat dari perbedaan jangka waktu penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini, jangka waktu yang digunakan adalah 5 tahun, sedangkan dalam penelitian Subchan dan Sudarman adalah 1 tahun, yaitu tahun 2006. Lain halnya dengan hasil kajian Anis Setiyawati dan Ardi Hamzah, pengaruh DAU adalah negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua, hasil kajian DAK dalam penelitian ini sama dengan kajian yang telah dilakukan oleh Subchan dan Sudarman, tetapi dengan tingkat sig. yang berbeda, yaitu kajian ini menghasilkan tingkat sig. 0,000, sedangkan kajian Subchan dan Sudarman menghasilkan tingkat sig. 0,017. Yang terakhir, hasil kajian Subsidi Pangan tidak sama dengan hasil kajian sebelumnya yang diuraikan dalam buletin perbendaharaan Tahun 2011. Dalam buletin tersebut disampaikan bahwa kajian yang telah dilakukan atas belanja pemerintah pusat (termasuk di dalamnya Subsidi Pangan) menghasilkan gambaran adanya pengaruh positif terhadap peningkatan laju pertumbuhan PDRB. Perbedaan hasil ini dapat terkait dengan jangka waktu yang digunakan, dalam penelitian jangka waktu yang digunakan adalah 5 tahun, sedangkan dalam penelitian buletin tersebut adalah 4 tahun. selain itu, perbedaan ini juga dapat dikaitkan dengan perbedaan perbandingan dimana membandingkan subsidi pangan dan belanja pemerintah pusat walaupun subsidi pangan merupakan bagian dari belanja pemerintah pusat. Kesimpulan Berdasarkan teori dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa DAU, DAK, dan Subsidi Pangan tidak berpengaruh besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. DAU memberikan pengaruh yang positif, tetapi kecil. DAK memberikan pengaruh yang negatif dan kecil. Subsidi Pangan tidak dapat memberikan pengaruh apa pun. DAU merupakan alokasi dana yang besar, sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar sebagai penerimaan APBD. Dengan kontribusi yang besar ini, DAU diperkirakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Namun, dari hasil penelitian yang diperoleh, DAU hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Pengaruh yang kecil ini kiranya dapat dikaitkan dengan penggunaan DAU yang tidak diperuntukkan untuk membiayai belanja modal. DAU lebih banyak dipergunakan untuk membiayai belanja pegawai daerah. Hasil analisis DAU ini berbeda dari hasil analisis yang dilakukan oleh Subchan dan Sudarman, yaitu alokasi Dana Umum (DAU) berpengaruh signfikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh perbedaan jumlah data dan waktu yang digunakan dalam penelitian. Sebaliknya, walaupun alokasi DAK tidak sebesar alokasi DAU, tapi ia mempunyai sifat penggunaan untuk kegiatan yang bersifat fisik. Dengan sifat 11 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah penggunaannya ini, DAK diperkirakan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Pembahasan tersebut tidak sejalan dengan hasil pemikiran ini. Hasil penelitiannya mengatakan sebaliknya, DAK memberikan pengaruh yang kecil. Pengaruh yang kecil ini dapat dikaitkan dengan tidak konsistennya jumlah DAK yang dialokasikan setiap triwulannya, karena ada triwulan yang tidak ada pengalokasian DAK. Ketidakkonsistenan pengalokasian ini disebabkan oleh seringnya terjadi keterlambatan dari daerah dalam menyerahkan laporan APBD dan/atau laporan pelaksanaan kegiatan DAK kepada Pemerintah Pusat sebagai persyaratan pencairan DAK Tahap selanjutnya. Jika dibandingkan dengan kajian yang telah dilakukan terdahulu, hasil ini berbeda dengan hasil analisis yang dilakukan oleh Subchan dan Sudarman tahun 2006, yaitu lokasi Dana Khusus (DAK) berpengaruh signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu halnya dengan DAU, perbedaan ini dapat diakibatkan oleh perbedaan jumlah data dan waktu yang digunakan dalam penelitian. Subsidi Pangan yang merupakan belanja negara diperkirakan mempunyai kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah, tetapi hasil penelitian menyatakan tidak. Hal ini dapat dikaitkan dengan alokasinya yang kecil dibandingkan dengan alokasi DAU dan DAK. Jika dibandingkan dengan kajian yang telah dilakukan terdahulu, hasil ini berbeda dengan hasil analisis yang tertuang dalam Buletin Perbendaharaan Tahun 2011, yaitu lokasi Subsidi Pangan berpengaruh signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi. Daftar Pustaka Buletin Perbendaharaan, Volume 02/2011, Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat dan Belanja Transfer ke Daerah dalam APBN terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Jakarta Darise, Nurlan, 2006, Pengelolaan Keuangan Daerah, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta Djoyohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Cetakan Kedua, PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta Dra. Justine T. Sirait, MBA-T, PT Grasindo, 2006, Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen, Jakarta Http://nadiafadhila.blogspot.com/2012/11/hubunganpertumbuhan-ekonomi-dengan.html Indarto, Muhammad, 2011, Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat dan Belanja Transfer ke Daerah dalam APBN terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Buletin Perbendaharaan, Volume 02/2011 J. Richard Aronson Elj Schwarte, 1996, Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Management Policies in Local Government Finance/edited, Edisi Keempat, New York Mulyana, Budi, dan Subkhan, serta Kuwat Slamet, 2006, Keuangan Daerah, Perspektif Desentralisasi Fiskal dan Pengelolaan APBD di Indonesia, LPKPAP, Jakarta Nota Keuangan dan APBN Tahun Anggaran 20092011 Tarigan, Robinson , 2009, Ekonomi RegionalTeori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Cetakan Kelima, PT Bumi Aksara, Jakarta Umar, Husein, 2010, Desain Penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perilaku Karyawan, Cetakan Ketiga, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 12 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Www.bps.go.id Yuwono, Sony, dan Tengku Agus Indrajaya, serta Hariyandi, 2005, Penganggaran Sektor Publik, Pedoman Praktis Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), Bayumedia Publishing, Malang Zainal Abidin, Said, 2006, Kebijakan Publik, Cetakan Ketiga, Suara Bebas, Jakarta 13