pengaruh dana alokasi umum (dau)

advertisement
Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), DANA ALOKASI KHUSUS
(DAK), DAN SUBSIDI PANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DAERAH
Anwar, Yahya Rahmana Hidayat
Program Pascasarjana Magister Administrasi Publik, Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jalan Arjuna Utara Tol Tomang, Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Selain produksi barang dan
jasa, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh belanja negara (kerangka model teori Keynes).
Masalahnya adalah apakah pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
Subsidi Pangan yang merupakan belanja negara, signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Enam provinsi dianalisis, yaitu Sumatera Utara,
Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau, dan Maluku. DAU merupakan alokasi dana
yang besar, sehingga diperkirakan dapat berkontribusi besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
DAK mempunyai sifat penggunaan yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk kegiatan fisik,
sehingga diperkirakan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah. Begitu juga Subsidi Pangan, dengan adanya Subsidi Pangan, upah diperkirakan tidak naik
karena tenaga kerja dapat membeli beras murah, sehingga uang yang dimilikinya dapat dihemat,
sehingga dapat untuk digunakan membelanjakan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Hasil analisis
memperlihatkan model regresi Jawa Tengah dan Maluku dapat memprediksi variabel dependennya,
yaitu mempunyai nilai sig. di bawah 0,05. Namun, jika dilihat nilai probabilitas variabel per variabel,
maka hanya model regresi Jawa Tengah yang dapat dibuat model persamaan regresinya. Selain itu,
variabel yang mempunyai pengaruh terhadap variabel depedennya, hanya DAU dan DAK.
Abstract
Economic growth is correlated to society walfare. Beside goods and services production,
economic growth is effected by government expenditure. The problem is “are the effects of Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), and Subsidi Pangan which are parts of government
expenditure, significant to regional economic growth? This research uses double regression analysis. Six
provinces are used to be analysed, which are Sumatera Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tenggara, Riau, dan Maluku. DAU is big fund, so that it can contribute significantly to
economic growth. DAK allocation has been settled for its use and funding phisical output expenditure,
so that it considerably contribute to economic growth. Subsidi Pangan would considerably also
contribute to economic growth. Wages are predicted not to increase because the employee can buy rice
with low price, so that the money that they have could be saved and be spent to finance other needs. The
result of analysis shows regression model of Jawa Tengah dan Maluku can predict their dependend
variable, which they have sig. level under 0,05. However, if we check out the probability value of every
variable, it shows that only Jawa Tengah model that can come a regression equalization model. Besides,
variables which have some effect on the dependen variable, are only DAU dan DAK.
Pendahuluan
Kemakmuran
masyarakat
dapat
diukur dari pertumbuhan ekonomi. Hal ini
berdasarkan
pada
pengertian
yang
disampaikan
oleh
Sadono
Sukirno.
Menurutnya,
pertumbuhan
ekonomi
adalah perkembangan
kegiatan
dalam
perekonomian yang menyebabkan barang
dan jasa yang
diproduksikan
dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran
1 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
masyarakat
meningkat.
Pengukuran
pertumbuhan ekonomi diindikasikan oleh
kenaikan Produk Domestik Bruto/PDB per
kapita. PDB adalah nilai pasar keluaran total
sebuah negara, yang merupakan nilai pasar
semua barang jadi dan jasa akhir yang
diproduksi selama periode waktu tertentu
oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di
dalam sebuah negara. PDB merupakan
ukuran
pertumbuhan
ekonomi
yang
digunakan oleh Pemerintah Pusat, sedangkan
untuk daerah, digunakan istilah PDRB, yaitu
Produk Domestik Regional Bruto.
Pertumbuhan
ekonomi
juga
dipengaruhi oleh belanja negara. Berdasarkan
kerangka model teori yang dibangun oleh
Keynes, pengaruh
kenaikan pengeluaran
pemerintah dapat dijelaskan bahwa pada saat
pengeluaran
pemerintah
mengalami
kenaikan, maka pengeluaran yang akan
direncanakan oleh daerah akan mengalami
kenaikan. Kenaikan pengeluaran ini akan
menaikkan permintaan agregat, yang akan
mendorong naiknya produksi barang dan
jasa, yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan
daerah
tersebut.
Perlu
disampaikan
penulis
bahwa
istilah
pengeluaran pemerintah yang digunakan
oleh Keynes dapat diartikan sebagai belanja
negara. Berkaitan dengan pembuktian adanya
pengaruh yang signifikan dari belanja negara
terhadap pertumbuhan ekonomi, selain teori
Keynes, Dritsakis dan Adamopoulus (2004)
juga membuktikan bahwa belanja negara
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah untuk mengetahui (1) sejauh mana
pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan
terhadap pertumbuhan ekonomi, (2) variabel
independen
mana
yang
memberikan
pengaruh yang lebih besar atau kecil
terhadap variabel dependennya, dan (3)
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hubungan antara ketiga variabel independen
dan variabel dependen tersebut.
Kerangka pemikiran tesis ini adalah
pemikiran adanya pengaruh DAU, DAK, dan
Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah. Semakin besar daerah
menerima
DAU,
semakin
tinggi
pertumbuhan ekonominya meningkat. hal ini
dapat terjadi jika DAU yang diterimanya
dipergunakan sebagian besar untuk belanja
modal. Alokasi DAK hanya boleh digunakan
untuk kegiatan yang bersifat fisik, sehingga
hasilnya dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah. Terakhir, Subsidi Pangan
merupakan program pemerintah pusat
berupa pemberian kesempatan kepada rumah
tangga sasaran untuk membeli beras dengan
harga yang lebih murah dari harga normal.
Dengan adanya subsidi, buruh lebih
memungkinkan untuk tidak menuntut
kenaikan upah. Tidak adanya kenaikan upah
dapat meningkatkan produksi perusahaan,
sehingga pertumbuhan ekonomi dapat
mengalami kenaikan.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian
dan kerangka pemikiran penelitian, maka
hipotesis penelitian dapat disusun sebagai
berikut: “Terdapat pengaruh DAU, DAK, dan
Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.”
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah desain deskriptif dan komparatif.
Desain deskriptif digunakan dalam rangka
mendeskripsikan hasil pengolahan dan
analisis dari tiap-tiap DAU, DAK, Subsidi
Pangan, dan pertumbuhan ekonomi daerah,
dilengkapi paparan secara kualitatif terutama
terhadap hasil pengolahan data yang sifatnya
ekstrem. Sementara itu, desain komparatif
digunakan dalam rangka membandingkan
pengaruh-pengaruh dari DAU, DAK, dan
Subsidi Pangan terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.
2 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Desain Proses Penelitian
Tahapan penelitian dimulai dengan
penentuan belanja negara sebagai variabel
yang mempengaruhi dan pertumbuhan
ekonomi daerah sebagai variabel yang
dipengaruhi. Pemilihan belanja negara
sebagai variabel yang mempengaruhi karena
belanja negara yang dialokasikan dengan
jumlah
besar
diharapkan
dapat
meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat
seberapa besar pengaruh pengeluaran
pemerintah terhadap kualitas pertumbuhan
ekonomi daerah. Pengeluaran pemerintah
terdiri atas belanja pemerintah pusat dan
transfer ke daerah. Dalam penelitian ini, dari
belanja
pemerintah
pusat,
penulis
mengangkat subsidi pangan, sedangkan dari
transfer ke daerah, penulis mengangkat DAU
dan DAK.
Teori yang melandasi variabel-variabel
yang diteliti bersumber dari buku-buku
literatur serta peraturan-peraturan dan
perundangan yang berlaku. Buku-buku
memberikan konsep-konsep yang terkait
dengan pertumbuhan ekonomi, anggaran,
pembiayaan sektor publik, dan kebijakan
publik,
sedangkan
peraturan-peraturan
memberikan aturan-aturan yang membuat
penjelasan, batasan-batasan, terkait dengan
APBN, Belanja Negara, Belanja Pemerintah
Pusat, Transfer ke Daerah, khususnya terkait
dengan DAU, DAK, dan Subsidi Pangan.
Kemudian, penulis memberikan uraian
yang lebih banyak pada variabel-variabel
yang diteliti, yaitu pertumbuhan ekonomi,
DAU, DAK, dan Subsidi Pangan. Penulis
menguraikan tujuan alokasi variabel-variabel
independen
dan
mengidentifikasi
masalahnya. Setelah itu, penulis menganalisis
pengaruh DAU, DAK, dan Subsidi Pangan
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Hasil dari analisis ini lalu dikaitkan dengan
permasalahan yang terjadi pengalokasian
ketiga dana tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitan
ini merupakan data kuantitatif dan sekunder.
Periode data mencakup data triwulanan
dalam kurun waktu lima tahun. Jumlah
daerah yang diambil adalah sebanyak 6
provinsi.
Analisis data yang akan dilakukan
adalah analisis deskriptif dan analisis
komparatif. Analisis deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan dan menilai data,
sekaligus
menetapkan
kelemahankelemahannya dan penyebab kelemahankelemahan tersebut. Sementara itu, analisis
komparatif bertujuan untuk membandingkan
hasil analisis antarprovinsi dari pengaruh
ketiga variabel terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.
Pada akhirnya, penulis mencoba untuk
memberikan kesimpulan dan saran yang
terbaik untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan-permasalahan
yang
ada.
Penulis berharap saran-saran tersebut dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, seperti
pembuat kebijakan publik dan peneliti
lainnya.
Jenis Data serta Sumber
Pengumpulan Data
dan
Teknik
1. Jenis Data
Data yang diteliti merupakan data dari
6 provinsi. Enam provinsi tersebut adalah (1)
Sumatera Utara, (2) Jawa Tengah, (3)
Kalimantan Selatan, (4) Sulawesi Tenggara,
(5) Riau, dan (6) Maluku. Data periode yang
dipergunakan adalah data triwulan dalam
kurun waktu 5 tahun. Data DAU dan DAK
yang digunakan adalah data dari tahun 20052010, sedangkan data Subsidi Pangan dan
pertumbuhan ekonomi yang digunakan
adalah data dari tahun 2007-2011.
2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan
data sekunder, yang dikumpulkan dengan
menggunakan internet dan komunikasi lisan.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Data pertumbuhan ekonomi diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS). Data DAU dan
3 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
DAK diperoleh dari Kementerian Keuangan.
Data Subsidi Pangan bersumber dari Badan
Urusan Logistik (Bulog). Dengan demikian,
data yang digunakan adalah valid dan
reliabel.
Uji Data
1. Uji Normalitas
Uji
normalitas
berguna
untuk
mengetahui apakah variabel dependen,
independen atau keduanya berdistribusi
normal, mendekati normal, atau tidak. Jika
data ternyata tidak berdistribusi normal,
maka
analasis
nonparametrik
dapat
digunakan. Jika data berdistribusi normal,
maka analisis parametrik termasuk modelmodel regresi dapat digunakan.
2. Uji Multikolinieritas
Pengujian
ini
berguna
untuk
mengetahui apakah pada model regresi yang
diajukan telah ditemukan korelasi kuat
antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi
kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang
harus diatasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
ini
dilakukan
untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap,
disebut homoskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
model
yang
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi berguna untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi linier terdapat hubungan yang kuat
baik positif maupun negatif antardata yang
ada pada variabel-variabel penelitian. Data
penelitian dapat berupa data time series atau
cross section. Untuk data cross section, akan
diuji apakah terdapat hubungan yang kuat di
antara data. Jika ya, telah terjadi autokorelasi.
Jika terjadi autokorelasi, perlu diupayakan
agar tidak terjadi autokorelasi.
Metode Analisis
Jenis analisis yang digunakan adalah
analisis multivariat. Analisis ini digunakan
untuk melakukan kajian pada lebih dari dua
variabel baik untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh secara simultan antarvariabel
tersebut. Data yang digunakan dalam
penelitian merupakan sampel. Data yang
menjadi sampel ini akan diolah dan
menghasilkan statistik-statistik. Statistikstatistik yang dihasilkan dianalisis lebih
lanjut untuk memprediksi parameternya.
Teknik Analisis Data
Dalam bagian ini, penulis akan
menggunakan teknik analisis data untuk
menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan dan menguji hipotesisnya. Hal
ini
dilakukan
untuk
mendapatkan
kesimpulan hasil yang dapat berlaku umum
dalam lingkup yang diteliti. Ada beberapa
teknik analisis data yang bisa digunakan,
yaitu analisis diskriminan, analisis regresi
berganda, analisis regresi dengan variabel
Moderating dan Intervening, analisis manova,
dan analisis structural equation modeling1. Dari
teknik-teknik
tersebut,
teknik
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda.
Analisis regresi ganda merupakan
pengembangan
dari
analisis
regresi
sederhana.
Kegunaannya
yaitu
untuk
meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila
variabel bebas minimal dua atau lebih.
Teknik analisis ini berguna sebagai alat
analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap variabel
terikat hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih dengan satu variabel terikat.
1
Ibid Husein Umar, 2010, halaman 120
4 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Analisis Deskriptif Statistik terhadap
Variabel
Analisis deskriptif digunakan untuk
menjelaskan karakteristik data dari masingmasing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini. Beberapa karakteristik data
yang akan dilihat adalah nilai maksimum,
nilai minimum, mean (rata-rata), dan standar
deviasi.
Dengan menggunakan aplikasi SPSS,
hasil statistik deskriptif atas data secara
parsial menggambarkan sebagai berikut:
1. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Sumatera
Utara
leg
1
tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 1.413, 3.804, 2.534,
dan 734; DAK sebesar 1, 870, 293, dan
268; Subsidi Pangan sebesar 25, 204, 138,
dan 55; dan Pertumbuhan Ekonomi -1, 4,
2, dan 2.
2. Hasil statistik deskriptif Provinsi Jawa
Tengah leg 1 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 2.688,
6.810, 4.548, dan 1.263; DAK sebesar 2,
1.202, 390, dan 358; Subsidi Pangan
sebesar 190, 752, 485, dan 150; dan
Pertumbuhan Ekonomi -5, 7, 1, dan 3.
3. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Kalimantan Selatan leg 1 tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 491, 1.762, 978, dan
352; DAK sebesar 1, 375, 134, dan 120;
Subsidi Pangan sebesar 26, 101, 60, dan
28; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2,
dan 10.
4. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Sulawesi Tenggara leg 1 tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 491, 1.455, 912, dan
281; DAK sebesar 1, 381, 134, dan 122;
Subsidi Pangan sebesar 0,7, 70, 42, dan
18; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 9, 4,
dan 4.
5. Hasil statistik deskriptif Provinsi Riau
leg 1 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 491, 1.455,
912, dan 281; DAK sebesar 1, 381, 134,
dan 122; Subsidi Pangan sebesar 3, 65,
35, dan 20; dan Pertumbuhan Ekonomi 2, 5, 1, dan 2.
6. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Maluku leg 1 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 418, 1.139,
751, dan 220; DAK sebesar 1, 295, 107,
dan 98; Subsidi Pangan sebesar 3, 56, 26,
dan 16; dan Pertumbuhan Ekonomi -4, 5,
1, dan 2.
7. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Sumatera
Utara
leg
2
tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 835, 3.804, 2.194,
dan 849; DAK sebesar 0,3, 757, 233, dan
247; Subsidi Pangan sebesar 25, 204, 138,
dan 55; dan Pertumbuhan Ekonomi -1, 4,
2, dan 2.
8. Hasil statistik deskriptif Provinsi Jawa
Tengah leg 2 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 1.810,
6.810, 4.098, dan 1.438; DAK sebesar 0,4,
1.016, 307, dan 323; Subsidi Pangan
sebesar 190, 752, 485, dan 150; dan
Pertumbuhan Ekonomi -5, 7, 1, dan 3.
9. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Kalimantan Selatan leg 2 tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 341, 1.455, 797, dan
304; DAK sebesar 0,2, 375, 118, dan 120;
Subsidi Pangan sebesar 26, 101, 60, dan
28; dan Pertumbuhan Ekonomi -10, 16, 2,
dan 10.
10. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Sulawesi Tenggara leg 2 tahun
menghasilkan
nilai
minimum,
maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi DAU sebesar 255, 1.455, 772, dan
5 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
332; DAK sebesar 0,1, 381, 114, dan 122;
Subsidi Pangan sebesar 0,7, 70, 42, dan
18; dan Pertumbuhan Ekonomi -5, 9, 4,
dan 4.
11. Hasil statistik deskriptif Provinsi Riau
leg 2 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 283, 1.455,
780, dan 322; DAK sebesar 0, 381, 109,
dan 125; Subsidi Pangan sebesar 3, 65,
35, dan 20; dan Pertumbuhan Ekonomi 2, 5, 1, dan 2.
12. Hasil statistik deskriptif Provinsi
Maluku leg 2 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 225, 1.088,
635, dan 252; DAK sebesar 0,1, 295, 89,
dan 94; Subsidi Pangan sebesar 3, 56, 26,
dan 16; dan Pertumbuhan Ekonomi -4, 5,
1, dan 2.
Sementara itu, hasil statistik deskriptif
atas data secara gabungan yang diperlakukan
sebagai sampel menggambarkan sebagai
berikut:
1. Hasil statistik deskriptif Gabungan 6
Provinsi leg 1 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 0, 6810,
1.750, dan 1.528; DAK sebesar 0,5, 1.202,
199, dan 228; Subsidi Pangan sebesar 0,7,
752, 131, dan 176; dan Pertumbuhan
Ekonomi -10, 16, 2, dan 5.
2. Hasil statistik deskriptif Gabungan 6
Provinsi leg 2 tahun menghasilkan nilai
minimum, maksimum, rata-rata, dan
standar deviasi DAU sebesar 225, 6810,
1.546, dan 1.450; DAK sebesar 0, 1.016,
162, dan 203; Subsidi Pangan sebesar 0,7,
752, 131, dan 176; dan Pertumbuhan
Ekonomi -10, 16, 2, dan 5.
Pengujian Kualitas Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan
sebuah grafik melalui aplikasi SPSS. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonalnya, model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas.
Berdasarkan 14 grafik normalitas, hasil uji
normalitas yang dilakukan memperlihatkan
semua data menyebar di sekitar garis
diagonal
dan
mengikuti
arah
garis
diagonalnya. Dengan demikian, semua model
regresi data yang tersedia memenuhi asumsi
normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk
mengetahui apakah pada model regresi yang
diajukan telah ditemukan korelasi kuat. Uji
ini dapat dilakukan dengan aplikasi SPSS.
Terjadinya multikolinieritas adalah jika nilai
korelasinya tinggi. Biasanya melebihi 0,80.
Berdasarkan 14 tabel korelasi koefisien yang
dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa semua
hasil
menyatakan
tidak
terjadinya
multikolinieritas
karena
semua
tabel
menghasilkan nilai korelasi yang berada di
bawah 0,80.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians
dari
residual
suatu
pengamatan
ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
disebut homoskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
model
yang
heteroskedastisitas. Berdasarkan 14 grafik
plot tersebar yang dihasilkan, dapat dilihat
bahwa semua hasil menggambarkan titik-titik
yang membentuk pola sebaran yang
meningkat, yaitu secara terus menerus
bergerak menjauhi garis 0. Dengan demikian
model regresinya adalah model yang
heteroskedastisitas.
4. Pengujian
Hipotesis:
Analisis
Multivariat melalui Analisis Regresi
Berganda terhadap Variabel
Penelitian ini menggunakan analisis
multivariat karena melakukan kajian pada
6 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
lebih dari dua variabel, baik untuk
mengetahui hubungan dan pengaruh secara
simultan antarvariabel, termasuk analisis
faktor-faktor pembentuk variabel 2 . Alat
analisis
dalam
analisis
multivariat
bermacam-macam.
Alat
analisis
yang
digunakan tergantung pada sifat hubungan
antarvariabel penelitian (berketergantungan
atau saling berketergantungan) dan skala
datanya, yaitu metric atau nonmetric. Metric
adalah angka berskala interval dan rasio,
sedangkan nonmetric adalah angka yang
berskala nominal atau ordinal.
Dalam penelitian ini, variabel yang
digunakan berjumlah 4 variabel, yang terdiri
atas 3 variabel independen dan 1 variabel
dependen. Variabel dependen bersifat metric,
sedangkan variabel independen bersifat
nonmetric. Dengan demikian, alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda.
Perlu disampaikan kembali bahwa
model regresi yang tersedia mencakup 14
model. Dua belas model dari:
1. Model regresi dengan analisis satu per
satu provinsi dari 6 provinsi dengan leg
DAU dan DAK 1 tahun.
2. Model regresi dengan analisis satu per
satu provinsi dari 6 provinsi dengan leg
DAU dan DAK 2 tahun.
Dua model dari:
1. Model regresi dengan analisis satu file
SPSS dari 6 provinsi dengan leg DAU
dan DAK 1 tahun.
2. Model regresi dengan analisis satu file
SPSS dari 6 provinsi dengan leg DAU
dan DAK 2 tahun.
Dengan demikian, dari 14 model
tersebut, akan dipilih 7 model untuk
dianalisis lebih lanjut. Untuk keperluan
pemilihan model ini, penulis menggunakan
nilai standard error of estimates/SEE. Model
dengan nilai SEE yang lebih kecil akan
dipilih. Hasil perhitungan nilai SEE melalui
aplikasi SPSS memperlihatkan:
1. Model Provinsi Sumatera Utara leg 1
tahun mempunyai nilai SEE sebesar 1,66,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 1,44.
2. Model Provinsi Jawa Tengah leg 1 tahun
mempunyai nilai SEE sebesar 1,54,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 1,56.
3. Model Provinsi Kalimantan Selatan leg 1
tahun mempunyai nilai SEE sebesar
10,38, sedangkan leg 2 tahun mempunyai
nilai SEE sebesar 10,66.
4. Model Provinsi Sulawesi Tenggara leg 1
tahun mempunyai nilai SEE sebesar 3,98,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 3,89.
5. Model Provinsi Riau leg 1 tahun
mempunyai nilai SEE sebesar 1,848,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 1,849.
6. Model Provinsi Maluku leg 1 tahun
mempunyai nilai SEE sebesar 1,78,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 1,86.
7. Model Gabungan 6 Provinsi yang
diperlakukan sebagai sampel leg 1 tahun
mempunyai nilai SEE sebesar 4,87,
sedangkan leg 2 tahun mempunyai nilai
SEE sebesar 4,90.
Dengan demikian, Hasil perhitungan
nilai
SEE
melalui
aplikasi
SPSS
memperlihatkan model dengan nilai SEE
yang lebih kecil adalah:
1. Model regresi Sumatera Utara leg 2
tahun.
2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun.
3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1
tahun.
4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2
tahun.
5. Model regresi Riau leg 1 tahun.
6. Model regresi Maluku leg 1 tahun.
7. Model regresi dengan analisis satu file
SPSS dari 6 provinsi dengan leg 1 tahun.
2
Op. Cit. Husein Umar, 2010 7 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Model Summary
Dalam model summary, akan terlihat
seberapa kuat hubungan antara ketiga
variabel independen (DAU, DAK, dan
Subsidi Pangan) dan variabel dependennya
(pertumbuhan ekonomi). Suatu model regresi
dikatakan mempunyai hubungan yang kuat
jika model tersebut mempunyai nilai di atas
0,80).
Berdasarkan hasil analisis regresi
melalui aplikasi SPSS, R yang dihasilkan
adalah sebagai berikut dihasilkan:
1. Model regresi Sumatera Utara leg 2
tahun mempunyai nilai R=58,0%.
2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun
mempunyai nilai R=90,9%.
3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1
tahun mempunyai nilai R=35,6%.
4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2
tahun mempunyai nilai R=58,2%.
5. Model regresi Riau leg 1 tahun
mempunyai nilai R=37,8%.
6. Model regresi Maluku leg 1 tahun
mempunyai nilai R=72,4%.
7. Model regresi Gabungan 6 provinsi 1
tahun mempunyai nilai R=22,8%.
Selanjutnya, untuk menjelaskan variasi
variabel dependen, analisisnya lebih baik
menggunakan adjusted R square karena
variabel independen berjumlah lebih dari
dua. Nilai adjusted R square mempunyai arti
seberapa besar ketiga variabel independen
(DAU,
DAK,
dan
Subsidi
Pangan)
menjelaskan variasi variabel dependennya
(pertumbuhan ekonomi).
Berdasarkan hasil analisis regresi
melalui aplikasi SPSS, adjusted R square yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Model regresi Sumatera Utara leg 2
tahun mempunyai nilai adjusted R square
=21,2%.
2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun
mempunyai nilai adjusted R square
=79,3%.
3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1
tahun mempunyai nilai adjusted R square
=-3,7%.
4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2
tahun mempunyai nilai adjusted R square
=21,4%.
5. Model regresi Riau leg 1 tahun
mempunyai nilai adjusted R square =1,8%.
6. Model regresi Maluku leg 1 tahun
mempunyai nilai adjusted R square
=43,4%.
7. Model regresi Gabungan 6 provinsi leg 1
tahun mempunyai nilai adjusted R square
=2,8%.
Anova
Analisis
anova
menggambarkan
apakah ketiga variabel independen dapat
digunakan untuk memprediksi variabel
dependen. Hal ini dapat dilihat pada kolom
sig. dalam tabel anova tersebut.
Berdasarkan hasil analisis regresi
anova melalui aplikasi SPSS, nilai signifikan
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Model regresi Sumatera Utara leg 2
tahun mempunyai nilai signifikan=8,0%.
2. Model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun
mempunyai nilai signifikan=0,00%.
3. Model regresi Kalimantan Selatan leg 1
tahun
mempunyai
nilai
signifikan=52,5%.
4. Model regresi Sulawesi Tenggara leg 2
tahun mempunyai nilai signifikan=7,9%.
5. Model regresi Riau leg 1 tahun
mempunyai nilai signifikan=46,8%.
6. Model regresi Maluku leg 1 tahun
mempunyai nilai signifikan=0,7%.
7. Model regresi Gabungan 6 provinsi leg 1
tahun
mempunyai
nilai
signifikan=10,1%.
Koefisien Regresi
Untuk membuat persamaan regresi
dari suatu model, perlu dilihat nilai signifikan
model tersebut. Dari hasil analisis regresi
anova melalui aplikasi SPSS di atas, hanya
model regresi Jawa Tengah dan Maluku yang
mempunyai nilai signifikan di bawah 5%.
Dengan demikian dua model ini merupakan
8 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
model yang akan dibuat persamaan
regresinya.
Persamaan garis regresi dinyatakan
dalam kolom Unstandardized Coefficients Beta.
Berdasarkan hasil analisis regresi coefficients,
nilai Unstandardized Coefficients Beta yang
diperoleh adalah:
1. Nilai Unstandardized Coefficients Beta
dalam model regresi Jawa Tengah leg 1
tahun adalah konstanta sebesar -2,52,
DAU sebesar 0,001, DAK sebesar -0,006,
dan Subsidi Pangan sebesar 0,002.
2. Nilai Unstandardized Coefficients Beta
dalam model regresi Maluku leg 1 tahun
adalah konstanta sebesar -1,997, DAU
sebesar -0,003, DAK sebesar 0,008, dan
Subsidi Pangan sebesar 0,043.
Sementara itu, nilai probabilitasnya
dapat dilihat pada kolom sig.nya pada tabel
coefficients-nya, yang dirinci sebagai berikut:
1. Nilai sig. pada tabel coefficients dalam
model regresi Jawa Tengah leg 1 tahun
adalah konstanta sebesar 15,5%, DAU
sebesar 4%, DAK sebesar 0,00%, dan
Subsidi Pangan sebesar 58,8%.
2. Nilai sig. pada tabel coefficients dalam
model regresi Maluku leg 1 tahun adalah
konstanta sebesar 31,6%, DAU sebesar
10,9%, DAK sebesar 15,4%, dan Subsidi
Pangan sebesar 19,7%.
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
Penulis menggunakan 14 model, yang
mencakup 7 model dengan pengaruh DAU
dan DAK leg 1 tahun terhadap pertumbuhan
ekonomi dan 7 model dengan pengaruh DAU
dan DAK leg 2 tahun terhadap pertumbuhan
ekonomi. Dari kondisi dua leg ini, penulis
memilih leg yang lebih baik untuk dianalisis
lebih lanjut. Untuk keperluan ini, penulis
melakukan analisis regresi pada keempat
belas model melalui aplikasi SPSS. Penulis
melihat nilai Standard Error of Estimates (SEE)
masing-masing model. SEE leg yang lebih
kecil dipilih untuk bahan analisis lebih lanjut,
sehingga model yang tersisa adalah 7 model.
Dari ketujuh model tersebut, terdapat
lebih banyak model yang berasal dari leg 1
tahun. Lima model dari leg 1 tahun dan dua
model dari leg 2 tahun. Ketujuh model yang
dipilih dianalisis lebih lanjut dengan analisis
regresi. Berdasarkan hasil yang tertuang
dalam tabel model summary, hanya model
regresi Jawa Tengah mempunyai hubungan
yang kuat antara ketiga variabel independen
dan variabel dependennya (R = 0,909),
sedangkan model regresi Sumatera Utara (R =
0,580), Kalimantan Selatan (R = 0,356),
Sulawesi Tenggara (R = 0,582), Riau (R =
0,378), Maluku (R = 0,724), dan gabungan 6
provinsi (R = 0,228) mempunyai hubungan
yang tidak kuat.
Setelah diketahui seberapa kuat
hubungan antara variabel independen dan
dependennya. Ketujuh model yang dipilih
dianalisis dengan analisis regresi anova.
Hasilnya memperlihatkan nilai sig. pada
provinsi Sumatera Utara, Jawa Tengah,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Riau,
Maluku, dan gabungan 6 provinsi adalah
masing-masing sebesar 0,080, 0,000, 0,525,
0,079, 0,468, 0,007 dan 0,101. Nilai standar sig.
dalam SPSS adalah 0,05 atau 5%, maka model
regresi yang dapat dipakai berdasarkan hasil
analisis regresi anova untuk memprediksi
variabel dependennya adalah model regresi
Jawa Tengah dan Maluku.
Persamaan garis regresi diperoleh dari
nilai Unstandardized Coefficients Beta, yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Persamaan garis regresi model
regresi Jawa Tengah:
Y = -2,520 + 0,001 X1 – 0,006 X2 +
0,002 X3
2. Persamaan garis regresi model
regresi Maluku:
Y = 1,997 - 0,003 X1 + 0,008 X2 +
0,043 X3
Akan tetapi, perlu dilihat nilai-nilai
probabilitas di kolom sig. masing-masing
variabel. Dalam persamaan Jawa Tengah,
pada tabel Coefficients, nilai sig. konstanta
(0,155) dan Subsidi Pangan (0,588) berada di
9 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
atas 0,05 atau 5%, maka kedua nilai tersebut
adalah tidak signifikan pengaruhnya. Oleh
karena itu, persamaannya harus diubah
menjadi:
Y = 0,001 X1 – 0,006 X2
Sementara itu, dalam persamaan
Maluku, pada tabel Coefficients, semua nilai
sig. berada di atas 0,05 atau 5%, maka semua
nilai tersebut adalah tidak signifikan
pengaruhnya. Oleh karena itu, persamaannya
tidak dapat digunakan.
Untuk mengetahui besar pengaruh
dari tiap variabel independen terhadap
variabel dependennya, dapat dilihat nilainilai di kolom Beta. Nilai-nilai di kolom Beta
merupakan
nilai-nilai
yang
telah
distandarisasi (menjadi satuan yang standar).
Berdasarkan analisis regresi berganda yang
dilakukan pada model Jawa Tengah, yang
persamaan regresinya dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependennya,
dari kolom Beta dalam tabel Unstandardized
Coefficients-nya, digambarkan bahwa besar
pengaruh DAU secara individual terhadap
pertumbuhan
ekonomi
adalah
0,449.
Sebaliknya,
pengaruh
DAK
terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah -0,616.
Berdasarkan teori Keynes, ketiga dana
tersebut seharusnya mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam teori
tersebut dinyatakan bahwa kenaikan belanja
negara akan menaikkan permintaan agregat,
yang akan mendorong naiknya produksi
barang dan jasa, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan daerah tersebut.
Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis regresi
berganda, hanya model Jawa Tengah leg 1
tahun yang dapat dikatakan sesuai dengan
teori tersebut walaupun dari DAU, DAK, dan
Subsidi Pangan, hanya dua variabel, yang
berdasarkan
hasil
analisis
regresi,
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, walaupun pengaruhnya
signifikan, pengaruh DAK yang negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
penelitian ini berbanding terbalik dengan
teori yang diuraikan sebelumnya.
Secara rinci, dalam penelitian ini,
pengaruh DAU dan DAK tersebut dapat
dijelaskan
bahwa
DAU
memberikan
pengaruh positif sebesar 0,001, sedangkan
DAK memberikan pengaruh negatif sebesar 0,006. Dengan demikian, setiap kenaikan
DAU sebesar Rp1,0, maka pertumbuhan
ekonomi akan meningkat sebesar 0,001.
Sementara itu, DAK berpengaruh sebaliknya.
Setiap kenaikan DAK sebesar Rp1,0, maka
pertumbuhan ekonomi akan menurun
sebesar 0,006.
Seperti
yang
telah
diuraikan
sebelumnya, tujuan DAU telah terjaga
melalui penerapan formula perhitungannya
dan didukung oleh prinsip non-hold harmless.
Menurut penulis, hasil analisis yang tidak
sesuai dengan harapan dapat dikaitkan
dengan masalah yang terjadi pada pemberian
yang tidak terbatas kepada daerah untuk
mengelola DAU yang diterimanya tersebut.
Hal ini terlihat dari besaran porsi belanja
APBD yang lebih besar dialokasikan kepada
belanja pegawai. Dari ketiga variabel yang
diteliti, uraian-uraian di atas lebih mengena
khususnya pada masalah yang terkait dengan
DAU. Hal ini dapat dikatakan demikian
karena selain DAU bersifat block grant, juga
jumlahnya begitu besar, yaitu minimal 26%
dari penerimaan dalam negeri neto dalam
APBN setiap tahunnya.
Sementara itu, terkait dengan masalah
DAK, dalam kurun waktu 2005-2010, jika
melihat alokasi DAK pada triwulan II 2008,
terlihat bahwa perbedaan antara alokasi ini
dengan alokasi sebelumnya menunjukkan
perbedaan yang tidak normal, yaitu berbeda
10.000 persen. Hal ini dapat berpengaruh
pada
analisis
pengaruhnya
terhadap
pertumbuhan ekonomi. Perbedaan alokasi
DAK tersebut juga tidak terlepas dari
masalah yang sedang terjadi terkait dengan
pencairan DAK. Dalam pencairan DAK ini,
terdapat daerah yang terlambat dalam
menyampaikan persyaratan yang diperlukan
untuk pencairan DAK Tahap I 2008.
10 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Sementara itu, Subsidi Pangan yang
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi dapat
dikaitkan dengan jumlah alokasi yang paling
sedikit secara nominal dibandingkan dengan
jumlah alokasi DAU dan DAK. Selain itu,
pengaruh Subsidi Pangan tersebut juga
terkait dengan adanya masalah yang terjadi
dalam pengalokasian Subsidi Pangan, yaitu
adanya
ketidaktepatsasaran
dalam
pengalokasiannya.
Kemudian, jika hasil-hasil tersebut di
atas dibandingkan dengan kajian penelitian
terdahulu yang relevan, maka pertama, hasil
kajian DAU dalam penelitian ini sama
dengan kajian yang telah dilakukan oleh
Subchan dan Sudarman tahun 2006, tetapi
dengan tingkat sig. yang berbeda, yaitu kajian
ini menghasilkan tingkat sig. 0,010,
sedangkan kajian Subchan dan Sudarman
menghasilkan tingkat sig. 0,017. Perbedaan
tingkat signifikan ini terjadi dapat dilihat dari
perbedaan jangka waktu penelitian yang
digunakan. Dalam penelitian ini, jangka
waktu yang digunakan adalah 5 tahun,
sedangkan dalam penelitian Subchan dan
Sudarman adalah 1 tahun, yaitu tahun 2006.
Lain halnya dengan hasil kajian Anis
Setiyawati dan Ardi Hamzah, pengaruh DAU
adalah negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Kedua, hasil kajian DAK dalam
penelitian ini sama dengan kajian yang telah
dilakukan oleh Subchan dan Sudarman,
tetapi dengan tingkat sig. yang berbeda, yaitu
kajian ini menghasilkan tingkat sig. 0,000,
sedangkan kajian Subchan dan Sudarman
menghasilkan tingkat sig. 0,017.
Yang terakhir, hasil kajian Subsidi
Pangan tidak sama dengan hasil kajian
sebelumnya yang diuraikan dalam buletin
perbendaharaan Tahun 2011. Dalam buletin
tersebut disampaikan bahwa kajian yang
telah dilakukan atas belanja pemerintah pusat
(termasuk di dalamnya Subsidi Pangan)
menghasilkan gambaran adanya pengaruh
positif
terhadap
peningkatan
laju
pertumbuhan PDRB. Perbedaan hasil ini
dapat terkait dengan jangka waktu yang
digunakan, dalam penelitian jangka waktu
yang digunakan adalah 5 tahun, sedangkan
dalam penelitian buletin tersebut adalah 4
tahun. selain itu, perbedaan ini juga dapat
dikaitkan dengan perbedaan perbandingan
dimana membandingkan subsidi pangan dan
belanja pemerintah pusat walaupun subsidi
pangan merupakan bagian dari belanja
pemerintah pusat.
Kesimpulan
Berdasarkan teori dan pembahasan
dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa DAU, DAK, dan Subsidi
Pangan tidak berpengaruh besar terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi
Daerah.
DAU
memberikan pengaruh yang positif, tetapi
kecil. DAK memberikan pengaruh yang
negatif dan kecil. Subsidi Pangan tidak dapat
memberikan pengaruh apa pun.
DAU merupakan alokasi dana yang
besar, sehingga dapat memberikan kontribusi
yang cukup besar sebagai penerimaan APBD.
Dengan kontribusi yang besar ini, DAU
diperkirakan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah. Namun, dari hasil penelitian yang
diperoleh,
DAU
hanya
memberikan
pengaruh yang kecil terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah. Pengaruh yang kecil ini
kiranya dapat dikaitkan dengan penggunaan
DAU yang tidak diperuntukkan untuk
membiayai belanja modal. DAU lebih banyak
dipergunakan untuk membiayai belanja
pegawai daerah.
Hasil analisis DAU ini berbeda dari
hasil analisis yang dilakukan oleh Subchan
dan Sudarman, yaitu alokasi Dana Umum
(DAU) berpengaruh signfikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Perbedaan ini dapat
diakibatkan oleh perbedaan jumlah data dan
waktu yang digunakan dalam penelitian.
Sebaliknya, walaupun alokasi DAK
tidak sebesar alokasi DAU, tapi ia
mempunyai sifat penggunaan untuk kegiatan
yang
bersifat
fisik.
Dengan
sifat
11 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
penggunaannya ini, DAK diperkirakan dapat
memberikan kontribusi yang besar terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Pembahasan
tersebut tidak sejalan dengan hasil pemikiran
ini.
Hasil
penelitiannya
mengatakan
sebaliknya, DAK memberikan pengaruh yang
kecil. Pengaruh yang kecil ini dapat dikaitkan
dengan tidak konsistennya jumlah DAK yang
dialokasikan setiap triwulannya, karena ada
triwulan yang tidak ada pengalokasian DAK.
Ketidakkonsistenan
pengalokasian
ini
disebabkan
oleh
seringnya
terjadi
keterlambatan
dari
daerah
dalam
menyerahkan laporan APBD dan/atau
laporan pelaksanaan kegiatan DAK kepada
Pemerintah Pusat sebagai persyaratan
pencairan DAK Tahap selanjutnya.
Jika dibandingkan dengan kajian yang
telah dilakukan terdahulu, hasil ini berbeda
dengan hasil analisis yang dilakukan oleh
Subchan dan Sudarman tahun 2006, yaitu
lokasi Dana Khusus (DAK) berpengaruh
signifkan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Begitu halnya dengan DAU, perbedaan ini
dapat diakibatkan oleh perbedaan jumlah
data dan waktu yang digunakan dalam
penelitian.
Subsidi Pangan yang merupakan
belanja negara diperkirakan mempunyai
kontribusi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah, tetapi hasil penelitian menyatakan
tidak. Hal ini dapat dikaitkan dengan
alokasinya yang kecil dibandingkan dengan
alokasi DAU dan DAK. Jika dibandingkan
dengan kajian yang telah dilakukan
terdahulu, hasil ini berbeda dengan hasil
analisis yang tertuang dalam Buletin
Perbendaharaan Tahun 2011, yaitu lokasi
Subsidi Pangan berpengaruh signifkan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
Daftar Pustaka
Buletin Perbendaharaan, Volume 02/2011,
Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat dan
Belanja Transfer ke Daerah dalam APBN
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah,
Jakarta
Darise, Nurlan, 2006, Pengelolaan Keuangan
Daerah, PT Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta
Djoyohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan
Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi
Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan,
Cetakan Kedua, PT Pustaka LP3ES Indonesia,
Jakarta
Dra. Justine T. Sirait, MBA-T, PT Grasindo, 2006,
Anggaran
sebagai
Alat
Bantu
bagi
Manajemen, Jakarta
Http://nadiafadhila.blogspot.com/2012/11/hubunganpertumbuhan-ekonomi-dengan.html
Indarto, Muhammad, 2011, Pengaruh Belanja
Pemerintah Pusat dan Belanja Transfer ke
Daerah dalam APBN terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah, Buletin Perbendaharaan,
Volume 02/2011
J. Richard Aronson Elj Schwarte, 1996, Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data
Management Policies in Local Government
Finance/edited, Edisi Keempat, New York
Mulyana, Budi, dan Subkhan, serta Kuwat Slamet,
2006,
Keuangan
Daerah,
Perspektif
Desentralisasi Fiskal dan Pengelolaan APBD
di Indonesia, LPKPAP, Jakarta
Nota Keuangan dan APBN Tahun Anggaran 20092011
Tarigan, Robinson , 2009, Ekonomi RegionalTeori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Cetakan
Kelima, PT Bumi Aksara, Jakarta
Umar, Husein, 2010, Desain Penelitian
Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Perilaku Karyawan, Cetakan Ketiga, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2013
12 Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Subsidi Pangan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Www.bps.go.id
Yuwono, Sony, dan Tengku Agus Indrajaya, serta
Hariyandi, 2005, Penganggaran Sektor Publik,
Pedoman Praktis Penyusunan, Pelaksanaan,
dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis
Kinerja), Bayumedia Publishing, Malang
Zainal Abidin, Said, 2006, Kebijakan Publik,
Cetakan Ketiga, Suara Bebas, Jakarta
13 
Download