Press Release No. 119/SK/P-YLBHI/VIII/2017 Myanmar Harus

advertisement
YAYASAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM INDONESIA
INDONESIAN LEGAL AID FOUNDATION
JL. DIPONEGORO NO. 74, JAKARTA 10320, Telp. (021) 392 9840, Fax. (021) 319 30140
E-mail : [email protected], Website: http://www.ylbhi.or.id
Press Release
No. 119/SK/P-YLBHI/VIII/2017
Myanmar Harus Segera Mengakhiri Persekusi terhadap Rohingya
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengecam semua kekerasan terhadap warga
sipil Rohingya yang telah meningkat sejak Jumat, 25 Agustus 2017. IOM memperkirakan bahwa lebih
dari 18.500 pengungsi Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, dan lebih dari 100 orang
meninggal dalam konflik bersenjata yang terjadi. Kami mendesak Pemerintah Indonesia dan
Myanmar untuk segera mengambil langkah-langkah sesuai dengan hukum hak asasi manusia dan
hukum humaniter internasional dalam menanggapi kekerasan tersebut.
Kekerasan terhadap minoritas Rohingya dan arus pengungsi yang terjadi tidak dapat dipisahkan dari
persekusi berkepanjangan terhadap mereka yang masih belum ditangani oleh Pemerintah Myanmar.
Hal ini dibuktikan dengan Pemerintah Myanmar yang mengevakuasi setidaknya 4.000 warga nonMuslim dari Rakhine Barat Laut, namun meninggalkan etnis Rohingya tanpa perlindungan sehingga
memaksa mereka untuk melarikan diri ke Bangladesh.
Kami memahami bahwa kekerasan bersenjata terhadap Rohingya dipicu oleh serangan kelompok
bersenjata di negara bagian Rakhine terhadap 12 pos perbatasan yang menewaskan 12 petugas
keamanan. Yang sangat kami kecam adalah serangan balik yang dilakukan tanpa membedakan antara
kelompok bersenjata dan warga sipil, yang tidak ikut ambil bagian dalam pertempuran.
Pemerintah Myanmar memiliki tanggung jawab untuk melindungi penduduknya dari genosida,
kejahatan perang, pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagaimana dinyatakan
dalam Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 60/1. Persekusi, diskriminasi dan
perlakuan terhadap minoritas Rohingya telah mencapai kejahatan terhadap kemanusiaan menurut
tim pencari fakta PBB yang dipimpin oleh Koffi Annan. Oleh karena itu kasus ini perlu ditangani
dengan menggunakan perspektif dan mekanisme hak asasi manusia internasional. Pelakunya harus
dituntut berdasarkan hukum pidana internasional atas kesalahan mereka dan korbannya harus
mendapatkan pemulihan. Isu kedaulatan dan urusan dalam negeri tidak berlaku lagi karena
kejahatan terhadap kemanusiaan mensyaratkan adanya kewajiban yang mengikat secara
internasional (erga omnes). Kami percaya bahwa perdamaian esensial di Myanmar terutama di
Rakhine hanya dapat terwujud apabila Pemerintah Myanmar mengakhiri persekusi terhadap
Rohingya.
Selanjutnya, di bawah Resolusi yang sama, Pemerintah Indonesia sebagai anggota masyarakat
internasional berkewajiban mendorong dan membantu Myanmar untuk melaksanakan tanggung
jawab ini dan mendukung PBB dalam membangun peringatan dini. Kami mencatat bahwa
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya melalui cara diplomatik, kami menghargai
hal ini dan ingin mengingatkan Pemerintah dan DPR untuk mendesak Pemerintah Myanmar agar
selalu mematuhi hukum hak asasi manusia internasional baik untuk perlindungan dan reparasi untuk
korban, serta mengadili pelaku kejahatan perang dari kedua belah pihak.
Jakarta, 2 September 2017
Contact persons:
Febi Yonesta – 087870636308
Jane Aileen T – 08170192405
Download