C:\Users\Bambang Harjono\Office\Ajar\Sosiologi\Pre

advertisement
• Remembering :
• Understand : devians adalah bukan
tindakan dari orang jahat, tetapi bagian
dari prilaku masyarakat.
• Apply : Mendekati deviance melalui teori
umum sosiologi.
• Analyze : Operasi umum sebagai bagian
dari sistem pengadilan kriminal.
• Evaluate : pentingnya dan peran statistik
kriminal.
SOSIOLOGY
Part. 2 The Foundation of Society.
9. Devians (Penyimpangan)
Macionis.Jhon J., 2012. Sociology.
Pearson Education, Inc USA.
RESUME
bab 9. Divians
1
2
• Pemahaman Penyimpangan. adalah
penyimpangan dari norma-norma budaya
yang sudah di terima.
• Karena norma adalah berlaku untuk
semua aktivitas manusia, maka devian
menjadi isu yang luas.
• Salah satu kategori penyimpangan adalah
"crime" kejahatan, yaitu pelanggaran
terhadap hukum pidana resmi yang
berlaku.
• Penyimpangan yang positif maupun
negatif termasuk didalam "berbeda"
menjadikan kita berpikir seseorang itu
"outsider"
• Create : Kemampuan untuk mengatasi
pendapat umum tentang benar dan salah.
RESUME
3
bab 9. Divians
4
• Kontrol sosial. dikenakan pada
masyarakat untuk mengatur pikiran dan
perilaku orang.
• Untuk kasus penyimpangan yang serius,
menjadi kasus system pengadilan kriminal,
dimana organisasi (polisi, pengadilan,
petugas penjara) akan merespon sesuai
dengan hukum pidana yang berlaku.
• Bagaimana masyarakat mendefinisikan
penyimpangan ? Siapa yang di cap
sebagai penyimpangan? Perilaku apa saja
yang digolongkan penyimpangan dsb itu
yang dikelola oleh Kontrol sosial
• Tidak semua penyimpangan adalah
berupa tindakan. Keberadaan seseorang
bisa menjadi penyimpangan bagi orang
lain, misalnya keberadaan anak muda di
tengah orang-orang tua, orang miskin di
antara orang-orang kaya, orang kulit
berwarna di tengah orang-orang kulit putih,
orang cacat diantara orang lain.
bab 9. Divians
bab 9. Divians
5
6
bab 9. Divians
7
• Faktor Personality. Penjelasan penyimpangan
dari sudut pandang Psikologikal menunjukkan
abnormalitas didalam kepribadian seseorang.
Meskipun ada keterkaitan personalitas dengan
keturunan, tetapi personalitas di bentuk oleh
terutama oleh pengalaman sosial.
Penyimpangan sepertinya adalah hasil dari
"sosialisasi yang gagal".
• "Good boy" (12 th sekolah) berkorelasi dengan
strong conscience (superego freud), dapat
menghandle frustrasi, memiliki nilai budaya
keluarga konvensional. Berlawan dengan " bad
Boy". Teori Penahanan (containment).
8
• Isu Biologi dengan Penyimpangan.
Perilaku terkait dengan biologi, genetik
dan tindakan kriminal. Hasilnya biologi dan
lingkungan yang bisa membentuk menjadi
kriminal.
bab 9. Divians
9
• Dasar sosial dari Penyimpangan.
Meskipun devian adalah hasil keputusan
pribadi tetapi sudah disepakati bersama
bahwa itu terjadi karena sebagai
conformity dari situasi masyarakat.
• Dasar Sosial dari Penyimpangan adalah :
– Macam ragam Penyimpangan. tergantung
dari norma-norma budaya. Pada awalnya
pikiran dan tindakan itu tidak Penyimpangan,
sampai dikaitkan dengan norma budaya yang
berlaku baru bisa menjadi Penyimpangan.
bab 9. Divians
bab 9. Divians
11
bab 9. Divians
10
– Menjadi Penyimpangan. adalah pada saat
orang lain yang mengatakan demikian. setiap
perilaku didefinisikan sebagai sakit mental,
atau kriminal adalah tergantung dari
bagaimana orang lain memandangnya,
mendefinisikannya dan meresponinya.
– Bagaimana masyarakat mengatur normanorma dan bagaimana mereka mendefinsikan
melanggar aturan yang keduanya
membutuhkan kekuatan sosial. Hukum
menurut Karl Marx adalah kuasa untuk
melindungi kepentingan masyarakat.
bab 9. Divians
12
• Fungsi dari Penyimpangan : Teori
Struktural - Fungsional.
• Durkheim : Insight dasar. Mengatakan
tidak ada yang abnormal dari
Penyimpangan. karena berfungsi
sebagai :
– Penyimpangan meneguhkan norma dan
nilai budaya.
Sebagai mahluk moral, orang harus memilih
bagaimana bersikap dan berperilaku kepada
orang lain. yang bisa saja berbeda dengan
yang lain. Tidak akan muncul hal baik jika
tampa hal buruk (evil), dan tidak ada keadilan
tampa kejahatan (crime).
bab 9. Divians
13
– Meresponi Penyimpangan adalah juga
mengklarifikasi batasan-batasan moral. Pada
saat memutuskan seseorang menyimpang,
saat yang sama mereka menetapkan batas
yang benar dan salah.
– Meresponi Penyimpangan berarti juga
membawa masyarakat menyatu. Pada saat
yang sama mereka reafirm ikatan moral
masyarakat.
– Penyimpangan mendorong perubahan
sosial. "to day deviance, tomorrow's morality "
Durkheim. Contoh respon terhadap "rock n
roll" th 50an dan sekarang.
bab 9. Divians
14
bab 9. Divians
16
• Merton. Teori Strain. Didalam realitas
sebetulnya masyarakat sadar atau tidak telah
menyebabkan terjadi banyak penyimpangan.
Khususnya pada saat orang berusaha melalui
Conventional means (cara) dari struktur
masyarakat (Pendidikan dan bekerja) untuk
meraih keberhasilan sukses finansial ( cultural
goal).
• Penyimpangan inovasi : (menerima cultural
goal, menolak conventional means) Memang
ada orang yang berhasil melalui cara
conventional (cerdas, kerja keras dsb), tetapi
untuk orang miskin kecil harapan untuk berhasil
melalui cara konvensional. Jadi ada constrain
(batasan) untuk meraih kemakmuran dengan
kurangnya kesempatan menjadikan orang
mencuri, drug, atau kejahatan jalanan.
bab 9. Divians
15
Devians sub kultur.
• Richard C. dan L.Ohlin 1966 : Kejahatan bukan saja di
sebabkan oleh kesempatan yang legitimasi terbatas
(legal), tetapi juga dari kesempatan yang illegitimate
(ilegal). Atau dengan kata lain penyimpangan dan
konformiti muncul dari struktur kesempatan yang relatif
dari frame kehidupan.
• Al capone, anak dari imigran miskin, dia mendapatkan
stigma sebagai orang miskin dan etnis tertentu.
Sehingga menjadi batasan dia untuk meraih sukses
dengan cara conventional. Sejak kecil dia belajar
menjual alkohol secara ilegal (dilarang, sebagai
ilegitimate opportunity). Struktur kesempatan telah
menyuburkan tindakan kriminal. Atau berkembangnya
criminal subculture.
• Ritualism : ketidak mampuan menerima
Cultural goal, orang menjadi tidak peduli
untuk menjadi kaya, dan acuh terhadap
peraturan atau tidak ada respek.
• Retreatism : menolak Cultural goal dan
conventional means, atau "drop out".
Contohnya adalah drug addict, alkoholik.
• Rebellion : secara radikal "survivalis"
menolak pencapaian dan definisi cultural
goal dan Conventional means, dengan
membentuk suatu dukungan kepada
counter culture alternatif untuk menjadi
suatu sosial order.
bab 9. Divians
17
bab 9. Divians
18
• Tetapi pada waktu masyarakat tidak bisa juga
menemukan bentuk kesempatan yang legal maupun yg
ilegal, Penyimpangan muncul sebagai 1) Konflik sub
culture, contoh gang jalanan yang bersenjata muncul
dengan frustrasi dan dorongan untuk memperoleh
respek. 2) bentuk retreatis sub culture, penyimpangan
drop out, drug dsb.
• Kenakalan menjadi dominan bagi masyarakat kelas
bawah, karena mereka memiliki kesempatan terbatas
untuk meraih sukses secara konventional. Ditolak oleh
masyarakat, mereka mencari self-respect bagi diri
sendiri dengan menciptakan subculture kenakalan yang
menjadikan apa yang mereka kerjakan adalah layak di
lakukan bagi anak muda. Meskipun "ditakuti" di jalan
tidak menjadikan menang di masyarakat, tetapi
setidaknya mereka sudah merasa menjadi " somebody"
diantara tetangganya.
bab 9. Divians
19
• Durkheim memberi masukan akan peran
devian didalam masyarakat. Hanya respon
masyarakat terhadap devians beragam kadang
takut.
• Merton memperjelas jenis devians, meskipun
tidak setiap orang mencari sukses dalam arti
kemakmuran dengan cara conventional seperti
yang di jelaskan.
• Cloward, Ohlin, Cohen dst melihat devians
sebagai refleksi dari kesempatan dari struktur
masyarakat.
• Akhirnya semua orang yang melanggar
important rules akan disebut devians. Meskipun
menjadi devians adalah merupakan proses yang
kompleks.
bab 9. Divians
21
• Walter Miller (1970, orig 1958). "Subkultur anak
nakal" mempunyai ciri-ciri :
– trouble khususnya dengan guru dan polisi.
– toughness nilai kekuatan pisik dan otot, pada
khususnya laki-laki.
– Smartness, kemampuan sukses di jalanan, dengan
mengakali yang lain, tampil beda dan tidak mau di
manfaatkan.
– Kebutuhan untuk senang-senang, bergairah,
mencari sensasi dan berbahaya.
– Percaya pada nasib dimana sesorang tidak dapat
mengontrol hidup sepenuhnya.
– dorongan akan kebebasan, sering di manifestasikan
dalam bentuk kemarahan kepada figur otoritas.
bab 9. Divians
20
• Labeling devians: teori Symbolik Interaksi.
Pendekatan interaksi simbolik
menjelaskan bagaimana deviance di
situasi sehari-hari.
• Teory Labeling. deviances dan
conformity sebetulnya adalah terjadi
sebagai perilaku dari seseorang yang
berbeda dengan kebanyakan orang lain
lakukan pada waktu meresponi situasi
yang sama.
bab 9. Divians
22
bab 9. Divians
24
contoh :
Kasus seorang perempuan bersuami yang
mempunyai hubungan intim dengan bekas
pacarnya di kota lain, setelah ketemu
dengan tidak di duga.
Kasus seorang walikota memberikan
kotrak besar kepada kontributor kampanye
besarnya.
Realita dan konstruksi sosial adalah suatu
proses besar dari deteksi, definisi dan
respone.
bab 9. Divians
23
• Primary dan Secondary Deviance.
Edwin Lemert (1951, 1972), mengamati penyimpangan
dari norma-norma seperti - membolos sekolah atau
mabuk dibawah umur. Telah menghasilkan provokasi
kepada yang lain dan sedikit ber-pengaruh kepada Selfconcept. Hal itu di lihat Lemert sebagai Primary deviance.
Setelah orang tersebut menyadari perilakunya yang
primary deviance tadi, berubah. Mengambil identitas
deviance dengan berbicara, berperilaku, atau
berpakaian dengan cara yang berbeda, menolak orang
yang tidak setuju dengannya, dan mengulang kembali
melawan peraturan. Perubahan terjadi dari self-concept
menjadi secondary deviance.
Artinya pelaku sudah memperkerjakan, menjadikan
deviance sebagai pertahanan diri, serangan, atau
permasalahan mendapat reaksi sosial, saat itu menjadi
secondary deviance. (a deeper deviant identity).
• Stigma.
Erving Goffman (1963) mengatakan
secondary deviant sebagai deviant career.
Jika orang tersebut malah menguatkan
devian tadi maka dia mengalami stigma,
yaitu label negatif yang sangat kuat
mengubah self-concept dan identitas dari
seseorang.
Stigma ini berperan sebagai status utama
seseorang. Mendorong aspek-aspek lain
dari identitas sosial seseorang yang di
gambarkan didalam pola pikir orang lain
dan menjadikan isolasi sosial bagi dirinya.
bab 9. Divians
bab 9. Divians
25
Labeling teory menekankan sifat relatifitas
dari deviance, artinya orang sebetulnya
melakukan hal yang sama dengan cara
yang berbeda.
Contoh :
Seorang mahasiswa yang menaruh
sweeternya di sandaran kursi di kamar kos,
lalu beberapa waktu kemudian ada orang
yang mengambilnya dan mengepak di tas
untuk dibawah pergi.
bab 9. Divians
27
• Medikalisasi deviance. adalah perubahan dari
moral dan legal deviance menjadi suatu kondisi
medikal.
• Masyarakat sering mengevaluasi perilaku
seseorang Buruk dan Baik (ukuran secara
moral) berubah menjadi sehat dan sakit (ukuran
kesehatan).
• Contoh sampai pertengahan abad 20 orang
menganggap pemabuk itu adalah lemah
moralnya karena mudah tergoda untuk minum
dan mabuk. Pelan-pelan ada yang mengatakan
mabuk itu adalah penyakit, menjadikan
pemabuk lebih kepada orang sakit daripada
orang buruk. Merokok ganja semula kriminal,
tetapi sekarang ada terapi ganja untuk
kesembuhan.
bab 9. Divians
29
26
• Cara melabeli seseorang ini beragam, ada
yang secara tidak informal, seseorang
kemudian mendapat stigma, ada yang
melalui upacara degradasi dimana
seluruh masyarakat secara formal
memberi stigma kepada seseorang.
bab 9. Divians
28
• Konsekwensi pada waktu kita putuskan
deviance sebagai moral atau kesehatan.
1. Berpengaruh kepada siapa yang merespon deviance
tersebut. Moral kepada polisi, kesehatan kepada
medis.
2. isunya adalah bagaimana orang merespon deviance
tersebut. moral menuntut sang pelanggar dihukum,
kesehatan memandang sebagai pasien yang harus di
rawat.
3. kedua label berbeda pada kompetensi personal dari
deviant tersebut. pada label Moral akibat dari
keputusan benar atau salah ada tanggung jwab untuk
memperbaiki perilaku. Pada label "Sakit" tidak ada
kemampuan untuk mengkontrol perilaku.
bab 9. Divians
30
Strata atau devian ?
bab 9. Divians
31
• Teori kontrol dari Hirschi
• Travis Hirschi 1969 mengembangkan
teori kontrol, yaitu kontrol sosial
tergantung dari antisipasi orang terhadap
konsekwensi perilakunya. Asumsinya
setiap orang tergoda untuk bertindak
deviance. tetapi mengapa tidak
melakukan ? tergantung dari apa yang dia
pikirkan sebagai akibat dari perilakunya
apalagi jika sampai melanggar hukum.
bab 9. Divians
33
32
• Khususnya Hirschi menghubungkan konformity
kepada 4 type berbeda dari sosial kontrol.
– Attachment. Attachment sosial yang kuat
mendukung conformity, hubungan keluarga, peer dan
sekolah yang rendah mendorong deviance.
– Opportunity. Jika orang mendapat akses ligitimate
opportunity (kesempatan yang pasti) cenderung
conformity, lebihnya yang tidak percaya diri tentang
sukses masa depan cenderung deviance.
– Involvement. Involvement yang kuat didalam aktifitas
legitimate seperti mendapat pekerjaan, sekolah,
olahraga akan menghambat deviance. Kebalikannya
orang yang "hang out" menunggu sesuatu yang tidak
jelas, lebih dekat kepada deviance.
– Belief. Kepercayaan yang kuat pada moralitas dan
respek kepda figur otoritas menghambat langkah ke
deviance. Orang yang lemah hatinurani (menghindar
dari pengawasan) terbuka kepda cobaan untuk
deviance
bab 9. Divians
34
• Deviance dan Kapitalisme
Label deviance di kenakan kepada orang yang
mengganggu proses kapitalisme.
• Deviance dan inequality : Teori Sosial Konflik.
Pendekatan sosial konflik mencari hubungan
deviance dengan inequality sosial.
• Deviance dan Kuasa
Dalam pandangan teori konflik sosial didapati
pandangan :
– Semua norma (hukum) tertuju kepada orang kaya
dan berkuasa. (Marx keadilan adalah oleh dan untuk
klas kapitalis, melawan klas buruh.)
– Meskipun ada perilaku yang dipertanyakan, orang
berkuasa memiliki kemampuan untuk melawan label
deviance.
– Umum percaya bahwa hukum dan norma adalah
alami dan topeng yang baik untuk karakter politik.
Meskipun mengutuk pandang bulu didepan hukum,
tetapi sedikit perhatian untuk bersikap jujur didepan
hukum.
bab 9. Divians
bab 9. Divians
35
– Kapitalism erat kaitannya dengan kontrol pribadi
terhadap kemakmuran. Orang yang mengancam
harta milik orang lain (org miskin yang mencuri) akan
segera mendapat label deviance. Tetapi sebaliknya
orang kaya yang mengambil keuntungan dari orang
miskin kurang mendapat perhatian. Tuan tanah
menarik bunga tinggi kepada orang miskin dipandang
hanya sebagai "bisnis".
– Kapitalism bergantung kepada produktifitas pekerja,
orang yang tidak bekerja rawan menadpat label
deviance, apalagi orang yang di phk.
– Kapitalism respek kepada figur otoritas, shg orang
yang tidak memiliki lagi otoritas, rawan mendapat
label deviance.
– Setiap orang yang secara langsung melawan status
quo kapitalism didefinisikan
sebagai deviant.
bab 9. Divians
36
• Hal yang sama berlaku sebaliknya, label
positif masyarakat mendukung kapitalism.
Contoh atlete yang berhasil mendapat
sanjungan dan status selebriti karena
mereka mengekspresikan nilai-nilai
capaian individu dan kompetisi, yang
keduanya penting didalam kapitalism.
• System kapitalis juga mengkontrol orang
yang tidak produktif secara ekonomi,
orang tua, cacat mental, retreatis Merton
dipandang sebagai beban bagi
masyarakat. Setiap orang berada dibawah
kontrol lembaga kesejahteraan sosial.
bab 9. Divians
• Sebaliknya orang yang terbuka
menentang system kapitalism, termasuk
rebellion Merton, ada di bawah kontrol
system kriminal dan keadilan, angkatan
bersenjata atau Polisi.
• Kedua lembaga tersebut sama-sama
menyalahkan individu bukan system untuk
suatu masalah sosial.
37
bab 9. Divians
38
39
bab 9. Divians
40
bab 9. Divians
42
• Deviance dan Ketidak-samaan: Teori
konflik sosial.
bab 9. Divians
• Deviance, Ras dan Gender
• Kejahatan Membenci. adalah tindakan
melawan seseorang atau milik seseorang
dimotivasi oleh benci kepada Ras dan bias
yang lain.
• Yang pernah terjadi adalah bisa melawan
ras, agama, etnis atau keturunan tertentu,
orientasi seksual, phisical disability.
bab 9. Divians
41
• Kejahatan
• Kejahatan adalah pelanggaran terhadap
hukum-hukum kriminal yang berlaku di
tingkat lokal, propinsi atau nasional.
• Semua kejahatan adalah gabungan dari
tindakan kepada diri sendiri (kesalahan
mengerjakan seperti yang di tuntut oleh
hukum) dan kriminal intent (Maksud
kriminal).
• Perspective Feminis : Deviance dan
Gender.
• Peraturan - peraturan baik, berpakaian,
mengemudikan mobil dsb di depan publik
yang mengatur justru lebih banyak di
kenakan kepada wanita daripada kepada
laki-laki.
bab 9. Divians
43
• Jenis kejahatan :
• Kejahatan melawan seseorang.
pelanggaran kejahatan, kejahatan yang
secara langsung melawan atau
mengancam melanggar kepada orang lain.
misalnya membunuh.
• Kejahatan melawan hak milik orang lain.
(Kejahatan property), kejahatan termasuk
mencuri baik uang atau kepemilikan orang
lain.
• Kejahatan yang tidak memiliki korban.
pelanggaran terhadap hukum dimana
tidak ada korban-korban yang tampak.
bab 9. Divians
44
• Kejahatan tampa komplain, termasuk
didalamnya adalah penggunaan obat
terlarang, prostitusi, judi.
• Istilah tampa korban adalah rancu,
bab 9. Divians
45
bab 9. Divians
46
bab 9. Divians
47
bab 9. Divians
48
SOSIOLOGY
Part. 3 Social Inequality.
10. STRATA SOSIAL
bab 9. Divians
49
Remembering :
Understanding : Stratifikasi sosial lebih terkait
kepada masyarakat dari pada keperbedaaan
individual.
Apply : Pendekatan teori sosiologi umum kepada
stratifikasi sosial.
Analyze : Bagaimana dan mengapa sistem
keberbedaan sosial selalu berkembang dan
beragam diseluruh dunia sepanjang waktu.
Evaluate : Ideologi yang digunakan untuk
mensuport keberbedaan sosial.
Create : Kemampuan untuk membayangkan
perubahan di sistem keberbedaan sosial kita.
RESUME
50
bab 10. Strata Sosial
52
• Titanic
51
• Stratifikasi sosial adalah : sebuah system
dimana masyarakat di kelompokan
kepada hirarkhi kategorial, yang di
dasarkan kepada 4 Prinsip :
First Class
Total: 319 Died: 120
Survived: 199 Survived: 62%
1.Stratifikasi sosial erat terkait dengan
masyarakat bukan kepada perbedaan
individual yang kelihatan.
2.Stratifikasi sosial terbawa dari generasi ke
generasi didalam masyarakat tersebut.
3.Stratifikasi sosial adalah universal tetapi
bervariasi.
4.Stratifikasi sosial bukan saja mencakup
keberbedaan tetapi juga diterima sebagai
kenyataan.
Second Class
Total: 272 Died: 155
Survived: 117 Survived: 43%
Third Class (Steerage)
Total: 709 Died: 537
Survived: 172 Survived: 25%
Total Passengers
Total: 1300 Died: 812
Survived: 488 Survived: 37%
bab 10. Strata Sosial
bab 10. Strata Sosial
53
bab 10. Strata Sosial
54
Kasta dan System Kelas.
• Sosiologis membagi masyarakat menjadi
masyarakat terbuka (mengijinkan
perobahan kecil di posisi masyarakat,
disebut Sistem kelas) dan tertutup (tidak
mengijinkan, disebut Sistem kasta).
• Sistem kasta adalah strata sosial
berdasarkan penentuan atau kelahiran.
Closed system.
• Lanjutan :
– Ada petunjuk hidup sehari-hari agar tetap
"suci" bukan "kotor" jika bergaul lintas kasta.
– System kasta ditopang dengan budaya
kepercayaan yang kuat. - India- Hindu.
– Sering kali keturunan juga mengarah kepada
satu jenis pekerjaan (profesi).
– Pernikahan juga tidak boleh lintas kasta.
(endogamous marriage).
bab 10. Strata Sosial
55
bab 10. Strata Sosial
56
bab 10. Strata Sosial
57
bab 10. Strata Sosial
58
• System Kelas :
• Manusia modern tidak lagi bekerja di
pertanian, dan lebih mengandalkan
kepada kecakapan pribadi untuk berhasil
didalam pekerjaan. Muncul sistem kelas
sosial yaitu stratifikasi berdasarkan pada
kelahiran dan pencapaian pribadi.
• Mengijinkan sosial mobilisasi melalui
pendidikan, pencapaian skill individu dsb.
Termasuk juga melalui pernikahan yang
lebih bebas lintas kelas.
bab 10. Strata Sosial
• Meritokrasi adalah stratifikasi sosial
berdasarkan personal merit (Latin - earned
= diperoleh/capaian). yaitu pengetahuan
pribadi, kemampuan dan usaha keras.
• Status consistency = adalah derajat
keseragaman dari status seseorang di
tengah beragam dimensi dari ketidak
samaan sosial.
• Sistem kasta yang tertutup tinggi status
konsistensinya.
59
bab 10. Strata Sosial
60
• Ideology yang mensuport Stratifikasi.
• Ideology yang mengsuport kelas sosial,
budaya kepercayaan yang membenarkan
pengaturan pembagian kelas sosial,
termasuk pola-pola keberagaman.
• Plato (427-347 SM) percaya bahwa
didalam setiap masyarakat terdapat
keberagaman. Marx mengembangkan
lebih jauh untuk kapitalisme dan kelas
kapital.
• Masyarakat agraris - kelas sosial; industri meritokrasi.
• System kasta dan kelas di Indonesia,
diskusikan.
• Inggris - Aristokrasi dulu dan modern
• Jepang - Aristokrasi dulu dan modern
• Indonesia - Aristokrasi dulu dan modern
bab 10. Strata Sosial
61
bab 10. Strata Sosial
62
• Fungsi Stratifikasi sosial
• Mengapa Kelas sosial ada di mana-mana?
Jawabannya tergantung dari apakah
keberagaman sosial menjadi bagian
kenyataan sehari-hari di masyarakat
tersebut.
• Davis - Moore mengatakan bahwa
stratifikasi sosial membawa keuntungan
bagi keberlangsungan suatu masyarakat.
• Tuntutan masyarakat akan ketrampilan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
semakin hari semakin kompleks,
(masyarakat modern).
• Ketimpangan
ekonomi
di beberapa
negara.
bab 10. Strata Sosial
63
• Stratifikasi dan Konflik
Analisis konflik sosial berpendapat bahwa
di luar keuntungan yang di peroleh
masyarakat secara keseluruhan, kelas
sosial mendatangkan keuntungan bagi
beberapa orang tetapi sekaligus juga
kerugian bagi orang yang lain.
• Karl Marx.
Strata sosial menyebabkan konflik sosial.
bab 10. Strata Sosial
bab 10. Strata Sosial
64
• Asumsi di lihat dari sisi Ekonomi.
• Masyarakat kapitalis memang
mereproduksi struktur kelas sosial pada
setiap generasi. Orang kaya akan
mewariskan kekayaannya kepada anakanaknya pada saat meninggal. Tetapi
kelas pekerja nanti akan menekan dan
memaksa menciptakan masyarakat tampa
kelas.
65
bab 10. Strata Sosial
66
• diperlukan Fungsi yang besar untuk
menduduki suatu posisi, dan masyarakat
memberi bayaran lebih untuk posisi itu.
• Strategy promosi produktifitas dan
efisiensi, menyebabkan pentingnya reward
didalam pekerjaan termasuk didalamnya
income, prestise, kuasa dan
kesenangan menjadikan orang bekerja
lebih keras, lebih baik dan lebih lama.
• Kritik : Apakah reward sebanding dengan
kepentingan fungsi kelas tertentu ? tidak
ada unsur lain?
bab 10. Strata Sosial
67
• Ada apa dengan Revolusi Marx ?
Mengapa revolusi Marx sulit di ikuti ?
1.Fragmentasi dari kelas kapitalis ( *)
2.Standard hidup yang tinggi
3.Organisasi buruh yang banyak
4.Banyaknya proteksi legal
bab 10. Strata Sosial
68
• Max Weber : Kelas, Status dan Kuasa.
Kalau Marx melihat srratifikasi sosial
berbasis kepada ekonomi diatas
segalanya, hal ini menyederhanakan
situasi. Weber melihat ada beberapa
unsur selain ekonomi :
1. Ketimpangan ekonomi. Weber melihat posisi
kelas (ekonomi).
2. Status sosial
3. Prestise sosial
4. Kuasa
bab 10. Strata Sosial
69
• Hirarkhi Status sosioekonomi.
• Konsistency status di masyarakat modern
kecil, mobilitas status bukan karena
ekonomi tetapi prestise dan kuasa.
• Status di masyarakat industri bahkan
menjadi sebuah multidimensi status
ketimbang kategori status yang jelas.
Sehingga menjadi SES (Socioeconomic
status) yaitu menunjuk kepada ranking
status gabungan berdasarkan berbagai
dimensi dari ketidak samaan sosial.
bab 10. Strata Sosial
bab 10. Strata Sosial
70
• Weber bahkan mendefinisikan kategori
status yang berbeda untuk perkembangan
masyarakat yang berbeda.
– untuk Masyarakat agraris status dan prestise
yang di depan. Orang kaya dan buruh deal
dengan status melalui norma-norma budaya
yang terkait.
– Masyarakat industri membatasi status
berdasarkan kelahiran, melainkan membuka
kesempatan bagi ketidaksamaan ekonomi.
Dimensi perbedaan ekonomi menjadi penting
bagi status sosial.
71
bab 10. Strata Sosial
72
• Lanjutan :
• Stratifikasi dan interaksi
– Lebih lanjut masyarakat industri memerlukan
birokrasi pemerintahan lebih baik, sehingga
Organisasi pemerintahan dan pengelola yang
lain menjadi penting bagi sistem stratifikasi
sosial. Khusus pada masyarakat sosialis
dimana peran pemerintah kepada hidup
pribadi besar, kedudukan tinggi dalam
pemerintahan menjadi kelompok elit yang
penting.
bab 10. Strata Sosial
73
bab 10. Strata Sosial
74
• Gerhard Lenski's mencetuskan model
evolusi sosio-kultural masyarakat. Terkait
tehnology dan strata sosial.
• Stratifikasi dan tehnologi suatu global perspective
– Masyarakat Berburu dan mengumpulkan.
Kebutuhan sehari dipenuhi sehari, survival
kelompok tergantung dari sharing masingmasing, tidak ada kategori seseorang lebih
baik dari yang lain (strata sosial sederhana).
– Masayarakat hortikultur, gembala dan
pertanian. Technology berkembang,
seseorang bisa menghasilkan lebih dari
kebutuhan harian, mulai ada perbedaan
sosial, kelompok kecil elit mengontrol yang
lain. Orang kaya menjadi "posisi baik".
bab 10. Strata Sosial
75
• Lanjutan .....
bab 10. Strata Sosial
76
• Kurva KUZNET (simonb K 1955,1966)
– Masyarakat industri. Industri dan technology
meningkat, muncul meritokrasi, dan
melemahkan aritokrasi tradisi. Standard hidup
orang miskin meningkat. Spesialisasi
pekerjaan menuntut pendidikan untuk semua,
butahuruf menurun. Orang sadar dan
menekan didalam pengambilan keputusan
politis, mengurangi kesenjangan sosial, dan
mengurangi dominasi pria terhadap wanita.
bab 10. Strata Sosial
77
bab 10. Strata Sosial
78
• Seeing sosiology in everyday life.
• Dapatkah kita menjumpai kasta didalam
masyarakat sistem meritokrasi? Mengapa
hal ini menjadi penting ? keadilan ?
• Gereja abad pertengahan mengatakan 7
dosa yang berbahaya adalah
Keserakahan, Iri hati, Amarah, Nafsu,
Kerakusan, Kemalasan. Mengapa hal itu
berbahaya di tengah masyarakat agraris,
dan Kasta ? Bagaimana dengan
masyarakat Kapitalis modern yang
meritokrasi ? apakah masih sama,
Jelaskan ?
• Kurt Vonnegut Jr (1968).
The year was 2081 and everybody was
finally equal. They weren't only equal
before God and the law. They ware equal
every which way. Nobody was smarter
than anybody else. Nobody was better
looking than anybody else. Nobody was
stronger or quiker than anybody else. All
the equality was due to the 211th, 212th,
and 213th Amendment to the Constitution
and the unceasing vigilance of agent of
the Handicapper General.
bab 10. Strata Sosial
79
bab 10. Strata Sosial
80
Download