Dasar Ilmu Politik

advertisement
MAKALAH
DASAR – DASAR ILMU POLITIK
OLEH :
KELOMPOK 3 :




FAJAR BAHARI SINULINGGA
JEFFRI PRANATA BARUS
WAWAN MULYANA
YULIANA ULFA
B REGULER 2012
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat mengetahui tentang konsep – konsep ilmu politik. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini
memuat
tentang
konsep
–
konsep
ilmu
politik
tentang
masyarakat,kekuasaan dan negara. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Pristi Suhendro S.Hum, M.Si dosen mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Politik , yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya, terima
kasih.
Medan , September 2012
PENULIS
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam memahami ilmu politik tentu tidak terlepas dari mengkaji konsep – konsep ilmu
politik, karena dengan mendalami konsepnya dapat mengetahui berbagai konsep – konsep
dasar dalam politik, seperti masyarakat, kekuasaan dan negara. Dengan memperhatikan
konsep tersebut maka akan tergambarlah sebuah ilmu politik yang sesungguhnya. Konsep –
konsep ilmu seperti misalnya masyarakat akan mengambarkan bagaimana suatu individu atau
kelompok – kelompok dalam masyarakat untuk membentuk suatu sistem dalam membangun
interaksi dalam masyarakat yang dapat dicirikan dan diklasifikasikan berdasarkan tingkat
sosial di tengah – tengah masyarakat.
Sedangkan, dalam konsep negara akan dijelaskan unsur – unsur yang membentuk suatu
negara dan bagaimana terjadinya suatu negara, begitu juga dengan tujuan dan fungsi suatu
negara. Begitu juga dengan tujuan dan fungsi negara. Begitu uga dengan kekuasaan,
kekuasaan dianggap sebagai sebuah konsep dasar dalam ilmu politik yang beraneka ragam.
Secara umum kekuasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang atau kelompok orang
dengan menggubakan sumber – sumber daya kekuasaan tertentu untuk mempengaruhi
tingkah laku seseorang atau sekelompok orang lainnya sehingga orang atau kelompok itu
bertingkah laku sesuai dengan keinginan atau tujuan pihak memiliki kemampuan.
BAB II
Konsep Ilmu Politik
1. Teori Politik
Konsep politik lahir dalam pikiran manusia dan bersifat abstrak. Konsep digunakan
dalam menyusun generalisasi abstrak mengenai beberapa fenomena, yang disebut sebagai
teori. Berdasarkan pengertiannya, teori politik bisa dikatakan sebagai bahasan dan
generalisasi dari phenomena yang bersifat politik.
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory, teori politik dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Norma politik, yaitu teori-teori yang mempunyai dasar moril dan norma-norma politik.
Teori ini dinamakan mengandung nilai. Yang termasuk golongan antara lain filsafat politk,
teori politik sistematis, ideologi, dan sebagainya.
b. Teori-teori politik yang menggambarkan dan membahas phenomena dan fakta-fakta
politk dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai (non valuational), atau biasa
dipakai istilah nilai bebas. Biasanya bersifat deskriptif dan berusaha membahas fakta-fakta
politk sedemikian rupa sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasigeneralisasi.
Teori-teori norma politik dibagi menjadi tiga golongan :
1. Filsafat politik, yaitu mencari penjelasan berdasarkan ratio. Pokok pikiran dari filsafat
politik ialah persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta harus dipecahkan
dulu sebelum persoalan-persoalan politik yang kita alami sehari-hari dapat
ditanggulangi.
2. Teori politik sistematis, yaitu mendasarkan diri atas pandangan-pandangan yang
sudah lazim diterima pada masanya. Dengan kata lain teori ini hanya mencoba
merealisasikan norma-norma dalam suatu program politik.
3. Ideologi politik, yaitu himpunan nilai-nilai, ide, norma, kepercayaan dan keyakinan,
yang dimiliki seorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problema politk yang dihadapinya dan yang
menentukan tingkah lakunya.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi yang terjadi adalah antar individu –
individu dalam satu kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan – hubungan antar entitas – entitas. Masyarakat adalah sebuah yang
interdependen ( saling ketergantungan ). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu pada sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam mata pencaharian.
Pakar ilmu sosial mengindetifikasikan berbagai mata pencarian masyarakat, yaitu :
masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, masyarakat
agrikultural intensif yang disebut juga masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap
masyarakat industri dan pasca industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari
masyarakat agrikulutural tradisional.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam pengertian tentang masyarakat, maka ciri – ciri
masyarakat itu sendiri adalah :
a. Kesatuan antar individu
b. Menempati suatu wilayah tertentu
c. Terdapat sistem yang berlaku dan telah disepakati bersama
d. Terdapat interaksi antar sesama
2.1.
Stratifikasi dalam Masyarakat
Dalam mengetahui defenisi stratifikasi sosial, perlu diambil beberapa pendapat pakar
sosiolog. Menurut, Soerjono Soekanto stratifikasi adalah suatu jenis diferensiasi sosial yang
terkait dengan pengertian akan adanya jenjang secara bertingkat. Jenjang secara bertingkat
tersebut akan menghasilkan strata tertentu, dan kedalam strata itulah masyarakat dimasukkan.
Menurut Hewitt dan Mitchell menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah tingkat
perbedaan individu dalam masyarakat yang mana dalam sistem sosial tertentu sebagai
superior maupun inperior. Sedangkan, menurut Marx Webber mengatakan bahwa stratifikasi
sosial merupakan cerminan dari organisasi sosial suatu masyrakat. Kesimpulannya stratifikasi
sosial adalah cara pembedaan masyarakat berdasarkan jenjang atau strata tertentu yang
bertingkat tingkat, dari mulai strata inferior sampai dengan strata superior. Menurut Webber
pembedaan masyarakat secara bertingkat tersebut dikarenakan tiga hal, yaitu :
1. Dimensi Ekonomi
Tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat berbeda – beda. Dinegara – negara
kapitalis dimensi ekonomi dalam kaitannya dengan stratifikasi sosial mudah dijumpai.
Disatu sisi terdapat individu yang borjuis, kekayaan melimpah, dan menguasai
beberapa sektor ekonomi. Namun, disisi lain terdapat individu yang melarat, sehingga
antara keduanya terdapat jurang pemisah yang sering disebut kesenjangan sosial.
Sedangkan, dinegara sosialis, dimensi tersebut sedikit bahkan tidak ada.
2. Dimensi Sosial
Dalam kehidupan masyarakat banyak sekali orang yang mempermasalahkan tentnag
ras, agama dan suku yang dikaitkan dengan stratifikasi sosial. Sebagai contoh, di
Afrika Selatan pernah terjadi pembedaan ini dengan adanya politik apharteid yang
meminggirkan ras berkulit hitam. Pada masyarakat India, perbedaan strata sosial atau
yang disebut kasta adalah pencerminan tingkatan berdasarkan status sosial tertentu.
Kasta pada masyarakat India ada empat, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
Kasta Brahmana
Kasta Ksatria
Kasta Waisa
Kasta Sudra
Kasta Paria
: kaum agamais dan pendeta
: kaum bangsawan
: kaum petani dan pedagang
: rakyat biasa
: kasta paling rendah dimasyarakat India
3. Dimensi Politik
Bagian terpenting dari dimensi politik yaitu jabatan dalam lembaga – lembaga politik
termasuk partai politik. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan sangat
mencolok, disini kedudukan tertinggi yang berwenang mengambil keputusan dalam
masalah – masalah krusial dalam kelembagaan adalah pemimpin, sedangkan bawahan
hanyalah sebagai pelaksana keputusan tersebut. Namun, dinegara yang menjunjung
tinggi demokrasi gaya politik tersebut kurang relevan sebab demokrasi menekankan
memerintah dari rakyat,oleh rakyat,untuk rakyat. Sedangkan dalam pengambilan
keputusan harus dengan musyawarah untuk mufakat. Dasar – dasar pelapisan sosial.
Kriteria yang menonjol sebagai dasar pembentukan pelapisan tersebut adalah :
a. Ukuran Kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat kedalam
lapisan – lapisan sosial yang ada. Siapa yang paling kaya itulah yang dimasukkan
kedalam strata tertinggi, demikian juga sebaliknya.
b. Ukuran Kekuasaan dan Wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan
menempati posisi teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan.
c. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran kekayaan dan kekuasaan. Ukuran
kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat
menghormati orang – orang yang berjasa kepada masyarakat luas.
d. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan biasanya dipakai oleh masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan akan menempati
lapisan tertinggi dalam masyarakat. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya
terdapat dalam gelar akademik, atau profesi yang disandang seseorang.
2.2.
Perbedaan Masyarakat dan Negara
Masyarakat adalah jumlah individu yang berkumpul dalam satu wilayah, tumbuh
berkembang dalam segala aspek secara bersamaan. Sedangkan Negara adalah asosiasi yang
berdiri dari perkumpulan masyarakat tersebut.
Adapun perbedaan antara masyarakat dan negara dapat kita uraikan berikut ini :
a. Lazimnya masyarakat adalah kepala didalam negara
Manusia adalah makhluk hidup yang bermasyarakat dan ini merupakan sifat
dasarnya, sangat mustahil negara berdiri tanpa adanya perkumpulan masyarakat.
b. Jangkauan masyarakat lebih luas.
Masyarakat meliputi seluruh asosiasi kehidupan dan menyusun hubungan sesama
secara menyeluruh. Sedangkan, negara tergantung pada hubungan mereka yang
jelasnya kita ketahui bersama, bahwa pemerintahan adalah kunci utama dari sebuah
negara.
c. Masyarakat hidup untuk menyelesaikan tujuan didalam kehidupan yang termasuk
keagamaan,sastra, kesenian dan pengetahuan dimana masyarakat memiliki kelebihan
luas dan kelebihan tersendiri didalamnya. Sedangkan tujuan negara memiliki
keterbatasan dimana pokok utamanya adalah sistem yang terorganisir, memerintah
dan mengontrol wilayah tertentu.
d. Dalam hal sukarela dan kerja sama yang bersangkutan dengan keagamaan,adat,tradisi
masyarakat cenderung akrab dan merupakan suatu wibawa yang besar jika
mengerjakannya. Sedangkan, di negara hal sukarela dan kerja sama terkesan
pemaksaan.
3. Negara
Istilah negara bersifat abstrak. Dalam bentuk konkritnya yang terlihat dan terasa
hanyalah wilayah,penduduk,bendera,lambang negara,bahasa dan lagu kebangsaan. Secara
terminologi, negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita – cita untuk bersatu,hidup didalam daerah tertentu yang mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Unsur – unsur dalam sebuah negara, yaitu adanya rakyat,
adanya wilayah, dan adanya pemerintahan yang berdaulat.
3.1.
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan
Negara dan pemerintahan adalah dua kata yang sering kita dengar dan hampir sama, tapi
jauh berbeda. Negara merupakan segala oknum masyarakat, sedangkan pemerintahan
merupakan kumpulan orang yang berjumlah kecil.
Perbedaan Negara dengan Pemerintahan :
1. Negara adalah seluruh komunitas secara tetap mendiami wilayah tertentu dan berhak
untuk berdaulat dalam urusan internal maupun eksternal. Sedangkan, pemerintahan
merupakan bagian negara, bisa pemerintahan adalah mesin untuk mencapai tujuan
negara.
2. Negara merupakan persatuan yang kekal, dimana pemerintahan bersifat sementara.
Bagaimanapun persatuan komunitas dalam negara tidak bisa ditaklukkan oleh siapa
pun, walaupun negara tersebut telah terjajah. Sedangkan, pemerintahan bisa berubah
sewaktu – waktu dalam persatuannya, jika lahir partai pemenang maka berubahlah
pemerintahan tersebut.
Negara adalah kedaulatan, kedaulatan adalah sifat yang paling mendasar yang
diperlukan untuk mendirikan negara. Sedangkan, kedaulatan bukanlah atribut
pemerintahan.
Karakter negara diseluruh dunia adalah sama. Dimana adanya masyarakat,wilayah
dan pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan, pemerintahan yang dijalankan negara
disuluruh
dunia
relatif
berbeda.
Misalnya
ada
pemerintahan
demokrasi,diktator,presidensial dan parlementer.
Rakyat tidak akan pernah menggugat negara. Sedangkan, rakyat sangat bisa untu
melakukan perlawanan dan menggugat pemerintahan, hal tersebut sangat sering kita
jumpai di masa demokrasi sekarang.
Negara dan pemerintahan memang memiliki perbedaan yang sangat jelas. Namun,
hubungan antara pemerintahan dengan negara tidak bisa berjalan tanpa dukungan
satu sama lain.
3.
4.
5.
6.
3.2.
Hakikat,Fungsi dan Tujuan Negara
1. Hakikat Negara
Hakikat dari negara ialah suatu organisasi baik dalam arti statis maupun dinamis untuk
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kekuasaan oleh
badan – badan negara atau administrasi negara untuk mencapai tujuan negara tersebut.
2. Fungsi Negara
Fungsi negara tersebut antara lain :
a. Fungsi negara untuk melaksanakan kekuasaan baik kekuasaan sendiri atau kekuasaan
yang dimiliki oleh seluruh rakyat untuk mencapai tujuan rakyat.
b. Fungsi negara ialah untuk mempertahankan,melindungi seluruh rakyat. Setiap negara
dikolong langit ini mempunyai kewajiban untuk menjalankan fungsi sebagai negara.
c. Fungsi negara untuk mewujudkan keamanan,ketertiban didalam negara dimana fungsi
ini dijalankan oleh mereka yang berkepentingan dibidang keamanan dan ketertiban
didalam negara.
d. Negara mempunyai fungsi menyejahterakan rakyat dan mewujudkan keadilan bagi
rakyat. Namun, jika fungsi ini tidak terealisasikan maka rakyat akan merasa ketidak
adilan dan kemisikinan. Maka, rakyat akan menggugat pemerintah yang berkuasa.
e. Fungsi negara menyelenggarakan hubungan internasional atau hubungan antar negara
jika hubungan itu baik maka hubungan politik,ekonomi,budaya dan pertahanan dan
lain sebagainya akan mampu meningkatkan taraf kehidupan bangsa.
f. Untuk meningkatkan derajat dan martabat bangsa didalam percaturan global. Maka
banyak negara yang membentuk suatu organisasi internasional.
Fungsi negara dapat diartikan sebagai tugas organisasi itu sendiri. Tugas sesungguhnya
negara secara umum :
a. Tugas Essensial
Adalah tugas untuk mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang
berdaulat.
Tugas
ini
menjadi
tugas
internal
negara(memelihara
perdamaian,ketertiban, ketenteraman) dan tugas eksternal negara(mempertahankan
kemerdekaan negara).
b. Tugas Fakultatif
Diselenggarakan oleh negara untuk dapat memperbesar kesejahteraan umum
secara moral,intelektual,sosial, maupun ekonomi.
3. Tujuan Negara
Tujuan negara sangat penting artinya untuk mengarahkan segala kegiatan dan sekaligus
menjadi pedoman dalam penyusunan dan pengendalian alat perlengkapan negara serta
kehidupan rakyatnya. Sementara itu, tujuan negara menurut Aristoteles adalah “Goodlife”
atau kehidupan yang baik. Sedangkan, menurut Profesor Miriam Budiardjo dalam bukunya
sistematika politik, mengemukakan bahwa tujuan negara adalah :
a. Keamanan dari luar
b. Keamanan dari dalam
c. Keadilan sosial
d. Kesejahteraan umum
e. Melindungi kemerdekaan perorangan
Adapun tujuan negara Indonesia seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 alenia ke empat adalah :
1. Melindungi seluruh tumpah darah dan bangsa Indonesia
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa
3. Mensejahterakan rakyat
4. Ikut serta mewujudkan perdamaian dunia berdasarkan persamaan dan kemerdekaan
Tercapai atau tidaknya tujuan negara tersebut terletak atau tergantung pada pelayanan
administrasi negara itu tersebut. Itu sebabnya pemerintah yang sistem organisasi dan sistem
administrasinya baik akan menjadikan suatu negara yang aman,tentram dan sejahtera.
4. Sifat Negara
Negara mempunyai sifat khusus yang merupakan wujud kedaulatan yang dimilikinya
dalam menyelenggarakan negara. Sifat negara tersebut antara lain :
a. Memaksa
Bahwa negara mempunyai kekuatan fisik yang legal dalam mengatur dan memaksa
rakyatnaya agar tunduk dan patuh terhadap peraturan yang dibuat pemerintah.
b. Monopoli
Bahwa negara negara mempunyai kekuasaan untuk memonopoli dan menetapkan
tujuan bersama dalam masyarakat. Dalam hal ini negara berhak melarang adanya
suatu aliran politik atau kepercayaan yang bertentangan dengan tujuan masyarakat.
c. Mencakup Semua
Sifat negara yang dimaksud disini adalah bersifat umum, artinya semua peraturan
perundang – undangan yang berlaku adalah untuk semua orang.
5. Teori Tentang Terbentuknya Negara
1. Teori Kontrak sosial.
Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat beranggapan bahwa negara
dibentuk berdasarkan perjanjian – perjanjian masyarakat. Teori ini adalah salah satu
teori yang penting mengenai asal usul negara.
2. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan ini dikenal juga dengan doktrin teokratis dalam teori asal mula
negara.
3. Teori Kekuatan
Teori kekuatan secara sederhana dapat diartikan bahwa negara yang pertama adalah
hasil dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Dalam teori kekuatan,
faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai faktor tunggal yang menimbulkan negara.
4. Teori Organis
Konsepsi organis tentang hakekat dan asal mula negara adalah salah satu konsep
biologis yang melukiskan negara dengan istilah – istilah ilmu alam. Negara dianggap
atau disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau binatang.
5. Teori Historis
Teori historis merupakan teori yang menyatakan bahwa lembaga – lembaga sosial
tidak dibuat, tetapi tumbuh secara revolusioner sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan
manusia. Sekalipun teori historis pada umumnya mencapai persesuaian paham
mengenai pertumbuhan evolusionistis dari negara, namun dalam beberapa hal masih
juga terdapat perbedaan pendapat.
6. Unsur – Unsur Negara
Dalam konvensi Montevidio tahun 1933 disebutkan bahwa suatu negara harus memiliki
tiga unsur penting, yaitu rakyat, penduduk dan pemerintahan yang berdaulat.
Untuk lebih jelas memahami unsur – unsur pokok dalam negara ini, akan dijelaskan
masing – masing unsur tersebut :
a. Rakyat
Setiap negara tidak mungkin tidak ada warga atau rakyatnya. Rakyat merupakan
unsur yang penting dalam sebuah negara, karena secara konkrit rakyatlah yang
memegang peranan penting dalam menjalankan suatu negara, baik atau buruknya
negara itu.
b. Wilayah
Wilayah dalam sebuah negara merupakan unsur yang harus ada, karena tidak
mungkin ada negara tanpa ada batas – batas teritorial yang jelas. Secara mendasar
wilayah itu biasanya terdiri atas daratan, laut dan udara.
1. Daratan
Wilayah daratan suatu negara dibatasi oleh wilayah darat atau perairan negara
lain. Perbatasn wilayah tersebut biasanya diatur dalam sebuah perjanjian.
Perbatasan antar negara dapat berupa :
-. Perbatasan alam, seperti sungai,danau,pegunungan
-. Perbatasan buatan, seperti pagar tembok, pagar kawat
-. Perbatasan berdasarkan ilmu pasti, seperti garis lintang dan garis bujur.
2. Perairan
Perairan atau laut yang menjadi batas negara disebut perairan atau laut teritorial
dari negara yang bersangkutan. Laut yang berada diluar laut teritorial disebut laut
bebas karena perairan tersebut tidak dimiliki oleh negara manapun sehingga
siapapun bebas memanfaatkannya.
3. Udara
Udara yang berada diatas wilayah darat atau laut teritorial suatu negara
merupakan bagian dari wilayah udara sebuah negara. Mengenai batas udara
sebuah negara tidak memiliki batas yang jelas, asalkan negara yang bersangkutan
dapat mempertahankannya
c. Pemerintah
Pemerintah adalah alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara dalam mencapai tujuan negara. oleh karenanya, pemerintah seringkali
menjadi personifikasi sebuah negara. Pemerintah adalah badan yang mengatur urusan
sehari – hari, yang menjalankan kepentingan – kepentingan bersama. Pemerintah
melaksanakan tujuan negara, menjalankan fungsi – fungsi kesejahteraan bersama.
4. Kekuasaan
Konsep kekuasaan politik kita perlu melihat pada kedua elemennya, yakni kekuasaan
dari akar kata kuasa dan politik yang berasal dari bahasa Yunani politea yang berarti kiat
memimpin polis (kota). Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk membuat masyarakat
dan negara membuat keputusan yang tanpa kehadiran kekuasaan twrsebut tidak akan dibuat
oleh mereka. Kekuasaan sebagai sebuah konsep dasar dalam ilmu politik, sebenarnya
beragam.
Secara umum, kekuasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang atau kelompok.
Sekelompok orang dengan menggunakan sumber – sumber daya kekuasaan tertentu untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok orang lainnya sehingga orang atau
kelompok itu bertingkah laku sesuai dengan keinginan atau tujuan pihak yang memiliki
kemampuan.
Kekuasaan, sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan menurut
Keith Boulding dalam bukunya Three Faces of Power memiliki beberapa bentuk perwujudan,
yaitu :
1. Pengaruh, yang sering dianggap bentuk lunak dari kekuasaan berupa loyalitas dan
komitmen.
2. Pertukaran dengan keuntungan mutual
3. Kekuasaan sebagai kekuasaan dalam bentuk keras berupa paksaan dan intimidasi.
Jika pengaruh dan kekuatan seperti yang dijelaskan diatas, lebih berurusan kepada
sumber – sumber daya yang dapat digunakan sebagai landasan kekuasaan tentu mudah kita
pahami. Namun, persoalannya ialah siapakah dalam suatu masyarakat yang dapat
menggunakan kekuasaan, dan mengapa mereka memiliki kekuasaan ? konsep penting yang
menjelaskan masalah ini adalah wewenang dan keabsahan. Wewenang berurusan dengan
pertanyaan ” siapakah yang mempunyai hak untuk mengendalikan tingkah laku masyarakat
dengan paksaan” dikatakan wewenang adalah kekuasaan formal. Sedangkan keabsahan lebih
menjelaskan mengapa kedudukan seseorang dapat diterima oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep – konsep ilmu politik pada dasarnya mempermudah kita untuk mengerti dan
memahami apa arti dari ilmu politik dan politik itu sendiri. Konsep – konsep ilmu
politik itu sendiri terdiri dari :
1. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi yang terjadi adalah
antar individu – individu dalam satu kelompok tersebut.
2. Negara
Istilah negara bersifat abstrak. Dalam bentuk konkritnya yang terlihat dan terasa
hanyalah wilayah,penduduk,bendera,lambang negara,bahasa dan lagu kebangsaan.
Secara terminologi, negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu
kelompok masyarakat yang mempunyai cita – cita untuk bersatu,hidup didalam
daerah tertentu yang mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
3. Kekuasaan
kekuasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang atau kelompok. Sekelompok
orang dengan menggunakan sumber – sumber daya kekuasaan tertentu untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang atau sekelompok orang lainnya sehingga
orang atau kelompok itu bertingkah laku sesuai dengan keinginan atau tujuan
pihak yang memiliki kemampuan.
B.
Kritik/Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://manshurzikri.wordpress.com/2012/09/08/konsep-konsep-politik/
http://www.google.com
Tim Dosen, 2012. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Medan.
Download