1. PENDAHULUAN Ikan nila memiliki keunggulan lain beberapa

advertisement
1. PENDAHULUAN
Ikan nila memiliki keunggulan lain
beberapa diantaranya: Ikan nila memiliki
pertumbuhan
yang
cepat
dan
pesat
menyebabkan waktu panen yang lebih cepat.
Ikan nila dapat dibudidayakan di berbagai
media antara lain bisa menggunakan kolam,
jaring apung, karamba, di sawah dan masih
banyak lainnya dan dapat hidup di kondisi
yang kepadatannya tinggi, tahan terhadap
penyakit. Ikan nila merah respon terhadap
pakan buatan. Ikan nila termasuk ikan
pemakan segala, dapat berkembang biak
dengan pemberian berbagai macam makanan
termasuk limbah rumah tangga dan ini dapat
menghemat
biaya
perawatan
dan
pemeliharaan. Ikan nila dapat berkembang
biak secara alami dan investasi usahanyapun
relatif murah dibanding ikan lainnya.
a) pH air antara 6,5-8,6
b) Suhu air berkisar 25-30oC.
c) Oksigen terlarut (DO)>5 mg/l (ppm) dan
kandungan moniak (NH3)<0,02 ppm.
d) Debit air untuk kolam air tenang 8-15
liter/detik/ha.
d) Kualitas air harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia
beracun,
dan
minyak/limbah
pabrik.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh
pelumpuran
akan
memperlambat
pertumbuhan ikan. Lain halnya bila
kekeruhan air disebabkan oleh adanya
plankton. Air yang kaya plankton dapat
berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru
kurang baik untuk pertumbuhan ikan.
e) Tingkat kecerahan air karena plankton
harus dikendalikan. Untuk di kolam dan
tambak, angka kecerahan yang baik antara
20-35 cm.
2.3. Wadah Budidaya
2. TEKNIS BUDIDAYA IKAN PATIN KOLAM
DALAM
2.1.
Lokasi
Tanah yang digunakan juga harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Jenis tanah liat/lempung, tidak berporos.
b) Kemiringan tanah yang baik untuk
pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam
secara gravitasi.
c) Lokasi merupakan dataran rendah sampai
agak tinggi (500 m dpl).
2.2.
Kualitas Air
Persyaratan
kualitas
air
pembesaran ikan nila antara lain :
untuk
Kolam pembesaran berfungsi sebagai
tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan.
Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam pembesaran, yaitu:
a) Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk
memelihara benih ikan selepas dari kolam
pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah
antara 2-4 buah dengan luas maksimum
250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran
tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam
semen, sebab benih ukuran ini memerlukan
ruang yang luas. Setelah benih menjadi
gelondongan kecil maka benih memasuki
pembesaran tahap kedua atau langsung
dijual kepada para petani.
b) Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk
memelihara benih gelondongan besar.
Kolam dapat berupa kolam tanah atau
sawah. Keramba apung juga dapat
digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5
cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap
II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter
persegi.
c) Pembesaran tahap III berfungsi untuk
membesarkan benih. Diperlukan kolam
tanah antara 80-100 cm dengan luas 5002.000 m2.
d) Kolam/tempat pemberokan
Pembesaran ikan nila dapat pula
dilakukan di jaring apung, berupa hapa
berukuran 1×2 m sampai 2 x 3 m dengan
kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat
disesuaikan dengan kedalaman kolam.
Selain itu sawah yang sedang diberokan
dapat dipergunakan pula untuk pemijahan
dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum
digunakan petak sawah diperdalam dahulu
agar dapat menampung air sedalam 50-60
cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan
kedalaman 60-75 cm.
Selain media kolam ikan, nila juga
dapat dibudidayakan pada wadah Keramba
Jaring Apung (KJA). Wadah yang
dipergunakan untuk budidaya pembesaran
pada Karamba Jaring Apung (KJA) adalah
4x4x3 m3. Spesifikasi KJA adalah
pelampung terbuat dari bahan styrofoam
atau drum, bentuk silindris dan jumlah
pelampung minimal 8 buah/jaring. Lalu tali
jangkar terbuat dari bahan polyetiline (PE),
panjang 1,5 kali kedalaman perairan,
jumlah 5 utas/jaring diameter 0,75 inchi.
Jangkar terbuat dari bahan besi/balok
beton/batu, bentuk segiempat, berat min 40
kg/buah dan jumlah 5 buah/jaring.
Sementara jaring terbuat dari bahan
polyetiline (PE 210 D/12), ukuran mata
jaring 1 inchi, ukuran jaring 7x7x2,5 m3.
Luas peruntukan areal pemasangan
jaring maksimal 10% dari luas potensi
perairan atau 1% dari luas perairan waktu
surut terendah. Jumlah luas jaring
maksimal 10% dari luas areal peruntukan
pemasangan jaring.
2.4. Proses Produksi
a) Persiapan lahan
Yang dimaksud dengan persiapan adalah
melakukan
penyiapan
media
untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai
pengeringan dan pemupukan. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang
perlu dilakukan adalah pengeringan kolam
selama beberapa hari, lalu dilakukan
pengapuran untuk memberantas hama dan
ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2,
diberi pemupukan berupa pupuk buatan,
yaitu urea dan TSP masing-masing dengan
dosis
50-700
gram/m2,
bisa
juga
ditambahkan pupuk buatan yang berupa
urea dan TSP masing-masing dengan dosis
15 gram dan 10 gram/m2.
b) Proses pemeliharaan
Lama pemeliharaan adalah 4 bulan dengan
tingkat kelangsungan hidup (SR) 80 %.
Pakan yang diberikan berupa pellet apung
dengn dosis 3-4% dari biomassa ikan.
Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari
dengan rasi konversi pakan (FCR) 1,2.
c) Proses Panen
Ukuran panen nila adalah 500 gr/ ekor.
Panen dilakukan pada pagi hari untuk
mengurani resiko kematian dari ikan yang
dipelihara. Perlu diperhatikan agar ikan
sampai ke konsumen dalam keadaan hidup
dan segar, hendaknya dalam pengangkutan
gunakan air yang bersuhu rendah sekitar
200C. Waktu pengangkutan sebaiknya pada
pagi hari atau sore hari. Jumlah kepadatan
ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu
padat.
2.5. Analisa Usaha
Analisa Usaha Pembesaran Ikan Nila
Skala Rumah Tangga
No
Uraian
Vol
Satuan
I
1
INVESTASI
Lahan
15
M2
10.000
1.500.000
2
Plastik terpal
3x5x1 m
Peralatan
produksi
Pipa PVC 4”
Knee PVC 4”
Jumlah
BIAYA
OPERASIONAL
Benih ikan nila
2-3 cm
Pakan 781 sp
Pakan 781
Jumlah
Jumlah modal
awal (I+II)
PENDAPATAN
Ikan konsumsi
ukuran 200 gr
Pemeliharaan 4
bulan/siklus
KEUNTUNGAN
Periode
Tahun
1
Buah
700.000
7.00.000
1
Paket
500.000
500.000
2
1
Buah
Buah
85.000
20.000
170.000
20.000
2.890.000
1.000
Ekor
350
350.000
30
170
Kg
Kg
9.500
8.500
285.000
1.445.000
2.080.000
4.970.000
180
Kg
17.500
3.150.000
1
3
Siklus
Siklus
3
4
5
II
1
2
3
III
IV
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
1.070.000
3.210.000
Subdit Informasi Usaha dan Promosi
Direktorat Usaha Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Email : [email protected]
Direktorat Usaha Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
2013
Download