BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai aspek baik perdagangan, bisnis maupun organisasi. Salah satu keunggulan dari teknologi informasi adalah kecepatan informasi yang bisa di dapatkan. Pada era sistem informasi digital, teknologi informasi mentransformasi bisnis sehingga organisasi dan manajemen akan mampu beradaptasi dengan globalisasi informasi (Laudon dan Laudon, 2004). Implementasi sistem teknologi informasi perusahaan dapat meningkatkan daya saing, dan kinerja perusahaan. Di era globalisasi penggunaan teknologi informasi dapat menciptakan keunggulan strategis (O’Brien, 1996). Keunggulan strategis dapat diperoleh perusahaan jika strategi-strategi dalam perusahaan dapat diimplementasikan dengan baik. Penggunaan teknologi informasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi-strategi dalam perusahaan (Mustakini, 2006). Teknologi informasi mempunyai tiga peranan vital dalam organisasi yaitu mendukung operasi organisasi yang efisien, manajemen yang efektif seperti membantu dalam pengambilan keputusan dan sebagai keunggulan strategis, apabila terdapat kesesuaian antara teknologi informasi dan sumber daya manusia 1 (SDM) dalam suatu organisasi secara efisien dan efektif maka tujuan strategi organisasi dapat tercapai (Azis, 2009). Teknologi informasi mempunyai peranan yang sangat kompleks dalam organisasi, mulai dari perannya membantu operasi organisasi menjadi lebih efisien sampai menjadi senjata strategik (strategic weapon) yaitu sebagai alat untuk memenangkan kompetisi (Mustakini, 2009). Parson (1983) dalam Andiono (2008) menilai bahwa teknologi informasi selain dapat mempengaruhi sifat produk dan jasa industri, juga akan berpengaruh pada pasar dan ekonomi industri produksi. Oleh karena itu lingkungan komunitas teknologi informasi memandang bahwa aplikasi teknologi informasi merupakan suatu bagian strategi organisasi. Teknologi informasi juga dapat berpengaruh pada industri perusahaan dan tingkat strategi organisasi dalam kaitannya dengan fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen organisasi. Efisiensi dan efektivitas merupakan hal yang paling utama dalam kinerja suatu organisasi saat ini. Efisiensi yaitu perbandingan antara sumber daya tertentu yang digunakan (input) dalam organisasi untuk mencapai hasil yang optimal (output). Faktor-faktor penentu efisiensi antara lain faktor teknologi, faktor struktur organisasi, faktor sumber daya manusia, faktor dukungan, dan faktor pimpinan. Efisiensi dari peranan teknologi informasi adalah menggantikan pengolahan transaksi oleh tenaga manusia dengan teknologi informasi. Sedangkan peranan teknologi informasi dalam efektivitas organisasi adalah 2 menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen serta mendukung organisasi untuk mencapai sasaran yang lebih baik (Mustakini, 2009) Teknologi informasi merupakan suatu sumber daya yang strategis, banyak organisasi dan perusahan yang berinvestasi dalam pengembangan teknologi informasi. Investasi yang dilakukan oleh perusahan untuk sebuah sistem teknologi informasi merupakan sebuah investasi yang mahal. Akan tetapi hal itu tidak dapat memastikan bahwa sistem tersebut baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga dapat diimplementasikan dengan sukses. Sedangkan harapan organisasi ataupun perusahaan ketika menerapkan teknologi informasi adalah sistem tersebut berhasil dan sukses diterapkan di oganisasi atau perusahaannya. Kegagalan sistem teknologi informasi pada proses awal biasanya karena kendala pada sistem dan teknologinya. Misalnya tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan (Lucat et al., 1988; Jason dan Subramanian, 1996 dalam Budianto, 2010). Tetapi saat ini kegagalan pada implementasi sistem tenologi informasi lebih terletak pada faktor manusia (Mustakini, 2008), yaitu diakibatkan oleh aspek perilaku individu yang menggunakan sistem teknologi informasi tersebut. Seperti perilaku menolak sistem teknologi informasi (resistence to change), kurangnya dukungan dari para pemakai akhir, ketidakmampuan pemakai akhir mengaplikasikan dengan baik suatu sistem teknologi informasi, dan sistem teknologi informasi tidak dapat memberikan kepuasan pada pemakai akhir. 3 Penelitian Garrity dan Sanders (1998), Regan dan O’Connor (1994) dalam Pebrianti (2008) menyebutkan bahwa faktor psikologi dan organisasi lebih berpengaruh terhadap kegagalan implementasi suatu sistem teknologi informasi dibandingkan dengan faktor teknologi. Keberhasilan implementasi sistem teknologi informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang kompleks. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh selama pelaksanaan implementasi berlangsung. DeLone dan McLean (1992) dalam Mustakini (2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang secara luas digunakan sebagai prediktor kesuksesan implementasi sistem teknologi informasi adalah kepuasan pemakai (user satisfaction). Lucas (1981) juga meggunakan kepuasan pemakai untuk mengukur keberhasilan sistem informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan permasalahan persediaan dengan cara memberi pertanyaan kepada pihak eksekutif pada penelitian laboratorium eksperimen. Teknologi informasi banyak memberikan manfaat bagi organisasi dan perusahaan karena perannya yang strategis, selain mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi , teknologi informasi juga digunakan sebagai pemampu (enabler) yaitu membuat organisasi mampu mendapatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu bertahan, dan memenangkan persaingan (Mustakini, 2006). Tetapi implementasi teknologi informasi dalam organisasi atau perusahaan bukan hal yang mudah, bahkan banyak yang mengalami kegagalan. Menurut penelitian O’Toole dan O’Toole (1976) dalam Kusnadi 4 (2003) investasi teknologi informasi harus didukung oleh manajemen puncak terhadap pendayagunaan manfaat teknologi informasi secara penuh. Pada tahap ini peranan eksekutif secara aktif sangat diperlukan. Bentuk peran tersebut berupa dukungan eksekutif terhadap implementasi teknologi informasi dalam organisasi. Konsep dukungan eksekutif yang sesuai dengan organisasi tercermin pada perilaku eksekutif dalam persepsinya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan manajemen teknologi informasi (Azis, 2008). Perilaku eksekutif ditunjukan dengan keterlibatan (involvement) dan partisipasi (participation) eksekutif dalam kegiatan yang berhubungan dengan teknologi informasi. Barki dan Hartwick (1989) berpendapat bahwa partisipasi dan keterlibatan adalah dua konstruk yang berbeda. Istilah partisipasi (participation) digunakan ketika merujuk pada penugasan, aktivitas, dan perilaku yang dijalankan seseorang atau perwakilannya selama proses implementasi sistem. Sedangkan keterlibatan (involvement) digunakan ketika kondisi psikologis subjektif yang mencerminkan signifikansi dan relevansi personal yang dikaitkan dengan pengguna (user) sistem yang ada. Beberapa peneliti selanjutnya menggunakan penelitian Barki dan Hartwick (1989) sebagai dasar penelitiannya. Salah satunya adalah Jarvenpaa dan Ives (1991) yang meneliti tentang konsep dukungan eksekutif, dimana antara partisipasi eksekutif (executive participation) dan keterlibatan eksekutif (executive involvement) dipisahkan menjadi dua konstruk yang berbeda. Partisipasi berkaitan dengan aktivitas-aktivitas eksekutif dan intervensi-intervensi peronal yang dilakukan pada pengelolaan sistem teknologi informasi, dan keterlibatan lebih 5 dikaitkan dengan keadaan psikologikal, persepsi, sikap, pandangan CEO (dalam perusahaan) mengenai teknologi informasi. Dalam hal ini keterlibatan eksekutif merefleksikan pandangan seorang CEO terhadap teknologi informasi sebagai suatu yang kritikal dalam kesuksesan organisasi. Hal tersebut menunjukan bahwa pihak ekesekutif berperan penting dalam implementasi sistem informasi dalam suatu organisasi. Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja organisasi, teknologi informasi adalah salah satu alat yang sangat berperan untuk mewujudkannya. Selain itu metode perencanaan anggaran yang diterapkan dalam organisasi juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh. Metode perencanaan anggaran berbasis kinerja merupakan metode perencanaan anggaran yang akhir-akhir ini banyak diterapkan dalam organisasi. Metode ini dianggap lebih baik dibandingkan dengan metode anggaran tradisional, salah satu alasannya adalah sistem anggaran berbasis kinerja berorientasi pada input (pendanaan), output (keluaran) dan outcome (hasil yang diharapkan). Sistem perencanaan anggaran berbasis kinerja memperhatikan keterkaitan antara pendanaan, keluaran dengan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran hasil tersebut. Sedangkan sistem anggaran tradisional dinilai kurang mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas organisasi karena hanya berorientasi pada input (masukan). Penyusunan anggaran pada sistem anggaran tradisional bersifat incrementalism dan line item budged yaitu hanya menambah atau mengurangi 6 jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya. Dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan anggaran tersebut adalah data anggaran tahun sebelumnya. Pada umumnya kenaikan anggaran suatu unit kerja dalam sistem tradisional hanya berdasarkan tingkat inflasi dan tidak terdapat ukuran kinerja. Pada sistem anggaran tradisional anggaran menjadi dasar dari penetuan target kinerja. Penetapan kinerja dalam sistem ini didasarkan pada ketersediaan anggaran, kinerja berubah-ubah sesuai dengan jumlah anggaran tertentu. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas sistem perencanaan anggaran berbasis kinerja dan teknologi informasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan dalam organisasi. Sistem informasi anggaran berbasis kinerja adalah perpaduan antara sistem perencanaan anggaran berbasis kinerja dan teknologi informasi yang telah banyak diterapkan dan dapat meningkatan kinerja, efesiensi dan efektivitas organisasi. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi pendidikan terbesar di indonesia mempunya struktur organisasi yang lengkap dan membutuhkan sistem anggaran yang dapat memenuhi kebutuhan organisasinya yang sangat kompleks. Sehingga mulai tahun 2005 Universitas Gadjah Mada mulai menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen dan Anggaran Berbasis Kinerja atau lebih dikenal dengan SIMABEKA. SIMABEKA adalah sebuah sistem informasi yang dikhususkan untuk mengusulkan, menyusun, memonitor anggaran baik penerimaan maupun belanja 7 sebelum diajukan ke Komite Anggaran dan Direktorat Jenderal Pajak (DJA) (untuk APBN) sebagai sebuah Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) / Rencana Kegiatan Anggaran Tahunan (RKAT) atau Rencana Anggaran Belanja (RBA). Saat ini SIMABEKA dikembangkan dengan teknologi berbasis web dan open source, sehingga keberlanjutannya dapat dikelola secara mandiri oleh Universitas Gadjah Mada (Tim Integrasi, 2012). SIMABEKA dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL sebagai RDBMS (Relational Data Base Management System) nya. RDBMS menggambarkan suatu file basis data seperti suatu tabel yaitu bagian kolom menggambarkan field dari data dan bagian baris menunjukan record dari data (Mustakini, 2008). Implementasi Sistem Informasi Manajemen dan Anggaran Berbasis Kinerja yang selanjutnya disebut SIMABEKA merupakan salah satu sistem teknologi informasi yang diimplementasikan di UGM, selain itu UGM mempunyai beberapa sistem informasi yang diterapkan dalam organisasi internalnya beberapa diantaranya adalah SIMASTER HRIS dan SIMABEKA. SIMABEKA telah diterapkan sejak tahun 2005 sampai sekarang dalam perkembangannya aplikasi SIMABEKA telah banyak mengalam perubahan dan perkembangan agar sistem ini menjadi lebih baik. Alasan penulis untuk meneliti SIMABEKA adalah dalam perkembangannya implementasi SIMABEKA telah meningkatkan kinerja unit, selain itu efisiensi setiap unit dan efektivitasnya dapat terwujud. 8 Bagian terpenting dari suatu penerapan sistem informasi dalam organisasi adalah kesukesan dari penerapan sistem itu sendiri. Namun kesuksesan penerapan sistem informasi tidak dapat diukur secara langsung. Sistem informasi memiliki pengukuran sendiri untuk mengukur kesuksesannya. Pengukuran kesuksesan sistem informasi dapat diukur menggunakan kepuasan pemakai (user satisfaction) (Lucas, 1981). Salah satu model yang mengukur kesuksesan penerapan sistem menggunakan kepuasan pemakai adalah model kesuksesan sistem teknologi informasi DeLone dan McLean. Penelitian ini menguji apakah faktor dukungan eksekutif yang terdiri dari partisipasi eksekutif (executive participation), latar belakang eksekutif (executive background) akan mempengaruhi keterlibatan eksekutif (executive involvement) yang akan berpengaruh pada kepuasan pemakai (user satisfaction) pada implementasi SIMABEKA di UGM yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan implementasi SIMABEKA di UGM. Peneltian ini dilakukan berdasarkan acuan dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang dukungan eksekutif pada penerapan sistem teknologi informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kusnadi (2003) yang dilakukan pada para manajer dan karyawan perusahaan-perusahan manufaktur di Indonesia menujukan bahwa keterlibatan eksekutif dan partisipasi eksekutif secara langsung mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan kerja pemakai. Dalam penelitian Hernawati (2003) tentang dukungan eksekutif pada sebuah perusahaan 9 perbankan berpendapat bahwa partisipasi eksekutif, keterlibatan eksekutif dan kondisi manajemen mempengaruhi kesuksesan sistem informasi. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian ini menggunakan SIMABEKA (Sistem Informasi Manajemen dan Anggaran Berbasis Kinerja) sebagai objek penelitian. SIMABEKA adalah suatu perangkat lunak yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengolah data proses perencanaan kinerja dan perencanaan anggaran berbasis anggaran kinerja dan mengolah data realisasi kinerja menjadi informasi kinerja data informasi rencana anggaran kinerja. SIMABEKA pertama kali diterapkan pada tahun 2005 atribut modul yang terdapat pada SIMABEKA 2005 antara lain atribut realisasi strategis, atribut rencana kinerja tahunan, atribut realisasi kinerja dan atribut rencana anggaran. Selama penerapan dalam waktu kurang lebih tujuh tahun, SIMABEKA telah banyak mengalami pengembangan pada tahun 2005 – 2007 menggunakan basis dekstop base, kemudian pada tahun 2008 – 2012 SIMABEKA dikembangkan menjadi sistem yang berbasis web base tetapi datanya belum terintegrasi. Sehingga pada tahun 2012 aplikasi SIMABEKA dikembangkan lagi menjadi sebuah sistem informasi yang berfungsi untuk mengolah data perencanaan anggaran berbasis kinerja yang berbasis web base dan mendekatkan ke pola keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan sudah terintegrasi dengan sistem informasi yang lain. 10 Selain pengembangan sistemm dalam penerapannya SIMABEKA juga memiliki beberapa hambatan yaitu pada finalisasi konten, karena lingkup UGM sangat luas maka perlu standarisasi konten yang bisa diterima di semua pihak, selain itu hambatan juga terjadi karena perubahan struktur organisasi. Beberapa pengguna SIMABEKA juga berpendapat bahwa sistem ini sulit digunakan hal ini terjadi karena waktu pengisian SIMABEKA terbatas, sedangkan perubahan prosedur belum dapat dipahami pengisi atau pengguna SIMABEKA dengan baik. Meskipun secara teknis suatu sistem sempurna, jika pemakai sistem tidak dapat menerima sistem tersebut bahkan menurunkan semangat kerja pemakainya maka penerapan sistem tersebut belum dapat dikatakan berhasil (Kusnadi, 2003). Pada tingkat ini dukungan eksekutif sangat diperlukan. Eksekutif memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan teknologi informasi sehingga memungkinkan para pemakai mempunyai motivasi yang lebih besar terhadap dirinya untuk berpartisipasi dalam teknologi informasi sekalipun bersifat mandatory. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disusun pertanyaan sebagai berikut 1. Apakah latar belakang eksekutif dan partisipasi eksekutif berpengaruh terhadap keterlibatan eksekutif ? 2. Apakah keterlibatan eksekutif berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai SIMABEKA di UGM? 11 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji secara empiris pengaruh latar belakang dan partisipasi eksekutif terhadap keterlibatan eksekutif di UGM. 2. Untuk menguji secara empiris pengaruh keterlibatan eksekutif terhadap kepuasan pemakai SIMABEKA di UGM. 1.4. Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini adalah implementasi Sistem Informasi Manajemen dan Anggaran Berbasis Kinerja (SIMABEKA) di Universitas Gadjah Mada (UGM). Batasan Obyek dalam penelitian ini yaitu pihak eksekutif yang meliputi Direktur dari setiap Direktorat, Kepala Sub Direktorat, Kepala Unit dan Kepala Bidang dan para pemakai SIMABEKA di Universitas Gadjah Mada. 1.5. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi dan dapat memberikan informasi-informasi yang benar sehingga dapat memberikan masuka-masukan yang baik bagi pihak yang berkepentingan antara lain 1. Bagi pihak Universitas Gadjah Mada penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi kepada pihak manajemen ataupun unit yang mempunyai tugas mengembangkan sistem informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi. Sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dan dapat 12 membantu mengambil keputusan yang lebih baik bagi pengembangan sistem informasi. Keputusan tersebut diharapkan menjadi keputusan strategik yang akan memberikan dampak positif dan kemajuan bagi Universitas Gadjah Mada. 2. Bagi para peneliti dan para analis sistem informasi dapat memberikan bukti empiris sebagai acuan untuk penelitian berikutnya. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai peengantar untuk mengetahui penelitian ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang landasan teori dalam penelitian ini, yang diperoleh dari buku teks, literatur, dan jurnal yang berkaitan dengan pengembangan hipotesis dan penelitian yang dilakukan. 13 Bab III : METODE PENELITIAN Bab ini menerangkan mengenai populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan sumber datanya, identifikasi variabel, dan metode analisis. Bab IV : ANALISIS DATA Bab ini menyajikan mengenai hasil dan analisa pembahasan dan penelitian antara lain gambaran umum tentang pupolasi, pengujian hipotesis, evaluasi model serta diskusi hasil penelitian. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian serta memberikan saran dari penulis sebagai pertimbangan dalam menentukan pengambilan keputusan bagi manajemen. 14