Resiko pada perkiraan

advertisement
Laporan Triwulan Perkembangan
Perekonomian Indonesia
Membangun Momentum
Shubham Chaudhuri
Lead Economist
World Bank
8 April 2010
Jakarta Indonesia
Yang akan saya bahas
Kisah dalam tiga bagian..
 Perekonomian Indonesia terus membaik…
•
Pertumbuhan triwulan PDB kembali ke tingkat pertumbuhan diatas ratarata sebelum krisis
•
Tingkat inflasi mencapai tingkat terendah dalam sejarah
•
…dan keuangan publik dalam kondisi baik
 Tapi risiko tetap ada dan terdapat sejumlah isu jangka-pendek yang
perlu dipantau:
 Tekana terhadap anggaran belanja akibat guncangan harga komoditas
 Pemasukan modal yang kuat
 Dampak yang bisa timbul akibat perjanjian perdagangan bebas ChinaASEAN
 Perbaikan posisi ekonomi jangka-pendek memungkinkan
pergeseran fokus momentum kini menuju ke langkah-langkah
reformasi yang bisa membuat pertumbuhan jadi lebih meningkat
dan bersifat inklusif
Membangun momentum
Pertumbuhan Indonesia selama 2009
 Perekonomian Indonesia terpicu pada tiap triwulan 2009 dimana tahun
akhir melebihi rata-rata dekade yang lalu
 Ekonomi meluas 4.5% pada 2009
 Pertumbuhan diarahkan pada perluasan lintas komponen GDP
 Rekan dagang Indonesia telah pulih dan mendukung volume perdagangan
4
Per cent
Per cent 8
8
Pe cent
Per cent
8
Year on year
Year on year
(RHS)
3
6
4
4
4
0
0
2
-4
QoQ seas. adjust (LHS)
2
Average (LHS)*
1
-4
QoQ Seas. Adjust.
0
Dec-02
0
Sep-04
Jun-06
Mar-08
Dec-09
Sources: BPS via CEIC, World Bank
-8
Dec-02
-8
Sep-04
Jun-06
Mar-08
Dec-09
Membangun momentum
…dan indikator domestik lainnya tergolong kuat
 Indikator ekonomi telah stabil
pada tingkat tinggi
 Indikator konsumen tercatat
cukup tinggi
 Indikator industri kuat
120
800
600
'000 80
Motor
cycles
(LHS)
100
190
80
150
60
110
40
Motor
vehicles
(RHS)
0
Feb-06
Feb-08
Feb-09
Feb-10
Per cent
30
20
20
10
10
0
0
-10
20
Feb-08
Feb-09
Feb-10
Sources: CEIC, World Bank
-10
Industrial production
-20
0
Feb-07
30
Feb-07
Per cent
60
400
200
230
BI Consumer
Survey Index
BI Retail
sales
Feb-06
'000
Index
Index
Electricity (industrial)
-20
Cement sales
-30
Jan-07
-30
Oct-07
Jul-08
Apr-09
Jan-10
Membangun momentum
Inflasi menurun ke dekade rendah
 Inflasi pokok telah beranjak dari poin rendahnya November lalu..
 ..namun Inflasi inti terus jatuh, sampai dekade ini merendah ke 3.6%
tahun sampai dengan Maret
•
Inflasi membaik pada awal tahun karena peningkatan musiman
harga makanan diatas normal…
•
..namun pada saat panen tiba dan kondisi pertumbuhan global
meningkat, hal ini akan mereda.
 Tetapi inflasi Indonesia tetap lebih
tinggi dibanding negara tetangganya
 Dan konsumen Indonesia
mengalami penundaan pelayanan
karena pemulihan tahun lalu
dalam harga energi global
Source: BPS
Membangun momentum
Pasar keuangan telah bangkit kembali
 Utang Indonesia membaik seperti masa sebelum krisis
 Jurang antara pemasukan dan pengeluaran telah menyempit
dibanding pasar berkembang lainnya
 Pada Januari, kedigdayaan nilai Rupiah jatuh setelah lima tahun ke
titik terendah sejak obligasi dikeluarkan pada 2003
 Agensi telah menaikkan rating utang mereka bagi Indonesia
1200
Basis points
Basis points
Indonesian EMBI
USD Bond Spreads
(LHS)
1000
400
300
24
Percent
Percent
21
21
18
800
18
Indonesia
200
15
600
Indonesian Spreads Less
Global EMBI Average
(RHS)
100
24
15
12
12
Philippines
400
0
9
6
200
9
Thailand
6
Malaysia
-100
3
3
United States
0
Jan-05
-200
Nov-05
Sep-06
Jul-07
May-08
Mar-09
Jan-10
Sources: BPS via CEIC, World Bank
0
Jan-08
0
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Jan-10
Membangun momentum
Defisit anggaran 2009 lebih kecil dari yang dikira
 Lonjakan penghasilan pada akhir 2009, pengeluaran yang sedikit lebih
lemah dari yang dikira memotong defisit anggaran menjadi 1.6% GDP
 Pemerintah membelanjakan 95% dari anggaran yang sudah direvisi
 Pengeluaran terencana meningkat pada tahun lalu subsidi dan biaya bunga
menurun
 Stimulus fiskal diperkirakan menambah 1% poin ke pertumbuhan GDP
-8
-10
Per cent
Per cent
IEQ Q2
-8
50%
Line ministries quarterly spending of total actual (%)
2007
IEQ Q3
-10
-12
2008
2009
40%
-12
30%
Growth excluding the VAT payment
-14
-14
-16
-16
20%
Realized growth
-18
-18
10%
-20
0%
Previous forecast
-20
Jun-09
Jul-09
Aug-09
Sep-09
Oct-09
Nov-09
Dec-09
Sources: BPS via CEIC, World Bank
Q1
Q2
Q3
Q4
Perkiraan (Outlook)
Pertumbuhan lebih cepat, inflasi moderat
 Perbaikan pertumbuhan masih merupakan peningkatan gradual
 Rekan dagang utama diharapkan membantu meningkatkan dan
mendorong ekspor
 Permintaan domestik, terutama investasi, dan aktivitas proses
ekspor lainnya, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan impor
 Menuju 2011, permintaan domestik yang solid dan pertukaran kurs
yang stabil akan secara perlahan memperbaiki inflasi
2009
2010
2011
Gross domestic product
(Annual per cent change)
4.5
5.6
6.2
Consumer price index
(Annual per cent change)
4.8
5.3
6.1
Poverty rate
(Per cent of population)
14.2
13.5
11.4
Balance of payments
(USD b n)
12.5
6.2
4.7
Budget balance
(Per cent of GDP)
-1.6
-1.3
na
Budget balance, government projection (Per cent of GDP)
-1.6
-2.1
na
Major trading partner growth
-1.0
4.3
4.0
(Annual per cent change)
Sources: BPS, CEIC, World Bank. World Bank projections
Resiko pada Perkiraan dan isu JangkaDekat yang perlu diperhitungkan
10/16/08
 Resiko pada perkiraan:
 Penghentian stimulus moneter fiskal global
 Permintaan ekonomi OECD yang lemah, seiring ditanggapinya
konsumen dan tingkat utang publik
 Reformasi ekonomi wilayah yang berkelanjutan sehingga
pertumbuhan bergantung pada permintaan domestik
 Diluar resiko eksternal terhadap Perkiraan ekonomi Indonesia, berikut
tantangan pembuat kebijakan terhadap isu Jangka-Pendek:
 Perpindahan modal besar kedalam Indonesia
 Kejutan karena pemaparan berkelanjutan anggaran Indonesia
terhadap harga komoditas
 Kekhawatiran ASEAN-China FTA akan memiliki dampak yang
signifikan bagi para produsen domestik
Perkiraan
Resiko berakar pada perkiraan global



Tantangan Jangka-Menengah global adalah untuk melepaskan beragam stimulus yang
digunakan untuk mengatasi downturn:

Mengurangi stimulus fiskal dan beban utang negara maju dipersulit dengan populasi
lansia dan kehendak politik

Dan melepaskan stimulus moneter sangatlah sulit karena ketidak-pastian disekitar
penundaan (terlalu cepat maka pemulihan terganggu, terlalu lambat maka inflasi akan
melonjak), dan pergeseran dari inflasi barang menuju harga aset yang tidak selalu tetap
(volatile).
Hal ini memungkinkan pasar keuangan akan tidak tetap untuk beberapa waktu (nilai tukar
mata uang, harga komoditas, suku bunga, dan sebagainya)

Indonesia sangatlah rentan terhadap ketidak-tetapan ini.

Bagaimanapun, ketidak-tetapan dan dampaknya terhadap ekonomi kemungkinan besar
tetap lebih kecil dibanding akhir 2008.
Dan tantangan Jangka-Panjang:

Menanggapi ketidak-seimbangan global – Meningkat tetapi masih menyiratkan
pertumbuhan dunia yang lemah karena konsumen OECD lebih banyak menabung
dengan tingkat pengeluaran yang rendah.

Dan penyesuaian struktural yang sulit sampai dengan tingginya modal dan harga energi
dunia – diperumit dengan harga karbon yang meninggi?
Revisi Anggaran yang diusulkan
Harga minyak yang tidak tetap kembali memperluas defisit
 Revisi anggaran 2010 memperhitungkan defisit 2010 2.1% dari GDP
 Terutama karena proyeksi
5%
peningkatan harga minyak,
pengulangan pengalaman masa lalu
Energy Subsidies
20%
Percent of central gov't
APBN-P
spending (RHS)
4%
16%
Percent of GDP
 Pengeluaran total diharapkan
meningkat sekitar 3% pada 2010
(LHS)
3%
12%
APBN
2%
8%
 Terutama karena subsidu energi
yang lebih tinggi dan transfer kepada
1%
pemerintahan sub-national
4%
0%
0%
 Reformasi regulasi harga energi
yang tertunda dan tingginya perkiraan
2004
harga minyak global diharapkan
meningkatkan beban subsidi sampai 30%
Sources: BPS via CEIC, World Bank
2005
2006
2007
2008
(APBN-P)
Revisi Anggaran yang diusulkan
Harga minyak yang tidak tetap kembali memperluas defisit
 Pendapatan pajak diperkirakan meningkat secara signifikan sehubungan
dengan pulihnya pendapatan
 Dengan menguatnya nilai tukar dan pola masa lalu, pendapatan bisa
menjadi lebih kuat dari yang diperkirakan.
 Ada upside risks bagi perkiraan pemerintah; optimisme ekonomi dan
pendapatan yang mengurangi defisit menjadi 1% GDP
 Defisit luas bisa dibiayai dari surplus biaya 2009
 Dan pemerintah sedang melakukan penjualan utang komersilnya pada
tingkat bunga yang sangat rendah dengan jangka waktu yang panjang.
Sources: BPS via CEIC, World Bank
Revisi Anggaran yang diusulkan
Pendapatan tak tetap merintangi penganggaran efektif
 Lonjakan besar pada pendapatan, misalnya peningkatan harga minyak,
berarti alokasi dana tambahan bagi pendidikan berdasarkan ‘aturan 20%’
 Beberapa masalah terkait ‘dana lebih’ ini terhadap anggaran pendidikan telah
ditanggapi:
 Revisi awal pemerintah pada anggaran negara mengurangi resiko dana
surplus yang lebih besar pada akhir fiskal tahun ini.
 Revisi anggaran menetapkan dana bantuan pendidikan agar dana surplus
dapat dikelola dan digunakan dengna baik.
 Memperkuat perencanaan anggaran darurat pada MoNE, dan MoRA juga
dapat membantu mengelola masalah ini dengan lebih baik.
 Dana surplus bagi anggaran pendidikan merupakan bagian dari masalah yang
lebih luas, misalnya, ketidak-tetapan pada anggaran disebabkan oleh subsidi
energi dan fluktuasi pada pendapatan sumber daya.
Tantangan beberapa kebijakan
Pasar keuangan yang kerap ‘rebound’ membawa pemasukan modal besar
 6.6 miliar dollar of modal asing telah mengalir ke aset keuangan
Indonesia Indonesian sejak Juni 2009
 Saat ini Rupiah ter-apresiasi 9%
 Bank sentral mengizinkan cadangan kurs asing tumbuh, dan pada
kesempatan yang sama ‘men-sterilisasi-kan’ peningkatan ini.
 Biaya sterilisasi ini rendah… sejauh ini.
40
IDR trillion
USD billion
75
75000
USD million
IDR per USD
June 2009
June 2009
65000
Total Reserves
(RHS)
20
8500
9500
60
55000
0
Total Reserves
(LHS)
45
10500
45000
IDR/USD
(RHS)
-20
30
Net Foreign Capital Inflows
(LHS)
11500
35000
IDR Appreciation
-40
Jan-07
15
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
25000
Jan-10
Sources: BPS via CEIC, World Bank
Jan-07
12500
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Jan-10
Tantangan beberapa kebijakan
Dampak terbatas dari ACFTA


Potongan pada tarif barang impor dari China dimulai ada tahun 2005 dan berikutnya pada 1 January 2010.

Potongan Januari relatif kecil dan mengikuti pengurangan berangsur; dengan tarif tinggi tetap pada
produk-produk ‘sensitif’

Beberapa traders menggunakan pajak rendah yang tersedia

… mengisyaratkan pengurangan tarif seperti ini memiliki dampak yang rendah
Perjanjian menawarkan potensi keuntungan besar bagi Indonesia

Since Karena potongan tarif dimulai di 2005, eksportir Indonesia ke China meningkat sebesar hampir 70%

The Perjanjian ini juga menjanjikan harga yang rendah bagi konsumen dan produsen Indonesia, dan
akses yang lebih baik untuk pasar China
Agriculture
Chemicals
E. Machinery
Fish
Leather, Rubber, Footwear
Other Manufacturing
Metals
Minerals
NE Machinery
Petroleum
Textiles & Clothing
Transport Equipment
Wood, Pulp, Paper, Furniture
Average
Sources: MoF
2004
11.9
6.5
6.8
4.7
8.7
7.3
9.8
5.1
2.6
5.0
10.8
28.7
4.7
9.9
2005
10.5
6.5
6.8
0.1
8.7
7.3
8.9
6.0
2.6
3.2
10.8
28.7
4.7
9.6
2006
9.6
6.5
6.8
0.1
8.7
7.3
8.9
6.0
2.6
3.2
10.8
28.7
4.7
9.5
2007
9.4
5.4
4.6
0.2
7.3
5.5
6.5
5.0
2.0
1.2
7.6
18.8
4.3
6.4
2008
9.4
5.4
4.6
0.2
7.3
5.5
6.5
5.0
2.0
1.2
7.6
18.9
4.3
6.4
2009
6.9
2.4
2.1
0.1
4.3
2.2
3.2
1.9
0.8
1.2
4.3
18.5
1.1
3.8
2010
6.8
1.5
0.5
0.1
3.5
0.6
1.7
1.2
0.3
1.2
1.6
18.4
0.4
2.9
2011
6.8
1.5
0.5
0.1
3.5
0.6
1.7
1.2
0.3
1.2
1.6
18.4
0.4
2.9
2012
6.7
1.2
0.4
0.0
3.0
0.2
1.3
1.1
0.2
1.2
1.1
18.1
0.0
2.6
Perkiraan
… dan resiko ini berdampak bagi perkiraan Indonesia
 Ada upside potential (dari terobosan kebijakan dan perbaikan yang lebih kuat
pada ekonomi global) dan downside risks bagi perkiraan
Scenarios
Annual GDP growth
7
Per cent
Low
Per cent
7
High Reference
MTP*
Credit
Export Rupiah
prices (USD/IDR)
GDP
2010
6
6
5
5
4
4
3
3
Reference
4.3
17
1.0
9400
5.6
Low
3.1
14
0.8
11000
5.0
High
4.7
18
7.2
8500
6.2
Reference
4.0
25
5.7
9400
6.2
Low
1.7
15
4.1
10000
5.6
High
4.9
31
14.8
9000
6.4
2011
2002
2004
2006
2008
Sourcse: BPS, World Bank projections
2010
Mewujudkan agenda pembangunan
 Peningkatan lingkungan ekonomi memungkinkan Indonesia
menggeser fokus kepada isu pembangunan jangka-menengah
 Indonesia berada seimbang antara investasi dan
pertumbuhan yang dipelopori oleh pemerintah maupun yang
digerakkan oleh sektor privat dengan kebijakan peningkatan
yang tepat bagi iklim investasi dan investasi publik
komplementer.
 Pemerintah fokus pada isu ini dalam agenda pembangunan
jangka-menengahnya yang baru (RPJMN)
 Lingkungan ekonomi yang lebih baik memungkinkan Indonesia
belanja lebih banyak pada prioritas pembangunannya.
 Posisi fiskal dan utang Indonesia’s kuat…
 … dan ada banyak sumber daya yang bisa diperoleh jika
energi subsidi diarahkan menuju pembelanjaan sosial yang
lebih fokus dan investasi infrastruktur.
10/16/08
Mewujudkan agenda pembangunan
Mempercepat reformasi iklim investasi dan menyelesaikan masalah
koordinasi
 Agresif dalam memudahkan investasi domestik dan asing:
 Tingkat investasi langsung asing cenderung rendah; investasi ini
cenderung terkendali dibanding pemasukkan jangka-pendek kedalam
pasar kapital
Philipp's
India
Indonesia
Sources: UNCTAD, World Bank
China
Malaysia
Thailand
Vietnam
 Rintangan akses masuk yang lebih rendah, termasuk waktu dan biaya
guna memulai bisnis, Daftar Negatif (the Negative List)
 Biaya operasional yang lebih rendah with dengan fokus pada langkahForeign direct investment as % of GDP, 2004-2008
langkah yang dapat diambil
7
%
untuk memperbaiki logistik.
6
 Memperbaiki kemudahan
5
perdagangan melalui
4
Layanan Nasional Satu Atap
3
 Dan mengendalikan penyebaran
2
hambatan non-tariff yang
1
meningkatkan biaya dan
mengurangi kompetisi
0
 Solusi Koordinasi:
Komisi Reformasi Pengatur
Mewujudkan agenda pembangunan
… mendukung pertumbuhan investasi
 Saat China menyeimbangkan investasi dengan pertumbuhan berbasiskonsumsi, Indonesia memiliki peluang untuk memacu investasi dan netexport
Contributions to annual average growth, 2003-2008
%
12
10
8
6
Total
Net exports
4
Investment
2
Private
consumpt'n
0
Source: World Bank
China
India
Indonesia
-2
10/16/08
Mewujudkan agenda pembangunan
Kebijakan perlu mendukung pertumbuhan lintas ekonomi
 Sektor dengan reformasi terbaik berkembang lebih cepat di dekade lalu
 Sektor jasa, banyaknya deregulasi sejak awal dekade, berkembang
lebih cepat dibanding ekonomi yang lainnya
 Telekomunikasi, retailing and maskapai domestik mengalami
pertumbuhan yang sangat cepat
 Tapi sebagian mencerminkan sektor lainnya, terutama pertambangan
dan manufaktur yang tidak berjalan dengan cukup baik
%
10
(average annual growth)
Agriculture, mining & manufacturing
Services
8
6
4
2
0
2000-02
Source: BPS via CEIC
2002-05
2005-09
10/16/08
Mengatur Sistem Perlindungan Sosial yang konsisten
dengan Status Berpendapatan Menengah
 Peluang dan Tantangan
 Indonesia memiliki kapasitas sumber daya dan institusi untuk
mengembangkan sistem perlindungan sosial yang efektif
 Saat tantangan demografi dan epidemiological challenges
meningkat
 Elemen Kunci
 Bangun dukungan sosial yang terbukti dan berhasil serta
program pengentasan kemiskinan (PNPM, BOS, BLT,…)
kedalam program dukungan sosial yang komperhensif
 Rintis pondasi Sistem Asuransi Nasional untuk masa depan
yang jelas, memungkinkan dan terjangkau
 Tetapkan persetujuan yang adil antara pemberi dan penerima
kerja perihal biaya PHK yang memberikan perlindungan bagi
pekerja tanpa menghambat pembukaan lahan pekerjaan
10/16/08
Tapi semuanya ini membutuhkan dorongan besar pada
Institusi dan Reformasi Pelayanan Masyarakat
 Tiru model-model reformasi institusi underway yang sedang
berjalan (pada Kementrian Keuangan – terutama Pajak dan
Pendanaan) pada institusi lain dengan berhubungan dekat
dengan publik – Bea Cukai, BPOM, BPOM, Tenaga-Kerja,
Perdagangan, dan Industri …
 Lengkapi reformasi birokrasi yang berjalan pada tingkat institusi
dengan regulasi bingkai kerja yang modern dan susunan
institusi sentral bagi pelayanan masyarakat policy making,
regulation and management
 Perbaiki kompensasi, rekrutmen, dan promosi, dan kaitkan
dengan tanggung-jawab
 Adakan institusi ‘fit for function’ (not one size fits all)
Laporan Triwulan Perkembangan Perekonomian
Indonesia
Menjaga Momentum
Shubham Chaudhuri
Lead Economist
World Bank
8 April 2010
Jakarta Indonesia
10/16/08
Berikut hal-hal pembangunan yang konsisten
dengan rencana pembanguan Pemerintah
 11 Prioritas Pemerintah:
1. Reformasi birokrasi dan penguasaan,
2. Pendidikan,
3. Kesehatan,
4. Pengentasan kemiskinan,
5. Keamanan pangan,
6. Infrastruktur,
7. Investasi dan iklim bisnis,
8. Energi,
9. Pengelolaan lingkungan dan bencana,
10. Daerah tertinggal, perbatasan, luar, dan daerah post-konflik,
11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi
Download