PENDAHULUAN Pada masa awal revolusi kemerdekaan Indonesia terdapat banyak perbedaan tentang bagaimana cara menghadapi kaum colonial yang ingin menguasai kembali Indonesia. Memang ada nuansa politik yang ditemui dalam perdebatan-perdebatan tersebut bahkan akitabat benturan pendapat seringkali memicu munculnya berbagai isu dan wacana tentang model perjuangan apakah melalui perundingan atau dengan perang gerilya. Pemikiran Sutan Sjahrir pada masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang adalah membangun rasa Nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan, menentang Kolonialisme, Imperialisme dan Fasisme Jepang.1 Pemikiran Sutan Sjahrir dalam merebut kemerdekaan didasarkan pada non kooperatif yang dalam perkembngan selanjutnya merupakan suatu kekuatan pendukung lahirnya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tan Malaka tidak hadir pada peristiwa bersejarah yang telah menjadi tujuan hidupnya yaitu proklamasi kemerdekaan Indonesia, ia baru muncul di arena politik dengan nama aslinya pada tanggal 25 agustus 1945, yakni seminggu sesudah prokamasi setelah bertemu Mr. Subardjo di Cikin.2 Sewaktu dia sempat berbicara dengan soekarno yang sudah menjadi presiden, Tan Malaka berhasil mengemukakan ide-idenya tentang revolusi. Revolusi kemerdekaan Indonesia diwarnai oleh perbedaan pandangan para tokoh dalam menjalankan strategi dan pilihan perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Diantara para tokoh yang memiliki perbedaan itu antara lain adalah Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Sutan Sjahrir dan Tan Malaka sebagai dua orang tokoh penting perintis kemerdekaan Indonesia selama zaman pendudukan kolonial Belanda dan zaman pendudukan Jepang tetapi kemudian 1 Joni Indrawandi. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dalam Meperjuangkan Kemerdekaan Indonesia (192701949). Skripsi, Padang. STKIP PGRI Sumbar. 2 Tan Malaka. Dari Penjara ke Penjara. Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Terhadap Tipu Daya Belanda via Diplomasi Berunding. (Jakarta: LPPM Tan Malaka, 2008), hlm…136 mengalami perbedaan pemikiran dalam masa revolusi kemerdekaan. Sutan Sjahrir sebagai Perdana Menteri dengan kebijakan revolusi demokratisnya lebih menekankan pentingnya diplomasi kemudian pada tanggal 17 maret 1946 menangkap Tan Malaka.3 Tan Malaka dengan revolusi totalnya yang tersimbol dengan ungkapan “ Merdeka 100% “ membentuk organisasi Persatuan Perjuangan (PP) di Solo tanggal 15-16 januari 1946, yang didukung 141 organisasi politik, ekonomi, sosial dan tentara.4 Sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kebijakan politik kabinet Sutan Sjahrir. Batasan Dan Rumusan Masalah Batasan temporal penulisan ini adalah tahun 1945 sampai pada tahun 1949. tahun 1945 dijadikan awal karena pada tahun ini kemerdekaan Indonesia diproklamirkan dan pada tahun ini juga revolusi kemerdekaan Indonesia dengan diakuinya kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia oleh pihak Belanda dan dunia Internasional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gejolak pemikiran dua tokoh Indonesia masa revolusi kemerdekaan Indonesia yaitu Sutan Sjahrir dan Tan Malaka. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah unutk menganalisis pemikiran dua tokoh Indonesia masa revolusi kemerdekaan Indonesia yaitu Sutan Sjahrir dan Tan Malaka dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Manfaat Penelitian Penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk Khazanah keilmuan dan wawasan berfikir bagi generasi sekarang dan yang akan datang untuk dapat menjadi pelajaran dalam kehidupan bernegara. penelitian ini juga dapat menambah wawasan penulis dan pembaca dalam memahami pemikiran-pemikiran dua orang tokoh besar bangsa ini. Tinjauan Pustaka 3 Merangkul Kembali Bung Kecil. Tabloid Tempo, 12-18 November 2012, hlm…96 4 Tan Malaka, Dari Penjara ke Penjara, Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Terhadap Tipu Daya Belanda via DiplomasiBerunding. (Jakarta: LPPM Tan Malaka, 2008) hlm…136 Kerangka Konseptual Istilah kiri berasal dari terminology barat dengan berbagi prespektif. 5 Istilah gerakan kiri mendapat tanggapan yang berbeda dari para ahli Lezer Kolakowski menulis, kiri adalah sebuah gerakan yang menegaskan tatanan politik, sosial ekonomi yang ada sebgai tuntutan akan perubahan mendasar yang tidak terelakkan.6 Sosialisme adalah paham sosial yang berlandaskan pada kemanusiaan yang menjunjung dan menghormati hak-hak manusia sebagai makhluk sosial, memperoleh keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat. Lebih lanjut sosialisme dipandang sebagai sebuah tatanan struktur sosial kemasyarakatan yang lebih terarah untuk mencapai kehidupan individu yang merdeka dan lepas dari segala pengekangan hak-hak pada setiap individu, mulai dari tatanan sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik sekalipun.7 Unsur yang lain yang terdapat dalam sosialisme yaitu protes terhadap prinsip bahwa uang merupakan ikatan utama antarmanusia tidak terbatas pada tradisi sosial saja.8 Sejarah pemikiran mencakup studi tentang pemikiran-pemikiran besar, yang berpengaruh pada kejadian bersejarah, serta pengaruh pemikiran tersebut pada masyarakat, dalam studi sejarah pemikiran, metode yang digunakan tidak jauh-jauh dengan dua metode yaitu metode genealgi pemikiran (proses terbentuknya konstruksi pemikiran) dan penjelasan sosio-historis pemikiran.9 Namun Kuntowijoyo menyebutkan ada dua hal yang berkaitan dengan sejarah pemikiran yaitu pelaku dan tugas sejarah pemikiran.10 Dalam melakukan kajian tentang sejarah pemikiran, ada tiga pendekatan yang biasa digunakan. Ketiga 5 Zul Hasri Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau, (Yogyakarta:Ombak 2007). hlm…68 6 Zul Hasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabu. hlm…69 7 Zul Hasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau. hlm… 69 8 William Ebstein-Edwin Fogelman, Isme-isme Dewasa Ini. Edisi Kesembilan. (Jakarta:Erlangga, 1987), hlm… 208 9 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah, hlm...58 10 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. hlm…190 pendekatan tersebut menurut Kuntowijoyo adalah kajian teks, kajian konteks sejarah, kajian hubungan antara teks dan masyarakat.11 Konsep revolusi adalah yang paling sentral didalam seluruh analisa sejarah perbandingan.12 Revolusi adalah rekonstruksi fundamental dari suatu sistem politik dengan kekerasan dalam jangka waktu yang relative singkat.13 Studi Relevan Beberapa tulisan yang relevan dengan pembahasan yang penulis angkat dalam bentuk skripsi antara lain. Tulisan mahasiswa STKIP PGRI Sumbar Joni Indrawandi (2011) yang berjudul Pemikiran Sutan Sjahrir Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia (1927-1949). Skripsinya lebih menekankan kepada analisa strategi politik Sutan Sjahrir dalam perpolitikan Indonesia.14 Selanjutnya tulisan Ganda Januarta (2006) mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dengan skripsi yang berjudul Aktivitas Politik Sutan Sjahrir Dalam Perjuangan kemerdekaan Indonesia (1915-1948) ia menjelaskan aktivitas politik Sutan Sjahrir dalam membangun pergerakkan kemerdekaan Indonesia melalui PNI-Pedidikan hingga mengungkap aktivitas politik Sutan Sjahrir setelah masa kemerdekaan Indonesia dengan mencari pengakuan Internasional tentang keberadaan Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.15 Selanjutnya tulisan Roni Putra (2005) mahasiswa Universitas Indonesia menulis tentang Perjuangan Sutan Sjahrir Dalam Mempertahankan 11 Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. hlm…191 12 Asvi Warman Adam, MenyikapTirai Sejarah:Bung Karno dan Kemeja Arrow. Jakarta. PT. Kompas Media Nusntara. 2012. hlm... 8 13 Asvi Warman Adam. Menyikap Tirai Sejarah:BungKarno dan Kemeja Arrow. hlm… 10 14 Joni Indrawndi. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesa (192701949). Skripsi. Padang. STKIP PGRI Sumbar. 15 Ganda Januarta. Aktivitas Politik Sutan Sjahrir dalam Memperjuangkan Kemerdekan Indonesia (1915-1948). Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang. Kemerdekaan Indonesia (1905-1948)16. Skripsinya lebih menitikberatkan pada biografi politik Sutan Sjahrir dalam memperjuangkan kemerdekaan republic Indonesia hingga mendapatkan pengakuan tentang kemerdekaan Indonesia. Kaitan gerakan Tan Malaka dengan egaliter etnik Minangkabau baik di Indonesia maupun daerah melayu telah ditulis dalam buku yang berjudul Tan Malaka dan gerakan Kiri Minangkabau karya Zulhasril Nasir, buku ini menuliskan sebuah kesimpulan setelah melihat bahwa banyak tokoh pergerakan tanah melayu yang berasal dari etnik Minangkabau. Menurut Zulhasril Nasir konsekuensinya bahwa pejuang melayu pernah bersepakat dengan Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1945, semenanjung melayu berada di dalamnya. Karya-karya Tan Malaka terutama yang ditulis sebelum masa kemerdekaan Indonesia(1945) di tulis dalam bentuk tesis S2 di pascasarjana UNP yang berjudul: Indonesia dalam Pemikiran Tan Malaka( Studi Tentang Karya Tan Malaka Sebelum Kemerdekaan) oleh Syamdani. Tesis ini memaparkan Tan Malaka sebagai sosok yang besar dalam perjalanan sejarah Indonesia terutama pada masa pergerakan nasional sehingga Tan Malaka memiliki tempatnya sendiri di samping beberapa tokoh besar lainnya di Indonesia. Buku lain adalah karya Rudolf Mrazek yang berjudul Tan Malaka, dalam buku ini Mrazek mencoba memahami pergaulatan makna kehidupan Tan Malaka dalam konteks budaya Minangkabau. Menurut Mrazek, dalam alam Minangkabau keberadaan rantau menjadi suatu cara untuk melengkapi prinsip hidup setiap orang yang telah melakukan pergaulan harus kembali memperkaya alam. Sebagai putra Minangkabau, Tan Malaka bisa tidak terkecuali dalam hal ini. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode sejarah, metode sejarah adalah menguji dan menganalisis data secara kritis dari peninggalan masa lampau tahap yang ditempuh adalah: 16 Roni Putra. Perjuangan Sutan Sjahrir Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (1915-1948). Skripsi. Depok. Universitas Indonesia. Heuristic (pengumpulan data) Merupakan proses pencarian dan pengumpulan data dari sumber-sumber yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yang terkait dari sumber data primer dan sumber data skunder. Teknik yang digunakan dalam mencari dari data penelitian ini adalah dengan menggunakan data skunder. Kritik sumber adalah menilai, menguji dan menyeleksi jejak-jejak sejarah sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, asli dan relevan dengan kajian yang dibahas. Kritik sumber di maksudkan untuk membentuk kredibilitas dari jejak sejarah. pada tahap ini dilakukan kritik intern dan ekstern terhadap data yang telah berhaasil dihimpun. Interpretasi merupakan proses analisis dan penafsiran dengan menggabungkan berbagai jenis data yang telah teruji kebenaran dan keasliannya. Historiografi, penulisan laporan penelitian, merupakan penyajian hasil temuan atau rekonstruksi sejalan keseluruhan dalam bentuk tulisan. PEMBAHASAN Argumentasi Sjahrir tentang bagaimana seharusnya proklamasi dilakukan berpengaruh luas dikalangan kelompokkelompok pemuda gerakan bawah tanah. Kebersamaan kepentingan bahwa proklamasi harus segera dilaksanakan diluar jalur PPKI, lembaga buatan Jepang. Sjahrir dan kelompoknya menolak untuk mendukung proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan tidak menghadiri rapat yang di adakan pada malam sebelumny dirumah Maeda, Sjahrir dan kelompoknya khawatir kalau deklarasi Soekarno dan Hatta terlalu lemah untuk membawa rakyat Indonesia ke puncak revolusi yang diperlukan untuk melawan Jepang, Sjahrir dan kelompoknya merasa bahwa sekutu akan lebih mungkin bersedia mendukung tuntutan Indonesia untuk merdeka jika para pemimpinnya lebih keras dan terant-terangan anti Jepang, Tan Malaka sama seperti Sutan Sjahrir, memperoleh dukungan pemuda yang berpengaruh atas suatu reputasi revolusioner, ia salah satu orang penting lainnya yang memperoleh keuntungan berhubungan dengan tuntutan kuat kaum pemuda agar dilakukan perubahan strategi revolusi dibulan Oktober, namun pada bulan Oktober ada langkah-langkah yang lebih serius untuk menjadikan Tan Malaka presiden sebagai suatu cara untuk meningkatkan citra pemerintah dimata pemuda “revolusioner” dan dimata sekutu. Sjahrir berusaha keras untuk membendung Tan Malaka dan mencegah perpindahan pimpinan revolusi ketangan Tan Malaka, salah satu jalan yang ditempuh ialah mendesak Hatta untuk segera mengeluarkan maklumat pembentukan partai politik dan pembentukan kabinet parlementer. Proklamasi adalah satu hal, kemerdekaan adalah satu hal lainnya. Bagi bangsa dan rakyat Indonesia tahap perjuangan selanjutnya adalah mewujudkan pernyataan menjadi kenyataan, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan yang sudah di proklamirkan dengan melawan Belanda yang datang dengan maksud menjajah kembali di bawah panji-panji sekutu.17 Perjuangan fisik pertama sejak Indonesia merdeka, telah dimulai di Surabaya dengan terjadinya insiden bendera pada tanggal 19 September 1945, sedangkan pada waktu yang bersamaan di Jakarta juga terjadi rapat raksasa Ikada, yang dapat diartikan sebagai pameran kekuatan. Rasa percaya pada kemampuan sendiri yang dengan modal utama semangat perjuangan rakyat semakin meyakinkan sikap Tan Malaka untuk tidak bersedia mengadakan perundingan atau sikap yang tidak mau menempuh jalan diplomasi. Keyakinan pemerintah bahwa diplomasi adalah sebuah keharusan menyebabkan bahwa suatu adu kekuatan dengan PP tidak dapat dihindari. Dalam melakukan perjuangan kemerdekaan dan turut serta memimpin Indonesia, Sjahrir meyakinkan ideology, sosialisme demokrasi mampu membangkitkan dan sebagai jalan cepat bagi rakyat Indonesia, sebagai elit politik Sjahrir berusaha membentuk masyarakat politik dengan mengutamakan pendidikan. Sjahrir memihak sepenuh hati kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia dan turut mendukung dengan caranya sendiri yang dinamakan revolusi nasional. Dalam pandangan Sjahrir, bahwa Negara republik Indonesia merdeka harus menjadi alat bagi revolusi demokratis dimana hak asasi manusia dapat terjamin. 17 L.M Sitorus. Sejarah Pergerakkan dan Kemerdekaan Indonesia. (Jakarta: Dian rakyar, 1988), hlm…103 Pertempuran Surabaya menandai suatu saat yang menentukan dalam hubungan Sutan Sjahrir dan Tan Malaka, korban yang luar biasa banyaknya ditengah rakyat Indonesia dan perlawanan rakyat yang bersifat kekerasan dan anarkis telah meyakinkan Tan Malaka bahwa perjuangan bersenjata merupakan pilihan yang paling masuk akal untuk menghadapi Belanda. Menurut Tan Malaka revolusi Indonesia bukan hanya untuk membebaskan diri dari penjajahan tetapi juga mempertahankan kemerdekaannya dari penjajah dalam segala bidang baik dengan bentuk penjajahan gaya lama maupun gaya baru, adanya maklumat politik 1 November 1945 serta program kabinet Sjahrir untuk berunding membuka peluang untuk kembalinya penjajahan itu. 18 Walaupun demikian bagi Tan Malaka revolusi Indonesia memiliki dua sisi, revolusi Nasional adalah bingkainya dan revolusi sosial adalah isinya, jadi revolusi Indonesia tidaklah berhenti pada revolusi politik semata-mata, namun harus dilanjutkan dengan emansipasi sosial sebagai kelanjutan revolusi tersebut.19 Menurut Tan Malaka, Belanda adalah musuh yang harus disingkirkan, politik diplomasi yang dipakai oleh Sjahrir hanya dapat dijalankan dengan syarat pengakuan kemerdekaan 100%, maka dengan begitu semenjak bulan November 1945 perbedaan pemahaman tentang revolusi kemerdekaan Indonesia semakin mengerucut. Pimpinan pemerintah dipegang oleh kombinasi kekuatan Sutan Sjahrir-Amir syarifuddin yang kemudian ditentang oleh kombinasi kekuatan Tan Malaka-Jenderal Sudirman. Perjuangan Diplomasi yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir dan perjuangan bersenjata yang dipimpin oleh Tan Malaka pada dasarnya adalah sebuah pertentangan yang saling isi-mengisi. Bagi yang sepakat dengan perjuangan diplomasi, tujuan utamanya adalah menghindari clash fisik dan kecaman dari pihak luar, karena Indonesia menghendaki ketertiban dan perdamaian dunia serta ingin mendapatkan pengakuan dari dunia internasional, jadi 18 Tan Malaka, dari Penjara ke Penjara Jilid III, Pembelaan Proklamasi 17 Agustus 1945( Terhadap Tipu Daya Belanda Via Diplomasi Berunding).hlm…223 19 Hasan Nasbi, Filosofi Negara Menurut Tan Malaka.(Jakarta, LPPM Tan Malaka,2004).hlm…200 tidak menginginkan perang dan segala sesuatu dapat diselesaikan dimeja perundingan.20 Mereka mengemukakan alasan sabagai berikut: 1) dalam UUD 1945 pada alinea 4 terdapat kata-kata yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 2) Jepang walaupun sudah kalah perang dengan sekutu, namun masih bersenjata lengkap, berjuang dengan senjata akan menimbulkan korban cukup besar, 3) Belanda yang termasuk dipihak sekutu, akan mendapat bantuan kekuatan dan dukungan cukup besar dari kelompok sekutu, karena sekutu dipihak yang menang dalam PD II.21 Bagi yang memilih perjuangan bersenjata mereka juga memiliki alasan yang masuk akal dan sesuai dengan semangat revolusi saat itu, antara lain sebagai berikut: 1) Bagi tenaga-tenaga pejuang yang pernah dipersiapkan dengan latihan militer, tentu sangat senang mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan bersenjata. Hal ini merupakan tanggung jawab mereka terhadap Negara dan bangsa dengan semboyan merdeka atau mati, 2) ingin menunjukkan kepada dunia internasional bahwa mereka sanggup menjaga dan mempertahankan Negara merdeka, apabila ada pihak penjajah (Belanda) ingin kembali ke Indonesia, 3) rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terikat dari berbagai organisasi politik dan kemasyarakatan yang selama penjajahan selalu ditekan oleh pihak penjajah, maka telah menunjukkan tekad untuk bangkit melawan secara fisik (bersenjata) demi tegaknya Indonesia yang merdeka.22 Pertentangan Sutan Sjahrir dan Tan Malaka bukanlah bersifat pribadi tetapi lebih pada garis dan sikap perjuangan. 23 Perbedaan antara pemerintahan Sjahrir dan Persatuan Perjuangan (PP) Yang dipimpin Tan Malaka sebenarnya tidak perlu terjadi andai saja komunikasi diantara keduanya 20 Drs . Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan, (Jakarta.PT Rineka Cipta,2002) hlm…117 21 Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan. hlm…112 22 Drs. Sudiyo, Pergerakan Nasional Mencapai & Mempertahankan Kemerdekaan. hlm…112-113. 23 Zulhasril Nasir, Tan Malaka dan Gerakkan Kiri MInangkabau, hlm…109 berjalan baik. Pertentangan diantara keduanya mencapai titik puncaknya pada kongres Persatuan Perjuangan (PP) di Solo pada bulan Maret 1946 dengan dibubarkanya pemerintahan kabinet Sutan Sjahrir dan pada Persatuan Perjuangan(PP) di Madiun dengan ditangkapnya Tan Malaka, Sukarni, Chaerul Saleh, Muhammad Yamin, Subardjo, Iwa Kusuma Sumantri dan Adam Malik, Persatuan Perjuangan (PP) telah sampai pada titik akhir perjuangannya. Penangkapan dilakukan karena Persatuan Perjuangan (PP) dianggap terlibat dalam penculikan terhadap Sjahrir pada 1 Juli 1946 di Solo.24 Dibalik pertentangan dan perbedaan pandangan antara Sutan Sjahrir dan Tan Malaka, sebenarnya terdapat banyak kemiripan antara Sutan Sjahrir dan Tan Malaka: 1) Keduanya sama-sama berdarah Minangkabau, 2) Keduanya samasama menolak kerjasama dengan jepang, 3) Keduanya sama-sama bergerak dibawah tanah selama zaman pendudukan Jepang, 4) Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, keduanya sama-sama tidak terlibat, 5) Keduanya sama-sama mendapat surat wasiat dari Sukarno-Hatta sebagai pengganti pimpinan revolusi, 6) Keduanya sama-sama menolak ketika ditawari jabatan menteri dikabinet pertama yang dipimpin oleh Sukarno-Hatta, 7) Diantara tokoh-tokoh utama revolusi, hanya sjahrir dan Tan Malaka yang sama-sama menuangkan gagasannya mereka dalam bentuk tulisan, Sutan Sjahrir menulis brosur perjuangan kita, sementara Tan Malaka menulis brosur Muslihat. Akhirnya pertentangan antar Sjahrir dan Tan Malaka, antara perjuangan diplomasi dan bersenjata, antara yang radikal dan yang berkompromi. Ternyata sejarah membuktikan kedua kekuatan itu Sjahrir-Tan Malaka dilumpuhkan dan dikalahkan oleh pertentangan-pertentangan dan benturan-benturan yang berlangsung antara mereka sendiri, tragisnya merekalah yang menciptakan pertentanganpertentangan itu. KESIMPULAN Sjahrir adalah seorang cendekiawan yang memiliki visi kedepan terutama dalam memberikan landasan bagi kehidupan berbangsa yang lebih demokratis. 24 Restu Gunawan, Muhammad Yamin dan Cita-Cita Persatuan (Yogyakarta: Ombak, 2005) hlm…63 Tan Malaka adalah pejuang revolusioner dengan ideologi dan sikap politik yang jelas, tegas dan konsisten untuk tidak berunding dengan penjajah Belanda sebelum Belanda mengakui memimpin revolusi untuk dapat mewujudkan ideidenya tentang sebuah revolusi total dengan dukungan massa dalam jumlah yang sangat besar. Perdebatan dan perselisihan yang sengit antara kedua kelompok yang pro dan kontra terhadap strategi revolusi sebenarnya biasa mengurangi daya ledak revolusi Indonesia, karena perdebatan-perdebatan itu telah menimbulkan perpecahan-perpecahan yang sangat buruk bagi golongan politik dan angkatan bersenjata. Konflik didalam revolusi Indonesia antara diplomasi dan bersenjata terus berkobar, tapi kedua belah pihak yang berkonflik tidak mempunyai pengikut yang tetap, dalam posisi tertentu memilih satu pihak, kemudian pada suatu saat yang lain pindah kepihak yang lain. DAFTAR PUSTAKA Asvi Warman Adam. 2012. Menyikap Tirai Sejarah : Bung Karno dan Kemeja Arrow. Jakarta. PT, Kompas Media Nusantara. Drs. Sudiyo. 2002. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan Jakarta. Jakarta. PT Rineka Cipta. Hasan Nasbi. 2004. Filosofi Negara Menurut Tan Malaka. Jakarta. LPPM Tan Malaka. H. Baudet. 1992. Aneka Renungan Tentang Pasal 14 Perjanian Linggarjait, “Dalam Buku Menelusuri Jalur Linggarjati: Diplomasi Perspektif Sejarah Cetakan Pertama”. Jakarta Pusat. Utama Grafiti. Ignas Kleden. 2010. Sjahrir Titian Sosialisme ke Demokrasi. Jakarta. Tempo&KPG. J.J.P. De Jong. 1992. Mitra Dalam Perundingan Sutan Sjahrir dan H.J. Van Mook “Dalam Buku Menelusuri Jalur Linggarjati:Diplomas Dalam Perspektif Sejarah Cetakan Pertama. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti. Kahin George Mc Turnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Yogyakarta. UNS PressPustaka Sinar Harapan. Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta. Tiara Wacana. L.M. Sitorus. 1988. Sejarah Pergerakan dan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta. Dian Rakyat Sartono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dan Metodologi Sejarah. Jakarta. Gramedia. Tan Malaka. 2008. Dari Penjara ke Penjara Jilid III Pembelaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945(Terhadap Tipu Daya Belanda Via Diplomasi-Berunding). Jakarta. LPPM. Taufik Abdullah. 1992. Dalam Buku Harga Perundingan Dalam Kancah Perjuangan Kenangan dan Refleksi Dari Kelampauan. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti. William Ebenstein-Edwin Fogelman. 1987. Isme-isme Dewasa Ini. Jakarta. Erlangga. Restu Gunawan.2005. Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan. Yogyakarta. Ombak. Zulhasril Nasir. 2007. Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau. Yogyakarta. Ombak SKRIPSI Joni Indrawandi. 2011. Pemikiran Politik Sutan Sjahrir Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia 1927-1949. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Padang. STKIP PGRI. Ganda Januarta. 2006. Aktivitas Politik Sutan Sjahril Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia 1915-1948. Skripsi Tidak Dipubliksikan. Semarang. Universitas Semarang. Roni Putra. 2005. Perjuangan Sutan Sjahril Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia 1905-1948. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Depok. Universitas Indonesia. TABLOID Tempo. Merangkul Kembali Bung Kecil. 1218 November 2012.