Dukungan Menyusui Eksklusif di Kec. Karangan Kabupaten

advertisement
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS KESEHATAN
Jl. Dr. Soetomo No 4 Trenggalek
0355 791270
www.dinkestrenggalek.net
Dukungan Menyusui Eksklusif di Kec. Karangan
Kabupaten Trenggalek
Menurut WHO/UNICEF, cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar
adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan
menyusui anak sampai umur 24 bulan. ASI adalah makanan yang sangat penting dan bergizi
seimbang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang
balita. Setiap bayi berhak
mendapatkan ASI. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan PP No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif dan SKB 3 Menteri tentang pemberian ASI Eksklusif di tempat
kerja. Memberikan ASI secara Eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi
sejak lahir hingga usia 6 bulan. Pemberian ASI secara Eksklusif tersebut sangat penting
untuk menunjang kesehatan bayi dan meningkatkan kekebalan bayi terhadap berbagai
macam penyakit. Asi memiliki zat gizi lengkap, mudah dicerna, diserap secara efesien,
melindungi terhadap infeksi dan tidak
menyebabkan alergi pada bayi. Selain itu,
keuntungan pemberian ASI pada ibu dapat membantu menunda kehamilan baru, melindungi
kesehatan ibu (mengurangi kemungkinan kanker payudara), rahim ibu kembali keukuran
sebelum hamil dan mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan.
Cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan di tingkat Kabupaten
pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari 37,49% pada tahun 2011 dan 48,06% pada
tahun 2012 menjadi 55,69%. Hal tersebut dapat menjadi sebuah prestasi apabila
pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif tersebut tidak putus di tengah jalan pada bulan
berikutnya (bulan di luar waktu survey). Pada kenyataannya cakupan ASI Eksklusif (E6)
yang benar-benar mendapatkan ASI saja selama 6 bulan hanya mencapai 15,7%.
Kesenjangan sebanyak 39,99% antara cakupan ASI Eksklusif proses (E0-E5) dan ASI
Eksklusif E6 tersebut menandakan banyaknya bayi yang gagal dalam proses ASI Eksklusif
di tengah jalan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat mengganggu
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Diantaranya pengetahuan orang tua,
pengasuh dan keluarga mengenai cara menyusui yang benar, cara memerah dan menyimpan
ASI perah, dan mitos yang masih kerap kali dijumpai di masyarakat dalam memberikan MPASI dini maupun prelactal feeding (makanan yang diberikan pertama kali setelah lahir
sebelum mulai menyusui), anggapan bahwa ASI saja tidak akan cukup untuk bayi, pada
kenyataannya volume lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar kelereng. Jadi justru
tidak akan muat untuk sebuah pisang ambon atau kepok yang biasanya dilotek untuk bayi.
Selain itu, kegagalan dalam memberikan ASI secara Eksklusif juga disebabkan karena ibu
bekerja di luar rumah. Apalagi kebijakan cuti melahirkan hanya sampai 3 bulan saja.
Sehingga ibu bayi yang bekerja di luar rumah kesulitan dalam memberikan ASI secara
Eksklusif. Namun, hal tersebut kini tidak akan jadi masalah lagi karena ibu pekerja yang
menyusui kini telah mendapatkan perlindungan dari pemerintah dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Bersama 3 (tiga) Menteri (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan) Tahun 2008 tentang
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja. Tujuan
Peraturan Bersama tersebut adalah :
Bidang Kesga dan Gizi

Memberi kesempatan kepada pekerja perempuan untuk memberikan atau memerah
ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya;

Memenuhi hak pekerja perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya

Memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI guna meningkatnkan gizi dan kekebalan
anak

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung keberhasilan ibu dalam
memberikan ASI secara Eksklusif diantaranya dukungan dari lingkungan, keluarga maupun
masyarakat terhadap keberhasilan menyusui secara Eksklusif, pemahaman ibu bahwa zat
gizi ASI sudah sangat lengkap, sedangkan susu formula bayi dibuat sedemikian rupa
sehingga kandungan gizinya
menyerupai ASI. Susu formula hanya untuk bayi dengan
kebutuhan khusus. Kepercayaan diri ibu pun harus dibangun terutama keyakinan bahwa
bentuk payudara dan bentuk puting sama sekali tidak mempengaruhi produksi ASI. Selain
itu ibu harus paham dan tahu bagaimana cara memerah ASI, cara menyimpan ASI dan
memperbanyak/ mempertahankan produksi ASInya. Semakin sering ibu menyusui, semakin
banyak ASI yang diproduksi dan sebaliknya. Saat produksi ASI sedang banyak-banyaknya
ASI dapat diperah dan simpan dalam wadah tertutup rapat. Dalam kemasan tertutup rapat,
ASI dapat bertahan selama 6-8 jam pada suhu ruangan, selama 24 jam dalam refrigerator,
selama 3 bulan dalam freezer 2 pintu, sedangkan dalam Freezer 1 pintu dapat bertahan
selama 2 minggu.
Cara menyimpan ASI yang baik dan benar :
1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau wadah
plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin,
gelas, cangkir keramik, botol kaca.
2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan (disposable) maupun plastik
styrofoam.
3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
4. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan.
Lingkungan ibu menyusui juga mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui. Oleh
karena itu di kabupaten trenggalek juga diadakan kegiatan berupa pembentukan KP-ASI
(Kelompok Pendukung Air Susu Ibu) dan Kelas ASI. KP-ASI merupakan sekelompok orang
yang peduli terhadap pemberian ASI
kepada bayi yang beranggotakan lakilaki
dan
perempuan
baik
dari
masyarakat umum, tokoh masyarakat,
tokoh agama, dan sebagainya. KP-ASI
di
Kabupaten
Trenggalek
mulai
dilaksanakan di Desa Salamrejo Kec.
Karangan
Kabupaten
Trenggalek
Dari sebelah kiri : Kabid Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Camat Kecamatan Karangan, Kasi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Karangan, Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek,
Kepala Puskesmas Karangan
Bidang Kesga dan Gizi
dengan sejumlah pendukung dari Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga), Kepala Desa, Camat, Bidan Desa, Perawat Desa, Komandan Koramil, Kapolsek dan
masyarakat umum.
Kegiatan
KP-ASI
tersebut
kemudian
ditindak lanjuti dengan pembentukan Kelas
ASI. Kelas ASI bertujuan untuk membina
dan memberikan pendidikan kepada sasaran
(ibu hamil trimester akhir dan ibu menyusui)
mengenai pemberian ASI dan mengupas
tuntas semua permasalahan yang dihadapi di
masyarakat dalam pemberian ASI pada
bayinya. Kelas ASI tersebut dilaksanakan
dengan metode FGD (Focus Group Discussion). Dengan demikian, tidak akan ada lagi
halangan bagi ibu pekerja (wanita karir) untuk memberikan ASI secara Eksklusif kepada
bayinya.
KP ASI dan Kelas ASI salah satu desa di Kecamatan Karangan tepatnya di desa
Salamrejo berhasil menyabet juara 3 se Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2013. Prestasi
tersebut merupakan bukti kepedulian yang nyata dari berbagai sektor dalam rangka
mendukung keberhasilan menyusui Eksklusif di wilayah kerjanya. Hal tersebut tak lepas
dari kerja keras kader, bidan desa dan seluruh aspek masyarakat yang sangat peduli
terhadap keberhasilan menyusui secara eksklusif.
Tim Penyusun
Bidang Kesga dan Gizi
Bidang Kesga dan Gizi
Download