Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat JURNAL Membeli VISIONER ... & STRATEGIS Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 ISSN: 2338-2864 p. 39-48 Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli Konsumen Rokok di Banda Aceh This study is aimed to determine effectiveness of anti-smoking advertising and its impact toward attitudes, perceptions, and interests of cigarettes consumers in Banda Aceh. The result would be expected as an anti-smoking campaign evaluation material launched by the government. In addition to that, public service advertising (PSA) program to prevent illness and deaths caused by smoking can be effectively implemented. This research uses causal hypothetical design. The data obtained through interviews to the respondents met in several busiest coffeeshops in Banda Aceh. The effectiveness of advertising is measured by using modification of the consumer decision model (Consumer Decision Model / CDM). Data is analysed by using General Linear Model (GLM). The research is limitised on the dangers of smoking messages placed on outdoor advertising (billboards and mini-billboards) and the packaging of cigarettes. Sample was gathered by using two-stage non-probability sampling method. First, selecting coffee shop or cafe visited by many buyers as well as research sites representing each of the existing districts in the city of Banda Aceh. After that, interview consumers who are willing to be interviewed. The study shows that consumers have started smoking since juvenile (16 years) and classified as medium level smokers. Respondents were dominated by male smokers, but there are a small proportion of women smokers, as well. The average consumer noted that the antismoking ad is effective. However, their attitude toward smoking is remain neutral. Although they perceived cigarette as a bad thing, their intention to smoke is remain high. Research shows that there is a significant relationship between anti-smoking advertising toward attitudes, perceptions, and consumer intention in Banda Aceh. But the influence of advertising toward attitudes, perceptions and smoking intention is relatively small. The result shows that anti-smoking ad has a significant effect on perception (α = 5%) and intention to smoke (α = 10%), but has no significant effect on consumer attitudes. Jeliteng Pribadi Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Keywords: Anti-smoking advertising, attitude toward cigarette, perceived value, intention to smoke Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 39 Jeliteng Pribadi Latar Belakang Rokok telah menjadi salah satu penyebab kematian paling besar di banyak negara di dunia, terutama di negara-negara maju. Oleh sebab itu, banyak negara yang mulai menetapkan batasan kepada warganya untuk merokok, baik melalui kewajiban memasang pesan layanan masyarakat bahaya merokok pada setiap iklannya, maupun melalui pembatasan tempat-tempat untuk merokok. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan agar setiap iklan rokok mencantumkan pesan layanan masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan akibat rokok baik di setiap iklannya, maupun di kemasan rokoknya. Pesan tersebut berbunyi: “Peringatan Pemerintah: merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.” Meskipun iklan layanan masyarakat ini telah lama diterapkan secara luas, namun hasilnya masih belum nampak secara nyata. Terlebih lagi, iklan layanan masyarakat ini hampir tidak pernah dievaluasi untuk diperbaiki atau dikembangkan dalam bentuk-bentuk yang lebih baik sehingga benar-benar mampu menekan jumlah kematian akibat penyakit yang ditimbulkan oleh rokok. Hal inilah yang melatarbelakangi perlunya dilakukan penelitian ini. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengukur efektifitas iklan adalah Consumer Decision Model (CDM). Terdapat enam variabel yang saling berhubungan (interrelated variables) dalam suatu pesan iklan meliputi: F (Information), B (Brand Recognition), A (Attitude), C (Confidence) , I (Intention) dan P (Purchase), sebagaimana terlihat pada Gambar 1. F C B I P A Keterangan: F = Pesan Iklan B = Pengenalan Merek C = Keyakinan Konsumen A = Sikap Konsumen I = Niat Beli P = Pembelian Nyata Gambar 1. Consumer Decision Model (CDM) Sumber: Howard, C dan Green (1998) 40 Alur model di atas diawali dari konsumen yang menerima informasi (F, Information), kemudian dari informasi tersebut dapat menyebabkan tiga kemungkinan pengaruh yang dimulai dari pengenalan merek oleh konsumen (B, Brand Recognition) selanjutnya dievaluasi apakah pengenalan tersebut sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dimana kesesuaian tersebut akan membentuk sikap (A, Attitude), dan selanjutnya dapat menciptakan dan menambahkan ke dalam pikiran konsumen sebagai tingkat keyakinan (C, Confidence) yang menunjukkan penilaian terhadap merek yang bersangkutan dapat memberikan kepuasan atau tidak. Pengenalan merek mempunyai sumbangan berupa penguatan terhadap sikap dan keyakinan konsumen terhadap merek yang ditawarkan yang kesemuanya itu diharapkan mampu menimbulkan niat beli (I, Intention) dari konsumen. Hal ini tentu saja akan mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian (P, Purchase) yang nyata. Pengertian dan Manfaat Iklan Meskipun iklan sudah lama dikenal banyak orang, namun pengertiannya secara akademis masih belum dikenal luas. Definisi tradisional tentang iklan adalah “a series of elements that distinguish the field from others” (Richards and Curran, 2002). Sejalan dengan waktu, defenisi ini terus berkembang. Salah satu defenisi iklan yang sudah lama dikenal luas adalah: “Advertising is the nonpersonal communication of information usually paid for and usually persuasive in nature about products, services or ideas by identified sponsors through the various media.”(Bovee, 1992, p. 7). Defenisi di atas sejalan dengan Kotler (2008:8) yang mengatakan bahwa periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh satu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Mengutip Colley dalam bukunya yang terkenal “Definining Advertising Goals for Measured Advertising Results”, Kotler (1997 :236) menyatakan bahwa tujuan periklanan terdiri dari yakni tujuan komunikasi dan tujuan penjualan spesifik. Di sini, ia menjelaskan tentang metode yang disebut DAGMAR untuk mengubah periklanan menjadi Jurnal Visioner & Strategis Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli ... sasaran penjualan spesifik yang terukur. Tujuan periklanan merupakan suatu tugas komunikasi spesifik dan tingkat keberhasilan yang harus dicapai dengan Audiens spesifik pada periode waktu tertentu. Dalam pendekatan DAGMAR, Colley mengajukan mengajukan bahwa tugas komunikasi dibagi atas suatu model bertingkat dalam proses komunikasi dengan empat tahapan yakni: 1) Awareness : membuat konsumen mengetahui keberadaan merek atau perusahaan. 2) Comprehension : membangun pemahaman tentang produk dan apa yang akan diberikannya kepada konsumen. 3) Conviction : membangun karakter mental konsumen untuk membeli produk. 4) Action : mengajak konsumen membeli produk tersebut. Sikap Konsumen Sikap merupakan suatu kecenderungan bertindak yang diperoleh hasil belajar dengan maksud yang konsisten, yang menunjukan rasa suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Kotler dan Armstrong (1997:157), menyatakan bahwa sikap adalah “Evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari individu terhadap suatu obyek yang relatif konsisten”. Allport dalam Zulganef (2002) mendefinisikan sikap sebagai “Kesiapan mental yang diorganisir berdasarkan pengalaman, yang merupakan respon individual terhadap semua objek dan situasi yang terkait dengan pengalaman tersebut”. Eagly seperti dikutip oleh Zulganef (2002) mengungkapkan bahwa umumnya sikap digambarkan sebagai “kecenderungan evaluasi terhadap sesuatu atau sering diartikan sebagai kecenderungan psikologis yang diekspresikan melalui evaluasi entitas tertentu dengan kadar kesukaan atau ketidaksukaan”. Entitas tersebut sering dinamakan obyek sikap yang dapat berupa apapun yang dapat dibedakan secara jelas oleh seseorang. Peter dan Olson (1993:177) mendefenisikan sikap sebagai evaluasi menyeluruh seseorang terhadap suatu konsep. Sikap merupakan evaluasi yang dibentuk oleh sistem kognitif yang merupakan evaluasi keseluruhan manakala orang menggabungkan pengetahuan, makna, atau kepercayaannya tentang suatu konsep. Kotler (1997:189) menyatakan bahwa sikap terdiri dari tiga komponen, yaitu (1) komponen Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 kognitif yaitu pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai suatu yang menjadi obyek sikap, (2) komponen afektif yaitu perasaan terhadap objek dan (3) komponen konatif yaitu kecenderungan melakukan sesuatu terhadap objek sikap. Sikap memiliki berbagai fungsi dan pendekatan yang paling sedikit satu asumsi tujuan implisit. Sebagai contoh Katz (1960) telah mengusulkan berbagai macam sikap yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda yakni fungsi pengetahuan, fungsi instrumentalis atau fungsi manfaat, dan fungsi pertahanan diri, serta fungsi penggambaran nilai. Model Multiatribut Sikap Model multiatribut sikap yang telah banyak digunakan secara luas adalah Model Martin Fishbein. Proposisi kunci teori Fishbein adalah bahwa evaluasi kepercayaan yang menonjol tentang suatu objek membentuk sikap secara keseluruhan. Contoh, masyarakat cenderung menyukai objek yang diasosiasikan dengan karakteristik-karakteristik yang baik dan tidak menyukai objek yang mereka percayai memiliki atribut yang jelek. Model sikap terhadap objek ini mengidentifikasi 2 faktor utama yang digunakan untuk memprediksi sikap yakni: 1) Salient belief (kepercayaan yang dominan) yang dimiliki masyarakat terhadap objek yang diidentifikasi. 2) Kekuatan kepercayaan dimana objek memiliki atribut tertentu dalam suatu pertanyaan. Pengertian Persepsi Berbagai kalangan ahli dan pemerhati menajamen memberikan batasan atau mendefenisikan persepsi dengan cara yang berbeda-beda, namun dengan konsep yang pada dasarnya adalah sama. Schiffman dan Kanuk (2004) berpendapat bahwa ”Perception is the process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world”. Definisi di atas menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses yang membuat seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Gibson (1992) menggambarkan persepsi kedalam suatu skema dimana individu menggunakan 41 Jeliteng Pribadi panca inderanya untuk mengenali lingkungan: pandangan, sentuhan, penginderaan, pengecapan, dan pembauan. Mengorganisasikan informasi yang diperoleh dari lingkungan merupakan proses awal terbentuknya persepsi. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan, dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh karena itu, setiap orang memberi arti sendiri terhadap rangsangan, dan setiap individu berbeda dalam ‘melihat’ hal yang sama, dengan cara yang berbeda. Cara seseorang melihat keadaan sesekali mempunyai arti yang lebih banyak untuk mengerti perilaku daripada keadaan itu sendiri. Faktor-Faktor yng Mempengaruhi Keputusan dan Motif Membeli Kotler (1994 : 212) menjelaskan bahwa ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian suatu produk, yaitu: pengenalan masalah, pencarian motif, penelitian alternatif, keputusan membeli dan perilaku setelah membeli. Sedangkan peranan iklan berada pada tahap kedua dan ketiga. Tidak jarang ditemui bahwa keputusan membeli terjadi setelah ada rangsangan dari iklan. Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang pengaruh iklan bahaya merokok terhadap sikap dan minat konsumen telah banyak diteliti para ahli. Meskipun demikian, beberapa studi menemukan bahwa iklan ini bisa cenderung kontraproduktif. McDanield dan Mason (1999:1) mengungkapkan bahwa pemasaran terhadap produk-poduk akohol dan tembakau serta hubungannya terhadap implikasi kebijakan publik telah menjadi isu yang kontroversial di dunia, sehubungan dengan isu-isu kesehatan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa responden memiliki perbedaan sikap yang signifikan terhadap dua katagori ini dan pesan sponsornya. Dalam satu artikel yang lain, mengutip Farrely et al. (2002) dan Reardon et al. (2006), Bajde dan Vida (2008: 88-89) mengungkapkan bahwa meskipun banyak upaya secara akademis untuk merekomendasikan kampanye anti merokok, demikian pula kebijakan publik untuk mencegah anak-anak merokok, studi terkini menunjukkan 42 bahwa iklan anti merokok tertentu tidak lebih efektif, bahkan konttra produktif. Hipotesis 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara iklan bahaya merokok terhadap sikap, persepsi nilai, dan minat membeli konsumen secara keseluruhan. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan bahaya merokok dengan sikap konsumen secara langsung. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan bahaya merokok dengan persepsi nilai konsumen secara langsung. 4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklan bahaya merokok dengan minat membeli konsumen secara langsung. Sampel Penelitian Teknik pengambilan sample terdiri atas dua tahap yakni: tahap pertama merupakan tahap pemilihan lokasi dan tahap kedua merupakan tahap pengambilan sampel. Atas pertimbangan lokasi pemusatan penduduk, biaya dan waktu penelitian, maka warung-warung kopi yang ramai dikunjungi konsumen di sekitar Kota Banda Aceh dipilih sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya sampel penelitian akan diambil dengan menggunakan metode non-probability sampling. Dengan metode ini, peneliti hanya akan mewawancarai responden tertentu yang ada di lokasi penelitian yang bersedia untuk diwawancarai. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 150 orang. Penelitian ini dilakukan di Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Data untuk keperluan penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan panduan kuesioner. Responden dijumpai di beberapa warung kopi yang sangat popular di sekitar Kota Banda Aceh seperti Warung Kopi Dek Mi (Pusat Kota), Warung Kopi Taufiq (Kampung Laksana) Warung Kopi Jasa Ayah (Ulee Kareeng), dan Warung Kopi Dek Mi (Darussalam). Metode Analisa Data Penelitian ini menggunakan metode asosiatif yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik sampel secara faktual Jurnal Visioner & Strategis Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli ... dan cermat serta mencari hubungan/pengaruh antara satu variable dengan variable lainnya. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis jawaban pertanyaan–pertanyaan penelitian dalam studi ini adalah integrasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Presentasi data dilakukan dalam bentuk tabulasi statistik, sehingga memudahkan interpretasi dan analisis. Variabel utama penelitian ini adalah iklan bahaya merokok, sikap, persepsi nilai, dan minat membeli konsumen. Iklan bahaya merokok diukur melalui awareness (mengetahui keberadaan), comprehension (pemahaman), conviction (membangun keyakinan), action (mengajak pada suatu tindakan). Sikap terhadap rokok diperoleh dengan menggunakan model multiatribut Fishbein. Model ini menyatakan bahwa sikap merupakan fungsi dari kekuatan kepercayaan dan evaluasi terhadap kepercayaan tentang variabel-variabel suatu objek. Bentuk matematisnya adalah: Ao = n ∑b e i =1 i i Dimana: Ao = Sikap terhadap objek bi = Kekuatan kepercayaan tentang atribut i objek ei = Evaluasi atribut I objek n = Jumlah kepercayaan yang menonjol tentang suatu objek Peralatan Analisis Analisis statistik deskriptif akan digunakan pada penelitian ini mengingat penelitian ini tidak bermakusd membuat jastifikasi populasi melalui hasil dari sample. Statistk Genera Linear Model (GLM) akan digunakan untuk mencari pengaruh antara variable independen dengan variable dependent. Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata responden berusia remaja (21 tahun). Hal ini secara tidak langsung juga mencerminkan pengunjung warung kopi di Banda Aceh. Faktor usia secara tidak langsung juga merefleksikan pekerjaan responden dimana sebagian besar responden adalah mahasiswa (42,7%). Sebagian lagi bekerja sebagai Pegawai Swasta (18%), dan Pegawai Negeri Sipil (12,7%). Sebesar 27,6 persen bekerja sebagai pengusaha, petani, TNI, buruh, dan tukang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya responden mengaku termasuk dalam katagori perokok sedang (58%). Katagori kedua terbesar adalah perokok berat (28%) dan hanya sedikit diantaranya yang merupakan perokok ringan (14%). Rata-rata responden sudah mulai merokok pada usia 15,9 tahun. Untuk lebih detil, dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Karakteristik Responden No 1 2 3 4 5 6 Uraian Jenis kelamin 1.Pria 2.Wanita Pendidikan Terakhir 1.SD 2.SLTP 3.SLTA 4.Akademi/Diploma 5.Sarjana Status Perkawinan 1. Belum Kawin 2.Kawin 3. Duda / Janda Pekerjaan 1.Mahasiswa 2. Pegawai Swasta 3.PNS 4.Lainnya Jumlah Responden Usia rata-rata responden (tahun) Std. Deviasi Usia rata-rata mulai merokok (tahun) Std. Deviasi Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 Frekuensi Persentase 148 2 98,7 1,3 4 5 109 11 21 2,7 3,3 72,7 7,3 14,0 35 113 2 23,3 75,3 1,3 64 27 19 40 150 25,3 6,1 16,0 3,4 42,67 18,0 12,7 26,63 43 Jeliteng Pribadi Pengujian Validitas Alat Ukur Pengujian validitas tiap butir pertanyaan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupka jumlah tiap skor butir. Statistik uji Pearson Product-Moment Coeffisient of Corelation digunakan untuk mendapatkan skor korelasi masing-masing butir. Syarat minimum yang dianggap valid adalah r≥0,3 (Sugiyono, 2000:124). Validitas instrument juga dapat dilihat dengan membandingkan nilai korelasi hitung dengan nilai kritis korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan mempunyai korelasi hitung r≥0,3. Juga, seluruh pernyataan memiliki tingkat signifikansi alpha dibawah 5%. Pengujian Reliabilitas Hasil uji Cronbach Alpha membuktikan bahwa variabel dalam penelitian ini a.l.: Efektivitas Iklan, Sikap (Kepercayaan dan Evaluasi), Persepsi Nilai, dan Minat Membeli Rokok adalah reliable. Skor Cronbach Alpha semua variable penelitian > dari 0,6. Hasil analisis reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 2. Pengujian Asumsi: Pengujian Normalitas Hasil pengujian menunjukkan semua variabel penelitian mempunyai skor Kolmogorov-Smirnov, p>0,05. Iklan (D=0,076), Sikap (D=0,162), Persepsi (D=0,174), dan Minat (D=0,164). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua data dalam keadaan normal. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Pengujian Asumsi: Pengujian Homogenitas Varians Hasil uji homogenitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Hasil uji Levene menunjukkan bahwa signifkansi statistik Levene untuk Faktor Persepsi dan Minat Merokok p > α=0,01. Masing-masing faktor memiliki p=0,435 dan 0,135. Dengan demikian data kedua faktor ini bersifat homogen. Namun, untuk faktor sikap terhadap rokok memiliki p = 0,001 < α=0,05. Berarti, pada taraf nyata 0,01, faktor sikap tidak memenuhi asumsi homoskedastisitas. 44 Uji Linearitas Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F untuk Faktor Sikap, Persepsi dan Minat merokok masing-masing sebesar 2.230 (p=0,111), 2,194 (p=0,115), dan 0,178 (p=0,837). Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa sig. > α (0,05), berarti model regresi dalam penelitian ini adalah linier. Rekapitulasi Variabel Penelitian Setelah melalui porses recoding ulang, hasil rekapitulasi variabel penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden menilai bahwa iklan bahaya merokok adalah efektif. Meskipun demikian, rata-rata sikap responden terhadap rokok adalah netral. Sedangkan persepsi responden terhadap rokok adalah buruk (jelek). Hal ini sangat kontradiktif dengan minat untuk merokok, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata minat merokok responden adalah tinggi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5. Pengaruh Iklan Bahaya Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Keinginan Merokok Regressi pengaruh iklan terhadap sikap, persepsi, dan minat dilakukan dengan menggunakan uji statistic General Linear Model (GLM). Hasil uji antara kedua kelompok variabel independent (Iklan) dan dependen (Sikap, persepsi, dan minat merokok) pada kedua fungsi disajikan pada tabel berikut: Hasil uji F (F test) dengan menggunakan Pillai Trace, Wilks Lamda, Hotelling Trace, dan Roy Largest Root masing-masing memiliki p = 0,009, 0,008, 0,007, dan 0,001 < α 0,05. Dengan demikian, Ho1 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara iklan terhadap sikap, persepsi dan minat merokok, ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara iklan bahaya merokok terhadap sikap, persepsi nila dan minat merokok responden. Selanjutnya, untuk melihat lebih jauh pengaruh yang ditimbulkan oleh variable independent terhadap dependent dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil uji antar subjek pada tabel 7 di atas menunjukkan bahwa F test untuk masing-masing variable sikap = 1.789 (p=0,152), persepsi = 4.127 (p=0,008), dan minat merokok = 2.348 (p=0,075). Jurnal Visioner & Strategis Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli ... Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel N item Koefisien Cronbach Alpha Keterangan 11 4 4 6 4 ,806 ,771 ,882 ,925 ,846 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Iklan Rokok Kepercayaan (Belief) Terhadap Rokok Evaluasi (Evaluation) Terhadap Rokok Persepsi Nilai Terhadap Rokok Minat Merokok Sumber : Data Primer 2009 (diolah) Tabel 3 Hasil Pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Iklan N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Sikap 150 3.6570 .52674 .076 .076 -.064 .934 .347 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Persepsi 150 3.2600 .44248 .162 .162 -.138 1.979 .001 Minat 150 2.2467 .71958 .174 .174 -.166 2.133 .000 150 3.5767 .82125 .164 .123 -.164 2.003 .001 Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (diolah) Tabel 4 Hasil Pengujian Levene Levene Statistic Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok df1 6.157 .915 1.783 df2 3 3 3 Sig. 146 146 146 .001 .435 .153 Sumber: Hasil Penelitian, 2009 Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Efektivitas Iklan Sikap Terhadap Rokok Persepsi Terhadap Rokok Minat merokok N Rata-rata 150 150 150 150 3,65 3,26 2,24 3,57 SE SD ,04 ,03 ,05 ,06 ,52 ,44 ,71 ,82 Kesimpulan Value Efektif Netral Jelek Tinggi Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (diolah) Tabel 6 Uji Multivariate Effect Intercept Value F Hypothesis df Pillai’s Trace .944 805.268(a) 3.000 Wilks’ Lambda .056 805.268(a) 3.000 Hotelling’s Trace 16.776 805.268(a) 3.000 Roy’s Largest Root 16.776 805.268(a) 3.000 Efiklan Pillai’s Trace .146 2.488 9.000 Wilks’ Lambda .858 2.526 9.000 Hotelling’s Trace .160 2.543 9.000 Roy’s Largest Root .122 5.945(b) 3.000 a Exact statistic b The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 c Design: Intercept+Efiklan Error df 144.000 144.000 144.000 144.000 438.000 350.609 428.000 146.000 Sig. .000 .000 .000 .000 .009 .008 .007 .001 45 Jeliteng Pribadi Tabel 7 Uji Pengaruh antar Subjek Source Dependent Variable Corrected Model Type III Sum of Squares Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok Intercept Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok Efiklan Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok Error Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok Total Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok Corrected Total Sikap terhadap Rokok Persepsi Minat Merokok a R Squared = .035 (Adjusted R Squared = .016) b R Squared = .078 (Adjusted R Squared = .059) c R Squared = .046 (Adjusted R Squared = .026) 1.982(a) 7.925(b) 6.504(c) 549.353 246.123 657.104 1.982 7.925 6.504 53.911 93.468 134.830 1696.000 823.000 2158.000 55.893 101.393 141.333 Berarti, pengaruh iklan signifikan pada α = 0,05 terhadap persepsi nilai, signifkan pada α = 0,10 terhadap minat konsumen untuk merokok, namun tidak signifikan terhadap pembentukan sikap. Kecilnya nilai R2 untuk masing-masing variable Sikap (0,035), persepsi (0,078), dan Minat merokok (0,026) turut menguatkan kesimpulan pengujian ini. Berarti ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan minat konsumen untuk merokok. Kesimpulan Umumnya konsumen warung kopi di Kota Banda Aceh berprofesi mahasiswa (43%). Ratarata konsumen sudah mulai merokok pada usia remaja (16 tahun) dan termasuk dalam katagori perokok sedang. Rata-rata konsumen menilai bahwa iklan bahaya merokok adalah efektif. Meskipun demikian, sikap konsumen terhadap rokok tetap netral. Sebaliknya, rokok dipersepsikan sebagai sesuatu yang jelek oleh konsumen, namun minat konsumen untuk merokok tetap tinggi. Terdapat hubungan signifikan antara iklan terhadap sikap, persepsi nilai, dan minat konsumen rokok di Banda Aceh. Hasil uji F (F test) dengan menggunakan Pillai Trace, Wilks Lamda, Hotelling Trace, 46 Mean Square df 3 3 3 1 1 1 3 3 3 146 146 146 150 150 150 149 149 149 F .661 2.642 2.168 549.353 246.123 657.104 .661 2.642 2.168 .369 .640 .923 1.789 4.127 2.348 1487.726 384.453 711.545 1.789 4.127 2.348 Sig. .152 .008 .075 .000 .000 .000 .152 .008 .075 dan Roy Largest Root masing-masing memiliki p = 0,009, 0,008, 0,007, dan 0,001 < α 0,05. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaruh iklan bahaya merokok signifikan terhadap persepsi (α = 5%), signifikan terhadap minat merokok (α = 10%), namun tidak signifikan terhadap sikap konsumen. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, kampanye bahaya merokok perlu disosialisasikan sejak dini. Disamping itu, perlu penerapan peraturan dilarang merokok yang tegas terhadap pelajar di sekolah tingkat SMP dan SMU. Kebijakan pemasangan iklan bahaya merokok pada setiap kemasan rokok dan iklan billboard rokok dapat dipertahankan, karena meskipun belum sepenuhnya dapat menurunkan minat merokok, namun dapat memberikan persepsi yang negatif terhadap rokok. Kecilnya pengaruh iklan bahaya merokok terhadap sikap, persepsi dan minat konsumen dapat diantisipasi melalui kebijakan yang langsung mengikat. Misalnya peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum, menerapkan konsep reward dan punishment terhadap kebijakan menyangkut rokok, menaikkan cukai rokok, dsb. Jurnal Visioner & Strategis Pengaruh Iklan Resiko Merokok Terhadap Sikap, Persepsi Nilai dan Minat Membeli ... Referensi Bajde dan Vida (2008). The Impact of Ad Characteristics on Adolescents’ Attitudes Towards Antismoking Ads. Journal of Managing Global Trasisition. Volume 6 · Number 1 · Spring 2008 Bovee, Jeff (1992, p. 7). Advertising in High Tech Era: Section Two of Advertising. Baker College Center for Graduate Studies. Dharmmesta (1992) Metode Penelitian Sikap dan Perilaku Konsumen. Jurnal Kelola. No. 2 Vol. 4, 1992, Hal 85-103 Engel, James F., Roger D. Blackwell, and Paul W. Maniard. (1997). Customer Behavior, 6th ed.,Orlndo: The Dryden Press. Fishbien, M. and Ajzen, I. (1975). Believe, Attitude,Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley, Reading, MA. Gibson (1992). Consumer Behaviour. Richard D. Irwin Publishing Howard, John A (1989), Consumer Behavior in Marketing Strategy , Englewood Cliffs, NJ:PrenticeHall ,Inc. Howard, John A, Robert P.Shay and Christoper A.Green (1988), “Measuring The Effect of Marketing Information on Buying Intention.” The Journal of Service Marketing, Vol.2 No.4,Fall, P:27-36. Katz, D. (1960) ”The Functional approach to the Study of Attitudes,” Public Opinion Quarterly, Vol. 24: 163-204. Kotler Colley (1997) Definining Advertising Goals for Measured Advertising Result Kotler, P. & Amstrong, G. (1997). Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo Kotler, P. & Armstrong, G. (2008). Principles of Marketing (12 edn). Pearson Education, Inc McDaniel, Stephn R dan Mason, Daniel S (1999). An exploratory study of influences on public opinion towards alcohol and tobacco sponsorship of sporting events. Journal of Services Marketing. Vol 13 No. 6. 1999 Mowen, J.C. (1993) Consumer Behaviour. 3Rd ed. Boston : Richard D. Irwin, Inc.. O’Guinn, T. C. & Allen, C. T. & Semenik, R. J. (2006). Advertising and Integrated Brand Promotion (4edn.). Thomson Corporation. Peter, Paul J. dan Olson, Jerry C. (1993) Consumer Behaviour and Marketing Strategy. 3 rd ed. Boston: Richard D. Irwin. Inc. Volume 2, Nomor 1, Maret 2013 47 Jeliteng Pribadi Richards, I. Jeff and Curran, Catharine M. (Summer, 2002). Advertising: Searching for a Definition. Journal of Advertising, Vol. 31, No. 2, pp. 63-77 (article consists of 15 pages). Schiffman, Leon G., and L.L. Kanuk (2004). Consumer Behavior, 8th ed., Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall Inc. Zulganef (2002). “Hubungan Antara Sikap Terhadap Bukti Fisik, Proses, dan Karyawan Dengan Kualitas Keterhubungan, dan Perannya Dalam Menimbulkan Niat Ulang Membeli dan Loyalitas.” Manajemen Pemasaran. 48 Jurnal Visioner & Strategis