BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasara
Menurut Kotler (1990:7), “Pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang
ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju
dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat
tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan
komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong,
serta melayani pasar”.
Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan orang lain. Kotler dan
Armstrong (2008:5). Menurut Swastha dan Irawan (1990:5) bahwa
pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba.
Cateora dan Graham (2002:3) menyatakan bahwa pemasaran adalah
kinerja kegiatan-kegiatan bisnis yang didesain untuk merencanakan,
menetapkan harga, mempromosikan dan mengarahkan arus barang dan
jasa sebuah perusahaan kepada konsumen atau para pemakai di lebih dari
satu bangsa untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Kristanto (2011:3)
pemasaran global adalah penerapan prinsip-prinsip, konsep-konsep,
strategi-strategi dan teknik-teknik pemasaran di dalam konteks pasar
global. Dengan ini lingkungan pasar global jauh lebih rumit dari pada
lingkungan pasar domestik suatu negara, sehingga prinsip-prinsip,
konsep-konsep, strategi-strategi dan teknik-teknik pemasaran yang telah
dipelajari dalam manajemen pemasaran tidak mencukupi. Oleh karena
itu, diperlukan tambahan prinsip, konsep, strategi serta teknik untuk
memasarkan sebuah produk di pasar global. Pemasaran adalah suatu
kegiatan yang merencanakan, menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang-barang dalam upaya memuaskan konsumen
agar mencapai sasaran tertentu.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa
pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan
kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih baik dari pada pesaing, konsep pemasaran adalah
filosofi merasakan dan merespon yang berpusat pada pelanggan. (Kotler
dan Armstrong, 2008:6).
Sebagai langkah pertama, pemasar harus memahami kebutuhan
dan keinginan pelanggan dan pasar dimana mereka beroperasi. Adapun
lima konsep inti pelanggan dan pasar menurut Kotler dan Armstrong
(2008:12) adalah:
Table 2.1
Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran
Keterangan
a. Kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pelanggan

b. Penawaran pasar produk,
jasa dan pelanggan

c. Nilai
dan
pelanggan

kepuasan
Konsep yang paling mendasari
pemasaran adalah kebutuhan manusia
adalah
keadaan
dari
perasaan
kekurangan, keinginan merupakan
kebutuhan manusia yang terbentuk
oleh
budaya
dan
kepribadian
seseorang.
Permintaan
adalah
keinginan manusia yang didukung oleh
daya beli, manusia menuntut manfaat
produk yang meberikan tambahan pada
nilai dan kepuasan yang paling tinggi.
Merupakan suatu kombinasi produk,
jasa, informasi atau pengalaman yang
ditawarkan kepasar untuk memuaskan
suatu kebutuhan atau keinginan.
Nilai dan kepuasan pelanggan
merupakan
kunci
untuk
mengembangkan
dan
menata
hubungan pelanggan.
d. Pertukaran dan hubungan

Pemasaran terdiri dari tindakan yang
diambil untuk menbangun dan
mempertahankan hubungan pertukaran
yang diinginkan dengan pelanggan
yang dituju yang melibatkan produk.
Tujuan
hubungan
adalah
mempertahankan pelanggan untuk
menciptakan keuntungan dan ekuitas
pelanggan.
c. Pasar

Merupakan kumpulan semua pembeli
actual dan potensial dari suatu produk
yang berarti pemasaran adalah menata
pasar untuk membangun hubungan
pelanggan yang menguntungkan.
Sumber: Kotler dan Armstrong (2008:12)
2.1.3 Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran
adalah
pengambilan
keputusan-
keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi
pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang
diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran ada tiga
faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam
pemasaran, yaitu daur hidup produk, posisi persaingan perusahaan di
pasar dan situasi ekonomi. Assauri (1992:153), Strategi pemasaran antara
lain:
a.
Keputusan tentang produk
Keputusan tentang produk untuk barang konsumsi, bentuk
fisiknya sangat menentukan sekali bagi kelanjutan dalam
penjualannya. Namun untuk barang industri lebih mudah diatasi
dengan kontak langsung antara pembeli dan penjual dalam
penentuan bentuk fisiknya, menurut Swastha dan Irawan
(1990:173).
b.
Penetapan Harga
Penetapan harga pada umumnya, produsen barang industri
sangat hati-hati dalam menghitung biaya untuk menetapkan harga
produknya pada saat ada penawaran dari pembeli. Jadi penetapan
harga untuk produk-produk seperti ini cenderung berorientasi pada
biaya, menurut Swastha dan Irawan (1990:173).
c.
Promosi
Promosi dalam kegiatan promosinya, produsen barang
industri lebih banyak, menitikberatkan pada personal selling
(menggunakan salesman) dari pada periklanan, meskipun keduanya
sering dilakukan bersama-sama. Hal ini dilakukan karena mereka
menganggap bahwa secara geografis pemakai industri lebih
memusat dan jauh lebih sedikit dari pada konsumen, menurut
Swastha dan Irawan (1990:173). Kegiatan promosi yang banyak
dipakai untuk barang konsumen adalah:
a)
Periklanan
Periklanan yaitu, tidak seperti personal selling, iklan
ditunjukan untuk mencapai pasar dengan biaya yang relatif tidak
mahal (jika biaya tersebut dihitung berdasarkan jumlah hubungan
yang dilakukan). Media yang banyak digunakan adalah pameran dan
media sosial, sedangkan majalah lebih efektif untuk mencapai pasar
khusus/tertentu. Biasanya, personal selling hanya digunakan untuk
mencapai penyalur seperti pedagang besar dan pengecer. Namun
tidak menutup kemungkinan dilaksanakannya personal selling bagi
barang konsumsi untuk mencapai konsumen akhir. Menurut
Swastha dan Irawan (1990:174).
b)
Distribusi
Distribusi yaitu, barang konsumsi umumnya dijual melalui
perantara dengan maksud untuk menekan biaya pencapaian pasar
yang luas dan menyebar. Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh
barang konsumsi, distribusinya melalui baik pedagang besar dan
pengecer. Produsen dapat memperoleh penghematan biaya dengan
melimpahkan fungsi pemasaran kepada perantara, menurut Swastha
dan Irawan (1990:174).
2.1.4 Strategi Memasuki Pasar
Berikut ini diuraikan sepuluh langkah strategi memasuki pasar
ekspor yang perlu diperhatikan oleh para calon ekspotir. Amir (2000:15),
yaitu:
Tabel 2.2
Strategi Memasuki Pasar
Strategi Memasuki Pasar
a. Keputusan manajemen untuk
melaksanakan ekspor
Keterangan
 Di era Globalisasi dan Liberalisasi
ekonomi ini, mengekspor barang tentu saja
akan menjadi suatu hal yang sangat
menguntungkan karena pasar menjadi
semakin luas. Pola piker pengusaha kita
yang cenderung bertahan dizona nyaman
dan bersikap pesimis, kiranya perlu di
rombak menjadi pola pikir positif dan
agresif. Dengan pola pikir positif, melihat
globalisasi dan liberalisasi ekonomi itu
sebagai
suatu
kesempatan
untuk
melakukan perluasan pasar di luar
Indonesia, di samping tetap memperkuat
kedudukan
dipasar
dalam
negeri.
Diharapkan dengan pola pikir positif
semacam ini, pengusaha bisnis di Indonesia
baik tingkat kecil, menengah, atau besar
dapat berani mengambil keputusan untuk
melaksanakan
ekspor.
Keputusan
manajemen pengusaha untuk berani
melakukan kegiatan ekspor merupakan
faktor strategis yang paling utama dalam
upaya memasuki pasar ekspor. Tanpa
keputusan itu, perusahaan tidak akan
pernah memasuki pasar ekspor.
b. Menentukan komoditas yang
akan di ekspor

c. Menganalisis kondisi Negara
tujuan ekspor

d. Menetapkan pasar potensial
dan segmen pasar
 Setelah mengumpulkan dan menganalisis
kondisi negara tujuan ekspor, maka
langkah selanjutnya adalah menetapkan
pasar potensial dan segmen pasar yang
akan dimasuki. Faktor yang perlu
diperhatikan untuk mentapkan pasar adalah
faktor budaya, agama, iklim, dan tradisi.
Setelah ditentukan pasar pasar potensial
dan segmen pasar yang akan ditangani,
langkah selanjutnya adalah menentukan
“saluran pemasaran” (marketing channel)
yang akan dipakai menyalurkan barang
kepada konsumen.
e. Menentukan strategi
operasional
 Pasar internasional adalah pasar yang
penuh dengan pesaingan. Pesaingan antar
pengusaha dari mancanegara yang
Komoditi yang perlu diekspor adalah
komoditi yang kita punyai atau komoditi
yang bisa dipasok oleh produsen,
berpotensi untuk diekspor. Komoditi yang
laku dipasar internasional adalah komoditi
mempunyai daya saing tinggi. Komoditi
yang mempunyai daya saing tinggi pada
dasarnya adalah komoditi yang mutunya
(desain,
tipe
spesifikasi
teknik),
kegunaannya (function), daya tahan
(durability), harganya (price), waktu
penyerahan (shipment-date) dan pelayanan
purna harganya (after sales service) sesuai
dengan “selera dan daya beli” pembeli di
negara tujuan ekspor. Para ekonomi
menyebutkan bahwa komoditi yang
mempunyai daya saing tinggi adalah
komoditi yang mempunyai keunggulan
kompetitif. Dengan demikian penentuan
komoditi yang akan diekspor merupakan
langkah strategi yang penting pula diambil
sebelum melakukan ekspor.
Sebelum melakukan pilihan tentang negara
yang dijadikan sasaran bagi ekspor
komoditi kita, perlu dilakukan penelitian
awal tentang populasi suatu negara
termasuk agama, tradisi, kondisi politik,
ekonomi, social, iklim, peraturan eksporimpor, transportasi dan lain-lain. Tujuan
melaksanakan penelitian awal ini agar
dapat menentukan pasar potensial dan
segmen pasar yang akan dimasuki.
memperdagangan komoditi yang sama,
disegmen pasar yang sama pula. Oleh
karena startegi operasional akan diterapkan
di negara tujuan ekspor, maka cara yang
efektif adalah dengan mengikut sertakan
mitra dagang yang ada di negara tujuan itu,
yang lebih banyak mengetahui kondisi
persaingan setempat.
f. Menentukan sistem promosi
dan pemilihan media massa
 Suatu komoditi yang akan diekspor perlu
diperkenalkan lebih dulu kepada calon
pembeli dengan tujuan supaya pembeli
berminat pada komoditi kita. Kalau mereka
sudah berminat, maka langkah selanjutnya
adalah
mendorong
mereka
untuk
menyukainya. Proses memperkenalkan
calon komoditi kepada calon pembeli
disebut
promosi.
Promosi
dengan
sendirinya memegang peranan yang sangat
penting untuk calon ekspotir. Langkah
selanjutnya adalah memilih media promosi
yang efektif dan efisien. Diantaranya ada
pameran dagang internasional, brosur,
iklan melalui media cetak.
g. Mempelajari peta pemasaran
komoditi tertentu
 Sebelum menentukan pasar potensial dan
segmen pasar yang akan dimasuki
sebaiknya kita mempelajari dengan
seksama peta pemasaran dari suatu
komoditi tertentu. Cara yang dapat
ditempuh diantaranya adalah dengan
mengumpulkan data impor dari komoditi
yang direncanakan untuk diekspor.
h. Mempelajari nama dan
alamat lengkap badan-badan
promosi
 Setelah melakukan sistem promosi yang
akan di tempuh, maka langkah berikutnya
adalah mengumpulkan secara nyata nama
dan alamat lengkap dari media promosi
yang akan dipilih, khususnya yang berada
di wilayah negara sasaran ekspor. Perlu
nama dan alamat lengkap ini untuk
memudahkan kita agar kegiatan promosi
komoditi kita lebih lancar.
i. Menyiapkan brosur dan
price list
 Yang dimaksud dengan brosur adalah
penggambaran dari komoditi dalam bentuk
foto, sketsa, lukisan yang dilengkapi
dengan data teknis seperti keterangan lain
termasuk instruction manual (cara
pemasangan) untuk barang-barang yang
dijual dalam bentuk CKD (Completely
Knocked Down) atau SKD (Semi Knocked
Down). Tujuan membuat brosur ini supaya
calon pembeli mendapat gambaran
mengenai bentuk visual dari komoditi yang
ditawarkan. Selain brosur, kita perlu
mempersiapkan daftar harga barang
sebagai catatan harga umum agar calon
pembeli dapat mempertimbangkan harga
tersebut dibandingkan dengan harga
komoditi serupa dengan negara lain.
j. Menyiapkan surat
perkenalan usaha dan
komoditi
 Promosi dapat juga dilakukan dengan
membuat surat perkenalan yang dikirimkan
kepada asosiasi importir di negara tujuan
ekspor, atau persaingan asing serta calon
pembeli lainnya. Surat perkenalan itu
dilengkapi dengan brosur dan daftar harga
dari komoditi yang diperkenalkan.
Sumber: Amir (2000:15)
2.1.5 Saluran Distribusi
Menurut kotler (1990:279) saluran distribusi adalah
sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak
pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan
produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari prosedur ke
konsumen.
Macam-macam saluran distribusi menurut Swastha dan
Irawan (1990:290) ada beberapa alternatif saluran yang dapat
dipakai diantaranya yaitu saluran distribusi barang konsumsi dan
barang industri.
a. Saluran Distribusi Barang Konsumsi
Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan untuk
pasar konsumen terdapat lima macam saluran. Adapun macammacam saluran distribusi barang konsumsi menurut Swastha dan
Irawan (1990:290) adalah:
Tabel 2.3
Saluran Distribusi
Saluran distribusi
barang konsumsi
1. Produsen-Konsumen
Keterangan

2. Produsen-PengecerKonsumen

3. Produsen-Pedagang
Besar-PengecerKonsumen

4. Produsen-AgenPengecer-Konsumen

5. Produsen-AgenPedagang BesarPengecer-Konsumen

Sumber: Swastha dan Irawan (1990:290)
Bentuk
saluran
distribusi
ini
merupakan yang paling pendek dan
sederhana karena tanpa menggunakan
perantara.
Produsen hanya melayani penjual
dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada
pengecer. Pembelian oleh pengecer
dilayani oleh pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani
pengecer saja.
Saluran
distribusi
ini
banyak
digunakan oleh produsen, dan
dinamakan
saluran
distribusi
tradisional. Disini produsen hanya
melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer,
pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian oleh
konsumen dilayani pengecer saja.
Disini produsen memilih agen sebagai
penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran
distribusi
yang
ada.
Sasaran
penjualannya terutama ditujukan
kepada para pengecer besar.
Dalam saluran distribusi, produsen
sering menggunakan agen sebagai
perantara
untuk
menyalurkan
barangnya kepada pedagang besar
yang kemudian menjualnya kepada
toko-toko kecil.
b. Saluran Distribusi Barang Industri
Ada empat macam saluran yang digunakan untuk mencapai
pemakai industri menurut Swastha dan Irawan (1990:291), yaitu:
Tabel 2.4
Saluran distribusi barang industri
Saluran distribusi
Keterangan
barang industry
1. Produsen-Pemakai
 Saluran distribusi dari produsen ke pemakai
Industri
industri ini merupakan saluran yang paling
pendek, dan disebut sebagai saluran
distribusi langsung. Biasanya saluran
distribusi langsung ini dipakai oleh produsen
bilamana transaksi penjualan kepada
pemakai industry relative cukup besar.
Saluran distribusi semacam ini cocok untuk
barang-barang industri.
2. Produsen-Distributor
Industri-Pemakai
Industri

3. Produsen-AgenPemakai Industri
 Biasanya saluran distribusi semacam ini
dipakai oleh produsen yang tidak memiliki
departemen pemasaran. Juga perusahaan
yang ingin memperkenalkan barang baru
atau ingin memasuki daerah pemasaran baru,
lebih suka menggunakan agen.
 Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh
perusahaan dengan pertimbangan lain bahwa
unit penjualan terlalu kecil untuk dijual
secara langsung, selain itu faktor
penyimpanan
pada
saluran
perlu
dipertimbangan pula. Dalam hal ini agen
penunjang seperti agen penyimpanan sangat
penting.
4. Produsen-AgenDistributor
IndustriPemakai Industri
Produsen barang jenis perlengkapan operasi
dan
accessory
equipment
dapat
menggunakan distributor industry untuk
mencapai pasarnya. Produsen lain yang
dapat menggunakan distributor industry
sebagai penyalurnya.
Sumber: Swastha dan Irawan (1990:291)
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar serta mempermudah penyampaian
produk (barang dan jasa). Produsen kepada konsumen
sehingga penggunaannya sesuai (jenis, jumlah, harga, tempat,
dan waktu) dengan yang diperlukan. Melalui distribusi dapat
diatasi kesenjangan yang ada antara produsen dan konsumen.
Adapun kesenjangan tersebut meliputi:
1. Kesenjangan geografis, yaitu kesenjangan yang timbul karena
tempat pemutusan produksi dan lokasi konsumen tersebar di
mana-mana.
2. Kesenjangan waktu, yaitu kesenjangan yang terjadi karena
pembelian atau konsumsi dilakukan pada waktu-waktu
tertentu sementara produksi (agar bisa efisien) berlangsung
terus-menerus sepanjang waktu.
3. Kesenjangan kuantitas, yaitu kesenjangan yang timbul karena
jumlah produk yang dapat diproduksi secara ekonomis oleh
produsen berbeda dengan jumlah normal yang dibutuhkan
konsumen.
4. Kesenjangan keanekaragaman, yakni kesenjangan yang timbul
karena adanya kecenderungan produsen berspesialisasi pada
produk tertentu, sedangkan konsumem menginginkan produk
yang beraneka-ragam.
5. Kesenjangan komunikasi dan informasi, yaitu kesenjangan
yang timbul karena konsumen tidak mengetahui di mana
tersedia sumber-sumber produksi yang menghasilkan produk
yang dibutuhkannya, sedangkan produsen tidak tahu siapa dan
dimana pembeli potensial berada.
Distribusi dapat dibedakan menjadi dua sistem, yaitu
sistem distribusi langsung dan tidak langsung.Sistem distribusi
langsung
tidak
menggunakan
perantara
yang
independen.Sementara itu, sistem distribusi tidak langsung
menggunakan satu atau beberapa perantara.
Dalam distribusi dikenal adanya saluran distribusi
(marketing channel, trade channel, distribution channel),
yaitu rute atau rangkaian perantara, baik yang dikelola
produsen
maupun
yang
bersifat
independen,
dalam
menyampaikan barang dari produsen ke konsumen.Saluran
distribusi meliputi lembaga utama dan lembaga penunjang
(fasilitator). Lembaga utama terdiri atas merchant middleman
dan agent middleman. Sedangkan lembaga penunjang meliputi
lembaga
pengawasan,
transportasi,
pembungkusan,
pergudangan, asuransi, periklanan, dan lembaga keuangan.
Budiarto dan tjiptono (1997: 165)
2.2
Segmentasi, Targeting, Positioning
2.2.1
Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompokkelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran
tersendiri (Kottler dan Armstrong, 2008:225). Menurut Lupiyoadi
dan Hamdani (2009:44), terdapat tiga alternatif bagi perusahaan
dalam membagi segmen pasarnya, yaitu:
a. Pendekatan pemasaran tanpa pembeda
Pendekatan pemasaran dimana tidak ada pembagian yang
khusus atau segmen tertentu di dalam pasar.
b. Pendekatan pemasaran dengan pembeda
Perusahaan mengidentifikasikan beberapa segmen dalam
pasarnya dan menerapkan bauran pemasaran yang berbeda di
setiap segmennya.
c. Pendekatan pemasaran terkonsentrasi
Perusahaan menetapkan suatu bauran pemasaran yang sama
bagi setiap segmen yang ada, meskipun pasar terbagi dalam
beberapa segmen.
Melalui strategi perusahaan dapat mencapai posisi pasar
yang kuat dalam segmen yang dilayani. Tetapi juga mengandung
resiko jika ada perubahan pada segmen tertentu.
Dalam melakukan segmentasi pasar, perusahaan memiliki
manfaat yang dapat diperoleh, yaitu:
a. Mendesain produk yang lebih responsif terhadap
kebutuhan pasar
b. Menganalisis pasar
c. Menemukan peluang
d. Menguasai posis superior (unggul) dan kompetitif
e. Menuntukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Dasar-dasar untuk melakukan segmentasi pasar konsumen
dapat dilakukan dengan dua pendekatan menurut Lupiyoadi dan
Hamdani (2009:45), yaitu:
Tabel 2.5
Segmentasi berdasarkan karakteristik konsumen
Segmentasi
karakteristik
konsumen
1. Segmentasi
Demografi
2. Segmentasi
Psikografis
3. Segmentasi Geografis
Keterangan
 Membagi pasar menjadi kelompok
berdasarkan variable seperti umur,
jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, dan pendapatan.
 Segmentasi Psikografis membagi
pembeli
menjadi
kelompok
berdasarkan pada perilaku, gaya
hidup, atau kepribadian.
 Membagi pasar menjadi beberapa unit
geografis seperti Negara, pulau, desa,
kota, ukuran pasar, termasuk tingkat
kepadatan penduduk.
Sumber: Lupiyoadi dan Hamdani (2009:45)
Table 2.6
Segmentasi berdasarkan respon konsumen
1. Segmentasi Manfaat

2. Segmentasi
Penggunaan

3. Segmentasi
Promosional

Membagi pasar menjadi kelompok
menurut manfaat yang mereka cari
dari suatu produk
Membagi
konsumen
dalam
pengguna berat, menengah, dan
ringan. Pengguna berat biasanya
hanya memiliki persentase kecil
dari seluruh pasar, tetapi memiliki
persentase tinggi dari total
pembelian.
Segmentasi respon promosional
mengelompokkan
konsumen
berdasarkan respon konsumen
terhadap
bentuk
promosi.
Termasuk di dalamnya respon
terhadap iklan, promosi, penjualan,
4. Loyalitas

5. Service

pameran, dan peragaan di dalam
toko.
Pasar
dapat
disegmentasikan
berdasarkan loyalitas konsumen.
Beberapa konsumen benar-benar
loyal terhadap satu produk.
Kelompok lainnya agak loyal
terhadap
dua
produk
atau
menyukai suatu produk tetapi
kadang-kadang
menggunakan
produk lain. Kelompok lainnya
suka
berpindah
dari
memfavoritkan satu produk ke
produk yang lain. Kelompok yang
lain tidak menunjukkan loyalitas
terhadap merk apapun, mereka
menyukai sesuatu yang baru
muncul.
Segmentasi pasar jasa berfokus
pada apakah penawaran bias
dibedakan, apakah sebuah produk
membutuhkan tingkat jasa yang
sama,
serta
bisakah
pengelompokan
konsumen
diidentifikasikan
dengan
permintaan jasa yang sama.
Sumber: Lupiyoadi dan Hamdani (2009:47)
Dalam mengevaluasi segmen ada tiga faktor yang
harus diperhatikan Lupiyoadi dan Hamdani (2009:53),
yaitu:
a. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Sebuah perusahaan sebaiknya menyeleksi tingkat labanya
saat ini, pertumbuhan yang diharapkan, dan laba yang diharapkan
dari setiap segmen. (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009:53).
b. Daya Tarik Struktural Segmen
Sebuah segmen yang mempunyai ukuran dan pertumbuhan
yang diinginkan belum tentu menyediakan laba yang menarik.
Faktor structural yang mempengaruhi daya tarik konsumen
dalam jangka panjang antara lain pesaing yang kuat dan agresif,
keberadaan produk pengganti yang actual, daya beli masyarakat,
kekuatan tawar-menawar konsumen, dan pemasok yang kuat.
c. Sasaran dan Sumber Daya Perusahaan
Sebuah segmen yang besar dan menarik tidak akan berarti
jika sumber daya yang ada tidak memungkinkan perusahaan
untuk bersaing pada segmen ini.
2.2.2 Pengertian Targeting
Pasar sasaran adalah sekelompok orang atau organisasi yang
menjadi
sasaran
dari
bauran
pemasaran,
yang
dirancang,
diimplementasikan, dan dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan
kelompok tersebut, sehingga menghasilkan pertukaran yang saling
memuaskan. Lamb, Hair, dan Daniel (2001:301)
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:285) targeting
merupakan proses evaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar
dan pemilihan satu atau lebih segmen pasar.
Terdapat tiga langkah yang dapat ditempuh oleh perusahaan
untuk menyeleksi pasar sasaran Lamb, Hair, dan Daniel (2001:301),
yaitu:
a. Undifferentiated Targeting Strategy
Pendekatan pemasaran yang memandang sebuah pasar
sebagai satu pasar yang besar tanpa segmen individual dan oleh
karenanya memerlukan satu barang pemasaran saja. Strategi
penetapan sasaran yang sama ioni membuat perusahaan rentan
dalam persaingan.
b. Multisegment Targeting Strategy
Merupakan sebuah strategi yang memilih dua atau lebih
segmen yang didefinisikan dengan baik dan mengembangkan
bauran pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen.Strategi ini
banyak menawarkan banyak manfaat kepada perusahaan,
diantaranya volume penjualan yang lebih besar serta keuntungan
yang lebih tinggi.
c. Concentrated Targeting Strategy
Sebuah strategi yang biasanya memilih satu segmen
dari suatu pasar untuk memusatkan upaya pemasarannya.
Beberapa
perusahaan
menggunakan
strategi
ini
untuk
membangun posisi yang kuat dalam segmen pasar yang
diinginkan.
2.2.3 Pengertian Positioning
Positioning
adalah
suatu
strategi
manajemen
yang
menggunakan informasi (dikumpulkan melalui riset dan studi
segmentasi) untuk menciptakan suatu kesan terhadap produk sesuai
keinginan pasar yang dituju.Swasta dan Irawan (1990:99). Menurut
Lamb, Hair, dan Daniel (2001:306) positioning merupakan
penempatan sebuah produk, merek, atau kelompok produk ke dalam
benak konsumen.
Positioning yang efektif memerlukan penilaian terhadap posisi-posisi
yang ditempati oleh produk pesaing. Menentukan dimensi-dimensi
penting yang mendasari posisi tersebut, dan memilih satu posisi dalam
pasar dimana upaya-upaya pemasaran akan berdampak paling besar.
Perusahaan dapat menggunakan beberapa dasar dalam melakukan
positioning, Lamb, Hair, dan Daniel (2001:309), yaitu:
a. Atribut
Sebuah produk dikaitan dengan satu atribut, ciri produk, atau
manfaatnya bagi konsumen.
b. Harga dan Kualitas
Dasar positioning dapat menekankan pada harga yang tinggi
sebagai tanda kualitas atau menekankan pada harga yang rendah
sebagai indikasi nilai.
c. Pemakaian atau Aplikasi
Penekanan pada pemakaian atau aplikasi dapat efektif dalam
memposisikan produk terhadap pembeli.
d. Pemakai Produk
Dasar positioning terletak kepribadian atau tipe para
pemakai.
e. Kelas Produk
Memposisikan produk sebagai produk yang berkaitan
dengan kategori produk tertentu.
f. Pesaing
Positioning terhadap para pesaing merupakan bagian salah
satu dasar positioning untuk memposisikan produknya terhadap
konsumen.
Menurut Lamb. Hair, dan Daniel, (2001:310), ada tiga cara
dalam melakukan positioning, yaitu:
a. Mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin
b. Memilih keunggulan bersaing yang tepat
c. Mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi yang
dipilih
Sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus memenuhi
kriteria
antara
dikomunikasikan,
lain,
tidak
penting,
mudah
berbeda,
unggul,
ditiru,
terjangkau
dapat
dan
menguntungkan. Terdapat beberapa kesalahan positioning yang
sedapat mungkin harus dihindari oleh perusahaan, seperti:
a. Underpositioning
Dimana konsumen tidak mengenai kekhususan produk,
merk atau atribut yang dikomunikasikan.
b. Overpositioning
Dimana konsumen mempunyai gambaran yang terlalu
sempit mengenai suatu atribut.
c. Confused positioning
Konsumen merasa tidak pasti dengan suatu produk
karena terlalu banyak janji yang diberikan atau positioning
yang sering berubah.
d. Doubtfull positioning
Konsumen merasa ragu dengan janji produk seperti
kemampuan produk, harga, dan manfaatnya.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
1. Mengidentifikasi
dasar segmentasi
1
pasar
Segmentasi pasar
2. Mengembangkan
profil dari
segmentasi yang
diperoleh
3. Mengembangkan
ukuran kemenarikan
segmen
Targeting pasar
4. Pemilihan segmen
sasaran
5. Mengembangkan
positioning untuk
setiap segmen
sasaran
6. Mengembangkan
bauran pemasaran
untuk setiap
segmen sasaran
Penjelasan Kerangka Pemikiran:
Positioning pasar
1. Segmentasi
Membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau
bauran pemasaran tersendiri.
2. Targeting
Merupakan proses evaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan
pemilihan satu atau lebih segmen pasar.
3. Positioning
Penempatan sebuah produk, merek, atau kelompok produk ke dalam pikiran
para konsumen.
Download