47 Jurnal Pharmascience, Vol 2, No. 2, Oktober 2015, hal: 47 - 55 ISSN-Print. 2355 – 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.ppjpu.unlam.ac.id/ Research Article Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Penggunaan Amitryptiline Dibandingkan Carbamazepine pada Pasien Nyeri Neuropatik (Studi Kasus Di Klinik Saraf Rumkital. Dr. Ramelan Surabaya) 1 Nurul Qiyaam1, Abdul Rahem2, Dian Maria Pia3, Lestiono3 Prodi D3 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram 2 Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya 3 Rumkital. dr. Ramelan Surabaya Email : [email protected] ABSTRAK Nyeri neuropatik merupakan penyakit kronis yang memerlukan penanganan optimal, sehingga perlu memperhatikan aspek efektivitas dan biaya terapi. Efektivitas amitryptiline dan carbamazepine untuk pengobatan nyeri neuropatik telah dibuktikan, tetapi belum diketahui mana yang paling cost-effective. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas biaya (cost-effectiveness) amitryptiline dan carbamazepine pada pasien nyeri neuropatik di klinik Saraf Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Pengumpulan data dilakukan selama Februari-Mei 2014 didapatkan sebanyak 62 pasien. Metode penelitian Randomized Controlled Trial (RCT) kemudian dilakukan analisis efektivitas biaya dengan menghitung nilai Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) masing-masing terapi. Pengukuran efektifitas terapi dilihat dari penurunan intensitas nyeri menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) sebelum dan 4 minggu sesudah terapi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan intensitas nyeri pre dan post pada terapi amitryptiline dan carbamazepine,akan tetapi tidak terdapat perbedaan efektifitas terapi dan nilai ACER antara amitryptiline dan carbamazepine. Biaya terapi amitryptilin (Rp.41.695) lebih murah dibandingkan carbamazepine (Rp.47.380) sehingga amitryptiline lebih menghemat biaya dari carbamazepine dengan efektivitas setara. Perbedaan biaya terapi hanya pada harga obat saja sehingga penelitian ini juga sesuai dengan metode Cost Minimation Analysis (CMA). Disarankan penelitian lebih lanjut cost-effectiveness menggunakan sampel yang lebih spesifik terkait penyebab nyeri neuropatik. Kata kunci : nyeri neuropatik, amitryptiline, carbamazepine, cost- effectiveness ABSTRACT Neuropathic pain is a chronic disease that requires optimum handling, so it needs to consider the aspects of the effectiveness and cost of treatment. Carbamazepine’s and amitryptiline’s effectiveness for the treatment of neuropathic pain has been demonstrated, Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience 48 but there were no data available regarding the cost-effectiveness between those medications. This study was conducted to analyze the cost-effectiveness of amitryptiline and carbamazepine in patients with neuropathic pain in the Neurology Clinic in dr.Ramelan Navy Hospital Surabaya. Data collection was conducted during February until May 2014, it was found as many as 62 patients. Randomized Controlled Trial studies (RCT) then was conducted to make a cost effectiveness analysis by the calculation of the value of Average Cost-Effectiveness Ratio (ACER) for each therapy. Measurement of the effectiveness of therapy was obtained from a decrease in pain intensity using a Numerical Rating Scale (NRS) before and 4 weeks after therapy. Based on these results, it can be concluded that there was a difference in decreasing rate of pain intensity between pre and post amitryptiline and carbamazepine therapy, but there were no difference in therapeutic effectiveness and value of ACER between amitryptiline and carbamazepine. Cost of Amitryptiline therapy (Rp.41.695) was cheaper than Carbamazepine (Rp.47.380), so amitryptiline more cost- saving than carbamazepine with equal effectiveness. The difference is on the cost of the drug therapy alone so this study was also in accordance with the Cost Minimation Analysis (CMA). Further research suggested cost-effectiveness using a sample that is more specifically related to the causes of neuropathic pain. Keywords: neuropathic pain, amitryptiline, carbamazepine, cost-effectiveness seperti di eropa 6-7,7%. Hasil penelitian I. LATAR BELAKANG Menurut National Institute for Health Perdossi pada bulan Mei 2002, didapatkan and Clinical Excellence (NICE 2010), 4.456 kasus nyeri yang merupakan 25% nyeri yang dari total kunjungan pada bulan tersebut. disebabkan oleh kerusakan dari sistem Jumlah penderita laki-laki sebanyak 2.200 saraf. Nyeri neuropatik berkembang dari orang dan perempuan 2.256 orang. Jumlah gangguan sistem tubuh yang memberikan pasien yang terdiagnosa sebagai nyeri tanda rasa sakit, yang diakibatkan oleh neuropatik merupakan gabungan nyeri gangguan sistem saraf perifer maupun neuropatik diabetik, nyeri pasca herpes sistem saraf sentral, serta trigeminal neuralgia sebanyak 422 neuropatik adalah nyeri seperti metabolik (nyeri neuropatik diabetes), infeksi (nyeri orang (9,5%). post herpes), nyeri post stroke, trigeminal Terapi farmakologi yang digunakan neuralgia dan nyeri post operasi. Nyeri dalam manajemen nyeri neuropatik antara neuropatik dapat terjadi pada semua orang lain tanpa memandang jenis kelamin, ras, antikonvulsan status dengan mempunyai kemampuan untuk menekan prevalensi kejadian yang cukup tinggi kepekaan abnormal dari neuron-neuron di sosial dan Volume 2, Nomor 2 (2015) pekerjaan antidepresan (amitryptiline) dan (Carbamazepine) Jurnal Pharmascience 49 sistem saraf dengan menghambat proses yaitu: kelompok pasien nyeri neuropatik hiperaktivitas terutama memblok Si-Na yang mendapat terapi amitryptiline 1 x serta pencegahan sensitisasi sentral dan 12,5 mg dan carbamazepine 2 x 100 mg peningkatan inhibisi untuk mengurangi selama 4 minggu. Selanjutnya dilakukan nyeri. Evaluasi efektivitas terapi dapat analisis dilakukan dengan mengukur penurunan effectiveness analysis) dari kedua regimen intensitas nyeri menggunakan alat ukur terapi tersebut. Penelitian ini dilakukan di yang sudah valid dan reliable antara lain : Klinik Saraf Rumkital dr. Ramelan yang Numerical Rating Scale (NRS) dan Visual berada di Jl. Gadung No 1 Surabaya.. Data Analogue Scale (VAS). penelitian efektivitas di biaya ambil selama (cost- periode Berdasarkan International Association Februari- Mei 2014. Populasi penelitian ini for The Study of pain (IASP 2010) adalah seluruh pasien nyeri neuropatik pengobatan nyeri neuropatik selama ini yang berobat masih belum optimal, karena memerlukan Rumkital dr. Ramelan Surabaya yang terapi jangka panjang. Efektivitas suatu mendapat farmakoterapi bisa diukur menggunakan carbamazepine analisis lain penelitian. Sampel yang memenuhi kriteria dengan cost effectiveness analysis (CEA) inklusi sejumlah 62 pasien, masing-masing yang digunakan untuk menentukan apakah kelompok sebesar 31 pasien. farmakoekonomi antara jalan terapi di Klinik Saraf amitryptiline sesuai dengan dan kriteria suatu obat telah cukup untuk ditawarkan Pada penelitian ini sampel dibagi dan digunakan dalam pelayanan kesehatan. menjadi dua kelompok perlakuan yakni: Keuntungan menggunakan CEA yaitu kelompok pasien nyeri neuropatik yang outcomes tidak perlu dihitung dengan mendapat terapi amitryptiline 1 x 12,5 mg satuan uang dan dapat digunakan untuk dan carbamazepine 2 x 100 mg selama 4 membandingkan berbagai macam obat minggu. Kemudian efektivitas terapi di yang bisa di gunakan dalam terapi suatu ukur menggunakan skala nyeri dengan penyakit. Numerical Rating Scale (NRS) sebelum terapi dan 4 minggu Instrument penelitian berupa NRS yang II. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan sesudah diterapi. dengan dikombinasi dengan visual analog scala rancangan penelitian eksperimental yaitu (VAS). NRS merupakan skala pengukuran Randomized (RCT) yang berupa garis lurus yang dilengkapi dengan menggunakan open-label. Subyek dengan angka/skor 0-10, sedangkan VAS penelitian dibagi menjadi 2 kelompok berupa Controlled Volume 2, Nomor 2 (2015) Trial gambaran rasa nyeri. Untuk Jurnal Pharmascience 50 mengetahui intensitas nyeri yang dialami digunakan oleh pasien, maka pasien diminta untuk parametrik dengan Mann-Whitney Test. menentukan rasa nyeri yang dialaminya Selanjutnya dilakukan perhitungan analisis dengan memberi skor terhadap intensitas cost effectiveness nyeri yang dirasakannya. Kategori derajat (Average nyeri berdasarkan nilai NRS:1-3 : nyeri Ratio) dengan membandingkan rata-rata ringan, 4-7 : nyeri sedang, 8-10 : nyeri biaya terapi dengan efektivitas terapi yang berat. dilihat dari penurunan intensitas nyeri. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Pemberian terapi nyeri neuropatik (amitryptiline 1 x 12,5mg minggu), sedangkan variabel tergantung penelitian effectiveness ini adalah cost- amitryptiline carbamazepine untuk Cost statistik non- menggunakan ACER Effectiveness Analysis Perhitungan analisis statistik menggunakan program SPSS 20.0 for Windows. dan carbamazepine 2 x 100 mg selama 4 dalam analisis dan terapi nyeri neuropatik. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 65 nyeri neuropatik kelompok yang pasien yang terdiri mendapat amitryptiline sebesar 34 pasien dari terapi dan Analisis data pada penelitian ini terdiri kelompok terapi carbamazepine sebesar 31 dari pengujian normalitas data dan analisis pasien. Dari 34 pasien pada kelompok statistik data penelitian. Pada penelitian ini amitryptiline, dua pasien drop out karena hasil pengujian normalitas menunjukan pasien tidak menyelesaikan hingga tahap bahwa akhir penelitian data distribusi sampel normal. tidak mengikuti Analisis untuk efektivitas respon masing-masing terapi dan satu orang mengalami riwayat penyakit jantung. Karakteristik demografi pasien dilihat pre dan post pada kelompok amitryptiline berdasarkan dan uji penyebab terjadinya nyeri neuropatik. Wilcoxon untuk mengetahui apakah ada Pada kelompok amitryptiline, terdapat perbedaan intensitas nyeri pre dan post pasien perempuan 12 orang (38,71%) dan pada masing-masing terapi. Analisis untuk laki-laki 19 orang (61,29%), sedangkan mengetahui perbedaan efektivitas terapi pada kelompok carbamazepine terdapat antara dua variabel (data) atau lebih yang pasien perempuan 15 orang (48,39%) dan tidak berkorelasi (independent) dalam hal laki-laki 16 orang (51,61%). Pasien lebih ini kelompok terapi banyak carbamazepine carbamazepine menggunakan amitryptiline dan selama Volume 2, Nomor 2 (2015) 4 minggu jenis kelamin, usia dan pada jenis kelamin laki-laki (Gambar. 1). Jurnal Pharmascience 51 orang (3,23 %), pasien nyeri post herpes 1 orang (3,23%). Sedangkan pada kelompok carbamazepine didapatkan pasien nyeri post stroke 9 orang (29,04%), diabetik neuropathy pain pasien 8 orang ( 25,81%), pasien Carpal Tunnel Syndrome Gambar 1. Karakteristik demografi pasien Rentang usia pasien nyeri neuropatik pada kelompok amitryptiline adalah 39-74 tahun dengan rata-rata usia 61,64 tahun pada pada ( 12,90%), pasien trigeminal neuralgia (TGN) 5 orang berdasarkan jenis kelamin sedangkan (CTS) 4 orang kelompok (16,12%) , pasien nyeri post herpes 4 orang dan (12,90%) pasien nyeri neuropatik post operasi 1 orang (3,23%). (Gambar.3). carbamazepine rentang usia 32-79 tahun dengan rata-rata usia 63,84 tahun (Gambar.2) Gambar 3. Karakteristik demografi pasien berdasarkan penyebab terjadinya nyeri neuropatik Analisis statistik untuk perbedaan Gambar 2. Karakteristik demografi berdasarkan jenis kelamin pasien intensitas nyeri pemberian Penyebab nyeri neuropatik bervariasi dari kelompok nyeri neuropatik sentral (nyeri post neuropatik stroke) perifer maupun (nyeri nyeri neuropatik diabetik, nyeri pasca herpes, trigeminal neuralgia). Pada kelompok Amitryptiline didapatkan pasien nyeri orang (58,06 %), post stroke 18 pasien diabetik neuropathy pain 11 orang (35,48 %), pasien Carpal Tunnel Syndrome (CTS) 1 Volume 2, Nomor 2 (2015) pre dan post pada masing amitryptiline masing dan terapi carbamazepine menunjukan signifikansi sebesar 0,000 yakni <0,05, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang terhadap intensitas nyeri signifikan pre dan post pada masing masing kelompok terapi Analisis statistik untuk perbandingan efektivitas terapi Amytiptilline dengan Carbamazepine menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 0,845, yakni > 0,05. Jurnal Pharmascience 52 sehingga tidak signifikan terdapat efektifitas perbedaan terapi Tabel 2. Analisis statistik perbandingan nilai ACER antara terapi dengan carbamazepine antara amitryptiline Test Statisticsa Amitryptiline dengan Carbamazepine pada ACER pasien nyeri neuropatik. (Tabel 1 ) Tabel 1. Analisis statistik perbandingan efektivitas terapi Amytiptilline dengan Carbamazepine Mann-Whitney U 365,000 Wilcoxon W 861,000 Z -1,638 Asymp. Sig. (2-tailed) Test Statisticsa a. Intensitas nyeri Mann-Whitney U 467,000 Wilcoxon W 963,000 Z Asymp. Sig. (2-tailed) berdasarkan medik Berdasarkan hasil dari tinjauan farmakoekonomi yang digambarkan dengan Cost-effectiveness Grid didapatkan ,845 amitryptiline berada pada sel D dengan Analisis biaya terapi yang dihitung biaya Grouping Variable : kelompok subyek -,196 a. Grouping Variable: kelompoksubyek meliputi ,101 langsung harga obat DPHO ASKES efektivitas yang sama dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan carbamazepine. (Tabel .3) Tabel 3. Cost-effectiveness Grid 2013 di kalikan dengan jumlah obat yang di gunakan pasien selama 4 minggu terapi ditambah dengan biaya pelayanan Cost- Biaya lebih Biaya Biaya lebih effectiveness rendah sama tinggi A B Efektivitas lebih rendah termasuk biaya administrasi terapi dan biaya pemeriksaan dokter. Didapatkan biaya terapi (Rp.41.695) amitryptiline lebih murah dibandingkan dengan C Perhitungan Dominated ICER Efektivitas D E sama F Arbitrary Efektivitas lebih G tinggi H I Dominant Perhitungan ICER carbamazepine (Rp. 47.380). Perhitungan nilai ACER masing- masing terapi berdasarkan hasil analisis B. Pembahasan Efektivitas amitryptiline dan statistik menunjukkan bahwa signifikansi carbamazepine untuk pengobatan nyeri 2 arah (Sig (2-tailed)) sebesar 0,101, yakni neuropatik telah dibuktikan, tetapi belum >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak diketahui mana yang paling hemat biaya terdapat (cost-effectiveness). terapi perbedaan nilai ACER antara amitryptiline carbamazepine(Tabel 2). dengan ekonomi pada Perspektif penelitian evaluasi ini adalah perspektif ekonomi dari pihak rumah sakit. Biaya yang dihitung adalah biaya medik langsung menggunakan harga obat berdasarkan DPHO askes 2013 di tambah Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience 53 dengan biaya pelayanan sesuai ketetapan C/E yaitu average cost-effectiveness ratio tarif yang berlaku di Rumkital dr. Ramelan (ACER) yang dihitung untuk Surabaya. masing alternatif terapi. Hasil ACER masing- Berdasarkan hasil analisis statistik diinterpretasikan sebagai rata-rata biaya untuk perbedaan intensitas nyeri pre dan perunit efektivitas dalam hal ini rata-rata post pada masing-masing kelompok terapi biaya per penurunan intensitas nyeri pada amitryptiline dan carbamazepine yang pasien nyeri neuropatik. menggunakan analisis non parametrik Perhitungan ACER masing-masing dengan metode wilcoxon menunjukkan pasien pada kelompok Amitryptiline dan adanya signifikan Carbamazepine berdasarkan hasil analisis terhadap penurunan intensitas nyeri yang statistik non parametrik dengan metode dirasakan oleh kedua Mann-Whitney Test menunjukkan bahwa kelompok terapi tersebut, sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan kelompok terapi amitryptiline perbedaan yang pasien pada dan antara Amitryptiline (15206) dengan carbamazepine efektif untuk terapi nyeri Carbamazepine (16882) selama 4 minggu neuropatik yang dilihat dari penurunan pada pasien nyeri neuropatik. Sedangkan intensitas nyeri pasien. Akan tetapi, hasil biaya analisis perbandingan murah dibandingkan biaya carbamazepine efektivitas terapi amitryptiline dengan (Rp.47380 ) sehingga dapat disimpulkan carbamazepine yang menggunakan analisis bahwa pada kelompok amitryptiline lebih non parametrik dengan metode Mann- menghemat Whitney Test didapatkan bahwa tidak carbamazepine dengan efektivitas yang terdapat perbedaan efektifitas terapi yang setara. Hal ini sesuai dengan signifikan antara kelompok amitryptiline digambarkan dari Cost-effectiveness Grid dengan carbamazepine pada pasien nyeri didapatkan amitryptiline berada pada sel D neuropatik kelompok dengan efektivitas yang sama dan biaya terapi tersebut mempunyai efektivitas yang yang lebih rendah dibandingkan dengan setara. carbamazepine statistik untuk sehingga kedua Hasil dari analisis efektivitas biaya digambarkan daripada sebagai lebih kelompok yang terapi pembandinganya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan metode farmakoekonomi pembilang yang lain yaitu Cost Minimation Analysis penyebut (CMA) yaitu outcome klinik di asumsikan menggambarkan variabel outcome atau ekuivalen hanya biaya intervensi obat saja efektivitas terapi. Salah satu bentuk rasio yang dibandingkan. menunjukkan (C/E biaya Volume 2, Nomor 2 (2015) rasio biaya (Rp.41695) biaya- efektivitas sebagai Amitryptiline rasio) dan Jurnal Pharmascience 54 IV. KESIMPULAN Terdapat perbedaan intensitas nyeri pre dan post masing-masing kelompok terapi amitryptiline dan carbamazepine, tidak terdapat perbedaan efektifitas terapi kelompok amitryptiline dengan carbamazepine, biaya terapi amitryptiline lebih murah (Rp.41.695) dibandingkan dengan carbamazepine (Rp. 47.380) sehingga amitryptiline lebih menghemat biaya dibandingkan carbamazepine. DAFTAR PUSTAKA Andayani TM. 2013 Farmakoekonomi :prinsip dan metodologi, Bursa ilmu, Yogyakarta. Attal N, Cruucu G, Haanpaa M, 2010, l. EFNS Task Force, EFNS guideline on pharmacological treatment of neuropathic pain, Eur J Neurol revision Berger A, Dukes E, Oster G. 2014. Clinical characteristics and economic cost of painful neuropathic disorder. J Pain Bouhassira D, Lanteri Minet M, Attal N, Laurents B. 2008. Prevalence of chronic pain with neuropathic characteristic in the general population. Pain. Bennett MI, Attal N, Backonja MM. 2007. Using screening tools to identify neuropathic pain, Pain,. Bootman JL, Townsend RJ, Ghan WF. 2005 Principles of pharmacoeconomics. 3rd ed.USA: Harvey Whitney Books Company. Chogtu B, Bairy KL, Himabidu P, Dhar S, 2013. Comparing the efficacy of carbamazepine, gabapentine and lamogitrine in chronic constriction injury model of neuropatic pain im rats, International Journal of Nutrition, Volume 2, Nomor 2 (2015) Pharmacology, neurological disease; January-March 2013-vol 3 ; issue 1 Dallocchio C, Buffa C, mazzarello P, Chiroli S. 2004. Gabapentine vs Amitriptilline in Painful Diabetic neuropathy : An Open –Label Pilot study . Journal of Pain and Symptom Management, Publiser by Elsevier , New York, 0ctober. Dwordkin RH. 2002. An Overview of Neuropathic Pain:Syndrom, Symptom, Sign and Several Mechanism. The Clinical Jornal of Pain. Galuzzi KE. 2005. Management of Neuropathic Pain.JAOA September. Gilron I, Watson CPN, Cahill CM, Moulin DE. 2006. Neuropathic Pain: A Practical Guide For The Clinician. CMAJ August. Haanpaa M, Treede RD. 2010. Diagnosis and classification of neuropathic pain, Pain: Clinical Updates. Meliala L,. 2004. Terapi Rasional Nyeri : Tinjauan khusus Nyeri neuropatik, Aditya media, Yogjakarta. Moore RA, Derry S, Aldington D, Wiffen PJ. 2012. Amitriptyline for neuropatic pain and fibromialgia in adults (review), The cochrane library, issue 12 Notoatmodjo S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. National Institute for Health and Clinical Excellence (2010) Neuropathic pain: the pharmacological management of neuropathic pain in adults in nonspecialist settings. London: National Institute for Health and Clinical Excellence. Available from: www.nice.org. Accessed 10th September 2013. Pain clinical up date. 2010. International Association for The Study of Pain (IASP). Treede RD, Jensen TS, Campbell JN, Cruccu G . 2008. Redifinition of neuropathic pain and a grading system for clinical use: Consensus statement Jurnal Pharmascience 55 on clinical and research diagnostic criteria. Neurology. Volume 2, Nomor 2 (2015) Jurnal Pharmascience