BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu mencari dan mengumpulkan data yang ada dilapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat (Nazir, 2011:54). 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Definisi Konsep Konsep dari variabel yang diteliti adalah variabel kelayakan aspek finansial jaring angkat dan jaring rajungan dimana menghitung NPV, IRR, Net B/C Ratio, BEP, Payback Period, dan keuntungan masing-masing alat tangkap serta dianalisis sensitivitasnya untuk melihat sejauh mana dampak dari perubahan - perubahan terhadap kelangsungan proyek sehingga dapat dianggap layak atau tidak. Kelayakan aspek finansial dipisahkan menjadi 2 (dua) alat tangkap yaitu (1) Alat tangkap jaring rajungan yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional: 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 a. Biaya investasi adalah biaya yang pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan proyek, didalam penelitian ini yang termasuk biaya investasi hanya biaya pembelian alat tangkap jaring rajungan. b. Biaya operasional adalah sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan/pelaku usaha untuk mendukung operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan/pelaku usaha tersebut. Biaya operasional meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri atas biaya pembuatan perijinan PAS Kapal dan biaya variabel terdiri atas biaya sewa perahu, upah tenaga kerja, biaya perawatan alat tangkap, dan retribusi 2,5%. d. Penerimaan dalam 1 tahun operasi penangkapan berdasarkan banyaknya hasil tangkapan yang terjual. e. Analisis pendapatan usaha dimana total penerimaan-total biaya. f. Menghitung NPV, IRR, Net B/C Ratio, BEP, Payback Period, dan analisis sensitivitasnya. (2) Alat tangkap jaring angkat yang terdiri dari: a. Biaya investasi yang terdiri atas biaya pembelian kapal, biaya pembelian mesin diesel, biaya pembelian generator, biaya pembelian lampu merkuri, biaya pembelian alat tangkap. b. Biaya operasional yang terdiri atas biaya tetap (biaya penyusutan kapal, biaya penyusutan mesin diesel, biaya penyusutan generator, biaya penyusutan alat tangkap, biaya perawatan kapal, biaya perawatan alat tangkap, biaya perawatan mesin, biaya docking, dan biaya perizinan), dan biaya variabel (biaya pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 solar untuk mesin diesel dan generator, biaya pembelian pelumas mesin diesel dan generator, biaya konsumsi, dan retribusi 2,5%, biaya upah tenaga kerja). d. Penerimaan dalam 1 tahun operasi penangkapan berdasarkan banyaknya hasil tangkapan yang terjual. e. Analisis pendapatan usaha dimana total penerimaan-total biaya. f. Menghitung NPV, IRR, Net B/C Ratio, BEP, Payback Period, dan analisis sensitivitasnya. 4.2.2 Definisi Operasional Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek. Setelah dilakukan identifikasi terhadap semua manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Net Present Value (NPV) NPV adalah nilai neto sekarang dari dana yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan merugi. Rumus yang digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut: NPV n CF t 1 r t 1 t Io http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 Dimana: NPV = Net Present Value atau Nilai Sekarang. Σ = Simbol untuk penjumlahan. t = Periode Waktu atau tahun ke t n = Umur usulan usaha CFt = Aliran kas pada tahun ke t r = Tingkat suku bunga atau biaya modal Io = Modal investasi awal. Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV adalah sebagai berikut: (1) Apabila NPV > 0, maka usulan proyek diterima, (2) Apabila NPV < 0, maka usulan proyek ditolak, dan (3) Apabila NPV = 0, Kemungkinan proyek akan diterima atau nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau ditolak. (2) Internal Rate of Return (IRR) IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan. Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut: IRR i NPV i i' NPV' NPV http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 Dimana: IRR = Tingkat pengembalian internal i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negatif NPV = Nilai sekarang yang positif NPV’ = Nilai sekarang yang negatif (3) Net B/C Ratio Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total dari biaya bersih. B/C menunjukan manfaat bersih yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Perhitungan dengan menggunakan rumus : n Net B/C t1 n t1 Bt 1 Ct 1 Ct i t Bt t i Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C Ratio, yaitu: (1) Net B/C Ratio > 1, maka proyek layak atau dapat dilaksanakan. (2) Net B/C Ratio = 1, maka proyek impas antara biaya dan manfaat sehingga terserah kepada pengambil keputusan untuk dilaksanakan atau tidak. (3) Net B/C Ratio < 1, maka tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan. (4) Payback Period (PP) Teknik ini digunakan untuk menentukan berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali jika alternatif aliran kas (CF) yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 didapat dari usaha yang diusulkan itu akan kembali, maka alternatrif usulan usaha yang memberikan masa yang terpendek adalah yang terbaik. Menurut Bambang Riyanto (2013:124), Perhitungan didapat dari perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri) Rumus yang digunakan dalam perhitungan payback period adalah sebagai berikut: Payback Period = Investasi (5) = xxx Proceeds tahun 1 = xxx - Sisa = xxx Proceeds tahun 2 = xxx - Sisa = xxx dst Break Event Point (BEP) Merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan seperti, luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan (total revenue) yang disingkat TR adalah biaya yang ditanggungnya (total cost) yag disingkat TC. Penentuan break even didasarkan pada persamaan penjualan dengan total biaya. Adapun perhitungan BEP menurut Bambang Riyanto (2013: 359) adalah sbb : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 BEP Harga Jual Total Biaya Produksi Total Produksi BEP Untuk Volume Produksi 4.3 (1) Total Biaya Produksi Harga Jual Produksi Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi yang diteliti adalah kegiatan operasi penangkapan ikan yang dilakukan dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dalam pengoperasian jaring angkat dan jaring rajungan. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data mengenai konstruksi alat, metode, daerah penangkapan ikan, dan data finansial. (2) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2013:131) purposive sampling mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel secara tidak acak. Adapun cara pengambilan sampel adalah dengan wawancara terhadap tiga orang nelayan dari tiga unit jaring angkat dan tiga orang nelayan dari tiga unit jaring rajungan yang berada dilokasi tempat penelitian yaitu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Kota Serang, Provinsi Banten. Penentuan responden dilakukan secara purposive sampling. Responden yang diambil yaitu responden yang sehari- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 harinya bekerja pada unit penangkapan jaring angkat atau jaring rajungan dan dapat berkomunikasi dengan peneliti. 4.4 Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. primer diperoleh secara langsung di lapangan melalui Data wawancara. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi dan lembaga terkait dan studi pustaka. Data primer yang dikumpulkan meliputi (1) Ukuran dan pengoperasian unit penangkapan jaring angkat dan jaring rajungan; (3) Komposisi hasil tangkapan dari kedua jenis alat tangkap ; (4) Biaya-biaya pada usaha penangkapan ikan dengan jaring rajungan dan jaring angkat; Data sekunder yang dikumpulkan meliputi : (1) Produksi perikanan di Kecamatan Kasemen untuk alat jaring angkat dan jaring rajungan lima tahun terakhir ; (2) Jumlah unit penangkapan jaring angkat dan jaring rajungan dalam lima tahun terakhir ; (3) Jumlah nelayan jaring angkat dan jaring rajungan yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu, Kota Serang, Provinsi Banten. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 4.5 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau jenis pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2013: 152). Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tatap muka. (2) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah nelayan jaring angkat dan jaring rajungan, jumlah hasil tangkapan untuk daerah Banten dengan menggunakan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan. Data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dilakukan untuk mengetahui karakteristik alat tangkap jaring rajungan dan jaring angkat (Stickheld Dip Net) yang disajikan pada aspek-aspek non finansial dalam bentuk uraian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 deskriptif, tabel, bagan, atau gambar untuk mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif disajikan untuk mengetahui keadaan perusahaan secara finansial seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net B/C Ratio, Payback Period (PP), Break Event Point (BEP), serta Analisis Sensitivitas. Tahap – tahap pengolahan data tersebut adalah: (1) Penyuntingan Semua daftar pertanyaan wawancara, data kuesioner yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan. (2) Penyusunan dan Perhitungan Data Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan menggunakan alat bantu berupa komputer. (3) Tabulasi Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya. 4.6 Teknik Analisa Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data jaring rajungan untuk memperoleh nilai baru dalam pengenalan alat tangkap jaring angkat. http://digilib.mercubuana.ac.id/