LAMPIRAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SENAM KAKI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Pokok Bahasan : Diabetes Melitus Sub Pokok Bahasa : 1. Pengertian DM 2. Tipe DM 3. Penyebab DM 4. Tanda dan Gejala DM 5. Komplikasi 6. Faktor Resiko DM 7. Penatalaksanaan Pasien DM 8. Pengertian Senam Kaki Diabetik 9. Manfaat Senam Kaki Diabetik 10. Praktik Senam Kaki Diabetik Waktu dan Pelaksanaan : Selasa, 11 Februari 2017 Pukul 11.00 WIB Tempat : Rumah Tn.S Audience/ Sasaran : Keluarga Tn.S I. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit keluarga Tn.S dapat mengetahui dan memahami dengan jelas tentang penyakit diabetes dan senam kaki. II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat : 1. Menjelaskan pengertian DM 2. Menyebutkan tipe DM 3. Mengetahui penyebab penyakit DM 4. Mengetahui gejala dan tanda-tanda penyakit DM 5. Menyebutkan komplikasi DM 6. Mengetahui siapa saja yang beresiko tinggi mengidap DM 7. Menjelaskan penatalaksanaan terhadap pasien DM 8. Menjelaskan definisi senam kaki diabetik 9. Menyebutkan manfaat senam kaki 10. Mempraktekkan senam kaki diabetik III. Materi 1. Pengertian DM 2. Tipe DM 3. Penyebab DM 4. Tanda dan Gejala DM 5. Komplikasi DM 6. Faktor resiko DM 7. Penatalaksanaan pasien DM 8. Definisi senam kaki diabetik 9. Manfaat senam kaki diabetik 10. Praktik senam kaki diabetik IV. Pelaksanaan TAHAP KEGIATAN Pendahuluan 1. Memberi salam (5 menit) 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan 4. Melakukan kontrak waktu Pemberian materi ( 45 menit) 2. Mengkaji pengetahuan keluarga mengenai DM 3. Menjelaskan tentang Pengertian DM Tipe DM Penyebab DM Tanda dan Gejala DM Komplikasi DM Faktor resiko DM Penatalaksanaan pasien DM Definisi senam kaki diabetik Manfaat senam kaki diabetik Praktik senam kaki diabetik 4. Diskusi dengan cara memberikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya. Penutup (10 menit) V. 5. Menyimpulkan seluruh materi yang diberikan, evaluasi dengan cara tanya jawab Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya jawab VI. Media Leaflet VII. Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab dan demonstrasi VIII. Daftar Pustaka Arisman. (2011). Obesitas, Diabetes Melitus & Dislipidemia: Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Bilotta, Kimberly A. J. (2012). Kapita Selekta Penyakit: dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta: EGC. Chang, E., Daly J., & Elliott. (2010).Patofiologi. Aplikasi pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC. Maliya, Arina. (2015). Penuntun Praktek Laboratorium KMB IIIB. Surakarta. Rata, I.G.A.K. (2016). Podiatri. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer Smeltzer, Susan C. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12. Jakarta: EGC Lampiran Materi A. PENGERTIAN Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Smeltzer, 2015). B. TIPE DIABETES 1. Tipe 1 Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1. Tipe ini ditandai dengan destruksi sel-sel beta pankreas akibat faktor genetis, imunologis, dan mungkin juga lingkungan (mis., virus). Injeksi insulin diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah. Awitan diabetes tipe 1 terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahun. 2. Tipe 2 Sekitar 90% sampai 95% pasien penyandang diabetes menderita diabetes tipe 2. Tipe ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi. Pertama-tama, diabetes tipe 2 ditangani dengan diet dan olahraga, dan juga dengan agens hipoglemik sesuai kenutuhan. Diabetes tipe 2 sering dialami oleh pasien di atas usia 30 tahun dan pasien yang obes. 3. Diabetes Melitus Gestasional Diabetes gestasional dutandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan (trimester kedua atau ketiga). Resiko diabetes gestasional mencakup obesitas, riwayat personal pernah mengalami diabetes. Diabetes gestasional meningkatkan resiko mereka untuk mengalami gangguan hipetensi selama kehamilan (Brunner & Suddarth, 2015). C. PENYEBAB Penyebab diabetes melitus adalah faktor genetik dan penyakit autoimun (tipe 1) (Kluwer, William & Wilkins, 2012). D. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala yang biasanya terjadi (keluhan klasik): 1. Polyuria 2. Polydipsia 3. Polifagia 4. Berat badan yang menurun dengan cepat 5. Letih (Kluwer, William & Wilkins, 2012) Tanda dan gejala DM kronik: 1. Parastesia-hipastesia: kesemutan, baal kaki dan tangan pada malam hari. 2. Mata makin kabur (katarak) 3. Gangguan ereksi pada pada laki-laki 4. Keputihan pada perempuan 5. Tanda-tanda penuaan kulit: kulit kering (kusam), bersisik, bercak cokelat, hitam, gatal, jamur, dan kandida (sela jari kaki) 6. Luka yang sulit sembuh (Rata, 2016). E. KOMPLIKASI Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang termasuk dalam komplikasi akut adalah hipohlokemia, diabetes ketoasidosis, dan hyperglycemic hyperosmolar nonketotic coma (HHNC). Yang termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati, nefropati diabetik, neuropati, dislipidemia, dan DM (Baradero, Dayrit & Siswadi, 2009). Komplikasi diabetes sebagai komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit vaskular jantung, serebral, dan perifer serta komplikasi mikrovaskular yang meliputi retinopati, nefropati, neuropati diabetik (Chang, Daly & Elliot, 2010). F. RESIKO TINGGI 1. Umur di atas 40 tahun. 2. Infeksi virus dan bakteri GAS (DM tipe 1). 3. Obesitas 4. Pola makan yang salah dan berlebihan 5. Merokok 6. Genetik (Rata, 2016). G. PENATALAKSANAAN DAN TINDAKAN PERAWATAN 1. Penatalaksanaan Medis Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah guna mengurangi munculnya komplikasi vaskular dan neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal tanpa disertai hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktivitas penatalaksanaan pasien diabetes: sehari-hari. nutrisi, Ada olahraga, lima komponen pemantauan, terapi farmakologis, dan edukasi . a. Terapi primer untuk diabetes tipe 1 adalah insulin. b. Terapi primer untuk diabetes tipe 2 adalah penurunan berat badan. c. Olahraga penting untuk meningkatkan keefektifan insulin. d. Penggunaan agen hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak berhasil mengontrol kadar gula darah. Injeksi insulin dapat digunakan pada kondisi akut. e. Mengingat terapi bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga kemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi rencana terapi serta lakukan penyesuaian terapi setiap hari. Edukasi diperlukan untuk pasien dan keluarga (Smeltzer, 2015). 2. Penatalaksanaan Keperawatan Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes dapat mencakup banyak macam gangguan fisiologis, bergantung pada kondisi kesehatan pasien atau apakah pasien baru terdiagnosis diabetes atau tengah mencari perawatan untuk masalah kesehatan lain yang tidak terkait. Karena semua pasien penyandang diabetes harus menguasi konsep dan keterampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan jangka panjang serta untuk menghindari kemungkinan komplikasi diabetes. Landasan pendidikan yang solid mutlak diperlukan dan menjadi fokus asuhan keperawatan yang berkelanjutan (Smeltzer, 2015). Sejumlah studi menunjukkan bahwa penatalaksanaan DM yang intensif menunda awitan dan perburukan komplikasi diabetes. Hal yang harus ditekankan adalah pengendalian glukosa darah yang ketat melalui kombinasi intervensi, gaya hidup dan terpai farmakologi. Intervensi gaya hidip berfokus pada perubahan pola makan dan olahraga, karna penurunan berat badan merupakan langkah penting dalam mengendalikan kadar glukosa darah pada DM tipe 2 (Smeltzer, 2015). H. DEFINISI SENAM KAKI DIABETIK Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya deformitas dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Maliya, 2015). I. MANFAAT SENAM KAKI DIABETIK 1. Memperbaiki dirkulasi darah 2. Memperkuat otot-otot kecil 3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki 4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha 5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi (Maliya, 2015). Manfaat lainnya adalah memperbaiki kepekaan insulin serta pengendalian gula darah (Arisman, 2011). J. PRAKTIK SENAM KAKI 1. Memposisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai. 2. Meminta pasien meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. 3. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki diatas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan dilantai dengan tumit kaki diangkat keatas,cara ini dilakukan bersamaan pada kakinkiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali. 4. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai,angkat telapak kaki ketas.pada kaki lainnya,jari-jari kaki diletakkan dilantai dengan tumit kaki diangkat keatas. Cara ini dilakukan bersqamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebnyak 10kali. 5. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan buat gerak memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebnyak 10 kali. 6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan dengan pergelangan kaki sebanyak 10 kali. 7. Angkat salah satu lutut kaki dan luruskan. Gerakkan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan kenanan,ulangi sebanyak 10 kali. 8. Luruskan salah satu kakidiatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai. 9. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 6 ,namun gunakan kedua aki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10kali. 10. Angkat keduakaki dan luruskan tahankan posisi tersebut. Gerakkan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang. Luruskan salah satu kaki dan angkat,putar kaki pada pergelangan kaki tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. 11. Letakkan sehelai Koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian,buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja. a. Lalu robek Koran menjadi 2 bagian pisahkan kedua bagian Koran b. Sebagian korsn disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki c. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.