hindari komplikasi kronis akibat diabetes.

advertisement
Hindari Komplikasi Kronis Akibat Diabetes
HARIAN SINDO, Monday, 04 October 2010
PENDERITA diabetes rentan terkena komplikasi penyakit lain.Biasanya komplikasi muncul bila
kendali gula darahnya tidak atau kurang baik.Komplikasi biasanya terjadi pada jantung dan
pembuluh darah.
Menurut data Indonesian Diabetic Prevalence tahun 2006, jumlah penderita diabetes di perkotaan
mencapai 8,2 juta orang. Sementara di pedesaan mencapai 5,5 juta orang. Badan Kesehatan
Dunia (WHO) bahkan memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di
Indonesia meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun dan pada 2010 mencapai 21,3 juta orang,yang
awalnya di tahun 2000 jumlah penderita hanya 8,4 juta orang. Faktor kadar gula darah tinggi jika
tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai komplikasi jangka panjang.
Selain itu, apabila penyakit DM tidak segera ditangani dengan tepat bisa menyebabkan berbagai
komplikasi yang fatal. Bisa juga dikatakan, diabetes merupakan penyakit serius yang dapat
menyebabkan berbagai risiko morbiditas dan kematian yang signifikan, baik akut maupun
kronis. Komplikasi akut disebabkan oleh hiperglikemia parah dan biasanya disertai dengan
pencetus infeksi.Komplikasi kronis ditandai dengan kerusakan, disfungsi, dan akhirnya
kegagalan berbagai organ,terutama mata,ginjal,saraf, jantung,dan otak. “Diabetes merupakan
kelainan yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi bahkan kematian, di samping beban
ekonomi dan biaya yang tinggi,” ucap ahli penyakit dalam yang juga Ketua Panitia JDM 2010 Dr
dr Dante Saksono Harbuwono SpPD.
Kepala Divisi Metabolik dan Endokrin Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Dr Imam Subekti SpPD-KEMD menuturkan, diabetes bisa disebabkan
oleh berbagai faktor.Di antaranya karena terdapat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin
(yang biasa disebut juga dengan resistensi insulin) atau keduanya.Kondisi resistensi insulin ini
menyebabkan gangguan serta menurunnya kolesterol HDL. Profil lemak yang demikian
memudahkan terjadinya pengerakan (pengerasan) pembuluh darah besar maupun kecil.
“Peningkatan berat badan yang sedikit sekalipun dapat meningkatkan risiko diabetes,”ucapnya
pada acara temu media “19th Jakarta Diabets Meeting (JDM), Diabetes Lipid & Vascular Risks”,
di Hotel Nikko Jakarta, Selasa (28/9) kemarin. Imam menuturkan, terdapat dugaan bahwa
jaringan adipose pada seseorang yang memiliki badan gemuk mengeluarkan zat yang
mengganggu kerja insulin pada jaringan otot rangka dan hati. Zat asam lemak bebas plasma
diduga kuat menyebabkan resistensi insulin pada otot rangka dan hati secara langsung. Anggota
Staf Divisi Metabolisme dan Endokrinologi, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran,Universitas Indonesia, Prof Sarwono Waspadji SpPDKEMD mengatakan,penyakit
yang berhubungan dengan lemak seperti penyakit jantung dan pembuluh darah rentan dialami
oleh penderita diabetes melitus (DM).
Penderita DM memiliki risiko lebih besar terkena penyakit ini dibandingkan orang tanpa DM.
“Wanita dengan diabetes melitus menderita penyakit jantung dan pembuluh darah 4–6 kali lebih
besar dibandingkan wanita tanpa DM. Sedangkan pria dengan DM berisiko 2–3 kali lebih besar
dibandingkan dengan pria yang bukan penderita,” ungkap dia dalam acara yang sama.
Sarwono menuturkan,penyakit jantung dan pembuluh darah pada pasien DM dapat muncul pada
usia yang lebih dini. Ini terjadi karena kadar gula darah yang tinggi pada DM dapat memicu
peningkatan timbunan zat-zat lemak pada dinding pembuluh darah.Timbunan zat-zat lemak ini
dapat menyebabkan sumbatan pada aliran darah. Selanjutnya, sumbatan ini menyebabkan
pembuluh darah menjadi lebih kaku sehingga mempercepat timbulnya berbagai penyakit jantung
dan pembuluh darah.
Faktor risiko lain yang menyebabkan terjadinya diabetes selain kadar gula tinggi yang tidak
terkontrol dan kadar kolesterol tinggi juga bisa disebabkan karena genetik. Selain itu, kurangnya
aktivitas serta kegemukan yang terpusat di daerah pinggang dan perut dan gaya hidup yang tidak
baik, seperti merokok juga bisa memicu terjadinya DM. Butuh pengetahuan bagi para penderita
diabetes agar bisa hidup nyaman dan sehat. Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menjaga
kadar gula darah sebisa mungkin mendekati normal.
Namun apabila tekanan darah dan profil lemak darah tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka
diperlukan terapi obat-obatan. Sementara melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga juga
penting untuk menjaga kesehatan. Jangan lupa untuk menjalani gaya hidup sehat serta menjaga
berat badan dan mengatur pola makan menjadi cara untuk mencegah terjadinya diabetes. (inggrid
namirazswara)
Download