plagiat merupakan tindakan tidak terpuji

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA SECARA KONTEKSTUAL DI LINGKUNGAN
SANTO YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Agustina Puji Astuti
NIM: 081124027
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Ayahku (Ignatius Sukarto), Ibuku (Yustina Sri Rahayu),
Dosen Pembimbingku (Y.Kristianto),
Adikku (Maria Rety Fajar Ayu Fitriana),
Kekasihku (Miyat Gayuh Prayitna),
Teman-teman seangkatanku khususnya (Hermi Marbun),
Almamaterku (Universitas Sanata Dharma),
Kaum Muda di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph
Medari
dan,
Semua orang yang berkehendak baik yang telah membantu melancarkan
pembuatan skripsiku yang tak dapat ku sebutkan satu per satu
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Hanya ini Tuhan persembahanku,
terimalah Tuhan permohonanku,
s’bab tak kumiliki harta kekayaan yang cukup berarti,
tuk ku persembahkan,
pakailah hidupku sebagai alat-Mu seumur hidupku.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Judul
skripsi
ini
adalah
“UPAYA
MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
SECARA KONTEKSTUAL DI LINGKUNGAN SANTO YUSUF
KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI”. Penulis memilih judul
tersebut berdasarkan keprihatinan penulis terhadap kurangnya minat kaum muda
untuk ikut terlibat ambil bagian dalam hidup menggereja. Secara khusus penulis
rasakan sewaktu Karya Bakti Paroki di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki
Santo Yoseph Medari. Kaum muda yang terlibat aktif kurang lebih hanya separuh
dari jumlah keseluruhan. Melihat situasi tersebut, mendorong penulis untuk
meneliti lebih lanjut mengenai penyebab kaum muda kurang aktif dan
mengupayakan suatu kegiatan yang tentunya dapat menarik minat kaum muda
untuk lebih terlibat dalam hidup menggereja.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah memperoleh data mengenai
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja, meninjau perkembangan dari
kegiatan yang telah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo untuk
meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja, meninjau sejauh
mana manfaat yang sudah mereka peroleh dengan terlibat dalam hidup
menggereja, serta memberikan satu model kegiatan yang cocok untuk menarik
kaum muda semakin aktif hidup menggereja.
Bertolak dari tujuan penulisan, penulis memperoleh data-data mengenai
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dengan melakukan penelitian
yang didukung oleh studi pustaka. Penelitian dilakukan dalam bentuk kuesioner
dan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait. Hasil dari penelitian
terungkap bahwa kaum muda tidak memiliki tempat atau sarana untuk
menampung aspirasi mereka, kegiatan yang dilakukan juga terlalu formal,
monoton dan tidak bervariasi. Kaum muda jaman sekarang ini, menginginkan
suatu kegiatan yang sesuai dengan karakter mereka. Kegiatan tersebut setidaknya
bersifat rekreasi, santai, tetapi mengena dengan apa yang menjadi kebutuhan
mereka saat ini. Untuk itulah penulis mengusulkan salah satu kegiatan sebagai
upaya untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja,
kegiatan tersebut adalah ziarah. Ziarah yang akan dilakukan nantinya dapat
mendorong kaum muda terlibat aktif dalam hidup menggereja secara kontekstual.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The title of this thesis is “THE EFFORT TO INTENSIFY THE
YOUTH PARTICIPATION IN ECCLESIASTICAL ACTIVITIES IN
SAINT YUSUF AREA OF KADISOBO IN THE PARISH OF SAINT
YOSEPH MEDARI”. The title was chosen because of a concern about a
decrease of youth participation in ecclesiastical activities. Particularly, I found the
fact when I joined in the Parish’s service program in the area of Saint Yusuf
Kadisobo in the Parish of Saint Yoseph Medari. There were only a small number
of young people who were active in the ecclesiastical activities. The fact urged me
to conduct a research on it to know the reasons, and to make an effort to make
more young people active in ecclesiastical activities.
The objective of this research was to obtain as many data as possible about
youth participation in the ecclesiastical activities, to know more about the
progress of action performed in the area of Saint Yusuf Kadisobo to activate the
youth participation, to view how far the youth may take advantage from their
involvement in ecclesiastical activities, and of course to apply an applicable
model of action to make the youth interested more in the ecclesiastical activities.
To gather data about the youth ecclesiastical participation a field research
was conducted by distributing some questionnaire and interviewing some people
relevant to the objective of my research. The data from the research showed that
the youth members have no place or facility to manifest their aspiration, and the
available activities are just formally carried out and monotonous without any
variety. Young people nowdays need some type of activities which go hand in
hand with their characters. The activities can be some recreational and relaxing
ones but relevant to their real aspiration. This is the reason for me to suggest an
activity as an effort to intensify the youth participation in ecclesiastical activities.
The action is that of pilgrimage journey which can be held to activate the youth in
more contextual ecclesiastical life experiences.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa yang penuh belaskasih karena kasih-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
SECARA
KONTEKSTUAL
DI
LINGKUNGAN
SANTO
YUSUF
KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI.
Skripsi ini diilhami oleh keprihatinan penulis melihat realita yang terjadi
di masyarakat dewasa ini, dimana kaum muda saat ini kurang terlibat dalam hidup
menggereja. Oleh karena itu penulis mempunyai maksud untuk membantu kaum
muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari untuk
terlibat aktif dalam hidup menggereja dengan mengupayakan salah satu bentuk
kegiatan yang dapat menjunjung tinggi rasa persaudaraan, dan menambah guyub
antar kaum muda. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun dengan baik karena
campur tangan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
sebab itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
dengan sepenuh hati kepada:
1.
Drs. F.X Heryatno W.W., SJ, M.Ed., sebagai Kaprodi IPPAK yang telah
memberikan dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Bapak Y. Kristianto, SFK, M.Pd, sebagai dosen pembimbing utama yang
telah memberikan perhatian dengan sabar dan setia, meluangkan waktu,
memberikan masukan dan kritikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini pada waktunya.
3.
Dr. C. Putranta, SJ. sebagai dosen pembimbing akademik dan salah satu
penguji yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis
sehingga penulis semakin termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak Drs. L.Bambang Hendarto Y., M. Hum. sebagai dosen penguji ke dua
yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis sehingga
penulis semakin termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5.
Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.
6.
Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh
karyawan yang telah ikut memberi dukungan kepada penulis selama belajar
dan dalam penulisan skripsi ini.
7.
Kepada Ayah, Ibu, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan baik moral maupun materiil yang tiada henti-hentinya sehingga
saya dapat menyelesaikan studi di IPPAK dan skripsi ini.
8.
Kepada Umat di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo, terutama Saudara
Yoseph Hermawan Eko Susilo selaku Ketua Lingkungan yang telah
memberikan tempat dan waktu untuk saya guna mendapatkan data-data dan
melaksanakan penelitian.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .. .....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................
iv
MOTTO . ...................................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .....................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
x
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
7
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
7
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................
8
E. Metode Penulisan .......................................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ................................................................................
9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA
SECARA KONTEKSTUAL.... .................................................................
11
A. Kaum Muda.................................................................................................
11
1. Pengertian Kaum Muda Secara Umum .......................................................
11
2. Ciri-ciri Kaum Muda ..................................................................................
14
3. Permasalahan Kaum Muda .........................................................................
15
4. Situasi Kaum Muda ....................................................................................
16
5. Pertumbuhan Dan Perkembangan Kaum Muda ..........................................
17
a. Potensi .....................................................................................................
17
b. Identitas ...................................................................................................
17
c. Peran Kaum Muda Masa Kini .................................................................
17
6. Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja ..................................
18
a. Keterlibatan Kaum Muda ........................................................................
18
b. Hidup Menggereja ...................................................................................
19
1) Koinonia .............................................................................................
19
2) Kerygma .............................................................................................
19
3) Liturgy ................................................................................................
19
4) Diakonia .............................................................................................
19
7. Spiritualitas Kaum Muda ............................................................................
20
a. Peristiwa Dalam Kitab Suci ....................................................................
20
b. Santo Paulus Berbicara Tentang Anugerah Roh Kudus..........................
20
c. Masa SMA Merupakan Masa Kristalisasi ...............................................
20
d. Kutipan-kutipan Lain Dari Kitab Suci ....................................................
21
8. Religiositas Kaum Muda..............................................................................
21
9. Peranan Kaum Muda....................................................................................
24
a. Peranan Kaum Muda Dalam Gereja........................................................
24
b. Pandangan Gereja Terhadap Kaum Muda ..............................................
26
c. Harapan Gereja Terhadap Kaum Muda ..................................................
27
10. Pelayanan Pastoral Bagi Kaum Muda .......................................................
28
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Bentuk Hidup Menggereja Dan Pembinaannya ...........................................
29
1. Bentuk Hidup Menggereja Secara Kontekstual ...........................................
29
a. Hidup Menggereja Menurut Suratman ....................................................
29
1) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas yang sadar ....................
29
2) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas terorganisir ...................
29
3) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas berdoa
dan merayakan.....................................................................................
4) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas berpusat
pada Kristus .........................................................................................
5) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas yang terbuka.................
30
30
30
6) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas yang berkaitan dengan
hidup seutuhnya ..................................................................................
b. Hidup Menggereja Menurut Hardaputranta ............................................
30
31
2. Konsep Pembinaan Kaum Muda Dalam Keterlibatan Hidup Menggereja ..
32
a. Pembinaan Sebagai Pelayanan .................................................................
33
b. Pembinaan Sebagai Pendampingan .........................................................
33
C. Hidup Menggereja Secara Kontekstual Sebagai Praksis Menghayati Iman
Kristiani........................................................................................................
1. Hidup Menggereja Secara Kontekstual .......................................................
36
36
2. Hidup Menggereja Kontekstual Sebagai Praksis Perwujudan Iman
Kristiani........................................................................................................
39
BAB III. PENELITIAN KETERLIBATAN KAUM MUDA
DALAM HIDUP MENGGEREJA SECARA KONTEKSTUAL DI
LINGKUNGAN SANTO YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO
YOSEPH MEDARI ...................................................................................
A. Gambaran Umum Situasi Kaum Muda di Lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari .......................................................
1. Sejarah Berdirinya Paroki Santo Yoseph Medari ........................................
2. Keadaan Geografis Serta Pembagian Jumlah Stasi, Wilayah, dan
Lingkungan Paroki Santo Yoseph Medari ...................................................
3. Perkembangan Kaum Muda di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki
Santo Yoseph Medari ...................................................................................
a. Perkembangan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo ........
b. Perkembangan umat secara keseluruhan di Paroki Santo Yoseph
Medari ....................................................................................................
c. Situasi sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan umat di lingkungan
Santo Yusuf Kadisobo ...........................................................................
xv
41
41
41
43
46
46
47
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Metode Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
Secara Kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo
Yoseph Medari .............................................................................................
1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................
49
49
2. Rumusan Permasalahan Penelitian ..............................................................
50
3. Tujuan Penelitian .........................................................................................
51
4. Manfaat Penelitian .......................................................................................
51
5. Pendekatan Penelitian ..................................................................................
51
6. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................
52
7. Teknik dan Instrumen Penelitian .................................................................
52
a. Wawancara .............................................................................................
52
1) Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau
bebas ................................................................................................
2) Wawancara dengan pertanyaan berstruktur atau tertutup ................
53
53
3) Wawancara dengan pertanyaan kombinasi ......................................
53
b. Kuesioner ...............................................................................................
53
c. Studi Dokumen ......................................................................................
55
8. Responden Penelitian ...................................................................................
55
9. Populasi ........................................................................................................
55
10. Teknik Analisis Data .................................................................................
56
11. Variabel Penelitian ....................................................................................
56
C. Laporan Hasil Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja Secara Kontekstual di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Paroki Santo Yoseph Medari .......................................................................
1. Identitas Responden .....................................................................................
58
59
2. Keberadaan Kaum Muda .............................................................................
60
3. Peran Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja.............................................
64
4. Pemahaman Tentang Hidup Menggereja .....................................................
66
5. Ragam Kegiatan Hidup Menggereja ............................................................
69
6. Faktor Penghambat dan Pendukung Untuk Terlibat Dalam Hidup
Menggereja ..................................................................................................
7. Manfaat Terlibat Dalam Hidup Menggereja ................................................
71
73
8. Bentuk, Isi, Sarana prasarana, dan Profil pendamping ................................
76
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB
D. Pembahasan Hasil Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja Secara Kontekstual di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Paroki Santo Yoseph Medari .......................................................................
1. Identitas Responden .....................................................................................
81
82
2. Keberadaan Kaum Muda .............................................................................
82
3. Peran Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja.............................................
84
4. Pemahaman Tentang Hidup Menggereja .....................................................
84
5. Ragam Kegiatan Hidup Menggereja ............................................................
85
6. Faktor Penghambat dan Pendukung Untuk Terlibat Dalam Hidup
Menggereja ..................................................................................................
7. Manfaat Terlibat Dalam Hidup Menggereja ................................................
86
87
8. Bentuk, Isi, Sarana prasarana, dan Profil pendamping ................................
88
IV.
USULAN
KEGIATAN
DALAM
RANGKA
UPAYA
MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP
MENGGEREJA
SECARA
KONTEKSTUAL
DI
LINGKUNGAN SANTO YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO
YOSEPH MEDARI .....................................................................................
90
A. Latar Belakang Penyusunan Kegiatan Kaum Muda Dalam Rangka
Meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara
kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo .......................................
90
B. Tujuan Kegiatan ...........................................................................................
91
C. Bentuk Kegiatan...........................................................................................
91
1. Rekoleksi......................................................................................................
92
2. Jalan Salib ....................................................................................................
97
BAB V. PENUTUP .................................................................................................... 113
A. Kesimpulan ................................................................................................... 112
B. Saran .............................................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 115
LAMPIRAN ............................................................................................................... 117
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .........................................................
(1)
Lampiran 2: Lembar Kuesioner ................................................................................
(2)
Lampiran 3: Hasil Wawancara dengan Responden .................................................. (12)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
KS
: Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skrispi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang
diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 2004.
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja.
AA
: Apostolicam Actuositatem, Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II
tentang Kerasulan Awam.
GE
: Gaudium Et Spes, Konstitusi Dokmatik Konsili Vatikan II tentang
Gereja Dalam Dunia Modern.
EN
: Evangelii Nuntiandi, Anjuran Apostolik Paus Paulus VI tentang Karya
Pewartaan Injil dalam Zaman Modern, 8 Desember 1975.
B. Singkatan Lain
Art
: Artikel
Bdk
: Bandingkan
KK
: Kepala Keluarga
KAS
: Keuskupan Agung Semarang
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KBG
: Komunitas Basis Gerejawi
KBK
: Komunitas Basis Kristiani
KBP
: Karya Bakti Paroki
KHK
: Komunitas Hidup Kristen
KKMK
: Kesatuan Keluarga Mahasiswa Katolik
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
LCD
: Liquid Crystal Display
MB
: Madah Bakti
PDK
: Pembaharuan Doa Kharismatik
PIA
: Pendampingan Iman Anak
PIR
: Pendampingan Iman Remaja
PGK
: Panitia Gereja Katolik
PMKRI
: Persatuan Muda-mudi Katolik Republik Indonesia
SJ
: Serikat Jesuit
SMA
: Sekolah Menengah Atas
SMK
: Sekolah Menengah Kejuruan
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai Latar Belakang, Rumusan
Permasalahan, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Agar semakin memperjelas berikut ini adalah uraiannya.
A. Latar Belakang Penulisan Skripsi
Kaum muda adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan dan dukungan dari orang lain. Sebagai makhluk sosial, kaum muda tidak
lepas dari masyarakat yang berada di sekitarnya. Keterlibatan serta peran mereka
sangat dibutuhkan dan diharapkan. Namun, terkadang keterlibatan mereka ada yang
mendatangkan peluang sekaligus hambatan bagi pribadinya sendiri. Salah satu
contoh hambatan yang telah mengakar di masyarakat adalah budaya instan. Budaya
ini dapat mematikan daya dan semangat serta usaha untuk berjuang dalam hidup,
karena kebanyakan orang termasuk kaum muda lebih memilih yang cepat tanpa
membuang-buang banyak waktu dan tenaga.
Di samping budaya instan masih banyak lagi gangguan lainnya yang dapat
mengganggu dan berpengaruh pada pengembangan pribadi kaum muda sebagai
generasi penerus bangsa, misalnya saja sikap individualistis, materialistis,
persaingan yang tidak sehat, dan lain sebagainya. Terhadap masalah-masalah
demikian, seharusnya kaum muda lebih banyak diberi perhatian dan diberikan
tempat untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat yang ada di dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mereka, sehingga timbul sikap positif untuk menyongsong masa depan yang lebih
baik.
Begitu juga yang dialami kaum muda dalam Gereja. Dewasa ini Gereja juga
mengalami krisis yang mengakibatkan berbagai macam permasalahan. Salah satu
kekrisisan yang dihadapi kaum muda adalah soal pencarian jati diri mereka. Sebagai
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, kaum muda juga hidup di
antara anggota Gereja lainnya dan berjuang untuk bersama-sama mewujudkan
Kerajaan Allah. Komisi kepemudaan KWI menggolongkan kaum muda menurut
usia mereka sebagai berikut: remaja usia antara 13-15 tahun, taruna usia 16-19
tahun, madya usia antara 20-25 tahun, dan karya usia antara 25-35 tahun. Akan
tetapi Komisi kepemudaan KWI secara umum menyatakan bahwa usia 13-35 tahun
atau belum menikah adalah kaum muda (Komisi Kepemudaan KWI, 1998:4).
Melihat realita yang ada, banyak kaum muda yang kurang aktif atau pasif
untuk terlibat dalam hidup menggereja. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kaum
muda yang beranggapan bahwa kebutuhan dan tempat untuk menampung aspirasi
mereka tidak terpenuhi sehingga mereka cenderung untuk “berdiam” diri. Di
samping itu banyak orang-orang tua yang mendominasi kaum muda dengan kata
lain kaum muda belum diberikan tanggung jawab atau kepercayaan serta
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya sebagai orang muda.
Sebagai bagian dari Gereja, kaum muda mempunyai peranan penting untuk
ikut terlibat dan mengambil tempat dalam kegiatan-kegiatan yang ada di Gereja
karena merekalah yang akan menjadi tulang punggung dalam Gereja. Konsili
Vatikan II dalam dekrit (AA art 2), menegaskan bahwa kaum muda memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
peranan penting dalam masyarakat sekarang. Pernyataan ini menekankan bahwa
kaum mudalah yang mampu memperkembangkan Gereja untuk ke depannya.
Gereja sebagai wadah atau tempat berkumpulnya semua umat Katolik memiliki
peranan penting dalam membangun, membimbing dan menanamkan sikap
persaudaraan dalam menanggapi realita yang terjadi dalam masyarakat modern saat
ini.
Gereja dituntut memperlihatkan sikap pelayanan Kristus. Hal itu terjadi bila
Gereja secara publik tampil di tengah-tengah masyarakat. Gereja sebagai wadah
atau tempat berkumpulnya orang-orang Katolik mempunyai peranan penting dalam
membimbing jemaat dan menanamkan sikap solidaritas dalam melihat realita yang
terjadi dalam masyarakat modern saat ini. Dan penampilan itu terjadi dalam dua
bentuk, yaitu sebagai perwujudan iman dan pengungkapan iman (Iman Katolik,
1996:452).
Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari untuk mengaktifkan kaum muda supaya
mereka mau terlibat dalam hidup menggereja adalah dengan mengadakan suatu
kegiatan pendampingan bagi para kaum muda. Pendampingan kaum muda
diharapkan dapat membantu mereka menjawab segala kebutuhan dan permasalahan
yang mereka hadapi, sehingga kaum muda dapat terbantu untuk menjaga semangat
dan persaudaraan antar sesama mereka.
Tujuan dari dibentuknya kegiatan ini adalah membantu kaum muda untuk
menemukan jati diri, mengembangkan kemampuan dan kemauan mereka, agar
suatu saat mereka mampu menanggapi persoalan-persoalannya sendiri serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tantangan yang ada di sekitar lingkungannya. Dan yang lebih penting mereka
memiliki kerinduan untuk berkumpul dengan sesamanya, sehingga dari kerinduan
itu membuat mereka ingin lebih terlibat dalam hidup menggereja serta semakin
meningkatkan penghayatan iman mereka akan Yesus Kristus.
Dari tujuan pendampingan tersebut diharapkan mereka dapat menempatkan
diri sebagai manusia beriman dan sebagai anggota Gereja yang dijiwai oleh citacita, sikap dan semangat Kristus, sehingga mereka dapat memberi kesaksian dan
pelayanan Kristen di tengah-tengah masyarakat saat ini (Tangdilintin, 1984:49).
Kegiatan pendampingan bagi kaum muda merupakan suatu kebutuhan untuk
dapat memacu semangat dan kreativitasnya. Kegiatan pendampingan tidak bersifat
sementara untuk menanggapi satu keprihatinan saja, melainkan perlu terus-menerus
dilakukan dan dikembangkan. Dengan demikian, kaum muda sebagai manusia yang
masih berjuang untuk mencapai kehidupan yang lebih baik memang membutuhkan
pendampingan.
Hal ini selaras dengan kebutuhan manusia untuk saling memberi dan
menerima secara sehat dalam hal perasaan, pikiran dan cita-cita. Dengan adanya
pendampingan, kaum muda akan merasa mendapatkan kekuatan, pertolongan
sehingga keterlibatan mereka dalam hidup menggereja akan semakin bermakna.
Dengan demikian persaudaraan serta kebersamaan para kaum muda akan semakin
terjalin dan mendorong mereka untuk memiliki semangat yang tinggi.
Berbagai macam kegiatan pendampingan yang telah diupayakan oleh
lingkungan Santo Yususf Kadisosbo Paroki Santo Yoseph Medari sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. PIA
Pendampingan ini merupakan wadah resmi yang selama ini ada juga dalam
Paroki. Gagasan yang bisa diberikan adalah melaksanakan PIA sebagai bagian dari
pendampingan untuk anak-anak, yang mendampingi kegiatan tersebut adalah kaum
muda. Melalui pendampingan tersebut kaum muda diharapkan untuk aktif terlibat
dalam hidup menggereja.
2. Koor Kaum Muda
Saat ini sudah ada kelompok koor kaum muda yang biasanya dilatih oleh
saudari Mega dan Novi bertempat di Kapel Kadisobo. Kegiatan ini dilakukan
bertepatan dengan tugas koor kaum muda. Diharapkan latihan koor ini tidak hanya
pada saat kaum muda mendapat giliran untuk bertugas saja, tetapi ada waktu yang
sudah dipilih untuk rutinitas latihan.
3. Anjangsana Mudika
Kegiatan semacam ini pernah dilakukan oleh kaum muda yang ada di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo. Mereka berkunjung dari satu lingkungan ke
lingkungan lain secara bergilir, tetapi karena kurangnya koordinasi dan seringnya
waktu yang bertabrakan dengan kegiatan lainnya, sehingga kegiatan ini tidak
berjalan lagi.
Melalui upaya-upaya tersebut Gereja dapat meningkatkan keterlibatan kaum
muda di dalam hidup menggereja secara kontekstual, yakni menggereja dalam
hubungannya dengan situasi atau kejadian yang dialami. Semoga dengan upayaupaya yang sudah disebutkan di atas dapat memicu rasa persaudaraan yang semakin
kental di antara sesama khususnya kalangan kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Melalui berbagai macam kegiatan pendampingan tersebut mereka mampu
mengenal dan menerima diri dengan segala kekurangan serta kelebihan yang
mereka miliki, mampu menemukan identitas diri memiliki gambaran diri yang sehat
dan mempunyai kepercayaan diri serta harga diri yang seimbang, mampu mengolah
dan mengarahkan segala perasaan hati yang positif dan negatif yang muncul dalam
hati mereka, mampu mengembangkan perilaku, cara dan gaya hidup yang produktif,
serta mampu mengembangkan motivasi, potensi yang ada di dalam dirinya secara
maksimal.
Maka
dari
itu
lewat
upaya-upaya
kegiatan
tersebut,
diharapkan
perkembangan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggerejanya semakin kental
dan aktif. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan tali persaudaraan
sebagai perwujudan iman yang terlibat baik di dalam lingkup Gereja maupun di
masyarakat, sehingga mereka pun dapat membantu sesamanya untuk hidup yang
lebih maju dan berkembang. Berdasarkan keprihatinan tersebut penulis terdorong
untuk mengangkat judul skripsi : “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN
KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA SECARA KONTEKSTUAL DI
LINGKUNGAN SANTO YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH
MEDARI”.
Semoga dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya upayaupaya yang telah dilakukan untuk melibatkan kaum muda dalam kehidupan
menggereja secara kontekstual khususnya di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Paroki Santo Yoseph Medari mampu membawa kaum muda mencapai kedewasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
imannya melalui pengalaman dan pergumulan mereka dalam mencari dan
menemukan Tuhan bersama rekan-rekan muda lainnya.
B. Rumusan Permasalahan
Pada bagian rumusan permasalahan terdiri dari empat rumusan, berisi
tentang permasalahan yang akan coba dijawab oleh penulis dalam skripsinya seperti
yang tertulis di bawah ini:
1.
Sejauh mana keterlibatan para kaum muda dalam hidup menggereja secara
kontekstual di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo?
2.
Apa saja upaya yang sudah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara
kontekstual?
3.
Apa manfaat dari upaya-upaya tersebut untuk keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja terhadap pengembangan diri mereka?
4.
Bentuk kegiatan pendampingan seperti apa yang dirasa cocok bagi kaum muda
di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo agar mereka semakin terlibat dalam hidup
menggereja?
C. Tujuan Penulisan
Pada bagian tujuan penulisan terdiri dari empat rumusan, berisi tentang
tujuan dari penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis dalam skripsinya seperti
yang tertulis di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.
Mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo dalam hidup menggerejanya.
2.
Mengetahui bentuk kegiatan dan upaya yang sudah dilakukan lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo sudah sejauh mana berkembangnya.
3.
Agar kaum muda dapat menemukan manfaat dari upaya-upaya yang sudah di
lakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo untuk meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja.
4.
Memberikan satu bentuk kegiatan yang sesuai untuk semakin meningkatkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
D. Manfaat Penulisan
Pada bagian manfaat penulisan terdiri dari empat rumusan, berisi tentang
manfaat dari penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis, kaum muda, dan
Gereja seperti yang tertulis di bawah ini:
1.
Supaya kaum muda dapat mengembangkan diri, menambah rasa percaya diri
dalam diri mereka untuk tampil di depan umum, dan samakin aktif serta ikut
ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di Gereja.
2.
Memperoleh bentuk gambaran dari upaya untuk meningkatkan keterlibatan
kaum muda yang telah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo agar
lebih banyak kaum muda yang aktif.
3.
Diperoleh manfaat dari bentuk kegiatan yang telah diupayakan oleh lingkungan
Santo Yusuf Kadisobo, serta situasi dan kondisi kaum muda dalam keterlibatan
hidup menggereja di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4.
Tersedianya bentuk kegiatan yang sekiranya sesuai untuk meningkatkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis
menggunakan metode deskriptif-
analitis. Melalui metode ini penulis akan menggambarkan dan menganalisa
permasalahan yang ada untuk dicarikan alternatif pemecahan yang tepat. Untuk
mendapatkan
data
yang
diperoleh,
penulis
mengadakan
survei
dengan
menggunakan kuesioner, wawancara, dan untuk mendapatkan analisis yang baik
penulis melengkapinya dengan membaca serta studi pustaka. Data-data yang
diperoleh nantinya akan dianalisis guna mengetahui seberapa besar perkembangan
keterlibatan para kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan terdiri dari lima rumusan, berisi tentang
sitematika penulisan dari tiap bab penulisan yang akan coba dicapai oleh penulis
seperti yang tertulis di bawah ini:
BAB I : Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai pendahuluan yang
berisikan tentang: latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II : Pada bab ini penulis akan memaparkan pengertian-pengertian kaum muda,
ciri-ciri kaum muda, permasalahan kaum muda, situasi kaum muda, peranan kaum
muda, bentuk hidup menggereja, konsep keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja, dan hidup menggereja secara kontekstual sebagai praksis perwujudan
Iman Kristiani.
BAB III : Pada bab ini penulis akan memaparkan penelitian mengenai keterlibatan
kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual yang terdiri dari metode
penelitian yang digunakan, memaparkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan,
dilanjutkan pembahasan hasil penelitian dan mencermati data yang ada untuk
ditindak lanjuti, dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian
tersebut.
BAB IV : Pada bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi tentang latar
belakang penyusunan kegiatan pendampingan kaum muda di lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo. Bagian ke dua berbicara mengenai tujuan kegiatan kaum muda.
Bagian ke tiga bentuk kegiatan pendampingan yang cocok dan sesuai dengan
karakter kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
BAB V : Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis demi
membangun keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KETERLIBATAN KAUM MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA
SECARA KONTEKSTUAL
Pada bab ke dua ini akan dibahas tiga hal, yakni: Pengertian Kaum Muda,
Bentuk Hidup Menggereja dan Pembinaanya, dan Hidup Menggereja Secara
Kontekstual Sebagai Praksis Menghayati Iman Kristiani. Berikut adalah
pembahasannya.
A. Kaum Muda
1.
Pengertian Kaum Muda Secara Umum
Kata muda berarti belum sampai setengah umur. Namun, Shelton (1987:9)
berpendapat bahwa kaum muda adalah mereka yang berusia antara 15-24 tahun dan
sedang mengalami tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional,
sosial, moral, serta religius.
Sedangkan tokoh lain yakni Mangunhardjana (1986:11-12) berpendapat
bahwa kaum muda diperuntukkan untuk menunjuk kaum, golongan, atau kelompok
orang yang masih muda usianya, yang berumur 15 sampai 21 tahun. Kaum muda
dalam ilmu psikologi disebut remaja yang mencakup muda-mudi usia SMA dan
usia studi Perguruan Tinggi semester I-IV.
Dengan demikian kaum muda adalah seorang pribadi yang sedang berada
dalam taraf perkembangan dengan segala perubahan emosional, sosial, dan
psikologis yang dialami pada kerangka waktu tertentu. Pada masa perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
itu, kaum muda mampu menemukan hak-haknya, peranannya, kewajibannya serta
kebutuhannya sebagai pribadi yang matang dan dewasa. Masa perkembangan dan
masa persiapan dengan segala kekhasan yang ada pada diri kaum muda merupakan
hal pokok yang akan dibahas pada bagian ini.
Berkaitan dengan perkembangan dan persiapan
tersebut Shelton
mengatakan:
“...dalam tahap ini kaum muda disibukkan dengan pilihan-pilihan masuk
perguruan tinggi, studi tingkat sarjana, karir atau perkawinan. Perhatian
kaum muda semakin terpusat pada peran-peran dan tugas-tugas yang
menyiapkan mereka memasuki dunia kaum dewasa. Dalam tahap inilah
masalah-masalah yang menyangkut identitas dan intimitas selalu gawat di
kalangan kaum muda” (Shelton, 1988:12).
Dari pernyataan Shelton ini, jelaslah bahwa kaum muda pada tahap akhir
benar-benar mengalami masa transisi yang sangat menentukan hidupnya, maka
tidak mudah bagi mereka dalam hidup ini menentukan sebuah “pilihan”. Banyak
kaum muda beranggapan, bahwa masa depannya tidak jelas; ada banyak
kecemasan-kecemasan, ketakutan-ketakutan akan apa yang dihadapi di masa yang
akan datang.
Pada situasi ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kaum muda
mempunyai kemampuan untuk mengolah dirinya, membiasakan diri untuk
berefleksi terhadap pengalamannya sehingga mampu mengambil keputusan yang
tepat. Ketidaktepatan di dalam memilih inilah yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan
kekaburan,
keragu-raguan,
dan
akhirnya
frustasi.
Tidak
mengherankan bila kemudian obat bius, minuman keras, dan lain-lain cenderung
menjadi “sahabat” dekat mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Realita kehidupan kaum muda di atas diharapkan mampu membuka mata
kaum muda dewasa untuk lebih menyikapi makna hidup ini. Mereka mempunyai
tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap Gereja dalam melayani kebutuhan
kaum muda. Tak seorang pun yang mempunyai iman dan mempunyai latar
belakang pendidikan tertentu membiarkan keadaan ini berlarut-larut. Dalam
perjalanan waktu dan perkembangan pemahaman mereka, kaum muda banyak
menghadapi problem-problem, baik secara intern maupun ekstern.
Konsili Vatikan II dalam dekritnya tentang AA art 2, menegaskan bahwa
kaum muda merupakan kekuatan penting dalam masyarakat sekarang, dimana peran
dan keterlibatannya sangat dibutuhkan dalam hidup bersama baik di lingkup Gereja
maupun masyarakat luas.
Philip Tangdilintin (2008:25) dengan mengutip pendapat DR J. Riberu
menerangkan tentang keberadaan “kaum muda” dengan istilah “muda-mudi”
sebagai berikut:
“Muda-mudi dimaksudkan kelompok umur kurang lebih 12-24 tahun, bagi
yang bersekolah usia ini sesuai dengan usia lanjutan dan Perguruan Tinggi.
Ditinjau dari segi sosiologis sering kali usia di atas perlu dikoreksi sesuai
dengan umur usia seseorang dalam masyarakat tertentu (=kedewasaan
psikologis). Status sosial yang dimaksudkan ialah hak dan tugas orang
dewasa yang diberikan kepada seseorang dalam masyarakat tertentu. Status
sosial ini sering sejalan dengan status berdikari di bidang nafkah ataupun
status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan seseorang yang
menurut usianya masih dalam jangkauan muda-mudi sudah bisa dianggap
dewasa dan sebaliknya orang yang sudah melampaui usia tersebut toh masih
dianggap muda-mudi”.
Dalam ilmu psikologi dapat juga didiskripsikan kaum muda sebagai orangorang yang secara fisik berada dalam taraf dimana daya tahan tubuh berada pada
puncak perkembangannya. Demikian juga perkembangan ketajaman penglihatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dan pendengaran mencapai puncaknya. Sejalan dengan perkembangan fisik, fungsi
intelektual orang muda pun berada pada suatu tingkat yang tinggi dan baik. Kaum
muda dapat berfikir secara kritis, dan dapat melahirkan gagasan-gagasan atau ideide membentuk konsep-konsep mengenai suatu hal yang menambah kemampuan
inteligensi. Maksudnya kemampuan yang meliputi kosa kata, informasi umum dan
pemikiran untuk memperbaiki hidup secara menyeluruh, mengembangkan bakat
dan minat yang makin terarah pada tujuan hidup yang telah ditentukan.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa yang disebut kaum muda adalah mereka yang tergolong energik dan kreatif
yang berusia antara 15 sampai dengan 24 tahun, serta yang sedang mengalami
pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Mereka juga yang sering disebut
sebagai tulang punggung atau generasi penerus bangsa dan Gereja.
2.
Ciri-ciri Kaum Muda
Ciri-ciri kaum muda : Kaum muda berada dalam periode peralihan, Kaum
muda sedang berada dalam masa mencari identitas, Kaum muda berada dalam masa
yang tidak realistik, Kaum muda berada dalam usia bermasalah, dan Kaum muda
berada dalam ambang masa dewasa.
Ada pun sebagai manusia, pada tahap ini kaum muda sedang mengalami
proses perkembangan fisik, mental, emosional, sosial, moral, dan religius.
Perkembangan
fisik
meliputi
perubahan
ukuran
tubuh,
porporsi
tubuh.
Perkembangan mental dan intelektual yang dialami mendorong kaum muda untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menjadi selektif dan kritis, mereka menentukan citra rasanya sendiri, jalan pikiran
dan skala nilai sendiri.
Perkembangan
emosional,
membuat
hormon-hormon
dalam
tubuh
mengalami peningkatan. Perkembangan sosial dan relasi dengan orang lain
menjadikan kaum muda penuh dengan kesalingtergantungan dan kegairahan hidup.
Perkembangan moral, pencarian patokan moral, dan ketegangan batin yang dialami
kaum muda menjadikan kaum muda mempunyai sikap terbuka terhadap nilai-nilai
baru dan haus akan perkembangan serta tidak senang pada keadaan statis.
Perkembangan religius, yakni hubungan muda-mudi dengan Maha Kuasa, Sang
Pencipta yang menjadikan kaum muda dapat memikirkan kemungkinankemungkinan secara abstrak (Mangunhardjana, 1986:12).
3.
Permasalahan Kaum Muda
Permasalahan kaum muda yang sangat mendasar yang diakui oleh muda-
mudi adalah permasalahan dari dalam diri muda-mudi sendiri. Permasalahan yang
banyak dialami adalah pengaktualisasian diri kurang menyadari potensi yang ada
dan mengenal diri, rasa rendah diri serta sistem adat yang menghambat
perkembangan diri.
Menjadi kaum muda itu ternyata gampang-gampang susah, meski banyak
orang mengatakan masa muda adalah masa-masa yang paling indah dalam hidup.
Pada masa ini kaum muda juga dihadang berbagai masalah. Permasalahan yang
sering kali dihadapi oleh kaum muda adalah: permasalahan dalam keluarga,
khususnya: komunikasi dengan orangtua yang kurang baik. Permasalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kehidupan bermasyarakat, misalnya: pergaulan kaum muda yang tidak benar
menjadikan kaum muda bersifat konsumtif. Permasalahan dalam agama, misalnya:
krisis iman dalam diri kaum muda. Permasalahan dalam diri sendiri, misalnya:
kaum muda mulai mengenal arti cinta (Mangunhardjana, 1986:16).
4.
Situasi Kaum Muda
Kaum muda adalah tulang punggung dan masa depan negara, dan Gereja.
Kiprah kaum muda akan menentukan arah dan wajah masa depan. Untuk itu kaum
muda diharapkan ikut terlibat dalam keprihatinan-keprihatinan yang dirasakan di
lingkungan di sekitar dirinya. Semangat kaum muda yang menggelegar, potensi
yang dimilikinya, ide pembaharuan yang lekat dengan dirinya adalah modal penting
untuk pengembangan masa depan yang lebih baik.
Masa muda adalah masa untuk penentuan hari depan, dan masa yang rawan
karena masih labilnya kaum muda. Pada masa ini dapat dikatakan bahwa situasi
hidup kaum muda bersifat mendua, artinya kaum muda menjadi harapan dan
sekaligus mengkhawatirkan. Kaum muda dewasa ini sangat mudah terpengaruh
oleh perubahan jaman, dan tidak jarang terbawa arus perubahan jaman, padahal
tidak semua perubahan jaman itu merupakan hal yang positif. Kaum muda tidak
semuanya
dapat
bersifat
kritis,
selektif,
dapat
menilai,
dan
dapat
mempertimbangkan serta mengambil makna dari apa yang sedang berlangsung. Hal
ini menyebabkan banyak kaum muda yang mudah terombang-ambing ikut arus
karena mereka tidak memiliki pedoman dan nilai yang jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Kaum Muda
Menurut Tangdilintin (2008:27-32) melihat keberadaan kaum muda dapat
ditinjau dari berbagai aspek lain. Ada pun aspek yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a.
Potensi
Kaum muda mempunyai potensi untuk memikirkan kemungkinan-
kemungkinan secara abstrak, dapat memandang diri dan persoalan hidup ini dari
berbagai segi. Hal tersebut menyebabkan mereka memiliki sikap terbuka terhadap
setiap pembaharuan dan perkembangan. Oleh sebab itu, generasi muda sering
disebut generasi pembaharu yang tidak terikat pada tradisi-tradisi masa lampau,
maka hidupnya penuh dinamika, penuh emosi, dan penuh semangat.
b.
Identitas
Kaum muda yang sedang mencari identitas diri, dalam proses perkembangan
mereka mengharapkan agar diperlakukan sebagai sahabat. Mereka ingin dihargai
sebagai pribadi yang sedang dalam proses mencari identitas diri. Kemudian kalau
kaum muda ingin menjadi orang yang “bebas” maksudnya adalah mereka tidak
ingin terikat pada aturan-aturan ketat, baik dalam adat maupun norma-norma.
Mereka ingin mendapat “pengakuan”, karena itu membutuhkan kesempatan untuk
“menyatakan diri”, membuktikan diri, bahwa mereka dapat berbuat sesuatu, maka
mereka tidak mau segalanya ditentukan orang lain.
c.
Peran Kaum Muda Masa Kini
Kaum muda saat ini banyak yang menuntut agar mereka dapat dipercaya dan
diberi kesempatan untuk berperan dalam masa kini, baik dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bermasyarakat maupun bernegara. Kaum muda ini berarti sudah sampai pada
kesadaran bahwa mereka sebagai “harapan masa kini”. Mereka tidak ingin dianggap
sebagai “pembantu” atau sebagai pelaksana program atau gagasan orang lain saja.
Mereka ingin ikut berpartisipasi mulai dari gagasan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi.
6.
Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
a.
Keterlibatan Kaum Muda
Menurut Prasetya (2006:109-110) terlibat adalah sebuah pengabdian yang
dilaksanakan secara sukarela oleh pribadi-pribadi yang sesuai dengan tempat dan
peranan seseorang serta harus mengarah pada peningkatan kesejahteraan umum.
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja terdorong oleh semangat Yesus
Kristus dan dijiwai sikap patuh dan cinta kasih kepada para Gembala Gereja, maka
boleh diharapkan akan memperbuahkan hasil yang melimpah.
Gereja
senantiasa mengupayakan berbagai
kegiatan dalam
rangka
pendidikan karakter. Hal ini menuntut keterlibatan kaum muda agar dapat
membangun spiritualitas, watak, kepribadian, serta tanggung jawab dalam diri
mereka sendiri.
Banyaknya kegiatan tersebut akan menghasilkan buah yang berkelimpahan
jika kegiatan ini disesuaikan dengan situasi, kepribadian, dan peran kaum mudanya,
sehingga mereka akhirnya mampu menjadi rasul bagi kaum muda itu sendiri. Sifatsifat alamiah mereka pun memang sesuai untuk menjalankan kegiatan itu.
Sementara kesadaran atas kepribadian mereka bertambah matang, terdorong oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
gairah hidup dan semangat kerja yang meluap, mereka sanggup memikul tanggung
jawab sendiri, dan ingin memainkan peran mereka dalam kehidupan sosial dan
budaya.
Kaum muda sendiri haruslah menjadi rasul-rasul pertama dan langsung bagi
sesama kaum muda, dengan menjalankan sendiri kerasulan di kalangan mereka
sambil mengindahkan lingkungan sosial kediaman mereka (AA art 12). Selain
menjadi rasul bagi kaum muda itu sendiri, mereka hendaknya juga diberi
kemungkinan dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan, kreatifitas yang
dimiliknya, dengan cara terlibat mendampingi berbagai macam kegiatan PIA atau
sekolah minggu, dan PIR.
b.
Hidup Menggereja
Menurut Ardhisubagyo (1987:24), hidup menggereja dapat digolongkan
dalam 4 dasariah gereja, sebagai berikut:
1) Koinonia:
cara hidup
bersama
yang terbuka dan nyata dalam
menumbuhkan kepekaan terhadap kesusahan dan penderitaan.
2) Kerygma: pewartaan dijalankan oleh setiap umat beriman agar dapat
mengalami perjumpaan dengan Allah.
3) Liturgy: mengikuti perayaan Ekaristi sebagai umat Allah yang selalu
merindukan Allah yang hadir dalam hidupnya.
4) Diakonia: gerak dasar seluruh kegiatan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
7.
Spiritualitas Kaum Muda
Menurut Shelton (1987:100-104), terdapat beberapa kemungkinan landasan
yang berguna untuk perkembangan hidup spiritual kaum muda, yakni:
a.
Peristiwa-peristiwa dalam Kitab Suci, panggilan Tuhan dalam (Matius 4:21),
dapat digunakan untuk membantu mereka menyadari panggilan Tuhan. Para kaum
muda hendaknya diajak untuk merenungkan diri mereka di masa mendatang, dan
bagaimana panggilan Tuhan atas mereka itu dihayati. Meski masa depan tersebut
belum pasti, mereka perlu melihat bahwa tindakan dan pilihan mereka pada saat itu
akan mempengaruhi masa depan mereka.
b.
Santo Paulus berbicara tentang anugerah Roh Kudus kepada umat Korintus
(1Kor 12:4-11). Pernyataan Paulus itu mengingatkan semua orang Kristen akan
anugerah-anugerah pribadi yang diterimanya untuk membangun jemaat Allah.
Sebagaimana telah kita lihat, pembicaraan anugerah ini sangat penting bagi orang
muda. Orang muda (sebagaimana juga banyak orang dewasa), sering mengukur diri
bedasarkan apa yang mereka miliki. Dengan demikian, pendamping perlu
membantu orang muda mengerti anugerah pribadi mereka dan betapa penting
anugerah itu bagi mereka, dan bagaimana anugerah itu membantu mereka untuk
mengikuti panggilan Yesus.
c.
Masa-masa SMA merupakan masa kristalisasi pilihan panggilan hidup,
hendaknya kita menanamkan nilai-nilai Injil, seperti perhatian, belas kasih,
pengorbanan juga harus ditanamkan sejak dini. Pemahaman akan nilai-nilai seperti
ini melatih mereka untuk merenungkan tingkah laku pribadi, nilai-nilai pribadi
untuk mengarahkan mereka ke masa depan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d.
Kutipan-kutipan Kitab Suci lainnya seperti pada (Mrk 4:1-20) tentang
“menabur benih” dapat dibacakan supaya mereka meninjau benih apa yang sudah
mereka
taburkan
selama
ini.
Secara
khusus
mereka
diajak
untuk
mempertimbangkan mana yang menghasilkan buah selama 5 tahun lewat pelayanan
mereka kepada sesama.
8.
Religiositas Kaum Muda: Perjumpaan Kaum Muda dengan Yesus
Shelton (1988:109-110) mengatakan bahwa religiositas kaum muda
didasarkan pada pengalaman perjumpaannya dengan Yesus dan tanggungjawabnya
terhadap nilai-nilai Kristiani. Religiositas mereka ini didukung dan dipupuk dengan
semakin tumbuhnya dan semakin dalamnya pengalaman hidup doa dari mereka
sendiri. Dalam perjumpaan dengan Yesus melalui pengalaman hidup doa ini, kaum
muda semakin hari semakin menemukan makna arti kehadiran Yesus Kristus dalam
hidupnya. Perjumpaan kaum muda dengan Yesus Kristus yang penuh bersahabat
melalui pengalaman hidup doa sebenarnya sejajar dengan fungsi persahabatan
pribadi yang terungkap dalam kebutuhan dan keamanan selama masa mudanya.
Melalui
pengalaman
hidup
doa,
kaum
muda
mengembangkan
kemampuannya untuk berbagi rasa dengan Yesus mengenai pengalaman
kegembiraan dan kesedihan hati yang paling dalam. Pertumbuhan dalam
perjumpaan dengan Yesus itu disertai oleh perkembangan identitas yang semakin
integral melalui sikap yang terbuka dan akrab dengan orang lain. Dalam
perjumpaan dengan Yesus, kaum muda bukan hanya berbagi rasa, malainkan
mereka juga mulai mendengarkan Dia. Dalam perkembangan selanjutnya kaum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
muda merenungkan apa yang dibisikkan Yesus kepadanya serta merenungkan
kemana Yesus membimbingnya.
Mengenai hidup doa yang cocok bagi kaum muda adalah doa yang
didasarkan pada pertemuan manusiawi. Di dalam doa yang didasarkan pada
pertemuan manusiawi itu terkandung unsur pengenalan, penerimaan, penghargaan,
dan keakraban serta persatuan hati. Pertemuan yang terjadi dalam doa bukan
pertemuan fisik, melainkan pertemuan dari hati ke hati atau pertemuan batin. Oleh
karena itu diperlukan kemampuan untuk mendengarkan agar mereka dapat berdoa.
Misalnya: pertemuan antara Matius dengan Yesus (Mat 9:9-13; Mrk 2:13-17; Luk
5:27-32; juga Mat 10:3; Mrk 3:18 dan Luk 6:14). Pertemuan antara Zakeus dengan
Yesus (Luk 19:1-10). Di dalam pertemuan antara Matius dengan Yesus dan antara
Zakeus dengan Yesus terungkap unsur pengampunan, pemenuhan kerinduan hati,
dan kerendahan hati, baik dari pihak Yesus maupun pihak Matius dan Zakeus.
Demikian juga dalam hidup doa yang terungkap sekaligus terjadi pemenuhan
kerinduan hati, pengampunan dan kerendahan hati sehingga di sana terjadi
perjumpaan dengan Yesus secara nyata.
Mengenai hidup doa liturgis sekarang ini secara teoritis cukup memadai,
tetapi dalam praksisnya dirasakan masih kurang. Sebab pada prakteknya membatasi
kreatifitas masing-masing pribadi, khusunya kaum muda. Maka dari itu doa liturgis
sebaiknya dijadikan suatu pegangan untuk memenuhi kerinduan hati yang dapat
terungkap dengan doa-doa spontan.
Namun demikian doa bukan hanya bersifat personal, tetapi juga bersifat
komunal, sebab berhubungan dengan Yesus Kristus berarti juga berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan orang lain. Bersatu bersama Yesus berarti berada dalam Tubuh-Nya dan
Umat-Nya. Seringkali terjadi bahwa perkembangan yang menuju ke orientasi ini
dirusak oleh suatu reaksi melawan aspek-aspek ibadat yang bersifat komunal
cenderung melembaga dan baku. Pada tahap ini seringkali membawa kaum muda
lari dari perayaan-perayaan yang bersifat sakramental. Perjumpaan mereka dengan
Yesus Kristus dalam perayaan sakramental dirasakan kurang menjawab kebutuhan
dan kerinduannya. Mereka lebih menyukai perjumpaan yang sifatnya informal.
Misalnya: perjumpaan dalam doa Kharismatik, Choice, PMKRI, KHK, KKMK,
dan sejenisnya.
Kehadiran mereka dalam perayaan sakramental perayaan ekaristi kadangkadang hanya sebagai pemenuhan kewajiban saja. Jadi kerinduan mereka akan
perjamuan sakramental belum tumbuh secara mantap dalam diri kaum muda. Dalam
keadaan yang demikian ini kaum muda perlu ditantang untuk menyadari bahwa
dukungan bagi mereka dapat diperoleh baik melalui doa mau pun melalui
keterlibatan mereka bersama orang lain di dalam hidup menggereja.
Bagi kita orang Kristiani saat perjumpaan dengan Yesus secara definitif kita
ungkapkan secara sakramental, seperti saat menerima pembaptisan, dalam perayaan
ekaristi, dan dalam seluruh doa-doa kita. Dengan menerima pembaptisan, secara
resmi kita menjadi orang Kristiani, yang ikut ambil bagian dalam tugas Kristus
sebagai Imam, Raja dan Nabi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
9.
Peranan Kaum Muda
a.
Peranan Kaum Muda Dalam Gereja
Setiap jemaat beriman karena rahmat permandiannya memiliki panggilan
untuk mengembangkan, mewujudkan, dan memberikan kesaksian iman mereka.
Kaum muda sebagai anggota Gereja juga ikut memiliki peranan untuk bersaksi
tentang imannya, dan setiap kaum muda dipanggil untuk menjadi pewarta kabar
gembira (Prasetya 2006:103).
KWI (1994:29) mengatakan bahwa masa depan Gereja terletak pada anakanak, remaja, dan kaum muda sebagai bagian dari Gereja untuk meneruskan
perjuangan Gereja. Salah satu perjuangan tersebut adalah meneladani Yesus Kristus
sendiri. Peranan kaum muda sebagai pengikut Yesus salah satunya adalah ikut serta
di dalam fungsi Kristus, yaitu sebagai Imam, Nabi, dan Raja (AA art 1). Pertama,
peran sebagai Imam yakni menguduskan. Di dalam Perjanjian Lama dijelaskan
fungsi dari Imam sendiri adalah mempersembahkan kurban misalnya seperti :
binatang, hasil bumi, dan lain sebagainya. Kristus memutus imamat Perjanjian
Lama karena yang mempersembahkan kurban dan yang dikurbankan sama yaitu
diri-Nya sendiri. Oleh karena itu semua orang beriman oleh Baptisan dan Krisma
harus ikut ambil bagian dalam Imamat Kristus. Mereka hendaknya bertekun di
dalam doa dan memuji Allah, dan mempersembahkan dirinya sebagai kurban
persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah (LG art 10 bdk AA art
6). Ke dua, peran sebagai Raja yakni menggembalakan. Pokok pewartaan Yesus
adalah Kerajaan Allah. “Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat,
bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:15). Kerajaan Allah adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kerajaan damai yang dibawa Yesus ini berhukum cinta kasih, yang diwujudkan
dalam sikap saling melayani. Yesus Kristus sendirilah yang menjadi raja, ketika Ia
melaksanakan tugas-Nya sebagai hamba Yahwe yang setia dimana Dia selalu
mengarahkan dan menuntun para umat-Nya untuk selalu dekat dengan Bapa. Oleh
Baptis dan Krisma, kita dilahirkan kembali menjadi “umat baru, kerajaan dan
imam-imam bagi Allah” (LG art 10 bdk AA art 7). Ke tiga, peran sebagai Nabi
yakni sebagai pewarta Sabda Allah. Seorang nabi sejati tidak mendapatkan jaminan
dalam tugasnya kecuali keterikatan pada kehendak Allah. Pewartaan seorang nabi
sejati selalu bersumber pada sikap setianya sebagai pendengar Sabda Allah. Dalam
diri Yesus Kristus tugas kenabian dilaksanakan secara sempurna. Dia adalah Sang
Sabda yang menjadi manusia. Seluruh hidup Yesus Kristus merupakan kesaksian
yang hidup akan kemuliaan Allah yang terwujud dalam keselamatan manusia,
sampai Ia mati di kayu salib sebagai Martir Agung. Oleh Baptis dan Krisma, orang
Kristiani dipanggil dan diutus untuk menjadi saksi “di dunia memberi kesaksian
tentang Yesus Kristus dan memberikan pertanggungjawaban kepada yang
menuntunnya, tentang harapan akan kehidupan abadi yang ada dalam diri mereka”
(LG art 10 bdk AA art 6). Di sinilah orang Kristiani mengemban tugas Kristus
menjadi saksi Injil, sengsara dan kebangkitan Kristus. Hal ini hanya bisa terjadi dan
terlaksana apabila orang Kristiani menjadi pendengar dan pewarta Sabda Allah.
Oleh sebab itu dalam melaksanakan tugas-tugasnya di dunia ini kaum muda
Katolik memainkan peranan yang sangat penting yakni membangun serta membawa
perubahan baik di dalam masyarakat mau pun untuk Gereja sendiri. Sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
merekalah yang menciptakan, mengembangkan struktur kemasyarakatan yang baru
seturut gairah mereka menuju kesempurnaan selaras dengan kehendak Allah.
Setiap kaum muda Katolik, oleh sakramen permandiannya mempunyai tugas
untuk
menjadi
rasul
dalam
lingkungannya,
menurut
kedudukan
dan
kemampuannya. Kaum muda juga mempunyai kesadaran untuk bertanggung jawab
sebagai seorang Katolik, yakni mempunyai kewajiban untuk memajukan
lingkungan di sekitarnya.
b.
Pandangan Gereja Terhadap Kaum Muda
Gereja bertanggung jawab terhadap hidup beriman setiap orang, terlebih-
lebih kaum mudanya. Anak-anak dan kaum muda berhak didukung untuk belajar
menghargai dengan suara hati yang lurus, nilai-nilai moral, serta dengan tulus
menghayatinya secara pribadi, juga untuk semakin sempurna mengenal serta
mengasihi Allah (GE, art 1).
KWI (1998:1) menyatakan kaum muda saat ini penuh dengan kreatifitas dan
memiliki motivasi yang tinggi, sehingga potensi yang mereka miliki perlu
diberdayakan dan selalu diberi kesempatan. Dalam Lks (7:11-17) di mana Yesus
membangkitkan anak muda di Nain, begitu juga dalam tradisi Gereja. Konsili
Vatikan II sebagai salah satu peristiwa penting dalam sejarah Gereja tidak sedikit
menunjuk kepada kaum muda dan berbicara kepada kaum muda secara langsung
khusunya dalam dokumen (AA art 12).
Gereja mendukung peran serta kaum muda melalui berbagai bentuk
kegiatan. Kegiatan tersebut tampak dalam berbagai keterlibatan di Komisi
Kepemudaan, baik tingkat KWI, Keuskupan, Kevikepan atau Dekanat; di Youth
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Center tingkat Keuskupan dan Kevikepan atau Dekanat; di Tim Kerja Kepemudaan
atau Mudika tingkat Paroki; dan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung
keterlibatan dan perkembangan kaum muda (Prasetya, 2006:112).
c.
Harapan Gereja Terhadap Kaum Muda
Paus Yohanes Paulus II dalam surat kepada kaum muda (1996:7)
mengatakan bahwa Gereja melalui Konsili merumuskan kaum muda Katolik
sebagai harapan Gereja, sebab secara istimewa Gereja memandang keberadaannya
ada dalam diri kaum muda Katolik. Dari hal tersebut maka kaum muda Katolik
merupakan aset yang luar biasa bagi masa depan Gereja. Gereja berharap pada
kaum muda, karena merekalah penerus kehidupan Gereja.
Gereja membuka dirinya untuk kaum muda agar mereka sejak dini
mengenal dan mencintai Gereja. Kaum muda adalah orang yang dinamis, sedang
bertumbuh dan berkembang, maka hendaknya mereka dapat bertumbuh secara
seimbang dan maksimal. Mereka begitu berharga bagi masa depan, karena hidup
matinya Gereja di pundak mereka.
Kaum muda juga sebagai jantung hati Gereja, oleh karena itu Gereja
berharap pada kaum muda untuk dapat mengembangkan Gereja. Gereja masa depan
adalah Gereja yang berkembang sebagaimana dicita-citakan oleh banyak orang,
dalam hal ini menjadi tanggung jawab kaum muda. Gereja mengharapkan kaum
muda untuk bertindak mulai dari sekarang, dengan penuh semangat, cita-cita dan
gelora kemudaan mereka. Gereja tidak ingin kaum muda menunda peran serta
mereka setelah dewasa, karena saat itu sudah terlambat untuk memulai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
10. Pelayanan Pastoral Bagi Kaum Muda
Pelayanan pastoral bagi kaum muda pada dasarnya adalah suatu bantuan
kepada kaum muda untuk membentuk dan mengembangkan pertumbuhannya secara
menyeluruh. Arah dan tekanan dalam pelayanan pastoral kaum muda adalah supaya
kaum muda dapat menggunakan segala potensinya yang khas dalam dirinya.
Potensi yang khas dalam diri kaum muda itu berguna untuk membangun dan
mengembangkan kepribadiannya. Kepribadian yang harus dikembangkan itu
mengacu kepada orientasi kepada Kristus. Kristus menjadi dasar utama
pembangunan dan pengembangan kepribadiannya yang pasti dalam menapaki jalan
hidupnya.
Menurut Tapaha Petrus Tukan (1983:56-58) hal pokok yang paling penting
untuk diperhatikan dalam pelayanan pastoral bagi kaum muda adalah penanaman
nilai-nilai dalam dirinya. Kaum muda pada masa mudanya masih berada dalam
suatu proses “mencari jati diri” pribadinya.
Dalam struktur masyarakat yang dinamis terjadi pergeseran nilai-nilai yang
sangat memungkinkan kaum muda mengalami krisis makna hidup bagi dirinya.
Misalnya saja di jaman sekarang ini terjadi kemerosotan pada nilai moral. Banyak
kaum muda yang mengikuti budaya barat, mereka tidak lagi malu untuk
mengenakan pakaian minim saat pergi ke Gereja. Oleh sebab itu dalam situasi yang
demikian kaum muda perlu dibina untuk bersikap kritis dan selektif dalam
menentukan nilai-nilai bagi dirinya baik dari nilai moral, spiritual, sosial, dan lain
sebagainya. Mereka perlu dibantu agar dapat mampu merealisasikan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tersebut dalam hidup mereka seturut prioritas yang sudah terbentuk dalam diri
mereka sendiri.
B. Bentuk Hidup Menggereja dan Pembinaannya
1.
Bentuk Hidup Menggereja Secara Kontekstual
Hidup menggereja secara kontekstual tampak dalam bentuk hidup
menggereja yang sering kita sebut dengan Komunitas Kecil Gerejawi dan
Komunitas Basis Kristiani.
a.
Menurut Suratman (1999:34), komunitas kecil Gerejawi adalah suatu
komunitas yang dapat memperlengkapi kebutuhan dasar para anggotanya untuk
menghayati kehidupan kristen di tengah-tengah dunia modern. Suatu komunitas
yang merupakan suatu unit penunjang diri yang terkecil dalam konteks kehidupan
kristiani. Di dalamnya para anggotanya dapat memperoleh suatu basis yang tetap
semua yang mereka butuhkan untuk penghayatan kehidupan Kristiani.
Suratman (1999:35-37) memaparkan bahwa suatu komunitas yang benarbenar dapat memperlengkapi kebutuhan dasar para anggotanya itu. Komunitas
tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Komunitas kecil gerejawi adalah suatu komunitas yang berusaha untuk sadar
akan kondisi-kondisi kehidupan yang menyeluruh dari anggota-anggotanya
serta harapan, ketakutan, perjuangan, kegembiraan, dan impian; serta kekuatan
dan situasi yang membuat mereka tidak bebas dan diperbudak.
2) Komunitas kecil gerejawi adalah suatu komunitas terorganisir. Di dalam
komunitas itu dimanfaatkan segala kekuatan, karisma, dan anugerah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berlain-lainan dari para anggotanya; serta mengarahkannya kepada pelayananpelayanan dan kegiatan-kegiatan yang pada gilirannya membebaskan bagi
komunitas.
3) Komunitas kecil gerejawi adalah suatu komunitas yang berdoa dan merayakan.
Kita menyadari bahwa keselamatan kita itu adalah rahmat Allah semata-mata.
Dan rahmat Allah itu senantiasa bekerja di dunia ini. Maka dalam komunitas
itulah kita perlu waktu untuk berdoa bersama merayakan bersama pengalamanpengalaman rahmat yang membebaskan kita dari kekuatan-kekuatan dan dosa.
4) Komunitas kecil gerejawi adalah komunitas berpusat pada Kristus. Komunitas
ini berakar dan menimba motivasi, inspirasi dari iman pada Kristus yang
bangkit dan sekarang tetap hadir di tengah-tengah kita. Yesus Kristus jugalah
yang mempersatukan setiap anggota menjadi suatu komunitas Kristiani.
5) Komunitas kecil gerejawi adalah suatu komunitas yang terbuka bagi
masyarakat luas dan dunia. Komunitas ini tidak berpusat pada anggota-anggota
dan terisolir dari perjuangan-perjuangan masyarakat umum dan seluruh bangsa.
Komunitas terbuka pada keprihatinan-keprihatinan yang lebih luas dan secara
bebas bekerja sama dengan kelompok-kelompok lain dan komunitas-komunitas
untuk mencari pemecahan atas problem umum dan keprihatinan-keprihatinan.
6) Komunitas kecil gerejawi adalah suatu komunitas yang berkaitan dengan hidup
seutuhnya. Komunitas ini mau menyapa kehidupan manusia secara integral:
menyangkut aspek spritual, ekonomis, sosial, dan kultural, tidak hanya salah
satu aspek dari padanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b.
Menurut tokoh lain Hardaputranta (1993:6), bentuk hidup menggereja juga
dikenal dengan sebutan Komunitas Basis Kristiani. Komunitas basis ini ingin
mencerminkan buah kehadiran Roh Kudus, yang selalu memperbaiki dan
menyempurnakan gereja sehingga umat manusia dapat melihatnya ssebagai media
dan sakramen penyelamatan Allah dalam sejarah. Sejalan dengan cara Roh Kudus
menghadirkan diri dalam sejarah manusia, Gereja sebagai wadah kehadiranNya pun
diharapkan mampu memberikan jawaban yang tepat terhadap perubahan-perubahan
yang ada di dunia.
Tujuan dari komunitas basis adalah suatu cara untuk memperbaiki Gereja di
kalangan masyarakat yang menjadi akar rumput, untuk kita menaruh kepercayaan
terhadap setiap orang dalam iman akan dan melalui Yesus di dalam Roh KudusNya.
KBK tetap mengkonsentrasikan dirinya pada keseluruhan elemen-elemen dasar
menggereja:
iman,
peribadatan,
komunio,
kerasulan,
pembebasan,
dan
penyelamatan (Hardaputranta, 1993:22)
Salah satu contoh konkrit bentuk hidup menggereja yang terkecil dalam
hidup sehari-hari adalah keluarga. Keluarga sebagai Komunitas Basis Gerejawi
paling Basis. Menurut Margana (2003:106-110) strategi menggereja dengan fokus
pemberdayaan kaum miskin dan tertindas, memang dipilih oleh setiap Gereja di
Indonesia. Hanya saja, masing-masing keuskupan memiliki keleluasaan untuk
memiliki penekanan yang lebih sesuai dengan tuntutan situasi setempat. Misalnya
saja dalam KAS (Nur Widi, 2009:188-189) ditemukan bahwa untuk beriman, harus
ada arah dan prioritas. Iman Gereja adalah komitmen hidup akan Allah yang
menyejarah dan bergerak menyelamatkan melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Yesus adalah konstitutif-normatif bagi Gereja. Ia adalah jalan, kebenaran, dan hidup
Gereja.
Demi beriman, perlu dibangun persaudaraan dalam paguyuban-paguyuban
yang menjadi pusat kehidupan menggereja. Paguyuban menjadi pusat kehidupan
menggereja karena di sana dijalin anyaman persaudaraan dan jerih payah
perjuangan akan hadirnya nilai-nilai Kerajaan Allah, yang menyatu dengan gerak
sejarah dunia atau masyarakat. Karena beriman, semakin banyak pula orang yang
direngkuh supaya ikut terlibat (partisipatif), saling mengembangkan (transformatif),
dan memberdayakan (empowering) dalam gerak penyelamatan Allah dan ambil
bagian dalam kegembiraan Allah.
Dengan demikian, Gereja menjalankan dirinya dalam gerak komunikatif
yakni sikap saling mengerti dan pembaharuan terus-menerus untuk menjadi
kontekstual, relevan, dan signifikan. Gereja mengundang semua orang untuk duduk
bersama, dan bergerak bersama untuk membangun tata dunia baru. Di sinilah
Gereja menjadi komunitas iman yang berdaya interpretatif-profetis demi
pengembangan kehidupan bersama. Kalau demikian, semakin terbukalah jalan-jalan
Kerajaan Allah, dan Gereja bisa tampil relevan dan signifikan dalam kancah
pergumulan masyarakat.
2.
Konsep Pembinaan Kaum Muda Dalam Keterlibatan Hidup Menggereja
Menurut Tangdilintin (1984:13) untuk membimbing dan membentuk kaum
muda, diperlukan suatu konsep atau sikap dasar mengenai pembinaan kaum muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
agar mereka mau terlibat dalam hidup menggereja. Ada pun berbagai macam
konsep pembinaan yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
a.
Pembinaan Sebagai Pelayanan
Kaum muda pertama-tama harus dilihat sebagai pelayanan: suatu
keprihatinan aktif yang menyata dalam tindakan yang menyadarkan dan
membebaskan, memekarkan potensi dan iman Kristiani, menanggapi kebutuhan
mereka, memampukan mereka bertanggung jawab dan berperan sosial-aktif. Paham
dasar ini menempatkan kaum muda sebagai subyek dan pusat bina, bukan sebagai
obyek atau alat. Apabila mereka mengalami kehadiran pembina sebagai pelayan
dan abdi, kaum muda juga akan bertumbuh dalam semangat pengabdian yang sama
terhadap sesama, Gereja, dan masyarakat.
b.
Pembinaan Sebagai Pendampingan
Melihat pembinaan sebagai pendampingan mencegah kita untuk menggiring
dan menjinakkan kaum muda, sehingga memandulkan potensi mereka. Pembina
adalah seorang pendamping yang karenanya tidak boleh menggiring kaum muda ke
arah yang sesuai selera dan kebutuhannya sendiri. Dengan belajar dari kisah Emaus
(Luk 24:13-35), seorang pendamping berjalan seiring dengan kaum muda
menggumuli masalah mereka dengan bertanya dan mendengarkan penuh perhatian
dan kesabaran, menjelaskan dan membuka pikiran mereka pada saat yang tepat, dan
akhirnya mempertemukan mereka dengan pribadi Kristus sendiri.
Berdasarkan konsep-konsep dasar tersebut, istilah “pembinaan”dengan
segala isi yang tersirat di dalamnya, tidak tepat lagi. Maka, akhir-akhir ini istilah
populernya adalah pendampingan kaum muda (Tangdilintin, 1984:13-14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Menurut Prasetya (2006:105-110) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
terkait dengan keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja. Pertama,
Gereja perlu menyadari bahwa jumlah kaum muda mencapai separuh dari jumlah
umat beriman Katolik, sehingga mereka merupakan potensi sekaligus tantangan
bagi Gereja di masa depan. Kaum muda merupakan potensi yang luar biasa yang
sekaligus menjadi tantangan yang besar untuk diberdayakan demi masa depan
Gereja. Gereja melihat jalannya menuju masa depan dalam diri kaum muda,
memandang dalam diri mereka cerminan dirinya sendiri dan panggilannya kepada
keremajaan yang membahagiakan yang terus-menerus dinikmati sebagai buah hasil
Roh Kristus. Kedua, Gereja hendaknya mengupayakan terwujudnya pendidikan
formal bagi kaum muda, baik di sekolah Katolik mau pun perguruan tinggi Katolik,
agar mereka mampu mengembangkan segala kemampuannya secara lebih memadai
karena pada kenyataannya bahwa banyak kaum muda belum mengenyam
pendidikan selayaknya atau menikmati pendidikan formal yang memadai, dengan
berbagai macam alasan dan kendala yang ada. Ketiga, Gereja Katolik hendaknya
mengupayakan terlaksananya pendidikan non-formal dan informal bagi kaum
muda, yang terjadi baik di dalam keluarga mau pun di lingkungan Gereja guna
memberikan keseimbangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kaum muda
secara utuh dan menyeluruh. Berkaitan dengan pendidikan kaum muda di dalam
keluarga, Gereja Katolik telah menegaskan bahwa orangtualah yang menjadi
pendidik pertama dan utama, termasuk pendidikan iman bagi anak-anaknya, karena
orangtua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak terkait kewajiban amat
berat untuk mendidik mereka. Hal ini berarti bahwa dalam keluarga Katolik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
melalui diri dan hidup orangtua, hendaknya dapat ditumbuhkan aneka kebiasaan
untuk mengembangsuburkan iman kaum muda.
Kaum muda tidak hanya dituntut untuk belajar dan belajar terus guna
mengembangkan kepandaian intelektual, tetapi juga diberi kemungkinan dan
kesempatan untuk mengembangkan jati dirinya melalui kegiatan yang bersifat
humanis misalnya dalam kegiatan bakti sosial baik di lingkungan masyarakat mau
pun Gereja, kunjungan ke Panti Asuhan, Lembaga Permasyarakatan, Panti Jompo,
dan ikut serta dalam membantu korban bencana alam atau pun orang yang sedang
membutuhkan bantuan. Sedangkan untuk kegiatan religius dapat dilakukan dalam
bentuk latihan koor, pertemuan kaum muda di tingkat Paroki atau lingkungan,
membaca
dan
mendalami
Kitab
Suci
secara
pribadi
atau
kelompok,
mengembangkan kegiatan doa secara pribadi atau kelompok (Legio, Taize, PDK,
dan sebagainya), rekoleksi, retret, dan sebagainya sehingga berkembangsuburlah
keutamaan hidup dan iman dalam dirinya. Melalui kegiatan-kegiatan seperti ini
kaum muda diharapkan mampu mengolah diri, hati, dan hidupnya sehingga tidak
mudah jatuh ke dalam godaan yang dapat menyesatkan dan memudarkan masa
depannya sendiri, misalnya minum-minuman keras, narkoba, dan seks bebas.
Pendidikan kaum muda juga dapat dilakukan di lingkungan Gereja, dengan
segala kegiatan yang melibatkan kaum muda dan berdaya-guna bagi mereka.
Kegiatan ini dapat berupa pendidikan kader dari berbagai lembaga dan disiplin
ilmu, pelatihan-pelatihan yang membangun karakter atas dasar pendidikan
spiritualitas yang utuh, memberikan kepercayaan atau tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan. Kaum muda hendaknya juga diberi kesempatan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menampilkan kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya, dengan cara
mendampingi adik-adiknya dalam kegiatan PIR dan PIA.
C. Hidup Menggereja Secara Kontekstual Sebagai Praksis Menghayati Iman
Kristiani
1.
Hidup Menggereja Secara Kontekstual
Hidup sebagai murid Yesus berarti hidup sebagai anggota Gereja yang
sudah dikuduskan oleh Allah dengan segala konsekuensinya. Hidup menggereja
berarti menampakkan iman akan Yesus Kristus, yang dalam arti luas adalah
perwujudan iman dalam hidup sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat. Menggereja yang memasyarakat berarti pula berhubungan dengan
masyarakat sebagai konteks.
Menurut Banawiratma (2000:190) menjelaskan bahwa kontekstual berarti
suatu usaha yang berhubungan dengan fungsi pelayanan terhadap kelompok yang
hidup dalam konteks tertentu. Selain itu usaha kontekstual juga ingin menyapa
seluruh kelompok manusia, tidak hanya berdasarkan orientasi eksternal, melainkan
berpangkal pada otoritas internal dari kenyataan hidup sebagai konteks. Dijelaskan
lebih lanjut bahwa dengan kontekstualisasi lebih bersifat komunikatif. Artinya kita
diharuskan berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.
Kontekstual secara eksplisit mempunyai cakupan yang luas, tidak hanya
konteks dalam kultur kebudayaan, melainkan juga kultur ekonomi, kultur politik,
dan seluruh pengalaman hidup umat beriman. Dengan demikian, hidup menggereja
secara kontekstual berarti menggereja dalam hubungannya dengan situasi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kejadian yang dialami. Sedangkan yang dimaksudkan situasi dalam hidup
menggereja secara kontekstual adalah realitas hidup konkrit yang dialami di dalam
hidup bermasyarakat. Realitas hidup konkrit itu sifatnya aktual dan mendesak untuk
ditanggapi dengan segera mengambil sikap bertindak. Gereja masa kini sedang
berada dalam situasi itu, dan diharapkan bersikap serta bertindak sebagaimana yang
dilakukan dan diajarkan oleh Yesus Kristus.
Hidup menggereja secara kontekstual dilakukan dalam jaringan berbagai
macam komunitas basis kontekstual yang menurut bahasa Injil terdiri dari siapa saja
yang melakukan kehendak Allah, sebagaimana yang dikatakan Yesus “Barangsiapa
yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku
perempuan, dialah ibu-Ku (Mrk 3:35).
Keterbukaan Gereja bagi semua orang memiliki konsekuensi bahwa semua
orang dalam kebersamaan bertanggung jawab terhadap Gereja (Suratman, 1999:24).
Semua orang yang dipermandikan mempunyai tanggung jawab bersama untuk ikut
membangun hidup Gereja, termasuk mereka yang miskin dan kecil. Berkaitan
dengan hal itu, Suratman (1999:25) juga menjelaskan bahwa dalam komunitas itu
orang saling mengenal, mendukung dan melayani satu sama lain, dan juga semakin
dipersatukan dengan sesama, Tuhan dan seluruh Gereja.
Cara hidup menggereja secara kontekstual memberikan penghargaan kepada
setiap orang, cara hidup ini juga mengembangkan demokrasi dan keluhuran nilainilai hidup serta hak azazi manusia. Dalam hidup menggereja secara kontekstual
diharapkan, semua kharisma baik yang dianugerahkan kepada laki-laki maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
perempuan dapat lebih diterima dan diperkembangkan demi pelayanan bersama
(Banawiratma, 2000:195).
Wibowo Ardhi (1993:13) memaparkan bahwa sebagai Umat Allah, Gereja
memperlihatkan: pertama, Aspek komunio yaitu yang dibentuk dan dipersatukan
oleh pembaptisan. Oleh sebab itu adanya kesamaan martabat para anggotanya
dikarenakan satu dalam Kristus. Kedua, Aspek misioner yaitu Gereja yang selalu
terus-menerus mewartakan Kabar Gembira guna menghimpun semua orang kepada
Yesus Kristus. Ketiga, Aspek eskatologis yaitu Umat Allah yang berziarah dalam
persatuan dengan Kristus dan dibimbing oleh Roh Kudus menuju Kerajaan Bapa.
Demikian pula di dalam Perjanjian Baru terdapat unsur universalitas umat
Allah yang sangat menonjol karena Perjanjian Baru tidak membatasi diri
sebagaimana dalam Perjanjian Lama. Universalitas umat Allah mengungkapkan
bahwa Gereja dimaksudkan untuk semua orang. Semua orang dipanggil untuk
menjadi umat Allah. Gereja memberi tempat dan menerima semua yang baik,
semua bakat, kekayaan budaya, atau adat istiadat sejauh tidak bertentangan dengan
Injil. Sifat universalitas umat Allah mencakup dan menghapus perbedaan anggota,
semua memiliki derajat sama dalam Gereja. Hal ini ditegaskan pula oleh Konsili
Vatikan II dalam konstitusi dogmatis LG tentang Gereja sebagai berikut: Segala
sesuatu yang telah dikatakan tentang umat Allah, sama-sama dimaksudkan bagi
kaum awam, para religius, dan kaum rohaniawan (LG, art. 30).
Dengan demikian di dalam Gereja Kristus, semua orang yang dibaptis dalam
nama-Nya telah mengenakan Dia. Karena itu, tidak ada orang Yahudi atau Yunani,
tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
semua adalah satu dalam Kristus Yesus (Gal 3:27-28). Jadi baik awam, rohaniawan,
mau pun para religius sama-sama mengemban tugas sebagai pewarta iman sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
2.
Hidup Menggereja Kontekstual Sebagai Praksis Perwujudan Iman
Kristiani
Hidup beriman meliputi berbagai macam yaitu: wawasan, perayaan, dan
perwujudan. Untuk dapat menghayati hidup menggereja secara kontekstual unsur
perwujudan menjadi bagian yang paling penting. Dalam surat Ykb 2:14 dikatakan
bahwa iman tanpa perbuatan itu pada hakekatnya adalah mati. Maksud dari surat
Yakobus tersebut mengandung asumsi pokok bahwa orang yang mendengarkan
firman harus melaksanakannya juga. Iman tidak boleh berhenti pada masalah liturgi
atau terkurung di sekitar tembok Gereja, melainkan harus diwujudkan melalui
kepedulian terhadap pelbagai situasi aktual dan lingkungan hidup.
Dalam dunia yang semakin berkembang ini muncul gejala-gejala yang
mengakibatkan krisis berbagai dimensi kehidupan yang menimbulkan masalah
kemiskinan yang menyebabkan banyak orang terlantar, anonimitas, para pengungsi
yang mendapat tekanan politik, dan sebagainya. Akibatnya orang akan lebih
cenderung berusaha memenuhi kebutuhan jasmani daripada yang rohani termasuk
yang berhubungan dengan iman itu sendiri, padahal iman juga menuntut perjuangan
demi perdamaian, pembangunan dan pembebasan mereka yang berada dalam
kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Kekayaan iman yang terkandung dalam Kitab Suci itu diwartakan kepada
segala bangsa dengan pelbagai cara dan bahasa, serta melalui pelbagai kebudayaan.
Meskipun situasinya selalu berubah dari waktu ke waktu, namun iman itu tidak
berubah. Hal tersebut ditegaskan dalam EN art 65 tentang pewartaan Injil kepada
bangsa-bangsa, yakni :
“Meskipun diterjemahkan ke dalam semua ungkapan, isinya (iman) tidak
boleh dilemahkan atau dikurangi. Kendati diselubungi oleh bentuk-bentuk
lahiriah yang cocok dengan tiap bangsa, dieksplisitkan dengan ungkapanungkapan teologis yang memperhatikan perbedaan budaya, lingkungan
sosial, dan suasana kesukuan, isinya harus tetap mengenai iman Katolik
seperti yang diterima oleh magisterium Gereja dan disampaikan
magisterium”.
Dengan demikian, hendaknya anggota Gereja menghayati imannya akan
Yesus Kristus meski dalam situasi yang memprihatinkan. Umat hendaknya tidak
mudah terbawa oleh arus yang gampang berubah, tetapi harus melihat situasi nyata
dengan terang iman yang sejati pada Kristus. Hidup menurut Injil Yesus Kristus
merupakan ungkapan orang beriman dalam menjawab kehendak Allah di dalam
kehidupan pribadi maupun bersama. Mewujudkan iman itu bersifat mutlak karena
iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Ykb 2:14). Gereja
menghendaki supaya anggotanya hidup menggereja secara kontekstual, yaitu
menggereja dalam hubungannya dengan situasi aktual masyarakat yang begitu
mendesak untuk ditanggapi dengan mengambil tindakan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
PENELITIAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP
MENGGEREJA SECARA KONTEKSTUAL DI LINGKUNGAN SANTO
YUSUF KADISOBO PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI
A. Gambaran Umum Situasi Kaum Muda di Lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari
1.
Sejarah Berdirinya Paroki Santo Yoseph Medari
Menurut anggota Dewan Paroki Santo Yoseph Medari (2010), sejarah
berdirinya Paroki Santo Yoseph Medari dimulai pada bulan Juni 1922
diselenggarakan Misa Kudus setiap dua minggu sekali di Gedung Societet Medari,
yang lebih dikenal sebagai “Kamar Bola(h)”. Pada mulanya umat masih sedikit
(sekitar 20 orang) yang sebagian besar adalah orang yang bekerja di Pabrik Gula
Medari, hanya sebagian kecil dari pribumi. Yang sejak awal melayani, menangani,
dan mengawasi Gereja Medari adalah Romo Van Driessche, SJ (1917-1925) dari
Kotabaru, Yogyakarta.
Pada tahun 1925 jumlah umat berkembang (lebih dari 250 orang) dan tidak
hanya berasal dari Medari dan sekitarnya, tetapi juga berasal dari tempat yang jauh.
Mereka berbondong-bondong hanya dengan berjalan kaki untuk mengikuti Misa
Kudus di Medari. Karena dirasakan Kamar Bola tersebut tidak mencukupi lagi
untuk menampung umat, maka dibangunlah gedung gereja di Dusun Murangan
yang dimulai pada tahun 1925 dan selesai dibangun serta diresmikan dan diberkati
pada tanggal 23 Oktober 1927 oleh Romo Van Velsen, SJ, Vikaris Apostolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Batavia. Umat yang datang untuk Misa, kalau ditanyai orang mau kemana, selalu
menjawab: “Badhe kempalan dhateng Medari”, walau pun gereja sudah berada di
Dusun Murangan. Karena sudah terbiasa menjawab demikian maka untuk
seterusnya gereja tersebut lebih dikenal sebagai Gereja Medari, dengan Santo
pelindung yang dipilih oleh Romo Fransiskus Sträter, SJ adalah Santo Yoseph.
Bersamaan dengan masa-masa itu juga didirikan Sekolah Katolik yang juga
menempati Kamar Bola tersebut. Pada mulanya guru-guru masih didatangkan dari
Muntilan. Pengelola sekolah tersebut adalah Yayasan Kanisius, karena diperlukan
ruangan khusus untuk sekolah yang disesuaikan dengan ruang kelas dan
bertambahnya jumlah murid maka dibangunlah gedung sekolah di Dusun
Murangan, yang diresmikan pada tahun 1925. Sekolah ini berkembang dengan
sangat baik sampai pada tahun 1937.
Pada tahun 1937 di Medari dibentuklah sebuah bada kepengurusan gereja
yaitu PGK yang melibatkan beberapa tokoh umat yang bertugas mengurusi umat,
mengembangkan ibadat, dan mengelola bangunan gereja. Untuk memperlancar
tugas kepengurusan, menertibkan administrasi, dan membentuk kepengurusan
gereja dibuatlah cap (stempel) dengan tulisan Dewan Paroki Medari. Sebutan
“Dewan Paroki” inilah yang menjadi asal mula disebutnya dewan-dewan paroki di
Keuskupan Agung Semarang dan di seluruh Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
2.
Keadaan Geografis Serta Pembagian Jumlah Stasi, Wilayah, dan
Lingkungan Paroki Santo Yoseph Medari
Paroki Santo Yoseph Medari memiliki luas territorial sebesar 121 km2
berbentuk seperti belah ketupat dengan jarak terjauh dari utara-selatan : 23 km
sedangkan jarak jauh dari barat-timur 11 km. Sebagian besar berupa dataran rata
hanya sebagian kecil yang merupakan perbukitan (pegunungan, lembah, jurang,
dsb) yang hamper semua lahan sudah diusahakan untuk mata pencaharian oleh
masyarakat sekitar.
Paroki Santo Yoseph Medari secara teritorial berada di tengah-tengah antara
Paroki lain dalam Keuskupan Agung Semarang, di sebelah Barat adalah Paroki
Santa Theresia Salam, di Utara adalah Paroki Santo Yohanes Rasul Somohitan,
di Timur adalah Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati, dan di Selatan adalah
Paroki Santo Petrus Paulus Klepu.
Peta Paroki Santo Yoseph Medari sudah ada dengan menggambarkan
pemekaran lingkungan-lingkungan yang ada sampai dengan tahun 2010. Peta dibuat
untuk menunjukkan letak dan batas-batas teritorial, walaupun secara riil sulit sekali
menentukan batas tersebut karena batas tersebut tidak ditandai dengan batas alam
atau batas yang ditetapkan oleh Keuskupan atau pemerintah. Skala yang ada dalam
peta ini tidak berdasarkan perhitungan foto satelit, hanya menggunakan peta Paroki
yang lama sebagai pedoman untuk mengenali posisi lingkungan-lingkungan dan
wilayah-wilayah yang ada di Paroki Santi Yoseph Medari.
Berdasarkan jumlah umat dan letak geografi, Paroki Santo Yoseph Medari
terbagi dalam 6 wilayah terdiri dari 26 lingkungan. Di dalam Paroki Santo Yoseph
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Medari ada satu stasi, yaitu Stasi Santo Thomas Seyegan, yang terbagi ke dalam 2
wilayah yang terdiri dari 8 lingkungan. Sedangkan berdasarkan wilayah
administrasi Pemerintahan, Paroki Santo Yoseph Medari memiliki wilayah
pelayanan di 3 kecamatan yaitu : Sleman, Tempel, dan Seyegan. Dari sisi
penyebaran Wilayah, dari 6 wilayah 2 Wilayah (II dan III) berada di dalam
perkotaan dan 4 wilayah (I, IV, V, dan VI) berada di pedesaan.
Jumlah dan pembagian Lingkungan, Wilayah, dan Stasi dalam Paroki Santo
Yoseph Medari:
1) Lingkungan dan wilayah
Wilayah I dan lingkungan yang ada di Paroki Santo Yoseph Medari adalah
sebagai berikut:
a) Wilayah I Santo Mateus, meliputi lingkungan :
Santa Maria Pendeman
Santo Yusuf Kadisobo
Santo Yulianus Pepen
Santo Tarsisius Sidomulyo
b) Wilayah II Santo Yohanes Rasul, meliputi lingkungan :
Santo Petrus Murangan Timur
Santo Paulus Murangan Barat
Santa Maria Assumpta Medari
Santo Yohanes Pemandi Sleman Barat
Santa Yohana Sleman Timur
c) Wilayah III Santo Lukas, meliputi lingkungan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Santo Fransiskus Xaverius Kantongan
Santo Yusuf Margorejo
Santa Veronika Margorejo Asri
Santo Matius Tempel
d) Wilayah IV Santo Markus, meliputi lingkungan :
Santo Antonius Mlesen
Santo Yohanes Temanggung
Santo Yohanes Rasul Batang
Santo Agustinus Keceme
Santo Paulus Malang
e) Wilayah V Santo Thomas I Seyegan, meliputi lingkungan :
Santo Agustinus Margomulyo Barat
Santo Carolus Borromeus Margomulyo Timur
Santo Don Bosco Margoagung
Santo Hubertus Cibuk
f) Wilayah VI Santo Thomas II Seyegan, meliputi lingkungan :
Santa Theresia Avila Sonoharjo
Santo Gregorius Bantulan
Santo Benedictus Jlegogan
Santo Ignatius Margodadi
2) Stasi
Paroki Santo Yoseph Medari hanya mempunyai 1 (satu) Stasi, yaitu Stasi
Thomas Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.
Perkembangan Kaum Muda Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki
Santo Yoseph Medari
a.
Perkembangan Kaum Muda Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Batasan lingkungan Santo Yusuf Kadisobo:
-
Utara
: Paroki Somohitan
-
Barat
: Lingkungan Pepen
-
Selatan
: Lingkungan Pendeman
-
Timur
: Paroki Mlati
Jumlah umat: 195 jiwa (65 Kepala Keluarga).
Luas teritorial: 2,1 km2.
Ketua lingkungan: Yoseph Hermawan Eko Susilo.
Melihat jumlah KK dengan banyak umat, maka lingkungan ini seharusnya
pantas dimekarkan. Kapel Santo Yusuf Kadisobo di lingkungan Kadisobo
dipergunakan seluruh umat di wilayah I untuk mengadakan Perayaan Ekaristi secara
rutin setiap hari sabtu pukul 19.00 WIB.
Jumlah kaum mudanya sendiri terbilang cukup banyak dibandingkan dengan
lingkungan lainnya. Di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo ada ± 30orang kaum
muda, tetapi sampai dengan saat ini yang cukup aktif hanya ± 20 orang. Hal ini
dikarenakan banyaknya kesibukan atau rutinitas yang harus mereka kerjakan.
Diantaranya masih ada yang masih bersekolah, kuliah, dan bekerja. Oleh sebab itu,
perkembangan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo bisa dikatakan
cenderung menurun karena kurangnya kegiatan yang diadakan dan tidak adanya
sarana untuk menampung aspirasi kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b.
Perkembangan Umat Secara Keseluruhan Di Paroki Santo Yoseph Medari
Pada waktu masih berbentuk Stasi Santo Yoseph Medari terjadi beberapa
pemekaran; yaitu Santo Aloysius Gonzaga Mlati di bawah administrasi Yogyakarta
pada tahun 1936, Paroki Administratif Santo Yohanes Rasul Somohitan yang
semula di bawah administrasi Paroki Santo Yoseph Medari, pada tahun 2004
akhirnya meningkat menjadi Paroki Mandiri Santo Yohanes Rasul Somohitan.
Karena beberapa pertimbangan, Stasi Thomas Seyegan bergabung di bawah
pelayanan Paroki Santo Aloysius Gonzaga Mlati pada tahun 1955-1972.
Selanjutnya karena berdekatan geografis maka stasi Santo Thomas Seyegan
kembali lagi di dalam pelayanan Paroki Santo Yoseph Medari (1972-sekarang).
Perkembangan jumlah umat di Paroki Medari secara keseluruhan (Paroki
Induk dan Stasi):
2003
2004
2005
2006
2007
2008
3.011
3.045
3.044
3.061
3.145
2.961
Paroki Santo Yoseph Medari meliputi beberapa kecamatan: Tempel,
sebagian Sleman, Seyegan, sebagian Minggir, dan sebagian Turi yang kesemuanya
termasuk Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010 Paroki
Santo Yoseph Medari meliputi 6 wilayah (terdiri dari 26 lingkungan); di Paroki
Pusat ada 4 wilayah yang terdiri dari 18 Lingkungan dan di Stasi Santo Thomas
Seyegan ada 2 wilayah yang terdiri dari 8 Lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c.
Situasi Sosial, Ekonomi, Budaya Dan Pendidikan Umat Di Lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo.
Komposisi umat menurut usia adalah sebagai berikut: anak-anak (di bawah
5 tahun) ada 5%, remaja (5-13 tahun) ada 11%, kaum muda (13-35 tahun) ada 28%,
usia aktif (35-60 tahun) ada 37%, dan lanjut usia (di atas 60 tahun) ada 19%.
Tingkat pendidikannya rata-rata: 17% lulusan SD, 12% SMP, 36% SMA,
7% Diploma, dan 10% Perguruan Tinggi Strata, sedangkan 18% tidak sekolah atau
belum memasuki usia sekolah. Apabila dilihat dari intensitas dan lokasi aktifitas
hidup, 80% beraktifitas kerja di sekitar tempat tinggal antara pukul 08.00-16.00,
sisa waktu lainnya digunakan untuk membangun relasi dalam keluarga, beristirahat,
bersosialisasi dengan masyarakat disekitar, kegiatan liturgi dan peribadatan baik di
lingkungan, wilayah, mau pun Paroki. Sedangkan 20% lainnya beraktifitas kerja di
luar kota dengan interval waktu antara 3-4 hari dalam 1 minggu.
Terkait dengan aktifitas liturgi dan peribadatan, di tingkat lingkungan yang
diadakan rata-rata sekali sebulan sebagian besar digunakan untuk ibadat sabda,
diikuti oleh sebagian orang tua karena waktu penyelenggaraannya pada malam hari,
anak-anak dan remaja lebih memilih di rumah dengan alasan belajar, sedangkan
untuk misa dilakukan seminggu sekali di Kapel Kadisobo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
B. Metode Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
Secara Kontekstual Di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo
Yoseph Medari
1.
Latar Belakang Penelitian
Kehidupan kaum muda saat ini senantiasa penuh dengan dinamika dan
tantangan hidup yang cukup berliku. Untuk dapat terus berkembang dan
menghadapi tantangan hidup di jaman sekarang, kaum muda membutuhkan tempat
dan sarana yang tepat agar mereka dapat berbagi dan menemukan jalan keluar bagi
permasalahan yang sedang mereka alami.
Tidak jarang ditemukan beberapa kaum muda yang sudah menyimpang dari
jalan hidup mereka misalnya tidak pernah aktif dengan kegiatan-kegiatan yang ada
disekitarnya bahkan ada yang berpindah keyakinan. Mereka kurang berkomunikasi
atau setidaknya berkumpul dengan teman sebayanya. Dari beberapa pengamatan
yang pernah ditemui, banyak kaum muda yang tidak lagi terlibat secara penuh
dalam kegiatan-kegiatan baik di lingkungan, wilayah, mau pun Gereja.
Kebutuhan untuk saling mengenal, berkumpul, dan bercerita dengan sesama
kaum muda sangat di alami oleh kaum muda dilingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
Kaum muda dari berbagai lingkungan sering dikumpulkan di dalam kegiatan
Paroki, salah satunya adalah “wedhang parkiran”. Wedhang parkiran ini adalah
salah satu kegiatan kaum muda di Paroki Santo Yoseph Medari yang pertemuannya
bertempat di parkiran gereja. Selain tempat berkumpul dan bercerita, biasanya di
tengah-tengah acara Romo Paroki menyisipkan renungan-renungan singkat yang
dikutip dari Kitab Suci. Namun terkadang seringkali kegiatan ini terhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dikarenakan ada beberapa kaum muda lain yang memiliki kesibukan sendiri,
dengan kata lain kegiatan tersebut menjadi surut.
Adanya upaya yang sudah dilakukan oleh lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
untuk mengumpulkan para kaum muda melalui berbagai kegiatan menggereja.
Kegiatan tersebut diantaranya: PIA, Koor Kaum Muda, dan Anjangsana Mudika.
Tetapi menurut penulis kegiatan seperti itu tetap belum dapat menggerakkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Untuk itu penulis merasa bahwa
faktor pemahaman, pelaksanaan, dan hambatan yang dialami kaum muda perlu
ditinjau kembali untuk menentukan kegiatan pendampingan seperti apa yang
diharapkan sesuai dengan keinginan mereka.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan untuk menyusun kegiatan
pendampingan yang baru yang sekiranya lebih sesuai dengan konteks kaum muda
jaman sekarang pada umumnya dan khususnya bagi kaum muda di lingkungan
Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan alat kuesioner dan wawancara secara langsung dengan kaum muda
serta pihak-pihak yang terlibat secara penuh yang ikut mengambil bagian dalam
keaktifan kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
2.
Rumusan Permasalahan Penelitian
Bertolak dari latar belakang penelitian, penulis mencoba merumuskan
permasalahan sekitar keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Bentuk kegiatan seperti apa yang diharapkan dapat membangkitkan
semangat kaum muda agar mereka lebih terlibat aktif dalam hidup
menggerejanya?
3.
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap kaum muda di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo mempunyai tujuan untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
Rumusan tujuan penelitian ini adalah:
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang sejauh mana kaum
muda sudah tergerak untuk terlibat dalam hidup menggereja dan memberikan suatu
bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan semangat keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja.
4.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap kaum muda di lingkungan
Santo Yusuf Kadisobo diharapkan bermanfaat untuk:
Memperkembangkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dan
mengajak kaum muda untuk semakin meningkatkan penghayatan iman mereka
akan Yesus Kristus.
5.
Pendekatan Penelitian
Menurut Moleong (2009:5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian
kualitatif metode yang bisa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan
pemanfaatan dokumen, serta metode survey yang akan dilakukan kepada kaum
muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Survey
bertujuan untuk memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis. Survey
lapangan dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
6.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 10 November 2012 sampai
dengan tanggal 17 November 2012. Tempat untuk melakukan penelitian adalah di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari.
7.
Teknik dan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat untuk mengumpulkan data. Pada
penelitian ini alat pengumpulan data dengan pedoman wawancara dan kuesioner.
a.
Wawancara
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara pewawancara
dengan yang diwawancarai, dilaksanakan bertatap muka secara langsung maupun
tidak langsung untuk memperoleh jawaban dari orang yang diwawancarai (Masidjo,
1995:72-76). Adapun jenis-jenis wawancara sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
1) Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau bebas
Wawancara dengan pertanyaan tak berstruktur atau terbuka atau bebas
adalah suatu wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan memberi
kebebasan interviewee untuk menjawabnya atau mengemukakan pendapatnya.
2) Wawancara dengan pertanyaan berstruktur atau tertutup
Wawancara dengan pertanyaan berstruktur atau tertutup adalah suatu
wawancara dimana pertanyaan-pertanyaan dan kemungkinan jawaban-jawabannya
telah disediakan oleh interviewer, sehingga jawaban dari interviewee tinggal
dikelompokkan kepada kemungkinan jawaban yang telah tersedia.
3) Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi
Wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi adalah suatu wawancara
dimana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan merupakan kombinasi antara
pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan yang tak berstruktur.
Dalam penelitian ini penulis memilih wawancara dengan pertanyaan bentuk
kombinasi. Adapun pemilihan wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi
karena penulis melihat dalam wawancara dengan pertanyaan kombinasi responden
bisa bebas dalam menjawab pertanyaan, namun tetap terarah pada jawaban yang
akan disampaikan.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yaitu
responden. Jenis kuesioner ada yang bersifat semi tertutup dan terbuka. Semi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tertutup artinya dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tetap menyediakan
tempat kosong untuk memberi kebebasan kepada responden menjawab pertanyaan,
seandainya alternatif jawaban yang disediakan tidak sesuai. Bersifat terbuka artinya
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tanpa disediakan kemungkinan jawaban
sehingga responden dapat menuliskan jawabannya sendiri sesuai dengan
pendapatnya (Sanafiah Faisal, 1981:3). Di samping itu, sifat kuesioner ini adalah
kuesioner langsung, yaitu “Daftar pertanyaan dikirimkan langsung kepada orang
yang ingin dimintai pendapat, keyakinannya, atau diminta untuk menceritakan
tentang dirinya sendiri” (Sutrisno Hadi, 1973:186).
Dalam penelitian ini penulis memilih kuesioner semi tertutup, dimana
responden hanya tinggal memilih alternatif jawaban dari pertanyaan-pertanyan yang
sudah disediakan, bila dirasa tidak cocok maka responden bisa memberikan
alternatif jawaban lainnya.
Untuk mengolah data-data yang sudah terkumpul, guna mengetahui dan
menentukan jumlah prosentase dari setiap variabel, dipergunakanlah rumus di
bawah ini (Riduwan, 2004:87):
A
N
X 100%=
A= Jumlah yang menjawab
N= Jumlah responden
Contoh: Macam kegiatan apa yang sering anda ikuti di lingkungan?
Ziarah=18 orang, outbond=1 orang, rekoleksi= 3 orang, teater=0, lainnya=1.
18
23
x 100%= 78%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
c.
Studi Dokumen
Dokumen-dokumen yang dipelajari sampai saat ini adalah buku Reksa
Dasawindu Gereja Katolik Santo Yusuf Medari.
8.
Responden Penelitian
Responden adalah orang yang memberi jawaban terhadap pertanyaan atau
permintaan dalam kuesioner, boleh dan dapat memberikan jawabannya secara bebas
terhadap item (Sutrisno Hadi, 1973:187), atau orang yang dapat merespon dan
memberikan informasi tentang data penelitian (Suharsimi Arikunto, 1990:116).
Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, penulis memilih responden kaum
muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Untuk
menentukan responden tersebut, haruslah dibedakan dahulu antara populasi dan
sampel. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data yang
memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Hadari
Nawawi, 1985:141-144). Responden dalam penelitian ini adalah kaum muda di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo yang berjumlah 30 responden dan yang
mengembalikan berjumlah 23 responden. Sedangkan untuk memperkuat data-data
di lapangan, peneliti menggunakan wawancara yang dilakukan kepada 4 orang
yakni ketua lingkungan, kaum muda, dan sesepuh yang mengetahui perkembangan
kaum muda dari jaman dahulu hingga sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
9.
Populasi
Populasi merupakan objek atau objek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan,
2004:54). Populasi dalam penelitian ini adalah kaum muda di lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo yang berjumlah kurang lebih 30 orang dari jumlah secara
keseluruhan kaum muda di Paroki Santo Yoseph Medari yang berjumlah 550 orang
termasuk Stasi Seyegan.
10. Teknis Analisis Data
Penulis mengumpulkan data yang sudah ada dan dibuat secara tertulis dalam
bentuk pernyataan dan pertanyaan. Langkah selanjutnya penulis menarik
kesimpulan dari data-data yang ada. Dalam pengumpulan data penulis memilih
untuk mencari data dengan wawancara jenis kombinasi antara wawancara bebas dan
terpimpin serta dalam bentuk menyebarkan kuesioner. Dalam wawancara ini
pewawancara akan merekam langsung dengan dan alat rekam suara (MP4). Hasil
dari wawancara ditranskip dalam bentuk catatan tertulis tanpa mengubah isi yang
ada dalam wawancara. Sedangkan dalam kuesioner akan diambil beberapa data
untuk melihat prosentase sejauh mana kaum muda sudah terlibat dalam hidup
menggereja dan apa yang sebenarnya mereka butuhkan.
11. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu atau hal-hal yang menjadi obyek
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1988:12). Menurut Sutrisno Hadi (1974:224),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
variabel merupakan suatu gejala atau peristiwa yang bervariasi menurut jenis dan
tingkatnya. Gejala itulah yang menjadi obyek penelitian. Dengan demikian variabel
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Yang
menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo. Ada pun variabel yang
diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Identitas responden
b.
Keberadaan kaum muda
c.
Peran kaum muda dalam hidup menggereja
d.
Pemahaman tentang hidup menggereja
e.
Ragam kegiatan hidup menggereja
f.
Faktor penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam hidup
menggereja
g.
Manfaat keterlibatan dalam hidup menggereja
h.
Bentuk, isi, sarana prasarana, pendampingan dan pihak pendukung
kegiatan.
Table 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan diungkapkan tertera dalam tabel berikut :
No
Variabel
Item
Jumlah
1
Identitas responden
1
1
2
Keberadaan kaum muda
2 s/d 6
5
3
Peran kaum muda dalam hidup 7 s/d 8
2
menggereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4
Pemahaman
tentang
hidup 9 s/d 11
3
hidup 12 s/d 14
3
menggereja
5
Ragam
kegiatan
menggereja
6
Faktor
penghambat
dan 15, 16, dan 19
3
pendukung untuk terlibat dalam
hidup menggereja
7
Manfaat terlibat dalam hidup 17, 18, dan 20
3
menggereja
8
Bentuk, isi, sarana prasarana, 21 s/d 28
pendamping
dan
8
pihak
pendukung kegiatan
9
Pertanyaan refleksi: mengenai 29 s/d 30
keaktifan
kaum
muda
2
dan
kesulitan yang sering dihadapi.
Jumlah
30
30
C. Laporan Hasil Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja Secara Kontekstual di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Paroki Santo Yoseph Medari
Pada bagian ini akan dibahas laporan hasil penelitian yang dilaksanakan
pada tanggal 10 November 2012 sampai 17 November 2012 di lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 30 kuesioner. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
jumlah tersebut, 23 orang (77%) mengembalikan kuesioner yang disebarkan.
Laporan penelitian disajikan sesuai urutan variabel penelitian yang tertera dalam
Tabel 1 yang terdiri dari: Identitas responden, keberadaan kaum muda, peran kaum
muda dalam hidup menggereja, pemahaman tentang hidup menggereja, ragam
kegiatan hidup menggereja, faktor penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam
hidup menggereja, manfaat terlibat dalam hidup menggereja, bentuk, isi, sarana
prasarana, pendamping dan pihak pendukung kegiatan, pertanyaan refleksi:
mengenai keaktifan kaum muda dan kesulitan yang sering dihadapi.
1.
Identitas Responden
Pada tabel di bawah ini dipaparkan identitas responden penelitian yang
meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan, yang
terungkap dalam tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Identitas Responden
(N=23)
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jenis
a. Laki-laki
10
44%
kelamin
b. Perempuan
13
56%
Pendidikan
a. SMA/SMK
15
65%
b. Kuliah
6
26%
c. SMP
2
9%
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
4
Pekerjaan
a. Pelajar/mahasiswa
16
70%
b. Karyawan swasta
5
22%
c. Wiraswasta
1
4%
d. Guru
1
4%
Dalam Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin
perempuan maupun laki-laki, pendidikan SMA/SMK, dan pekerjaannya. Dari 23
responden, responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan ada
13 responden (56%), pendidikan yang sudah ditempuh paling banyak SMA/SMK
sebanyak 15 responden (65%), dan pekerjaan yang paling sedikit digeluti adalah
wiraswasta dan guru sebanyak 1 responden (4%).
2.
Keberadaan kaum muda
Variabel ini berfungsi untuk mengetahui tentang keberadaan kaum muda di
lingkungan Santo Yusuf Kadisobo diakui keberadaannya. Hal ini dijelaskan dalam
Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Keberadaan Kaum Muda
(N=23)
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
a. 15-19 tahun
0
0
yang
b. 15-21 tahun
3
13%
dikategorikan
c. 15-24 tahun
3
13%
2
Menurut
anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
d. 15-belum menikah
12
52%
e. lainnya
5
22%
Di
a. Sangat setuju
10
44%
lingkungan
b. Setuju
9
39%
Santo Yusuf
c. Tidak setuju
3
13%
kehadiran
d. Sangat tidak setuju
0
0
kaum
e. Lainnya
1
4%
program
4
17%
kabar
3
13%
0
0
14
61%
2
9%
kaum
muda
adalah
mereka yang
berusia...
3
muda
sangat
berperan
aktif!
4
Peran kaum
a. Pelaksana
muda dalam
Gereja
kehidupan
Gereja
b. Pewarta
gembira
adalah
c. Pendengar
sebagai
Allah
d. Penerus
sabda
Gereja
di
masa depan
e. Lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
5
Bagaimana
a.
Ada persaingan yang
hubungan
antar
kaum
lingkungan
b.
c.
kaum
1
4%
5
22%
2
9%
1
4%
0
0
1
4%
16
70%
5
22%
Ada persaingan yang
d.
Tidak
saling
mengenal dan peduli
Paroki Santo
antara
Yoseph
yang lain
e.
Penyebab
kaum
65%
sehat dan positif
di
Medari
6
15
Ada kerjasama dan
kekompakan tinggi
Santo Yusuf
muda
0
tidak sehat
muda baik di
dan
0
muda
kurang
berminat
untuk
berkumpul
bersama
dikarenakan
satu
dengan
Lainnya
a. Sering
berebut
kekuasaan antar sesama
b. Tidak ada dana untuk
berkegiatan
c. Tidak ada pendamping
yang mumpuni
d. Kegiatan yang ada di
Paroki terlalu monoton,
kurang bervariasi
e. Lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 23 responden yang ikut mengisi
kuesioner menyatakan kategori kaum muda berkisar antara usia 15-30 tahun ada 12
responden (52%), 10 responden (43%) menyatakan sangat setuju bahwa keberadaan
kaum muda memang sangat di harapkan kehadirannya. Ada 14 responden (61%)
yang berpendapat keberadaan kaum muda yakni sebagai penerus Gereja dimasa
depan. Sehingga hubungan antar kaum muda di lingkungan mau pun di Paroki
terlihat adanya kerjasama dan kekompakan yang tinggi. Hal tersebut dikuatkan oleh
15 responden (65%) yang berpendapat demikian. Sedangkan 16 responden (70%)
beralasan kaum muda kurang berminat untuk berkumpul bersama dikarenakan
kegiatan di Paroki terlalu monoton dan kurang bervariasi, sehingga menimbulkan
kebosanan tersendiri bagi kaum muda.
Dari alternatif jawaban-jawaban yang telah disediakan ada beberapa
responden yang berpendapat lainnya. Misalnya saja pada soal nomor 2, ada 5
responden (22%) yang berpendapat kategori usia kaum muda menurut mereka
adalah orang-orang yang masih single atau belum terikat perkawinan. Pada soal
nomor 4, 2 responden (9%) menyatakan benar semua dari alternatif jawaban yang
telah disediakan bahwa peran kaum muda dalam kehidupan Gereja adalah sebagai
pelaksana program Gereja, pewarta kabar gembira, pendengar sabda Allah, penerus
Gereja di masa depan. Pada soal nomor 5, 2 responden (9%) berpendapat bahwa
hubungan antar kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo dengan kaum
muda di Paroki kurang adanya koordinasi. Sedangkan pada soal nomor 6, 5
responden (22%) berpendapat bahwa penyebab kaum muda kurang berminat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berkumpul bersama dikarenakan waktu yang dirasa kurang tepat karena kaum muda
di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo rata-rata masih pelajar atau mahasiswa.
3.
Peran kaum muda dalam hidup menggereja
Variabel ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana peran kaum muda
dalam hidup menggereja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 4 sebagai
berikut:
Tabel 4. Peran kaum muda dalam hidup menggereja
(N=23)
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
0
0
11
48%
8
35%
0
0
4
17%
0
0
10
43%
7
Usaha
yang a. Meminta dari dewan
dilakukan oleh
kaum
muda b. Mencari donatur dan
untuk mencari
dana,
paroki sepenuhnya
jaga parkir di gereja
bila c. Melelang
mengadakan
barang bekas
suatu kegiatan d. Iuran
adalah dengan
cara
8
barang-
dari
masing-
masing anggota
e. Lainnya
Peran
kaum a. Pemimpin, Nabi, dan
muda
dalam
fungsi
Raja
b. Raja,
Imam,
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
penggembalaan
Gereja
Pewarta
adalah c. Imam, Nabi, dan Raja
sebagai
d. Nabi,
Pengkhotbah,
8
35%
3
13%
2
9%
dan Penginjil.
e. Lainnya...
Tabel di atas menunjukkan dari 23 responden yang mengisi kuesioner, 11
responden (48%) diantaranya menyatakan bahwa jika mengadakan suatu kegiatan
mereka mencari dana dengan cara mencari donatur dan jaga parkir di Gereja.
Sedangkan ada 4 responden (17%) lainnya yang menyatakan benar semua pada
soal nomor 7, rata-rata usaha yang dilakukan oleh kaum muda untuk mencari dana
bila mengadakan suatu kegiatan dengan cara meminta dana dari dewan sepenuhnya,
mencari donatur dan jaga parkir di gereja, melelang barang bekas, serta iuran dari
masing-masing anggota.
Berkaitan dengan peran kaum muda dalam fungsi penggembalaan Gereja
ada 10 responden (43%) menyatakan bahwa peran kaum muda dalam fungsi
penggembalaan gereja adalah sebagai raja, imam, dan pewarta, sedangkan 2
responden (9%) lainnya menjawab peran kaum muda dalam fungsi penggembalaan
Gereja adalah sebagai pemimpin, nabi, dan raja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4.
Pemahaman tentang hidup menggereja
Variabel ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kaum
muda mengenai hidup menggerejanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 5
sebagai berikut:
Tabel 5. Pemahaman tentang hidup menggereja
(N=23)
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
0
0
0
0
14
60%
6
27%
3
13%
0
0
9
Apakah
yang
a. Bangunan
anda b. Romo, prodiakon, umat,
pahami
misdinar, coster
mengenai
c. Sekelompok orang yang
berkumpul
Gereja?
bersama
untuk mengimani Yesus
Kristus
d. Tempat untuk bertemu
dengan Yesus
e. Lainnya
10
Sikap
yang a. Pasif dan tidak peka
seharusnya
terhadap
kegiatan-
ditunjukkan
kegiatan yang ada, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
oleh
kaum
muda dalam
hidup
di
tingkat
lingkungan,
wilayah, mau pun Paroki.
b. Berpartisipasi, aktif, dan
menggereja
peka terhadap kegiatan
adalah
apa
pun
yang
21
92%
1
4%
0
0
1
4%
22
96%
0
0
ada
disekitarnya.
c. Ikut aktif terlibat dalam
semua
kegiatan
jika
diundang.
d. Menutup diri atau cuek
dengan
kegiatan-
kegiatan
menggereja
dengan alasan sibuk.
e. Lainnya
11
Apa artinya a. Memberikan
seluruh
terlibat
tenaga,
pikiran
dalam hidup
berperan
menggereja
memajukan
menurut
kegiatan yang ada di
anda?
sekitar.
aktif
dan
untuk
kegiatan-
b. Berdiam diri sampai ada
yang menyuruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
c. Ikut
meramaikan
0
0
1
4%
0
0
kegiatan yang ada di
gereja
d. Tuntutan sebagai kaum
muda
e. Lainnya
Tabel di atas ingin mengungkap pemahaman kaum muda mengenai Gereja,
sikap dalam hidup mengereja, dan arti keterlibatannya dalam hidup menggerejanya.
Pemahaman kaum muda mengenai Gereja ada 14 responden (60%) diantaranya
memahami Gereja sebagai sekelompok orang yang berkumpul bersama untuk
mengimani Yesus Kristus, sedangkan 3 (13%) responden lainnya yang memahami
mengenai Gereja sebagai tempat untuk bertemu dengan Yesus. Mengenai sikap
dalam hidup menggereja, 21 responden (92%) mengerti sikap yang seharusnya
ditunjukkan oleh kaum muda dalam hidup menggerejanya adalah dengan ikut
berpartisipasi, aktif, dan peka terhadap kegiatan apa pun yang ada disekitarnya.
Dalam hal pemahaman arti keterlibatan dalam hidup menggereja, sejumlah 22
responden (96%) memahami arti terlibat dalam hidup menggereja yakni
memberikan seluruh tenaga, pikiran, dan berperan aktif untuk memajukan kegiatankegiatan yang ada di sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
5.
Ragam kegiatan hidup menggereja.
Variabel ini berfungsi untuk melihat ragam kegiatan apa saja yang sudah ada
di Gereja dan menarik untuk diikuti oleh kaum muda, sehingga mereka dapat
terlibat dalam hidup menggereja secara penuh. Hal ini dijelaskan pada tabel 6
sebagai berikut:
Tabel 6. Ragam kegiatan hidup menggereja
(N=23)
No
soal
(1)
12
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
Macam
a. Ziarah
18
79%
kegiatan
b. Out bond
1
4%
yang sering c. Rekoleksi
3
13%
anda ikuti di d. Teater
0
0
lingkungan
e. Lainnya
1
4%
a. Legio Maria
5
22%
13
57%
pernah anda c. Kelompok Kitab Suci
0
0
ikuti
1
4%
4
17%
adalah
13
Kelompok
basis
yang b. Adorasi
lingkungan
adalah
di d. Taize
e. Lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
14
Berapa
a. 10-15 orang
1
4%
jumlah ideal b. 15-20 orang
9
39%
anggota
c. 20-25 orang
1
4%
yang
d. Lebih dari 25 orang
10
44%
mengikuti
e. Lainnya
2
9%
suatu
kegiatan
gereja?
Tabel di atas menunjukkan tentang ragam kegiatan menggereja. Ada 18
responden (79%) menyatakan bahwa ragam kegiatan menggereja yang paling
menarik dan sering diikuti adalah ziarah. Sementara 13 responden (57%) lainnya
memilih adorasi sebagai kelompok basis yang sering diikuti, sedangkan ada 4
responden (17%) lainnya memilih alternatif jawaban lain yakni dua kegiatan yang
sering diikuti legio Maria, dan adorasi. Mengenai jumlah ideal anggota yang
mengikuti suatu kegiatan 10 responden (44%) berpendapat jumlah yang paling ideal
berjumlah lebih dari 25 orang, 9 responden (39%) berpendapat jumlah yang ideal
adalah 15-20 orang, sedangkan ada 2 responden (9%) yang memilih untuk tidak
menjawab berapa jumlah idealnya anggota, jika mereka mengikuti suatu kegiatan.
Dari jawaban atas pertanyaan refleksi pada nomor 1 mengenai keterlibatan
hidup menggereja pada kaum muda lebih cenderungan terlibat dalam lingkup
lingkungan karena di lingkup lingkungan kaum muda sudah saling mengenal atau
akrab antara satu dengan yang lain dibandingkan di lingkup Paroki. Dengan begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mereka lebih bisa fokus memberikan pemikiran atau pun tenaga. Demikian juga
waktu serta jenis kegiatan bisa menyesuaikan dan dapat di bicarakan secara
bersama-sama.
6.
Faktor penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam hidup
menggereja.
Variabel ini bermanfaat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
selama ini menjadi penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam hidup
menggereja. Hal ini dijelaskan dalam Tabel 7 sebagai berikut:
7. Faktor penghambat dan pendukung untuk terlibat dalam hidup
menggereja
(N=23)
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
ini a. Mendukung
17
74%
15
Sejauh
bagaimana
b. Sangat mendukung
4
17%
tanggapan
c. Biasa saja
2
9%
0
0
0
0
orang
tua d. Tidak mendukung
anda
e. Lainnya
sehubungan
dengan
keterlibatan
anda
kegiatan
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
hidup
menggereja?
16
Hal-hal
apa a. Kesibukan study/kerja
16
70%
0
0
6
26%
untuk terlibat d. Pastor Paroki
0
0
dalam
e. Lainnya
1
4%
a. Pastor Paroki
12
52%
kegiatan yang b. Orang tua
0
0
diprogramkan, c. Ketua lingkungan
0
0
diharapkan
d. Ketua Mudika
0
0
mendapatkan
e. Lainnya
11
48%
yang
b. Orang tua
menghambat
c. Kurangnya minat dan
kaum
muda
kesadaran kaum muda
kegiatan
hidup
menggereja?
19
Berbagai
dukungan dari
Tabel di atas menunjukkan mengenai faktor penghambat dan pendukung
dalam keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Menurut 17 responden
(74%) faktor yang paling mendukung adalah orang tua. Sedangkan faktor yang
paling menghambat untuk terlibat dalam kegiatan adalah kesibukan study, hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dinyatakan oleh 16 responden (70%) dan dikuatkan oleh 23 responden (77%)
berdasarkan jawaban kuesioner terbuka. Sedangkan 6 responden (26%) menyatakan
bahwa kurangnya minat dan kesadaran dari kaum muda menjadi penghambat
mereka untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Sementara 12 responden
(52%) lainnya mengaharapkan semua kegiatan yang sudah diprogramkan mendapat
dukungan dari pastor paroki setempat, sehingga mendorong mereka untuk terus
berkreasi membuat kegiatan-kegiatan yang tentunya lebih bermanfaat dan menarik
untuk kaum muda sedangkan 11 responden (48%) lainnya mengharapkan dukungan
dari semua pihak.
Dari pertanyaan refleksi nomor 2 mengenai kesulitan yang sering dihadapi
oleh kaum muda saat terlibat di lingkungan adalah rata-rata menjawab kesulitan
mengatur waktu untuk berkumpul karena kesibukan dari kegiatan mereka sendiri,
ada yang bekerja, dan ada pula yang masih bersekolah atau kuliah. Sehingga tidak
jarang dari mereka tidak ikut terlibat sepenuhnya dalam kegiatan di lingkungan.
7.
Manfaat terlibat dalam hidup menggereja.
Variabel ini berfungsi untuk melihat sejauh mana kaum muda dapat menarik
manfaat-manfaat dari keterlibatannya dalam hidup menggereja. Hal ini dijelaskan
pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8. Manfaat terlibat dalam hidup menggereja
(N=23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No
soal
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
4%
3
13%
11
48%
7
31%
1
4%
11
48%
0
0
11
48%
d. Mendapat kepercayaan
1
4%
e. Lainnya
0
0
17
Manfaat apa a. Mengembangkan
yang
anda
bakat
dan potensi
peroleh dari b. Membangkitkan
kegiatan
menggereja?
kepercayaan diri
c. Mempererat
tali
persaudaraan antar kaum
muda
d. Terjalinnya komunikasi
dan
kerjasama
dalam
kelompok
e. Lainnya
18
Dengan
terlibat
dalam
kegiatan
hidup
a. Dapat
memperluas
pengalaman
b. Bisa
terkenal
disegani
c. Dapat
berperan
menggereja,
memberi
harapan saya
dalam kelompok
adalah
dan
dan
pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
20
Saya merasa a. Memperluas
senang
mengikuti
kegiatan
lingkungan
karena
wawasan
21
91%
0
0
0
0
d. Dorongan dari keluarga
0
0
e. Lainnya
2
9%
dan pengalaman
b. Malu dengan teman yang
sering aktif
c. Ada pacar yang juga ikut
berkegiatan
Tabel di atas menunjukkan mengenai manfaat-manfaat dari keterlibatan
kaum muda dalam hidup menggereja, harapan dari kaum muda, dan alasan kaum
muda terlibat dalam hidup menggereja. Ada 11 responden (48%) memperoleh
manfaat dari kegiatan menggereja yakni dapat mempererat tali persaudaraan antar
kaum muda, 7 responden (31%) mendapat manfaat lain yakni dapat menjalin
komunikasi dan kerjasama dalam kelompok. Mengenai harapan yang diinginkan
oleh kaum muda dalam terlibat kegiatan menggereja, 11 responden (48%)
mengharapkan dapat memperluas pengalaman serta 11 responden (48%) lainnya
dapat berperan dan memberi pengaruh dalam kelompok. Alasan kaum muda sendiri
ikut terlibat dalam kegiatan menggereja terutama kegiatan di lingkungan karena
dapat memperluas wawasan dan pengalaman. Hal tersebut dinyatakan oleh 21
responden (91%). Selain itu ada 2 responden (9%) lainnya yang menerangkan
alasan lain yakni dapat memperluas wawasan dan pengalaman serta dorongan dari
pihak keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
8.
Bentuk, isi, sarana prasarana, dan profil pendamping.
Variabel ini berfungsi untuk mengetahui: bentuk, isi, sarana prasarana,
pendampingan yang diinginkan, dan pihak-pihak pendukung kegiatan. Dari hal-hal
tersebut diharapkan agar kaum muda semakin aktif terlibat dalam hidup menggereja
seperti yang diinginkan. Hal ini dijelaskan pada Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Bentuk, isi, sarana prasarana, dan profil pendamping
(N=23)
No
soal
(1)
21
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah
%
(2)
(3)
(4)
(5)
Bentuk
a. Outbond
9
39%
kegiatan
b. Ziarah
7
30%
pendampingan c. Pendalaman Iman
2
9%
kaum
muda d. Sarasehan
3
13%
seperti
apa e. Lainnya
2
9%
yang menarik
untuk
diikuti
oleh
para
kaum
muda
agar
mereka
lebih
aktif
mengikuti
kegiatan
menggereja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
22
Apa
yang a. Dapat mengembangkan
16
70%
3
13%
1
4%
0
0
3
13%
Menurut anda, a. Sangat setuju
4
17%
apakah isi dan b. Setuju
19
83%
tujuan
0
0
anda harapkan
wawasan hidup rohani
terkait dengan b. Dapat memberdayakan
isi dan tujuan
potensi diri
c. Dapat meneguhkan jati
kegiatan?
diri
d. Dapat mengembangkan
wawasan moral
e. Lainnya
23
dari c. Tidak setuju
kegiatan
d. Sangat tidak setuju
0
0
menggereja
e. Lainnya
0
0
Tema seperti a. Sosial dan politik
4
17%
apa yang anda b. Budaya
6
26%
harapkan jika c. Ekonomi
0
0
sangat
menentukan
pembentukan
karakter kaum
muda saat ini?
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
mengikuti
d. Religi
7
31%
kegiatan
e. Lainnya
6
26%
a. Hening
0
0
3
13%
yang
17
74%
terus-
1
4%
e. Lainnya
2
9%
a. Iya
7
30%
16
70%
menggereja?
25
Suasana
seperti
apa b. Dinamis
yang
anda c. Santai
tapi
harapkan
dengan
sebagai kaum
menjadi tujuan
muda,
jika d. Permainan
anda
apa
mengena
menerus
mengikuti
suatu
kegiatan?
26
Apakah
sarana
dan b. Belum
prasarana
yang
sudah
ada saat ini
dapat
menunjang
kegiatan yang
diadakan
di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Paroki Santo
Yoseph
Medari?
27
Sarana
dan a. Disediakan
prasarana
khusus
yang
kelengkapannya
dibutuhkan
ruangan
66%
(LCD,
3
13%
dana
1
4%
4
17%
dan
0
0
muda,
5
21%
16
70%
0
0
beserta
b. Tersedianya
untuk
audio
menunjang
laptop,
kegiatan
speakeractive,dll)
adalah
15
visual
sarana
c. Tersedianya
pendukung kegiatan
d. Lainnya
28
Kriteria
a. Sabar,
pendamping
seperti
yang
pendiam,
bersahabat
apa b. Masih
kaum
muda
ganteng/cantik,
dan
bersahabat
inginkan agar c. Berwibawa,
kegiatan yang
berwawasan luas, dan
ada
mudah bergaul
semakin
menarik untuk d. Rapi, pendiam, dan bisa
membawakan
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diikuti?
dengan menarik
e. Lainnya
Tabel
di
atas menunjukkan dari segi
2
bentuk,
9%
sarana prasarana,
pendampingan dan pihak pendukung. Mengenai bentuk kegiatan: ada 9 responden
(39%) memilih outbond sebagai program pendampingan yang paling menarik, 7
responden (30%) memilih ziarah, dan 2 responden (9%) lainnya memilih keduaduanya yakni outbond dan ziarah.
Dari segi isi dan tujuan: ada 16 responden (70%) mengharapkan isi dan
tujuan kegiatan yang dilaksanakan dapat mengembangkan wawasan hidup rohani, 3
responden (13%) dapat memberdayakan potensi diri, dan ada 3 responden (13%)
menjawab lainnya. Menurut 3 responden lainnya jawaban mengembangkan
wawasan hidup rohani dan memberdayakan potensi diri sebaiknya menjadi patokan
tujuan jika ingin mengadakan suatu kegiatan. Ada 19 responden (83%) setuju
apabila isi dan tujuan kegiatan menggereja dapat menentukan pembentukan
karakter kaum muda saat ini. Mengenai tema yang diharapkan ada 7 responden
(31%) memilih tema religi, 6 responden (26%) memilih tema budaya, serta 6
responden (26%) lainnya menjawab apa pun tema yang disajikan jika dikemas
secara menarik mereka pasti hadir. Sedangkan mengenai suasana 17 responden
(74%) mengharapkan suasana yang santai tapi mengena dengan apa yang menjadi
tujuan kegiatan tersebut, 3 responden (13%) memilih suasana yang dinamis,
sedangkan 2 responden (2%) lainnya menjawab santai tapi mengena dengan apa
yang menjadi tujuan dan dinamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Dari segi kelengkapan sarana prasarana penunjang kegiatan, ada 16
responden (70%) menyatakan belum lengkap sedangkan 7 responden (30%)
menyatakan sudah cukup lengkap. Untuk melancarkan kegiatan dibutuhkan sarana
prasaran penunjang berupa ruangan khusus beserta kelengkapnya, hal ini dinyataka
oleh 15 responden (16%). Sementara 3 responden (13%) mengharapkan tersedianya
sarana audio visual (LCD, laptop).
Dari segi profil pendamping, ada 16 responden (70%) menginginkan kriteria
pendamping yang berwibawa, berwawasan luas, dan mudah bergaul agar kegiatan
yang diadakan semakin menarik untuk diikuti. Disamping itu ada 5 responden
(21%) menginginkan kriteria pendamping yang masih muda, ganteng/cantik, dan
bersahabat, serta 2 responden (9%) lainnya menginginkan pendamping yang
penyabar, pendiam, dan bersahabat serta berwibawa, berwawasan luas dan mudah
bergaul.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja Secara Kontekstual di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
Paroki Santo Yoseph Medari.
Pada bagian ini disampaikan pembahasan hasil penelitian yang bertitik tolak
pada laporan hasil penelitian mengenai upaya meningkatkan keterlibatan kaum
muda dalam hidup menggereja secara kontekstual. Pembahasan ini disampaikan
menurut urutan variabel dengan didukung berbagai sumber serta pemahaman
penulis sendiri. Ada pun urutan pembahasannya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1.
Identitas Responden
Dari 23 responden, responden yang paling banyak adalah berjenis kelamin
perempuan ada 13 responden (56%), pendidikan yang ditempuh paling banyak
SMA/SMK sebanyak 15 responden (65%), dan pekerjaan yang paling sedikit
digeluti adalah wiraswasta dan guru sebanyak 1 responden (4%).
Dengan kenyataan seperti ini tampak jelas bahwa rata-rata kaum muda yang
ada di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo didominasi oleh banyaknya kaum
perempuan yang lebih berminat dalam mengembangkan hidup gerejawi
dibandingkan kaum laki-laki. Pendidikan yang paling banyak ditempuh adalah
SMA/SMK sehingga rata-rata dari mereka juga sudah ada yang bekerja, sekolah,
atau pun kuliah. Untuk menentukan waktu berkumpul agak sedikit sulit, berhubung
mereka memiliki kegiatan yang lainnya. Hal inilah yang menjadi kendala, walau
pun demikian kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo tetap solid. Seperti
yang diungkapkan oleh Saudara Wawan :
Kaum muda saat ini sudah sangat berperan aktif dalam kegiatan Gereja,
walaupun secara pribadi masih sangat kurang, tetapi dibandingkan dengan
kaum muda di lingkungan lain. Lingkungan Santo Yusuf Kadisobolah yang
paling banyak jumlah personilnya dan yang paling guyub.
2.
Keberadaan Kaum Muda
Dilihat dari segi usia, kategori kaum muda yang paling umum adalah
berkisar dari 15-30 tahun. Ada sekitar 12 responden (52%) yang menjawab.
Keberadaan kaum muda saat ini juga sudah banyak berperan aktif, hal ini dilihat
dari 10 responden (44%) yang menjawab sangat setuju. Pernyataan ini diperkuat
dengan jawaban dari Saudari Mega:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dimana kaum muda saat ini sudah cukup aktif, walau pun masih ada
beberapa diantaranya yang belum memiliki kesempatan untuk ikut terlibat
aktif dalam kegiatan menggereja khususnya di lingkungan. Tetapi paling
tidak mereka sudah mau ikut ambil bagian misalnya saja bila ada kegiatan
koor, dan natalan bersama.
Kaum muda sendiri memiliki peran yang luar biasa sebagai penerus gereja
di masa yang akan datang, kenyataan ini dibuktikan dengan 14 responden (61%)
yang memilih jawaban tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Pak Wur:
Kaum muda sekarang walau pun harus disuruh-suruh terlebih dahulu, tetapi
mereka tetap menyadari tanggung jawabnya sebagai generasi penerus
Gereja. Contohnya saja jika ada kegiatan misalnya ziarah, mereka bahu
membahu dalam mencari dan mengumpulkan dana. Ada tugas koor, kaum
muda juga mau ikut terlibat. Ikut ambil bagian dalam kepanitiaan baik di
tingkat lingkungan mau pun Paroki.
Sedangkan 15 responden (65%) melihat hubungan yang terjalin antar kaum
muda baik di tingkat lingkungan Santo Yusuf Kadisobo mau pun di tingkat Paroki
ada kerjasama dan kekompakan yang tinggi untuk saling mendukung. Ada 16
responden (70%) berpendapat banyaknya kaum muda yang tidak ikut terlibat aktif
dikarenakan kegiatan di Lingkungan mau pun Paroki terlalu monoton, dan kurang
bervariasi, pernyataan ini diperkuat dengan pendapat dari Saudara Wawan:
Kebanyakan kaum muda saat ini sering bergaul dengan yang muslim,
sehingga mereka agak sedikit sungkan bila ikut telibat di lingkungan.
Mereka terkadang harus diingatkan, dipaksa, dan di jemput, karena kalau
tidak begitu kaum muda akan malas datang. Terkadang juga kegiatan yang
monoton dan kurang bervariasi yang membuat mereka tidak ingin
bergabung. Maka dari itulah dibutuhkan wadah yang dapat menampung
aspirasi untuk kaum muda.
Dari data dan pernyataan di atas, terlihat jelas bahwa kaum muda
mengharapkan kegiatan yang bervariasi dan mereka juga menginginkan adanya
forum untuk menampung segala aspirasi agar segala ide-ide yang ingin mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
salurkan dapat diperhatikan dan diolah bahkan menjadi acuan untuk kegiatankegiatan yang akan direncanakan ke depannya.
3.
Peran Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
Melihat peran yang sudah di lakukan oleh kaum muda menanggapi
keterlibatannya dalam hidup menggereja misalnya untuk mengadakan suatu
kegiatan, mereka mencari donatur dan jaga parkir untuk tambahan dana. Hal ini
disetujui oleh 11 responden (48%). Pernyataan ini diperkuat oleh Saudara Wawan:
Contohnya saat pelaksanaan ziarah ke Gua Tritis bulan Oktober kemarin,
kaum muda mencari dana dengan menjual barang-barang bekas, jaga parkir,
dan iuran dari masing-masing anggota. Tetapi iuran tersebut tidak begitu
memberatkan, bagi yang tidak mampu membayar mereka membebaskan
tanpa ada biaya yang ditarik sedikit pun.
Sedangkan ada 10 responden (43%) menjawab peran kaum muda dalam
fungsi penggembalaan gereja sebagai raja, imam, dan pewarta. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan dari Pak Wur:
Kaum muda saat ini sebagai pewarta Sabda Allah, sebagai tonggak yang
mempersatukan antar satu kaum muda yang satu dengan lainnya serta
sebagai penerus generasi masa depan Gereja. Untuk itu diharapkan seluruh
kaum muda baik di seluruh Paroki, khususnya di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo agar tetap guyub dan saling bekerjasama.
4.
Pemahaman Tentang Hidup Menggereja
Saat ini pemahaman mengenai hidup menggereja sangat minim. Tetapi ada
14 responden (60%) yang memahami Gereja adalah sekumpulan orang-orang yang
secara bersama-sama mengimani Yesus Kristus. Berbeda dengan Saudara Wawan
yang menyatakan Gereja adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Hidup saya sendiri merupakan Gereja, karena saya dapat bersaksi mengenai
kesaksian iman atau pengalaman bersama Yesus Kristus. Dengan cara itulah
saya dapat menularkan apa yang telah saya alami kepada orang lain. Dan
semoga apa yang menjadi kesaksian iman ini dapat menjadi inspirasi bagi
orang lain.
Seperti yang sudah dikemukakan mengenai pengertian Gereja, 21 responden
(92%) kaum muda setuju dengan sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh kaum
muda sendiri dalam hidup menggereja adalah ikut berpartisipasi, aktif, dan peka
terhadap kegiatan apa pun yang ada disekitarnya tanpa ada paksaan untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Sependapat dengan pernyataan tersebut, Saudari Mega
mengatakan:
Seharusnya kaum muda menunjukkan sikap yang aktif dan mau mengajak
seluruh kaum muda ikut terlibat tanpa memandang status, dan pekerjaan.
Agar dapat membangkitkan lagi semangat kaum muda yang akhir-akhir ini
tidak bersemangat.
Untuk terlibat dalam hidup menggereja ada 22 responden (96%) yang setuju
untuk memberikan seluruh tenaga, pikiran, dan berperan aktif untuk memajukan
kegiatan-kegiatan yang ada di sekitarnya.
5.
Ragam Kegiatan Hidup Menggereja
Dalam membentuk suatu kegiatan yang beranggotakan dari beberapa orang,
kaum muda lebih cenderung memilih lebih dari 25 orang dalam satu kelompok.
Sejumlah 10 responden (44%) menyatakan demikian, agar kaum muda semakin
banyak yang terlibat untuk berperan aktif dalam hidup menggereja. Ada berbagai
macam kegiatan yang diikuti oleh kaum muda. Tetapi dari bermacam-macam
kegiatan tersebut, ziarah adalah kegiatan yang paling menarik dan diminati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kenyataan ini diperkuat oleh 18 responden (79%) yang setuju dengan kegiatan
tersebut. Hal tersebut ditegaskan oleh saudari Mega yang mengatakan:
Saat ini kaum muda lebih menyukai kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu
monoton, santai, tetapi juga serius. Kegiatan seperti ziarah menurut saya
sangat cocok dengan karakter kaum muda saat ini. Selain kita dapat bekal
untuk kebutuhan rohani, kita juga dapat melihat-lihat pemandangan yang
ada disekitar tempat ziarah tersebut dan baik untuk kebutuhan jasmani
(menyegarkan pikiran).
Selain ziarah, ada pula kegiatan lain yang berbentuk kelompok basis seperti
adorasi. Adorasi yang dilakukan setiap minggu sore mendapat perhatian dari 13
responden (57%) kaum muda yang pernah mengikuti kegiatan tersebut.
6.
Faktor Penghambat Dan Pendukung Untuk Terlibat Dalam Hidup
Menggereja
Untuk terlibat dalam hidup menggereja, kaum muda membutuhkan
dorongan selain dari dirinya sendiri, yakni orang tua. Ada 17 responden (74%)
dimana orang tua mendukung keterlibatan anak-anaknya dalam hidup menggereja.
Seperti yang dikemukakan oleh Saudara Wawan dan Saudari Mega:
Selain orang tua, mereka juga membutuhkan motivasi yang kuat dari dirinya
sendiri untuk terlibat dalam hidup menggereja. Pengalaman yang dapat
dipetik adalah pengalaman untuk berorganisasi, bergaul dengan orang lain.
Sedangkan yang menghambat bagi kaum muda untuk terlibat aktif dalam
hidup menggereja adalah kesibukan study atau kerja. Ada 16 responden (70%) yang
menjawab demikian. Rata-rata kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
adalah pelajar dan pekerja, jadi untuk menentukan waktu untuk bertemu terkadang
sangat sulit. Terkadang waktu yang terkesan mendadak/spontan justru banyak kaum
muda yang datang. Hal ini diperkuat oleh penuturan Saudara Wawan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Misalnya setelah selesai misa, kaum muda yang biasanya bermain gitar atau
yang bisa menyanyi berkumpul untuk menarik perhatian dari kaum muda
lain agar mereka ikut bergabung. Dengan cara seperti itu justru kaum muda
lebih senang dikumpulkan. Sembari bermain gitar dan bernyanyi, terkadang
mereka juga membicarakan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan
untuk ke depannya sambil bakar-bakar jagung dan duduk santai.
Dari hambatan tersebut, mengisyaratkan bahwa kegiatan yang perlu
direncanakan adalah kegiatan diluar aktivitas belajar atau bekerja. Hal inilah yang
mendorong kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo untuk merencanakan
suatu kegiatan seperti ziarah yang tidak terasa formal tetapi bisa membangkitkan
semangat kebersamaan dan mempererat persaudaraan antar kaum muda. Ziarah ini
paling tepat biasanya dilakukan pada waktu yang bertepatan dengan bulan Maria,
Rosario atau pun sebelum Natal.
Biasanya kaum muda sangat berharap program yang telah mereka buat
mendapat dukungan dari Pastor Paroki, agar setidaknya kaum muda merasa bahwa
keberadaan mereka mendapat pengakuan, ada sekitar 12 responden (52%) yang
menjawab demikian.
7.
Manfaat Terlibat Dalam Hidup Menggereja
Banyak diantara kaum muda yang sedikit mengetahui manfaat yang dapat
mereka peroleh jika terlibat dalam hidup menggereja. Sejumlah 11 responden
(48%) menjawab salah satu manfaat yang diperoleh adalah dapat mempererat tali
persaudaraan antar kaum muda. Di samping itu dengan terlibat mereka
mengharapkan dapat memperluas pengalaman, dan memberi pengaruh kepada
orang lain agar ikut terlibat. Senada dengan hal tersebut Saudara Wawan
mengemukakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Di dalam hal organisasi kepemudaan mereka lebih dapat membangun
kebersamaan /berhubungan dengan orang lain, karena dasar dari semuanya
adalah mereka dapat membangun hubungan dengan orang lain. Mengolah
ego juga sangat penting, tidak malu, jika ada kerjaan berusaha untuk
melakukan walau pun tidak sempurna tapi sudah ada itikad baik untuk
melakukannya.
Berbeda dengan pendapat tersebut, Saudari Mega yang menyatakan manfaat
terlibat dalam hidup menggereja adalah: ”Menambah pengalaman iman, teman,
wawasan kegiatan bertambah luas”. Semoga dengan pendapat yang telah
dikemukakan membuat kaum muda semakin dapat menambah wawasannya agar
dapat terlibat dalam hidup menggereja. Pendapat ini disetujui oleh 21 responden
(91%).
8.
Bentuk, Isi, Sarana Prasarana, Dan Kriteria Pendamping
Dilihat dari segi bentuk pendampingan, yang paling menarik adalah outbond
sekitar ada 9 responden (39%) yang memilih. Sedangkan 7 responden (30%) lebih
memilih ziarah sebagai pendampingan yang dirasa cukup menarik untuk
menggerakkan kaum muda untuk terlibat aktif. Seperti yang dikemukakan oleh
Saudari Mega:
Ziarah adalah kegiatan yang paling menarik, karena sesuai dengan karakter
kaum muda jaman sekarang. Tetapi, butuh waktu yang sesuai untuk
mengumpulkan kaum mudanya.
Banyaknya kaum muda yang memilih ziarah sebagai salah satu alternatif
kegiatan hidup menggereja, membuat saya sebagai penulis memikirkan apa yang
diharapkan kaum muda selain kegiatan yang menarik. Dari segi isi, 16 responden
(70%) berpendapat isi dari kegiatan haruslah mengembangkan wawasan hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
rohani dari kaum muda itu, 19 responden (83%) setuju bila tujuan dari kegiatan
sangat menentukan pembentukan karakter kaum muda saat ini.
Ada 17 responden (74%) mengharapkan suasana santai dalam setiap
pertemuan namun tetap berpegang pada tujuan. Hal tersebut senada dengan Saudari
Novi:
Banyaknya kegiatan yang terkadang diadakan tidak sesuai dengan tujuan,
dan selalu monoton tidak ada variasinya. Sehingga terkadang menimbulkan
kejenuhan untuk hadir dalam suatu kegiatan.
Dari segi sarana dan prasarana belum memadai, tersedianya ruangan khusus
beserta kelengkapannya juga belum dapat terpenuhi. Hal tersebut menjadi salah satu
faktor penghambat untuk kaum muda dapat berkumpul. Kenyataan ini diperoleh
dari 16 responden (70%) yang berpendapat demikian, yang dikuatkan juga oleh
Saudara Wawan yang berpendapat:
Sarana dan prasarana yang tersedia baik di paroki mau pun di lingkungan
belum tersedia sepenuhnya. Tetapi, dimulai dari hal yang kecil misalnya
kaum muda di lingkungan Kadisobo bekerjasama dengan lingkungan Pepen
berencana untuk membeli meja pingpong dan membangun lapangan basket,
agar kaum muda setidaknya ada kemauan untuk berkumpul itu yang paling
utama.
Kriteria pendamping yang dinginkan oleh kaum muda agar kegiatan tersebut
semakin menarik adalah berwibawa, berwawasan luas, dan mudah bergaul.
Kenyataan ini didukung oleh 16 responden (70%), dan diperkuat oleh pendapat
Saudari Novi:
Saat ini pendamping yang dibutuhkan oleh kaum muda adalah pendamping
yang dapat mengerti kebutuhan kaum muda, dan dapat membaca situasi
kaum muda pada umumnya. Pendamping diharapkan berperan tidak terlalu
monoton, memaksa diri, dan taunya hanya ceramah saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB IV
USULAN KEGIATAN DALAM RANGKA UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
SECARA KONTEKSTUAL DI LINGKUNGAN SANTO YUSUF KADISOBO
PAROKI SANTO YOSEPH MEDARI
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab III, kiranya
banyak hal yang menjadi perhatian untuk dapat semakin meningkatkan keterlibatan
kaum muda dalam hidup menggereja. Maka, dalam bab IV ini penulis akan
menyampaikan usulan kegiatan yang menarik bagi kaum muda sebagai upaya
meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontekstual,
sehingga mampu menjawab apa yang menjadi kebutuhan kaum muda saat ini.
A. Latar Belakang Penyusunan Kegiatan Pendampingan Kaum Muda Dalam
Rangka
Meningkatkan
Keterlibatan
Kaum
Muda
Dalam
Hidup
Menggereja Secara Kontekstual di Lingkungan Santo Yusuf Kadisobo.
Telah diuraikan di atas mengenai situasi yang dihadapi oleh kaum muda saat
ini, khususnya keterlibatan mereka dalam hidup menggereja di lingkungan Santo
Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Usulan kegiatan ini dimaksudkan
agar keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja semakin meningkat dan
dapat membantu mereka dalam penghayatan imannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan harapan kaum muda saat ini, mereka menginginkan kegiatan
yang tidak monoton, tidak formal, dan bervariasi agar dapat menarik minat kaum
muda untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo, kaum muda di lingkungan tersebut
memilih kegiatan yang paling diminati, yang salah satunya adalah ziarah. Ziarah
sebagai salah satu bentuk kegiatan hidup menggereja diharapkan memberi peluang
untuk meneguhkan dan menumbuhkembangkan iman kepercayaan kaum muda
kepada Yesus Kristus. Untuk menindaklanjuti usulan tersebut, diusulkan dalam
bentuk ziarah.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran
kaum muda dalam keterlibatan hidup menggereja. Melalui kegiatan tersebut, kaum
muda dapat memupuk rasa persaudaraan, membina hubungan yang lebih baik antar
mereka, dan memunculkan kerinduan untuk berkumpul agar tercipta kegiatankegiatan yang lebih menarik lagi dikemudian hari.
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ziarah tersebut dikemas secara kreatif dan bervariasi. Yang
dimaksud ziarah kreatif adalah merancang kegiatan ziarah dengan diawali rekoleksi
dan puncak dari kegiatan ziarah tersebut ditutup dengan jalan salib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pemilihan kegiatan ini diharapkan dapat melibatkan kaum muda untuk ikut
aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Berikut ini dirancang rangkaian kegiatan
ziarah yang kreatif bagi kaum muda di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo dengan:
Susunan Acara Ziarah:
Pukul
06.30
Acara
Kumpul + cek perlengkapan masing-masing anggota
07.00
Berangkat ke tempat ziarah
08.30
Sampai di tempat tujuan
08.30Rangkaian kegiatan rekoleksi
13.00
Acara Rekoleksi:
08.30-08.50: Doa Pembukaan dan pengantar
08.50-09.00: Dinamika kelompok
09.00-09.15: Tugas kelompok kecil dan refleksi
09.15-10.00: Sharing kelompok
10.00-10.15: Snack
10.15-10.45: Doa pribadi dan personalisasi
10.45-11.30: Refleksi-interiorisasi
11.30-12.00: Doa penutup
12.00-13.00: Makan siang
13.00.
15.00
15.0015.30
15.30
1.
Jalan Salib
Doa pribadi
Sayonara
Keterangan
Di
Kapel
Kadisobo
Perjalanan dari
Kadisobo-Sri
Ningsih
Rekoleksi
diadakan di
Kapel
Marganingsih
Menuju
ke
Gua Maria Sri
Ningsih
Pulang
rumah
ke
Kegiatan Rekoleksi Kaum Muda Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo
Yoseph Medari.
Tema rekoleksi
:“TUJUAN DAN KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM
HIDUP MENGGEREJA”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tujuan
:
1) Menyadarkan kaum muda akan pentingnya terlibat dalam hidup
menggereja.
2) Kaum muda semakin diteguhkan melalui kegiatan bersama.
3) Memupuk hubungan kasih persaudaraan antar kaum muda dalam
hidup berkomunitas.
Peserta
: Kaum Muda Santo Yusuf Kadisobo
Metode
: Dinamika kelompok, diskusi kelompok, sharing, refleksi.
Sarana
: Kertas flap, spidol, naskah cerita, pertanyaan refleksi.
Langkah-langkah kegiatan :
Langkah 1: Pembukaan (10')
Lagu: Hari ini kurasa bahagia
Doa pembukaan rekoleksi (pembimbing)
Perkenalan umum
Langkah 2: Dinamika kelompok (10')
Berjalan tanpa tujuan
Peserta diminta berjalan-jalan sendiri tanpa tujuan sekitar 4 menit.
Membatasi daerah atau tempat mereka berjalan, sebaiknya jangan terlalu luas,
suasana tetap hening. Selama berjalan-jalan, peserta diminta untuk memperhatikan
perasaannya.
Berjalan dengan tujuan
Setelah beristirahat 2 menit, peserta kemudian diajak kembali untuk
berjalan-jalan dengan teman-temannya yang lain (2-3 orang) dalam satu kelompok,
dengan suatu tujuan tertentu selama 4 menit. Mereka harus menentukan terlebih
dahulu tujuannya (misalnya: bertemu dengan teman-teman lainnya, berdoa, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
melihat-lihat taman yang ada disekitarnya). Sambil tetap menjaga perasaannya
masing-masing.
Langkah 3: Tugas kelompok kecil dan refleksi (15')
Setelah permainan dinamika selesai, kemudian mereka berkumpul dalam
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang. Kepada mereka
diberikan pertanyaan refleksi. Mereka dapat merefleksikan dalam ketenangan
sekitar 10-15 menit.
Pertanyaan Refleksi:
1) Judul apakah yang dapat kita berikan pada masing-masing permainan?
2) Apakah manfaat yang dapat anda ambil dari permainan pada bagian pertama
dan kedua?
3) Apakah akibatnya jika anda berjalan sendiri tanpa ada orang lain disekitar
anda?
4) Apakah yang anda rasakan bila anda berjalan bersama orang lain dengan
tujuan yang jelas? dan apa yang dapat anda peroleh?
5) Bagaimana pengalaman anda, jika dikaitkan dengan keterlibatan anda dalam
hidup menggereja (sesuai dengan permainan pada bagian pertama dan
kedua). Apa yang ada dalam pikiran anda? dan apa yang ingin anda
lakukan?
Kalau refleksi sudah selesai, peserta dapat mulai memilih ketua dan
sekretaris untuk memimpin sharing/diskusi. Peserta dapat menarik pointpoint penting yang patut diperhatikan secara khusus dari hasil sharing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Langkah 4: Sharing bersama dari masing-masing kelompok (30')
Pendamping memimpin sharing umum, dan mensintesakan pendapat dari
masing-masing kelompok, lalu mengambil kesimpulan praktis. Setiap kelompok
memberikan pandangannya secara bergilir berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di
atas. Setelah masing-masing kelompok memberikan pandangannya. Pendamping
memberikan kesempatan bagi kelompok lain menanyakan hal-hal yang dirasa
kurang jelas. Terakhir, pendamping memberikan kesimpulan dan peneguhkan
tentang pentingnya hidup menggereja.
Langkah 5: Doa pribadi dan personalisasi
1) Doa pribadi dan refleksi (15')
Bila ada kesempatan untuk memeriksa batin, hal-hal di bawah ini dapat
digunakan:
Apakah saya memiliki tujuan yang jelas dalam hidup ini?
Apakah saya lebih senang memilih hidup sendiri atau bersama-sama?
Bagaimana hal itu mempengaruhi saya?
Dengan terlibat dalam hidup menggereja, apakah saya cenderung aktif
sendiri atau saya selalu bergabung dengan kaum muda lainnya? dan apa
gunanya untuk hidup saya ke depannya?
2) Personalisasi (15')
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dapat membantu proses personalisasi.
Tujuan dan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja
Apa motivasimu dalam terlibat hidup menggereja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Rintangan-rintangan apa yang akan saya hadapi dalam mewujudkan
keterlibatan hidup menggereja?
Hal-hal apa yang akan saya kerjakan untuk ke depannya dalam
meningkatkan keterlibatan saya dalam hidup menggereja?
Langkah 6: Refleksi (45')
1) Peserta diminta untuk memilih teman secara berpasang-pasangan.
2) Peserta diberikan waktu untuk mensharingkan pertanyaan-pertanyaan
refleksi di atas.
Langkah 7: Peneguhan dan penutup (10')
- Bacaan dari Kis 2:41-47 (Cara hidup jemaat yang pertama)
- Peneguhan
- Doa spontan dan penutup.
2.
Jalan Salib
Doa Pembukaan :
Bapa, kami berdiri dihadapanMu, untuk mengikuti PutraMu yang
sedang memanggul salib menuju Golgota. Tuhan Yesus izinkanlah kami,
membawa salib kami masing-masing, dan berjalan di belakangMu menuju
bukit Golgota.
Roh Kudus, hadirlah ditengah-tengah kami, dan buatlah kami
mampu memahami makna salib di dunia ini. Semoga jalan salib ini
mendatangkan berkat bagi kami khususnya kaum muda, keluarga kami, dan
seluruh masyarakat kami.
Ini semua kami doakan, dalam nama Tritunggal Mahakudus, Tuhan
yang Esa, sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Aku percaya......
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Nyanyian Antara
Marilah kita renungkan
Yesus yang menjadi korban
Karna cinta kasihNya
PERHENTIAN 1
YESUS DIHUKUM MATI
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Para anggota Mahkamah Agama Yahudi sepakat menjatuhkan hukuman
mati kepada Yesus Putra Allah sejati dengan tuduhan menghujar BapaNya
sendiri.
Pontius Pilatus pun berhasil mereka paksa, mengizinkan Yesus mereka
dibawa ke Golgota, untuk mengakhiri pewartaan Kabar Gembira yang
menghadirkan Kerajaan Surga.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Apakah selama ini aku sadar sebagai kaum muda,
yang menjadi penerus masa depan Gereja mau
untuk megikuti Tuhan demi memuliakan namaNya?
Apakah aku selalu enggan mendengar dan
cenderung menjauh dari panggilanNya?
..................................(Saat hening ± 1 menit)....................................
P
: Tuhan Yesus yang menderita dan memikul salib, kami menyadari
bahwa sebagai kaum muda sering jauh dari panggilanMu.
K.M
: Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Kami tidak ingin berputus asa, sebab selalu percaya bahwa Engkau
tetap berkarya di dalam diri kami, sehingga kasih Allah senantiasa
menaungi hati kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
K. M
: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
Ya Yesus Penebus kami,
Dijatuhi hukuman mati,
Tanpa membela diri.
PERHENTIAN 2
YESUS MEMANGGUL SALIB
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Dari Yerusalem menuju Golgota, memanggul salib di atas punggung
penuh luka karena Ia disiksa dan dianiaya.
Namun wajahNya bukan wajah duka, melainkan wajah yang tetap mulia,
karena yakin akan pernyataanNya bahwa Ia Juruselamat dunia.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Bersediakah aku sebagai kaum muda
memikul salib bersama-sama Yesus?
Beranikah aku menampilakan diri
sebagai tonggak masa depan Gereja di depan seluruh umat Allah,
walau terkadang banyak cobaan yang datang menghampiri?
Beranikah aku tetap percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat,
yang selalu menyertai setiap langkahku?
.................................(Saat hening ± 1menit)........................................
P
: Ya Yesus, walau jelas tidak bersalah, Engkau memanggul salib dengan
tabah, tanpa pernah mengeluh mengesah.
K. M
: Kasihanilah kami ya Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
P
: Kami sebagai kaum muda sering merasa malu, sebab kami mudah
menyerah dan mengeluh dengan beban yang kami jalani serta menderita
karena iman kami kepadaMu.
Ya Tuhan, tolonglah kami, agar kami Engkau beri kekuatan untuk
memikul salib ini demi kemuliaanMu.
K. M
: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
Salib berat dipanggulNya,
Agar kita mengikutiNya,
Memikul salib kita.
PERHENTIAN 3
YESUS JATUH PERTAMA KALI
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Karena kelelahan dan berkurangnya tenaga, Tuhan Yesus jatuh tertimpa
salib. Namun Ia pun bangun segera, meneruskan perjalananNya menuju
bukit Golgota. Dengan cara itulah Ia mengajar kita, bagaimana bersikap
menghadapi derita, yakni dengan tabah, dan tak berputus asa.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Bagaimanakah sikapku selama ini sebagai kaum muda?
Bagaiamana aku selama ini menghadapi rintangan, kesulitan, kegagalan dalam
hidupku?
Apakah aku sudah menjadi kaum muda yang tak pernah berputus asa
dan tidak berpengharapan?
Beranikah aku untuk bangkit kembali saat mengalami kegagalan?
.........................................(Saat hening ± 1 menit).................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
P
: Ya Yesus yang tabah menderita, buatlah kami bangkit segera pada saat
kami dirundung duka.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Kami sebagai kaum muda ingin meneladan sikapMu, menimba
semangatMu, agar kami mampu menunjukkan sikap yang sama sepertiMu.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
Ya Yesus tolonglah kami,
Bila kami jatuh lagi,
Salib menindih kami.
PERHENTIAN 4
YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Betapa sedih hati Maria, melihat putra tunggalnya menderita, tanpa
kesalahan dan tanpa dosa, kini berjalan memanggul salibNya. Tetapi Tuhan
Yesus pun tahu, bahwa Sang Bunda hanyalah terharu, namun tetap percaya
bahwa Putranya tidak pantas disiksa dan dianiaya.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Bagaimanakah dengan diriku,
Apakah aku tetap setia kepada Yesus yang sengsara
sama seperti Maria yang tetap setia berada disamping Yesus?
Apakah aku tetap setia dan bangga sebagai pengikut Yesus,
meskipun kita sebagai kaum minoritas?
.........................................(Saat hening ± 1 menit).......................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
P
: Ya Yesus yang menderita, buatlah kami seperti bunda yang tetap setia
berada di sampingMu dalam situasi apa pun. Mampukan kami untuk
selalu berada di jalanMu.
K. M
: Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Kami ingin menjadikan dukaMu ingatan yang tersimpan di dalam kalbu,
dan menjadi pelajaran yang berharga untuk hidupku.
K. M
: Ya Allah, kasihanilah kami orang yang berdosa.
Nyanyian Antara
Maria selalu setia,
Pada Sang Kristus PutraNya,
Dalam suka dan duka.
PERHENTIAN 5
YESUS DITOLONG SIMON KIRENE
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Melihat Yesus telah kelelahan, para serdadu tampak kelabakan, kawatir
kalau Yesus wafat di jalan sebelum Ia berhasil disalibkan. Maka
dipanggilah Simon yang hadir disana, mewakili Yesus memanggul
salibNya meneruskan perjalanan menuju Golgota, tempat menyelesaikan
karyaNya.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Beranikah aku memiliki kepeduliaan,
membantu orang yang dikucilkan, dan dianggap salah oleh masyarakat,
seperti sikap Simon yang mau menolong Yesus?
.........................................(Saat hening ± 1 menit).......................................
P
: Ya Yesus Juruselamat sejati, Engkau Putra Allah yang rendah hati, yang
tak pernah meninggikan diri. Engkau selalu menolong kami disaat kami
mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Ajarlah kami, supaya kami mampu menerima Mu di dalam hati kami yang
penuh dengan dosa ini.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang yang berdosa.
Nyanyian Antara
Cinta bakti pada Tuhan,
Hanya dapat dibuktikan,
Di dalam pengabdian.
PERHENTIAN 6
VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Veronika meju ke depan dengan berani untuk mengusap wajah Putra Ilahi
tanpa kawatir kehilangan harga diri. Ia wanita yang tak ingin dikasihani, Ia
wanita yang tetap lembut hati, namun berani mengambil sikap proaktif,
bila ia memang harus maju ke muka.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Apakah aku memiliki sikap proaktif?
untuk melakukan perbuatan baik bagi orang lain?
Ataukah justru menghidar dari peluang untuk melakukan perbuatan mulia
di tengah masyarakat?
.................................(Saat hening ± 1 menit).......................................
P
: Ya Yesus yang lembut hati, ingatlah selalu kepada kami yang sering tidak
mempunyai kepekaan hati. Buatlah mata hati kami agar mampu melihat,
buatlah telinga kami agar kami mampu mendengar.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Kami bertobat atas kebutaan kami selama ini, kami menyesal atas tulinya
telinga kami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang yang berdosa ini.
Nyanyian Antara
Bantuan bagi sesama,
Orang yang dirundung duka,
Menghibur Yesus juga.
PERHENTIAN 7
YESUS JATUH KE DUA KALINYA
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Tuhan Yesus semakin tersiksa, maka Ia jatuh untuk kedua kalinya. Ia tidak
tergoda menampakkan keilahianNya, sebab hal itu tidak sesuai dengan
niatNya, untuk menjadi manusia seperti kita. Ia taat pada hukum ciptaan,
dan tetap bergantung kepada Tuhan.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Pernahkah kita mengalami luka batin atas perlakuan orang lain?
Bagaimanakah sikapku menghadapi kenyataan itu,
Apakah aku masih memiliki kesabaran jika aku dihadapkan kembali
perbuatan yang sama?
..................................(Saat Hening ± 1menit)..................................
P
: Ya Yesus yang tabah menanggung penderitaan, dengan salib Engkau ingin
menunjukkan jalan yang benar menuju keselamatan.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Ajarilah kami untuk selalu mengikuti jalanMu. Buatlah kami mampu
menahan emosi, memiliki kesabaran yang sama sepertiMu.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Nyanyian Antara
Bilamana kami lemah,
Jatuh tercampak di tanah,
Kami takkan menyerah.
PERHENTIAN 8
YESUS MENASIHATI PEREMPUAN-PEREMPUAN
YANG MENANGIS
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Melihat Tuhan Yesus begitu menderita, banyak wanita menangis di
sekelilingNya, karena merasa kasihan kepada Tuhan mereka. Maka Tuhan
Yesus menyadarkan mereka, agar mereka menangisi dunia beserta isinya,
karena semakin jauh dari Sang Pencipta. Ciptaan sudah menjauh dari
Penciptanya, domba-domba telah lupa kepada Sang Gembala.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Mampukah kehadiranku memberi penghiburan, semangat dan sukacita bagi
orang yang ada disekitarku meskipun terkadang kita sendiri sedang mengadapi
masalah?
.........................................(Saat hening ± 1 menit).......................................
P
: Ya Yesus Gembala yang bijaksana, lepaskanlah kami dari dunia yang fana,
agar kami mampu mencapai yang baka.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Dengan pantang kami ingin berhemat, dengan puasa kami memohon
rahmat, agar kami pantas menerima berkat dengan begitu kami dapat
menjadi penghiburan bagi sesama.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Nyanyian Antara
Tobatkanlah jiwa kami,
Arahkanlah sikap kami,
Pada cinta sejati.
PERHENTIAN 9
YESUS JATUH KE TIGA KALINYA
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Tuhan Yesus jatuh untuk ke tiga kalinya, bukan karena Ia mau bersikap
manja, melainkan kehabisan tenaga. Hal ini terbukti dari usahaNya untuk
bangkit dan meneruskan jalanNya menuju bukit Golgota. Ia sadar bahwa Ia
harus sampai ke sana, untuk menyelesaikan seluruh karyaNya yang Ia
terima dari Bapa di surga.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Akankah aku menjauh dariMu, bilamana aku dijanjikan kenikmatan duniawi,
dan ketidakpercayaanku yang semakin besar terhadapMu
justru membawaku ke dalam dosa yang besar,
mampukah aku untuk bangkit dan meneruskan perjalanan hidupku?
........................................(Saat hening ± 1menit)...........................
P
: Ya Yesus yang tekun di dalam karya, bantulah kami agar mampu bersikap
sama mengemban tugas-tugas kami di dunia.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Bangkitkanlah kami dari kejatuhan, keluarkanlah kami dari kegelapan, dan
jauhkanlah kami dari permusuhan. Setiap kali ada silang selisih, bantulah
kami menghadapinya dengan kasih, agar tidak ada pihak yang tersisih.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Nyanyian Antara
Bila hatiku gelisah,
Karna dosa atau sudah,
Buatlah kami pasrah.
PERHENTIAN 10
PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Sesampainya di bukit Golgota, Tuhan Yesus dilucuti pakaianNya,
direndahkan martabatNya sebagai manusia. PakaianNya dengan paksa
ditanggalkan, jubahNya pun dijadikan undian, seolah-olah Ia barang
dagangan. Tetapi Tuhan Yesus tidak menentang, Ia memilih bersikap
tenang, sebelum wafat di kayu salib.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Yesus yang tidak bersalah harus ditelanjangi di depan umum,
Ia tidak marah justru bersikap tenang.
Sudahkah aku memiliki rasa hormat
dan memberi penghargaan kepada setiap orang yang aku temui?
Apakah aku mudah menghina dan tidak menghargai oranglain karena kesalahan
dan keterbatasannya?
.....................................(Saat hening ± 1 menit)..........................
P
: Ya Yesus Sang Juru damai, kami semua cukup mengenal dunia ramai,
yang kejahatannya tak kunjung usai. Tidak jarang kami menemui orang
yang tidak suka dengan kami, bukan karena kami mendahului memaki,
melainkan hanya karena iman kami.
K. M
: Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Berilah kami hati yang sabar, buatlah kami selalu menggunakan nalar,
supaya gerejaMu di dunia semakin mekar.
K. M
: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nyanyian Antara
Pakaianmu dibagikan,
Jubah utuh diundikan,
NamaMu direndahkan.
PERHENTIAN 11
YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Akhirnya Yesus sampai di Golgota, tempat Ia menyelesaikan karyaNya
yang diterimaNya dari Bapa di surga. Di sana kedua tanganNya
direntangkan, kedua kakiNya disatukan, di sana Sang Penebus dijadikan
tontonan. Akhirnya, Tuhan kita disalibkan, demi dosa-dosa yang
memalukan.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Lihatlah Yesus di paku di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa kita.
Maukah kita sebagai kaum muda meneruskan cita-citaNya
untuk mewartakan Kerajaan Allah?
Atau kita merasa beban itu terlalu berat untuk kita pikul?
.........................(Saat hening ±1 menit)...............................
P
: Ya Yesus yang taat kepada Bapa, dengan salib Kau tunjukkan kepada
dunia jalan yang benar menuju surga. Jalan itu adalah jalan ketaatan,
persaudaraan, yang jauh dari kekerasan.
K. M
: Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Buatlah kami agar tetap mampu mewartakan kerajaanMu ke seluruh
penjuru dunia.
K. M
: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Nyanyian Antara
Dari salibMu,
tak terbilang yang menghujat,
tanpa merasa sesat.
PERHENTIAN 12
YESUS WAFAT DI SALIB
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
:
Sebagai
seorang
manusia,
Yesus
harus
mengakhiri
hidupNya
meninggalkan dunia fana. Namun sebagai Allah Putra, Ia tetap hadir di
tengah-tengah kita mendampingi kita meneruskan karyaNya.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Berkorban dan mengalah adalah sikap Yesus.
Ia siap dikorbankan dan dikalahkan demi keselamatan manusia.
Siapkah kita sebagai kamu muda mengorbankan kepentingan-kepentingan
pribadi demi kepentingan bersama?
Beranikah kita mengikuti jejak Yesus sampai titik darah penghabisan?
...............................(Saat Hening ± 1menit)......................................
P
: Ya Yesus yang telah wafat bagi kami, kami sesali semua dosa kami yang
muncul dari kekacauan hati. Kami ingin menjadikan salibMu, menjadi
lambang kepahlawananMu yang kami pandang tak pernah jemu.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Buatlah kami mampu menderita, terutama bila perlu bagi sesama, agar
mereka semakin sejahtera dan terdorong untuk memuliakan Bapa.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
Benih mati menghasilkan,
Buah yang berkelimpahan,
Karena wafat Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PERHENTIAN 13
YESUS DITURUNKAN DARI SALIB
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Dengan izin gubernur Pontius Pilatus , para murid menurunkan jenazah
Yesus untuk menghormatiNya sebagai Penebus. Para musuhNya merasa
berhasil menang, setelah menghukumNya dengan curang dan melihat
wafatNya dengan senang. Sementara itu para murid merasa sedih, namun
mulut tak lagi mampu merintih, karena kekuatan mereka belum lagi pulih.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Pernahkah aku melihat Yesus dalam diri orang yang menderita?
Apakah aku puas bila melihat orang yang ada disekitarku menderita karena dosa
yang ku perbuat?
............................................(Saat Hening ± 1 menit)............................
P
: Ya Yesus yang mengasihi kamu, dengan jalan salib kami mengakui,
Engkaulah Allah yang Mahatinggi.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
:Salib bukanlah hal yang memalukan, melainkan bukti jelas dari
pengorbanan. Kami bersedia memanggul salib kami, yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dari hati cemburu dan dengki.
K. M : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
Salib sebagai hukuman,
Jadi lambang kemenangan,
Sumber keselamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PERHENTIAN 14
YESUS DIMAKAMKAN
P
: Kami menyembah Dikau ya Tuhan,
dan bersyukur kepadaMu.
U
: Sebab dengan salib suci.
Engkau telah menebus dunia.
P
: Jenazah Yesus dimakamkan, dengan khidmat tanpa kemewahan, yang
layak bagi Raja segala ciptaan. Para murid Yesus masih membisu karena
hati mereka penuh haru melihat tubuh Sang Guru terbujur kaku. Mereka
belum mampu mengerti, mengapa semua itu terjadi pada Yesus yang
mereka kagumi.
Pembacaan refleksi dilakukan oleh kaum muda dengan puisi:
Apakah aku bersedia mengorbankan segala apa pun yang aku miliki di dunia ini
untuk mengikuti Yesus, agar kelak aku dapat bangkit bersama Dia dalam
kemuliaan?
.................................(Saat Hening ± 1 menit)................................
P
: Ya Yesus yang Mahamurah, kami seringkali merasa lumrah, bila kami
membalas dendam dengan marah. Tetapi dari salibMu kami belajar,
bagaimana kami harus berlayar dalam arus dunia yang penuh konflik
diwarnai permusuhan dan taktik licik.
K. M : Kasihanilah kami ya Tuhan
P
: Kami ingin belajar memaafkan dan terus berusaha melawan kekerasan agar
masyarakat kami penuh damai.
K. M :Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Nyanyian Antara
JenasahNya dimakamkan,
Rebah dalam penantian,
Menyongsong kebangkitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Doa Penutup
Bapa di surga, sumber segala ciptaan. Kami bersyukur karena kami
boleh merenungkan misteri sengsara, dan wafat putraMu Yesus. Kini kami
semakin Kau sadarkan dengan misteri jalan salib Tuhan. Melalui salib
PutraMu yang menebus dunia, kami ingin menjalani hidup di dunia fana dan
menghadirkan Kerajaan Surga. Bangkitkanlah semangat dalam diri kaum
muda, supaya dengan menyadari tanggung jawab dalam memikul salib
membuat kaum muda untuk lebih terlibat aktif dalam hidup menggereja.
Terima Kasih ya Bapa, Hanya rahmat dan penyertaan dariMulah yang kami
minta. Amin.
-
Bapa kami...
-
Salam Maria ..
-
Kemuliaan...
-
Terpujilah...
Nyanyian Penutup
Yesus kami muliakan,
Salibmu kami kenangkan,
Menanti kebangkitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini disampaikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan
penelitian mengenai “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja Secara Kontekstual”.
A. Kesimpulan
Pada bagian ini disampaikan beberapa pokok pikiran dari uraian
sebelumnya, serta menegaskan kembali hal-hal penting apa saja sehubungan dengan
upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara
kontekstual.
Keterlibatan kaum muda khususnya di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
sangat memprihatinkan. Jumlah kaum muda yang ada di Paroki Santo Yoseph
Medari ±550 orang. Dari jumlah tersebut lingkungan Santo Yusuf Kadisobo
terdapat ±30 kaum muda, dan hanya sebagian saja yang mau terlibat aktif dalam
hidup menggereja. Hal ini disebabkan: karena kurangnya kegiatan yang bervariasi
sesuai dengan karakter kaum muda jaman sekarang, tidak tersedianya sarana untuk
menampung aspirasi mereka, serta rendahnya minat dan kemauan dari kaum muda.
Disamping itu mereka tidak mau aktif dengan alasan waktu yang kurang tepat
menjadi penghambat untuk mereka terlibat, bahkan karena kurang mendapat
dukungan dari orang tua, ketua mudika, dan ketua lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Ketidakaktifan kaum muda dalam hidup menggereja membuat mereka
sedikit sekali mengetahui manfaat yang dapat mereka peroleh jika terlibat dalam
hidup menggereja. Sebelumnya, lingkungan ini sudah beberapa kali merancang
suatu kegiatan yang dapat menarik minat kaum muda untuk terlibat dalam hidup
menggereja misalnya: latihan koor, pendampingan PIA, pertemuan mudika, dan
anjangsana antar mudika. Tetapi upaya ini juga tidak menunjukkan hasil bahkan
tidak ada perkembangan yang signifikan.
Ketika diadakan kegiatan yang sifatnya rekreasi, tidak terlalu monoton, dan
santai banyak kaum muda yang hadir ikut ambil bagian. Sebagai contoh saat ziarah
ke Gua Tritis, diperkirakan hanya sekitar 30 orang yang hadir, ternyata di luar
dugaan yang hadir dua kali lipat yakni berjumlah 60 orang. Dari sinilah bisa dilihat
bahwa kegiatan yang seperti ini mendorong kaum muda untuk sedikit demi sedikit
menyadari pentingnya berkumpul, membina relasi yang baik antar kaum muda, dan
memupuk persaudaraan.
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara di lingkungan Santo Yusuf
Kadisobo, dipilihlah ziarah sebagai salah satu kegiatan untuk meningkatkan dan
menggerakkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Dari kegiatan
ziarah itu diharapkan mencul ide-ide untuk membuat kegiatan lain yang tentunya
semakin manarik minat kaum muda untuk terlibat.
B. Saran
Pada bagian ini penulis menganjurkan beberapa saran sebagai upaya untuk
meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara kontektual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph Medari. Saran-saran
tersebut diantaranya adalah:
1. Perlu adanya wadah atau sarana yang dapat menampung aspirasi kaum muda
untuk mengembangkan ide-ide kreatif agar kegiatan yang nantinya tercipta dapat
menarik kaum muda lain untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja.
2. Perlu direncanakan pertemuan paling tidak seminggu sekali untuk kaum muda
berkumpul membicarakan rencana kegiatan yang akan dilakukan ke depan.
3. Baik dari Romo Paroki, Dewan Paroki, Ketua Lingkungan, Ketua Mudika,
Orang tua semakin meningkatkan dukungan kepada kaum muda agar mereka
tetap semangat untuk semakin terlibat dalam hidup menggereja.
4. Meningkatkan kerjasama dengan semua pihak baik Gereja, wilayah, mau pun
lingkungan, sehingga mereka tidak merasa asing serta hal ini dapat
menumbuhkan rasa saling memiliki, guyub, dan mempererat persaudaraan.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan. Sebagai
tindak lanjut dari saran diatas, penulis akan ikut mendampingi kegiatan ziarah yang
nantinya akan dilakukan di lingkungan Santo Yusuf Kadisobo Paroki Santo Yoseph
Medari. Semoga kesimpulan dan saran tersebut menjadi sesuatu yang bisa
membantu mengupayakan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja secara
kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DAFTAR PUSTAKA
Anggota Dewan Paroki Santo Yoseph Medari. (2010). Kenangan Dasawindu
Gereja Katolik Santo Yoseph Medari. Yogyakarta.
Arikunto S. (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rubeja Cipta.
Banawiratma, J.B. (Ed). (2000). Gereja Indonesia, Quo Vadis? Hidup Menggereja
Kontekstual. Yogyakarta: Kanisius.
Hadari Nawawi. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Hardaputranta, R. (1993). Komunitas Basis Kristiani: Gereja Masyarakat Akar
Rumput. Jakarta: LPPS.
Komisi Kepemudaan KWI. (1998). Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda.
PKMPK: Jakarta.
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
__________. (1995). Pedoman Gereja Katolik Indonesia. Jakarta: Mardi Yuana
Bogor.
__________. (1992). Puji Syukur. Jakarta: Obor.
Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II penerjemah R.
Hardawiryana, SJ. Jakarta: Obor.
Lembaga Biblika Indonesia. (2004). Alkitab. Jakarta: Lembaga Biblika.
Majalah Hidup no 7 tahun L. (1996). Surat Kepada Kaum Muda. (1996).
Yogyakarta: Kanisius.
Mangunhardjana, A.M. (1989). Pendampingan Kaum Muda : Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Kanisius.
__________. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius.
Margana, A. (2004). Komunitas Basis: Gerak Menggereja Kontekstual.
Yogyakarta: Kanisius.
Masidjo, Ign. (1995). Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Moleong, Lexy J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nur Widi, M. (2008). Eklesiologi ARDAS Keuskupan Agung Semarang.
Yogyakarta: Kanisius.
Prasetya, L. (2006). Keterlibatan Kaum Awam Sebagai Anggota Gereja. Malang:
Dioma.
Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: ALFABETA.
Sanafiah Faisal. (1981). Dasar dan Teknik Penyusunan Angket. Surabaya: Usaha
Nasional.
Shelton, M.C. (1987). Spiritualitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.
__________ . (1988). Menuju Kedewasaan Kristen. Yogyakarta: Kanisius.
Suratman, Y. (1999). Membangun Komunitas Basis Gerejawi. Jakarta: Celesty
Hieronika.
Sutrisno Hadi. (1973). Metodologi Research Jilid II. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tangdilintin, Philip. (2008). Pembinaan Generasi Muda Visi dengan Proses
Manajerial Vosram. Yogyakarta : Kanisius.
__________.(1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta : Obor.
Tapaha P.T, Dionisius. (1983). Beberapa Gagasan Sekitar Pastoral Bagi Kaum
Muda (hal 56-58 sebuah artikel Ekawarta, no. 5, tahun III).
Wibowo Ardhi, F.X. (1993). Arti Gereja. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner penelitian
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1.
Bacalah dulu setiap pertanyaan dengan teliti dan jawablah pertanyaanpertanyaan di bawah ini dengan jujur serta apa adanya sesuai dengan situasi
dan kondisi Anda.
2.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda (X)
pada huruf yang paling Anda pilih atau memberi jawaban sesuai dengan
kondisi Anda sekarang ini pada tempat yang tersedia. Jika ada alternatif
jawaban lain dapat mengisi pada kolom (e).
3.
Tulislah jawaban Anda pada tempat yang telah disediakan.
Keterangan kepentingan penelitian:
Penelitian ini berbentuk kuesioner. Tujuan diadakan penelitian adalah dalam
rangka meninjau kembali keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja, untuk
itu saya bermaksud mendata sejauh mana mereka sudah terlibat dalam hidup
menggereja. Saya sangat mengharapkan kerjasama dengan responden. Kejujuran
dari responden sangat menentukan akurasi data. Terima kasih atas kesediaan dan
kerjasamanya.
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Identitas Responden
a. Nama
:
b. Jenis Kelamin
:
c. Pendidikan
:
d. Pekerjaan
:
e. Lingkungan
:
2. Menurut anda yang dikategorikan kaum muda adalah mereka yang berusia
sekitar....
a) 15-19 tahun
b) 15-24 tahun
c) 15-21 tahun
d) 15-30 tahun
e) lainnya...
3. Di lingkungan Santo Yusuf kehadiran kaum muda sangat berperan aktif!
a) Sangat setuju
b) Setuju
c) Tidak setuju
d) Sangat tidak setuju
e) lainnya...
4. Peran kaum muda dalam kehidupan Gereja adalah sebagai...
a) Pelaksana program Gereja
b) Pewarta kabar gembira
c) Pendengar sabda Allah
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d) Penerus Gereja di masa depan
e) lainnya...
5. Bagaimana hubungan antar kaum muda baik di lingkungan Santo Yusuf dan
kaum muda di Paroki Santo Yoseph Medari...
a) Ada persaingan yang tidak sehat
b) Ada kerjasama dan kekompakkan tinggi
c) Ada persaingan yang sehat dan positif
d) Tidak saling mengenal dan peduli antara satu dengan yang lain
e) lainnya...
6. Penyebab
kaum
muda
kurang
berminat
untuk
berkumpul
bersama
dikarenakan...
a) Sering berebut kekuasaan antar sesama
b) Tidak ada dana untuk berkegiatan
c) Tidak ada pendamping yang mempuni
d) Kegiatan yang ada di Paroki terlalu monoton, kurang bervariasi
e) lainnya...
7. Usaha yang dilakukan oleh kaum muda untuk mencari dana, bila mengadakan
suatu kegiatan adalah dengan cara...
a) Meminta dari dewan paroki sepenuhnya
b) Mencari donatur dan jaga parkir di gereja
c) Melelang barang-barang bekas
d) Iuran dari masing-masing anggota
e) lainnya...
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Peran kaum muda dalam fungsi penggembalaan Gereja adalah sebagai...
a) Pemimpin, Nabi, dan Raja
b) Raja, Imam, dan Pewarta
c) Imam, Nabi, dan Raja
d) Nabi, Pengkhotbah, dan Penginjil.
e) lainnya...
9. Apakah yang anda pahami mengenai Gereja?
a) Bangunan
b) Romo, prodiakon, umat, misdinar, coster
c) Sekelompok orang yang berkumpul bersama untuk mengimani Yesus Kristus
d) Tempat untuk bertemu dengan Yesus
e) lainnya...
10. Sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh kaum muda dalam hidup menggereja
adalah...
a) Pasif dan tidak peka terhadap kegiatan-kegiatan yang ada, baik di tingkat
lingkungan, wilayah, mau pun Paroki
b) Berpartisipasi, aktif, dan peka terhadap kegiatan apa pun yang ada
disekitarnya.
c) Ikut aktif terlibat dalam semua kegiatan jika diundang.
d) Menutup diri atau cuek dengan kegiatan-kegiatan menggereja dengan alasan
sibuk.
e) lainnya...
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Apa artinya terlibat dalam hidup menggereja menurut anda?
a) Memberikan seluruh tenaga, pikiran dan berperan aktif untuk memajukan
kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar.
b) Berdiam diri sampai ada yang menyuruh
c) Ikut meramaikan kegiatan yang ada di gereja
d) Tuntutan sebagai kaum muda
e) lainnya...
12. Macam kegiatan yang sering anda ikuti di lingkungan adalah ...
a) Ziarah
b) Out bond
c) Rekoleksi
d) Teater
e) lainnya...
13. Kelompok basis yang pernah anda ikuti adalah...
a) Legio Maria
b) Adorasi
c) Kelompok Kitab Suci
d) Taize
e) lainnya...
14. Berapa jumlah ideal anggota yang mengikuti suatu kegiatan gereja?
a) 10-15 orang
b) 15-20 orang
c) 20-25 orang
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d) Lebih dari 25 orang
e) lainnya...
15. Sejauh ini bagaimana tanggapan orang tua anda sehubungan dengan
keterlibatan anda dalam kegiatan hidup menggereja?
a) Mendukung
b) Sangat mendukung
c) Biasa saja
d) Tidak mendukung
e) lainnya...
16. Hal-hal apa yang menghambat kaum muda untuk terlibat dalam kegiatan
hidup menggereja?
a) Kesibukan study/kerja
b) Orang tua
c) Kurangnya minat dan kesadaran kaum muda
d) Pastor Paroki
e) lainnya...
17. Manfaat apa yang anda peroleh dari kegiatan menggereja?
a) Mengembangkan bakat dan potensi
b) Membangkitkan kepercayaan diri
c) Mempererat tali persaudaraan antar kaum muda
d) Terjalinnya komunikasi dan kerjasama dalam kelompok
e) lainnya...
18. Dengan terlibat dalam kegiatan hidup menggereja, harapan saya adalah..
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Dapat memperluas pengalaman
b) Bisa terkenal dan disegani
c) Dapat berperan dan memberi pengaruh dalam kelompok
d) Mendapat kepercayaan
e) lainnya...
19. Berbagai kegiatan yang diprogramkan, diharapkan mendapatkan dukungan
dari...
a) Pastor Paroki
b) Orang tua
c) Ketua lingkungan
d) Ketua Mudika
e) lainnya...
20. Saya merasa senang mengikuti kegiatan di lingkungan karena...
a) Memperluas wawasan dan pengalaman
b) Malu dengan teman yang sering aktif
c) Ada pacar yang juga ikut berkegiatan
d) Dorongan dari keluarga
e) lainnya...
21. Bentuk kegiatan pendampingan kaum muda seperti apa yang menarik untuk
diikuti oleh para kaum muda agar mereka lebih aktif mengikuti kegiatan
menggereja?
a) Outbond
b) Ziarah
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c) Pendalaman Iman
d) Sarasehan
e) lainnya...
22. Apa yang anda harapkan terkait dengan isi dan tujuan kegiatan?
a) Dapat mengembangkan wawasan hidup rohani
b) Dapat memberdayakan potensi diri
c) Dapat meneguhkan jati diri
d) Dapat mengembangkan wawasan moral
e) lainnya...
23. Menurut anda, apakah isi dan tujuan dari kegiatan menggereja sangat
menentukan pembentukan karakter kaum muda saat ini?
a) Sangat setuju
b) Setuju
c) Tidak setuju
d) Sangat tidak setuju
e) lainnya...
24. Tema seperti apa yang anda harapkan jika mengikuti kegiatan menggereja?
a) Sosial dan politik
b) Budaya
c) Ekonomi
d) Religi
e) lainnya...
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25. Suasana seperti apa yang anda harapkan sebagai kaum muda, jika anda
mengikuti suatu kegiatan?
a) Hening
b) Dinamis
c) Santai tapi mengena dengan apa yang menjadi tujuan
d) Permainan terus-menerus
e) lainnya...
26. Apakah sarana dan prasarana yang sudah ada saat ini dapat menunjang
kegiatan yang diadakan di Paroki Santo Yoseph Medari? Jika iya/belum,
jelaskan alasannya!
27. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan adalah...
a) Disediakan ruangan khusus beserta kelengkapannya
b) Tersedianya sarana audio visual (LCD, laptop, speakeractive,dll)
c) Tersedianya dana pendukung kegiatan
d) lainnya...
28. Kriteria pendamping seperti apa yang kaum muda inginkan agar kegiatan
yang ada semakin menarik untuk diikuti?
a) Sabar, pendiam, dan bersahabat
b) Masih muda, ganteng/cantik, dan bersahabat
c) Berwibawa, berwawasan luas, dan mudah bergaul
d) Rapi, pendiam, dan bisa membawakan materi dengan menarik
e) lainnya...
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan Refleksi:
1. Dalam hal keterlibatan hidup menggereja, anda cenderung lebih memilih untuk
terlibat di tingkat lingkungan atau paroki? Alasannya? (variabel no 5)
2. Kesulitan seperti apa yang anda hadapi atau alami saat terlibat di lingkungan
atau paroki? (variabel no 6)
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Wawancara
a.
Nama
: Yoseph Hermawan Eko Susilo
Umur
: 34 tahun
Status/Profesi
: Ketua lingkungan/Wiraswasta
interviewer
: Apakah kaum muda di lingkungan St Yusuf
Kadisobo
sudah ikut berperan aktif?
R1
: Sudah ikut berperan aktif, walau pun saya secara pribadi
mungkin masih kurang, tapi dibandingkan kaum muda lain saya rasa kaum
muda di lingkungan kadisobo paling guyub dan dari jumlah personilnya paling
banyak dibandingkan lingkungan lain. Menyambut tahun baru kemarin pun,
kita sudah bisa membuat misa sendiri tanpa bergabung dengan kaum muda di
paroki. Mengenai keterlibatan sendiri, saya cenderung mengikuti kegiatan
”kaum tua” dibandingkan kaum muda, tapi jika seperti pendalaman iman
kurang berminat, tetapi jika kegiatan yang bersifat umum mereka ikut terlibat.
Saat ini kaum muda susah sekali untuk dikumpulkan, berbeda dengan jaman
saya dulu dimana berkumpul bersama merupakan suatu kegembiraan tersendiri
karena dapat berkumpul dan bertemu dengan teman-teman yang lain.
interviewer
: Jika kaum muda tersebut sudah dilihat berperan aktif, lalu
kira-kira alasan apa yang membuat kurang aktif itu apa?
R1
: Karena kaum muda saat ini kebanyakkan bergaul dengan
yang muslim, jadi untuk masuk ke lingkup kaum muda agak sungkan dan
asing. Mereka terkadang harus dipaksa, diingatkan, bahkan tidak jarang harus
di jemput karena kalau tidak begitu mereka merasa sungkan, padahal
sebenarnya mereka ingin terlibat. Terkadang kaum muda sudah membuat jarak
atau membentengi diri, apakah nanti mereka diterima, apa kegiatan yang nanti
akan dibuat di sana. Tapi contohnya saja seperti kemarin, waktu acara bakarbakar bersama di depan gereja yang sifatnya umum, tanpa membawa tema yang
liturgis nyatanya kaum muda banyak juga yang hadir.
interviewer
: Setelah melihat peran aktif kaum muda, sekarang kita
beralih ke pemahaman mengenai arti ”Gereja”!
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R1
: Saya sedikit membicarakan secara subyektif. Gereja itu ya
disitulah hidup saya. Karena banyak pengalaman iman pribadi yang saya
temukan di gereja. Saya pernah hidup diluaran ”hidup duniawi”, tetapi pada
akhirnya saya tidak mendapatkan kepuasan hidup Ilahi. Walau pun di depan
gereja hanya mencabuti rumput atau pun duduk2, tetapi saya mendapatkan
ketenangan yang tidak dapat dibeli dengan apa pun. Banyaknya kesaksian iman
yang dapat saya tularkan sehingga mungkin dapat menjadi inspirasi bagi orang
lain, walaupun orang tersebut hanya mendengarkannya saja.
interviewer
: Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang ada di lingkungan St
Yusuf Kadisobo?
R1
: Kalau mengenai mudika saya tidak bisa bicara terlalu
banyak karena jujur yang saya urusi hanya kegiatan lingkungan. Banyak sekali
kegiatan di luar kegiatan kaum muda yang harus saya tangani karena mudika
kan memiliki organisasi sendiri. Setau saya kegiatan mudika sifatnya
monumental, misalnya mudika di serahkan untuk latihan koor, tidak rutin
hanya saja pada saat mau bertugas, atau disuruh menjadi panitia natal seperti
tahun kemarin juga masih guyub. Walau pun sekarang waktu mudika tidak
hanya untuk mengurusi kegiatan kaum muda tetapi ada yang mambagi
waktunya untuk sekolah, atau bekerja.
interviewer
: Ada beberapa kegiatan kaum muda seperti outbond, ziarah,
pendalaman iman, sarasehan. Kegiatan mana yang paling banyak diikuti oleh
kaum muda di lingkungan ini?
R1
: Menurut saya kegiatan yang paling banyak menarik minat
kaum muda yaitu yang sifatnya masih diselingi jalan-jalan atau hiburan, tidak
terlalu monoton harus berdoa. Apalagi outbond dan ziarah, kaum muda
dimanapun pasti berminat untuk mengikutinya. Contoh saja ziarah yang
dilakukan pada bulan oktober kemarin ke Gua Tritis kurang lebih ada 60 orang
kaum muda yang ikut, se wilayah II termasuk mudika St Yusuf Kadisobo.
interviewer
: Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan
pendukung dari keterlibatan kaum muda?
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R1
: Penghambatnya: mungkin mereka belum merasa kenal
berkumpul bersama kaum muda yang lain, terbentur kegiatan kaum muda yang
sifatnya pribadi misalnya sekolah. Kalau soal biaya menurut saya tidak terlalu
di pusingkan/dipikirkan. Karena sebelum ziarah mereka terlebih dahulu
mencari dana entah itu dengan parkir ataupun menjual barang-barang bekas.
Medukung: memiliki motovasi sendiri, sebenarnya mereka ingin masuk ke
dalam perkumpulan kaum muda baik secara tingkat lingkungan mau pun
paroki, tetapi mereka belum memiliki wadah yang dapat menampung aspirasi
mereka sesuai dengan karakteristik kaum muda saat ini. Dari orangtua juga
mendukung, tetapi dari dalam diri kaum muda sendirilah yang paling
mendukung.
interviewer
: Cara yang sudah dilakukan untuk mengatasi faktor
penghambat?
R1
: Megadakan kegiatan yang sifatnya dadakan tanpa
direncanakan, itu dirasa lebih efektif dibandingkan dengan kegiatan yang sudah
disusun secara struktur tapi jarang dilaksanakan.
interviewer
: Apa manfaat bagi kaum muda jika mereka terlibat dalam
hidup menggereja?
R1
: Untuk hal organisasi mereka lebih dapat membangun
kebersamaan / berhubungan dengan orang lain, karena dasar dari semuanya
adalah mereka dapat membangun hubungan dengan orang lain. Mengolah ego
juga sangat penting, tidak malu, jika ada kerjaan berusaha untuk melakukan
walau pun tidak sempurna tapi sudah ada itikad baik untuk melakukannya.
interviewer
: Usulan program yang dirasa baik untuk kaum muda terlibat
aktif dalam hidup menggereja?
R1
: Membuat perkumpulan semacam olahraga bersama. Kaum
muda sudah merencanakan membeli meja pingpong. Kalau semacam outbond,
ziarah atau kegiatan lainnya mungkin hanya beberapa bulan sekali dilakukan
tetapi kalau ziarah hanya dilakukan pada saat bulan-bulan Maria, atau pada saat
natal-paskah. Tetapi kalau ziarah pastinya mereka mau.
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Nama
: Pak M.C Wuryanto
Usia
: 71 tahun
Status/profesi
:Sesepuh
yang
mengetahui
seluk
beluk
lingk
Kadisobo/Pensiunan
interviewer
: Apakah kaum muda di lingkungan St Yusuf
Kadisobo
sudah ikut berperan aktif?
R2
: Ya beberapa persen sudah, tapi khusus untuk pertemuan
rutin dengan orang tua masih sedikit. Misalnya pendalaman iman,
sembahyangan, dll.
interviewer
: Jika kaum muda tersebut sudah dilihat berperan aktif, lalu
kira-kira alasan apa yang membuat kurang aktif itu apa?
R2
`:
Jaman sekarang ini sulit sekali menentukan kegiatan
mudika karena ada kemajuan jaman yang modern, ada gangguan dari dirinya
sendiri. Susah membedakan mana kepentingan yang mendesak dan tidak.
interviewer
: Setelah melihat peran aktif kaum muda, sekarang kita
beralih ke pemahaman mengenai arti ”Gereja”!
R2
: Gereja adalah kekuatan iman yang saya pegang dan imani
selama ini.
interviewer
: Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang ada di lingkungan St
Yusuf Kadisobo?
R2
: Kegiatan hanya kumpul-kumpul misalnya : koor, bakar-
bakar jagung. Kalau program kaum muda saat ini saya kurang tau. Kalau jaman
dulu kaum muda banyak mengambil peran baik di lingkungannya sendiri mau
pun bila dibutuhkan, kaum muda selalu siap kapan pun.
interviewer
: Ada beberapa kegiatan kaum muda seperti outbond, ziarah,
pendalaman iman, sarasehan. Kegiatan mana yang paling banyak diikuti oleh
kaum muda di lingkungan ini?
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R2
: Ziarah, tapi kurang jelas berapa jumlah kaum muda yang
ikut.
interviewer
: Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan
pendukung dari keterlibatan kaum muda?
R2
:
Penghambat:
ada
kemajuan
teknologi,
pendukung:
dorongan dari orangtua.
interviewer
: Apa manfaat bagi kaum muda jika mereka terlibat dalam
hidup menggereja?
R2
: Manfaatnya menjadi guyub dan kaum muda masih diberi
kepercayaan untuk mengurusi suatu kegiatan walaupun tidak jarang ada
orangtua yang belum percaya pada kemampuan kaum muda.
interviewer
: Usulan program yang dirasa baik untuk kaum muda terlibat
aktif dalam hidup menggereja?
R2
: Pertama-tama terlebih dahulu dikumpulkan untuk sekedar
omong-omong. Mungkin lebih baik diadakan sarasehan (pendalaman iman)
kaum muda atau retret kaum muda.
c.
Nama
: H. Novi Kristiyanti
Usia
: 25 tahun
Status/profesi
: Koor kaum muda di lingkungan Kadisobo/Guru
interviewer
: Apakah kaum muda di lingkungan St Yusuf
Kadisobo
sudah ikut berperan aktif?
R3
:Sejauh saya lihat sudah, walau pun masih sedikit.
interviewer
: Jika kaum muda tersebut sudah dilihat berperan aktif, lalu
kira-kira alasan apa yang membuat kurang aktif itu apa?
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R3
`:
Banyak kesibukan, waktu yang tidak pernah cocok dan
kurang koordinasi. Kegiatan yang disajikan juga kurang menarik, terlalu
monoton, tidak ada variasi. Pendampingnya juga tidak ada.
interviewer
: Setelah melihat peran aktif kaum muda, sekarang kita
beralih ke pemahaman mengenai arti ”Gereja”!
R3
: Gereja adalah tempat kita secara bersama-sama mengimani
Yesus Kristus.
interviewer
: Sikap apa yang harus ditunjukkan oleh kaum muda jika
mereka sudah aktif dalam kegiatan menggereja?
R3
:
Sikap mau membantu, dan memberi dukungan kepada
mereka yang belum aktif, sehingga kaum muda lainnya ikut aktif.
interviewer
: Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang ada di lingkungan St
Yusuf Kadisobo?
R3
:
Ada koor, anjangsana mudika, pia, sepertinya itu saja yang
saya tau.
interviewer
: Ada beberapa kegiatan kaum muda seperti outbond, ziarah,
pendalaman iman, sarasehan. Kegiatan mana yang paling banyak diikuti oleh
kaum muda di lingkungan ini?
R3
: Ziarah, karena menghibur dan tidak terlalu monoton,
disamping itu bisa jalan-jalan.
interviewer
: Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan
pendukung dari keterlibatan kaum muda?
R3
: Penghambat: waktu, kesibukkan, dan kegiatan yang terlalu
monoton terlalu formal. Pendukung: dari diri sendiri serta keluarga.
interviewer
: Apa manfaat bagi kaum muda jika mereka terlibat dalam
hidup menggereja?
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R3
: Menambah wawasan kegiatan bertambah luas, semakin
pintar berorganisasi, dan dapat berkumpul dengan teman-teman seiman.
interviewer
: Usulan program yang dirasa baik untuk kaum muda terlibat
aktif dalam hidup menggereja?
R3
: Mengadakan kegiatan yang menyenangkan seperti ziarah
agar pertama-tama kaum muda tergerak untuk berkumpul terlebih dahulu.
d.
Nama
: Rosaria Mega
Usia
: 22 tahun
Status/profesi
: Koor kaum muda di lingkungan Kadisobo/Karyawan
Swasta
interviewer
: Apakah kaum muda di lingkungan St Yusuf
Kadisobo
sudah ikut berperan aktif?
R4
: Belum begitu, hanya sebagian saja yang terlibat aktif.
interviewer
: Jika kaum muda tersebut sudah dilihat berperan aktif, lalu
kira-kira alasan apa yang membuat kurang aktif itu apa?
R4
`:
Banyak kesibukan, waktu, dan masih banyak kekurangan
lainnya. Inisiatif saya mengajak kaum muda supaya aktif dalam kegiatan
menggereja karena itu sangat perlu untuk memperluas iman kaum muda itu
sendiri.
interviewer
: Setelah melihat peran aktif kaum muda, sekarang kita
beralih ke pemahaman mengenai arti ”Gereja”!
R4
:
Gereja adalah tempat berkumpul umat Katolik dalam
memuji Tuhan.
interviewer
: Sikap apa yang harus ditunjukkan oleh kaum muda jika
mereka sudah aktif dalam kegiatan menggereja?
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R4
:
Mengajak seluruh kaum muda agar dapat berperan aktif
dalam kegiatan gereja khususnya di lingkungan St Yusuf.
interviewer
: Apa saja bentuk-bentuk kegiatan yang ada di lingkungan St
Yusuf Kadisobo?
R4
:
Ada ziarah dan natalan bersama. Outbond atau sarasehan
belum pernah ada.
interviewer
: Ada beberapa kegiatan kaum muda seperti outbond, ziarah,
pendalaman iman, sarasehan. Kegiatan mana yang paling banyak diikuti oleh
kaum muda di lingkungan ini?
R4
: Ziarah, karena kegiatannya banyak disenangi oleh kaum
muda, lebih santai dan sesuai dengan karakter kaum muda.
interviewer
: Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan
pendukung dari keterlibatan kaum muda?
R4
: Penghambat: waktu, kesibukkan, dan kegiatan yang
monoton, serta kurangnya kesadaran dari kaum muda itu sendiri. Pendukung:
orangtua itu nomor satu, dari segi menambah pengalaman berorganisasi.
interviewer
: Apa manfaat bagi kaum muda jika mereka terlibat dalam
hidup menggereja?
R4
: Menambah pengalaman iman, teman, wawasan kegiatan
bertambah luas.
interviewer
: Usulan program yang dirasa baik untuk kaum muda terlibat
aktif dalam hidup menggereja?
R4
: Mengadakan kegiatan yang menyenangkan seperti ziarah
atau outbond. Dengan begitu kaum muda dapat terlibat aktif.
(19)
Download