1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Hotel 1. Pengertian Hotel Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumahrumah besar disebut Hostel. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap, para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang selama menginap harus menaati peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (Host Hotel). sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kemudian kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut dihilangkan, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi Hotel seperti yang kita kenal sekarang.1 Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik yang bermalam di hotel ataupun yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Dapat disimpulkan, pengertian hotel adalah : • Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyrakat umum yang dikelola secara komersil serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. 1 http://e-journal.uajy.ac.id/165/3/2TA12941.pdf 1 2 (Keputusan Menteri Parpostel no Km 34/HK 103/MPPT 1987) • Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut: a) Jasa Penginapan b) Pelanyanan makanan dan minuman c) Pelayanan barang bawaan d) Pencucian pakaian e) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. • Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran. 2. Pengertian Hotel menurut para ahli a) Dari sudut arsitektur, menurut pendapat Prof. Fred Lawson “Hotel is defines a public establishment offering travelers, against payment, two basic services accommodation and catering”. (Hotel adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akomodasi serta pelayanan makan dan minum bagi para pelancong dengan imbalan pembayaran.) b) Menurut kamus Oxford, The advance learned’s Dictionary adalah “Building where meals and rooms are provided for travelers.” (bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makananan, dan minuman bagi tamu.) c) Menurut SK Menparpostel no.KM37/PW.340/MPPT-86 tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial d) Menurut The American Hotel and Motel Association (AHMA) sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana : A hotel may be defines as establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which furnishes one or more of the following services, uniformed service, Laundering of linens and use of 2 3 furniture. (Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas atau perabotan dan dapat menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.) e) Sedangkan menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum, serta pelayanan lainnya untuk umum.2 f) Menurut Prof K. Kraft, hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan makanan dan pelayanan yang bersangkutan. g) Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah sebuah bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan dan juga makanan dan minuman. h) Menurut Keputusan Menteri SK 241/H/70 Thn/1970, hotel adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum yang memenuhi komersional. syarat-syarat comfort, privacy, 3 2.1.2 Sejarah Hotel Gambar 2.1 Hotel jaman dulu Sumber: www.google.com 2 3 http://dilihatya.com/1136/pengertian-hotel-menurut-para-ahli http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf 3 dan bertujuan 4 Sejarah perhotelan dimulai ketika mata uang dijadikan alat tukar/beli pada abad ke-6, yang mendorong perjalanan orang-orang untuk berbagai keperluan merambah lebih jauh, sehingga memerlukan tempat persinggahan dan penginapan. Keadaan ini mulai menarik para tuan tanah (Land lord) untuk menyediakan sarana persinggahan dan penginapan tersebut secara lebih baik, yaitu rapi, bersih dan dengan harga sewa alakadarnya untuk kemudian berkembang terutama di London, Inggris. Konon kata hotel berasal dari kata hostel yang diambil dari bahasa latin Perancis kuno yaitu Hospes. Kata hotel sendiri mulai digunakan semenjak abad 18 di London Inggris. Bangunan Publik ini mulai diperkenalkan pada masyarakat umum pada tahun 1797 dengan tujuan awalnya untuk melayani masyarakat pendatang tanpa dipungut biaya, sehingga tidak aneh kalau dulunya di Inggris dan Amerika yang namanya pegawai hotel mirip dengan pegawai negeri alias abdi masyarakat. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman dan pemakai jasa yang semakin bertambah, tamu yang datang pun mulai dipungut bayaran, untuk membuat tamu betah maka bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa dengan standar layanan yang baik.4 Istilah Hotel dikenal di Amerika pada tahun 1750 dan berkembang pesat sampai tahun 1820. Pada tahun 1793, dikota New York dibangun City Hotel yang memiliki 73 kamar, menjadi pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang lebih fashionable dengan letak strategis dipinggir kota. Selanjutnya disusul dengan hotel lainnya di Pensylvania, Boston dan dibeberapa Negara bagian lainnya sampai kembali dibangun di New York hotel-hotel yang lebih modern dalam kurun tahun 1830-1927 antara lain pada tahun 1829, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House Boston, Hotel Astor House di New York(1836), hotel Wardolf Astora, yang saat ini sering dikunjungi tamu-tamu Negara pemerintah Amerika, Buffalo Starter yang dikenal sebagai “Henry Ford” nya hotel, dibuka bulan Januari 1908 dan Steven Hotel di Chicago yang memiliki 3000 kamar yang kemudian dikenal dengan nama Conrald Hilton yaitu cikal bakal “Hotel Hilton Chain” atau waralaba Hotel Hilton tahun 1962 yang diresmikan bersamaan dengan hotel bertaraf 4http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/TRI_LASTONO/Pengembangan_Us aha_Akomodasi.pdf 4 5 internasional pertama di Indonesia yaitu, Hotel Indonesia berlokasi di Jl. Mh. Thamrin Jakarta. Pada waktu itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat seperti saat pembangunan jaringan rel kereta api sedang gencar-gencarnya, hampir tiap perhentian (stasiun) ada hotel yang disebut dengan hotel transit. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan menggunakan mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun tersaingi oleh kehadiran “motel”, gabungan kata “motor hotel” yang sama dengan tempat beristirahat para pengendara kendaraan bermotor. Kejayaan motel tak berlangsung lama, seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era motel, terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort yang banyak tumbuh di tempattempat peristirahatan.5 Secara umum perkembangan hotel dibagi menjadi 3 tahap : 1. Perkembangan Sebelum Abad Pertengahan Perjalanan untuk kegiatan rekreasi (wisata) pertama kali dilakukan oleh bangsa Romawi sekitar abad I sampai abad V, dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, cara hidup, ekonomi dan politik. Pada saat itu orang-orang Romawi mulai menemukan dan memiliki beberapa jenis akomodasi. Di samping itu dibangun pula “tavern” yaitu tempat menjual makanan dan minuman di pinggir jalan karena pada waktu itu beberapa jenis akomodasi yang disewakan tidak menyediakan makanan dan minuman. Bagi kaum bangsawan dan raja yang ingin melakukan perjalanan ke tempat lain, biasanya menginap di puri (castle), sedangkan para rohaniwan biasanya menginap di biara atau kuil. Tetapi orang-orang biasa yang melakukan perjalanan ke suatu tempat, biasanya menginap di tempat-tempat penginapan yang tersedia. 2. Perkembangan Dalam Abad Pertengahan Pada masa ini banyak tempat-tempat suci yang digunakan oleh orang-orang yang berziarah dan pengunjung untuk tempat menginap. Demikian juga rumah- 5 http://jenishotel.info/ 5 6 rumah pribadi kaum bangsawan dan orang-orang terkemuka digunakan sebagai tempat penginapan bagi para wisatawan. Dari sinilah timbul istilah penginapan yaitu rumah-rumah pribadi yang disewakan kepada para tamu yang ingin menginap. Para pedagang dan para pemilik tanah lebih banyak dan lebih senang tinggal dirumah penginapan ini karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan yaitu mencakup makanan di ruangan yang cukup besar, ruangan tidur dan kandang kuda bagi wisatawan yang melakukan perjalanan dengan membawa kuda. Demikianlah pada abas ke XIV semakin banyak tumbuh dan berkembang rumah penginapan dan istilah ini dikenal sampai sekarang. 3. Perkembangan Dari Abad Pertengahan Sampai Abad Keduapuluh Salah satu jenis akomodasi yang berbentuk rumah besar dimana setiap apartemennya dapat disewakan per hari, perminggu, atau bulan adalah ‘Hotel Garni’ di Paris, Perancis. Demikian selanjutnya usaha-usaha jenis baru makin berkembang dan menjadikan fasilitas dan pelayanan yang lebih lengkap dan baik. Pada permulaan abad XIX mulailah tumbuh dan berkembang hotel-hotel dengan struktur dan organisasi yang lebih modern. Hotel tidak hanya merupakan pusat komersialisasi penerimaan tamu bagi para wisatawan, tetapi juga sangat penting perannya sebagai pusat-pusat kegiatan sosial baik kota maupun pusat kota. Sekarang hotel-hotel modern merupakan suatu tempat tidak saja menyediakan sarana penginapan, tempat pertunjukan, tempat rekreasi, dan fasilitas lainnya disamping penyediaan makanan dan minuman dengan manajemen yang lebih profesional.6 2.1.3 Sejarah Perhotelan di Indonesia Sejarah perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan colonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku Pariwisata Indonesia Dari Masa Ke Masa tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya: 6 https://www.scribd.com/doc/111971117/Sejarah-Perkembangan-Hotel 6 7 1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk. 2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje. 3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavilion. 4. Malang, Palace Hotel. 5. Solo, Slier Hotel. 6. Yogyakarta, Grand Hotel (sekarang Hotel Garuda) 7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (kini Hotel Panghegar). 8. Bogor, Hotel Salak. 9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria. 10. Makassar, Grand Hotel dan Staat Hotel. Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik da nada juga yang telah diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin. Setelah periode pemerintahan orde baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains ‘management’ hotel internasional yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di Indonesia, wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovatif.7 2.1.4 Produk Hotel Produk hotel terdiri dari dua komponen utama yaitu barang dan jasa (good and service). Barang (good) adalah segala sesuatu yang berwujud, dapat diukur, disentuh dan dilihat serta dikonsumsi atau dimiliki oleh tamua sesaat setelah terjadi transaksi pembayaran seperti makanan, minuman, sabun, shampoo, barang souvenir, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan jasa (service) adalah suatu produk yang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antara 7http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19555/3/Chapter%20II.pd f 7 8 pemberi jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberapa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Prof Philip Kotler memberi batasan tentang jasa sebagai berikut : “Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang memberikan manfaat dan ditawarkan oleh suatu pihak lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak menimbulkan pemindahan kepemilikan, seperti halnya terjadi pada produk manufaktur”, yaitu Comfort, Convinient, Courtesy and Security – Kenyamanan, Kemudahan, Kerama-tamahan dan ketenangan keamanan. 2.1.5 Pendapatan Hotel Pendapatan hotel diperoleh dari: a) Persewaan : Kamar, Ruang Meeting, rental space. b) Penjualan : Makanan dan minuman. c) Penjualan dan persewaan : Seluruh kamar, makanan dan minuman. 2.1.6 Klasifikasi Hotel 2.1.6.1 Berdasarkan lokasi hotel didirikan : a) City/Business hotel, biasanya hotel jenis ini terletak di pusat kota atau pusat perdagangan dengan lama tamu tinggal hanya satu atau dua hari saja. b) Resident hotel adalah hotel yang dirancang untuk tamu-tamu yang akan tinggal lebih lama c) Resort hotel, letak hotel biasanya berada di kawasan pegunungan dan pedalaman atau pantai. d) Downtown hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat perdagangan dan perbelanjaan, kadang hotel ini dibangun bergabung dengan suatu fasilitas perbelanjaan agar dapat saling memberikan keuntungan. e) Suburban hotel/motel, yaitu hotel yang dibangun dengan berlokasi di pinggir kota. Tujuannya untuk membantu masyarakat yang sedang 8 melakukan perjalanan dan 9 membutuhkan tempat menginap sementara. Motel merupakan fasilitas transit masyarakat yang sedang melakukan perjalanan. 2.1.6.2 Berdasarkan tipe kamar : a) Single room, yaitu dalam satu kamar, terdapat satu tempat tidur untukk satu orang tamu. b) Twin room, yaitu dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur untuk dua orang tamu. c) Double room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat tidur besar untuk dua orang tamu. d) Triple room, yaitu dalam satu kamar terdapat double bed atau twin bed untuk dua orang tamu dan ditambah extra bed (untuk tiga orang tamu). e) Junior suite room, yaitu satu kamar besar terdiri dari ruang tidur dan ruang tamu. f) Suite room, yaitu kamar yang terdiri dari dua kamar tidur untuk dua orang ditambah ruang tamu, ruang makan dan ruang dapur kecil. g) President suite room, yaitu kamar yang terdiri dari tiga kamar besar : kamar tidur, kamar tamu, ruang makan dan dapur kecil. 2.1.6.3 Berdasarkan jenis tamu/pelanggan : 1. Sesuai dengan jenis para tamu/pelanggan a) Keluarga b) Pengusaha c) Para Wisatawan d) Keperluan pengobatan, dan lain-lain. 2. Sesuai dengan lama tamu tinggal a) Transient hotel, tamu tinggal hanya sebentar, sekedar untuk istirahat atau transit. b) Resident hotel, ditempati tamu dengan menetap lama, minimum satu bulan. 9 10 c) Semi resident hotel, menerima tamu yang tinggal harian, disamping tamu yang menetap lama. 3. Sesuai bintang dan non bintang a) Bintang b) Non bintang 4. Sesuai istilah “Plan” : a) European plan, yaitu sewa kamar diperhitungkan tidak termasuk harga makanan atau minuman. b) American plan : • Full American plan (FAP), yaitu sewa kamar termasuk harga makanan sebanyak tiga kali makan (pagi,siang,malam). • Modified American plan (MAP), yaitu sewa semua kamar sudah termasuk makan sebanyak dua kali makan (pagi dan malam) atau (pagi dan siang). • Continental plan (CP), yaitu sewa kamar termasuk makan pagi (continental breakfast). • Bermuda plan, yaitu sewa kamar sudah termasuk makan pagi (American breakfast). 2.1.6.4 Jenis hotel berdasarkan Bintang Pengklasifikasian hotel berbintang di Indonesia dibagi menjadi 5 tingkatan. Peninjauan terhadap klasifikasi dilakukan 3 tahun sekali dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Berdasarkan SK Menparpostel RI No. PM/PW 301/PHB-77 klasifikasi jenis hotel berdasarkan bintang sebagai berikut: a) Hotel berbintang 1 b) Hotel berbintang 2 c) Hotel berbintang 3 d) Hotel berbintang 4 e) Hotel berbintang 5 Adapun persyaratan yang harus dipenuhi hotel berbintang yaitu : 10 11 • Dikatakan hotel berbintang satu apabila sekurang-kurangnya memiliki 15 kamar, satu kamar suite room, memiliki restoran dan bar. • Dikatakan hotel berbintang dua apabila sekurang-kurangnya memiliki 20 kamar, dua suite room, memiliki restoran dan bar. • Dikatakan hotel berbintang tiga apabila sekurang-kurangnya memiliki 30 kamar, tiga suite room, memiliki restoran dan bar. • Dikatakan hotel berbintang empat apabila sekurang-kurangnya memiliki 50 kamar, empat suite room, memiliki restoran dan bar. • Dikatakan hotel berbintang lima apabila sekurang-kurangnya memiliki 100 kamar, lima suite room, memiliki restoran dan bar. 2.1.6.5 Berdasarkan harga 1. Harga dasar tiap kamar a) Harga paket b) Harga perorangan c) Harga khusus • Commercial rates, yaitu harga kamar untuk tamu-tamu yang mengadakan perjalanan usaha (bisnis). • Airlines rates, harga kamar untuk tamu yang bekerja pada perusahaan penerbangan. • Seasonal rates, yaitu harga kamar yang diberikan kepada tamu saat musim tertentu. • Family rates, yaitu harga khusu yang diberikan kepada tamu keluarga yang membawa anak dibawah 12 tahun. Anak ini dianggap satu dengan orang tuanya sehingga ia tidak dikenakan biaya tambahan. Namun apabila berpisah kamar dikenai harga khusus. • Day use rates, yaitu harga khusus yang diberikan kepada tamu yang hanya tinggal beberapa jam, datang dan berangkat pada hari yang sama. 11 12 • Over flow rates, yaitu harga khusus yang diberikan kepada tamu yang dikirim dari hotel lain. Ini terjadi karena yang bersangkutan over booked (kekurangan kamar). • Travel agency rates, yaitu harga kamar untuk para tamu yang menginap di hotel lewat travel agent “biro perjalanan”. • Week end rates, yaitu harga untuk para tamu yang menginap pada libur mingguan (jumat, sabtu dan minggu). • Group rates, yaitu harga kamar untuk tamu rombongan yang berjumlah lebih dari 15 orang. 2.1.6.6 Jenis-jenis Akomodasi a) Motel adalah tempat penginapan yang biasanya dirancang untuk para pelanggan yang melakukan perjalanan melalui darat (mobil). Letak motel biasanya berada di tengah-tengah, di antara dua kota. b) Hostel adalah penginapan dengan fasilitas kamar untuk empat orang atau lebih, dikhususkan untuk siswa atau pemuda. c) Floating hotel adalah jenis kapal penumpang yang dianggap sebagai hotel terapung. d) Lodgment adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian bangunannya yang khusus dipergunakan untuk penginapan. e) Penginapan remaja (youth hostel) adalah suatu usaha yang tidak bertujuan komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk penginapan remaja. f) Pondok wisata (home stay) adalah suatu usaha perseorangan dengan menggunakan sebagian dari rumah untuk penginapan dengan perhitungan pembayaran secara harfiah. g) Perkemahan adalah bentuk penginapan dengan menggunakan tenda yang dipasang di alam terbuka. 12 13 h) Aeroportel yaitu hotel yang berlokasi di sekitar pelabuhan udara yang pada umumnya disebut hotel transit. i) Butik yaitu hotel modis yang jumlah kamarnya terbatas namun memiliki harga yang cukup mahal. j) Condominium yaitu sebuah sarana akomodasi dengan berbagai fasilitas yang dijual kepada siapapun yang ingin memilikinya, akan tetapi dikelola oleh satu manajemen.8 2.1.7 Definisi Boutique Hotel 1. Pengertian Boutique Hotel Telah bertahun-tahun banyak yang ingin mendefinisikan hotel butik secara universal, namun hingga kini belum tercapai. Tapi secara garis besar hotel butik adalah hotel kecil namun memiliki kualitas mewah atau kelas atas dengan pelayanan yang sangat pribadi di lingkungan yang nyaman dan intim, biasanya memiliki desain yang unik dan unsur kebudayaan. Pemilihan lokasi untuk hotel ini menjadi sangat penting untuk keberhasilan suatu hotel dan kemampuan untuk memberikan pengalaman unik kepada pengunjung. (McIntosh & Siggs, 2005; Aggett, 2007; Lim & Endean, 2007; van Hartesvelt, 2006; Sarheim,2010; oleh Clarissa Chan, 2012). Yang paling ditekankan dalam hotel butik adalah karakteristiknya konsisten, unik atau memiliki unsur budaya. Hotel butik adalah hotel yang unik yang berbeda dengan hotel-hotel pada umumnya, perbedaan hotel ini biasanya terkait dengan desain, artistik, budaya atau sejarah, prestis dan eksklusif dari segi propertinya. (Lim & Endean, 2007; Sarheim, 2010;oleh Clarissa Chan,2012). Karakteristik lain dari hotel butik adalah lokasinya. Butik hotel diklasifikasikan hotel yang berada di kota dan juga untuk tujuan wisata. Namun secara umum butik hotel terletak di pusat kota. (Chan,2012). Menurut HVS Global Hospitality Services yaitu perusahaan konsultan yang mengkhususkan diri dalam memberikan pelayanan terhadap industri perhotelan, dalam risetnya memperlihatkan beberapa perbedaan butik hotel dengan hotel lainnya yaitu: 8http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/TRI_LASTONO/Pengembangan_ Usaha_Akomodasi.pdf` 13 14 Tabel 2.1 Perbedaan Hotel Butik dengan Hotel lainnya Apa itu Butik Apa yang bukan Butik Unik (unique) Ketinggalan jaman (old fashioned) Tren (Trendy) Tradisional (traditional) Keren (hip&cool) Hotel bisnis (business hotel) Intim (intimate) Terstandar (standardized) Orientasi desain (design oriented) Teknologi rendah (Low tech) Suasana hangat (warm) Biasa (simple) Tematik (thematic) Bersifat umum (impersonal) Teknologi tinggi (high tech) Semua inklusif (all inclusive) Layanan pribadi (personalized service) Konformis (conformist) Eksklusif (exclusive) Bland (biasa) Eksperiental Desain yang sudah biasa (mainstream) Memberikan inspirasi (inspiring) Aspirational Dalam artikel “Boutique and Lifestyle Hotels: Emerging Definitions” hotel butik didefinisikan sebagai: • Budaya/bersejarah/original • Individual hotel/bukan franchise dengan hotel lain • Menarik dengan pelayanan yang unik • Memiliki kamar yang berkualitas tinggi • Memiliki area sosial seperti ruang tamu atau perpustakaan untuk acara sosial.9 Butik mempunyai definisi sebuah toko kecil, yang khusus menjual barangbarang tertentu yang mewah dan mengikuti tren seperti pakaian dan perhiasan. Dari pengertian hotel dan butik diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel butik memberikan konsep penginapan yang berbeda dari hotel biasanya, dengan keunikan dan kemewahan ini menjadikan hotel butik sebagai hotel non bintang dengan kualitas hotel bintang. 9 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf 14 15 Boutique hotel memiliki pengertian (The Definition of Boutique Hotels in Recent Years – Lucienne Anhar) yaitu : a) Kecil : memiliki kapasitas 50 kamar (di daerah pinggiran) atau 150 kamar atau lebih (di daerah perkotaan). b) Orisinalitas : kebanyakan butik hotel memiliki konsep yang jauh berbeda dari hotel-hotel bintang lima, sehingga sebuah butik hotel memiliki identitas yang kuat, misalnya hotel tersebut memiliki dekorasi layaknya galeri, barang antik bahkan ada juga yang mendekorasi layaknya tempattempat tinggal di perkampungan yang sangat sederhana. c) Karya arsitektur yang ramah lingkungan (sustainable) : material yang digunakan bervariasi dan kebanyakan konsep dasarnya selaras dengan alam dan perkembangan budaya di sekitarnya. d) Mewah : sebuah butik hotel mempunyai pedoman utama yang berbunyi “ Kualitas, Berapapun harganya”, namun hal ini tidak diterapkan dalam pemilihan material, akan tetapi dalam segi pelayanan daesn keramahan yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya. e) Low profile : Butik hotel tidak mengiklankan diri sendiri, mereka berkeyakinan bahwa para turis akan mencari keberadaan mereka. 2. Pengertian Butik Hotel lainnya a) Butik hotel bukanlah hotel yang berskala besar. b) Butik hotel bukanlah bagian dari hotel lainnya. Hotel butik didesain dengan penekanan pada tema yang berbeda dari hotel lainnya yakni dengan tema yang unik, tidak biasa, dan suasana yang spesial. c) Butik hotel tidak berkesan kuno d) Butik hotel terkesan stylish. Gaya, perbedaan, kehangatan, dan keintiman merupakan kunci utama dari hotel butik, dimana mereka menarik tamu hotel yang mencari keunikan dan perbedaan dari segi arsitekturnya. e) Lokasi dari hotel butik yang dipilih berperan penting. Apabila berada di area perkotaan lokasi menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan oleh tamu hotel. f) Hotel butik menawarkan suasana kosmopolitan dengan sentuhan lokal. Suasana merupakan faktor penting dalam mendesain sebuah hotel butik. 15 16 g) Hotel butik memiliki staf lulusan akademi pendidikan pelayanan. h) Hotel butik adalah hotel untuk kalangan menengah ke atas.10 Kesimpulannya hotel butik adalah hotel yang memiliki ciri khas yang unik dari segi desain, biasanya memiliki unsur budaya dan sejarah juga. Hotel ini terletak di pusat kota yang berperan sebagai hotel bisnis sekaligus hotel wisata dengan target pengguna adalah pebisnis atau wisatawan kalangan atas. Hotel ini memiliki ukuran standar ruang kamar yang lebih besar dari hotel pada umumnya dan fasilitas yang lengkap untuk memanjakan penghuninya.11 2.1.8 Sejarah Butik Hotel Pertama kali didirikan pada kisaran tahun 1980an, pertama kali didirikan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika, seperti London dan San Fransisko. Dua orang yang pertama kali mendirikan Butik Hotel ini adalah Ian Schrager dan Steve Rubell. Mereka berdua menjuluki hotelnya, Morgans, dengan sebutan Butik hotel karena desain dan furnitur yang berbeda dengan tipikal hotel pada umumnya. Sejak saat itu, istilah Butik Hotel semakin popular. 2.1.9 Lokasi Butik Hotel Butik hotel biasanya banyak berlokasi di kota-kota yang menjadi pusat bisnis dan entertainmen, dimana trafik pengunjungnya cukup tinggi dan memungkinkan tingginya tingkat okupansi hotel. Butik hotel juga menargetkan beberapa kota-kota yang menjadi destinasi wisata. Di Indonesia, Butik hotel banyak ditemui di kawasan wisata seperti Yogyakarta dan Bali. Desainnya pun dibuat lekat dengan unsur budaya lokal, yang sekaligus menjadi pembeda hotel ini dengan yang lain.12 Berdasarkan lokasi, butik hotel dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Butik hotel yang berada di tengah kota 10 http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf 11 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf 12 http://www.academia.edu/6561895/Tinjauan_Hotel_Butik 16 17 Butik hotel yang berlokasi pada daerah ini menjadi tujuan wisatawan. Lokasi sangat mempengaruhi keberhasilan hotel ini, karena lingkungan sekitarnya harus dapat mendukung keberadaan hotel ini. Kawasan kota yang dipilih diusahakan adalah kawasan yang unik (memiliki ciri-ciri khusus). Selain itu, teknologi juga sangat mempengaruhi baik teknologi yang meningkatkan ambisi maupun emosional tamu, dapat berupa pencahayaan, fasilitas hiburan, akses internet, dll yang membuat tamu nyaman. Interior hotel yang menerapkan konsep tertentu juga menjadi keunikan butik hotel. 2. Butik hotel resort Butik hotel resort lebih bersifat eksotis, kecil dan pribadi. Butik hotel ini memberikan kesempatan bagi tamu-tamu untuk menjelajahi perasaan lokal tanpa meninggalkan kemewahan yang ada. Kriteria lokasi hotel ini terkesan bersembunyi, jauh di sudut-sudut pulau atau gunung. Lokasi berperan penting untuk hotel ini, karena setiap ruang harus memiliki pemandangan yang bagus. Keberhasilan butik hotel resort ini terletak pada perpaduan antara alam dengan buatan sehingga mempertimbangkan faktor kenyamanan dan kemewahan tanpa menghilangkan kepribadian komunitas setempat.13 2.1.10 Ukuran Butik Hotel Mengenai ukuran Butik hotel, tidak ada standar yang pasti. Yang jelas, mayoritas Butik hotel terdiri dari 100-150 kamar, namun kadang ada juga yang hanya terdiri kurang dari 100 kamar hotel. 2.1.11 Komponen-komponen Butik hotel a) Arsitektur dan Desain Tema keunikan , dan keramahan serta keakraban merupakan peran utama di dalam mendesain suatu hotel butik, dimana pada akhirnya dapat menarik perhatian turis wisman maupun wisnis yang berkunjung ke suatu daerah. Selain itu, pihak hotel cenderung lebih akrab dengan tamu-tamu hotelnya dan berusaha memenuhi kebutuhan individu dari tamu hotelnya. Dalam mendesain, disinilah letak keunggulan Butik hotel. butik hotel kerap menawarkan desain-desain yang out of the box. Meski begitu, beberapa butik 13http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19555/3/Chapter%20II.p df 17 18 hotel yang masih dalam jaringan yang sama kadang memiliki fitur-fitur desain yang hampir seragam, misalnya jumlah ruang, penempatan tiap-tiap runag, hingga perlengkapan yang tersedia, semua dibuat sama. Meski begitu, mereka tetap menonjolkan desainnya terutama desain arsitekturnya yang bisa langsung terlihat dari luar. Berbeda dengan konsep desain hotel tematik yang kadang terlihat ‘nyeleneh’, desain arsitektur butik hotel tegolong wajar, bahkan kadang banyak yang mengadosi unsur budaya dan ornament lokal. b) Pelayanan (service) Perbedaan mendasari antar butik hotel dengan hotel standar adalah tamu-tamu hotel yang memiliki hubungan baik dengan anggota staf hotel. para staf butik hotel mengenal dengan baik para tamu yang menginap. Kebanyakan hotel butik memiliki kamar yang relative sedikit. Hal ini disepakati agar pelayanan yang diberikan oleh para staf hotel dapat maksimal. Butik hotel juga menawarkan beragam fitur pendukung seperti kolam renang, spa, kelas yoga, kelas seni, dan beberapa fitur lain yang disesuaikan dengan target pengunjung dan momen-momen tertentu. c) Target pemasaran Target konsumen hotel butik umumnya adalah konsumen yang berpenghasilan menengah ke atas. Keberhasilan hotel butik didasari oleh pemilihan lokasi. Kualitas yang diberikan permintaan pasar, pendekatan pemasaran dan penanganan distribusi dan reservasi yang efektif. Selain itu target pengunjung butik hotel ini adalah para wisatawan muda yang menyukai petualangan dan ingin sensasi menginap yang lebih entrik, akrab, membumi, tanpa fasilitas dan kemewahan yang berlebihan. Tak heran, pengunjung butik hotel rata-rata berusia 20 hingga 40 tahunan, usia yang masih tergolong muda. Meski tidak menyediakan jumlah area yang cukup luas untuk keperluan bisnis, namun kadang beberapa perusahaan lebih senang mengadakan rapat di butik hotel. hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para staff untuk rapat sambil merasakan nuansa liburan.14 2.1.12 Prinsip Butik hotel a) Penggunaan elemen-elemen perancangan yang tidak biasa seperti garis, warna, bentuk, tekstur, pola, ruang dan cahaya. 14 http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf 18 19 b) Langgam arsitektur yang berbeda dari lingkungan di sekitarnya. c) Hotel berskala kecil yang memiliki gaya dan ciri khas tersendiri. d) Fokus terhadap gaya yang eksotis, keramahan dari keakraban serta pelayanan yang memuaskan. 2.1.13 Faktor penyebab munculnya Butik Hotel Dari tahun ke tahun, industri perhotelan terus meningkat dan dimonopoli oleh grup-grup hotel ternama. Setiap hotal dilengkapi oleh fasilitasfasilitas yang memuaskannya. Tetapi, industri perhotelan menganggap bahwa akan lebih menguntungkan jika kamar-kamar dibangun dengan cara lebih mudah dengan biaya pemeliharaan lebih sedikit daripada membangun hotel dengan kamar yang paling bagus yang akan menghabiskan banyak biaya dalam pemeliharaannya. Hal ini kemudisa mendorong beberapa hotel untuk menawarkan kamar-kamar yang tipikal dengan diberi pelayanan yang baik. Ini merupakan suatu usaha untuk menyetarakan penawaran atau fasilitas mereka, sehingga pengunjung sudah mengetahui apa yang akan mereka dapatkan ketika memasuki hotel dengan kategori yang sama. Contohnya, ketika seorang wisatawan menginap di kamar standard room di hotel A, maka fasilitas yang diterimanya akan sama ketika ia menginap di hotel yang lain. Setiap hotel akan menyetarakan fasilitas yang akan diperoleh di setiap tipe kamar tidur, hal ini juga terjadi memungkinkan penyetaraan biayanya, karena kamar standard room yang diberikan di hotel A biasanya akan sama dengan hotel B. setiap industri perhotelan berusaha untuk membuat tamu-tamunya nyaman dan betah menginap di hotelnya. Tetapi pengunjung sekarang ini berharap lebih dari sekedar merasa nyaman dan santai. Seiring perjalanan waktu, para pengunjung mulai jenuh dengan kamar-kamar hotel yang terlihat sama dan tanpa karakter tersebut. Wisatawan lebih menginginkan sesuatu yang baru, yang mengejutkan atau eksotis, dan lebih tradisional. Ketika mereka merencanakan suatu perjalanan, mereka lebih tertarik dengan hotel yang berbeda dibanding hotel-hotel yang pada umumnya sama. Untuk mengatasi kondisi pasar ini, sejumlah hotel membuat strategi baru dengan menawarkan produk yang berbeda. Hotel-hotel ini menawarkan gaya yang unik dengan memberikan pelayanan yang ramah. Dan yang lebih penting lagi, setiap ruang memiliki ciri khas tersendiri. Hotel-hotel ini kemudian dikenal sebagai “ hotel Butik “yaitu sebuah hotel yang memiliki sense of place”. 19 20 Hotel butik merupakan konsep baru di dalam dunia perhotelan. Hotel butik memiliki keunikan yang berbeda disbanding hotel-hotel lainnya. Hotel butik diyakini pertama kali dibuka pada tahun 1981 oleh The Kimpton Group’s di San Fransisco dan The Blakes Hotel di South Kensington, London yang dirancang oleh Stylist selebriti Anouska Hempel. Pada tahun 1984, Ian Schrager membuka butik hotel pertamanya di Murray Hill, New York yang dimiliki oleh Morgans Hotel di rancang oleh arsitek dari perancis yaitu Andree Putnam.15 2.1.14 Elemen-elemen yang membedakan butik hotel • Butik hotel adalah hotel yang intim dalam ukuran Butik hotel adalah hotel butik kecil yang jumlah kamarnya 100-150 kamar, namun ada juga yang kurang dari 100 kamar (tapi jika tidak memiliki 10 kamar, itu bukan sebuah hotel butik tapi penginapan). Salah satu contoh butik hotel dengan karakter yang kuat adalah Monastero Santa Rosa di Itali, merupakan hotel bersejarah, memiliki barang-barang antik dan dibangun dengan gaya modern. Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 Restoran dan Spa di Monastero Santa Rosa Sumber: http://luxurytravel.about.com 15 http://www.academia.edu/6561895/Tinjauan_Hotel_Butik 20 21 • Butik hotel adalah hotel yang bersifat independen. Memiliki karakter yang independen. Contohnya hotel The Point di New York. Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 kamar hotel The Point Sumber: http://luxurytravel.about.com • Merek butik dari label hotel besar lainnya Beberapa hotel butik memakai label butik dari hotel besar lainnya. Contoh : MGallery Burdigala di Bordeaux, Perancis, bagian dari Accor Hotels. Gambar 2.6 kamar hotel MGallery Burdigala Sumber: http://luxurytravel.about.com 21 22 • Butik hotel cenderung berada di perkotaan. Contoh: Hyatt 48 Lex, NYC. Gambar 2.7 hotel Hyatt 48 Lex Sumber: http://luxurytravel.about.com • Butik hotel memiliki contemporary vibe & spirited guests to match. Contoh: Condesa DF di Mexico. Gambar 2.8 Kamar Condesa DF Sumber: http://luxurytravel.about.com • Butik hotel memiliki dekorasi yang modern dengan desain yang unik. Biasanya menggunakan bahan yang lembut dan palet mencolok dengan percikan warna berani. Futsy finishing seperti brokat bukan keunggulan dari hotel butik. Contoh : W St. Petersburg Hotel di Rusia. 22 23 Gambar 2.9 Bar dengan pemandangan Sumber: http://luxurytravel.about.com • Butik hotel sangat mengutamakan pelayanan. Memberikan pelayanan yang maksimal bagi seluruh tamu hotel. butik hotel memberikan layanan pribadi yang luar biasa misalnya Phulay Bay Ritz-Carlton di Thailand, dengan pelayan pribadi dan Rosewood Inn di Sante Fe New Mexico, dimana para staff mengetahui nama dan kampung halaman pengunjung hotel. Gambar 2.10 pelayan pribadi di di Phulay Bay Ritz Carlton Sumber: http://luxurytravel.about.com 23 24 • Butik hotel memiliki desain yang unik, kadang-kadang terlihat aneh, dengan rasa humor misalnya harimau berbentuk bulu karpet dan wewangian yang berbentuk sabun seperti margarita atau cokelat di Viceroy Riviera Maya di Mexico. Gambar 2.11 wewangian yang berbentuk sabun Sumber: http://luxurytravel.about.com • 2.1.15 Butik hotel fokus pada makanan dan minuman.16 Data Okupansi Hotel di Jakarta Tabel 2.2 Data okupansi Jakarta 2010 YTD Dec. Jakarta Occ ADR RevPA 2011 YTD Dec. Occ ADR R RevPA 2012 YTD Sep. Occ R AD RevP R AR Top Tier 66% $86 $56 65% $93 $63 67% $108 $73 Mid Rier 75% $56 $42 74% $61 $45 71% $65 $46 Combined 70% $72 $50 71% $78 $55 69% $89 $61 16 http://luxurytravel.about.com/od/hotelandresorts/tp/What-Are-BoutiqueHotels.htm 24 25 Tabel di atas merupakan data okupansi yag dikeluarkan oleh Horwath HTL yaitu suatu badan konsultasi perhotelan dunia. Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat presentasi okupansi penghuni hotel naik dan turun seiring tahun. Untuk hotel kalangan atas meningkat dari tahun 2010 ke 2011 dan menurun 1% di tahun 2012, namun walaupun tingkat okupansinya menurun 1%, tapi rata-rata tarif kamar harian (ADR/Average Daily Room rate) dan pendapatan per kamar (RevPAR/Revenue Per Available Room) tetap meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis hotel di Jakarta terus mengalami peningkatan.17 2.1.16 Tinjauan Khusus pada Lobby Hotel Lobby adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel (bioskop, gedung perkantoran, dan lainnya). Lobi biasanya dilengkapi dengan berbagai meja da kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu. Kata Lobi digunakan pada tahun 1640 yang berarti ruangan masuk yang besar dalam gedung umum. 18 Hotel harus mempunyai Lobby dengan luas minimal 100m. Lobby adalah tempat pusat aktivitas para tamu. Di tempat ini tamu melakukan check in, meminta informasi, membayar rekening tamu dan juga bersosialisasi dengan tamu lainnya. Setiap tamu yang menginap di hotel pasti melewati Lobby.19 Adapun pengertian Lobby lainnya, yaitu: a. Pengertian Lobby − Lobby adalah ruang dekat pintu masuk hotel, gedung bioskop dan sebagainya yang dilengkapi dengan beberapa meja dan kursi yang berfungsi sebagai ruang duduk/ruang tamu. (KBBI Balai Pustaka, 1995, hal : 599). − Lobby adalah ruang tunggu umum (Encyclopedia American: vol.17,1975,hal. 633). − Lobby adalah ruang depan untuk berjalan dan untuk menunggu (Wojowasito, Kamus Umum, CV, Pengarang). − Lobby adalah tempat luas yang menetap/permanen dan memusat pada penerimaan tamu dan fasilitas umum (Lawson, 1997;62). 17 http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf 18 http://id.wikipedia.org/wiki/Lobi_(ruangan) 19 http://bet-interior.com/desain-ruangan-lobi-hotel/ 25 26 − Lobby adalah salah satu departemen di hotel yang secara operasional berhubungan langsung dengan tamu (Agustinus D,1992:9). b. Fungsi Lobby − Sebagai ruang tunggu − Sebagai pemberi peranan “kesan awal” dari suatu bangunan. − Sebagai tempat penjualan dan sebagai symbol. − Sebagai kantor depan. Dimaksudkan agar mudah diketahui oleh para tamu dan mempermudah memperoleh informasi tentang fasilitas/pelayanan hotel (termasuk sesuatu diluar hotel). c. Peranan Lobby sebagai Front Officee − Merupakan pusat kegiatan hotel. − Para tamu mendapatkan pelayanan pada saat tiba, berada dan padawaktu akan meninggalkan hotel. − Tempat memperoleh informasi mengenai hotel maupun hal-hal diluar hotel (misalnya obyek pariwisata). − Menentukan keberhasilan pelayanan yang merupakan kesan pertama dan terakhir bagi tamu (Martinus A 2000:5). d. Tugas Lobby sebagai Front office − Menyediakan kamar untuk tamu. − Informasi pelayanan hotel. − Mengkoordinasi pelayanan tamu. − Menyusun laporan status kamar. − Pencatatan pembayaran tamu. − Penyelesaian pembayaran. − Menyusun riwayat kunjungan tamu. − Alat-alat komunikasi (telepon, facsimile dan sebagainya). − Pengurusan barang-barang bawaan milik tamu (Agustinus D, 1997: 37-38). e. Menurut sifat dan letak lobby dibagi menjadi 2 jenis: − Lobby kecil, yaitu ruang yang disediakan untuk bersantai bagi para tamu yang menginap. Biasanya terletaj ditempat yang agak dalam, agak jauh dari pintu karena memang diperuntukkan khusus bagi tamu hotel. pada umumnya lobby kecil diletakkan pada tempat yang mudah dicapai dari pintu masuk ke dalam ruang kamar hotel. 26 27 − Lobby besar, yaitu ruang yang disediakan bagi tamu yang berkunjung dan sifatnya sementara. (Agustinus D, 1997: 214). f. Aktifitas kegiatan dan kebutuhan ruang Tabel 2.3 Aktifitas dan kebutuhan ruang Pelakh Kegiatan Kebutuhan ruanh Pengunjung Mencari informasi Front desk (resepsionis) Memesan kamar Menitipkan pesan Membayar tagihan Pengelola Ke toilet Toilet Duduk menunggu Ruang tunggu Melayani tamu Semua ruangan pada hotel g. Unsur pembentuk ruang − Lantai Mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala aktifitasnya. Kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lainlain. (Y.B. Mangun Wijaya, 1988 : h.329). Faktor yang memperngaruhi perencanaan lantai yaitu : • Fungsi lantai • Sifat lantai • Karakter lantai • Konstruksi lantai (Djoko Panuwun, 1998 : 22) Lantai pada lobby hotel biasanya memakai bahan marmer dan traso yang tidak licin, lantai dekoratif, batu finil, karpet dan komposisi lantai (Lawson, Fred R. 1997: h.204). − Dinding Dinding adalah bidang vertikal yang membentuk ruang didalam bangunan. (Ken Sunarko, 1990 : 35). 27 28 Dinding pada lobby harus dibuat mudah dalam perawatannya. Material yang digunakan bisa berupa laminated wood, plastic, besi dan kaca. (Lawson, Fred R, 1997 : h.204) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencana dinding adalah: • Fungsi dinding • Sifat dinding • Konstruksi dinding (Djoko Panuwun, 1998 : 22) − Langit-langit atau Ceiling Secara umum langit-langit mempunyai fungsi antara lain : • Langit-langit bersama lantai dan dinding membentuk ruangan dalam. • Merupakan ruanagn atau rongga untuk melindungi dan menutup instalasi listrik, AC, gantungan lampu, load speaker dan kabel-kabel lainnya. • Sebagai bidang menempelnya titik-titik lampu. • Berfungsi sebagai bidang peredam suara-suara atau akustik, dengan ditunjang lantai dan dinding (Pamudji Supatandar, 1982 : 203). Pada lobby hotel ruang diatas langit-langit harus luas karena merupakan ruangan atau rongga untuk melindungi dan menutup instalasi listrik, AC, gantungan lam[u, load speaker dan kabel-kabel lainnya. Dalam perencanaan langit-langit harus meliputi : • Fungsi langit-langit • Penentuan ketinggian • Penentuan bentuk penyelesaian • Konstruksi pemasangan • Pengaturan cahaya atau lampu • Penentuan elemen-elemen mekanikal (Djoko Panuwun, 1998 : h.27) h. Elemen pengisi ruang Pada lobby furnitur sebagai pengisi ruang sangat penting peranannya. Hal ini dikarenakan furnitur juga dapat menimbulkan suasana dalam ruangan (Jack d. Ninemeier 1948:270) Perabotan tidak bisa lepas sebagai unsur yang harus diperhatikan perencanaan desain interior. Perabotan selalu menunjukkan pada sebuah bentuk aktivitas manusia. Dalam menentukan ukuran perabotan kita dapat mengambil tolak ukur manusia pemakai. (Silvy,1993:23) 28 29 Elemen pengisi ruang (furnitur) yang terdapat pada lobby hotel antara lain : konter resepsionis, kursi resepsionis, meja dan kursi tunggu pada ruang tunggu dan lain-lain. i. Sistem interior − Pencahayaan Tujuan dari perencanaan pencahayaan atau tata cahaya itu sendiri adalah memberikan suasana menyenangkan dan nyaman pada suatu lingkungan yang memudahkan pelaksanaan terhadap tugas-tugas visual tanpa tegangan. (Catanese Antonu J dan S. James, 1990 : 137) Instalasi pencahayaan pada lobby hotel dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan yaitu : • Untuk dekorasi • Untuk identifikasi tanda-tanda (symbol) • Emergency/darurat (pembangkit listriknya harus terpisah/berdiri sendiri) • Untuk fungsional. (Lawson, Fred R, 1997: h.204) − Penghawaan Sistem penghawaan dalam lobby hotel berfungsi untuk mengatur kesejukan di dalam ruangan. Ada dua jenis sistem pengaliran udara yaitu : • Sistem mekanis yang menggunakan alat mekanis (listrik) misalnya kipas angin yang digunakan untuk mempercepat pergerakan udara dengan tidak mengurangi derajar kelembaban udara sekitar. • Sistem AC yaitu sistem pengaturan dalam ruang yang dilakukan secara tekstur dan konstan. Adapun unsur udara yang diatur dengan AC adalah kecepatan aliran udara, pergantian dan pembersihan udara juga pengaturan temperature udara pada kondisi yang diinginkan. Pada dasarnya sistem penghawaan ini berfungsi untuk menghilangkan kalor air dan uap air yang berlebihan serta membuang gas-gas yang tidak membuat nyaman sekaligus mengalirkan udara segar ke dalam ruang. Adanya sirkulasi udara yang lancar memungkinkan ruangan berada dalam suhu dan kelembaban yang wajar dan nyaman. (Roderick Ham, 1973) − Akustik Sistem akusitik merupakan salah satu usaha untuk menanggulangi suara bising yang dapat menganggu aktifitas tamu pada lobby hotel sehingga dapat diperoleh kualitas bunyi yang baik. 29 30 Jenis akustik yang digunakan : • Akustik alami Menggunakan taman yang selain dapat sebagai akustik alami juga sebagai keindahan lobby hotel • Akustik buatan • Dapat dengan cara penggunaan material yang menyerap bunyi pada elemen pembentuk ruang dan elemen pengisi ruang lobby pada hotel. j. Sistem keamanan dan pengaman Pada lobby hotel untuk sistem keamanan sebaiknya dipasang CCTV (close Circuit Television) yaitu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. (Dwi Tenggoro, 2000 : 88). Untuk keamanan dan pengaman terhadap bahaya kebakaran biasanya pada lobby hotel terdapat : • Fire alarm, yaitu alarm kebakaran otomatis yang akan berbunyi secara otomatis jika ada api atau temperature mencapai suhu 135 derajar celcius sampai 160 derajar celcius. Dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah yang memadai. • Smoke detector, alat deteksi asap diletakkan pada tempat dan jarak tertentu. Alat ini bekerja pada suhu 170 derajat celcius. • Automatic sprinkler, pemadam kebakaran dalam suatu jaringan saluran yang dilengkapi dengan kepala penyiram. Kebutuan air ditampung pada resevior dan radius pancuran 25 meter persegi.20 2.1.17 Tinjauan Khusus pada Lounge Hotel Lobby Lounge adalah tempat yang tepat untuk mengadakan pertemuan informal, menikmati kopi atau menikmati teh di sore hari. Lounge biasanya dilengkapi dengan akses internet karena biasanya pengunjung yang datang membutuhkan akses internet. Pengunjung juga dapat menikmati live music seperti piano dan band yang tersedia di lounge. 20 http://eprints.uns.ac.id/3881/1/66521806200906101.pdfpengertia 30 31 Lounge adalah tempat yang nyaman untuk bersantai setelah sibuk seharian dengan berbagai aktivitas dan tempat yang cocok untuk membahas masalah bisnis. 2.1.18 Tinjauan Khusus Gaya Art Deco Art deco adalah sebuah gerakan desain yang popular dari tahun 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior dan desain industri maupun seni visual seperti lukisan, seni grafis dan film. Gerakan ini dalam pengertian tertentu adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Art Nouveau dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional dan ultra modern. a. Sejarah Art Deco Setelah eksposisi dunia 1900, berbagai seniman Perancis membentuk kolektif resmi, La Societe des artistes decorateus. Para pendirinya antara lain Hector Guimard, Eugene Grasset, Raoul Lachenal, Paul Follot, Maurice Dufrene dan Emile Decour. Para seniman ini sangat mempengaruhi prinsip-prinsip Art deco pada umumnya. Maksud perhimpunan ini adalah memperlihatka tempat terkemuka dan evolusi seni dekoratif Perancis secara internasional. Gerakan awal ini disebut Style Moderne. Istilah Art deco diambil dari eksposisi 1925, meskipun baru pada 1960-an istilah ini diciptakan, ketika terjadi kebangkitan kembali Art deco. Nama Art deco diilhami dari satu pameran Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriale et Modernes yang diadakan di Paris pada tahun 1925. Art deco menunjukkan suatu istilah langgam dekoratif yang terbentuk di antara tahun 1920-1930. Sejak tahun 1970-an hingga kini istilah Art deco telah diterima dengan luas. Pada munculnya seni Art deco ini boleh dikatakan listrik dan lampu tidak banyak dipakai, mengingat bahaya perang. Art deco menginduk pada modernism hanya saja lebih fokus pada berbagai variasi dekoratif dalam berbagai produk. Karakter yang paling utama adalah bentuk geometrik murni dan keserderhanaan (Simplicity), dengan warna-warna cemerlang dan bentuk sederhana untuk merayakan hadirnya dunia komersial dan teknologi. Dari sinilah lahir Art deco yang menjadi penanda jaman dalam bentuk-bentuk 31 32 arsitektur yang anggun. Sesuai dengan klasifikasi yang ada, arsitektur laggam Art deco dibedakan menjadi empat yaitu Floral deco, Streamline deco, Zigzag deco dan Neo-classicael deco. b. Asal usul nama Art Deco Ungkapan Art deco diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam katalog yang diterbitkan oleh Musee des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema Les Annees 25 yang bertujuan untuk meninjau kembali pameran internasional Exposition Internationale des Arts Decoratifs et Industriels Modernes yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat itu nama Art deco menjadi dikenal dan semakin populer dengan munculnya beberapa artikel dalam media cetak. Pada tanggal 2 November 1996 artikel yang berjudul Art Deco dimuat di The times, setahun kemudian artikel Les Arts Deco dari Van Dongen, Chanel dan Andre Groult furniture dimuat dalam majalah Elle. Ungkapan Art deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan dipublikasikannya buku Art deco karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun 1969. Jadi sebelum 1966, masyarakat belum mengenal nama Art deco dan menamai seni yang popular di antara kedua perang dunia itu sebagai seni modern. c. Tokoh dan Seniman Art Deco Art deco berkembang dengan baik pada tahun-tahun setelah terjadinya perang dunia pertama dan sebelum meletusnya perang dunia kedua. Tetapi dapat dikatakan bahwa Art deco yang orisinal lahir pada awal tahun-tahun setelah berakhirnya perang dunia pertama, saat para seniman sedang bereksperimen mencari perspektif baru dengan menolak menggunakan ornament yang identic dengan Art Nouveau, mereka seolah-olah ingin memutuskan diri dengan gaya Art Noveau. Disamping menggunakan lagi ornamen-ornamen historis, mereka saling bertukar pikiran untuk berbagai inspirasi. Untuk menggabungkan kesemuanya itu, mereka menggunakan pendekatan eklektik. Para senimau dari berbagai media dengan cepat mengadopsi gaya yang spektakuler ini. Poster, perhiasan, mebel, keramik, patung, lukisan dan pekerjaan dari metal bahkan pakaian ikut memeriahkan seni modern yang sedang popular pada saat itu. Beberapa desainer sangat identik dengan Art Deco, misalnya Jaques Emile Ruhlmann yang dikenal sebagai master Art deco melalui karya mebelnya yang 32 33 hampir selalu memakai material mahal. Desainer mebel lainnya yaitu Paul Follot, Pierre Chareau, Clement Rousseau, tim desain Sue et Mare serta Eileen Gray. Rene Lalique dikenal dengan hiasan kaca dan desain perhiasannya, Susie Cooper dan Clarice Cliff terkenal dengan keramiknya, Jean Puiforcat dengan perak dan pekerjaan metalnya, Paul Poiret terkenal dengan motif tekstilnya, dan A.M Cassandre dikenal dengan poster-posternya. Desainer Art deco terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah desainer yang mengkonsentrasikan diri pada desain yang individual dan dikerjakan dengan kemampuan pekerjaan tangan yang tingii, rancangan tersebut hanya dapat dibeli oleh kalangan atas, sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok desainer yang mengutamakan desain berbentuk geometri dengan berdasarkan para pertimbangan fungsional. Beberapa desainer Art deco yang menciptakan barang-barang untuk masyarakat banyak adalah Susie Cooper (1902-1995) yang terkenal tidak saja sebagai desainer tetapi juga sebagai prosedur keramik. Ketertarikannya pada keramik ditekuninya sejak tahun 1922. Pada awalnya ia bekerja pada A.E. Gray & Co. tujuh tahun kemudian ia mendirikan studio serta pabriknya yang memproduksi peralatan makan dan peralatan minum teh untuk masyarakat kelas menengah. Desainer Art deco lainnya yang berusaha memproduksi barang-barang untuk masyarakat luas adalah Rene Lalique (1860-1945). Rene selain dikenal sebagai desainer perhiasan dikenal juga sebagai desainer kaca. Ia mengawali karirinya sebagai perhiasan Art Noveau yang sangat inovatif. Pada awal abad ke 20 ia mengalihkan perhatiannya pada material kaca, ia merintis teknik-teknik memproduksi kaca massal dalam pabriknya. Ia mendesain berbagai macam jenis barang misalnya, botol parfum, lampu, vas, peralatan makan, patung dan perhiasan kaca. Dari pakaian, perhiasan, poster sampai perabot dan peralatan rumah tangga, semua karya-karya ini memeriahkan dunia Art deco. Para seniman yang menghasilkannya berasal dari berbagai latar belakang. Mereka mencoba menghadirkan karya-karya yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat itu ditengah perubahan jaman. Partisipasi masyarakat luaslah yang membuat seni ini menjadi spektakuler. 33 34 d. Corak Langgam Art Deco Dalam perjalanannya Art deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. Seniman Art deco banyak bereksperimen dengan memakai teknik baru dan material baru misalnya kaca, metal, bakelit serta plastik dan menggabungkannya dengan penemuan-penemuan baru saat itu., lampu misalnya. Karya-karya mereka memakai warna-warna yang kuat serta bentuk-bentuk abstrak dan geometris misalnya bentuk tangga, segitiga dan lingkaran terbuka, tetapi mereka kadang masih menggunakan motif-motif tumbuhan dan figure, tetapi motif-motif tersebut cenderung mempunyai bentuk yang geometris. Komposisi elemen-elemennya mayoritas dalam format yang sederhana. Warna pada art deco tidak berperan penting, tapi dekorasi lebih berperan. Bangunan art deco banyak menggunakan material yang biasa digunakan, terutam tembok bata dengan ornamentasi dari beton dan semen. Cat biasa digunakan dalam warna netral maupun warna asli bahan seperti batuan, ampyang, kayu dan besi. Untuk aksesoris biasanya menggunakan dekorasi yang terbuat dari logam, biasanya dibentuk dalam dekorasi dengan komposisi yang sesuai dengan dekorasi lainnya seperti dekorasi dinding. Tema popular lain dalam Art deco adalah bentuk-bentuk yang bersifat trapezoid, zigzag, geometris dan bentuk puzzle yang banyak terlihat pada karya mula-mula. Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini, Art deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti aluminum, stainless steel, lacquer, inlaid wood, kulit jiu dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva, pola-pola chevron dan motif pancaran matahari adalah tipikal dari Art deco. Art deco terbagi sesuai dengan klasifikasi yang ada, arsitektur langgam Art Deco dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Floral deco Floral deco merupakan salah satu tipe Art deco yang memiliki desain berbentuk lekukan-lekukan garis yang melengkung dan memiliki ciri khas ukiran bunga atau daun. 34 35 Gambar 2.12 Floral deco Sumber: www.google.com 2. Streamline deco Streamline deco adalah satu tipe art deco yang merupakan gaya desain yang muncul selama tahun 1930-an. Desain ini menekankan gaya arsitektur yang memiliki bentuk melengkung dan garis horizontal panjang. Gambar 2.13 Typical characteristics of Decorative deco Sumber: www.google.com Gambar 2.14 Typical characteristics of Streamline Moderne Sumber: www.google.com 35 36 Gambar 2.15 Mosman Park Memorial Hall Sumber: www.google.com Gambar 2.16 dan Gambar 2.17 Streamline deco Sumber: www.google.com 3. Zig zag deco Zig zag deco memiliki pola bentuk garis yang tajam dan tegas serta bentuk zig zag yang merupakan ciri khasnya dan mengalami pengulangan bentuk yang harmonis. Gambar 2.18 Zigzag deco Sumber: www.google.com 36 37 4. Neo classical deco Neo classical deco merupakan tipe dari art deco yang memiliki corak ragam ukiran kuno yang dapat berbentuk wajah/benda, geometri dan terdiri dari corak gabungan yang terlihat seperti ukiran-ukiran kuno. Gambar 2.19 Neo classical deco Sumber: www.google.com Gambar 2.20 Neo classical deco Sumber: www.google.com e. Art Deco di Indonesia Kota bandung termasuk dari sederetan kota-kota di dunia yang memiliki arsitektur langgam art deco yang signifikan. Langgam art deco sangat indah dan dapat dinikmati oleh setiap orang. Di Asia disebutkan hanya ada tiga kota yang memiliki koleksi bangunan dan kawasan dengan arsitektur langgam art deco, yaitu Shanghai, Bombay dan Bandung. Pengaruh art deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Karya arsitektur langgam art deco di Bandung terlihat dua macam, yaitu yang pertama 37 38 penuh dengan inovasi seni dekoratif, antara lain diwakili oleh Gereja Katedral St. Petrus (1922), Gereja Bethel (1925), Hotel Preanger (1929), Vila Isola (1932) dirancang oleh CP Wolff Schoemaker. Yang kedua, yaitu yang memanfaatkan dekorasi floral, jumlah bangunan seperti ini saat ini paling besar di Bandung. Yang ketiga yang mengutamakan fasade streamline, yaitu Hotel Homann (1931), Bank Pembangunan Daerah, Villa Tuga Warna dan Villa Dago Thee dirancang oleh A.F. Albers antara tahun 1931-1938. Selanjutnya perkembagan arsitektur art deco di Indonesia tambil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP) juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur art deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dari denah bangunannya. Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik. Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur art deco di Indonesia. Perkembangan art deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadeya merupakan pengejawantahan dari kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F Aalbers. Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan rasa optimism. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner Style” , hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan. Penggunaan gaya art deco di Indonesia merupakan pengaruh yang meluas pada masa perang dunia 2 dimana saat itu gaya ini sangat popular digunakan bersaing dengan arsitektur modern lain yang berkembang saat itu, sehingga banyak digunakan oleh arsitek Hindia Belanda serta masih banyak bangunan yang menjadi saksi sejarah dari keberadaan seni desain art deco ini, seperti di kota-kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan kota-kota 38 39 lainnya. Apabila gaya arsitektur ini diterapkan pada saat ini artinya kita mengembalikan kejayaan ornamentatif ini untuk masa saat ini. Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam art deco yang masih harus diteliti. Arsitektur ini merupakan salah satu kekayaan arsitektur Indonesia. Gambar 2.21 Villa Isola, Bandung Sumber: www.google.com Gambar 2.22 Bioskop Megaria Jakarta Sumber: www.google.com Gambar 2.23 Grand Hotel Preanger, Bandung Sumber: www.google.com 39 40 Gambar 2.24 Hotel Savoy Homann, Bandung Sumber: www.google.com 2.1.19 Prinsip Perancangan Berdasarkan pada Studi Preseden/Tinjauan Khusus pada Butik Hotel. 1. Villa Dahlia Villa Dahlia terletak di Jalan Raya Tanawangko- Kalasey 1 Dusun III, Manado, Sulawesi Utara, Villa Dahlia menawarkan kenyamanan dan pemandangan yang sulit anda dapatkan di tempat lain. Dari sini para tamu dapat menikmati akses mudah ke semua tujuan yang ditawarkan dari kota ini. Dengan lokasinya yang strategis, hotel ini menawarkan akses yang mudah ke berbagai tujuan yang menarik dan menjadi focal point dari kota ini, 20 menit dari Kota Manado dan sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Sam Ratulangi. Villa Dahlia memiliki pemandangan tepi laut yang menghadap Pulau Manado Tua dan Taman Laut Bunaken, yang menjadi destinasi tujuan datangnya para wisatawan. Villa Dahlia melayani makanan dan pelayanan terbaik, restoran City Extra yang menjadi salah satu restoran ternama di Kota ini melayani pengunjung yang datang ke Villa Dahlia. Hotel ini juga memberikan pengalaman bagi para pengunjung yang datang bukan hanya dengan fasilitas hotel, tetapi juga dapat membawa para pengunjung ke tempattempat wisata yang diinginkan, maupun wisata alam seperti menyelam, berpetualang, pegunungan, air terjun, dan arung jeram. Berbagai tanaman dan bunga-bunga yang segar akan menyambut saat pengunjung menapakkan kaki di lobby Villa Dahlia. Taman tropis yang asri menciptakan suasana rileks dan mampu menghilangkan semua kepenatan. Di tengah taman terdapat kolam renang dengan air yang jernih kebiruan. Pemandangan yang 40 41 memanjakan mata dan menyegarkan jiwa ini tidak hanya terlihat dari Restoran, namun dari jendela kamar yang ada di Villa Dahlia. Selain memiliki taman yang luas dan cantik, Villa Dahlia juga memiliki kamar dengan interior yang minimalis. Desainnya tampak sederhana namun memberikan kesan yang nyaman. Furnitur yang terbuat dari kayu dan bambu, aksesoris yang sederhana pada dinding, dan cat berwarna putih yang menyegarkan dengan sentuhan warna coklat kekuningan pada kayu dan bambu menimbulkan suasana alam dan terasa menyegarkan dan tenang. Kursi malas yang ada di tiap teras semakin memperkuat rasa homey. Sambil duduk, anda bisa menikmati pemandangan hijaunya pepohonan dan birunya air yang menjadi pemandangan dari kamar. Villa Dahlia menjadi tempat sempurna untuk beristirahat sekaligus menghilangkan kepenatan. Fasilitas yang diberikan antara lain : a) Satelit tv b) Minibar c) Intercom d) Pemanas air e) Kamar mandi dengan shower dan tersedia air dingin dan panas. f) Kolam renang g) Restoran h) Wifi i) BBQ area a. Profil Lembaga Gambar 2.25 Logo Villa Dahlia Sumber: penulis 41 42 − Nama : Villa Dahlia − Alamat : Jalan Raya Tanawangko- Kalasey 1 Dusun III, Manado. − Telp : +62 431717 +62811432798 − Email : [email protected] www.villa-dahlia.com 1. Visi dan Misi Membangun hotel yang mempunyai ciri khas sendiri dan dikenal masyarakat sebagai hotel pilihan dan menyediakan sebuah pengalaman tersendiri yang berkenang bagi pengunjung dengan ciri khas tersendiri pada hotel. b. Organisasi 1. Struktur Organisasi Diagram 2.1 Struktur Organisasi Villa Dahlia Sumber: Penulis 42 43 2. Aktivitas Villa Dahlia Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak Villa dahlia ataupun pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di Villa Dahlia dilakukan oleh beberapa orang, yaitu : 1) Pengelola Villa Dahlia Pengelola villa dahlia memilki aktivitas yaitu melayani para pengunjung yang datang ke villa dahlia. Selain melayani para pengunjung yang menginap di hotel ini, villa dahlia juga melayani para pengunjung yang ingin mengadakan acara atau pertemuan di hotel ini. Hotel ini menyediakan ballroom untuk acara perkawinan ataupun hanya sekedar pertemuan. Untuk acara perkawinan villa dahlia menyediakan paket perkawinan seharga 200.000/pax dengan minimal 100pax, sudah termasuk makanan dan minuman, dekorasi tempat, musik, balon, ruang pengantin, dan bunga tangan. Villa dahlia juga menyediakan restoran yang dibuka untuk umum tidak hanya untuk tamu yang menginap di villa dahlia. 2) Pengunjung Pengunjung yang datang ke villa dahlia terdiri dari berbagai macam kelas dan golongan masyarakat. pengunjung yang datang ke villa dahlia kebanyakan merupakan wisatawan asing namun ada juga pengunjung yang sekedar ingin berlibur dan mengadakan acara. Kolam renang yang tersedia tidak hanya untuk tamu yang menginap namun dibuka untuk umum, dan para pengunjung dapat menikmati dua jenis kolam renang, yaitu air asin dan air biasa. Sehingga para pengunjung yang ingin pergi ke pantai dapat sekaligus merasakan suasana pantai. 2. Griya Sintesa Griya sintesa terletak di Jalan Dr. Sutomo No.4 Manado, Griya Sintesa berjarak 15 menit berkendara dari Pelabuhan Manado dan 30 menit berkendara dari Bandara Sam Ratulangi. Tempat menarik lainnya yang dekat dengan hotel adalah tempat perbelanjaan seperti Mega Mall dan Manado Town Square dan juga dekat dengan Balai Sidang Grand Kawanua Internasional. Hotel ini menggunakan konsep desain minimalis, hotel ini memiliki 38 kamar dan pelayanan 24 jam. Fasilitas yang diberikan antara lain : a) Wifi b) Layanan kamar 24 jam c) Water heater 43 44 d) Kolam renang a. Profil Lembaga Gambar 2.26 Logo Griya Sintesa Sumber: penulis − Nama :Hotel & cafe Griya Sintesa − Alamat :Jl. Dr. Soetomo No.4 Wenang-Manado 95123 − Telp :+62(0) 431 855 196 − Fax :+62(0) 431 855 101 − HP :+62(0) 852 5646 8990 +62(0) 431 3433 086 − Email :[email protected] www.sintesapeninsulahotels.com 1. Visi dan Misi Membangun hotel dengan harga kaki lima serasa bintang lima, dan selalu mengutamakan kepentingan para pengunjung hotel. Tamu adalah Raja begitulah Moto yang selalu dipakai untuk Hotel ini. 2. Sejarah Griya Sintesa Awal tahun 2009 mulai beroperasi, pada saat awal berdirinya hotel ini hanya dikelola oleh empat orang. Hotel ini mulai benar-benar beroperasi pada bulan Juni 2009. Hotel ini merupakan turunan dari Peninsula Hotel (bintang 5), pemilik hotel ini adalah Ibu Martina Wijaya, hotel peninsula ini tersebar di beberapa kota, namun 44 45 Griya Sintesa ini hanya terdapat di Manado dan muara enim di palembang. Ibu Martina sendiri ingin membangun sebuah hotel yang untuk kalangan menengah ke bawah, berbeda dengan hotel peninsula yang biasanya untuk kalangan menengah ke atas. Berawal dari empat orang kemudian pengelola hotel ini mulai berkembang di bawah pimpinan Ibu Lily Virlanti, beliau sendiri yang mengembangkan hotel ini dengan cara membagi-bagikan brosur sampai ke sekolah dan perguruan tinggi. 3. Aktivitas Griya Sintesa Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak hotel ataupun oleh pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di Griya Sintesa dilakukan oleh beberapa orang, yaitu: 1) Pengelola Hotel Griya Sintesa Pengelola Griya Sintesa memiliki aktivitas yaitu melayani para pengunjung yang datang ke Griya Sintesa. Selain melayani para pengunjung yang ingin menginap di hotel ini, Griya Sintesa juga melayani para pengunjung yang ingin mengadakan acara atau pertemuan di hotel ini. Hotel ini menyediakan Ballroom untuk acara perkawinan maupun untuk pengunjung yang akan mengadakan pertemuan. Griya Sintesa juga menyediakan restoran & café yang dibuka untuk umum dengan harga yang terjangkau. 2) Pengunjung Pengunjung yang datang ke Griya Sintesa terdiri dari berbagai macam kelas dan golongan masyarakat. Pengunjung-pengunjung yang datang ke Griya Sintesa antara lain: salah satunya berasal dari kalangan pelajar seperti anak sekolah, mahasiswa, pebisnis maupun keluarga. Para pengunjung yang datang ke Griya Sintesa memiliki berbagai tujuan, yaitu menginap, mengadakan acara/pertemuan dan pengunjung yang ingin makan/minum di restoran. Para pengunjung restoran juga dapat menikmati fasilitas seperti billiard dan catur yang tersedia di restoran. 45 46 3. The Hermitage Gambar 2.27 The Hermitage Sumber: www.google.com The Hermitage bertempat di lokasi utama Menteng, yaitu terletak di Jalan Cilacap No.1, Menteng Jakarta. Hotel ini berjarak 5 menit berkendara dari kawasan barang antik yang terkenal di Jalan Surabaya dan 10 menit berkendara dari Grand Indonesia Shopping Town, dan hanya terletak sejauh 22 km dari bandara Internasional Soekarno Hatta. The Hermitage menempati bangunan bersejarah bekas gedung telekomunikasi dari masa penjajahan Belanda bergaya art deco yang dibangun pada tahun 1923. Sempat dikenl dengan sebutan “Telefoongebouw”, bangunan ini telah mengalami beberapa perubahan fungsi selama satu dekade terakhir, mulai dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia hingga pernah digunakan sebagai kampus Universitas Bung Karno. Menawarkan sebuah pengalaman yang unik, tenang dan elegan, namun kontras antara modernitas dan kesan sejarah masa lalu. Bangunan Sembilan tingkat ini memiliki 90 kamar dan suite, 68 di antaranya memiliki ruang tamu terpisah bergaya kontemporer dan mewah dari tahun 1920-an. Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas standar seperti HDTV layar datar 40 inci, sambungan komunikasi, saluran internet kabel dan wifi, serta tempat tidur tipe deluxe berpadu dengan 46 47 warnna-warna lembut dan material mewah dari interior ruangan yang memaksimalkan keindahan dan kenyamanannya. Hotel ini juga memiliki empat fasilitas restoran, bar, lounge, dan café untuk dinikmati para tamu. Seperti L’Avenue, restoran ethno-brasserie yang kental dengan cita rasa Perancis bernuansa era kolonial dengan hiasan batu marmer Carerra dan lapisan kayu yang sangat apik. Ada pula Hermitage lounge, ruangan yang cocok untuk bersantai dengan atmosfer elegan yang menyediakan hidangan ringan, pastri dan minuman di siang hari dan pada malam harinya para tamu dapat menikmati wine. Selain itu Al Fresco Courtyard Café yang berlokasi di lantai dasar hotel menyediakan hidangan ringan, patisseries dan cocktails. Dan LaVue bar, yang terletak di lantai Sembilan, menawarkan tempat yang nyaman dan pemandangan indah dari kawasan menteng. Fasilitas lain yang ditawarkan adalah ruang pertemuan mewah seluas lebih dari 350 meter persegi dengan cahaya alami, dimmer lights dan sistem audio terintegrasi. Fasilitas yang diberikan antara lain : a) Dining, concierge dan kemanan 24 jam b) Penukaran uang c) Penerjemah bahasa d) Layanan antar jemput bandara e) Penyewaan mobil f) Full laundry service g) Ruangan bebas rokok h) Terdapat souvenir shop i) Ruangan rapat j) Ruang serbagun k) Kolam renang, tempat fitness dan layanan pijat 47 48 a. Profil Lembaga Gambar 2.28 Logo The Hermitage Sumber: www.google,com 1. − Nama : The Hermitage − Alamat : Jalan Cilacap No. 1, Menteng, 10310 Jakarta., Indonesia. − Telp : 021 31926888 − Fax : +62 431 823444 Visi dan Misi Memperkenalkan hotel yang mempunyai ciri khas dan dikenal sebagai hotel pilihan di Jakarta dan menyediakan sebuah pengalaman tersendiri yang berkenan bagi pengunjung dengan ciri khas tersendiri. 2. Sejarah The Hermitage Sebelumnya merupakan kantor Telekomunikasi Belanda, dibangun dengan gaya art deco dari 1923, the menteng ‘Telefoongebouw’ sekarang berubah menjadi The Hermitage, sebuah hotel mewah percampuran dari kenanggunan dunia lama, fasilitas ultra-modern dan ramah keramahan Indonesia. Selama beberapa dekade, bangunan ini telah melayani beberapa fungsi mulai dari kantor pelayanan sampai Bung Karno University.. 48 49 b. Organisasi 1. Aktivitas The Hermitage Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak hotel ataupun pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di The Hermitage dilakukan oleh beberapa orang, yaitu : 1) Pengelola The Hermitage Pengelola The Hermitage memiliki aktivitas yaitu melayani para pengunjung yang datang. Selain melayani para pengunjung yang menginap, juga melayani para pengunjung yang ingin mengadakan acara atau pertemuan di Hotel ini. The Hermitage menyediakan Ruang rapat dan ruang serbaguna yang juga disewakan untuk umum. 2) Pengunjung Pengunjung yang datang ke The Hermitage terdiri dari berbagai macam kelas dan golongan masyarakat. Pengunjung yang datang bervariasi dan untuk berbagai macam keperluan seperti, rapat, makan siang, acara, menginap dan lain-lain. Fasilitas pada hotel ini dibuka untuk umum tidak hanya untuk tamu hotel yang menginap. Namun untuk restoran dan café hanya dibuka pada pukul 09.00 – 21.00. 49 50 Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage Villa dahlia merupakan sebuah butik hotel di Griya sintesa merupakan hotel turunan Terletak di Jalan Cilacap No.1 Jakarta, Indonesia yang berada di Manado, terletak di dari hotel bintang lima Sintesa Peninsula Menteng. Indonesia 10310. Jalan Raya Tanawangko- kalasey 1 Dusun yaitu Griya sintesa yang terletak di Jalan III. Dr. Soetomo No.4 50 51 Tabel 2.6 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage ENTRANCE Main entrance terletak dekat dengan gerbang Pada bagian entrance terdapat pos satpam masuk hotel, yang berhuungan langsung dengan resepsionis dan kantor dari villa dahlia. Terdapat satu pos satpam di samping gerbang masuk hotel. yang mengawasi pintu masuk dan langsung Griya Sintesa memiliki dua pintu akses untuk masuk ke Hotel, di depan dan samping. Pada bagian depan terdapat satpam yang bertugas untuk mengawasi pintu masuk. 51 berhadapan dengan pintu masuk hotel 52 Tabel 2.7 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage RESEPSIONIS Ruang reseptionis terletak dekat dengan Resepsionis pada Griya Sintesa berada Resepsionis terletak bersamaan dengan gerbang masuk villa dahlia. Ruang tepat di depan main entrance, sehingga area tunggu, memiliki dua meja resepsionis pada hotel ini terletak bersamaan semua pengunjung yang datang langsung resepsionis dengan masing-masing dua dengan ruang tunggu dan kantor. Ruang disambut oleh karyawan hotel dan juga tempat duduk tamu. Ruangan ini resepsionis ini mendapatkan view taman yang bisa langsung mencari informasi mengenai langsung berhubungan langsung dengan hijau dan segar. Ruangan ini juga terlihat keperluan seperti galeri dengan berbagai macam tidak memiliki pajangan yang di letakkan diruangan yang Dibelakang mendukung konsep butik hotel sendiri. masing-masing. space meja Ruangannya lounge. yang resepsionis Pada bagian tengah antara besar. resepsionis dengan area tunggu terdapat terdapat grand piano. Warna yang digunakan lemari untuk menyimpan perlengkapan adalah warna natural, didominasi oleh hotel, disamping resepsionis terdapat dua warna putih. sofa dan satu meja kopi. 52 53 Tabel 2.8 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage RUANG TUNGGU Ruang tunggu terletak bersamaan dengan Ruang tunggu berhubungan langsung Ruang tunggu berhubungan langsung kantor dan ruang resepsionis, memberikan dengan resepsionis, hanya terdiri dari 2 sofa dengan resepsionis. view yang bagus bagi pengunjung hotel. dengan meja kopi di tengah. Ruang tunggu terdapat berbagai macam kursi dan sofa yang pada hotel ini tidak memiliki space yang menghiasi ruangan ini, mulai dari kursi bar, besar . sofa bahkan kursi goyang. 53 54 Tabel 2.9 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage KANTOR Kantor terletak berbelakangan dengan meja resepsionis, pihak hotel tidak mengijinkan untuk mengambil foto dikarenakan ruangan dianggap privasi. kantor terletak bersamaan dengan ruang resepsionis dan ruang tunggu. Hal ini kurang memberikan kenyamanan baik bagi karyawan maupun pengunjung hotel, karena dapat menganggu konsentrasi kerja para karyawan dan mengganggu para pengunjung hotel yang datang karena menyebabkan ruangan terasa lebih sempit dan kurang nyaman. 54 55 Tabel 2.10 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage RESTORAN Restoran ini terletak bersebelahan dengan Restoran kolam renang yang terletak satu lantai dengan Terletak satu lantai dengan resepsionis. memberikan resepsionis. Warna yang digunakan adalah Restoran ini dinamakan L’avenue, Warna- setiap warna natural yaitu hitam, putih dank rem. warna yang digunakan adalah warna penghuni hotel. warna yang digunakan pada Lantai menggunakan keramik berwarna natural yaitu putih dan coklat. Warna restoran ini adalah warna netral, seperti krem dengan ukuran 40x40 dengan cat didominasi oleh warna putih, sedangkan pemandangan yang bagus pada material kayu dan rotan. Pada bagian atap dinding berwarna putih. Pada restoran furniture menggunakan finishing kayu. digantung lampion-lampiom dengan berbagai terdapat billiard di bagian tengah ruanga Pada plafond menggunakan gypsum dan warna. yang dapat digunakan oleh tamu. 55 dihiasi dengan kipas angin. 56 Tabel 2.11 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa KOLAM RENANG Griya Sintesa tidak memiliki kolam renang, namun para tamu yang menginap di Griya Sintesa dapat menikmati kolam renang di Hotel Sintesa Peninsula. Griya Sintesa Kolam renang pada Villa dahlia memiliki 2 jenis air yaitu air tawar dan air biasa, pengunjung hotel dapat merasakan 2 jenis air sekaligus. Tetapi pengaturan kolam yang berdekatan dengan air yang berbeda tidak baik, karena pengunjung hotel dapat berpindah-pindah dari air tawar dan air adalah turunan dari Hotel Sintesa Peninsula. Para tamu yang ingin berenang dapat dijemput oleh pihak hotel dan diantar ke Hotel Sintesa Peninsula. Begitu pula dengan fasilitas hotel Sintesa Peninsula lainnya dapat digunakan oleh tamu hotel Griya Sintesa. biasa. 56 The hermitage 57 Tabel 2.12 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage SPA TIDAK TERSEDIA Sama halnya dengan kolam renang, para tamu yang menginap di Griya Sintesa dapat menikmati Spa pada Peninsula. 57 Hotel Sintesa 58 Tabel 2.13 Perbandingan Hasil Survei Villa Dahlia Griya Sintesa HOTEL ROOMS Standard room dengan double bed 58 The Hermitage 59 standard room dengan king bed Kamar pada Griya Sintesa sangat simple Villa dahlia memiliki kamar dengan desain dan minimalis. Ruangan terasa clean dan yang sederhana didominasi oleh warna nyaman. Dinding didominasi oleh warna putih pada aksesoris dinding dan sederhana menggunakan keramik ditambahkan putih dan warna hijau di belakang tempat pada ukuran dinding, tidur. Menggunakan Keramik 40x40 40x40 berwarna krem. berwarna krem dan pada warna pada furnitur juga didominasi oleh warna putih seperti pada nakas, meja kerja dan meja Memiliki lima jenis kamar yaitu : deluxe, untuk menaruh mini bar, executive, junior suite, executive suit, and presidential suite. Setiap kamar menggunakan warna-warna natural yaitu putih coklat dank rem. Didominasi oleh warna putih dan krem . Tabel 2.14 Perbandingan Hasil Survei 59 60 Villa Dahlia Griya Sintesa The Hermitage HOTEL BATHROOMS Kamar mandi pada standard room double bed Kamar mandi The Hermitage menggunakan 60 61 warna natural yang sama dengan warna kamar. Pada lantai dan dinding menggunakan warna putih dan hanya menggunakan kaca. Kamar mandi pada standard room king bed Kamar mandi pada Villa dahlia tidak memiliki bathup. Material yang digunakan adalah material-material dari alam yaitu bebatuan, dapat dilihat pada penggunaan material dinding dan lantai. Desain yang diterapkan adalah desain Pada Griya sintesa, kamar mandi tidak memiliki bathup. Pada menggunakan keramik berwarna krem dan pada dinding menggunakan keramik berwarna abu-abu. yang simple dengan penggunaan warnawarna natural lantai yang menimbulkan suasana alam dan terasa menyegarkan dan tenang, 61 62 2.1.20 Kesimpulan Hasil Survei dan Observasi Tabel 2.15 Kesimpulan Hasil Survei Lokasi SUBJEK VILLA DAHLIA GRIYA SINTESA LOBBY RESTORAN R. TUNGGU KAMAR TIDUR FASILITAS HOTEL PEMELIHARAAN AKSES KE LOKASI KELENGKAPAN RUANG = sangat baik = cukup baik =kurang baik 62 THE HERMITAGE 63 Dari ketiga Hotel yang sudah di survei, ketiganya memiliki keunggulan masing-masing. Namun dapat kita lihat bahwa The Hermitage merupakan yang terbaik dimana dapat dilihat dari desain dan kelengkapan ruangan yang dimiliki. The hermitage juga terletak di pusat kota yang mendukung konsep perancangan Butik Hotel ini dimana Butik Hotel yang diambil adalah yang terletak di pusat kota. Bangunan The Hermitage ini merupakan penginngalan dari Belanda. Konsep Villa Dahlia dapat menjadi contoh yang baik untuk Butik Hotel, terlihat pada Lobby Villa Dahlia yang terlihat seperti Gallery yang mendukung konsep Butik Hotel, namun Villa Dahlia tidak memiliki fasilitas yang lengkap. Griya Sintesa memiliki banyak kekurangan, ruangan-ruangan yang dimiliki tergolong sempit dan kecil yang dapat mengganggu kenyamanan para tamu hotel. Restoran tidak dipisahkan bagian smoking dan non smoking, sehingga sangat mengganggu bagi para tamu yang tidak merokok karena ruangannya menyatu. Namun di dalam kekurangannya Griya Sintesa juga berusaha terus berusaha memberikan yang terbaik bagi pengunjungnya. 63