1 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum

advertisement
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1 Definisi Hotel
1. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM
(bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium
mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House
dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumahrumah besar disebut Hostel. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada
masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama
menginap, para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang
selama menginap harus menaati peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host
(Host Hotel). sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin
mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang terlalu banyak
sebagaimana dalam hostel, dan kemudian kata hostel lambat laun mengalami
perubahan. Huruf “s” pada kata hostel tersebut dihilangkan, sehingga kemudian kata
hostel berubah menjadi Hotel seperti yang kita kenal sekarang.1
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik yang bermalam di hotel ataupun yang hanya menggunakan
fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Dapat disimpulkan, pengertian hotel adalah :
•
Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan
bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman
serta jasa lainnya bagi masyrakat umum yang dikelola secara komersil serta
memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah.
1
http://e-journal.uajy.ac.id/165/3/2TA12941.pdf
1
2
(Keputusan Menteri Parpostel no Km 34/HK 103/MPPT 1987)
•
Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas
penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut:
a) Jasa Penginapan
b) Pelanyanan makanan dan minuman
c) Pelayanan barang bawaan
d) Pencucian pakaian
e) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya.
• Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan
memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan
dan
minuman
serta
akomodasi
dengan
syarat
pembayaran.
2. Pengertian Hotel menurut para ahli
a) Dari sudut arsitektur, menurut pendapat Prof. Fred Lawson “Hotel is
defines a public establishment offering travelers, against payment, two
basic services accommodation and catering”. (Hotel adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa akomodasi serta pelayanan
makan dan minum bagi para pelancong dengan imbalan pembayaran.)
b) Menurut kamus Oxford, The advance learned’s Dictionary adalah
“Building where meals and rooms are provided for travelers.” (bangunan
(fisik) yang menyediakan layanan kamar, makananan, dan minuman bagi
tamu.)
c) Menurut
SK
Menparpostel
no.KM37/PW.340/MPPT-86
tentang
peraturan usaha dan pengelolaan hotel menyebutkan bahwa hotel adalah
suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh
bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial
d) Menurut The American Hotel and Motel Association (AHMA)
sebagaimana dikutip oleh Steadmon dan Kasavana : A hotel may be
defines as establishment whose primary business is providing lodging
facilities for the general public and which furnishes one or more of the
following services, uniformed service, Laundering of linens and use of
2
3
furniture. (Hotel dapat didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang
dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk
umum dengan fasilitas pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar,
pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan
fasilitas atau perabotan dan dapat menikmati hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya.)
e) Sedangkan menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau suatu
lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum,
serta pelayanan lainnya untuk umum.2
f) Menurut Prof K. Kraft, hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan
makanan dan pelayanan yang bersangkutan.
g) Menurut Menteri Perhubungan, hotel adalah sebuah bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk
memperoleh pelayanan penginapan dan juga makanan dan minuman.
h) Menurut Keputusan Menteri SK 241/H/70 Thn/1970, hotel adalah
perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk penginapan atau
akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum
yang
memenuhi
komersional.
syarat-syarat
comfort,
privacy,
3
2.1.2 Sejarah Hotel
Gambar 2.1 Hotel jaman dulu
Sumber: www.google.com
2
3
http://dilihatya.com/1136/pengertian-hotel-menurut-para-ahli
http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf
3
dan
bertujuan
4
Sejarah perhotelan dimulai ketika mata uang dijadikan alat tukar/beli
pada abad ke-6, yang mendorong perjalanan orang-orang untuk berbagai keperluan
merambah lebih jauh, sehingga memerlukan tempat persinggahan dan penginapan.
Keadaan ini mulai menarik para tuan tanah (Land lord) untuk menyediakan sarana
persinggahan dan penginapan tersebut secara lebih baik, yaitu rapi, bersih dan
dengan harga sewa alakadarnya untuk kemudian berkembang terutama di London,
Inggris.
Konon kata hotel berasal dari kata hostel yang diambil dari bahasa
latin Perancis kuno yaitu Hospes. Kata hotel sendiri mulai digunakan semenjak abad
18 di London Inggris. Bangunan Publik ini mulai diperkenalkan pada masyarakat
umum pada tahun 1797 dengan tujuan awalnya untuk melayani masyarakat
pendatang tanpa dipungut biaya, sehingga tidak aneh kalau dulunya di Inggris dan
Amerika yang namanya pegawai hotel mirip dengan pegawai negeri alias abdi
masyarakat. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman dan pemakai jasa yang
semakin bertambah, tamu yang datang pun mulai dipungut bayaran, untuk membuat
tamu betah maka bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata sedemikian rupa
dengan standar layanan yang baik.4
Istilah Hotel dikenal di Amerika pada tahun 1750 dan berkembang
pesat sampai tahun 1820. Pada tahun 1793, dikota New York dibangun City Hotel
yang memiliki 73 kamar, menjadi pelopor pembangunan penginapan gaya baru yang
lebih fashionable dengan letak strategis dipinggir kota. Selanjutnya disusul dengan
hotel lainnya di Pensylvania, Boston dan dibeberapa Negara bagian lainnya sampai
kembali dibangun di New York hotel-hotel yang lebih modern dalam kurun tahun
1830-1927 antara lain pada tahun 1829, muncul hotel-hotel legendaris seperti
Tremont House Boston, Hotel Astor House di New York(1836), hotel Wardolf
Astora, yang saat ini sering dikunjungi tamu-tamu Negara pemerintah Amerika,
Buffalo Starter yang dikenal sebagai “Henry Ford” nya hotel, dibuka bulan Januari
1908 dan Steven Hotel di Chicago yang memiliki 3000 kamar yang kemudian
dikenal dengan nama Conrald Hilton yaitu cikal bakal “Hotel Hilton Chain” atau
waralaba Hotel Hilton tahun 1962 yang diresmikan bersamaan dengan hotel bertaraf
4http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/TRI_LASTONO/Pengembangan_Us
aha_Akomodasi.pdf
4
5
internasional pertama di Indonesia yaitu, Hotel Indonesia berlokasi di Jl. Mh.
Thamrin Jakarta.
Pada waktu itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas
dan tempat beristirahat seperti saat pembangunan jaringan rel kereta api sedang
gencar-gencarnya, hampir tiap perhentian (stasiun) ada hotel yang disebut dengan
hotel transit. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan makin luasnya jangkauan
angkutan darat (terlebih setelah ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar
rel kereta api tidak lagi menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka
jalan-jalan menggunakan mobil ketimbang kereta. Kepopuleran hotel transit pun
tersaingi oleh kehadiran “motel”, gabungan kata “motor hotel” yang sama dengan
tempat beristirahat para pengendara kendaraan bermotor. Kejayaan motel tak
berlangsung lama, seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir pula era
motel, terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan fasilitasnya yang
kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Kalaupun terpaksa bermalam di kawasan
pinggiran, motel harus bersaing dengan hotel resort yang banyak tumbuh di tempattempat peristirahatan.5
Secara umum perkembangan hotel dibagi menjadi 3 tahap :
1. Perkembangan Sebelum Abad Pertengahan
Perjalanan untuk kegiatan rekreasi (wisata) pertama kali dilakukan oleh
bangsa Romawi sekitar abad I sampai abad V, dengan tujuan untuk menambah
pengetahuan, cara hidup, ekonomi dan politik. Pada saat itu orang-orang Romawi
mulai menemukan dan memiliki beberapa jenis akomodasi. Di samping itu dibangun
pula “tavern” yaitu tempat menjual makanan dan minuman di pinggir jalan karena
pada waktu itu beberapa jenis akomodasi yang disewakan tidak menyediakan
makanan dan minuman. Bagi kaum bangsawan dan raja yang ingin melakukan
perjalanan ke tempat lain, biasanya menginap di puri (castle), sedangkan para
rohaniwan biasanya menginap di biara atau kuil. Tetapi orang-orang biasa yang
melakukan perjalanan ke suatu tempat, biasanya menginap di tempat-tempat
penginapan yang tersedia.
2. Perkembangan Dalam Abad Pertengahan
Pada masa ini banyak tempat-tempat suci yang digunakan oleh orang-orang
yang berziarah dan pengunjung untuk tempat menginap. Demikian juga rumah-
5
http://jenishotel.info/
5
6
rumah pribadi kaum bangsawan dan orang-orang terkemuka digunakan sebagai
tempat penginapan bagi para wisatawan. Dari sinilah timbul istilah penginapan yaitu
rumah-rumah pribadi yang disewakan kepada para tamu yang ingin menginap. Para
pedagang dan para pemilik tanah lebih banyak dan lebih senang tinggal dirumah
penginapan ini karena pelayanan yang diberikan cukup memuaskan yaitu mencakup
makanan di ruangan yang cukup besar, ruangan tidur dan kandang kuda bagi
wisatawan yang melakukan perjalanan dengan membawa kuda. Demikianlah pada
abas ke XIV semakin banyak tumbuh dan berkembang rumah penginapan dan istilah
ini dikenal sampai sekarang.
3. Perkembangan Dari Abad Pertengahan Sampai Abad Keduapuluh
Salah satu jenis akomodasi yang berbentuk rumah besar dimana setiap
apartemennya dapat disewakan per hari, perminggu, atau bulan adalah ‘Hotel Garni’
di Paris, Perancis. Demikian selanjutnya usaha-usaha jenis baru makin berkembang
dan menjadikan fasilitas dan pelayanan yang lebih lengkap dan baik. Pada permulaan
abad XIX mulailah tumbuh dan berkembang hotel-hotel dengan struktur dan
organisasi yang lebih modern. Hotel tidak hanya merupakan pusat komersialisasi
penerimaan tamu bagi para wisatawan, tetapi juga sangat penting perannya sebagai
pusat-pusat kegiatan sosial baik kota maupun pusat kota. Sekarang hotel-hotel
modern merupakan suatu tempat tidak saja menyediakan sarana penginapan, tempat
pertunjukan, tempat rekreasi, dan fasilitas lainnya disamping penyediaan makanan
dan minuman dengan manajemen yang lebih profesional.6
2.1.3 Sejarah Perhotelan di Indonesia
Sejarah perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum
banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia
pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang
berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan kedatangan
wisatawan asing ke Indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi pariwisata
bersifat memadai, maka semasa penjajahan colonial Belanda, mulai berkembanglah
hotel-hotel di Indonesia. Dari buku Pariwisata Indonesia Dari Masa Ke Masa tercatat
hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya:
6
https://www.scribd.com/doc/111971117/Sejarah-Perkembangan-Hotel
6
7
1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan
Hotel Rijswijk.
2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.
3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavilion.
4. Malang, Palace Hotel.
5. Solo, Slier Hotel.
6. Yogyakarta, Grand Hotel (sekarang Hotel Garuda)
7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (kini
Hotel Panghegar).
8. Bogor, Hotel Salak.
9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10. Makassar, Grand Hotel dan Staat Hotel.
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi
Herritage, ada yang sudah direnovasi menjadi lebih baik da nada juga yang telah
diredevelopment total sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes
yang dalam perkembangannya pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan
Duta Merlin.
Setelah periode pemerintahan orde baru, pembangunan dan kehadiran hotel di
Indonesia jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa
chains ‘management’ hotel internasional yang banyak merambah ke kota-kota besar
di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya hotel di Indonesia, wajah arsitektur
hotel di Indonesia pun sangat berkembang dan inovatif.7
2.1.4 Produk Hotel
Produk hotel terdiri dari dua komponen utama yaitu barang dan jasa
(good and service). Barang (good) adalah segala sesuatu yang berwujud, dapat
diukur, disentuh dan dilihat serta dikonsumsi atau dimiliki oleh tamua sesaat setelah
terjadi transaksi pembayaran seperti makanan, minuman, sabun, shampoo, barang
souvenir, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan jasa (service) adalah
suatu produk yang tidak nyata (intangible) dari hasil kegiatan timbal balik antara
7http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19555/3/Chapter%20II.pd
f
7
8
pemberi jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberapa
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Prof Philip Kotler memberi batasan tentang jasa sebagai berikut :
“Pelayanan (service) adalah suatu aktivitas yang memberikan manfaat dan
ditawarkan oleh suatu pihak lain dalam bentuk tidak nyata (intangible) dan tidak
menimbulkan pemindahan kepemilikan, seperti halnya terjadi pada produk
manufaktur”, yaitu Comfort, Convinient, Courtesy and Security – Kenyamanan,
Kemudahan, Kerama-tamahan dan ketenangan keamanan.
2.1.5 Pendapatan Hotel
Pendapatan hotel diperoleh dari:
a) Persewaan
: Kamar, Ruang Meeting, rental space.
b) Penjualan
: Makanan dan minuman.
c) Penjualan dan persewaan :
Seluruh
kamar,
makanan
dan
minuman.
2.1.6 Klasifikasi Hotel
2.1.6.1 Berdasarkan lokasi hotel didirikan :
a) City/Business hotel, biasanya hotel jenis ini terletak di pusat
kota atau pusat perdagangan dengan lama tamu tinggal hanya
satu atau dua hari saja.
b) Resident hotel adalah hotel yang dirancang untuk tamu-tamu
yang akan tinggal lebih lama
c) Resort hotel, letak hotel biasanya berada di kawasan
pegunungan dan pedalaman atau pantai.
d) Downtown hotel, yaitu hotel yang berlokasi di dekat
perdagangan dan perbelanjaan, kadang hotel ini dibangun
bergabung dengan suatu fasilitas perbelanjaan agar dapat saling
memberikan keuntungan.
e) Suburban hotel/motel, yaitu hotel yang dibangun dengan
berlokasi di pinggir kota. Tujuannya untuk membantu
masyarakat
yang
sedang
8
melakukan
perjalanan
dan
9
membutuhkan tempat menginap sementara. Motel merupakan
fasilitas transit masyarakat yang sedang melakukan perjalanan.
2.1.6.2 Berdasarkan tipe kamar :
a) Single room, yaitu dalam satu kamar, terdapat satu tempat tidur
untukk satu orang tamu.
b) Twin room, yaitu dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur
untuk dua orang tamu.
c) Double room, yaitu dalam satu kamar terdapat satu tempat tidur
besar untuk dua orang tamu.
d) Triple room, yaitu dalam satu kamar terdapat double bed atau
twin bed untuk dua orang tamu dan ditambah extra bed (untuk
tiga orang tamu).
e) Junior suite room, yaitu satu kamar besar terdiri dari ruang
tidur dan ruang tamu.
f) Suite room, yaitu kamar yang terdiri dari dua kamar tidur untuk
dua orang ditambah ruang tamu, ruang makan dan ruang dapur
kecil.
g) President suite room, yaitu kamar yang terdiri dari tiga kamar
besar : kamar tidur, kamar tamu, ruang makan dan dapur kecil.
2.1.6.3 Berdasarkan jenis tamu/pelanggan :
1. Sesuai dengan jenis para tamu/pelanggan
a) Keluarga
b) Pengusaha
c) Para Wisatawan
d) Keperluan pengobatan, dan lain-lain.
2. Sesuai dengan lama tamu tinggal
a) Transient hotel, tamu tinggal hanya sebentar, sekedar
untuk istirahat atau transit.
b) Resident hotel, ditempati tamu dengan menetap lama,
minimum satu bulan.
9
10
c) Semi resident hotel, menerima tamu yang tinggal harian,
disamping tamu yang menetap lama.
3. Sesuai bintang dan non bintang
a) Bintang
b) Non bintang
4. Sesuai istilah “Plan” :
a) European plan, yaitu sewa kamar diperhitungkan tidak
termasuk harga makanan atau minuman.
b) American plan :
• Full American plan (FAP), yaitu sewa kamar termasuk
harga
makanan
sebanyak
tiga
kali
makan
(pagi,siang,malam).
• Modified American plan (MAP), yaitu sewa semua
kamar sudah termasuk makan sebanyak dua kali
makan (pagi dan malam) atau (pagi dan siang).
• Continental plan (CP), yaitu sewa kamar termasuk
makan pagi (continental breakfast).
• Bermuda plan, yaitu sewa kamar sudah termasuk
makan pagi (American breakfast).
2.1.6.4 Jenis hotel berdasarkan Bintang
Pengklasifikasian hotel berbintang di Indonesia dibagi menjadi 5
tingkatan. Peninjauan terhadap klasifikasi dilakukan 3 tahun sekali
dengan
mempertimbangkan
berbagai
aspek.
Berdasarkan
SK
Menparpostel RI No. PM/PW 301/PHB-77 klasifikasi jenis hotel
berdasarkan bintang sebagai berikut:
a) Hotel berbintang 1
b) Hotel berbintang 2
c) Hotel berbintang 3
d) Hotel berbintang 4
e) Hotel berbintang 5
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi hotel berbintang yaitu :
10
11
•
Dikatakan hotel berbintang satu apabila sekurang-kurangnya
memiliki 15 kamar, satu kamar suite room, memiliki restoran
dan bar.
•
Dikatakan hotel berbintang dua apabila sekurang-kurangnya
memiliki 20 kamar, dua suite room, memiliki restoran dan bar.
•
Dikatakan hotel berbintang tiga apabila sekurang-kurangnya
memiliki 30 kamar, tiga suite room, memiliki restoran dan bar.
•
Dikatakan hotel berbintang empat apabila sekurang-kurangnya
memiliki 50 kamar, empat suite room, memiliki restoran dan
bar.
•
Dikatakan hotel berbintang lima apabila sekurang-kurangnya
memiliki 100 kamar, lima suite room, memiliki restoran dan
bar.
2.1.6.5 Berdasarkan harga
1. Harga dasar tiap kamar
a) Harga paket
b) Harga perorangan
c) Harga khusus
• Commercial rates, yaitu harga kamar untuk tamu-tamu
yang mengadakan perjalanan usaha (bisnis).
• Airlines rates, harga kamar untuk tamu yang bekerja
pada perusahaan penerbangan.
• Seasonal rates, yaitu harga kamar yang diberikan
kepada tamu saat musim tertentu.
• Family rates, yaitu harga khusu yang diberikan kepada
tamu keluarga yang membawa anak dibawah 12 tahun.
Anak ini dianggap satu dengan orang tuanya sehingga
ia tidak dikenakan biaya tambahan. Namun apabila
berpisah kamar dikenai harga khusus.
• Day use rates, yaitu harga khusus yang diberikan
kepada tamu yang hanya tinggal beberapa jam, datang
dan berangkat pada hari yang sama.
11
12
• Over flow rates, yaitu harga khusus yang diberikan
kepada tamu yang dikirim dari hotel lain. Ini terjadi
karena yang bersangkutan over booked (kekurangan
kamar).
• Travel agency rates, yaitu harga kamar untuk para
tamu yang menginap di hotel lewat travel agent “biro
perjalanan”.
• Week end rates, yaitu harga untuk para tamu yang
menginap pada libur mingguan (jumat, sabtu dan
minggu).
• Group rates, yaitu harga kamar untuk tamu rombongan
yang berjumlah lebih dari 15 orang.
2.1.6.6 Jenis-jenis Akomodasi
a) Motel adalah tempat penginapan yang biasanya dirancang
untuk para pelanggan yang melakukan perjalanan melalui darat
(mobil). Letak motel biasanya berada di tengah-tengah, di
antara dua kota.
b) Hostel adalah penginapan dengan fasilitas kamar untuk empat
orang atau lebih, dikhususkan untuk siswa atau pemuda.
c) Floating hotel adalah jenis kapal penumpang yang dianggap
sebagai hotel terapung.
d) Lodgment adalah suatu usaha komersial yang menggunakan
seluruh atau sebagian bangunannya yang khusus dipergunakan
untuk penginapan.
e) Penginapan remaja (youth hostel) adalah suatu usaha yang tidak
bertujuan komersial dengan menggunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk penginapan remaja.
f) Pondok wisata (home stay) adalah suatu usaha perseorangan
dengan menggunakan sebagian dari rumah untuk penginapan
dengan perhitungan pembayaran secara harfiah.
g) Perkemahan adalah bentuk penginapan dengan menggunakan
tenda yang dipasang di alam terbuka.
12
13
h) Aeroportel yaitu hotel yang berlokasi di sekitar pelabuhan
udara yang pada umumnya disebut hotel transit.
i) Butik yaitu hotel modis yang jumlah kamarnya terbatas namun
memiliki harga yang cukup mahal.
j) Condominium yaitu sebuah sarana akomodasi dengan berbagai
fasilitas yang dijual kepada siapapun yang ingin memilikinya,
akan tetapi dikelola oleh satu manajemen.8
2.1.7 Definisi Boutique Hotel
1. Pengertian Boutique Hotel
Telah bertahun-tahun banyak yang ingin mendefinisikan hotel butik secara
universal, namun hingga kini belum tercapai. Tapi secara garis besar hotel butik
adalah hotel kecil namun memiliki kualitas mewah atau kelas atas dengan pelayanan
yang sangat pribadi di lingkungan yang nyaman dan intim, biasanya memiliki desain
yang unik dan unsur kebudayaan. Pemilihan lokasi untuk hotel ini menjadi sangat
penting untuk keberhasilan suatu hotel dan kemampuan untuk memberikan
pengalaman unik kepada pengunjung.
(McIntosh & Siggs, 2005; Aggett, 2007; Lim & Endean, 2007; van Hartesvelt, 2006;
Sarheim,2010; oleh Clarissa Chan, 2012).
Yang paling ditekankan dalam hotel butik adalah karakteristiknya konsisten,
unik atau memiliki unsur budaya. Hotel butik adalah hotel yang unik yang berbeda
dengan hotel-hotel pada umumnya, perbedaan hotel ini biasanya terkait dengan
desain, artistik, budaya atau sejarah, prestis dan eksklusif dari segi propertinya. (Lim
& Endean, 2007; Sarheim, 2010;oleh Clarissa Chan,2012).
Karakteristik
lain
dari
hotel butik adalah
lokasinya.
Butik
hotel
diklasifikasikan hotel yang berada di kota dan juga untuk tujuan wisata. Namun
secara umum butik hotel terletak di pusat kota. (Chan,2012).
Menurut HVS Global Hospitality Services yaitu perusahaan konsultan yang
mengkhususkan diri dalam memberikan pelayanan terhadap industri perhotelan,
dalam risetnya memperlihatkan beberapa perbedaan butik hotel dengan hotel lainnya
yaitu:
8http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/TRI_LASTONO/Pengembangan_
Usaha_Akomodasi.pdf`
13
14
Tabel 2.1 Perbedaan Hotel Butik dengan Hotel lainnya
Apa itu Butik
Apa yang bukan Butik
Unik (unique)
Ketinggalan jaman (old fashioned)
Tren (Trendy)
Tradisional (traditional)
Keren (hip&cool)
Hotel bisnis (business hotel)
Intim (intimate)
Terstandar (standardized)
Orientasi desain (design oriented)
Teknologi rendah (Low tech)
Suasana hangat (warm)
Biasa (simple)
Tematik (thematic)
Bersifat umum (impersonal)
Teknologi tinggi (high tech)
Semua inklusif (all inclusive)
Layanan pribadi (personalized service)
Konformis (conformist)
Eksklusif (exclusive)
Bland (biasa)
Eksperiental
Desain yang sudah biasa (mainstream)
Memberikan inspirasi (inspiring)
Aspirational
Dalam artikel “Boutique and Lifestyle Hotels: Emerging Definitions” hotel
butik didefinisikan sebagai:
•
Budaya/bersejarah/original
•
Individual hotel/bukan franchise dengan hotel lain
•
Menarik dengan pelayanan yang unik
•
Memiliki kamar yang berkualitas tinggi
•
Memiliki area sosial seperti ruang tamu atau perpustakaan untuk acara
sosial.9
Butik mempunyai definisi sebuah toko kecil, yang khusus menjual barangbarang tertentu yang mewah dan mengikuti tren seperti pakaian dan perhiasan. Dari
pengertian hotel dan butik diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel butik memberikan
konsep penginapan yang berbeda dari hotel biasanya, dengan keunikan dan
kemewahan ini menjadikan hotel butik sebagai hotel non bintang dengan kualitas
hotel bintang.
9
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf
14
15
Boutique hotel memiliki pengertian (The Definition of Boutique Hotels in
Recent Years – Lucienne Anhar) yaitu :
a) Kecil : memiliki kapasitas 50 kamar (di daerah pinggiran) atau 150 kamar
atau lebih (di daerah perkotaan).
b) Orisinalitas : kebanyakan butik hotel memiliki konsep yang jauh berbeda
dari hotel-hotel bintang lima, sehingga sebuah butik hotel memiliki
identitas yang kuat, misalnya hotel tersebut memiliki dekorasi layaknya
galeri, barang antik bahkan ada juga yang mendekorasi layaknya tempattempat tinggal di perkampungan yang sangat sederhana.
c) Karya arsitektur yang ramah lingkungan (sustainable) : material yang
digunakan bervariasi dan kebanyakan konsep dasarnya selaras dengan
alam dan perkembangan budaya di sekitarnya.
d) Mewah : sebuah butik hotel mempunyai pedoman utama yang berbunyi “
Kualitas, Berapapun harganya”, namun hal ini tidak diterapkan dalam
pemilihan material, akan tetapi dalam segi pelayanan daesn keramahan
yaitu menempatkan keinginan individu di atas segalanya.
e) Low profile : Butik hotel tidak mengiklankan diri sendiri, mereka
berkeyakinan bahwa para turis akan mencari keberadaan mereka.
2. Pengertian Butik Hotel lainnya
a) Butik hotel bukanlah hotel yang berskala besar.
b) Butik hotel bukanlah bagian dari hotel lainnya. Hotel butik didesain
dengan penekanan pada tema yang berbeda dari hotel lainnya yakni
dengan tema yang unik, tidak biasa, dan suasana yang spesial.
c) Butik hotel tidak berkesan kuno
d) Butik hotel terkesan stylish. Gaya, perbedaan, kehangatan, dan keintiman
merupakan kunci utama dari hotel butik, dimana mereka menarik tamu
hotel yang mencari keunikan dan perbedaan dari segi arsitekturnya.
e) Lokasi dari hotel butik yang dipilih berperan penting. Apabila berada di
area perkotaan lokasi menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan oleh
tamu hotel.
f) Hotel butik menawarkan suasana kosmopolitan dengan sentuhan lokal.
Suasana merupakan faktor penting dalam mendesain sebuah hotel butik.
15
16
g) Hotel butik memiliki staf lulusan akademi pendidikan pelayanan.
h) Hotel butik adalah hotel untuk kalangan menengah ke atas.10
Kesimpulannya hotel butik adalah hotel yang memiliki ciri khas yang unik dari segi
desain, biasanya memiliki unsur budaya dan sejarah juga. Hotel ini terletak di pusat
kota yang berperan sebagai hotel bisnis sekaligus hotel wisata dengan target
pengguna adalah pebisnis atau wisatawan kalangan atas. Hotel ini memiliki ukuran
standar ruang kamar yang lebih besar dari hotel pada umumnya dan fasilitas yang
lengkap untuk memanjakan penghuninya.11
2.1.8 Sejarah Butik Hotel
Pertama kali didirikan pada kisaran tahun 1980an, pertama kali
didirikan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika, seperti London dan San
Fransisko.
Dua orang yang pertama kali mendirikan Butik Hotel ini adalah Ian Schrager dan
Steve Rubell. Mereka berdua menjuluki hotelnya, Morgans, dengan sebutan Butik
hotel karena desain dan furnitur yang berbeda dengan tipikal hotel pada umumnya.
Sejak saat itu, istilah Butik Hotel semakin popular.
2.1.9 Lokasi Butik Hotel
Butik hotel biasanya banyak berlokasi di kota-kota yang menjadi
pusat bisnis dan entertainmen, dimana trafik pengunjungnya cukup tinggi dan
memungkinkan tingginya tingkat okupansi hotel. Butik hotel juga menargetkan
beberapa kota-kota yang menjadi destinasi wisata. Di Indonesia, Butik hotel banyak
ditemui di kawasan wisata seperti Yogyakarta dan Bali. Desainnya pun dibuat lekat
dengan unsur budaya lokal, yang sekaligus menjadi pembeda hotel ini dengan yang
lain.12
Berdasarkan lokasi, butik hotel dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Butik hotel yang berada di tengah kota
10
http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf
11
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf
12 http://www.academia.edu/6561895/Tinjauan_Hotel_Butik
16
17
Butik hotel yang berlokasi pada daerah ini menjadi tujuan wisatawan. Lokasi sangat
mempengaruhi keberhasilan hotel ini, karena lingkungan sekitarnya harus dapat
mendukung keberadaan hotel ini. Kawasan kota yang dipilih diusahakan adalah
kawasan yang unik (memiliki ciri-ciri khusus). Selain itu, teknologi juga sangat
mempengaruhi baik teknologi yang meningkatkan ambisi maupun emosional tamu,
dapat berupa pencahayaan, fasilitas hiburan, akses internet, dll yang membuat tamu
nyaman. Interior hotel yang menerapkan konsep tertentu juga menjadi keunikan
butik hotel.
2. Butik hotel resort
Butik hotel resort lebih bersifat eksotis, kecil dan pribadi. Butik hotel ini
memberikan kesempatan bagi tamu-tamu untuk menjelajahi perasaan lokal tanpa
meninggalkan kemewahan yang ada. Kriteria lokasi hotel ini terkesan bersembunyi,
jauh di sudut-sudut pulau atau gunung. Lokasi berperan penting untuk hotel ini,
karena setiap ruang harus memiliki pemandangan yang bagus. Keberhasilan butik
hotel resort ini terletak pada perpaduan antara alam dengan buatan sehingga
mempertimbangkan faktor kenyamanan dan kemewahan tanpa menghilangkan
kepribadian komunitas setempat.13
2.1.10 Ukuran Butik Hotel
Mengenai ukuran Butik hotel, tidak ada standar yang pasti. Yang
jelas, mayoritas Butik hotel terdiri dari 100-150 kamar, namun kadang ada juga yang
hanya terdiri kurang dari 100 kamar hotel.
2.1.11 Komponen-komponen Butik hotel
a) Arsitektur dan Desain
Tema keunikan , dan keramahan serta keakraban merupakan peran
utama di dalam mendesain suatu hotel butik, dimana pada akhirnya dapat menarik
perhatian turis wisman maupun wisnis yang berkunjung ke suatu daerah. Selain itu,
pihak hotel cenderung lebih akrab dengan tamu-tamu hotelnya dan berusaha
memenuhi kebutuhan individu dari tamu hotelnya.
Dalam mendesain, disinilah letak keunggulan Butik hotel. butik hotel
kerap menawarkan desain-desain yang out of the box. Meski begitu, beberapa butik
13http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19555/3/Chapter%20II.p
df
17
18
hotel yang masih dalam jaringan yang sama kadang memiliki fitur-fitur desain yang
hampir seragam, misalnya jumlah ruang, penempatan tiap-tiap runag, hingga
perlengkapan yang tersedia, semua dibuat sama. Meski begitu, mereka tetap
menonjolkan desainnya terutama desain arsitekturnya yang bisa langsung terlihat
dari luar. Berbeda dengan konsep desain hotel tematik yang kadang terlihat
‘nyeleneh’, desain arsitektur butik hotel tegolong wajar, bahkan kadang banyak yang
mengadosi unsur budaya dan ornament lokal.
b) Pelayanan (service)
Perbedaan mendasari antar butik hotel dengan hotel standar adalah
tamu-tamu hotel yang memiliki hubungan baik dengan anggota staf hotel. para staf
butik hotel mengenal dengan baik para tamu yang menginap. Kebanyakan hotel butik
memiliki kamar yang relative sedikit. Hal ini disepakati agar pelayanan yang
diberikan oleh para staf hotel dapat maksimal.
Butik hotel juga menawarkan beragam fitur pendukung seperti kolam
renang, spa, kelas yoga, kelas seni, dan beberapa fitur lain yang disesuaikan dengan
target pengunjung dan momen-momen tertentu.
c) Target pemasaran
Target konsumen hotel butik umumnya adalah konsumen yang
berpenghasilan menengah ke atas. Keberhasilan hotel butik didasari oleh pemilihan
lokasi. Kualitas yang diberikan permintaan pasar, pendekatan pemasaran dan
penanganan distribusi dan reservasi yang efektif. Selain itu target pengunjung butik
hotel ini adalah para wisatawan muda yang menyukai petualangan dan ingin sensasi
menginap yang lebih entrik, akrab, membumi, tanpa fasilitas dan kemewahan yang
berlebihan. Tak heran, pengunjung butik hotel rata-rata berusia 20 hingga 40
tahunan, usia yang masih tergolong muda. Meski tidak menyediakan jumlah area
yang cukup luas untuk keperluan bisnis, namun kadang beberapa perusahaan lebih
senang mengadakan rapat di butik hotel. hal ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi para staff untuk rapat sambil merasakan nuansa liburan.14
2.1.12 Prinsip Butik hotel
a) Penggunaan elemen-elemen perancangan yang tidak biasa seperti garis,
warna, bentuk, tekstur, pola, ruang dan cahaya.
14
http://e-journal.uajy.ac.id/170/3/2TA13053.pdf
18
19
b) Langgam arsitektur yang berbeda dari lingkungan di sekitarnya.
c) Hotel berskala kecil yang memiliki gaya dan ciri khas tersendiri.
d) Fokus terhadap gaya yang eksotis, keramahan dari keakraban serta
pelayanan yang memuaskan.
2.1.13 Faktor penyebab munculnya Butik Hotel
Dari tahun ke tahun, industri perhotelan terus meningkat dan
dimonopoli oleh grup-grup hotel ternama. Setiap hotal dilengkapi oleh fasilitasfasilitas yang memuaskannya. Tetapi, industri perhotelan menganggap bahwa akan
lebih menguntungkan jika kamar-kamar dibangun dengan cara lebih mudah dengan
biaya pemeliharaan lebih sedikit daripada membangun hotel dengan kamar yang
paling bagus yang akan menghabiskan banyak biaya dalam pemeliharaannya. Hal ini
kemudisa mendorong beberapa hotel untuk menawarkan kamar-kamar yang tipikal
dengan diberi pelayanan yang baik. Ini merupakan suatu usaha untuk menyetarakan
penawaran atau fasilitas mereka, sehingga pengunjung sudah mengetahui apa yang
akan mereka dapatkan ketika memasuki hotel dengan kategori yang sama.
Contohnya, ketika seorang wisatawan menginap di kamar standard room di hotel A,
maka fasilitas yang diterimanya akan sama ketika ia menginap di hotel yang lain.
Setiap hotel akan menyetarakan fasilitas yang akan diperoleh di setiap tipe kamar
tidur, hal ini juga terjadi memungkinkan penyetaraan biayanya, karena kamar
standard room yang diberikan di hotel A biasanya akan sama dengan hotel B. setiap
industri perhotelan berusaha untuk membuat tamu-tamunya nyaman dan betah
menginap di hotelnya. Tetapi pengunjung sekarang ini berharap lebih dari sekedar
merasa nyaman dan santai. Seiring perjalanan waktu, para pengunjung mulai jenuh
dengan kamar-kamar hotel yang terlihat sama dan tanpa karakter tersebut.
Wisatawan lebih menginginkan sesuatu yang baru, yang mengejutkan atau eksotis,
dan lebih tradisional. Ketika mereka merencanakan suatu perjalanan, mereka lebih
tertarik dengan hotel yang berbeda dibanding hotel-hotel yang pada umumnya sama.
Untuk mengatasi kondisi pasar ini, sejumlah hotel membuat strategi baru dengan
menawarkan produk yang berbeda. Hotel-hotel ini menawarkan gaya yang unik
dengan memberikan pelayanan yang ramah. Dan yang lebih penting lagi, setiap
ruang memiliki ciri khas tersendiri. Hotel-hotel ini kemudian dikenal sebagai “ hotel
Butik “yaitu sebuah hotel yang memiliki sense of place”.
19
20
Hotel butik merupakan konsep baru di dalam dunia perhotelan. Hotel butik memiliki
keunikan yang berbeda disbanding hotel-hotel lainnya. Hotel butik diyakini pertama
kali dibuka pada tahun 1981 oleh The Kimpton Group’s di San Fransisco dan The
Blakes Hotel di South Kensington, London yang dirancang oleh Stylist selebriti
Anouska Hempel. Pada tahun 1984, Ian Schrager membuka butik hotel pertamanya
di Murray Hill, New York yang dimiliki oleh Morgans Hotel di rancang oleh arsitek
dari perancis yaitu Andree Putnam.15
2.1.14 Elemen-elemen yang membedakan butik hotel
•
Butik hotel adalah hotel yang intim dalam ukuran
Butik hotel adalah hotel butik kecil yang jumlah kamarnya 100-150 kamar, namun
ada juga yang kurang dari 100 kamar (tapi jika tidak memiliki 10 kamar, itu bukan
sebuah hotel butik tapi penginapan). Salah satu contoh butik hotel dengan karakter
yang kuat adalah Monastero Santa Rosa di Itali, merupakan hotel bersejarah,
memiliki barang-barang antik dan dibangun dengan gaya modern.
Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 Restoran dan Spa di Monastero Santa Rosa
Sumber: http://luxurytravel.about.com
15
http://www.academia.edu/6561895/Tinjauan_Hotel_Butik
20
21
•
Butik hotel adalah hotel yang bersifat independen. Memiliki karakter yang
independen. Contohnya hotel The Point di New York.
Gambar 2.4 dan Gambar 2.5 kamar hotel The Point
Sumber: http://luxurytravel.about.com
•
Merek butik dari label hotel besar lainnya
Beberapa hotel butik memakai label butik dari hotel besar lainnya. Contoh :
MGallery Burdigala di Bordeaux, Perancis, bagian dari Accor Hotels.
Gambar 2.6 kamar hotel MGallery Burdigala
Sumber: http://luxurytravel.about.com
21
22
•
Butik hotel cenderung berada di perkotaan. Contoh: Hyatt 48 Lex, NYC.
Gambar 2.7 hotel Hyatt 48 Lex
Sumber: http://luxurytravel.about.com
•
Butik hotel memiliki contemporary vibe & spirited guests to match. Contoh:
Condesa DF di Mexico.
Gambar 2.8 Kamar Condesa DF
Sumber: http://luxurytravel.about.com
•
Butik hotel memiliki dekorasi yang modern dengan desain yang unik.
Biasanya menggunakan bahan yang lembut dan palet mencolok dengan
percikan warna berani. Futsy finishing seperti brokat bukan keunggulan dari
hotel butik. Contoh : W St. Petersburg Hotel di Rusia.
22
23
Gambar 2.9 Bar dengan pemandangan
Sumber: http://luxurytravel.about.com
•
Butik hotel sangat mengutamakan pelayanan. Memberikan pelayanan yang
maksimal bagi seluruh tamu hotel. butik hotel memberikan layanan pribadi
yang luar biasa misalnya Phulay Bay Ritz-Carlton di Thailand, dengan
pelayan pribadi dan Rosewood Inn di Sante Fe New Mexico, dimana para
staff mengetahui nama dan kampung halaman pengunjung hotel.
Gambar 2.10 pelayan pribadi di di Phulay Bay Ritz Carlton
Sumber: http://luxurytravel.about.com
23
24
•
Butik hotel memiliki desain yang unik, kadang-kadang terlihat aneh, dengan
rasa humor misalnya harimau berbentuk bulu karpet dan wewangian yang
berbentuk sabun seperti margarita atau cokelat di Viceroy Riviera Maya di
Mexico.
Gambar 2.11 wewangian yang berbentuk sabun
Sumber: http://luxurytravel.about.com
•
2.1.15
Butik hotel fokus pada makanan dan minuman.16
Data Okupansi Hotel di Jakarta
Tabel 2.2 Data okupansi Jakarta
2010 YTD Dec.
Jakarta
Occ
ADR
RevPA
2011 YTD Dec.
Occ
ADR
R
RevPA
2012 YTD Sep.
Occ
R
AD
RevP
R
AR
Top Tier
66% $86
$56
65%
$93
$63
67%
$108 $73
Mid Rier
75% $56
$42
74%
$61
$45
71%
$65
$46
Combined
70% $72
$50
71%
$78
$55
69%
$89
$61
16
http://luxurytravel.about.com/od/hotelandresorts/tp/What-Are-BoutiqueHotels.htm
24
25
Tabel di atas merupakan data okupansi yag dikeluarkan oleh Horwath HTL
yaitu suatu badan konsultasi perhotelan dunia. Berdasarkan tabel tersebut dapat
terlihat presentasi okupansi penghuni hotel naik dan turun seiring tahun. Untuk hotel
kalangan atas meningkat dari tahun 2010 ke 2011 dan menurun 1% di tahun 2012,
namun walaupun tingkat okupansinya menurun 1%, tapi rata-rata tarif kamar harian
(ADR/Average Daily Room rate) dan pendapatan per kamar (RevPAR/Revenue Per
Available Room) tetap meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis hotel di
Jakarta terus mengalami peningkatan.17
2.1.16 Tinjauan Khusus pada Lobby Hotel
Lobby adalah ruang teras di dekat pintu masuk hotel (bioskop, gedung
perkantoran, dan lainnya). Lobi biasanya dilengkapi dengan berbagai meja da kursi
yang berfungsi sebagai ruang duduk atau ruang tunggu. Kata Lobi digunakan pada
tahun 1640 yang berarti ruangan masuk yang besar dalam gedung umum. 18 Hotel
harus mempunyai Lobby dengan luas minimal 100m. Lobby adalah tempat pusat
aktivitas para tamu. Di tempat ini tamu melakukan check in, meminta informasi,
membayar rekening tamu dan juga bersosialisasi dengan tamu lainnya. Setiap tamu
yang menginap di hotel pasti melewati Lobby.19
Adapun pengertian Lobby lainnya, yaitu:
a. Pengertian Lobby
− Lobby adalah ruang dekat pintu masuk hotel, gedung bioskop dan sebagainya
yang dilengkapi dengan beberapa meja dan kursi yang berfungsi sebagai
ruang duduk/ruang tamu. (KBBI Balai Pustaka, 1995, hal : 599).
− Lobby adalah ruang tunggu umum (Encyclopedia American: vol.17,1975,hal.
633).
− Lobby adalah ruang depan untuk berjalan dan untuk menunggu (Wojowasito,
Kamus Umum, CV, Pengarang).
− Lobby adalah tempat luas yang menetap/permanen dan memusat pada
penerimaan tamu dan fasilitas umum (Lawson, 1997;62).
17
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01212AR%20Bab2001.pdf
18 http://id.wikipedia.org/wiki/Lobi_(ruangan)
19 http://bet-interior.com/desain-ruangan-lobi-hotel/
25
26
− Lobby adalah salah satu departemen di hotel yang secara operasional
berhubungan langsung dengan tamu (Agustinus D,1992:9).
b. Fungsi Lobby
− Sebagai ruang tunggu
− Sebagai pemberi peranan “kesan awal” dari suatu bangunan.
− Sebagai tempat penjualan dan sebagai symbol.
− Sebagai kantor depan.
Dimaksudkan agar mudah diketahui oleh para tamu dan mempermudah
memperoleh informasi tentang fasilitas/pelayanan hotel (termasuk sesuatu diluar
hotel).
c. Peranan Lobby sebagai Front Officee
− Merupakan pusat kegiatan hotel.
− Para tamu mendapatkan pelayanan pada saat tiba, berada dan padawaktu akan
meninggalkan hotel.
− Tempat memperoleh informasi mengenai hotel maupun hal-hal diluar hotel
(misalnya obyek pariwisata).
− Menentukan keberhasilan pelayanan yang merupakan kesan pertama dan
terakhir bagi tamu (Martinus A 2000:5).
d. Tugas Lobby sebagai Front office
− Menyediakan kamar untuk tamu.
− Informasi pelayanan hotel.
− Mengkoordinasi pelayanan tamu.
− Menyusun laporan status kamar.
− Pencatatan pembayaran tamu.
− Penyelesaian pembayaran.
− Menyusun riwayat kunjungan tamu.
− Alat-alat komunikasi (telepon, facsimile dan sebagainya).
− Pengurusan barang-barang bawaan milik tamu (Agustinus D, 1997: 37-38).
e. Menurut sifat dan letak lobby dibagi menjadi 2 jenis:
− Lobby kecil, yaitu ruang yang disediakan untuk bersantai bagi para tamu
yang menginap. Biasanya terletaj ditempat yang agak dalam, agak jauh dari
pintu karena memang diperuntukkan khusus bagi tamu hotel. pada umumnya
lobby kecil diletakkan pada tempat yang mudah dicapai dari pintu masuk ke
dalam ruang kamar hotel.
26
27
− Lobby besar, yaitu ruang yang disediakan bagi tamu yang berkunjung dan
sifatnya sementara. (Agustinus D, 1997: 214).
f. Aktifitas kegiatan dan kebutuhan ruang
Tabel 2.3 Aktifitas dan kebutuhan ruang
Pelakh
Kegiatan
Kebutuhan ruanh
Pengunjung
Mencari informasi
Front desk (resepsionis)
Memesan kamar
Menitipkan pesan
Membayar tagihan
Pengelola
Ke toilet
Toilet
Duduk menunggu
Ruang tunggu
Melayani tamu
Semua ruangan pada hotel
g. Unsur pembentuk ruang
− Lantai
Mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari benda-benda,
seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala aktifitasnya. Kerangka itu
harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lainlain. (Y.B. Mangun Wijaya, 1988 : h.329).
Faktor yang memperngaruhi perencanaan lantai yaitu :
•
Fungsi lantai
•
Sifat lantai
•
Karakter lantai
•
Konstruksi lantai
(Djoko Panuwun, 1998 : 22)
Lantai pada lobby hotel biasanya memakai bahan marmer dan traso yang
tidak licin, lantai dekoratif, batu finil, karpet dan komposisi lantai (Lawson, Fred R.
1997: h.204).
− Dinding
Dinding adalah bidang vertikal yang membentuk ruang didalam bangunan.
(Ken Sunarko, 1990 : 35).
27
28
Dinding pada lobby harus dibuat mudah dalam perawatannya. Material yang
digunakan bisa berupa laminated wood, plastic, besi dan kaca. (Lawson, Fred R,
1997 : h.204)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencana dinding adalah:
•
Fungsi dinding
•
Sifat dinding
•
Konstruksi dinding (Djoko Panuwun, 1998 : 22)
− Langit-langit atau Ceiling
Secara umum langit-langit mempunyai fungsi antara lain :
•
Langit-langit bersama lantai dan dinding membentuk ruangan dalam.
•
Merupakan ruanagn atau rongga untuk melindungi dan menutup instalasi
listrik, AC, gantungan lampu, load speaker dan kabel-kabel lainnya.
•
Sebagai bidang menempelnya titik-titik lampu.
•
Berfungsi sebagai bidang peredam suara-suara atau akustik, dengan ditunjang
lantai dan dinding (Pamudji Supatandar, 1982 : 203).
Pada lobby hotel ruang diatas langit-langit harus luas karena merupakan
ruangan atau rongga untuk melindungi dan menutup instalasi listrik, AC, gantungan
lam[u, load speaker dan kabel-kabel lainnya.
Dalam perencanaan langit-langit harus meliputi :
•
Fungsi langit-langit
•
Penentuan ketinggian
•
Penentuan bentuk penyelesaian
•
Konstruksi pemasangan
•
Pengaturan cahaya atau lampu
•
Penentuan elemen-elemen mekanikal (Djoko Panuwun, 1998 : h.27)
h. Elemen pengisi ruang
Pada lobby furnitur sebagai pengisi ruang sangat penting peranannya. Hal ini
dikarenakan furnitur juga dapat menimbulkan suasana dalam ruangan (Jack d.
Ninemeier 1948:270)
Perabotan tidak bisa lepas sebagai unsur yang harus diperhatikan
perencanaan desain interior. Perabotan selalu menunjukkan pada sebuah bentuk
aktivitas manusia. Dalam menentukan ukuran perabotan kita dapat mengambil tolak
ukur manusia pemakai. (Silvy,1993:23)
28
29
Elemen pengisi ruang (furnitur) yang terdapat pada lobby hotel antara lain :
konter resepsionis, kursi resepsionis, meja dan kursi tunggu pada ruang tunggu dan
lain-lain.
i. Sistem interior
− Pencahayaan
Tujuan dari perencanaan pencahayaan atau tata cahaya itu sendiri adalah
memberikan suasana menyenangkan dan nyaman pada suatu lingkungan yang
memudahkan pelaksanaan terhadap tugas-tugas visual tanpa tegangan. (Catanese
Antonu J dan S. James, 1990 : 137)
Instalasi pencahayaan pada lobby hotel dirancang untuk memenuhi berbagai
kebutuhan yaitu :
•
Untuk dekorasi
•
Untuk identifikasi tanda-tanda (symbol)
•
Emergency/darurat (pembangkit listriknya harus terpisah/berdiri sendiri)
•
Untuk fungsional. (Lawson, Fred R, 1997: h.204)
− Penghawaan
Sistem penghawaan dalam lobby hotel berfungsi untuk mengatur kesejukan
di dalam ruangan. Ada dua jenis sistem pengaliran udara yaitu :
•
Sistem mekanis yang menggunakan alat mekanis (listrik) misalnya kipas
angin yang digunakan untuk mempercepat pergerakan udara dengan tidak
mengurangi derajar kelembaban udara sekitar.
•
Sistem AC yaitu sistem pengaturan dalam ruang yang dilakukan secara
tekstur dan konstan. Adapun unsur udara yang diatur dengan AC adalah
kecepatan aliran udara, pergantian dan pembersihan udara juga pengaturan
temperature udara pada kondisi yang diinginkan.
Pada dasarnya sistem penghawaan ini berfungsi untuk menghilangkan kalor air dan
uap air yang berlebihan serta membuang gas-gas yang tidak membuat nyaman
sekaligus mengalirkan udara segar ke dalam ruang. Adanya sirkulasi udara yang
lancar memungkinkan ruangan berada dalam suhu dan kelembaban yang wajar dan
nyaman. (Roderick Ham, 1973)
− Akustik
Sistem akusitik merupakan salah satu usaha untuk menanggulangi suara
bising yang dapat menganggu aktifitas tamu pada lobby hotel sehingga dapat
diperoleh kualitas bunyi yang baik.
29
30
Jenis akustik yang digunakan :
•
Akustik alami
Menggunakan taman yang selain dapat sebagai akustik alami juga sebagai
keindahan lobby hotel
•
Akustik buatan
•
Dapat dengan cara penggunaan material yang menyerap bunyi pada elemen
pembentuk ruang dan elemen pengisi ruang lobby pada hotel.
j. Sistem keamanan dan pengaman
Pada lobby hotel untuk sistem keamanan sebaiknya dipasang CCTV (close
Circuit Television) yaitu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan yang
menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan
(biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. (Dwi Tenggoro,
2000 : 88).
Untuk keamanan dan pengaman terhadap bahaya kebakaran biasanya pada
lobby hotel terdapat :
•
Fire alarm, yaitu alarm kebakaran otomatis yang akan berbunyi secara
otomatis jika ada api atau temperature mencapai suhu 135 derajar celcius
sampai 160 derajar celcius. Dipasang pada tempat tertentu dengan jumlah
yang memadai.
•
Smoke detector, alat deteksi asap diletakkan pada tempat dan jarak tertentu.
Alat ini bekerja pada suhu 170 derajat celcius.
•
Automatic sprinkler, pemadam kebakaran dalam suatu jaringan saluran yang
dilengkapi dengan kepala penyiram. Kebutuan air ditampung pada resevior
dan radius pancuran 25 meter persegi.20
2.1.17 Tinjauan Khusus pada Lounge Hotel
Lobby Lounge adalah tempat yang tepat untuk mengadakan
pertemuan informal, menikmati kopi atau menikmati teh di sore hari. Lounge
biasanya dilengkapi dengan akses internet karena biasanya pengunjung yang datang
membutuhkan akses internet. Pengunjung juga dapat menikmati live music seperti
piano dan band yang tersedia di lounge.
20
http://eprints.uns.ac.id/3881/1/66521806200906101.pdfpengertia
30
31
Lounge adalah tempat yang nyaman untuk bersantai setelah sibuk seharian
dengan berbagai aktivitas dan tempat yang cocok untuk membahas masalah bisnis.
2.1.18 Tinjauan Khusus Gaya Art Deco
Art deco adalah sebuah gerakan desain yang popular dari tahun 1920
hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior
dan desain industri maupun seni visual seperti lukisan, seni grafis dan film. Gerakan
ini dalam pengertian tertentu adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada
awal abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Art Nouveau
dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan
desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art deco murni bersifat
dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional dan ultra modern.
a. Sejarah Art Deco
Setelah eksposisi dunia 1900, berbagai seniman Perancis membentuk kolektif
resmi, La Societe des artistes decorateus. Para pendirinya antara lain Hector
Guimard, Eugene Grasset, Raoul Lachenal, Paul Follot, Maurice Dufrene dan Emile
Decour. Para seniman ini sangat mempengaruhi prinsip-prinsip Art deco pada
umumnya. Maksud perhimpunan ini adalah memperlihatka tempat terkemuka dan
evolusi seni dekoratif Perancis secara internasional.
Gerakan awal ini disebut Style Moderne. Istilah Art deco diambil dari
eksposisi 1925, meskipun baru pada 1960-an istilah ini diciptakan, ketika terjadi
kebangkitan kembali Art deco.
Nama Art deco diilhami dari satu pameran Exposition Internationale des Arts
Decoratifs Industriale et Modernes yang diadakan di Paris pada tahun 1925. Art
deco menunjukkan suatu istilah langgam dekoratif yang terbentuk di antara tahun
1920-1930. Sejak tahun 1970-an hingga kini istilah Art deco telah diterima dengan
luas. Pada munculnya seni Art deco ini boleh dikatakan listrik dan lampu tidak
banyak dipakai, mengingat bahaya perang.
Art deco menginduk pada modernism hanya saja lebih fokus pada berbagai
variasi dekoratif dalam berbagai produk. Karakter yang paling utama adalah bentuk
geometrik murni dan keserderhanaan (Simplicity), dengan warna-warna cemerlang
dan bentuk sederhana untuk merayakan hadirnya dunia komersial dan teknologi.
Dari sinilah lahir Art deco yang menjadi penanda jaman dalam bentuk-bentuk
31
32
arsitektur yang anggun. Sesuai dengan klasifikasi yang ada, arsitektur laggam Art
deco dibedakan menjadi empat yaitu Floral deco, Streamline deco, Zigzag deco dan
Neo-classicael deco.
b. Asal usul nama Art Deco
Ungkapan Art deco diperkenalkan pertama kali pada tahun 1966 dalam
katalog yang diterbitkan oleh Musee des Arts Decoratifs di Paris yang pada saat itu
sedang mengadakan pameran dengan tema Les Annees 25 yang bertujuan untuk
meninjau kembali pameran internasional Exposition Internationale des Arts
Decoratifs et Industriels Modernes yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris.
Sejak saat itu nama Art deco menjadi dikenal dan semakin populer dengan
munculnya beberapa artikel dalam media cetak. Pada tanggal 2 November 1996
artikel yang berjudul Art Deco dimuat di The times, setahun kemudian artikel Les
Arts Deco dari Van Dongen, Chanel dan Andre Groult furniture dimuat dalam
majalah Elle. Ungkapan Art deco semakin mendapat tempat dalam dunia seni dengan
dipublikasikannya buku Art deco karangan Bevis Hillier di Amerika pada tahun
1969. Jadi sebelum 1966, masyarakat belum mengenal nama Art deco dan menamai
seni yang popular di antara kedua perang dunia itu sebagai seni modern.
c. Tokoh dan Seniman Art Deco
Art deco berkembang dengan baik pada tahun-tahun setelah terjadinya perang
dunia pertama dan sebelum meletusnya perang dunia kedua. Tetapi dapat dikatakan
bahwa Art deco yang orisinal lahir pada awal tahun-tahun setelah berakhirnya perang
dunia pertama, saat para seniman sedang bereksperimen mencari perspektif baru
dengan menolak menggunakan ornament yang identic dengan Art Nouveau, mereka
seolah-olah ingin memutuskan diri dengan gaya Art Noveau. Disamping
menggunakan lagi ornamen-ornamen historis, mereka saling bertukar pikiran untuk
berbagai inspirasi. Untuk menggabungkan kesemuanya itu, mereka menggunakan
pendekatan eklektik. Para senimau dari berbagai media dengan cepat mengadopsi
gaya yang spektakuler ini. Poster, perhiasan, mebel, keramik, patung, lukisan dan
pekerjaan dari metal bahkan pakaian ikut memeriahkan seni modern yang sedang
popular pada saat itu.
Beberapa desainer sangat identik dengan Art Deco, misalnya Jaques Emile
Ruhlmann yang dikenal sebagai master Art deco melalui karya mebelnya yang
32
33
hampir selalu memakai material mahal. Desainer mebel lainnya yaitu Paul Follot,
Pierre Chareau, Clement Rousseau, tim desain Sue et Mare serta Eileen Gray. Rene
Lalique dikenal dengan hiasan kaca dan desain perhiasannya, Susie Cooper dan
Clarice Cliff terkenal dengan keramiknya, Jean Puiforcat dengan perak dan
pekerjaan metalnya, Paul Poiret terkenal dengan motif tekstilnya, dan A.M
Cassandre dikenal dengan poster-posternya.
Desainer Art deco terbagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah
desainer yang mengkonsentrasikan diri pada desain yang individual dan dikerjakan
dengan kemampuan pekerjaan tangan yang tingii, rancangan tersebut hanya dapat
dibeli oleh kalangan atas, sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok desainer
yang mengutamakan desain berbentuk geometri dengan berdasarkan para
pertimbangan fungsional.
Beberapa desainer Art deco yang menciptakan barang-barang untuk
masyarakat banyak adalah Susie Cooper (1902-1995) yang terkenal tidak saja
sebagai desainer tetapi juga sebagai prosedur keramik. Ketertarikannya pada keramik
ditekuninya sejak tahun 1922. Pada awalnya ia bekerja pada A.E. Gray & Co. tujuh
tahun kemudian ia mendirikan studio serta pabriknya yang memproduksi peralatan
makan dan peralatan minum teh untuk masyarakat kelas menengah. Desainer Art
deco lainnya yang berusaha memproduksi barang-barang untuk masyarakat luas
adalah Rene Lalique (1860-1945). Rene selain dikenal sebagai desainer perhiasan
dikenal juga sebagai desainer kaca. Ia mengawali karirinya sebagai perhiasan Art
Noveau yang sangat inovatif. Pada awal abad ke 20 ia mengalihkan perhatiannya
pada material kaca, ia merintis teknik-teknik memproduksi kaca massal dalam
pabriknya. Ia mendesain berbagai macam jenis barang misalnya, botol parfum,
lampu, vas, peralatan makan, patung dan perhiasan kaca.
Dari pakaian, perhiasan, poster sampai perabot dan peralatan rumah tangga,
semua karya-karya ini memeriahkan dunia Art deco. Para seniman yang
menghasilkannya
berasal
dari
berbagai
latar
belakang.
Mereka
mencoba
menghadirkan karya-karya yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat itu
ditengah perubahan jaman. Partisipasi masyarakat luaslah yang membuat seni ini
menjadi spektakuler.
33
34
d. Corak Langgam Art Deco
Dalam perjalanannya Art deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran
modern antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil
ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. Seniman Art deco banyak
bereksperimen dengan memakai teknik baru dan material baru misalnya kaca, metal,
bakelit serta plastik dan menggabungkannya dengan penemuan-penemuan baru saat
itu., lampu misalnya. Karya-karya mereka memakai warna-warna yang kuat serta
bentuk-bentuk abstrak dan geometris misalnya bentuk tangga, segitiga dan lingkaran
terbuka, tetapi mereka kadang masih menggunakan motif-motif tumbuhan dan
figure, tetapi motif-motif tersebut cenderung mempunyai bentuk yang geometris.
Komposisi elemen-elemennya mayoritas dalam format yang sederhana. Warna pada
art deco tidak berperan penting, tapi dekorasi lebih berperan. Bangunan art deco
banyak menggunakan material yang biasa digunakan, terutam tembok bata dengan
ornamentasi dari beton dan semen. Cat biasa digunakan dalam warna netral maupun
warna asli bahan seperti batuan, ampyang, kayu dan besi. Untuk aksesoris biasanya
menggunakan dekorasi yang terbuat dari logam, biasanya dibentuk dalam dekorasi
dengan komposisi yang sesuai dengan dekorasi lainnya seperti dekorasi dinding.
Tema popular lain dalam Art deco adalah bentuk-bentuk yang bersifat
trapezoid, zigzag, geometris dan bentuk puzzle yang banyak terlihat pada karya
mula-mula. Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini, Art deco dikarakterkan dengan
penggunaan bahan-bahan seperti aluminum, stainless steel, lacquer, inlaid wood,
kulit jiu dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva,
pola-pola chevron dan motif pancaran matahari adalah tipikal dari Art deco.
Art deco terbagi sesuai dengan klasifikasi yang ada, arsitektur langgam Art
Deco dibedakan menjadi empat, yaitu :
1. Floral deco
Floral deco merupakan salah satu tipe Art deco yang memiliki desain
berbentuk lekukan-lekukan garis yang melengkung dan memiliki ciri khas ukiran
bunga atau daun.
34
35
Gambar 2.12 Floral deco
Sumber: www.google.com
2. Streamline deco
Streamline deco adalah satu tipe art deco yang merupakan gaya desain yang
muncul selama tahun 1930-an. Desain ini menekankan gaya arsitektur yang memiliki
bentuk melengkung dan garis horizontal panjang.
Gambar 2.13 Typical characteristics of Decorative deco
Sumber: www.google.com
Gambar 2.14 Typical characteristics of Streamline Moderne
Sumber: www.google.com
35
36
Gambar 2.15 Mosman Park Memorial Hall
Sumber: www.google.com
Gambar 2.16 dan Gambar 2.17 Streamline deco
Sumber: www.google.com
3. Zig zag deco
Zig zag deco memiliki pola bentuk garis yang tajam dan tegas serta bentuk
zig zag yang merupakan ciri khasnya dan mengalami pengulangan bentuk yang
harmonis.
Gambar 2.18 Zigzag deco
Sumber: www.google.com
36
37
4. Neo classical deco
Neo classical deco merupakan tipe dari art deco yang memiliki corak ragam
ukiran kuno yang dapat berbentuk wajah/benda, geometri dan terdiri dari corak
gabungan yang terlihat seperti ukiran-ukiran kuno.
Gambar 2.19 Neo classical deco
Sumber: www.google.com
Gambar 2.20 Neo classical deco
Sumber: www.google.com
e. Art Deco di Indonesia
Kota bandung termasuk dari sederetan kota-kota di dunia yang memiliki
arsitektur langgam art deco yang signifikan. Langgam art deco sangat indah dan
dapat dinikmati oleh setiap orang. Di Asia disebutkan hanya ada tiga kota yang
memiliki koleksi bangunan dan kawasan dengan arsitektur langgam art deco, yaitu
Shanghai, Bombay dan Bandung.
Pengaruh art deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah
satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Karya
arsitektur langgam art deco di Bandung terlihat dua macam, yaitu yang pertama
37
38
penuh dengan inovasi seni dekoratif, antara lain diwakili oleh Gereja Katedral St.
Petrus (1922), Gereja Bethel (1925), Hotel Preanger (1929), Vila Isola (1932)
dirancang oleh CP Wolff Schoemaker. Yang kedua, yaitu yang memanfaatkan
dekorasi floral, jumlah bangunan seperti ini saat ini paling besar di Bandung. Yang
ketiga yang mengutamakan fasade streamline, yaitu Hotel Homann (1931), Bank
Pembangunan Daerah, Villa Tuga Warna dan Villa Dago Thee dirancang oleh A.F.
Albers antara tahun 1931-1938.
Selanjutnya perkembagan arsitektur art deco di Indonesia tambil lebih
sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk
silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung
IKIP) juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua
konsep arsitektur art deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dari
denah bangunannya.
Arsitektur memang menggambarkan kehidupan jaman itu. Pengaruh aliran
De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural “kembali ke bentuk
yang sederhana” dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan
pencahayaan dan bayangan yang menarik. Aliran ini pula yang banyak
mempengaruhi penganut arsitektur art deco di Indonesia.
Perkembangan art deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan
bentuk plastis yang kelenturan fasadeya merupakan pengejawantahan dari
kemoderenan teknologi arsitektural. Contoh fasade yang dinamis salah satunya
adalah fasade hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F Aalbers.
Lengkungan yang ditampilkan itu merupakan ekspresi gerak, teknologi modern dan
rasa optimism. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan “Ocean Liner
Style” , hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan
karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal bentuk lengkung
dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.
Penggunaan gaya art deco di Indonesia merupakan pengaruh yang meluas
pada masa perang dunia 2 dimana saat itu gaya ini sangat popular digunakan
bersaing dengan arsitektur modern lain yang berkembang saat itu, sehingga banyak
digunakan oleh arsitek Hindia Belanda serta masih banyak bangunan yang menjadi
saksi sejarah dari keberadaan seni desain art deco ini, seperti di kota-kota besar
Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang dan kota-kota
38
39
lainnya. Apabila gaya arsitektur ini diterapkan pada saat ini artinya kita
mengembalikan kejayaan ornamentatif ini untuk masa saat ini.
Di Indonesia tentunya banyak bangunan berlanggam art deco yang masih
harus diteliti. Arsitektur ini merupakan salah satu kekayaan arsitektur Indonesia.
Gambar 2.21 Villa Isola, Bandung
Sumber: www.google.com
Gambar 2.22 Bioskop Megaria Jakarta
Sumber: www.google.com
Gambar 2.23 Grand Hotel Preanger, Bandung
Sumber: www.google.com
39
40
Gambar 2.24 Hotel Savoy Homann, Bandung
Sumber: www.google.com
2.1.19 Prinsip Perancangan Berdasarkan pada Studi Preseden/Tinjauan
Khusus pada Butik Hotel.
1.
Villa Dahlia
Villa Dahlia terletak di Jalan Raya Tanawangko- Kalasey 1 Dusun III,
Manado, Sulawesi Utara, Villa Dahlia menawarkan kenyamanan dan pemandangan
yang sulit anda dapatkan di tempat lain. Dari sini para tamu dapat menikmati akses
mudah ke semua tujuan yang ditawarkan dari kota ini. Dengan lokasinya yang
strategis, hotel ini menawarkan akses yang mudah ke berbagai tujuan yang menarik
dan menjadi focal point dari kota ini, 20 menit dari Kota Manado dan sekitar 45
menit dari Bandara Internasional Sam Ratulangi. Villa Dahlia memiliki
pemandangan tepi laut yang menghadap Pulau Manado Tua dan Taman Laut
Bunaken, yang menjadi destinasi tujuan datangnya para wisatawan. Villa Dahlia
melayani makanan dan pelayanan terbaik, restoran City Extra yang menjadi salah
satu restoran ternama di Kota ini melayani pengunjung yang datang ke Villa Dahlia.
Hotel ini juga memberikan pengalaman bagi para pengunjung yang datang bukan
hanya dengan fasilitas hotel, tetapi juga dapat membawa para pengunjung ke tempattempat wisata yang diinginkan, maupun wisata alam seperti menyelam, berpetualang,
pegunungan, air terjun, dan arung jeram.
Berbagai tanaman dan bunga-bunga yang segar akan menyambut saat
pengunjung menapakkan kaki di lobby Villa Dahlia. Taman tropis yang asri
menciptakan suasana rileks dan mampu menghilangkan semua kepenatan. Di tengah
taman terdapat kolam renang dengan air yang jernih kebiruan. Pemandangan yang
40
41
memanjakan mata dan menyegarkan jiwa ini tidak hanya terlihat dari Restoran,
namun dari jendela kamar yang ada di Villa Dahlia.
Selain memiliki taman yang luas dan cantik, Villa Dahlia juga memiliki
kamar dengan interior yang minimalis. Desainnya tampak sederhana namun
memberikan kesan yang nyaman. Furnitur yang terbuat dari kayu dan bambu,
aksesoris yang sederhana pada dinding, dan cat berwarna putih yang menyegarkan
dengan sentuhan warna coklat kekuningan pada kayu dan bambu menimbulkan
suasana alam dan terasa menyegarkan dan tenang. Kursi malas yang ada di tiap teras
semakin memperkuat rasa homey. Sambil duduk, anda bisa menikmati pemandangan
hijaunya pepohonan dan birunya air yang menjadi pemandangan dari kamar. Villa
Dahlia menjadi tempat sempurna untuk beristirahat sekaligus menghilangkan
kepenatan.
Fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Satelit tv
b) Minibar
c) Intercom
d) Pemanas air
e) Kamar mandi dengan shower dan tersedia air dingin dan panas.
f) Kolam renang
g) Restoran
h) Wifi
i) BBQ area
a. Profil Lembaga
Gambar 2.25 Logo Villa Dahlia
Sumber: penulis
41
42
− Nama
: Villa Dahlia
− Alamat
: Jalan Raya Tanawangko- Kalasey 1 Dusun III, Manado.
− Telp
: +62 431717
+62811432798
− Email
: [email protected]
www.villa-dahlia.com
1. Visi dan Misi
Membangun hotel yang mempunyai ciri khas sendiri dan dikenal masyarakat
sebagai hotel pilihan dan menyediakan sebuah pengalaman tersendiri yang
berkenang bagi pengunjung dengan ciri khas tersendiri pada hotel.
b. Organisasi
1. Struktur Organisasi
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Villa Dahlia
Sumber: Penulis
42
43
2. Aktivitas Villa Dahlia
Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak Villa
dahlia ataupun pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di Villa
Dahlia dilakukan oleh beberapa orang, yaitu :
1) Pengelola Villa Dahlia
Pengelola villa dahlia memilki aktivitas yaitu melayani para pengunjung yang
datang ke villa dahlia. Selain melayani para pengunjung yang menginap di hotel ini,
villa dahlia juga melayani para pengunjung yang ingin mengadakan acara atau
pertemuan di hotel ini. Hotel ini menyediakan ballroom untuk acara perkawinan
ataupun hanya sekedar pertemuan. Untuk acara perkawinan villa dahlia menyediakan
paket perkawinan seharga 200.000/pax dengan minimal 100pax, sudah termasuk
makanan dan minuman, dekorasi tempat, musik, balon, ruang pengantin, dan bunga
tangan. Villa dahlia juga menyediakan restoran yang dibuka untuk umum tidak
hanya untuk tamu yang menginap di villa dahlia.
2) Pengunjung
Pengunjung yang datang ke villa dahlia terdiri dari berbagai macam kelas dan
golongan masyarakat. pengunjung yang datang ke villa dahlia kebanyakan
merupakan wisatawan asing namun ada juga pengunjung yang sekedar ingin berlibur
dan mengadakan acara. Kolam renang yang tersedia tidak hanya untuk tamu yang
menginap namun dibuka untuk umum, dan para pengunjung dapat menikmati dua
jenis kolam renang, yaitu air asin dan air biasa. Sehingga para pengunjung yang
ingin pergi ke pantai dapat sekaligus merasakan suasana pantai.
2.
Griya Sintesa
Griya sintesa terletak di Jalan Dr. Sutomo No.4 Manado, Griya Sintesa
berjarak 15 menit berkendara dari Pelabuhan Manado dan 30 menit berkendara dari
Bandara Sam Ratulangi. Tempat menarik lainnya yang dekat dengan hotel adalah
tempat perbelanjaan seperti Mega Mall dan Manado Town Square dan juga dekat
dengan Balai Sidang Grand Kawanua Internasional. Hotel ini menggunakan konsep
desain minimalis, hotel ini memiliki 38 kamar dan pelayanan 24 jam.
Fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Wifi
b) Layanan kamar 24 jam
c) Water heater
43
44
d) Kolam renang
a. Profil Lembaga
Gambar 2.26 Logo Griya Sintesa
Sumber: penulis
− Nama
:Hotel & cafe Griya Sintesa
− Alamat
:Jl. Dr. Soetomo No.4
Wenang-Manado 95123
− Telp
:+62(0) 431 855 196
− Fax
:+62(0) 431 855 101
− HP
:+62(0) 852 5646 8990
+62(0) 431 3433 086
− Email
:[email protected]
www.sintesapeninsulahotels.com
1. Visi dan Misi
Membangun hotel dengan harga kaki lima serasa bintang lima, dan selalu
mengutamakan kepentingan para pengunjung hotel. Tamu adalah Raja begitulah
Moto yang selalu dipakai untuk Hotel ini.
2. Sejarah Griya Sintesa
Awal tahun 2009 mulai beroperasi, pada saat awal berdirinya hotel ini hanya
dikelola oleh empat orang. Hotel ini mulai benar-benar beroperasi pada bulan Juni
2009. Hotel ini merupakan turunan dari Peninsula Hotel (bintang 5), pemilik hotel ini
adalah Ibu Martina Wijaya, hotel peninsula ini tersebar di beberapa kota, namun
44
45
Griya Sintesa ini hanya terdapat di Manado dan muara enim di palembang. Ibu
Martina sendiri ingin membangun sebuah hotel yang untuk kalangan menengah ke
bawah, berbeda dengan hotel peninsula yang biasanya untuk kalangan menengah ke
atas. Berawal dari empat orang kemudian pengelola hotel ini mulai berkembang di
bawah pimpinan Ibu Lily Virlanti, beliau sendiri yang mengembangkan hotel ini
dengan cara membagi-bagikan brosur sampai ke sekolah dan perguruan tinggi.
3. Aktivitas Griya Sintesa
Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak hotel
ataupun oleh pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di Griya
Sintesa dilakukan oleh beberapa orang, yaitu:
1) Pengelola Hotel Griya Sintesa
Pengelola Griya Sintesa memiliki aktivitas yaitu melayani para pengunjung
yang datang ke Griya Sintesa. Selain melayani para pengunjung yang ingin
menginap di hotel ini, Griya Sintesa juga melayani para pengunjung yang ingin
mengadakan acara atau pertemuan di hotel ini. Hotel ini menyediakan Ballroom
untuk acara perkawinan maupun untuk pengunjung yang akan mengadakan
pertemuan. Griya Sintesa juga menyediakan restoran & café yang dibuka untuk
umum dengan harga yang terjangkau.
2) Pengunjung
Pengunjung yang datang ke Griya Sintesa terdiri dari berbagai macam kelas
dan golongan masyarakat. Pengunjung-pengunjung yang datang ke Griya Sintesa
antara lain: salah satunya berasal dari kalangan pelajar seperti anak sekolah,
mahasiswa, pebisnis maupun keluarga. Para pengunjung yang datang ke Griya
Sintesa memiliki berbagai tujuan, yaitu menginap, mengadakan acara/pertemuan dan
pengunjung yang ingin makan/minum di restoran. Para pengunjung restoran juga
dapat menikmati fasilitas seperti billiard dan catur yang tersedia di restoran.
45
46
3.
The Hermitage
Gambar 2.27 The Hermitage
Sumber: www.google.com
The Hermitage bertempat di lokasi utama Menteng, yaitu terletak di Jalan
Cilacap No.1, Menteng Jakarta. Hotel ini berjarak 5 menit berkendara dari kawasan
barang antik yang terkenal di Jalan Surabaya dan 10 menit berkendara dari Grand
Indonesia Shopping Town, dan hanya terletak sejauh 22 km dari bandara
Internasional Soekarno Hatta.
The
Hermitage
menempati
bangunan
bersejarah
bekas
gedung
telekomunikasi dari masa penjajahan Belanda bergaya art deco yang dibangun pada
tahun 1923. Sempat dikenl dengan sebutan “Telefoongebouw”, bangunan ini telah
mengalami beberapa perubahan fungsi selama satu dekade terakhir, mulai dari
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia hingga pernah digunakan
sebagai kampus Universitas Bung Karno.
Menawarkan sebuah pengalaman yang unik, tenang dan elegan, namun
kontras antara modernitas dan kesan sejarah masa lalu. Bangunan Sembilan tingkat
ini memiliki 90 kamar dan suite, 68 di antaranya memiliki ruang tamu terpisah
bergaya kontemporer dan mewah dari tahun 1920-an. Setiap kamar dilengkapi
dengan fasilitas standar seperti HDTV layar datar 40 inci, sambungan komunikasi,
saluran internet kabel dan wifi, serta tempat tidur tipe deluxe berpadu dengan
46
47
warnna-warna
lembut
dan
material
mewah
dari
interior
ruangan
yang
memaksimalkan keindahan dan kenyamanannya.
Hotel ini juga memiliki empat fasilitas restoran, bar, lounge, dan café untuk
dinikmati para tamu. Seperti L’Avenue, restoran ethno-brasserie yang kental dengan
cita rasa Perancis bernuansa era kolonial dengan hiasan batu marmer Carerra dan
lapisan kayu yang sangat apik. Ada pula Hermitage lounge, ruangan yang cocok
untuk bersantai dengan atmosfer elegan yang menyediakan hidangan ringan, pastri
dan minuman di siang hari dan pada malam harinya para tamu dapat menikmati
wine. Selain itu Al Fresco Courtyard Café yang berlokasi di lantai dasar hotel
menyediakan hidangan ringan, patisseries dan cocktails. Dan LaVue bar, yang
terletak di lantai Sembilan, menawarkan tempat yang nyaman dan pemandangan
indah dari kawasan menteng. Fasilitas lain yang ditawarkan adalah ruang pertemuan
mewah seluas lebih dari 350 meter persegi dengan cahaya alami, dimmer lights dan
sistem audio terintegrasi.
Fasilitas yang diberikan antara lain :
a) Dining, concierge dan kemanan 24 jam
b) Penukaran uang
c) Penerjemah bahasa
d) Layanan antar jemput bandara
e) Penyewaan mobil
f) Full laundry service
g) Ruangan bebas rokok
h) Terdapat souvenir shop
i) Ruangan rapat
j) Ruang serbagun
k) Kolam renang, tempat fitness dan layanan pijat
47
48
a. Profil Lembaga
Gambar 2.28 Logo The Hermitage
Sumber: www.google,com
1.
− Nama
: The Hermitage
− Alamat
: Jalan Cilacap No. 1, Menteng, 10310 Jakarta., Indonesia.
− Telp
: 021 31926888
− Fax
: +62 431 823444
Visi dan Misi
Memperkenalkan hotel yang mempunyai ciri khas dan dikenal sebagai hotel
pilihan di Jakarta dan menyediakan sebuah pengalaman tersendiri yang berkenan
bagi pengunjung dengan ciri khas tersendiri.
2.
Sejarah The Hermitage
Sebelumnya merupakan kantor Telekomunikasi Belanda, dibangun dengan
gaya art deco dari 1923, the menteng ‘Telefoongebouw’ sekarang berubah menjadi
The Hermitage, sebuah hotel mewah percampuran dari kenanggunan dunia lama,
fasilitas ultra-modern dan ramah keramahan Indonesia. Selama beberapa dekade,
bangunan ini telah melayani beberapa fungsi mulai dari kantor pelayanan sampai
Bung Karno University..
48
49
b. Organisasi
1. Aktivitas The Hermitage
Terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan baik oleh pihak hotel
ataupun pengunjung yang datang. Seluruh aktivitas yang dilakukan di The Hermitage
dilakukan oleh beberapa orang, yaitu :
1) Pengelola The Hermitage
Pengelola The Hermitage memiliki aktivitas yaitu melayani para pengunjung
yang datang. Selain melayani para pengunjung yang menginap, juga melayani para
pengunjung yang ingin mengadakan acara atau pertemuan di Hotel ini. The
Hermitage menyediakan Ruang rapat dan ruang serbaguna yang juga disewakan
untuk umum.
2) Pengunjung
Pengunjung yang datang ke The Hermitage terdiri dari berbagai macam kelas
dan golongan masyarakat. Pengunjung yang datang bervariasi dan untuk berbagai
macam keperluan seperti, rapat, makan siang, acara, menginap dan lain-lain. Fasilitas
pada hotel ini dibuka untuk umum tidak hanya untuk tamu hotel yang menginap.
Namun untuk restoran dan café hanya dibuka pada pukul 09.00 – 21.00.
49
50
Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
Villa dahlia merupakan sebuah butik hotel di Griya sintesa merupakan hotel turunan Terletak di Jalan Cilacap No.1 Jakarta,
Indonesia yang berada di Manado, terletak di dari hotel bintang lima Sintesa Peninsula Menteng. Indonesia 10310.
Jalan Raya Tanawangko- kalasey 1 Dusun yaitu Griya sintesa yang terletak di Jalan
III.
Dr. Soetomo No.4
50
51
Tabel 2.6 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
ENTRANCE
Main entrance terletak dekat dengan gerbang
Pada bagian entrance terdapat pos satpam
masuk hotel, yang berhuungan langsung
dengan resepsionis dan kantor dari villa
dahlia. Terdapat satu pos satpam di samping
gerbang masuk hotel.
yang mengawasi pintu masuk dan langsung
Griya Sintesa memiliki dua pintu akses
untuk masuk ke Hotel, di depan dan
samping. Pada bagian depan terdapat
satpam yang bertugas untuk mengawasi
pintu masuk.
51
berhadapan dengan pintu masuk hotel
52
Tabel 2.7 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
RESEPSIONIS
Ruang reseptionis terletak dekat dengan Resepsionis pada Griya Sintesa berada Resepsionis terletak bersamaan dengan
gerbang
masuk
villa
dahlia.
Ruang tepat di depan main entrance, sehingga area
tunggu,
memiliki
dua
meja
resepsionis pada hotel ini terletak bersamaan semua pengunjung yang datang langsung resepsionis dengan masing-masing dua
dengan ruang tunggu dan kantor. Ruang disambut oleh karyawan hotel dan juga tempat
duduk
tamu.
Ruangan
ini
resepsionis ini mendapatkan view taman yang bisa langsung mencari informasi mengenai langsung berhubungan langsung dengan
hijau dan segar. Ruangan ini juga terlihat keperluan
seperti
galeri
dengan
berbagai
macam tidak
memiliki
pajangan yang di letakkan diruangan yang Dibelakang
mendukung konsep butik hotel sendiri.
masing-masing.
space
meja
Ruangannya lounge.
yang
resepsionis
Pada
bagian
tengah
antara
besar. resepsionis dengan area tunggu terdapat
terdapat grand piano. Warna yang digunakan
lemari untuk menyimpan perlengkapan adalah warna natural, didominasi oleh
hotel, disamping resepsionis terdapat dua warna putih.
sofa dan satu meja kopi.
52
53
Tabel 2.8 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
RUANG TUNGGU
Ruang tunggu terletak bersamaan dengan Ruang
tunggu
berhubungan
langsung Ruang tunggu berhubungan langsung
kantor dan ruang resepsionis, memberikan dengan resepsionis, hanya terdiri dari 2 sofa dengan resepsionis.
view yang bagus bagi pengunjung hotel. dengan meja kopi di tengah. Ruang tunggu
terdapat berbagai macam kursi dan sofa yang pada hotel ini tidak memiliki space yang
menghiasi ruangan ini, mulai dari kursi bar, besar .
sofa bahkan kursi goyang.
53
54
Tabel 2.9 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
KANTOR
Kantor terletak berbelakangan dengan
meja resepsionis, pihak hotel tidak
mengijinkan untuk mengambil foto
dikarenakan ruangan dianggap privasi.
kantor terletak bersamaan dengan ruang
resepsionis dan ruang tunggu. Hal ini kurang
memberikan kenyamanan baik bagi karyawan
maupun pengunjung hotel, karena dapat
menganggu konsentrasi kerja para karyawan
dan mengganggu para pengunjung hotel yang
datang karena menyebabkan ruangan terasa
lebih sempit dan kurang nyaman.
54
55
Tabel 2.10 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
RESTORAN
Restoran ini terletak bersebelahan dengan Restoran
kolam
renang
yang
terletak
satu
lantai
dengan Terletak satu lantai dengan resepsionis.
memberikan resepsionis. Warna yang digunakan adalah Restoran ini dinamakan L’avenue, Warna-
setiap warna natural yaitu hitam, putih dank rem. warna yang digunakan adalah warna
penghuni hotel. warna yang digunakan pada Lantai menggunakan keramik berwarna natural yaitu putih dan coklat. Warna
restoran ini adalah warna netral, seperti krem dengan ukuran 40x40 dengan cat didominasi oleh warna putih, sedangkan
pemandangan
yang
bagus
pada
material kayu dan rotan. Pada bagian atap dinding berwarna putih. Pada restoran furniture menggunakan finishing kayu.
digantung lampion-lampiom dengan berbagai terdapat billiard di bagian tengah ruanga Pada plafond menggunakan gypsum dan
warna.
yang dapat digunakan oleh tamu.
55
dihiasi dengan kipas angin.
56
Tabel 2.11 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
KOLAM RENANG
Griya Sintesa tidak memiliki kolam renang,
namun para tamu yang menginap di Griya
Sintesa dapat menikmati kolam renang di
Hotel Sintesa Peninsula. Griya Sintesa
Kolam renang pada Villa dahlia memiliki 2
jenis air yaitu air tawar dan air biasa,
pengunjung hotel dapat merasakan 2 jenis
air sekaligus. Tetapi pengaturan kolam
yang berdekatan dengan air yang berbeda
tidak baik, karena pengunjung hotel dapat
berpindah-pindah dari air tawar dan air
adalah turunan dari Hotel Sintesa Peninsula.
Para tamu yang ingin berenang dapat
dijemput oleh pihak hotel dan diantar ke
Hotel Sintesa Peninsula. Begitu pula dengan
fasilitas hotel Sintesa Peninsula lainnya
dapat digunakan oleh tamu hotel Griya
Sintesa.
biasa.
56
The hermitage
57
Tabel 2.12 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
SPA
TIDAK TERSEDIA
Sama halnya dengan kolam renang, para
tamu yang menginap di Griya Sintesa dapat
menikmati
Spa
pada
Peninsula.
57
Hotel
Sintesa
58
Tabel 2.13 Perbandingan Hasil Survei
Villa Dahlia
Griya Sintesa
HOTEL ROOMS
Standard room dengan double bed
58
The Hermitage
59
standard room dengan king bed
Kamar pada Griya Sintesa sangat simple
Villa dahlia memiliki kamar dengan desain dan minimalis. Ruangan terasa clean dan
yang sederhana didominasi oleh warna nyaman. Dinding didominasi oleh warna
putih
pada
aksesoris
dinding dan
sederhana
menggunakan
keramik
ditambahkan putih dan warna hijau di belakang tempat
pada
ukuran
dinding, tidur.
Menggunakan
Keramik
40x40
40x40 berwarna krem.
berwarna krem dan pada warna pada
furnitur juga didominasi oleh warna putih
seperti pada nakas, meja kerja dan meja
Memiliki lima jenis kamar yaitu : deluxe,
untuk menaruh mini bar,
executive, junior suite, executive suit,
and presidential suite. Setiap kamar
menggunakan
warna-warna
natural
yaitu putih coklat dank rem. Didominasi
oleh warna putih dan krem .
Tabel 2.14 Perbandingan Hasil Survei
59
60
Villa Dahlia
Griya Sintesa
The Hermitage
HOTEL BATHROOMS
Kamar mandi pada standard room
double bed
Kamar mandi The Hermitage menggunakan
60
61
warna natural yang sama dengan warna kamar.
Pada lantai dan dinding menggunakan warna
putih dan hanya menggunakan kaca.
Kamar mandi pada standard room king
bed
Kamar mandi pada Villa dahlia tidak
memiliki
bathup.
Material
yang
digunakan adalah material-material dari
alam yaitu bebatuan, dapat dilihat pada
penggunaan material dinding dan lantai.
Desain yang diterapkan adalah desain
Pada Griya sintesa, kamar mandi tidak
memiliki
bathup.
Pada
menggunakan keramik berwarna krem
dan pada dinding menggunakan keramik
berwarna abu-abu.
yang simple dengan penggunaan warnawarna natural
lantai
yang menimbulkan
suasana alam dan terasa menyegarkan
dan tenang,
61
62
2.1.20
Kesimpulan Hasil Survei dan Observasi
Tabel 2.15 Kesimpulan Hasil Survei Lokasi
SUBJEK
VILLA DAHLIA
GRIYA SINTESA
LOBBY
RESTORAN
R. TUNGGU
KAMAR TIDUR
FASILITAS
HOTEL
PEMELIHARAAN
AKSES KE
LOKASI
KELENGKAPAN
RUANG
= sangat baik
= cukup baik
=kurang baik
62
THE HERMITAGE
63
Dari ketiga Hotel yang sudah di survei, ketiganya memiliki keunggulan masing-masing. Namun dapat kita lihat bahwa The
Hermitage merupakan yang terbaik dimana dapat dilihat dari desain dan kelengkapan ruangan yang dimiliki. The hermitage juga terletak
di pusat kota yang mendukung konsep perancangan Butik Hotel ini dimana Butik Hotel yang diambil adalah yang terletak di pusat kota.
Bangunan The Hermitage ini merupakan penginngalan dari Belanda.
Konsep Villa Dahlia dapat menjadi contoh yang baik untuk Butik Hotel, terlihat pada Lobby Villa Dahlia yang terlihat seperti
Gallery yang mendukung konsep Butik Hotel, namun Villa Dahlia tidak memiliki fasilitas yang lengkap.
Griya Sintesa memiliki banyak kekurangan, ruangan-ruangan yang dimiliki tergolong sempit dan kecil yang dapat mengganggu
kenyamanan para tamu hotel. Restoran tidak dipisahkan bagian smoking dan non smoking, sehingga sangat mengganggu bagi para tamu
yang tidak merokok karena ruangannya menyatu. Namun di dalam kekurangannya Griya Sintesa juga berusaha terus berusaha
memberikan yang terbaik bagi pengunjungnya.
63
Download