Netizen Dan Jaringan (Studi Aktivitas Warga Boyolali Dalam

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Actor Network Theory
Actor Network Theory berkembang sejak pertengahan 1980-an melalui
riset-riset empiris Bruno Latour (1987), Michel Callon (1986), dan John Law
(1987). Kerangka konseptual ANT adalah mengeksplorasi proses-proses kolektife
dari sosioteknis. ANT menggunakan prinsip simentri umum untuk menjelaskan
fenomena sosial dan bukan berangkat dari pendekatan-pendekatan determinasi
sosial, baik makro maupun mikro.
Menurut Latour (1992:22) topik sentralnya bukan agen mikro atau struktur
makro, tetapi proses sosial yang memutar entitas-entitas. Dengan kata lain, fokus
riel seharusnya adalah pada jaringan. ANT bukan teori sosial tetapi teori tentang
ruang yang cair yang berputar di situasi modern.
Terdapat beberapa konsep penting dalam ANT, yakni aktor/aktan dan
jaringan (network). Aktor mendifinisikan hubungan antara satu sama lain dengan
perantara: seseorang actor pencipta perantara dan menuliskan makna sosial
didalamnya. Perantara menggambarkan jaringan sekaligus menyusun jaringan
tersebut dengan memberi makna bentuk ( Callon, 1991). Aktor biasanya
ditemukan dalam bentuk teks, artefak teknis, uang atau ketrampilan manusia.
Jaringan adalah keterkaitan antara manusia, komponen teknologi, kepentingan
terkait (Walsham & Sahay, 1999) dalam Ambar Sari Dewi Institute for Research
and Empowerment (IRE).
Pada dasarnya, aktor (atau actants) tidak dapat dipahami terlepas dari
jaringan di mana mereka berada dan menjadi bagian darinya. Sesungguhnya aktor
dan jaringan adalah “dua wajah fenomena yang sama” (Latour, 1999:19). Jaringan
bukanlah masyarakat atau bidang anonim dari kekuasaan (force), tetapi
“ringkasan dari interaksi melalui berbagai jenis alat, inkripsi, bentuk dan formula
kedalam praktik yang sangat lokal, lokus yang sangat kecil.
10
Cara pandang ANT yang khas tentang aksi dan aktor adalah adanya
keagenan manusia dan non manusia (objek-objek teknis) (Callon and Law, 1989:
Callon, 1991). Perbedaan mendasar dari keagenan manusia dan non manusia
adalah agen manusia memiliki pilihan-pilihan. ANT memandang perbedaan ini
tidak relevan dalam analisis empiris atas aksi.
Semua unsur manusia dan non manusia berperan dalam memeilihara
keutuhan jaringan. Jaringan heterogen adalah hal yang fundamental bagi ANT.
Jaringan dan aksi merupakan suatu yang tidak terpisahkan. Suatu aksi mendapat
sumbernya dari jaringan dan suatu jaringan terbentuk dari aksi-aksi.
Dalam perspektif teoritis yang ditawarkan ANT, entitas sosial dan entitas
teknis adalah dua aspek yang dari sebuah realitas tunggal: jaringan aktor.
Menurut Callon (1991) teori ANT mempunyai empat pengelompokan
dalam momen, yakni sebagai berikut :
1. Momen Problematisasi (moment of problematization) adalah ketika suatu
isu atau masalah dihadirkan oleh sebuah aktor (inisiator aksi) untuk
menjadi perhatian aktor-aktor lain, dan di transformasikan kedalam
masalah-masalah yang didefinisikan oleh aktor-aktor lain. Aktor yang
menginisiasi aksi tersebut berupaya mentranslasikan aktor-aktor lain
dengan cara mengangkat isu tersebut.
2. Momen Penarikan (moment of interesment) yaitu apabila momen
problematisasi berhasil, para aktor yang terstimulasi mungkin akan
mengikuti inisiasi tersebut atau justru menolak. Inisiator aksi melanjutkan
inisiasinya dengan berupaya menyakinkan aktor-aktor yang lain, bahwa
apa yang diinisiasinya adalah penting bagi yang lain.
3. Momen Pelibatan (moment of entrollment) adalah saat para aktor mulai
saling mendelegasikan satu terhadap yang lain, dan saling menjajaki
kompetensi. Saat itu berbagai bentuk resistensi berperan satu terhadap
yang lain.
11
4. Momen Mobilisasi (moment of mobilization) terjadi kala jaringan aktor
telah mendapatkan wujudnya, memiliki eksistensi temporal (bersifat
durable) dan eksistensi spasial. Para aktor dan mediator telah sampai pada
suatu keadaan konvergen, meski hakekatnya heterogen1.
2.2 Teori Peran
Peran adalah “sets of behaviors that individuals (or group of individuals)
occupying specific positions within a group are expected to perform” (Baron dkk,
2008:384 dalam Sarwono, Psikologi Sosial:171)
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan teori,
orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran berawal dari dan
masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi (Sarwono, 2002: 171).
Dalam ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam
teater, seorang actor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam
posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu.
Menurut Sarwono (2002) teori peran terbagi menjadi empat golongan, meliputi :
1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2. Perilaku muncul dalam interaksi tersebut.
3. Kedudukan orang-orang dalam perilaku.
4. Kaitan antara orang dan perilaku.
Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminology aktoraktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai
dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang
menuntun kita untuk berprilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini,
seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa,
orang tua, wanita dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku
sesuai dengan peran tersebut. Seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah
1
Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta
12
seseorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka ia harus mengobati
pasien yang datang kepadanya dan perilaku ditentukan oleh peran sosialnya
(Sarwono, 2002:172).
Untuk
memperluas
penggunaan teori peran
dapat
menggunakan
pendekatan yang dinamakan “life-course” yang artinya bahwa setiap masyarakat
mempunyai harapan kepada setiap anggotannya untuk mempunyai perilaku
tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia yang berlaku dalam masyarakat
tersebut2.
Untuk saling melengkapi antara keberhasilan penerapan teori peran, maka
harus di dukung dengan fungsi jaringan, suatu oraganisasi tidak pernah terdiri
hanya satu jaringan, tetapi memiliki banyak jaringan yang saling berhubungan.
Namun, walaupun sebagian besar jaringan bersifat multifungsi (multiplex), tetapi
jaringan pada umumnya lebih berkonsentrasi atau lebih terfokus pada satu fungsi
tertentu dibandingkan fungsi-fungsi lainnya3.
Berikut merupakan penelitian terdahulu tentang media jejaring sosial
facebook (online netizen), yaitu :
Amanda Rahma Desita (2011), dengan judul tugas akhir Konflik Pada
Ruang Publik. Tujuan dari tugas akhir ini, untuk mengetahui keberadaan ruang
publik yang dapat menimbulkan berbagai macam konflik, karena ruang publik
yang semakin lama semakin berkembang tanpa batasan dan membangun berbagai
gerakan pada komunikasi cyber.
Ninit Larasati (2008), dengan judul Ruang Publik Dalam Fenomena
Pencari Sumbangan. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui suatu realitas
kedermawanan baru melalui ruang publik.
2
Sarwono, S.W. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
3
A.M.Morissan. Teori Komunikasi Organisasi. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
13
Anggara Putra Setiawan (2011), dengan judul skripsi Opini Masyarakat
Melalui Media Jejaring Sosial Facebook. Tujuan dari penelitian ini dengan adanya
ruang publik baru (facebook)memungkinkan semua masyarakat bisa terintegrasi
dalam sistem tertentu dengan kemudahan berbagai akses informasi. Hal ini
dikarenakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan
sebuah kesempatan besar bagi masyarakat untuk dapat berinteraksi antara satu
dengan yang lain menjadi sangat mudah.
Zamrud Kondang Darajati (2012), dengan judul journal Gerakan Sosial
Mahasiswa Komunikasi FISIP Universitas Airlangga Pada Ruang Publik
Facebook. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gerakan sosial yang dapat
dibangun dalam ruang publik, melalui situs jejaring sosial, salah satunya adalah
facebook, dan dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa ruang publik
dapat terbangun tidak lagi hanya dilakukan secara tatap muka, tetapi dapat di
lakukan di dunia maya, contohnya facebook khususnya pada konten status dan
group.
2.3 Berbagai Macam Netizen
a. Netizen Aktif
Netizen aktif adalah mereka yang menggunakan media internet tidak
hanya sekedar browsing, tetapi mereka juga berkarya. Mereka begitu
kreatif dan cenderung menyukai hal-hal baru dalam dunia internet. Selain
itu mereka juga pandai memanfaatkan kemajuan tekhnologi untuk
mempromosikan dirinya atau bahkan orang lain.
Kemudahan yang tersedia dengan cara menggunakan internet ini mereka
gunakan dengan sebaik mungkin. Seperti misalnya mereka suka menulis,
mereka publish tulisan itu melalui media Blog, wordpress, dan lain-lain.
Dan mereka yang memiliki kelebihan sebagai seorang penghibur mereka
menyebarkan keahlian melalui youtube, reverberation dan banyak pilihan
lainnya.
Adapula yang memanfaatkan media internet
ini untuk
14
mengembangkan usahannya. Melalui bisnis online dengan system kirim
transfers sejenis Online Shop yang tentunya legal.
Kreatifitas mencipta yang mereka gabungkan dengan media internet ini
menunjukan rasa tanggung jawab. Dimana mereka mencoba untuk tidak
menjadi plagiat dengan rasa percaya diri yang tinggi. Kreatifitas yang
mereka lakukan ini menunjukan rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai
seorang netizen (Bakhrulamal, 2012).
b. Netizen Pasif
Mereka yang menggunakan media internet sewaktu-waktu dan sekedar
menghilangkan rasa jenuh di tengah kesibukan sehari-hari dengan
memanfaatkan jejaring sosial adalah netizen pasif. Netizen Pasif biasanya
menggunakan internet hanya sekedar ingin terlihat “eksis” melalui jejaring
sosial facebook, twitter, skype, ym, dan jejaring sosial lainnya. Mereka
memanfaatkan media internet ini guna berkomunikasi dengan sahabatsahabat dekat bahkan kawan di luar negeri dengan media chating ataupun
webcam. Biasanya mereka juga memanfaatkan jejaring sosial ini untuk
mengekspresikan suasana hati dan kondisi sekitarnya dengan menuliskan
di situs atau personal message (Bakhrulamal, 2012).
c. Netizen Negatif
Selain Netizen Aktif dan Pasif adapula Netizen Negatif, Netizen Negatif
adalah mereka yang memanfaatkan kecanggihan internet untuk sebuah
tindakan yang merugikan baik untuk dirinya maupun orang lain
(Bakhrulamal, 2012). Seperti Cyber Crime, Pornogafi dan masalahmasalah klaim yang seolah di sepelekan akhir-akhir ini.
1. Cyber Crime
Contoh sederhana adalah aksi penipuan online seperti menjual
berbagai macam barang dengan harga murah tetapi pada saat di
bayarkan ternyata barang yang dipesan tidak kunjung datang. Mereka
aktif dan rela berjam-jam menghabiskan waktu di depan computer
guna mengawasi korbanya. Dan yang perlu diperhatikan adalah Cyber
15
Crime ini mulai marak di Indonesia karena mereka melihat
perekonomian bangsa kita yang tidak stabil.
2. Pornografi
Selain Cyber Crime adapula hal lain yang masuk kategori Netizen
Negatif yaitu penggemar setia situs porno. Mereka sangat aktif bahkan
merelakan waktunya hanya demi satu buah judul video porno dengan
kualitas baik dan berdurasi lama yang kira-kira bisa memakan waktu
tiga jam untuk mendownloadnya. Mereka bahkan berani mengabaikan
peraturan pemerintah yang sudah berusaha menutup situs porno demi
memuaskan hasrat dengan melihat gambar manusia tanpa busana.
3. Klaim
Yang paling sering kita lihat dan mungkin kita pun melakukan adalah
kasus klaim seperti memanfaatkan media internet untuk sekedar
mencari tugas dengan cara mengcopynya lalu dijadikan tugasnya.
Tidak terfikir bahwa itu adalah karya orang yang seharusnya mereka
hargai tetepi mereka klaim menjadi karyanya dengan sebutan tugas. Ini
adalah sebuah gambaran lunturnya rasa tanggung jawab dalam
berinternet. Kasus klaim yang sering kita lihat lagi adalah mereka yang
sengaja memposting tulisan tanpa izin dengan tidak mencantumkan
siapa pemilik karya asli tersebut. Keterbatasan waktu adalah alasan
paling tepat, karena dengan hanya mengcopy lalu mempastekan tulisan
orang lain tidak memerlukan waktu yang lama serta energy berfikir
yang ekstra.
2.4 Unsur - unsur Komunikasi
Komunikasi telah didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar
manusia. Komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber,
pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini bisa disebut komponen atau
elemen komunikasi.
16
Awal tahun 1960-an, David K. Berlo membuat formula komunikasi yang
lebih sederhana yang dikenal dengan ”SMCR”, yaitu: Source (pengirim),
Message (pesan), Channel (saluran-media) dan Receiver (penerima) 4.
2.4.1 Komunikator
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh
karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.
Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang
peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendalikan jalannya
komunikasi. Untuk itu seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan
juga kaya ide serta penuh daya kreativitas.
Suatu hal yang sering dilupakan oleh komunikator sebelum memulai
aktivitas komunikasinya, ialah bercermin pada dirinya apakah syarat-syarat
yang harus dimiliki seorang komunikator yang handal telah dipenuhi atau
belum. Untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator
selain mengenal dirinya, ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya
tarik (attractive), dan kekuatan (power)5.
2.4.2 Komunikan
Komunikan (penerima pesan) adalah pihak yang menjadi sasaran pesan
yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa
dalam bentuk kelompok, partai, atau Negara.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti
khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau
receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan
penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak
ada sumber.
4
5
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 23. 1998
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 91. 1998
17
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena
dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima
oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali
menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran 6.
2.4.3 Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaiakan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa
inggris, pesan diterjemahakan dengan kata message, content, atau information7.
2.4.4 Media
Media adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media.
Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya
dalam
komunikasi
antarpribadi
pancaindra
dianggap
sebagai
media
komunikasi. selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon,
surat, telegram, yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antar sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca, dan mendengarkannya. Media dalam komunikasi massa
dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik.
Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker,
bulletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sementara itu media
6
7
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 26. 1998
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 24. 1998
18
elektronik antara lain, radio, film, televisi, video recording, computer,
electronic board, audio cassette dan semacamnya 8.
2.4.5 Efek Komunikasi
Efek komunikasi diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan
komunikator dalam diri komunikannya.
Terdapat tiga tataran pengaruh dalam diri komunikan:
1. Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu).
2. Afektif (sikap seseorang terbentuk).
3. Konatif (tingkah laku, hal yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu).
2.4.6 Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya
umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski
pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang
memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Halhal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber 9.
2.5 Media
Media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaiakan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi
memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan
dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesanpesan yang diterima oleh pancaindra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia
8
9
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 25. 1998
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 27. 1998
19
untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum
dinyatakan dalam tindakan. Akan tetapi, media yang dimaksud disini adalah
media yang digolongkan atas empat macam, yakni media antar pribadi, media
kelompok, media public, dan media massa 10.
2.6 Media Online
Menurut Ashadi Siregar “Media online adalah sebutan umum untuk
sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer
dan internet). Didalamnya terdapat portal, website (situs web), radio-online, TVonline, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing sesuai
dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya”.Oleh karena itu,
situs berita merupakan salah satu sub-sistem dari media online. Penyebutan media
online dikalangan beberapa ahli media cukup beragam. Salah satu peneliti dan
ahli media dari Universitas Texas, Amerika, bernama Lorie Ackerman, menyebut
media online sebagai bentuk “penerbitan elektronik”. Menurutnya terminologi
penerbitan elektronik adalah
“The term electronic publishing is used to convey a variety of ideas. Most
broadly, it prefer to the use of computers in the composing, editing, typesetting,
printing or publication-delivered process”
(Ackerman,http://www.students.cec.wustl.edu/cs142/articles/MISc/Publishing/ele
ctronic_newspaper-ranmor)
Era reformasi saat ini memunculkan media elektronik online atau internet,
yang dapat diakses tanpa batasan waktu dan tempat. Akibatnya sejak orde baru
berakhir setiap masyarakat Indonesia dapat memperoleh informasi akurat dari
seluruh penjuru dunia, sepanjang akses internet dapat diterima. Hal inilah yang
membuat banyak pelaku usaha dan partai politik lebih memilih menggunakan
media online atau website daripada menerbitkan media cetak. Sebab, selain
10
Pengantar Ilmu Komunikasi. Cangara, Hafid. Halaman 123. 1998
20
menghemat biaya, penggunaan media online juga lebih bertahan lama dibanding
tabloid dan surat kabar11.
Salah satu pendekatan dalam memahami media online juga dipaparkan
oleh Ashadi Siregar. Ia melihat media online, melalui kacamata pendefinisian
suratkabar digital, yakni sebuah entitas yang merupakan integrasi media massa
konvensional dengan internet. Identifikasinya terhadap ciri-ciri yang melekat pada
surat kabar digital ditulisnya sebagai berikut :
1. adanya kecepatan (aktualitas) informasi
2. bersifat interaktif, melayani keperluan khalayak secara lebih personal
3. memberi peluang bagi setiap pengguna hanya mengambil informasi
yang relevan bagi dirinya/dibutuhkan
4. kapasitas muatan dapat di perbesar
5. informasi yang pernah disediakan tetap tersimpan (tidak terbuang),
dapat ditambah kapan saja, dan pengguna dapat mencarinya dengan
menggunakan mesin pencari
6. tidak ada waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan
informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna
mau mengakses.
Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam
praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau
portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang
memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi
online dan berita didalamnya 12.
2.7 Peran Media Online
Di Indonesia, media online pertama adalah Republika.co.id yang lahir
pada tahun 1995, dan disusul Kompas.com. Namun demikian, media online baru
11
12
http://www.journalist-adventure.com/
http://www.journalist-adventure.com/
21
berkembang pasca runtuhnya orde baru (tahun 1998), yakni dengan munculnya
Detik.com. Sebenarnya server detik.com sudah siap diakses pada 30 Mei 1998,
namun baru mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Sejalan dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih, keberadaan media online pun
semakin eksis di tengah masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yang
memiliki kesibukan yang padat karena media online memiliki akses yang cepat,
mudah, dan jangkauan yang luas (baik dalam maupun luar negri) . Akan tetapi,
jika kita amati, perkembangan media online dewasa ini sangat memprihatinkan.
Selain etika dan objektifitas yang kerap tidak diacuhkan oleh media, konten
beritanya pun cenderung tidak mendidik dan hanya mengeksploitasi unsur sex dan
kekerasan semata.
Pada dasarnya, media massa memiliki empat fungsi utama yaitu memberi
informasi (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to
persuade), dan menghibur (to entertain). Namun sayangnya, jika kita amati
kondisi saat ini, peran yang menonjol hanyalah peran menghibur, sedangkan
peran-peran yang lain, terutama peran edukasinya sangat sedikit. Media massa
online memiliki peran dalam memajukan peradaban umat manusia didorong
dengan kecanggihan teknologi komunikasi yang ada. Bahkan tak jarang
kecanggihan tersebut disalah gunakan, sehingga media online memiliki dua
peranan yakni memperburuk sisi kemanusiaan seseorang (dehumanisasi) atau
memperkuat dan menajamkan sense of humanity (humanisasi) 13.
Direktur Pengelolaan Media Publik Ditjen Informasi dan Komunikasi
Publik (Ditjen IKP) Sadjan mengatakan, peranan media online terutama Media
Center dalam penyebaran informasi kepada publik hendaknya bersifat edukatif
dan sekaligus memberitakan tentang aktivitas aparatur pemerintah daerah.
Menurut Sadjan, pengelola media center di daerah harus proaktif dalam
mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat, terutama
berbagai kebijakan pemerintah daerah baik bidang ekonomi, politik dan budaya.
13
http://www.academia.edu/5405882/Pengaruh_Media_Terhadap_Perilaku_Sosial
22
"Kemajuan teknologi, mengakibatkan masyarakat terus menuntut kemudahan
akan akses informasi baik dari pusat maupun daerah. Media center merupakan
sarana yang paling tepat untuk penyebaran informasi kepada publik. Dengan
demikian, pengelola media center harus memiliki kemampuan jurnalistik yang
baik sehingga informasi yang disampaikan kepada publik mudah dipahami dan
bermanfaat buat mereka”14.
2.8 Media Sosial
Media sosial adalah konten online yang diciptakan oleh orang-orang
dengan menggunakan teknologi penerbitan yang bisa diatur dan banyak di akses.
Media sosial adalah pergeseran bagaimana orang menemukan, membaca, dan
berbagi berita, informasi dan konten, yang merupakan perpaduan dari sosiologi
dan teknologi, transformasi monolog (satu ke banyak) menjadi dialog (banyak ke
banyak) dan merupakan demokratisasi informasi, metransformasi masyarakat dari
pembaca menjadi penerbit konten. Media sosial telah menjadi sangat popular
karena memungkinkan orang terhubung di dunia maya untuk membentuk
hubungan dalam penggunaan pribadi, politik, dan bisnis. Bisnis juga merujuk
media sosial sebagai user-generated ontent
(UGC) atau consumer-generated
media (CGM)15.
Media sosial atau social media memang banyak akhir-akhir ini, contohnya
yang banyak menggunakannya adalah Facebook dan Twitter. Media sosial adalah
sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan lainlain. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Andreas
Kaplan dan Michael Haenlein, mendefinisikan media sosial sebagai“ sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran “user14
http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3331/Peran Strategis Media Online Dalam
Penyebaran Informasi/
15
kurniali, Sartika. Step by Step Facebook Next Level (halaman 2). 2009
23
generated content”. Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk
majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto
atau gambar, video, dan masih banyak yang lainnya. Dengan menerapkan teoriteori dalam bidang media penelitian dan proses sosial. Kaplan dan Haenlein
menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons
Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis
media sosial. Dibawah ini adalah klasifikasi tentang media sosial :
1.Proyek Kolaborasi (Collaborative projects)
Suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam
pembuatannya dapat diakses oleh khalayak secara global. Ada dua sub
kategori yang termasuk ke dalam collaborative project dalam media
sosial, yakni :
a.
Wiki
Wiki
adalah
situs
yang
memungkinkan
penggunanya
untuk
menambahkan, menghapus, dan mengubah konten berbasis teks.
Contoh : Wikipedia, Wiki Ubuntu-ID, wakakapedia, dll
b. Aplikasi Bookmark Sosial
Aplikasi bookmark sosial, yang dimana memungkinkan adanya
pengumpulan berbasis kelompok dan rating dari link internet atau
konten media.
Contoh :
 Social
Bookmark: Del.icio.us,
StumbleUpon,
Digg,
Reddit,
Technorati, Lintas Berita, Infogue
 Writing : cerpenista, kemudian.com
 Reviews : Amazon, GoodReads, Yelp.
2. Blog dan mikroblog (Blogs and microblogs)
Blog
dan
mikroblog
merupakan
aplikasi
yang
dapat
membantu penggunanya untuk tetap posting mengenai pernyataan
apapun sampai seseorang mengerti. Blog sendiri ialah sebuah website
24
yang menyampaikan mengenai penulis atau kelompok penulis baik itu
sebuah opini, pengalaman, atau kegiatan sehari-hari. Contoh :
 Blog : Blogspot (Blogger), WordPress, Multiply, LiveJournal,
Blogsome, Dagdigdug.
 Microblog : Twitter, Tumblr, Posterous, Koprol, Plurk, dll
 Forum : Kaskus, Warez-bb, indowebster.web.id, forumdetik
 Q/A
(Question/Answer)
: Yahoo!
Answer,
TanyaLinux,
formspring.me
3. Konten (Content)
Content communities atau konten masyarakat merupakan sebuah
aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik itu
secara jarak jauh maupun dekat, berbagi seperti video, ebook, gambar,
dll. Contoh :
 Image and Photo Sharing : Flickr, Photobucket, DeviantArt, dll
 Video Sharing : YouTUBE, Vimeo, Mediafire, dll
 Audio and Music Sharing : Imeem, Last.fm, sharemusic, multiply
 File Sharing and Hosting : 4shared, rapidshare, indowebster.com
 Design : Threadless, GantiBaju, KDRI (Kementerian Desain
Republik Indonesia)
4. Situs jejaring sosial (Social networking sites)
Situs
jejaring
sosial
merupakan
situs
yang
dapat
membantu seseorang untuk membuat sebuah profil dan kemudian
dapat menghubungkan dengan pengguna lainnya. Situs jejaring sosial
adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terhubung
menggunakan profil pribadi atau akun pribadinya.
Contoh : Friendster, Facebook, LinkedIn, Foursquare, MySpace, dll
25
5. Virtual game worlds
Dunia virtual, dimana mengreplikasikan lingkungan 3D, dimana
user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang diinginkan serta
berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. contohnya
game online.
Contoh : Travian, Three Kingdoms, Second Life, e-Republik, World
of Warcraft.
6. Virtual social worlds
Virtual social worlds merupakan aplikasi yang mensimulasikan
kehidupan nyata melalui internet. Virtual social worlds adalah situs
yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dalam platform tiga
dimensi dengan menggunakan avatar yang mirip dengan kehidupan
nyata. Contoh:
 Map : wikimapia, GoogleEarth
 e-Commerce : ebay, alibaba, juale.com16.
16
www.library.upnvj.ac.id
26
2.9 Kerangka Pemikiran
AKTIVITAS
ONLINE NETIZEN
BOYOLALI
GROUP FACEBOOK
BOYOLALI
Actor Network Theory
admin
RESPON PEMERINTAH
BOYOLALI
REALISASI TUNTUTAN
WARGA BOYOLALI
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini dapat penulis jelaskan, dimana informasi dikirim oleh
komunikator, yakni warga Boyolali. Pesan diposting didalam media sosial
facebook (group Boyolali).
Setelah diposting akan mendapat tanggapan dari
anggota yang membaca informasi tersebut, baik itu warga ataupun pegawai
pemerintahan Boyolali. Di dalam group itulah terjadi reaksi online netizen yang
dimana mendapat tanggapan dari pemerintah Boyolali. Tanggapan tersebut adalah
dengan cara menghubungi para pengelola (admin) group facebook Boyolali.
Setelah terjadi reaksi online netizen dan mendapat tanggapan dari
pemerintah, barulah pemerintah daerah merealisasikan tuntutan warga Boyolali.
Adapun realisasi tuntutan warga Boyolali yang mendapat tanggapan cepat dari
Pemda Boyolali, yakni sampah di pasar Ampel, dimana terjadi banyak tumpukan
sampah didepan pasar Ampel, setelah diposting oleh salah satu warga Boyolali,
pemberitaan tersebut mendapat tanggapan yang positif oleh pemerintah daerah
Boyolali. Dalam kasus yang terjadi, penelitian ini menggunakan teori ANT (Actor
Network Theory) untuk menganalisa reaksi netizen dalam menyampaikan
aspirasinya didalam pemberitaan yang terjadi di group facebook Boyolali.
27
Download