artikel ilmiah studi perbandingan hasil belajar matematika siswa

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF FIRING
LINE DAN STRATEGIPEMBELAJARAN AKTIF PRACTICEREHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JULI, 2014
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 1
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF FIRING
LINE DAN STRATEGIPEMBELAJARAN AKTIF PRACTICEREHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
Melly Mulyati Syafitri1), Zaimi Effendi2), Gugun M. Simatupang2)
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: [email protected]
ABSTRAK
Permasalahan yang sering muncul dalam bidang pendidikan adalah rendahnya
hasil belajar siswa.Hal ini dikarenakan guru bidang studi matematikanya menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori dalam kegiatan pemebalajaran, dimana pembelajaran
ekspositori kurang mengaktifkan siswa di kelas siswa identik pasif. Untuk mengatasi
hal tersebut guru seharusnya dapat menciptakan proses belajar mengajar yang membuat
siswa lebih aktif dengan menerapkan strategi adalah strategi pembelajaran aktif Firing
Line dan strategi pembelajaran aktif Practice-rehearsal Pairs.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
17 Kota Jambi yang belajar menggunakan strategi pembelajaran aktif Firing Line dan
strategi pembelajaran aktif Practice-rehearsal Pairs. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap tiga kelas sampel yang diberikan
perlakuan berbeda. Setelah hasil post-test diperoleh, data di analisis untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan uji-t satu arah.
Berdasarkan hasil post-test terhadap sampel, hasil penelitian menunjukkan ratarata dan simpangan baku yang diperoleh dari kelas eksperimen I adalah 79,88 dan
11,583, kelas eksperimen II adalah 73,53 dan 10,595 serta kelas kontrol adalah 66,74
dan 14,186. Pengujian hipotesis dihitung dengan menggunakan uji-t dengan taraf
signifikansi = 0,05atau tingkat kepercayaan 95% yaitu untuk hipotesis pertama
didapat thitung= 4,2070 dan ttabel= 1,6688 maka thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran aktif
Firing Line lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori.Hipotesis kedua didapat thitung= 2,2461 dan ttabel= 1,6688 maka
thitung > ttabel dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang belajar
menggunakan strategi pembelajaran aktif Practice-rehearsal Pairslebih baik dari hasil
belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.
Hipotesis ketiga didapat thitung= 2,3601 dan ttabel= 1,669 maka thitung > ttabel dapat
disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif Firing Line lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif Practice-rehearsal Pairs.
Kata Kunci :Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran aktif Firing Line, dan Strategi
Pembelajaran aktif Practice-rehearsal Pairs.
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 2
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF FIRING
LINE DAN STRATEGIPEMBELAJARAN AKTIF PRACTICEREHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
Melly Mulyati Syafitri1), Zaimi Effendi2), Gugun M. Simatupang2)
3) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
4) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan
dasar untuk mengembangkan kemampuan
dan
membentuk
kepribadian
seseorang.Pendidikan
yang
mampu
mendukung
pembangunan
dimasa
mendatang adalah pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan mampu
memecahkan masalah kehidupan yang
dihadapinya (Sukmadinata, 2012:2).
Matematika
merupakan
ilmu
pengetahuan yang memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan. Ilmu
yang disampaikan kepada siswa, sebagai
modal bagi siswa untuk menghadapi
perkembangan zaman, pegangan hidup,
pedoman, dan melatih siswa berpikir logis
dan
kritis.
Melalui
pembelajaran
matematika siswa dilatih untuk dapat
bertindak lebih tepat.
Mengingat pentingnya peranan
matematika, guru harus berusaha agar
siswa dapat menyenangi pelajaran
matematika dan memperoleh hasil belajar
metematika yang memuaskan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan beberapa guru bidang studi
matematika di SMP Negeri 17 Kota Jambi
dikatakan bahwa faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar matematika siswa
dalam proses pembelajaran matematika
yang berlangsung selama ini cenderung
terpusat pada guru, dimana guru
menjelaskan materi pelajaran, memberi
contoh, siswa mencatat, mengerjakan
latihan, diakhir pelajaran diberikan
pekerjaan rumah (PR) dan pada saat
pembelajaran
berlangsung
sedikit
mengaitkannya dengan situasi dunia
nyata.Pada pembelajaran ini suasana kelas
cenderung teacher-centered sehingga
siswa menjadi pasif.
Salah satu cara untuk menciptakan
pemebalajaran yang aktif adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran aktif
yang membuat siswa lebih aktif dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan
yang diberikan guru. Strategi pembelajaran
aktif yang dapat digunakan diantaranya
strategi pembelajaran aktif firing line.
Menurut (Silberman, 2007:212)
strategi firing line adalah format gerakan
cepat yang dapat digunakan untuk
berbagai tujuan seperti testing dan bermain
peran, ia menonjolkan secara terus
menerus pasangan yang berputar, peserta
didik mendapat kesempatan untuk
merespons secara cepat pertanyaan yang
dilontarkan. Adapun langkah-langkah pada
strategi ini, pertama guru membentuk
siswa kedalam kelompokyang terdiri 5
atau 6 orang siswa, kemudian susunlah
kursi dalam formasi dua berbaris
berhadapan, guru membagikan kartu
kepada dua kelompok dimana kelompok X
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 3
mendapatkan kartu pertanyaan untuk
menembakkan
pertanyaan
kepada
kelompok Y yang ada di hadapannya.
Siswa
yang
tertembak
menjawab
pertanyaan dengan batas waktu yang
ditentukan sehingga siswa yang ada
dihadapannya mengerti dengan jawaban
yang diberikan. Strategi ini membantu
siswa agar lebih ingat dengan pelajaran
yang telah dipelajari. Selain itu membuat
siswa untuk mempersiapkan diri sebelum
belajar,
berdiskusi
dengan
teman,
bertanya, membagi pengetahuan yang
diperoleh pada yang lainnya.
Menurut (Silberman, 2009:221)
strategi pembelajaran aktif Practicerehearsal Pairs adalah strategi sederhana
untuk melatih gladi resik kecakapan atau
prosedur dengan patner belajar, tujuannya
untuk meyakinkan bahwa kedua patner
dapat melaksanakan kecakapan atau
prosedur. Adapun langkah-langkah strategi
pembelajaran Practice-rehearsal Pairs
yaitu pertama guru membentuk kelompok
yang setiap kelompoknya terdiri dari dua
orang, dalam setiap pasangan tugaskan dua
peran satu sebagai pendemonstrator dan
satu
lagi
sebagai
pengecek,
pendemonstrator sebagai penjelas atau
mendemonstrasikan
bagaimana
melaksanakan
kecakapan
kepada
patnernya yang bertugas sebagai pengecek
untuk memverifikasi bahwa penjelasan
demonstrasi adalah benar, mendorong dan
memberikan
latihan,
proses
terus
berlangsung semua kecakapan dilakukan
gladi
resik,
ketikapasangan
telah
menyelesaikan tugas mereka, aturlah
demonstrasi dihadapan kelompok. Firing
Line dan strategi pembelajaran aktif
Practice-rehearsal Pairs sebagai salah
satu alternatif pembelajaran inovatif yang
dapat menciptkan pembelajaran yang aktif.
Berdasarkan uraian tersebut penulis
tertarik melakukan penelitian yang
berjudul ”Studi Perbandingan Hasil
Belajar
Menggunakan
Strategi
Pembelajaran Aktif Firing line dan
Strategi Pembelajaran Aktif Practice-
rehearsal Pairspada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 17 Kota Jambi”.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: apakah terdapat perbedaan
rata-rata hasil belajar matematika yang
diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif firing line lebih baik
dari hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif practice-rehearsal
pairs pada siswa kelas VII SMP Negeri 17
Kota Jambi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode eksperimen.
Penelitian diadakan di SMP N 17
Kota Jambi. Model penelitian yang
digunakan adalah “Randomized ControlGroup Pretest-Posttest Design”.Dimana
ada 3 kelas sampel yang diberi perlakuan,
kelas eksperimen I diberi perlakuan
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran aktif firing line, kelas
eksperimen II diberi perlakuan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
practice-rehearsal pairs dan kelas kontrol
diberi perlakuan dengan menggunakan
strategi
pembelajaran
ekspositori.
Populasi penelitian ini siswa kelas
VII SMP tahun ajaran 2013/2014,
penentuan sampel dilakukan dengan teknik
simpel random sampling. Data penelitian
dikumpulkan menggunakan tes hasil
belajar matematika setelah diberikan
perlakuan pada masing-masing kelas
sampel.
Rancangan penelitian penelitian ini
meliputi tiga tahap; 1) tahap awal
penelitian; 2) tahap persiapan peneltian; 3)
tahap akhir penelitian.
Tahap awal penelitian, dilakukan
kegiatan antara lain : mengambil data nilai
matematika siswa semester I kelasVII
SMP Negeri 17 Kota Jambi, menentukan
kelas yang akan dijadikan sampel,
menentukan jadwal penelitian, membuat
RPP untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol, menyusun instrumen penelitian,
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 4
melakukan uji validitas, uji reliabilitas,
daya beda dan tingkat kesukaran terhadap
instrumen penelitian yang akan digunakan.
Peneliti memberikan arahan dan petunjuk
teknis pelaksanaan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran aktif firing line,
strategi pembelajaran aktif practicerehearsal pairs dan strategi pembelajaran
ekspositori. Peneliti menyusun agenda
pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan
pada semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan
sebanyak 6 kali pertemuan, 5 kali
pertemuan untuk membahas materi
pelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes
hasil belajar matematika. Satu kali
pertemuan yang dimaksud adalah 2 sampai
3 jam pelajaran. Satu jam pelajaran
berlangsung selama 40 menit.
Tahap pelaksanaan penelitian,
sebelum peneliti memberi perlakuan
kepada ketiga kelas sampel terlebih dahulu
diberikan
pre-test
untuk
melihat
kemampuan awal siswa terhadap materi
yang diajarkan, selanjutnya dilaksanakan
pembelajaran
dengan
strategi
pembelajaran aktif firing line pada kelas
eksperimen I, strategi pembelajaran aktif
practice-rehearsal pairs pada kelas
eksperimen II dan strategi pembelajaran
ekspositori pada kelas kontrol.
Tahap akhir penelitian dilakukan
memberikan post-test terhadap ketiga
kelas sampel, kemudian menganalisis hasil
post-test yang siswa dan mengambil
kesimpulan. Sebelum dianalisis akan
diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas,
yaitu uji Liliefors dan uji homogenitas
varians, yaitu menggunakan Uji F untuk
memastikan bahwa data telah memenuhi
syarat untuk melakukan pengujian
hipotesis.
Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan
uji-t (Sudjana, 2005:238). Uji kesamaan
dua rata-rata yang digunakan adalah uji
dua pihak. Sedangkan hipotesis secara
statistik dirumuskan sebagai berikut:
H0 :
≤
H1 :
>
Keterangan:
: rata-rata hasil belajar matematika
siswa
pada
kelas
eksperimen
(menggunakan strategi pembelajaran aktif
firing line dan practice-rehearsal pairs)
: rata-rata hasil belajar matematika
siswa pada kelas kontrol (menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori)
Ho:
rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang diajar menggunakan
strategi pembelajaran aktif firing
line dan strategi pembelajaran aktif
practice-rehearsal
pairslebih
buruk dari pada hasil belajar
matematika yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori.
H1:
rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang diajar menggunakan
strategi pembelajaran aktif firing
line dan strategi pembelajaran aktif
practice-rehearsal pairslebih baik
dari pada hasil belajar matematika
yang
menggunakan
strategi
pembelajaran ekspositori.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada tiga
kelas sampel yaitu VIIG sebagai kelas
eksperimen I, kelas VIIA sebagai kelas
eksperimen II dan kelas VIIB sebagai
kelas kontrol. Untuk mendapatkan kelas
sampel ini dilakukan uji normalitas
populasi dengan uji liliefors didapat bahwa
keenam kelas tersebut memiliki
<
maka dapat disimpulkan data keenam
kelas berdistribusi normal, setelah itu
dilakukan uji homogenitas variansi
terhadap populasi dengan uji Bartlett
diperoleh
= 2.83
=
12.8 karena
<
sehingga
disimpulkan bahwa data ketiga kelas
adalah homogen, kemudian setelah
populasi
berdistribusi
normal
dan
mempunyai variansi yang homogen
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 5
dilakukan uji kesamaan rata-rata dimana
<
yaitu 0.5382 < 2.25895,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan matematika keenam kelas
tidak berbeda secara signifikan pada taraf
kepercayaan 95%. Setelah itu untuk
menentukan kelas sampel diadakan teknik
kombinasi sehingga dari enam kelas
disusun menjadi 20 macam kelompok
kelas sampel, kemudian dilakukan teknik
undian untuk memperoleh kelas sampel,
diperoleh kelas eksperimen I yaitu kelas
VIIG, kelas eksperimen II yaitu kelas
VIIA, dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB.
Sebelum mengajar pokok bahasan
bangun datar segitiga, siswa pada kelas
sampel diberikan pre-test tentang pokok
bahasan tersebut.Dalam penelitian ini, pretest dilakukan untuk melihat kemampuan
awal siswa terhadap pokok bahasan
bangun datar segitiga.
. Berdasarkan data hasil pre-test, dilakukan
perhitungan rata-rata dan simpangan baku
masing-masing kelompok, dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Hasil Pre-test
Jumlah
peserta
RataSimpangan
Kelas
test
rata
baku
Eksperimen I
34
44.618
15.484
Eksperimen II
34
46.088
15.810
Kontrol
35
45.743
17.644
Selanjutnya pada akhir penelitian
ketiga kelas sampel diberikan tes akhir
(post-test) yang terdiri dari 25 soal.Soalsoal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan
pada kelas VIIE. Hasil uji coba tersebut
dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut :
Tabel 4.6 Hasil Analisis Validitas Butir-butir
Hasil Uji Coba Post-test
Kriteria
Harga
pengukuran
Nomor soal
0,80 ≤
0,60 ≤
≤ 1,00
≤ 0,80
0,40 ≤
≤ 0,60
0,00 ≤
≤ 0,20
negatif
0,20 ≤
≤ 0,40
Validitas
sangat
tinggi
Validitas
tinggi
Validitas
sedang
Validitas
rendah
Validitas
sangat
rendah
tidak valid
20
3,12,17,19,2
4
4,5,6,8,9,16,
11,14,18,21,
22,23,25
1,6
7,13,15
2
Tabel 4.7 Hasil Analisis Indeks Kesukaran Hasil
Uji Coba Post-test
Harga P
Kriteria
No soal
9,15
1,3,4,5,6,8,
10,11,12,14,16,
17,19,20,24
7,13,18,21,
22,23,25
0,00 ≤
≤ 0,30
Sukar
0,30 ≤
≤ 0,70
Sedang
0,70 ≤
≤ 1,00
Mudah
Tabel 4.8 Hasil Analisis Daya Beda Uji Coba
Pre-test
Kriteria
pengukura
Harga D
n
Nomor soal
0,00 ≤
≤
Jelek
7,15
0,20
0,20 ≤
≤
6,9,16,18,21,22,
Cukup
23
0,40
1,3,4,5,8,10,
0,40 ≤
≤
11,12,14,19
Baik
24,25
0,70
0,70 ≤
≤
Sangat
baik
17,20
1,00
Jelek
negative
sekali
2,13
Selanjutnya
yang
terakhir
dilakukan perhitungan reliabilitas ke 21
soal tersebut, di peroleh
= 0.974 yang
berarti tes memiliki reliabilitas sangat
tinggi.
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 6
Setelah itu, soal tes akhir (posttest) diberikan kepada ketiga kelas sampel,
data hasil post-test tersebut selanjutnya
dianalisis. Berdasarkan data hasil post-test,
dilakukan perhitungan rata-rata dan
simpangan baku masing-masing kelompok
sampel seperti pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
Hasil Post-test
Jumlah
peserta
RataSimpangan
Kelas
test
rata
baku
Eksperimen
I
34
79.735
12.261
Eksperimen
II
34
73.441
12.221
Kontrol
35
68.857
14.349
Uji Normalitas dengan Uji Liliefors
Berdasarkan uji Liliefors, di
peroleh hasil seperti pada tabel 4.10
berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Post-test
Kelas
Eksperimen
I
Eksperimen
II
Kontrol
Jumlah
peserta
test
Ket
34
0.0746
0.1519
Normal
34
0.0948
0.1519
Normal
35
0.1365
0.1498
Normal
Uji Homogenitas dengan menggunakan
Uji Bartlett
Uji statistik yang digunakan adalah
uji
Bartlett.Diperoleh
=
3.08
= 7.38 karena
<
sehingga disimpulkan bahwa data
ketiga kelas adalah homogen.
Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Setelah diketahui ketiga kelas
sampel
berdistribusi
normal
dan
mempunyai variansi homogen, selanjutnya
dilakukan uji kesamaan dua rata-rata
dengan
menggunakan
uji-t.Dalam
penelitian ini akan diuji t hipotesis seperti
yang telah dirumuskan pada perumusan
masalah yaitu :
1. Pada hipotesis pertama kriteria
pengujian adalah terima H0 jika
< ( )(
) untuk taraf
nyata
= 0.05dengan
=
+
− 2, untuk harga-harga t yang lain
H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada
lampiran 33 diperoleh
>
( . )( ) yaitu 4.2070 > 1.6688 maka
tolak H0. Jadi dapat disimpulkan ratarata hasil belajar matematika siswa
yang belajar dengan strategi aktif
Firing Line lebih baik dari pada hasil
belajar matematika siswa yang belajar
dengan pembelajaran ekspositori.
2. Pada
hipotesis
kedua,
kriteria
pengujian adalah terima H0 jika
< ( )(
) untuk taraf
nyata
= 0.05dengan
=
+
− 2, untuk harga-harga t yang lain
H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada
lampiran 33 diperoleh
>
yaitu
2.2461
>
1.6688
maka
( . )( )
tolak H0. Jadi dapat disimpulkan ratarata hasil belajar matematika siswa
yang belajar dengan strategi aktif
Practice-rehearsal Pairs lebih baik
dari pada hasil belajar matematika
siswa
yang
belajar
dengan
pembelajaran ekspositori.
3. Pada
hipotesis
ketiga,
kriteria
pengujian adalah terima H0 jika
< ( )(
) untuk taraf
nyata
= 0.05dengan
=
+
− 2, untuk harga-harga t yang lain
H0 ditolak. Dari hasil perhitungan pada
lampiran 33 diperoleh
>
( . )( ) yaitu 2.3601 > 1.669 maka
tolak H0. Jadi dapat disimpulkan ratarata hasil belajar matematika siswa
yang belajar dengan strategi aktif
Firing Line lebih baik dari pada hasil
belajar matematika siswa yang belajar
dengan strategi pembelajaran aktif
Practice-rehearsal Pairs.
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 7
Pembahasan Penelitian
Berdasarkan
hasil
post-test,
diperoleh hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP N 17 Kota jambi pokok
bahasan bangun datar segitiga untuk kelas
eksperimen I (VIIG) yang diajar
menggunakan strategi pembelajaran aktif
Firing Line memperoleh rata-rata 79.88
dan siswa yang telah mencapai KKM
sebanyak 28 orang (82.35%). Hal ini
dikarenakan pada proses pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi
pembelajaran aktif Firng Line ini setiap
siswa ikut aktif didalamnya. Proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi
ini
bertujuan
memperoleh
partisipasi siswa yang dirancang untuk
dapat membantu menekankan pada hal-hal
penting yang sulit dilupakan oleh siswa,
sehingga pelajaran yang baru disampaikan
lebih mudah diingat. Karena setiap
kelompok yang mendapatkan tugas
sebagai penjawab atau kelompok (Y) harus
mampu menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh kelompok (X) dengan
benar dalam waktu singkat ±5menit,
kemudian guru mengintruksikan kepada
siswa Y untuk berpindah tempat duduk
kesebelah kiri, kemudian dimulai lagi
pelontaran pertanyaan, kegiatan berulang
terus sampai siswa Y kembali ke tempat
asal pertama mereka duduk. Kemudian
guru memberi kesempatan kepada
kelompok
lain
untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab
pada kegiatan firing line. Pada proses
pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif
dan cermat dalam mendengarkan serta
menjawab soal dalam waktu singkat,untuk
melatih kecermatan mereka dalam
menjawab pertanyaan secara cepat.
Setelah strategi pembelajaran aktif
Firing Line ini diterapkan pada pokok
bahasan bangun datar segitiga di kelas
VIIG dan pembelajaran ekspositori di
kelas VIIB terlihat perubahan hasil belajar
matematika yang ditunjukkan oleh siswa.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa
setelah diajarkan dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif Firing Line ini
lebih baik dibandingkan dengan rata-rata
hasil belajar yang diajarkan dengan
pembelajaran ekspositori yaitu 79.88 dan
66.74
Kelas eksperimen II (VIIA) yang
diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif Practice-rehearsal
Pairs memperoleh rata-rata 73.53 dan
siswa yang telah mencapai KKM sebanyak
25 orang (75.53%). Pada proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi pembelajaran aktif Practicerehearsal Pairs ini juga terlihat keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Strategi
ini diterapkan dengan pendekatan saintifik
juga dimana kegiatan strategi ini dilakukan
di dalam berdiskusi dengan patner belajar,
peneliti membagi siswa dalam kelompok
yang terdiri dari 2 orang siswa setiap
kelompoknya dimana satu bertugas
menjadi pendemonstrator dan satu lagi
sebagai pengecek.Setelah itu guru
memfasilitasi lembar kerja dan media
untuk
setiap
kelompok,
didalam
kelompoknya siswa saling membagi tugas
dan berdiskusi dalam mengisi lembar kerja
hingga memperoleh kesimpulan, kemudian
mereka melakukan gladi resik yaitu
mencoba
mempersentasikan
didalam
kelompoknya, sesuai dengan peran meraka
masing-masing.Yang
satu
sebagai
pendemonstrator yang satu lagi sebagai
pengecek.Kemudian
guru
menunjuk
beberapa
kelompok
untuk
mempersentasikannya kedepan kelas, guna
menyamakan persepsi dengan yang
dikerjakan kelompok lainnya.
Setelah strategi belajar aktif
Practice-rehearsal Pairs ini diajarkan di
kelas VIIA dan pembelajaran ekspositori
di kelas VIIB terlihat perubahan hasil
belajar matematika yang ditunjukkan oleh
siswa. Rata-rata hasil belajar matematika
setelah diajarkan menggunakan strategi
pembelajaran aktif Practice-rehearsal
Pairsini lebih baik dibandingkan dengan
rata-rata hasil belajar matematika siswa
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 8
yang diajarkan dengan pembelajaran
ekspositori yaitu 73.53 dan 66.74.
Untuk kelas kontrol (VIIB) yang
diajarkan dengan pembelajaran ekspositori
memperoleh rata-rata 66.74 dan siswa
yang telah mencapai KKM sebanyak 20
orang (57.14%). Pada pembelajaran
ekspositori yang diterapkan di kelas
kontrol
tidak
terlalu
memberikan
perubahan
terhadap
cara
belajar
matematika siswa. Siswa cenderung pasif
karena peran guru lebih dominan dalam
proses
pembelajaran
ini.
Siswa
kebanyakan tidak begitu antusias untuk
mengikuti proses pembelajaran karena
guru tidak melakukan inovasi terhadap
proses pembelajaran. Setiap pertemuannya
siswa hanya belajar dari materi dan
contoh-contoh yang diberikan oleh guru
serta mengerjakan latihan yang diberikan.
Hal ini menjadikan siswa cepat bosan
dalam belajar matematika karena proses
pembelajarannya
kurang
menarik
perhatian siswa.
Setelah pokok bahasan bangun
datar segitiga diajarkan di kelas VIIG
dengan strategi pembelajaran aktif Firing
line dan strategi pembelajaran aktif
Practice-rehearsal Pairs di kelas VIIA
terdapat
perbedaan
hasil
belajar
matematika siswa. Rata-rata hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
Firing line lebih baik jika dibandingkan
dengan rata-rata hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran aktif Practice-rehearsal
Pairs.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
bahwa :
1. Rata-rata hasil belajar matematika
siswa
yang
diajar
dengan
menggunakan strategi pembelajaran
aktif Firing Line yaitu 79.88 dengan
simpangan baku 11.583 lebih baik dari
pada rata-rata hasil belajar matematika
siswa
yang
diajarkan
dengan
menggunakan strategi pembelajaran
ekpositori
yaitu
66.74
dengan
simpangan baku 14.186 pada pokok
bahasan bangun datar segitiga di kelas
VII SMP N 17 Kota Jambi.
2. Rata-rata hasil belajar matematika
siswa
yang
diajar
dengan
menggunakan strategi pembelajaran
aktif Practice-rehearsal Pairs yaitu
73.53 dengan simpangan baku 10.595
lebih baik dari pada rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang
diajarkan
dengan
menggunakan
strategi pembelajaran ekpositori yaitu
66.74 dengan simpangan baku 14.186
pada pokok bahasan bangun datar
segitiga di kelas VII SMP N 17 Kota
Jambi.
3. Rata-rata hasil belajar matematika
siswa
yang
diajar
dengan
menggunakan strategi pembelajaran
aktif Firing Line yaitu 79.88 dengan
simpangan baku 11.583 lebih baik dari
pada rata-rata hasil belajar matematika
siswa
yang
diajarkan
dengan
menggunakan strategi pembelajaran
aktif Practice-rehearsal Pairs yaitu
73.53 dengan simpangan baku 10.595
pada pokok bahasan bangun datar
segitiga di kelas VII SMP N 17 Kota
Jambi.
Saran
1. Guru diharapkan menerapkan strategi
pembelajaran aktif Firing Line dalam
proses pembelajaran matematika di
sekolah. Karena strategi pembelajaran
aktif Firing Line dalam pembelajaran
matematika dapat membuat siswa
menjadi
lebih
aktif
dalam
pembelajaran, sehingga hasil belajar
yang diperoleh menjadi lebih baik
dibandingkan dengan belajar yang
menggunakan strategi pembelajaran
ekspositori dan strategi pembelajaran
aktif Practice-rehearsal Pairs.
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 9
2. Peneliti hanya melakukan penelitian
ini pada satu pokok bahasan, jadi
peneliti berharap kepada peneliti
selanjutnya jika ingin meneliti
dilakukan pada pokok bahasan lainnya
dan dapat membandingkan dengan
strategi pembelajaran lain atau strategi
pembelajaran baru lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.
2013.
Modul
Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta : Badan PSDMPK-PMP
(Kemdikbud).
Arikunto, Suharsimi.2013. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, S.2008. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Dimyati &Mudjiono. 2010 . Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Dwi, Retno. 2010. Strategi Pembelajaran
Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Jihad, Asep & Haris,Abdul.2008. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
Pressindo.
Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman.dkk.
2004.
Pembelajaran
Matematika
Kontemporer.
Bandung : JICA UPI.
Suprijono, Agus.(2013). Cooperative
Learning.Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Sudjana,
N.
2005.Metode
Statistika.Bandung : Tarsito
Sukmadinata, nana. 2012. Kurikulum &
Pembelajaran
Kompetensi.Bandung : PT. Refika
Aditama.
Suryasubrata,S.
2008.
Metodelogi
Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran
Terpadu(
Konsep,
strategi,
dan
implementasinya dalam KTSP).Jakarta :
Bumi Aksara.
Kasmadi.2013.Panduan
Modern
Penelitian Kuantitatif. Bandung :
ALFABETA
Purwanto. 2011 . Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Riduan. 2010. Belajar Mudah Penelitian
dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
Silberman, Melvin. (2006). 101 Active
Learning (Terjemahan).Bandung:
Nusa Media dan Nuansa.
Melly Mulyati Syafitri : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 10
Download