STRATEGI PEMASARAN PERBANKAN SYARIAH PADA BPR SYARIAH AMANAH SEJAHTERA GRESIK Moh. Ah. Subhan ZA Program Studi Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Lamongan E-mail : [email protected] Abstract: This study aims to determine the marketing strategy taken by BPRS Amanah Sejahtera for becoming a leading financial institution experiencing tremendous growth in the Gresik region. The methods used in this study are interviews and observations by conducting a review directly to the object of research, namely the office of BPRS Amanah Sejahtera. The results show that BPRS Amanah Sejahtera implements such marketing strategies as segmentation, targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, branding, service, and the process. The most prioritized strategy is now on the marketing mix.By using SWOT analysis, it could be formulated that BPRS Amanah Sejahtera is in a stable condition for the appropriate strategies taken by BPRS Amanah Sejahtera are by continuing to improve its products and services, expanding the market by opening new branches and improving technology. Keywords: marketing strategy, Islamic banks, BPRS, Amanah Sejahtera Pendahuluan Pada saat ini bank syariah merupakan salah satu sistem perbankan yang sedang mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah. Sebab, jenis bank syariah dimungkinkan akan menjadi alternatif sistem perbankan yang berlaku di Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, tentang Perbankan, yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, industri perbankan di Indonesia terbagi menjadi bank yang beroperasi berdasarkan bunga (yang disebut bank konvensional) dan bank yang beroperasi berdasarkan bagi hasil atau syariah Islam (yang disebut bank syariah). Optimisme terhadap bank syariah juga didukung oleh fakta empiris yang menunjukkan eksistensi perbankan syariah pada saat gelombang krisis moneter 1998. Bank syariah telah mampu melewati suatu krisis global dan layak menjadi alternatif solutif bagi pengembangan struktur perekonomian dan sisi perbankan.1 Tapi bagaimanapun juga perbankan syariah adalah merupakan lembaga keuangan yang baru kemarin muncul. Perbankan konvensional jauh lebih dulu hadir di tengah-tengah masyarakat. Dengan keadaan demikian maka memerlukan marketing yang handal untuk bersaing dengan perbankan konvensional dalam menjual produk-produknya. Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan ataupun individu. Dari mulai konsep yang sederhana atau lebih sering disebut marketing tradisional hingga konsep yang up to date atau dikenal dengan marketing modern. Marketing modern berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Semakin sulitnya menjual sebuah produk atau jasa dikarenakan semakin tingginya persaingan. Atau semakin banyaknya pesaing yang berkecimpung dalam bidang usaha yang sama mendorong para praktisi dan akademisi yang berkecimpung dalam dunia marketing, baik secara langsung ataupun tidak langsung melakukan cara-cara yang diharapkan akan dapat mendukung konsep 1 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dari beberapa segi hukum (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), 25 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 79 marketing yang mereka gunakan sehingga penjualan yang menjadi tujuan utama mereka dapat tercapai2. Dalam pemasaran ada elemen penting yang selau berkaitan langsung dengan pemasaran yaitu strategi pemasaran. Strategi dalam pemasaran merupakan suatu cara untuk memenangkan persaingan. Strategi diperlukan dalam bisnis syariah, sepanjang strategi tersebut tidak menghalalkan segala cara dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. BPRS Amanah Sejahtera Gresik adalah sebuah bank syariah yang saat ini sedang mengalami perkembangan yang luar biasa. Beberapa produk yang ditawarkan dan strategi yang diterapkan membuktikan hasil yang memuaskan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk menjadikan objek penelitian. Karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan oleh BPRS Amanah Sejahtera Gresik sehingga mampu menjadikan produknya menjadi produk yang banyak diminati, baik terkait dengan langkahlangkah dalam melaksanakan proses segmentasi terhadap berbagai kelompok pasar guna mendapatkan target pasar (targetting) yang tepat dan sesuai dengan posisi pasar (positioning) yang diharapkan, maupun yang terkait penerapan strategi-strategi pemasaran melalui pengembangan strategi acuan atau bauran pemasaran (marketting mix) agar tetap memiliki kualitas produk yang lebih kompetitif dan lebih diminati calon anggota (nasabah). BPRS Amanah Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari 1996 yang berkantor di jalan raya cerme kidul 148, kecamatan cerme, Kabupaten Gresik dan telah diresmikan oleh menteri keuangan republik Indonesia, Bpk Drs. H. Mar’ie Muhammad sebagai BPR syariah pertama di kabupaten Gresik pada hari Sabtu, tanggal 13 Juli 1996 pukul 10.00 Wib, bertempat di ruang grahadi, gedung negara, Jln Pemuda 7 Surabaya. Setelah menunjukkan perkembangan yang baik, dan berkat dukungan dan kerjasama masyarakat serta untuk mendekatkan kepada para nasabah, kantor pusat pindah ke jl. Kalimantan No. 107 GKB Gresik, dengan tetap mengembangkan sayap memberikan pelayanan di kecamatan cerme dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan observasi pada agustus tahun 2011, wawancara dilakukan dengan pihak marketing yaitu lailatul izzaty dan siti sa’adah sebagai pihak personalia. Peneliti akan meneliti strategi pemasaran produk perbankan Syariah pada BPRS Amanah Sejahtera Gresik, selanjutnya juga akan dilihat dan dianalisis berbagai kondisi dan perkembangan yang terjadi di lingkungan BPRS Amanah Sejahtera Gresik, baik yang berasal dari lingkungan internal, seperti kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, perkembangan sumberdaya manusia, termasuk beberapa kebijakan atau strategi pemasaran yang dijalankan. Langkah ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Selain perkembangan lingkungan internal peneliti juga akan menganalisis perkembangan lingkungan eksternal seperti kondisi persaingan bisnis yang terjadi atau kondisi masyarakat yang menjadi anggota (nasabah) juga akan dianalisis, untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya mengenai peluang yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Penilaian terhadap lingkungan yang berkembang di sekitar perusahaan ini sangat penting dilakukan, terutama lingkungan eksternal yang selalu berubah dengan cepat dan sangat berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan lingkungan internal perusahaan. Penilaian ini dilakukan sebagai langkah untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang ada, guna dapat mengetahui, menganalisis kebijakan-kebijakan atau strategi-strategi perusahaan, serta mencoba menentukan kebijakan atau strategi yang dapat meningkatkan kinerja dan perkembangan perusahaan. 2 M. Nur Rianto al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah (Bandung: Alfabeta, 2010), 5 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 80 Berangkat dari uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti memberikan judul pada penelitian dengan “Strategi Pemasaran Produk Perbankan Syariah Pada BPRS Amanah Sejahtera Gresik” Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Pasar untuk produk jasa perbankan sangatlah luas, sehingga perusahaan atau bank tidak mudah untuk memasuki pasar yang sedemikian luas dan kalupun bisa kemungkinan berhasil sangatlah kecil. Pasar yang luas ini perlu untuk dipilah-pilah agar mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan kegiatan pemasarannya. Karena pasar yang luas maka sebelum melakukan kegiatan pemasaran produk harus dilakukan terlebih dahulu riset pasar yang bertujuan untuk mengetahui sebrapa besar pasar yang akan dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut dan seberapa besar kompetitor. 1. Segmentasi (Segmentation) Segmentasi adalah cara membagi pasar berdasarkan variabel-variabel tertentu seperti geografi, demografi, psikologi, prilaku dan pada akhirnya ke variabel terkecil, yaitu individu. 3 Philip kotler dan kevin lane keller dalam bukunya manajemen pemasasran, mengatakan bahwa pada dasarnya dalam melihat pasar, segmentasi dapat dibagi berdasarkan karakteristik konsumen menjadi tiga yaitu4: Pertama, segmentasi demografi dan sosio ekonomi, segmentasi demografi melibatkan faktor seperti jenis kelamin, usia, ukuran keluarga dsb. Sosio ekonomi terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, agama, kebangsaan dan etnik. Faktor-faktor ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok pelanggan, karena kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan seringkali sangat dekat dengan variabel demografi dan sosio ekonomi. Kedua, segmen psikografis, yaitu membagi pasar menjadi suatu kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan karakteristik kepribadian. Sehingga dari karakteristik kelas sosial, gaya hidup serta kepribadian tersebut dapatlah dibuat produk-produk apa saja yang cocok bagi masing-masing segmen tersebut. Ketiga, segmentasi geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit geografis seperti negara, profinsi, perkotaan, pedesaan atau kompleks perumahan/pemukiman. sebuah bank dimungkinkan dapat memutuskan untuk beroperasi di semua wilayah tetapi lebih meperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. Sebab kebutuhan masingmasing unit geografis akan berbeda, misalkan antara kebutuhan masyarakat di perkotaan dengan di pedesaan pasti akan berbeda. 3 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, (Bandung: Karya Kita, 2007), 12 Philip Kotler dan kevin kane keller. Manajemen pemasaran, alih bahasa Benyamin Molan (Jakarta: Indeks, 2007), 301-317. Teori ini sama dengan teori yang diberikan oleh hermawan kerta jaya dalam bukunya marketing syariah yaitu Menurut karakteristiknya, pendekatan sejatinya bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu static attribute segmentation, dynamic attribute segmentation, dan individual segmentation Dalam segmentasi static attribute, pendekatan yang dilakukan adalah dengan membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, seperti geografis atau demografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan negara, kawasan, profinsi, atau kota. Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan pendidikan. Dalam dynamic attribute segmentation, pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperhatikan atribut-atribute yang dinamis, sperti psikografis dan perilaku (behavior). Segmentasi psikografis membagi pasar berdasarkangaya hidup dan kepribadian. Sedangkan segmentasi perilaku berdasarkan sikap, penggunaan dan respons. Segmentasi terakhir, yaitu individual segmentation, dilakukan atas unit terkecil pasar, yaitu individu perseorangan. 4 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 81 Dalam hal ini segmentasi yang diterapkan oleh BPRS Amanah Sejahtera berdasarkan pada faktor sosio ekonomi yaitu segmentasi yang didasarkan pada variabel agama, pendapatan dan kelas sosial. Sehingga nasabah pada BPRS Amanah Sejahtera baik dalam produk penghimpunan dana maupun produk penyaluran dana bisa memilih macam-macam produk sesuai dengan kelas sosial, gaya hidup maupun kepribadiannya. 2. Target pasar (Targetting) Targetting adalah proses pemilihan target dan mencocokkan reaksi pasar dengan kebutuhan dasar, kemampuan daya beli dan keterbatasan yang dimiliki5. Dikarenakan Sebuah produk atau jasa tidak dapat memasuki semua segmen di masyarakat, maka diperlukan sebuah proses targetting. Kejelian pemilihan target akan mempermudah masuknya sebuah produk baru yang diluncurkan. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahaan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan 6. Target atau pembidikan pasar BPRS Amanah Sejahtera Gresik adalah muslim dengan semua kelas ekonomi untuk produk pendanaannya. Sedangkan untuk produk penyaluran dananya lebih diarahkan kepada ekonomi kelas bawah yaitu pengusaha kecil mikro dan masyarakat kecil. Pada proses targeting ini seluruh peluang-peluang yang terlihat saat melakukan segmentasi akan dievaluasi untuk memutuskan seberapa banyak dan pasar mana yang menjadi sasaran sesuai produk yang ditawarkan BPRS Amanah Sejahtera. 3. Penentuan posisi (Positioning) Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi7. Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi. Selain manfaat diatas, produk atau jasa diposisikan pada posisi yang dinginkan nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan8. 5 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad...., 18 M. Nur Rianto al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah..., 95 7 Menurut Hermawan Kertajaya dalam bukunya syariah marketing, 173-174 Dalam menentukan positioning sebelum produk di launch, perusahaan sudah berusaha untuk menjadi perusahaan yang costumer-centric. Sebab positioning adalah apa yang ada dibenak konsumen. Sehingga, sebelum menentukannya, hal yang terlebih dahuku harus diperhatikan adlah “reason to buy” dari konsumen. Positioning menawarkan value yang akan diterima oleh konsumen. Setelah mengetahui apa permintaan pelanggan, perusahaan harus menyesuaikannya dengan kekuatan dan keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki. Apakah kekuatan yang dimiliki bisa di stretch sedemikian rupa untuk memenuhi permintaan konsumen? Jika tidak, sebaiknya jangan anda lanjutkan positioning statement anda, karena kemungkinan anda tidak akan berhasil men-deliver hal-hal yang dijanjikan. Setelah menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus mengetahui posisinya ditengah arena kompetisi. Apakah ada penawaran yang sama dari perusahaan lain? Dengan mengetahui posisi ditengah pemain yang lain, positioning yang ditawarkan bisa berbeda dari positioning dari pesaing. Positioning ini juga harus bisa sustainable terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Tetapi, walaupun positioning harus bisa berkelanjutan dan relevan dalam berbagai situasi, positioning harus dikomunikasikan secara konsisten dan tidak berubah-ubah. 8 Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana, 2004), 121. 6 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 82 Ada tiga langkah dalam melaksanakan positioning, yaitu 9: a. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapt ditampilkan dalm hubungan dengan pesaing. Mengenali keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai yang terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu: Diferensiasi produk, Diferensiasi jasa, Diferensiasi personal, Diferensiasi citra. b. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat menonjol, pertimbangan memilih keunggulan kompetitif yang paling menonjol adalah: berapa banyak perbedaan yang dipromosikan dan perbedaan mana yang dipromosikan. c. Menyampaikan keunggulaan itu secara efektif kepada target pasar. BPRS Amanah Sejahtera dalam bersaing untuk mendapat posisi dalam pasar sasarannya adalah dengan cara: 1. Memberikan harga yang lebih menguntungkan bagi nasabah dibandingkan dengan bank pesaing. 2. Menjalankan program-proram sosial, seperti pengobatan gratis, penyaluran hewan qurban, memberikan beasiswa pelajar dan lain sebagainya. 3. Memperbanyak jaringan kemitraan termasuk kerja sama dengan sekolah-sekolah dengan menerima pembayaran spp di BPRS Amanah Sejahtera. Sedangkan produk yang diunggulkan oleh BPRS Amanah Sejahtera yaitu pembiayaan murabahah. Produk ini menjadi ungulan dikarenakan BPRS Amanah Sejahtera hanya mengambil keuntunan yang sedikit. Sehinga banyak sekali masyarkat yang membutuhkan pembiayaan produktif dalam pembelian barang mengunakan produk ini. Taktik Pemasaran (Marketing Tactic) 1. Diferensiasi (Differentiation) Diferensiasi dapat diartikan sebagai sebuah pembeda atau bagaimana caranya agar menjadi berbeda dengan produk atau perusahaan pesaing10. Diferensiasi merupakan tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Tawaran tersebut harus dipersepsikan oleh konsumen sebagai hal yang berbeda, namun harus benarbenar berbeda dalam hal content, context dan infrastruksturnya 11. Content adalah dimensi diferensiasi yang menunjukkan value yang ditawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi. Contex merupakan dimensi yang menunjuk pada cara perusahaan menawarkan produk. Ini berhubungan dengan usaha-usaha perusahaan untuk membantu konsumen untuk mempersepsikan tawaran perusahaan dengan cara berbeda dari tawaran pesaing. Dimensi terakhir menunjuk pada infrastruktur seperti teknologi, SDM dan fasilitas yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan context12. Perusahaan dapat melakukan diferensiasi pada lima dimensi yaitu produk, jasa, sumber daya manusia, saluran dan citra. Diferensiasi produk dilakukan dengan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi jasa dapat dilakukan pada dilevery yaitu bagaimana produk dan jasa sampai pada konsumen. Diferensiasi SDM adalah diferensiasi lewat keunggulan personal. Diferensiasi saluran yaitu diferensiasi melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut. sedangkan diferensiasi citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda13. 9 Philp kotler dan Kevin Lane Keller, manajemen Pemasaran..., 374-375 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad..., 36 11 Ibid, 175 12 M. Nur Rianto al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah..., 106 13 Ibid, 106 10 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 83 Melalui teori yang ada diatas maka dapat disimpulkan bahwa diferensiasi yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera adalah diferensiasi melalui produk, Sumber Daya Manusia, dan citra. a. Diferensiasi produk Diferensiasi produk dilakukan BPRS Amanah Sejahtera dengan 1). menciptakan produkproduk yang benar-benar sesuai dengan ketentuan syariah, 2) menciptakan terobosan baru seperti tabungan haji amanah IB (mudharabah), tabungan qurban IB (mudharabah), gadai syariah, pembiayaan qardh talangan haji, pendidikan dan pengobatan 3) memberikan hadiah-hadiah pada produk-produknya. Hal yang membuat beda dengan bank yang lain adalah adanya pengobatan-pengobatan gratis seperti operasi katarak dan lain-lain. Diferensiasi produk ini yang disebut oleh hermawan kertajaya diferensiasi dalam hal content. b. Diferensiasi Sumber Daya Manusia Diferensiasi SDM yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera adalah dengan 1) meningkatkan kompetensi karyawan melalui peningkatan pengetahuan, seperti pelatihan, seminar dll 2) karyawan dalam bekerja selalu ramah tamah, sopan santun, bersahabat dan mengucapkan salam pada setiap nasabah yang datang 3) personilnya dapat dipercaya, jujur serta tanggap menghadapi pelanggan. Diferensiasi Sumber Daya Manusia ini yang disebut hermawan kertajaya sebagai diferensiasi dalam hal context. c. Diferensiasi citra Dengan adanya produk yang berbeda dan dengan adanya pelayanan prima yang dilakukan oleh karyawan maka secara otomatis akan terbentuk diferensiasi citra, maka deferensiasi citra yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahteraterbentuk melalui diferensiasi produk dan Sumber Daya Manusia yang telah dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera yang telah dibahas di atas. 2. Bauran pemasaran (Marketing Mix) Marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi14. a. Produk (Jasa) Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Dalam proses pengembangan produk, BPRS Amanah Sejahtera secara konseptual telah menentukan dengan pasti bentuk produk yang akan ditawarkan. Akan tetapi secara teknis seperti cara dan waktu penjualannya selalu berubah sesuai kondisi pasar. Diantara produk yang ditawarkan oleh BPRS Amanah Sejahtera adalah sebagai berikut: 1. Produk BPRS Amanah Sejahtera a. Produk penghimpunan dana 1) Tabungan: Tabungan Umum Amanah IB (Mudharabah), Tabungan Haji Amanah IB (Mudharabah), Tabungan Qurban Amanah IB (Mudharabah), Tabungan Usaha Amanah IB (Mudharabah), Tabungan Pendidikan Amanah IB (Mudharabah), Tabungan Mandiri Amanah IB (Wadiah) 2) Deposito Amanah IB (Mudharabah) b. Produk penyaluran dana 14 Philp kotler dan Kevin Lane Keller, manajemen Pemasaran..., 15 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 84 1) Sistem Bagi Hasil: Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah 2) Sistem Jual Beli: Murabahah, Istisna’ 3) Sistem Talangan: Pembiayaan Qardh Talangan Haji: Pembiayaan Qardh Talangan Pendidikan, Pembiayaan Qardh Talangan pengobatan, Rahn (Gadai Emas) 4) Pembiayaan Kebajikan 2. Produk Unggulan BPRS Amanah Sejahtera a. Produk pembiayaan dengan prinsip jual beli murabahah b. produk tabungan pendidikan. BPRS Amanah Sejahtera mempunyai pedoman bahwa membuat inovasi dan kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci utama dalam strategi ini. hal ini dibuktikan oleh BPRS Amanah Sejahtera dengan selalu berusaha melakukan pembaruan atau pengenalan produk baru kepada nasabah yang dapat membantu memudahkan proses transaksi nasabah. Perusahaan tiada henti terus melakukan eksplorasi terhadap kebutuhan pasar dan berupaya untuk memenuhi terhadap kebutuhan pasar tersebut. Sebagai contoh adalah produk pegadaian syariah (rahn) yang ditawarkan baru-baru ini oleh BPRS Amanah Sejahtera sebagai salah satu produk pembiayaan kepada nasabah, dengan produk ini nasabah yang membutuhkan pembiayaan dapat menjaminkan (gadai) emas yang dimiliki kepada pihak bank agar mendapatkan uang untuk pendanaan. b. Harga (Price) Kebijakan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalilya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya 15. Harga yang terbentuk dalam BPRS Amanah Sejahtera ini bisa dibilang sebagai harga idaman untuk nasabah, karena harga yang ditentukan banyak yang menguntungkan nasabah bila dibandingkan dengan bank lain. Apalagi harga dalam produk pembiayaan, penentuan harganya sangat berbeda dengan penentuan harga yang ada di bank-bank lain, karena harga yan terbentuk dalam pembiayaan ditentukan dalam kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Penentuan harga lewat kesepakatan inilah yang memang diajarkan oleh teori perbankan syariah. Contohnya pada tabungan umum amanah IB (Mudharabah). Tabungan umum amanah IB (Mudharabah) merupakan simpanan pihak ketiga pada BPRS Amanah Sejahtera dengan prinsip mudharabah. Dana yang terhimpun, akan diinvestasikan secara profesional dan keuntungannya akan dibagikan kepada nasabah dan bank sesuai porsi nisbah yang telah disepakati bersama16. Contoh ini memberikan indikasi bahwa harga dalam produk pembiayaan yang terjadi di BPRS Amanah Sejahtera tidak ditentukan sepihak oleh bank tetapi ditentukan bersama antara bank dan nasabah. c. Saluran distribusi (Place) Salah satu hal yang tidak boleh diremehkan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel Of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena 15 16 Ibid..., 19 Brosur bank amanah sejahtera AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 85 kesalahan dalam memilih dapat menghambat usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan baik. BPRS Amanah Sejahtera sangat memperhatikan masalah tempat untuk beroperasinya bank, karena tempat merupakan variabel penting yang harus dipertimbangkan. Hal ini dibuktikannya dengan awal operasinya pada tahun 1996 di Jl. raya cerme kidul 148 kecamatan cerme gresik. Meskipun tempat ini masih terbilang strategis, namun BPRS Amanah Sejahteramasih mencari tempat yang lebih strategis, berada di kota, dekat tempat industri dll. Akhirnya BPRS Amanah Sejahtera memindahkan kantornya di jl. kalimantan no 107 GKB Gresik, yang mana tempat ini berada di kota dan dekat dengan tempat-tempat industri. d. Promosi (Promotion) Promosi merupakan komponen yang dipakai untuk memberi tahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan, sehingga pasar dapat mengetahui tentang produk yang diproduksi perusahaan tersebut. adapun kegiatan yang termasuk dalam aktivitas promosi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas17. Promosi yang diterapkan oleh BPRS Amanah Sejahtera adalah antara lain: 1) Brosur yang disebarkan melauli lembaga-lembaga besar yang mempunyai peluang besar untuk menyerap nasabah. 2) Buletin yang disebarkan ke masjid, dengan cara ini maka jamaah bisa mengetahui dan mengenal lembaga keuangan Islam. Selain buletin buletin pada bulan ini (ramadhan) BPRS Amanah Sejahtera juga menyertaka jadwal imsakiyah yang tidak lupa di sebelah bawahnya ada kata-kata yang intinya mengenalkan dan mempromosikan bank. 3) Mencetak para marketer-marketer dan karyawan yang handal, ini merupakan bentuk promosi yang terpenting dan tidak tertandingi dalam segi hasil. Oleh karena itu BPRS Amanah Sejahtera sangat menekankan kepada semua pegawai untuk selalu berpenampilan baik, melayani dengan sopan, tanggap, tanggung jawab. Dengan cara seperti ini maka orang akan merasa dihargai dan bisa lebih tertarik dengan bank. 4) Presentasi dan sosialisasi pada instansi-instansi yang berpengaruh dan cukup besar peluang untuk menjadi nasabah. Salah satu contohnya BPRS Amanah Sejahtera pernah mempresentasikan keberadaan dan produk-produk banknya di instansi IAIN Sunan Ampel pada acara TOT (training of trainers) perbankan syariah yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan fakultas syariah IAIN sunan ampel surabaya. 5) Word of maouth (promosi mulut ke mulut di masyarakat). Bentuk promosi ini merupakan bentuk yang mudah dan efektif. Sebab yang melakukan promosi adalah orang-orang yang sudah menjadi anggota (nasabah) BPRS Amanah Sejahtera, atau bahkan orang non nasabah tapi pernah mengikuti sosialisasi BPRS Amanah Sejahtera. Efektifitas promosi ini disebabkan karena orang yang menceritakan keberadaan dan produk serta layanan BPRS Amanah Sejahtera, sehingga orang lain merasa tertarik terhadap BPRS Amanah Sejahtera. 6) Melalui media internet, dengan semakin canggihnya teknologi maka informasi apapun bisa didapatkan melalui media internet. Peluang ini tidak disia-siakan oleh BPRS Amanah Sejahtera dalam melakukan promosinya. 3. Penjualan (Selling) Elemen terakhir dari taktik pemasaran adalah melakukan selling. Selling dalam marketing syariah sebagaimana yang diungkapkan oleh hermawan kertajaya dalam bukunya 17 M. Nur Rianto al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah..., 15 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 86 syariah marketing adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan situasi yang win-win solution bagi penjual dan pembeli18. Dalam melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk atau jasa tersebut. disamping itu perusahaan harus bisa memberikan solusi bagi konsumennya sehingga konsumen akan semakin loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen. Begitu juga yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera dalam sellingnya tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk yang ditawarkan. Hal ini sebagaimana yang sudah kita bahas dalam proses penentuan harga, bahwa bank selalu bermusyawarah untuk mendapatkan suatu kesepakatan tentang harga produk. Apalagi dalam produk pembiayaan murabahah dengan prinsip jual beli, disana bank lebih transparan dalam bertransaksi karena 1) bank memberi tahu biaya modal kepada nasabah, 2) bank menjelaskan kepada pembeli bila ada cacat atas barang yang diperjual belikan, 3) bank menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, 4) keuntungan didasarkan pada kesepakatan antara bank dan nasabah. Tidak hanya transparan dalam penjualan produk saja, bahkan dalam proses selling ini BPRS Amanah Sejahtera menerapkan paradigma bahwa nasabah adalah mitra. Karena menganggap nasabah sebagai mitra maka sikap tolong menolong dan kejujuran sebagai landasan utama dalam proses sellingnya. Proses inilah yang menjadikan hubungan jangka panjang tercipta secara harmonis, sehingga BPRS Amanah Sejahtera selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahunnya. Nilai Pemasaran (Marketing Value) Kalau marketing strategi adalah cara bagaimana menanamkan produk di benak atau pikiran konsumen, marketing tactic bagaimana caranya memenangkan pasar, maka marketing value adalah bagaimana memenangkan hati, jadi disini kemenangan untuk membuat konsumen jatuh cinta kepada suatu produk. Oleh karena itu akumulasi dari brand, service, dan process, menjadi kunci utama. Kekuatan suatu produk dapat tergambarkan dari kekuatan ketiga elemen yang akan dibahas di bawah ini. 1. Merek (Brand) Salah satu hal penting yang membedakan produk anda dengan produk lainnya adalah karakter brand yang merupakan value indicator bagi konsumen. Brand yang baik adalah brand yang mempunyai karakter yang kuat, dan bagi perusahaan atau produk yang menerapkan syariah marketing, suatu barand juga harus mencerminkan karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau nilai-nilai spiritual19. Dalam pandangan syariah marketing, brand adalah nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, misalkan dalam al-Qur’an Allah Swt. berfirman “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (muhammad)itu suri tauladan yang baik bagimu”. Dalam hadis dikatakan “kalau ingin melihat ahlak al-Qur’an, lihatlah Muhammad”. Hal ini menandakan bahwa branding telah dikenal dalam Islam, yaitu 18 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan, 2006), 179. Brand yang mencerminkan karakter yang sesuai dengan prinsip syariah adalah brand yang tidak mengandung unsur judi, penipuan, riba, tidak mengandung unsur kedhaliman, dan tidak membahayakan pihak sendiri ataupun orang lain. Dan value yang ditawarkan dalam brand haruslah sama dengan yang dideliver. Untuk itu dalam membangun brand harus dengan membangun nilai-nilai spiritualitas yang didukung pengimplementasiannya dalam aktivitas sehari-hari dalam perusahaan.pengimplementasian itu ditujukan untuk menjaga kepercayaan konsumen dengan sepenuh hati. Pengimplementasian karakter yang bisa dibangun untuk menunjukkan nilai spiritual ini bisa digambarkan dengan nilai kejujuran, keadilan, kemitraan, kebersamaan, keterbukaan, dan universalitas. 19 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 87 melalui Muhammad. Bahkan didalam diri Rasulullah Muhammad sendiri tercipta branding dengan sebutan al-Amin, karena Rasulullah memiliki reputasi sebagai seorang yang dapat dipercaya. Dengan branding al-Amin ini menjadikan bagaimana sulitnya musuh-musuh Rasullah ketika berkumpul dan mencari cara menghancurkan nama baikNya lewat word of mouth yang menjelek-jelekkan (fitnah). Ketika ada usulan menyebar isu bahwa Muhammad adalah pembohong kemudian ditentang oleh yang lain. Bagaimana mungkin dituduh pembohong, sejak kecil Muhammad dikenal tidak pernah berbohong. Cerita diatas menggambarkan betapa pentingnya brand bagi sebuah perusahaan termasuk BPRS Amanah Sejahtera. Karena begitu pentingnya brand, maka dalam perjalanan operasinya, bank sayriah amanah sejahtera selalu berahati-hati dalam langkahnya agar tercipta brand yang baik. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana brand BPRS Amanah Sejahtera ini, maka kita bisa melihat dan menganalisanya ketika BPRS Amanah Sejahtera menentukan positioning, diferensiasi serta didukung marketing mix dan strategi sellingnya. Karena pada dasarnya brand akan terbentuk melalui positioning, diferensiasi yang didukung oleh marketing mix dan selling yang handal20. Dan BPRS Amanah Sejahtera sendiri pun dengan yakin menciptakan brandnya dengan kata “memberi pelayanan terbaik dan islami”. 2. Pelayanan (Service) Dalam melakukan pelayanan yang baik sebenarnya sudah digambarkan seseorang melalui sikap, pembicaraan, dan bahkan bahasa tubuh (body language) yang bersifat simpatik, lembut, sopan, hormat dan penuh kasih sayang. Ada beberapa karakter yang harus dimiliki oleh petugas bank dalam melakukan pelayanan kepada nasabah, dan yang dilakukan oleh petugas BPRS Amanah Sejahteradiantaranya adalah21: a. Penerapan paradigma nasabah adalah mitra BPRS Amanah Sejahtera Gresik dalam masalah pelayanan ini lebih menekankan pada penerapan paradigma nasabah adalah mitra. Dengan penerapan paradigma ini maka dengan sendirinya bank berupaya memahami dan berpikir apa yang akan dilakukan, diinginkan oleh konsumen atas keputusan pembeliannya pada suatu produk yang ditawarkan oleh bank. Sehingga dengan berpikir seperti itu akan ada suatu usaha dari bank untuk memuaskan nasabah dalam sisi pelayanan. b. Emphaty Dalam masalah ini BPRS Amanah Sejahtera berusaha untuk peduli memberikan perhatian secara pribadi kepada nasabah. Setiap lapisan karyawan dari level manajemen atas (top manajemen) sampai dengan level terbawah (staf) harus memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah. Setiap elemen dalam bank mempunyai kewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. Setiap karyawan terutama customer service harus mampu memberikan pelayanan yang tulus kepada nasabah, sehingga nasabah merasa nyaman dalam berinteraksi dengan pihak bank. c. Responsivenes Kemauan BPRS Amanah Sejahtera untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi keluhan dari nasabah. Setiap keluhan dari konsumen langsung diberikan umpan balik, untuk mencegah ketidak puasan nasabah. Misalan, ada nasabah yang kesulitan menulis slip transaksi, maka petugas pelayanan harus langsung tanggap dan membantu dalam menuliskan slip tersebut. atau misalkan slip transaksi yang habis, maka petugas pelayanan harus langsung menyediakan kembali 20 21 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing..., 181 Herry Achmad Bukhory dan Djasmin Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, (Bndung: Linda Karya, 2006) AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 88 slip transaksi yang habis tersebut, harus dihindari nasabah yang kecewa karena ketiadaan slip transaksi. d. Realiability BPRS Amanah Sejahtera selalu berusaha untuk memberikan jasa sesuai dengan yang telah dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten. Suatu perusahaan yang mampu memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan melalui promosi akan memberkan kepuasan tersendiri kepada nasabah. e. Sopan santun dan ramah tamah Dalam pelayanannya sikap sopan santun dan ramah tamah inilah yang paling menonjol dapt dilihat. Dengan sikap ini akan menimbulkan rasa senang kepada nasabah karena dengan sikap ini nasabah merasa dirinya dihormati. Kelima sikap diatas akan diusahan oleh BPRS Amanah Sejahtera dan akan dipupuk terus sehingga benar-benar terwujud dalam pelayanan setiap kerjanya. Dengan usaha seperti ini maka BPRS Amanah Sejahtera akan benar-benar mendapatkan kepercayaan dari nasabah. 3. Proses (Process) Dalam sebuah perusahaan ada 3 proses disiplin manajeman yang harus dimiliki, sebuah perusahaan yang memiliki strategi yang baik tanpa proses yang mendukung tidak akan menghasilkan kesuksesan yang berkisinambungan. Ketiga proses tersebut adalah yaitu jaringan pemasok, manajemen asset perusahaan, pengetahuan akan kondisi lingkungan bisnis22. Begitu juga dengan BPRS Amanah Sejahtera yang memiliki ketiga proses disiplin managemen. Jaringan pemasok dibangun oleh BPRS Amanah Sejahtera dengan bermitra dengan beberapa instansi, melalui kerjasama, melalui seminar dll. Manajemen asset yang selalu diupayakan dengan baik, hal itu dibuktikan dengan perkembangan asset dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Dan pengetahuan kondisi lingkungan bisnis juga sudah dilakukan dengan cara pengamatan dan analisa, hal itu dibuktikan dengan penciptaan produk-produk baru sesuai dengan keinginan masyarakat dan kemampuan bank dalam mengelonya. Penerapan Analisis SWOT Pada BPRS Amanah Sejahtera Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keadaan mikro dan makro pemasaran BPRS Amanah Sejahtera, sehingga dapat dirumuskan sasaran dan dapat ditetapkan strategi yang akan dilaksanakan. Analisis ini secara rinci dilakukan dengan mengidentifikasi: 1. Kekuatan ( Strength ) a. Top manajer yang baik b. Mempunyai legalitas yang baik c. Mempunyai hubungan yang baik dengan beberapa instansi d. Menempati gedung yang strategis dan representatif e. Memiliki jaringan pelayanan yang luas f. Perkembangan keuangan yang terus membaik g. Teknologi informasi yang ada cukup memadai 2. Kelemahan (Weakneas ) a. Aktivitas marketing masih perlu ditingkatkan b. Kurangnya fasilitas manufaktur c. Pengembangan SDM yang tersedia belum mengarah pada keunggulan komparatif d. Kurangnya komunikasi antara kantor cabang dengan marketing yang berada di lapangan e. Strategi yang di lakukan para marketing masih belum optimal 22 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad..., 82 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 89 f. Belum ada mesin ATM seperti bank pesaing 3. Peluang (Opportunity) a. Semakin sadarnya masyarakat menengah ke bawah dalam memanfaatkan layanan jasa bank syariah b. Perkembangan teknologi BPRS Amanah Sejahtera akan memicu terciptanya produk dan diversifikasi produk baru c. Pertumbuhan perekonomian masyarakat semakin membaik d. Mayoritas penduduk adalah Muslim e. Sudah dikenal relatif luas di masyarakat 4. Ancaman ( Threath ) a. Semakin agresifnya bank pesaing dalam melakukan pemasaran b. Lembaga keuangan lain, dalam hal ini pegadaian, koperasi dan BMT, BPRS serta bank syariah lain bisa memberi pinjaman dengan prosedur yang cepat dan mudah c. Produk dan jasa bank pesaing lebih variatif dan menarik, akan menjadikan produk BPRS Amanah Sejahtera kurang kompetitif d. Tuntutan akan teknologi canggih mengakibatkan naiknya nilai investasi dan biaya operasional. e. Masih belianya bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional Setelah melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang dilakukan, maka perlu untuk melakukan analisis terhadap alternatif strategi pemasaran yang ada. Salah satu kerangka pemulihan strategi adalah dengan menggunakan faktor strategi eksternal dan internal, maka model yang dipakai dalam tahap ini adalah: 1. Matrik faktor strategi eksternal Tabel EFAS Faktor-faktor Strategi Eksternal PELUANG a. kesadaran masyarakat memanfaatkan layanan jasa bank syariah b. Perkembangan teknologi yang memadai c. Pertumbuhan perekonomian masyarakat terus membaik d. Mayoritas penduduk adalah Muslim e. Sudah dikenal relatif luas di masyarakat ANCAMAN a. Semakin agresif dan aktifnya bank pesaing dalam melakukan pemasaran b. Lembaga keuangan lain bisa memberi pinjaman dengan prosedur yang cepat dan mudah c. Produk dan jasa bank pesaing lebih variatif dan menarik d. Tuntutan akan teknologi canggih e. Masih belianya bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional TOTAL Bobot Rating Bobot x Rating 0,20 4 0,80 Keberadaan 0,10 0,10 2 3 0,20 0,30 akuisisi keberadaan 0,20 0,20 4 2 0,80 0,40 keberadaan kualitas 0,05 2 0,10 Perlu hati-hati 0,05 2 0,10 Perlu hati-hati 0,03 1 0,03 Tantangan baru 0,05 1 0,05 diperhatikan 0,02 1 0,02 Perlu belajar 1,00 2,80 2. Matrik faktor strategi internal AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 Komentar 90 Tabel IFAS Faktor-faktor Strategi Internal KEKUATAN a. Top manajer yang baik b. Mempunyai hubungan yang baik dengan beberapa instansi c. Menempati gedung yang cukup strategis dan representatif d. Memiliki jaringan pelayanan yang luas e. Teknologi informasi yang ada cukup memadai KELEMAHAN a. Aktivitas marketing masih perlu ditingkatkan b. Kurangnya Fasilitas manufaktur c. Pengembangan SDM yang tersedia belum mengarah pada keunggulan komparatif d. Kurangnya komunikasi antara kantor cabang dengan marketing yang berada di lapangan e. Belum ada mesin ATM seperti bank pesaing TOTAL Bobot Rating Bobot x rating Komentar 0,15 0,10 4 4 0,60 0,40 Kualitas kunci sukses Hubungan baik 0,15 0,15 0,10 3 3 2 0,45 0,45 0,20 kualitas Reputasi baik perlu peningkatan 0,10 0,05 2 1 0,20 0,05 Lamban Perlu infestasi sekarang 0,15 2 0,30 Perlu peningkatan 0,05 0,05 1,00 1 1 0,05 0,05 2,65 Bicarakan dengan baik Perlu pengadaan Dari tabel EFAS dan IFAS diatas kemudian digabungkan untuk mendapatkan gambaran tentang posisi BPRS Amanah Sejahteraagar didapat solusi terbaik untuk kemajuan BPRS Amanah Sejahtera. Penggabungan tersebut didapatkan data sebagai berikut: 4,0 1 4,0 kuat 3,0 2 GROWTH RETRENCHMENT Tinggi GROWTH EKSTERNAL Rata-rata 2,0 lemah 3 3,0 4 5 STABILITY 6 GROWTH RETRENCHMENT Sedang STABILITY 7 8 9 2,0 GROWTH RETRENCHMENT Rendah GROWTH 1,0 Penggabungan data seperti diatas akan di dapat rumusan, jika: AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 1,0 91 1. SO (jika gabungan dari strength dan opportunity) atau berada di sel 5, maka perusahaan tersebut dapat memperluas pasar, menggunakan saluran distribusi yang telah establish dan joint venture. 2. WO (jika gabungan dari weakness dan opportunity) atau berada pada sel 6, maka perusahaan tersebut diharapkan meningkatkan kualitas dan minimize cost distribusi / manufaktur dan mengembangkan saluran superstore. 3. ST (jika gabungan dari strength dan treath) atau berada pada sel 8, maka perusahaan tersebut lebih baik meningkatkan market share dan marger dengan perusahaan yang ada di kawasan asia. 4. WT (jika gabungan dari weakness dan treath) atau berada di sel 9, maka perusahaan tersebut dapat mengurangi utang dengan menjual salah satu divisi dan cost reduction untuk mengurangi BEP23. Dengan menggunakan faktor strategi eksternal dan internal sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel gabungan antara EFAS dan IFAS diatas, maka berdasarkan pendekatan tersebut dapat diketahui bahwa posisi BPRS Amanah Sejahterapada saat ini adalah dalam posisi pertumbuhan yang stabil atau berada dalam sel 5. Maka perusahaan yang demikian menurut fredy rankuty sebaiknya memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi lain, dan meningkatkan jenis produk dan jasa. Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi maupun joint venture dengan perusahaan lain dalam industri yang sama24. Penutup Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera adalah sebagai berikut: 1. Strategi pemasaran (marketing strategy) a. Segmentasi yang diterapkan oleh bank syariah amanah sejahtera berdasarkan pada faktor sosio ekonomi yaitu segmentasi yang didasarkan pada variabel agama serta faktor psikografis. b. Target pasar Bank Syariah Amanah Sejahtera Gresik adalah muslim dengan semua kelas ekonomi untuk produk pendanaannya. Sedangkan untuk produk penyaluran dananya lebih diarahkan kepada ekonomi kelas bawah yaitu pengusaha kecil mikro dan masyarakat kecil. c. Positioning adalah dengan pendekatan integrated activity dan integrated system. 2. Marketing tactic a. Differentiation 1) Diferensiasi produk Diferensiasi produk dilakukan bank amanah sejahtera dengan 1). menciptakan produk-produk yang benar-benar sesuai dengan ketentuan syariah, 2) menciptakan terobosan baru seperti tabungan haji amanah IB (mudharabah), tabungan qurban IB (mudharabah), gadai syariah, pembiayaan qardh talangan haji, pendidikan dan pengobatan 3) memberikan hadiah-hadiah pada produk-produknya. 2) Diferensiasi Sumber Daya Manusia Diferensiasi SDM yang dilakukan oleh bank amanah sejahtera adalah dengan 1) meningkatkan kompetensi karyawan melalui peningkatan pengetahuan, seperti pelatihan, seminar dll 2) karyawan dalam bekerja selalu ramah tamah, sopan santun dan bersahabat 3) personilnya dapat dipercaya, jujur serta tanggap menghadapi pelanggan. 23 24 Fredy Rankuty, Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Kompas Gramedia, 2009), 35. Ibid, 35, 44 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 92 3) Diferensiasi citra Differensiasi citra terbentuk melalui diferensiasi produk dan Sumber Daya Manusia yang telah dilakukan oleh bank amanah sejahtera yang telah dibahas di atas. b. Marketing mix: 1) Product: Bank syariah amanah sejahtera mempunyai pedoman bahwa membuat inovasi dan kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci utama dalam strategi ini. 2) Price: penentuan harga yang ada dalam bank syariah ini banyak ditentukan dalam kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. 3) Place: Bank syariah amanah sejahtera sangat memperhatikan masalah tempat untuk beroperasinya bank, karena tempat merupakan variabel penting yang harus dipertimbangkan. 4) Promotion: Brosur, Buletin, Mencetak para marketer-marketer dan karyawan yang handal, Presentasi dan sosialisasi pada instansi-instansi yang berpengaruh dan cukup besar peluang untuk menjadi nasabah, Word of maouth, Melalui media internet. c. Selling bank syariah amanah sejahtera dalam sellingnya tidak hanya menyampaikan fitur-fitur dari produk yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk yang ditawarkan. 3. Nilai pemasaran (marketing value) 1) Merek (brand):“memberi pelayanan terbaik dan Islami”. 2) Pelayanan (service): penerapan paradigma nasabah adalah mitra, Emphaty, Responsivenes, Realiability, sopan santun dan ramah tamah 3) Process: Jaringan pemasok dibangun oleh bank syariah amanah sejahtera dengan bermitra dengan beberapa instansi, melalui kerjasama, melalui seminar dll. Manajemen asset juga sudah diupayakan dengan baik. Dan pengetahuan kondisi lingkungan bisnis juga sudah dilakukan dengan cara pengamatan dan analisa, hal itu dibuktikan dengan penciptaan produk-produk baru sesuai dengan keinginan masyarakat dan kemampuan bank dalam mengelonya. Dengan memperhatikan pemasaran yang dilakukan oleh BPRS Amanah Sejahtera diatas dapat dikatakan bahwa pemasaran yang dilakukan oleh BPRS amanah sejahtera sudah cukup baik. Tetapi bukan berarti baiknya pemasaran tersebut tidak dapat ditingkatkan. Sebagai saran dari penulis untuk peningkatan pemasaran tersebut alangkah baiknya jika BPRS Amanah Sejahtera membuka cabang-cabang baru atau melakukan joint venture dengan perusahaan lain. Hal ini sangat baik dilakukan karena adanya faktor internal dan eksternal yang sangat mendukung, seperti SDM yang baik dan masih sedikitnya BPR syariah yang lain di wilayah Gresik. Daftar Rujukan A. Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006 Abdullah, AminStrategi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta: PT Grasindo, 2007 Achmad Bukhory, Herry dan Djasmin Saladin, Dasar-Dasar Pemasaran Bank, Bandung: Linda Karya, 2006. Agama RI, Departemen, al-Qur’an dan terjemahnya, Semarang, PT Karya Thoha Putra, Alma, Bukhori, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta, 2009. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001 Gunara Utus, Thorik dan Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, Bandung: PT Karya Kita, 2007 Handoko, Hani, Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: BPFE, 2000 AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015 93 Hasan, Ali, 2007. Manajemen Bisnis Syariah: Di Dunia Menjadi Orang Kaya Raya, Di Akhirat Menjadi Orang Terhormat. Yogyakarta: Mitra Pustaka Hasan, Ali, Marketing bank syariah. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010 Ilmi SM, Makhlakul, Teori & Pratek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2002 Jazuli, A. dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Ummat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002 Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: Kencana, 2004 Kasmir,. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ,Jakarta: Rajawali Pers, 2009 Kerta Jaya, Hermawan, On Marketing Mix (Seri 9 Elemen Marketing). Bandung: Mizan, 2006 Kertajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung: Mizan, 2006 Kotler, Philip dan AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2000. Kotler, Philip dan Gery amstrong, Principles of marketing. New Jersey: Prentice hall, 1999. Kotler, Philip dan kevin kane keller. Manajemen pemasaran, alih bahasa Benyamin Molan Jakarta: Indeks, 2007. Kotler, Philip. Managemen Pemasaran. Jakarta: PT. Prenballindo, 1997. Kotler, Philip. Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall, 2000 Kotler, Phillip dan Geray Amstrong, Dasar-Dasar pemasaran . Alih bahasa Alexander Sindoro Jakarta: Prenhellindo.cet 7. 1997 Manulang, M, Pengantar Bisnis, Yogyakarta;Gajah Mada University Press, . 2002. Muhammad Dawwabah, Asyraf, Meneladani Keunggulan Bisnis Rasulullah, Semarang: Pustaka Rezeki Putra, 2007. Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE, 2004. Nur Rianto al-Arif, M. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syari’ah, Bandung: Alfabeta, 2010. Rangkuty, Fredy, Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: Pustaka Utama, 2009. Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Sutedi, Adrian, 2009. Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia Sutojo, Siswanto, Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Jakarta: P.T. Pustaka Binaman Pressindo, 1998. Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah: Teori Dan Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001. AKADEMIKA, Volume 9, Nomor 1, Juni 2015