Desember 2016 - Gereja Anak Domba, St.Yohanes Maria Vianney

advertisement
Desember 2016
1
2
Desember 2016
Di bulan Desember, kita kembali menyambut Natal
sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus. KelahiranNya kerap diidentikkan dengan lahirnya harapan baru.
Malaikat memberikan kabar kepada para gembala,
“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan
kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.
Hari ini telah lahir bagimu, Juru selamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di Kota Daud” (Luk 2 : 10). Pada saat kelahiranNya, Yesus telah disebut sebagai Juru selamat dan telah
diurapi sebagai Mesias yang datang dari Allah dan Tuhan
yang memerintah umat-Nya.
INRI Edisi Desember 2016 ini bertemakan “KelahiranNya membawa harapan” dengan sajian utama berjudul
“Ratu Adil atau Raja Damai”. Harapan adalah energi
kehidupan, buah dari kasih. Dimana ada kasih, di
sana ada harapan. Dimana ada harapan, di sana ada
kekuatan. Raja damai sungguh menciptakan damai
bila kita bertobat, memohon ampun dan mengampuni
sesama dan diri sendiri.
Berkat kelahiran Yesus, hidup manusia mempunyai
makna baru karena harapan yang telah ia rajut berkat
kelahiran ini mengikat kembali hubungan dengan Allah.
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
Selamat merayakan Natal!
4 Sajian Utama
Ratu Adil atau
Raja Damai
9 Santo/Santa
Santo Nicholas adalah Seorang
Santa Claus!
10 Kabar
Sarasehan Vianney Muda
untuk Indonesia
14 Inspirasi
Memberi
Talenta Bagi
Sesama
17 Renungan Iman
Allah Menjadi Bayi
20 Ziarah
Kasih Allah dari Pulau Flores
Pelindung Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Sekretaris Redaksi
Editor Staf Redaksi Fotografer Layout Iklan Sirkulasi : RD Rochadi Widagdo.
: RD Angga Sri Prasetyo.
: Beny Wijayanto.
: Margaretha Umi Shella.
: Rully Larasati.
: Fani Natalia, Ignatius Dimas, Margaretha Nurmalasari, Wahyu Haryo.
: Alexander Hendrito, Dani Alyandu.
: Hilarion Anggoro, Vincentius Andre.
: Inigo Ayom Bawono (0813 8178 4803),
Stella Intan (0857 1763 4260).
: Paskalia Yosefin (085883469145),
Theodorus Egep Henakin (085693661808).
Redaksi menerima kiriman foto (beserta kete­rangan), berita dan artikel
dari umat disertai identitas pengirim dan nomor telpon / HP yang dapat
dihubungi, Kirim ke [email protected]. Redaksi berhak menyunting
semua kiriman berita dan tulisan yang masuk.
22 Di Balik Layar
Melayani dan
Berkurban
dengan IKhlas
dan Penuh
Kasih
25 Kesehatan
Mengenal HIV / AIDS
28 Tunas
Bukan OMK Biasa
Tema Bulan Januari 2017 :
“Berilah Kami Damai”
Alamat Redaksi
Sekretariat Paroki St.Yohanes Maria Vianney Jl. Bambu Wulung No.60,
Bambu Apus, Jakarta Timur. Telp: 021-8444893 / 021-84307905
Desember 2016
3
Suatu tunas akan keluar
dari tunggul Isai, dan taruk
yang akan tumbuh dari
pangkalnya akan berbuah.
oh TUHAN akan ada padanya,
roh hikmat dan pengertian,
roh nasihat dan keperkasaan,
roh pengenalan dan takut
akan TUHAN;
Ya, kesenangannya ialah takut akan
TUHAN. Ia tidak akan menghakimi
dengan sekilas pandang saja atau
menjatuhkan keputusan menurut kata
orang.
Tetapi ia akan menghakimi orang4
Desember 2016
orang lemah dengan keadilan, dan
akan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri
dengan kejujuran; ia akan menghajar
bumi dengan perkataannya seperti
dengan tongkat, dan dengan napas
mulutnya ia akan membunuh orang
fasik.
Serigala akan tinggal bersama domba
dan macan tutul akan berbaring di
samping kambing.
Tiga orang majus
dari Timur datang ke
Bethlehem di Tanah
Yudea untuk menyembah
kanak - kanak Yesus.
Mereka mendapatkan
petunjuk melihat bintang
di Timur. Perlambang
harapan akan hadirnya
Sang Mesias Terjanji.
Anak lembu dan anak singa akan
makan rumput bersama-sama, dan
seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama
makan rumput dan anaknya akan samasama berbaring, sedang singa akan
makan jerami seperti lembu.
Anak yang menyusu akan bermainmain dekat liang ular tedung dan anak
yang cerai susu akan mengulurkan
tangannya ke sarang ular beludak.
(Yesaya 11:1-4, 6-8)
Ada kerinduan
di saat kesesakan
Selama lebih dari 30 tahun saya
mendampingi umat yang ada dalam
penderitaan; yang sakit, yang tidak
berhasil dalam hidup, yang kehilangan
yang dicintai, dan yang menghadapi
kematian; saya merasakan mereka
adalah orang-orang yang paling banyak
berseru kepada Tuhan. Mereka mencari,
berharap, merindukan pertolongan,
membutuhkan bantuan karena menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan
manusia.
Harapan adalah energi kehidupan,
buah dari kasih. Di mana ada kasih, di
sana ada harapan. Dimana ada harapan,
di sana ada kekuatan.
Bangsa Israel menderita saat mereka
ada dalam pembuangan di Babilonia.
“Harapan adalah energi
kehidupan, buah dari kasih.
Di mana ada kasih, di sana
ada harapan. Dimana
ada harapan, di sana ada
kekuatan”
Mereka merindukan kembali ke tanah
terjanji, mereka merindukan tokoh yang
menyelamatkan, Raja damai. Kerinduan
dan harapan akan Raja Damai, Mesias
adalah energi yang luar biasa; semakin
besar kerinduan, semakin besar energi.
Sering saya mengatakan kalau anak
sekolah tidak mau belajar, janganlah
disuruh atau dipaksa belajar karena
nanti dia memberontak. Tetapi tanyakan
mereka apa cita-citanya dalam hidup.
Mereka yang bercita-cita pasti akan rajin
belajar.
Desember 2016
5
Mereka malas belajar karena tidak
punya cita-cita. Mereka tidak punya
cita-cita karena kurang kasih sayang.
Kerinduan bangsa Israel akan
Sang Mesias lebih bernada politik
sebagaimana kerinduan orang Jawa
akan kedatangan Ratu Adil ketika jaman
penjajahan Belanda maupun Jepang.
Ketika Yesus datang ke dunia, Israel
berada dalm penjajahan Romawi. Yesus
diharapkan Israel untuk membebaskan
dari penjajahan. Dan mereka kecewa
karena Yesus adalah pembebas dari
dosa dan kematian kekal.
Dia Mesias Rohani yang
membebaskan manusia dari penjajahan
dosa dan kuasa kegelapan yang
berakibat kematian.
“Kerinduan dan harapan
akan Raja Damai, Mesias
adalah energi yang luar
biasa; semakin besar
kerinduan, semakin besar
energi”
Bagi kita orang beriman yang telah
dibebaskan oleh Yesus dari kuasa
dosa diharapkan menjadi Mesias kecil,
membawa harapan pembebasan
bagi orang mereka yang tertindas.
Namun sebagai orang beriman, kita
tidak cukup menjadi Mesias Politik
yang memperjuangkan keadilan dan
kedamaian; kita mesti mewartakan
kedatangan Kerajaan Allah Raja Damai.
Nasihat Tuhan jelas,
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.
(Matius 6:33)
Janganlah kamu mengumpulkan
harta di bumi; di bumi ngengat dan
karat merusakkannya dan pencuri
membongkar serta mencurinya.
(Matius 6:19)
Dan janganlah kamu takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh,
tetapi yang tidak berkuasa membunuh
jiwa; takutlah terutama kepada Dia
yang berkuasa membinasakan baik jiwa
maupun tubuh di dalam neraka.
(Matius 10:28)
Mesias sejati memberikan
kemerdekaan sejati yaitu Kerajaan Allah.
(RD Rochadi Widagdo)
“Natal” adalah waktu yang
tepat untuk mengingat
pesan Allah bahwa damai
“lebih kuat dari kegelapan
dan korupsi”
Paus Fransiskus
6
Desember 2016
Natal, selain identik dengan
Gua Natal dan kanak-kanak
Yesus, juga identik dengan
pohon Natal dan lampu kelapkelipnya. Tetapi apakah ada
yang tahu mengenai asal
mula pohon natal?
Ilustrasi : http://shushi168.com
A
da sebuah legenda yang
menceritakan tentang pohon
Natal, yaitu dari kisah hidup
St.Bonifasius (675-754), Uskup Jerman
yang lahir di Devonshire, Inggris. Pada
waktu itu, sebagian besar penduduk
Eropa utara masih belum mendengar
tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius
memutuskan untuk menjadi seorang
misionaris bagi mereka. Di tengah
perjalanan menuju Roma, di malam
Natal yang dingin, St. Bonifasius
bersama dengan rombongannya
melihat sekelompok warga yang masih
mempersembahkan berhala di bawah
Pohon Oak Kilat Geismar. Dengan
keberaniannya mewartakan Yesus
Kristus, St. Bonifasius menyuarakan kabar
sukacita dan membelah pohon oak itu
menjadi empat bagian. Lalu, St Bonifasius
menunjuk pohon cemara kecil yang ada
dibelakang pohon oak tersebut untuk
dijadikan sebagai pohon kudus bagi
mereka. Setelah itu mereka mengambil
pohon cemara untuk dibawa ke rumah,
memasang lilin di setiap dahannya dan
mereka semua mendengar cerita dari
St.Bonifasius mengenai kabar suka cita
kelahiran Yesus Kristus.
Selain dari legenda St.Bonifaisius,
konon pemasangan pohon cemara di
rumah sudah lama dilakukan oleh Bangsa
Jerman kuno, sebagai penangkal “Bad
Spirit” dan juga sebagai simbol agar
musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini
terus berkembang hingga ke seluruh
Eropa dan Amerika sejak abad 15,
bahkan seluruh dunia hingga kini.
Pohon Natal merupakan simbol akan
pengharapan, kedamaian dan keabadian
akan Yesus Kristus. Hal ini dikarenakan
pohon cemara tergolong pohon
evergreen yang selalu hijau di setiap
musim.
Tetapi Gereja Katolik memiliki
peraturan tersendiri mengenai Pohon
Natal, yaitu menurut Direktorium
tentang Kesalehan Umat dan Liturgi,
yang dikeluarkan oleh Kongregasi Ibadat
dan Tata Tertib Sakramen, 17 Desember
2001 di Vatikan, pemasangan pohon
Natal dan kandang Natal dilakukan
pada malam Natal. Dengan demikian
makna Adven sebagai masa penantian
dan pertobatan tetap dijaga dan
diekspresikan dalam prakteknya.
Selamat Natal 2016, dan Tahun Baru
2017. (Sefin)
Desember 2016
7
Oleh: M.P. Kurniasih Budi
Kelahiran merupakan bagian dari siklus kehidupan. Satu titik yang tak lepas
dari titik-titik yang membentang panjang menjadi garis kehidupan.
K
elahiran Nabi Isa ribuan tahun
lampau menjadi satu titik
pentingnya akan harapan
penyelamat kehidupan manusia. Lukas
menulis bahwa Isa yang lahir dari rahim
perawan Maria adalah juruselamat
umat manusia.
Natal atau perayaan kelahiran Yesus,
Sang Juru Selamat, menjadi momentum
penting akan harapan yang lebih
baik. Kelahiran Yesus hanya dapat
terjadi melalui penyelenggaraan Ilahi.
Bagaimana mungkin Maria yang belum
menikah mampu menerima kenyataan
bahwa dia mengandung seorang
bayi? Proses penerimaan kehamilan
dan kelahiran Isa yang digeluti
Maria menjadi titik awal terjadinya
keselamatan.Perempuan menjadi kunci
dari proses penyelamatan kehidupan
dan penyelenggaraan Ilahi. Pernyataan
iman seorang Maria yang masih belia,
“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkataanMu,” membuka
sejarah penyelamatan umat manusia.
Pergulatan iman seorang Yusuf
menghadapi kehamilan tunangannya
juga berperan dalam sejarah
penyelamatan manusia. Keterbukaan
Yusuf dalam menanggapi kehendak
Allah dan menyikapinya dengan
mendampingi Maria yang hamil lalu
bersalin di kandang hewan hingga
menjadi Bapak bagi Isa, merupakan
bukti bahwa rahmat Allah hanya bisa
8
Desember 2016
terjadi bila manusia menanggapi dengan
bekerja sama, terlibat langsung.
Apa yang dialami Keluarga Kudus
menjadi contoh bahwa kerahiman
Allah tak hanya terjadi pada halhal yang gemerlap, menyenangkan,
membanggakan. Tapi Allah juga
bekerja lewat peristiwa-peristiwa
yang memalukan, menyedihkan,
menyakitkan. Bayi Isa hadir dalam
kemiskinan materi dan ketidakpedulian
masyarakat. Bahkan, Dia lahir dalam
tekanan politik penguasa yang serakah.
Penguasa yang lalim tak hanya ada
saat jaman Isa lahir. Penguasa dan
pemerintah yang tak adil masih ada
dalam kehidupan kita. Berapa banyak
politikus, pejabat, dan pengusaha yang
terlibat kasus korupsi? Godaan untuk
berkuasa dan memperkaya diri sendiri
atau kelompoknya merupakan motif
terkuat untuk melakukan korupsi.
Selalu ada harapan yang akan tumbuh
dalam kehidupan Paroki St Yohanes
Maria Vianney. Sama seperti proses
pembangunan gereja yang diawali
dengan langkah-langkah kecil, hingga
kini menjelma sebagai bangunan yang
megah dan mampu menjadi rumah bagi
umat yang ingin mencari kedamaian
dan rindu berjumpa dengan Tuhan. Dan
perjuangan belum usai. Pembangunan
iman umat masih akan terus berlanjut
sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Selamat Natal!
Manusia adalah makhluk
In der Welt Sein – makhluk
yang bersatu dengan
alam jasmaninya. Maka,
hidup berarti menjalankan,
merealisasikan kesatuan itu.
I
a membudaya dan membudayakan,
menciptakan suatu yang berguna
bagi hidupnya. Namun demikian,
manusia bukan hanya makhluk In
der Welt Sein, tapi juga liebendes
Mit Sein – “berada bersama dengan
sesame manusia. Dan ini pun harus
dilaksanakannya. Mengapa? Karena
jika tidak demikian, maka ia melanggar
kodratnya.
Kedua hal ini adalah kesatuan, yang
merupakan cara berada manusia.
Maka dapat dikatakan bahwasanya
cara berada manusia, pada hakikatnya,
adalah menjasmani, meng-Aku, mengKita. Nah, sekarang mari kita lihat:
mengakui, taat kepada dan menjalankan
eksistensi kita seperti yang kita lukiskan
itu dapat kita rumuskan dalam satu
kata, yakni PERIKEMANUSIAAN.
Perikemanusiaan berarti
menghormati, menjunjung tinggi
sesame manusia, setiap manusia dan
segala manusia. Mengapa? Sebab
cinta kasih tanpa hormat dan tanpa
menjunjung tinggi itu tidak mungkin.
Barang siapa mengaku dan merasa
cinta tapi memperalat yang dicintai
untuk kepentingan diri sendiri, itu
bukanlah cinta, melainkan egoisme.
Jika manusia taat kepada prinsip
perikemanusiaan, maka hidup bersama
merupakan persaudaraan. Rasa
persaudaraan bangsa kita sangatlah
tebal. Maka, mereka yang sungguh
berjuang demi persaudaraan, sejatinya
adalah orang yang mengamalkan
PANCASILA. “vianney muda terus
berkarya bagi gereja dan bangsa”
(RD Angga Sri Prasetyo)
Desember 2016
9
Sarasehan OMK
OMK Paroki St Yohanes
Maria Vianney berkumpul
dalam Sarasehan Vianney
Muda untuk Indonesia
pada hari Minggu, 4
Desember 2016 di Aula
Gereja Anak Domba. Acara
ini diselenggarakan atas
kerjasama Seksi Komsos dan
Seksi Kepemudaan Paroki St
Yohanes Maria Vianney.
T
Foto: Dok. Komsos
ujuan acara ini adalah pertama,
untuk merefleksikan peran
kaum muda dalam kehidupan
menggereja dan bermasyarakat;
kedua, menyikapi perubahan sosial dan
mendorong keterlibatan sosial orang
muda dan ketiga, untuk membangun
komitmen orang muda dalam pelayanan
di gereja dan masyarakat.
Ruangan ditata secara apik dipenuhi
aksen merah putih, foto para tokoh
Pahlawan Katolik diantaranya Mgr.
Soegijapranoto, IJ. Kasimo, Yos Sudarso,
Romo Mangunwijaya, Ignatius Slamet
Riyadi. Backdrop selain bertuliskan
“Vianney Muda untuk Indonesia”
juga ada yang bertuliskan “Bhinneka
10
Tunggal Ika Simbol Pemersatu Bangsa
Indonesia” dan “Pancasila Dasar Negara
Pedoman Hidup Bangsa Indonesia”.
Dalam Talkshow Interaktif “Dialog
Pemuda Kebangsaan”, hadir Romo
Angga Sri Prasetyo, Muhamad Ihsan
(Penggiat Pendidikan NU) dan Andrie
Prasetiyo (Penggiat Gerakan Sosial
Lingkungan Hidup) sebagai narasumber.
Ihsan membeberkan Ke-Indonesia-an
yang begitu beragam dari suku, agama,
ras dan golongan. Di era globalisasi yang
menuntut kompetisi, Ihsan mendorong
orang muda untuk tetap bersikap
inklusif (terbuka), mengakomodasi
pluralisme, tidak mencari menangnya
sendiri dan rela berkorban.
RD Rochadi (Pastor Paroki)
Hei anak muda angkatlah kepalamu,
berjalan dengan gagah dan percaya
diri full. Kamulah Gereja muda Maria
Vianney Cilangkap. Bravo!
RD Angga (Pastor Paroki)
Muda dan berkarya, semangat dan
terus maju OMK Cilangkap.
Viktor PAne (Wakil Ketua DPH)
Acara “Vianney Muda”? wah, excellent,
exciting. Bravo OMK. Sering-sering bikin
acara serupa, DPH mendukung.
Paskalia Yosefin (Komsos)
Acaranya kece! Lanjut terus bikin acara
kumpul OMK gini ya gaes...
Salam Vianney Muda.
Desember 2016
Foto: Komsos / Beny
Foto: Komsos / Beny
RD Rochadi, RD Angga dan RD Teguh turut mengisi acara
Sarasehan dengan memberi motivasi dan dukungan bagi
OMK agar makin berkembang dalam karya dan Iman.
Andrie memandang bahwa gerakan
sosial yang dilakukannya dapat menjadi
alternatif bagi orang muda dalam
menyalurkan energinya secara positif.
Romo Angga menegaskan bahwa
orang muda musti berbuat untuk
Indonesia. Jangan lagi masih tersekat –
sekat dalam perbedaan.
Pada sesi berikutnya, Talkshow
“Testimoni Pegiat OMK Paroki St
Yohanes Maria Vianney” menampilkan
tiga narasumber yaitu Gerry Albert
Lynecker (Panitia Pembangunan Gereja),
Fani Natalia (Komunitas Sahabat Anak)
dan Wahyu Haryo (jurnalis Kompas).
Gerry dari Wilayah IX, Fani dari
Wilayah III dan Wahyu dari Wilayah IV
TalkShow Bersama narasumber dari OMK
St Yohanes Maria Vianney di pandu oleh
Dimmas sebagai pembawa acara.
mengisahkan alasan keterlibatannya
dalam aktivitasnya masing - masing
selain untuk menggali potensi diri
dan mengembangkan talenta juga
merupakan sebuah panggilan.
Sesi terakhir ditutup dengan Ikrar Aksi
Nyata Vianney Muda yang diucapkan
oleh semua peserta.
Semoga OMK Paroki St Yohanes Maria
Vianney semakin maju dan berkembang
dalam Keindonesiaan dan Kekatolikan.
OMK semestinya bekerjasama dengan
semua pihak yang berkehendak
baik untuk mewujudkan “Bonnum
Commune” (Kesejahteraan Bersama).
Bravo OMK Paroki St Yohanes Maria
Vianney! (Theo)
Kartika Clara (OMK Wil.4)
Acaranya sangat seru, omk bisa saling
mengenal. Untuk acara selanjutnya
dibuat lebih seru dan jangan terlalu
formal agar tidak membosankan.
Michael Gom-Gom (OMK Wil.6)
Acaranya keren,seru dan bisa
tambah kenalan juga. Semoga acara
selanjutnya lebih kreatif
Elfrida Natalia (OMK Wil.2)
Acaranya seru, membuat kita sadar akan
4 pilar negara Indonesia. Sukses terus
untuk acara selanjutnya.
Olivia Oktari (OMK Wil.9)
Dalam kegiatan ini Saya banyak belajar
tentang kebersamaan walaupun
banyak perbedaan, semoga kegiatan
serupa makin banyak dan berkembang.
Desember 2016
11
Sakramen Penguatan
Foto: Komsos / Dani
Penerimaan Sakramen Penguatan oleh Vikjen KAJ RD Samuel Pangestu didampingi RD TAM Rochadi
Widagdo di Gereja Anak Domba, Minggu (27/11/2016).
Kegiatan Lingkungan Maria Magdalena
Foto: Komsos / Wahyu
Lingkungan Maria Magdalena - Wilayah IV menggelar Pertemuan Bulan Keluarga 2016 di Villa Merah
Cijeruk Bogor, Sabtu ( 10/12/2016).
12
Desember 2016
Seksi Kerasulan Keluarga
Foto: Komsos / Beny
Antonius Eko Yulianto, Ketua Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) menyampaikan Sosialisasi Bahan
Pertemuan Bulan Keluarga 2016, Minggu (20/11/2016) di Aula Gereja Anak Domba.
Rekoleksi Prodiakon
Foto: Komsos / Beny
RD Angga Sri Prasetyo membawakan materi dalam Rekoleksi Prodiakon St Yohanes Maria Vianney yang
diadakan di Aula Gereja Anak Domba, Sabtu (10/12/2016).
Desember 2016
13
Bagi sebagian besar keluarga
muda, waktu menjadi semakin
berharga. Selain karena sibuk
bekerja, waktu juga tersita
untuk keluarga di rumah.
Beberapa keluarga muda bahkan
mengungkapkan kesulitan untuk
memberi waktu bagi Gereja dan
lingkungan di rumah.
Foto : Dok.Pribadi
B
aik itu untuk kegiatan lingkungan
seperti rosario atau latihan
paduan suara; maupun kegiatan
RT RW seperti kerja bakti atau sekadar
arisan.
Namun tidak demikian bagi
Christoperus Wahyu Haryo Priyo
Sasongko. Pria yang akrab disapa Wahyu
ini tetap bisa memberikan waktu dan
tenaganya bagi Gereja. Di sela kesibukan
profesinya sebagai wartawan di Harian
Kompas dan sebagai kepala keluarga
bagi istri dan dua anaknya, Wahyu tetap
mampu dan rela memberi waktunya
bagi Gereja.
Suami dari Fransisca Paskarita
Dianti ini menjelaskan bahwa menjadi
14
Desember 2016
wartawan itu sebuah profesi yang boleh
dibilang tanpa batasan jam kerja. Jam
kerjanya sangat fleksibel, tidak seperti
pekerja kantoran yang masuk pagi
pulang sore. Jam kerja wartawan sangat
tergantung liputan yang dilakukan hari
itu. Bisa saja waktu liputannya pagi,
siang, sore, atau malam hari. “Atau
bahkan bisa juga berangkat dini hari dan
pulang dini hari lagi,” jelasnya.
Namun demikian pria kelahiran
Semarang, 21 April 1978 ini juga
menceritakan bahwa menjadi wartawan
juga sarat dengan pengalaman yang
menarik. Selain berkesempatan untuk
menjelajah berbagai tempat dan negara
juga sangat menyenangkan karena bisa
bertemu banyak orang dengan beragam
latar belakang, pendidikan, profesi, dan
suku bangsa.
Wahyu berkesempatan mencoba
hal-hal yang tidak setiap orang bisa
alami. Ketika selama tiga tahun meliput
di Kalimantan Barat, Wahyu bisa
menjelajah 14 kabupaten/kota di sana.
Wahyu banyak mengeksplorasi kondisi
dan persoalan di perkotaan, di daerah
pesisir, pedalaman, perbatasan, pulaupulau terpencil, budaya dan persoalan
yang melingkupi suku-suku terpencil,
hingga persoalan bencana kabut asap.
“Di sela kesibukan profesinya
sebagai wartawan di Harian
Kompas dan sebagai kepala
keluarga bagi istri dan dua
anaknya, Wahyu tetap
mampu dan rela memberi
waktunya bagi Gereja”
Selain itu ayah dari Mikael Ataraxia
Aria Wicaksono (9) dan Benedicta
Kinanti Bella Prinzessin (6) ini juga
pernah pernah mengikuti muhibah/
pelayaran kapal layar TNI AL, KRI
Dewaruci selama hampir sebulan. Dua
kali dihantam badai dahsyat di Laut
Utara Eropa serta merasakan bagaimana
kapal terombang-ambing dihantam
ombak setinggi tujuh meter di sertai
angin kencang adalah pengalaman
yang dialaminya. Bahkan saat itu tiang
layar utama kapal yang ditumpanginya
sampai retak, hampir patah, hingga
harus diperbaiki dulu di pangkalan
militer Perancis. “Sungguh di situ saya
baru tahu bagaimana prajurit angkatan
laut kita ditempa. Di situ pula saya
tersadar akan kebesaran bangsa kita
sebagai bangsa bahari,” ujar Wahyu .
Menilik pengalaman dan rutinitasnya,
bisa dibayangkan betapa terbatasnya
waktu yang bisa dialokasikan Wahyu
bagi keluarga, apalagi Gereja dan
lingkungan sekitar. Tapi Wahyu tidak
melupakan keluarga bahkan lingkungan
dan Gereja. Di luar kesibukannya
sebagai wartawan, Wahyu memberikan
waktunya bagi keluarga seperti
berkumpul di rumah dan pergi ke gereja
bersama.
Wahyu terlibat aktif dalam Seksi
Komsos (Komunikasi Sosial) Gereja
Anak Domba Paroki St. Yohanes Maria
Vianney. Baginya, talenta jurnalistik
yang dimilikinya mesti dibagikan untuk
sesama.
Keterlibatan Wahyu di Komsos
cukup total, ditunjukkan dengan
selalu memberi ide bagi Komsos dan
Majalah INRI sendiri, serta hadir di
kala memungkinkan. Di beberapa
kesempatan, Wahyu juga turut hadir
ketika majalah INRI dalam proses
penyusunan dan penyuntingan
mendekati batas waktu akhir atau
deadline.
Selain di Komsos, Wahyu juga cukup
aktif dalam kegiatan Lingkungan
Maria Magdalena Wilayah IV sebagai
sekretaris. Wahyu bahkan pernah
menjadi wakil ketua lingkungan pada
periode kepengurusan sebelumnya.
Diakhir sesi wawancara, Wahyu juga
memberi pesan, khususnya bagi anak
muda, “Masing-masing dari kita, pasti
diberi talenta oleh Tuhan, apapun itu.
Kita wajib mensyukuri talenta itu. Dan
salah satu dari wujud syukur itu adalah
mengembangkan dan membagikannya
kepada sesama. Tanpa berbagi, maka
sejatinya kita sama saja tidak bersyukur
dan sia-sialah talenta itu,” ujarnya
menutup wawancara dengan INRI. (Igo)
Desember 2016
15
Oleh: Ignatius Dimmas
Perayaan Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus. Umat
Kristiani kerap mengindentikkannya dengan lahirnya harapan baru
bagi manusia yang menanti dengan penuh iman kedatangan Sang
Juru Selamat.
K
elahiran Yesus Kristus ke dunia
mendatangkan suka-cita bagi
semua orang yang menanti
dengan penuh harap (bdk. Luk 2:20).
Kelahiran-Nya memberi sinar bagi
mereka yang sedang berada dalam
kegelapan dosa. Cahaya ini memberikan
terang baru bagi kehidupan manusia.
Hidup manusia akan memiliki makna
baru karena adanya harapan bahwa
Allah menawarkan keselamatan melalui
kelahiran Putera-Nya. Iman menuntun
manusia untuk menemukan dan
sekaligus merasakan kasih yang nyata
dari Allah. Karena itu, kelahiran-Nya
diharapkan mampu membangun iman
dan pengharapan baru dalam hidup
manusia. Namun, kesedihan, duka
cita, keputusasaan, dan penderitaan
muncul akibat persoalan yang datang
silih berganti, sering kali membuat kita
kehilangan harapan dalam hidup.
Kelahiran-Nya memberi warna dan
terang baru bagi dunia yang terselimuti
awan kelam dosa. Ada secercah harapan
untuk merajut kembali benang-benang
hidupnya yang terkoyak akibat dosa.
Maut tidak lagi berkuasa atas manusia
karena kelahiran-Nya telah menjadi
benteng pertahanan yang kuat. Kita
tidak lagi berada dalam ketidakpastian
hidup karena Yesus Kristus menerangi
jalan yang telah dan akan kita tempuh.
Salam Damai Natal.
Ilustrasi : www.lds.org
16
Desember 2016
Oleh: RD Rochadi Widagdo
Ilustrasi : www.armradio.am
D
i suatu sekolah dasar, dalam
pelajaran sejarah seorang guru
bertanya pada murid-muridnya.
Guru : Anak-anak, siapakah orang
besar yang lahir di negeri ini?
Murid : Tidak ada, Bu.
Guru : Coba diingat-ingat.... Kita
kan memiliki tokoh, pahlawan,
pejuang besar... masa tidak
ingat?
Dan akhirnya gadis kecil angkat tangan;
Ibu guru, orang lahir selalu dari kecil
baru menjadi besar. Tidak ada orang
lahir langsung besar, meski itu Tuhan
sekalipun.
Natal, Tuhan lahir di dunia sesuai
dengan proses kemanusiaan. Dia lahir
mulai dari bayi kecil mungil, lemah
tiada berdaya. Dia mengalami proses
manusiawi. Dia berpesan dalam
kemanusiaan kita, di dalam bayi yang
tiada berdaya, ada kehadiran Tuhan.
Apa jadinya bila bayi Yesus dibunuh
Herodes? Dia sangat lemah dan lahir di
antara keluarga miskin.
Sangat menakjubkan, Raja Semesta
Alam lahir di tengah keluarga yang
sangat sederhana. Ingat Magnificat
Maria, yang hina dina diangkat-Nya.
Natal sesungguhnya perayaan
bagi orang-orang sederhana karena
merekalah yang menjadi wadah
kehadiran Tuhan Yesus. Di sanalah
para Raja dari timur dan gembala
menemukan Yesus.
Biarlah kita semakin kecil dan Tuhan
semakin besar.
Desember 2016
17
Santo Nicholas adalah seorang uskup yang lahir di Patara, Lycia et Pamfilia, Turki
pada tanggal 15 Maret 270. Dia adalah orang yang sangat kaya karena orangtuanya
meninggal ketika dirinya masih muda dan mewarisi banyak harta.
N
amun, sejak masa muda, ia ia
sangat menyukai cara hidup
bertapa dan melayani umat. Ia
kemudian menjadi seorang imam yang
sangat disukai umat. Harta warisan
dari orangtuanya dimanfaatkan untuk
pekerjaan-pekerjaan amal, terutama
untuk menolong orang-orang yang
miskin.
Salah satu cerita mengisahkan, ia
menjadi sosok yang diidolakan para
pelaut. Ini bermula dari bantuannya
kepada beberapa pelaut yang terjebak
dalam badai yang mengerikan di lepas
pantai Turki. Peristiwa tersebutlah
yang pada akhirnya di kalangan
Gereja Timur membuat ia dihormati
sebagai pelindung para pelaut.
Sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati
sebagai pelindung anak-anak, juga
pelindung bagi gadis-gadis miskin
yang tidak mampu menyelenggarakan
perkawinannya.
St. Nicholas sempat diasingkan dari
Myra dan kemudian dimasukkan ke
dalam penjara selama penindasan
oleh Kaisar Diocletian. Santo Nicholas
meninggal dunia di Myra dan
18
Desember 2016
dimakamkan di katedral kota. Relikuinya
kemudian dicuri orang pada tahun 1807.
Namun saat ini relikui Santo Nicholas
disemayamkan di Bari, Italia.
Tanggal 6 Desember ditetapkan
sebagai Hari peringatan St. Nicholas.
Di Belanda dan beberapa negara Eropa
lainnya, anak-anak meninggalkan bakiak
atau sepatu setiap tanggal 5 Desember
(St. Nicholas Eve) untuk diisi dengan
hadiah. Mereka juga percaya bahwa jika
mereka meninggalkan beberapa jerami
dan wortel dalam sepatu mereka untuk
kuda Sinterklaas, maka mereka akan
mendapatkan beberapa permen.
Pada tahun 1823 puisi terkenal
‘Kunjungan dari St Nicholas’, serta lagu
‘Rudolph the Red berhidung Reindeer’
yang ditulis pada tahun 1949 berhasil
diterbitkan. Dr. Clement Clarke Moore
kemudian mengklaim bahwa ia telah
menulis puisi tersebut untuk anakanaknya, dalam puisi tersebut sungguhsungguh menggambarkan St. Nicholas
dengan delapan rusa yang memiliki
nama berbeda. Dari kisah inilah Santa
Claus menjadi sosok yang tenar di
seluruh belahan dunia. (fani)
Desember 2016
19
Foto : www.panoramio.com
Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur,
merupakan salah satu
provinsi di Indonesia
dengan budaya katolik
yang amat kental.
Begitu banyak jejak
kebudayaan katolik
terdapat di pulau ini.
Dari ujung timur hingga
ujung barat, pulau
ini dipenuhi berbagai
macam tempat ziarah
yang dapat kita kunjungi
sebagai bagian dari
perjalanan rohani.
20
Desember 2016
M
enurut salah satu sumber yang ada,
nama Pulau Flores berasal dari Bahasa
Portugis “Cabo de Flores” yang berarti
“Tanjung Bunga”. Nama ini semula diberikan
oleh S.M. Cabot untuk menyebut wilayah paling
timur dari Pulau Flores. Nama ini kemudian
dipakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh
Gubenur Jenderal Hindia Belanda Hendrik
Brouwer. Nama Flores yang sudah hidup
hampir empat abad ini sesungguhnya tidak
mencerminkan kekayaan flora yang dikandung
oleh pulau ini. Lewat sebuah studi yang
mendalam, Orinbao (1969) mengungkapkan
bahwa nama asli Pulau Flores adalah Nusa
Nipa (yang artinya Pulau Ular). Dari sudut
Antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena
mengandung berbagai makna filosofis, kultural
dan ritual masyarakat Flores. Flores memiliki
musim penghujan yang pendek dan musim
kemarau yang panjang, dan meliputi delapan
kabupaten, dari Kabupaten Manggarai Barat
hingga Lembata.
Foto : www.dionbata.com
Foto : yuknyasardiflores.blogspot.co.id
Prosesi Tuan Ma yang dilaksanakan setiap tahun
di Larantuka, Flores Timur
Gereja Katedral Ruteng yang berada di daerah
Manggarai, daerah Flores Barat
Sejarah kependudukan masyarakat
Flores menunjukkan bahwa Pulau ini
dihuni oleh berbagai kelompok etnik
yang hidup dalam komunitas-komunitas
yang bersifat eksklusif. Heterogenitas
penduduk Flores terlihat dalam sejarah
asal-usul, suku, bahasa, filsafat dan
pandangan dunia.
Agama Katolik, sudah dikenal
penduduk Pulau Flores sejak abad
ke-16. Sejarah panjang ini menjadikan
Pulau Flores memiliki ‘budaya’ katolik
yang begitu kental. Meskipun mayoritas
masyarakat adalah pemeluk agama
Kristen (Katolik), namun masjid
masih sangat mudah ditemui di sini.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk
memilih kepercayaan yang dianut dan
terbiasa hidup berdampingan dengan
damai dan penuh toleransi.
Di Larantuka tepatnya di Timur
Flores, kita dapat menjumpai Prosesi
Perarakan Tuan Ma yang diadakan
tiap Paskah. Tradisi turun temurun ini
telah berlangsung lebih dari 500 tahun.
Ribuan umat katolik dari berbagai
daerah di Indonesia, secara khusus hadir
di Larantuka, untuk mengikuti langsung
prosesi tersebut selama Tri Hari Suci. Di
Larantuka terdapat makam para Romo
yang dibuat secara unik, menyerupai
makam-makam ksatria di Amerika
Latin. Di sini pula merupakan pusat dari
susteran PRR atau yang dikenal sebagai
Puteri Reinha Rosari yang juga menjadi
tempat peristirahatan terakhir bagi
pendiri PRR, Gabriel Manek SVD.
Sedangkan di Maumere, kita dapat
menjumpai Gua Maria di dekat pantai
Maumere yang terkena dampak gempa
tahun 1992 dan terdapat salib di atas
bukit yang menarik untuk dikunjungi.
Jika kita melanjutkan perjalanan
ke arah barat Pulau Flores, tepatnya
di Kabupaten Manggarai, Anda akan
melihat gereja Katedral Ruteng dengan
arsitektur seperti gereja-gereja di Eropa.
Biara-biara juga memiliki gaya bangunan
yang serupa. Manggarai juga dikenal
sebagaidaerah yang sejuk karena berada
di dataran atas. Banyak masyarakat yang
ingin berkunjung pada akhir tahun.
Indah, satu kata yang dapat
menggambarkan keseluruhan isi Pulau
Flores yang menjadi salah satu pusat
ziarah bagi umat Katolik di Indonesia.
Mulailah menabung dari sekarang, agar
dapat melakukan peziarahan langsung
dan menikmati keindahan di Pulau
Flores.(Nino)
Desember 2016
21
Elisabeth Ning Lestari
atau akrab disapa Ibu
Eli, telah mengabdikan
diri di bidang kesehatan,
sejak Gereja St. Yohanes
Maria Vianney berdiri.
22
Desember 2016
P
elayanannya dimulai ketika Ketua
PSE saat itu, Bapak Hadi, meminta
bantuan bersama 2 orang lainnya,
Ibu Slamet dan Ibu Giman, untuk
membantu dalam bidang kesehatan
dalammengawal kesiapan Paskah. Sejak
itu, beliau aktif di seksi kesehatan dan
kini menjabat sebagai Kepala Bagian
Kesehatan Paroki St Yohanes Maria
Vianney Cilangkap periode 2016-2019.
Selama menjalani pelayanan di
bidang kesehatan, Ibu Eli mengakui
masih menemui berbagai tantangan.
Di antaranya adalah mengajak para
perawat dan dokter yang juga umat
di Paroki Cilangkap untuk ikut terlibat
dalam pelayanan ini. “Sampai saat
ini bagian kesehatan masih mencari
para perawat dan dokter yang mau
membantu program bagian kesehatan.
Kami baru memiliki 6 dokter serta 7
perawat relawan yang siap sedia dan
ikhlas melayani. Kami masih menunggu
umat lain yang mau melayani bersama
dengan tulus,” ucap Ibu Eli.
Selain di gereja, Ibu Eli juga aktif
berkarya dalam masyarakat di
lingkungan RT/RW dimana ia tinggal.
Ia sering diminta bantuan untuk
mengurus penyuluhan dan kegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan
seperti acara donor darah. Tahun ini
merupakan tahun ke-5 ia menjabat
sebagai koordinator bidang kesehatan di
lingkungan RT/RWnya.
Wanita yang sehari-hari bekerja
sebagai perawat di salah satu klinik
di Jakarta ini mengaku tidak pernah
bosan melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan. “Selain menjadi perawat,
sejak kecil saya memiliki impian untuk
melayani Tuhan semampu dan sekuat
saya,” tuturnya.
Seluruh karya sepanjang hidupnya
ini, tak lepas dari dukungan keluarga.
Ia mengaku, meski tinggal ditengah
keluarga yang berbeda keyakinan
tapi toleransi dan saling mendukung
adalah nilai-nilai yang selama ini ia
pegang. “Saya percaya bahwa titik awal
pelayanan saya dimulai dari dalam
keluarga terlebih dahulu. Saya ingin
keluarga kecil saya dipenuhi berkat dan
banyak damai, setelah itu baru saya bisa
melebarkan sayap melayani diberbagai
tempat. Puji Tuhan, saya sangat
bersyukur, walaupun anggota keluarga
memiliki keyakinan yang berbeda,
namun mereka sangat mendukung
aktivitas pelayanan saya dan kami hidup
penuh kasih. “Saya bahagia mengimani
Kristus karena dengan Kristus saya bisa
melayani sesama,” ujar Ibu dari 3 anak Ini.
“Saya bahagia mengimani
Kristus karena dengan Kristus
saya bisa melayani sesama”
Spirit Doa
Sesuatu hal yang menjadi karya
pelayanan tentunya ada pula yang
menjadi motivasi atau dorongan
untuk menggerakkan. Ibu Eli
mengungkapkannya singkat namun
penuh dengan makna.Yang menguatkan
beliau agar tetap semangat dan aktif
melayani meskipun sudah memasuki
usia 59 tahun, jawaban yang diberikan
tidak lain yaitu DOA. “Sudah 30 tahun
ini saya rutin berdoa Rosario pukul
12 malam, setiap hari. Inilah yang
menguatkan saya dalam berkarya dan
mengarungi bahtera rumah tangga.
Dengan doa rosario, saya merasa Roh
Kudus selalu hadir dalam hati saya dan
Tuhan Yesus terus membimbing jalan
saya.” (shella)
Desember 2016
23
Bagilah iman kepercayaanmu
dengan anakmu. Bicaralah tentang
saat-saat ketika engkau pernah
mengalami kekuatan doa atau ketika
imanmu memberikan harapan dan
kebahagiaan hidup kepadamu.
Bantulah anakmu untuk merasakan
sebagian dari tradisi imanmu dan
komunitas rohanimu. (Janet Geisz)
S
elama bulan Desember, kita
telah merenungkan pengalaman
rohani sebagai orangtua dalam
perjumpaan iman di lingkungan maupun
di paroki. Melalui tema KELUARGA,
SEKOLAH KEHIDUPANKU kita menyadari
bahwa kehadiran Yesus dalam cinta
dan kehidupan keluarga adalah sebuah
sekolah iman yang nyata.
Tuhan Yesus lahir dan tumbuh dalam
keluarga kudus Nazareth. Di rumah itu,Ia
belajar tentang kerja dan pelayanan saat
menyaksikan ayahNya yang tulus, tekun
bekerja dan menyaksikan ibuNya yang
berdoa, berbicara dan melayani dengan
penuh cinta. Dalam rumah sederhana
milik seorang tukang kayu itulah Yesus
kecil tumbuh dan belajar memaknai
pengalaman sebagai anak yang penuh
hikmat dan bijaksana. Yesus belajar
tentang kehidupan yang membawaNya
pada pemahaman sejati tentang CINTA
KASIH.
Kita semua dalam peziarahan menjadi
keluarga kudus, sedang berjalan
bersama menuju kekudusan. Mengawali
hari dengan doa dan berkat Tuhan, ayah
sebagai kepala keluarga bisa bekerja
lebih tekun dan sebagai ibu kita juga
berperan mendampingi anak agar
tumbuh menjadi pribadi yang kristiani.
Ajak dan libatkanlah anak-anak dalam
24
Desember 2016
kesibukan pekerjaan rumah tangga dan
juga dalam doa bersama baik di rumah
maupun di lingkungan, karena itulah
sekolah kehidupan yang sesungguhnya.
Dalam kesempatan seperti itulah
sebagai orangtua kita telah mewariskan
tradisi iman kristiani kepada anak-anak
kita.
Para orangtua dan keluarga katolik
yang dikasihi Tuhan, kita bersyukur
bahwa Gereja menghadirkan keluarga
kudus Nazareth sebagai teladan dalam
membangun keluarga. Kita belum
menjadi keluarga yang sempurna,
masih penuh kekurangan. Oleh karena
itu, dengan berpaling kepada Keluarga
Kudus Nazareth kita selalu dikuatkan,
bahwa bersama Yesus yang lahir di
tengah keluarga kita, maka kitapun
percaya akan selalu ada harapan baik
untuk terus menerus saling menerima
dan mengampuni satu sama lain.
Itulah tugas panggilan kita dalam
keluarga. Dalam setiap persoalan dan
luka batin keluarga, kita belajar untuk
saling ‘menghadirkan kasih Yesus’ yang
menyempurnakan satu sama lain.
Selamat Natal, Selamat merayakan
Hari Keluarga, Selamat memasuki Tahun
Baru penuh harapan
Keluarga Kudus Nazareth, Doakanlah
kami...Amin. (fv.djangoen)
Human Imunedeficiency Virus(HIV)merupakan retrovirus
yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia dan
menghancurkan atau mengganggu fungsinya.
S
edangkan AIDS (Acquired
Imunedeficiency Sydrome) adalah
berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Peningkatan HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai
infeksi tertentu merupakan indikator
bahwa infeksi HIV telah berkembang
menjadi AIDS.
Virus HIV adalah jenis virus yang
rapuh, tidak bisa bertahan lama di luar
tubuh manusia. HIV bisa ditemukan
di dalam cairan tubuh dari orang yang
terinfeksi yaitu cairan sperma, cairan
vagina, cairan anus, darah, dan ASI.
HIV menyebar melalui hubungan seks
bebas tanpa pengaman, memakai jarum
suntik, tindik, tato secara bergantian
(tidak steril), transfusi darah dari orang
yang terinfeksi, proses kehamilan,
persalinan normal dan menyusui dari
wanita yang positif menderita HIV
kepada anaknya.
Perlu diketahui, HIV tidak akan
menular karena bersalaman,
berpelukan, atau berbincang-bincang
dengan penderita, HIV juga tidak
menular karena gigitan nyamuk, melalui
tempat atau sarana yang digunakan
bersama dengan ODHA (orang dengan
HIV-AIDS), bahkan karena paparan batuk
atau bersin. HIV juga tidak menyebar
melalui keringat atau urine.
Tes HIV dilakukan untuk mendeteksi
seseorang terinfeksi virus tersebut,
berupa tes darah untuk memastikan
adanya antibodi terhadap HIV dalam
sampel darah. Antibodi adalah
protein yang diproduksi oleh sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang
kuman atau bakteri tertentu. Jika tes
HIV menunjukkan hasil yang positif,
maka darah pasien akan diambil
sekali lagi untuk dilakukan tes HIV
dengan metodeyang berbeda untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Terinfeksi HIV bukanlah vonis
mati, ODHA harus menjalaniterapi
antiretroviral atau ARV. Terapi ARV
dapat memperlambat perkembangan
AIDS dengan menekan jumlah virus
dalam tubuh yang terinfeksi. Terapi ARV
bersifat seumur hidup, dengan disiplin
menjalani terapi, kualitas hidup ODHA
akan jauh lebih baik.
Pencegahan HIV dapat dilakukan
dengan menghindari risiko penularan.
Semua yang berhubungan seks bebas
tanpa pengaman dan berbagi jarum
atau suntikan, lebih berisiko untuk
terinfeksi HIV.Kita tidak perlu menjauhi,
mengucilkan atau mendiskriminasi
penderita HIV karena mereka mempunyai
hak yang sama untuk hidup. (Etha)
Desember 2016
25
Disebuah toko besar, ada 3 pohon Natal
sedang dipajang. Pohon-pohon itu mulai
saling bertanya, kira-kira siapa yang paling
berarti dan membuat Natal ini berkesan
bagi banyak orang ya...
P
ohon yang besar mulai berkata
“orang-orang pasti akan
memilihku, karena aku paling
besar dan orang banyak bisa berkeliling
di sekitarku dan mengagumi aku”.
Benar saja, pohon natal besar itupun
dibeli dan dipajang di tengah-tengah
sebuah mall. “Wow, besar sekali!!!”
semua orang yang lewat melihatnya
dan kagum. Tapi hampir tidak ada
yang berhenti di dekat pohon itu dan
mengaguminya lama-lama, karena
semua orang sedang sibuk berbelanja.
“Yah...sia-sia deh aku dipajang di
tengah mall yang besar kalau tidak bisa
memberi kesan dan arti bagi banyak
orang di Natal ini,” sedihnya.
Kini hanya tersisa si pohon ukuran
sedang dan kecil. Si pohon yang sedang
itu mulai berkata “hai pohon kecil, aku
jamin orang pasti akan membeliku juga
dan meletakkan aku di sebuah rumah
yang besar atau kantor yang besar
sehingga banyak orang juga yang akan
mengagumi aku”.
Benar saja, si pohon natal ukuran
sedang itu pun dibeli oleh seorang
kaya. “Wah...ternyata aku diletakkan
di lobi sebuah kantor”. Tapi sayang,
orang yang lewat hanya memalingkan
pandangannya sebentar, lalu tak
peduli...semua sibuk. Tak lama
kantor itu sepi karena libur Natal. Si
Pohon natal sedang itu sedih karena
kehadirannya sia-sia.
Tinggallah si pohon natal kecil. Ia
dibeli oleh seorang lelaki tua yang
sederhana. Pikir pohon itu, “mana
mungkin aku bisa berarti bagi banyak
orang...kelihatannya bapak ini tidak
punya keluarga” Tapi ternyata salah
!. Bapak itu membawa pohon natal
kecil ke sebuah rumah kayu yang
ditempati oleh opa, oma, papa, mama,
kakak, adik, bahkan ada juga om dan
tante. Mereka telah berkumpul untuk
merayakan natal. Saat malam natal
tiba, semua orang dalam rumah itu
berkumpul mengelilingi pohon natal
kecil itu sambil menyanyi dan Semua
tampak gembira. Si Pohon Natal kecil
pun terharu, ia senang bisa hadir dalam
keluarga sederhana, “meskipun aku
kecil...aku bisa berarti bagi banyak
orang dalam keluarga ini dan merasakan
sukacita”.
Adik-adik Bina Iman yang dikasihi Tuhan....
Jangan pernah menganggap dirimu kecil dan tidak berarti yaa. Taburkanlah kebaikan,
kasih dan sukacita bagi orang-orang di sekitarmu, niscaya kehadiranmu memberi
arti bagi banyak orang. Selamat Hari Natal !! Tuhan Yesus memberkati...... (fani)
26
Desember 2016
“Adik-adik yang dikasihi Tuhan, lihatlah siapa yang
telah lahir ke dunia! Ayo kita cari jalan menuju
Bethlehem, kota kelahiran Yesus”
Desember 2016
27
Acara Sarasehan Vianney
Muda untuk Indonesia pada
Minggu, 4 Desember 2016
di Aula Gereja Anak Domba
berlangsung luar biasa. Hal ini
tidak lepas dari peran Stella
Intan Permatasari selaku
MC, yang mampu membawa
alur acara dari awal hingga
akhir dengan baik, sehingga
acara yang menarik ini dapat
berjalan lancar.
G
adis kelahiran Jakarta, 31 Juli
1990 ini merupakan putri sulung
dari 3 bersaudara pasangan
(alm) Ignatius Eko Hajar Siswanto &
Bernadetha Tentrem Sugianti yang kini
berdomisili di Lingkungan Agustinus/
Wilayah V.
Setelah menamatkan S1 di Fakultas
Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya
Jakarta pada tahun 2012, Stella
demikian biasa ia disapa, kini telah
bekerja di salah satu bank swasta
bidang Corporate Bussiness di Jakarta.
Kesibukannya di dunia kerja, tak
menyurutkan semangatnya untuk
senantiasa memberikan waktu untuk
memberikan pelayanan di gereja. Selain
sebagai pemazmur dan lektris, ia masih
mengajar di BIA (Bina Iman Anak),
bergabung dalam kelompok Paduan
Suara Amore, dan menjadi account
executive merangkap penulis di Majalah
INRI (Seksi KOMSOS Paroki Santo
Yohanes Maria Vianney Cilangkap.
Segala aktivitasnya ini solah
mencerminkan sosok OMK yang tidak
28
Desember 2016
biasa dan patut dijadikan contoh.
Komitmen kuat gadis yang gemar
traveling dan hiking ini untuk turut
melayani merupakan berkat dan campur
tangan Tuhan melalui keluarganya.
Stella mendapatkan teladan dari orang
tua terutama almarhum ayahnya
yang semasa hidup juga aktif dalam
pelayanan gereja.
Sepeninggal ayahnya, Stella menjadi
tulang punggung keluarga, menemani
ibu tercinta dalam membimbing kedua
adiknya. Membagi waktu untuk keluarga
dan kegiatan pelayanan menurutnya
merupakan tantangan tersendiri. Repot
sudah pasti tapi berbekal dukungan
keluarga dan teman-temannya,
Stella dapat menyelesaikan seluruh
kegiatannya dengan baik.
Stella berpesan untuk OMK supaya
lebih giat lagi mengembangkan potensi
diri dan terlibat dalam pelayanan di
gereja dan masyarakat. “Kalau bukan
OMK yang bergerak mau mengandalkan
siapa lagi? Kalau bukan sekarang mau
kapan lagi?” ujar Stella. (Beny)
Desember 2016
29
Mari kita belajar dari keluarga Kudus Nazareth!
Kita mesti mensyukuri kehadiran Tuhan dalam
sejarah manusia yang membawa kasih dan
keselamatan. Sungguh kelahiranNya membawa
harapan baik untuk kita semua.
30
Desember 2016
Desember 2016
31
32
Desember 2016
Desember 2016
33
34
Desember 2016
Desember 2016
35
36
Desember 2016
Desember 2016
37
38
Desember 2016
Desember 2016
39
40
Desember 2016
Download