Desember 2016 1 2 Desember 2016 Di bulan Desember, kita kembali menyambut Natal sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus. KelahiranNya kerap diidentikkan dengan lahirnya harapan baru. Malaikat memberikan kabar kepada para gembala, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu, Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di Kota Daud” (Luk 2 : 10). Pada saat kelahiranNya, Yesus telah disebut sebagai Juru selamat dan telah diurapi sebagai Mesias yang datang dari Allah dan Tuhan yang memerintah umat-Nya. INRI Edisi Desember 2016 ini bertemakan “KelahiranNya membawa harapan” dengan sajian utama berjudul “Ratu Adil atau Raja Damai”. Harapan adalah energi kehidupan, buah dari kasih. Dimana ada kasih, di sana ada harapan. Dimana ada harapan, di sana ada kekuatan. Raja damai sungguh menciptakan damai bila kita bertobat, memohon ampun dan mengampuni sesama dan diri sendiri. Berkat kelahiran Yesus, hidup manusia mempunyai makna baru karena harapan yang telah ia rajut berkat kelahiran ini mengikat kembali hubungan dengan Allah. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Selamat merayakan Natal! 4 Sajian Utama Ratu Adil atau Raja Damai 9 Santo/Santa Santo Nicholas adalah Seorang Santa Claus! 10 Kabar Sarasehan Vianney Muda untuk Indonesia 14 Inspirasi Memberi Talenta Bagi Sesama 17 Renungan Iman Allah Menjadi Bayi 20 Ziarah Kasih Allah dari Pulau Flores Pelindung Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Sekretaris Redaksi Editor Staf Redaksi Fotografer Layout Iklan Sirkulasi : RD Rochadi Widagdo. : RD Angga Sri Prasetyo. : Beny Wijayanto. : Margaretha Umi Shella. : Rully Larasati. : Fani Natalia, Ignatius Dimas, Margaretha Nurmalasari, Wahyu Haryo. : Alexander Hendrito, Dani Alyandu. : Hilarion Anggoro, Vincentius Andre. : Inigo Ayom Bawono (0813 8178 4803), Stella Intan (0857 1763 4260). : Paskalia Yosefin (085883469145), Theodorus Egep Henakin (085693661808). Redaksi menerima kiriman foto (beserta kete­rangan), berita dan artikel dari umat disertai identitas pengirim dan nomor telpon / HP yang dapat dihubungi, Kirim ke [email protected]. Redaksi berhak menyunting semua kiriman berita dan tulisan yang masuk. 22 Di Balik Layar Melayani dan Berkurban dengan IKhlas dan Penuh Kasih 25 Kesehatan Mengenal HIV / AIDS 28 Tunas Bukan OMK Biasa Tema Bulan Januari 2017 : “Berilah Kami Damai” Alamat Redaksi Sekretariat Paroki St.Yohanes Maria Vianney Jl. Bambu Wulung No.60, Bambu Apus, Jakarta Timur. Telp: 021-8444893 / 021-84307905 Desember 2016 3 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. oh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; Ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang4 Desember 2016 orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan napas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Tiga orang majus dari Timur datang ke Bethlehem di Tanah Yudea untuk menyembah kanak - kanak Yesus. Mereka mendapatkan petunjuk melihat bintang di Timur. Perlambang harapan akan hadirnya Sang Mesias Terjanji. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan samasama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermainmain dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. (Yesaya 11:1-4, 6-8) Ada kerinduan di saat kesesakan Selama lebih dari 30 tahun saya mendampingi umat yang ada dalam penderitaan; yang sakit, yang tidak berhasil dalam hidup, yang kehilangan yang dicintai, dan yang menghadapi kematian; saya merasakan mereka adalah orang-orang yang paling banyak berseru kepada Tuhan. Mereka mencari, berharap, merindukan pertolongan, membutuhkan bantuan karena menyadari ketidakberdayaan dan kelemahan manusia. Harapan adalah energi kehidupan, buah dari kasih. Di mana ada kasih, di sana ada harapan. Dimana ada harapan, di sana ada kekuatan. Bangsa Israel menderita saat mereka ada dalam pembuangan di Babilonia. “Harapan adalah energi kehidupan, buah dari kasih. Di mana ada kasih, di sana ada harapan. Dimana ada harapan, di sana ada kekuatan” Mereka merindukan kembali ke tanah terjanji, mereka merindukan tokoh yang menyelamatkan, Raja damai. Kerinduan dan harapan akan Raja Damai, Mesias adalah energi yang luar biasa; semakin besar kerinduan, semakin besar energi. Sering saya mengatakan kalau anak sekolah tidak mau belajar, janganlah disuruh atau dipaksa belajar karena nanti dia memberontak. Tetapi tanyakan mereka apa cita-citanya dalam hidup. Mereka yang bercita-cita pasti akan rajin belajar. Desember 2016 5 Mereka malas belajar karena tidak punya cita-cita. Mereka tidak punya cita-cita karena kurang kasih sayang. Kerinduan bangsa Israel akan Sang Mesias lebih bernada politik sebagaimana kerinduan orang Jawa akan kedatangan Ratu Adil ketika jaman penjajahan Belanda maupun Jepang. Ketika Yesus datang ke dunia, Israel berada dalm penjajahan Romawi. Yesus diharapkan Israel untuk membebaskan dari penjajahan. Dan mereka kecewa karena Yesus adalah pembebas dari dosa dan kematian kekal. Dia Mesias Rohani yang membebaskan manusia dari penjajahan dosa dan kuasa kegelapan yang berakibat kematian. “Kerinduan dan harapan akan Raja Damai, Mesias adalah energi yang luar biasa; semakin besar kerinduan, semakin besar energi” Bagi kita orang beriman yang telah dibebaskan oleh Yesus dari kuasa dosa diharapkan menjadi Mesias kecil, membawa harapan pembebasan bagi orang mereka yang tertindas. Namun sebagai orang beriman, kita tidak cukup menjadi Mesias Politik yang memperjuangkan keadilan dan kedamaian; kita mesti mewartakan kedatangan Kerajaan Allah Raja Damai. Nasihat Tuhan jelas, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33) Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (Matius 6:19) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. (Matius 10:28) Mesias sejati memberikan kemerdekaan sejati yaitu Kerajaan Allah. (RD Rochadi Widagdo) “Natal” adalah waktu yang tepat untuk mengingat pesan Allah bahwa damai “lebih kuat dari kegelapan dan korupsi” Paus Fransiskus 6 Desember 2016 Natal, selain identik dengan Gua Natal dan kanak-kanak Yesus, juga identik dengan pohon Natal dan lampu kelapkelipnya. Tetapi apakah ada yang tahu mengenai asal mula pohon natal? Ilustrasi : http://shushi168.com A da sebuah legenda yang menceritakan tentang pohon Natal, yaitu dari kisah hidup St.Bonifasius (675-754), Uskup Jerman yang lahir di Devonshire, Inggris. Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Di tengah perjalanan menuju Roma, di malam Natal yang dingin, St. Bonifasius bersama dengan rombongannya melihat sekelompok warga yang masih mempersembahkan berhala di bawah Pohon Oak Kilat Geismar. Dengan keberaniannya mewartakan Yesus Kristus, St. Bonifasius menyuarakan kabar sukacita dan membelah pohon oak itu menjadi empat bagian. Lalu, St Bonifasius menunjuk pohon cemara kecil yang ada dibelakang pohon oak tersebut untuk dijadikan sebagai pohon kudus bagi mereka. Setelah itu mereka mengambil pohon cemara untuk dibawa ke rumah, memasang lilin di setiap dahannya dan mereka semua mendengar cerita dari St.Bonifasius mengenai kabar suka cita kelahiran Yesus Kristus. Selain dari legenda St.Bonifaisius, konon pemasangan pohon cemara di rumah sudah lama dilakukan oleh Bangsa Jerman kuno, sebagai penangkal “Bad Spirit” dan juga sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini terus berkembang hingga ke seluruh Eropa dan Amerika sejak abad 15, bahkan seluruh dunia hingga kini. Pohon Natal merupakan simbol akan pengharapan, kedamaian dan keabadian akan Yesus Kristus. Hal ini dikarenakan pohon cemara tergolong pohon evergreen yang selalu hijau di setiap musim. Tetapi Gereja Katolik memiliki peraturan tersendiri mengenai Pohon Natal, yaitu menurut Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi, yang dikeluarkan oleh Kongregasi Ibadat dan Tata Tertib Sakramen, 17 Desember 2001 di Vatikan, pemasangan pohon Natal dan kandang Natal dilakukan pada malam Natal. Dengan demikian makna Adven sebagai masa penantian dan pertobatan tetap dijaga dan diekspresikan dalam prakteknya. Selamat Natal 2016, dan Tahun Baru 2017. (Sefin) Desember 2016 7 Oleh: M.P. Kurniasih Budi Kelahiran merupakan bagian dari siklus kehidupan. Satu titik yang tak lepas dari titik-titik yang membentang panjang menjadi garis kehidupan. K elahiran Nabi Isa ribuan tahun lampau menjadi satu titik pentingnya akan harapan penyelamat kehidupan manusia. Lukas menulis bahwa Isa yang lahir dari rahim perawan Maria adalah juruselamat umat manusia. Natal atau perayaan kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat, menjadi momentum penting akan harapan yang lebih baik. Kelahiran Yesus hanya dapat terjadi melalui penyelenggaraan Ilahi. Bagaimana mungkin Maria yang belum menikah mampu menerima kenyataan bahwa dia mengandung seorang bayi? Proses penerimaan kehamilan dan kelahiran Isa yang digeluti Maria menjadi titik awal terjadinya keselamatan.Perempuan menjadi kunci dari proses penyelamatan kehidupan dan penyelenggaraan Ilahi. Pernyataan iman seorang Maria yang masih belia, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu,” membuka sejarah penyelamatan umat manusia. Pergulatan iman seorang Yusuf menghadapi kehamilan tunangannya juga berperan dalam sejarah penyelamatan manusia. Keterbukaan Yusuf dalam menanggapi kehendak Allah dan menyikapinya dengan mendampingi Maria yang hamil lalu bersalin di kandang hewan hingga menjadi Bapak bagi Isa, merupakan bukti bahwa rahmat Allah hanya bisa 8 Desember 2016 terjadi bila manusia menanggapi dengan bekerja sama, terlibat langsung. Apa yang dialami Keluarga Kudus menjadi contoh bahwa kerahiman Allah tak hanya terjadi pada halhal yang gemerlap, menyenangkan, membanggakan. Tapi Allah juga bekerja lewat peristiwa-peristiwa yang memalukan, menyedihkan, menyakitkan. Bayi Isa hadir dalam kemiskinan materi dan ketidakpedulian masyarakat. Bahkan, Dia lahir dalam tekanan politik penguasa yang serakah. Penguasa yang lalim tak hanya ada saat jaman Isa lahir. Penguasa dan pemerintah yang tak adil masih ada dalam kehidupan kita. Berapa banyak politikus, pejabat, dan pengusaha yang terlibat kasus korupsi? Godaan untuk berkuasa dan memperkaya diri sendiri atau kelompoknya merupakan motif terkuat untuk melakukan korupsi. Selalu ada harapan yang akan tumbuh dalam kehidupan Paroki St Yohanes Maria Vianney. Sama seperti proses pembangunan gereja yang diawali dengan langkah-langkah kecil, hingga kini menjelma sebagai bangunan yang megah dan mampu menjadi rumah bagi umat yang ingin mencari kedamaian dan rindu berjumpa dengan Tuhan. Dan perjuangan belum usai. Pembangunan iman umat masih akan terus berlanjut sepanjang sejarah kehidupan manusia. Selamat Natal! Manusia adalah makhluk In der Welt Sein – makhluk yang bersatu dengan alam jasmaninya. Maka, hidup berarti menjalankan, merealisasikan kesatuan itu. I a membudaya dan membudayakan, menciptakan suatu yang berguna bagi hidupnya. Namun demikian, manusia bukan hanya makhluk In der Welt Sein, tapi juga liebendes Mit Sein – “berada bersama dengan sesame manusia. Dan ini pun harus dilaksanakannya. Mengapa? Karena jika tidak demikian, maka ia melanggar kodratnya. Kedua hal ini adalah kesatuan, yang merupakan cara berada manusia. Maka dapat dikatakan bahwasanya cara berada manusia, pada hakikatnya, adalah menjasmani, meng-Aku, mengKita. Nah, sekarang mari kita lihat: mengakui, taat kepada dan menjalankan eksistensi kita seperti yang kita lukiskan itu dapat kita rumuskan dalam satu kata, yakni PERIKEMANUSIAAN. Perikemanusiaan berarti menghormati, menjunjung tinggi sesame manusia, setiap manusia dan segala manusia. Mengapa? Sebab cinta kasih tanpa hormat dan tanpa menjunjung tinggi itu tidak mungkin. Barang siapa mengaku dan merasa cinta tapi memperalat yang dicintai untuk kepentingan diri sendiri, itu bukanlah cinta, melainkan egoisme. Jika manusia taat kepada prinsip perikemanusiaan, maka hidup bersama merupakan persaudaraan. Rasa persaudaraan bangsa kita sangatlah tebal. Maka, mereka yang sungguh berjuang demi persaudaraan, sejatinya adalah orang yang mengamalkan PANCASILA. “vianney muda terus berkarya bagi gereja dan bangsa” (RD Angga Sri Prasetyo) Desember 2016 9 Sarasehan OMK OMK Paroki St Yohanes Maria Vianney berkumpul dalam Sarasehan Vianney Muda untuk Indonesia pada hari Minggu, 4 Desember 2016 di Aula Gereja Anak Domba. Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Seksi Komsos dan Seksi Kepemudaan Paroki St Yohanes Maria Vianney. T Foto: Dok. Komsos ujuan acara ini adalah pertama, untuk merefleksikan peran kaum muda dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat; kedua, menyikapi perubahan sosial dan mendorong keterlibatan sosial orang muda dan ketiga, untuk membangun komitmen orang muda dalam pelayanan di gereja dan masyarakat. Ruangan ditata secara apik dipenuhi aksen merah putih, foto para tokoh Pahlawan Katolik diantaranya Mgr. Soegijapranoto, IJ. Kasimo, Yos Sudarso, Romo Mangunwijaya, Ignatius Slamet Riyadi. Backdrop selain bertuliskan “Vianney Muda untuk Indonesia” juga ada yang bertuliskan “Bhinneka 10 Tunggal Ika Simbol Pemersatu Bangsa Indonesia” dan “Pancasila Dasar Negara Pedoman Hidup Bangsa Indonesia”. Dalam Talkshow Interaktif “Dialog Pemuda Kebangsaan”, hadir Romo Angga Sri Prasetyo, Muhamad Ihsan (Penggiat Pendidikan NU) dan Andrie Prasetiyo (Penggiat Gerakan Sosial Lingkungan Hidup) sebagai narasumber. Ihsan membeberkan Ke-Indonesia-an yang begitu beragam dari suku, agama, ras dan golongan. Di era globalisasi yang menuntut kompetisi, Ihsan mendorong orang muda untuk tetap bersikap inklusif (terbuka), mengakomodasi pluralisme, tidak mencari menangnya sendiri dan rela berkorban. RD Rochadi (Pastor Paroki) Hei anak muda angkatlah kepalamu, berjalan dengan gagah dan percaya diri full. Kamulah Gereja muda Maria Vianney Cilangkap. Bravo! RD Angga (Pastor Paroki) Muda dan berkarya, semangat dan terus maju OMK Cilangkap. Viktor PAne (Wakil Ketua DPH) Acara “Vianney Muda”? wah, excellent, exciting. Bravo OMK. Sering-sering bikin acara serupa, DPH mendukung. Paskalia Yosefin (Komsos) Acaranya kece! Lanjut terus bikin acara kumpul OMK gini ya gaes... Salam Vianney Muda. Desember 2016 Foto: Komsos / Beny Foto: Komsos / Beny RD Rochadi, RD Angga dan RD Teguh turut mengisi acara Sarasehan dengan memberi motivasi dan dukungan bagi OMK agar makin berkembang dalam karya dan Iman. Andrie memandang bahwa gerakan sosial yang dilakukannya dapat menjadi alternatif bagi orang muda dalam menyalurkan energinya secara positif. Romo Angga menegaskan bahwa orang muda musti berbuat untuk Indonesia. Jangan lagi masih tersekat – sekat dalam perbedaan. Pada sesi berikutnya, Talkshow “Testimoni Pegiat OMK Paroki St Yohanes Maria Vianney” menampilkan tiga narasumber yaitu Gerry Albert Lynecker (Panitia Pembangunan Gereja), Fani Natalia (Komunitas Sahabat Anak) dan Wahyu Haryo (jurnalis Kompas). Gerry dari Wilayah IX, Fani dari Wilayah III dan Wahyu dari Wilayah IV TalkShow Bersama narasumber dari OMK St Yohanes Maria Vianney di pandu oleh Dimmas sebagai pembawa acara. mengisahkan alasan keterlibatannya dalam aktivitasnya masing - masing selain untuk menggali potensi diri dan mengembangkan talenta juga merupakan sebuah panggilan. Sesi terakhir ditutup dengan Ikrar Aksi Nyata Vianney Muda yang diucapkan oleh semua peserta. Semoga OMK Paroki St Yohanes Maria Vianney semakin maju dan berkembang dalam Keindonesiaan dan Kekatolikan. OMK semestinya bekerjasama dengan semua pihak yang berkehendak baik untuk mewujudkan “Bonnum Commune” (Kesejahteraan Bersama). Bravo OMK Paroki St Yohanes Maria Vianney! (Theo) Kartika Clara (OMK Wil.4) Acaranya sangat seru, omk bisa saling mengenal. Untuk acara selanjutnya dibuat lebih seru dan jangan terlalu formal agar tidak membosankan. Michael Gom-Gom (OMK Wil.6) Acaranya keren,seru dan bisa tambah kenalan juga. Semoga acara selanjutnya lebih kreatif Elfrida Natalia (OMK Wil.2) Acaranya seru, membuat kita sadar akan 4 pilar negara Indonesia. Sukses terus untuk acara selanjutnya. Olivia Oktari (OMK Wil.9) Dalam kegiatan ini Saya banyak belajar tentang kebersamaan walaupun banyak perbedaan, semoga kegiatan serupa makin banyak dan berkembang. Desember 2016 11 Sakramen Penguatan Foto: Komsos / Dani Penerimaan Sakramen Penguatan oleh Vikjen KAJ RD Samuel Pangestu didampingi RD TAM Rochadi Widagdo di Gereja Anak Domba, Minggu (27/11/2016). Kegiatan Lingkungan Maria Magdalena Foto: Komsos / Wahyu Lingkungan Maria Magdalena - Wilayah IV menggelar Pertemuan Bulan Keluarga 2016 di Villa Merah Cijeruk Bogor, Sabtu ( 10/12/2016). 12 Desember 2016 Seksi Kerasulan Keluarga Foto: Komsos / Beny Antonius Eko Yulianto, Ketua Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) menyampaikan Sosialisasi Bahan Pertemuan Bulan Keluarga 2016, Minggu (20/11/2016) di Aula Gereja Anak Domba. Rekoleksi Prodiakon Foto: Komsos / Beny RD Angga Sri Prasetyo membawakan materi dalam Rekoleksi Prodiakon St Yohanes Maria Vianney yang diadakan di Aula Gereja Anak Domba, Sabtu (10/12/2016). Desember 2016 13 Bagi sebagian besar keluarga muda, waktu menjadi semakin berharga. Selain karena sibuk bekerja, waktu juga tersita untuk keluarga di rumah. Beberapa keluarga muda bahkan mengungkapkan kesulitan untuk memberi waktu bagi Gereja dan lingkungan di rumah. Foto : Dok.Pribadi B aik itu untuk kegiatan lingkungan seperti rosario atau latihan paduan suara; maupun kegiatan RT RW seperti kerja bakti atau sekadar arisan. Namun tidak demikian bagi Christoperus Wahyu Haryo Priyo Sasongko. Pria yang akrab disapa Wahyu ini tetap bisa memberikan waktu dan tenaganya bagi Gereja. Di sela kesibukan profesinya sebagai wartawan di Harian Kompas dan sebagai kepala keluarga bagi istri dan dua anaknya, Wahyu tetap mampu dan rela memberi waktunya bagi Gereja. Suami dari Fransisca Paskarita Dianti ini menjelaskan bahwa menjadi 14 Desember 2016 wartawan itu sebuah profesi yang boleh dibilang tanpa batasan jam kerja. Jam kerjanya sangat fleksibel, tidak seperti pekerja kantoran yang masuk pagi pulang sore. Jam kerja wartawan sangat tergantung liputan yang dilakukan hari itu. Bisa saja waktu liputannya pagi, siang, sore, atau malam hari. “Atau bahkan bisa juga berangkat dini hari dan pulang dini hari lagi,” jelasnya. Namun demikian pria kelahiran Semarang, 21 April 1978 ini juga menceritakan bahwa menjadi wartawan juga sarat dengan pengalaman yang menarik. Selain berkesempatan untuk menjelajah berbagai tempat dan negara juga sangat menyenangkan karena bisa bertemu banyak orang dengan beragam latar belakang, pendidikan, profesi, dan suku bangsa. Wahyu berkesempatan mencoba hal-hal yang tidak setiap orang bisa alami. Ketika selama tiga tahun meliput di Kalimantan Barat, Wahyu bisa menjelajah 14 kabupaten/kota di sana. Wahyu banyak mengeksplorasi kondisi dan persoalan di perkotaan, di daerah pesisir, pedalaman, perbatasan, pulaupulau terpencil, budaya dan persoalan yang melingkupi suku-suku terpencil, hingga persoalan bencana kabut asap. “Di sela kesibukan profesinya sebagai wartawan di Harian Kompas dan sebagai kepala keluarga bagi istri dan dua anaknya, Wahyu tetap mampu dan rela memberi waktunya bagi Gereja” Selain itu ayah dari Mikael Ataraxia Aria Wicaksono (9) dan Benedicta Kinanti Bella Prinzessin (6) ini juga pernah pernah mengikuti muhibah/ pelayaran kapal layar TNI AL, KRI Dewaruci selama hampir sebulan. Dua kali dihantam badai dahsyat di Laut Utara Eropa serta merasakan bagaimana kapal terombang-ambing dihantam ombak setinggi tujuh meter di sertai angin kencang adalah pengalaman yang dialaminya. Bahkan saat itu tiang layar utama kapal yang ditumpanginya sampai retak, hampir patah, hingga harus diperbaiki dulu di pangkalan militer Perancis. “Sungguh di situ saya baru tahu bagaimana prajurit angkatan laut kita ditempa. Di situ pula saya tersadar akan kebesaran bangsa kita sebagai bangsa bahari,” ujar Wahyu . Menilik pengalaman dan rutinitasnya, bisa dibayangkan betapa terbatasnya waktu yang bisa dialokasikan Wahyu bagi keluarga, apalagi Gereja dan lingkungan sekitar. Tapi Wahyu tidak melupakan keluarga bahkan lingkungan dan Gereja. Di luar kesibukannya sebagai wartawan, Wahyu memberikan waktunya bagi keluarga seperti berkumpul di rumah dan pergi ke gereja bersama. Wahyu terlibat aktif dalam Seksi Komsos (Komunikasi Sosial) Gereja Anak Domba Paroki St. Yohanes Maria Vianney. Baginya, talenta jurnalistik yang dimilikinya mesti dibagikan untuk sesama. Keterlibatan Wahyu di Komsos cukup total, ditunjukkan dengan selalu memberi ide bagi Komsos dan Majalah INRI sendiri, serta hadir di kala memungkinkan. Di beberapa kesempatan, Wahyu juga turut hadir ketika majalah INRI dalam proses penyusunan dan penyuntingan mendekati batas waktu akhir atau deadline. Selain di Komsos, Wahyu juga cukup aktif dalam kegiatan Lingkungan Maria Magdalena Wilayah IV sebagai sekretaris. Wahyu bahkan pernah menjadi wakil ketua lingkungan pada periode kepengurusan sebelumnya. Diakhir sesi wawancara, Wahyu juga memberi pesan, khususnya bagi anak muda, “Masing-masing dari kita, pasti diberi talenta oleh Tuhan, apapun itu. Kita wajib mensyukuri talenta itu. Dan salah satu dari wujud syukur itu adalah mengembangkan dan membagikannya kepada sesama. Tanpa berbagi, maka sejatinya kita sama saja tidak bersyukur dan sia-sialah talenta itu,” ujarnya menutup wawancara dengan INRI. (Igo) Desember 2016 15 Oleh: Ignatius Dimmas Perayaan Natal adalah perayaan kelahiran Yesus Kristus. Umat Kristiani kerap mengindentikkannya dengan lahirnya harapan baru bagi manusia yang menanti dengan penuh iman kedatangan Sang Juru Selamat. K elahiran Yesus Kristus ke dunia mendatangkan suka-cita bagi semua orang yang menanti dengan penuh harap (bdk. Luk 2:20). Kelahiran-Nya memberi sinar bagi mereka yang sedang berada dalam kegelapan dosa. Cahaya ini memberikan terang baru bagi kehidupan manusia. Hidup manusia akan memiliki makna baru karena adanya harapan bahwa Allah menawarkan keselamatan melalui kelahiran Putera-Nya. Iman menuntun manusia untuk menemukan dan sekaligus merasakan kasih yang nyata dari Allah. Karena itu, kelahiran-Nya diharapkan mampu membangun iman dan pengharapan baru dalam hidup manusia. Namun, kesedihan, duka cita, keputusasaan, dan penderitaan muncul akibat persoalan yang datang silih berganti, sering kali membuat kita kehilangan harapan dalam hidup. Kelahiran-Nya memberi warna dan terang baru bagi dunia yang terselimuti awan kelam dosa. Ada secercah harapan untuk merajut kembali benang-benang hidupnya yang terkoyak akibat dosa. Maut tidak lagi berkuasa atas manusia karena kelahiran-Nya telah menjadi benteng pertahanan yang kuat. Kita tidak lagi berada dalam ketidakpastian hidup karena Yesus Kristus menerangi jalan yang telah dan akan kita tempuh. Salam Damai Natal. Ilustrasi : www.lds.org 16 Desember 2016 Oleh: RD Rochadi Widagdo Ilustrasi : www.armradio.am D i suatu sekolah dasar, dalam pelajaran sejarah seorang guru bertanya pada murid-muridnya. Guru : Anak-anak, siapakah orang besar yang lahir di negeri ini? Murid : Tidak ada, Bu. Guru : Coba diingat-ingat.... Kita kan memiliki tokoh, pahlawan, pejuang besar... masa tidak ingat? Dan akhirnya gadis kecil angkat tangan; Ibu guru, orang lahir selalu dari kecil baru menjadi besar. Tidak ada orang lahir langsung besar, meski itu Tuhan sekalipun. Natal, Tuhan lahir di dunia sesuai dengan proses kemanusiaan. Dia lahir mulai dari bayi kecil mungil, lemah tiada berdaya. Dia mengalami proses manusiawi. Dia berpesan dalam kemanusiaan kita, di dalam bayi yang tiada berdaya, ada kehadiran Tuhan. Apa jadinya bila bayi Yesus dibunuh Herodes? Dia sangat lemah dan lahir di antara keluarga miskin. Sangat menakjubkan, Raja Semesta Alam lahir di tengah keluarga yang sangat sederhana. Ingat Magnificat Maria, yang hina dina diangkat-Nya. Natal sesungguhnya perayaan bagi orang-orang sederhana karena merekalah yang menjadi wadah kehadiran Tuhan Yesus. Di sanalah para Raja dari timur dan gembala menemukan Yesus. Biarlah kita semakin kecil dan Tuhan semakin besar. Desember 2016 17 Santo Nicholas adalah seorang uskup yang lahir di Patara, Lycia et Pamfilia, Turki pada tanggal 15 Maret 270. Dia adalah orang yang sangat kaya karena orangtuanya meninggal ketika dirinya masih muda dan mewarisi banyak harta. N amun, sejak masa muda, ia ia sangat menyukai cara hidup bertapa dan melayani umat. Ia kemudian menjadi seorang imam yang sangat disukai umat. Harta warisan dari orangtuanya dimanfaatkan untuk pekerjaan-pekerjaan amal, terutama untuk menolong orang-orang yang miskin. Salah satu cerita mengisahkan, ia menjadi sosok yang diidolakan para pelaut. Ini bermula dari bantuannya kepada beberapa pelaut yang terjebak dalam badai yang mengerikan di lepas pantai Turki. Peristiwa tersebutlah yang pada akhirnya di kalangan Gereja Timur membuat ia dihormati sebagai pelindung para pelaut. Sedangkan di Gereja Barat, ia dihormati sebagai pelindung anak-anak, juga pelindung bagi gadis-gadis miskin yang tidak mampu menyelenggarakan perkawinannya. St. Nicholas sempat diasingkan dari Myra dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara selama penindasan oleh Kaisar Diocletian. Santo Nicholas meninggal dunia di Myra dan 18 Desember 2016 dimakamkan di katedral kota. Relikuinya kemudian dicuri orang pada tahun 1807. Namun saat ini relikui Santo Nicholas disemayamkan di Bari, Italia. Tanggal 6 Desember ditetapkan sebagai Hari peringatan St. Nicholas. Di Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya, anak-anak meninggalkan bakiak atau sepatu setiap tanggal 5 Desember (St. Nicholas Eve) untuk diisi dengan hadiah. Mereka juga percaya bahwa jika mereka meninggalkan beberapa jerami dan wortel dalam sepatu mereka untuk kuda Sinterklaas, maka mereka akan mendapatkan beberapa permen. Pada tahun 1823 puisi terkenal ‘Kunjungan dari St Nicholas’, serta lagu ‘Rudolph the Red berhidung Reindeer’ yang ditulis pada tahun 1949 berhasil diterbitkan. Dr. Clement Clarke Moore kemudian mengklaim bahwa ia telah menulis puisi tersebut untuk anakanaknya, dalam puisi tersebut sungguhsungguh menggambarkan St. Nicholas dengan delapan rusa yang memiliki nama berbeda. Dari kisah inilah Santa Claus menjadi sosok yang tenar di seluruh belahan dunia. (fani) Desember 2016 19 Foto : www.panoramio.com Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan budaya katolik yang amat kental. Begitu banyak jejak kebudayaan katolik terdapat di pulau ini. Dari ujung timur hingga ujung barat, pulau ini dipenuhi berbagai macam tempat ziarah yang dapat kita kunjungi sebagai bagian dari perjalanan rohani. 20 Desember 2016 M enurut salah satu sumber yang ada, nama Pulau Flores berasal dari Bahasa Portugis “Cabo de Flores” yang berarti “Tanjung Bunga”. Nama ini semula diberikan oleh S.M. Cabot untuk menyebut wilayah paling timur dari Pulau Flores. Nama ini kemudian dipakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh Gubenur Jenderal Hindia Belanda Hendrik Brouwer. Nama Flores yang sudah hidup hampir empat abad ini sesungguhnya tidak mencerminkan kekayaan flora yang dikandung oleh pulau ini. Lewat sebuah studi yang mendalam, Orinbao (1969) mengungkapkan bahwa nama asli Pulau Flores adalah Nusa Nipa (yang artinya Pulau Ular). Dari sudut Antropologi, istilah ini lebih bermanfaat karena mengandung berbagai makna filosofis, kultural dan ritual masyarakat Flores. Flores memiliki musim penghujan yang pendek dan musim kemarau yang panjang, dan meliputi delapan kabupaten, dari Kabupaten Manggarai Barat hingga Lembata. Foto : www.dionbata.com Foto : yuknyasardiflores.blogspot.co.id Prosesi Tuan Ma yang dilaksanakan setiap tahun di Larantuka, Flores Timur Gereja Katedral Ruteng yang berada di daerah Manggarai, daerah Flores Barat Sejarah kependudukan masyarakat Flores menunjukkan bahwa Pulau ini dihuni oleh berbagai kelompok etnik yang hidup dalam komunitas-komunitas yang bersifat eksklusif. Heterogenitas penduduk Flores terlihat dalam sejarah asal-usul, suku, bahasa, filsafat dan pandangan dunia. Agama Katolik, sudah dikenal penduduk Pulau Flores sejak abad ke-16. Sejarah panjang ini menjadikan Pulau Flores memiliki ‘budaya’ katolik yang begitu kental. Meskipun mayoritas masyarakat adalah pemeluk agama Kristen (Katolik), namun masjid masih sangat mudah ditemui di sini. Masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih kepercayaan yang dianut dan terbiasa hidup berdampingan dengan damai dan penuh toleransi. Di Larantuka tepatnya di Timur Flores, kita dapat menjumpai Prosesi Perarakan Tuan Ma yang diadakan tiap Paskah. Tradisi turun temurun ini telah berlangsung lebih dari 500 tahun. Ribuan umat katolik dari berbagai daerah di Indonesia, secara khusus hadir di Larantuka, untuk mengikuti langsung prosesi tersebut selama Tri Hari Suci. Di Larantuka terdapat makam para Romo yang dibuat secara unik, menyerupai makam-makam ksatria di Amerika Latin. Di sini pula merupakan pusat dari susteran PRR atau yang dikenal sebagai Puteri Reinha Rosari yang juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi pendiri PRR, Gabriel Manek SVD. Sedangkan di Maumere, kita dapat menjumpai Gua Maria di dekat pantai Maumere yang terkena dampak gempa tahun 1992 dan terdapat salib di atas bukit yang menarik untuk dikunjungi. Jika kita melanjutkan perjalanan ke arah barat Pulau Flores, tepatnya di Kabupaten Manggarai, Anda akan melihat gereja Katedral Ruteng dengan arsitektur seperti gereja-gereja di Eropa. Biara-biara juga memiliki gaya bangunan yang serupa. Manggarai juga dikenal sebagaidaerah yang sejuk karena berada di dataran atas. Banyak masyarakat yang ingin berkunjung pada akhir tahun. Indah, satu kata yang dapat menggambarkan keseluruhan isi Pulau Flores yang menjadi salah satu pusat ziarah bagi umat Katolik di Indonesia. Mulailah menabung dari sekarang, agar dapat melakukan peziarahan langsung dan menikmati keindahan di Pulau Flores.(Nino) Desember 2016 21 Elisabeth Ning Lestari atau akrab disapa Ibu Eli, telah mengabdikan diri di bidang kesehatan, sejak Gereja St. Yohanes Maria Vianney berdiri. 22 Desember 2016 P elayanannya dimulai ketika Ketua PSE saat itu, Bapak Hadi, meminta bantuan bersama 2 orang lainnya, Ibu Slamet dan Ibu Giman, untuk membantu dalam bidang kesehatan dalammengawal kesiapan Paskah. Sejak itu, beliau aktif di seksi kesehatan dan kini menjabat sebagai Kepala Bagian Kesehatan Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap periode 2016-2019. Selama menjalani pelayanan di bidang kesehatan, Ibu Eli mengakui masih menemui berbagai tantangan. Di antaranya adalah mengajak para perawat dan dokter yang juga umat di Paroki Cilangkap untuk ikut terlibat dalam pelayanan ini. “Sampai saat ini bagian kesehatan masih mencari para perawat dan dokter yang mau membantu program bagian kesehatan. Kami baru memiliki 6 dokter serta 7 perawat relawan yang siap sedia dan ikhlas melayani. Kami masih menunggu umat lain yang mau melayani bersama dengan tulus,” ucap Ibu Eli. Selain di gereja, Ibu Eli juga aktif berkarya dalam masyarakat di lingkungan RT/RW dimana ia tinggal. Ia sering diminta bantuan untuk mengurus penyuluhan dan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan seperti acara donor darah. Tahun ini merupakan tahun ke-5 ia menjabat sebagai koordinator bidang kesehatan di lingkungan RT/RWnya. Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai perawat di salah satu klinik di Jakarta ini mengaku tidak pernah bosan melakukan kegiatan pelayanan kesehatan. “Selain menjadi perawat, sejak kecil saya memiliki impian untuk melayani Tuhan semampu dan sekuat saya,” tuturnya. Seluruh karya sepanjang hidupnya ini, tak lepas dari dukungan keluarga. Ia mengaku, meski tinggal ditengah keluarga yang berbeda keyakinan tapi toleransi dan saling mendukung adalah nilai-nilai yang selama ini ia pegang. “Saya percaya bahwa titik awal pelayanan saya dimulai dari dalam keluarga terlebih dahulu. Saya ingin keluarga kecil saya dipenuhi berkat dan banyak damai, setelah itu baru saya bisa melebarkan sayap melayani diberbagai tempat. Puji Tuhan, saya sangat bersyukur, walaupun anggota keluarga memiliki keyakinan yang berbeda, namun mereka sangat mendukung aktivitas pelayanan saya dan kami hidup penuh kasih. “Saya bahagia mengimani Kristus karena dengan Kristus saya bisa melayani sesama,” ujar Ibu dari 3 anak Ini. “Saya bahagia mengimani Kristus karena dengan Kristus saya bisa melayani sesama” Spirit Doa Sesuatu hal yang menjadi karya pelayanan tentunya ada pula yang menjadi motivasi atau dorongan untuk menggerakkan. Ibu Eli mengungkapkannya singkat namun penuh dengan makna.Yang menguatkan beliau agar tetap semangat dan aktif melayani meskipun sudah memasuki usia 59 tahun, jawaban yang diberikan tidak lain yaitu DOA. “Sudah 30 tahun ini saya rutin berdoa Rosario pukul 12 malam, setiap hari. Inilah yang menguatkan saya dalam berkarya dan mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan doa rosario, saya merasa Roh Kudus selalu hadir dalam hati saya dan Tuhan Yesus terus membimbing jalan saya.” (shella) Desember 2016 23 Bagilah iman kepercayaanmu dengan anakmu. Bicaralah tentang saat-saat ketika engkau pernah mengalami kekuatan doa atau ketika imanmu memberikan harapan dan kebahagiaan hidup kepadamu. Bantulah anakmu untuk merasakan sebagian dari tradisi imanmu dan komunitas rohanimu. (Janet Geisz) S elama bulan Desember, kita telah merenungkan pengalaman rohani sebagai orangtua dalam perjumpaan iman di lingkungan maupun di paroki. Melalui tema KELUARGA, SEKOLAH KEHIDUPANKU kita menyadari bahwa kehadiran Yesus dalam cinta dan kehidupan keluarga adalah sebuah sekolah iman yang nyata. Tuhan Yesus lahir dan tumbuh dalam keluarga kudus Nazareth. Di rumah itu,Ia belajar tentang kerja dan pelayanan saat menyaksikan ayahNya yang tulus, tekun bekerja dan menyaksikan ibuNya yang berdoa, berbicara dan melayani dengan penuh cinta. Dalam rumah sederhana milik seorang tukang kayu itulah Yesus kecil tumbuh dan belajar memaknai pengalaman sebagai anak yang penuh hikmat dan bijaksana. Yesus belajar tentang kehidupan yang membawaNya pada pemahaman sejati tentang CINTA KASIH. Kita semua dalam peziarahan menjadi keluarga kudus, sedang berjalan bersama menuju kekudusan. Mengawali hari dengan doa dan berkat Tuhan, ayah sebagai kepala keluarga bisa bekerja lebih tekun dan sebagai ibu kita juga berperan mendampingi anak agar tumbuh menjadi pribadi yang kristiani. Ajak dan libatkanlah anak-anak dalam 24 Desember 2016 kesibukan pekerjaan rumah tangga dan juga dalam doa bersama baik di rumah maupun di lingkungan, karena itulah sekolah kehidupan yang sesungguhnya. Dalam kesempatan seperti itulah sebagai orangtua kita telah mewariskan tradisi iman kristiani kepada anak-anak kita. Para orangtua dan keluarga katolik yang dikasihi Tuhan, kita bersyukur bahwa Gereja menghadirkan keluarga kudus Nazareth sebagai teladan dalam membangun keluarga. Kita belum menjadi keluarga yang sempurna, masih penuh kekurangan. Oleh karena itu, dengan berpaling kepada Keluarga Kudus Nazareth kita selalu dikuatkan, bahwa bersama Yesus yang lahir di tengah keluarga kita, maka kitapun percaya akan selalu ada harapan baik untuk terus menerus saling menerima dan mengampuni satu sama lain. Itulah tugas panggilan kita dalam keluarga. Dalam setiap persoalan dan luka batin keluarga, kita belajar untuk saling ‘menghadirkan kasih Yesus’ yang menyempurnakan satu sama lain. Selamat Natal, Selamat merayakan Hari Keluarga, Selamat memasuki Tahun Baru penuh harapan Keluarga Kudus Nazareth, Doakanlah kami...Amin. (fv.djangoen) Human Imunedeficiency Virus(HIV)merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. S edangkan AIDS (Acquired Imunedeficiency Sydrome) adalah berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Peningkatan HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Virus HIV adalah jenis virus yang rapuh, tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi yaitu cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV menyebar melalui hubungan seks bebas tanpa pengaman, memakai jarum suntik, tindik, tato secara bergantian (tidak steril), transfusi darah dari orang yang terinfeksi, proses kehamilan, persalinan normal dan menyusui dari wanita yang positif menderita HIV kepada anaknya. Perlu diketahui, HIV tidak akan menular karena bersalaman, berpelukan, atau berbincang-bincang dengan penderita, HIV juga tidak menular karena gigitan nyamuk, melalui tempat atau sarana yang digunakan bersama dengan ODHA (orang dengan HIV-AIDS), bahkan karena paparan batuk atau bersin. HIV juga tidak menyebar melalui keringat atau urine. Tes HIV dilakukan untuk mendeteksi seseorang terinfeksi virus tersebut, berupa tes darah untuk memastikan adanya antibodi terhadap HIV dalam sampel darah. Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kuman atau bakteri tertentu. Jika tes HIV menunjukkan hasil yang positif, maka darah pasien akan diambil sekali lagi untuk dilakukan tes HIV dengan metodeyang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati, ODHA harus menjalaniterapi antiretroviral atau ARV. Terapi ARV dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menekan jumlah virus dalam tubuh yang terinfeksi. Terapi ARV bersifat seumur hidup, dengan disiplin menjalani terapi, kualitas hidup ODHA akan jauh lebih baik. Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan menghindari risiko penularan. Semua yang berhubungan seks bebas tanpa pengaman dan berbagi jarum atau suntikan, lebih berisiko untuk terinfeksi HIV.Kita tidak perlu menjauhi, mengucilkan atau mendiskriminasi penderita HIV karena mereka mempunyai hak yang sama untuk hidup. (Etha) Desember 2016 25 Disebuah toko besar, ada 3 pohon Natal sedang dipajang. Pohon-pohon itu mulai saling bertanya, kira-kira siapa yang paling berarti dan membuat Natal ini berkesan bagi banyak orang ya... P ohon yang besar mulai berkata “orang-orang pasti akan memilihku, karena aku paling besar dan orang banyak bisa berkeliling di sekitarku dan mengagumi aku”. Benar saja, pohon natal besar itupun dibeli dan dipajang di tengah-tengah sebuah mall. “Wow, besar sekali!!!” semua orang yang lewat melihatnya dan kagum. Tapi hampir tidak ada yang berhenti di dekat pohon itu dan mengaguminya lama-lama, karena semua orang sedang sibuk berbelanja. “Yah...sia-sia deh aku dipajang di tengah mall yang besar kalau tidak bisa memberi kesan dan arti bagi banyak orang di Natal ini,” sedihnya. Kini hanya tersisa si pohon ukuran sedang dan kecil. Si pohon yang sedang itu mulai berkata “hai pohon kecil, aku jamin orang pasti akan membeliku juga dan meletakkan aku di sebuah rumah yang besar atau kantor yang besar sehingga banyak orang juga yang akan mengagumi aku”. Benar saja, si pohon natal ukuran sedang itu pun dibeli oleh seorang kaya. “Wah...ternyata aku diletakkan di lobi sebuah kantor”. Tapi sayang, orang yang lewat hanya memalingkan pandangannya sebentar, lalu tak peduli...semua sibuk. Tak lama kantor itu sepi karena libur Natal. Si Pohon natal sedang itu sedih karena kehadirannya sia-sia. Tinggallah si pohon natal kecil. Ia dibeli oleh seorang lelaki tua yang sederhana. Pikir pohon itu, “mana mungkin aku bisa berarti bagi banyak orang...kelihatannya bapak ini tidak punya keluarga” Tapi ternyata salah !. Bapak itu membawa pohon natal kecil ke sebuah rumah kayu yang ditempati oleh opa, oma, papa, mama, kakak, adik, bahkan ada juga om dan tante. Mereka telah berkumpul untuk merayakan natal. Saat malam natal tiba, semua orang dalam rumah itu berkumpul mengelilingi pohon natal kecil itu sambil menyanyi dan Semua tampak gembira. Si Pohon Natal kecil pun terharu, ia senang bisa hadir dalam keluarga sederhana, “meskipun aku kecil...aku bisa berarti bagi banyak orang dalam keluarga ini dan merasakan sukacita”. Adik-adik Bina Iman yang dikasihi Tuhan.... Jangan pernah menganggap dirimu kecil dan tidak berarti yaa. Taburkanlah kebaikan, kasih dan sukacita bagi orang-orang di sekitarmu, niscaya kehadiranmu memberi arti bagi banyak orang. Selamat Hari Natal !! Tuhan Yesus memberkati...... (fani) 26 Desember 2016 “Adik-adik yang dikasihi Tuhan, lihatlah siapa yang telah lahir ke dunia! Ayo kita cari jalan menuju Bethlehem, kota kelahiran Yesus” Desember 2016 27 Acara Sarasehan Vianney Muda untuk Indonesia pada Minggu, 4 Desember 2016 di Aula Gereja Anak Domba berlangsung luar biasa. Hal ini tidak lepas dari peran Stella Intan Permatasari selaku MC, yang mampu membawa alur acara dari awal hingga akhir dengan baik, sehingga acara yang menarik ini dapat berjalan lancar. G adis kelahiran Jakarta, 31 Juli 1990 ini merupakan putri sulung dari 3 bersaudara pasangan (alm) Ignatius Eko Hajar Siswanto & Bernadetha Tentrem Sugianti yang kini berdomisili di Lingkungan Agustinus/ Wilayah V. Setelah menamatkan S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya Jakarta pada tahun 2012, Stella demikian biasa ia disapa, kini telah bekerja di salah satu bank swasta bidang Corporate Bussiness di Jakarta. Kesibukannya di dunia kerja, tak menyurutkan semangatnya untuk senantiasa memberikan waktu untuk memberikan pelayanan di gereja. Selain sebagai pemazmur dan lektris, ia masih mengajar di BIA (Bina Iman Anak), bergabung dalam kelompok Paduan Suara Amore, dan menjadi account executive merangkap penulis di Majalah INRI (Seksi KOMSOS Paroki Santo Yohanes Maria Vianney Cilangkap. Segala aktivitasnya ini solah mencerminkan sosok OMK yang tidak 28 Desember 2016 biasa dan patut dijadikan contoh. Komitmen kuat gadis yang gemar traveling dan hiking ini untuk turut melayani merupakan berkat dan campur tangan Tuhan melalui keluarganya. Stella mendapatkan teladan dari orang tua terutama almarhum ayahnya yang semasa hidup juga aktif dalam pelayanan gereja. Sepeninggal ayahnya, Stella menjadi tulang punggung keluarga, menemani ibu tercinta dalam membimbing kedua adiknya. Membagi waktu untuk keluarga dan kegiatan pelayanan menurutnya merupakan tantangan tersendiri. Repot sudah pasti tapi berbekal dukungan keluarga dan teman-temannya, Stella dapat menyelesaikan seluruh kegiatannya dengan baik. Stella berpesan untuk OMK supaya lebih giat lagi mengembangkan potensi diri dan terlibat dalam pelayanan di gereja dan masyarakat. “Kalau bukan OMK yang bergerak mau mengandalkan siapa lagi? Kalau bukan sekarang mau kapan lagi?” ujar Stella. (Beny) Desember 2016 29 Mari kita belajar dari keluarga Kudus Nazareth! Kita mesti mensyukuri kehadiran Tuhan dalam sejarah manusia yang membawa kasih dan keselamatan. Sungguh kelahiranNya membawa harapan baik untuk kita semua. 30 Desember 2016 Desember 2016 31 32 Desember 2016 Desember 2016 33 34 Desember 2016 Desember 2016 35 36 Desember 2016 Desember 2016 37 38 Desember 2016 Desember 2016 39 40 Desember 2016