UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG

advertisement
ISSN : 2598-2095
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR
(Kaempferia galanga L.) PADA BAKTERI Bacillus subtilis DAN Escherichia coli
(Antibacterial Activity of Ethanol Extract of Kencur Rhizome (Kaempferia galanga L.)
in Bacillus subtilis and Escherichia coli)
(Submitted: 13 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017)
Noor Fajeriyati, Andika
Program Studi D3 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Email : [email protected]
ABSTRAK
Kencur merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kencur memiliki
kandungan senyawa flavonoid, saponin, polifenol dan minyak atsiri yang dipercaya memiliki kemampuan
sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol kencur
(Kaempferia galanga L.) pada bakteri Bacillus subtillis dan Escherichia coli. Pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan metode difusi cakram. Penelitian ini menggunakan beberapa konsentrasi ekstrak etanol
rimpang kencur yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Pengukuran diameter zona hambat diukur menggunakan
penggaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang kencur dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Zona hambat yang paling besar terdapat pada
konsentrasi 100% pada bakteri Bacillus subtilis dengan zona hambat rata-rata 29 mm dan konsentrasi 100%
pada bakteri Escherichia coli dengan zona hambat rata-rata 27 mm.
Kata kunci: Kencur, Bacillus subtilis, Escherichia coli
ABSTRACT
Kencur is one of the plants used as traditional medicine. Kencur contains flavonoid compounds, saponins,
polyphenols and essential oils that are believed to have antibacterial properties. This study aims to determine
the antibacterial activity of ethanol extract kencur (Kaempferia galanga L.) in bacteria Bacillus subtillis and
Escherichia coli. Antibacterial activity using disc diffusion method. This research used some concentration of
ethanol extract of kencur rhizome that is 25%, 50%, 75% and 100%. Measurement of inhibitory zone diameter
is measured using a ruler. The results showed that ethanol extract of kencur rhizome can inhibit the growth
of bacteria Bacillus subtilis and Escherichia coli. The largest inhibitory zone was present at 100%
concentration in Bacillus subtilis bacteria with 29 mm inhibitory zone and 100% concentration in Escherichia
coli bacteria with 27 mm inhibitory zone.
Keywords: Kencur, Bacillus subtilis, Escherichia coli
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
36
ISSN : 2598-2095
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
PENDAHULUAN
Resistensi terhadap agen antimikroba telah
menjadi masalah global yang semakin penting dan
mendesak. Menurut data di rumah sakit Amerika
Serikat, dua (2) juta orang mendapatkan infeksi
bakteri di rumah sakit per tahun, 70% kasus saat
ini melibatkan strain yang resisten terhadap satu
obat. Di Inggris, penyebab utama yang mendapat
perhatian saait ini adalah Staphylococcus aureus
yang resisten methicillin (MRSA), yang berada
pada tingkat rendah satu dekade terakhir (WHO,
2014). Investasi dan penelitian substansial di
bidang antiinfeksi sangat dibutuhkan untuk
mengatasi krisis kesehatan masyarakat terutama
resistensi antimikroba.
Hasil penelitian kolaborasi Indonesia dan
Belanda dalam Antimicrobial Resistance in
Indonesia, Prevalence and Prevention (AMRIN
Study) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP
Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2001-2005
menunjukkan terdapat bakteri multi-resisten,
seperti
MRSA
(Methicillin
Resistant
Staphylococcus aureus) dan bakteri penghasil
ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamases)
seperti E.Coli,Kebsiella pneumoniae, Shigella sp
dan bakteri Gram negatif lainnya. (Hadi, U.,
Qiptiyah, M., & Paraton, H., 2013).
Dengan keanekaragaman hayati Indonesia
yang banyak berkhasiat sebagai obat, terdapat
beberapa tumbuhan yang mempunyai nama sama
walaupun jenisnya berbeda. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa tumbuhan yang belum
teridentifikasi secara lengkap dan belum banyak
ragam yang diketahui masyarakat. Sumber daya
alam yang dimiliki telah memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan sehari-hari terutama
sebagai bahan makanan juga dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Penelitian mengenai
tanaman-tanaman obat yang memiliki aktivitas
antibakteri telah dilakukan untuk mengurangi efek
samping penggunaan bahan kimia. Tanaman obat
tersebut diantaranya kencur (Kaempferia galanga
L).
Rimpang kencur (Kaempferia galanga L.)
merupakan salah satu tanaman herbal dan sudah
di kenal luas di masyarakat baik sebagai
pengobatan, diantaranya adalah batuk, mual,
bengkak, bisul, diare dan anti toksin seperti
keracunan tempe bongkrek dan jamur. Selain itu
dikenal juga untuk bumbu makanan. Minuman
beras kencur berkhasiat untuk menambah daya
tahan tubuh, menghilangkan masuk angin dan
kelelahan. Komponen yang terkandung di
dalamnya antara lain saponin, flavonoid, polifenol
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
dan minyak atsiri. Tanaman ini termasuk kelas
Monocotyledonae, bangsa Zingiberales, suku
Zingiberaceae dan marga Kaempferia (Winarto,
2007).
Bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya
infeksi contohnya Bacillus subtilis dan Escherichia
coli. Escherichia coli merupakan bakteri yang
terdapat dalam saluran pencernaan manusia
sebagai flora normal, tetapi akan merugikan jika
bertambah atau meningkatnya jumlah bakteri
tersebut
sehingga
dapat
mengganggu
metabolisme tubuh, terutama dalam saluran
pencernaan (Kairupan et al., 2014). Salah satu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli adalah diare (Faridz et al., 2007).
Bacillus subtilis termasuk kelompok bakteri famili
Bacillaceae yang hidup di dalam saluran
pencernaan manusia dan bersifat patogen. Bakteri
ini merupakan bakteri gram positif yang berbentuk
batang dan sering ditemukan di tanah, air dan
udara (Stein, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas antibakteri ekstrak etanol kencur
(Kaemferia galangal L) pada bakteri Bacillus
subtilis dan Escherichia coli.
METODE
Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini
adalah lemari pendingin, incubator (Memmert),
timbangan analitik, oven (Memmert), autoclave,
botol kaca, mikropipet, aluminium foil, cawan petri,
tabung reaksi (Pyrex), beker gelas (Pyrex), gelas
ukur (Pyrex), corong, Erlenmeyer (Pyrex), jarum
ose, lampu Bunsen dan kertas cakram.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
adalah simplisia kencur, etanol 96%, NaCl, media
agar, aquadest, kapas berlemak, kertas wadman,
ciprofloxacin (DexaMedica), bakteri gram positif
Bacillus subtilis dan bakteri gram negatif
Escherichia coli.
Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan terlebih dahulu untuk
memperoleh kepastian bahwa tanaman yang
digunakan berasal dari tanaman yang dimaksud,
sehingga kemungkinan akan terhindar dari
kesalahan dalam pengumpulan bahan penelitian.
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium
Dasar FMIPA Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru pada tanggal 23 Desember 2016
sampai tanggal 4 Januari 2017.
37
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
Pembuatan Ekstrak Etanol Kencur
Pembuatan ekstrak etanol kencur (Keamferia
galangal L) dengan metode maserasi. Maserasi
merupakan metode penarikan simplisia dengan
merendam simplisia tersebut dalam pelarut
penyari yang sesuai (Syamsuni, 2007). Metode ini
cocok digunakan untuk ekstraksi dalam jumlah
banyak.
Simplisia rimpang kencur sebanyak 200 gram
dimasukkan ke dalam botol kedap yang sesuai,
kemudian ditambahkan pelarut etanol 96%
sebanyak 1000 ml, ditutup dan direndam selama 5
hari yang terlindung dari cahaya matahari dan
digojog setiap hari. Setelah 5 hari, rendaman
tersebut disaring dengan menggunakan kertas
saring dan kemudian diuapkan di atas penangas
air hingga terbentuknya ekstrak kental.
Kelompok perlakuan terdiri dari ekstrak etanol
rimpang kencur (Kaempferia galanga L) dengan
konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75% dan 100%
(pelarut aquades) serta kelompok kontrol positif
dan negatif adalah injeksi ciprofloxacin 0,2% dan
aquades steril.
Pembuatan Media Agar
Sebanyak 14 gram nutrient agar (Merck)
kemudian disuspensikan dengan aquades hingga
500 ml disterilkan dalam autoclave dengan suhu
121℃ selama 15 menit.
Uji Aktivitas Antibakeri
Metode uji antibakteri pada penelitian ini
menggunakan metode difusi cakram, metode ini
banyak digunakan dalam pengujian sensitivitas
antibakteri karena lebih sederhana, lebih fleksibel
dan pengamatannya lebih mudah digunakan.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian
dibuat dalam bentuk tabulasi untuk mengetahui
efektif atau tidaknya rimpang kencur terhadap
pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis dan
Escherichia coli, dan hasilnya kemudian
dikategorikan sebagai berikut :
Zona hambat lemah
: < 5 mm
Zona hambat sedang
: 5-10 mm
Zona hambat kuat
: 10-20 mm
Zona hambat sangat kuat
: > 20 mm
Data yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan
uji Analysis of Variance (ANOVA) dengan
Confidence Interval (CI) 95% (α= 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada grafik 1 dapat dilihat penelitian uji
aktivitas antibakteri ekstrak rimpang kencur
memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan
bakteri Bacillus subtilis. Namun zona hambat yang
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
dibentuk oleh ekstrak kencur tidak melebihi zona
hambat yang dibentuk oleh kontrol positif
(ciproflocaxin) yaitu sebesar 51,3 mm dan pada
kontrol negatif yang menggunakan aquadest tidak
memberikan zona hambat. Rata-rata diameter
zona hambat yang terbentuk dari masing-masing
konsentrasi
ekstrak etanol kencur
yaitu
konsentrasi 25% = 19,6 ± 0,57 mm, konsentrasi
50% = 23,3 ± 0,57 mm, konsentrasi 75% = 26 ±
1,00 mm, konsentrasi 100% = 29 ± 1,00 mm.
Dapat dilihat dari hasil yang didapat, semakin
tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin
besar pula zona hambat yang dihasilkan.
Zona Daya Hambat (mm)
ISSN : 2598-2095
Hasil Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Etanol
Rimpang Kencur
51.33
60.00
40.00
20.00
0.00
Keterangan :
Grafik 1.
29.00
26.00
23.33
19.67
0.00
Kontrol Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Kontrol
(+)
100% 75%
50%
25%
(-)
Konsentrasi (%)
Kontrol (+)
Kontrol (-)
= ciprofloxacin
= aquades
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
rimpang kencur (Kaempferia galanga L)
pada bakteri Bacillus subtilis
(-)
75%
100%
%
(+)
50%
25%
Gambar 1. Hasil uji daya hambat ekstrak etanol kencur
terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus
subtilis
38
ISSN : 2598-2095
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
Pada gambar 2 dapat dilihat penelitian uji
aktivitas aktibakteri ekstrak kencur memiliki daya
hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia
coli. Namun zona hambat yang dibentuk oleh
ekstrak kencur tidak melebihi zona hambat yang
dibentuk oleh kontrol positif (ciproflocaxin) yaitu
sebesar 45,3 ± 0,57 mm dan pada kontrol negatif
yang menggunakan aquades tidak memberikin
zona hambat. Rata-rata diameter zona hambat
yang terbentuk dari masing-masing konsentrasi
ekstrak etanol kencur yaitu konsentrasi 25% = 18,3
± 1,53 mm, konsentrasi 50% = 22,6 ± 0,57 mm,
konsentrasi 75% = 24,6 ± 1,15 mm, konsentrasi
100% = 27 ± 1,00 mm. Dapat dilihat dari hasil yang
didapat, semakin tinggi konsentrasi yang
digunakan maka semakin besar pula zona hambat
yang dihasilkan.
Zona Daya Hambat (mm)
Hasil Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Etanol
Rimpang Kencur
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
45.33
27.00
24.67
22.67
18.33
0.00
Kontrol
(+)
Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Kontrol (100%
75%
50%
25%
)
Konsentrasi (%)
Keterangan :
Kontrol (+)
Kontrol (-)
rimpang kencur yang pernah dilakukan Latifah
(2015) yang hasilnya positif mengandung
flavonoid. Senyawa flavonoid merupakan senyawa
pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi
oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim.
Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa
fenol. Mekanisme kerja flavonoid berfungsi
sebagai antibakteri dengan cara membentuk
senyawa kompleks terhadap protein extraseluler
yang mengganggu keutuhan membran sel bakteri,
mengganggu fungsi sel mikroorganisme dan
menghambat siklus sel mikroba. Mekanisme kerja
dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan
merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi
(Juliantina, 2009).
Pada penelitian efektivitas senyawa bioaktif
ekstrak
kencur
(Kaempferia
galanga
L)
menggunakan pelarut aquades dengan pelarut
metanol yang dilakukan oleh Sri Novita Primawati
et al., (2013) yang memberikan kesimpulan
ekstrak metanol kencur menunjukkan adanya
aktivitas antibakteri dan diduga senyawa yang
bersifat sebagai antibakteri pada ekstrak metanol
kencur adalah flavonoid, saponin dan minyak
atsiri. Saponin juga merupakan senyawa aktif yang
mempunyai aktivitas antibakteri. Saponin bekerja
dengan cara menggangu tegangan permukaan sel
bakteri, sehingga sel bakteri mudah bocor dan
lisis.
= ciprofloxacin
= aquades
Grafik 2. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
Kencur (Kaempferia galangal L) pada bakteri
Escherichia coli
Data kemudian diuji dengan Analysis of
Variance (ANOVA) dengan Confident Interval (CI)
(α = 0.05). Data hasil uji ANOVA menunjukkan
bahwa nilai P >0,05 hal ini menunjukkan bahwa
dengan perlakuan konsentrasi yang berbeda tidak
memberikan perbedaan signifikan terhadap zona
daya hambat bakteri Bacillus subtilis. Begitu juga
dengan hasil uji ANOVA untuk bakteri E.coli
menunjukkan nilai P >0,05 yang menunjukkan
bahwa perlakuan konsentrasi yang berbeda tidak
memberikan perbedaan signifikan terhadap zona
daya hambat bakteri E.coli.
Untuk menelaah aktivitas biologi senyawa
kimia yang terdapat dalam tumbuhan rimpang
kencur (Kaempferia galanga L) dilakukan
penelitian studi fitokimia dan uji bioktivitasnya.
Penelitian identifikasi senyawa flavonoid ekstrak
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
100%
(-)
75%
50%
(+)
25
%
Gambar 2. Hasil uji daya hambat ekstrak etanol kencur
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia
coli
39
ISSN : 2598-2095
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
Hasil penelitian ekstrak kencur sama-sama
memiliki klasifikasi respon hambat terhadap
bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli,
namun pada penelitian ini menunjukkan bahwa
ekstrak kencur mempunyai aktivitas daya hambat
lebih kuat terhadap bakteri Bacillus subtilis
dibandingkan bakteri Escherichia coli. Menurut
Astuti dan kolega (1996) infus kencur konsentrasi
10% dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif seperti Staphylococcus aureus,
Bacilius subtilis dan Serratia marcescen dan juga
terhadap bakteri Gram negatif seperti Eschericia
coli.
Perbedaan aktivitas tersebut diduga karena
adanya perbedaan struktur dinding sel bakteri
gram positif dan gram negatif. Dinding sel gram
negatif lebih banyak mengandung lipopolisakarida
(LPS) sehingga kandungan lipid bakteri tersebut
tinggi, berbeda halnya dengan bakteri gram positif
dimana dinding sel tersusun atas lapisan
peptidoglikan
yang
banyak
dan
sedikit
lipopolisakarida (LPS). Dengan demikian dinding
sel bakteri gram positif lebih bersifat polar
sehingga ekstrak uji akan lebih mudah menembus
dinding sel tersebut (Tortora et al., 2007).
Menurut Davis dan Stout (1971) mengatakan
bahwa ketentuan kekuatan daya anti bakteri
sebagai berikut : zona hambat 20 mm atau lebih
termasuk kategori sangat kuat, zona hambat 10-20
mm termasuk kategori kuat, zona hambat 5-10 mm
kategori sedang dan zona hambat 5 mm atau
kurang termasuk kategori lemah. Dengan
demikian maka zona hambat yang dibentuk oleh
ekstrak kencur terhadap bakteri Bacillus subtilis
pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% termasuk
dalam kategori sangat kuat sedangkan pada
konsentrasi 25% termasuk dalam kategori kuat.
Pada zona hambat yang dibentuk oleh ekstrak
kencur terhadap bakteri Escherichia coli pada
konsentrasi 50%, 75%, dan 100% termasuk dalam
kategori sangat kuat sedangkan pada konsentrasi
25% termasuk dalam kategori kuat.
KESIMPULAN
Ekstrak etanol kencur memiliki daya hambat
terhadap bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia
coli yaitu dengan terbentuknya zona bening
disekitar kertas cakram. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak etanol rimpang kencur, maka
semakin besar pula diameter zona hambat
pertumbuhan
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Y, Sundari D, Winarno W. (1996). Tanaman
Kencur (Kaempferia galanga.L) Informasi
Tentang Fitokimia dan Efek Farmakologis.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Farmasi.
Davis & Stout. (1971). Disc Plate Method Of
Microbiological Antibiotic Essay. Jurnal Of
Microbiologi. Vol 22 No 4.
Faridz, R., Hafiluddin., & M. Anshari. (2007).
Analisis Jumlah Bakteri & Keberadaan
Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri
Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Sumenep.
Embryo. 4(2).
Hadi, U., Qiptiyah, M., & Paraton, H. (2013).
Problem of Antibiotic Use and Antimicrobial
Resistance in Indonesia : Are We Really
Making Progress ? Indonesian Journal Of
Tropical and Infectious Disease, 4(4), 5–8.
Juliantina, R.F. (2009). Manfaat Sirih Merah (Piper
Crocatum) Sebagai Anti Bakteri Terhadap
Bakteri Gram positif dan Gram Negatif.
Jurnal
Kedokteran
dan
Kesehatan
Indonesia. Vol. 1.
Kairupan, C.P., Fatimawali, W.A. Lolo. (2014). Uji
Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.
Pharmacon. 3(2).
Latifah. (2015). Identifikasi Golongan Senyawa
Flavonoid & Uji Aktivitas Antioksi& Pada
Ekstrak Rimpang Kencur ( Kaempferia
Galanga L) Dengan Metode DPPH (1,1Difenil-2-Pikrilhidrazil). Fakultas Sains &
Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Primawati, S.N., Nofisulastri., & Nufida, B.A.
(2013). Efektivitas Senyawa Bioaktif Ekstrak
Kencur
(Kaempferia
Galangal
linn)
Menggunakan Pelarut Aquadest Dengan
Pelarut Metanol. Program Studi Pendidikan
Biologi & Kimia FPMIPA IKIP mataram.
Syamsuni. (2007). Ilmu Resep. Buku Kedokteran.
Jakarta: EGC.
Stein, T. (2005). Bacillus subtilis antibiotics:
Structures, syntheses and specific functions.
Molecular Microbiology, 56(4), 845–857.
http://doi.org/10.1111/j.13652958.2005.04587.x
Tortora, G.J., Funke, B.R., & Case, C.L. (2007).
Microbiologgy an Introduction 11th edition
Addison Wasley Longman. United States
America, P. 160-183.
40
ISSN : 2598-2095
Vol. 1 No. 1 (September, 2017)
World
Health
Organization.
Antimicrobial
Resistance Global Report onSurveillance.
France: WHO, 2014.
Winarto, W.P. (2007), Tanaman Obat Indonesia
Untuk
Pengobatan
Herbal.
Jakarta:
Karyasari Herba Media.
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps
41
Download