Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 DAFTAR ISI Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Esika Wahasari ..................................................................... 1 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Ricardo S. Wirjawan ............................................................ 13 Pengaruh Return On Asset, Current Ratio,Debt Equity Ratio, Maturity, Dan Size Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Maris Agung T ........................................................................ 25 Pengaruh Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, Dan Brand Credibility Terhadap Purchase Intention Muwaffick Hidayat....................................................................... 35 Pengaruh Kepemimpinan,Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Nurwanti.......................................................................... 49 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rintar H.E. Napitupulu........................................................ 61 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rudi Riady........................................................................... 79 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rusdy Wahid ........................................................................ 91 Variables Affecting The Profitability Of Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange Ricky A. Mulyana ..................................................................... 105 Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail : [email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA. A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner. 8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17. Halaman ini sengaja dikosongkan JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 1-12 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ESIKA WAHASARI STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to identify factors which influence dividend policy in manufacturing companies which listed at the Indonesian Stock Exchange. This research uses the purposive sampling method. Thirty manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange were used as sample, with period 2006 until 2010. The multiple regression is used to analyze the hypotheses. The result of this research showed that institutional ownership and profitability have influence to dividend policy but managerial ownership, leverage, firm size, investment opportunity, and liquidity have no influence to dividend policy. Keywords: Dividend payout, Managerial ownership, Institutional ownership, Leverage, Profitability, Firm size, Investment opportunity, and Liquidity. Terdapat beberapa jenis dividen, yaitu dividen kas, dividen saham, dividen aktiva selain kas dan dividen likuidasi. Dividen kas akan dibayarkan jika perusahaan mendapatkan keuntungan dari aktivitas operasionalnya. Dividen dibayarkan atau tidak, bagaimana sifat dan jumlah dividen kas yang dibayarkan tergantung pada kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen yang diterapkan merupakan wewenang dari manajemen perusahaan. Terdapat dua alternatif dalam mengalokasikan keuntungan bersih, yaitu membagikan dividen kas PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dimana pihak investor berupa orang pribadi maupun institusi melakukan investasi asset finansial berupa saham. Investor akan melakukan investasi pada perusahaan yang kinerja keuangannya baik dan dalam melakukan investasi, investor tentunya sangat mengharapkan adanya pengembalian atas investasi yang dilakukan berupa dividen dan capital gain (keuntungan modal). 1 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham atau mengalokasikan menjadi laba ditahan yang dapat digunakan untuk membiayai operasional, membayar hutang dan melakukan investasi. Dalam keputusan pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, sehingga pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi penetapan kebijakan dividen perusahaan. Motivasi penelitian ini adalah melakukan pengembangan terhadap penelitian sebelumnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kesempatan investasi, dan likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kesempatan investasi, dan likuiditas terhadap kebijakan dividen. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Berdasarkan agency theory, pihak manajemen adalah agen (agents), sedangkan pemegang saham merupakan pemilik (principal). Manajer yang diangkat oleh pemegang saham diharapkan 2 November 2012 bertindak atas kepentingan pemegang saham. Namun, pada kenyataannya sering terjadi konflik yang disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pemegang saham yang disebut conflict agency. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Fauz dan Rosidi (2007) conflict agency seringkali terjadi bila proporsi kepemilikan manajer kurang dari 100% sehingga cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan tidak berdasar pada usaha memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Tax Preference Theory Menurut Suhartono (2004) terdapat tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada keuntungan modal yang tinggi, yaitu: (1) keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada pendapatan dividen, (2) pajak atas keuntungan modal tidak dibayarkan sampai saham terjual, dan (3) tidak ada keuntungan modal terutang jika saham dimiliki seseorang sampai meninggal. Signalling Theory Menurut Wirjolukito et al. (2003) hipotesis persinyalan menjelaskan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan laba. Kenaikan dividen yang di atas biasanya merupakan sinyal kepada para pemegang saham bahwa manajemen perusahaan ISSN: 1410 -9875 meramalkan penghasilan dividen yang baik di masa akan mendatang. Bird In The Hand Theory Pemegang saham memandang dividen per tahun lebih pasti daripada capital gain per tahun. Gordon (1962) dalam Suharli (2006) mengemukakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan. Kebijakan Dividen Menurut Fahrurrozi (2007) kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan terhadap keuntungan yang diperoleh, seberapa besar laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau sebagai laba ditahan. Bila perusahaan memilih untuk membagikan dividen maka dapat mengurangi alokasi laba ditahan dan selanjutnya dapat mengurangi jumlah sumber dana intern perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Handayani dan Hadinugroho (2009) terdapat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam membagikan laba kepada pemegang saham, yaitu: (1) kebutuhan dana perusahaan dalam suatu perioda, (2) kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, (3) kemampuan meminjam dana, (4) keadaan pemegang saham, dan (5) stabilitas dividen. Kepemilikan Manajerial Manajer mendapatkan kesempatan terlibat dalam Esika Wahasari kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan tersebut, manajer diharapkan menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang rendah. Ha1 : Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan Institusional Jika proporsi saham yang dimiliki institusi semakin tinggi, maka akan memunculkan upayaupaya pengawasan yang lebih intensif untuk dapat membatasi sikap oportunis manajer yang mengutamakan kepentingan pribadinya. Perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan institusi tinggi cenderung akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap manajer keuangan dan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan selaku badan usaha. Ha2 : Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Kebijakan Hutang Jensen et al. (1992) dalam Nuringsih (2005) menemukan mekanisme substitusi antara hutang dengan dividen. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Struktur modal yang sebagian besar berasal dari penggunaan hutang dapat menyebabkan pihak manajemen akan lebih mendahulukan pelunasan kewajiban sebelum membagikan dividen. 3 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Ha3 : Terdapat pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas Menurut Miller dan Rock (1985) dalam Bukhori (2008) profit perusahaan juga berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Perusahaan yang memiliki profit tinggi mempunyai kemampuan pembayaran dividen yang lebih baik dari sebaliknya. Pembayaran dividen yang tinggi juga akan memberi sinyal ke pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit dimasa mendatang. Ha4 : Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempunyai hubungan dengan peluang dan kemampuan perusahaan masuk ke dalam pasar modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya. Menunjukkan kemampuan meminjam dana, karena perusahaan besar cenderung lebih matang dan mempunyai akses untuk lebih mudah masuk dalam pasar modal yang dapat mengurangi ketergantungan pada pendanaan eksternal. Chang dan Ree (1990) dalam Nuringsih (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan akan membayarkan dividen yang besar kepada pemegang saham. Ha5 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. 4 November 2012 Kesempatan Investasi Menurut Suharli (2007) apabila kondisi perusahaan sangat baik, maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih untuk melakukan investasi baru daripada membayarkan dividen yang tinggi. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk melakukan investasi yang menguntungkan, bahkan untuk mengatasi masalah underinvestment. Ha6 : Terdapat pengaruh kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Likuiditas Suharli (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan atau untuk mendanai kegiatan operasional, membayar kewajiban pada saat ini dapat membuat alokasi membayar dividen dimasa mendatang menjadi lebih besar. Ha7 : Terdapat pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan ISSN: 1410 -9875 kriteria yaitu: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20062010; (2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunannya yang berakhir pada 31 desember; (3) Perusahaan menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya; (4) Perusahaan memperoleh earnings after tax positif selama tahun 20072010; (5) Perusahaan membagikan dividen secara berturut-turut selama tahun 2007-2010; (6) Perusahaan memiliki kepemilikan institusional. Sampel yang berhasil dikumpulkan adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dapat diperoleh dari Indonesia CapitalMarket Directory dan Indonesia Stock Exchange selama tahun 2006-2010. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Kebijakan Dividen Menurut Fahrurrozi (2007) kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan seberapa besar bagian dari keuntungan bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau laba ditahan. Dividend per Dividend Payout share = Ratio Earnings per share Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan para pemegang saham dimana mereka mempunyai kedudukan dalam manajemen perusahaan, baik sebagai dewan komisaris maupun sebagai direktur. Variabel kepemilikan manajerial Esika Wahasari menggunakan variabel dummy, dimana D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar milik perusahaan tersebut. Saham yang Kepemilikan dimiliki institusi = Total saham Institusional perusahaan Kebijakan Hutang Kebijakan hutang merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjangnya yang dapat ditutupi oleh asset yang dimiliki perusahaan. Debt to Asset Ratio = Total debt Total Assets Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari kegiatan operasionalnya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari aktiva yang digunakan. Earning after Return On = tax Assets Total assets Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya perusahaan dalam memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaran 5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dividen. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan natural logaritma total aset. Ukuran Perusahaan = Ln total asset Kesempatan Investasi Kesempatan investasi merupakan peluang yang dimiliki perusahaan untuk melakukan investasi. Kesempatan investasi dapat diukur berdasarkan kenaikan nilai bersih aktiva tetap yang sesuai dengan format laporan arus kas yang mengukur investasi dari aktiva tetap berwujud. Kesempatan Investasi November 2012 = Fixed assets Total assets Likuiditas Menurut Arilaha (2009) likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai kegiatan operasional dan melunasi kewajiban jangka pendeknya yang dapat diukur menggunakan current ratio. Current assets Current = Current Ratio liabilities HASIL PENELITIAN Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No. Jumlah Perusahaan Keterangan 1. Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010 2. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan pada perioda yang berakhir 31 Desember 3. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah 4. Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh earnings after tax positif selama perioda penelitian 5. Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen berturut-turut dalam perioda penelitian 6. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilkan institusional secara konsisten Jumlah sampel perusahaan manufaktur Jumlah data penelitian Data yang dihapus berdasarkan uji outlier Jumlah data perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian Berdasarkan tabel diatas, jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 30 perusahaan. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini 6 119 (3) (9) (40) (36) (1) 30 120 (2) 118 adalah 120 buah dan setelah uji outlier diperoleh sampel sebanyak 118 data. Hasil statistik deskriptif menunjukkan jumlah sampel ISSN: 1410 -9875 Esika Wahasari perusahaan yang digunakan dalam penelitian, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan standar deviasi variabel. dari masing-masing Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maksimum Mean DPR KEP_MAN 118 118 0,0624 0 1,4217 1 0,497703 0,45 KEP_INST 118 0,3222 0,9818 0,705237 KEB_HUT 118 0,0943 0,9482 0,377213 PROFIT 118 0,0077 0,4116 UK_PERS 118 24,8502 32,3571 0,137822 28,12350 9 KES_INV 118 0,0004 0,7565 0,306232 LIKUI 118 0,5912 10,6845 3,105957 Std. Deviation 0,302967 5 0,500 0,184810 2 0,194671 7 0,098117 4 1,651331 2 0,154789 6 2,185456 1 Tabel 3 Hasil Uji T 1 (constant) KEP_MAN KEP_INST KEB_HUT PROFIT UK_PERS KES_INV LIKUI Unstandardized Coefficients B Std. Error -.133 .539 .019 .055 .343 .148 .172 .218 1.309 .288 .001 .017 .322 .178 .005 .021 Model penelitian berdasarkan tabel diatas adalah: DPR = -0.133 + 0,019KEP_MAN + 0,343KEP_INST + 0,172KEB_HUT + 1,309PROFIT + 0,001UK_PERS + 0,322KES_INV + 0,005 LIKUI +ε Standardize d Coefficients Beta .031 .209 .110 .424 .004 .164 .039 t -.247 .343 2.311 .787 4.538 .043 1.812 .261 Sig. .805 .732 .023 .433 .000 .966 .073 .795 Kepemilikan managerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,732. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha1 tidak dapat diterima, yaitu kepemilikan managerial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan 7 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dividen. Kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai ini lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha2 diterima, yaitu kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif (nilai Beta positif) terhadap kebijakan dividen. Kebijakan hutang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,433. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha3 tidak dapat diterima, yaitu kebijakan hutang tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dengan alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha4 diterima, yaitu profitabilitas mempunyai pengaruh positif (nilai Beta positif) terhadap kebijakan hutang. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,966. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha5 tidak dapat diterima, yaitu ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Kesempatan investasi memiliki nilai signifikansi 0,073. Nilai ini lebih besar dari alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha6 tidak dapat diterima, yaitu kesempatan investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Likuiditas memiliki nilai November 2012 signifikansi 0,795. Nilai ini lebih besar dari alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha7 tidak dapat diterima, yaitu likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. PENUTUP Penelitian ini mendapatkan bukti empiris bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, ukuran perusahaan, kesempatan investasi dan likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan institusional dan profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan penelitian ini adalah: (1) perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yaitu sebanyak 30 perusahaan selama tahun 2006 sampai tahun 2010, (2) penelitian yang dilakukan terbatas hanya pada tujuh variabel independen, dan (3) ada data variabel mengalami heteroskedastisitas. Berdasarkan dari keterbatasan di atas, maka penulis menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat memperbanyak jumlah sampel dengan tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, menambah variabel independen lain seperti posisi kas perusahaan. REFERENSI Arilaha, Muhammad A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, Januari, Hlm. 78-87. 8 ISSN: 1410 -9875 Esika Wahasari Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko Terhadap Kebijakan Dividen. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 16, No. 2, Juli, Hlm. 135-143. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, Hlm. 57-64. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, Hlm. 47-58. Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No. 1, April, Hlm. 14-29. Fahrurrozi. 2007. Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Kebijakan Pembagian Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol. 7, No. 7, Maret, Hlm. 29-42. Fama, E.F, and French, K.R. 2001. Disappearing Dividend: Changing Firm Characteristics or Lower Propensity to Pay? Journal of Financial Economics, Vol. 60, pp. 3-43. Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007 Pengaruh Aliran Kas Bebas Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang, dan Collateral Assets terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8, No. 2, Juni, Hlm. 259-267. Foenay, Christien Corina. 2010. Analisa Pengaruh Faktor Internal terhadap Dividen Tunai pada Emiten Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, Hlm. 403-414. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mutrivariate dengan Program SPSS 19. Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance Thirteen Edition. Pearson Education. Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hlm. 6471. Handoko, Jesica. Pengaruh Agency Costs Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. 2002. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Desember, Hlm. 180190. Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI, Vol. 6, No. 2, Desember, Hlm. 1-22. Ho, S.S.M., Lam, K.C.K., and Sami, H. 2004. The Investment Opportunity Set, Director Ownership, and Corporate Policy: Evidence from Emerging Market. Journal of Corporate Finance, Vol.10, pp. 383-408. 9 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Inneke, Theoral M. dan Supatmi. 2008. Analisis Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitabilitas dalam Memoderasi Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap tingkat Leverage Perusahaan. Jurnal Akuntansi Tahun XII, No. 3, September, Hlm. 277-288. Marpaung, Elyzabet I. dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hlm 70-84. Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Hlm. 1-6. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, JuliDesember, Hlm. 103-123. Pujiastuti, Triani. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 183-197. Putri, Imanda F. dan M. Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus, Hlm. 1-25. Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal Manajemen/ Tahun XIV, No. 1, Februari, Hlm. 1-15. Salwa. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Vol. 2, No. 2, Juni, Hlm. 23-47. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo. Jakarta. Subramanyam, K.R, Wild, J.J. 2009. Financial Statement Analysis 10th edition. McGraw-Hill International Edition. Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 9, No. 1, Hlm 76-88. Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas Leverage dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 243-256. Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, Hlm. 9-17. Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, Vol. 12, No. 1, Januari, Hlm. 41-56 10 ISSN: 1410 -9875 Esika Wahasari Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 8, No. 1, Januari, Hlm. 53-64. Tarjo dan Jogiyanto Hartono. 2003. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober, Hlm. 278-295. Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, Desember, Hlm. 474-482. Wiagustini, Ni Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 3, September, Hlm. 373-385. Wirjolukito, A. Yanto, H. Dan Sandy. 2003. Faktor-Faktor yang Merupakan Pertimbangan Dalam Keputusan Pembagian Dividen: Tinjauan Terhadap Teori Persinyalan Dividen pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Agustus, Hlm. 160-172. 11 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Halaman ini sengaja dikosongkan 12 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 13-24 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL RICARDO S. WIRJAWAN STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of profitability, firm size, asset growth, asset structure, business risk, free cash flow, liquidity, and institutional ownership to capital structure of non-financial firms that listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2008 to 2010. 109 firms met the criterias and being analyzed. . The method used is multiple regression analysis.The results of the research indicates that profitability, firm size, asset growth, asset structure, and business risk have significant influence to capital structure. On the other hand, free cash flow, liquidity, and institutional ownership have no significant influence to capital structure. Keywords: Capital structure, profitability, firm size, asset growth, asset structure, business risk perusahaan. Banyak sumber dana yang dapat digunakan baik eksternal maupun internal perusahaan. Dana dari eksternal perusahaan dapat berasal dari kreditor (bank dan leasing). Dana dari internal perusahaan antara lain laba ditahan dan saham. Gabungan dari kedua jenis modal inilah yang disebut dengan struktur modal. Profitabilitas yang tinggi akan meggunakan utang lebih rendah karena perusahaan dapat menggunakan keuntungan yang ada untuk membiayai kebutuhan dana dengan dana internal. Ukuran perusahaan yang besar akan membuat perusahaan lebih mudah mendapatkan pinjaman PENDAHULUAN Dalam era globalisasi di mana persaingan semakin ketat, perusahaan dituntut untuk menggunakan semua sumber daya yang ada secara efisien dan efektif. Salah satu sumber daya yang dapat dimaksimalkan adalah modal. Modal memegang peranan penting dalam pengembangan maupun operasi perusahaan. Modal sangatlah penting bagi perusahaan karena mulai dari awal perusahaan, operasi dan pengembangan perusahaan modal memegang peran yang besar dan mempengaruhi kecepatan serta skala yang dapat dilakukan 13 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dibandingkan perusahaan kecil, hal ini mengakibatkan perusahaan besar dapat memiliki leverage yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset tinggi tentu memerlukan dana yang cukup besar, jika dana yang diperlukan untuk investasi melebihi dana internal maka perusahaan akan memerlukan dana eksternal untuk membiayai investasi tersebut. Semakin besar jumlah aset tetap yang dimiliki perusahaan maka semakin besar pula jaminan untuk hutang dan risiko yang kebangkrutan lebih kecil dibanding perusahaan dengan aset tetap yang rendah. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi akan cenderung menghindari pembiayaan dari utang karena akan makin meningkatkan risiko perusahaan tersebut. Free Cash Flow yang besar menunjukkan perusahaan memiliki dana yang dapat digunakan untuk investasi maupun dibagikan kepada pemegang saham, hal ini akan meningkatkan perusahaan memerlukan hutang yang lebih tinggi untuk mempertahankan kontrol atas manajemen. Kebijakan hutang merupakan salah satu cara mengontrol manajemen dalam penggunaan free cash flow. Likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membiayai kebutuhan dana dari operasinya, karena itu semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah pula kebutuhan akan modal eksternal. Kepemilikan institusi yang tinggi menunjukkan pengawasan yang tinggi terhadap manajer sehingga biaya agensi dari utang berkurang karena manajemen akan 14 November 2012 menggunakan dana dengan lebih efektif. Tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan aset, struktur aset, risiko bisnis, free cash flow, likuiditas dan kepemilikan institusional. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Trade-off Hypotesis adalah teori struktur modal yang mengakomodasi trade-off antara manfaat pajak dan biaya kebangkrutan karena utang. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang optimal adalah perusahaan yang menyeimbangkan manfaat pajak dan biaya kebangkrutan yang muncul karena perusahaan memiliki utang (Siregar 2005). Teori Pecking Order menurut Myer dan Majluf (1984) dalam Siregar (2005) menyatakan bahwa perusahaan lebih mengutamakan penggunaan dana internal dibanding dengan dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Dana internal berasal dari laba, laba ditahan, dan arus kas. Apabila dana eksternal diperlukan maka perusahaan akan lebih mengutamakan penggunaan utang dibanding ekuitas. Teori asimetri informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan daripada informasi yang dimiliki oleh investor (Houston 1999 dalam Prabansari dan Kusuma 2005). Teori keagenan mengatakan bahwa manajemen adalah agen dari pemegang saham, sebagai pemilik ISSN: 1410 -9875 perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Struktur Modal Musyafikin (2005) dalam Joni dan Lina (2011) menyatakan bahwa struktur modal merupakan bauran antara proporsi sumber dana eksternal yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Menurut Anreader (1976) dalam Mas’ud (2009) sumber – sumber untuk struktur modal terdiri dari long-term debt, short-term debt, preferred stock, common stock, earned surplus. Profitabilitas dan Struktur Modal Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Sartono (1999,130) dalam Daulay (2009) profitabilitas adalah kemampan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Menurut pecking order theory, perusahaan dengan tingkat keuntungan yang besar memiliki sumber pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk melakukan pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil (Andrianto dan Wibowo 2007 dalam Wijaya dan Hadianto 2008). Joni dan Lina (2010) serta Widjaya dan Kasenda (2008) menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal. Ricardo S. Wirjawan Hal ini serupa dengan penelitian Prabansari dan Kusuma (2005), Yeniatie dan Destriana (2010), Indahningum dan Handayani (2009). Sedangkan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Ha1: Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu (Joni dan Lina 2010). Ukuran perusahaan yang besar diangap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor. Menurut Widjaya dan Kasenda (2008), Seftianne dan Handayani (2011) serta Prabansari dan Kusuma (2005) dalam penelitiannya, ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian Hadianto (2008) menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif yang signifikan. Sedangkan menurut Daulay (2009) serta Joni dan Lina (2010) ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. 15 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Ha2: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Pertumbuhan Aset dan Struktur Modal Pertumbuhan aset pada dasarnya menggambarkan bagaimana perusahaan menginvestasikan dana yang ia miliki dalam kegiatan operasi dan investasi. Peningkatan jumlah aset, baik aset lancar maupun aset jangka panjang membutuhkan dana, dengan alternatif pendanaan internal atau dengan pendanaan eksternal. (Joni dan Lina 2010). Tingkat pertumbuhan yang tinggi menunjukkan perusahaan sedang melakukan ekspansi yang membutuhkan dana yang besar, karena itu perusahaan membutuhkan sumber dana yang ada termasuk menggunakan hutang (Yeniatie dan Destriana 2010). Hasil penelitian Joni dan Lina (2010) menemukan bahwa pertumbuhan aset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Prabansari dan Kusuma (2005) serta Yeniatie dan Destriana (2010). Namun hasil penelitian Daulay (2009) dan Indahningum dan Handayani (2009) menunjukkan bahwa pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Ha3: Pertumbuhan Aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Struktur Aset dan Struktur Modal Menurut pecking order theory dalam Hestuningrum dan Darsono (2012) perusahaan yang aset tetapnya sedikit akan memiliki 16 November 2012 masalah asimetri informasi antara investor dan manajemen, karena itu perusahaan akan lebih memilih pendanaan dengan hutang. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki aset tetap yang tinggi, kemungkinan terjadi asimetri lebih rendah karena penilaian aset lebih mudah dilakukan. Hal ini menyebabkan perusahaan memilih menerbitkan saham daripada berhutang. Penelitian yang dilakukan Joni dan Lina (2010) menunjukkan bahwa struktur aset memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini sejalan dengan penelitian Hestuningrum dan Darsono (2012), Steven dan Lina (2011) serta Yeniatie dan Destriana (2010). Sedangkan penelitian Wijaya dan Hadianto (2008) serta Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan struktur aset tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Ha4: Struktur Aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Risiko Bisnis dan Struktur Modal Risiko bisnis merupakan risiko dasar yang dimiliki yang perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan utang (Indrajaya et al 2011). Risiko bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan. Keputusan terhadap struktur modal secara langsung mempengaruhi risiko yang akan ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001 ;17) ISSN: 1410 -9875 dalam Prabansari dan Kusuma (2005). Penelitian oleh Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukkan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Khan (2010) menemukan bahwa risiko bisnis memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan Joni dan Lina (2010), Seftianne dan Handayani (2011), Yeniatie dan Destriana (2010), dan Indrajaya et al. (2011) menemukan bahwa risiko bisnis tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Ha5: Risiko Bisnis berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Free Cash Flow dan Struktur Modal Free cash flow merupakan suatu ukuran kinerja keungan yang dihitung berdasarkan besarnya jumlah arus kas operasi dikurangi dengan jumlah belanja barang – barang modal (capital expenditures). Free cash flow dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen maupun digunakan kembali sebagai modal kerja perusahaan, karena itu free cash flow dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan (Hutomo dan Perdana 2008). Penelitian yang dilakukan Nasrizal et al. (2010). menemukan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Indahningrum dan Handayani (2009) serta Syafi’i (2011) menemukan bahwa free cash Ricardo S. Wirjawan flow memiliki pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal Ha6: Free Cash Flow berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Likuiditas dan Struktur Modal Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki (Hestuningrum dan Darsono 2012). Menurut Hanafi dan Halim (2000) dalam Wijaya dan Hadianto (2008) Aset lancar berupa piutang dan persediaan cenderung mendominasi keseluruhan aset yang dimilikinya. Mengingat besarnya proporsi utang jangka pendek dalam struktur modalnya, maka likuiditas merupakan faktor yang memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian Seftianne dan Handayani (2011) menunjukkan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan menurut penelitian Wijaya dan Hadianto (2008) dan Hestuningrum dan Darsono (2012) likuiditas memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal. Ha7: Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaaan. Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Widjaya & Kasenda (2008) mengatakan bahwa tingkat kepemilikan yang tinggi dalam suatu institusi dalam suatu perusahaan akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh investor institusional sehingga akan dapat mengontrol manager untuk tidak melakukan perbuatan 17 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang sahan yang pada akhirnya akan mengurangi agency cost. Widjaya dan Kasenda (2008), Yeniatie dan Destriana (2010), dan Nasrizal et al. (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Indahningrum dan Handayani (2009) menemukan kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif yang signifikan. Berbeda dengan Wuryaningsih (2004) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh. Ha8: Kepemilikan Institusional berpengaruh struktur modal perusahaaan. No 1 2 3 4 18 November 2012 METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 109 perusahaan yang bergerak dalam industri non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel perusahaan dipilih berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan sebagai berikut: Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Kriteria Total perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2010 Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan lengkap Perusahaan yang periode laporan keuangannya tidak berakhir tanggal 31 Desember Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan Perusahaan yang tidak memiliki operating profit selama periode penelitian Perusahaan yang tidak mengklasifikasikan aset/kewajiban lancar secara eksplisit Perusahaan yang konsisten memiliki hutang jangka panjang selama periode penelitian Total perusahaan setelah dilakukan pengeluaran sampel Jumlah data selama periode penelitian (109 X 3 tahun) Jumlah 274 (7) (2) (16) (65) (18) (57) 109 327 ISSN: 1410 -9875 Ricardo S. Wirjawan Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Struktur modal dalam penelitian ini, dihitung dengan leverage, yaitu membandingkan hutang jangka panjang dengan aset perusahaan (Joni dan Lina 2010). Variabel leverage ini merupakan skala rasio. Leverage= Total Hutang Jangka Panjang Total Aset Profitabilitas adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitan ini, digunakan rumus dari Yeniatie dan Destriana (2010). Variabel ini merupakan skala rasio. Operating Income PROF � Total Assets Ukuran perusahaan yang merupakan cerminan dari kekayaan perusahaan (Fraser,2005 dalam Mas’ud 2009) diukur dengan menggunakan rumus dari Mas’ud (2009). Variabel ini merupakan skala rasio. Size � Logaritma natural dari total aset Pertumbuhan aset dihitung dengan mengukur proporsi peningkatan aset dari tahun sebelumnya dibandingkan dengan tahun berjalan. Skala yang digunakan adalah skala rasio (Joni dan Lina 2010). Pertumbuhan Aktiva � TAt- TAt-1 TAt-1 Keterangan: TAt: Aset tetap tahun t | TAt-1: Aset tetap tahun t-1 Struktur aset merupakan proporsi aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan FAR (fixed assets ratio). Struktur aset merupakan variabel yang berskala rasio (Joni dan Lina,2010). Total Aset Tetap FAR � Total Aset Risiko bisnis dalam penelitian ini diproksikan dengan logaritma natural dari standar deviasi laba operasional perusahaan. Risiko bisnis merupakan variabel yang berskala rasio. Risiko Bisnis = ln (σEBIT) Free cash flow merupakan suatu ukuran kinerja keungan yang dihitung berdasarkan besarnya jumlah arus kas operasi dikurangi dengan jumlah belanja barang– barang modal (capital expenditures). Free cash flow dihitung menggunakan rumus Ross et al. dalam Hutomo dan Perdana (2008). FCF � AKO � PMit � ∆NWC Keterangan: AKO : Arus kas operasi PM : Pengeluaran modal pada tahun t ΔNWC : Selisih modal bersih perusahaan pada tahun t dengan tahun sebelumnya Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimilikinya. Variabel ini dihitung menggunakan Current Ratio yaitu aset lancar dibagi dengan kewajiban lancar (Seftianne dan Handayani 2011). Variabel ini merupakan skala rasio. Aset Lancar CR � Kewajiban Lancar Kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional 19 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 pada akhir tahun. Variabel ini merupakan skala rasio. INST Jumlah saham Institusi � �100% Jumlah saham yang beredar Metode Analisis Data Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah variabel – variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi berganda digunakan persamaan sebagai berikut : Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e Notasi : Y = Struktur modal b1-b8 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 e November 2012 = Koefisien regresi = Profitabilitas = Ukuran perusahaan = Pertumbuhan aset = Struktur aset = Risiko bisnis = Free Cash flow = Likuiditas = Kepemilikan institusional = Error HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif memberikan penjelasan dan informasi mengenai karakteristik sampel yang digunakan, dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel LEVERAGE PROF SIZE GROWTH AS RISK FCF LIQ INST Minimum Maximum Mean 0,0000044 0,000427 23,458594 -0,998828 0,000087 18,847363 -8,1993E12 0,045394 0,018475 0,963369 0,634891 32,664868 14,627647 0,895231 29,185171 2,97268E13 14,997958 0,998026 0,14195959 0,11368029 28,11345917 0,16824609 0,36347549 24,63194691 2,2887222E11 1,76476170 0,68716234 Std. Deviation 0,148735592 0,093366218 1,666890347 0,850271299 0,212237103 1,949356321 2,2010657E12 1,459421377 0,206743750 Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Variabel Konstanta PROF SIZE GROWTH AS RISK FCF LIQ INST 20 Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis Sig Kesimpulan Beta -0,171 0,238 Ha1 diterima -0,334 0,000 Ha2 diterima -0,026 0,004 Ha3 diterima 0,039 0,000 Ha4 diterima 0,181 0,000 Ha5 diterima 0,041 0,000 Ha6 tidak berhasil -2,358E-15 0,511 Ha7 tidak berhasil -0,003 0,548 Ha8 tidak berhasil 0,005 0,894 ISSN: 1410 -9875 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel profitabilitas (PROF) sebesar 0,000 yang lebih rendah dari alpha (α = 0,05) artinya Ha1 dapat diterima, yang berarti profitabilitas memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini sesuai dengan pecking order theory yang menyatakan perusahaan lebih menyukai pendanaan internal, semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi pula dana yang tersedia untuk membiayai operasional dan investasi yang berasal dari laba ditahan, yang mengakibatkan tingkat leverage semakin rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0.004 yang lebih rendah dari alpha (α = 0,05) artinya Ha2 dapat diterima, yang berarti ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini menunjukkan semakin besar perusahaan, maka akan semakin mudah perusahaan tersebut mendapatkan dana dari pasar modal yang memiliki biaya serta asimetri informasi yang lebih rendah dibandingkan utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) sebesar 0,000 yang lebih rendah dari alpha (α = 0,05) artinya Ha3 dapat diterima, yang berarti pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pertumbuhan aset, maka akan perusahaan akan memerlukan dana yang besar pula Ricardo S. Wirjawan untuk membiayainya. Jika dana dari internal tidak mencukupi, maka perusahaan tentu akan mencari dana eksternal yang akan mempengaruhi struktur modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel struktur aset (AS) sebesar 0,000 yang lebih rendah dari alpha (α = 0,05) artinya Ha4 dapat diterima, yang berarti struktur aset memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar aset tetap dalam struktur aset perusahaan, akses untuk mendapatkan dana eksternal akan semakin besar, karena pihak kreditor melihat risiko yang lebih rendah dari perusahaan yang memiliki banyak aset tetap yang dapat digunakan sebagai jaminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel risiko bisnis (RISK) sebesar 0,000 yang lebih rendah dari alpha (α = 0,05) artinya Ha5 dapat diterima, yang berarti risiko bisnis memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi risiko bisnis yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin sulit perusahaan tersebut mendapatkan dana dari pasar modal. Harga saham akan dinilai lebih rendah oleh investor dan akhirnya dana yang diterima menjadi lebih sedikit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel free cash flow (FCF) sebesar 0,511 yang lebih tinggi dari alpha (α = 0,05) artinya Ha6 tidak dapat diterima, yang berarti free cash flow tidak 21 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel likuiditas (LIQ) sebesar 0,548 yang lebih besar dari alpha (α = 0,05) artinya Ha7 tidak dapat diterima, yang berarti likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel kepemilikan institusional (INST) sebesar 0,894 yang lebih besar dari alpha (α = 0,05) artinya Ha8 tidak dapat diterima, yang berarti kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas, nilai perusahaan, ukuran perusahaan, struktur aset, dan risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan, sedangkan free cash flow, likuiditas dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada November 2012 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga jenis industri lain tidak tercakup di penelitian ini. Periode penelitian yang digunakan hanya dari tahun 2008 sampai 2010. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbatas yaitu hanya 8 variabel independen. Dengan demikian, masih terdapat variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Penelitian ini tidak memenuhi asumsi normalitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Berdasarkan keterbatasanketerbatasan yang ditemui selama penelitian maka beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya antara lain, penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas sampel penelitian dan tidak hanya terbatas pada perusahaan non keuangan saja. Memperpanjang periode penelitian dalam penelitian selanjutnya. Menguji variabelvariabel lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap struktur modal, seperti kepemilikan manajerial dan set peluang investasi. Memperbanyak jumlah sampel penelitian sehingga data terdistribusi normal dan diharapkan dapat mengatasi masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi. REFERENSI: Daulay , M. Toyib. 2009. Pengaruh Size, Profitability, dan Growth of Assets Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang GoPublic di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol. 2, No. 2, hlm. 189-208. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutler. 2012. Principles of Managerial Finance 11th Edition. Boston: PearsonPrentice Hall. 22 ISSN: 1410 -9875 Ricardo S. Wirjawan Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadianto, Bram. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Manajemen, Vol. 7, No. 2. Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Permanufakturan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, hlm 1-12. Hutomo, Y.B. Sigit dan Mochamad Roland Perdana. 2008. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Debt Equity Ratio dengan Kepemilikan Institusional sebagai Variable Moderating. Eksekutif: Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.5, No.1, hlm. 75-85. Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No, 3, hlm. 189-207. Indrajaya, Glenn, Herlina dan Rini Setiadi. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akutansi, No. 6. Joni dan Lina.2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, hlm.81-96. Khan, Zeba Shariff. 2010. Determinants of Capital Structure: Case of Listed Paint Manufacturing Companies. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 2. No. 6, 253-271. Mas’ud, Masdar. 2009. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal serta Dampaknya terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 1, hlm. 151-161. Moh’d, Mahmoud A., Larry G. Perry dan James N. Rimbey. 1998. The Impact of Ownership Structure on Corporate Debt Policy: a Time-Series CrossSectional Analysis. The Financial Review, Vol. 33, hlm. 85-98. Nasrizal, Kamaliah dan Tika Rahmi Syafitri. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Saham Manajerial, dan Kepemilikan Saham Institusional terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ekonomi, Vol. 18, No.4. Prabansari, Yuke dan Handri Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, hlm. 1-15. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, hlm. 39-57. 23 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Siregar, Baldric. 2005. Hubungan Antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 16, No. 3, hlm. 1-12. Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3, hlm. 195-210. Syafi’i, Imam. 2011. Managerial Ownership, Free Cash Flow dan Growth Opportunity terhadap Kebijakan Utang. Media Mahardika, Vol. 10, No. 1, hlm. 1-21. Widjaya, Indra dan Faris Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Aktiva Berwujud, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi di BEI. Jurnal Manajemen, Tahun XII, No. 2, hlm. 130-150. Wijaya, M. Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia ; Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 1, hlm. 71-84. Wuryaningsih. D.L. 2004. Pengujian Pengaruh Capital Structure pada Debt Policy. Benefit, Vol. 8, No. 2, hlm. 139-150. Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1,hlm. 1-16. 24 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 25-34 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO,DEBT EQUITY RATIO, MATURITY, DAN SIZE TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MARIS AGUNG T STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the influence of return on asset, current ratio, debt to equity ratio, maturity, and size toward bond rating. This study was also to compare result of the previous research within the research. Sample of this research is non-finacial and non-bank companies that listed in Indonesia Stock Exchange and listed in Pefindo for period 2003-2012. This research explores the influence of Return On Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Maturity, and Size toward bond rating. Ordered logistic Regression is used to this study and forward likelihood ratio selection procedure was used to determine the model estimation fit for this research. The research finding can be summarized as follows. First, Return On Asset and Maturity have statistically significant to influence Bond Rating. Two, the model is fit which mean the five variables has power to predict Bond rating. Keywords: Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Maturity, Size, Bond Rating, and Ordered Logistic regression kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. menurut Bodie et all. (2005), obligasi sering disebut sebagai fixed-income securities, karena obligasi menawarkan aliran pendapatan kas yang tetap atau aliran pendapatan kas dengan formula yang sudah ditentukan sebelumnya. Obligasi relatif mudah PENDAHULUAN Pasar modal memiliki peran besar dalam kelangsungan ekonomi suatu negara, hal ini karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam pasar modal banyak bermacam sekuritas yang diperjual-belikan. Salah satunya ialah obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit meminjam sejumlah dana 25 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dimengerti karena besarnya pembayaran sudah ditentukan dari awal dan risiko yang ditanggung dapat menjadi relatif kecil selama penerbit obligasi dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar hutangnya. Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo. Adler, et all. (2007) Obligasi (bond) di analisis oleh suatu lembaga pemeringkat obligasi. Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi skala risiko yang dapat menunjukan keamanansuatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Proses peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga pemeringkat obligasi dapat menyatakan layak tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi suatu nilai dari obligasi dan juga peringkatnya. Diantaranya ialah pertumbuhan suatu perusahaan tersebut dan waktu umur dari obligasi tersebut. Pertumbuhan dan keadaan suatu perusahaaan dapat dilihat juga dari berbagai cara. Diantaranya yaitu dengan rasio keuangan dari perussahaan tersebut. 26 November 2012 Dari beberapa penelitian yang sebelumnya terdapat ketidak konsistenan yang terjadi dalam pengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian Manurung, Silitonga dan Tobing (2008) menemukan bahwa Return On Asset(ROA) dan Likuiditas (Current Asset) berpengaruh terhadap peringkat obligasi, tetapi untuk variabel leverage (DER) yang digunakan dalam penelitianya tidakberpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini berbeda dengan variabel likuiditas (Current Asset) yang digunakan dalam penelitian oleh Nurmayanti (2009) yang menyatakan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Tetapi untuk variabel profitabilitas (ROA) yang digunakan oleh Nurmayanti (2009) sesuai dengan penelitian Manurung, Silitonga, dan Tobing (2008). Variabel profitablitas (ROA) yang digunakan dalam penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Magreta, Nurmayanti (2009) dan penelitian yang dilakukan oleh Manurung, Silitonga dan Tobing (2008) Variabel likuiditas (CR) yang digunakan oleh Susilowati dan Sumarto (2010) menyatakan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung, Silitonga dan Tobing (2008). Tetapi tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmayanti (2009). Sedangkan Variabel size dan maturity yang digunakan dalam penelitian Susilowati (2010) dan Nurmayanti (2009) menunjukan tidak ada ISSN: 1410 -9875 Maris Agung T pengaruhnya terhadap peringkat obligasi. Menurut pemahaman peneliti dari data diatas, pengaruh antara ROA terhadap bond rating berpengaruh secara positif. Peringkat obligasi akan naik disaat rasio return meningkat pula, hal ini karena peringkat obligasi bagus terlihat dari tingkat return yang di dapat dan digunakan untuk pengembalian utang. Pengaruh DER terhadap peringkat obligasi berpengaruh secara positif juga disaat bond rating turun maka DER juga turun. Karena DER merupakan rasio untuk tingkat pengembalian utang. Disaat tingkat pengembaliannya rendah maka peringkat obligasinya akan menurun. Pengaruh CR terhadap peringkat obligasi berpengaruh secara negatif disaat CR naik maka peringkat obligasi akan turun. Variabel SIZE dan maturity tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan pengujian kembali ukuran perusahaan, current ratio, Debt to Equity, maturity, dan Return On Asset terhadap peringkat obligasi. agar diperoleh informasi varibel – variabel yang memiliki pengaruh terhadap pemeringkatan obligasi yang lebih tepat. Model Penelitian ROA CR DER Bond rating MATURITY SIZE Gambar 1 Model Penelitian 27 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Berdasarkan uraian di atas, maka dibuatlah hipotesis sebagai berikut: Ho1: Tidak terdapat pengaruh Return On asset terhadap peringkat obligasi. Ha1: Terdapat pengaruh Return On asset terhadap peringkat obligasi. Ho2: Tidak terdapat pengaruh Current Ratio terhadap peringkat obligasi. Ha2: Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap peringkat obligasi. Ho3: Tidak terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap peringkat obligasi. Ha3: Terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap peringkat obligasi. Ho4: Tidak terdapat pengaruh Maturity terhadap peringkat obligasi. Ha4: Terdapat pengaruh Maturity terhadap peringkat obligasi. Ho5: Tidak terdapat pengaruh SIZE terhadap peringkat obligasi. Ha5: Terdapat pengaruh SIZE terhadap peringkat obligasi. Ho6: Tidak terdapat pengaruh Return On asset,Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Maturity dan SIZE terhadap peringkat obligasi. Ha6: Terdapat pengaruh Return On asset,Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Maturity dan SIZE terhadap peringkat obligasi. METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dan bersifat kausal. 28 November 2012 Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable independen dengan variable dependen. Penelitian deskriptif menurut Sekaran dan Bougie (2010:105) ialah “undertaken in order to ascertain and be able to describe the characteristics of the variables of interest in a situation. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel tersebut diambil ( Sugiyono 2009:207). 1. Perusahaan non keuangan dan non perbankan yang menerbitkan obligasi yang diperingkat oleh pefindo dengan rating AAA- D berturutturut sepanjang tahun 2003 – desember 2012 2. Laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk tahun buku yang 3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan. Bila ada perusahaan yang tidak memenuhi kriteria diatas, maka perusahaan tersebut tidak dijadikan sample penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan data sekunder, yang dinyatakan dalam sugiyono (2009:193) bahwa “sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. Data diambil laporan keuangan perusahaan tahun 2003-2012 yang diperoleh dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dan laporan peringkat obligasi tahun 2003 hingga 2012 ISSN: 1410 -9875 yang di keluarkan oleh Pefindo (pemeringkat efek Indonesia). Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu tehnik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran datadata yang akan diperoleh. Berikut ini adalah pendapat Sugiyono (2009:4) tentang metode analisis data: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan untuk ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinal Logistic regression. Kleinbaum dan Klein (2010:466) menyatakan bahwa, “An ordinal outcome variable with three or more catagories can be modeled using ordinal logistic regression, provide that certain assumption are met. Ordinal logistic persamaan Regresi Pengujian hipotesis pengaruh return on asset, current ratio, debt to equity ratio, maturity, dan size terhadap bond rating, digunakan alat analisis Ordinal logistic Maris Agung T regression dengan -2Log L. Model persamaan dalam penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut : Logit�� �� � � �� = [ α + ( β1�� + β2�� +β3 �� + β4�� + β5�� + e ] Keterangan : Logit���� � ���= variabel Bond Rating yang merupakan variabel dependen dengan j diproksikan masing-masing: 1= CCCs/d SD 2= B+ s/d B3= BB+ s/d BB4= BBB+ s/d BBB5= A+ s/d A6= AA+ s/d AA7= AAA+ s/d AAAα = Konstanta β1 – β5 = Koefisien variabel independen �� = Firm Size �� = Current Ratio �� = Debt to Equity Ratio �� = Return on Asset �� = Maturity e = Error HASIL PENELITIAN Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model regresi logistik ordinal untuk menguji pengaruh current ratio, Return On Asset, Debt to Equty Ratio, Maturity dan SIZE terhadap peringkat obligasi suatu perusahaan. Data yang digunakan untuk menganalisis variabel yaitu data laporan keuangan periode 2003-2012. 29 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 1 Hasil Uji Estimasi Koefisien Threshold Location Estimate Wald Sig. [BR = 1,00] -9.064 9.809 .002 [BR = 3,00] -8.451 8.823 .003 [BR = 4,00] -6.953 6.247 .012 [BR = 5,00] SIZE -4.190 -.123 2.382 2.346 .123 .126 CR -.177 .766 .382 DETEQU -.098 .484 .487 ROA 16.485 13.056 .000 [MAT=,00] -1.354 5.124 .024 [MAT=1,00] 0a . . Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 16 Model Estimasi Model regresi yang digunakan dalam persamaan ini adalah regresi ordinal logistik. Dari tabel dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi sebagai berikut: ����� ��� � ��� � � � 16,485 ��� � 0,177 �� � 0,098��� � 1,354�������� � 0,123 ���� Dari persamaan logistik diatas, terlihat bahwa peringkat obligasi secara positif berhubungan dengan Return On Asset. Sementara Current ratio, Debt to Equity ratio, Size, dan Maturity berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. persamaan regresi sebagai berikut: ����� ��� � ��� � �4,190 � 16,485 ��� � 0,177 �� � 0,098��� � 1,354�������� � 0,123 ���� Peringkat obligasi dalam kategori ini diproksikan mulai dari A- s/d A+ memiliki nilai konstanta sebesar 4,190 yang memiliki pengertian bahwa peringkat obligasi akan bernilai -4,190 jika variabel Return On Asset, Current Ratio, Debt to 30 Equity Ratio,SIZE, dan Maturity bernilai 0. 1. Koefisien regresi Return On Asset terhadap peringkat obligasi sebesar 16,485. Hal ini berarti apabila Return On Asset naik 1 satuan, maka peringkat obligasi akan turun sebesar 16,485 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. 2. Koefisien regresi Current Ratio terhadap peringkat obligasi sebesar -0.177. Hal ini berarti apabila Current Ratio naik 1 satuan, maka peringkat obligasi akan turun sebesar 0.177 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. 3. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio terhadap peringkat obligasi sebesar -0.098. Hal ini berarti apabila Debt to Equity Ratio naik 1 satuan, maka peringkat obligasi akan turun sebesar 0.098 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. 4. Koefisien regresi Maturity terhadap peringkat obligasi ISSN: 1410 -9875 sebesar -1.354. Hal ini berarti apabila Maturity naik 1 satuan, maka peringkat obligasi akan turun sebesar 1,354 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. 5. Koefisien regresi Size terhadap peringkat obligasi sebesar 0,123. Hal ini berarti apabila Size naik 1 satuan, maka peringkat obligasi akan turun sebesar 0,123 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap. PENUTUP Setelah melakukan analisis dan pembahasan mengenai Pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Maturity, Dan Size Terhadap Peringkat Obligasi, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Hasil penelitian bahwa Terdapat pengaruh Return On Assets terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabowo dan Eddy (2012), Luciana dan devi(2007) serta penelitianpenelitian terdahulu. Hal ini membuktikan bahwa profitabilitas memiliki hubungan searah atau positif dengan peringkat obligasi. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) 2. Hasil penelitian bahwa tidak Terdapat pengaruh Current Maris Agung T Ratio terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabowo dan Eddy (2012) serta Magreta dan Nurmayanti (2009).. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susilowati dan Sumarto (2010), manurung dan tobing (2008), serta Luciana dan Devi (2007) 3. Hasil penelitian bahwa tidak Terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabowo dan Eddy (2012), serta manurung dan tobing (2008). 4. Hasil penelitian bahwa Terdapat pengaruh Maturity terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabowo dan Eddy (2012). Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susilowati dan Sumarto (2010), Magreta dan Nurmayanti (2009), serta Luciana dan Devi (2007). 5. Hasil penelitian bahwa tidak Terdapat pengaruh Size terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Luciana dan Devi (2007), Magreta dan Nurmayanti (2009), serta Susilowati dan Sumarto (2010). Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Prabowo dan Eddy (2012). REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western: cengange Learning. 31 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Bodie, Zvi, Alex kane and Alan j. marcus. 2011. Investment. International edition.McGraw Hill. Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston. 2010. DasardasarManajemenkeuangan. Buku 1.Diterjemahkanoleh Ali Akbar Yulianto.PenerbitSalembaEmpat. Brown, Keith C. and Frank K. Reilly. 2009. Analysis of Investment and Management of Portfolio Ninth Edition. Canada: SouthWestern. Darmaji, Tjiptono, Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar modal di Indonesia: pendekatan Tanya jawab. Jakarta: salemba Empat. Dermawan, danDjahomatPurba. 2011. AnalisaLaporanKeuangan. Jakarta: salemba empat Fabozzi, Frank J. 2010. Financial Risk Management.John Wiley and Sons. Gitman, lawrence J. 2011. Principles Of Managerial Finance. Thirteenth Edition.Boston :Pearson Education. Inc. Hair, Joseph F, and William C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Hery. 2012. Cara MudahMemahamiAkuntansi: IntisariKonsepdasarAkuntansi. Jakarta :Prenada Husnan, Suad. 2003. Teori Portofolio dan analisis sekuritas. Edisi ke3,Yogyakarta: AMP YKPN Mardiyanto, Handono.(2009). Intisari Manajemen Keuangan. Edisi pertama. Jakarta: Grasindo. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori portofolio dan analisis investas. Edisi ke-5 Yogyakarta: BPFE Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F scott, Jr. 2005. Financial Management: Principles and application, 10th ed. New jersey: pearson prentice Hall. Kleinbaum, David G., Mitchel Klein. 2010. Logistik Regression, a self Learning Text. 3th edition. New york: Springer. Manurung, Adler dkk. 2007. Hubungan rasio-rasio keuangan dengan rating obligasi. Margareta dan Nurmayanti, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi ditinjau dari factor akuntansi dan non akuntansi. Jurnal Bisnis Dan akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember 2009. Prabowo dan Eddy. 2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan Go Publik (Non Keuangan Dan Non Perbankan) Yang Listing Di BEI Periode Tahun 2007 – 2010. JURAKSI. Vol. 1 No. 2 Februari 2012 Priyatno, duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, dan Bradford D,Jordan. 2006. Corporate finance Fundamental. 7th edition. New York: McGraw-Hill. Santosa dan Ashari. 2005. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Seftianne. 2011. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiStruktur Modal Pada Perusahaan Public SektorManufaktur. JurnalBisnisdanAkuntansi, Vol.13 No.1: 39-56 32 ISSN: 1410 -9875 Maris Agung T Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research methods for Business: A skill Building approach, 5thed. United Kingdom, John wiley& sons Ltd. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Susilowati, sumarto, 2010. Memprediksi tingkat obligasi perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi Dan manajemen bisnis, Vol. 1 No.2, oktober 2010. Sutrisno. 2009. ManajemenkeuanganTeori, Konsep, danaplikasi. Yogyakarta: Ekonisia Tampubolon, P Manahan. 2005. Manajemenkeuangan: Konseptual, Problem, danStudiKasus. Bogor: Ghalia Indonesia Turner, marline. 2006. Group at Work: Theory and Research. Routledge Van Horne, James C & Wachowich, John M. 2001. Fundamental of Financial Managemen. New Jersey. Prentice Hall Weston. J. Fred, dan Thomas E. Copeland. (1997). Manajenem Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara. 33 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Halaman ini sengaja dikosongkan 34 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 35-48 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH BRAND FAMILIARITY, BRAND ATTITUDE, BRAND AFFECT, DAN BRAND CREDIBILITY TERHADAP PURCHASE INTENTION MUWAFFICK HIDAYAT STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to know the influence of the independent variables which are Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, and Brand Credibility to Purchase Intention of Products Tropicana Slim Classic in South Jakarta. The methods which is used in this research is descriptive and causal research in which variables are measured with 7 point Likert scale. This research used primary data which collected by questionnaire. The research methods for the data analysis is regression which are simple regression and multiple regression. The results of this research is some of the independent variables (Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, and Brand Credibility) have a positive influence to the dependent variable (Purchase Intention) individually and simultaneously. Keywords: Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, Brand Credibility, Purchase Intention. PENDAHULUAN semakin hari semakin beranekaragam jenisnya, dan dari masing-masing keanekaragaman jenis makanan dan minuman tersebut dapat memberikan efek positif maupun negative bagi tubuh. Berdasarkan Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) untuk provinsi DKI Jakarta pada tahun 2007 tentang pola konsumsi makanan beresiko menyatakan bahwa sering mengkonsumsi makanan manis, dilakukan oleh 74,3% penduduk DKI Jakarta yang Pada saat ini masyarakat cenderung sadar akan masalah kesehatan sehingga mendorong terciptanya perubahan gaya hidup yang mengakibatkan berubahnya kebutuhan, keinginan, dan permintaan seseorang terhadap produk yang dapat memberikan dampak positif untuk kesehatan tubuh mereka. Makanan dan minuman sebagai salah satu kebutuhan fisiologis manusia 35 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 berusia > 10 tahun, dan menurut kabupaten/kota prevalensi sering mengkonsumsi makanan manis yang paling tinggi ditemukan di Jakarta Selatan (82,1%), dan paling rendah di Jakarta Utara (60,8%). Salah satu dari beberapa dampak negative yang ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebih yaitu penyakit diabetes. Dengan mengetahui beberapa informasi mengenai dampak negatif yang diakibatkan dari mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebih beberapa media, saat ini konsumen tertarik untuk merubah pola konsumsi makanan dan minuman dengan cara menggunakan produk dari brand kesehatan. Melihat dari perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini yang lebih mementingkan kesehatan dengan mengkonsumsi healthy product dengan tujuan untuk mencegah diri mereka dari penyakit yang diakibatkan oleh mengkonsumsi gula secara berlebih, dibuktikan oleh beberapa perusahaan dengan mengeluarkan berbagai macam brand produk kesehatan di Indonesia, seperti Tropicana Slim dan Diabetasol. Tropicana Slim merupakan brand dari serangkaian produk kesehatan yang dikeluarkan oleh Nutrifood yang dapat menginspirasi konsumen untuk hidup lebih sehat. Berikut rangkaian produk yang dimiliki oleh Tropicana Slim yaitu: 1. Produk Bebas Gula 2. Produk Non Fat 3. Pelengkap Masakan Pada produk bebas gula, Tropicana Slim memiliki produk gula rendah kalori dan non kalori, gula merah sugar free, madu bebas 36 November 2012 gula, café latte, sirup, jam, gula cair, dan milk tea. Dari hasil Top Brand Survey 2012 fase 2 yang dilaksanakan di bulan mei – juni 2012 oleh Frontier Consulting Group, brand Tropicana Slim menduduki peringkat pertama sebagai Top Brand Pemanis Rendah atau Bebas Kalori (sumber: majalah Marketing). Didalam majalah SWA, Nielsen mencatat bahwa belanja iklan pemanis rendah kalori Tropicana Slim termasuk yang paling tinggi dibanding produk Tropicana Slim lainnya. Pada Januari – Agustus 2012, belanja iklan pemanis ini mencapai Rp 49,8 miliar (sumber: majalah SWA edisi 27). Pada akhir tahun 2012 belanja iklan Tropicana Slim mencapai Rp 83,2 miliar. Jika dilihat dari jumlah belanja iklan produk Tropicana Slim rendah kalori pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah belanja iklan pada tahun 2010 yang hanya mencapai Rp 23,6 miliar. Peningkatan jumlah belanja iklan produk Tropicana Slim rendah kalori ini dikarenakan pemanis tersebut merupakan produk andalan dari Nutrifood. Beberapa strategi yang digunakan untuk menumbuhkan purchase intention (minat beli) seorang konsumen terhadap brand Tropicana Slim Classic yaitu dengan menumbuhkan kesadaran seorang konsumen terhadap sebuah iklan melalui brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility. Purchase intention sangat penting dilakukan oleh perusahaan karena untuk mencari tahu kemungkinan pembelian konsumen terhadap suatu brand, dengan mengetahui purchase ISSN: 1410 -9875 intention tersebut perusahaan dapat menentukan dengan tepat suatu keadaan seperti tujuan pembelian, lokasi pembelian, waktu pembelian, dan sebagainya (Kevin Keller, 2013:345). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility terhadap purchase intention. Penelitian ini disusun dengan urutan penulis sebagai berikut: pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis yang memuat brand familiarity, brand attitude, brand affect, brand credibility, dan purchase intention. Ketiga, ,memuat metode dalam penelitian. Keempat, hasil penelitian dan analisisnya. Kelima, penutup yang berisikan kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Brand Familiarity Brand familiarity merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama seorang konsumen dalam melakukan pemilihan sebuah brand. Perreault, Cannon, dan McCarthy (2010:237) berpendapat bahwa “Brand familiarity means how well costumers recognize and accept a company’s brand”. Konsumen dengan brand familiarity yang tinggi hanya memerlukan paparan iklan yang lebih sedikit karena tingginya pengetahuan konsumen terhadap sebuah brand. Isyarat visual seperti kemasan dan warna Muwaffick merupakan salah satu cara sederhana yang penting untuk membuat suatu keputusan pembelian. Pengalaman tidak langsung seperti penjelasan sebuah brand diberbagai media iklan dan pemaparan brand ditoko dapat meningkatkan penggunaan terhadap sebuah brand. Pernyataan ini ditegaskan oleh Park dan Stoel (2005:150) “Brand familiarity is defined as the number of brandrelated direct or indirect experiences that have been accrued by the consumer”. Konsumen cenderung memiliki tingkat kemungkinan yang tinggi untuk melakukan pembelian terhadap sebuah brand apabila mereka akrab terhadap brand tersebut yang mereka ketahui melalui sebuah media iklan maupun penggunaan terhadap produk tersebut. Seperti pendapat Kevin L Keller (1993) yang dikutip didalam sebuah jurnal oleh Arsan and Altuna (2010:172) “Brand familiarity as the number of product related experiences that have been accumulated by the consumer (through product usage, advertising, etc.)”. Brand familiarity adalah kemampuan seorang konsumen untuk mengetahui dan menerima keberadaan sebuah merek dengan baik didalam benak mereka. Pengetahuan seorang konsumen terhadap saebuah brand tersebut bisa diperoleh konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi tingkat ke familiaran sebuah brand dapat mengakibatkan semakin meningkatnya minat pembelian seorang konsumen terhadap brand. 37 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 H1 : Terdapat pengaruh brand familiarity terhadap purchase intention pada brand produk kesehatan. Brand Attitude Brand Attitude merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang konsumen untuk membantu dalam mengevaluasi brand yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka terkait dengan kondisi saat ini. Brand Attitude menjadi sangat penting karena dengan mengetahui hal tersebut kita dapat menentukan apakah sebuah brand dapat memenuhi kebutuhan seorang konsumen dan memberikan keuntungan bagi mereka sehingga dapat menjadikan brand tersebut sebagai pilihan alternative bagi mereka. Kotler dan keller (2012:505) berpendapat brand attitude merupakan “Evaluate the brand’s perceived ability to meet a currently relevant need”. Menurut Kevin Lane Keller (2013:129) “Brand attitudes are overall evaluations of the brand in terms of its quality and the satisfaction it generates”. Brand attitude menggambarkan suatu perasaan puas maupun tidak puas seorang konsumen terhadap kualitas produk sebuah brand. Iklan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam mempengaruhi brand attitude. Sebuah paparan iklan dengan format emosional dapat mengurangi perasaan negative, sementara dapat meningkatkan perasaan positif seorang konsumen, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Peter dan Olson (2005:52) brand attitude merupakan “Consumers 38 November 2012 combine knowledge and affective feelings about a product or a brand to form an overall evaluation”. Dengan semakin banyaknya promosi yang dilakukan oleh suatu perusahan terhadap konsumen dapat mengakibatkan konsumen tertarik untuk melakukan evaluasi secara keseluruhan terhadap sebuah brand. Brand attitude adalah kemampuan seorang konsumen untuk mengevaluasi baik-buruknya kemampuan sebuah merek untuk memenuhi kebutuhan mereka. sebuah evaluasi seorang konsumen terhadap brand diharapkan dapat membentuk purchase intention seorang konsumen terhadap sebuah brand. H2 : Terdapat pengaruh brand attitude terhadap purchase intention pada brand produk kesehatan. Brand Affect Brand affect adalah sebuah brand yang berpotensi untuk mendapatkan respon emosional yang positif pada sebagian konsumen yang dapat mempengaruhi minat seorang konsumen untuk membeli sebuah produk. Menurut Kabadayi dan Alan (2012:81) “Brand Affect can be described as consumers emotional response towards a brand in consequence of having an experience with the brand”. Mereka menjelaskan bahwa brand affect merupakan respon emosional yang dimiliki oleh seorang konsumen terhadap sebuah brand sebagai konsekuensi dari pengalaman mereka terhadap brand tersebut. ISSN: 1410 -9875 Menurut Matzler et al. (2006), yang dikutip dari jurnal Gecti dan Zengin (2013:112) “Brand affect describes the relation between consumers and brand under certain category and it can be considered as the general evaluations of the consumers for brand”. Brand Affect menggambarkan hubungan antara konsumen dengan sebuah brand. Brand affect yang positif yaitu konsumen yang memiliki perasaan yang baik terhadap sebuah brand, sedangkan brand affect yang negative dapat menimbulkan perasaan negatif terhadap sebuah brand. Pengalaman yang kuat dapat memberikan pengaruh yang positif yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang konsumen untuk melakukan pembelian terhadap sebuah brand. Lin dan Lee (2012:309) yang mengatakan bahwa “Brand affect as positive emotions and affective commitment which associates with brand feelings and concept of emotional bonding”. Melalui perasaan bahagia dan senang tersebut konsumen dapat mengingat sebuah brand didalam benak mereka sehingga dapat membantu konsumen dengan mudah dalam melakukan keputusan pembelian di waktu yang akan datang. Brand affect dapat diartikan sebagai merek yang berpotensi untuk mendapatkan respon emosional positif sebagai akibat dari pengalaman seorang konsumen terhadap brand tersebut. Pengalaman tidak langsung untuk meningkatkan respon emosional konsumen terhadap sebuah brand khususnya brand dari produk kesehatan dapat diperoleh melalui Muwaffick promosi. Semakin kuatnya brand affect semakin meningkatnya keyakinan seorang konsumen dalam menentukan minat untuk membeli suatu produk. H3 : Terdapat pengaruh brand affect terhadap purchase intention pada brand produk kesehatan. Brand Credibility Brand credibility merupakan penilaian seorang konsumen mengenai sejauh mana sebuah brand kredibel, dengan cara melihat brand tersebut melalui dimensi keahlian yang dirasakan, kepercayaan yang dirasakan, dan kemampuan sebuah brand untuk disukai. Kevin lane keller (2013:117) berpendapat bahwa “Brand credibility describes the extent to which customers see the brand as credible interms of three dimensions: perceived expertise, trustworthiness, and likability”. Brand credibility merupakan salah satu indikator yang paling kuat untuk membantu konsumen dalam menonaktifkan pikiran negative atau pikiran yang mencurigakan dalam melakukan penilaian terhadap sebuah brand. Menurut Bigne, et al (2009:438) “Brand credibility defined as the extent to which a consumer perceives that the brand expresses sincerity and goodwill (trustworthiness) and has the skill and experience necessary (expertise) to associate to the specified social cause”. Tingkat kepercayaan seorang konsumen merupakan derajat keyakinan atau tingkat penerimaan seorang konsumen dalam sebuah pesan yang dibawakan oleh seorang pembicara didalam sebuah media promosi. semakin tingginya sebuah sinyal 39 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 kredibilitas menyebabkan semakin tingginya persepsi kualitas seorang konsumen terhadap sebuah brand, begitupun sebaliknya semakin rendah sebuah sinyal kredibilitas menyebabkan semakin rendahnya persepsi kualitas seorang konsumen terhadap sebuah brand, seperti pendapat Erdem dan Swait (2004) yang dikutip dari sebuah jurnal oleh Baek and King (2011:261) “Brand credibility is the believability of the product position information embedded in a brand depending on consumers’ perceptions of whether the brand has the ability and willingness to continuously deliver what has been promised”. Brand credibility adalah kemampuan sebuah merek untuk memberikan kepercayaan, keahlian, dan kesukaan yang telah mereka janjikan terhadap konsumen. Brand credibility sangat penting karena dengan brand credibility kita dapat mengetahui sejauh mana sebuah brand memiliki kemampuan dalam menghantarkan janji yang diberikan kepada konsumen. Brand credibility memiliki peran dalam meningkatkan persepsi kualitas, mengurangi persepsi risiko, mengurangi biaya informasi, dengan demikian dapat meningkatkan harapan pada penggunaan konsumen terhadap sebuah brand. H4 : Terdapat pengaruh brand credibility terhadap purchase intention pada brand produk kesehatan. Purchase Intention Keputusan pembelian seorang konsumen terhadap suatu produk atau brand untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka 40 November 2012 dibentuk berdasarkan pada perilaku mereka. Ada 5 tahapan dalam sebuah proses pengambilan keputusan yang sering disebut sebagai “the buying decision process” menurut kotler dan keller (2012:188), yaitu: 1. Problem recognition merupakan suatu proses dimana seorang konsumen mulai mengenali sebuah masalah. 2. Information search merupakan sebuah proses dimana seorang konsumen mencari sebuah informasi. Dengan mengumpulkan informasi tersebut, konsumen dapat belajar mengenai brand, para pesaing dari brand tersebut, dan fitur yang mereka miliki. 3. Evaluation alternatives merupakan suatu proses dimana seorang konsumen mengevaluasi beberapa alternative produk atau brand untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. 4. Purchase decision merupakan suatu proses dimana seorang konsumen membuat suatu keputusan pembelian terhadap suatu produk atau brand yang telah mereka pertimbangkan. 5. Post purchase behaviour merupakan suatu proses dimana seorang konsumen mengevaluasi pembelian yang telah mereka lakukan, apakah pembelian tersebut telah sesuai dengan yang mereka harapkan atau sebaliknya. Menurut Kotler dan Keller (2012:192) sebelum seorang konsumen menuju kedalam tahap purchase decision, pada tahap evaluation of alternatives konsumen membentuk preferensi terhadap brand yang telah mereka ISSN: 1410 -9875 kumpulkan didalam pikiran mereka, sehingga timbul purchase intention. Pentingnya purchase intention adalah untuk meramalkan kemungkinan pembelian seorang konsumen terhadap suatu produk atau brand, Pernyataan ini ditegaskan oleh Belch dan Belch (2001:121) “Purchase intention are generally based on a matching of purchase purchase motives with attributes or characteristics of brands under consideration”. Purchase intention mengacu pada upaya seorang konsumen untuk membeli produk atau layanan dengan cara mengunjungi sebuah toko, Pernyataan ini didukung oleh Dodds et al. (1991) yang dikutip didalam sebuah jurnal oleh Lin and Lu (2012:20) “Purchase intention represents the possibility for consumers to buy a product”. Sebelum melakukan pembelian, konsumen memulai dengan mengumpulkan informasi mengenai brand. Ketika jumlah informasi yang diterima oleh konsumen mencapai tingkat tertentu, konsumen memulai proses penilaian dan evaluasi, dan membuat keputusan pembelian setelah melakukan beberapa perbandingan dan penilaian tertentu, Pernyataan tersebut didukung oleh Blackwell et al (2001) yang dikutip didalam sebuah jurnal oleh Park dan Stoel (2005:150) “”Purchase intention represents “what we think we will buy””. Purchase intention adalah kemungkinan seorang konsumen untuk membeli sebuah produk di masa yang akan datang. Di dalam proses minat pembelian seorang konsumen terhadap sebuah brand, ada 2 hal yang dapat Muwaffick mempengaruhi mereka, pertama yaitu situasi yang tidak dapat diantisipasi, dan yang kedua adalah perilaku orang lain. Dari pemaparan telaah pustaka diatas, maka dapat dikembangkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang tersaji di bawah ini: Brand Familiarity Brand Attitude Brand Affect Purchase Intention Brand Credibility Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian mengenai pengaruh brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility terhadap purchase intention produk Tropicana Slim Classic di Jakarta Selatan, untuk itu digunakan penelitian kausalitas. Dan untuk penggambaran karakteristik responden digunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan regresi sebagai alat uji pengaruh variable independen terhadap variable dependen. 41 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Objek dalam penelitian ini adalah gula rendah kalori Tropicana Slim Classic. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan responden adalah orang yang belum pernah melakukan pembelian dan belum pernah menggunakan produk Tropicana Slim Classic, baik lakilaki maupun perempuan dengan rentang usia antara 25 – 35 tahun, yang tinggal di wilayah Jakarta selatan. Table 1. Total Penyebaran Kuesioner Keterangan Jumlah kuesioner yang disebar Jumlah kuesioner yang tidak memenuhi criteria Total sampel yang dapat digunakan Total data yang dapat dijadikan sampel Ukuran sampel ditentukan dengan mengacu pada pendapat Hair. Berdasarkan Hair et al, (2010:661) “Given less than ideal conditions, one study recommends a sample size of 200 to provide a sound basis for estimation”. Uraian November 2012 Data 250 47 203 200 pernyataan diatas menjelaskan bahwa dari beberapa studi yang telah dilakukan, salah satu studi merekomendasikan bahwa untuk mendapatkan hasil yang kuat dibutuhkan sample dengan ukuran 200. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya No. 1. 2. 3. 42 Table 2. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel Indikator Independen Brand 1.1 Saya sangat familiar dengan produk Familiarity Tropicana Slim Classic. 1.2 Saya sangat mengetahui produk Tropicana Slim Classic. Brand 2.1 Umumnya saya memiliki kesan yang baik Attitude terhadap produk Tropicana Slim Classic. 2.2 Saya merasa produk Tropicana Slim Classic dapat memberikan manfaat yang baik bagi saya. 2.3 Saya merasa produk Tropicana Slim Classic merupakan produk yang dapat memuaskan. Brand Affect Skala Likert (1 – 7) Likert (1 – 7) 3.1 Saya merasa nyaman dengan menggunakan Likert gula sehat seperti Tropicana Slim Classic. (1 – 7) 3.2 Saya merasa mengkonsumsi gula sehat seperti Tropicana Slim Classic akan membuat saya senang. ISSN: 1410 -9875 No. 4. 5. Variabel Independen Brand Credibility Variabel Dependen Purchase Intention Muwaffick Indikator Skala 3.3 Saya merasa mengkonsumsi gula sehat seperti Tropicana Slim Classic akan memberikan saya kepuasan. 4.1 Kualitas Tropicana Slim Classic sesuai dengan Likert apa yang telah dijanjikan. (1 – 7) 4.2 Unsur-unsur kebaikan yang terkandung dalam Tropicana Slim Classic dapat dipercaya. 4.3 Tropicana Slim Classic merupakan produk yang dapat dipercaya. 5.1 Keinginan anda untuk membeli Tropicana Likert Slim Classic pada saat anda berada di pusat (1 – 7) perbelanjaan. 5.2 Kemungkinan anda untuk membeli Tropicana Slim Classic pada saat anda berbelanja. 5.3 Saya bersedia untuk membelanjakan uang saya untuk membeli Tropicana Slim Classic. HASIL PENELITIAN Table 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Jenis Kelamin Pria Wanita Usia 25 – 28 29 – 32 33 – 36 Pekerjaan Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta Lainnya Pengeluaran Pembelian Produk Kesehatan < Rp. 100.000 Rp. 100.000 – Rp.200.000 Rp. 200.001 – Rp. 300.000 >Rp. 300.000 N Persentasi 29 171 14.5% 85.5% 67 78 55 33.5% 39.0% 27.5% 134 45 14 7 67.0% 22.5% 7.0% 3.5% 122 46 22 10 61.0% 23.0% 11.0% 5.0% 43 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Table 4. Hasil Hipotesis 1 Model (constant) Ttl_br_fam R R Square Adjusted R Square 0,721 0,519 .517 B 2,430 1,050 T Sig 3,448 0,001 14,629 0,000 Table 5. Hasil Hipotesis 2 Model R (constant) ttl_br_att 0,776 R Square 0,630 Adjusted R B Square 0,601 2,184 0,791 T Sig. 3,570 17,337 0,000 0,000 T Sig. 6,605 13,533 0,000 0,000 T Sig. 3,682 16,729 0,000 0,000 Table 6. Hasil Hipotesis 3 Model R (constant) ttl_br_aff 0,693 R Square 0,480 Adjusted R B Square 0,478 4,192 0,661 Table 7. Hasil Hipotesis 4 Model R (constant) ttl_br_cred 0,765 R Square 0,586 Adjusted R B Square 0,584 2,305 0,814 Table 8. Hasil Hipotesis 5 44 Model R (constant) ttl_br_fam ttl_br_att ttl_br_aff ttl_br_cred 0,840 Adjusted R B F Square 0,700 -0,132 117,01 0,452 0 0,211 0,143 0,302 Sig. 0,000 ISSN: 1410 -9875 Berdasarkan table 4 menunjukan bahwa korelasi antara brand familiarity terhadap purchase intention dinyatakan memiliki hubungan yang kuat sebesar 0,721, dengan variasi dari variable purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel brand familiarity sebesar 0,519 atau 51,9%, sedangkan sisanya 48,1% dapat dijelaskanoleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Model regresi dari variable brand familiarity diatas adalah: Y = 2,430 + 1,050X1 + e Berdasarkan table 5 menunjukan bahwa korelasi antara brand attitude terhadap purchase intention dinyatakan memiliki hubungan yang sangat kuat sebesar 0,776, dengan variasi dari variable purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel brand familiarity sebesar 0,603 atau 60,3%, sedangkan sisanya sebesar 39,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat didalam model regresi. Model regresi dari varibael brand attitude diatas adalah: Y = 2,184 + 0,791X2 + e Berdasarkan table 6 menunjukan bahwa korelasi antara brand affect terhadap purchase intention dinyatakan mempunyai hubungan yang kuat sebesar 0,693, dengan variasi dari variable purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel brand affect sebesar 0,480 atau 48%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 52% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat didalam model regresi. Model regresi dari variable brand affect diatas adalah: Y = 4,192 + 0,661X3 + e Muwaffick Berdasarkan table 7 menunjukan bahwa korelasi antara brand credibility terhadap purchase intention dinyatakan mempunyai hubungan sangat kuat sebesar 0,765, dengan variasi dari variable purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel brand credibility sebesar 0,586 atau 58,6%, sedangkan sisanya yaitu 41,4% dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat didalam model regresi. Model regresi dari variable brand credibility diatas adalah: Y = 2,305 + 0,814X4 +e Berdasarkan table 8 menunjukan bahwa korelasi antara brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility terhadap purchase intention dinyatakan memiliki hubungan yang sangat kuat sebesar 0,840, dengan variasi dari variabel purchase intention dapat dijelaskan oleh variabel brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility sebesar 0,700 atau 70%, sedangkan sisanya yaitu 30% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat didalam model regresi. Berdasarkan table tersebut nilai sig < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility terhadap purchase intention produk Tropicana Slim Classic di Jakarta Selatan. Model regresi dari variable brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility diatas adalah: Y = -0,132 + 0,452 + 0,211 + 0,143 + 0,302 + e 45 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa terdapat pengaruh brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility secara individu terhadap purchase intention produk Tropicana Slim Classic di Jakarta Selatan. Hasil penelitian diatas juga menunjukan terdapat pengaruh brand familiarity, brand attitude, brand affect, dan brand credibility secara bersama-sama terhadap purchase intention produk Tropicana Slim Classic di Jakarta Selatan. Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain adalah responden yang digunakan pada penelitian ini hanya berjumlah 200 orang, penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Jakarta Selatan, objek penelitian yang hanya mengkhususkan pada produk November 2012 gula Tropicana Slim Classic bukan keseluruhan produk gula dari Tropicana Slim, terbatasnya data mengenai konsumsi masyarakat yang menggunakan gula jagung sebagai produk alternative pengganti gula pasir. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan dengan penelitian yang dilakukan sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya yaitu menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat mewakili keseluruhan dari populasi, memperluas cakupan wilayah yang diteliti atau dapat menggunakan wilayah lain, menggunakan kategori produk alternative kesehatan yang berbeda dengan yang telah digunakan, dan diharapkan dapat memperoleh data yang lebih akurat, khususnya data yang berkaitan dengan produk alternative kesehatan. REFERENSI Alcaniz, Enrique Bigne., Rafael Curras-Perez, and Isabel Sanchez-Garcia. 2009. Brand Credibility in Cause-Related Marketing: the moderating role of consumer values. Vol. 18, No. 6: 437 – 447. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistic For Business and Economics 11th edition. South Western: Cengange_learning. Arslan, F. Muge, and Oylum Korkut Altuna. 2010. The Effect of Brand Extensions on Product Brand Image. Vol 19. No 3: pp. 170 – 180. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Baek, Tae Hyun, and Karen Whitehill King. 2011. Exploring The Consequences of Brand Credibility in Services. Vol. 25, No. 4: 260 – 272. Belch, George E, and Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An integrated marketing communications perspective. New York: Mc. Graw Hill. 46 ISSN: 1410 -9875 Muwaffick Chaudhuri, Arjun, and Morris B Holbrook. 2001. The Chain of Effect of Brand Trust and Brand Affect to Brand Performance: The Role of Brand Loyalty. Vol 65: 81 – 93. Clow, Kenneth E, and Donald Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion, and Marketing Communication 5th edition. England: Pearson. Gecti, Fatih, and Hayrettin Zengin. 2013. The Relationship between Brand Trust, Brand Affect, Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty: A Field Study towards Sports Shoe Consumers in Turkey. Vol.5, no. 2: 111 – 119. Gujarati, Damodar M, and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th edition. New York: Mc. Graw Hill. Hair, Joseph F., Robert P. Bush, and David J. Ortinau. 2006. Marketing Research: An applied orientation 3th edition. New York: Mc. Graw Hill. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babbin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A global perspective 7th edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Kabadayi, Ebru Tumer, and Alev Kocak Alan. 2012. Brand Trust and Brand Affect: Their Strategic Importance on Brand Loyalty. Vol.11: pp. 80 – 88. Kemp, Elyria, and My Bui. 2011. Healthy Brands: establishing brand credibility, commitment and connection among consumers. Vol.28 Iss: 6pp. 429 – 437. Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Management: building, measuring, and managing brand equity 4th edition. England: Pearson Education Limited. Kotler, Philip, and Kevin L. Keller. 2012. Marketing Management 14th edition. England: Pearson Education. Lin, Long-Yi, and Ching-Yuh Lu. 2010. The Influence of Corporate Image, Relationship Marketing, and Trust on Purchase Intention: the moderating effects of Word of Mouth. Vol. 65, No.3: pp. 16 – 34. Lin, Miao-Que, and Bruce C. Y. Lee. 2012. The Influence of Website Environment on Brand Loyalty: Brand Trust and Brand Affect as Mediators. Vol. 10, No. 4: pp. 308 – 321. Malholtra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An applied orientation 6th edition. New Jersey: Pearson Education Inc. Marketing. Agustus 2012. Top Brand Index Fase 2 Tahun 2012: pemanis rendah/bebas kalori, hlm. 78. Park, Jihye, and Leslie Stoel. 2005. Effect of Brand Familiarity, Experience and Information on Online Apparel Purchase. Vol. 33 No. 2: pp.148 – 160. Perreault, William D., Joseph P. Cannon, and E. Jerome McCarthy. 2010. Basic Marketing: A marketing strategy planning approach 17th edition. New York: Mc. Graw Hill. Peter, Paul J, and Jerry C. Olson. 2005. Consumer Behavior and Marketing Strategy 7th edition. New York: Mc. Graw Hill. Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 47 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Schiffman, Leon G, and Leslie Lazard Kanuk. 2010. Consumer Behavior 10th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2009. Research Methods for Business: A skill building approach 5th edition. United Kingdom: Jhon Willey and Sons Ltd. Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementrian Kesehatan RI. 2012. Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam Pengendalian Diabetes Melitus di Indonesia, (http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/2053-kemitraan-pemerintah-dan-swasta-dalam-pengendaliandiabetes-melitus-di-indonesia-.html). Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suryadi, Dede. 2012. Debut Tropicana Slim Menggarap Healthy Life. SWA edisi 27. Hlm. 88. 48 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 49-60 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA PENGARUH KEPEMIMPINAN,KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN NURWANTI STIE TRISAKTI [email protected] Abstract:The purpose of this research was to explore the effect of leadership, compensation, and work environment on employee performance at PT.Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life. The sample research are from 70 samples from employees Bancaassurance PT.ASURANSI JIWA SINAR MAS MSIG LIFE Jakarta. The statistical methods used to the test the hypothesis are simple regression and multiple regression..The method used in this research is descriptive and causal research in which variables are measured with a Likert scale. The result showed that the leadership are partially influence employees performance,compensation partially influence employee performance,work environment partially influence employee performance along with leadership, compensation,work slyenvironment are simultaneous influenced employee performance. Keywords : Leadership,Compensation,Work Environment,Employee Performance. perekonomian dalam upaya memajukan kesejahteraan umum.Kesadaran masyarakat akan asuransi saat ini memiliki respon yang sangat baik terlebih saat ini banyak perusahaan asuransi yang mulai berkembang di negeri ini. Tentunya banyak produk asuransi yang memiliki manfaat terutama asuransi jiwa yang hingga saat ini menjadi incaran calon nasabah untuk mencari perusahaan asuransi yang memiliki produk asuransi jiwa terbaik.Alasan utama orang membeli asuransi jiwa karena sejumlah pertanggungan yang PENDAHULUAN Asuransi telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat.Asuransi merupakan salah satu sarana dan upaya untuk menanggulangi resiko yang timbul dan yang akan dihadapi oleh anggota masyarakat,sekaligus merupakan penghimpun dana dalam kehidupan tata rumah tangga baik dalam menghadapi resiko atas harta bendanya sendiri.sehingga Asuransi memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan 49 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 dibutuhkan ketika si tertanggung meninggal,dalam rangka memenuhi tanggung jawab mereka terhadap pemilik polis dan ahli waris .pihak asuransi harus mengambil langkahlangkah pemastian bahwa pembayaran klaim harus dilakukan secepatnya kepada pihak yang membutuhkan. Definisi klaim menurut modul lisensi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia(AAJI) adalah tuntutan yang diajukan pemegang polis terhadap pelayanan atau janji yang diberikan penanggung(perusahaan asuransi) pada saat kontrak asuransi dibuat.ketika klaim muncul maka perusahaan asuransi sebagai penanggung harus melaksanakan kewajibannya sebagaimana yang tertera dalam polis.( dalam web site Badan Mediasi Asuransi Indonesia,Penyebab Klaim Tidak di Bayar 2013).Sering kali masyarkat mengalami kesulitan dalam pencairan klaim asuransi dan masalahnyapun beragam salah satunya ketidakcocokan data sering kali mempersulit pencairan klaim asuransi seperti yang diungkapkan Julian Noor,Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia(dalam web site Asosiasi Asuransi Umum Indonesia,Penyebab Klaim Asuransi Tak bisa cair).Oleh karena itu usaha perasuransian merupakan usaha yang memerlukan keahlian serta ketrampilan teknis yang khusus dalam penyelenggaraanya agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para nasabah. Menurut Undang-undang No.2 Tahun 1992 Tentang usaha perasuransian menyebutkan bahwa perusahaan asuransi jiwa adalah perusahaan yang memberikan jasa 50 November 2012 dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang dipertanggungkan Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang dihadapi perusahaan,demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi persaingan dan resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya ( dalam web site Bapepam,Tentang Usaha perasuransian). Sumber daya yang paling penting untuk industri jasa asuransi adalah sumber daya manusia, karena SDM disini adalah asset yang menjadi tonggak dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. SDM diperlukan pelayanannya agar dapat menunjang jalannya perusahaan dalam mengimbangi Perkembangan dan persaingan dunia usaha yang cukup pesat. Guna kelancaran operasional Perusahaan Asuransi membutuhkan karyawan yang memiliki ketrampilan serta kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya dan mampu berinteraksi dengan nasabah. Bagus tidaknya image suatu perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh dukungan manajemen perusahaan tersebut,manajemen perusahaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam berkembang dan meningkatkan kualitas perusahaan asuransi supaya lebih baik dan menarik minat para nasabah.untuk meningkatkan kualitas perusahaan perasuransian diperlukan sumber daya manusia yang baik karena semakin tinggi kualitas sumber daya manusia,maka semakin besar pelayanan yang dapat diberikan ISSN: 1410 -9875 kepada nasabah untuk mencapai kepuasan nasabah. Banyak Munculnya Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan bukti nyata bahwa persaingan dalam industry ini semakin ketat.Data dari Dewan Asuransi Indonesia terdapat 47 perusahaan asuransi jiwa ( dalam web site Life Insurance,Data Perusahaan Asuransi Jiwa). Beberapa Perusahaan Asuransi Jiwa terbaik di Indonesia tahun 2011 contohnya : Prudential Life Insurance, AIA Financial, Bumi Putera, Manulife Indonesia, Allianz Life, Sinar Mas Life, Avrist, Axa Mandiri, Jiwa Sraya, Sequis Life(dalam web site Allianz Asuransi,Peringkat Asuransi Jiwa Terbaik 2011). Karyawan dapat memberikan yang terbaik dari diri mereka untuk perusahaan, maka karyawan tersebut harus terlebih mempunyai kinerja yang baik. Permasalahan kinerja karyawan penting menjadi perhatian terutama pada sektor Jasa Asuransi yang menjadikan kepuasan pelanggan(nasabah) sebagai tolak ukur keberhasilan bisnisnya. Kinerja atau performance adalah“The combination of effectiveness and efficiency at doing your core job tasks“(Robbins and judge 2012,26).Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam bekerja yaitu kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut,tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan dari organisasi(Mathis and Jackson 2006,113).Perusahaan harus memperhatikan kinerja karyawan agar karyawan dapat mengerjakan pekerjaannya secara senang serta tenang dan menghasilkan kinerja yang baik saat mereka bekerja. Nurwanti Selain itu Karyawan yang tidak mempunyai kinerja yang bagus tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi yang tidak stabil, seringkali absen, dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Bila tercipta kinerja yang baik , maka akan tercipta suatu kepuasan bagi nasabah dan apabila merasa puas dalam pelayanan maka nasabah akan tetap setia menggunakan asuransi tersebut yang artinya akan membawa perusahaan untuk bertahan dan mampu bersaing karena memiliki karyawan yang mempunyai kinerja yang tinggi. Karyawan yang mempunyai kinerja yang tinggi tentunya tidak lepas dari pengaruh kepemimpinan untuk memotivasi karyawan agar karyawan tersebut selalu memberikan kinerja yang tinggi untuk perusahaan. Kepemimpinan adalah“Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes amd outcomes that reflect their shared purposes“(Daft 2011,5).Selain itu perusahaan harus memperhatikan kompensasi untuk para karyawannya karena apabila perusahaan telah memberikan kompensasi yang sesuai atas hasil kerja mereka maka karyawan tersebut akan termotivasi untuk menciptakan dan memberikan kinerja yang baik untuk perusahaan,sedangkan apabila perusahaan tidak memberikan kompensasi yang tidak sesuai atas hasil kerja karyawan maka 51 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 karyawan tersebut akan bekerja malas-malasan dan akhirnya kinerja karyawan menjadi menurun, Kompensasi atau Compensation adalah“Compensation refers to all forms of financial returns and tangible services and benefits employees receive as part of an employment relationship“(Milkovich and Newman 2008,9). Bagus tidaknya Kinerja Karyawan dipengaruhi juga oleh Lingkungan kerja karena jika karyawan tersebut berada dalam lingkungan kerja yang nyaman maka karyawan tersebut akan melakukan pekerjaannya secara optimal dan apabila lingkungan kerja di dalam perusahaan tidak membuat nyaman maka karyawan tidak akan mengerjakan pekerjaannya secara optimal maka lingkungan kerja berpengaruh terhadap terciptanya kinerja karyawan. Lingkungan kerja adalah suatu sarana atau tempat yang sangat berperan dalam suatu organisasi.Karena apabila tidak memiliki atau meniadakan pembentukan terhadap lingkungan kerja biasanya organisasi hanya mengambil tindakan yang sangat sederhana dalam penanganan lingkungan kerja.Lingkungan kerja yang baik dan sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal,sehat,aman dan nyaman adalah faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja yang baik dan sesuai diantaranya penerangan cahaya ditempat kerja,suhu udara ditempat kerja,keamanan ditempat kerja dan tata warna ditempat kerja (Sedarmayanti 2011,28 ). 52 November 2012 Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat, Kepemimpinan, Kompensasi, Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepemimpinan Menurut Daft ( 2011,5 ) Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes. sedangkan menurut Robbins (2011,332) kepemimpinan adalah“leadership as ability to influencing a group to ward the achievement of goals.selain itu Menurut Sweeney dan McFarlin (2002)”Leadership involves a set of interpersonal influence process.The processes are aimed at motivating subordinates ,creating a vision for the future and developing strategies for achieving goals”. Ha1 : Terdapat antara Kepemimpinan Kinerja Karyawan. pengaruh terhadap ISSN: 1410 -9875 Nurwanti Kompensasi Milkovich dan Newman (2008, 9) mengemukakan bahwa “compensation refers to all forms of financial returns and tangible services and benefits employees receive as part of an employment relationship.sedangkan menurut Panggabean (2002) dalam Sutrisno (2009, 197) mengemukakan bahwa “Kompensasi dapat didefinisikan sebagai tiap bentuk penghargaan yang diberikan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan pada organisasi.”.selain itu Dessler (2013, 379) mengemukakan bahwa “Employee compensation is all forms of pay and rewards going to employees and arising from their employment”. Ha2 : Terdapat pengaruh antara Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan. Lingkungan Kerja Menurut Thomas (2005,341) Lingkungan Kerja adalah”The Working environment is both indoors and outdoors presenting conditions that may include exposure to adverse weatherand hazardous pollutants”.sedangkan menurut Menurut Sedarmayanti Model Penelitian (2011, 26) Lingkungan kerja fisik adalah “Semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja, akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara tidak langsung.” Ha3 : Terdapat pengaruh antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Kinerja Karyawan Menurut Kreitner dan Kinicki (2008,36) Kinerja adalah nilai dari sekelompok perilaku karyawan yang berkontribusi baik positif atau negatif, terhadap pencapaian tujuan organisasi.selain itu Robbins and Judge (2012,26) mengemukakan bahwa Kinerja adalah“ Combination of effectiveness and efficiency at doing your core job tasks “.sedangkan menurut Desler (2011,127) menyatakan bahwa kinerja adalah prestasi actual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dengan karyawan. Ha4 : Terdapat pengaruh antara Kepemimpinan, Kompensasi , dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Kepemimpinan (X1) Kompensasi (X2) Kinerja Karyawan (Y) Lingkungan Kerja (X3) Gambar 1 Model Penelitian 53 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan sampel untuk mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010,116). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling. Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010,120). Penelitian ini menggunakan Metode Sampling Purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu(Sugiyono 2010,162). Kriteria Sampel yang digunakan sebanyak 70 responden,Penelitian ini mengambil sampel yakni Karyawan Tetap yang berada di Divisi Bancassurance. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 105 kuesioner,dan yang memenuhi kriteria hanya 70 kuesioner. sehingga peneliti menggunakan 70 kuesioner yang memenuhi kriteria sebagai sample dalam penelitian ini untuk diteliti lebih lanjut Jumlah sampel yang baik minimal 50. Menurut Hair et al ( 2010, 176 ) menyatakan bahwa “Multiple regression requires minimum sample of 50 and preferably 100 observations for most research situations.” Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan (questionaire). Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari penelitian dilapangan 54 November 2012 dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kepemimpinan, Kompensasi, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Kepemimpinan Kepemimpinan adalah Kemampuan untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain agar mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan untuk dapat mencapai serta mewujudkan tujuan oeganisasi yang telah direncanakan. Kompensasi Kompensasi adalah Sesuatu yang didapat oleh karyawan dalam bentuk keuangan (Gaji,Insentif dan lain sebagainya) ataupun penghargaan lainnya(Asuransi,cuti dan lain sebagainya) karena karyawan telah memberikan tenaga dan pikirinnya kepada perusahaan. Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja adalah Keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di sekitar tempat kerja karyawan baik secara langsung atau tidak langsung yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Kinerja Karyawan Kinerja adalah Hasil Kerja Secara Kualitas dan Kuantitas yang sudah dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selama periode tertentu. Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert (Likert Scale). Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk ISSN: 1410 -9875 Nurwanti mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2010, 132). HASIL PENELITIAN Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan usia,pendidikan terakhir,lama kerja,jenis kelamin. Uji Normalitas Metode Grafik Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode grafik dengan cara melihat pola titik-titik penyebaran data pada garis diagonal yang terdapat pada Normal P-P Plot. Hasil Uji Normalitas P- Plot Gambar di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas dari normal P-P Plot, menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Metode Non Grafik Metode kedua untuk uji normalitas yaitu metode non grafik yang dilakukan dengan cara menganalisa Skewness dan Kurtosis. Gambar 2 Uji Normalitas Tabel 1 Skewness Variabel Skewness Zskewness Hasil Kepemimpinan -1,376 Skewness √6/N -0,025 Kompensasi -1,345 Skewness √6/N -0,026 55 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Variabel Skewness Zskewness Hasil Lingkungan kerja -1,885 Skewness √6/N -0,019 Kinerja Karyawan -1,669 Skewness √6/N -0,021 Sumber : hasil pengolahan sps Tabel 2 Kurtosis ZKurtosis Variabel Kurtosis Hasil Kepemimpinan -0,473 Kurtosis √24/N -0,148 Kompensasi -0,417 Kurtosis √24/N -0,168 Lingkungan kerja -0,087 Kurtosis √24/N -0,808 Kinerja Karyawan -0,237 Kurtosis √24/N -0,296 Sumber: hasil pengolahan SPSS Dilihat dari hasil tersebut nilai Z hitung dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu untuk significant level 0,05 atau 5% adalah sebesar ±1,96 di dapat dari Z tabel yaitu diantara -1,96 sampai +1,96. Berdasarkan data di atas nilai z hitung berada diantara nilai 1.96 dan +1.96 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance > 0.1 dan VIF < 10, maka data disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas dan data baik digunakan dalam model regresi. Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas 56 Variabel Kepemimpinan Tolerance 0,899 VIF 1,112 Kompensasi 0,880 1,136 Analisa Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas ISSN: 1410 -9875 Nurwanti Lingkungan Kerja 0,863 1,158 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : hasil pengolahan spss Uji Heteroskedastisitas Metode Grafik Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik dilakukan dengan mengamati grafik Scatter Plot. Jika data menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu y maka data tidak terjadi heteroskedastisitas dan data baik digunakan dalam model regresi. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan metode grafik. Hasil Uji Heteroskedatisitas Gambar 3 Uji Heteroskedstisitas Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode yang satu (periode t) dengan periode sebelumnya (periode t-1). Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin Watson 1 1,825 Sumber : Hasil pengolahan spss 57 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Uji t Hipotesis 1 Tabel 5 Uji t Model (Constant) 1 Kepemimpinan (X1) Unstandardized Coefficients B Std.Error 15,692 2,443 t 6,424 Sig 0,000 0,225 2,512 0,014 0,090 a.Dependent Variable: kinerja Karyawan Sumber : hasil pengolahan spss Hipotesis 2 Tabel 6 Uji t Unstandardized Coefficients B Std.Error Model 1 t Sig. (Constant) 15,612 2,609 5,983 0,000 Kompensasi 0,252 0,106 2,376 0,020 a. Dependent Variable: kinerja Karyawan Sumber : hasil pengolahan spss Hipotesis 3 Model (Constant) 1 Lingkungan Kerja Tabel 7 Uji t Unstandardized Coefficients B Std.Error 9,801 3,112 t 3,150 Sig. 0,002 0,457 3,868 0,000 0,118 a. Dependent Variable: kinerja kartawan Sumber : hasil pengolahan spss Uji F 1 Model Regression Residual Total Tabel 8 Hasil ANOVA Sum of Squares Df Mean Square 349,692 3 116,564 927,008 1276,700 66 69 F 8,299 Sig. 0,000 14,046 a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan b. Predictors : (Constant), Kepemimpinan (X1), Kompensasi (X2), Lingkungan Kerja (X3) Sumber : hasil pengolahan spss 58 ISSN: 1410 -9875 PENUTUP Pada pengujian hipotesis 1 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho1 ditolak dan Ha1 diterima yang berarti terdapat pengaruh kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life Jakarta Pada pengujian hipotesis 2 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho2 ditolak dan Ha2 diterima yang berarti terdapat pengaruh kompensasi (X2) terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life Jakarta. Pada pengujian hipotesis 3 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho3 ditolak dan Ha3 diterima yang berarti terdapat pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life Jakarta. Pada pengujian hipotesis 4 mendapatkan suatu kesimpulan dimana Ho4 ditolak dan Ha4 diterima yang berarti terdapat pengaruh Nurwanti kepemimpinan (X1), kompensasi (X2), lingkungan kerja (X3), terhadap kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life Jakarta. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini hanya dilakukan di PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja untuk mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Penelitian sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan. Memasukkan variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. REFERENSI Bernardin,H.John and Joyce E.A.Russel.2003.Human Resource Management (An Experimental Approach International Edition).Singapore :MC.GrawHill Inc. Daft,Richard L.2008.The Leadership Experiance .Ohio : Thomson-South Western. Daft,Richard L. 2011. Leadership 5th Edition, International Edition. SouthWestern : Cengage Learning. Dessler Gary.2013. Human Resource Management.Job appraisal.Thirteenth Edition.The MC Graw Hill companies,Inc. Gomes,Faustino Cardoso.2003.Manajemen Sumber daya Manusia.Yogyakarta : Penerbit Andi. Gujarati, Damodar N. 2009. Basic Econometrics. McGraw Hill Higher Education. Hair, Joseph. F, William. C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and Ronald L.Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Prespentive, seven edition. New Jersey: Pearson Education. Kreitner, Robert, and Angelo Kinicki. 2008. Organizational Behaviour edition eight. Edition: Boston :Mc graw Hill . 59 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Mangkunegara,Anwar Prabu2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung : Rosda. Mathis,Robert L.and Jackson,John H.2006.Human Resource management edition 11th.Edition:Mason south western. Mangkunegara ,A.A.Anwar Prabu.2011.Manajemen Sumber Daya Manusia.Perusahaan Bandung : Remaja Rosda Karya. Milkovich ,George T,and Jerry M Newman.2008.Compensation.Mc graw Hill. Panggabean,2002.Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit : Erlangga Panggabean,2004.Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit : Erlangga Pelham,Alfred.M.2000.Organizational strategy :Structure and process.New York,MC Graw Hill. Robbins, Stephen P.2005.Perilaku Organisasi.Jakarta:Erlangga. Robbins, Stephen P. and Judge, Timothy A. 2012. Organizational Behavior 15 th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Robert L.Mathis.2006. Human Resource management.Edition 10.Jakarta :Salemba Empat. Sanders,Donald H,and Robert K.Smith.2000.Statistic : A first choice.New York : MC Graw. Sedarmayanti 2011.Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Bandung : PT.mandar Maju. Sekaran, Uma and Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business. New Jersey: Jhon Wiley and Sons. Sweeney, Paul D. And Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behaviour Solutions for Management. McGraw Hill. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.sssssss. Thomas.E,Gallo.2005.Strategi Information Management Planning.Englewod Clifts.Prentice Hall. Wirawan.2009.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.jakarta :salemba empat. http : // www.bapepam.go.id/tentang usaha perasuransian. http : // www.allianzasuransi.com.id/ peringkat asuransi jiwa terbaik. http : // www.Lifeinsurance.com.id/ data perusahaan asuransi jiwa terbaik tahun 2011. http : // www.Sinarmasmsiglife.com.id/ penghargaan yang sudah diperoleh oleh sinar mas msig life. 60 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 61-78 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA RINTAR H.E. NAPITUPULU STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze empirically the influence of size of audit firm, managerial ownership, audit committee, total assets, profitability, and leverage toward earnings management. The population of the study was listed company in the manufacturing sector at the Indonesia Stock Exchange and the sample was determined based on the following criteria. There were 68 companies meeting the criteria. Data analysis was carried out in terms of financial reports during 2007 until 2010. The samples of this research using purposive sampling and the analysis method used was multiple regressions. The result of this research showed that profitability and leverage had a significant influence on earnings management, while size of audit firm, managerial ownership, and audit committee did not have influence on earnings management. Keywords: Earnings management, size of audit firm, managerial ownership, audit committee, profitability, and leverage. Laporan keuangan merupakan salah satu media dalam penyampaian informasi kepada pihak internal maupun eksternal yang memiliki kepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Pihak internal adalah manajemen dan karyawan perusahaan, sedangkan pihak eksternal adalah investor, kreditur, pemerintah, dan pihakpihak lain yang memiliki kepentingan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan menunjukkan sampai seberapa efisien pelaksanaan kegiatan serta perkembangan perusahaan yang PENDAHULUAN Pasar modal yang ideal adalah merupakan suatu wadah bagi terjadinya transaksi saham yang fair. Salah satu jenis investasi yang diperdagangkan dipasar modal adalah saham. Namun, transaksi saham yang fair belakangan ini sudah sangat jarang atau bahkan sulit ditemui. Hal ini dikarenakan munculnya konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham serta laporan keuangan yang tidak transparan sehingga laporan keuangan yang disajikan sulit untuk diyakini kebenarannya. 61 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 telah dicapai oleh manajemen perusahaan (Watiningsih 2011). Menurut Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1, laporan keuangan adalah pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Salah satu tolak ukur penting yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan adalah laba. Informasi mengenai laba mendapat perhatian khusus bagi pihak dalam maupun pihak luar perusahaan untuk mengambil suatu keputusan. Pihak luar perusahaan, yang salah satunya adalah investor akan cenderung lebih tertarik pada perusahaan yang mengalami laba setiap tahunnya. Adanya kecenderungan melihat laba ini diperhatikan oleh pihak manajemen sehingga memungkinkan timbulnya penyimpangan perilaku yang dapat dilakukan pihak manajemen dalam hal menyajikan laporan keuangan. Pada umumnya perusahaan akan menggunakan prinsip akuntansi berbasis akrual pada pelaporan keuangan. Alasan perusahaan menggunakan akuntansi akrual adalah karena hal ini memungkinkan manajemen untuk menyesuaikan arus kas untuk pencerminan kinerja dan posisi perusahaan yang lebih baik (Radzi et al.2011). Namun, penggunaan akuntansi akrual dapat memberikan kesempatan pada manajemen untuk lebih leluasa memilih metode akuntansi yang digunakan selama tidak menyimpang dari Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Hal ini karena berdasarkan pada General Accepted Accounting Principles (GAAP) memperbolehkan derajat kebebasan, sehingga fleksibilitas ini dimanfaatkan oleh 62 November 2012 pihak manajemen (Levitt 1998 dalam Radzi et al.2011). Fleksibilitas ini dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba. Dechow et al. (1996) dalam Handayani dan Rachadi (2009) menyatakan bahwa manajemen laba adalah manipulasi laba, baik di dalam maupun diluar batas-batas yang ditentukan oleh GAAP. Manajemen laba sudah menjadi suatu fenomena yang sering terjadi dalam perusahaan. Tidak hanya melakukan manipulasi untuk nilai yang sifatnya tidak material, tetapi juga untuk nilai yang sifatnya material atau bahkan sangat material. Scott (2006) dalam Watiningsih (2011) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan-kebijakan akuntansi oleh manajemen perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa salah satu tindakan manajemen untuk mencari keuntungan juga dapat dikatakan sebagai manajemen laba. Peneliti termotivasi untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba yaitu mengetahui pengaruh ukuran KAP, kepemilikan manajerial, komite audit, total aset, profitabilitas, dan leverage sebagai faktor yang akan diteliti secara parsial terhadap indikasi manajemen laba yang terjadi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. ISSN: 1410 -9875 Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yaitu pertama pendahuluan, menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan berupa uraian singkat mengenai bab-bab secara keseluruhan. Kedua, rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis yaitu menguraikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan penjelasan mengenai penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dan analisis serta diuraikan perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Ketiga, metoda penelitian yang menguraikan bentuk penelitian, obyek penelitian yang digunakan, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data dan metoda analisis data. Keempat, analisis dan pembahasan yang menguraikan analisis data penelitian, yang merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Berisi gambaran umum obyek penelitian, statistik deskriptif, hasil uji normalitas data residual, uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis. Kelima yaitu bagian penutup yang menguraikan mengenai simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis Rintar H.e. Napitupulu perusahaan yang dipakai selama ini. Teori prinsipal-agen menganalisis suatu kontraktual diantara dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Godfrey et al. 2010). Teori keagenan mengasumsikan bahwa setiap individu bertindak atas kepentingannya masing-masing. Prinsipal yang dalam hal ini adalah investor diasumsikan hanya tertarik kepada jumlah dividen yang terus bertambah atau investasi mereka didalam suatu perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima keuntungan materil dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan keduanya. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan masing-masing pihak ingin memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Pihak prinsipal yaitu investor menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dalam waktu yang singkat atas investasi yang ditanamkan, yaitu salah satunya adalah kenaikan porsi dividen dari tiap lembar saham yang dimiliki. Prinsipal akan menganggap keberhasilan agen dinilai dari kemampuan agen dalam memperbesar laba yang akan dialokasikan untuk pembagian dividen sehingga agen layak untuk mendapatkan insentif yang tinggi pula. Hal ini memicu agen untuk memikirkan bagaimana suatu angka akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya (Widyaningdyah 63 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 2001). Salah satu bentuk tindakan agen dalam memaksimalkan kepentingan pribadinya dinamakan manajemen laba. Manajemen Laba Manajemen laba merupakan tindakan manipulasi laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena manajemen merupakan pihak yang memiliki kemampuan untuk merekayasa angka dalam penyusunan laporan keuangan. Menurut Schipper (1989) dalam Radzi et al. (2011) manajemen laba didefinisikan sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi keuntungan pribadi. Permasalahan ini seringkali dipicu oleh perbedaan kepentingan yang terjadi antara investor dan manajemen perusahaan. Hal ini diperkuat juga dengan informasi keuangan yang dimiliki manajemen perusahaan, yaitu lebih cepat, lebih banyak, dan lebih valid dibandingkan dengan pemegang saham (asymetric information) sehingga membuka kesempatan kepada manajemen untuk melakukan manipulasi angka yang berorientasi pada laba. Menurut Watt dan Zimmerman (1990) dalam Scott (2012), terdapat tiga hipotesis yang biasanya dilakukan oleh manajemen dan mendorong terjadinya manajemen laba yaitu: 1. Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Dalam bonus atau kompensasi manajerial, pemilik perusahaan 64 November 2012 berjanji bahwa manajer akan menerima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan mencapai jumlah tertentu. Hal inilah yang merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola dan mengatur labanya pada tingkat tertentu sesuai dengan yang disyaratkan agar dapat menerima bonus. 2. Debt Covenant Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba. Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini merupakan upaya manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya. 3. Political Cost Hypothesis Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan besar kecilnya pajak yang akan ditarik oleh pemerintah sangat tergantung pada besar kecilnya laba yang dicapai perusahaan. Kondisi inilah yang menyebabkan manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus dibayar menjadi tidak terlalu tinggi. ISSN: 1410 -9875 Manajemen laba sulit dihindari dalam suatu perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa tindakan manajemen laba dapat menyangkut dua hal, yaitu dengan pemilihan metode akuntansi yang digunakan dan tindakan nyata. Praktik yang biasanya terjadi adalah dengan pemilihan metode akuntansi yang digunakan, misalnya dalam pemilihan metode penyusutan atau kebijakan dalam pengakuan pendapatan (Scott 2012). Hal serupa juga diungkapkan Watiningsih (2011) yaitu manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan informasi laba yang lebih baik karena termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan bagi perusahaan. Ukuran KAP dan Manajemen Laba Asimetri informasi yang terjadi antara stakeholders dan manajemen dapat dikurangi dengan dilakukannya pemeriksaan eksternal yaitu dengan mengijinkan pihak eksternal di luar perusahaan untuk melakukan verifikasi dan validasi laporan keuangan yang disajikan pihak manajemen (Handayani dan Rachadi 2009). Pihak eksternal yang dimaksud adalah pihak independen yaitu auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Laporan keuangan perusahaan go public yang dipublikasikan wajib telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik. Arens et al. (2008) menyatakan bahwa auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi Rintar H.e. Napitupulu tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. DeAngelo (1981) dalam Radzi et al. (2011) mendefinisikan kualitas audit sebagai gabungan dari 2 probabilitas yaitu kesalahan material yang ada dapat terdeteksi dan kesalahan material tersebut dilaporkan oleh auditor. Ukuran KAP akan berkaitan dengan hasil laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tersebut. Hal ini dikarenakan auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap lebih berkualitas karena auditor tersebut dibekali oleh serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan auditor dari KAP non-Big Four (Isnanta 2008 dalam Guna dan Herawaty 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010) menunjukkan bahwa ukuran KAP sebagai proksi dari kualitas auditor berpengaruh terhadap manajemen laba, artinya perusahaan yang menggunakan KAP Big Four dapat mengurangi tindakan manajemen laba dibanding KAP non-Big Four. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha1 Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen dalam suatu perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme internal yang terdapat dalam mekanisme corporate governance (Pradipta 2011). 65 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Susiana dan Herawaty (2005) dalam Guna dan Herawaty (2010) memberikan definisi kepemilikan manajerial yaitu saham yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Semakin meningkat kepemilikan saham manajemen maka semakin baik kinerja perusahaan dan diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Jika manajer memiliki saham dalam perusahaan, mereka akan memiliki kepentingan yang sama dengan pemilik. Jika kepentingan manajer dan pemilik sejajar (aligned) dapat mengurangi konflik keagenan. Jika konflik keagenan dapat dikurangi maka manajer dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerja laporan keuangan. Darmawati (2003) dalam Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa investor institusional dan manajemen memiliki insentif yang kuat untuk mendapatkan informasi prapengungkapan (predisclosure information) mengenai perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab fidusiarinya serta untuk meningkatkan kinerja portofolio mereka. Farida et al. (2010) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, artinya semakin besar kepemilikan saham oleh pihak manajemen dapat mengurangi tindakan manajemen laba dalam suatu perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha2 Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. 66 November 2012 Komite Audit dan Manajemen Laba Menurut Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004, tertanggal 24 September 2004 pada peraturan IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit juga merupakan salah satu mekanisme dari good coorporate governance yang wajib dimiliki dalam suatu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keberadaan komite audit sangatlah penting dalam suatu perusahaan sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya praktik manajemen laba. Tujuan dari keberadaan komite audit di perusahaan seperti yang diungkapkan Susiana dan Herawaty (2007) dalam Guna dan Herawaty (2010) adalah: 1. Memberikan kepastian bahwa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta disajikan secara wajar dan tidak menyesatkan. 2. Memberikan kepastian bahwa pengendalian internal perusahaan telah memadai. 3. Melakukan pengawasan dan menindaklanjuti kemungkinan penyimpangan material dalam bidang keuangan dan implikasi hukumnya. 4. Memberikan rekomendasi dalam pemilihan auditor eksternal yang akan melakukan audit di perusahaan. ISSN: 1410 -9875 Penelitian García et al. (2012) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, artinya semakin banyak jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengurangi manajemen laba. Penelitian yang dilakukan Qi dan Tian (2012) juga menjukkan hasil serupa yaitu komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha3 Komite audit mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Total Aset dan Manajemen Laba Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat dikemudian hari. Komponen aset terdiri dari aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, aset tidak berwujud, aset pajak tangguhan, dan aset lain. Total aset dapat mencerminkan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan. Total aset sering digunakan untuk mengidentifikasikan ukuran suatu perusahaan karena semakin besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, maka semakin besar pula modal yang ditanam (Guna dan Herawaty 2010). Menurut Handayani dan Rachadi (2009) kecenderungan melaporkan laba positif diduga kuat sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berukuran sedang dan besar. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Guna dan herawaty (2010) dan Radzi et al. (2011) serta Watiningsih (2011) menunjukkan bahwa total aset berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Artinya semakin besar ukuran suatu Rintar H.e. Napitupulu perusahaan yang diproksikan dalam total aset akan meningkatkan praktik manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji: Ha4 Total aset mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Profitabilitas dan Manajemen Laba Profitabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan suatu perusahaan seringkali dimanipulasi dalam pelaporannya. Hal ini dikarenakan laba merupakan tolak ukur investor dalam mengambil suatu keputusan dalam berinvestasi. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Archibalt (1967) dalam Herni dan Susanto (2008) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah memiliki kemungkinan untuk melakukan tindakan perataan laba, yang merupakan salah satu bentuk dalam praktik manajemen laba. Hal serupa juga diungkapkan oleh Juniarti dan Corolina (2005) bahwa fluktuasi profitabilitas yang rendah atau menurun memiliki kecenderungan bagi perusahaan tersebut untuk melakukan tindakan perataan laba (manajemen laba), terlebih lagi jika perusahaan menetapkan skema kompensasi 67 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 bonus yang didasarkan pada profit yang dihasilkan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty (2010) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Herni dan Susanto (2008) juga menunjukkan hasil serupa yaitu profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba yang merupakan salah satu bentuk dari manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha5 Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Leverage dan Manajemen Laba Struktur keuangan perusahaan memiliki kaitan yang erat dengan informasi keuangan yang akan disampaikan kepada penyedia dana. Struktur ini juga mencakup leverage. Leverage biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan atau kemampuan suatu perusahaan dalam mempergunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Dengan kata lain penggunaan leverage dalam perusahaan bisa saja meningkatkan laba suatu perusahaan, akan tetapi bila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan maka perusahaan dapat mengalami kerugian yang sama dengan persentase laba yang diharapkan, atau bahkan lebih besar. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akibat besarnya jumlah utang dibandingkan dengan aktiva yang dimiliki perusahaan, diduga melakukan manajemen laba karena perusahaan terancam default yaitu 68 November 2012 tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya (Widyaningdyah 2001). Semakin tinggi nilai leverage maka risiko yang akan dihadapi investor akan semakin tinggi dan para investor akan memintakeuntungan yang semakin besar (Guna dan Herawaty 2010). Ma’ruf (2006) dalam Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa semakin besar leverage, maka kemungkinan manajer untuk melakukan manajemen laba semakin besar. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha6 Leverage mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2010. Penelitian ini mengambil sampel berupa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2007-2010. Pemilihan sampel menggunakan metoda purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Adapun proses pemilihan sampel disajikan pada tabel 1. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari www.idx.co.id. ISSN: 1410 -9875 Definisi Operasional Pengukuran Variabel Rintar H.e. Napitupulu dan Ukuran KAP merupakan besaran dari Kantor Akuntan Publik sebagai auditor eksternal yang relatif lebih independen dari manajemen yang diharapkan sehingga dapat meminimalkan kasus manajemen laba dan adapat meningkatkan kredibilitas informasi. Ukuran KAP pada variabel ini merupakan variabel dummy yang dengan menggunakan skala 1 untuk KAP Big Four dan skala 0 untuk KAP non Big Four (Radzi et al. 2011). Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono 2005 dalam Praditia dan Marsono 2010). Variabel ini merupakan variabel dummy yaitu dengan menggunakan skala 1 jika perusahaan memiliki kepemilikan manajerial, dan skala 0 jika perusahaan tidak memiliki kepemilikan manajerial (Praditia dan Marsono 2010). Komite Audit menurut Kep29/PM/2004 adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Dalam Kep-29/PM/2004 juga dikatakan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib memiliki komite audit yang sekurangkuranganya terdiri dari satu orang Komisaris Independen dan sekurangkurangnya dua orang anggota lainnya yang berasal dari luar emiten. Pengukuran komite audit diukur berdasarkan penelitian García et al. (2012) yaitu dengan menghitung jumlah anggota komite audit yang terdapat perusahaan publik. didalam Total aset merupakan gambaran umum tentang kondisi suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar berarti perusahaan telah memiliki prospek yang baik, serta telah mencapai tahap kedewasaan. Salah satu jenis manajemen laba yaitu penggelembungan nilai aset perusahaan, dimana hal ini bertujuan untuk menarik minat investor untuk melakukan investasi di perusahaan mereka. Total aset dapat dijadikan sebagai gambaran ukuran perusahaan karena total aset perusahaan relatif lebih stabil dibandingkan dengan akun lainnya. Variabel total aset diukur dengan menggunakan hasil logaritma natural total aset (Radzi et al. 2011). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba. Pengukuran profitabilitas yang digunakan mengacu pada penelitian Juniarti dan Corolina (2005) yaitu dengan mengukur rasio total laba setelah pajak dengan total aset. ��� � Laba Setelah Pajak Total Aset Leverage menurut Gitman & Zutter (2012) adalah hasil penggunaan biaya tetap aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat pengembalian kepada pemilik perusahaan. Pengukuran leverage yang digunakan mengacu pada penelitian Guna dan Herawaty (2010) yaitu total debt to total asset ratio mengukur presentase 69 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 besarnya dana yang berasal dari total hutang atau dana yang diberikan oleh kreditur. �������� � Total Hutang Total Aset Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yaitu dengan cara menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru bagi perusahaan, sehingga dapat membahayakan keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjangnya. Manajemen laba dalam penelitian ini diukur menggunakan discretionary accrual yaitu dengan model Jones yang dimodifikasi berdasarkan penelitian Radzi et al. (2011). Discretionary accrual dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: ����, � ����, � � ����, �� � ���, � � 1 ���, � � 1 Keterangan: ACCj,t Total akrual perusahaan j pada tahun t NIj,t Net Income perusahaan j pada tahun t CFOj,t Arus kas dari operasi perusahaan j pada tahun t TAj,t-1 Total aset perusahaan j pada akhir tahun t-1 Setelah diperoleh nilai total akrual, selanjutnya dilakukan regresi untuk mengestimasi total akrual dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut: 70 ����, � ���, � � 1 November 2012 1 � �1 � � ���, � � 1 ∆����, � � �2 � � ���, � � 1 ����, � � �3 � � � ��, � ���, � � 1 Keterangan: ACCj,t Total akrual perusahaan j pada tahun t TAj,t-1 Total aset perusahaan j pada akhir tahun t-1 ∆REVj,t Pendapatan tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1 plant and PPEj,t Property, equipment perusahaan j pada akhir tahun t � j,t error term perusahaan j pada tahun t Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, maka dilanjutkan dengan menghitung nilai komponen non-discretionary accrual dengan rumus sebagai berikut (García et al. 2012): ����, � � �1 � 1 � ���, � � 1 ∆����, � � �2 � � ���, � � 1 ����, � � �3 � � ���, � � 1 Keterangan: NDAj,t Non-discretionary accruals perusahaan j pada tahun t TAj,t-1 Total aset perusahaan j pada akhir tahun t-1 ∆REVj,t Pendapatan tahun t dikurangi pendapatan tahun t-1 perusahaan PPEj,t Property, plant and equipment perusahaan j pada akhir tahun t ISSN: 1410 -9875 Langkah selanjutnya adalah mencari nilai dari discretionary accruals dengan mengurangi total akrual dengan nilai nondiscretionary accrual (García et al. 2012): ����, � ���, � � � ����, � ���, � � 1 Keterangan: Daj,t Discretionary accruals perusahaan j pada tahun t ACCj,t Total akrual perusahaan j pada tahun t NDAj,t Nondiscretionary accruals perusahaan j pada tahun t Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda (multiple regression analysis) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen. Model penelitian dengan persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: ABS_DA = β0 + β1 BIG4 + β2 KEP_MNJ + β3 KOM_AUD + β4 ln_ASET + β5 ROA + β6 LEV + e Keterangan: ABS_DA Manajemen laba BIG4 Ukuran KAP KEP_MNJ Kepemilikan manajerial KOM_AUD Komite audit ln_Aset Total aset ROA Profitabilitas LEV Leverage HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data ringkas mengenai variabel-variabel yang diteliti yaitu jumlah dari nilai ratarata (mean), deviasi standar, varian, Rintar H.e. Napitupulu maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness dari masingmasing variabel (Ghozali 2011:19). Hasil statistik deskriptif disajikan pada tabel 2. Dari hasil pengujian normalitas residual pada tabel 4 diperoleh hasil signifikansi unstandardized residual adalah sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari alpha sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal sehingga dilakukan uji outlier. Uji outlier dilakukan dengan menghilangkan data-data dengan kriteria nilai z lebih besar dari +3 atau lebih kecil dari -3. Dari hasil uji outlier yang dilakukan terdapat 27 data yang memiliki nilai z sesuai kriteria. Setelah dilakukan outlier hasil pengujian kolmogorov-smirnov menunjukan nilai asymp. Sig. tidak melebihi 0,05 sehingga data tersebut tidak terdistribusi secara normal seperti pada tabel 5. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan data sebelum dilakukan outlier. Pada uji asumsi klasik, tabel 6 menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan tabel 7, nilai sig dari ukuran KAP dan leverage lebih kecil dari 0,05 yang menunjukan bahwa kedua variabel tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel 8, menunjukan nilai sig. res_2 yang lebih besar dari 0,05. Berarti model penelitian tidak mengalami masalah autokorelasi. Berdasarkan tabel 9, hasil koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,301 yaitu lebih kecil dari 0,5. Hal ini menandakan bahwa hubungan antara variabel 71 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 independen (ukuran KAP, kepemilikan manajerial, komite audit, total aset, profitabilitas dan leverage) dengan variabel dependen (manajemen laba) adalah lemah positif. Hasil analisis koefisien determinasi dapat juga dilihat pada tabel 9. Angka pada tabel menunjukkan hasil koefisien determinasi (adjusted R square) adalah sebesar 0,070. Hal ini berarti bahwa besarnya variasi dari variabel dependen (manajemen laba) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model (ukuran KAP, kepemilikan manajerial, komite audit, total aset, profitabilitas dan leverage) adalah sebesar 7%, sedangkan sisanya 93% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Berdasarkan hasil uji statistik F pada tabel 10 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Artinya model yang diuji dalam penelitian merupakan model yang fit dalam pengujian hipotesis. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel ukuran KAP adalah sebesar 0,061 yaitu lebih besar dari alpha (<=0,05), artinya ukuran KAP tidak dapat mengurangi terjadinya manajemen laba dalam suatu perusahaan. Hal ini dapat disebabkan oleh pembatasan ruang lingkup KAP dalam melakukan audit dalam suatu perusahaan sehingga pemilihan kantor akuntan publik non-Big Four atau Big-Four tidak menjadi tolak ukur untuk mengurangi praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan, maka ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh secara individual 72 November 2012 terhadap manajemen laba sehingga Ha1 tidak diterima. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,067 yaitu lebih besar dari alpha (<=0,05), artinya kepemilikan saham oleh pihak manajemen tidak dapat membatasi praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan, maka kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap manajemen laba sehingga Ha2 tidak diterima. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel komiteaudit adalah sebesar 0,628 yaitu lebih besar dari alpha (<=0,05), artinya keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan dapat dikatakan baik dalam segi pengawasan pengelolaan perusahaan akan tetapi belum mampu mengurangi terjadinya manajemen laba dalam perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan keberadaan komite audit dalam perusahaan hanya untuk menjalankan salah satu dari mekanisme good coorporate governance namun tidak dapat mengawasi pelaporan keuangan perusahaan dari tindakan manajemen laba, maka komite audit tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap manajemen laba sehingga Ha3 tidak diterima. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel total aset adalah sebesar 0,429 yaitu lebih besar dari alpha (<=0,05), artinya perusahaan yang berukuran besar atau kecil yang diukur dalam total aset tidak menjadi indikasi adanya tindakan manajemen laba, maka total aset ISSN: 1410 -9875 tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap manajemen laba sehingga Ha4 tidak diterima. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel profitabilitas adalah sebesar 0,009 yaitu lebih kecil dari alpha (<=0,05), artinya profitabilitas suatu perusahaan dapat mendorong terjadinya manajemen laba. Hal ini dapat dikarenakan pihak investor lebih tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi sehingga manajemen perusahaan terdorong untuk melakukan tindakan manajemen laba terhadap nilai laba bersih pada laporan keuangan, maka profitabilitas mempunyai pengaruh secara individual terhadap manajemen laba sehingga Ha5 berhasil diterima. Hasil uji t pada tabel 11 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel leverage adalah sebesar 0,001 yaitu lebih kecil dari alpha (<=0,05), artinya besarnya leverage dapat mendorong terjadinya manajemen laba. Hal ini dapat dikarenakan pihak investor menyukai tingkat leverage yang lebih kecil karena risiko yang diterima akan lebih rendah sehingga pihak manajemen perusahaan terdorong untuk melakukan manajemen laba, maka leverage mempunyai pengaruh secara individual terhadap manajemen laba sehingga Ha6 berhasil diterima. PENUTUP Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Radzi Rintar H.e. Napitupulu et al. (2011), Handayani dan Rachadi (2009), dan Praditia dan Marsono (2010), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010). Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010), Pradipta (2011) dan Praditia dan Marsono (2010), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Farida et al. (2010). Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010), Farida et al. (2010) dan Pradipta (2011), tetapi tidak konsisten dengan penelitian García et al. (2012) dan Qi dan Tian (2012). Total aset tidakberpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian García et al. (2012), Handayani dan Rachadi (2009), dan Praditia dan Marsono (2010), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Radzi et al. (2011), Guna dan Herawaty (2010), dan Watiningsih (2011). Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010) dan Herni dan Susanto (2008), tetapi tidak konsisten dengan penelitian Juniarti dan Corolina (2005). Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil ini konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010), Widyaningdyah (2001), Qi dan Tian (2012), dan Jelinek (2007), tetapi tidak konsisten dengan penelitian García et al. (2012) dan Watiningsih (2011). Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 73 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian kurang bisa di generalisasi. Penelitian ini menggunakan periode penelitian yang relatif singkat, yaitu periode 2009 sampai dengan 2012. Penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel independen yang diduga berpengaruh terhadap manajemen laba. Data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal dan terjadi heteroskedastisitas pada variabel ukuran KAP dan leverage. Dari keterbatasanketerbatasan yang ada pada penelitian ini, maka penulis ingin memberikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya, yaitu penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas obyek penelitian dengan menambahkan jumlah sampel diluar perusahaan manufaktur juga, seperti November 2012 perusahaan dagang, pertambangan atau properti dan real estate sehingga hasil penelitian lebih dapat menggambarkan hasil secara keseluruhan. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan jumlah periode pengamatan selama 5 tahun, sehingga dapat lebih mewakili populasi yang ada. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen yang lebih variatif dengan menambahkan variabel diluar model penelitian, seperti kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, pertumbuhan penjualan, dan lain sebagainya. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan jumlah sampel dalam penelitian untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas dan data dapat terdistribusi secara normal. REFERENSI Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Farida, Yusriati Nur, Yuli Prasetyo, dan Eliada Herwiyanti. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Timbulnya Earnings Management Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12 No. 2, Agustus, 2010, hlm: 69-80. García, L. Sierra, E. Ruiz Barbadillo, M. Orta Pérez. 2012. Audit Committee and Internal Audit and The Quality of Earnings: Empirical Evidance From Spanish Company. Journal Manag Gov, Vol. 16, 2012, hlm: 305-331. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J., Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance: Global Edition 13th ed. USA: Pearson Higher. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, J. Hamilton, Scott Holmes. 2010. Accounting Theory 7th ed. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd. 74 ISSN: 1410 -9875 Rintar H.e. Napitupulu Guna, Welvin I, dan A. Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12 No. 1, April, 2010, hlm: 53-68. Handayani, RR. Sri, dan Agustono D. Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11 No. 1, April, 2009, hlm: 33-56. Herni, dan Yulius K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23 No. 3, 2008, hlm: 302-314. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1. Jelinek, Kate. 2007. The Effect Of Leverage Increases on Earnings Management. Journal of Business and Economic Studies, Vol. 13 No. 2, Fall 2007, hlm: 24. Juniarti, dan Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada PerusahaanPerusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 No. 2, November, 2005, hlm: 148-162 Pradipta, Arya. 2011. Analisis Pengaruh Dari Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No. 2, Agustus, 2011, hlm: 93-106. Praditia, Okta Rezika, dan Marsono. 2010. Analisa Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2008. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 7 No. 1, November 2010, hlm 47-63. Qi, Baolei, and Gaoliang Tian. 2012. The Impact Of Audit Committees’ Personal Characteristics On Earnings Management: Evidance From China. Journal of Applied Business Research, Vol. 28 No.6, November/Desember, 2012, hlm: 1331. Radzi, Siti N. J. Mohd, Md. Aminul Islam, and Suraiya Ibrahim. 2011. Earning Quality in Public Listed Companies: A Study on Malaysia Exchange for Securities Dealing and Automated Quotation. International Journal of Economics and Finance, Vol. 3 No. 2, Mei 2011, hlm: 233-244. Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory 6th ed. Toronto: Pearson Canada. Watiningsih, Henggar. 2011. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan Sukarela, Leverage, dan Set Kesempatan Investasi Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5 No. 3, November, 2011, hlm: 237-244. Widyaningdyah, A. Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3 No. 2, November, 2001, hlm: 89101. 75 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten sejak 122 2009-2012 Perusahaan yang mengalami rugi selama periode 2009-2012 (38) Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah (10) Perusahaan yang tidak memiliki akhir tahun buku 31 Desember (3) Perusahaan yang tidak menyajikan data mengenai Komite Audit (3) Total perusahaan yang menjadi sampel penelitian 68 Total data yang dipakai selama tahun 2009-2012 272 Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Mean Minimum Maximum Manajemen Laba Komite Audit Total Aset 272 272 272 0,455178 5 32,836532 Std. Deviatio n 0,072630 0,416 1,603004 Profitabilitas Leverage 272 272 0,445262 3,21 0,087632 0,379260 Variabel 0,069836 3,12 27,94213 1 0,101953 0,4781 0,000090 2 24,96867 1 0,000949 0,07 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Tabel 3 Frekuensi Ukuran KAP dan Kepemilikan Manajerial Frequency Percent KAP Non-Big Four 167 61,4 KAP Big Four 105 38,6 Total 272 100 Tidak Ada Kepemilikan 173 63,6 Manajerial Ada Kepemilikan Manajerial 99 36,4 Total 272 100 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data (sebelum outlier) Asymp. Sig (2-tailed) Kesimpulan Unstandardized 0,000 Tidak berdistribusi Residual normal Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 76 ISSN: 1410 -9875 Rintar H.e. Napitupulu Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data (setelah outlier) Asymp. Sig (2-tailed) Kesimpulan Unstandardized 0,000 Tidak berdistribusi Residual normal Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Variabel Ukuran KAP Kepemilikan Manajerial Komite Audit Total Aset Profitabilitas Leverage Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas Tolerance VIF Kesimpulan 0,563 1,777 Tidak mengalami multikolinearitas 0,950 1,052 Tidak mengalami multikolinearitas 0,917 1,090 Tidak mengalami multikolinearitas 0,625 1,599 Tidak mengalami multikolinearitas 0,759 1,318 Tidak mengalami multikolinearitas 0,972 1,029 Tidak mengalami multikolinearitas Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Ukuran KAP Kepemilikan Manajerial Komite Audit Sig. 0,013 0,130 Total Aset 0,428 Profitabilitas 0,170 Leverage 0,000 0,314 Kesimpulan Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Terjadi Heteroskedastisitas Dependent Variable: ARES_1 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Model RES_2 Sig. 0,191 Keterangan Tidak terjadi Autokorelasi Dependent Variable: Unstandardized residual Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 77 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model 1 R 0,301 Adjusted R Square 0,070 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Model 1 Regression Residual Total Tabel 10 Hasil Uji Statistik F Mean Sum of Df Square Square 0,130 6 0,0 22 1,300 265 0,0 05 1,430 271 F Sig. 4,413 0,000 Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 Variabel (Constant) Ukuran KAP Kepemilikan Manajerial Komite Audit Total Aset Profitabilitas Leverage Tabel 11 Hasil Uji Statistik t B T 0,113 0,022 0,017 1,235 1,884 1,837 0,218 0,061 0,067 -0,005 -0,003 0,147 0,037 -0,485 -0,792 2,633 3,288 0,628 0,429 0,009 0,001 Dependent Variable: ABS_DA Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0 78 Sig. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 79-90 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA RUDI RIADY STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine variables that influence income smoothing. Independent variables used in this research are firm size, profitability, financial leverage, net profit margin, winner/losser stock, managerial ownership, and audit reputation. The population of this research are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from the period of 2008 to 2010. Sample selection procedure carried out by implementing purposive sampling method. Data are analyzed using logistic regression analysis. The empirical result indicates winner/losser stock that have influence to income smoothing. Other independent variables such as firm size, profitability, financial leverage, net profit margin, audit reputatioon, and managerial ownership do not have influence to income smoothing. Keywords: Income smoothing, profitability, net profit margin, firm size, and audit reputation. PENDAHULUAN perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan membutuhkan investasi untuk kelangsungan operasi perusahaan. Namun investasi yang dilakukan dihadapkan pada berbagai risiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksi oleh investor. Untuk itu sangat dibutuhkannya berbagai informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi, politik dan sosial suatu negara. Informasi yang berasal dari perusahaan umumnya informasi mengenai kinerja Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan mununjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Kinerja manajemen terlihat dari komponen laporan keuangan yaitu laba. Laba yang tinggi berarti kinerja dari manajemen terlihat bagus karena bisa mengembalikan keuntungan dari investasi yang dikeluarkan. Para investor lebih menginginkan laba yang stabil agar 79 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 mengurangi resiko pada perusahaan tersebut. Pemakaian laporan keuangan lebih terpusat pada informasi tentang laba yang terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif, tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Arfan dan Wahyuni 2010). Penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut, pertama, pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, motivasi penelitian, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. Kedua, rerangka teoretis dan pengembangan hipotesis yang berisikan konsep-konsep teoretis dan model penelitian. Ketiga, metode penelitian yang berisikan bentuk penelitian, objek penelitian, definisi operasional variabel dan teknik pengumpulan data. Keempat, hasil penelitian yang membahas tentang hasil uji data. Terakhir, penutup yang berisikan kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran. RERANGKA TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Prabayanti dan Yasa (2009) menyatakan manajemen laba dapat dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan yang disebabkan masing-masing menginginkan memaksimalkan kemakmurannya antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) Manajer dan pemegang saham di dalam teori akuntansi menganggap bahwa mereka berpikir rasional dan berusaha untuk memaksimalkan kemakmuran mereka masing- 80 November 2012 masing. Manajer dapat menggunakan judgment yang dia miliki dalam laporan keuangan untuk melakukan perataan laba. Penelitian-penelitian terhadap perataan laba mengindikasikan bahwa struktur aliran laba dapat mempengaruhi posisi manajer di perusahaan dan keamanan kerja pribadi manajer. Manajemen perusahaan termotivasi untuk melakukan tindakan perataan laba sebagai metoda dalam meningkatkan kesejahteraan, baik pemegang saham maupun bagi manajemen itu sendiri (Kustono 2009). Ukuran Perusahaan terhadap Income Smoothing Ukuran perusahan terlihat dari besar kecilnya perusahaan dengan semakin besar perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki total aktiva yang besar begitu juga dengan perusahaan kecil memiliki total aktiva yang kecil pula. Perusahaan dengan aktiva yang besar akan mendapatkan perhatian yang besar dari para pengguna informasi dalam laporan keuangan, dengan perhatian yang besar itu perusahan biasanya menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis yang menyebabkan resiko yang tinggi bagi para investor dan beban pajak akan ditanggung oleh perusahaan (Arfan dan Wahyuni 2010). Perusahaan besar mempunyai kecenderungan melakukan perataan laba dibanding dengan perusahaan kecil karena perusahaan besar dapat dengan mudah menurunkan dan menaikan laba agar laba terlihat tidak fluktuasi dimata para investor. ISSN: 1410 -9875 Ha1: Ukuran perusahan berpengaruh terhadap praktik perataan laba Profitabilitas terhadap Income Smoothing Pengembalian atas investasi merupakan indikator penting atas kemampuan perusahaan mengelola aset jangka panjang. Kinerja perusahaan terlihat dalam bagaimana manajemen dapat mengelola aset agar dapat pengembalian terhadap aset tersebut kepada perusahaan. Profiatabilitas menjadi tolak ukur bagi pihak investor bagaimana manajemen dapat mengelola aset yang ada agar mendapat keuntungan atau laba dikemudian hari. Menurut Dewi dan Zulaikha (2010) perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian aset yang tinggi berkecenderungan melakukan perataan laba ketimbang dengan perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian aset yang kecil. Manajemen yang mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi mempunyai kemampuan untuk mendapatkan laba yang tinggi di masa yang akan datang dan dapat menunda atau mempercepat pengakuan laba. Menurut Atarwaman (2011) Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Sedangkan Dewi (2012) dalam hasilnya Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Ha2: Profitabilitas berpengaruh terhadap praktik perataan laba Financial Leverage terhadap Income Smoothing Rudi Riady Financial leverage mengacu pada jumlah pendanaan terhadap utang dalam struktur modal perusahaan. Keuntungan dari utang adalah sifat dari beban bunga dapat mengurangi pajak, tetapi utang yang terlalu besar dapat menghambat manajemen untuk mengelola aset. Para investor melihat financial leverage yang menunjukan proporsi penggunaan utang untuk membiayai aset yang digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin besar utang maka semakin besar juga resiko yang diterima investor yang mengakibatkan manajemen melakukan income smoothing sehingga investor mendapatkan keuntungan yang tinggi (Dewi dan Zulaikha 2010). Hal tersebut sama dengan hasil Dewi dan Zulaikha (2010) yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh yang signifikan terhadap income smoothing. Ha3: Financial leverage berpengaruh terhadap praktik perataan laba Net Profit Margin terhadap Income Smoothing Margin laba bersih diperkirakan dapat mempengaruhi perataan laba, karena margin laba bersih secara langsung dapat berkaitan dengan perataan laba. Perusahaan dengan laba yang stabil maka manajer memiliki kinerja yang bagus oleh para pemegang saham dan sebaliknya laba yang berfluktuasi menimbulkan kekhawatiran pihak manajemen karena dari investor dapat menilai kinerja perusahaan yang kurang optimal. Menurut Rahmawati dan Muid (2012) Semakin tinggi NPM 81 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 maka semakin efektif suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Tingginya net profit margin menghasilkan laba yang tinggi, sebaliknya net profit margin yang rendah menghasilkan laba yang rendah pula. Tinggi rendahnya net profit margin akan mempengaruhi pertumbuhan laba perusahaan. Perusahaan dengan net profit margin yang rendah diduga melakukan praktik perataan laba untuk meningkatkan NPM sehingga kinerjanya akan dianggap baik dan efektif terutama oleh pihak investor. Ha4: Net profit margin berpengaruh terhadap praktik perataan laba Winner/Losser Stock terhadap Income Smoothing Pada perusahaan winner stock memiliki kecenderungan ingin mempertahan-kan tingkat laba agar tetap disebut perusahaan winner stock, karena laba yang stabil dapat mempengaruhi tren pertumbuhan saham yang cenderung naik. Perusahaan losser stock mereka ingin meningkatkan laba agar mencapai posisi winner stock dengan cara melakukan perataan laba (Arfan dan Wahyuni 2010). Hasil penelitian yang dilakukan Arfan dan Wahyuni (2010) winner / losser stock tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Ha5: Winner/losser stock berpengaruh terhadap praktik perataan laba Kepemilikan Manajerial terhadap Income Smoothing Konflik keagenan dapat berkurang antara manajer dan para investor dengan adanya kepemilikan saham perusahaan oleh 82 November 2012 manajemen. Manajemen mempunyai motivasi yang lebih untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dalam kepemilikan perusahaan tersebut. Manajemen pun dapat melakukan income smoothing agar mendapatkan keuntungan dari stabilnya laba pada perusahaan. Manajemen yang memiliki saham perusahaan memiliki informasi lebih banyak tentang perusahaan dibanding pemegang saham non-institusi lainnya, dengan demikian mempunyai kesempatan untuk melakukan perataan laba untuk meminimalisir fluktuasi laba untuk meningkatkan kinerja saham perusahaan (Aji dan Mita 2010). Dalam penelitian Atarwaman (2011) menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempengaruhi praktik perataan laba. Ha6: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik perataan laba Reputasi Auditor terhadap Income Smoothing Menurut Prabayanti dan Yasa (2009), perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba akan menghindari pengunaan jasa kantor akuntan publik besar. Pertimbangan manajemen untuk melakukan pengolaan atas laba salah satunya adalah kualitas audit yang tinggi dari KAP besar. Kualitas pada auditor eksternal menjadi salah satu pertimbangan manajemen untuk melakukan perataan laba. Dalam penelitian Prabayanti dan Yasa (2009) reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Ha7: Reputasi auditor berpengaruh terhadap praktik perataan laba ISSN: 1410 -9875 Rudi Riady Model Peneltian Firm Size Profitabilitas Finacial Leverage Income Smoothing Net Profit Margin Winner/Losser Stock Reputasi Auditor Kepemilikan Manajerial Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas. penelitian ini diambil dari data keuangan perusahaan manufaktur yang mendapatkan laba selama periode penelitian mulai dari 2005 sampai dengan 2010. Metode pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2005 sampai dengan 2010. (2) Perusahan yang memperoleh laba setelah pajak selama 6 tahun berturut-turut, (3) Perusahan-perusahaan yang mempunyai akhir tahun buku per 31 Desember. (4) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Income Smoothing Tindakan perataan laba menurut Eckel (1981) diukur dengan menggunakan Indeks perataan laba dengan rumus sebagai berikut: �� �� Income Smoothing Index= �� �� ΔI: Income change ΔS: Sales change CV:Coefficient variations CV ΔI < CV ΔS, income smoother group CV ΔI > CV ΔS, non income smoothers group CVΔI : coefficient of variation for the change in income CVΔS: coefficient of variation for the change in sales Variabel Independen Ukuran Perusahaan Dalam penelitian ini menggunakan logaritma natural (Ln) dari total asset pada perusahaan manufaktur yang 83 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Ukuran perusahaan = Ln Total asset Profitabilitas Variabel profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dibandingkan dengan total aktiva yang didapat dari berbagai keputusan manajemen. Menurut Prabayanti dan Yasa (2009) terdapat indikasi perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari suatu pelanggaran perjanjian utang dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk melunasi utang dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Net Profit Margin Menurut Wirdayanti (2007) Net Profit Margin adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai penjualan setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak. Net profit margin (NPM) diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. Winner/Losser Stocks Variabel winner/losser stocks dalam penelitian ini merupakan variable dummy dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Menurut Arfan dan Wahyuni (2010) status winner/losser stock dilakukan dengan menghitung return saham dari setiap perusahaan dan kemudian membandingkan dengan return pasar. Sebagai acuan dari return saham adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia. 84 November 2012 Kepemilikan Manajerial Carlson dan Bathala (1997) dalam Widhianingrum (2012) berpendapat bahwa variabel kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan dummy yaitu terdapat kepemilikan manajerial dalam perusahaan (dummy 1), apabila tidak terdapat kepemilikan manajerial dalam perusahaan (dummy 0). Reputasi Auditor Menurut Prabayanti dan Yasa (2009) reputasi auditor menggunakan variabel dummy dimana apabila perusahaan sampel yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik tergabung dalam The Big Four, maka dummy 1, sedangkan perusahaan tidak diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dalam The Big Four, maka dummy 0. HASIL PENELITIAN Uji Model Fit (Overal Model Fit) Terdapat penurunan nilai -2 lod likelihood dari blok 0 ke blok 1 sebesar 11,756, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penurunan nilai tersebut menunjukan indikasi model tersebut baik untuk digunakan. Uji Model Fit (Overal Model Fit) Nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test sebesar 10,169 dan siginifikan sebesar 0,253. Model dikatakan fit dengan data observasi penelitian dan model dapat diterima, karena signifikan lebih besar dari alfa yang nilainya 0,05. ISSN: 1410 -9875 Nagelkerke’s R Square Nagelkerke’s R Square sebesar 0,119 yang berarti variabilitas variabel independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, net profit margin, winner/ loser stock, kepemilikan manajerial, reputasi auditor) dapat menjelaskan variabel dependen (income smoothing) sebesar 11,9%. Sedangkan sisanya 88,1% dijelaskan oleh variabel lain yangtidak terdapat dalam model. Tingkat Ketepatan Prediksi Model . Berdasarkan data yang diperoleh ada 58 data perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 34 data (58,6%) dan sisanya 24 data (19,05%) salah diprediksi. Terdapat 68 data perusahaan yang tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 49 data (72,06%) dan sisanya 19 data (15,07%) salah diprediksi. Secara kesuluruhan ketepatan prediksi model sebesar 83 perusahaan (65,9%). Hasil Pengujian Hipotesis Nilai signifikansi variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,23 (lebih besar dari alpha = 5%) yang berarti Ha1 ditolak. Nilai signifikansi variabel profitabilitas adalah sebesar 0,142 (lebih besar dari alpha = 5%), yang berarti Ha1 ditolak. Nilai signifikansi variabel financial leverage adalah sebesar 0,209 (lebih besar dari alpha = 5%), yang berarti Ha1 ditolak. Nilai signifikansi variabel net profit Rudi Riady margin adalah sebesar 0,118 (lebih besar dari alpha = 5%), yang Ha1 ditolak. Nilai signifikansi variabel winner / losser stocks adalah sebesar 0,039 (lebih kecil dari alpha = 5%), yang berarti Ha1 diterima. Nilai signifikansi variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar 0,893 (lebih besar dari alpha = 5%), yang berarti Ha1 ditolak. Nilai signifikansi variabel reputasi auditor adalah sebesar 0,131 (lebih besar dari alpha = 5%), yang berarti Ha1 ditolak. PENUTUP Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Prabayanti dan Yasa (2009), Atarwarman (2011), Aji dan Mita (2010). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Arfan dan Wahyuni (2010), Dewi dan Zulaikha (2010). Profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil penelitian ini konsisten dengan Dewi dan Zulaikha (2010), Aji dan Mita (2010), Zen dan Herman (2007). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Atarwaman (2011), Prabayanti dan Yasa (2009), Budiasih (2007). Financial leverage tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil penelitian ini konsisten dengan Budiasih (2007). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Dewi dan Zulaikha (2010), Aji dan Mita (2010), Prabayanti dan Yasa (2009). Net profit margin tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Winner / losser stocks 85 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil ini konsisten dengan Arfan dan Wahyuni (2010). Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil ini konsisten dengan Widhianingrum (2012). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Atarwarman (2011). Reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap income smoothing. Hasil ini konsisten dengan Prabayanti dan Yasa (2009). Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain: 1. Sampel yang digunakan hanya terdiri dari satu jenis industri saja yaitu manufaktur, sehingga belum dapat dibandingkan dengan industri lainnya. 2. Variabel yang digunakan hanya tujuh variabel independen sehingga masih tedapat kemungkinan variabel lain yang bisa mempengaruhi. November 2012 3. Penelitian ini menggunakan harga saham penutupan bulanan untuk variabel winner/loser stock mengingat keterbatasan penelitian dalam menginput data. Dengan adanya keterbatasan tersebut, dasarankan untuk penelitian selanjutnya yang mempunyai keinginan menganalisis income smoothing adalah: 1. Menambah sampel dengan cara memperluas sampel tidak hanya manufaktur, seperti industri non manufaktur. 2. Menambah variabel yang diduga dapat mempengaruhi income smoothing, contohnya dividend pay out ratio, debt to equity ratio, kepemilikan institusional. 3. Penggunaan harga saham penutupan harian dapat memberikan hasil yang lebih representatif. REFERENSI Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. “Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktek Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Arfan, Muhammad dan Desry Wahyuni. 2010. “Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada Perusaha-an Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Vol 3 No 3. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Atarwaman, Rita J.D. 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI)”. 19 Februari 2011 Vol 2 No 2. Jurnal Ilmu Ekonomi Advantage. Budiasih, Igan. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba”. Universitas Udayana. Dewi, Kartika Shintia. 2012. ”Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, Dan Size Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007- 86 ISSN: 1410 -9875 Rudi Riady 2010)”. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Dewi, Ratih Kartika dan Zulaikha. 2010 “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di BEI”. Semarang: Universitas Diponogoro Semarang. Godfrey dkk. 2010. Accounting Theory.6th edition. USA:Willey International Edition. Kieso, Donald E dkk. 2011. Intermediate Accounting. IFRS edition Vol 2. USA: Willey International Edition. Kustono, Alwan Sri. 2009. “Pengaruh Ukuran, Dividend Payout, Risiko Spesifik, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaa Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002–2006”. No.3. November 2009. Jember: Universitas Jember. Prabayanti, Ni Luh Putu Arik dan Gerianta Wirawan Yasa. 2009. “Perataan Laba (Income Smoothing) Dan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Udayana. Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba”. Vol 1 No.2 Hal 1-14. Diponegoro Journal of Accounting. Ria, Ni Made dan Nurul Husnah. 2006. “Pengaruh Dividen Tunai dan Ukuran Perusahaan Pada Industri Manufaktur Terhadap Perilaku Investor”. Desember 2006 Vol 3 No.2 PP 261-279. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Subramanyam, K.R dan John J. Wild. 2012. Financial Statement Analysis. 10th edition. Widhianingrum, Purweni. 2012. “Perataan Laba dan Variabel-Variabel yang Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ)”. Oktober 2012 Vol 1 No.1. Oktober 2012. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Weston, J. Fred dkk. 2002. Manajemen Keuangan. 8th edition jld 1. Jakarta: Erlangga. Zen, Sri Daryanti dan Merry Herman. 2007. “Pengaruh Harga Saham, Umur Perusahaan, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Desember 2007 Vol 2 No.2. Universitas Andalas. 87 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 1 Uji Model Fit Keterangan Block Number = 0 Block Number = 1 Sumber: Pengolahan data SPSS -2 log likelihood 173,879 162,123 Tabel 2 Uji Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step 1 Chi-square 10,169 Df Sig. 8 ,253 Tabel 3 Uji Nagelkerke’s R Square Model Summary Step 1 -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 162,123a ,089 ,119 Tabel 4 Uji Ketepatan Prediksi Classification Tablea Predicted Predicted Income Smoothing Step 1 Observed Income Smoothing Tidak melakukan tindakan perataan laba Melakukan tindakan perataan laba Overall Percentage Sumber: Pengolahan Data SPSS 88 Tidak melakukan tindakan perataan laba 49 Melakukan tindakan perataan laba 19 24 34 Percentag e Correct 72,1 58,6 65,9 ISSN: 1410 -9875 Variabel UP PROFIT FL NPM WINLOSS KM RepAud Constant Rudi Riady Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis Koefisien Sig. -0,178 0,23 4,965 0,142 1,833 0,209 -9,916 0,118 -0,827 0,039 0,055 0,893 0,848 0,131 4,244 0,266 Ha1 Ha2 Ha3 Ha4 Ha5 Ha6 Ha7 Kesimpulan ditolak ditolak ditolak ditolak diterima ditolak ditolak Sumber: Pengolahan Data SPSS 89 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Halaman ini sengaja dikosongkan 90 November 2012 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 91-104 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA RUSDY WAHID STIE Trisakti [email protected] Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the factors which influence capital structure. Independent variables used in this research are firm size, tangibility, profitability, liquidity, growth, nondebt tax shield, age, investment and dividend to firm capital structure. The populations used in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) that chooses for the period of 2007 to 2010 as the sample. Sample selection procedure carried out by implementing purposive sampling method. Data are analyzed using multiple regression analysis. The result of data analysis shows that tangibility, profitability, liquidity, growth, and age have influence toward firm capital structure. Firm size, non-debt tax shield, investment, and dividend have no influence toward firm capital structure. Keywords: Capital Structure, Tangibility, Profitability, Liquidity, Growth, Age, Firm size, Dividend, Non-debt Tax Shield. dan saham biasa yang digunakan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan, salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya (Kartika 2009). Keputusan pendanaan perusahaan dapat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya, serta juga berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Keputusan pendanaan yang digunakan secara PENDAHULUAN Perusahaan selalu membutuhkan modal agar dapat mempertahankan kelangsungan operasinya. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menentukan seberapa banyak modal dan sumber modal apa yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya. Salah satu keputusan yang dihadapi oleh para manajer keuangan adalah mengenai pendanaan dan struktur modal perusahaan, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, saham preferen, 91 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Nurrohim 2008). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan karena memiliki efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Margaretha dan Ramadhan (2010), penulis termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Pada penelitian sebelumnya terdapat delapan variabel independen yaitu ukuran perusahaan, struktur asset, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan asset, non-debt tax shield, umur perusahaan dan investasi. Penulis melakukan penambahan variabel berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) yaitu dividen. Penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Kedua, menguraikan pandangan yang bersifat teoritis dan hasil penelitian terdahulu. Ketiga, mendeskripsikan tentang bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, Keempat, membahas prosedur pemilihan sampel, serta pembahasan hasil pengujian. Terakhir, membahas mengenai kesimpulan hasil analisis. Selain itu juga adanya keterbatasan 92 November 2012 penelitian serta rekomendasi dan saran untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi menyatakan adanya hubungan antara manajer dan pemegang saham dalam perusahaan. Hubungan ini mempunyai potensi utuk mempengaruhi pembuatan keputusan dalam perusahaan yang pada gilirannya akan memiliki dampak terhadap karakteristik perusahaan seperti nilai perusahaan (Widjaja dan Kasenda 2008). Para pemegang saham berharap agar agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga perusahaan dapat meningkat nilainya, sekaligus memberikan keuntungan pada pemegang saham. Untuk melakukan fungsinya dengan baik, maka manajemen harus diberikan insentif yang memadai dan juga sekaligus pengawasan yang baik. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Pecking Order Theory Menurut Siregar (2005), dalam Joni dan Lina (2010), pecking order theory menyatakan bahwa keputusan pendanaan perusahaan memiliki suatu hirearki. Perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba ditahan dan depresiasi terlebih dahulu, daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Dana internal ISSN: 1410 -9875 lebih disukai dari dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga saham akan turun (Kartika 2009). Struktur Modal Struktur modal merupakan bauran antara proporsi sumber dana eksternal yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri (Musyafikin 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Struktur modal (capital structure) suatu perusahaan merupakan gabungan modal sendiri (equity) dan hutang perusahaan (debt). Modal sendiri (equity) berasal dari capital share, premium share, retained earnings, dan dikurangi treasury share (internal equity). Modal sendiri juga dapat berupa external equity, yaitu apabila perusahaan menjual sebagian saham kepada investor. Hutang perusahaan (debt) berasal dari hutang kepada kreditur maupun penerbitan obligasi perusahaan. Bermacam ragam sumber pendanaan perusahaan menuntut manajer keuangan agar dapat memenuhi komposisi sumber pendanaan yang tepat bagi perusahaan. Masing-masing keputusan sumber pendanaan tersebut mempunyai konsekuensi dan karakteristik keuangan yang Rusdy Wahid berbeda terhadap perusahaan (Margaretha dan Ramadhan 2010). Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Ukuran perusahaan (size) merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu. Ukuran perusahaan yang besar, dianggap sebagai suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan memiliki kemampuan finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberikan tingkat pengembalian yang memadai bagi investor (Joni dan Lina 2010). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Struktur Aset dan Struktur Modal Struktur aset mencerminkan dua komponen aset secara garis besar dalam komposisinya yaitu aset lancar dan aset tetap. Tangibility adalah analisis yang digunakan untuk menghitung seberapa besar aset dari perusahaan yang dapat dijadikan jaminan atas hutang (Sofilda dan Maryani 2007). Struktur aset juga dapat mempengaruhi fleksibilitas perusahaan dalam menentukan alternatif pendanaan eksternal karena dianggap memiliki tingkat risiko kebangkrutan yang relatif lebih rendah daripada perusahaan dengan rasio aset tetap yang rendah. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha2: Terdapat pengaruh struktur aset terhadap struktur modal. 93 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Profitabilitas dan Struktur Modal Profitabilitas merupakan hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari penggunaan aset dalam aktivitas produksi. Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan maka semakin kecil penggunaan hutang yang digunakan dalam pendanaan perusahaan (Gitman 2012). Sesuai dengan pecking order theory, perusahaan dengan profit yang tinggi cenderung mendanai investasinya dengan laba ditahan daripada pendanaan hutang. Semakin tinggi profit suatu perusahaan maka akan semakin menurun hutangnya karena semakin banyak dana internal yang tersedia untuk mendanai investasinya (Widjaja dan Kasenda 2008). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha3: Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal. Likuiditas dan Struktur Modal Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang (Seftianne dan Handayani 2011). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: 94 November 2012 Ha4: Terdapat pengaruh likuiditas terhadap struktur modal. Pertumbuhan Aset dan Struktur Modal Perumbuhan aset menunjukkan perubahan (peningkatan atau penurunan) total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Daulay 2009). Pertumbuhan aset akan menuntut perusahaan untuk menyediakan dana yang memadai. Dalam pecking order theory dinyatakan bahwa perusahaan akan cenderung mengutamakan penggunaan dana internal, tapi jika tidak mencukupi, dana eksternal yang menjadi alternatif pertama adalah hutang. Oleh karena itu, jika diasumsikan bahwa aset perusahaan mengalami pertumbuhan sedangkan faktor yang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka peningkatan aset akan memicu peningkatan leverage perusahaan (Joni dan Lina 2010). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha5: Terdapat pengaruh pertumbuhan aset terhadap struktur modal. Non-debt Tax Shield dan Struktur Modal Non-debt tax shield merupakan keuntungan pajak yang diperoleh perusahaan selain bunga pinjaman yang dibayarkan. Pada umumnya, semakin besar nilai nondebt tax shield, maka semakin besar pula pengurangan atas pajak yang bisa dihindari oleh perusahaan (Sofilda dan Maryani 2007). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha6: Terdapat pengaruh non-debt tax shield terhadap struktur modal. ISSN: 1410 -9875 Umur Perusahaan dan Struktur Modal Perhitungan umur perusahaan (age) dimulai sejak perusahaan didirikan. Menurut Ramlall (2009), perusahaan yang umurnya lebih tua akan memilih menggunakan hutang lebih sedikit, karena perusahaan besar yang umurnya relatif tua dapat mengelola cash flow lebih baik daripada perusahaan yang lebih muda. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha7: Terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap struktur modal. Investasi dan Struktur Modal Keputusan untuk melakukan investasi, terutama investasi dalam bentuk peralatan, merupakan keputusan yang cukup penting dimana manajer harus dapat menentukan peralatan tersebut lebih baik dibeli atau disewa. Selain itu, jika melakukan pembelian manajer juga harus mempertimbangkan lebih baik secara tunai atau hutang. Ramlall (2009) menjelaskan bahwa semakin besar investment perusahaan maka semakin besar kebutuhan akan hutang. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Rusdy Wahid Ha8: Terdapat pengaruh investasi terhadap struktur modal. Dividen dan Struktur Modal Secara umum dividen dapat diartikan sebagai bagian yang dibagikan oleh emiten kepada masing-masing pemegang saham. Adanya pembayaran dividen yang tetap menyebabkan timbulnya suatu kebutuhan dana yang tetap setiap tahunnya sehingga kebutuhan dana perusahaan akan meningkat (Yeniatie dan Destriana 2010). Kondisi keuangan perusahaan dapat digambarkan oleh pembayaran dividen karena perusahaan diasumsikan membayar dividen hanya jika perusahaan mendapatkan laba dan memiliki dana internal yang memadai (Joni dan Lina 2010). Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha9: Terdapat pengaruh dividen terhadap struktur modal. METODA PENELITIAN Metoda pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Di bawah ini merupakan hasil dari proses pemilihan sampel: Tabel 1 Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan per Tahun Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di 126 Bursa Efek Indonesia sebagai industri manufaktur selama periode 2007 sampai dengan 2010 (3) Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan 31 Desember Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka (3) panjang Total Data 504 (12) (12) 95 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Kriteria Sampel Perusahaan yang tidak membagikan dividen berturut-turut Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan dengan mata uang rupiah Data yang dijadikan sampel sebelum outlier Data yang di outlier Sampel akhir November 2012 Jumlah Perusahaan per Tahun (74) Total Data (296) (11) (44) 140 (36) 104 Sumber: data yang dikumpulkan Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Struktur modal (CAP_STR) menggambarkan berapa proporsi hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai asetnya. Struktur modal dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut (Joni dan Lina 2010): Total Hutang Jangka Panjang Struktur Modal = Total Aset Ukuran Perusahaan (SIZE) merupakan besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan natural logaritma (ln) dari total aktiva (Joni dan Lina 2010). Ukuran Perusahaan = Ln (total aset) Struktur Aset (TANG) menggambarkan besarnya aset yang dapat dijaminkan perusahaan sebagai kolateral ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada kreditur. Struktur aset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Margaretha dan Ramadhan 2010): Total Aset Tetap Struktur Aset = Total Aset 96 Profitabilitas (PROFIT) merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Margaretha dan Ramadhan 2010): Net Profit PROFIT = Total Asset Likuiditas (LKDTS) merupakan kemampuan perusahaan dalm memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut (Margaretha dan Ramadhan 2010): Current Asset LKDTS = Current Liabilities Pertumbuhan Aset (GROW) Menunjukkan besarnya dana yang dialokasikan oleh perusahaan ke dalam asetnya. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan perhitungan sebagai berikut (Joni dan Lina 2010): TAt – TAt-1 GROW = TAt-1 ISSN: 1410 -9875 Rusdy Wahid Non-debt Tax Shield (NDTS) merupakan hasil dari depreciation expense dibagi dengan earnings before interest and taxes (EBIT) (Margaretha dan Ramadhan 2010). Depreciation Expense NDTS = EBIT Umur perusahaan (AGE) dapat diukur dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut (Margaretha dan Ramadhan 2010): Age = (Tahun Penelitian – Tahun Pendirian Perusahaan) Investasi merupakan hasil equipment dibagi dengan total assets (Margaretha dan Ramadhan 2010). Equipment INVEST = Total Asset Dividen (DIV) merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba yang diperoleh perusahaan. Dividen diproksikan dengan DPR (dividend payout ratio) (Siregar 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Cash dividend DIV = Net income Metoda Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda (multiple regression). Persamaan regresi dari hipotesis tersebut sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 +e Keterangan: Y : Struktur Modal X1 : Ukuran Perusahaan X2 : Struktur Aset X3 : Profitabilitas X4 : Likuiditas X5 : Pertumbuhan Aset X6 : Non-debt Tax Shield X7 : Umur Perusahaan X8 : Investasi X9 : Dividen e : error term HASIL PENELITIAN Hasil dari statistik deskriptif untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Mean SIZE TANG PROFIT LKDTS GROW NDTS AGE INVEST DIV CAP_STR 104 104 104 104 104 104 104 104 104 104 11.299 0.000 -0.058 0.659 -0.193 -0.567 11.000 0.007 -0.457 0.014 30.530 0.731 0.416 11.743 1.430 2.077 97.000 0.720 2.013 0.412 22.514 0.313 0.151 3.348 0.145 0.249 44.230 0.156 0.415 0.880 Std. Deviation 5.492 0.165 0.112 2.447 0.169 0.338 19.210 0.140 0.348 0.075 Sumber: Pengolahan data SPSS 15 97 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Hasil dari normalitas residual pengujian dengan uji November 2012 kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Residual Sebelum Outlier Asymp.Sig. (2-tailed) Keterangan 0,005 Data tidak berdistribusi normal Sumber: pengolahan data SPSS 15 Hasil pengujian normalitas residual di atas menunjukkan nilai asymp.sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal, maka perlu dilakukan uji outlier untuk melihat data-data yang ekstrim. Data penelitian sebelum di outlier sebanyak 140 data, sedangkan data yang di outlier sebanyak 36 data, sehingga jumlah sampel yang tersisa untuk digunakan sebagai data penelitian sebanyak 104 data. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Residual Setelah Outlier Asymp. Sig (2-tailed) Keterangan 0,523 Data berdistribusi normal Sumber: pengolahan data SPSS 15 Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji asumsi dilakukan dengan Variabel SIZE TANG PROFIT LKDTS GROW NDTS AGE INVEST DIV klasik uji multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi berikut ini: uji uji Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas VIF Kesimpulan Tolerance 0.668 1.497 Tidak terjadi multikolinearitas 0.430 2.327 Tidak terjadi multikolinearitas 0.470 0.720 0.791 0.514 0.573 0.468 0.697 2.127 1.389 1.265 1.944 1.745 2.139 1.435 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak terjadi terjadi terjadi terjadi terjadi terjadi terjadi multikolinearitas multikolinearitas multikolinearitas multikolinearitas multikolinearitas multikolinearitas multikolinearitas Sumber Pengolahan data SPSS 15 Pada tabel menunjukkan bahwa variabel independen ukuran perusahaan (SIZE), struktur aset (TANG), profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LKDTS), pertumbuhan 98 aset (GROW), non-debt tax shield (NDTS), umur perusahaan (AGE), investasi (INVEST), dan dividen (DIV) memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil ISSN: 1410 -9875 Rusdy Wahid dari 10, maka hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi Varibel SIZE TANG PROFIT LKDTS GROW NDTS AGE INVEST DIV multikolinearitas dalam regresi yang digunakan. model Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig Keterangan 0.098 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.126 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.083 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.939 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.283 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.451 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.173 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.466 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0.979 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber Pengolahan data SPSS 15 Pada tabel 6 bisa dilihat bahwa variabel variabel independen ukuran perusahaan (SIZE), struktur aset (TANG), profitabilitas (PROFIT), likuiditas (LKDTS), pertumbuhan aset (GROW), non-debt tax shield (NDTS), umur perusahaan (AGE), Tabel 7 Hasil Uji Model RES_2 investasi (INVEST), dan dividen (DIV) memiliki angka sig yang lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini menjelaskan bahwa adanya kesamaan varians pada variabelvariabel tersebut. Autokorelasi Sig. 0.560 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Pada pada tabel di atas, pada model regresi ini tidak ada terlihat nilai sig res_2 sebesar autokorelasi positif atau negatif, atau dapat disimpulkan tidak 0.560. Karena angka ini lebih besar dari pada 0.05, maka hal ini berarti terdapat autokorelasi. Hasil Uji Hipotesis Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Model 1 R 0.853 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Pada tabel diatas, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.853. Nilai R lebih besar dari 0,5 menunjukkan hubungan yang kuat dan positif antara variabel dependen yaitu struktur modal (CAP_STR) dengan variabel independen yaitu ukuran perusahaan (SIZE), struktur aktiva (TANG), pofitabilitas (PROFIT), likuiditas (LKDTS), pertumbuhan aktiva (GROW), non-debt tax shield (NDTS), umur perusahaan (AGE), investasi (INVEST), dividen (DIV). 99 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square) Model 1 Adjusted R Square 0.702 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Berdasarkan tabel nilai adjusted R Square adalah 0.702 yang berarti variasi dari variabel dependen struktur modal (CAP_STR) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen ukuran perusahaan (SIZE), struktur aset (TANG), pofitabilitas (PROFIT), likuiditas (LKDTS), pertumbuhan aset (GROW), non-debt tax shield (NDTS), umur perusahaan (AGE), investasi (INVEST), dividen (DIV) yaitu sebesar 70.2% sedangkan sisanya 29.8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Tabel 10 Hasil Uji F Model 1 F 27.957 Sig. 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15 Pada signifikansi lebih kecil disimpulkan SIZE TANG PROFIT LKDTS GROW NDTS AGE INVEST DIV tabel diperoleh nilai 0.000, nilai signifikansi dari 0.05 maka dapat bahwa model fit untuk B -0.002 0.142 -0.162 -0.009 0.195 0.008 -0.001 -0.040 -0.011 data penelitian dengan kata lain model regresi yang digunakan layak untuk menguji data. Tabel 11 Hasil Uji t Sig 0.088 0.000 0.003 0.000 0.000 0.620 0.000 0.340 0.419 Kesimpulan Tidak Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Sumber: pengolahan data SPSS 15 Persamaan regresi untuk variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: Y= 0.174 - 0.002 SIZE + 0.142 TANG - 0.162 PROFIT - 0.009 LKDTS + 0.195 GROW + 0.008 NDTS 0.001 AGE - 0.040 INVEST 0.011 DIV + e 100 Berdasarkan uji pada tabel 11 dapat disimpulkan bahwa: Variabel ukuran perusahaan (SIZE) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.088 yang lebih besar dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak ISSN: 1410 -9875 berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif pertama (Ha1) tidak terdukung. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini menunjukan ukuran perusahaan tidak dapat menjamin adanya minat dari investor ataupun kreditor untuk menenemkan modalnya di perusahaan. Variabel struktur aktiva (TANG) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva (TANG) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif kedua (Ha2) terdukung. Hal ini menunjukkan perusahaan yang memiliki aset tetap yang besar akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman dari kreditur, karena aset tetap tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan. Oleh karena itu, sumber pendanaan perusahaan sebagian besar akan berasal dari hutang. Variabel profitabilitas (PROFIT) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.003 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas (PROFIT) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif ketiga (Ha3) terdukung. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan lebih memilih menggunakan laba ditahan atau pendanaan internal sebagai sumber pendanaannya. Hal ini menunjukkan kecenderungan perusahaan untuk menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan menjadi kecil. Rusdy Wahid Variabel likuiditas (LKDTS) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas (LKDTS) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif keempat (Ha4) terdukung. Jika suatu perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, artinya perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi berada dalam keadaan yang sehat. Variabel pertumbuhan perusahaan (GROW) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (GROW) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif kelima (Ha5) terdukung. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi menunjukkan peningkatan jumlah aset yang digunakannya. Hal ini menyebabkan jumlah dana yang dibutuhkan perusahaan juga meningkat, sehingga perusahaan akan cenderung melakukan pendanaan eksternal. Variabel non-debt tax shield (NDTS) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.620 yang lebih besar dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel non-debt tax shield (NDTS) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif keenam (Ha6) tidak terdukung. Keuntungan pajak yang diperoleh perusahaan tidak mempengaruhi keadaan struktur modal perusahaan. 101 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Variabel umur perusahaan (AGE) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.000 yang lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel umur perusahaan (AGE) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif ketujuh (Ha7) terdukung. Perusahaan yang umurnya lebih tua lebih memilih menggunakan sumber pendanaan internal yang berasal dari laba ditahan. Hal ini dikarenakan perusahaa sudah bisa mengelola keuangannya dengan lebih baik. Variabel investasi (INVEST) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.340 yang lebih besar dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasi (INVEST) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif kedelapan (Ha8) tidak terdukung. Besar kecilnya investasi yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan. Variabel dividen (DIV) mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0.419 yang lebih besar dari α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel dividen (DIV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, yang berarti hipotesis alternatif kesembilan (Ha9) tidak terdukung. Pembagian dividen akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan menimbulkan ekspektasi positif dari pasar, sehingga memudahkan perusahaan untuk menerbitkan sekuritas modal dan menurunkan leverage (Paramu 2006 dalam Joni dan Lina 2010). 102 November 2012 PENUTUP Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Non-debt tax shield tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Investasi tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sehingga sampel yang dihasilkan hanya sedikit. Periode pengamatan penelitian ini hanya empat tahun. Penelitian ini hanya menggunakan variabel independen seperti ukuran perusahaan, struktur aset, profitabilitas, likuiditas, struktur aset, non-debt tax shield, umur perusahaan, investasi dan dividen. Rekomendasi bagi penelitian selanjutnya adalah menambah objek penelitian, tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, ditambah dengan perusahaan non keuangan. Menambah tahun penelitian lebih dari empat tahun. Dapat menggunakan variabel independen lainnya yang sekiranya berpengaruh terhadap struktur modal seperti risiko bisnis, variabel free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. ISSN: 1410 -9875 Rusdy Wahid REFERENSI Daulay, M. Toyib. 2009. Pengaruh Size, Profitability, dan Growth of Assets Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang GoPublic di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol. 2, No. 2, Hlm. 189-208. Dwiwinarno, Titop. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Hlm. 54-66. Elim, Meyulinda Aviana dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, dan Return on Asset Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Hlm. 88-103. Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bianis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 2, Hlm. 119-128. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence. 2012. Principle of Managerial Finance, Thirteenth Edition. Boston: Pearson Education. Inc Godfrey, Jayne et al. 2010. Accounting Theory, (seventh edition). New York: John Wiley & Sons, Inc. Gujarati, Damonar N. 2003. Basic Econometrics, (fourth edition). USA: McGraw-Hill. Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm. 81-96. Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 2, Hlm. 105-122. Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm. 119-130. Nurrohim KP, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Assets Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 10, No. 1, Hlm. 11-18. Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, Hlm. 115. Rajan, Raghuram G. dan Luigi Zingales. 1995. What Do We Know About Capial Structure? Some Evidence from International Data. The Journal of Finance, Vol. 1, No. 5, Hlm. 1421-1460. Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics, Vol. 31, Hlm. 83-92. 103 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Rodoni, Ahmad dan Maratush Sholihah. 2006. Pengujian Empiris Balance Theory, Pecking Order Theory, dan Signaling Theory pada Struktur Modal Perusahaan di Indonesia. Etikonomi, Vol. 5, No. 1, Hlm. 17-30. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, Hlm. 329-56. Sofilda, Eleonora dan Maryani. 2007. Analisis Faktor Penentu Struktur Modal Perbankan di Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 7, No. 3, Hlm. 351-366. Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Financial Statement Analysis, (Tenth Edition). USA: McGraw-Hill. Supeno, Bambang. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, Hlm. 92110. Suprantiningrum. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan. Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 21, No. 1, Hlm. 74-87. Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Peluang, Vol. 3, No. 1. Utami, Endang Sri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur. Fenomena, Vol. 7, No.1, Hlm. 39-47. Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Januari, Hlm. 1 – 16. Widjaja, Indra dan Faris Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Insitusional, Aktiva Berwujud Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan dalam Industri Barang Konsumsi di BEI. Jurnal Manajemen, Tahun XII, No. 2, Hlm. 139-150. Wijayati, Patri dan Dyah Nirmala Arum Janie. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010. Juraksi, Vol. 1, No. 1, Hlm. 29-42. Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, Hlm. 1-16. 104 JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 105-122 ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA VARIABLES AFFECTING THE PROFITABILITY OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE RICKY A. MULYANA STIE TRISAKTI [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of total debt, firm size, sales growth, cash conversion cycle, assets growth and efficiency on profitability. Population in this research is all of manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange from period 2007-2010. Samples are obtained through purposive sampling method in which 73 listed manufacturing companies meet the sampling criteria and are taken as sample. This research uses multiple regression method to test the contribution of each variable in influencing of firm profitability. Hypothesis testing shows that total debt, firm size and efficiency statistically affect profitability of listed manufacturing companies in Indonesia. Sales growth, cash conversion cycle and assets growth do not affect profitability of listed manufacturing companies in Indonesia. Keywords: Profitability, total debt, growth, cash conversion cycle PENDAHULUAN jangka panjang yang meliputi ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa depan. Kita ketahui bahwasannya selain menggunakan modal sendiri, perusahaan juga menggunakan modal pinjaman untuk menjalankan aktivitasnya. Apalagi jika perusahaan akan menjalankan kegiatan ekspansi maka tidak akan cukup bila hanya menggunakan modal sendiri tetapi juga harus dengan modal pinjaman. Permodalan dengan modal sendiri ini, sumber dananya dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan (retained earnings) sedangkan Profitabilitas yang lebih familiar dikenal sebagai laba merupakan istilah yang sudah tidak asing dalam dunia bisnis. Subramanyam dan Wild (2009) dalam buku nya menyebutkan bahwa laba merupakan sumber kas yang paling diinginkan dan dapat diandalkan untuk pembayaran bunga dan pokok utang jangka panjang. Laba tersebut nantinya akan digunakan untuk membiayai sejumlah aktivitas perusahaan seperti aktivitas jangka pendek yang kegiatannya meliputi membiayai operasi perusahaan dan membayar dividen serta aktivitas 105 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 modal pinjaman merupakan permodalan dari pihak luar yang didapat dari menerbitkan obligasi atau pinjaman dari bank. Bentuk pengukuran profitabilitas sendiri dapat menggunakan beberapa rasio keuangan seperti return on asset, return on equity, gross profit margin, dan beberapa rasio profitabilitas lainnya. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity) menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri. Hal ini berarti tingkat pengembalian ekuitas dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity) menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri. Hal ini berarti tingkat pengembalian ekuitas dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian ekuitas, berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modalnya sendiri. Perumusan dan tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh total utang, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, perputaran konversi kas, pertumbuhan aktiva, efisiensi terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 106 November 2012 RERANGKA TEORITIS dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Teori keagenan merupakan teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik (pemegang saham) dimana manajemen merupakan agen dari pemilik. Pemilik memberikan wewenang kepada manajemen (agen) untuk bertindak sesuai kepentingan pemilik (Dewi dan Jumono 2010). Godfrey et al. (2010) menyebutkan konflik antara pihak dalam perusahaan akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost). Teori Pecking Order Teori pecking order membahas pemilihan sumber dana yang paling disukai berdasarkan risiko. Ross et al. (2009) mengatakan bahwa didalam pecking-order teori terdapat dua aturan, yaitu: 1. Perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan internal dengan menggunakan laba ditahannya. 2. Apabila membutuhkan pendanaan eksternal maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang dipandang paling aman terlebih dahulu seperti penerbitan obligasi biasa baru kemudian obligasi konversi, karena obligasi konversi dianggap lebih berisiko barulah setelah itu menerbitkan saham. Teori Trade Off Secara keseluruhan teori ini mengisyaratkan penggunaan utang baik dalam mendukung kegiatan operasionalnya. Namun penggunaan ISSN: 1410 -9875 utang tersebut tidak dapat sebanyak mungkin, harus dalam tahap wajar. Menurut Brigham et al. (1999) yang melakukan pengamatan terhadap teori ini memberikan ringkasan bahwa dalam faktanya bunga merupakan beban yang diperbolehkan dalam pajak sehingga penggunaan utang akan memberikan manfaat penghematan pajak (tax shelter benefits). Teori Signaling Brigham et al. (1999) memaparkan bahwa simetri adalah situasi dimana investor dan manajer memiliki informasi yang sama mengenai prospek perusahaan. Sedangkan asimetri merupakan adanya perbedaaan informasi antara manajer dengan investor dimana manajer memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai prospek perusahaan. Untuk meminimalisasi informasi asimetri, perusahaan dapat memberikan sinyal kepada pihak luar dengan cara menerbitkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sehingga akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berasal dari penjualan, aktiva dan modal yang di miliki. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit, dapat menggunakan rasio profitabilitas untuk pengukurannya. Sartono (2009) menyebutkan beberapa rasio profitabilitas yang umumnya dipakai adalah gross Ricky a. Mulyana profit margin, return on investment dan return on equity. Total Utang dan Profitabilitas Perusahaan yang menggunakan pendanaan internalnya seratus persen maka tidak memiliki leverage (Sartono 2009). Menurut Gill et al. (2011) struktur modal yang optimal memiliki utang di dalamnya tetapi tidak seratus persen utang. Di dalam teori trade-off menyebutkan bahwa utang merupakan sumber pendanaan eksternal yang lebih disukai karena besarnya bunga yang bersifat tetap dan bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak. Penelitian yang dilakukan Gill et al. (2011) menemukan adanya hubungan positif antara total utang terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Abor (2005) dan Ahmad et al. (2012) yang menyebutkan keuntungan perusahaan bergantung pada besarnya utang yang sebagai pilihan utama pendanaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penemuan Khan (2012) yang mengatakan tidak ada hubungan antara total utang dengan profitabilitas. Hasil penelitian Raheman dan Nasr (2007) bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Abor (2005) dan Gill et al. (2011) yaitu adanya hubungan negatif antara total utang dengan profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha1 Total utang berpengaruh terhadap profitabilitas. 107 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar kecilnya perusahaan yang membedakan perusahaan yang berukuran kecil dengan perusahaan yang berukuran besar. Perusahaan berukuran besar memiliki kapasitas produktivitas yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi juga. Selain itu perusahaan besar juga mempunyai kapasitas mengambil utang yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Di dalam penelitian Gill et al. (2011) tidak ditemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Setiawan (2009) juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil ini diperkuat oleh Ahmad et al. (2012) dan Samiloglu dan Demirgunes (2008) yang juga menemukan tidak ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Abor (2005) dan Raheman dan Nasr (2007) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Salman dan Yazdanfar (2012) juga melakukan penelitian pada ukuran perusahaan dan menemukan hasil bahwa terdapat hubungan negatif antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha2 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Pertumbuhan Penjualan dan Profitabilitas Pertumbuhan penjualan dapat menjadi acuan untuk 108 November 2012 mengukur profitabilitas. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti aliran kasnya stabil sehingga memiliki profit yang relatif stabil setiap periodenya. Dari profit yang stabil ini, perusahaan dapat melakukan ekspansi atau investasi dengan menggunakan dana internal sehingga profit yang didapat maksimum karena tidak perlu adanya alokasi biaya-biaya yang ditimbulkan karena adanya ekspansi atau investasi. Menurut Gill et al. (2011) pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil ini didukung dengan penelitian Ahmad et al. (2012) yang juga menemukan tidak ada pengaruh pertumbahan penjualan dengan profitabilitas. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Abor (2005), Salman dan Yazdanfar (2012) dan Samiloglu dan Demirgunes (2008) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha3 Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas. Perputaran Konversi Kas dan Profitabilitas Perputaran konversi kas adalah jumlah waktu sumber daya perusahaan yang saling terkait, yang dihitung dari penjumlahan rata-rata periode pembayaran siklus operasinya. Perputaran konversi kas memiliki tiga komponen utama yaitu rata-rata umur persediaan, rata-rata periode penagihan, dan rata-rata periode ISSN: 1410 -9875 pembayaran (Gitman dan Zutter 2012). Gill et al. (2010) yang melakukan penelitian hubungan antara manajemen modal kerja dengan profitabilitas menemukan adanya pengaruh positif antara perputaran konversi kas terhadap profitabilitas. Benardi dan Bakara (2012) juga menemukan hasil yang sama dalam penelitiannya yaitu adanya pengaruh positif. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007) yang mengindefikasikan adanya pengaruh negatif antara perputaran konversi kas dengan profitabilitas. Falope dan Ajilore (2009) dan Ganesan (2007) mendukung hasil penelitian dari Raheman dan Nasr (2007) yang juga menemukan adanya hubungan negatif antara perputaran konversi kas dengan profitabilitas. Samiloglu dan Demirgunes (2008) menemukan hasil yang berbeda dari yang telah disebutkan yaitu tidak adanya pengaruh antara perputaran konversi kas terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha4 Perputaran konversi kas berpengaruh terhadap profitabilitas Pertumbuhan Aktiva dan Profitabilitas Menurut Weygandt et al. (2011) aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Perusahaan akan menggunakan aktivanya untuk menjalankan aktivitas perusahaan seperti aktivitas produksi dan penjualan. Karakteristik umum dari aktiva itu sendiri adalah semua aktiva yang berkapasitas memiliki manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan menghasilkan arus kas masuk untuk perusahaan tersebut. Ricky a. Mulyana Berdasarkan hasil penelitian Ahmad et al. (2012) pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini didukung dalam penelitian Kirmizi dan Agus (2011) yang juga menemukan adanya pengaruh positif antara pertumbuhan aktiva dengan profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha5 Pertumbuhan aktiva bepengaruh terhadap profitabilitas Efisiensi dan Profitabilitas Menurut Tampubolon (2005) efisiensi dipergunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Leunupun (2003) menyebutkan bahwa selama beberapa periode menunjukan suatu tren yang cenderung meningkat memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga hasil usaha semakin meningkat. Hasil penelitian Ahmad et al. (2012) menyatakan bahwa efisiensi memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Leunupun (2003) dan Salman dan Yazdanfar (2012) yang dalam penelitiannya juga menemukan adanya pengaruh positif efisiensi dengan profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif yang diuji adalah sebagai berikut. Ha6 Efisiensi berpengaruh terhadap profitabilitas 109 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 METODA PENELITIAN ROE = Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 sampai dengan 2010. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling. Metoda purposive sampling merupakan metoda pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Adapun proses pemilihan sampel disajikan pada tabel 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu mengacu pada informasi yang dikumpulkan pada sumber yang telah ada. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain mengenai laba perusahaan, modal yang dimiliki, penjualan, aktiva, dan likuiditas tiap periode, serta tingkat utang. Sumber data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Profitabilitas adalah seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono 2009). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Penelitian ini menggunakan rasio ROE (return on equity) sebagai alat ukur dalam mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba (Gill et al. 2011). ROE (return on equity) dihitung dengan menggunakan rumus: 110 Laba sebelum bunga, pajak, dan pendapatan luar biasa Total modal Total Utang (TD) merupakan rasio keuangan ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan utang. Sartono (2009) menyebutkan bahwa semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar risiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Dalam penelitian Gill et al. (2011) struktur modal di ukur dengan menggunakan utang jangka pendek, utang jangka panjang dan total utang sedangkan pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan total utang. Ada pun rumus yang digunakan adalah: Total utang = Total utang Total aktiva Ukuran Perusahaan (SIZE) dapat dilihat dari tingkat penjualan, aktiva atau jumlah pekerja. Ahmad et al. (2012), Khan (2012) dan Setiawan (2009) dalam penelitiannya menggunakan ukuran perusahaan dengan logaritma total aktiva. Salman dan Yazdanfar (2012) menggunakan jumlah pekerja untuk mengukur ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Variabel penelitian ini menggunakan besarnya penjualan yang dimiliki perusahaan (Gill et al. 2011) sesuai dengan penelitian Abor (2005) dan Raheman dan Nasr (2007). Variabel ini akan diukur dengan natural logaritma dari penjualan. SIZE = natural logarithm of firm’s sales ISSN: 1410 -9875 Pertumbuhan Penjualan (SG) merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi profitabilitas dimana perusahaan yang penjualannya meningkat dari periode sebelumnya cenderung mendapatkan laba yang lebih besar. Gill et al. (2011) mengukur pertumbuhan penjualan dengan menggunakan persentase kenaikan atau penurunan penjualan dari suatu periode ke periode lainnya. Rumus yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan penjualan di dalam penelitian ini adalah: Pertumbuhan Penjualan = Penjualan t - Penjualan t-1 Penjualan t-1 Perputaran Konversi Kas (CCC) memiliki tiga komponen utama yaitu rata-rata umur persediaan, rata-rata periode penagihan, dan rata-rata periode pembayaran (Gitman dan Zutter 2012). Istilah yang digunakan untuk mengukur perputaran konversi kas pun bermacam-macam. Di dalam penelitian Ganesan (2007) menggunakan istilah days of working capital (DWC) sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2010) diberi nama cash conversion cycle (CCC) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh dan Benardi dan Bakara (2012). Penelitian ini mengacu pada penelitian Gill et al. (2010). Adapun rumus yang digunakan adalah: CCC = Piutang × 365 + Penjualan Persediaan Utang usaha × 365 × 365 COGS COGS Ricky a. Mulyana Pertumbuhan Aktiva (GA) diukur dengan menggunakan tingkat pertumbuhan total aktiva periode sekarang dengan periode sebelumnya (Ahmad et al. 2012). Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pertumbuhan aktiva = Total aktiva t - total aktiva t-1 Total aktiva t-1 Efisiensi (EFF) menunjukkan seberapa optimal perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menciptakan penjualan dan memperoleh keuntungan. Rumus yang digunakan adalah rasio perputaran total aktiva yang menunjukan antara penjualan yang diperoleh dengan jumlah aktiva yang dimiliki selama periode tertentu. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2012). Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: Penjualan Efisiensi = Total aktiva Metoda Analisis Data Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda dengan tingkat signifikansi alpha 5%, yang berarti resiko kesalahan pengambilan keputusan adalah 5%. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah Y = β0 + β1DA + β2SIZE + β3SG + β4CCC + β5AG + β6EFF + Keterangan Y Profitabilitas βo Intercept atau konstanta β1…β8 Koefisien regresi 111 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 DA SIZE SG CCC AG EFF Total utang Ukuran perusahaan Pertumbuhan penjualan Perputaran konversi kas Pertumbuhan aktiva Efisiensi Error HASIL PENELITIAN Ghozali (2011) dalam bukunya memaparkan bahwa statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, deviasi standar, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah minimum, maksimum, ratarata, dan deviasi standar. Hasil statistik deskriptif disajikan pada tabel 2. Hasil dari uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 3, diperoleh nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 yaitu data residual lebih kecil (0,000) dari alpha (0,05) ) yang berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti melakukan uji outlier. Peneliti mengkonversi nilai data kedalam z-score dan menggunakan acuan antara -3 sampai +3 untuk mendapatkan distribusi normal dari data (Ghozali 2011). Setelah dilakukan outlier, hasil uji normalitas setelah outlier pada tabel 4, menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. sebesar 0,009 atau lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Hal ini berarti data observasi tetap tidak berdistribusi secara normal. Oleh sebab itu, peneliti 112 November 2012 melanjutkan pengujian dengan menggunakan data awal. Tabel 5 menunjukkan bahwa variabel total utang, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, konversi perputaran kas, pertumbuhan aktiva dan efisiensi memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) di bawah 10 dan nilai tolerance di atas 0,1. Hal ini berarti antar variabel independen tidak terdapat korelasi yang cukup tinggi. Dapat disimpulkan bahwa data observasi bebas dari multikolinearitas. Berdasarkan tabel 6, dengan menggunakan uji glejser, hasil uji heteroskedastisitas pada variabel ukuran perusahaan dan efisiensi menunjukan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini berarti variabel tersebut mengandung adanya heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel 7, dengan menggunakan statistik BreuschGodfrey menunjukkan nilai residual lag_res sebesar 0,083 yang berarti lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti model penelitian tidak terdapat autokorelasi. Tabel 8 menunjukkan nilai dari analisis korelasi (R) sebesar 0,525 yang berarti hubungan antara variabel total utang, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, konversi perputaran kas, pertumbuhan aktiva dan efisiensi dengan variabel dependen profitabilitas adalah kuat dan positif. Hasil uji analisis koefisien determinasi pada tabel 8 2 menghasilkan nilai Adj. R sebesar 26% yang artinya besarnya persentase variasi variabel dependen yaitu profitabilitas yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu total utang, ISSN: 1410 -9875 ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, konversi perputaran kas, pertumbuhan aktiva dan efisiensi adalah sebesar 26% dan sisanya sebesar 74% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Hasil uji model fit pada tabel 10 menunjukkan nilai sig. 0,000 yang berarti lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini berarti data yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit dan mempengaruhi variabel dependen. Tabel 10 menunjukkan total utang memiliki nilai signifikan sebesar 0,002 lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini berarti terdapat pengaruh antara total utang dengan profitabilitas sehingga Ha1 dapat diterima. Variabel ini memiliki koefisien negatif, yaitu sebesar 0,108. Total utang berpengaruh negatif, hal ini dapat terjadi karena perusahaan tidak dapat mengoptimalkan investasinya yang pendanaannya berasal dari utang. Perusahaan yang tidak dapat mengelola investasi nya secara optimal membuat pendanaan dari utang menjadi kurang efektif karena profit yang di dapat akan tidak sebanding dengan beban bunga yang dibayarkan. Hasil uji t menunjukkan ukuran perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas sehingga Ha2 dapat diterima. Variabel ini memiliki koefisien positif sebesar 0,054. Hal dapat terjadi karena perusahaan memiliki sumber daya yang tinggi baik dari sisi penjualan, aktiva, maupun manusianya. Dengan demikian, perusahaan yang Ricky a. Mulyana berukuran besar berkesempatan mendapatkan profit lebih besar karena menggunakan dana internalnya untuk berinvestasi. Dengan kata lain, perusahaan yang berukuran besar memiliki profit yang lebih dibandingkan dengan perusahaan berukuran kecil. Hasil uji t menunjukkan pertumbuhan penjualan memiliki nilai signifikan sebesar 0,721 lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara pertumbuhan penjualan dengan profitabilitas sehingga Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini bisa saja terjadi apabila perusahaan tidak dapat mengelola beban pokok penjualan dan beban operasional nya secara efisien. Perusahaan seharusnya mendapatkan lebih banyak profit dari penjualannya yang meningkat, akan tetapi kurangnya efisien dalam mengelola beban membuat tidak semua keuntungan dari penjualan tersebut menjadi profit. Selain itu juga, penjualan setiap periode berfluktuasi mengikuti tren dan harga. Hasil uji t menunjukkan perputaran konversi kas memiliki nilai signifikan sebesar 0,956 lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara perputaran konversi kas dengan profitabilitas sehingga Ha4 tidak dapat diterima. Hal ini bisa saja terjadi karena perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kegiatan siklus operasionalnya sehingga tidak perlu menunggu piutang di tagih untuk dapat membayar pemasok. Karena tidak perlu menunggu piutang untuk di tagih, maka perusahaan menjadi kurang memperhatikan lamanya waktu penagihan piutang 113 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 sehingga risiko piutang tak tertagih menjadi lebih besar dan akan mengurangi profit. Selain itu juga, perusahaan yang jumlah waktu pembayaran utang nya relatif panjang dapat dikatakan kurang efisien karena tidak memanfaatkan potongan harga yang diberikan pemasok yang dapat mengurangi beban pokok penjualan. Hasil uji t menunjukkan pertumbuhan aktiva memiliki nilai signifikan sebesar 0,723 lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara pertumbuhan aktiva dengan profitabilitas sehingga Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini dapat saja terjadi bergantung pada manajemen internal yang dimiliki perusahaan. Apabila manajemen tidak dapat menggunakan aktiva nya secara optimal, maka tidak akan memberikan profit lebih bagi perusahaan tersebut. Sehingga, apabila perusahaan memiliki aktiva yang besar, tetapi manajemen tidak atau belum menggunakannya secara optimal maka tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sebaliknya, perusahaan yang manajemennya mampu mengoptimalkan aktivanya, walaupun aktiva yang dimiliki terbatas maka akan tetap mendapatkan profit yang lebih dibandingkan perusahaan beraktiva besar. Hasil uji t menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha (0,05). Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh antara efisiensi dengan profitabilitas sehingga Ha6 dapat diterima. Variabel ini memiliki koefisien positif sebesar 0,125. Efisiensi memiliki pengaruh positif 114 November 2012 dikarenakan perusahaan yang memiliki dan menggunakan aktivanya secara efisien mampu menghasilkan penjualan yang optimal, sehingga profit yang diperoleh juga maksimal. Maka, efisiensi secara signifikan berbanding lurus dengan profitabilitas. PENUTUP Total utang memberikan pengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Raheman dan Nasr (2007) dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2011), Abor (2005), Ahmad et al. (2012) dan Khan (2012). Ukuran perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Abor (2005), Raheman dan Nasr (2007) dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Salman dan Yazdanfar (2012), Gill et al. (2011), Setiawan (2009), Ahmad et al. (2012) dan Samiloglu dan Demirgunes (2008). Pertumbuhan penjualan tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2011), Ahmad et al. (2012) dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Abor (2005) dan Samiloglu dan Demirgunes (2008) dan Salman dan Yazdanfar (2012). Perputaran konversi kas tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang ISSN: 1410 -9875 dilakukan oleh Samiloglu dan Demirgunes (2008) dan tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gill et al. (2010), Ganesan (2007), Benardi dan Bakara (2012), Raheman dan Nasr (2007) dan Falope dan Ajilore (2009). Pertumbuhan aktiva tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2012) dan Kirmizi dan Agus (2011). Efisiensi memberikan pengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2012), Leunupun (2003) dan Salman dan Yazdanfar (2012). Beberapa keterbatasan selama penelitian dilakukan adalah data yang digunakan masih tidak berdistribusi secara normal. Terdapat dua variabel yaitu ukuran perusahaan dan efisiensi yang memiliki masalah heteroskedastisitas. Penelitian ini hanya menghasilkan nilai adj R2 sebesar 26% yang artinya variabel independen hanya menjelaskan 26% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Hasil penelitian variabel perputaran konversi kas tidak memiliki pengaruh, hal ini Ricky a. Mulyana mungkin disebabkan karena kurang akuratnya dalam pengambilan data. Penulis menggunakan data utang dan piutang hanya awal dan akhir periode saja. Padahal bisa saja, piutang atau utang di bulan tertentu mengalami peningkatan atau penurunan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, data yang dipakai kurang mencerminkan rata-rata per tahunnya. Berikut beberapa saran untuk penelitian selanjutnya yang sehubungan dengan profitabilitas berdasarkan keterbatasan penelitian ini yaitu, memecahkan masalah normalitas pada masingmasing variabel, dengan cara menambah data, mentransformasi data atau mengeluarkan data yang bersifat ekstrim. Menambah data sampel untuk memecahkan masalah heteroskedastisitas. Menambah beberapa variabel independen lain selain yang telah di pakai di dalam penelitian ini sehingga benar-benar menjelaskan profitabilitas, seperti current ratio dan quick ratio (Quayyum 2012). Untuk variabel perputaran konversi kas, sebaiknya pengambilan data untuk piutang dan utang nya menggunakan data per kuartal sehingga lebih mencerminkan rata-rata per tahunnya. Dengan demikian, variabel perputaran konversi kas dapat diukur dengan lebih akurat. REFERENSI: Abor, Joshua. 2005. The Effect of Capital Structure on Profitability: an Empirical Analysis of Listed Firms in Ghana. The Journal of Risk Finance, Vol. 6, No. 5, pp. 438-445. Ahmad, Zuraidah., Norhasniza Mohd Hasan Abdullah, and Shashazrina Roslan. 2012. Capital Structure Effect on Firms Performance: Focusing on Customer and Industrial Sector on Malaysia Firms. International Review of Business Research Papers, Vol. 8, No. 5, pp. 137-155. 115 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Benardi, Beni and Minarnita Y Verawati Bakara. 2012. Mengukur Cash Conversion Cycle Perusahaan Terbuka Operator Telekomunikasi Seluler di Indonesia dalam Keterkaitannya dengan Kinerja Pengelolaan Modal Kerja. Jurnal Komunikasi dan Komputer, Vol. 3, No. 1, pp. 45-64. Brealey, Myers, and Allen. 2006. Corporate Finance. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. Brigham, Eugene F., Louis C. Gapenski, and Michael C. Ehrhardt. 1999. Financial Management. Florida: The Dryden Press. Dewi, Pratiwi Kemala and Sapto Jumono. 2010. Pengujian Pecking Order Theory (POT) dalam Keputusan Pendanaan. Jurnal Manajemen, Vol. 10, No. 1, pp. 51-71. Falope, Olufemi I. and Olubanjo T. Ajilore. 2009. Working Capital Management and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data Analysis of Selected Quoted Companies in Nigeria. Research Journal of Business Management, Vol. 3, No. 3, pp. 73-84. Ganesan, Vedavinayagam. 2007. An Analysis of Working Capital Management Efficiency in Telecommunication Equipment Industry. Rivier Academic Journal, Vol. 3, No. 2, pp. 1-10. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gill, Amarjit., Nahum Biger, and Neil Mathur. 2010. The Relationship between Working Capital Management and Profitability: Evidence from the United States. Business and Economics Journal, Vol. 2010:BEJ-10, pp. 1-9. . 2011. The Effect of Capital Structure on Profitability: Evidence from the United States. International Journal of Management, Vol. 28, No. 4, pp. 3-15. Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. New Jersey: Pearson Education Inc. Godfrey, Jayne., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Khan, Abdul Ghafoor. 2012. The Relationship of Capital Structure Decisions with Firm Performance: A Study of the Engineering Sector of Pakistan. International Journal of Accounting and Financial Reporting, Vol. 2, No. 1, pp. 245-262. Kirmizi and Susi Surya Agus. 2011.Pengaruh Pertumbuhan Modal dan Aset Terhadap Rasio Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Premi Neto dan Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum di Indonesia. Pekbis Jurnal, Vol. 3, No. 1, pp. 391-405. Kusuma, Hadi. 2005. Size Perusahaan dan Profitabilitas: Kajian Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, pp. 81-93. Leunupun, Pieter. 2003. Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No. 2, pp. 133149. 116 ISSN: 1410 -9875 Ricky a. Mulyana Quayyum, Sayeda Tahmina. 2012. Relationship between Working Capital Management and Profitability in Context of Manufacturing Industries in Bangladesh. International Journal of Business and Management, Vol. 7, No. 1, pp. 58-69. Raheman, Abdul and Mohamed Nasr. 2007. Working Capital Management and Profitability: Case of Pakistani Firms. International Review of Business Research Papers, Vol. 3, No. 1, pp. 279-300. Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2009. Modern Financial Management. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. Salman, A. Khalik and Darush Yazdanfar. 2012. Profitability in Swedish Micro Firms: A Quantile Regression Approach. International Business Research, Vol. 5 No. 8, pp 94-106. Samiloglu, F. and K. Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital Management on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The International Journal of Applied Economics and Finance, Vol. 2 No. 1, pp. 44-50. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sartono, Agus. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Setiawan, Rahmat. 2009. Pengaruh Growth Opportunity dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia. Majalah Ekonomi, No. 2, pp. 163-173. Subramanyam, K. R., and John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management) Konseptual, Problem & Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, and Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 117 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Lampiran Total Utang X1 Ukuran Perusahaan X2 Pertumbuhan Penjualan X3 Profitabilitas Y Perputaran Konversi Kas X4 Pertumbuhan Aktiva X5 Efisiensi X6 Tabel 1 Distribusi Pemilihan Sampel Deskripsi Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar aktif dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010 Menyajikan laporan keuangan per 31 Desember Laporan keuangan yang disajikan menggunakan mata uang rupiah Perusahaan tersebut memiliki laba positif selama periode penelitian Data penelitian Jumlah Perusahaan 124 Jumlah Data 496 (6) (24) (20) (80) (25) (100) 73 292 Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Variabel Return on Equity Total Utang 118 N Rata-Rata Minimum Maksimum 0,2790911 Deviasi Standar 0,23036864 292 -0,15952 1,64694 292 0,4600243 0,36362292 0,07391 3,21000 ISSN: 1410 -9875 Variabel Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Penjualan Perputaran Konversi Kas Pertumbuhan Aktiva Efisiensi Ricky a. Mulyana N Rata-Rata Minimum Maksimum 27,9954209 Deviasi Standar 1,61124978 292 24,78523 32,86774 292 0,1210994 0,21979421 -0,58664 1,48547 292 107,86622 72,624160 -25,752 349,149 292 0,1275769 0,16449561 -0,32354 0,85359 292 1,2831699 0,56364728 0,23287 4,48975 Tabel 3 Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier N Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 292 0,000 Tabel 4 Hasil Uji Normalitas setelah Outlier N Asymp. Sig. (2-tailed) Unstandardized Residual 270 0,009 Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Toleranc e VIF 0,822 1,217 0,816 1,225 0,721 1,386 Model 1 Total Utang Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Penjualan Perputaran Konversi 0,795 1,258 Kas Pertumbuhan Aktiva 0,700 1,428 Efisiensi 0,723 1,383 a. Dependent Variable: Return on Equity 119 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model (Constant) Total Utang Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Penjualan Perputaran Konversi Kas Pertumbuhan Aktiva Efisiensi a. Dependent Variable: ares_1 1 Sig. 0,044 0,691 0,017 0,573 0,378 0,402 0,000 Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Model Sig. 1 (Constant) 0,865 Total Utang 0,937 Ukuran Perusahaan 0,881 Pertumbuhan 0,983 Penjualan Perputaran Konversi 0,996 Kas Pertumbuhan Aktiva 0,876 Efisiensi 0,900 LAG_RES_2 0,083 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Tabel 8 Hasil Uji Analisis Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (Adj. R2) Model 1 R 0,525a Adjusted R Square 0,260 Tabel 9 Hasil Uji Model Fit (F) Model 1 Regression Residual Total 120 F 18,064 Sig. 0,000a ISSN: 1410 -9875 Ricky a. Mulyana Tabel 10 Hasil Uji t Model (Constant) Unstandardize d Coefficients B -1,353 Total Utang -0,108 Ukuran Perusahaan 0,054 Pertumbuhan Penjualan -0,022 Perputaran Konversi Kas -9,971E-6 Pertumbuhan Aktiva 0,030 Efisiensi 0,125 Sig. 0,00 0 0,00 2 0,00 0 0,72 1 0,95 6 0,72 3 0,00 0 121 Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6 Halaman ini sengaja dikosongkan 122 November 2012