Vol. 14, No. 2a, Is. 6 November 2012 DAFTAR ISI Faktor

advertisement
Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
DAFTAR ISI
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Esika Wahasari .....................................................................
1
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Ricardo S. Wirjawan ............................................................
13
Pengaruh Return On Asset, Current Ratio,Debt Equity Ratio, Maturity,
Dan Size Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan
Maris Agung T ........................................................................
25
Pengaruh Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, Dan Brand
Credibility Terhadap Purchase Intention
Muwaffick Hidayat....................................................................... 35
Pengaruh Kepemimpinan,Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Nurwanti..........................................................................
49
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Rintar H.E. Napitupulu........................................................
61
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia
Rudi Riady...........................................................................
79
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Rusdy Wahid ........................................................................
91
Variables Affecting The Profitability Of Manufacturing Companies
Listed In Indonesia Stock Exchange
Ricky A. Mulyana ..................................................................... 105
Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Kebijakan Editorial
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI
secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan
penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis
ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis
dan akuntansi.
JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah
dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA
dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan
mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku
untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan
profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi.
Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif
terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan
hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada
JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh
Editor.
Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan
(hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA :
Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti
Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440
Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480
E-mail : [email protected]
Pedoman Penulisan Artikel
Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika
penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan
dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN
Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab
(heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang
disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold)
dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai
berikut:
PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah)
Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri)
Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri)
B. SISTIMATIKA PENULISAN
Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri
empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian,
motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan
pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai
landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda
Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data,
definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang
menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang
berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian
selanjutnya, serta 7) Referensi.
C. ABSTRAK
Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan
yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia).
Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda
atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi
(apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca
sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti
dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks
artikel.
D. FORMAT
1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata.
2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x
11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga
setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented
style).
3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time
new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan
gambar.
4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks.
5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas
penulis.
6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor
urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan
menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau
kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika
digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas
matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan
ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya
disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun.
9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis
gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol
%.
10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan
rata marjin kanan.
E. TABEL DAN GAMBAR
1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari
hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel.
2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas
kiri tabel.
3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di
bawah gambar.
4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di
akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan
teks untuk mencantumkan tabel dan gambar.
5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal
hanya pada judul kolom dan akhir tabel.
6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi
tabel, gambar dan sumber kutipan.
F. KUTIPAN DAN REFERENSI
1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup
yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor
halaman jika dipandang perlu.
Contoh:
a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan
nomor halaman (Jones 1987: 115)
b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973)
c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985)
d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman
1986)
e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika
tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b)
f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya
menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994).
2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber
kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi
b. Susunan setiap referensi:
1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama
jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit:
nama penerbit.
3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel.
nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan,
halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari
internet).
4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul,
skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web
dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama
surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan
tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet).
Contoh:
Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of
Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision
Process, Vol.53 (November).
Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for
Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997).
Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara
Daftar
Belanja.
Detikcom,
(http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/,
24
Juni 2008).
Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York:
Irwin, Mc Graw Hill Companies.
Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job
Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and
Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation.
Lexington: University of Kentucky.
Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The
Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636.
. 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate
investment intentions, The Journal of the American Taxation
Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19.
Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian
Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi
Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial.
Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics
Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
Halaman ini sengaja dikosongkan
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 1-12
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ESIKA WAHASARI
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to identify factors which influence
dividend policy in manufacturing companies which listed at the Indonesian
Stock Exchange. This research uses the purposive sampling method. Thirty
manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange were used as
sample, with period 2006 until 2010. The multiple regression is used to
analyze the hypotheses. The result of this research showed that institutional
ownership and profitability have influence to dividend policy but managerial
ownership, leverage, firm size, investment opportunity, and liquidity have no
influence to dividend policy.
Keywords: Dividend payout, Managerial ownership, Institutional ownership,
Leverage, Profitability, Firm size, Investment opportunity, and
Liquidity.
Terdapat beberapa jenis dividen,
yaitu dividen kas, dividen saham,
dividen aktiva selain
kas
dan
dividen likuidasi. Dividen kas akan
dibayarkan
jika
perusahaan
mendapatkan
keuntungan
dari
aktivitas operasionalnya.
Dividen dibayarkan atau tidak,
bagaimana sifat dan jumlah dividen
kas yang dibayarkan tergantung
pada kebijakan dividen perusahaan.
Kebijakan dividen yang diterapkan
merupakan
wewenang
dari
manajemen perusahaan. Terdapat
dua
alternatif
dalam
mengalokasikan keuntungan bersih,
yaitu membagikan dividen kas
PENDAHULUAN
Pasar modal
merupakan
sarana yang digunakan perusahaan
untuk menghimpun dana dari
masyarakat, dimana pihak investor
berupa orang pribadi maupun
institusi melakukan investasi asset
finansial berupa saham. Investor
akan melakukan investasi pada
perusahaan
yang
kinerja
keuangannya
baik
dan
dalam
melakukan
investasi,
investor
tentunya
sangat
mengharapkan
adanya pengembalian atas investasi
yang dilakukan berupa dividen dan
capital gain (keuntungan modal).
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dengan
tujuan
meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham
atau mengalokasikan menjadi laba
ditahan yang
dapat
digunakan
untuk
membiayai
operasional,
membayar hutang dan melakukan
investasi.
Dalam
keputusan
pembagian
dividen
perlu
dipertimbangkan
kelangsungan
hidup
dan
pertumbuhan
perusahaan,
sehingga
pihak
manajemen
perlu
mempertimbangkan
faktor-faktor
apa saja yang akan mempengaruhi
penetapan
kebijakan
dividen
perusahaan.
Motivasi penelitian ini adalah
melakukan pengembangan terhadap
penelitian
sebelumnya.
Permasalahan dalam penelitian ini
adalah
apakah
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kebijakan
hutang,
profitabilitas, ukuran perusahaan,
kesempatan
investasi,
dan
likuiditas
mempunyai
pengaruh
terhadap kebijakan dividen. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan
bukti
empiris
mengenai pengaruh kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kebijakan
hutang,
profitabilitas, ukuran perusahaan,
kesempatan
investasi,
dan
likuiditas
terhadap
kebijakan
dividen.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Agency Theory
Berdasarkan agency theory,
pihak manajemen adalah agen
(agents),
sedangkan
pemegang
saham
merupakan
pemilik
(principal). Manajer yang diangkat
oleh pemegang saham diharapkan
2
November 2012
bertindak
atas
kepentingan
pemegang saham. Namun, pada
kenyataannya sering terjadi konflik
yang disebabkan karena adanya
perbedaan kepentingan
antara
pihak
manajemen
perusahaan
dengan pemegang saham yang
disebut conflict agency. Menurut
Jensen dan Meckling (1976) dalam
Fauz dan Rosidi (2007) conflict
agency seringkali terjadi
bila
proporsi kepemilikan
manajer
kurang
dari
100%
sehingga
cenderung
bertindak
untuk
mengejar kepentingan dirinya dan
tidak
berdasar
pada
usaha
memaksimalkan
nilai
dalam
pengambilan keputusan pendanaan.
Tax Preference Theory
Menurut
Suhartono
(2004)
terdapat tiga alasan yang berkaitan
dengan pajak untuk beranggapan
bahwa investor mungkin lebih
menyukai pembagian dividen yang
rendah daripada keuntungan modal
yang tinggi, yaitu: (1) keuntungan
modal dikenakan tarif pajak yang
lebih rendah daripada pendapatan
dividen, (2) pajak atas keuntungan
modal tidak dibayarkan sampai
saham terjual, dan (3) tidak ada
keuntungan modal terutang jika
saham dimiliki seseorang sampai
meninggal.
Signalling Theory
Menurut Wirjolukito et al.
(2003)
hipotesis
persinyalan
menjelaskan
bahwa
pihak
manajemen
akan
membayarkan
dividen untuk memberi sinyal
mengenai keberhasilan perusahaan
membukukan
laba.
Kenaikan
dividen yang di atas biasanya
merupakan sinyal kepada para
pemegang
saham
bahwa
manajemen
perusahaan
ISSN: 1410 -9875
meramalkan penghasilan dividen
yang baik di masa akan mendatang.
Bird In The Hand Theory
Pemegang saham memandang
dividen per tahun lebih pasti
daripada capital gain per tahun.
Gordon (1962) dalam Suharli (2006)
mengemukakan
bahwa
dengan
mendapatkan dividen (a bird in the
hand) adalah lebih baik dari saldo
laba (a bird in the bush) karena
pada akhirnya saldo laba tersebut
mungkin
tidak
akan
pernah
terwujud sebagai dividen di masa
depan.
Kebijakan Dividen
Menurut
Fahrurrozi
(2007)
kebijakan
dividen
merupakan
keputusan yang diambil perusahaan
terhadap
keuntungan
yang
diperoleh, seberapa besar laba
bersih
yang
diperoleh
untuk
dibagikan sebagai dividen atau
sebagai
laba
ditahan.
Bila
perusahaan
memilih
untuk
membagikan dividen maka dapat
mengurangi alokasi laba ditahan
dan selanjutnya dapat mengurangi
jumlah
sumber
dana
intern
perusahaan. Menurut Brigham dan
Houston (2001) dalam Handayani
dan Hadinugroho (2009) terdapat
faktor-faktor
yang
perlu
dipertimbangkan perusahaan dalam
membagikan laba kepada pemegang
saham, yaitu: (1) kebutuhan dana
perusahaan dalam suatu perioda,
(2) kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutang jangka pendeknya,
(3) kemampuan meminjam dana,
(4) keadaan pemegang saham, dan
(5) stabilitas dividen.
Kepemilikan Manajerial
Manajer
mendapatkan
kesempatan
terlibat
dalam
Esika Wahasari
kepemilikan saham dengan tujuan
untuk menyetarakan kepentingan
dengan pemegang saham. Melalui
kebijakan
tersebut, manajer
diharapkan menghasilkan kinerja
yang baik serta mengarahkan
dividen pada tingkat yang rendah.
Ha1
:
Terdapat
pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap
kebijakan dividen.
Kepemilikan Institusional
Jika proporsi saham yang
dimiliki institusi semakin tinggi,
maka akan memunculkan upayaupaya pengawasan yang lebih
intensif untuk dapat membatasi
sikap oportunis manajer yang
mengutamakan
kepentingan
pribadinya.
Perusahaan
yang
memiliki
tingkat
kepemilikan
institusi tinggi cenderung akan
lebih meningkatkan pengawasan
terhadap manajer keuangan dan
akan berdampak pada peningkatan
nilai perusahaan selaku badan
usaha.
Ha2
:
Terdapat
pengaruh
kepemilikan institusional terhadap
kebijakan dividen.
Kebijakan Hutang
Jensen et al. (1992) dalam
Nuringsih
(2005)
menemukan
mekanisme substitusi antara hutang
dengan dividen. Penggunaan hutang
yang tinggi akan menyebabkan
penurunan dividen karena sebagian
besar
keuntungan
dialokasikan
sebagai
cadangan
pelunasan
hutang.
Struktur
modal
yang
sebagian
besar
berasal
dari
penggunaan
hutang
dapat
menyebabkan pihak manajemen
akan lebih mendahulukan pelunasan
kewajiban sebelum membagikan
dividen.
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Ha3 : Terdapat pengaruh kebijakan
hutang terhadap kebijakan dividen.
Profitabilitas
Menurut Miller dan
Rock
(1985) dalam Bukhori (2008) profit
perusahaan juga berpengaruh pada
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar
dividen.
Perusahaan
yang
memiliki
profit
tinggi
mempunyai
kemampuan
pembayaran dividen yang lebih baik
dari
sebaliknya.
Pembayaran
dividen yang tinggi juga akan
memberi sinyal ke pasar terhadap
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
profit
dimasa
mendatang.
Ha4
:
Terdapat
pengaruh
profitabilitas terhadap kebijakan
dividen.
Ukuran Perusahaan
Ukuran
perusahaan
mempunyai
hubungan
dengan
peluang
dan
kemampuan
perusahaan masuk ke dalam pasar
modal
dan
jenis
pembiayaan
eksternal
lainnya.
Menunjukkan
kemampuan meminjam
dana,
karena perusahaan besar cenderung
lebih matang dan mempunyai akses
untuk lebih mudah masuk dalam
pasar modal yang dapat mengurangi
ketergantungan pada pendanaan
eksternal. Chang dan Ree (1990)
dalam Nuringsih (2005) menyatakan
bahwa perusahaan yang besar akan
lebih mudah memasuki pasar modal
sehingga dengan kesempatan ini
perusahaan
akan
membayarkan
dividen yang besar
kepada
pemegang saham.
Ha5 : Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
kebijakan
dividen.
4
November 2012
Kesempatan Investasi
Menurut Suharli (2007) apabila
kondisi perusahaan sangat baik,
maka
pihak
manajemen
akan
cenderung lebih memilih untuk
melakukan investasi baru daripada
membayarkan dividen yang tinggi.
Dana
yang
seharusnya
dapat
dibayarkan sebagai dividen tunai
kepada pemegang saham akan
digunakan
untuk
melakukan
investasi
yang
menguntungkan,
bahkan untuk mengatasi masalah
underinvestment.
Ha6
:
Terdapat
pengaruh
kesempatan
investasi terhadap
kebijakan dividen.
Likuiditas
Suharli (2007) menyatakan
bahwa perusahaan yang memiliki
likuiditas
baik
yang
akan
membagikan
labanya
kepada
pemegang saham dalam bentuk
tunai.
Sebaliknya,
pihak
manajemen
akan
menggunakan
potensi likuiditas yang ada untuk
melunasi kewajiban jangka pendek
perusahaan atau untuk mendanai
kegiatan operasional, membayar
kewajiban pada saat ini dapat
membuat alokasi membayar dividen
dimasa mendatang menjadi lebih
besar.
Ha7 : Terdapat pengaruh likuiditas
terhadap kebijakan dividen.
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
seluruh perusahaan
manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2006-2010.
Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dengan
ISSN: 1410 -9875
kriteria yaitu: (1) Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 20062010;
(2)
Perusahaan
mempublikasikan laporan keuangan
tahunannya yang berakhir pada 31
desember;
(3)
Perusahaan
menggunakan mata uang rupiah
dalam laporan keuangannya; (4)
Perusahaan memperoleh earnings
after tax positif selama tahun 20072010; (5) Perusahaan membagikan
dividen secara
berturut-turut
selama
tahun
2007-2010;
(6)
Perusahaan memiliki kepemilikan
institusional.
Sampel
yang
berhasil
dikumpulkan adalah 30 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia.
Data
dapat
diperoleh
dari
Indonesia
CapitalMarket
Directory
dan
Indonesia Stock Exchange selama
tahun 2006-2010.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Kebijakan Dividen
Menurut
Fahrurrozi
(2007)
kebijakan
dividen
merupakan
keputusan yang diambil perusahaan
untuk menentukan seberapa besar
bagian dari keuntungan bersih yang
diperoleh untuk dibagikan sebagai
dividen atau laba ditahan.
Dividend per
Dividend Payout
share
=
Ratio
Earnings per
share
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial
merupakan para pemegang saham
dimana
mereka
mempunyai
kedudukan
dalam
manajemen
perusahaan, baik sebagai dewan
komisaris maupun sebagai direktur.
Variabel kepemilikan manajerial
Esika Wahasari
menggunakan
variabel
dummy,
dimana D=1 untuk perusahaan yang
memiliki kepemilikan manajerial
dan D=0 untuk perusahaan yang
tidak
memiliki
kepemilikan
manajerial.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
institusional
merupakan persentase kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pihak
institusi dibandingkan
dengan
jumlah saham yang beredar milik
perusahaan tersebut.
Saham yang
Kepemilikan
dimiliki institusi
=
Total saham
Institusional
perusahaan
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
melunasi
kewajiban
jangka
panjangnya yang dapat
ditutupi
oleh
asset
yang
dimiliki
perusahaan.
Debt to
Asset Ratio
=
Total debt
Total Assets
Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
bersih
dari
kegiatan
operasionalnya.
Profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
memperoleh keuntungan dari aktiva
yang digunakan.
Earning after
Return On
=
tax
Assets
Total
assets
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah
ukuran atau besarnya perusahaan
dalam memainkan peran dalam
menjelaskan
rasio
pembayaran
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dividen. Ukuran perusahaan dalam
penelitian ini menggunakan natural
logaritma total aset.
Ukuran Perusahaan = Ln total asset
Kesempatan Investasi
Kesempatan
investasi
merupakan peluang yang dimiliki
perusahaan
untuk
melakukan
investasi.
Kesempatan
investasi
dapat diukur berdasarkan kenaikan
nilai bersih aktiva tetap yang sesuai
dengan format laporan arus kas
yang mengukur investasi dari aktiva
tetap berwujud.
Kesempatan
Investasi
November 2012
=
Fixed assets Total assets
Likuiditas
Menurut
Arilaha
(2009)
likuiditas perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan mendanai
kegiatan operasional dan melunasi
kewajiban jangka pendeknya yang
dapat diukur menggunakan current
ratio.
Current assets
Current
=
Current
Ratio
liabilities
HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
No.
Jumlah
Perusahaan
Keterangan
1.
Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2010
2.
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
laporan keuangan pada perioda yang berakhir 31
Desember
3.
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
laporan keuangan dalam mata uang rupiah
4.
Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh
earnings after tax positif selama perioda
penelitian
5.
Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan
dividen berturut-turut dalam perioda penelitian
6.
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki
kepemilkan institusional secara konsisten
Jumlah sampel perusahaan manufaktur
Jumlah data penelitian
Data yang dihapus berdasarkan uji outlier
Jumlah data perusahaan manufaktur yang digunakan
dalam penelitian
Berdasarkan tabel diatas, jumlah
perusahaan yang memenuhi kriteria
sebagai sampel adalah sebanyak 30
perusahaan. Jumlah data yang
digunakan dalam penelitian ini
6
119
(3)
(9)
(40)
(36)
(1)
30
120
(2)
118
adalah 120 buah dan setelah uji
outlier diperoleh sampel sebanyak
118 data.
Hasil
statistik
deskriptif
menunjukkan
jumlah
sampel
ISSN: 1410 -9875
Esika Wahasari
perusahaan yang digunakan dalam
penelitian, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai mean, dan standar
deviasi
variabel.
dari
masing-masing
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Variabel
N
Minimum
Maksimum
Mean
DPR
KEP_MAN
118
118
0,0624
0
1,4217
1
0,497703
0,45
KEP_INST
118
0,3222
0,9818
0,705237
KEB_HUT
118
0,0943
0,9482
0,377213
PROFIT
118
0,0077
0,4116
UK_PERS
118
24,8502
32,3571
0,137822
28,12350
9
KES_INV
118
0,0004
0,7565
0,306232
LIKUI
118
0,5912
10,6845
3,105957
Std.
Deviation
0,302967
5
0,500
0,184810
2
0,194671
7
0,098117
4
1,651331
2
0,154789
6
2,185456
1
Tabel 3
Hasil Uji T
1 (constant)
KEP_MAN
KEP_INST
KEB_HUT
PROFIT
UK_PERS
KES_INV
LIKUI
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.133
.539
.019
.055
.343
.148
.172
.218
1.309
.288
.001
.017
.322
.178
.005
.021
Model penelitian berdasarkan
tabel diatas adalah:
DPR = -0.133 + 0,019KEP_MAN +
0,343KEP_INST
+
0,172KEB_HUT
+
1,309PROFIT + 0,001UK_PERS
+ 0,322KES_INV + 0,005 LIKUI
+ε
Standardize
d
Coefficients
Beta
.031
.209
.110
.424
.004
.164
.039
t
-.247
.343
2.311
.787
4.538
.043
1.812
.261
Sig.
.805
.732
.023
.433
.000
.966
.073
.795
Kepemilikan
managerial
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,732. Nilai ini lebih besar sama
dengan alpha (0,05) sehingga dapat
disimpulkan
Ha1
tidak
dapat
diterima,
yaitu
kepemilikan
managerial
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dividen. Kepemilikan institusional
memiliki nilai signifikansi sebesar
0,023. Nilai ini lebih kecil dari
alpha
(0,05)
sehingga
dapat
disimpulkan Ha2 diterima, yaitu
kepemilikan
institusional
mempunyai pengaruh positif (nilai
Beta positif) terhadap kebijakan
dividen.
Kebijakan hutang memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,433.
Nilai ini lebih besar sama dengan
alpha
(0,05)
sehingga
dapat
disimpulkan
Ha3
tidak
dapat
diterima, yaitu kebijakan hutang
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Profitabilitas
memiliki
nilai
signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini
lebih kecil dengan alpha (0,05)
sehingga dapat disimpulkan Ha4
diterima,
yaitu
profitabilitas
mempunyai pengaruh positif (nilai
Beta positif) terhadap kebijakan
hutang.
Ukuran perusahaan memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,966.
Nilai ini lebih besar sama dengan
alpha
(0,05)
sehingga
dapat
disimpulkan
Ha5
tidak
dapat
diterima, yaitu ukuran perusahaan
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen.
Kesempatan investasi memiliki nilai
signifikansi 0,073. Nilai ini lebih
besar dari alpha (0,05) sehingga
dapat disimpulkan Ha6 tidak dapat
diterima,
yaitu
kesempatan
investasi
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen. Likuiditas memiliki nilai
November 2012
signifikansi 0,795. Nilai ini lebih
besar dari alpha (0,05) sehingga
dapat disimpulkan Ha7 tidak dapat
diterima, yaitu likuiditas tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan dividen.
PENUTUP
Penelitian ini mendapatkan
bukti empiris bahwa kepemilikan
manajerial,
kebijakan
hutang,
ukuran perusahaan, kesempatan
investasi
dan
likuiditas
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
kebijakan
dividen
sedangkan
kepemilikan
institusional
dan
profitabilitas mempunyai pengaruh
terhadap kebijakan dividen.
Keterbatasan penelitian ini
adalah:
(1)
perusahaan
yang
digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini hanya perusahaan
manufaktur yaitu sebanyak 30
perusahaan selama tahun 2006
sampai tahun 2010, (2) penelitian
yang dilakukan terbatas hanya pada
tujuh variabel independen, dan (3)
ada
data
variabel
mengalami
heteroskedastisitas.
Berdasarkan dari keterbatasan
di atas, maka penulis menyarankan
beberapa hal untuk penelitian
selanjutnya yang diharapkan dapat
memperbanyak
jumlah
sampel
dengan tidak hanya terbatas pada
perusahaan manufaktur, menambah
variabel independen lain seperti
posisi kas perusahaan.
REFERENSI
Arilaha, Muhammad A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow,
Profitabilitas,
Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan
dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, Januari, Hlm. 78-87.
8
ISSN: 1410 -9875
Esika Wahasari
Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham
Institusional,
Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko
Terhadap Kebijakan Dividen. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.
16, No. 2, Juli, Hlm. 135-143.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia :
Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta.
Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1,
Hlm. 57-64.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1,
Hlm. 47-58.
Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan
Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No. 1, April, Hlm. 14-29.
Fahrurrozi. 2007. Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan
Kebijakan Pembagian Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol. 7, No.
7, Maret, Hlm. 29-42.
Fama, E.F, and French, K.R. 2001. Disappearing Dividend: Changing Firm
Characteristics or Lower Propensity to Pay? Journal of
Financial
Economics, Vol. 60, pp. 3-43.
Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007 Pengaruh Aliran Kas Bebas Kepemilikan
Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang, dan Collateral
Assets terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.
8, No. 2, Juni, Hlm. 259-267.
Foenay, Christien Corina. 2010. Analisa Pengaruh Faktor Internal terhadap
Dividen Tunai pada Emiten Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, Hlm. 403-414.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mutrivariate dengan Program SPSS 19.
Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
Finance Thirteen Edition. Pearson Education.
Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hlm. 6471.
Handoko, Jesica. Pengaruh Agency Costs Terhadap Kebijakan Dividen
Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. 2002. Jurnal
Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Desember, Hlm. 180190.
Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI, Vol. 6, No. 2,
Desember, Hlm. 1-22.
Ho, S.S.M., Lam, K.C.K., and Sami, H. 2004. The Investment Opportunity Set,
Director Ownership, and Corporate Policy: Evidence from Emerging
Market. Journal of Corporate Finance, Vol.10, pp. 383-408.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Inneke, Theoral M. dan Supatmi. 2008. Analisis Investment Opportunity Set
(IOS) dan Profitabilitas dalam Memoderasi Pengaruh Kebijakan Dividen
terhadap tingkat Leverage Perusahaan. Jurnal Akuntansi Tahun XII, No.
3, September, Hlm. 277-288.
Marpaung, Elyzabet I. dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan
Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada
Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia.
Jurnal
Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hlm 70-84.
Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to
Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio.
Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Hlm. 1-6.
Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kebijakan
Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi
1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, JuliDesember, Hlm. 103-123.
Pujiastuti, Triani. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 183-197.
Putri, Imanda F. dan M. Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan
Managerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional
Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus, Hlm. 1-25.
Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan
Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal
Manajemen/ Tahun XIV, No. 1, Februari, Hlm. 1-15.
Salwa. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan
Pembayaran Dividen Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal
Akuntansi Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Vol. 2, No. 2, Juni, Hlm.
23-47.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Subramanyam, K.R, Wild, J.J. 2009. Financial Statement Analysis 10th edition.
McGraw-Hill International Edition.
Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout
Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol. 9, No. 1, Hlm 76-88.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas
Leverage dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal
Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 243-256.
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, Hlm. 9-17.
Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital dan
Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. Kajian Bisnis STIE Widya
Wiwaha Yogyakarta, Vol. 12, No. 1, Januari, Hlm. 41-56
10
ISSN: 1410 -9875
Esika Wahasari
Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko
Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen,
Vol. 8, No. 1, Januari, Hlm. 53-64.
Tarjo dan Jogiyanto Hartono. 2003. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17
Oktober, Hlm. 278-295.
Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable
Assets dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006.
Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, Desember, Hlm. 474-482.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional
Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen
dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 3,
September, Hlm. 373-385.
Wirjolukito, A. Yanto, H. Dan Sandy. 2003. Faktor-Faktor yang Merupakan
Pertimbangan Dalam Keputusan Pembagian Dividen: Tinjauan Terhadap
Teori Persinyalan Dividen pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Agustus,
Hlm. 160-172.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
12
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 13-24
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL
RICARDO S. WIRJAWAN
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of profitability,
firm size, asset growth, asset structure, business risk, free cash flow,
liquidity, and institutional ownership to capital structure of non-financial
firms that listed in the Indonesia Stock Exchange in the period of 2008 to
2010. 109 firms met the criterias and being analyzed. . The method used is
multiple regression analysis.The results of the research indicates that
profitability, firm size, asset growth, asset structure, and business risk have
significant influence to capital structure. On the other hand, free cash flow,
liquidity, and institutional ownership have no significant influence to capital
structure.
Keywords:
Capital structure, profitability, firm size, asset growth, asset
structure, business risk
perusahaan. Banyak sumber dana
yang dapat
digunakan
baik
eksternal
maupun
internal
perusahaan. Dana dari eksternal
perusahaan dapat berasal dari
kreditor (bank dan leasing). Dana
dari internal perusahaan antara lain
laba ditahan dan saham. Gabungan
dari kedua jenis modal inilah yang
disebut dengan struktur modal.
Profitabilitas
yang
tinggi
akan meggunakan utang lebih
rendah karena perusahaan dapat
menggunakan keuntungan yang ada
untuk membiayai kebutuhan dana
dengan dana internal. Ukuran
perusahaan
yang
besar
akan
membuat perusahaan lebih mudah
mendapatkan
pinjaman
PENDAHULUAN
Dalam era
globalisasi
di
mana persaingan semakin ketat,
perusahaan
dituntut
untuk
menggunakan semua sumber daya
yang ada secara efisien dan efektif.
Salah satu sumber daya yang dapat
dimaksimalkan
adalah
modal.
Modal memegang peranan penting
dalam
pengembangan
maupun
operasi perusahaan.
Modal sangatlah penting bagi
perusahaan karena mulai dari awal
perusahaan,
operasi
dan
pengembangan perusahaan modal
memegang peran yang besar dan
mempengaruhi
kecepatan
serta
skala
yang
dapat
dilakukan
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dibandingkan perusahaan kecil, hal
ini mengakibatkan
perusahaan
besar dapat memiliki leverage yang
lebih besar dibanding perusahaan
kecil. Perusahaan yang memiliki
pertumbuhan aset tinggi tentu
memerlukan dana yang
cukup
besar, jika dana yang diperlukan
untuk investasi melebihi dana
internal maka perusahaan akan
memerlukan dana eksternal untuk
membiayai
investasi
tersebut.
Semakin besar jumlah aset tetap
yang dimiliki perusahaan
maka
semakin besar pula jaminan untuk
hutang
dan
risiko
yang
kebangkrutan lebih kecil dibanding
perusahaan dengan aset tetap yang
rendah. Perusahaan yang memiliki
risiko bisnis tinggi akan cenderung
menghindari pembiayaan dari utang
karena akan makin meningkatkan
risiko perusahaan tersebut. Free
Cash Flow yang besar menunjukkan
perusahaan memiliki dana yang
dapat digunakan untuk investasi
maupun
dibagikan
kepada
pemegang saham, hal ini akan
meningkatkan
perusahaan
memerlukan hutang yang
lebih
tinggi
untuk
mempertahankan
kontrol atas manajemen. Kebijakan
hutang merupakan salah satu cara
mengontrol
manajemen
dalam
penggunaan
free
cash
flow.
Likuiditas perusahaan yang tinggi
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
membiayai
kebutuhan dana dari operasinya,
karena itu semakin tinggi likuiditas
maka
semakin
rendah
pula
kebutuhan akan modal eksternal.
Kepemilikan institusi yang tinggi
menunjukkan pengawasan
yang
tinggi terhadap manajer sehingga
biaya agensi dari utang berkurang
karena
manajemen
akan
14
November 2012
menggunakan dana dengan lebih
efektif.
Tujuan
penelitian
yang
diharapkan dari penelitian ini
adalah mendapatkan bukti empiris
mengenai pengaruh profitabilitas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan
aset, struktur aset, risiko bisnis,
free cash flow, likuiditas dan
kepemilikan institusional.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Trade-off Hypotesis adalah
teori
struktur
modal
yang
mengakomodasi trade-off antara
manfaat
pajak
dan
biaya
kebangkrutan karena utang. Teori
ini menyatakan bahwa perusahaan
yang optimal adalah perusahaan
yang
menyeimbangkan
manfaat
pajak dan biaya kebangkrutan yang
muncul karena perusahaan memiliki
utang (Siregar 2005). Teori Pecking
Order menurut Myer dan Majluf
(1984)
dalam
Siregar
(2005)
menyatakan
bahwa
perusahaan
lebih mengutamakan penggunaan
dana internal dibanding dengan
dana eksternal dalam aktivitas
pendanaan. Dana internal berasal
dari laba, laba ditahan, dan arus
kas.
Apabila
dana
eksternal
diperlukan maka perusahaan akan
lebih mengutamakan penggunaan
utang dibanding ekuitas. Teori
asimetri informasi adalah situasi
dimana manajer memiliki informasi
yang lebih baik mengenai prospek
perusahaan daripada informasi yang
dimiliki oleh investor (Houston 1999
dalam Prabansari dan
Kusuma
2005).
Teori keagenan mengatakan
bahwa manajemen adalah agen dari
pemegang saham, sebagai pemilik
ISSN: 1410 -9875
perusahaan. Para pemegang saham
berharap agen akan bertindak atas
kepentingan
mereka
sehingga
mendelegasikan wewenang kepada
agen. Untuk dapat melakukan
fungsinya,
manajemen
harus
diberikan insentif dan pengawasan
yang memadai.
Struktur Modal
Musyafikin (2005) dalam Joni
dan Lina (2011) menyatakan bahwa
struktur modal merupakan bauran
antara
proporsi
sumber
dana
eksternal yang berupa hutang
jangka panjang dan modal sendiri.
Menurut Anreader (1976) dalam
Mas’ud (2009) sumber –
sumber
untuk struktur modal terdiri dari
long-term debt, short-term debt,
preferred stock, common stock,
earned surplus.
Profitabilitas dan Struktur Modal
Profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba. Menurut Sartono
(1999,130) dalam Daulay (2009)
profitabilitas
adalah
kemampan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya
dengan
penjualan, total aset
maupun
modal sendiri. Menurut pecking
order theory, perusahaan dengan
tingkat keuntungan yang besar
memiliki
sumber
pendanaan
internal yang lebih besar dan
memiliki
kebutuhan
untuk
melakukan pembiayaan investasi
melalui pendanaan eksternal yang
lebih kecil (Andrianto dan Wibowo
2007 dalam Wijaya dan Hadianto
2008).
Joni dan Lina (2010) serta
Widjaya
dan
Kasenda
(2008)
menemukan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap struktur modal.
Ricardo S. Wirjawan
Hal ini serupa dengan penelitian
Prabansari dan Kusuma (2005),
Yeniatie dan Destriana (2010),
Indahningum dan Handayani (2009).
Sedangkan penelitian Seftianne dan
Handayani
(2011)
menunjukkan
bahwa profitabilitas tidak memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
struktur modal.
Ha1:
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaaan.
Ukuran Perusahaan dan Struktur
Modal
Ukuran
perusahaan
merupakan gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu
periode tertentu (Joni dan Lina
2010). Ukuran perusahaan yang
besar
diangap
sebagai
suatu
indikator
yang
menggambarkan
tingkat risiko bagi investor untuk
melakukan
investasi
pada
perusahaan tersebut, karena jika
perusahaan memiliki kemampuan
finansial yang baik, maka diyakini
bahwa perusahaan tersebut juga
mampu
memenuhi
segala
kewajibannya serta memberikan
tingkat
pengembalian
yang
memadai bagi investor.
Menurut
Widjaya
dan
Kasenda (2008), Seftianne dan
Handayani (2011) serta Prabansari
dan
Kusuma
(2005)
dalam
penelitiannya, ukuran perusahaan
memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap struktur modal.
Hasil penelitian Hadianto (2008)
menemukan
bahwa
ukuran
perusahaan
memiliki
pengaruh
negatif yang signifikan. Sedangkan
menurut Daulay (2009) serta Joni
dan Lina (2010) ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Ha2:
Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
terhadap
struktur
modal perusahaaan.
Pertumbuhan Aset dan Struktur
Modal
Pertumbuhan
aset
pada
dasarnya
menggambarkan
bagaimana
perusahaan
menginvestasikan dana
yang ia
miliki dalam kegiatan operasi dan
investasi. Peningkatan jumlah aset,
baik aset lancar maupun aset
jangka
panjang
membutuhkan
dana, dengan alternatif pendanaan
internal atau dengan pendanaan
eksternal. (Joni dan Lina 2010).
Tingkat pertumbuhan yang tinggi
menunjukkan perusahaan sedang
melakukan
ekspansi
yang
membutuhkan dana yang besar,
karena
itu
perusahaan
membutuhkan sumber dana yang
ada termasuk menggunakan hutang
(Yeniatie dan Destriana 2010).
Hasil penelitian Joni dan
Lina (2010) menemukan bahwa
pertumbuhan
aset
memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap struktur modal. Hal ini
serupa dengan hasil penelitian
Prabansari dan Kusuma (2005) serta
Yeniatie dan Destriana (2010).
Namun hasil penelitian
Daulay
(2009)
dan
Indahningum
dan
Handayani
(2009)
menunjukkan
bahwa pertumbuhan aset tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal.
Ha3:
Pertumbuhan
Aset
berpengaruh
terhadap
struktur
modal perusahaaan.
Struktur Aset dan Struktur Modal
Menurut pecking
order
theory dalam Hestuningrum dan
Darsono (2012) perusahaan
yang
aset tetapnya sedikit akan memiliki
16
November 2012
masalah asimetri informasi antara
investor dan manajemen, karena
itu perusahaan akan lebih memilih
pendanaan
dengan
hutang.
Sebaliknya,
perusahaan
yang
memiliki aset tetap yang tinggi,
kemungkinan terjadi asimetri lebih
rendah karena penilaian aset lebih
mudah
dilakukan.
Hal
ini
menyebabkan perusahaan memilih
menerbitkan
saham
daripada
berhutang.
Penelitian yang
dilakukan
Joni dan Lina (2010) menunjukkan
bahwa struktur
aset memiliki
pengaruh positif terhadap struktur
modal. Hal ini sejalan dengan
penelitian
Hestuningrum
dan
Darsono (2012), Steven dan Lina
(2011) serta Yeniatie dan Destriana
(2010). Sedangkan
penelitian
Wijaya dan Hadianto (2008) serta
Seftianne dan Handayani (2011)
menunjukkan struktur aset tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap struktur modal.
Ha4: Struktur Aset berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaaan.
Risiko Bisnis dan Struktur Modal
Risiko bisnis
merupakan
risiko dasar yang dimiliki yang
perusahaan jika perusahaan tidak
menggunakan utang (Indrajaya et
al 2011). Risiko bisnis akan
mempersulit
perusahaan
dalam
melaksanakan
pendanaan
eksternal, sehingga secara teori
akan berpengaruh negatif terhadap
leverage perusahaan. Keputusan
terhadap struktur modal secara
langsung mempengaruhi risiko yang
akan ditanggung pemegang saham
serta
besarnya
tingkat
pengembalian
yang
diharapkan
(Brigham dan Houston, 2001 ;17)
ISSN: 1410 -9875
dalam Prabansari dan Kusuma
(2005).
Penelitian oleh Prabansari
dan Kusuma (2005) menunjukkan
bahwa
risiko
bisnis memiliki
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap
struktur
modal.
Sebaliknya,
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Khan (2010)
menemukan bahwa risiko bisnis
memiliki pengaruh positif terhadap
struktur modal. Sedangkan Joni dan
Lina (2010), Seftianne
dan
Handayani (2011), Yeniatie dan
Destriana (2010), dan Indrajaya et
al. (2011) menemukan bahwa risiko
bisnis tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Ha5: Risiko Bisnis
berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaaan.
Free Cash Flow dan Struktur
Modal
Free cash flow merupakan
suatu ukuran kinerja keungan yang
dihitung
berdasarkan
besarnya
jumlah arus kas operasi dikurangi
dengan jumlah belanja barang –
barang
modal
(capital
expenditures). Free
cash
flow
dapat dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk
dividen
maupun digunakan kembali sebagai
modal kerja perusahaan, karena itu
free
cash
flow
dapat
mempengaruhi
struktur
modal
perusahaan (Hutomo dan Perdana
2008).
Penelitian yang dilakukan
Nasrizal et al. (2010). menemukan
bahwa free cash flow tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
struktur
modal.
Sedangkan
Indahningrum
dan
Handayani (2009) serta
Syafi’i
(2011) menemukan bahwa free cash
Ricardo S. Wirjawan
flow memiliki pengaruh
positif
signifikan terhadap struktur modal
Ha6: Free Cash Flow berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaaan.
Likuiditas dan Struktur Modal
Likuiditas
merupakan
kemampuan perusahaan membayar
utang jangka pendeknya
dengan
aset
lancar
yang
dimiliki
(Hestuningrum dan Darsono 2012).
Menurut Hanafi dan Halim (2000)
dalam Wijaya dan Hadianto (2008)
Aset lancar berupa piutang dan
persediaan cenderung mendominasi
keseluruhan aset yang dimilikinya.
Mengingat besarnya proporsi utang
jangka pendek dalam struktur
modalnya,
maka
likuiditas
merupakan faktor yang memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan.
Hasil penelitian Seftianne
dan Handayani (2011) menunjukkan
bahwa likuiditas tidak memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
struktur modal. Sedangkan menurut
penelitian Wijaya dan Hadianto
(2008) dan Hestuningrum dan
Darsono (2012) likuiditas memiliki
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap struktur modal.
Ha7: Likuiditas
berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaaan.
Kepemilikan
Institusional
dan
Struktur Modal
Widjaya & Kasenda (2008)
mengatakan
bahwa
tingkat
kepemilikan yang
tinggi
dalam
suatu
institusi
dalam
suatu
perusahaan
akan
menimbulkan
usaha pengawasan yang lebih besar
oleh investor institusional sehingga
akan dapat mengontrol manager
untuk tidak melakukan perbuatan
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
yang
tidak
sejalan
dengan
kepentingan pemegang sahan yang
pada akhirnya akan mengurangi
agency cost.
Widjaya dan Kasenda (2008),
Yeniatie dan Destriana (2010), dan
Nasrizal et al.
(2010) dalam
penelitiannya menemukan bahwa
kepemilikan institusional memiliki
pengaruh negatif yang signifikan
terhadap
struktur modal.
Sedangkan
Indahningrum
dan
Handayani
(2009) menemukan
kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif yang signifikan.
Berbeda dengan
Wuryaningsih
(2004) yang dalam penelitiannya
menemukan bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh.
Ha8: Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
struktur
modal
perusahaaan.
No
1
2
3
4
18
November 2012
METODE PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Populasi yang diambil dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
perusahaan
non-keuangan
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2007 sampai dengan
2011. Sampel yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
sebanyak 109 perusahaan yang
bergerak
dalam
industri
non
keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
(BEI).
Sampel
perusahaan
dipilih
berdasarkan
kriteria pemilihan sampel yang
telah ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel
Kriteria
Total perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI
dari tahun 2006-2010
Perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan
lengkap
Perusahaan yang periode laporan keuangannya tidak
berakhir tanggal 31 Desember
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang
rupiah dalam laporan keuangan
Perusahaan yang tidak memiliki operating profit
selama periode penelitian
Perusahaan yang tidak mengklasifikasikan
aset/kewajiban lancar secara eksplisit
Perusahaan yang konsisten memiliki hutang jangka
panjang selama periode penelitian
Total perusahaan setelah dilakukan pengeluaran
sampel
Jumlah data selama periode penelitian (109 X 3
tahun)
Jumlah
274
(7)
(2)
(16)
(65)
(18)
(57)
109
327
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Struktur
modal
dalam
penelitian ini, dihitung dengan
leverage, yaitu membandingkan
hutang jangka panjang dengan aset
perusahaan (Joni dan Lina 2010).
Variabel leverage ini merupakan
skala rasio.
Leverage=
Total Hutang Jangka Panjang
Total Aset
Profitabilitas adalah suatu
ukuran
kemampuan
perusahaan
untuk menghasilkan laba dalam
suatu periode tertentu. Dalam
penelitan ini, digunakan rumus dari
Yeniatie dan Destriana (2010).
Variabel ini merupakan skala rasio.
Operating Income
PROF �
Total Assets
Ukuran perusahaan yang
merupakan cerminan dari kekayaan
perusahaan
(Fraser,2005
dalam
Mas’ud
2009)
diukur
dengan
menggunakan rumus dari Mas’ud
(2009). Variabel ini merupakan
skala rasio.
Size � Logaritma natural dari total aset
Pertumbuhan aset dihitung
dengan
mengukur
proporsi
peningkatan
aset
dari
tahun
sebelumnya dibandingkan dengan
tahun berjalan. Skala
yang
digunakan adalah skala rasio (Joni
dan Lina 2010).
Pertumbuhan Aktiva �
TAt- TAt-1
TAt-1
Keterangan: TAt: Aset tetap tahun t
| TAt-1: Aset tetap tahun t-1
Struktur aset merupakan
proporsi aset tetap yang dimiliki
oleh perusahaan.
Variabel ini
diproksikan dengan FAR
(fixed
assets
ratio).
Struktur
aset
merupakan variabel yang berskala
rasio (Joni dan Lina,2010).
Total Aset Tetap
FAR �
Total Aset
Risiko bisnis dalam penelitian
ini diproksikan dengan logaritma
natural dari standar deviasi laba
operasional
perusahaan.
Risiko
bisnis merupakan variabel yang
berskala rasio.
Risiko Bisnis = ln (σEBIT)
Free cash flow merupakan
suatu ukuran kinerja keungan yang
dihitung
berdasarkan
besarnya
jumlah arus kas operasi dikurangi
dengan jumlah belanja barang–
barang
modal
(capital
expenditures). Free cash flow
dihitung menggunakan rumus Ross
et al. dalam Hutomo dan Perdana
(2008).
FCF � AKO � PMit � ∆NWC
Keterangan:
AKO : Arus kas operasi
PM : Pengeluaran modal pada tahun
t
ΔNWC : Selisih modal bersih
perusahaan pada tahun t dengan
tahun sebelumnya
Likuiditas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya dengan aset lancar yang
dimilikinya. Variabel ini dihitung
menggunakan Current Ratio yaitu
aset
lancar
dibagi
dengan
kewajiban lancar (Seftianne dan
Handayani 2011). Variabel ini
merupakan skala rasio.
Aset Lancar
CR �
Kewajiban Lancar
Kepemilikan
institusional
merupakan persentase saham yang
dimiliki oleh pihak institusional
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
pada akhir tahun. Variabel ini
merupakan skala rasio.
INST
Jumlah saham Institusi
�
�100%
Jumlah saham yang beredar
Metode Analisis Data
Uji
hipotesis
dilakukan
untuk
menguji apakah variabel – variabel
independen
memiliki
pengaruh
terhadap
variabel
dependen.
Pengujian ini menggunakan analisis
regresi
berganda
(multiple
regression analysis).
Regresi berganda digunakan
persamaan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +
b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e
Notasi :
Y
= Struktur modal
b1-b8
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
e
November 2012
= Koefisien regresi
= Profitabilitas
= Ukuran perusahaan
= Pertumbuhan aset
= Struktur aset
= Risiko bisnis
= Free Cash flow
= Likuiditas
= Kepemilikan institusional
= Error
HASIL PENELITIAN
Statistik
deskriptif
memberikan
penjelasan
dan
informasi mengenai karakteristik
sampel yang digunakan, dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel
LEVERAGE
PROF
SIZE
GROWTH
AS
RISK
FCF
LIQ
INST
Minimum
Maximum
Mean
0,0000044
0,000427
23,458594
-0,998828
0,000087
18,847363
-8,1993E12
0,045394
0,018475
0,963369
0,634891
32,664868
14,627647
0,895231
29,185171
2,97268E13
14,997958
0,998026
0,14195959
0,11368029
28,11345917
0,16824609
0,36347549
24,63194691
2,2887222E11
1,76476170
0,68716234
Std.
Deviation
0,148735592
0,093366218
1,666890347
0,850271299
0,212237103
1,949356321
2,2010657E12
1,459421377
0,206743750
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Variabel
Konstanta
PROF
SIZE
GROWTH
AS
RISK
FCF
LIQ
INST
20
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis
Sig
Kesimpulan
Beta
-0,171
0,238
Ha1 diterima
-0,334
0,000
Ha2 diterima
-0,026
0,004
Ha3 diterima
0,039
0,000
Ha4 diterima
0,181
0,000
Ha5 diterima
0,041
0,000
Ha6 tidak berhasil
-2,358E-15
0,511
Ha7 tidak berhasil
-0,003
0,548
Ha8 tidak berhasil
0,005
0,894
ISSN: 1410 -9875
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel profitabilitas
(PROF) sebesar 0,000 yang lebih
rendah dari alpha (α = 0,05) artinya
Ha1 dapat diterima, yang berarti
profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan. Hasil ini sesuai dengan
pecking
order
theory
yang
menyatakan
perusahaan
lebih
menyukai
pendanaan
internal,
semakin tinggi profitabilitas maka
semakin tinggi pula dana yang
tersedia
untuk
membiayai
operasional dan investasi yang
berasal dari laba ditahan, yang
mengakibatkan tingkat leverage
semakin rendah.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
variabel
ukuran
perusahaan (SIZE) sebesar 0.004
yang lebih rendah dari alpha (α =
0,05) artinya Ha2 dapat diterima,
yang berarti ukuran perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur modal perusahaan. Hal ini
menunjukkan
semakin
besar
perusahaan, maka akan semakin
mudah
perusahaan
tersebut
mendapatkan dana dari
pasar
modal yang memiliki biaya serta
asimetri informasi
yang
lebih
rendah dibandingkan utang.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel pertumbuhan
perusahaan (GROWTH)
sebesar
0,000 yang lebih rendah dari alpha
(α = 0,05) artinya Ha3 dapat
diterima,
yang
berarti
pertumbuhan perusahaan memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin besar pertumbuhan
aset, maka akan perusahaan akan
memerlukan dana yang besar pula
Ricardo S. Wirjawan
untuk membiayainya. Jika
dana
dari internal
tidak
mencukupi,
maka perusahaan tentu
akan
mencari dana eksternal yang akan
mempengaruhi struktur modal.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel struktur aset
(AS) sebesar 0,000 yang lebih
rendah dari alpha (α = 0,05) artinya
Ha4 dapat diterima, yang berarti
struktur aset memiliki pengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan. Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin besar aset tetap
dalam struktur aset perusahaan,
akses untuk mendapatkan dana
eksternal akan semakin besar,
karena pihak kreditor melihat risiko
yang lebih rendah dari perusahaan
yang memiliki banyak aset tetap
yang dapat digunakan sebagai
jaminan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel risiko bisnis
(RISK) sebesar 0,000 yang lebih
rendah dari alpha (α = 0,05) artinya
Ha5 dapat diterima, yang berarti
risiko bisnis memiliki pengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi risiko bisnis
yang dimiliki perusahaan, maka
akan semakin sulit perusahaan
tersebut mendapatkan dana dari
pasar modal. Harga saham akan
dinilai lebih rendah oleh investor
dan akhirnya dana yang diterima
menjadi lebih sedikit.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel free cash flow
(FCF) sebesar 0,511 yang
lebih
tinggi dari alpha (α = 0,05) artinya
Ha6 tidak dapat diterima, yang
berarti free cash flow tidak
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
memiliki
pengaruh
terhadap
struktur modal perusahaan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel likuiditas (LIQ)
sebesar 0,548 yang lebih besar dari
alpha (α = 0,05) artinya Ha7 tidak
dapat
diterima,
yang
berarti
likuiditas tidak memiliki pengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi variabel kepemilikan
institusional (INST) sebesar 0,894
yang lebih besar dari alpha (α =
0,05) artinya Ha8 tidak dapat
diterima, yang berarti kepemilikan
institusional
tidak
memiliki
pengaruh terhadap struktur modal
perusahaan.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
dapat ditarik kesimpulan bahwa
profitabilitas,
nilai
perusahaan,
ukuran perusahaan, struktur aset,
dan risiko bisnis memiliki pengaruh
signifikan, sedangkan free cash
flow, likuiditas dan kepemilikan
institusional
tidak
memiliki
pengaruh signifikan.
Dalam penelitian ini terdapat
beberapa keterbatasan antara lain
sampel yang digunakan dalam
penelitian ini hanya terbatas pada
November 2012
perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sehingga jenis industri lain tidak
tercakup di penelitian ini. Periode
penelitian yang digunakan hanya
dari tahun 2008 sampai 2010.
Variabel
independen
yang
digunakan dalam penelitian ini
terbatas yaitu hanya 8 variabel
independen.
Dengan
demikian,
masih terdapat variabel lain yang
mungkin
dapat
berpengaruh
terhadap
struktur
modal
perusahaan. Penelitian ini tidak
memenuhi
asumsi
normalitas,
heteroskedastisitas
dan
autokorelasi.
Berdasarkan
keterbatasanketerbatasan yang ditemui selama
penelitian
maka
beberapa
rekomendasi
untuk
penelitian
selanjutnya antara lain, penelitian
selanjutnya sebaiknya memperluas
sampel penelitian dan tidak hanya
terbatas pada perusahaan non
keuangan
saja.
Memperpanjang
periode penelitian dalam penelitian
selanjutnya.
Menguji
variabelvariabel
lain
yang
dapat
memberikan pengaruh terhadap
struktur modal, seperti kepemilikan
manajerial
dan
set
peluang
investasi. Memperbanyak jumlah
sampel penelitian sehingga data
terdistribusi normal dan diharapkan
dapat
mengatasi
masalah
heteroskedastisitas
dan
autokorelasi.
REFERENSI:
Daulay , M. Toyib. 2009. Pengaruh Size, Profitability, dan Growth of Assets
Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang GoPublic di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol. 2, No. 2,
hlm. 189-208.
Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutler. 2012. Principles of Managerial
Finance 11th Edition. Boston: PearsonPrentice Hall.
22
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadianto, Bram. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan
Profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi
Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal
Manajemen, Vol. 7, No. 2.
Hestuningrum, Ratri Dian dan Darsono. 2012. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Permanufakturan yang
Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 1, No. 1, hlm 1-12.
Hutomo, Y.B. Sigit dan Mochamad Roland Perdana. 2008. Pengaruh Free Cash
Flow terhadap Debt Equity Ratio dengan Kepemilikan Institusional
sebagai Variable Moderating. Eksekutif: Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol.5, No.1, hlm. 75-85.
Indahningrum, Rizka Putri dan Ratih Handayani. 2009. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan
Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No, 3, hlm.
189-207.
Indrajaya, Glenn, Herlina dan Rini Setiadi. 2011. Pengaruh Struktur Aktiva,
Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko
Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor
Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007.
Akurat Jurnal Ilmiah Akutansi, No. 6.
Joni dan Lina.2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, hlm.81-96.
Khan, Zeba Shariff. 2010. Determinants of Capital Structure: Case of Listed
Paint
Manufacturing
Companies.
Interdisciplinary
Journal
of
Contemporary Research in Business, Vol. 2. No. 6, 253-271.
Mas’ud, Masdar. 2009. Faktor-faktor Penentu Struktur Modal serta Dampaknya
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia). Jurnal
Aplikasi Manajemen, Vol. 7, No. 1, hlm. 151-161.
Moh’d, Mahmoud A., Larry G. Perry dan James N. Rimbey. 1998. The Impact
of Ownership Structure on Corporate Debt Policy: a Time-Series CrossSectional Analysis. The Financial Review, Vol. 33, hlm. 85-98.
Nasrizal, Kamaliah dan Tika Rahmi Syafitri. Analisis Pengaruh Free Cash Flow,
Kebijakan Dividen, Kepemilikan Saham Manajerial, dan Kepemilikan
Saham Institusional terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ekonomi, Vol.
18, No.4.
Prabansari, Yuke dan Handri Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, hlm. 1-15.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, hlm. 39-57.
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Siregar, Baldric. 2005. Hubungan Antara Dividen, Leverage Keuangan, dan
Investasi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 16, No. 3, hlm. 1-12.
Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen,
Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan
Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 3, hlm.
195-210.
Syafi’i, Imam. 2011. Managerial Ownership, Free Cash Flow dan Growth
Opportunity terhadap Kebijakan Utang. Media Mahardika, Vol. 10, No.
1, hlm. 1-21.
Widjaya, Indra dan Faris Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Aktiva Berwujud, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas
terhadap
Struktur
Modal pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi di
BEI. Jurnal Manajemen, Tahun XII, No. 2, hlm. 130-150.
Wijaya, M. Sienly Veronica dan Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur
Aktiva,
Ukuran, Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek
Indonesia
;
Sebuah
Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No.
1, hlm. 71-84.
Wuryaningsih. D.L. 2004. Pengujian Pengaruh Capital Structure pada Debt
Policy. Benefit, Vol. 8, No. 2, hlm. 139-150.
Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1,hlm.
1-16.
24
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 25-34
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO,DEBT
EQUITY RATIO, MATURITY, DAN SIZE TERHADAP PERINGKAT
OBLIGASI PADA PERUSAHAAN
MARIS AGUNG T
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the
influence of return on asset, current ratio, debt to equity ratio, maturity,
and size toward bond rating. This study was also to compare result of the
previous research within the research. Sample of this research is non-finacial
and non-bank companies that listed in Indonesia Stock Exchange and listed in
Pefindo for period 2003-2012. This research explores the influence of Return
On Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Maturity, and Size toward
bond rating. Ordered logistic Regression is used to this study and forward
likelihood ratio selection procedure was used to determine the model
estimation fit for this research. The research finding can be summarized as
follows. First, Return On Asset and Maturity have statistically significant to
influence Bond Rating. Two, the model is fit which mean the five variables
has power to predict Bond rating.
Keywords: Return On Asset, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Maturity,
Size, Bond Rating, and Ordered Logistic regression
kepada masyarakat dan memiliki
kewajiban untuk membayar bunga
secara berkala dan kewajiban
melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak
pembeli obligasi. menurut Bodie et
all. (2005), obligasi sering disebut
sebagai fixed-income securities,
karena obligasi menawarkan aliran
pendapatan kas yang tetap atau
aliran pendapatan kas dengan
formula yang sudah ditentukan
sebelumnya. Obligasi relatif mudah
PENDAHULUAN
Pasar modal memiliki peran
besar dalam kelangsungan ekonomi
suatu negara, hal ini karena pasar
modal menjalankan dua fungsi yaitu
fungsi
ekonomi
dan
fungsi
keuangan. Dalam pasar modal
banyak bermacam sekuritas yang
diperjual-belikan. Salah satunya
ialah obligasi. Obligasi adalah surat
berharga yang menunjukan bahwa
penerbit meminjam sejumlah dana
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dimengerti
karena
besarnya
pembayaran sudah ditentukan dari
awal dan risiko yang ditanggung
dapat menjadi relatif kecil selama
penerbit obligasi dapat dipercaya
kemampuannya untuk membayar
hutangnya. Obligasi
merupakan
salah satu sumber pendanaan
(financing) bagi pemerintah dan
perusahaan, yang dapat diperoleh
dari pasar
modal.
Secara
sederhana, obligasi
merupakan
suatu
surat
berharga
yang
dikeluarkan oleh penerbit (issuer)
kepada
investor
(bondholder),
dimana penerbit akan memberikan
suatu imbal hasil (return) berupa
kupon yang dibayarkan secara
berkala dan nilai pokok (principal)
ketika obligasi tersebut mengalami
jatuh tempo. Adler, et all. (2007)
Obligasi (bond) di analisis oleh
suatu
lembaga
pemeringkat
obligasi. Agen pemeringkat obligasi
adalah lembaga independen yang
memberikan informasi skala risiko
yang
dapat
menunjukan
keamanansuatu
obligasi
bagi
investor.
Keamanan
tersebut
ditunjukan oleh kemampuan suatu
perusahaan dalam membayar bunga
dan melunasi pokok
pinjaman.
Proses peringkatan ini dilakukan
untuk menilai kinerja perusahaan,
sehingga
pemeringkat
obligasi
dapat menyatakan layak tidaknya
obligasi tersebut diinvestasikan.
Terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu nilai dari
obligasi dan juga peringkatnya.
Diantaranya ialah
pertumbuhan
suatu perusahaan tersebut dan
waktu umur dari obligasi tersebut.
Pertumbuhan dan keadaan suatu
perusahaaan dapat dilihat juga dari
berbagai cara. Diantaranya yaitu
dengan
rasio
keuangan
dari
perussahaan tersebut.
26
November 2012
Dari beberapa penelitian yang
sebelumnya
terdapat
ketidak
konsistenan yang terjadi dalam
pengaruh
terhadap
peringkat
obligasi.
Penelitian
Manurung,
Silitonga
dan
Tobing
(2008)
menemukan bahwa Return On
Asset(ROA) dan Likuiditas (Current
Asset)
berpengaruh
terhadap
peringkat obligasi, tetapi untuk
variabel
leverage
(DER)
yang
digunakan
dalam
penelitianya
tidakberpengaruh
terhadap
peringkat obligasi.
Hal ini berbeda
dengan
variabel likuiditas (Current Asset)
yang digunakan dalam penelitian
oleh
Nurmayanti
(2009)
yang
menyatakan
tidak
berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Tetapi
untuk variabel profitabilitas (ROA)
yang digunakan oleh Nurmayanti
(2009) sesuai dengan penelitian
Manurung, Silitonga, dan Tobing
(2008). Variabel profitablitas (ROA)
yang digunakan dalam penelitian
Susilowati dan Sumarto (2010)
menyatakan
tidak
berpengaruh
terhadap peringkat obligasi. Hal ini
tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
Magreta,
Nurmayanti (2009) dan penelitian
yang dilakukan oleh Manurung,
Silitonga dan Tobing (2008)
Variabel likuiditas (CR) yang
digunakan oleh Susilowati dan
Sumarto
(2010)
menyatakan
berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Manurung, Silitonga dan Tobing
(2008). Tetapi tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Nurmayanti
(2009).
Sedangkan
Variabel size dan maturity yang
digunakan
dalam
penelitian
Susilowati (2010) dan Nurmayanti
(2009) menunjukan tidak ada
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
pengaruhnya terhadap peringkat
obligasi.
Menurut pemahaman peneliti
dari data diatas, pengaruh antara
ROA
terhadap
bond
rating
berpengaruh
secara
positif.
Peringkat obligasi akan naik disaat
rasio return meningkat pula, hal ini
karena peringkat obligasi bagus
terlihat dari tingkat return yang di
dapat
dan
digunakan
untuk
pengembalian utang.
Pengaruh
DER
terhadap
peringkat
obligasi
berpengaruh
secara positif juga disaat bond
rating turun maka DER juga turun.
Karena DER merupakan rasio untuk
tingkat pengembalian utang. Disaat
tingkat pengembaliannya rendah
maka peringkat obligasinya akan
menurun.
Pengaruh
CR
terhadap
peringkat
obligasi
berpengaruh
secara negatif disaat CR naik maka
peringkat obligasi akan turun.
Variabel SIZE dan maturity tidak
berpengaruh terhadap peringkat
obligasi.
Berdasarkan uraian di atas
peneliti
tertarik
melakukan
pengujian
kembali
ukuran
perusahaan, current ratio, Debt to
Equity, maturity, dan Return On
Asset terhadap peringkat obligasi.
agar diperoleh informasi varibel –
variabel yang memiliki pengaruh
terhadap pemeringkatan obligasi
yang lebih tepat.
Model Penelitian
ROA
CR
DER
Bond rating
MATURITY
SIZE
Gambar 1 Model Penelitian
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Berdasarkan uraian di atas, maka
dibuatlah hipotesis sebagai berikut:
Ho1: Tidak terdapat
pengaruh
Return On asset terhadap
peringkat obligasi.
Ha1: Terdapat pengaruh Return
On asset terhadap peringkat
obligasi.
Ho2:
Tidak terdapat pengaruh
Current
Ratio
terhadap
peringkat obligasi.
Ha2: Terdapat pengaruh Current
Ratio terhadap peringkat
obligasi.
Ho3: Tidak terdapat
pengaruh
Debt
to
Equity
Ratio
terhadap peringkat obligasi.
Ha3: Terdapat pengaruh Debt to
Equity
Ratio
terhadap
peringkat obligasi.
Ho4:
Tidak terdapat pengaruh
Maturity terhadap peringkat
obligasi.
Ha4: Terdapat pengaruh Maturity
terhadap peringkat obligasi.
Ho5: Tidak terdapat pengaruh SIZE
terhadap peringkat obligasi.
Ha5: Terdapat
pengaruh
SIZE
terhadap peringkat obligasi.
Ho6: Tidak terdapat
pengaruh
Return
On asset,Current
Ratio, Debt to Equity Ratio,
Maturity dan SIZE terhadap
peringkat obligasi.
Ha6: Terdapat pengaruh Return
On asset,Current Ratio, Debt
to Equity Ratio, Maturity
dan SIZE terhadap peringkat
obligasi.
METODA PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan yaitu metode penelitian
deskriptif dan bersifat kausal.
28
November 2012
Karena penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
variable
independen
dengan
variable dependen.
Penelitian deskriptif menurut
Sekaran dan Bougie (2010:105)
ialah “undertaken in order to
ascertain and be able to describe
the characteristics of the variables
of interest in
a
situation.
Penelitian
ini
menggunakan
penelitian deskriptif karena peneliti
hanya ingin mendeskripsikan data
sampel tanpa membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana
sampel tersebut diambil ( Sugiyono
2009:207).
1. Perusahaan
non
keuangan
dan non
perbankan
yang
menerbitkan
obligasi
yang
diperingkat
oleh
pefindo
dengan rating AAA- D berturutturut sepanjang tahun 2003 –
desember 2012
2. Laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan untuk tahun
buku yang
3. Perusahaan yang menyajikan
laporan keuangan.
Bila ada perusahaan
yang
tidak memenuhi kriteria diatas,
maka perusahaan tersebut tidak
dijadikan sample penelitian ini.
Teknik pengumpulan data
yang
digunakan
adalah
menggunakan data sekunder, yang
dinyatakan
dalam
sugiyono
(2009:193)
bahwa
“sumber
sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan kepada
pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen”. Data
diambil
laporan
keuangan
perusahaan tahun 2003-2012 yang
diperoleh dari BEI (Bursa Efek
Indonesia) dan laporan peringkat
obligasi tahun 2003 hingga 2012
ISSN: 1410 -9875
yang di keluarkan oleh Pefindo
(pemeringkat efek Indonesia).
Metode Analisis Data
Metode
analisis
data
merupakan suatu tehnik atau cara
mencari,
memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data
baik berupa data primer maupun
data sekunder
yang
digunakan
untuk keperluan menyusun suatu
karya
ilmiah
dan
kemudian
menganalisa
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan
sehingga
akan
terdapat suatu kebenaran datadata yang akan diperoleh.
Berikut ini adalah pendapat
Sugiyono (2009:4) tentang metode
analisis data:
Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara
ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid
dengan tujuan untuk ditemukan,
dibuktikan, dan
dikembangkan
suatu pengetahuan sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk
memahami,
memecahkan
dan
mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
Ordinal
Logistic regression. Kleinbaum dan
Klein
(2010:466)
menyatakan
bahwa, “An ordinal
outcome
variable with three or more
catagories can be modeled using
ordinal logistic regression, provide
that certain assumption are met.
Ordinal logistic
persamaan Regresi
Pengujian hipotesis pengaruh
return on asset, current ratio, debt
to equity ratio, maturity, dan size
terhadap bond rating, digunakan
alat
analisis
Ordinal
logistic
Maris Agung T
regression dengan -2Log L. Model
persamaan
dalam
penelitian
tersebut
dirumuskan
sebagai
berikut :
Logit�� �� � � �� = [ α + ( β1�� +
β2�� +β3 �� + β4�� + β5�� + e ]
Keterangan :
Logit���� � ���= variabel
Bond
Rating yang merupakan variabel
dependen dengan j diproksikan
masing-masing:
1= CCCs/d SD
2= B+ s/d B3= BB+ s/d BB4= BBB+ s/d BBB5= A+ s/d A6= AA+ s/d AA7= AAA+ s/d AAAα
= Konstanta
β1 – β5 =
Koefisien
variabel
independen
��
= Firm Size
��
= Current Ratio
��
= Debt to Equity Ratio
��
= Return on Asset
��
= Maturity
e
= Error
HASIL PENELITIAN
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan model
regresi logistik ordinal
untuk
menguji pengaruh current ratio,
Return On Asset, Debt to Equty
Ratio, Maturity dan SIZE terhadap
peringkat
obligasi
suatu
perusahaan. Data yang digunakan
untuk menganalisis variabel yaitu
data laporan keuangan periode
2003-2012.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 1
Hasil Uji Estimasi Koefisien
Threshold
Location
Estimate
Wald
Sig.
[BR = 1,00]
-9.064
9.809
.002
[BR = 3,00]
-8.451
8.823
.003
[BR = 4,00]
-6.953
6.247
.012
[BR = 5,00]
SIZE
-4.190
-.123
2.382
2.346
.123
.126
CR
-.177
.766
.382
DETEQU
-.098
.484
.487
ROA
16.485
13.056
.000
[MAT=,00]
-1.354
5.124
.024
[MAT=1,00]
0a
.
.
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 16
Model Estimasi
Model regresi yang digunakan
dalam persamaan ini adalah regresi
ordinal logistik. Dari tabel dapat
disimpulkan
bahwa
persamaan
regresi sebagai berikut:
����� ��� � ��� � � � 16,485 ���
� 0,177 �� � 0,098���
� 1,354��������
� 0,123 ����
Dari persamaan logistik diatas,
terlihat bahwa peringkat obligasi
secara positif berhubungan dengan
Return On Asset.
Sementara
Current ratio, Debt to Equity ratio,
Size, dan Maturity berpengaruh
negatif terhadap peringkat obligasi.
persamaan regresi sebagai berikut:
����� ��� � ��� � �4,190 � 16,485 ���
� 0,177 �� � 0,098���
� 1,354��������
� 0,123 ����
Peringkat obligasi dalam kategori
ini diproksikan mulai dari A- s/d A+
memiliki nilai konstanta sebesar 4,190 yang memiliki pengertian
bahwa peringkat obligasi akan
bernilai -4,190 jika variabel Return
On Asset, Current Ratio, Debt to
30
Equity Ratio,SIZE, dan Maturity
bernilai 0.
1. Koefisien regresi Return On Asset
terhadap
peringkat
obligasi
sebesar 16,485. Hal ini berarti
apabila Return On Asset naik 1
satuan, maka peringkat obligasi
akan
turun
sebesar
16,485
dengan
asumsi
faktor
lain
dianggap tetap.
2. Koefisien regresi Current Ratio
terhadap
peringkat
obligasi
sebesar -0.177. Hal ini berarti
apabila Current Ratio naik 1
satuan, maka peringkat obligasi
akan turun sebesar 0.177 dengan
asumsi faktor lain
dianggap
tetap.
3. Koefisien regresi Debt to Equity
Ratio
terhadap
peringkat
obligasi sebesar -0.098. Hal ini
berarti apabila Debt to Equity
Ratio naik 1 satuan, maka
peringkat obligasi akan turun
sebesar 0.098 dengan asumsi
faktor lain dianggap tetap.
4. Koefisien
regresi
Maturity
terhadap
peringkat
obligasi
ISSN: 1410 -9875
sebesar -1.354. Hal ini berarti
apabila Maturity naik 1 satuan,
maka peringkat obligasi akan
turun sebesar 1,354 dengan
asumsi faktor lain
dianggap
tetap.
5. Koefisien regresi Size terhadap
peringkat obligasi sebesar
0,123. Hal ini berarti apabila
Size naik 1 satuan, maka
peringkat obligasi akan turun
sebesar 0,123 dengan asumsi
faktor lain dianggap tetap.
PENUTUP
Setelah melakukan analisis
dan
pembahasan
mengenai
Pengaruh Return On Asset, Current
Ratio, Debt To Equity Ratio,
Maturity,
Dan
Size
Terhadap
Peringkat Obligasi, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Hasil penelitian bahwa Terdapat
pengaruh Return On Assets
terhadap
peringkat
obligasi.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Prabowo dan
Eddy
(2012),
Luciana
dan
devi(2007)
serta
penelitianpenelitian terdahulu. Hal ini
membuktikan
bahwa
profitabilitas memiliki hubungan
searah atau positif dengan
peringkat
obligasi.
Namun
penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian Susilowati
dan Sumarto (2010)
2. Hasil penelitian bahwa tidak
Terdapat
pengaruh
Current
Maris Agung T
Ratio
terhadap
peringkat
obligasi. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
Prabowo dan Eddy (2012) serta
Magreta
dan
Nurmayanti
(2009).. Namun penelitian ini
tidak
konsisten
dengan
penelitian
Susilowati
dan
Sumarto (2010), manurung dan
tobing (2008), serta Luciana dan
Devi (2007)
3. Hasil penelitian bahwa tidak
Terdapat pengaruh Debt To
Equity Ratio terhadap peringkat
obligasi. Hasil penelitian ini
konsisten
dengan
penelitian
Prabowo dan Eddy (2012), serta
manurung dan tobing (2008).
4. Hasil penelitian bahwa Terdapat
pengaruh
Maturity
terhadap
peringkat
obligasi.
Hasil
penelitian ini konsisten dengan
penelitian Prabowo dan Eddy
(2012). Namun penelitian ini
tidak
konsisten
dengan
penelitian
Susilowati
dan
Sumarto (2010), Magreta dan
Nurmayanti
(2009),
serta
Luciana dan Devi (2007).
5. Hasil penelitian bahwa tidak
Terdapat
pengaruh
Size
terhadap
peringkat
obligasi.
Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Luciana dan
Devi
(2007),
Magreta
dan
Nurmayanti
(2009),
serta
Susilowati dan Sumarto (2010).
Namun penelitian ini tidak
konsisten
dengan
penelitian
Prabowo dan Eddy (2012).
REFERENSI
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western:
cengange Learning.
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Bodie, Zvi, Alex kane and Alan j. marcus. 2011. Investment. International
edition.McGraw Hill.
Brigham,
Eugene
F.,
and
Joel
F.
Houston.
2010.
DasardasarManajemenkeuangan. Buku 1.Diterjemahkanoleh Ali Akbar
Yulianto.PenerbitSalembaEmpat.
Brown, Keith C. and Frank K. Reilly. 2009. Analysis of Investment and
Management of Portfolio Ninth Edition. Canada: SouthWestern.
Darmaji, Tjiptono, Hendy M. Fakhrudin. 2006. Pasar modal di Indonesia:
pendekatan Tanya jawab. Jakarta: salemba Empat.
Dermawan, danDjahomatPurba. 2011. AnalisaLaporanKeuangan. Jakarta:
salemba empat
Fabozzi, Frank J. 2010. Financial Risk Management.John Wiley and Sons.
Gitman, lawrence J. 2011. Principles Of Managerial Finance. Thirteenth
Edition.Boston :Pearson Education. Inc.
Hair, Joseph F, and William C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis: A
Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education.
Hery. 2012. Cara MudahMemahamiAkuntansi: IntisariKonsepdasarAkuntansi.
Jakarta :Prenada
Husnan, Suad. 2003. Teori Portofolio dan analisis sekuritas. Edisi ke3,Yogyakarta: AMP YKPN
Mardiyanto, Handono.(2009). Intisari Manajemen Keuangan. Edisi pertama.
Jakarta: Grasindo.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori portofolio dan analisis investas. Edisi ke-5
Yogyakarta: BPFE
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F scott, Jr. 2005.
Financial Management: Principles and application, 10th ed. New jersey:
pearson prentice Hall.
Kleinbaum, David G., Mitchel Klein. 2010. Logistik Regression, a self Learning
Text. 3th edition. New york: Springer.
Manurung, Adler dkk. 2007. Hubungan rasio-rasio keuangan dengan rating
obligasi.
Margareta dan Nurmayanti, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi
peringkat obligasi ditinjau dari factor akuntansi dan non akuntansi.
Jurnal Bisnis Dan akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember 2009.
Prabowo dan Eddy. 2012. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat
Obligasi Perusahaan Go Publik (Non Keuangan Dan Non Perbankan) Yang
Listing Di BEI Periode Tahun 2007 – 2010. JURAKSI. Vol. 1 No. 2 Februari
2012
Priyatno, duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan analisis Data
Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, dan Bradford D,Jordan. 2006.
Corporate finance Fundamental. 7th edition. New York: McGraw-Hill.
Santosa dan Ashari. 2005. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.
Seftianne. 2011. Faktor-Faktor Yang MempengaruhiStruktur Modal Pada
Perusahaan Public SektorManufaktur. JurnalBisnisdanAkuntansi, Vol.13
No.1: 39-56
32
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research methods for Business: A skill
Building approach, 5thed. United Kingdom, John wiley& sons Ltd.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Susilowati, sumarto, 2010. Memprediksi tingkat
obligasi
perusahaan
manufaktur yang listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi Dan manajemen
bisnis, Vol. 1 No.2, oktober 2010.
Sutrisno. 2009. ManajemenkeuanganTeori, Konsep, danaplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia
Tampubolon, P Manahan. 2005. Manajemenkeuangan: Konseptual, Problem,
danStudiKasus. Bogor: Ghalia Indonesia
Turner, marline. 2006. Group at Work: Theory and Research. Routledge
Van Horne, James C & Wachowich, John M. 2001. Fundamental of Financial
Managemen. New Jersey. Prentice Hall
Weston. J. Fred, dan Thomas E. Copeland. (1997). Manajenem Keuangan.
Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
34
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 35-48
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH BRAND FAMILIARITY, BRAND ATTITUDE, BRAND
AFFECT, DAN BRAND CREDIBILITY TERHADAP
PURCHASE INTENTION
MUWAFFICK HIDAYAT
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to know the influence of the
independent variables which are Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand
Affect, and Brand Credibility to Purchase Intention of Products Tropicana
Slim Classic in South Jakarta. The methods which is used in this research is
descriptive and causal research in which variables are measured with 7 point
Likert scale. This research used primary data which collected by
questionnaire. The research methods for the data analysis is regression which
are simple regression and multiple regression. The results of this research is
some of the independent variables (Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand
Affect, and Brand Credibility) have a positive influence to the dependent
variable (Purchase Intention) individually and simultaneously.
Keywords: Brand Familiarity, Brand Attitude, Brand Affect, Brand
Credibility, Purchase Intention.
PENDAHULUAN
semakin
hari
semakin
beranekaragam jenisnya, dan dari
masing-masing
keanekaragaman
jenis
makanan
dan
minuman
tersebut dapat memberikan efek
positif
maupun
negative
bagi
tubuh. Berdasarkan Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
untuk provinsi DKI Jakarta pada
tahun 2007 tentang pola konsumsi
makanan
beresiko
menyatakan
bahwa
sering
mengkonsumsi
makanan manis, dilakukan oleh
74,3% penduduk DKI Jakarta yang
Pada saat ini masyarakat
cenderung sadar akan masalah
kesehatan
sehingga
mendorong
terciptanya perubahan gaya hidup
yang mengakibatkan berubahnya
kebutuhan,
keinginan,
dan
permintaan
seseorang
terhadap
produk yang dapat memberikan
dampak positif untuk kesehatan
tubuh
mereka.
Makanan
dan
minuman
sebagai
salah
satu
kebutuhan
fisiologis
manusia
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
berusia > 10 tahun, dan menurut
kabupaten/kota prevalensi sering
mengkonsumsi makanan manis yang
paling tinggi ditemukan di Jakarta
Selatan (82,1%), dan paling rendah
di Jakarta Utara (60,8%). Salah satu
dari beberapa dampak negative
yang
ditimbulkan
dari
mengkonsumsi
makanan
dan
minuman manis secara berlebih
yaitu penyakit diabetes.
Dengan
mengetahui
beberapa
informasi
mengenai
dampak negatif yang diakibatkan
dari mengkonsumsi makanan dan
minuman manis secara berlebih
beberapa media, saat ini konsumen
tertarik
untuk
merubah
pola
konsumsi makanan dan minuman
dengan cara menggunakan produk
dari brand kesehatan.
Melihat dari perubahan gaya
hidup masyarakat perkotaan saat
ini
yang
lebih
mementingkan
kesehatan dengan mengkonsumsi
healthy product dengan tujuan
untuk mencegah diri mereka dari
penyakit yang diakibatkan oleh
mengkonsumsi
gula
secara
berlebih, dibuktikan oleh beberapa
perusahaan dengan mengeluarkan
berbagai macam brand produk
kesehatan di Indonesia, seperti
Tropicana Slim dan Diabetasol.
Tropicana Slim merupakan
brand dari serangkaian produk
kesehatan yang dikeluarkan oleh
Nutrifood yang dapat menginspirasi
konsumen untuk hidup lebih sehat.
Berikut rangkaian produk yang
dimiliki oleh Tropicana Slim yaitu:
1. Produk Bebas Gula
2. Produk Non Fat
3. Pelengkap Masakan
Pada produk bebas gula,
Tropicana Slim memiliki
produk
gula rendah kalori dan non kalori,
gula merah sugar free, madu bebas
36
November 2012
gula, café latte, sirup, jam, gula
cair, dan milk tea. Dari hasil Top
Brand Survey 2012 fase 2 yang
dilaksanakan di bulan mei – juni
2012 oleh Frontier Consulting
Group,
brand
Tropicana
Slim
menduduki
peringkat
pertama
sebagai Top Brand Pemanis Rendah
atau Bebas Kalori (sumber: majalah
Marketing).
Didalam
majalah
SWA,
Nielsen mencatat bahwa belanja
iklan
pemanis
rendah
kalori
Tropicana Slim termasuk
yang
paling tinggi dibanding produk
Tropicana
Slim
lainnya.
Pada
Januari – Agustus 2012, belanja
iklan pemanis ini mencapai Rp 49,8
miliar (sumber: majalah SWA edisi
27). Pada akhir tahun 2012 belanja
iklan Tropicana Slim mencapai Rp
83,2 miliar. Jika dilihat dari jumlah
belanja iklan produk Tropicana Slim
rendah kalori pada tahun 2012
mengalami peningkatan
yang
sangat besar jika dibandingkan
dengan jumlah belanja iklan pada
tahun 2010 yang hanya mencapai
Rp 23,6 miliar. Peningkatan jumlah
belanja iklan produk Tropicana Slim
rendah kalori ini
dikarenakan
pemanis tersebut
merupakan
produk andalan dari Nutrifood.
Beberapa
strategi
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
purchase intention (minat beli)
seorang konsumen terhadap brand
Tropicana Slim Classic yaitu dengan
menumbuhkan kesadaran seorang
konsumen terhadap sebuah iklan
melalui brand familiarity, brand
attitude, brand affect, dan brand
credibility.
Purchase
intention
sangat penting dilakukan oleh
perusahaan karena untuk mencari
tahu
kemungkinan
pembelian
konsumen terhadap suatu brand,
dengan
mengetahui
purchase
ISSN: 1410 -9875
intention
tersebut
perusahaan
dapat menentukan dengan tepat
suatu keadaan seperti tujuan
pembelian,
lokasi
pembelian,
waktu pembelian, dan sebagainya
(Kevin Keller, 2013:345).
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat
pengaruh
brand
familiarity, brand attitude, brand
affect,
dan
brand
credibility
terhadap purchase intention.
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulis sebagai berikut:
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka teoritis yang memuat
brand familiarity, brand attitude,
brand affect, brand credibility, dan
purchase
intention.
Ketiga,
,memuat metode dalam penelitian.
Keempat, hasil penelitian dan
analisisnya. Kelima, penutup yang
berisikan kesimpulan dan saran
untuk penelitian selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Brand Familiarity
Brand familiarity merupakan
salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan
utama
seorang
konsumen
dalam
melakukan
pemilihan sebuah brand. Perreault,
Cannon, dan McCarthy (2010:237)
berpendapat
bahwa
“Brand
familiarity
means
how
well
costumers recognize and accept a
company’s
brand”.
Konsumen
dengan brand
familiarity
yang
tinggi hanya memerlukan paparan
iklan yang lebih sedikit karena
tingginya pengetahuan konsumen
terhadap sebuah brand. Isyarat
visual seperti kemasan dan warna
Muwaffick
merupakan salah satu
cara
sederhana yang penting untuk
membuat
suatu
keputusan
pembelian.
Pengalaman tidak langsung
seperti penjelasan sebuah brand
diberbagai
media
iklan
dan
pemaparan brand ditoko dapat
meningkatkan
penggunaan
terhadap sebuah brand. Pernyataan
ini ditegaskan oleh Park dan Stoel
(2005:150) “Brand familiarity is
defined as the number of brandrelated
direct
or
indirect
experiences that have
been
accrued by the consumer”.
Konsumen
cenderung
memiliki tingkat kemungkinan yang
tinggi untuk melakukan pembelian
terhadap sebuah brand apabila
mereka akrab terhadap brand
tersebut yang mereka ketahui
melalui sebuah media iklan maupun
penggunaan
terhadap
produk
tersebut. Seperti pendapat Kevin L
Keller (1993) yang dikutip didalam
sebuah jurnal oleh Arsan and Altuna
(2010:172) “Brand familiarity as
the number of product related
experiences
that
have
been
accumulated by the consumer
(through
product
usage,
advertising, etc.)”.
Brand familiarity
adalah
kemampuan seorang
konsumen
untuk mengetahui dan menerima
keberadaan sebuah merek dengan
baik
didalam
benak
mereka.
Pengetahuan seorang konsumen
terhadap saebuah brand tersebut
bisa diperoleh konsumen secara
langsung maupun tidak langsung.
Semakin
tinggi
tingkat
ke
familiaran sebuah brand dapat
mengakibatkan
semakin
meningkatnya
minat pembelian
seorang konsumen terhadap brand.
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
H1 : Terdapat pengaruh brand
familiarity
terhadap
purchase
intention pada brand
produk
kesehatan.
Brand Attitude
Brand Attitude merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh
seorang konsumen untuk membantu
dalam mengevaluasi brand yang
nantinya akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan
mereka
terkait dengan kondisi saat ini.
Brand Attitude menjadi sangat
penting karena dengan mengetahui
hal tersebut kita dapat menentukan
apakah
sebuah
brand
dapat
memenuhi
kebutuhan
seorang
konsumen
dan
memberikan
keuntungan bagi mereka sehingga
dapat menjadikan brand tersebut
sebagai pilihan alternative bagi
mereka.
Kotler dan keller (2012:505)
berpendapat
brand
attitude
merupakan “Evaluate the brand’s
perceived ability to meet a
currently relevant need”. Menurut
Kevin
Lane
Keller
(2013:129)
“Brand
attitudes
are
overall
evaluations of the brand in terms
of its quality and the satisfaction it
generates”.
Brand
attitude
menggambarkan suatu perasaan
puas maupun tidak puas seorang
konsumen terhadap kualitas produk
sebuah brand. Iklan merupakan
salah satu elemen yang sangat
penting
dalam
mempengaruhi
brand attitude. Sebuah paparan
iklan dengan
format emosional
dapat
mengurangi
perasaan
negative,
sementara
dapat
meningkatkan
perasaan
positif
seorang
konsumen,
seperti
pendapat yang dikemukakan oleh
Peter dan Olson (2005:52) brand
attitude merupakan “Consumers
38
November 2012
combine knowledge and affective
feelings about a product or a brand
to form an overall evaluation”.
Dengan semakin banyaknya promosi
yang
dilakukan
oleh
suatu
perusahan
terhadap
konsumen
dapat mengakibatkan konsumen
tertarik untuk melakukan evaluasi
secara
keseluruhan
terhadap
sebuah brand.
Brand
attitude
adalah
kemampuan seorang
konsumen
untuk mengevaluasi baik-buruknya
kemampuan sebuah merek untuk
memenuhi
kebutuhan
mereka.
sebuah evaluasi seorang konsumen
terhadap brand diharapkan dapat
membentuk
purchase
intention
seorang konsumen terhadap sebuah
brand.
H2 : Terdapat pengaruh brand
attitude
terhadap
purchase
intention pada brand
produk
kesehatan.
Brand Affect
Brand affect adalah sebuah
brand
yang
berpotensi
untuk
mendapatkan
respon
emosional
yang positif pada
sebagian
konsumen
yang
dapat
mempengaruhi
minat
seorang
konsumen untuk membeli sebuah
produk.
Menurut Kabadayi dan Alan
(2012:81) “Brand Affect can be
described as consumers emotional
response towards a brand in
consequence
of
having
an
experience with
the
brand”.
Mereka menjelaskan bahwa brand
affect merupakan respon emosional
yang dimiliki
oleh
seorang
konsumen terhadap sebuah brand
sebagai
konsekuensi
dari
pengalaman
mereka
terhadap
brand tersebut.
ISSN: 1410 -9875
Menurut Matzler et al.
(2006), yang dikutip dari
jurnal
Gecti dan Zengin (2013:112) “Brand
affect
describes
the relation
between consumers and
brand
under certain category and it can
be considered as
the general
evaluations of the consumers for
brand”.
Brand
Affect
menggambarkan hubungan antara
konsumen dengan sebuah brand.
Brand affect yang positif yaitu
konsumen yang memiliki perasaan
yang baik terhadap sebuah brand,
sedangkan
brand
affect
yang
negative
dapat
menimbulkan
perasaan negatif terhadap sebuah
brand.
Pengalaman yang kuat dapat
memberikan pengaruh yang positif
yang
dapat
meningkatkan
kemungkinan seorang konsumen
untuk
melakukan
pembelian
terhadap sebuah brand. Lin dan Lee
(2012:309) yang mengatakan bahwa
“Brand affect as positive emotions
and affective commitment which
associates with brand feelings and
concept of emotional bonding”.
Melalui perasaan bahagia dan
senang tersebut konsumen dapat
mengingat sebuah brand didalam
benak mereka sehingga dapat
membantu konsumen
dengan
mudah dalam melakukan keputusan
pembelian di waktu yang akan
datang.
Brand affect dapat diartikan
sebagai merek yang berpotensi
untuk
mendapatkan
respon
emosional positif sebagai
akibat
dari pengalaman seorang konsumen
terhadap
brand
tersebut.
Pengalaman tidak langsung untuk
meningkatkan respon emosional
konsumen terhadap sebuah brand
khususnya
brand
dari
produk
kesehatan dapat diperoleh melalui
Muwaffick
promosi. Semakin kuatnya brand
affect
semakin
meningkatnya
keyakinan seorang konsumen dalam
menentukan minat untuk membeli
suatu produk.
H3 : Terdapat pengaruh
brand
affect terhadap purchase intention
pada brand produk kesehatan.
Brand Credibility
Brand credibility merupakan
penilaian
seorang
konsumen
mengenai sejauh mana
sebuah
brand kredibel,
dengan
cara
melihat brand tersebut melalui
dimensi keahlian yang dirasakan,
kepercayaan yang dirasakan, dan
kemampuan sebuah brand untuk
disukai.
Kevin lane keller (2013:117)
berpendapat
bahwa
“Brand
credibility describes the extent to
which customers see the brand as
credible
interms
of
three
dimensions: perceived expertise,
trustworthiness, and likability”.
Brand credibility merupakan salah
satu indikator yang paling
kuat
untuk membantu konsumen dalam
menonaktifkan
pikiran
negative
atau pikiran yang mencurigakan
dalam
melakukan
penilaian
terhadap sebuah brand. Menurut
Bigne, et al (2009:438) “Brand
credibility defined as the extent to
which a consumer perceives that
the brand expresses sincerity and
goodwill (trustworthiness) and has
the skill and experience necessary
(expertise) to associate to the
specified social cause”. Tingkat
kepercayaan
seorang
konsumen
merupakan derajat keyakinan atau
tingkat
penerimaan
seorang
konsumen dalam sebuah pesan yang
dibawakan oleh seorang pembicara
didalam sebuah media promosi.
semakin tingginya sebuah sinyal
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
kredibilitas menyebabkan semakin
tingginya persepsi kualitas seorang
konsumen terhadap sebuah brand,
begitupun sebaliknya
semakin
rendah sebuah sinyal kredibilitas
menyebabkan semakin rendahnya
persepsi kualitas seorang konsumen
terhadap sebuah brand, seperti
pendapat Erdem dan Swait (2004)
yang dikutip dari sebuah jurnal oleh
Baek and King (2011:261) “Brand
credibility is the believability of
the product position information
embedded in a brand depending on
consumers’ perceptions of whether
the brand has the ability and
willingness to continuously deliver
what has been promised”.
Brand
credibility
adalah
kemampuan sebuah merek untuk
memberikan
kepercayaan,
keahlian, dan kesukaan yang telah
mereka
janjikan
terhadap
konsumen. Brand credibility sangat
penting karena dengan brand
credibility kita dapat mengetahui
sejauh mana sebuah brand memiliki
kemampuan dalam menghantarkan
janji
yang
diberikan
kepada
konsumen.
Brand
credibility
memiliki
peran
dalam
meningkatkan persepsi kualitas,
mengurangi
persepsi
risiko,
mengurangi
biaya
informasi,
dengan
demikian
dapat
meningkatkan
harapan
pada
penggunaan konsumen terhadap
sebuah brand.
H4 : Terdapat pengaruh brand
credibility
terhadap
purchase
intention pada brand
produk
kesehatan.
Purchase Intention
Keputusan
pembelian
seorang konsumen terhadap suatu
produk atau brand untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka
40
November 2012
dibentuk berdasarkan pada perilaku
mereka.
Ada 5 tahapan dalam sebuah
proses pengambilan keputusan yang
sering disebut sebagai “the buying
decision process” menurut kotler
dan keller (2012:188), yaitu:
1. Problem recognition merupakan
suatu proses dimana seorang
konsumen
mulai
mengenali
sebuah masalah.
2. Information search merupakan
sebuah proses dimana seorang
konsumen
mencari
sebuah
informasi.
Dengan
mengumpulkan
informasi
tersebut,
konsumen
dapat
belajar mengenai brand, para
pesaing dari brand tersebut, dan
fitur yang mereka miliki.
3. Evaluation
alternatives
merupakan suatu proses dimana
seorang konsumen mengevaluasi
beberapa alternative produk
atau brand untuk mengatasi
permasalahan yang
mereka
hadapi.
4. Purchase decision merupakan
suatu proses dimana seorang
konsumen
membuat
suatu
keputusan pembelian terhadap
suatu produk atau brand yang
telah mereka pertimbangkan.
5. Post
purchase
behaviour
merupakan suatu proses dimana
seorang konsumen mengevaluasi
pembelian yang telah mereka
lakukan,
apakah
pembelian
tersebut telah sesuai dengan
yang mereka harapkan atau
sebaliknya.
Menurut Kotler dan Keller
(2012:192)
sebelum
seorang
konsumen menuju kedalam tahap
purchase decision, pada tahap
evaluation
of
alternatives
konsumen membentuk preferensi
terhadap brand yang telah mereka
ISSN: 1410 -9875
kumpulkan didalam pikiran mereka,
sehingga
timbul
purchase
intention.
Pentingnya
purchase
intention adalah untuk meramalkan
kemungkinan pembelian seorang
konsumen terhadap suatu produk
atau
brand,
Pernyataan
ini
ditegaskan oleh Belch dan Belch
(2001:121) “Purchase intention are
generally based on a matching of
purchase purchase motives with
attributes or characteristics of
brands
under
consideration”.
Purchase intention mengacu pada
upaya seorang konsumen untuk
membeli produk atau layanan
dengan cara mengunjungi sebuah
toko, Pernyataan ini didukung oleh
Dodds et al. (1991) yang dikutip
didalam sebuah jurnal oleh Lin and
Lu (2012:20) “Purchase intention
represents the possibility for
consumers to buy a product”.
Sebelum melakukan pembelian,
konsumen
memulai
dengan
mengumpulkan informasi mengenai
brand. Ketika jumlah informasi
yang diterima oleh konsumen
mencapai
tingkat
tertentu,
konsumen memulai proses penilaian
dan
evaluasi,
dan
membuat
keputusan
pembelian
setelah
melakukan beberapa perbandingan
dan penilaian tertentu, Pernyataan
tersebut didukung oleh Blackwell et
al (2001) yang dikutip didalam
sebuah jurnal oleh Park dan Stoel
(2005:150) “”Purchase intention
represents “what we think we will
buy””.
Purchase intention adalah
kemungkinan seorang konsumen
untuk membeli sebuah produk di
masa yang akan datang. Di dalam
proses minat pembelian seorang
konsumen terhadap sebuah brand,
ada
2
hal
yang
dapat
Muwaffick
mempengaruhi mereka, pertama
yaitu situasi yang tidak dapat
diantisipasi, dan yang kedua adalah
perilaku orang lain.
Dari
pemaparan
telaah
pustaka
diatas,
maka
dapat
dikembangkan
suatu
kerangka
pemikiran teoritis yang tersaji di
bawah ini:
Brand
Familiarity
Brand
Attitude
Brand
Affect
Purchase
Intention
Brand
Credibility
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
menjawab
masalah
penelitian
mengenai
pengaruh
brand familiarity, brand attitude,
brand affect, dan brand credibility
terhadap purchase intention produk
Tropicana Slim Classic di Jakarta
Selatan,
untuk
itu
digunakan
penelitian kausalitas. Dan untuk
penggambaran
karakteristik
responden digunakan penelitian
deskriptif.
Penelitian
ini
menggunakan regresi sebagai alat
uji pengaruh variable independen
terhadap variable dependen.
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Metode pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian
adalah non probability sampling
dengan teknik purposive sampling.
Objek dalam penelitian ini adalah
gula rendah kalori Tropicana Slim
Classic. Kriteria yang digunakan
untuk pengambilan
responden
adalah orang yang belum pernah
melakukan pembelian dan belum
pernah
menggunakan
produk
Tropicana Slim Classic, baik lakilaki maupun perempuan dengan
rentang usia antara 25 – 35 tahun,
yang tinggal di wilayah Jakarta
selatan.
Table 1. Total Penyebaran Kuesioner
Keterangan
Jumlah kuesioner yang disebar
Jumlah kuesioner yang tidak memenuhi criteria
Total sampel yang dapat digunakan
Total data yang dapat dijadikan sampel
Ukuran sampel ditentukan
dengan mengacu pada pendapat
Hair. Berdasarkan Hair et al,
(2010:661) “Given less than ideal
conditions, one study recommends
a sample size of 200 to provide a
sound basis for estimation”. Uraian
November 2012
Data
250
47
203
200
pernyataan
diatas
menjelaskan
bahwa dari beberapa studi yang
telah dilakukan, salah satu studi
merekomendasikan bahwa untuk
mendapatkan hasil
yang kuat
dibutuhkan sample dengan ukuran
200.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
No.
1.
2.
3.
42
Table 2. Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel
Indikator
Independen
Brand
1.1 Saya sangat familiar dengan
produk
Familiarity
Tropicana Slim Classic.
1.2 Saya sangat mengetahui produk Tropicana
Slim Classic.
Brand
2.1 Umumnya saya memiliki kesan yang baik
Attitude
terhadap produk Tropicana Slim Classic.
2.2 Saya merasa produk Tropicana Slim Classic
dapat memberikan manfaat yang baik bagi
saya.
2.3 Saya merasa produk Tropicana Slim Classic
merupakan produk yang dapat memuaskan.
Brand
Affect
Skala
Likert
(1 – 7)
Likert
(1 – 7)
3.1 Saya merasa nyaman dengan menggunakan Likert
gula sehat seperti Tropicana Slim Classic.
(1 – 7)
3.2 Saya merasa mengkonsumsi gula sehat
seperti Tropicana Slim Classic akan membuat
saya senang.
ISSN: 1410 -9875
No.
4.
5.
Variabel
Independen
Brand
Credibility
Variabel
Dependen
Purchase
Intention
Muwaffick
Indikator
Skala
3.3 Saya merasa mengkonsumsi gula sehat
seperti
Tropicana
Slim
Classic
akan
memberikan saya kepuasan.
4.1 Kualitas Tropicana Slim Classic sesuai dengan Likert
apa yang telah dijanjikan.
(1 – 7)
4.2 Unsur-unsur kebaikan yang terkandung dalam
Tropicana Slim Classic dapat dipercaya.
4.3 Tropicana Slim Classic merupakan produk
yang dapat dipercaya.
5.1 Keinginan anda untuk membeli Tropicana Likert
Slim Classic pada saat anda berada di pusat (1 – 7)
perbelanjaan.
5.2 Kemungkinan anda untuk membeli Tropicana
Slim Classic pada saat anda berbelanja.
5.3 Saya bersedia untuk membelanjakan uang
saya untuk membeli Tropicana Slim Classic.
HASIL PENELITIAN
Table 3. Statistik Deskriptif
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Usia
25 – 28
29 – 32
33 – 36
Pekerjaan
Pegawai Swasta
Pegawai Negeri
Wiraswasta
Lainnya
Pengeluaran Pembelian Produk Kesehatan
< Rp. 100.000
Rp. 100.000 – Rp.200.000
Rp. 200.001 – Rp. 300.000
>Rp. 300.000
N
Persentasi
29
171
14.5%
85.5%
67
78
55
33.5%
39.0%
27.5%
134
45
14
7
67.0%
22.5%
7.0%
3.5%
122
46
22
10
61.0%
23.0%
11.0%
5.0%
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Table 4. Hasil Hipotesis 1
Model
(constant)
Ttl_br_fam
R
R Square Adjusted R
Square
0,721
0,519
.517
B
2,430
1,050
T
Sig
3,448 0,001
14,629 0,000
Table 5. Hasil Hipotesis 2
Model
R
(constant)
ttl_br_att
0,776
R
Square
0,630
Adjusted R
B
Square
0,601
2,184
0,791
T
Sig.
3,570
17,337
0,000
0,000
T
Sig.
6,605
13,533
0,000
0,000
T
Sig.
3,682
16,729
0,000
0,000
Table 6. Hasil Hipotesis 3
Model
R
(constant)
ttl_br_aff
0,693
R
Square
0,480
Adjusted R
B
Square
0,478
4,192
0,661
Table 7. Hasil Hipotesis 4
Model
R
(constant)
ttl_br_cred
0,765
R
Square
0,586
Adjusted R
B
Square
0,584
2,305
0,814
Table 8. Hasil Hipotesis 5
44
Model
R
(constant)
ttl_br_fam
ttl_br_att
ttl_br_aff
ttl_br_cred
0,840
Adjusted R
B
F
Square
0,700
-0,132 117,01
0,452
0
0,211
0,143
0,302
Sig.
0,000
ISSN: 1410 -9875
Berdasarkan
table
4
menunjukan bahwa korelasi antara
brand
familiarity
terhadap
purchase
intention
dinyatakan
memiliki hubungan yang kuat
sebesar 0,721, dengan variasi dari
variable purchase intention dapat
dijelaskan oleh variabel brand
familiarity sebesar 0,519 atau
51,9%, sedangkan sisanya 48,1%
dapat dijelaskanoleh faktor-faktor
lain yang tidak terdapat dalam
model regresi. Model regresi dari
variable brand familiarity diatas
adalah:
Y
= 2,430 + 1,050X1 + e
Berdasarkan
table
5
menunjukan bahwa korelasi antara
brand attitude terhadap purchase
intention dinyatakan
memiliki
hubungan yang sangat kuat sebesar
0,776, dengan variasi dari variable
purchase intention dapat dijelaskan
oleh variabel brand familiarity
sebesar
0,603
atau
60,3%,
sedangkan sisanya sebesar 39,7%
dapat dijelaskan oleh faktor-faktor
lain yang tidak terdapat didalam
model regresi.
Model regresi dari varibael brand
attitude diatas adalah:
Y
= 2,184 + 0,791X2 + e
Berdasarkan
table
6
menunjukan bahwa korelasi antara
brand affect terhadap purchase
intention dinyatakan
mempunyai
hubungan yang kuat sebesar 0,693,
dengan
variasi
dari variable
purchase intention dapat dijelaskan
oleh variabel brand affect sebesar
0,480 atau 48%, sedangkan sisanya
yaitu sebesar 52% dapat dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak
terdapat didalam model regresi.
Model regresi dari variable brand
affect diatas adalah:
Y
= 4,192 + 0,661X3 + e
Muwaffick
Berdasarkan
table
7
menunjukan bahwa korelasi antara
brand
credibility
terhadap
purchase
intention
dinyatakan
mempunyai hubungan sangat kuat
sebesar 0,765, dengan variasi dari
variable purchase intention dapat
dijelaskan oleh variabel brand
credibility sebesar 0,586 atau
58,6%, sedangkan sisanya yaitu
41,4% dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat
didalam model regresi.
Model regresi dari variable brand
credibility diatas adalah:
Y
= 2,305 + 0,814X4 +e
Berdasarkan
table
8
menunjukan bahwa korelasi antara
brand familiarity, brand attitude,
brand affect, dan brand credibility
terhadap
purchase
intention
dinyatakan memiliki hubungan yang
sangat kuat sebesar 0,840, dengan
variasi dari variabel purchase
intention dapat dijelaskan oleh
variabel brand familiarity, brand
attitude, brand affect, dan brand
credibility sebesar 0,700 atau 70%,
sedangkan sisanya yaitu 30% dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak terdapat didalam model
regresi. Berdasarkan table tersebut
nilai sig < 0,05 yang berarti
terdapat
pengaruh
brand
familiarity, brand attitude, brand
affect,
dan
brand
credibility
terhadap
purchase
intention
produk Tropicana Slim Classic di
Jakarta Selatan. Model regresi dari
variable brand familiarity, brand
attitude, brand affect, dan brand
credibility diatas adalah:
Y
= -0,132 + 0,452 + 0,211 +
0,143 + 0,302 + e
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa terdapat
pengaruh brand familiarity, brand
attitude, brand affect, dan brand
credibility secara individu terhadap
purchase
intention
produk
Tropicana Slim Classic di Jakarta
Selatan. Hasil penelitian diatas juga
menunjukan
terdapat
pengaruh
brand familiarity, brand attitude,
brand affect, dan brand credibility
secara
bersama-sama
terhadap
purchase
intention
produk
Tropicana Slim Classic di Jakarta
Selatan.
Keterbatasan yang dihadapi
dalam penelitian ini antara lain
adalah responden yang digunakan
pada
penelitian
ini
hanya
berjumlah 200 orang, penelitian ini
hanya dilakukan di wilayah Jakarta
Selatan, objek penelitian
yang
hanya mengkhususkan pada produk
November 2012
gula Tropicana Slim Classic bukan
keseluruhan
produk
gula
dari
Tropicana Slim, terbatasnya data
mengenai
konsumsi
masyarakat
yang menggunakan gula jagung
sebagai
produk
alternative
pengganti gula pasir.
Adapun beberapa saran yang
dapat peneliti berikan dengan
penelitian yang dilakukan sehingga
dapat berguna bagi penelitian
selanjutnya
yaitu
menggunakan
jumlah sampel yang lebih banyak
sehingga
dapat
mewakili
keseluruhan
dari
populasi,
memperluas cakupan wilayah yang
diteliti atau dapat menggunakan
wilayah lain, menggunakan kategori
produk alternative kesehatan yang
berbeda
dengan
yang
telah
digunakan, dan diharapkan dapat
memperoleh data
yang
lebih
akurat,
khususnya
data
yang
berkaitan
dengan
produk
alternative kesehatan.
REFERENSI
Alcaniz, Enrique Bigne., Rafael Curras-Perez, and Isabel Sanchez-Garcia.
2009. Brand Credibility in Cause-Related Marketing: the moderating role of
consumer values. Vol. 18, No. 6: 437 – 447.
Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011.
Statistic For Business and Economics 11th edition. South Western:
Cengange_learning.
Arslan, F. Muge, and Oylum Korkut Altuna. 2010. The Effect of Brand
Extensions on Product Brand Image. Vol 19. No 3: pp. 170 – 180.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan. 2008.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2007. Jakarta. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Baek, Tae Hyun, and Karen Whitehill King. 2011. Exploring The Consequences
of Brand Credibility in Services. Vol. 25, No. 4: 260 – 272.
Belch, George E, and Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An
integrated marketing communications perspective. New York: Mc.
Graw Hill.
46
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick
Chaudhuri, Arjun, and Morris B Holbrook. 2001. The Chain of Effect of Brand
Trust and Brand Affect to Brand Performance: The Role of Brand
Loyalty. Vol 65: 81 – 93.
Clow, Kenneth E, and Donald Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion,
and Marketing Communication 5th edition. England: Pearson.
Gecti, Fatih, and Hayrettin Zengin. 2013. The Relationship between Brand
Trust, Brand Affect, Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty: A Field
Study towards Sports Shoe Consumers in Turkey. Vol.5, no. 2: 111 –
119.
Gujarati, Damodar M, and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th
edition. New York: Mc. Graw Hill.
Hair, Joseph F., Robert P. Bush, and David J. Ortinau. 2006. Marketing
Research: An applied orientation 3th edition. New York: Mc. Graw Hill.
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babbin, and Rolph E. Anderson.
2010. Multivariate Data Analysis: A global perspective 7th edition. New
Jersey: Pearson Education Inc.
Kabadayi, Ebru Tumer, and Alev Kocak Alan. 2012. Brand Trust and Brand
Affect: Their Strategic Importance on Brand Loyalty. Vol.11: pp. 80 –
88.
Kemp, Elyria, and My Bui. 2011. Healthy Brands: establishing brand
credibility, commitment and connection among consumers. Vol.28 Iss:
6pp. 429 – 437.
Keller, Kevin Lane. 2013. Strategic Brand Management: building, measuring,
and managing brand equity 4th edition. England: Pearson Education
Limited.
Kotler, Philip, and Kevin L. Keller. 2012. Marketing Management 14th edition.
England: Pearson Education.
Lin, Long-Yi, and Ching-Yuh Lu. 2010. The Influence of Corporate Image,
Relationship Marketing, and Trust on Purchase Intention: the
moderating effects of Word of Mouth. Vol. 65, No.3: pp. 16 – 34.
Lin, Miao-Que, and Bruce C. Y. Lee. 2012. The Influence of Website
Environment on Brand Loyalty: Brand Trust and Brand Affect as
Mediators. Vol. 10, No. 4: pp. 308 – 321.
Malholtra, Naresh K. 2010. Marketing Research: An applied orientation 6th
edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Marketing. Agustus 2012. Top Brand Index Fase 2 Tahun 2012: pemanis
rendah/bebas kalori, hlm. 78.
Park, Jihye, and Leslie Stoel. 2005. Effect of Brand Familiarity, Experience
and Information on Online Apparel Purchase. Vol. 33 No. 2: pp.148 –
160.
Perreault, William D., Joseph P. Cannon, and E. Jerome McCarthy. 2010. Basic
Marketing: A marketing strategy planning approach 17th edition. New
York: Mc. Graw Hill.
Peter, Paul J, and Jerry C. Olson. 2005. Consumer Behavior and Marketing
Strategy 7th edition. New York: Mc. Graw Hill.
Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Schiffman, Leon G, and Leslie Lazard Kanuk. 2010. Consumer Behavior 10th
edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2009. Research Methods for Business: A skill
building approach 5th edition. United Kingdom: Jhon Willey and Sons
Ltd.
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jendral Kementrian Kesehatan RI. 2012.
Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam Pengendalian Diabetes Melitus
di
Indonesia,
(http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/2053-kemitraan-pemerintah-dan-swasta-dalam-pengendaliandiabetes-melitus-di-indonesia-.html).
Sugiyono, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suryadi, Dede. 2012. Debut Tropicana Slim Menggarap Healthy Life. SWA edisi
27. Hlm. 88.
48
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 49-60
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KEPEMIMPINAN,KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
NURWANTI
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract:The purpose of this research was to explore the
effect of
leadership,
compensation,
and
work
environment
on
employee
performance at PT.Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life. The sample
research are from 70 samples from employees Bancaassurance
PT.ASURANSI JIWA SINAR MAS MSIG LIFE Jakarta. The statistical methods
used to the test the hypothesis are simple regression and multiple
regression..The method used in this research is descriptive and causal
research in which variables are measured with a Likert scale. The result
showed
that
the leadership
are
partially
influence
employees
performance,compensation partially influence employee performance,work
environment partially influence employee
performance
along
with
leadership, compensation,work slyenvironment are simultaneous influenced
employee performance.
Keywords : Leadership,Compensation,Work Environment,Employee
Performance.
perekonomian
dalam
upaya
memajukan
kesejahteraan
umum.Kesadaran masyarakat akan
asuransi saat ini memiliki respon
yang sangat baik terlebih saat ini
banyak perusahaan asuransi yang
mulai berkembang di negeri ini.
Tentunya
banyak
produk
asuransi yang memiliki manfaat
terutama asuransi jiwa yang hingga
saat ini menjadi incaran calon
nasabah untuk mencari perusahaan
asuransi yang memiliki produk
asuransi jiwa terbaik.Alasan utama
orang membeli asuransi jiwa karena
sejumlah
pertanggungan
yang
PENDAHULUAN
Asuransi telah menjadi suatu
kebutuhan
bagi
masyarakat.Asuransi
merupakan
salah satu sarana dan upaya untuk
menanggulangi resiko yang timbul
dan yang akan dihadapi
oleh
anggota
masyarakat,sekaligus
merupakan
penghimpun
dana
dalam
kehidupan
tata
rumah
tangga baik dalam menghadapi
resiko
atas
harta
bendanya
sendiri.sehingga Asuransi memiliki
kedudukan
strategis
dalam
pembangunan
dan
kehidupan
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
dibutuhkan ketika si tertanggung
meninggal,dalam rangka memenuhi
tanggung jawab mereka terhadap
pemilik polis dan ahli waris .pihak
asuransi harus mengambil langkahlangkah
pemastian
bahwa
pembayaran klaim harus dilakukan
secepatnya kepada pihak yang
membutuhkan.
Definisi klaim menurut modul
lisensi
Asosiasi
Asuransi
Jiwa
Indonesia(AAJI) adalah tuntutan
yang diajukan pemegang polis
terhadap pelayanan atau janji yang
diberikan
penanggung(perusahaan
asuransi) pada saat
kontrak
asuransi
dibuat.ketika
klaim
muncul maka perusahaan asuransi
sebagai
penanggung
harus
melaksanakan
kewajibannya
sebagaimana yang tertera dalam
polis.( dalam web
site
Badan
Mediasi
Asuransi
Indonesia,Penyebab Klaim Tidak di
Bayar 2013).Sering kali masyarkat
mengalami
kesulitan
dalam
pencairan
klaim
asuransi
dan
masalahnyapun
beragam
salah
satunya ketidakcocokan data sering
kali mempersulit pencairan klaim
asuransi seperti yang diungkapkan
Julian
Noor,Direktur
Eksekutif
Asosiasi
Asuransi
Umum
Indonesia(dalam web site Asosiasi
Asuransi Umum Indonesia,Penyebab
Klaim Asuransi Tak bisa cair).Oleh
karena itu usaha perasuransian
merupakan usaha yang memerlukan
keahlian serta ketrampilan teknis
yang
khusus
dalam
penyelenggaraanya
agar
dapat
memberikan
pelayanan
yang
memuaskan kepada para nasabah.
Menurut
Undang-undang
No.2 Tahun 1992 Tentang usaha
perasuransian menyebutkan bahwa
perusahaan asuransi jiwa adalah
perusahaan yang memberikan jasa
50
November 2012
dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup
atau
matinya
seseorang
yang
dipertanggungkan
Asuransi
menjanjikan perlindungan kepada
pihak tertanggung terhadap resiko
yang dihadapi perusahaan,demikian
pula
dunia
usaha
dalam
menjalankan
kegiatannya
menghadapi persaingan dan resiko
yang mungkin dapat mengganggu
kesinambungan usahanya ( dalam
web site Bapepam,Tentang Usaha
perasuransian).
Sumber daya yang paling
penting untuk
industri
jasa
asuransi
adalah
sumber
daya
manusia, karena SDM disini adalah
asset yang menjadi tonggak dalam
memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan. SDM diperlukan
pelayanannya
agar
dapat
menunjang jalannya perusahaan
dalam mengimbangi Perkembangan
dan persaingan dunia usaha yang
cukup pesat. Guna kelancaran
operasional Perusahaan Asuransi
membutuhkan
karyawan
yang
memiliki
ketrampilan
serta
kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaannya
dan
mampu
berinteraksi dengan nasabah.
Bagus tidaknya image suatu
perusahaan
asuransi
sangat
dipengaruhi
oleh
dukungan
manajemen
perusahaan
tersebut,manajemen
perusahaan
merupakan
salah
satu
faktor
terpenting dalam berkembang dan
meningkatkan kualitas perusahaan
asuransi supaya lebih baik dan
menarik minat para nasabah.untuk
meningkatkan kualitas perusahaan
perasuransian diperlukan sumber
daya manusia yang baik karena
semakin tinggi kualitas sumber
daya manusia,maka semakin besar
pelayanan yang dapat diberikan
ISSN: 1410 -9875
kepada nasabah untuk mencapai
kepuasan
nasabah.
Banyak
Munculnya
Perusahaan
Asuransi
Jiwa merupakan bukti nyata bahwa
persaingan dalam industry ini
semakin ketat.Data dari Dewan
Asuransi Indonesia terdapat 47
perusahaan asuransi jiwa ( dalam
web
site
Life
Insurance,Data
Perusahaan Asuransi Jiwa).
Beberapa Perusahaan Asuransi
Jiwa terbaik di Indonesia tahun
2011 contohnya : Prudential Life
Insurance, AIA Financial, Bumi
Putera, Manulife Indonesia, Allianz
Life, Sinar Mas Life, Avrist, Axa
Mandiri,
Jiwa
Sraya,
Sequis
Life(dalam
web
site
Allianz
Asuransi,Peringkat Asuransi Jiwa
Terbaik 2011). Karyawan dapat
memberikan yang terbaik dari diri
mereka untuk perusahaan, maka
karyawan tersebut harus terlebih
mempunyai kinerja yang baik.
Permasalahan
kinerja
karyawan
penting
menjadi
perhatian
terutama pada sektor Jasa Asuransi
yang
menjadikan
kepuasan
pelanggan(nasabah) sebagai tolak
ukur keberhasilan bisnisnya.
Kinerja atau performance
adalah“The
combination
of
effectiveness and efficiency at
doing your core job tasks“(Robbins
and judge 2012,26).Ada tiga faktor
utama yang mempengaruhi kinerja
karyawan dalam bekerja yaitu
kemampuan
individu
untuk
melakukan
pekerjaan
tersebut,tingkat
usaha
yang
dicurahkan, dan dukungan dari
organisasi(Mathis
and
Jackson
2006,113).Perusahaan
harus
memperhatikan kinerja karyawan
agar karyawan dapat mengerjakan
pekerjaannya secara senang serta
tenang dan menghasilkan kinerja
yang baik saat mereka bekerja.
Nurwanti
Selain itu Karyawan yang
tidak mempunyai
kinerja
yang
bagus tidak akan pernah mencapai
kematangan psikologis dan pada
gilirannya akan menjadi frustasi.
Karyawan seperti ini akan sering
melamun, mempunyai semangat
kerja rendah, cepat lelah dan
bosan, emosi yang tidak stabil,
seringkali absen, dan melakukan
kesibukan
yang
tidak
ada
hubungannya dengan
pekerjaan.
Bila tercipta kinerja yang baik ,
maka akan tercipta suatu kepuasan
bagi nasabah dan apabila merasa
puas dalam pelayanan
maka
nasabah
akan
tetap
setia
menggunakan
asuransi
tersebut
yang
artinya
akan
membawa
perusahaan untuk bertahan dan
mampu bersaing karena memiliki
karyawan yang mempunyai kinerja
yang tinggi.
Karyawan yang mempunyai
kinerja yang tinggi tentunya tidak
lepas dari pengaruh kepemimpinan
untuk memotivasi karyawan agar
karyawan
tersebut
selalu
memberikan kinerja yang tinggi
untuk perusahaan. Kepemimpinan
adalah“Leadership is an influence
relationship among leaders and
followers who intend real changes
amd outcomes that reflect their
shared
purposes“(Daft
2011,5).Selain itu perusahaan harus
memperhatikan kompensasi untuk
para karyawannya karena apabila
perusahaan
telah
memberikan
kompensasi yang sesuai atas hasil
kerja mereka maka karyawan
tersebut akan termotivasi untuk
menciptakan
dan
memberikan
kinerja
yang
baik
untuk
perusahaan,sedangkan
apabila
perusahaan
tidak
memberikan
kompensasi yang tidak sesuai atas
hasil
kerja
karyawan
maka
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
karyawan tersebut akan bekerja
malas-malasan dan akhirnya kinerja
karyawan
menjadi
menurun,
Kompensasi
atau Compensation
adalah“Compensation refers to all
forms of financial
returns and
tangible services and benefits
employees receive as part of an
employment relationship“(Milkovich
and Newman 2008,9).
Bagus
tidaknya
Kinerja
Karyawan dipengaruhi juga oleh
Lingkungan
kerja
karena
jika
karyawan tersebut berada dalam
lingkungan kerja
yang
nyaman
maka karyawan tersebut akan
melakukan pekerjaannya secara
optimal dan apabila lingkungan
kerja di dalam perusahaan tidak
membuat nyaman maka karyawan
tidak
akan
mengerjakan
pekerjaannya secara optimal maka
lingkungan
kerja
berpengaruh
terhadap
terciptanya
kinerja
karyawan.
Lingkungan kerja adalah
suatu sarana atau tempat yang
sangat berperan dalam suatu
organisasi.Karena
apabila
tidak
memiliki
atau
meniadakan
pembentukan terhadap lingkungan
kerja biasanya organisasi hanya
mengambil tindakan yang sangat
sederhana
dalam
penanganan
lingkungan kerja.Lingkungan kerja
yang baik dan sesuai apabila
karyawan
dapat
melaksanakan
kegiatannya
secara
optimal,sehat,aman dan nyaman
adalah
faktor
yang
dapat
mempengaruhi lingkungan kerja
yang baik dan sesuai diantaranya
penerangan
cahaya
ditempat
kerja,suhu
udara
ditempat
kerja,keamanan
ditempat kerja
dan tata warna ditempat kerja
(Sedarmayanti 2011,28 ).
52
November 2012
Penelitian ini disusun dengan
urutan penulisan sebagai berikut
pertama, pendahuluan menjelaskan
latar belakang masalah. Kedua,
kerangka
teoritis
dan
pengembangan hipotesis memuat,
Kepemimpinan,
Kompensasi,
Lingkungan Kerja dan Kinerja
Karyawan.
Ketiga,
metode
penelitian yang memuat metode
pemilihan sampel dan pengumpulan
data, definisi operasional dan
pengukuran
variabel.
Keempat,
hasil penelitian yang menguraikan
analisis dan pembahasan temuan
penelitian. Kelima, penutup yang
berisi kesimpulan, keterbatasan
dan rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya.
KERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kepemimpinan
Menurut Daft ( 2011,5 )
Leadership
is
an
influence
relationship among leaders and
followers who intend real changes
and outcomes that reflect their
shared
purposes.
sedangkan
menurut
Robbins
(2011,332)
kepemimpinan
adalah“leadership
as ability to influencing a group to
ward
the
achievement
of
goals.selain itu
Menurut
Sweeney
dan
McFarlin
(2002)”Leadership involves a set of
interpersonal
influence
process.The processes are aimed at
motivating subordinates ,creating a
vision for the future
and
developing strategies for achieving
goals”.
Ha1 : Terdapat
antara
Kepemimpinan
Kinerja Karyawan.
pengaruh
terhadap
ISSN: 1410 -9875
Nurwanti
Kompensasi
Milkovich
dan
Newman
(2008, 9) mengemukakan bahwa
“compensation refers to all forms
of financial returns and tangible
services and benefits employees
receive as part of an employment
relationship.sedangkan
menurut
Panggabean (2002) dalam Sutrisno
(2009, 197) mengemukakan bahwa
“Kompensasi dapat didefinisikan
sebagai tiap bentuk penghargaan
yang diberikan sebagai balas jasa
atas kontribusi
yang
mereka
berikan pada organisasi.”.selain itu
Dessler (2013, 379) mengemukakan
bahwa “Employee compensation is
all forms of pay and rewards going
to employees and arising from
their employment”.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara
Kompensasi
terhadap
Kinerja
Karyawan.
Lingkungan Kerja
Menurut Thomas (2005,341)
Lingkungan
Kerja
adalah”The
Working
environment is
both
indoors and outdoors presenting
conditions
that
may
include
exposure to adverse weatherand
hazardous
pollutants”.sedangkan
menurut Menurut Sedarmayanti
Model Penelitian
(2011, 26) Lingkungan kerja fisik
adalah “Semua keadaan yang
terdapat disekitar tempat kerja,
akan mempengaruhi pegawai baik
secara langsung maupun secara
tidak langsung.”
Ha3 : Terdapat
pengaruh
antara Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan.
Kinerja Karyawan
Menurut Kreitner dan Kinicki
(2008,36) Kinerja adalah nilai dari
sekelompok
perilaku
karyawan
yang berkontribusi baik positif atau
negatif, terhadap
pencapaian
tujuan organisasi.selain itu Robbins
and
Judge
(2012,26)
mengemukakan
bahwa
Kinerja
adalah“
Combination
of
effectiveness and efficiency at
doing
your
core
job
tasks
“.sedangkan
menurut
Desler
(2011,127)
menyatakan
bahwa
kinerja adalah prestasi actual
karyawan
dibandingkan
dengan
prestasi yang diharapkan dengan
karyawan.
Ha4 : Terdapat pengaruh antara
Kepemimpinan, Kompensasi , dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan.
Kepemimpinan
(X1)
Kompensasi
(X2)
Kinerja Karyawan
(Y)
Lingkungan Kerja (X3)
Gambar 1 Model Penelitian
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengolahan
Data
Penelitian ini menggunakan
sampel untuk mewakili populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi
tersebut
(Sugiyono
2010,116). Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Non
Probability
Sampling.
Non
Probability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono 2010,120).
Penelitian ini menggunakan Metode
Sampling
Purposive.
Sampling
Purposive adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan atau
kriteria
tertentu(Sugiyono
2010,162). Kriteria Sampel yang
digunakan
sebanyak
70
responden,Penelitian ini mengambil
sampel yakni Karyawan Tetap yang
berada di Divisi Bancassurance.
Jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 105 kuesioner,dan yang
memenuhi
kriteria
hanya
70
kuesioner.
sehingga
peneliti
menggunakan 70 kuesioner yang
memenuhi kriteria sebagai sample
dalam penelitian ini untuk diteliti
lebih lanjut Jumlah sampel yang
baik minimal 50. Menurut Hair et al
( 2010, 176 ) menyatakan bahwa
“Multiple
regression
requires
minimum sample of 50 and
preferably 100 observations for
most research situations.”
Data Primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari wawancara
(interview) dan daftar pertanyaan
(questionaire).
Data
primer
merupakan data yang diperoleh
langsung dari penelitian dilapangan
54
November 2012
dengan
mengajukan
beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan
kepemimpinan,
Kompensasi,
lingkungan kerja, dan kinerja
karyawan.
Definisi
Operasional
dan
Pengukuran Variabel
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah
Kemampuan untuk mempengaruhi
bawahan dan orang lain
agar
mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang
diberikan
untuk
dapat
mencapai serta mewujudkan tujuan
oeganisasi yang telah direncanakan.
Kompensasi
Kompensasi
adalah
Sesuatu
yang didapat oleh karyawan dalam
bentuk keuangan (Gaji,Insentif dan
lain
sebagainya)
ataupun
penghargaan
lainnya(Asuransi,cuti
dan
lain
sebagainya)
karena
karyawan telah memberikan tenaga
dan pikirinnya kepada perusahaan.
Lingkungan Kerja
Lingkungan
Kerja
adalah
Keseluruhan sarana dan prasarana
yang ada di sekitar tempat kerja
karyawan baik secara langsung atau
tidak
langsung
yang
dapat
mempengaruhi kinerja karyawan
tersebut.
Kinerja Karyawan
Kinerja adalah Hasil Kerja
Secara Kualitas dan Kuantitas yang
sudah
dicapai
oleh
seorang
karyawan
dalam
melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya
selama periode tertentu.
Skala yang digunakan dalam
penelitian adalah skala Likert
(Likert Scale). Skala Likert adalah
skala
yang
digunakan
untuk
ISSN: 1410 -9875
Nurwanti
mengukur sikap,
pendapat dan
persepsi
seseorang
atau
sekelompok
orang
tentang
fenomena sosial (Sugiyono 2010,
132).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik responden yang
digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan
usia,pendidikan
terakhir,lama kerja,jenis kelamin.
Uji Normalitas
Metode Grafik
Uji
normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
grafik dengan cara melihat pola
titik-titik penyebaran data pada
garis diagonal yang terdapat pada
Normal P-P Plot.
Hasil Uji Normalitas P- Plot
Gambar di atas menunjukkan
bahwa hasil uji normalitas dari
normal
P-P
Plot,
menyebar
disekitar
garis
diagonal
dan
mengikuti arah
garis
diagonal,
maka model regresi ini dapat
dikatakan
memenuhi
asumsi
normalitas
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
data
berdistribusi normal.
Metode Non Grafik
Metode
kedua
untuk
uji
normalitas yaitu metode non grafik
yang
dilakukan
dengan
cara
menganalisa Skewness dan Kurtosis.
Gambar 2 Uji Normalitas
Tabel 1
Skewness
Variabel
Skewness
Zskewness
Hasil
Kepemimpinan
-1,376
Skewness
√6/N
-0,025
Kompensasi
-1,345
Skewness
√6/N
-0,026
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Variabel
Skewness
Zskewness
Hasil
Lingkungan kerja
-1,885
Skewness
√6/N
-0,019
Kinerja
Karyawan
-1,669
Skewness
√6/N
-0,021
Sumber : hasil pengolahan sps
Tabel 2
Kurtosis
ZKurtosis
Variabel
Kurtosis
Hasil
Kepemimpinan
-0,473
Kurtosis
√24/N
-0,148
Kompensasi
-0,417
Kurtosis
√24/N
-0,168
Lingkungan kerja
-0,087
Kurtosis
√24/N
-0,808
Kinerja
Karyawan
-0,237
Kurtosis
√24/N
-0,296
Sumber: hasil pengolahan SPSS
Dilihat dari hasil tersebut
nilai Z hitung dibandingkan dengan
nilai
kritisnya
yaitu
untuk
significant level 0,05 atau 5%
adalah sebesar ±1,96 di dapat dari
Z tabel yaitu diantara -1,96 sampai
+1,96. Berdasarkan data di atas
nilai z hitung berada diantara nilai 1.96 dan +1.96 maka dapat
disimpulkan
bahwa
data
berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilihat
dari nilai Tolerance > 0.1 dan VIF <
10, maka data disimpulkan tidak
terjadi multikolinearitas dan data
baik digunakan
dalam
model
regresi.
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
56
Variabel
Kepemimpinan
Tolerance
0,899
VIF
1,112
Kompensasi
0,880
1,136
Analisa
Tidak terjadi
multikolinearitas
Tidak terjadi
multikolinearitas
ISSN: 1410 -9875
Nurwanti
Lingkungan Kerja
0,863
1,158
Tidak terjadi
multikolinearitas
Sumber : hasil pengolahan spss
Uji Heteroskedastisitas
Metode Grafik
Uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan
metode
grafik
dilakukan dengan mengamati grafik
Scatter Plot. Jika data menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu y maka data tidak terjadi
heteroskedastisitas dan data baik
digunakan dalam model regresi.
Berikut hasil uji heteroskedastisitas
dengan metode grafik.
Hasil Uji Heteroskedatisitas
Gambar 3 Uji Heteroskedstisitas
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan
untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear terdapat
korelasi
antara
kesalahan
pengganggu pada periode yang satu
(periode
t)
dengan
periode
sebelumnya (periode t-1).
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model
Durbin Watson
1
1,825
Sumber : Hasil pengolahan spss
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Uji t
Hipotesis 1
Tabel 5 Uji t
Model
(Constant)
1
Kepemimpinan
(X1)
Unstandardized
Coefficients
B
Std.Error
15,692
2,443
t
6,424
Sig
0,000
0,225
2,512
0,014
0,090
a.Dependent Variable: kinerja Karyawan
Sumber : hasil pengolahan spss
Hipotesis 2
Tabel 6 Uji t
Unstandardized
Coefficients
B
Std.Error
Model
1
t
Sig.
(Constant)
15,612
2,609
5,983
0,000
Kompensasi
0,252
0,106
2,376
0,020
a. Dependent Variable: kinerja Karyawan
Sumber : hasil pengolahan spss
Hipotesis 3
Model
(Constant)
1
Lingkungan Kerja
Tabel 7 Uji t
Unstandardized
Coefficients
B
Std.Error
9,801
3,112
t
3,150
Sig.
0,002
0,457
3,868
0,000
0,118
a. Dependent Variable: kinerja kartawan
Sumber : hasil pengolahan spss
Uji F
1
Model
Regression
Residual
Total
Tabel 8 Hasil ANOVA
Sum of Squares
Df
Mean Square
349,692
3
116,564
927,008
1276,700
66
69
F
8,299
Sig.
0,000
14,046
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
b. Predictors : (Constant), Kepemimpinan (X1), Kompensasi (X2), Lingkungan Kerja (X3)
Sumber : hasil pengolahan spss
58
ISSN: 1410 -9875
PENUTUP
Pada pengujian hipotesis 1
mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana Ho1 ditolak dan Ha1 diterima
yang berarti terdapat pengaruh
kepemimpinan
(X1)
terhadap
kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa
Sinar Mas MSIG Life Jakarta Pada
pengujian hipotesis 2 mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana
Ho2
ditolak dan Ha2 diterima yang
berarti
terdapat
pengaruh
kompensasi (X2) terhadap kinerja
karyawan PT Asuransi Jiwa Sinar
Mas MSIG Life Jakarta. Pada
pengujian hipotesis 3 mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana
Ho3
ditolak dan Ha3 diterima yang
berarti
terdapat
pengaruh
lingkungan kerja (X3) terhadap
kinerja karyawan PT Asuransi Jiwa
Sinar Mas MSIG Life Jakarta. Pada
pengujian hipotesis 4 mendapatkan
suatu
kesimpulan
dimana
Ho4
ditolak dan Ha4 diterima yang
berarti
terdapat
pengaruh
Nurwanti
kepemimpinan (X1), kompensasi
(X2),
lingkungan
kerja
(X3),
terhadap kinerja karyawan PT
Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG Life
Jakarta.
Mengingat
keterbatasan
waktu, biaya, dan tenaga maka
penelitian ini hanya dilakukan di
PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG
Life. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu kepemimpinan,
kompensasi, lingkungan kerja untuk
mempengaruhi variabel dependen
yaitu kinerja karyawan.
Penelitian
sebaiknya
menggunakan sampel yang lebih
banyak agar hasil penelitian ini
dapat digeneralisasikan.
Memasukkan variabel-variabel lain
yang dapat berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
REFERENSI
Bernardin,H.John and Joyce E.A.Russel.2003.Human Resource Management
(An
Experimental
Approach
International
Edition).Singapore
:MC.GrawHill Inc.
Daft,Richard L.2008.The Leadership Experiance .Ohio : Thomson-South
Western.
Daft,Richard L. 2011. Leadership 5th Edition, International Edition. SouthWestern : Cengage Learning.
Dessler Gary.2013. Human Resource Management.Job appraisal.Thirteenth
Edition.The MC Graw Hill companies,Inc.
Gomes,Faustino Cardoso.2003.Manajemen Sumber daya Manusia.Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Gujarati, Damodar N. 2009. Basic Econometrics. McGraw Hill Higher
Education.
Hair, Joseph. F, William. C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and
Ronald L.Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global
Prespentive, seven edition. New Jersey: Pearson Education.
Kreitner, Robert, and Angelo Kinicki. 2008. Organizational Behaviour edition
eight. Edition: Boston :Mc graw Hill .
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Mangkunegara,Anwar Prabu2009.Manajemen Sumber Daya Manusia.Bandung :
Rosda.
Mathis,Robert L.and Jackson,John H.2006.Human Resource management
edition 11th.Edition:Mason south western.
Mangkunegara
,A.A.Anwar
Prabu.2011.Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.Perusahaan Bandung : Remaja Rosda Karya.
Milkovich ,George T,and Jerry M Newman.2008.Compensation.Mc graw Hill.
Panggabean,2002.Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit : Erlangga
Panggabean,2004.Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit : Erlangga
Pelham,Alfred.M.2000.Organizational strategy :Structure and process.New
York,MC Graw Hill.
Robbins, Stephen P.2005.Perilaku Organisasi.Jakarta:Erlangga.
Robbins, Stephen P. and Judge, Timothy A. 2012. Organizational Behavior 15
th
Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Robert L.Mathis.2006. Human Resource management.Edition 10.Jakarta
:Salemba Empat.
Sanders,Donald H,and Robert K.Smith.2000.Statistic : A first choice.New York
: MC Graw.
Sedarmayanti 2011.Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.Bandung :
PT.mandar Maju.
Sekaran, Uma and Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business. New
Jersey: Jhon Wiley and Sons.
Sweeney, Paul D. And Dean B. McFarlin. 2002. Organizational Behaviour
Solutions for Management. McGraw Hill.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kencana.sssssss.
Thomas.E,Gallo.2005.Strategi Information Management Planning.Englewod
Clifts.Prentice Hall.
Wirawan.2009.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.jakarta :salemba empat.
http : // www.bapepam.go.id/tentang usaha perasuransian.
http : // www.allianzasuransi.com.id/ peringkat asuransi jiwa terbaik.
http : // www.Lifeinsurance.com.id/ data perusahaan asuransi jiwa terbaik
tahun 2011.
http : // www.Sinarmasmsiglife.com.id/ penghargaan yang sudah diperoleh
oleh sinar mas msig life.
60
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 61-78
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
RINTAR H.E. NAPITUPULU
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to analyze empirically the influence
of size of audit firm, managerial ownership, audit committee, total assets,
profitability, and leverage toward earnings management. The population of
the study was listed company in the manufacturing sector at the Indonesia
Stock Exchange and the sample was determined based on the following
criteria. There were 68 companies meeting the criteria. Data analysis was
carried out in terms of financial reports during 2007 until 2010. The samples
of this research using purposive sampling and the analysis method used was
multiple regressions. The result of this research showed that profitability
and leverage had a significant influence on earnings management, while size
of audit firm, managerial ownership, and audit committee did not have
influence on earnings management.
Keywords:
Earnings management, size of audit firm, managerial ownership,
audit committee, profitability, and leverage.
Laporan keuangan merupakan
salah
satu
media
dalam
penyampaian informasi
kepada
pihak internal maupun eksternal
yang
memiliki
kepentingan
terhadap
posisi
dan
kondisi
keuangan suatu perusahaan. Pihak
internal adalah manajemen dan
karyawan perusahaan, sedangkan
pihak eksternal adalah investor,
kreditur, pemerintah, dan pihakpihak
lain
yang
memiliki
kepentingan
dalam
laporan
keuangan.
Laporan
keuangan
menunjukkan
sampai
seberapa
efisien pelaksanaan kegiatan serta
perkembangan perusahaan yang
PENDAHULUAN
Pasar modal yang ideal adalah
merupakan
suatu
wadah bagi
terjadinya transaksi saham yang
fair. Salah satu jenis investasi yang
diperdagangkan
dipasar
modal
adalah saham. Namun, transaksi
saham yang fair belakangan ini
sudah sangat jarang atau bahkan
sulit ditemui. Hal ini dikarenakan
munculnya
konflik
kepentingan
antara manajemen dan pemegang
saham serta laporan keuangan yang
tidak transparan sehingga laporan
keuangan yang disajikan sulit untuk
diyakini kebenarannya.
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
telah dicapai oleh manajemen
perusahaan
(Watiningsih 2011).
Menurut
Pernyataan
Standard
Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1,
laporan keuangan adalah pengajian
terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas.
Salah satu tolak ukur penting yang
digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan adalah
laba.
Informasi
mengenai
laba
mendapat perhatian khusus bagi
pihak dalam maupun pihak luar
perusahaan untuk mengambil suatu
keputusan. Pihak luar perusahaan,
yang salah satunya adalah investor
akan cenderung lebih tertarik pada
perusahaan yang mengalami laba
setiap
tahunnya.
Adanya
kecenderungan melihat laba ini
diperhatikan oleh pihak manajemen
sehingga memungkinkan timbulnya
penyimpangan perilaku yang dapat
dilakukan pihak manajemen dalam
hal menyajikan laporan keuangan.
Pada umumnya perusahaan
akan
menggunakan
prinsip
akuntansi berbasis akrual pada
pelaporan
keuangan.
Alasan
perusahaan menggunakan akuntansi
akrual adalah karena hal ini
memungkinkan manajemen untuk
menyesuaikan
arus
kas
untuk
pencerminan kinerja dan posisi
perusahaan yang lebih baik (Radzi
et al.2011). Namun, penggunaan
akuntansi akrual dapat memberikan
kesempatan
pada
manajemen
untuk lebih leluasa memilih metode
akuntansi yang digunakan selama
tidak menyimpang dari Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku.
Hal ini karena berdasarkan pada
General
Accepted
Accounting
Principles (GAAP) memperbolehkan
derajat
kebebasan,
sehingga
fleksibilitas ini dimanfaatkan oleh
62
November 2012
pihak manajemen (Levitt
1998
dalam
Radzi
et
al.2011).
Fleksibilitas ini dimanfaatkan oleh
pihak manajemen untuk melakukan
manajemen laba. Dechow et al.
(1996) dalam Handayani
dan
Rachadi (2009) menyatakan bahwa
manajemen laba adalah manipulasi
laba, baik di dalam maupun diluar
batas-batas yang ditentukan oleh
GAAP.
Manajemen
laba
sudah
menjadi suatu fenomena
yang
sering terjadi dalam perusahaan.
Tidak hanya melakukan manipulasi
untuk nilai yang sifatnya tidak
material, tetapi juga untuk nilai
yang sifatnya material atau bahkan
sangat material. Scott (2006) dalam
Watiningsih (2011) mendefinisikan
manajemen laba sebagai tindakan
manajemen
untuk
memilih
kebijakan-kebijakan akuntansi oleh
manajemen
perusahaan
untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa
salah satu tindakan manajemen
untuk mencari keuntungan juga
dapat
dikatakan
sebagai
manajemen laba.
Peneliti termotivasi untuk
menganalisa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi manajemen laba
yaitu mengetahui pengaruh ukuran
KAP, kepemilikan
manajerial,
komite
audit,
total
aset,
profitabilitas, dan leverage sebagai
faktor yang akan diteliti secara
parsial
terhadap
indikasi
manajemen laba yang terjadi di
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan
bukti
empiris
pengaruh
variabel
independen
tersebut
terhadap
variabel
dependen yaitu manajemen laba.
ISSN: 1410 -9875
Penelitian ini disusun dengan
sistematika
penulisan
yaitu
pertama pendahuluan, menguraikan
latar
belakang
penelitian,
perumusan masalah, tujuan
dan
manfaat
penelitian,
serta
sistematika penulisan berupa uraian
singkat mengenai bab-bab secara
keseluruhan.
Kedua, rerangka
teoritis
dan
pengembangan
hipotesis
yaitu
menguraikan
landasan teori yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti
dan
penjelasan
mengenai
penelitian terdahulu yang dijadikan
acuan dan analisis serta diuraikan
perumusan
hipotesis yang
digunakan dalam penelitian. Ketiga,
metoda
penelitian
yang
menguraikan bentuk
penelitian,
obyek penelitian yang digunakan,
definisi operasional variabel dan
pengukurannya,
teknik
pengumpulan data
dan metoda
analisis data. Keempat, analisis dan
pembahasan yang
menguraikan
analisis data penelitian, yang
merupakan bagian dari proses
pengujian data setelah tahap
pemilihan dan pengumpulan data
penelitian. Berisi gambaran umum
obyek
penelitian,
statistik
deskriptif, hasil uji normalitas data
residual, uji asumsi klasik, serta
pengujian hipotesis. Kelima yaitu
bagian penutup yang menguraikan
mengenai simpulan,
implikasi,
keterbatasan penelitian, dan saran
bagi penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Teori
keagenan
(Agency
theory) merupakan basis teori yang
mendasari
praktik
bisnis
Rintar H.e. Napitupulu
perusahaan yang dipakai selama ini.
Teori prinsipal-agen menganalisis
suatu kontraktual diantara dua atau
lebih individu, kelompok, atau
organisasi. Di dalam hubungan
keagenan terdapat suatu kontrak
dimana satu orang atau lebih
(principal) memerintah orang lain
(agen) untuk melakukan suatu jasa
atas nama prinsipal dan memberi
wewenang kepada agen untuk
membuat keputusan yang terbaik
bagi prinsipal (Godfrey et al. 2010).
Teori keagenan
mengasumsikan
bahwa setiap individu bertindak
atas kepentingannya masing-masing.
Prinsipal yang dalam hal ini adalah
investor diasumsikan hanya tertarik
kepada jumlah dividen yang terus
bertambah atau investasi mereka
didalam
suatu
perusahaan.
Sedangkan para agen diasumsikan
menerima keuntungan materil dan
syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan keduanya.
Perbedaan kepentingan inilah
yang menyebabkan masing-masing
pihak
ingin
memperbesar
keuntungan bagi diri sendiri. Pihak
prinsipal
yaitu
investor
menginginkan pengembalian yang
sebesar-besarnya dalam waktu yang
singkat
atas
investasi
yang
ditanamkan, yaitu salah satunya
adalah kenaikan porsi dividen dari
tiap lembar saham yang dimiliki.
Prinsipal
akan
menganggap
keberhasilan agen dinilai dari
kemampuan
agen
dalam
memperbesar
laba yang akan
dialokasikan
untuk
pembagian
dividen sehingga agen layak untuk
mendapatkan insentif yang tinggi
pula. Hal ini memicu agen untuk
memikirkan bagaimana suatu angka
akuntansi dapat digunakan sebagai
sarana
untuk
memaksimalkan
kepentingannya
(Widyaningdyah
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
2001). Salah satu bentuk tindakan
agen
dalam
memaksimalkan
kepentingan pribadinya dinamakan
manajemen laba.
Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan
tindakan manipulasi laba yang
dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan. Hal ini dapat terjadi
karena manajemen
merupakan
pihak yang memiliki kemampuan
untuk merekayasa angka dalam
penyusunan
laporan
keuangan.
Menurut Schipper (1989) dalam
Radzi et al. (2011) manajemen laba
didefinisikan
sebagai
intervensi
manajemen dengan sengaja dalam
proses penentuan laba, biasanya
untuk
memenuhi
keuntungan
pribadi.
Permasalahan ini seringkali
dipicu oleh perbedaan kepentingan
yang terjadi antara investor dan
manajemen perusahaan. Hal ini
diperkuat juga dengan informasi
keuangan yang dimiliki manajemen
perusahaan, yaitu
lebih
cepat,
lebih banyak, dan lebih valid
dibandingkan
dengan
pemegang
saham
(asymetric
information)
sehingga membuka
kesempatan
kepada
manajemen
untuk
melakukan manipulasi angka yang
berorientasi pada laba.
Menurut Watt dan Zimmerman
(1990) dalam Scott (2012), terdapat
tiga
hipotesis yang biasanya dilakukan
oleh manajemen dan mendorong
terjadinya manajemen laba yaitu:
1. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen
akan
memilih
metode
akuntansi
yang
memaksimalkan
utilitasnya
yaitu bonus yang tinggi. Dalam
bonus
atau
kompensasi
manajerial, pemilik perusahaan
64
November 2012
berjanji bahwa manajer akan
menerima sejumlah bonus jika
kinerja perusahaan mencapai
jumlah tertentu. Hal inilah
yang merupakan alasan bagi
manajer untuk mengelola dan
mengatur labanya pada tingkat
tertentu sesuai dengan yang
disyaratkan
agar
dapat
menerima bonus.
2. Debt Covenant Hypothesis
Manajer
perusahaan yang
melakukan
pelanggaran
perjanjian kredit cenderung
memilih metode akuntansi yang
memiliki dampak meningkatkan
laba. Dalam konteks perjanjian
hutang,
manajer akan
mengelola
dan
mengatur
labanya
agar
kewajiban
hutangnya yang
seharusnya
diselesaikan
pada
tahun
tertentu dapat ditunda untuk
tahun berikutnya. Hal ini
merupakan
upaya manajer
untuk mengelola dan mengatur
jumlah laba yang merupakan
indikator
kemampuan
perusahaan
dalam
menyelesaikan
kewajiban
hutangnya.
3. Political Cost Hypothesis
Semakin
besar perusahaan,
semakin
besar
pula
kemungkinan
perusahaan
tersebut
memilih
metode
akuntansi yang menurunkan
laba. Hal tersebut dikarenakan
besar kecilnya pajak yang akan
ditarik oleh pemerintah sangat
tergantung pada besar kecilnya
laba yang dicapai perusahaan.
Kondisi
inilah
yang
menyebabkan manajer untuk
mengelola
dan
mengatur
labanya dalam jumlah tertentu
agar pajak yang harus dibayar
menjadi tidak terlalu tinggi.
ISSN: 1410 -9875
Manajemen laba sulit dihindari
dalam suatu perusahaan.
Scott
(2012) menyatakan bahwa tindakan
manajemen laba dapat menyangkut
dua hal, yaitu dengan pemilihan
metode akuntansi yang digunakan
dan tindakan nyata. Praktik yang
biasanya terjadi adalah dengan
pemilihan metode akuntansi yang
digunakan,
misalnya
dalam
pemilihan metode penyusutan atau
kebijakan
dalam
pengakuan
pendapatan (Scott 2012). Hal
serupa
juga
diungkapkan
Watiningsih
(2011)
yaitu
manajemen cenderung memilih dan
menerapkan metode akuntansi yang
dapat memberikan informasi laba
yang lebih baik karena termotivasi
untuk memperlihatkan kinerja yang
baik dalam menghasilkan nilai atau
keuntungan bagi perusahaan.
Ukuran KAP dan Manajemen Laba
Asimetri
informasi
yang
terjadi antara stakeholders dan
manajemen dapat dikurangi dengan
dilakukannya
pemeriksaan
eksternal yaitu dengan mengijinkan
pihak eksternal di luar perusahaan
untuk melakukan verifikasi dan
validasi laporan keuangan yang
disajikan
pihak
manajemen
(Handayani dan Rachadi 2009).
Pihak eksternal yang dimaksud
adalah pihak independen yaitu
auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP). Laporan
keuangan perusahaan go public
yang dipublikasikan wajib telah di
audit oleh Kantor Akuntan Publik.
Arens et al. (2008) menyatakan
bahwa
auditing
merupakan
pengumpulan dan evaluasi bukti
tentang
informasi
untuk
menentukan
dan
melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi
Rintar H.e. Napitupulu
tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
DeAngelo (1981) dalam Radzi
et al. (2011)
mendefinisikan
kualitas audit sebagai
gabungan
dari 2 probabilitas yaitu kesalahan
material yang ada dapat terdeteksi
dan kesalahan material tersebut
dilaporkan oleh auditor.
Ukuran
KAP akan berkaitan dengan hasil
laporan keuangan yang diaudit oleh
auditor
tersebut.
Hal
ini
dikarenakan auditor yang bekerja di
KAP Big Four dianggap lebih
berkualitas karena auditor tersebut
dibekali oleh serangkaian pelatihan
dan prosedur serta
memiliki
program audit yang dianggap lebih
akurat dan efektif dibandingkan
dengan auditor dari KAP non-Big
Four (Isnanta 2008 dalam Guna dan
Herawaty 2010). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Guna dan
Herawaty
(2010)
menunjukkan
bahwa ukuran KAP sebagai proksi
dari kualitas auditor berpengaruh
terhadap manajemen laba, artinya
perusahaan yang menggunakan KAP
Big
Four
dapat
mengurangi
tindakan
manajemen
laba
dibanding
KAP
non-Big
Four.
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha1
Ukuran
KAP
mempunyai
pengaruh
terhadap
manajemen
laba.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Manajemen Laba
Kepemilikan
manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dalam suatu
perusahaan.
Kepemilikan
manajerial merupakan salah satu
mekanisme internal yang terdapat
dalam
mekanisme
corporate
governance
(Pradipta
2011).
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Susiana dan Herawaty (2005) dalam
Guna
dan
Herawaty
(2010)
memberikan definisi kepemilikan
manajerial yaitu
saham
yang
dimiliki oleh manajemen secara
pribadi maupun saham yang dimiliki
oleh anak cabang perusahaan
bersangkutan beserta afiliasinya.
Semakin
meningkat
kepemilikan saham
manajemen
maka
semakin
baik
kinerja
perusahaan dan diharapkan dapat
mengurangi manajemen laba. Jika
manajer memiliki saham dalam
perusahaan, mereka akan memiliki
kepentingan yang sama dengan
pemilik. Jika kepentingan manajer
dan pemilik sejajar (aligned) dapat
mengurangi konflik keagenan. Jika
konflik keagenan dapat dikurangi
maka manajer dapat termotivasi
untuk meningkatkan kinerja laporan
keuangan. Darmawati (2003) dalam
Guna
dan
Herawaty
(2010)
menyatakan
bahwa
investor
institusional
dan
manajemen
memiliki insentif yang kuat untuk
mendapatkan
informasi
prapengungkapan
(predisclosure
information) mengenai perusahaan
untuk memenuhi tanggung jawab
fidusiarinya
serta
untuk
meningkatkan kinerja portofolio
mereka. Farida et al. (2010)
menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap manajemen laba, artinya
semakin besar kepemilikan saham
oleh pihak
manajemen dapat
mengurangi tindakan manajemen
laba dalam suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha2
Kepemilikan
manajerial
mempunyai
pengaruh
terhadap
manajemen laba.
66
November 2012
Komite Audit dan Manajemen
Laba
Menurut
Keputusan
Ketua
Bapepam Nomor: Kep-29/PM/2004,
tertanggal 24 September 2004 pada
peraturan
IX.I.5
tentang
Pembentukan dan
Pelaksanaan
Kerja Komite Audit, komite audit
adalah komite yang dibentuk oleh
dewan komisaris dalam rangka
membantu melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Komite
audit
juga
merupakan salah satu mekanisme
dari good coorporate governance
yang wajib dimiliki dalam suatu
perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Keberadaan
komite
audit
sangatlah penting dalam suatu
perusahaan sehingga diharapkan
dapat
meminimalisir
terjadinya
praktik manajemen laba. Tujuan
dari keberadaan komite audit di
perusahaan
seperti
yang
diungkapkan Susiana dan Herawaty
(2007) dalam Guna dan Herawaty
(2010) adalah:
1. Memberikan kepastian bahwa
laporan
keuangan
yang
dikeluarkan oleh manajemen
perusahaan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku
umum serta disajikan secara
wajar dan tidak menyesatkan.
2. Memberikan kepastian bahwa
pengendalian
internal
perusahaan telah memadai.
3. Melakukan
pengawasan
dan
menindaklanjuti
kemungkinan
penyimpangan material dalam
bidang keuangan dan implikasi
hukumnya.
4. Memberikan rekomendasi dalam
pemilihan
auditor
eksternal
yang akan melakukan audit di
perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Penelitian García et al. (2012)
menunjukkan bahwa komite audit
berpengaruh
negatif
terhadap
manajemen laba, artinya semakin
banyak jumlah
anggota
komite
audit dalam suatu
perusahaan
dapat mengurangi manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan Qi dan
Tian (2012) juga menjukkan hasil
serupa
yaitu
komite
audit
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha3 Komite
audit
mempunyai
pengaruh terhadap
manajemen
laba.
Total Aset dan Manajemen Laba
Aset adalah sumber ekonomi
yang diharapkan dapat memberikan
manfaat
dikemudian
hari.
Komponen aset terdiri dari aset
lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap, aset tidak berwujud,
aset pajak tangguhan, dan aset
lain.
Total
aset
dapat
mencerminkan besar
kecilnya
ukuran suatu perusahaan.
Total aset sering digunakan
untuk mengidentifikasikan ukuran
suatu perusahaan karena semakin
besar aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan, maka semakin besar
pula modal yang ditanam (Guna dan
Herawaty
2010).
Menurut
Handayani dan Rachadi (2009)
kecenderungan melaporkan laba
positif diduga kuat sering dilakukan
oleh
perusahaan-perusahaan
berukuran sedang dan besar. Pada
penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan oleh Guna dan herawaty
(2010) dan Radzi et al. (2011) serta
Watiningsih (2011) menunjukkan
bahwa total aset
berpengaruh
positif terhadap manajemen laba.
Artinya semakin besar ukuran suatu
Rintar H.e. Napitupulu
perusahaan yang diproksikan dalam
total aset akan meningkatkan
praktik
manajemen
laba.
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis alternatif yang diuji:
Ha4 Total
aset
mempunyai
pengaruh terhadap
manajemen
laba.
Profitabilitas dan Manajemen Laba
Profitabilitas
dapat
didefinisikan sebagai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
laba. Sudarmadji dan Sularto (2007)
dalam Guna dan Herawaty (2010)
menyatakan bahwa profitabilitas
merupakan suatu indikator kinerja
manajemen dalam
mengelola
kekayaan
perusahaan
yang
ditunjukkan oleh
laba
yang
dihasilkan perusahaan.
Laba
yang dihasilkan suatu perusahaan
seringkali
dimanipulasi
dalam
pelaporannya. Hal ini dikarenakan
laba merupakan tolak ukur investor
dalam mengambil suatu keputusan
dalam berinvestasi.
Profitabilitas
perusahaan
menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan
laba
tersebut.
Archibalt (1967) dalam Herni dan
Susanto (2008) menyatakan bahwa
perusahaan
dengan
tingkat
profitabilitas
rendah
memiliki
kemungkinan
untuk
melakukan
tindakan perataan laba, yang
merupakan salah satu bentuk dalam
praktik
manajemen
laba.
Hal
serupa juga diungkapkan oleh
Juniarti dan Corolina (2005) bahwa
fluktuasi profitabilitas yang rendah
atau
menurun
memiliki
kecenderungan bagi perusahaan
tersebut untuk melakukan tindakan
perataan laba (manajemen laba),
terlebih
lagi
jika
perusahaan
menetapkan
skema
kompensasi
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
bonus yang didasarkan pada profit
yang dihasilkan. Pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Guna
dan
Herawaty
(2010)
menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Herni dan Susanto (2008) juga
menunjukkan hasil serupa yaitu
profitabilitas berpengaruh terhadap
perataan laba
yang
merupakan
salah satu bentuk dari manajemen
laba. Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha5
Profitabilitas
mempunyai
pengaruh terhadap
manajemen
laba.
Leverage dan Manajemen Laba
Struktur
keuangan perusahaan
memiliki kaitan yang erat dengan
informasi keuangan yang akan
disampaikan kepada penyedia dana.
Struktur
ini
juga mencakup
leverage.
Leverage
biasanya
digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan atau kemampuan
suatu
perusahaan
dalam
mempergunakan aktiva atau dana
yang mempunyai beban tetap untuk
memperbesar tingkat penghasilan
bagi pemilik perusahaan. Dengan
kata lain penggunaan leverage
dalam
perusahaan
bisa
saja
meningkatkan
laba
suatu
perusahaan, akan tetapi bila terjadi
suatu hal yang tidak diinginkan
maka perusahaan dapat mengalami
kerugian
yang
sama
dengan
persentase laba yang diharapkan,
atau bahkan lebih besar.
Perusahaan
yang
memiliki
rasio
leverage
tinggi
akibat
besarnya
jumlah
utang
dibandingkan dengan aktiva yang
dimiliki
perusahaan,
diduga
melakukan manajemen laba karena
perusahaan terancam default yaitu
68
November 2012
tidak dapat memenuhi kewajiban
pembayaran utang pada waktunya
(Widyaningdyah 2001). Semakin
tinggi nilai leverage maka risiko
yang akan dihadapi investor akan
semakin tinggi dan para investor
akan memintakeuntungan
yang
semakin besar (Guna dan Herawaty
2010). Ma’ruf (2006) dalam Guna
dan Herawaty (2010) menyatakan
bahwa semakin besar leverage,
maka kemungkinan manajer untuk
melakukan
manajemen
laba
semakin besar. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis alternatif
yang diuji adalah sebagai berikut.
Ha6 Leverage
mempunyai
pengaruh
terhadap
manajemen
laba.
METODA PENELITIAN
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan
go
public yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2007-2010.
Penelitian ini mengambil sampel
berupa
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar di BEI selama tahun
2007-2010.
Pemilihan
sampel
menggunakan metoda purposive
sampling yaitu pemilihan sampel
berdasarkan pertimbangan. Adapun
proses pemilihan sampel disajikan
pada tabel 1.
Data penelitian bersumber
dari laporan keuangan auditan
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2010 yang
diperoleh
dari Pusat Referensi Pasar Modal
yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia yang diperoleh dari
www.idx.co.id.
ISSN: 1410 -9875
Definisi
Operasional
Pengukuran Variabel
Rintar H.e. Napitupulu
dan
Ukuran
KAP
merupakan
besaran dari Kantor Akuntan Publik
sebagai auditor eksternal
yang
relatif
lebih independen
dari
manajemen
yang
diharapkan
sehingga
dapat
meminimalkan
kasus manajemen laba dan adapat
meningkatkan kredibilitas informasi.
Ukuran KAP pada variabel ini
merupakan variabel dummy yang
dengan menggunakan skala 1 untuk
KAP Big Four dan skala 0 untuk KAP
non Big Four (Radzi et al. 2011).
Kepemilikan
manajerial
adalah jumlah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh
modal saham perusahaan yang
dikelola (Boediono 2005 dalam
Praditia dan Marsono
2010).
Variabel ini merupakan variabel
dummy yaitu dengan menggunakan
skala 1 jika perusahaan memiliki
kepemilikan manajerial, dan skala 0
jika perusahaan tidak memiliki
kepemilikan manajerial
(Praditia
dan Marsono 2010).
Komite Audit menurut Kep29/PM/2004 adalah komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris
dalam
rangka
membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Dalam
Kep-29/PM/2004
juga
dikatakan bahwa emiten atau
perusahaan publik wajib memiliki
komite
audit
yang
sekurangkuranganya terdiri dari satu orang
Komisaris Independen dan sekurangkurangnya
dua
orang anggota
lainnya yang berasal dari luar
emiten. Pengukuran komite audit
diukur
berdasarkan
penelitian
García et al. (2012) yaitu dengan
menghitung jumlah anggota komite
audit
yang
terdapat
perusahaan publik.
didalam
Total
aset
merupakan
gambaran umum tentang kondisi
suatu perusahaan. Perusahaan yang
memiliki total aset yang besar
berarti perusahaan telah memiliki
prospek yang baik, serta telah
mencapai tahap kedewasaan. Salah
satu jenis manajemen laba yaitu
penggelembungan
nilai
aset
perusahaan,
dimana
hal
ini
bertujuan untuk menarik minat
investor untuk melakukan investasi
di perusahaan mereka. Total aset
dapat dijadikan sebagai gambaran
ukuran perusahaan karena
total
aset perusahaan relatif lebih stabil
dibandingkan dengan akun lainnya.
Variabel total aset diukur dengan
menggunakan
hasil
logaritma
natural total aset (Radzi et al.
2011).
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan profit atau laba.
Pengukuran
profitabilitas
yang
digunakan mengacu pada penelitian
Juniarti dan Corolina (2005) yaitu
dengan mengukur rasio total laba
setelah pajak dengan total aset.
��� �
Laba Setelah Pajak
Total Aset
Leverage menurut Gitman &
Zutter
(2012)
adalah
hasil
penggunaan biaya tetap aktiva atau
dana untuk memperbesar tingkat
pengembalian
kepada
pemilik
perusahaan. Pengukuran leverage
yang digunakan mengacu pada
penelitian Guna dan
Herawaty
(2010) yaitu total debt to total
asset ratio mengukur presentase
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
besarnya dana yang berasal dari
total hutang atau dana yang
diberikan oleh kreditur.
�������� � Total Hutang
Total Aset
Manajemen laba adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh pihak
manajemen yaitu dengan cara
menaikkan atau menurunkan laba
yang dilaporkan dan memberikan
manfaat ekonomi yang keliru bagi
perusahaan,
sehingga
dapat
membahayakan
keberlangsungan
perusahaan
untuk
jangka
panjangnya. Manajemen laba dalam
penelitian ini diukur menggunakan
discretionary accrual yaitu dengan
model Jones yang dimodifikasi
berdasarkan penelitian Radzi et al.
(2011).
Discretionary
accrual
dihitung
menggunakan
rumus
sebagai berikut:
����, �
����, � � ����, ��
�
���, � � 1
���, � � 1
Keterangan:
ACCj,t Total akrual perusahaan j
pada tahun t
NIj,t
Net Income perusahaan j
pada tahun t
CFOj,t Arus kas dari operasi
perusahaan j pada tahun t
TAj,t-1 Total aset perusahaan j
pada akhir tahun t-1
Setelah diperoleh nilai total
akrual, selanjutnya
dilakukan
regresi untuk mengestimasi total
akrual
dengan
menggunakan
persamaan regresi sebagai berikut:
70
����, �
���, � � 1
November 2012
1
� �1 �
�
���, � � 1
∆����, �
� �2 �
�
���, � � 1
����, �
� �3 �
�
� ��, � ���, � � 1
Keterangan:
ACCj,t Total akrual perusahaan j
pada tahun t
TAj,t-1 Total aset perusahaan j
pada akhir tahun t-1
∆REVj,t
Pendapatan
tahun
t
dikurangi pendapatan tahun
t-1
plant
and
PPEj,t Property,
equipment perusahaan j
pada akhir tahun t
� j,t error term perusahaan j
pada tahun t
Dengan
menggunakan
koefisien regresi diatas, maka
dilanjutkan
dengan menghitung
nilai komponen non-discretionary
accrual dengan rumus sebagai
berikut (García et al. 2012):
����, � � �1 �
1
�
���, � � 1
∆����, �
� �2 �
�
���, � � 1
����, �
� �3 �
�
���, � � 1
Keterangan:
NDAj,t Non-discretionary accruals
perusahaan j pada tahun t
TAj,t-1
Total aset perusahaan j
pada akhir tahun t-1
∆REVj,t
Pendapatan
tahun
t
dikurangi
pendapatan
tahun t-1 perusahaan
PPEj,t
Property,
plant
and
equipment perusahaan j
pada akhir tahun t
ISSN: 1410 -9875
Langkah selanjutnya adalah
mencari nilai dari discretionary
accruals dengan mengurangi total
akrual
dengan
nilai
nondiscretionary accrual (García et al.
2012):
����, �
���, � �
� ����, �
���, � � 1
Keterangan:
Daj,t Discretionary
accruals
perusahaan j pada tahun t
ACCj,t Total akrual perusahaan j
pada tahun t
NDAj,t Nondiscretionary
accruals
perusahaan j pada tahun t
Penelitian ini menggunakan uji
regresi
berganda
(multiple
regression
analysis)
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
independen terhadap dependen.
Model penelitian dengan persamaan
regresi
berganda
dirumuskan
sebagai berikut:
ABS_DA = β0 + β1 BIG4 + β2 KEP_MNJ
+ β3 KOM_AUD + β4
ln_ASET + β5 ROA + β6
LEV + e
Keterangan:
ABS_DA
Manajemen laba
BIG4
Ukuran KAP
KEP_MNJ Kepemilikan manajerial
KOM_AUD Komite audit
ln_Aset
Total aset
ROA
Profitabilitas
LEV
Leverage
HASIL PENELITIAN
Statistik deskriptif bertujuan
untuk memberikan gambaran atau
deskripsi
suatu
data
ringkas
mengenai
variabel-variabel
yang
diteliti yaitu jumlah dari nilai ratarata (mean), deviasi standar, varian,
Rintar H.e. Napitupulu
maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan skewness dari masingmasing variabel (Ghozali 2011:19).
Hasil statistik deskriptif disajikan
pada tabel 2.
Dari
hasil
pengujian
normalitas residual pada tabel 4
diperoleh
hasil
signifikansi
unstandardized
residual
adalah
sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari
alpha sebesar 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini tidak berdistribusi
normal sehingga dilakukan uji
outlier.
Uji
outlier
dilakukan
dengan menghilangkan data-data
dengan kriteria nilai z lebih besar
dari +3 atau lebih kecil dari -3. Dari
hasil uji outlier yang dilakukan
terdapat 27 data yang memiliki
nilai z sesuai kriteria.
Setelah dilakukan outlier hasil
pengujian
kolmogorov-smirnov
menunjukan nilai asymp. Sig. tidak
melebihi
0,05
sehingga
data
tersebut tidak terdistribusi secara
normal seperti pada tabel 5. Oleh
karena
itu,
penelitian
ini
menggunakan
data
sebelum
dilakukan outlier.
Pada uji asumsi klasik, tabel 6
menunjukkan bahwa dalam model
regresi
tidak
terjadi
multikolinieritas. Berdasarkan tabel
7, nilai sig dari ukuran KAP dan
leverage lebih kecil dari 0,05 yang
menunjukan bahwa kedua variabel
tersebut
mengalami
masalah
heteroskedastisitas.
Berdasarkan
tabel 8, menunjukan nilai sig. res_2
yang lebih besar dari 0,05. Berarti
model penelitian tidak mengalami
masalah autokorelasi.
Berdasarkan tabel 9, hasil
koefisien korelasi
(R)
adalah
sebesar 0,301 yaitu lebih kecil dari
0,5. Hal ini menandakan bahwa
hubungan
antara
variabel
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
independen
(ukuran KAP,
kepemilikan manajerial, komite
audit, total aset, profitabilitas dan
leverage)
dengan
variabel
dependen (manajemen laba) adalah
lemah positif.
Hasil analisis
koefisien determinasi dapat juga
dilihat pada tabel 9. Angka pada
tabel menunjukkan hasil koefisien
determinasi (adjusted R square)
adalah sebesar 0,070. Hal
ini
berarti bahwa besarnya variasi dari
variabel dependen (manajemen
laba) yang dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen dalam
model (ukuran KAP, kepemilikan
manajerial, komite audit, total aset,
profitabilitas dan leverage) adalah
sebesar 7%, sedangkan sisanya 93%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain
yang tidak terdapat dalam model
penelitian.
Berdasarkan hasil uji statistik
F pada tabel 10 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 yaitu
lebih kecil dari 0,05. Artinya model
yang
diuji
dalam
penelitian
merupakan model yang fit dalam
pengujian hipotesis.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel ukuran KAP adalah sebesar
0,061 yaitu lebih besar dari alpha
(<=0,05), artinya ukuran KAP tidak
dapat
mengurangi
terjadinya
manajemen laba dalam suatu
perusahaan.
Hal
ini
dapat
disebabkan oleh pembatasan ruang
lingkup KAP dalam melakukan audit
dalam suatu perusahaan sehingga
pemilihan kantor akuntan publik
non-Big Four atau Big-Four tidak
menjadi
tolak
ukur
untuk
mengurangi praktik
manajemen
laba dalam suatu perusahaan, maka
ukuran KAP tidak
mempunyai
pengaruh
secara
individual
72
November 2012
terhadap manajemen laba sehingga
Ha1 tidak diterima.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel kepemilikan manajerial
adalah sebesar 0,067 yaitu lebih
besar dari alpha (<=0,05), artinya
kepemilikan saham oleh pihak
manajemen tidak dapat membatasi
praktik manajemen laba dalam
suatu
perusahaan,
maka
kepemilikan
manajerial
tidak
mempunyai
pengaruh
secara
individual terhadap
manajemen
laba sehingga Ha2 tidak diterima.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel komiteaudit adalah
sebesar 0,628 yaitu lebih besar dari
alpha (<=0,05), artinya keberadaan
komite
audit
dalam
suatu
perusahaan dapat dikatakan baik
dalam segi pengawasan pengelolaan
perusahaan akan tetapi belum
mampu
mengurangi terjadinya
manajemen laba dalam perusahaan.
Hal
ini
dapat
dikarenakan
keberadaan komite audit dalam
perusahaan
hanya
untuk
menjalankan
salah
satu
dari
mekanisme
good coorporate
governance namun tidak
dapat
mengawasi pelaporan
keuangan
perusahaan
dari
tindakan
manajemen laba, maka komite
audit tidak mempunyai pengaruh
secara
individual
terhadap
manajemen laba sehingga Ha3 tidak
diterima.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel total aset adalah sebesar
0,429 yaitu lebih besar dari alpha
(<=0,05), artinya perusahaan yang
berukuran besar atau kecil yang
diukur dalam total aset tidak
menjadi indikasi adanya tindakan
manajemen laba, maka total aset
ISSN: 1410 -9875
tidak mempunyai pengaruh secara
individual terhadap
manajemen
laba sehingga Ha4 tidak diterima.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel
profitabilitas
adalah
sebesar 0,009 yaitu lebih kecil dari
alpha
(<=0,05),
artinya
profitabilitas
suatu
perusahaan
dapat
mendorong
terjadinya
manajemen laba. Hal ini dapat
dikarenakan pihak investor lebih
tertarik untuk melakukan investasi
pada perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi sehingga
manajemen perusahaan terdorong
untuk
melakukan
tindakan
manajemen laba terhadap
nilai
laba bersih pada laporan keuangan,
maka
profitabilitas
mempunyai
pengaruh
secara
individual
terhadap manajemen laba sehingga
Ha5 berhasil diterima.
Hasil uji t pada tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi
variabel leverage adalah sebesar
0,001 yaitu lebih kecil dari alpha
(<=0,05), artinya besarnya leverage
dapat
mendorong
terjadinya
manajemen laba. Hal ini dapat
dikarenakan
pihak
investor
menyukai tingkat leverage yang
lebih kecil karena risiko yang
diterima
akan
lebih
rendah
sehingga
pihak
manajemen
perusahaan
terdorong
untuk
melakukan manajemen laba, maka
leverage
mempunyai
pengaruh
secara
individual
terhadap
manajemen laba sehingga Ha6
berhasil diterima.
PENUTUP
Ukuran KAP tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Radzi
Rintar H.e. Napitupulu
et al. (2011), Handayani
dan
Rachadi (2009), dan Praditia dan
Marsono
(2010),
tetapi
tidak
konsisten dengan penelitian Guna
dan Herawaty (2010). Kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Guna
dan Herawaty (2010),
Pradipta
(2011) dan Praditia dan Marsono
(2010), tetapi tidak konsisten
dengan penelitian Farida et al.
(2010).
Komite
audit
tidak
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Hasil ini konsisten dengan
penelitian Guna
dan Herawaty
(2010), Farida et al. (2010) dan
Pradipta (2011),
tetapi tidak
konsisten dengan penelitian García
et al. (2012) dan Qi dan Tian (2012).
Total aset tidakberpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil ini
konsisten dengan penelitian García
et al. (2012), Handayani dan
Rachadi (2009), dan Praditia dan
Marsono
(2010), tetapi tidak
konsisten dengan penelitian Radzi
et al. (2011), Guna dan Herawaty
(2010), dan Watiningsih (2011).
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap manajemen laba. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Guna
dan Herawaty (2010) dan Herni dan
Susanto
(2008),
tetapi
tidak
konsisten
dengan
penelitian
Juniarti
dan
Corolina
(2005).
Leverage berpengaruh terhadap
manajemen laba. Hasil ini konsisten
dengan
penelitian
Guna
dan
Herawaty (2010), Widyaningdyah
(2001), Qi dan Tian (2012), dan
Jelinek
(2007),
tetapi
tidak
konsisten dengan penelitian García
et al. (2012) dan Watiningsih (2011).
Adapun keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
hanya terbatas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
sehingga
hasil
penelitian
kurang
bisa
di
generalisasi.
Penelitian
ini
menggunakan periode penelitian
yang relatif singkat, yaitu periode
2009 sampai dengan
2012.
Penelitian ini hanya menggunakan 6
variabel independen yang diduga
berpengaruh terhadap manajemen
laba. Data dalam penelitian
ini
tidak berdistribusi normal dan
terjadi heteroskedastisitas pada
variabel ukuran KAP dan leverage.
Dari
keterbatasanketerbatasan
yang
ada
pada
penelitian ini, maka penulis ingin
memberikan
rekomendasi
bagi
penelitian
selanjutnya,
yaitu
penelitian selanjutnya sebaiknya
memperluas
obyek
penelitian
dengan menambahkan
jumlah
sampel
diluar
perusahaan
manufaktur
juga,
seperti
November 2012
perusahaan dagang, pertambangan
atau properti dan real estate
sehingga hasil penelitian
lebih
dapat menggambarkan hasil secara
keseluruhan. Penelitian selanjutnya
sebaiknya menambahkan jumlah
periode pengamatan selama 5
tahun,
sehingga
dapat
lebih
mewakili
populasi
yang
ada.
Penelitian
selanjutnya
dapat
menggunakan variabel independen
yang
lebih
variatif
dengan
menambahkan
variabel
diluar
model
penelitian,
seperti
kepemilikan institusional, ukuran
dewan
komisaris,
pertumbuhan
penjualan, dan lain sebagainya.
Penelitian selanjutnya sebaiknya
menambahkan
jumlah
sampel
dalam penelitian untuk mengatasi
masalah heteroskedastisitas dan
data dapat terdistribusi secara
normal.
REFERENSI
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Badan Pengawas Pasar Modal. 2004. Kep-29/PM/2004. Pembentukan dan
Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Farida, Yusriati Nur, Yuli Prasetyo, dan Eliada Herwiyanti. 2010. Pengaruh
Penerapan Corporate Governance Terhadap Timbulnya Earnings
Management Dalam Menilai Kinerja
Keuangan
Pada
Perusahaan
Perbankan di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12 No. 2,
Agustus, 2010, hlm: 69-80.
García, L. Sierra, E. Ruiz Barbadillo, M. Orta Pérez. 2012. Audit Committee
and Internal Audit and The Quality of Earnings: Empirical Evidance From
Spanish Company. Journal Manag Gov, Vol. 16, 2012, hlm: 305-331.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence J., Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance:
Global Edition 13th ed. USA: Pearson Higher.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, J. Hamilton, Scott Holmes. 2010.
Accounting Theory 7th ed. Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd.
74
ISSN: 1410 -9875
Rintar H.e. Napitupulu
Guna, Welvin I, dan A. Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor Lainnya
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12 No. 1,
April, 2010, hlm: 53-68.
Handayani, RR. Sri, dan Agustono D. Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
11 No. 1, April, 2009, hlm: 33-56.
Herni, dan Yulius K. Susanto. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik,
Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba
(Studi Empiris Pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 23 No. 3, 2008, hlm: 302-314.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1.
Jelinek, Kate. 2007. The Effect Of Leverage Increases on Earnings
Management. Journal of Business and Economic Studies, Vol. 13 No. 2,
Fall 2007, hlm: 24.
Juniarti, dan Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada PerusahaanPerusahaan Go Public. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 No. 2,
November, 2005, hlm: 148-162
Pradipta, Arya. 2011. Analisis Pengaruh Dari Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13 No. 2,
Agustus, 2011, hlm: 93-106.
Praditia, Okta Rezika, dan Marsono. 2010. Analisa Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2005-2008. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 7 No. 1, November
2010, hlm 47-63.
Qi, Baolei, and Gaoliang Tian. 2012. The Impact Of Audit Committees’
Personal Characteristics On Earnings Management: Evidance From China.
Journal of Applied Business Research, Vol. 28 No.6, November/Desember,
2012, hlm: 1331.
Radzi, Siti N. J. Mohd, Md. Aminul Islam, and Suraiya Ibrahim. 2011. Earning
Quality in Public Listed Companies: A Study on Malaysia Exchange for
Securities Dealing and Automated Quotation. International Journal of
Economics and Finance, Vol. 3 No. 2, Mei 2011, hlm: 233-244.
Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory 6th ed. Toronto: Pearson
Canada.
Watiningsih, Henggar. 2011. Pengaruh Pengungkapan Laporan Keuangan
Sukarela, Leverage, dan Set Kesempatan Investasi Terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5 No. 3, November, 2011, hlm:
237-244.
Widyaningdyah, A. Utari. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3 No. 2, November, 2001, hlm: 89101.
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Keterangan
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten sejak
122
2009-2012
Perusahaan yang mengalami rugi selama periode 2009-2012 (38)
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah
(10)
Perusahaan yang tidak memiliki akhir tahun buku 31 Desember (3)
Perusahaan yang tidak menyajikan data mengenai Komite Audit
(3)
Total
perusahaan
yang
menjadi
sampel
penelitian
68
Total
data
yang
dipakai
selama
tahun
2009-2012
272
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N
Mean
Minimum
Maximum
Manajemen Laba
Komite Audit
Total Aset
272
272
272
0,455178
5
32,836532
Std.
Deviatio
n
0,072630
0,416
1,603004
Profitabilitas
Leverage
272
272
0,445262
3,21
0,087632
0,379260
Variabel
0,069836
3,12
27,94213
1
0,101953
0,4781
0,000090
2
24,96867
1
0,000949
0,07
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Tabel 3
Frekuensi Ukuran KAP dan Kepemilikan Manajerial
Frequency
Percent
KAP Non-Big Four
167
61,4
KAP Big Four
105
38,6
Total
272
100
Tidak Ada Kepemilikan
173
63,6
Manajerial
Ada Kepemilikan Manajerial
99
36,4
Total
272
100
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas Data (sebelum outlier)
Asymp. Sig (2-tailed)
Kesimpulan
Unstandardized
0,000
Tidak berdistribusi
Residual
normal
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
76
ISSN: 1410 -9875
Rintar H.e. Napitupulu
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Data (setelah outlier)
Asymp. Sig (2-tailed)
Kesimpulan
Unstandardized
0,000
Tidak berdistribusi
Residual
normal
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Variabel
Ukuran KAP
Kepemilikan
Manajerial
Komite Audit
Total Aset
Profitabilitas
Leverage
Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Tolerance
VIF
Kesimpulan
0,563
1,777 Tidak
mengalami
multikolinearitas
0,950
1,052 Tidak
mengalami
multikolinearitas
0,917
1,090 Tidak
mengalami
multikolinearitas
0,625
1,599 Tidak
mengalami
multikolinearitas
0,759
1,318 Tidak
mengalami
multikolinearitas
0,972
1,029 Tidak
mengalami
multikolinearitas
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Tabel 7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel
Ukuran KAP
Kepemilikan
Manajerial
Komite Audit
Sig.
0,013
0,130
Total Aset
0,428
Profitabilitas
0,170
Leverage
0,000
0,314
Kesimpulan
Terjadi Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Terjadi Heteroskedastisitas
Dependent Variable: ARES_1
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
Model
RES_2
Sig.
0,191
Keterangan
Tidak terjadi Autokorelasi
Dependent Variable: Unstandardized residual
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model
1
R
0,301
Adjusted R Square
0,070
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Model
1
Regression
Residual
Total
Tabel 10
Hasil Uji Statistik F
Mean
Sum of
Df
Square
Square
0,130
6
0,0 22
1,300
265
0,0 05
1,430
271
F
Sig.
4,413
0,000
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
Variabel
(Constant)
Ukuran KAP
Kepemilikan
Manajerial
Komite Audit
Total Aset
Profitabilitas
Leverage
Tabel 11
Hasil Uji Statistik t
B
T
0,113
0,022
0,017
1,235
1,884
1,837
0,218
0,061
0,067
-0,005
-0,003
0,147
0,037
-0,485
-0,792
2,633
3,288
0,628
0,429
0,009
0,001
Dependent Variable: ABS_DA
Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS versi 19.0
78
Sig.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 79-90
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RUDI RIADY
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to examine variables that influence
income smoothing. Independent variables used in this research are firm size,
profitability, financial leverage, net profit margin, winner/losser stock,
managerial ownership, and audit reputation. The population of this research are
all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from the
period of 2008 to 2010. Sample selection procedure carried out by
implementing purposive sampling method. Data are analyzed using logistic
regression analysis. The empirical result indicates winner/losser stock that
have influence to income smoothing. Other independent variables such as
firm size, profitability, financial leverage, net profit margin, audit
reputatioon, and managerial ownership do not have influence to income
smoothing.
Keywords:
Income smoothing, profitability, net profit margin, firm size, and
audit reputation.
PENDAHULUAN
perusahaan yang tercermin pada
laporan keuangan.
Kegiatan
usaha
yang
dijalankan
oleh
perusahaan
membutuhkan
investasi
untuk
kelangsungan operasi perusahaan.
Namun investasi yang dilakukan
dihadapkan pada berbagai risiko
dan
ketidakpastian
yang
sulit
diprediksi oleh investor. Untuk itu
sangat
dibutuhkannya
berbagai
informasi, baik informasi yang
diperoleh dari kinerja perusahaan
maupun informasi lain yang relevan
seperti kondisi ekonomi, politik dan
sosial suatu negara. Informasi yang
berasal dari perusahaan umumnya
informasi
mengenai
kinerja
Laporan keuangan adalah suatu
penyajian
terstruktur
dari
posisi
keuangan dan kinerja
keuangan
suatu entitas. Laporan keuangan
mununjukan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen
atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan
kepada
mereka.
Kinerja manajemen terlihat dari
komponen laporan keuangan yaitu
laba. Laba yang tinggi berarti
kinerja dari manajemen terlihat
bagus karena bisa mengembalikan
keuntungan dari investasi yang
dikeluarkan. Para investor lebih
menginginkan laba yang stabil agar
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
mengurangi resiko pada perusahaan
tersebut.
Pemakaian
laporan
keuangan lebih terpusat pada
informasi
tentang
laba
yang
terdapat dalam laporan laba rugi
komprehensif,
tanpa
memperhatikan
prosedur
yang
digunakan
untuk
menghasilkan
informasi laba tersebut (Arfan dan
Wahyuni 2010).
Penelitian ini disusun dengan
urutan sebagai berikut, pertama,
pendahuluan yang berisikan latar
belakang
penelitian,
motivasi
penelitian, tujuan penelitian dan
sistematika
penulisan.
Kedua,
rerangka
teoretis
dan
pengembangan
hipotesis
yang
berisikan konsep-konsep teoretis
dan model penelitian. Ketiga,
metode penelitian yang berisikan
bentuk
penelitian,
objek
penelitian,
definisi
operasional
variabel dan teknik pengumpulan
data. Keempat, hasil penelitian
yang membahas tentang hasil uji
data. Terakhir, penutup yang
berisikan kesimpulan, implikasi,
keterbatasan, dan saran.
RERANGKA TEORETIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Prabayanti dan Yasa (2009)
menyatakan manajemen laba dapat
dipengaruhi oleh adanya konflik
kepentingan
yang
disebabkan
masing-masing
menginginkan
memaksimalkan
kemakmurannya
antara manajemen (agent) dan
pemilik (principal) Manajer dan
pemegang saham di dalam teori
akuntansi
menganggap
bahwa
mereka
berpikir
rasional
dan
berusaha untuk memaksimalkan
kemakmuran
mereka
masing-
80
November 2012
masing.
Manajer
dapat
menggunakan judgment yang dia
miliki dalam
laporan
keuangan
untuk melakukan perataan laba.
Penelitian-penelitian
terhadap
perataan
laba
mengindikasikan
bahwa struktur aliran laba dapat
mempengaruhi posisi manajer di
perusahaan dan keamanan kerja
pribadi
manajer.
Manajemen
perusahaan
termotivasi
untuk
melakukan tindakan perataan laba
sebagai
metoda
dalam
meningkatkan kesejahteraan, baik
pemegang saham maupun bagi
manajemen itu sendiri (Kustono
2009).
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Income Smoothing
Ukuran perusahan terlihat
dari besar kecilnya perusahaan
dengan semakin besar perusahaan
maka perusahaan tersebut memiliki
total aktiva yang besar begitu juga
dengan perusahaan kecil memiliki
total aktiva yang kecil pula.
Perusahaan dengan aktiva yang
besar akan mendapatkan perhatian
yang besar dari para pengguna
informasi dalam laporan keuangan,
dengan perhatian yang besar itu
perusahan biasanya menghindari
fluktuasi laba yang terlalu drastis
yang menyebabkan resiko yang
tinggi bagi para investor dan beban
pajak
akan
ditanggung
oleh
perusahaan (Arfan dan Wahyuni
2010).
Perusahaan
besar
mempunyai
kecenderungan
melakukan perataan laba dibanding
dengan perusahaan kecil karena
perusahaan besar dapat dengan
mudah menurunkan dan menaikan
laba agar laba terlihat tidak
fluktuasi dimata para investor.
ISSN: 1410 -9875
Ha1: Ukuran perusahan berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba
Profitabilitas
terhadap
Income
Smoothing
Pengembalian atas investasi
merupakan indikator penting atas
kemampuan perusahaan mengelola
aset
jangka
panjang.
Kinerja
perusahaan
terlihat
dalam
bagaimana
manajemen
dapat
mengelola
aset
agar
dapat
pengembalian
terhadap
aset
tersebut
kepada
perusahaan.
Profiatabilitas menjadi tolak ukur
bagi pihak investor bagaimana
manajemen dapat mengelola aset
yang ada
agar
mendapat
keuntungan atau laba dikemudian
hari.
Menurut Dewi dan Zulaikha
(2010) perusahaan yang memiliki
tingkat pengembalian aset yang
tinggi berkecenderungan melakukan
perataan laba ketimbang dengan
perusahaan yang memiliki tingkat
pengembalian aset yang kecil.
Manajemen
yang
mempunyai
tingkat pengembalian yang tinggi
mempunyai
kemampuan
untuk
mendapatkan laba yang tinggi di
masa yang akan datang dan dapat
menunda
atau
mempercepat
pengakuan
laba.
Menurut
Atarwaman (2011)
Profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
praktik perataan laba. Sedangkan
Dewi
(2012)
dalam
hasilnya
Profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
praktik
perataan laba.
Ha2:
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba
Financial
Leverage
terhadap
Income Smoothing
Rudi Riady
Financial leverage mengacu
pada jumlah pendanaan terhadap
utang
dalam
struktur
modal
perusahaan. Keuntungan dari utang
adalah sifat dari beban bunga dapat
mengurangi pajak, tetapi utang
yang
terlalu
besar
dapat
menghambat
manajemen
untuk
mengelola aset. Para investor
melihat financial leverage yang
menunjukan proporsi penggunaan
utang untuk membiayai aset yang
digunakan untuk
menghasilkan
laba. Semakin besar utang maka
semakin besar juga resiko yang
diterima
investor
yang
mengakibatkan
manajemen
melakukan
income
smoothing
sehingga
investor
mendapatkan
keuntungan yang tinggi (Dewi dan
Zulaikha 2010). Hal tersebut sama
dengan hasil Dewi dan Zulaikha
(2010) yang menyatakan bahwa
financial
leverage
berpengaruh
yang signifikan terhadap income
smoothing.
Ha3: Financial leverage berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba
Net
Profit
Margin
terhadap
Income Smoothing
Margin
laba
bersih
diperkirakan dapat mempengaruhi
perataan laba, karena margin laba
bersih
secara
langsung
dapat
berkaitan dengan perataan laba.
Perusahaan dengan laba yang stabil
maka manajer memiliki kinerja
yang bagus oleh para pemegang
saham dan sebaliknya laba yang
berfluktuasi
menimbulkan
kekhawatiran pihak manajemen
karena dari investor dapat menilai
kinerja perusahaan yang kurang
optimal.
Menurut
Rahmawati
dan
Muid (2012) Semakin tinggi NPM
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
maka
semakin
efektif
suatu
perusahaan
dalam
menjalankan
operasinya. Tingginya net profit
margin menghasilkan laba yang
tinggi, sebaliknya net profit margin
yang rendah menghasilkan laba
yang rendah pula. Tinggi rendahnya
net
profit
margin
akan
mempengaruhi pertumbuhan laba
perusahaan. Perusahaan dengan net
profit margin yang rendah diduga
melakukan praktik perataan laba
untuk meningkatkan NPM sehingga
kinerjanya akan dianggap baik dan
efektif
terutama
oleh
pihak
investor.
Ha4: Net profit margin berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba
Winner/Losser
Stock
terhadap
Income Smoothing
Pada perusahaan
winner
stock memiliki kecenderungan ingin
mempertahan-kan tingkat laba agar
tetap disebut perusahaan winner
stock, karena laba yang stabil dapat
mempengaruhi tren pertumbuhan
saham
yang
cenderung
naik.
Perusahaan losser stock mereka
ingin meningkatkan laba agar
mencapai posisi
winner stock
dengan cara melakukan perataan
laba (Arfan dan Wahyuni 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan
Arfan dan Wahyuni (2010) winner /
losser stock tidak berpengaruh
terhadap perataan laba.
Ha5: Winner/losser
stock
berpengaruh
terhadap
praktik perataan laba
Kepemilikan Manajerial terhadap
Income Smoothing
Konflik
keagenan
dapat
berkurang antara manajer dan para
investor
dengan
adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh
82
November 2012
manajemen.
Manajemen
mempunyai motivasi yang lebih
untuk memaksimalkan kepentingan
dirinya
dalam
kepemilikan
perusahaan tersebut. Manajemen
pun dapat melakukan income
smoothing
agar
mendapatkan
keuntungan dari stabilnya laba
pada perusahaan.
Manajemen yang memiliki
saham
perusahaan
memiliki
informasi lebih banyak tentang
perusahaan dibanding pemegang
saham non-institusi lainnya, dengan
demikian mempunyai kesempatan
untuk melakukan perataan laba
untuk meminimalisir fluktuasi laba
untuk meningkatkan kinerja saham
perusahaan (Aji dan Mita 2010).
Dalam penelitian Atarwaman (2011)
menemukan bahwa kepemilikan
manajerial mempengaruhi praktik
perataan laba.
Ha6:
Kepemilikan
manajerial
berpengaruh
terhadap
praktik perataan laba
Reputasi Auditor terhadap Income
Smoothing
Menurut Prabayanti dan Yasa
(2009), perusahaan yang melakukan
tindakan
perataan
laba
akan
menghindari pengunaan jasa kantor
akuntan publik besar. Pertimbangan
manajemen
untuk
melakukan
pengolaan atas laba salah satunya
adalah kualitas audit yang tinggi
dari KAP besar. Kualitas pada
auditor eksternal menjadi
salah
satu pertimbangan
manajemen
untuk melakukan perataan laba.
Dalam penelitian Prabayanti dan
Yasa (2009) reputasi auditor tidak
berpengaruh signifikan terhadap
praktik perataan laba.
Ha7: Reputasi auditor berpengaruh
terhadap praktik perataan
laba
ISSN: 1410 -9875
Rudi Riady
Model Peneltian
Firm Size
Profitabilitas
Finacial Leverage
Income Smoothing
Net Profit Margin
Winner/Losser Stock
Reputasi Auditor
Kepemilikan Manajerial
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan
Pengumpulan Data
Penelitian
ini merupakan
jenis
penelitian
kausalitas.
penelitian ini diambil dari data
keuangan perusahaan manufaktur
yang mendapatkan laba selama
periode penelitian mulai dari 2005
sampai dengan 2010.
Metode pemilihan sampel
dengan menggunakan
purposive
sampling. Kriteria yang digunakan
dalam pemilihan sampel adalah (1)
Perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2005 sampai dengan
2010.
(2)
Perusahan
yang
memperoleh laba setelah pajak
selama 6 tahun berturut-turut, (3)
Perusahan-perusahaan
yang
mempunyai akhir tahun buku per 31
Desember. (4) Perusahaan yang
menerbitkan
laporan
keuangan
dengan mata uang rupiah.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Income Smoothing
Tindakan
perataan
laba
menurut Eckel
(1981)
diukur
dengan
menggunakan
Indeks
perataan laba
dengan
rumus
sebagai berikut:
�� ��
Income Smoothing Index=
�� ��
ΔI: Income change
ΔS: Sales change
CV:Coefficient variations
CV ΔI < CV ΔS, income smoother
group
CV ΔI > CV ΔS, non income
smoothers group
CVΔI : coefficient of variation for
the change in income
CVΔS: coefficient of variation for
the change in sales
Variabel Independen
Ukuran Perusahaan
Dalam
penelitian
ini
menggunakan logaritma
natural
(Ln)
dari
total
asset
pada
perusahaan
manufaktur
yang
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
terdaftar di BEI pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2010.
Ukuran perusahaan = Ln Total asset
Profitabilitas
Variabel profitabilitas digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan
laba
bersih
setelah
pajak
dibandingkan dengan total aktiva
yang didapat dari
berbagai
keputusan manajemen.
Menurut Prabayanti dan Yasa
(2009) terdapat indikasi perusahaan
melakukan perataan laba untuk
menghindari
suatu
pelanggaran
perjanjian utang dapat dilihat dari
kemampuan
perusahaan
untuk
melunasi
utang
dengan
menggunakan aktiva yang dimiliki.
Net Profit Margin
Menurut Wirdayanti (2007)
Net Profit Margin adalah suatu
pengukuran dari setiap satuan nilai
penjualan setelah dikurangi oleh
seluruh biaya, termasuk bunga dan
pajak. Net profit margin (NPM)
diukur dari rasio antara laba bersih
setelah
pajak
dengan
total
penjualan.
Winner/Losser Stocks
Variabel
winner/losser
stocks
dalam
penelitian
ini
merupakan variable dummy dengan
skala pengukuran yang digunakan
adalah skala
nominal.
Menurut
Arfan dan Wahyuni (2010) status
winner/losser
stock
dilakukan
dengan menghitung return saham
dari
setiap
perusahaan
dan
kemudian membandingkan dengan
return pasar. Sebagai acuan dari
return saham adalah Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Indonesia.
84
November 2012
Kepemilikan Manajerial
Carlson dan Bathala (1997)
dalam
Widhianingrum
(2012)
berpendapat
bahwa
variabel
kepemilikan
manajerial
diukur
dengan menggunakan dummy yaitu
terdapat kepemilikan manajerial
dalam perusahaan (dummy 1),
apabila tidak terdapat kepemilikan
manajerial
dalam
perusahaan
(dummy 0).
Reputasi Auditor
Menurut Prabayanti dan Yasa
(2009)
reputasi
auditor
menggunakan
variabel
dummy
dimana apabila perusahaan sampel
yang diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik tergabung dalam The Big
Four, maka dummy 1, sedangkan
perusahaan tidak diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik dalam The
Big Four, maka dummy 0.
HASIL PENELITIAN
Uji Model Fit (Overal Model Fit)
Terdapat penurunan nilai -2
lod likelihood dari blok 0 ke blok 1
sebesar 11,756, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya
penurunan
nilai
tersebut
menunjukan
indikasi
model
tersebut baik untuk digunakan.
Uji Model Fit (Overal Model Fit)
Nilai Hosmer and
Lemeshow’s
Goodness Of Fit Test sebesar
10,169 dan
siginifikan sebesar
0,253. Model dikatakan fit dengan
data observasi
penelitian dan
model dapat diterima, karena
signifikan lebih besar dari alfa yang
nilainya 0,05.
ISSN: 1410 -9875
Nagelkerke’s R Square
Nagelkerke’s R Square sebesar
0,119 yang berarti
variabilitas
variabel
independen (ukuran
perusahaan, profitabilitas, financial
leverage,
net
profit margin,
winner/ loser stock, kepemilikan
manajerial, reputasi auditor) dapat
menjelaskan variabel
dependen
(income smoothing) sebesar 11,9%.
Sedangkan sisanya 88,1% dijelaskan
oleh variabel lain yangtidak
terdapat dalam model.
Tingkat Ketepatan Prediksi Model
. Berdasarkan data yang
diperoleh ada 58 data perusahaan
yang
digolongkan
sebagai
perusahaan
yang
melakukan
tindakan perataan laba, akan tetapi
yang tepat diprediksi berdasarkan
model sebesar 34 data (58,6%) dan
sisanya 24 data (19,05%) salah
diprediksi.
Terdapat 68 data perusahaan
yang tidak digolongkan sebagai
perusahaan
yang
melakukan
tindakan perataan laba, akan tetapi
yang tepat diprediksi berdasarkan
model sebesar 49 data (72,06%) dan
sisanya 19 data (15,07%) salah
diprediksi.
Secara
kesuluruhan
ketepatan prediksi model sebesar
83 perusahaan (65,9%).
Hasil Pengujian Hipotesis
Nilai
signifikansi
variabel
ukuran perusahaan adalah sebesar
0,23 (lebih besar dari alpha = 5%)
yang berarti Ha1 ditolak. Nilai
signifikansi variabel profitabilitas
adalah sebesar 0,142 (lebih besar
dari alpha = 5%), yang berarti Ha1
ditolak. Nilai signifikansi variabel
financial leverage adalah sebesar
0,209 (lebih besar dari alpha = 5%),
yang berarti Ha1 ditolak. Nilai
signifikansi variabel net profit
Rudi Riady
margin adalah sebesar 0,118 (lebih
besar dari alpha = 5%), yang Ha1
ditolak. Nilai signifikansi variabel
winner / losser stocks adalah
sebesar 0,039 (lebih kecil
dari
alpha = 5%), yang berarti Ha1
diterima. Nilai signifikansi variabel
kepemilikan
manajerial
adalah
sebesar 0,893 (lebih besar
dari
alpha = 5%), yang berarti Ha1
ditolak. Nilai signifikansi variabel
reputasi auditor adalah sebesar
0,131 (lebih besar dari alpha = 5%),
yang berarti Ha1 ditolak.
PENUTUP
Ukuran
perusahaan
tidak
memiliki pengaruh terhadap income
smoothing. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian
Prabayanti
dan
Yasa
(2009),
Atarwarman (2011), Aji dan Mita
(2010). Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
Arfan dan Wahyuni (2010), Dewi
dan Zulaikha (2010). Profitabilitas
tidak memiliki pengaruh terhadap
income smoothing. Hasil penelitian
ini konsisten dengan Dewi dan
Zulaikha (2010), Aji dan Mita
(2010), Zen dan Herman (2007).
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian Atarwaman
(2011), Prabayanti dan Yasa (2009),
Budiasih (2007). Financial leverage
tidak memiliki pengaruh terhadap
income smoothing. Hasil penelitian
ini konsisten dengan Budiasih
(2007). Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
Dewi dan Zulaikha (2010), Aji dan
Mita (2010), Prabayanti dan Yasa
(2009).
Net profit margin tidak
memiliki pengaruh terhadap income
smoothing. Winner / losser stocks
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
memiliki pengaruh terhadap income
smoothing. Hasil ini konsisten
dengan Arfan dan Wahyuni (2010).
Kepemilikan
manajerial
tidak
memiliki pengaruh terhadap income
smoothing. Hasil ini konsisten
dengan Widhianingrum (2012). Hasil
penelitian ini
tidak konsisten
dengan hasil penelitian Atarwarman
(2011). Reputasi auditor tidak
memiliki pengaruh terhadap income
smoothing. Hasil ini konsisten
dengan Prabayanti dan Yasa (2009).
Penelitian
ini
terdapat
beberapa
keterbatasan,
antara
lain:
1. Sampel yang digunakan hanya
terdiri dari satu jenis industri
saja yaitu manufaktur, sehingga
belum
dapat
dibandingkan
dengan industri lainnya.
2. Variabel yang digunakan hanya
tujuh
variabel
independen
sehingga
masih
tedapat
kemungkinan variabel lain yang
bisa mempengaruhi.
November 2012
3. Penelitian ini
menggunakan
harga
saham
penutupan
bulanan
untuk
variabel
winner/loser stock mengingat
keterbatasan penelitian dalam
menginput data.
Dengan adanya keterbatasan
tersebut,
dasarankan
untuk
penelitian
selanjutnya
yang
mempunyai keinginan menganalisis
income smoothing adalah:
1. Menambah sampel dengan cara
memperluas sampel tidak hanya
manufaktur, seperti
industri
non manufaktur.
2. Menambah variabel yang diduga
dapat mempengaruhi income
smoothing, contohnya dividend
pay out ratio, debt to equity
ratio, kepemilikan institusional.
3. Penggunaan harga
saham
penutupan
harian
dapat
memberikan hasil yang lebih
representatif.
REFERENSI
Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita. 2010. “Pengaruh Profitabilitas, Resiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur
Kepemilikan
Terhadap
Praktek Perataan Laba (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI)”. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Arfan, Muhammad dan Desry Wahyuni. 2010. “Pengaruh Firm Size,
Winner/Loser Stock, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Perataan Laba
(Studi Pada Perusaha-an Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”. Vol 3 No 3. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi.
Atarwaman, Rita J.D. 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan
Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek
Indonesia (BEI)”. 19 Februari 2011 Vol 2 No 2. Jurnal Ilmu Ekonomi
Advantage.
Budiasih, Igan. 2007. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba”. Universitas Udayana.
Dewi, Kartika Shintia. 2012. ”Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, Dan Size
Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-
86
ISSN: 1410 -9875
Rudi Riady
2010)”. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Dewi, Ratih Kartika dan Zulaikha. 2010 “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di BEI”.
Semarang: Universitas Diponogoro Semarang.
Godfrey dkk. 2010. Accounting Theory.6th edition. USA:Willey International
Edition.
Kieso, Donald E dkk. 2011. Intermediate Accounting. IFRS edition Vol 2. USA:
Willey International Edition.
Kustono, Alwan Sri. 2009. “Pengaruh Ukuran, Dividend Payout, Risiko Spesifik,
dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada
Perusahaa Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002–2006”.
No.3. November 2009. Jember: Universitas Jember.
Prabayanti, Ni Luh Putu Arik dan Gerianta Wirawan Yasa. 2009. “Perataan
Laba
(Income
Smoothing)
Dan
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhinya (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Udayana.
Rahmawati, Dina dan Dul Muid. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba”. Vol 1 No.2 Hal 1-14.
Diponegoro Journal of Accounting.
Ria, Ni Made dan Nurul Husnah. 2006. “Pengaruh Dividen Tunai dan Ukuran
Perusahaan Pada Industri Manufaktur Terhadap Perilaku Investor”.
Desember 2006 Vol 3 No.2 PP 261-279. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Subramanyam, K.R dan John J. Wild. 2012. Financial Statement Analysis. 10th
edition.
Widhianingrum, Purweni. 2012. “Perataan Laba dan Variabel-Variabel yang
Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEJ)”. Oktober 2012 Vol 1 No.1. Oktober 2012. Jurnal Akuntansi dan
Pendidikan.
Weston, J. Fred dkk. 2002. Manajemen Keuangan. 8th edition jld 1. Jakarta:
Erlangga.
Zen, Sri Daryanti dan Merry Herman. 2007. “Pengaruh Harga Saham, Umur
Perusahaan, dan Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan
Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Perbankan
Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Desember 2007 Vol 2 No.2.
Universitas Andalas.
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 1
Uji Model Fit
Keterangan
Block Number = 0
Block Number = 1
Sumber: Pengolahan data SPSS
-2 log likelihood
173,879
162,123
Tabel 2
Uji Hosmer and Lemeshow Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step
1
Chi-square
10,169
Df
Sig.
8
,253
Tabel 3
Uji Nagelkerke’s R Square
Model Summary
Step
1
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
162,123a
,089
,119
Tabel 4
Uji Ketepatan Prediksi
Classification Tablea
Predicted
Predicted
Income Smoothing
Step 1
Observed
Income Smoothing
Tidak melakukan tindakan
perataan laba
Melakukan tindakan
perataan laba
Overall Percentage
Sumber: Pengolahan Data SPSS
88
Tidak
melakukan
tindakan
perataan laba
49
Melakukan
tindakan
perataan
laba
19
24
34
Percentag
e Correct
72,1
58,6
65,9
ISSN: 1410 -9875
Variabel
UP
PROFIT
FL
NPM
WINLOSS
KM
RepAud
Constant
Rudi Riady
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
Koefisien
Sig.
-0,178
0,23
4,965
0,142
1,833
0,209
-9,916
0,118
-0,827
0,039
0,055
0,893
0,848
0,131
4,244
0,266
Ha1
Ha2
Ha3
Ha4
Ha5
Ha6
Ha7
Kesimpulan
ditolak
ditolak
ditolak
ditolak
diterima
ditolak
ditolak
Sumber: Pengolahan Data SPSS
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
90
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 91-104
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
RUSDY WAHID
STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence about
the factors which influence capital structure. Independent variables used in
this research are firm size, tangibility, profitability, liquidity, growth, nondebt tax shield, age, investment and dividend to firm capital structure. The
populations used in this study are manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) that chooses for the period of 2007 to 2010 as
the sample. Sample selection procedure carried out by implementing
purposive sampling method. Data are analyzed using multiple regression
analysis. The result of data analysis shows that tangibility, profitability,
liquidity, growth, and age have influence toward firm capital structure. Firm
size, non-debt tax shield, investment, and dividend have no influence toward
firm capital structure.
Keywords: Capital Structure, Tangibility, Profitability, Liquidity, Growth,
Age, Firm size, Dividend, Non-debt Tax Shield.
dan saham biasa yang digunakan
perusahaan.
Dalam
mengelola
fungsi
keuangan, salah satu unsur yang
perlu diperhatikan adalah seberapa
besar
perusahaan
mampu
memenuhi kebutuhan dana yang
akan digunakan untuk beroperasi
dan
mengembangkan
usahanya
(Kartika
2009).
Keputusan
pendanaan
perusahaan
dapat
menentukan
kemampuan
perusahaan
dalam
melakukan
aktivitas operasinya, serta juga
berpengaruh
terhadap
risiko
perusahaan itu sendiri. Keputusan
pendanaan yang digunakan secara
PENDAHULUAN
Perusahaan
selalu
membutuhkan modal agar dapat
mempertahankan
kelangsungan
operasinya.
Oleh
karena
itu,
perusahaan harus bisa menentukan
seberapa banyak modal dan sumber
modal apa yang diperlukan untuk
membiayai bisnisnya. Salah satu
keputusan yang dihadapi oleh para
manajer keuangan adalah mengenai
pendanaan dan struktur modal
perusahaan,
yaitu
keputusan
keuangan yang berkaitan dengan
komposisi hutang, saham preferen,
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
tidak cermat akan menimbulkan
biaya tetap dalam bentuk biaya
modal yang tinggi yang selanjutnya
dapat berakibat pada rendahnya
profitabilitas perusahaan (Nurrohim
2008). Oleh karena itu, dapat
dikatakan
bahwa
keputusan
struktur
modal
merupakan
keputusan yang sangat penting bagi
kelangsungan
hidup
perusahaan
karena memiliki efek langsung
terhadap
posisi
finansial
perusahaan.
Mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Margaretha dan Ramadhan (2010),
penulis termotivasi untuk menguji
faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan. Pada
penelitian sebelumnya terdapat
delapan variabel independen yaitu
ukuran perusahaan, struktur asset,
profitabilitas,
likuiditas,
pertumbuhan asset, non-debt tax
shield, umur
perusahaan dan
investasi.
Penulis
melakukan
penambahan variabel berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Joni
dan Lina (2010) yaitu dividen.
Penelitian ini disusun dengan
urutan sebagai berikut pertama,
pendahuluan menjelaskan tentang
latar belakang penelitian, masalah
penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian. Kedua, menguraikan
pandangan yang bersifat teoritis
dan hasil penelitian terdahulu.
Ketiga, mendeskripsikan tentang
bentuk
penelitian,
obyek
penelitian,
definisi
operasional
variabel
dan
pengukurannya,
Keempat,
membahas
prosedur
pemilihan
sampel,
serta
pembahasan
hasil
pengujian.
Terakhir,
membahas
mengenai
kesimpulan hasil analisis. Selain itu
juga
adanya
keterbatasan
92
November 2012
penelitian serta rekomendasi dan
saran untuk penelitian selanjutnya.
RERANGKA TEORITIS DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori
agensi
menyatakan
adanya hubungan antara manajer
dan
pemegang
saham
dalam
perusahaan.
Hubungan
ini
mempunyai
potensi
utuk
mempengaruhi
pembuatan
keputusan dalam perusahaan yang
pada gilirannya akan memiliki
dampak
terhadap
karakteristik
perusahaan seperti nilai perusahaan
(Widjaja dan Kasenda 2008). Para
pemegang saham berharap agar
agen
akan
bertindak
atas
kepentingan
mereka
sehingga
perusahaan
dapat
meningkat
nilainya,
sekaligus
memberikan
keuntungan pada pemegang saham.
Untuk melakukan fungsinya dengan
baik, maka manajemen harus
diberikan insentif yang memadai
dan juga sekaligus pengawasan
yang baik. Pengawasan dapat
dilakukan melalui cara-cara seperti
pengikatan
agen,
pemeriksaan
laporan keuangan, dan pembatasan
terhadap keputusan yang dapat
diambil manajemen.
Pecking Order Theory
Menurut
Siregar
(2005),
dalam Joni dan Lina (2010), pecking
order theory menyatakan bahwa
keputusan pendanaan perusahaan
memiliki suatu hirearki. Perusahaan
akan
lebih
cenderung
untuk
menggunakan sumber pendanaan
internal yaitu dari laba ditahan dan
depresiasi
terlebih
dahulu,
daripada dana eksternal dalam
aktivitas pendanaan. Dana internal
ISSN: 1410 -9875
lebih disukai dari dana eksternal
karena
dana
internal
memungkinkan perusahaan untuk
tidak “membuka diri lagi” dari
sorotan
pemodal
luar.
Dana
eksternal lebih disukai dalam
bentuk hutang daripada modal
sendiri karena dua alasan. Pertama
adalah pertimbangan biaya emisi.
Biaya emisi obligasi lebih murah
dari biaya emisi saham baru.
Kedua, manajer khawatir kalau
penerbitan
saham
baru
akan
ditafsirkan sebagai kabar
buruk
oleh pemodal, dan membuat harga
saham akan turun (Kartika 2009).
Struktur Modal
Struktur modal merupakan
bauran antara proporsi sumber
dana eksternal yang berupa hutang
jangka panjang dan modal sendiri
(Musyafikin 2005 dalam Joni dan
Lina 2010). Struktur modal (capital
structure)
suatu
perusahaan
merupakan gabungan modal sendiri
(equity) dan hutang perusahaan
(debt). Modal sendiri (equity)
berasal dari capital share, premium
share, retained earnings, dan
dikurangi treasury share (internal
equity). Modal sendiri juga dapat
berupa external equity, yaitu
apabila
perusahaan
menjual
sebagian saham kepada investor.
Hutang perusahaan (debt) berasal
dari hutang kepada
kreditur
maupun
penerbitan
obligasi
perusahaan.
Bermacam
ragam
sumber
pendanaan
perusahaan
menuntut manajer keuangan agar
dapat memenuhi komposisi sumber
pendanaan
yang
tepat
bagi
perusahaan.
Masing-masing
keputusan
sumber
pendanaan
tersebut mempunyai konsekuensi
dan karakteristik keuangan yang
Rusdy Wahid
berbeda
terhadap
perusahaan
(Margaretha dan Ramadhan 2010).
Ukuran Perusahaan dan Struktur
Modal
Ukuran perusahaan (size)
merupakan gambaran kemampuan
finansial perusahaan dalam suatu
periode
tertentu.
Ukuran
perusahaan yang besar, dianggap
sebagai
suatu
indikator yang
menggambarkan tingkat risiko bagi
investor untuk melakukan investasi
pada perusahaan tersebut, karena
jika
perusahaan
memiliki
kemampuan finansial yang baik,
maka diyakini bahwa perusahaan
tersebut juga mampu memenuhi
segala
kewajibannya
serta
memberikan tingkat pengembalian
yang memadai bagi investor (Joni
dan Lina 2010).
Hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha1:
Terdapat pengaruh ukuran
perusahaan
terhadap
struktur
modal.
Struktur Aset dan Struktur Modal
Struktur aset mencerminkan
dua komponen aset secara garis
besar dalam komposisinya
yaitu
aset lancar dan aset tetap.
Tangibility adalah analisis yang
digunakan
untuk
menghitung
seberapa besar
aset
dari
perusahaan yang dapat dijadikan
jaminan atas hutang (Sofilda dan
Maryani 2007). Struktur aset juga
dapat mempengaruhi fleksibilitas
perusahaan
dalam
menentukan
alternatif
pendanaan
eksternal
karena dianggap memiliki tingkat
risiko kebangkrutan yang relatif
lebih rendah daripada perusahaan
dengan rasio aset tetap
yang
rendah. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha2: Terdapat pengaruh struktur
aset terhadap struktur modal.
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Profitabilitas dan Struktur Modal
Profitabilitas
merupakan
hubungan antara pendapatan dan
biaya
yang
dihasilkan
dari
penggunaan aset dalam aktivitas
produksi. Semakin tinggi profit yang
diperoleh
perusahaan
maka
semakin kecil penggunaan hutang
yang digunakan dalam pendanaan
perusahaan (Gitman 2012). Sesuai
dengan pecking order theory,
perusahaan dengan profit yang
tinggi
cenderung
mendanai
investasinya dengan laba ditahan
daripada
pendanaan
hutang.
Semakin
tinggi
profit
suatu
perusahaan maka akan semakin
menurun hutangnya karena semakin
banyak dana internal yang tersedia
untuk
mendanai
investasinya
(Widjaja
dan
Kasenda
2008).
Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha3:
Terdapat
pengaruh
profitabilitas
terhadap
struktur
modal.
Likuiditas dan Struktur Modal
Likuiditas
adalah
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya. Menurut pecking order
theory,
perusahaan
yang
mempunyai likuiditas yang tinggi
akan cenderung tidak menggunakan
pembiayaan dari hutang. Hal ini
disebabkan
perusahaan
dengan
tingkat likuiditas tinggi mempunyai
dana internal yang besar, sehingga
perusahaan tersebut akan lebih
menggunakan
dana
internalnya
terlebih dahulu untuk membiayai
investasinya sebelum menggunakan
pembiayaan eksternal
melalui
hutang (Seftianne dan Handayani
2011). Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
94
November 2012
Ha4: Terdapat pengaruh likuiditas
terhadap struktur modal.
Pertumbuhan Aset dan Struktur
Modal
Perumbuhan
aset
menunjukkan
perubahan
(peningkatan atau penurunan) total
aset yang dimiliki oleh perusahaan
(Daulay 2009). Pertumbuhan aset
akan menuntut perusahaan untuk
menyediakan dana yang memadai.
Dalam
pecking
order
theory
dinyatakan bahwa perusahaan akan
cenderung
mengutamakan
penggunaan dana internal, tapi jika
tidak mencukupi, dana eksternal
yang menjadi alternatif pertama
adalah hutang. Oleh karena itu,
jika
diasumsikan
bahwa
aset
perusahaan
mengalami
pertumbuhan
sedangkan
faktor
yang lain dianggap tetap (ceteris
paribus), maka peningkatan aset
akan memicu peningkatan leverage
perusahaan (Joni dan Lina 2010).
Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha5:
Terdapat
pengaruh
pertumbuhan aset terhadap
struktur modal.
Non-debt Tax Shield dan Struktur
Modal
Non-debt
tax
shield
merupakan keuntungan pajak yang
diperoleh perusahaan selain bunga
pinjaman yang dibayarkan. Pada
umumnya, semakin besar nilai nondebt tax shield, maka
semakin
besar pula pengurangan atas pajak
yang bisa dihindari oleh perusahaan
(Sofilda
dan
Maryani
2007).
Hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut:
Ha6: Terdapat pengaruh non-debt
tax shield terhadap struktur modal.
ISSN: 1410 -9875
Umur Perusahaan dan Struktur
Modal
Perhitungan
umur
perusahaan (age) dimulai sejak
perusahaan
didirikan.
Menurut
Ramlall (2009), perusahaan yang
umurnya lebih tua akan memilih
menggunakan hutang lebih sedikit,
karena perusahaan besar yang
umurnya
relatif
tua
dapat
mengelola cash flow lebih baik
daripada perusahaan yang lebih
muda. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Ha7: Terdapat pengaruh umur
perusahaan terhadap
struktur
modal.
Investasi dan Struktur Modal
Keputusan untuk melakukan
investasi, terutama investasi dalam
bentuk
peralatan,
merupakan
keputusan yang cukup penting
dimana
manajer
harus
dapat
menentukan
peralatan
tersebut
lebih baik dibeli atau disewa.
Selain
itu,
jika
melakukan
pembelian manajer juga harus
mempertimbangkan
lebih
baik
secara tunai atau hutang. Ramlall
(2009) menjelaskan bahwa semakin
besar investment perusahaan maka
semakin besar kebutuhan akan
hutang. Hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Rusdy Wahid
Ha8: Terdapat pengaruh investasi
terhadap struktur modal.
Dividen dan Struktur Modal
Secara umum dividen dapat
diartikan sebagai bagian yang
dibagikan oleh emiten kepada
masing-masing pemegang saham.
Adanya pembayaran dividen yang
tetap
menyebabkan
timbulnya
suatu kebutuhan dana yang tetap
setiap
tahunnya
sehingga
kebutuhan dana perusahaan akan
meningkat (Yeniatie dan Destriana
2010).
Kondisi
keuangan
perusahaan
dapat
digambarkan
oleh pembayaran dividen karena
perusahaan diasumsikan membayar
dividen hanya
jika perusahaan
mendapatkan laba dan memiliki
dana internal yang memadai (Joni
dan Lina 2010). Hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha9: Terdapat pengaruh dividen
terhadap struktur modal.
METODA PENELITIAN
Metoda pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Di bawah ini
merupakan
hasil
dari
proses
pemilihan sampel:
Tabel 1 Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan
per Tahun
Perusahaan yang secara konsisten terdaftar di
126
Bursa Efek Indonesia sebagai industri
manufaktur selama periode 2007 sampai dengan
2010
(3)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan 31 Desember
Perusahaan yang tidak memiliki hutang jangka
(3)
panjang
Total
Data
504
(12)
(12)
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Kriteria Sampel
Perusahaan yang tidak membagikan dividen
berturut-turut
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
dengan mata uang rupiah
Data yang dijadikan sampel sebelum outlier
Data yang di outlier
Sampel akhir
November 2012
Jumlah
Perusahaan
per Tahun
(74)
Total
Data
(296)
(11)
(44)
140
(36)
104
Sumber: data yang dikumpulkan
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Struktur modal (CAP_STR)
menggambarkan berapa proporsi
hutang yang digunakan perusahaan
untuk membiayai asetnya. Struktur
modal
dapat
diukur
dengan
perhitungan sebagai berikut (Joni
dan Lina 2010):
Total Hutang Jangka
Panjang
Struktur Modal =
Total Aset
Ukuran Perusahaan (SIZE)
merupakan besarnya aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan natural logaritma (ln)
dari total aktiva (Joni dan Lina
2010).
Ukuran Perusahaan = Ln (total
aset)
Struktur
Aset
(TANG)
menggambarkan besarnya aset yang
dapat
dijaminkan
perusahaan
sebagai kolateral ketika perusahaan
melakukan
pinjaman
kepada
kreditur. Struktur
aset dapat
dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Margaretha dan Ramadhan
2010):
Total Aset Tetap
Struktur Aset =
Total Aset
96
Profitabilitas
(PROFIT)
merupakan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dalam
suatu
periode
tertentu.
Profitabilitas dapat dihitung dengan
menggunakan
rumus
sebagai
berikut (Margaretha dan Ramadhan
2010):
Net Profit
PROFIT =
Total Asset
Likuiditas
(LKDTS)
merupakan kemampuan perusahaan
dalm memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Likuiditas dapat diukur
menggunakan
rumus
sebagai
berikut (Margaretha dan Ramadhan
2010):
Current Asset
LKDTS =
Current Liabilities
Pertumbuhan Aset (GROW)
Menunjukkan besarnya dana yang
dialokasikan oleh perusahaan ke
dalam
asetnya.
Pertumbuhan
perusahaan dapat diukur dengan
perhitungan sebagai berikut (Joni
dan Lina 2010):
TAt – TAt-1
GROW =
TAt-1
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
Non-debt Tax Shield (NDTS)
merupakan hasil dari depreciation
expense dibagi dengan earnings
before interest and taxes (EBIT)
(Margaretha dan Ramadhan 2010).
Depreciation Expense
NDTS =
EBIT
Umur
perusahaan
(AGE)
dapat diukur dengan menggunakan
perhitungan
sebagai
berikut
(Margaretha dan Ramadhan 2010):
Age = (Tahun Penelitian – Tahun
Pendirian Perusahaan)
Investasi merupakan hasil
equipment dibagi dengan total
assets (Margaretha dan Ramadhan
2010).
Equipment
INVEST =
Total Asset
Dividen (DIV) merupakan
bagian dari laba yang dibagikan
kepada pemegang saham dari laba
yang diperoleh perusahaan. Dividen
diproksikan dengan DPR (dividend
payout ratio) (Siregar 2005 dalam
Joni dan Lina 2010).
Cash dividend
DIV =
Net income
Metoda Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji
regresi
berganda
(multiple
regression). Persamaan regresi dari
hipotesis tersebut sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4
+ β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9
+e
Keterangan:
Y
: Struktur Modal
X1
: Ukuran Perusahaan
X2
: Struktur Aset
X3
: Profitabilitas
X4
: Likuiditas
X5
: Pertumbuhan Aset
X6
: Non-debt Tax Shield
X7
: Umur Perusahaan
X8
: Investasi
X9
: Dividen
e
: error term
HASIL PENELITIAN
Hasil dari statistik deskriptif
untuk
menjelaskan
mengenai
gambaran data penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif
N
Minimum Maksimum
Mean
SIZE
TANG
PROFIT
LKDTS
GROW
NDTS
AGE
INVEST
DIV
CAP_STR
104
104
104
104
104
104
104
104
104
104
11.299
0.000
-0.058
0.659
-0.193
-0.567
11.000
0.007
-0.457
0.014
30.530
0.731
0.416
11.743
1.430
2.077
97.000
0.720
2.013
0.412
22.514
0.313
0.151
3.348
0.145
0.249
44.230
0.156
0.415
0.880
Std.
Deviation
5.492
0.165
0.112
2.447
0.169
0.338
19.210
0.140
0.348
0.075
Sumber: Pengolahan data SPSS 15
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Hasil
dari
normalitas residual
pengujian
dengan uji
November 2012
kolmogorov smirnov dapat dilihat
pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Residual Sebelum Outlier
Asymp.Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,005
Data tidak berdistribusi
normal
Sumber: pengolahan data SPSS 15
Hasil pengujian normalitas
residual di atas menunjukkan nilai
asymp.sig.(2-tailed) lebih kecil dari
0,05
sehingga
data
tidak
berdistribusi normal. Karena data
tidak berdistribusi normal, maka
perlu dilakukan uji outlier untuk
melihat data-data yang ekstrim.
Data penelitian sebelum di outlier
sebanyak 140 data, sedangkan data
yang di outlier sebanyak 36 data,
sehingga jumlah
sampel yang
tersisa untuk digunakan sebagai
data penelitian sebanyak 104 data.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Residual Setelah Outlier
Asymp. Sig (2-tailed)
Keterangan
0,523
Data berdistribusi normal
Sumber: pengolahan data SPSS 15
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji asumsi
dilakukan
dengan
Variabel
SIZE
TANG
PROFIT
LKDTS
GROW
NDTS
AGE
INVEST
DIV
klasik
uji
multikolinearitas,
heteroskedastisitas
dan
autokorelasi berikut ini:
uji
uji
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
VIF
Kesimpulan
Tolerance
0.668
1.497
Tidak terjadi multikolinearitas
0.430
2.327
Tidak terjadi multikolinearitas
0.470
0.720
0.791
0.514
0.573
0.468
0.697
2.127
1.389
1.265
1.944
1.745
2.139
1.435
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
terjadi
terjadi
terjadi
terjadi
terjadi
terjadi
terjadi
multikolinearitas
multikolinearitas
multikolinearitas
multikolinearitas
multikolinearitas
multikolinearitas
multikolinearitas
Sumber Pengolahan data SPSS 15
Pada
tabel
menunjukkan
bahwa variabel independen ukuran
perusahaan (SIZE), struktur aset
(TANG), profitabilitas (PROFIT),
likuiditas (LKDTS), pertumbuhan
98
aset (GROW), non-debt tax shield
(NDTS), umur perusahaan (AGE),
investasi (INVEST), dan dividen
(DIV) memiliki nilai tolerance lebih
besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
dari 10, maka hal ini menunjukkan
bahwa
tidak
terjadi
Varibel
SIZE
TANG
PROFIT
LKDTS
GROW
NDTS
AGE
INVEST
DIV
multikolinearitas
dalam
regresi yang digunakan.
model
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sig
Keterangan
0.098
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.126
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.083
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.939
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.283
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.451
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.173
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.466
Tidak terjadi heteroskedastisitas
0.979
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber Pengolahan data SPSS 15
Pada tabel 6 bisa dilihat
bahwa
variabel
variabel
independen
ukuran
perusahaan
(SIZE),
struktur
aset
(TANG),
profitabilitas (PROFIT), likuiditas
(LKDTS),
pertumbuhan
aset
(GROW),
non-debt
tax
shield
(NDTS), umur perusahaan (AGE),
Tabel 7 Hasil Uji
Model
RES_2
investasi (INVEST), dan dividen
(DIV) memiliki angka sig yang lebih
besar dari 0,05 yang berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas. Hal ini
menjelaskan
bahwa
adanya
kesamaan varians pada variabelvariabel tersebut.
Autokorelasi
Sig.
0.560
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Pada pada tabel di atas,
pada model regresi ini tidak ada
terlihat nilai sig res_2 sebesar
autokorelasi positif atau negatif,
atau dapat
disimpulkan tidak
0.560. Karena angka ini lebih besar
dari pada 0.05, maka hal ini berarti
terdapat autokorelasi.
Hasil Uji Hipotesis
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R)
Model
1
R
0.853
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Pada tabel diatas, nilai
koefisien korelasi (R)
sebesar
0.853. Nilai R lebih besar dari 0,5
menunjukkan hubungan yang kuat
dan positif antara
variabel
dependen yaitu struktur modal
(CAP_STR)
dengan
variabel
independen
yaitu
ukuran
perusahaan (SIZE), struktur aktiva
(TANG),
pofitabilitas
(PROFIT),
likuiditas (LKDTS), pertumbuhan
aktiva (GROW), non-debt tax shield
(NDTS), umur perusahaan (AGE),
investasi (INVEST), dividen (DIV).
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square)
Model
1
Adjusted R Square
0.702
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Berdasarkan
tabel
nilai
adjusted R Square adalah 0.702
yang berarti variasi dari variabel
dependen
struktur
modal
(CAP_STR) dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen ukuran
perusahaan (SIZE), struktur aset
(TANG),
pofitabilitas
(PROFIT),
likuiditas (LKDTS),
pertumbuhan
aset (GROW), non-debt tax shield
(NDTS), umur perusahaan (AGE),
investasi (INVEST), dividen (DIV)
yaitu sebesar 70.2% sedangkan
sisanya 29.8% dijelaskan oleh
faktor-faktor
lain
yang
tidak
dimasukkan dalam penelitian.
Tabel 10 Hasil Uji F
Model
1
F
27.957
Sig.
0.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 15
Pada
signifikansi
lebih kecil
disimpulkan
SIZE
TANG
PROFIT
LKDTS
GROW
NDTS
AGE
INVEST
DIV
tabel diperoleh nilai
0.000, nilai signifikansi
dari 0.05 maka dapat
bahwa model fit untuk
B
-0.002
0.142
-0.162
-0.009
0.195
0.008
-0.001
-0.040
-0.011
data penelitian dengan kata lain
model regresi yang digunakan layak
untuk menguji data.
Tabel 11 Hasil Uji t
Sig
0.088
0.000
0.003
0.000
0.000
0.620
0.000
0.340
0.419
Kesimpulan
Tidak Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Tidak Berpengaruh
Sumber: pengolahan data SPSS 15
Persamaan
regresi
untuk
variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y= 0.174 - 0.002 SIZE + 0.142 TANG
- 0.162 PROFIT - 0.009 LKDTS +
0.195 GROW + 0.008 NDTS 0.001 AGE - 0.040 INVEST 0.011 DIV + e
100
Berdasarkan uji pada tabel
11 dapat disimpulkan bahwa:
Variabel ukuran perusahaan
(SIZE)
mempunyai
tingkat
signifikansi sebesar 0.088 yang
lebih besar dari α = 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
ukuran perusahaan (SIZE) tidak
ISSN: 1410 -9875
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti hipotesis alternatif pertama
(Ha1) tidak terdukung. Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap struktur modal. Hal ini
menunjukan ukuran
perusahaan
tidak dapat menjamin
adanya
minat dari investor
ataupun
kreditor
untuk
menenemkan
modalnya di perusahaan.
Variabel
struktur
aktiva
(TANG)
mempunyai
tingkat
signifikansi sebesar 0.000 yang
lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
struktur aktiva (TANG) berpengaruh
secara signifikan terhadap struktur
modal, yang berarti hipotesis
alternatif kedua (Ha2) terdukung.
Hal ini menunjukkan perusahaan
yang memiliki aset tetap yang besar
akan
lebih
mudah
untuk
mendapatkan
pinjaman
dari
kreditur,
karena
aset
tetap
tersebut dapat dijadikan sebagai
jaminan. Oleh karena itu, sumber
pendanaan perusahaan sebagian
besar akan berasal dari hutang.
Variabel
profitabilitas
(PROFIT)
mempunyai
tingkat
signifikansi sebesar 0.003 yang
lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
profitabilitas (PROFIT) berpengaruh
secara signifikan terhadap struktur
modal, yang berarti hipotesis
alternatif ketiga (Ha3) terdukung.
Perusahaan
yang
memiliki
profitabilitas yang tinggi akan lebih
memilih menggunakan laba ditahan
atau pendanaan internal sebagai
sumber pendanaannya. Hal ini
menunjukkan
kecenderungan
perusahaan untuk menggunakan
hutang sebagai sumber pendanaan
menjadi kecil.
Rusdy Wahid
Variabel likuiditas (LKDTS)
mempunyai
tingkat
signifikansi
sebesar 0.000 yang lebih kecil dari
α = 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel likuiditas (LKDTS)
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti hipotesis alternatif keempat
(Ha4)
terdukung.
Jika
suatu
perusahaan
memiliki
tingkat
likuiditas yang tinggi, artinya
perusahaan
dapat
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya
dengan
baik.
Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
perusahaan
yang tingkat likuiditasnya tinggi
berada dalam keadaan yang sehat.
Variabel
pertumbuhan
perusahaan (GROW) mempunyai
tingkat signifikansi sebesar 0.000
yang lebih kecil dari α = 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
pertumbuhan perusahaan (GROW)
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti hipotesis alternatif kelima
(Ha5) terdukung. Perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan yang
tinggi menunjukkan peningkatan
jumlah aset yang digunakannya. Hal
ini menyebabkan jumlah dana yang
dibutuhkan
perusahaan
juga
meningkat, sehingga perusahaan
akan
cenderung
melakukan
pendanaan eksternal.
Variabel non-debt tax shield
(NDTS)
mempunyai
tingkat
signifikansi sebesar 0.620 yang
lebih besar dari α = 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel
non-debt tax shield (NDTS) tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti hipotesis alternatif keenam
(Ha6) tidak terdukung. Keuntungan
pajak yang diperoleh perusahaan
tidak
mempengaruhi
keadaan
struktur modal perusahaan.
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Variabel umur perusahaan
(AGE)
mempunyai
tingkat
signifikansi sebesar 0.000 yang
lebih kecil dari α = 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel umur
perusahaan
(AGE)
berpengaruh
secara signifikan terhadap struktur
modal, yang berarti hipotesis
alternatif ketujuh (Ha7) terdukung.
Perusahaan yang umurnya lebih tua
lebih memilih menggunakan sumber
pendanaan internal yang berasal
dari
laba
ditahan.
Hal
ini
dikarenakan perusahaa sudah bisa
mengelola
keuangannya
dengan
lebih baik.
Variabel investasi (INVEST)
mempunyai
tingkat
signifikansi
sebesar 0.340 yang lebih besar dari
α = 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel investasi (INVEST)
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti
hipotesis
alternatif
kedelapan (Ha8) tidak terdukung.
Besar
kecilnya
investasi
yang
dilakukan
perusahaan
tidak
mempengaruhi
struktur
modal
perusahaan.
Variabel
dividen
(DIV)
mempunyai
tingkat
signifikansi
sebesar 0.419 yang lebih besar dari
α = 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel dividen (DIV) tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap struktur modal, yang
berarti
hipotesis
alternatif
kesembilan (Ha9) tidak terdukung.
Pembagian
dividen
akan
meningkatkan
kesejahteraan
pemegang saham dan menimbulkan
ekspektasi
positif
dari
pasar,
sehingga memudahkan perusahaan
untuk menerbitkan sekuritas modal
dan menurunkan leverage (Paramu
2006 dalam Joni dan Lina 2010).
102
November 2012
PENUTUP
Ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal. Struktur aset berpengaruh
positif terhadap struktur modal.
Profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap struktur modal. Likuiditas
berpengaruh
negatif
terhadap
struktur modal. Pertumbuhan aset
berpengaruh
positif
terhadap
struktur modal. Non-debt tax shield
tidak
berpengaruh
terhadap
struktur modal. Umur perusahaan
berpengaruh
negatif
terhadap
struktur modal. Investasi tidak
berpengaruh
terhadap
struktur
modal. Dividen tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
Keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah
objek
penelitian ini hanya menggunakan
perusahaan manufaktur sehingga
sampel yang dihasilkan hanya
sedikit.
Periode
pengamatan
penelitian ini hanya empat tahun.
Penelitian ini hanya menggunakan
variabel independen seperti ukuran
perusahaan,
struktur
aset,
profitabilitas, likuiditas, struktur
aset, non-debt tax shield, umur
perusahaan, investasi dan dividen.
Rekomendasi bagi penelitian
selanjutnya adalah
menambah
objek penelitian, tidak hanya
terbatas
pada
perusahaan
manufaktur,
ditambah
dengan
perusahaan
non
keuangan.
Menambah tahun penelitian lebih
dari
empat
tahun.
Dapat
menggunakan variabel independen
lainnya yang sekiranya berpengaruh
terhadap struktur modal seperti
risiko bisnis, variabel free
cash
flow, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan
institusional.
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
REFERENSI
Daulay, M. Toyib. 2009. Pengaruh Size, Profitability, dan Growth of Assets
Terhadap Struktur Modal pada Industri Makanan dan Minuman yang GoPublic di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, Vol. 2, No. 2,
Hlm. 189-208.
Dwiwinarno, Titop. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia). Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1,
Hlm. 54-66.
Elim, Meyulinda Aviana dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat
Pertumbuhan Penjualan, dan Return on Asset Terhadap Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Efektif Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol. 1, No. 1, Hlm. 88-103.
Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bianis dan
Akuntansi, Vol. 13, No. 2, Hlm. 119-128.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence. 2012. Principle of Managerial Finance, Thirteenth Edition.
Boston: Pearson Education. Inc
Godfrey, Jayne et al. 2010. Accounting Theory, (seventh edition). New York:
John Wiley & Sons, Inc.
Gujarati, Damonar N. 2003. Basic Econometrics, (fourth edition). USA:
McGraw-Hill.
Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm. 81-96.
Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol. 1, No. 2, Hlm. 105-122.
Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Hlm. 119-130.
Nurrohim KP, Hasa. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Assets Ratio, Kontrol
Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.
10, No. 1, Hlm. 11-18.
Prabansari, Yuke dan Hadri Kusuma. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Sinergi: Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, Hlm. 115.
Rajan, Raghuram G. dan Luigi Zingales. 1995. What Do We Know About Capial
Structure? Some Evidence from International Data. The Journal of
Finance, Vol. 1, No. 5, Hlm. 1421-1460.
Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a
Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of
Finance and Economics, Vol. 31, Hlm. 83-92.
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Rodoni, Ahmad dan Maratush Sholihah. 2006. Pengujian Empiris Balance
Theory, Pecking Order Theory, dan Signaling Theory pada Struktur
Modal Perusahaan di Indonesia. Etikonomi, Vol. 5, No. 1, Hlm. 17-30.
Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, Hlm. 329-56.
Sofilda, Eleonora dan Maryani. 2007. Analisis Faktor Penentu Struktur Modal
Perbankan di Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi,
Vol. 7, No. 3, Hlm. 351-366.
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Financial Statement Analysis,
(Tenth Edition). USA: McGraw-Hill.
Supeno, Bambang. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 1, Hlm. 92110.
Suprantiningrum. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan. Media Ekonomi
dan Manajemen, Vol. 21, No. 1, Hlm. 74-87.
Tomasila, Mozes. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Peluang, Vol. 3,
No. 1.
Utami, Endang Sri. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Manufaktur. Fenomena, Vol. 7, No.1, Hlm. 39-47.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif
Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1,
Januari, Hlm. 1 – 16.
Widjaja, Indra dan Faris Kasenda. 2008. Pengaruh Kepemilikan Insitusional,
Aktiva Berwujud Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas
Terhadap
Struktur Modal pada Perusahaan dalam Industri Barang Konsumsi di BEI.
Jurnal Manajemen, Tahun XII, No. 2, Hlm. 139-150.
Wijayati, Patri dan Dyah Nirmala Arum Janie. 2012. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go
Publik di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010. Juraksi, Vol. 1, No.
1, Hlm. 29-42.
Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, Hlm.
1-16.
104
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI
Vol. 14, No. 2a, Is. 6, November 2012, Hlm. 105-122
ISSN: 1410 – 9875
http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABLES AFFECTING THE PROFITABILITY OF MANUFACTURING
COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
RICKY A. MULYANA
STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of
total debt, firm size, sales growth, cash conversion cycle, assets growth and
efficiency on profitability. Population in this research is all of manufacturing
companies listed on Indonesia Stock Exchange from period 2007-2010.
Samples are obtained through purposive sampling method in which 73 listed
manufacturing companies meet the sampling criteria and are taken as
sample. This research uses multiple regression method to test
the
contribution of each variable in influencing of firm profitability. Hypothesis
testing shows that total debt, firm size and efficiency statistically affect
profitability of listed manufacturing companies in Indonesia. Sales growth,
cash conversion cycle and assets growth do not affect profitability of listed
manufacturing companies in Indonesia.
Keywords: Profitability, total debt, growth, cash conversion cycle
PENDAHULUAN
jangka panjang yang meliputi
ekspansi
perusahaan
melalui
berbagai kegiatan dimasa depan.
Kita ketahui bahwasannya
selain menggunakan modal sendiri,
perusahaan
juga
menggunakan
modal pinjaman untuk menjalankan
aktivitasnya.
Apalagi
jika
perusahaan
akan
menjalankan
kegiatan ekspansi maka tidak akan
cukup bila hanya menggunakan
modal sendiri tetapi juga harus
dengan
modal
pinjaman.
Permodalan dengan modal sendiri
ini, sumber dananya dihasilkan
sendiri dari dalam perusahaan,
misalnya dana yang berasal dari
keuntungan yang tidak dibagikan
(retained
earnings)
sedangkan
Profitabilitas
yang
lebih
familiar
dikenal
sebagai
laba
merupakan istilah yang sudah tidak
asing
dalam
dunia
bisnis.
Subramanyam dan Wild
(2009)
dalam buku nya menyebutkan
bahwa laba merupakan sumber kas
yang paling diinginkan dan dapat
diandalkan
untuk
pembayaran
bunga dan pokok utang jangka
panjang. Laba tersebut nantinya
akan digunakan untuk membiayai
sejumlah
aktivitas
perusahaan
seperti aktivitas jangka pendek
yang
kegiatannya
meliputi
membiayai operasi perusahaan dan
membayar dividen serta aktivitas
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
modal
pinjaman
merupakan
permodalan dari pihak luar yang
didapat dari menerbitkan obligasi
atau pinjaman dari bank.
Bentuk
pengukuran
profitabilitas
sendiri
dapat
menggunakan
beberapa
rasio
keuangan seperti return on asset,
return on equity, gross profit
margin,
dan
beberapa
rasio
profitabilitas
lainnya.
Tingkat
pengembalian ekuitas (return on
equity) menunjukan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemilik modal
sendiri. Hal ini berarti tingkat
pengembalian
ekuitas
dapat
menjadi ukuran efisiensi bagi
penggunaan modal sendiri yang
dioperasionalkan
dalam
perusahaan.
Tingkat
pengembalian
ekuitas
(return
on
equity)
menunjukan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi pemilik modal
sendiri. Hal ini berarti tingkat
pengembalian
ekuitas
dapat
menjadi ukuran efisiensi bagi
penggunaan modal sendiri yang
dioperasionalkan
dalam
perusahaan. Semakin besar tingkat
pengembalian
ekuitas,
berarti
semakin besar pula kemampuan
perusahaan itu menghasilkan laba
bagi pemilik modalnya sendiri.
Perumusan
dan
tujuan
dilaksanakannya
penelitian
ini
adalah untuk memperoleh bukti
empiris pengaruh total utang,
ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, perputaran
konversi
kas, pertumbuhan aktiva, efisiensi
terhadap profitabilitas perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
106
November 2012
RERANGKA TEORITIS dan
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Teori keagenan merupakan
teori
mengenai
struktur
kepemilikan
perusahaan
yang
dikelola oleh
manajer
bukan
pemilik (pemegang saham) dimana
manajemen merupakan agen dari
pemilik.
Pemilik
memberikan
wewenang
kepada
manajemen
(agen) untuk bertindak sesuai
kepentingan pemilik (Dewi dan
Jumono 2010). Godfrey et al.
(2010) menyebutkan konflik antara
pihak dalam perusahaan akan
menimbulkan
biaya
keagenan
(agency cost).
Teori Pecking Order
Teori
pecking
order
membahas pemilihan sumber dana
yang paling disukai berdasarkan
risiko.
Ross
et
al.
(2009)
mengatakan
bahwa
didalam
pecking-order teori terdapat dua
aturan, yaitu:
1. Perusahaan
lebih
menyukai
penggunaan pendanaan internal
dengan
menggunakan
laba
ditahannya.
2. Apabila
membutuhkan
pendanaan
eksternal
maka
perusahaan akan menerbitkan
sekuritas yang dipandang paling
aman terlebih dahulu seperti
penerbitan obligasi biasa baru
kemudian
obligasi
konversi,
karena obligasi konversi dianggap
lebih berisiko barulah setelah itu
menerbitkan saham.
Teori Trade Off
Secara keseluruhan teori ini
mengisyaratkan penggunaan utang
baik dalam mendukung kegiatan
operasionalnya. Namun penggunaan
ISSN: 1410 -9875
utang tersebut
tidak
dapat
sebanyak mungkin, harus dalam
tahap wajar. Menurut Brigham et
al.
(1999)
yang
melakukan
pengamatan terhadap teori ini
memberikan
ringkasan
bahwa
dalam faktanya bunga merupakan
beban yang diperbolehkan dalam
pajak sehingga penggunaan utang
akan
memberikan
manfaat
penghematan pajak (tax shelter
benefits).
Teori Signaling
Brigham
et
al.
(1999)
memaparkan bahwa simetri adalah
situasi
dimana
investor
dan
manajer memiliki informasi yang
sama
mengenai
prospek
perusahaan. Sedangkan asimetri
merupakan
adanya
perbedaaan
informasi antara manajer dengan
investor dimana manajer memiliki
informasi
yang
lebih
lengkap
mengenai
prospek
perusahaan.
Untuk meminimalisasi
informasi
asimetri,
perusahaan
dapat
memberikan sinyal kepada pihak
luar dengan cara menerbitkan
laporan keuangan yang dapat
dipercaya
sehingga
akan
mengurangi
ketidakpastian
mengenai prospek perusahaan di
masa yang akan datang.
Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
memperoleh laba yang berasal dari
penjualan, aktiva dan modal yang
di
miliki.
Untuk
mengetahui
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
profit, dapat menggunakan rasio
profitabilitas untuk pengukurannya.
Sartono
(2009)
menyebutkan
beberapa rasio profitabilitas yang
umumnya dipakai adalah gross
Ricky a. Mulyana
profit
margin,
return
on
investment dan return on equity.
Total Utang dan Profitabilitas
Perusahaan
yang
menggunakan
pendanaan
internalnya seratus persen maka
tidak memiliki leverage (Sartono
2009). Menurut Gill et al. (2011)
struktur
modal
yang
optimal
memiliki utang di dalamnya tetapi
tidak seratus persen utang. Di
dalam teori trade-off menyebutkan
bahwa utang merupakan sumber
pendanaan eksternal yang lebih
disukai karena besarnya bunga yang
bersifat tetap
dan
bunga
merupakan beban yang dapat
mengurangi pajak. Penelitian yang
dilakukan Gill et al. (2011)
menemukan
adanya
hubungan
positif antara total utang terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini
sejalan dengan yang dilakukan Abor
(2005) dan Ahmad et al. (2012)
yang
menyebutkan
keuntungan
perusahaan
bergantung
pada
besarnya utang yang sebagai pilihan
utama pendanaan. Hasil penelitian
ini bertentangan dengan penemuan
Khan (2012) yang mengatakan tidak
ada hubungan antara total utang
dengan
profitabilitas.
Hasil
penelitian Raheman dan
Nasr
(2007) bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Abor
(2005) dan Gill et al. (2011) yaitu
adanya hubungan negatif antara
total utang dengan profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha1
Total utang berpengaruh
terhadap profitabilitas.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Ukuran
Perusahaan
dan
Profitabilitas
Ukuran
perusahaan
merupakan cerminan dari besar
kecilnya
perusahaan
yang
membedakan perusahaan
yang
berukuran kecil dengan perusahaan
yang berukuran besar. Perusahaan
berukuran besar memiliki kapasitas
produktivitas yang tinggi dengan
volume penjualan yang tinggi juga.
Selain itu perusahaan besar juga
mempunyai kapasitas mengambil
utang yang lebih besar daripada
perusahaan kecil.
Di
dalam
penelitian Gill et al. (2011) tidak
ditemukan adanya hubungan antara
ukuran perusahaan
dengan
profitabilitas. Setiawan (2009) juga
menunjukkan bahwa
ukuran
perusahaan tidak
memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas.
Hasil ini diperkuat oleh Ahmad et
al. (2012) dan
Samiloglu dan
Demirgunes (2008) yang juga
menemukan tidak ada hubungan
antara ukuran perusahaan dengan
profitabilitas. Abor (2005) dan
Raheman
dan
Nasr
(2007)
menemukan
bahwa
ukuran
perusahaan berpengaruh
positif
terhadap profitabilitas perusahaan.
Salman dan Yazdanfar (2012) juga
melakukan penelitian pada ukuran
perusahaan dan menemukan hasil
bahwa terdapat hubungan negatif
antara ukuran perusahaan dengan
profitabilitas. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis alternatif
yang diuji adalah sebagai berikut.
Ha2
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Pertumbuhan
Penjualan
dan
Profitabilitas
Pertumbuhan
penjualan
dapat
menjadi
acuan
untuk
108
November 2012
mengukur
profitabilitas.
Perusahaan dengan penjualan yang
relatif stabil berarti aliran kasnya
stabil sehingga memiliki profit yang
relatif stabil setiap
periodenya.
Dari
profit
yang
stabil
ini,
perusahaan
dapat
melakukan
ekspansi atau investasi dengan
menggunakan
dana
internal
sehingga
profit
yang
didapat
maksimum karena tidak perlu
adanya alokasi biaya-biaya yang
ditimbulkan karena adanya ekspansi
atau investasi. Menurut Gill et al.
(2011) pertumbuhan
penjualan
tidak memiliki pengaruh terhadap
profitabilitas. Hasil ini didukung
dengan penelitian Ahmad et al.
(2012) yang juga menemukan tidak
ada
pengaruh
pertumbahan
penjualan dengan profitabilitas.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
Abor (2005), Salman dan Yazdanfar
(2012)
dan
Samiloglu
dan
Demirgunes
(2008)
yang
menunjukkan bahwa pertumbuhan
penjualan memiliki pengaruh positif
terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis alternatif yang diuji
adalah sebagai berikut.
Ha3
Pertumbuhan
penjualan
berpengaruh
terhadap
profitabilitas.
Perputaran Konversi Kas dan
Profitabilitas
Perputaran
konversi
kas
adalah jumlah waktu sumber daya
perusahaan yang saling terkait,
yang dihitung dari penjumlahan
rata-rata periode
pembayaran
siklus
operasinya.
Perputaran
konversi
kas
memiliki
tiga
komponen utama yaitu rata-rata
umur persediaan, rata-rata periode
penagihan, dan rata-rata periode
ISSN: 1410 -9875
pembayaran (Gitman dan Zutter
2012). Gill et al. (2010) yang
melakukan penelitian
hubungan
antara manajemen modal kerja
dengan profitabilitas menemukan
adanya pengaruh positif antara
perputaran konversi kas terhadap
profitabilitas. Benardi dan Bakara
(2012) juga menemukan hasil yang
sama dalam penelitiannya yaitu
adanya pengaruh positif. Hasil ini
tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Raheman dan
Nasr (2007) yang mengindefikasikan
adanya pengaruh negatif antara
perputaran konversi kas dengan
profitabilitas. Falope dan Ajilore
(2009) dan
Ganesan (2007)
mendukung hasil penelitian dari
Raheman dan Nasr (2007) yang juga
menemukan
adanya hubungan
negatif antara perputaran konversi
kas dengan profitabilitas. Samiloglu
dan Demirgunes (2008) menemukan
hasil yang berbeda dari yang telah
disebutkan yaitu tidak
adanya
pengaruh
antara
perputaran
konversi
kas
terhadap
profitabilitas. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis alternatif
yang diuji adalah sebagai berikut.
Ha4
Perputaran konversi kas
berpengaruh terhadap profitabilitas
Pertumbuhan
Aktiva
dan
Profitabilitas
Menurut Weygandt et al.
(2011) aktiva merupakan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan
akan
menggunakan
aktivanya
untuk
menjalankan
aktivitas
perusahaan
seperti
aktivitas produksi dan penjualan.
Karakteristik umum dari aktiva itu
sendiri adalah semua aktiva yang
berkapasitas
memiliki
manfaat
ekonomi
masa
depan
yang
diharapkan menghasilkan arus kas
masuk untuk perusahaan tersebut.
Ricky a. Mulyana
Berdasarkan hasil penelitian Ahmad
et
al.
(2012)
pertumbuhan
perusahaan
memiliki
pengaruh
terhadap profitabilitas. Hal ini
didukung dalam penelitian Kirmizi
dan
Agus
(2011)
yang
juga
menemukan
adanya
pengaruh
positif antara pertumbuhan aktiva
dengan profitabilitas. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis
alternatif yang diuji adalah sebagai
berikut.
Ha5
Pertumbuhan
aktiva
bepengaruh terhadap profitabilitas
Efisiensi dan Profitabilitas
Menurut Tampubolon (2005)
efisiensi
dipergunakan
untuk
mengukur
seberapa
efisien
perusahaan dalam menggunakan
aktivanya.
Leunupun
(2003)
menyebutkan
bahwa
selama
beberapa periode
menunjukan
suatu
tren
yang
cenderung
meningkat memberikan gambaran
bahwa semakin efisien penggunaan
aktiva sehingga hasil usaha semakin
meningkat. Hasil penelitian Ahmad
et al. (2012) menyatakan bahwa
efisiensi
memiliki
pengaruh
terhadap profitabilitas. Hasil yang
sama juga
ditemukan
oleh
Leunupun (2003) dan Salman dan
Yazdanfar
(2012)
yang
dalam
penelitiannya
juga
menemukan
adanya pengaruh positif efisiensi
dengan profitabilitas. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis
alternatif yang diuji adalah sebagai
berikut.
Ha6
Efisiensi
berpengaruh
terhadap profitabilitas
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
METODA PENELITIAN
ROE =
Pemilihan
Sampel
dan
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan
populasi
dari
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2007
sampai dengan 2010. Pemilihan
sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan metoda purposive
sampling.
Metoda
purposive
sampling
merupakan
metoda
pemilihan
sampel
berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Adapun
proses pemilihan sampel disajikan
pada tabel 1.
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu mengacu pada informasi yang
dikumpulkan pada sumber yang
telah ada. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini antara lain
mengenai laba perusahaan, modal
yang dimiliki, penjualan, aktiva,
dan likuiditas tiap periode, serta
tingkat
utang.
Sumber
data
tersebut diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia
melalui
website
www.idx.co.id.
Definisi Operasional Variabel dan
Pengukurannya
Profitabilitas
adalah
seberapa
besar
kemampuan
perusahaan dalam
memperoleh
laba yang berhubungan dengan
penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri (Sartono 2009). Skala
pengukuran yang digunakan adalah
skala
rasio.
Penelitian
ini
menggunakan rasio ROE (return on
equity) sebagai alat ukur dalam
mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba (Gill et al. 2011).
ROE (return on equity) dihitung
dengan menggunakan rumus:
110
Laba sebelum bunga, pajak, dan pendapatan luar biasa
Total modal
Total
Utang
(TD)
merupakan rasio keuangan ini
digunakan
untuk
mengukur
seberapa besar jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan dibiayai dengan
utang. Sartono (2009) menyebutkan
bahwa semakin tinggi rasio ini
berarti semakin besar risiko yang
dihadapi dan
investor
akan
meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi. Dalam penelitian
Gill et al. (2011) struktur modal di
ukur dengan menggunakan utang
jangka
pendek,
utang
jangka
panjang dan total utang sedangkan
pada penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan total utang. Ada pun
rumus yang digunakan adalah:
Total utang =
Total utang
Total aktiva
Ukuran Perusahaan (SIZE)
dapat
dilihat
dari
tingkat
penjualan, aktiva atau jumlah
pekerja. Ahmad et al. (2012), Khan
(2012) dan Setiawan (2009) dalam
penelitiannya menggunakan ukuran
perusahaan dengan logaritma total
aktiva. Salman dan
Yazdanfar
(2012)
menggunakan
jumlah
pekerja untuk mengukur ukuran
perusahaan dalam penelitiannya.
Variabel
penelitian
ini
menggunakan besarnya penjualan
yang dimiliki perusahaan (Gill et al.
2011) sesuai dengan penelitian Abor
(2005) dan Raheman dan Nasr
(2007). Variabel ini akan diukur
dengan natural logaritma dari
penjualan.
SIZE = natural logarithm of firm’s
sales
ISSN: 1410 -9875
Pertumbuhan
Penjualan
(SG)
merupakan
salah
satu
indikator
yang
mempengaruhi
profitabilitas dimana perusahaan
yang penjualannya meningkat dari
periode
sebelumnya
cenderung
mendapatkan laba yang
lebih
besar. Gill et al. (2011) mengukur
pertumbuhan
penjualan
dengan
menggunakan persentase kenaikan
atau penurunan
penjualan dari
suatu periode ke periode lainnya.
Rumus
yang digunakan
untuk
mengukur pertumbuhan penjualan
di dalam penelitian ini adalah:
Pertumbuhan Penjualan =
Penjualan t - Penjualan t-1
Penjualan t-1
Perputaran Konversi Kas
(CCC) memiliki tiga
komponen
utama
yaitu
rata-rata
umur
persediaan,
rata-rata
periode
penagihan, dan rata-rata periode
pembayaran (Gitman dan Zutter
2012). Istilah yang digunakan untuk
mengukur perputaran konversi kas
pun bermacam-macam. Di dalam
penelitian
Ganesan
(2007)
menggunakan istilah days
of
working capital (DWC) sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh
Gill et al. (2010) diberi nama cash
conversion cycle (CCC) sesuai
dengan penelitian yang dilakukan
oleh dan Benardi
dan
Bakara
(2012). Penelitian ini mengacu pada
penelitian Gill et
al.
(2010).
Adapun rumus yang digunakan
adalah:
CCC =
Piutang
× 365 +
Penjualan
Persediaan
Utang usaha
× 365 × 365
COGS
COGS
Ricky a. Mulyana
Pertumbuhan Aktiva (GA)
diukur dengan menggunakan tingkat
pertumbuhan total aktiva periode
sekarang
dengan
periode
sebelumnya (Ahmad et al. 2012).
Adapun rumus yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah:
Pertumbuhan aktiva =
Total aktiva t - total aktiva t-1
Total aktiva t-1
Efisiensi (EFF) menunjukkan
seberapa optimal perusahaan dalam
menggunakan
aktivanya
untuk
menciptakan
penjualan
dan
memperoleh keuntungan. Rumus
yang
digunakan
adalah
rasio
perputaran
total
aktiva
yang
menunjukan antara penjualan yang
diperoleh dengan jumlah aktiva
yang
dimiliki
selama
periode
tertentu. Penelitian ini mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad et al. (2012). Adapun rumus
yang digunakan sebagai berikut:
Penjualan
Efisiensi =
Total aktiva
Metoda Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
uji regresi berganda dengan tingkat
signifikansi alpha 5%, yang berarti
resiko
kesalahan
pengambilan
keputusan adalah 5%. Pengujian
hipotesis bertujuan untuk menguji
apakah
variabel
independen
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen. Persamaan regresi yang
digunakan adalah
Y = β0 + β1DA + β2SIZE + β3SG
+ β4CCC + β5AG + β6EFF + 
Keterangan
Y
Profitabilitas
βo
Intercept atau konstanta
β1…β8 Koefisien regresi
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
DA
SIZE
SG
CCC
AG
EFF

Total utang
Ukuran perusahaan
Pertumbuhan penjualan
Perputaran konversi kas
Pertumbuhan aktiva
Efisiensi
Error
HASIL PENELITIAN
Ghozali
(2011)
dalam
bukunya
memaparkan
bahwa
statistik
deskriptif
memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata,
deviasi standar, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis,
dan
skewness
(kemencengan
distribusi). Statistik deskriptif yang
digunakan pada penelitian ini
adalah minimum, maksimum, ratarata, dan deviasi standar. Hasil
statistik deskriptif disajikan pada
tabel 2.
Hasil dari uji normalitas
dengan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov pada tabel 3,
diperoleh nilai Asymp. Sig sebesar
0,000 yaitu data residual lebih kecil
(0,000) dari alpha (0,05) ) yang
berarti
bahwa
data
tidak
berdistribusi
normal.
Untuk
mengatasi
masalah
tersebut
peneliti melakukan uji outlier.
Peneliti mengkonversi nilai data
kedalam z-score dan menggunakan
acuan antara -3 sampai +3 untuk
mendapatkan distribusi normal dari
data (Ghozali 2011).
Setelah dilakukan outlier,
hasil uji normalitas setelah outlier
pada tabel 4, menunjukkan bahwa
nilai Asymp. Sig. sebesar 0,009 atau
lebih kecil dari nilai alpha (0,05).
Hal ini berarti data observasi tetap
tidak berdistribusi secara normal.
Oleh
sebab
itu,
peneliti
112
November 2012
melanjutkan
pengujian
dengan
menggunakan data awal.
Tabel 5 menunjukkan bahwa
variabel
total
utang,
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
penjualan, konversi perputaran kas,
pertumbuhan aktiva dan efisiensi
memiliki nilai Variance Inflation
Factor (VIF) di bawah 10 dan nilai
tolerance di atas 0,1. Hal
ini
berarti antar variabel independen
tidak terdapat korelasi yang cukup
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa
data
observasi
bebas
dari
multikolinearitas.
Berdasarkan tabel 6, dengan
menggunakan uji glejser, hasil uji
heteroskedastisitas pada variabel
ukuran perusahaan dan efisiensi
menunjukan nilai signifikan lebih
kecil dari alpha (0,05). Hal
ini
berarti
variabel
tersebut
mengandung
adanya
heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel 7, dengan
menggunakan
statistik
BreuschGodfrey menunjukkan nilai residual
lag_res sebesar 0,083 yang berarti
lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini
berarti model penelitian tidak
terdapat autokorelasi.
Tabel 8 menunjukkan
nilai
dari analisis korelasi (R) sebesar
0,525 yang berarti hubungan antara
variabel
total
utang,
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
penjualan, konversi perputaran kas,
pertumbuhan aktiva dan efisiensi
dengan
variabel
dependen
profitabilitas adalah kuat dan
positif. Hasil uji analisis koefisien
determinasi
pada
tabel
8
2
menghasilkan nilai Adj. R sebesar
26%
yang
artinya
besarnya
persentase
variasi
variabel
dependen yaitu profitabilitas yang
dapat dijelaskan oleh variabel
independen yaitu total utang,
ISSN: 1410 -9875
ukuran perusahaan, pertumbuhan
penjualan, konversi perputaran kas,
pertumbuhan aktiva dan efisiensi
adalah sebesar 26% dan sisanya
sebesar 74% dijelaskan
oleh
variabel lain yang tidak terdapat
dalam model regresi.
Hasil uji model fit pada tabel
10 menunjukkan nilai sig. 0,000
yang berarti lebih kecil dari alpha
0,05. Hal ini berarti data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah fit dan mempengaruhi
variabel dependen.
Tabel 10 menunjukkan total
utang memiliki nilai signifikan
sebesar 0,002 lebih kecil dari alpha
(0,05). Hal ini berarti terdapat
pengaruh antara total utang dengan
profitabilitas sehingga Ha1 dapat
diterima. Variabel ini memiliki
koefisien negatif, yaitu sebesar 0,108. Total utang berpengaruh
negatif, hal ini dapat terjadi karena
perusahaan
tidak
dapat
mengoptimalkan investasinya yang
pendanaannya berasal dari utang.
Perusahaan
yang
tidak
dapat
mengelola investasi nya secara
optimal membuat pendanaan dari
utang menjadi kurang efektif
karena profit yang di dapat akan
tidak sebanding dengan
beban
bunga yang dibayarkan.
Hasil uji t menunjukkan
ukuran perusahaan memiliki nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil
dari
alpha
(0,05).
Hal
ini
menunjukkan terdapat pengaruh
antara ukuran perusahaan dengan
profitabilitas sehingga Ha2 dapat
diterima. Variabel ini memiliki
koefisien positif sebesar 0,054. Hal
dapat terjadi karena perusahaan
memiliki sumber daya yang tinggi
baik dari sisi penjualan, aktiva,
maupun
manusianya.
Dengan
demikian,
perusahaan
yang
Ricky a. Mulyana
berukuran besar berkesempatan
mendapatkan profit lebih besar
karena
menggunakan
dana
internalnya
untuk
berinvestasi.
Dengan kata lain, perusahaan yang
berukuran besar memiliki profit
yang lebih dibandingkan dengan
perusahaan berukuran kecil.
Hasil uji t menunjukkan
pertumbuhan penjualan memiliki
nilai signifikan sebesar 0,721 lebih
besar dari alpha (0,05). Hal ini
menunjukkan
tidak
terdapat
pengaruh
antara
pertumbuhan
penjualan
dengan
profitabilitas
sehingga Ha3 tidak dapat diterima.
Hal ini bisa saja terjadi apabila
perusahaan tidak dapat mengelola
beban pokok penjualan dan beban
operasional nya secara efisien.
Perusahaan
seharusnya
mendapatkan lebih banyak profit
dari penjualannya yang meningkat,
akan tetapi kurangnya
efisien
dalam mengelola beban membuat
tidak
semua
keuntungan
dari
penjualan tersebut menjadi profit.
Selain itu juga, penjualan setiap
periode berfluktuasi mengikuti tren
dan harga.
Hasil uji t menunjukkan
perputaran konversi kas memiliki
nilai signifikan sebesar 0,956 lebih
besar dari alpha (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh
antara
perputaran
konversi kas dengan profitabilitas
sehingga Ha4 tidak dapat diterima.
Hal ini bisa saja terjadi karena
perusahaan memiliki dana yang
cukup
untuk
kegiatan
siklus
operasionalnya sehingga tidak perlu
menunggu piutang di tagih untuk
dapat membayar pemasok. Karena
tidak perlu
menunggu
piutang
untuk di tagih, maka perusahaan
menjadi
kurang
memperhatikan
lamanya waktu penagihan piutang
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
sehingga risiko piutang tak tertagih
menjadi lebih besar dan akan
mengurangi profit. Selain itu juga,
perusahaan yang jumlah waktu
pembayaran utang nya relatif
panjang dapat dikatakan kurang
efisien karena tidak memanfaatkan
potongan harga yang diberikan
pemasok yang dapat mengurangi
beban pokok penjualan.
Hasil uji t menunjukkan
pertumbuhan aktiva memiliki nilai
signifikan sebesar 0,723 lebih besar
dari
alpha
(0,05).
Hal
ini
menunjukkan
tidak
terdapat
pengaruh
antara
pertumbuhan
aktiva
dengan
profitabilitas
sehingga Ha5 tidak dapat diterima.
Hal
ini
dapat
saja
terjadi
bergantung
pada
manajemen
internal yang dimiliki perusahaan.
Apabila manajemen tidak dapat
menggunakan aktiva nya secara
optimal,
maka
tidak
akan
memberikan profit lebih bagi
perusahaan tersebut.
Sehingga,
apabila perusahaan memiliki aktiva
yang besar,
tetapi
manajemen
tidak atau belum menggunakannya
secara optimal maka tidak akan
memberikan pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Sebaliknya,
perusahaan yang manajemennya
mampu mengoptimalkan aktivanya,
walaupun aktiva yang dimiliki
terbatas
maka
akan
tetap
mendapatkan profit yang lebih
dibandingkan perusahaan beraktiva
besar.
Hasil uji t menunjukkan nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil
dari
alpha
(0,05).
Hal
ini
menunjukkan terdapat pengaruh
antara
efisiensi
dengan
profitabilitas sehingga Ha6 dapat
diterima. Variabel ini memiliki
koefisien positif sebesar 0,125.
Efisiensi memiliki pengaruh positif
114
November 2012
dikarenakan
perusahaan
yang
memiliki
dan
menggunakan
aktivanya secara efisien mampu
menghasilkan
penjualan
yang
optimal, sehingga profit yang
diperoleh juga maksimal. Maka,
efisiensi
secara
signifikan
berbanding
lurus
dengan
profitabilitas.
PENUTUP
Total
utang
memberikan
pengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Raheman dan Nasr (2007) dan
tidak konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Gill et al.
(2011), Abor (2005), Ahmad et al.
(2012) dan Khan (2012).
Ukuran
perusahaan
memberikan
pengaruh
positif
terhadap profitabilitas. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan
oleh
Abor
(2005),
Raheman dan Nasr (2007) dan tidak
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Salman
dan
Yazdanfar (2012), Gill et al. (2011),
Setiawan (2009), Ahmad et al.
(2012)
dan
Samiloglu
dan
Demirgunes (2008).
Pertumbuhan
penjualan
tidak
memberikan
pengaruh
terhadap profitabilitas. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gill et al. (2011),
Ahmad et al. (2012) dan tidak
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Abor (2005) dan
Samiloglu dan Demirgunes (2008)
dan Salman dan Yazdanfar (2012).
Perputaran
konversi
kas
tidak
memberikan
pengaruh
terhadap profitabilitas. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang
ISSN: 1410 -9875
dilakukan
oleh
Samiloglu
dan
Demirgunes
(2008)
dan
tidak
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gill et al. (2010),
Ganesan
(2007),
Benardi
dan
Bakara (2012), Raheman dan Nasr
(2007) dan Falope dan Ajilore
(2009).
Pertumbuhan aktiva tidak
memberikan pengaruh terhadap
profitabilitas.
Hasil
ini
tidak
konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad et al. (2012)
dan Kirmizi dan Agus (2011).
Efisiensi
memberikan
pengaruh
positif
terhadap
profitabilitas. Hasil ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad et al. (2012), Leunupun
(2003) dan Salman dan Yazdanfar
(2012).
Beberapa
keterbatasan
selama penelitian dilakukan adalah
data yang digunakan masih tidak
berdistribusi
secara
normal.
Terdapat dua variabel yaitu ukuran
perusahaan dan efisiensi yang
memiliki
masalah
heteroskedastisitas. Penelitian ini
hanya menghasilkan nilai adj R2
sebesar 26% yang artinya variabel
independen hanya menjelaskan 26%
dan sisanya dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak terdapat dalam
model regresi. Hasil penelitian
variabel perputaran konversi kas
tidak memiliki pengaruh, hal ini
Ricky a. Mulyana
mungkin disebabkan karena kurang
akuratnya dalam pengambilan data.
Penulis menggunakan data utang
dan piutang hanya awal dan akhir
periode saja. Padahal bisa saja,
piutang atau utang di bulan
tertentu mengalami peningkatan
atau
penurunan
yang
cukup
signifikan. Oleh karena itu, data
yang dipakai kurang mencerminkan
rata-rata per tahunnya.
Berikut
beberapa
saran
untuk penelitian selanjutnya yang
sehubungan dengan profitabilitas
berdasarkan
keterbatasan
penelitian ini yaitu, memecahkan
masalah normalitas pada masingmasing variabel, dengan cara
menambah data, mentransformasi
data atau mengeluarkan data yang
bersifat ekstrim. Menambah data
sampel untuk memecahkan masalah
heteroskedastisitas.
Menambah
beberapa variabel independen lain
selain yang telah di pakai di dalam
penelitian ini sehingga benar-benar
menjelaskan profitabilitas, seperti
current ratio
dan quick ratio
(Quayyum 2012). Untuk variabel
perputaran konversi kas, sebaiknya
pengambilan data untuk piutang
dan utang nya menggunakan data
per
kuartal
sehingga
lebih
mencerminkan
rata-rata
per
tahunnya.
Dengan
demikian,
variabel perputaran konversi kas
dapat diukur dengan lebih akurat.
REFERENSI:
Abor, Joshua. 2005. The Effect of Capital Structure on Profitability: an
Empirical Analysis of Listed Firms in Ghana. The Journal of Risk
Finance, Vol. 6, No. 5, pp. 438-445.
Ahmad, Zuraidah., Norhasniza Mohd Hasan Abdullah, and Shashazrina Roslan.
2012. Capital Structure Effect on Firms Performance: Focusing on
Customer and Industrial Sector on Malaysia Firms. International Review
of Business Research Papers, Vol. 8, No. 5, pp. 137-155.
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Benardi, Beni and Minarnita Y Verawati Bakara. 2012. Mengukur Cash
Conversion Cycle Perusahaan Terbuka Operator Telekomunikasi Seluler
di Indonesia dalam Keterkaitannya dengan Kinerja Pengelolaan Modal
Kerja. Jurnal Komunikasi dan Komputer, Vol. 3, No. 1, pp. 45-64.
Brealey, Myers, and Allen. 2006. Corporate Finance. Singapore: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Brigham, Eugene F., Louis C. Gapenski, and Michael C. Ehrhardt. 1999.
Financial Management. Florida: The Dryden Press.
Dewi, Pratiwi Kemala and Sapto Jumono. 2010. Pengujian Pecking Order
Theory (POT) dalam Keputusan Pendanaan. Jurnal Manajemen, Vol. 10,
No. 1, pp. 51-71.
Falope, Olufemi I. and Olubanjo T. Ajilore. 2009. Working Capital
Management and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data
Analysis of Selected Quoted Companies in Nigeria. Research Journal of
Business Management, Vol. 3, No. 3, pp. 73-84.
Ganesan, Vedavinayagam. 2007. An Analysis of Working Capital Management
Efficiency in Telecommunication Equipment Industry. Rivier Academic
Journal, Vol. 3, No. 2, pp. 1-10.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gill, Amarjit., Nahum Biger, and Neil Mathur. 2010. The Relationship between
Working Capital Management and Profitability: Evidence from the
United States. Business and Economics Journal, Vol. 2010:BEJ-10, pp.
1-9.
. 2011. The Effect of Capital
Structure on Profitability: Evidence from the United States.
International Journal of Management, Vol. 28, No. 4, pp. 3-15.
Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial
Finance. New Jersey: Pearson Education Inc.
Godfrey, Jayne., Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
2010. Accounting Theory. United States of America: John Wiley & Sons,
Inc.
Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Khan, Abdul Ghafoor. 2012. The Relationship of Capital Structure Decisions
with Firm Performance: A Study of the Engineering Sector of Pakistan.
International Journal of Accounting and Financial Reporting, Vol. 2,
No. 1, pp. 245-262.
Kirmizi and Susi Surya Agus. 2011.Pengaruh Pertumbuhan Modal dan Aset
Terhadap Rasio Risk Based Capital (RBC), Pertumbuhan Premi Neto dan
Profitabilitas Perusahaan Asuransi Umum di Indonesia. Pekbis Jurnal,
Vol. 3, No. 1, pp. 391-405.
Kusuma, Hadi. 2005. Size Perusahaan dan Profitabilitas: Kajian Empiris
Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10, No. 1, pp. 81-93.
Leunupun, Pieter. 2003. Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang
Mempengaruhinya. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No. 2, pp. 133149.
116
ISSN: 1410 -9875
Ricky a. Mulyana
Quayyum, Sayeda Tahmina. 2012. Relationship between Working Capital
Management and Profitability in Context of Manufacturing Industries in
Bangladesh. International Journal of Business and Management, Vol. 7,
No. 1, pp. 58-69.
Raheman, Abdul and Mohamed Nasr. 2007. Working Capital Management and
Profitability: Case of Pakistani Firms. International Review of Business
Research Papers, Vol. 3, No. 1, pp. 279-300.
Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2009. Modern Financial Management.
Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
Salman, A. Khalik and Darush Yazdanfar. 2012. Profitability in Swedish Micro
Firms: A Quantile Regression Approach. International Business
Research, Vol. 5 No. 8, pp 94-106.
Samiloglu, F. and K. Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital
Management on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The
International Journal of Applied Economics and Finance, Vol. 2 No. 1,
pp. 44-50.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Sartono, Agus. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. United
Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd.
Setiawan, Rahmat. 2009. Pengaruh Growth Opportunity dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur di
Indonesia. Majalah Ekonomi, No. 2, pp. 163-173.
Subramanyam, K. R., and John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis.
Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc.
Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management)
Konseptual, Problem & Studi Kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.
Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, and Donald E. Kieso. 2011. Financial
Accounting. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Lampiran
Total Utang
X1
Ukuran Perusahaan
X2
Pertumbuhan Penjualan
X3
Profitabilitas Y
Perputaran Konversi Kas
X4
Pertumbuhan Aktiva
X5
Efisiensi
X6
Tabel 1
Distribusi Pemilihan Sampel
Deskripsi Kriteria
Perusahaan manufaktur yang terdaftar
aktif dalam Bursa Efek Indonesia dari tahun
2007 sampai dengan 2010
Menyajikan laporan keuangan per 31
Desember
Laporan
keuangan
yang
disajikan
menggunakan mata uang rupiah
Perusahaan tersebut memiliki laba positif
selama periode penelitian
Data penelitian
Jumlah
Perusahaan
124
Jumlah
Data
496
(6)
(24)
(20)
(80)
(25)
(100)
73
292
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel
Return on
Equity
Total Utang
118
N
Rata-Rata
Minimum
Maksimum
0,2790911
Deviasi
Standar
0,23036864
292
-0,15952
1,64694
292
0,4600243
0,36362292
0,07391
3,21000
ISSN: 1410 -9875
Variabel
Ukuran
Perusahaan
Pertumbuhan
Penjualan
Perputaran
Konversi Kas
Pertumbuhan
Aktiva
Efisiensi
Ricky a. Mulyana
N
Rata-Rata
Minimum
Maksimum
27,9954209
Deviasi
Standar
1,61124978
292
24,78523
32,86774
292
0,1210994
0,21979421
-0,58664
1,48547
292
107,86622
72,624160
-25,752
349,149
292
0,1275769
0,16449561
-0,32354
0,85359
292
1,2831699
0,56364728
0,23287
4,48975
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
292
0,000
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas setelah Outlier
N
Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
270
0,009
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity
Statistics
Toleranc
e
VIF
0,822
1,217
0,816
1,225
0,721
1,386
Model
1
Total Utang
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan
Penjualan
Perputaran Konversi
0,795
1,258
Kas
Pertumbuhan Aktiva
0,700
1,428
Efisiensi
0,723
1,383
a. Dependent Variable: Return on Equity
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
November 2012
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
(Constant)
Total Utang
Ukuran Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan
Perputaran Konversi Kas
Pertumbuhan Aktiva
Efisiensi
a. Dependent Variable: ares_1
1
Sig.
0,044
0,691
0,017
0,573
0,378
0,402
0,000
Tabel 7
Hasil Uji Autokorelasi
Model
Sig.
1
(Constant)
0,865
Total Utang
0,937
Ukuran Perusahaan
0,881
Pertumbuhan
0,983
Penjualan
Perputaran Konversi
0,996
Kas
Pertumbuhan Aktiva
0,876
Efisiensi
0,900
LAG_RES_2
0,083
a. Dependent Variable: Unstandardized
Residual
Tabel 8
Hasil Uji Analisis Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (Adj. R2)
Model
1
R
0,525a
Adjusted R
Square
0,260
Tabel 9
Hasil Uji Model Fit (F)
Model
1
Regression
Residual
Total
120
F
18,064
Sig.
0,000a
ISSN: 1410 -9875
Ricky a. Mulyana
Tabel 10
Hasil Uji t
Model
(Constant)
Unstandardize
d Coefficients
B
-1,353
Total Utang
-0,108
Ukuran Perusahaan
0,054
Pertumbuhan Penjualan
-0,022
Perputaran Konversi Kas
-9,971E-6
Pertumbuhan Aktiva
0,030
Efisiensi
0,125
Sig.
0,00
0
0,00
2
0,00
0
0,72
1
0,95
6
0,72
3
0,00
0
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
122
November 2012
Download