DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI RUANG RAWAT INAP GEULIMA I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH TAHUN 2011 Oleh Ns. Marlina, M.Kep. ,Sp. MB *) Eliyana**) *) Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh **) Alumni Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ABSTRAK Insiden stroke cenderung terus meningkat setiap tahun. Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia. Secara ekonomi, insiden stroke berdampak buruk akibat kecacatan karena stroke akan memberikan pengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi masyarakat dan bangsa. Cara untuk meminimalkan kecacatan dan pencegahan terhadap komplikasi dari stroke yaitu dengan melakukan latihan mobilisasi dini yang teratur, untuk hal ini diperlukan dukungan dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2011. Desain penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan pendekatan cross sectional study, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 April s/d 5 Juni 2011 pada 33 responden penelitian sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan. Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi responden dan daftar pernyataan untuk menilai dukungan keluarga. Lembar kuesioner disusun dalam bentuk skala Likert. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mencari nilai rata-rata dari jawaban responden. Hasil penelitian ini menunjukkan: Dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik sebanyak 21 orang (63.64%). Kesimpulan penelitian diperoleh dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik. Diharapkan kepada keluarga pasien untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap kesembuhan pasien stroke. Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan informasi lebih banyak lagi kepada keluarga pasien tentang tindakan mobilisasi dini dan melakukan pengawasan terhadap kemampuan pasien melakukan tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik. Kata Kunci : Stroke, Mobilisasi dini, Dukungan Keluarga. Daftar bacaan : 23 buku + 6 skripsi + 5 internet ( 1964-2010) FAMILY SUPPORT ON EARLY MOBILIZATION ACTION FOR ISCHEMIC STROKE PATIENT IN GEULIMA I ROOM OF dr. ZAINOEL ABIDIN HOSPITAL BANDA ACEH IN 2011 ABSTRACT The number of people who suffered from stroke tends to increase continuously every year. Presently Indonesia is listed as the country with the greatest percentage of stroke sufferers in Asia. Economically, stroke incident has bad effects on being handicap because stroke will give effect on the decrease of community and national productivity and economic capability. One of the ways to minimalize defect and prevent stroke compilation is by doing early mobilization exercises regularly, for this purpose, family support is required. The purpose of this study was to find out about family support on early mobilization action for ischemic stroke patient in Geulima I Room of dr. Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh in 2011. The design of this study was descriptive explorative with cross sectional study approach. The technique used to collect data was purposive sampling. The research was conducted from April 29 to June 5 2011 on 33 respondents according to determined sampling criteria. The instrument used to collect data was questionnaire consisting of two parts: demographic data of the respondents and questions list to examine family support. The questionnaire was made in likert scale. The data were analyzed manually by finding out average value of respondents’s answer. The study results showed that family support on early mobilization action for 21 (63.64%) ischemic stroke patients was in good category. It can be concluded that family support on early mobilization action for ischemic stroke patients was in good category. It is suggested for the patients’ family to improve their knowledge related to the importance of family support on stroke patient’s recovery and it is expected that the health profesionals to give more information to patients’ family about early mobilization action for ischemic stroke patients and able to supervise patients’ ability to early mobilize them. Keywords References : Stroke, Early Mobilization, Family Support : 23 books + 6 thesis + 5 internet (1964-2010) PENDAHULUAN Stroke atau cedera serebrovaskular (CVD) merupakan sindrom neurologis yang terjadi secara mendadak atau secara cepat dan berlangsung sekitar 24 jam atau lebih. Stroke terjadi ketika suplai oksigen ke area otak terganggu, akibatnya terjadilah proses yang mengakibatkan kerusakan jaringan saraf dan kerusakan otak (Hickey, 2003, p.560). Stroke adalah penyebab kematian kedua terbesar di dunia, terhitung lebih dari 4,6 juta jiwa meninggal di seluruh dunia. Berdasarkan data statistik dari seluruh dunia, stroke menempati urutan keenam sebagai penyebab kecatatan (Murray, 1999 dalam Price, 2005, p.1106). Jumlah pasien stroke cenderung terus meningkat setiap tahun. Salah seorang akan mengalami stroke setiap 45 detik dan stroke menduduki peringkat ketiga yang menyebabkan kematian di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker (Monahan, 2007, p.1422). Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di Asia. Angka kejadian stroke di Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 500.000 orang, dari jumlah tersebut sekitar 2,5% atau 250.000 orang meninggal dunia dan sisanya mengalami cacat neurologis (Yastroki, 2009). Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2010 jumlah pasien stroke iskemik sebanyak 295 orang. Jumlah pasien laki-laki sebanyak 183 orang dan pasien perempuan sebanyak 112 orang (RSUDZA, 2010). Stroke menimbulkan permasalahan yang kompleks baik dari segi kesehatan, ekonomi maupun sosial serta membutuhkan penanganan komprehensif termasuk upaya pemulihan dalam jangka waktu yang lama bahkan sepanjang sisa hidup pasien. Dalam pengobatan stroke diharapkan pengobatan yang segera dan semaksimal mungkin karena jaringan saraf sangat rawan terhadap iskemik. Mobilisasi dini pada pasien stroke di mulai sedini mungkin, semakin dini dimulai semakin besar pengembangan fungsinya, komplikasi dapat dicegah serta kecacatan lebih lanjut dapat dihindari sehingga pasien dapat mandiri tanpa tergantung pada orang lain (Harsono, 2000 dalam Lenni, 2010, p.5). Latihan mobilisasi dini yang dilakukan pada pasien stroke diperlukan peranan dan dukungan dari keluarga pasien. Keluarga bertanggung jawab mempengaruhi setiap aspek perawatan kesehatan anggota keluarga dan merupakan sistem pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat-sakit serta keluarga juga berperan terhadap keberhasilan dan kegagalan upaya pemulihan pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Irdawati (2009 dikutip dalam Lenni, 2010) terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga pasien stroke terhadap tingkat kesehatan pasien stroke itu sendiri. Rendahnya tingkat pengetahuan keluarga tentang stroke menyebabkan meningkatnya tingkat keparahan, pasien tidak memiliki kemandirian, terjadi serangan ulang bahkan menyebabkan kematian. Friedman (2010, p.197) juga mengemukakan hal yang sama bahwa orang yang hidup dalam lingkungan yang bersifat suportif, kondisinya jauh lebih baik dari mereka yang tidak memiliki dukungan ini, karena dukungan dapat melemahkan dampak stress dan secara langsung dapat memperkuat kesehatan individu dan keluarga. Dukungan yang diberikan keluarga dapat berupa dukungan informasional, karena keluarga merupakan sumber informasi bagi pasien dalam hal tindakan mobilisasi dini. Keluarga yang selalu mencari tahu dan menanyakan setiap perkembangan kondisi pasien pada tenaga kesehatan di rumah sakit. Selanjutnya dapat berupa dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak membimbing pasien melakukan mobilisasi dini. Keluarga juga dapat memberi dukungan instrumental yaitu mempersiapkan kebutuhan peralatan pasien ketika pasien melakukan mobilisasi dini maupun ambulasi seperti menyediakan peralatan kruk, tongkat, dan walker serta keluarga senantiasa memberikan dukungan emosional berupa memberi semangat kepada pasien untuk melakukan latihan mobilisasi dini. Selayaknya semua jenis dukungan tersebut dapat diterima oleh anggota keluarga yang sakit terutama terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik (Caplan, 1975 dalam Friedman, 2010, p.197). Berdasarkan hasil penelitian terhadap 2.065 orang pasien stroke di 28 rumah sakit di Indonesia pada bulan Oktober 1996 s/d Maret 1997 dengan manajemen stroke yang baik dan peran keluarga yang positif maka lama rawat di rumah sakit dapat lebih singkat dan kesembuhan pasien dapat tercapai seoptimal mungkin (Yusuf, M., 1999 dikutip dalam Lenni, 2010). Penelitian Lenni (2010), tentang gambaran perilaku keluarga terhadap pasien pasca stroke dalam upaya rehabilitasi di RS St. Elisabeth Medan, didapatkan sebagian besar responden yaitu 37 orang (71,2%) mengikuti tindakan psikoterapi bersama pasien stroke, dan 15 orang (28,8%) tidak mengikuti, serta sebagian besar yaitu 35 orang (67,3%) berperan sebagai pendamping dan penyemangat bagi pasien stroke, dan 17 orang (32,7%) tidak. Berdasarkan data tersebut maka dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjamin tertanganinya kebutuhan mobilisasi dini anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit dengan baik, karena dengan adanya dukungan dari keluarga, pasien akan termotivasi untuk melakukan mobilisasi dini sehingga secara tidak langsung kesembuhan pasien akan cepat diperoleh dan hari rawatan menjadi lebih singkat yang berdampak pada menurunnya biaya pengobatan yang harus dibayar oleh keluarga pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada 4 orang anggota keluarga pasien stroke iskemik yang dirawat di ruang rawat inap Geulima I, didapatkan data bahwa keluarga pasien stroke iskemik tidak melakukan mobilisasi dini pada pasien karena pasien melakukan sendiri gerakannya secara mandiri dan menurut pengakuan keluarga pasien, anggota keluarganya hanya menderita stroke iskemik ringan dan itu merupakan serangan yang pertama. Keluarga juga mengatakan tidak pernah bertanya kepada tenaga kesehatan baik perawat terkait pelaksanaan latihan mobilisasi dini. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Tujuan Umum Penelitian Mengetahui dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Tujuan Khusus Penelitian a. b. c. d. Mengetahui dukungan informasional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Mengetahu dukungan penilaian keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Mengetahui dukungan instrumental keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Mengetahui dukungan emosional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. METODELOGI PENELITAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk membuat suatu gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Melalui metode penelitian ini dapat dilihat bagaimana gambaran dukungan keluarga terhadap tindakan mobilsasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional study yaitu suatu pendekatan dengan tidak menggunakan subyek penelitian yang sama secara berulang dalam pengukuran data (Alimul H., 2003, p.28). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien stroke iskemik yang mengikuti upaya mobilisasi dini di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 pada saat melakukan penelitian yang dilakukan pada tanggal 29 April s/d 5 Juni 2011. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel yang telah diambil yaitu pasien stroke iskemik yang dirawat di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dengan kriteria sampel adalah sebagai berikut:Bersedia menjadi responden,Pasien dengan diagnosa medis stroke iskemik,Kondisi kesehatan pasien sudah stabil segera setelah terjadi serangan stroke,Tingkat kesadaran compos metis (GCS 13-15), Tidak mengalami afasia sensorik.Tempat penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Geulima 1 Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Waktu Penelitian dilakukan pada tanggal 29 April s/d 5 Juni 2011 Alat pengumpul data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan teknik angket dengan memakai instrumen penelitian dalam bentuk pernyataan. Pengolahan Data dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang memenuhi syarat, maka dilakukan pengolahan data secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2006, p.235): 1. Editing, yaitu peneliti melakukan koreksi/pemeriksaan terhadap kesalahan-kasalahan dalam pengisian seperti responden tidak mengisi kuesioner secara lengkap, kemudian data dilakukan pengecekan kembali terhadap identitas responden, dan kelengkapan data dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data. 2. Coding, yaitu memberikan kode terhadap item jawaban dan data responden untuk memudahkan pengolahan data. Kode responden yang diberikan dimulai dari 01 sampai dengan 33. 3. Trasfering, peneliti menyusun kode data secara berurutan dari responden 01 sampai dengan responden 33, selanjutnya dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan subvariabel yang diteliti kemudian ditentukan nilai rata-rata ( ̅ ). 4. Tabulating, yaitu peneliti mengelompokkan jawaban-jawaban responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk setiap subvariabel yang diukur dan menghitung nilai total setiap kolom dari variabel yang berisi data yang didapat dari hasil penelitian yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi.Analisa data hanya dilakukan sampai pada analisa univariat, sesuai dengan desain penelitian yaitu deskriptif eksploratif. HASIL PENELITIAN Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai tanggal 29 April sampai 5 Juni 2011 di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada 33 orang pasien stroke yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan dengan menggunakan alat ukur berbentuk angket. Adapun hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1. Data Demografi a. Umur Responden Tabel 1 Distribusi frekuensi pasien stroke iskemik berdasarkan umur responden di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No 1 2 Umur (tahun) 30-44 (dewasa pertengahan) >45 (lanjut usia) Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 5 Persentase (%) 15.2 28 84.8 33 100 Berdasarkan umur dijumpai distribusi tertinggi umur responden penelitian adalah >45 tahun atau lanjut usia dengan frekuensi sebanyak 28 orang (84,8 %). b. Jenis Kelamin Tabel.2 Distribusi frekuensi pasien stroke iskemik berdasarkan jenis kelamin responden di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Pe rsentase (%) 1 Laki-laki 17 51.5 2 Perempuan 16 48.5 33 100 Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Berdasarkan jenis kelamin dijumpai distribusi tertinggi jenis kelamin responden adalah laki-laki dengan frekuensi sebanyak 17 orang (51,5 %). c. Pendidikan Tabel.3 Distribusi frekuensi pasien stroke iskemik berdasarkan tingkat pendidikan responden di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Pendidikan Tinggi 15 45.5 2 Pendidikan Menengah 4 12.1 Pndidikan Dasar Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). 14 33 42.4 100 3 Hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi tertinggi tingkat pendidikan responden penelitian adalah pendidikan tinggi dengan frekuensi sebanyak 15 orang (45,5 %). d. Pekerjaan Tabel.4 Distribusi frekuensi pasien stroke iskemik berdasarkan pekerjaan responden di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%0 1 PNS/TNI/POLRI 13 39.4 2 Swasta 7 21.2 3 Petani/Nelayan/Buruh 7 21.2 4 Tidak bekerja 4 12.1 5 Pensiunan 2 6.1 Jumlah 33 100 Sumber : Data primer (diolah, 2011). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa distribusi pekerjaan tertinggi dari responden adalah pekerjaan PNS/TNI/POLRI dengan frekuensi sebanyak 13 orang (39,4 %). 2. Dukungan Keluarga Terhadap Tindakan Mobilisasi Dini Pada Pasien Stroke Iskemik. a. Dukungan Informasional Berdasarkan perolehan skor responden tentang item pernyataan dukungan informasional yang dapat dilihat pada tabel rekapitulasi responden (lampiran 16) diperoleh ̅ = 17.8 sehingga responden berada pada kategori baik bila x 17.8 dan kategori kurang bila x < 17.8. Tabel .5 Distribusi frekuensi dukungan informasional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Dukungan Informasional 1 Baik 2 Kurang Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 20 13 33 Persentase (%) 60.6 39.4 100 Berdasarkan tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa dukungan informasional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik dengan jumlah 20 orang (60.6 %). b. Dukungan Penilaian Berdasarkan perolehan skor responden tentang item pernyataan dukungan penilaian yang dapat dilihat pada tabel rekapitulasi responden (lampiran 16) diperoleh ̅ = 19.2 sehingga responden berada pada kategori baik bila x 19.2 dan kategori kurang bila x < 19.2. Tabel.6 Distribusi frekuensi dukungan penilaian keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Dukungan penilaian 1 Baik 2 Kurang Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 19 14 33 Persentase (%) 57.6 42.4 100 Berdasarkan tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa dukungan penilaian keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik dengan jumlah 19 orang (57.6 %). c. Dukungan Instrumental Berdasarkan perolehan skor responden tentang item pernyataan dukungan instrumental yang dapat dilihat pada tabel rekapitulasi responden (lampiran 13) diperoleh ̅ = 19 sehingga responden berada pada kategori baik bila x 19 dan kategori kurang bila x < 19. Tabel.7 Distribusi frekuensi dukungan instrumental keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Dukungan Instrumental 1 Baik 2 Kurang Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 19 14 33 Persentase (%) 57.6 42.4 100 Berdasarkan tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa dukungan instrumental keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik dengan jumlah 19 orang (57.6 %). d. Dukungan Emosional Berdasarkan perolehan skor responden tentang item pernyataan dukungan emosional yang dapat dilihat pada tabel rekapitulasi responden (lampiran 16) diperoleh ̅ = 21.2 sehingga responden berada pada kategori baik bila x 21.2 dan kategori kurang bila x < 21.2. Tabel.8 Distribusi frekuensi dukungan emosional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Dukungan emosional 1 Baik 2 Kurang Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 18 15 33 Persentase (%) 54.5 45.5 100 Berdasarkan tabel 5.8 dapat disimpulkan bahwa dukungan emosional keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik dengan jumlah 18 orang (54.5 %). e. Dukungan Keluarga Terhadap Tindakan Mobilisasi Dini Pada pasien Stroke Iskemik Berdasarkan perolehan skor responden tentang item pernyataan dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik yang dapat dilihat pada tabel rekapitulasi responden (lampiran 16) diperoleh ̅ =77.21 sehingga responden berada pada kategori baik bila x 77.21 dan kategori kurang bila x < 77.21. Tabel.9 Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik di ruang rawat inap Geulima I Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2011 (n=33) No Dukungan keluarga 1 Baik 2 Kurang Jumlah Sumber : Data primer (diolah, 2011). Frekuensi (f) 21 12 33 Persentase (%) 63.64 36.36 100 Berdasarkan tabel 5.9 dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik berada pada kategori baik dengan jumlah 21 orang (63.64 %). A. Pembahasan Dukungan informasional keluarga sangat diperlukan oleh pasien stroke iskemik untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. Pemberian informasi yang bermanfaat terhadap pasien stroke iskemik terkait tindakan mobilisasi dini merupakan bentuk keyakinan pada diri pasien stroke iskemik terhadap suatu sistem sosial dimana keyakinan tersebut adalah bukti bahwa dirinya disayangi dan dicintai yang merupakan bentuk penghargaan dari keluarga sehingga dengan pemberian informasi yang bermanfaat terhadap pasien stroke iskemik akan meningkatkan hubungan antar pribadi yang erat, karena semakin besar dukungan yang diberikan keluarga kepada pasien stroke iskemik, maka semakin besar motivasi dan kemampuan pasien melakukan tindakan mobilisasi dini sehingga memperpendek masa pemulihan yang berakibat menekan biaya pengobatan yang dikeluarkan. Dukungan penilaian keluarga yang positif membuat pasien merasa berarti, mampu dan merasa dirinya bernilai, sehingga pasien merasa percaya dalam melakukan latihan serta dapat berpikir positif terhadap keterbatasan yang dialami dan meningkatkan semangat dalam melakukan tindakan mobilisasi dini. . Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Melalui dukungan instrumental ini keluarga diharapkan mampu memfasilitasi semua kebutuhan pasien stroke iskemik baik itu kebutuhan bio, psiko, sosio, dan spiritual (Friedman, 2010, p.197). Berdasarkan data di atas dapat dianalisa bahwa kedekatan terbesar yang dapat dirasakan pasien adalah ketika pasien mampu mengatasi kebutuhan hidup sehari-harinya, secara psikis dukungan instrumental sangat bermanfaat bagi pasien stroke iskemik dalam melakukan tindakan mobilisasi dini seperti tersedianya kursi roda, tongkat, kruk, atau walker yang bisa membantu pasien stroke iskemik melakukan aktivitas sehari-hari. Penelitian yang berhubungan dengan dukungan instrumental keluarga juga pernah dilakukan oleh Nurbaiti (2010) untuk melihat kemampuan mobilitas fisik pada pasien fraktur di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2010. Hasil penelitiannya sebagian besar responden juga memberikan dukungan instrumental yang baik yaitu sebanyak 23 orang (65.7%) dari 35 responden selalu menyediakan segala keperluan pasien selama masa rawatan (Nurbaiti, 2010, p.43). kesadaran keluarga sangat tinggi akan pentingnya dukungan emosional kepada anggota keluarga yang sakit. Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa dukungan emosional keluarga berada pada kategori baik dan dapat dilihat dari banyaknya responden yang menjawab selalu memberikan semangat kepada anggota keluarga yang sakit untuk melakukan tindakan mobilisasi dini.Secara teoritis dikatakan bahwa dukungan emosional yang diberikan keluarga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku tertentu (Caplan, 1996 dalam Friedman, 2010, p.197). Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.dukungan emosional keluarga kepada pasien stroke iskemik sangat diperlukan untuk membuat pasien stroke iskemik merasa nyaman, yakin, dipeduli, dan dicintai oleh keluarga serta memotivasi untuk terus melakukan tindakan mobilisasi dini. Berdasarkan hasil pengolahan data tentang dukungan keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik dapat dianalisa bahwa keluarga khususnya yang mendampingi pasien dalam penelitian ini telah memberikan dukungan keluarga yang baik kepada pasien stroke iskemik yaitu sebanyak 21 orang (63.64%), dan selebihnya memberikan dukungan informasional yang kurang yaitu sebanyak 12 orang (36.36%) dari 33 responden. Keterbatasan yang dialami oleh pasien stroke menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas dengan sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya untuk mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien diharapkan berperan sebagai pendamping pasien untuk tetap mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu upaya mobilisasi dini. Keberadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap pemulihan pasien stroke. Hal ini didukung pendapat Effendy (1998, dalam Lenni, 2010, p.69) yang menyatakan bahwa keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi pelayanan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) anggota keluarga, oleh karena itu, asupan pelayanan/perawatan yang berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan pasien, tetapi juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yusuf, M. (1999, dalam Lenni, 2010, p.80) terhadap 2.065 orang pasien stroke di 28 rumah sakit di Indonesia pada bulan Oktober 1996 s/d Maret 1997 dengan manajemen stroke yang baik dan peran keluarga yang positif maka lama rawat di rumah sakit dapat lebih singkat dan kesembuhan pasien dapat tercapai seoptiomal mungkin. Peran keluarga dalam memberikan dukungan kepada pasien stroke iskemik sangat diperlukan, karena pasien stroke umumnya masih terbatas kemampuan untuk melakukan mobilitas fisik yang disebabkan oleh kelemahan dan kelumpuhan. Tim kesehatan juga sangat berperan penting dalam memberikan penkes terkait tindakan mobilisasi dini serta sesegera mungkin merekomendasikan keluarga dalam membantu pasien untuk segera melakukan latihan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik jika kondisi pasien sudah stabil. Berdasarkan penelitian ini, dapat kita lihat bahwa sebagian besar keluarga sudah melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang sedang dirawat. SIMPULAN Dukungan Keluarga terhadap tindakan mobilisasi dini pada pasien stroke iskemik tahun 2011 berada pada kategori baik yaitu sebanyak 21 orang (63.64%), sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga dapat melaksanakan peran dan tugas dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarganya yang mengalami stroke. SARAN Bagi Institusi Rumah Sakit agar dapat meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya di Ruang Geulima I dengan selalu menerapkan tindakan mobilisasi dini dalam memberikan tindakan keperawatan pada pasien stroke iskemik yang bertujuan meminimalkan kecacatan akibat stroke dan keluarga pasien akan merasa sangat puas dengan pelayanan yang diberikan kepada anggota keluarga mereka.Bagi Instansi pendidikan keperawatan agar termotivasi untuk menciptakan lulusan perawat yang siap mengimplementasikan praktek keperawatan profesional yaitu dengan menerapkan tindakan mobilisasi dini saat memberikan tindakan keperawatan pada pasien stroke. Kepada keluarga yang memiliki anggota keluarganya dengan stroke agar lebih dapat meningkatkan pemberian dukungan baik moril, spiritual dan sarana DAFTAR PUSTAKA Alimul, H. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. (2003). Riset Keperawatan & Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Ali, Z. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika. Brunner & Suddart (2005), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume I, Jakarta, EGC. (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, Jakarta, EGC. Depkes RI. (1993). Standar Asuhan keperawatan. Dirjen Yandik: depkes RI. Friedman. M. M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC. Gaffar L.O. J. (1999). Pengantar keperawatan profesional. Jakarta: EGC. Gardiner, M.D. (1964). The Principles Of Excercise Therapy. London: G.Bell & Sons. Garrison. (2001). Dasar-Dasar Terapi dan Rehabilitasi Fisik. Jakarta: Hipokrates. Gordon, N.F.,(2000). Stroke Panduan Latihan Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hickey, J. V. (2003). The clinical Practice of Neurological and Neurosurgical Nursing, 5th Edition. Lippincott Williams & Wilkins: Philadelphia. Hoeman, S. P. (1996). Rehabilitation Nursing : Process and application, 2nd Edition. United States Of America: Mosby. Hudak, C. M. (1996). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Jilid 2. Jakarta: EGC. Irfan. (2010). Mengatur posisi tidur. http://infostroke.wordpress.com/posisi-tidurpasien-stroke. diakses pada tanggal 11Februari 2011. Ignatavicius, D.D, M. V. B (1991). Medical Surgical Nursing Across Nursing Process Approach, Edisi I, W. B Saunders Company. Philadelphia. Kwakkel, G. et al. (2004). Effects of Augmented Excercise Therapy Time After Stroke. http://stroke.ahajournals.org/cgi/content/full/35/11/2529. diakses pada tanggal 18 Desember 2010. Lenni F. S. (2010). Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan 2010. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara. Lewis. (1996). Medical Surgical Nursing, Assesment and Management Of Clinical Problems, 5th Edition. United States Of America: Mosby.