EMPOWERMENT MODEL FOR ADOLESCENTS FALLEN INTO PROSTITUTION IN THEREGENCY OF MALANG EAST JAVA PROVINCE Nurul Umi Ati, Siti Saroh, Nur Hidayati Universitas Islam Malang, Jl. MT. Haryono 193 Malang, 65144 [email protected] Abstract Structural poverty in the family can cause a female adolescent to fallinto the world of commercial sex workers (CSW). The emergence of the CSW originates generally from the compulsion due to family problems,personal matter, trauma of sexual violence, and the difficulty in finding a job in the middle of life problems (Novrial, 2004). These CSW gather in an area or a complex in the form of houses androoms, either it is a settled house or a shelter managed by the pimp,that are commonly called the localization or the brothels. The rising number of adolescents or teenagers fallen into prostitutionis a social problem in the society which can cause a negative impactcalled morale decadence. Therefore, in order to prevent a furtherspread of prostitution, it is a necessity to empower the CSW byinvolving the relevant institutions, either formal or non-formal. The initial phase of this study is identifying CSW in the localizationthat will be used as the model of empowerment program for CSW, basedon rationality and economic-morality in the regency of Malang.The final phase of this study is to test the effectiveness ofempowerment model that can be disseminated. This study is anexperimental research by conducting an initial survey to find theimage of object candidates through snowball technique and in-depthevaluation to potential targets.After that, we use SWOT analysis as a determinant of the eligibilityof pilot locations, before finally practicing Focus Group Discussion (FGD) participative method for deepening the information and diagnosis. The result is developed and arranged manually.This research is conducted in the regency of Malang, because, being atourism area, there are still a lot of localizations exist as a placeof prostitution. The result of this study is that prostitution business has beenalready managed professionally, where the pimps play the role as theshelter or the house's owner and also the manager for the CSW.The pimps, who generally be called "Mami", promote their CSW to theguests by calling and asking them to stand in a row, like the modelson the runway, based on the tariff and the qualification. The guestscan pick which CSW from whom they would love to get a sexual service.The prostitution services can be done within or outside thelocalization. However, the security is more guaranteed within the localization. The pimps provide some medical facilities by bringing ina doctor to the area and send the CSW to seek medical treatments regularly at the puskesmas (community health center). Keyword : empowerment, adolescent, commercial sexual workers PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik | 105 diterapkan PENDAHULUAN Dampak dari krisis ekonomi terhadap pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum tersebut yang mewarnai kehidupan Indonesia dapat salah prostitusi, mucikari, pengelola hotel/ satunya praktek adalah prostitusi maraknya oleh pelaku yang penginapan dan lain-lain. Kondisi dilakukan secara illegal ataupun lingkungan, baik lingkungan sosial legal yang ada dilokalisasi. Prostitusi maupun lingkungan alam (fisik) atau pelacuran merupakan salah satu yang menunjang, kurangnya kontrol bentuk penyakit masya-rakat yang di harus masyarakat sekitar serta lingkungan dihentikan tanpa baik dilakukan penyebarannya, mengabaikan pencegahan dan Beberapa menyebabkan penanggulangan taman kota, tempat-tempat lain yang sepi D yang timbul kondisi dan kekurangan fasilitas L, penerangan di malam hari juga dapat sangat menunjang untuk terjadinya dan praktek prostitusi. berkembangnya prostitusi antara lain adalah oleh alam seperti jalur-jalur jalan, taman- Wahyu faktor pemukiman upaya dengan cara rehabilitasi. Menurut lingkungan Profesi prostitusi atau Pekerja kependudukan, Seks Komersial (PSK) bukanlah hal perkembangan teknologi, lemahnya baru dalam kehidupan masyarakat, penerapan dan ringannya sanksi profesi PSK ini sudah hukum usianya setua umur manusia itu positif, serta kondisi sangat tua lingkungan. Yang dimaksud dengan sendiri, kondisi kependudukan antara lain berkembang adalah jumlah penduduk yang besar kaum dengan komposisi penduduk wanita terselubung/ tidak terdaftar maupun lebih banyak daripada penduduk prostitusi laki-laki. Perkembangan teknologi lokalisasi. antara lain adalah teknologi industri sayangnya sekarang dengan melibatkan remaja, baik yang prostitusi terdaftar dalam Deputi Perlindungan Anak kosmetik termasuk operasi plastik, Kemen-terian alat-alat pencegah Perempuan dan Perlindungan Anak kehamilan. Lemahnya penerapan dan (KPP dan PA) Emmy Rachmawati, ringannya sanksi hukum positif yang menyampaikan dan obat Pemberdayaan bahwa PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik | 106 semakin banyak anak-anak di bawah usia 18 seorang. tahun yang dieksploitasi seks sejak praktek prostitusi itu bertentangan 2007. Kota-kota yang terbanyak dengan tatanan nilai, norma agama melibatkan anak dalam praktek dan dan budaya masyarakat. menjadi sorotan pemerintah, PSK sangat memahami Oleh karena itu prostitusi diantaranya adalah di Jawa Timur, atau tepatnya di Malang sebanyak 225 ditanggulangi anak (Firdaus, 2010). akibat-akibat yang membahayakan Sebagian kecil dampak yang dialami pekerja seks pelacuran mutlak tidak saja harus karena tetapi juga agar gejala ini tidak diterima sebagai pola antara lain: menurunnya prestasi Prostitusi yang dibiarkan akademik, perubahan perilaku kearah dicegah dan ditanggulangi lambat negatif dan laun akan melembaga sebagai hal-hal kecanduan bahan-bahan narkotika, yang wajar. Upaya penanggulangan dikucilkan oleh teman-temannya dan dan lingkungan dilakukan baik prostitusi di dalam seperti komersial, kriminalitas sekitar, jadi bahan omongan teman-temannya karena pemberdayaan penyakit menular Soedjono dan pengertian sebentuk dan kulit (Faizan MZ.,2009). mengumpulkan prostitusi, pelaku sepertinya praktek tidak D harus menyinggung lokalisasi menyebarluaskan penyakit kelamin Para PSK tanpa lokalisasi maupun di luar lokalisasi. penampilan yang serba menonjol, terkena budaya. usaha sebagai untuk segala macam aktivitas/kegiatan pelacuran dalam jera satu wadah, selanjutnya hal ini dengan dampak negatif yang akan disebutnya dialami dan mengabaikan norma- lokalisasi pelacuran (1973: 122-124). norma Namun Pengadaan sebentuk sendiri, umumnya dimaksudkan yang sebenarnya berlaku. bagi PSK sebagai kebijaksanaan lokalisasi untuk profesi prostitusi merupakan masalah mengisolir kegiatan prostitusi dengan yang akses ke dunia publik, tentunya kompleks karena sangat berkaitan kemiskinan, kebodohan, dengan lapangan kerja yang terbatas, dan meminimalisasi akibat-akibat atau rendahnya self esteem pada diri dampak-dampak 107 tujuan utama buruk untuk yang ditimbulkan oleh kegiatan prostitusi dorongan tersebut bagi masyarakat umum. prestasi. Pemberdayaan tersebut untuk mengoptimalkan Penelitian ini dilakukan di melibatkan seluruh segmen yang ada Kabupaten baik pemerintah, lembaga sosial, pertimbangan Wilayah Kabupaten organisasi agama, Malang merupakan lokasi wisata lembaga-lembaga terbanyak di Jawa Timur. Selain itu akademik dan para pakar untuk di Kabupaten Malang, masih banyak bersama-sama keberadaan lokalisasi yang tersebar lembaga sosial, tokoh pers, membantu mewujudkan perubahan manusia Indonesia dalam perilaku Malang, di beberapa daerah dengan sebagai tempat yang mangkal jasa pelayanan seks. Di menyimpang ke arah perilaku yang tempat tersebut, para Pekerja Seks berkualitas, Komersial berakhlak, beriman, berpendidikan, sehat dan tangguh dalam bersaing, masih eksis beroperasi sampai sekarang. mampu Prostitusi atau Pekerja Seks menyongsong masa depan yang lebih Komersial berasal dari bahasa latin baik. pro-stauree, Merubah remaja Pekerja serta yang struktur Seks perilaku berbuat Zina, melakukan persundalan, pencabulan, diperlukan dan pergendakan. Sedang prostitute mudah pembinaan berkelanjutan membangun diri berarti Komersial, tidaklah mampu membiarkan yang hingga adalah pelacur atau sundal, dikenal pengetahuan juga dengan WTS atau wanita Tuna dan kebiasaan berpikir produktif, Susila (Kartono, 2005). kemudian pengembangan sikap dan Tuna susila merupakan perilaku diimplementasikan dalam tindakan yang tidak beradap karena aktivitas produktif dan konsumtif keroyokan relasi seksualnya dalam kebutuhan Menurut bentuk penyerahan diri pada banyak pengembangan laki-laki, demi pemuasan seksual, sikap produktif lebih diperlukan mendapat imbalan jasa atau uang dalam Wahyono sehari-hari. (2001), membangun kreativitas, etos kerja, dari pelayanannya. Tuna susila juga kemandirian dan dapat dikatakan tindakan yang gagal 108 dalam menyesuaikan diri terhadap Termasuk dalam kelompok norma-norma susila. ini Zakiyah Daradjat membatasi adalah melakukan mereka yang prostitusi secara masa remaja ini antara usia 13 tahun gelap dan liar, baik secara hingga 24 tahun. Sedangkann Hasan perorangan maupun kelompok. Basri, Perbuatannya tidak terorganisir, menilai kelompok remaja manusia meninggalkan masa sebagai yang tengah tempatnya kanak-kanak tidak disembarang tentu, tempat, bisa baik yang penuh dengan ketergantungan mencari klien sendiri, maupun dan melalui calo-calo dan panggilan. menuju masa pembentukan tanggung jawab (Toha, 2008). Mereka tidak mencatatkan diri Jenis prostitusi dapat dibagi kepada yang berwajib, sehingga menurut aktivitasnya yaitu terdaftar kesehatannya sangat diragukan, dan terorganisir, serta yang tidak karena belum tentu mereka itu terdaftar.( Kartono, 2001 ) mau a. Prostitusi yang terdaftar dan memeriksakan kesehatannya kepada dokter. terorganisir c. Tempat hiburan malam juga Pelakunya diawasi oleh dapat menjadi tempat prostitusi control dari tidak terdaftar. Macam tempat kepolisian, yang dibantu dan hiburan malam tersebut adalah bekerjasama Dinas Diskotik, Pub, Karaoke, Bar dan Sosial dan Dinas Kesehatan. Kafe.( Dinas Kesehatan Kota Pada umumnya di lokalisasi Semarang, 2005 ) bagian dalam vice dengan satu daerah tertentu. Penghuninya secara periodik Dalam Kartono ( 2001 ) yang melatarbelakangi tumbuhnya harus memeriksakan diri pada pelacuran pada wanita itu beraneka dokter atau petugas kesehatan ragam, antara lain: dan mendapatkan suntikan dan pengobatan sebagai a. Adanya tindakan kecenderungan melacurkan diri pada banyak kesehatan dan keamanan umum. wanita untuk b. Prostitusi yang tidak terdaftar menghindarkan diri dari kesulitan hidup dan mendapatkan 109 kesenangan melalui jalan pendek, kurang dan pengertian, kurang pendidikan akhirnya gadis-gadis tersebut dan dengan kejamnya dijebloskan ke buta huruf, sehingga menghalalkan pelacuran. dalam tidak Namun pada dalam bordil-bordil dan rumah- b. Adanya nafsu-nafsu seks yang abnormal, lain-lain. rumah pelacuran. terintegrasi kepribadian f. Banyaknya stimulasi seksual dan dalam bentuk; film-film biru, kerolayan seks. Histeris dan gambar-gambar porno, bacaan hiper tidak cabul, geng-geng anak muda merasa puas mengadakan relasi yang mempraktekkan relasi seks seks dengan satu pria/suami. dan lain-lain. seks, c. Tekanan sehingga ekonomi, kemiskinan; faktor g. Penundaan adanya perkawinan jauh sesudah kematangan biologis, pertimbangan-pertimbangan disebabkan oleh pertimbangan- ekonomis pertimbangan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam ekonomis dan standar hidup yang lebih tinggi. usaha h. Disorganisasi dan disintegrasi mendapatkan status sosial yang dari kehidupan keluarga, broken lebih baik. home, ayah atau ibu tiri, kawin d. Aspirasi materiil yang tinggi lagi atau hidup bersama dengan pada wanita dan kesenangan partner lain, sehingga anak gadis ketamakan terhadap pakaian- merasa pakaian indah dan perhiasan batinnya, mewah. Ingin hidup bermewah- memberontak, lalu menghibur mewah, namun malas bekerja diri (hedonisme). pelacuran. e. Terkena bujuk rayuan kaum i. Ajakan sangat sengsara tidak bahagia, terjun dalam dunia teman-teman laki-laki dan para calo; terutama sekampung/sekota yang sudah yang terjun terlebih dahulu dalam menjanjikan pekerjaan- pekerjaan terhormat dengan gaji dunia pelacuran/prostitusi. tinggi misalnya sebagai pelayan j. Adanya hubungan seks yang toko, bintang film, peragawati normal tapi tidak dipuaskan oleh 110 suami. Misalnya suami sakit bahwa impoten, lama menderita sakit. pemberdayaan k. Pengalaman-pengalaman inti dari strategi (empowerment) sesungguhnya bukan traumatis dan shock mental. menciptakan perempuan Misalnya gagal dalam bercinta unggul daripada kaum laki- laki, atau perkawinan dimadu, ditipu tetapi lebih pada kerangka kapasitas sehingga muncul kematangan perempuan seks kemandirian dan kekuatan internal, yang terlalu dini dan abnomalitas. selain untuk itu juga bermaksud lebih meningkatkan untuk memberi Lebih lanjut Kartono ( 2001 kesempatan kepada perempuan agar ) mengatakan bahwa. beberapa dapat terlibat secara aktif didalam akibat yang ditimbulkan oleh fungsinya memperkuat penyangga pelacuran adalah: ekonomi rumah tangga dalam rangka a. Menimbulkan menyebarluaskan dan peningkatan penyakit keluarganya. kelamin dan kulit. kesejahteraan Kartasasmita b. Merusak sendi-sendi kehidupan (1996) mengatakan pemberdayaan berdasar keluarga. makna katanya diartikan sebagai c. Mendemoralisasi atau kekuatan yang berasal dari dalam, pengaruh yang diperkuat dengan unsur-unsur demoralisasi kepada lingkungan. dari luar. Sehingga pemberdayaan memberikan d. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan adalah bahan-bahan dengan narkotika. e. Merusak sendi-sendi moral, asusila, hukum dan agama. f. Adanya menyebabkan memberi dan membangkitkan kesadaran akan potensi serta yang berupaya Pemberdayaan ekonomi bila disfungsi Caroline daya mengembangkannya. mengacu seksual. Menurut mendorong, dimilikinya pengeksploitasian membangun motivasi wanita oleh manusia lain. g. Bisa upaya O.N. Moser dalam jurnal prisma (1996:86) pada dimensi kesejahteraan, yaitu dapat diukur dari tingkat tingkat pendidikan, kesehatan dan tingkat pendapatan 111 masyarakat, akses sumberdaya, dan kontrol partisipasi dalam sumber daya dihasilkan ? (Slavin, 1991). pembangunan dan kesadaran kritis masyarakat. Analisis ekonomi METODE PENELITIAN dimensi kesejahteraan tersebut harus Ada dua tahapan penelitian adalah: diupayakan peningkatannya dalam 1. Identifikasi latar belakang yang rangka menciptakan keserasian hak- penyebabkan para pekerja seks hak asasi dan keadilan sosial serta komersial terjerumus praktek efisiensi prostitusi dan modus ekonomi dalam pembangunan. operandinya serta dampaknyaa, Keberagaman aktivitas melalui survey dalam rangka ekonomi yang dapat dijumpai pada menemu saat dan ini sebagai dampak kenali potensi problematika pengembangan pembangunan ekonomi yang terus pemberdayaannya. Out put dari menerus dan adanya perkembangan identifikasi pada tahun pertama teknologi ini yang ekonomi pesat, pada aktivitas hakekatnya adalah: (1) profil para Pekerja Seks Komersial dan mempunyai tujuan yang sama yaitu faktor memenuhi kebutuhan hidup guna dalam praktek prostitusi, modus mempertahankan kelangsungan operandi dan dampaknya (2) hidup. Aktivitas manusia sebenarnya Rancangan model dan desain dapat dipilah menjadi 2, 1) aktivitas pengembangan ekonomi untuk Pekerja Seks menghasilkan sumberdaya (aktivitas berbasis rasionalitas produktif) dan aktivitas ekonomi moralitas ekonomi (3) Penetapan yang diarahkan untuk menghabiskan lokasi /kelompok pekerja seks sumberdaya (aktivitas konsumtif). komersial yang akan menjadi Dalam aktivitas produktif manusia pilot project. yang bertujuan dihadapkan pada tiga pertanyaan mendasar: yang pemberdayaan Komersial dan dan implementasi cara pekerja seks komersial yang menghasilkan? Dan (3) untuk siapa terpilih menjadi pilot project (2) apa Pengembangan terjerumus akan dihasilkan?, (1) 2. penyebab bagaimana 112 pada kelompok dilanjutkan dengan evaluasi dan untuk pamantapan Manfaat dari pengggunaan metode model pengembangan dengan: melakukan koreksi penyempurnaan model belajar dari adalah pengalaman. (1) ini sekaligus dan membangun komitmen yang lebih (2) kuat dari partisipan program. Dalam membakukan hasil model dan rangka temuan serta desiminasi. diakhir penelitian akan dilakukan validasi Metode yang Digunakan Untuk memastikan mencapai dievaluasi penelitian ini dan forum diukur, dilakukan dilakukan dalam ini justifikasi. dengan Lokasi Penelitian rancangan eksperimental. Pada tahap awal model temuan workshop dalam rangka memperoleh hasil penelitian yang secara nyata dapat menguatkan untuk survey Penelitian ini dilakukan di untuk Kabupaten Malang, memperoleh gambaran nyata calon pertimbangan sasaran melalui merupakan lokasi wisata terbanyak snowballing, sekaligus melakukan di Jawa Timur dan Kabupaten evaluasi pada Malang masih banyak lokalisasi beberapa kelompok potensial, untuk yang masih eksis sebagai tempat kemudian dilakukan analisis SWOT kegiatan bisnis prostitusi. penelitian secara mendalam sebagai penentu kelayakan menjadi Adapun wilayah dengan Malang fokus tempat lokasi Pilot. Untuk memperdalam lokalisasi yang kami teliti adalah diagnosis, dilakukan FGD Gondanglegi Wetan dengan jumlah partisipatif serta wawancara responden PSK remaja sebanyak 50 mendalam. Hasil dari kemudian dikembangkan diagnosis orang. dalam di sana memiliki jumlah PSK yang terbesar se-Kabupaten Malang. Di tahapan samping itu, penghuni lokalisasi penelitian ini, menggunakan metode mempunyai karakter yang hampir monitoring evaluasi tidak berbeda dengan penghuni di partisipatoris yang merupakan alat lokalisasi lain, dimana mayoritas dibangun pada evaluasi tersebut mempertimbangkan tempat lokalisasi penyusunan manual. Metode Penelitian setiap dan 113 PSK awal mula terjerembab dalam pelacuran pada wanita, salah prostitusi satunya adalah ajakan teman- saat mereka berusia remaja. Dengan demikian mereka teman sekampung/sekota dapat dijadikan responden yang bisa yang sudah terjun terlebih mewakili lokalisasi – lokalisasi lain. dahulu dalam dunia pelacuran/ prostitusi. 2. Rendahnya Perhatian Orangtua HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan PSK remaja di Kabupaten Malang Hasil berlandaskan penelitian Kabupaten di Malang pada Peraturan Pemerintah Republik menunjukkan bahwa 3 orang Indonesia No. 39 tahun 2012, yang remaja ditindak lanjuti dengan Peraturan menjadikan Bupati No.7 tahun 2008, yang diatur dunia pada Bab IV tentang kedudukan, rendahnya Tugas pokok, dan fungsi Dinas orangtua. Anak-anak yang Sosial pada bagian ke lima Bidang belum cukup umur banyak Rehabilitasi Sosial Pasal 20 sampai yang sudah bekerja tanpa Pasal 25. sepengetahuan orangtuanya, atau anak prostitusi 3,53% lari ke karena perhatian sehingga di lingkungan kerja A. Latar Belakang tersebut Remaja bergaul dengan teman-temannya yang Terjerembab dalam PSK 1. Lingkungan Pergaulan Hasil mereka sudah lebih dulu penelitian Kabupaten di bekerja sebagai PSK, yang akhirnya Malang ikut terjerembab sebagai menunjukkan bahwa 3,53% PSK. Biasanya remaja seperti penyebab remaja terjerembab ini lebih memilih pengguna dalam adalah seusia orangtuanya sebagai pergaulan. pelarian jiwa remaja tersebut PSK lingkungan Menurut bahwa Hartono motif-motif (2001), untuk yang orangtua. melatar belakangi tumbuhnya 114 mencari sosok Kartono (2005) Oleh karenanya di modern ini, mengatakan bahwa apabila jaman kelompok usia remaja yang selayaknya sangat memiliki anak remaja selalu membutuhkan yang orangtua yang perhatian dan kasih sayang memantau pergaulan yang dari teman-temannya, lebih banyak dari orangtua dengan tulus dan bagaimana komunikasi dua arah dalam hidup mereka. Anak remaja kehidupan tidak itu sendiri harus ekstra hati- didapatkan anak, maka tidak hati menanggapi gaya hidup menutup kemungkinan anak teman-temannya untuk dapat terjerumus dalam pergaulan memilih dan memilah dengan bebas, baik keluarga prostitusi, dan narkoba. kondisi anak dan mengikuti 3. Pengaruh Gaya Hidup Hasil tepat untuk gaya hidup (anonimus 2009). penelitian Kabupaten gaya di 4. Broken Home Malang Hasil penelitian di menyebutkan bahwa remaja Kabupaten yang terjebak dalam dunia menunjukkan bahwa remaja prostitusi yang disebabkan yang oleh pengaruh gaya hidup prostitusi tersbut dikarenakan sebanyak 5 orang (5,88%) faktor permasalahan rumah yang tangga/ menduduki keempat. terjebak dalam broken home, beralsan sebanyak 4 orang (4,7%). ingin seperti teman-temannya Mereka merasa sakit hati di desa yang sukses bekerja karena dia dan keluarganya di ditelantarkan oleh ayahnya. kota Mereka urutan Malang sehingga dapat membeli barang-barang yang mahal. Akibatnya Menurut mereka (1984:1-9), terpaksa bekerja sebagai PSK menduduki seperti temannya. perkembangan para 115 ahli Gordon keluarga sentral dalam awal anak, banyak yang memberikan perhatian pada Sehubungan dengan masalah hubungan harmonis ini, Rokan (2007) Tayangan anak dengan orangtua. televisi, media-media berbau ini banyak porno, semakin mendekatkan kasus para remaja itu melakukan disharmonisasi hubungan hubungan seks di luar nikah. anak orangtua, VCD dan DVD porno begitu Masalah menyangkut dengan padahal untuk perkembangan mudah anak, dengan orangtua sangat berperan besar. Rp 5.000. bebas lagi diperjualbelikan. Beberapa remaja yang dapat harga hanya sekali dirazia, setelah itu 1. Kecanduan seks tidak diperoleh Selain mengontrol tindakan terjadinya aborsi dan kecanduan seksnya karena penyebaran Penyakit Menular dipengaruhi oleh informasi Seksual, gaya hidup seks teknologi melalui handphone, bebas internet yang menampilkan pertumbuhan pekerja seksual situs porno, sehingga mereka remaja yang sering dikenal dengan mudah mengumbar dengan nafsunya. Untuk memuaskan bispak‟ . sebuah penelitian nafsunya mengungkap tersebut, mereka juga memicu sebutan „cewek fakta bahwa terjebak di dunia prostitusi. jumlah anak dan remaja yang Dari penelitian terjebak di dunia prostitusi di menunjukkan bahwa 3 orang Indonesia semakin meningkat remaja yang dalam empat tahun terakhir PSK ini, hasil berprofesi mengakui (3,53%) sebagai bahwa mereka terutama sejak krisis moneter terjadi. Setiap tahun kecanduan seks “sehari saja sejak tidak berhubungan seks maka moneter, badan akan menggigil panas anak di bawah usia 18 tahun dan dingin” menjadi pekerja seks. Menurut seorang ahli, 116 terjadinya sekitar krisis 150.000 setengah dari pekerja seks di kondom Fiesta Indonesia berusia di bawah mewawancarai 18 tahun, sedangkan 50.000 responden di antaranya belum mencapai tahun usia 16 tahun. seksnya itu 663 berusia tentang di 15-25 perilaku Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, (http://www.gelombangotak. Surabaya, dan net/pages/artikel-terkait- bulan Mei 16/prostitusi-di-kalangan- (psikologi.uin- remaja-200.html, 4/5/12). malang.ac.id/?p=2147) 2. Pengaruh Teknologi Bali Di Informasi pada 2011. Kabupaten Malang, pengaruh teknologi Pornografi dan informasi yang melatar pornoaksi yang tumbuh subur belakangi remaja sehingga di negeri kita memancing terjerembab remaja untuk memanjakan sebanyak syahwatnya, baik di lapak sejumlah 7 orang. Beberapa kaki diantaranya mengaku bahwa lima maupun dunia maya. Zoya Amirin, pakar mereka psikologi tayangan seksual Universitas dari dalam 8,24% melihat PSK atau tayangan- porno melalui Indonesia, internet. Perempuan dengan mengutip Sexual Behavior sangat mudah menjual diri Survey 2011, menunjukkan melalui 64% anak muda di kota-kota bayaran yang menggiurkan. besar Indonesia „belajar‟ seks Internet dan alat komunikasi melalui film porno atau DVD seperti handphone sudah bajakan. menjadi sahabat dalam Akibatnya, 39% responden ABG usia 15-19 tahun sudah internet dengan hidupnya. pernah 3. Kekerasan dari Pihak Lain berhubungan seksual, sisanya Weisberg, dalam 61% berusia 20-25 tahun. Koentjoro Survey yang didukung pabrik menemukan adanya 3 motif 117 (2004:53-55) utama yang menyebabkan tersebut biasanya dari Ayah perempuan memasuki dunia yang prostitusi pengangguran, salah satunya seorang pemabuk, sering adalah motivasi situasional, menyiksa ibunya, dirinya, dan termasuk di dalamnya adiknya. Apalagi sekarang penyalahgunaan kekuasaan ayahnya pergi entah ke mana penyalahgunaan dan tak pernah kembali lagi. orangtua, fisik, merendahkan dan Hal ini memaksa remaja buruknya hubungan dengan tersebut membantu ibunya ornagtua. untuk mencukupi kebutuhan Weisberg juga meletakkan pengalaman di awal kehidupan, dengan bekerja di lokalisasi. seperti Selain itu, ada yang pengalaman seksual diri dan menghuni lokalisasi karena peristiwa traumatik sebagai ingin balas dendam karena bagian ditinggal dari situasional. kasus motivasi Dalam banyak ditemukan pacarnya setelah melakukan hubungan seksual, bahwa ada juga yang karena ingin perempuan menjadi pelacur mencari sosok ayah dengan karena menerima telah kehilangan keperawanan sebelum seusia ayahnya (60-65 tahun). menikah/ hamil di luar nikah. Di tamu 4. Faktor Ekonomi Kabupaten Secara umum alasan Malang, remaja terjerembab perem-puan prostitusi 8,24% sebagai PSK adalah karena atau 7 orang, dikarenakan mencari uang. Alasan lainnya keluarganya tercerai berai. perempuan-perempuan yang Jumlah pada akhirnya harus menjadi sebanyak ini peringkat faktor kedua terbesar pelacur penyebab Remaja kemauannya terjerembab setelah menduduki dalam faktor Permasalahan PSK terjadi ekonomi. berprofesi bukan pada atas sendiri, ini perempuan- perempuan pencari kerja pada keluarga biro-biro 118 penyalur tenaga kerja yang tidak Mereka bonafit. dijanjikan ekonomi. Kemiskinan untuk struktural dalam keluarga-nya pekerjaan di dalam dan luar yang membutuhkan seorang negeri, pahlawan penyelamat untuk tapi dijual kenyataannya dan dipaksa untuk menjadi memenuhi kebutuhan hidup. pelacur. 5. Dekadensi Moral (Supratiknya 1995: 98). Dekadensi Banyak faktor yang menye-babkan kamus remaja dalam bahasa Indonesia berarti penurunan, terjerumus dalam prosti-tusi, kemunduran, tapi faktor utamanya adalah Jadi dekadensi moral remaja kemiskinan kurangnya manusia adalah penurunan, kesempatan kerja dikarenakan tidak kemerosotan. kemunduran, adanya moral kemerosotan remaja yang oleh beberapa keterampilan yang dimiliki. disebabkan Oleh macam faktor. kare-na itu mereka sangat mudah terpenga-ruh Adapun hal-hal yang teman-temannya yang lebih sangat mempengaruhi dengan dulu berprofesi sebagai PSK. penurunan moral remaja yang Mereka bahkan dengan paling mudah menjadi korban lingkungan dimana remaja itu orang-orang yang tidak utama melakukan adalah aktivitasnya. bertanggung jawab dengan Adapun menjadikan remaja-remaja yang dapat mempe-ngaruhi perempuan ini sebagai penurunan untuk diperjual komoditi moral lain remaja adalah keluarga si remaja, belikan. di faktor-faktor lingkungan tempat ia tinggal, Hasil penelitian kami lingkungan Kabupaten teman bergaul. Malang sekolah dan menunjukkan bahwa 56,5% (http://pendidikannya.blogspo terjun t.com/2011/10/pengertian- di disebabkan dunia prostitusi oleh alasan 119 dekadensi-moral- keluarga yang tidak kondusif remaja.html) dimana ayah dan ibu sering Banyak hal yang bertengkar membuat seseorang masuk ke responden dalam dunia prostitusi. Di punya antaranya mulai cara berperilaku yang benar lunturnya nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. dan Akibat-nya, responden merasa melakukan adalah moral yang ada masyarakat, di kemajuan sehingga merasa panutan bahwa tidak bagaimana teknologi, faktor ekonomi seks bebas itu wajar, tidak keluarga yang rendah, peduli dengan norma-norma kenakalan remaja, faktor agama dan norma sosial/ sosial yang lingkungan mendukung prostitusi, masyarakat. terjadinya karakter B. remaja Dampak Terjerembab dalam PSK perempuan yang sering ingin 1. Perilaku mencoba hal-hal baru, dan konsumtif lain sebagainya. didasari Hasil penelitian Kabupaten di bahwa belakang terjerumusnya produktif dan yang tidak rasionalitas dan moralitas ekonomi. Malang menunjukkan Hasil penelitian kami latar menun-jukkan Remaja berperilaku dari segi dekadensi moral konsumtif sejumlah didasari atau 5,88%. bahwa PSK remaja ke dunia prostitusi 5 Remaja menjadi produktif dan yang tidak rasionalitas dan Mereka mengalami dekadensi moralitas ekonomi sebanyak moral 32,26%. karena kurangnya pemahaman dan pelaksanaan agama banyaknya dengan Pengertian benar, produktivitas adalah sikap tayangan- mental yang selalu tayangan porno di media mempunyai elektronik, bahwa mutu kehidupan hari lingkungan 120 pandangan ini harus lebih baik dari hari menurut Roger LeRoy Miller kemarin dan hari esok lebih adalahindividuals baik dari hari ini (Kusnendi, intentionally make decisions 2003:84). that would leave them worse Adapun salah satu off. Ini berarti faktor untuk meningkatkan rasionaliti produktivitas sebagai kerja yaitu do not bahwa didefinisikan tindakan manusia pekerjaan yang menarik dan dalam memenuhi keperluan upah hidupnya yang baik (Pandji Anoraga : 2005:56-60). memaksimumkan kepuasan Sedangkan Suprana ( Agustina, 2002 ) atau keuntungan senantiasa yang berdasarkan pada keperluan mengatakan bahwa perilaku (need) konsumtif keinginan adalah kecenderungan yang sebagai seseorang berpe-rilaku yaitu dan keinginan- (want) yang digerakkan oleh akal yang secara sehat dan tidak akan berlebihan dalam membeli bertindak secara sesuatu atau membeli secara membuat keputusan tidak terencana. Penyebab bisa perilaku konsumtif adalah atau keuntungan mereka. semakin keadaan merugikan mem-baiknya sosial Dalam ekonomi sebagai masyarakat, membanjirnya barang sengaja yang kepuasan membahas etika seba-gai ilmu yang menyelidiki – tentang tanggapan kesusilaan atau barang produksi, efektifnya etis, sarana periklanan termasuk dengan berbicara didalam-nya media massa moral (mores). Manusia berkembangnya gaya hidup, disebut etis, ialah manusia mode,masih tebalnya sikap secara utuh dan menyeluruh gengsi, status sosial. mampu Rasionality assumption dalam yaitu sama halnya memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas ekonomi keseimbangan 121 antara kepentingan pribadi dengan Etika yang pihak yang lainnya, antara menetapkan berba-gai sikap rohani dengan jasmaninya, dan prilaku yang ideal dan dan antara sebagai mahluk seharusnya berdiri manusia sendiri dengan dimiliki ataupun oleh yang penciptanya. Termasuk di seharusnya dijalankan oleh dalamnya membahas nilai- manusia dan tindakan apa nilai yang bernilai dengan hidup atau yang norma-norma dikaitkan dengan ini. Jadi etika normatif etika, terdapat dua macam merupakan etika yang dapat menuntun agar (Keraf: 1991:23) norma-norma sebagaimana dikuti oleh manusia Johan baik dan menghin-darkan Arifin, sebagai bertindak secara berikut: hal-hal yang buruk, sesuai a. dengan kaidah dan norma Etika Deskriptif Adalah etika yang yang disepakati dan berlaku menelaah secara kritis dan di masyarakat. Hilangnya rasional tentang sikap dan kesempatan sekolah lebih prilaku manusia, serta apa tinggi. yang dikejar oleh setiap 2. Hilangnya orang dalam kehidupannya remaja masa sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika dan maraknya anak usia deskriptif tersebut berbicara remaja di berba-gai daerah sesuai fakta apa adanya, yang terlibat yakni mengenai nilai dan bebas ini prilaku keprihatinan suatu manusia fakta yang Telah depan sebagai berkembang pergaulan patut kita menjadi semua. terkait Perilaku anak remaja yang dengan situasi dan reatitas menyimpang ini tidak bisa yang membudaya. didiamkan b. Pergaulan bebas merupakan Etika Normatif masalah 122 begitu sosial saja. yang menyeret gadis belia ke terjerumus jurang kegelapan yang akan sebanyak merengut masa depan 15,65% mereka. Fenomena ini menyesal - prostitusi 25 orang atau sekarang merasa karena sudah masa depan tidak terlepas dari terjadinya kehilangan perubahan dalam struktur dengan berbagai sosial. Ketangguhan budaya, citanya yang agama, dan keluarga dalam kandas dalam hidupnya. ujian berat. Sebab remaja 4. Terkena penyakit menular yang terlibat dan melibatkan kelamin dan kulit. diri pergaulan cita – terpaksa bebas Hasil penelitian kami alasan ada 15 orang atau 9,4% yang sama. Namun, patut menyatakan bahwa mereka diingat rapuhnya moral anak pernah remaja bertalian erat dengan kelamin ringan yaitu rendahnya keyakinan dalam keputihan karena adanya menjalankan infeksi tidaklah memiliki agama. Pun terkena di penyakit vagina yang remaja yang belum memiliki disebabkan karena kecapaian kematangan berpikir ikut melayani memberikan andil bagi Untungnya banyak tamu. secara rutin dirinya untuk tercebur ke dilokalisasi setiap satu bulan lembah nista. sekali (http://analisadaily.com/news kesehatan yang disediakan /read/cabe-cabean-potret- mucikari buram- mendatangkan remaja/26605/2014/05/03) paramedik. Dari hasil penelitian kami responden menyatakan akibat dirinya ada pemeriksaan dengan dokter Sedangkan pemerik-saan yang lainnya penyesa-lan adalah kesehatan dengan mendatangi Puskesmas. terlanjur 123 dan C. Pemberdayaan Remaja PSK berdasarkan pola pikir perilaku ekonomi berbasis rasionalitas dan moralitas. GAMBAR 3 MODEL PEMBERDAYAAN REMAJA PSK DI KABUPATEN MALANG KEMENTRIAN SOSIAL PEMDA KABUPATEN MALANG PEMPROV JATIM Lembaga Informal Lembaga Formal -Dinas Pendidikan -Dinas Kesehatan Dinas Sosial Kabupaten Malang -Disperindag - Dinas Pariwisata - UKM-Koperasi -Kementrian Agama - LSM -Tokoh Masyarakat -Pengusaha -Pemilik Lokalisasi -Media Cetak -Media Elektronik -Rumah Singgah -Forum Pekerja Sosial Masyarakat -Pondok Pesantren -Polsek -Kecamatan,Kelurahan, RW,RT -Satpol PP -Kasbangpol - PT-LPPM -Disnakertrans - KP3A PSK Keluarga PERILAKU RASIONALITAS & MORALITAS TINGKAH LAKU PSK YANG PRODUKTIF DAN KONSUMTIF POSITIF YANG BERBUDAYA Sumber: Data Diolah 2014 (Nurul,Saroh,Ida) PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik | 124 Gambar di atas menjukkan yang terkait Dinas Sosial membuat alur pemberdayaan remaja PSK di teknis pelaksanaan koordinasi dan lokalisasi berdasarkan pengendalian serta rehabilitasi PSK Peraturan Pemerintah RI No. 39 remaja, dilanjutkan dengan persiapan Tahun 2012 tentang penyelenggaraan bahan kesejahteraan sosial dalam hal ini pemberdayaan tugas pokok dan fungsi Kementrian lokalisasi. Selain itu menyiapkan Sosial melalui Direktorat Jendral bahan bimbingan dan pengendalian Rehabilitasi Sosial c.q. Direktorat teknis pemberda-yaan, identifikasi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial baik sasaran penanggulangan PSK remaja kepada PSK serta evaluasi dan laporan pelaksa- dilakukan yang masih aktif, maupun yang sudah tidak aktif peren-canaan PSK program remaja di naannya. (Mantan PSK). Adapun fungsi koordinatif Peraturan RI kantor Dinas Sosial dengan lembaga tersebut kemudian ditindak lanjuti formal dan Informal adalah sebagai dengan Peraturan Bupati No.7 Tahun berikut: 2008 tentang organisasi Perangkat Lembaga Formal Daerah Dinas Pemerintah Sosial Kabupaten 1. Dinas Pendidikan (BP- Malang, dimana pemberdayaan PSK Sekolah, guru wali, dosen merupakan wali). tugas dan fungsi Rehabilitasi Bidang Sosial. Adapun Melalui Dinas Dinas Sosialdalam tugas penanganan dengan memberi PSKberkoordinasidengan bagi para mantan remaja dan berbagai instansi, yang sering terkait baik dewasa PSK dengan lembaga formal maupun sadar lembaga informal. sekolah Fungsi Rehabilitasi Bidang Pendidikan peluang yang sudah untuk melanjutkan menggunakan program paket A, B dan C Sosial di Dinas Sosial terhadap sesuai pemberdayaan PSK remaja yaitu umur sebagai pengumpul dan pengolah Tujuannya untuk memberi data sebagai perencanaan harapan lebih baik bagi masa program. Bersama dengan instansi depan mereka. Sekolah dan bahan dengan secara PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik | 125 klasifikasi cuma-cuma. Dosen wali mengarahkan mahasiswanya terjerumus agar ke PSK. Modal usaha dapat tidak dibantu dengan pemberian dunia kredit, jika pemberian yang prostitusi. pertama 2. Dinas Kesehatan bisa dijalankan dengan sukses dan dilunasi, Berfungsi pemeriksaan dan maka diperbolehkan untuk pengobatan para PSK yang kredit masih aktif maupun sudah jumlah yang lebih besar. berhenti secara berkala serta selanjutnya 6. Kementrian Agama sosialisasi bahaya penyakit Berfungsi HIV/AIDS ke lokalisasi. bimbingan 3. Disperindag memberikan mental/ dengan Berfungsi untuk memberi bantuan dalam bentuk dengan rohani mengadakan pengajian di lokalisasi setiap Kementrian agama bertugas untuk digunakan untuk pelatihan mensosialisasikan UU bagi perkawinan yang berlaku di penyediaan PSK keinginan serta alat-alat sesuai bulan. yang juga dengan masing-masing memberi masyarakat pelayanan untuh upaya pencegahan pernikahan dini promosi hasil keterampilan dan yang mereka produksi. mental 4. Dinas Pariwisata perlunya persiapan dan jasmani. Pembekalan kesiapan Berfungsi memberi pegangan hidup (pendidikan, pelayanan pemasaran/ pekerjaan sebelum menikah) pameran hasil keterampilan juga para PSK. mengurangi 5. UKM (Usaha Kecil lunak Layanan secara memberi BLUD agar permasalahan dalam pernikahan. Menengah) -Koperasi Berfungsi diupayakan 7. Polsek (Polisi Sektor) kredit Berfungsi sebagai penjaga (Bantuan keamanan di sekitar lokalisasi Umum Daerah) supaya tidak terjadi tindak simultaan kepada kejahatan dan kekerasan serta 126 membantu merazia Dinas Sosial praktek untuk merazia PSK yang -praktek praktik di luar lokalisasi. PSK di luar lokalisasi. 10. Kasbangpol 8. Kecamatan, Kelurahan, RW, (Kesatuan Bangsa dan Politik) RT Berfungsi sebagai Berfungsi untuk mendata penghuni dan tempat trafficking PSK dan bersama daerahnya. Dinas Sosial memberdayakan lokalisasi di penanganan petugas Selain itu ada TKSK (Tenaga korban PSK . – LPPM (Perguruan Kecamatan) yang membantu Tinggi dan Lembaga Dinas saat Penelitian Pengabdian Ma- mengadakan kegiatan untuk syarakat) yang bekerja sama para PSK agar memperoleh dengan Pemda (Dinas Sosial) pendampingan saat pelatihan. Bertugas untuk mengadakan Satu penelitian Kesejahteraan Sosial Sosial orang 11. PT petugas dan pengabdian pendamping untuk 5 PSK, masyarakat dalam kaitannya dan dengan pemberdayaan PSK. pendamping dibiayai Dinas Mereka juga tersebut Sosial. 12. Disnakertrans bekerja sama bertugas mensosialisasikan dengan Dinas Sosial ke Bertugas menyediakan tenaga masyarakat tentang perlunya pelatihan ketersediaan pelatihan keterampilan PSK. masyara-kat agar mau menerima mantan PSK yang sebagai sudah hasil PP sadar Perem-puan dari dan Perlindungan Anak) Bertugas menangani kasus (Satuan Polisi kekerasan Pamong Praja) Berfungsi pelaksanaan 13. KP3A (Kantor Pemberdayaan peberdayaan. 9. Satpol dan sebagai terhadap perempuan dan anak (PSK) petugas dan bersama Dinas Sosial yang membantu Dinas Sosial member-dayakan PSK. Lembaga Informal 127 1. LSM (Lembaga Masyarakat) Sosial seperti mempunyai para sesuai keterampilan bidang mitra Jatim bersama Dinas perusahaan Sosial. bersangkutan. Berfungsi usaha di yang Pengusaha dalam bersedia menampung hasil perilaku produksi keterampilan PSK sosial, misalnya sebagai PSK untuk dipasarkan ke berbagai dalam menjalani profesinya daerah pema-saran. pendampingan di pantau dan melakukan 4. Pemilik lokalisasi (mucikari) pendekatan secara persuasif Berfungsi untuk membantu untuk menggunakan kondom, Dinas bagi menyediakan tempat HIV/ AIDS akan didampingi lokalisasi sebagai berobat dan pelaksanaan Pembi-naan dan selalu menggunakan kondom pelatihan keterampilan PSK saat bertransaksi. yang menghuni serta memberi yang telah terjangkit secara rutin 2. Tokoh masyarakat bekerja Sosial untuk lokalisasi ijin sama dengan Dinas Sosial. asuhannya Berfungsi membina pelatihan. Mucikari tersebut PSK di lokalisasi yang berada juga dipersilahkan untuk ikut di pelatihan. untuk daerahnya. Tokoh masyarakat yang direferensi untuk PSK ikut 5. Media Cetak pihak Kecamatan bertugas Berfungsi sebagai informasi mendampingi kepada masyarakat/ pembaca mengawasi masukan pelaksanaan dengan dan cara memberi dalam tentang proses pemberdayaan pemberdayaan jika mantan sebagai tenaga PSK yang juga dapat memberi informasi 3. Pengusaha penampung PSK dilakukan Dinas Sosial, dan PSK dari Dinas Sosial. Berfungsi adanya ada trafficking yang nantinya akan ditindak lanjuti kerja penanganan yang 128 korban trafficking untuk dibina di yang berasal dari Dinas Sosial. sukarelawan. Seperti contoh, 6. Media Elektronik sukarelawan dari Perguruan Berfungsi sebagai salah satu Tinggi (LPPM, Pemberda- informasi yang bisa dilihat yaan Perempuan), dan juga oleh dari pekerja-pekerja sosial. masyarakat tentang pemberdayaan PSK dan jika 8. FPSM (Forum Pekerja Sosial ada trafficking maka akan Masyarakat) segera ditindak lanjuti. Selain Berfungsi itu pendamping media berfungsi elektronik sebagai alat sebagai tenaga dalam pemberdayaan PSK komunikasi dengan mucikari dilakukan dan PSK lokalisasi dalam mereka dari semua lapisan kaitannya masyarakat dengan Dinas yang Sosial, yang akan pelaksanaan dan tindak lanjut membantu Dinas Sosial pada pembinaan saat pelatihan keterampilan dari Dinas pelatihan 7. Rumah Singgah Berfungsi rumah dari singgah untuk menampung sementara hanya keterampilan mereka mendapatkan honor sebagai menetap. dalam pelaksanaan pembinaan dan Sosial. PSK pendampingan 9. Pondok Pesantren (PSK) mengikuti Pemerintah Kabupaten Malang. maupun Mereka APBD Berfungsi sebagai pencerahan kegiatan moral berdasarkan agama pembinaan kete-rampilan di tanpa memperdulikan profesi Rumah PSK. Singgah. Rumah Hal ini Singgah mengirimkan PSK dengan ke untuk ibadah rukun islam dan iman Rumah meskipun para PSK hanya Dinas Sosial pemberdayaan. Di Singgah pelaksanaan pembinaan ini dan melakukan pelatihan cara dilakukan bimbingan ibadah semampunya jika pulang dan biasanya diberi pendam-ping berkumpul dengan keluarga. 129 Adapun pemberdayaan PSK mengentaskan 34 PSK dari ini bertujuan agar mereka dapat profesinya dari jumlah total 66 PSK. berperilaku produktif dan konsumtif Para PSK yang telah keluar dari berdasarkan wawasan moralitas yang lokalisasi, ada, sehingga aktivitas yang mereka keluarganya lakukan selalu mempertimbangkan Pemberdayaan masih baik dan buruk dalam kegiatan dengan pemantauan ekonominya (mencari nafkah) sehari- komunikasi dari Dinas Sosial dengan hari secara ekonomis dan efisien. mantan Dengan demikian, PSK tersebut bisa berikutnya. Hal ini dilakukan untuk meraih pemanfaatan dan sumber mengetahui perkembangan kondisi daya lain, guna memenuhi kebutuhan mantan PSK tersebut agar benar- hidupnya. benar sadar dan tidak kembali ke Seperti kata Etzioni 1992, bertindak memilih bijaksana untuk ekonomi, bahwa Model pemberdayaan tujuan berdasarkan hasil penelitian Nur mampu Hidayati, Siti Saroh, Nurul Umi Ati dan (2011:hal. 39). dalam Rasionalitas dalam DAFTAR PUSTAKA diasumsi-kan perilaku bertindak Anoraga,Pandji.2005.Psikologi ekonomi Kerja.Rineka Cipta:Jakarta rasional, A.Supratiknya.(1995).Mengenai tindakan ekonomi telah direncanakan Perilaku sebelumnya dan dilakukan secara Abnormal.Yogyakarta: sadar kanisius melalui bulan mencapai ekonomi senantiasa 5 model pemberdayaan ABG PSK akal dalam sampai sebagai memanfaatkan perilaku PSK dan efisien kenyataan tindakannya. cara berlanjut tersebut adalah pengembangan dari sehingga mengakses masing-masing. dapat secara sarana ke profesi lamanya. manusia yang rasional adlah manusia yang dikembalikan pemikiran yang matang. Pelaksanaan BPS Propinsi Jawa Tengah. Laporan pemberdayaan Hasil PSK dari beberapa lokalisasi di Survey Surveilans Perilaku (SSP) 2003 Jawa Kabupaten Malang, telah berhasil 130 Tengah. Semarang, April Kartono, 2005. Sosial. Etzioni, Amiati. (1992). Dimensi Kartini.2001). Jakarta: PT. Patologi Grafindo Persada. Moral menuju ilmu Ekonomi ____________.(2005). Patologi Baru Sosial. Grafindo (Terjemahan Surjaman). Thun Bandung.PT Jakarta: PT. Persada. Remaja Rosdakarya. ____________. Situasi HIV/AIDS di Faizan, MZ. (2009). Prostitusi Liar Jawa Tengah Tahun 2005. Di Perkotaan. Skripsi-FIA Dinas UNISMA. Makalah Seminar, Semarang, Tidak dipublikasikan. Kesehatan Kota, April 2005. Firdaus, I. (2010). Pekerja Seks Anak Moser, Caroline, 1995,Gender Banyak Ditemui di Batam Planning dan Kamis, Development:Theory,Practice |17:08. Training London Routledge. Medan. 28/01/2010 Jurnalparlemen.com Rokan, Kamal Masro. Pergaulan Gordon, Thomas. 1984. Menjadi Bebas . Harian Republika Orangtua Efektif. Jakarta Setiawan, : Gramedia. Pengembangan (PSK) Seks di Propinsi di Baru Jakarta L. (1991). Selatan. Slavin, Stephen Komersial Introduction to Economics. Kota Malang Homewood, II: Richard d. Jawa Timur. Irwin, Inc. Laporan Penelitian Tahap I. Soedjono D. 1973. Patologi Sosial Lemlit UNISMA Kartasasmita, Pelacuran Kebayoran Model Pemberdayaan ABG Pekerja Hartono.2001.Organisasi Usaha Hidayati,Nur., Siti Saroh, Nurul Umi Ati (2011). and Ginanjar. Gelandangan, (1996). Penyalahgunaan Pembangunan untuk rakyat- Cetakan ke II. Bandung. Memahami Pertumbuhan dan Pemerataan. Narkoba. Toha, Pustaka Nasrudin. (2008). Sekilas Tentang Pengertian Remaja, Cidesindo. Jakarta. ABG, Pubertas, Pornografi, 131 Seks dan Aurat. insentif-terhadap-produktivitas- http://www.blogger.com/ Wahyono, H. (2001). Perilaku kerja-karyawan-pt-ara-shoes- Pengaruh Ekonomi indonesia-semarang.html pada https://amin127.wordpress.com/artik Kepala Keluarga terhadap el-tugas-desighn-web-bagian- Intensitas Pendidikan 2/hubungan-antara-kebiasaan- lingkungan belanja-dengan-perilaku-konsumtif- Ekonomi di Keluarga. Disertasi. Tidak pada-remaja/ dipublikasikan. Malang. PPS jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKke UM. S/article/view/234 Peraturan Bupati No.7 Tahun 2008 Tentang Organisasi Tingkat Daerah Kabupaten Malang Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial http://www.gelombangotak.net/pages /artikel-terkait-16/prostitusi-dikalangan-remaja-200.html, 4/5/12 http://pendidikannya.blogspot.com/2 011/10/pengertian-dekadensi-moralremaja.html http://analisadaily.com/news/read/ca be-cabean-potret-buramremaja/26605/2014/05/03 psikologi.uin-malang.ac.id/?p=2147 http://eprints.upnjatim.ac.id/3058/1/p ublic_relations.pdf http://jurnalsosioekotekno.org/article/135296/pe ngaruh-lingkungan-kerja-dan- 132