empowerment model for adolescents fallen into prostitution in

advertisement
EMPOWERMENT MODEL FOR ADOLESCENTS FALLEN
INTO PROSTITUTION IN THEREGENCY OF MALANG
EAST JAVA PROVINCE
Nurul Umi Ati, Siti Saroh, Nur Hidayati
Universitas Islam Malang, Jl. MT. Haryono 193 Malang, 65144
[email protected]
Abstract
Structural poverty in the family can cause a female adolescent to fallinto
the world of commercial sex workers (CSW). The emergence of the CSW
originates generally from the compulsion due to family problems,personal matter,
trauma of sexual violence, and the difficulty in finding a job in the middle of life
problems (Novrial, 2004). These CSW gather in an area or a complex in the form
of houses androoms, either it is a settled house or a shelter managed by the
pimp,that are commonly called the localization or the brothels. The rising number
of adolescents or teenagers fallen into prostitutionis a social problem in the
society which can cause a negative impactcalled morale decadence. Therefore, in
order to prevent a furtherspread of prostitution, it is a necessity to empower the
CSW byinvolving the relevant institutions, either formal or non-formal. The
initial phase of this study is identifying CSW in the localizationthat will be used
as the model of empowerment program for CSW, basedon rationality and
economic-morality in the regency of Malang.The final phase of this study is to
test the effectiveness ofempowerment model that can be disseminated. This study
is anexperimental research by conducting an initial survey to find theimage of
object candidates through snowball technique and in-depthevaluation to potential
targets.After that, we use SWOT analysis as a determinant of the eligibilityof pilot
locations, before finally practicing Focus Group Discussion (FGD) participative
method for deepening the information and diagnosis. The result is developed and
arranged manually.This research is conducted in the regency of Malang, because,
being atourism area, there are still a lot of localizations exist as a placeof
prostitution. The result of this study is that prostitution business has beenalready
managed professionally, where the pimps play the role as theshelter or the house's
owner and also the manager for the CSW.The pimps, who generally be called
"Mami", promote their CSW to theguests by calling and asking them to stand in a
row, like the modelson the runway, based on the tariff and the qualification. The
guestscan pick which CSW from whom they would love to get a sexual
service.The prostitution services can be done within or outside thelocalization.
However, the security is more guaranteed within the localization. The pimps
provide some medical facilities by bringing ina doctor to the area and send the
CSW to seek medical treatments regularly at the puskesmas (community health
center).
Keyword : empowerment, adolescent, commercial sexual workers
PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik |
105
diterapkan
PENDAHULUAN
Dampak dari krisis ekonomi
terhadap
pelanggaran
hukum. Pelanggaran hukum tersebut
yang mewarnai kehidupan Indonesia
dapat
salah
prostitusi, mucikari, pengelola hotel/
satunya
praktek
adalah
prostitusi
maraknya
oleh
pelaku
yang
penginapan dan lain-lain. Kondisi
dilakukan secara illegal ataupun
lingkungan, baik lingkungan sosial
legal yang ada dilokalisasi. Prostitusi
maupun lingkungan alam (fisik)
atau pelacuran merupakan salah satu
yang menunjang, kurangnya kontrol
bentuk penyakit masya-rakat yang
di
harus
masyarakat sekitar serta lingkungan
dihentikan
tanpa
baik
dilakukan
penyebarannya,
mengabaikan
pencegahan
dan
Beberapa
menyebabkan
penanggulangan
taman kota, tempat-tempat lain yang
sepi
D
yang
timbul
kondisi
dan
kekurangan
fasilitas
L,
penerangan di malam hari juga
dapat
sangat menunjang untuk terjadinya
dan
praktek prostitusi.
berkembangnya prostitusi antara lain
adalah
oleh
alam seperti jalur-jalur jalan, taman-
Wahyu
faktor
pemukiman
upaya
dengan cara rehabilitasi.
Menurut
lingkungan
Profesi prostitusi atau Pekerja
kependudukan,
Seks Komersial (PSK) bukanlah hal
perkembangan teknologi, lemahnya
baru dalam kehidupan masyarakat,
penerapan dan ringannya sanksi
profesi PSK ini sudah
hukum
usianya setua umur manusia itu
positif,
serta
kondisi
sangat tua
lingkungan. Yang dimaksud dengan
sendiri,
kondisi kependudukan antara lain
berkembang
adalah jumlah penduduk yang besar
kaum
dengan komposisi penduduk wanita
terselubung/ tidak terdaftar maupun
lebih banyak daripada penduduk
prostitusi
laki-laki. Perkembangan teknologi
lokalisasi.
antara lain adalah teknologi industri
sayangnya
sekarang
dengan
melibatkan
remaja,
baik
yang
prostitusi
terdaftar
dalam
Deputi Perlindungan Anak
kosmetik termasuk operasi plastik,
Kemen-terian
alat-alat
pencegah
Perempuan dan Perlindungan Anak
kehamilan. Lemahnya penerapan dan
(KPP dan PA) Emmy Rachmawati,
ringannya sanksi hukum positif yang
menyampaikan
dan
obat
Pemberdayaan
bahwa
PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik |
106
semakin
banyak anak-anak di bawah usia 18
seorang.
tahun yang dieksploitasi seks sejak
praktek prostitusi itu bertentangan
2007. Kota-kota yang terbanyak
dengan tatanan nilai, norma agama
melibatkan anak dalam praktek dan
dan budaya masyarakat.
menjadi
sorotan
pemerintah,
PSK sangat memahami
Oleh karena itu prostitusi
diantaranya adalah di Jawa Timur,
atau
tepatnya di Malang sebanyak 225
ditanggulangi
anak (Firdaus, 2010).
akibat-akibat yang membahayakan
Sebagian kecil dampak yang
dialami
pekerja
seks
pelacuran
mutlak
tidak
saja
harus
karena
tetapi juga agar gejala ini tidak
diterima
sebagai
pola
antara lain: menurunnya prestasi
Prostitusi
yang
dibiarkan
akademik, perubahan perilaku kearah
dicegah dan ditanggulangi lambat
negatif
dan
laun akan melembaga sebagai hal-hal
kecanduan bahan-bahan narkotika,
yang wajar. Upaya penanggulangan
dikucilkan oleh teman-temannya dan
dan
lingkungan
dilakukan baik prostitusi di dalam
seperti
komersial,
kriminalitas
sekitar,
jadi
bahan
omongan teman-temannya karena
pemberdayaan
penyakit
menular
Soedjono
dan
pengertian
sebentuk
dan kulit (Faizan MZ.,2009).
mengumpulkan
prostitusi,
pelaku
sepertinya
praktek
tidak
D
harus
menyinggung
lokalisasi
menyebarluaskan penyakit kelamin
Para
PSK
tanpa
lokalisasi maupun di luar lokalisasi.
penampilan yang serba menonjol,
terkena
budaya.
usaha
sebagai
untuk
segala
macam
aktivitas/kegiatan pelacuran dalam
jera
satu wadah, selanjutnya hal ini
dengan dampak negatif yang akan
disebutnya
dialami dan mengabaikan norma-
lokalisasi pelacuran (1973: 122-124).
norma
Namun
Pengadaan
sebentuk
sendiri,
umumnya
dimaksudkan
yang
sebenarnya
berlaku.
bagi
PSK
sebagai
kebijaksanaan
lokalisasi
untuk
profesi prostitusi merupakan masalah
mengisolir kegiatan prostitusi dengan
yang
akses ke dunia publik, tentunya
kompleks
karena
sangat
berkaitan kemiskinan, kebodohan,
dengan
lapangan kerja yang terbatas, dan
meminimalisasi akibat-akibat atau
rendahnya self esteem pada diri
dampak-dampak
107
tujuan
utama
buruk
untuk
yang
ditimbulkan oleh kegiatan prostitusi
dorongan
tersebut bagi masyarakat umum.
prestasi.
Pemberdayaan
tersebut
untuk
mengoptimalkan
Penelitian ini dilakukan di
melibatkan seluruh segmen yang ada
Kabupaten
baik pemerintah, lembaga sosial,
pertimbangan Wilayah Kabupaten
organisasi
agama,
Malang merupakan lokasi wisata
lembaga-lembaga
terbanyak di Jawa Timur. Selain itu
akademik dan para pakar untuk
di Kabupaten Malang, masih banyak
bersama-sama
keberadaan lokalisasi yang tersebar
lembaga
sosial,
tokoh
pers,
membantu
mewujudkan
perubahan
manusia
Indonesia
dalam
perilaku
Malang,
di beberapa daerah
dengan
sebagai tempat
yang
mangkal jasa pelayanan seks. Di
menyimpang ke arah perilaku yang
tempat tersebut, para Pekerja Seks
berkualitas,
Komersial
berakhlak,
beriman,
berpendidikan, sehat dan tangguh
dalam
bersaing,
masih
eksis
beroperasi sampai sekarang.
mampu
Prostitusi atau Pekerja Seks
menyongsong masa depan yang lebih
Komersial berasal dari bahasa latin
baik.
pro-stauree,
Merubah
remaja
Pekerja
serta
yang
struktur
Seks
perilaku
berbuat
Zina,
melakukan persundalan, pencabulan,
diperlukan
dan pergendakan. Sedang prostitute
mudah
pembinaan
berkelanjutan
membangun
diri
berarti
Komersial,
tidaklah
mampu
membiarkan
yang
hingga
adalah pelacur atau sundal, dikenal
pengetahuan
juga dengan WTS atau wanita Tuna
dan kebiasaan berpikir produktif,
Susila (Kartono, 2005).
kemudian pengembangan sikap dan
Tuna
susila
merupakan
perilaku diimplementasikan dalam
tindakan yang tidak beradap karena
aktivitas produktif dan konsumtif
keroyokan relasi seksualnya dalam
kebutuhan
Menurut
bentuk penyerahan diri pada banyak
pengembangan
laki-laki, demi pemuasan seksual,
sikap produktif lebih diperlukan
mendapat imbalan jasa atau uang
dalam
Wahyono
sehari-hari.
(2001),
membangun
kreativitas,
etos
kerja,
dari pelayanannya. Tuna susila juga
kemandirian
dan
dapat dikatakan tindakan yang gagal
108
dalam menyesuaikan diri terhadap
Termasuk dalam kelompok
norma-norma susila.
ini
Zakiyah Daradjat membatasi
adalah
melakukan
mereka
yang
prostitusi
secara
masa remaja ini antara usia 13 tahun
gelap dan liar, baik secara
hingga 24 tahun. Sedangkann Hasan
perorangan maupun kelompok.
Basri,
Perbuatannya tidak terorganisir,
menilai
kelompok
remaja
manusia
meninggalkan
masa
sebagai
yang
tengah
tempatnya
kanak-kanak
tidak
disembarang
tentu,
tempat,
bisa
baik
yang penuh dengan ketergantungan
mencari klien sendiri, maupun
dan
melalui calo-calo dan panggilan.
menuju
masa
pembentukan
tanggung jawab (Toha, 2008).
Mereka tidak mencatatkan diri
Jenis prostitusi dapat dibagi
kepada yang berwajib, sehingga
menurut aktivitasnya yaitu terdaftar
kesehatannya sangat diragukan,
dan terorganisir, serta yang tidak
karena belum tentu mereka itu
terdaftar.( Kartono, 2001 )
mau
a. Prostitusi yang terdaftar dan
memeriksakan
kesehatannya kepada dokter.
terorganisir
c. Tempat hiburan malam juga
Pelakunya
diawasi
oleh
dapat menjadi tempat prostitusi
control
dari
tidak terdaftar. Macam tempat
kepolisian, yang dibantu dan
hiburan malam tersebut adalah
bekerjasama
Dinas
Diskotik, Pub, Karaoke, Bar dan
Sosial dan Dinas Kesehatan.
Kafe.( Dinas Kesehatan Kota
Pada umumnya di lokalisasi
Semarang, 2005 )
bagian
dalam
vice
dengan
satu
daerah
tertentu.
Penghuninya
secara
periodik
Dalam Kartono ( 2001 ) yang
melatarbelakangi
tumbuhnya
harus memeriksakan diri pada
pelacuran pada wanita itu beraneka
dokter atau petugas kesehatan
ragam, antara lain:
dan mendapatkan suntikan dan
pengobatan
sebagai
a. Adanya
tindakan
kecenderungan
melacurkan diri pada banyak
kesehatan dan keamanan umum.
wanita untuk
b. Prostitusi yang tidak terdaftar
menghindarkan
diri dari kesulitan hidup dan
mendapatkan
109
kesenangan
melalui jalan pendek, kurang
dan
pengertian, kurang pendidikan
akhirnya gadis-gadis tersebut
dan
dengan kejamnya dijebloskan ke
buta
huruf,
sehingga
menghalalkan pelacuran.
dalam
tidak
Namun
pada
dalam bordil-bordil dan rumah-
b. Adanya nafsu-nafsu seks yang
abnormal,
lain-lain.
rumah pelacuran.
terintegrasi
kepribadian
f. Banyaknya
stimulasi
seksual
dan
dalam bentuk; film-film biru,
kerolayan seks. Histeris dan
gambar-gambar porno, bacaan
hiper
tidak
cabul, geng-geng anak muda
merasa puas mengadakan relasi
yang mempraktekkan relasi seks
seks dengan satu pria/suami.
dan lain-lain.
seks,
c. Tekanan
sehingga
ekonomi,
kemiskinan;
faktor
g. Penundaan
adanya
perkawinan
jauh
sesudah kematangan biologis,
pertimbangan-pertimbangan
disebabkan oleh pertimbangan-
ekonomis
pertimbangan
untuk
mempertahankan kelangsungan
hidupnya
dalam
ekonomis
dan
standar hidup yang lebih tinggi.
usaha
h. Disorganisasi dan disintegrasi
mendapatkan status sosial yang
dari kehidupan keluarga, broken
lebih baik.
home, ayah atau ibu tiri, kawin
d. Aspirasi materiil yang tinggi
lagi atau hidup bersama dengan
pada wanita dan kesenangan
partner lain, sehingga anak gadis
ketamakan terhadap pakaian-
merasa
pakaian indah dan perhiasan
batinnya,
mewah. Ingin hidup bermewah-
memberontak, lalu menghibur
mewah, namun malas bekerja
diri
(hedonisme).
pelacuran.
e. Terkena bujuk rayuan kaum
i. Ajakan
sangat
sengsara
tidak
bahagia,
terjun
dalam
dunia
teman-teman
laki-laki dan para calo; terutama
sekampung/sekota yang sudah
yang
terjun terlebih dahulu dalam
menjanjikan
pekerjaan-
pekerjaan terhormat dengan gaji
dunia pelacuran/prostitusi.
tinggi misalnya sebagai pelayan
j. Adanya hubungan seks yang
toko, bintang film, peragawati
normal tapi tidak dipuaskan oleh
110
suami. Misalnya suami sakit
bahwa
impoten, lama menderita sakit.
pemberdayaan
k. Pengalaman-pengalaman
inti
dari
strategi
(empowerment)
sesungguhnya
bukan
traumatis dan shock mental.
menciptakan
perempuan
Misalnya gagal dalam bercinta
unggul daripada kaum laki- laki,
atau perkawinan dimadu, ditipu
tetapi lebih pada kerangka kapasitas
sehingga muncul kematangan
perempuan
seks
kemandirian dan kekuatan internal,
yang terlalu dini dan
abnomalitas.
selain
untuk
itu
juga
bermaksud
lebih
meningkatkan
untuk
memberi
Lebih lanjut Kartono ( 2001
kesempatan kepada perempuan agar
) mengatakan bahwa. beberapa
dapat terlibat secara aktif didalam
akibat yang ditimbulkan oleh
fungsinya memperkuat penyangga
pelacuran adalah:
ekonomi rumah tangga dalam rangka
a. Menimbulkan
menyebarluaskan
dan
peningkatan
penyakit
keluarganya.
kelamin dan kulit.
kesejahteraan
Kartasasmita
b. Merusak sendi-sendi kehidupan
(1996)
mengatakan pemberdayaan berdasar
keluarga.
makna katanya diartikan sebagai
c. Mendemoralisasi
atau
kekuatan yang berasal dari dalam,
pengaruh
yang diperkuat dengan unsur-unsur
demoralisasi kepada lingkungan.
dari luar. Sehingga pemberdayaan
memberikan
d. Berkorelasi dengan kriminalitas
dan
kecanduan
adalah
bahan-bahan
dengan
narkotika.
e. Merusak
sendi-sendi
moral,
asusila, hukum dan agama.
f. Adanya
menyebabkan
memberi
dan
membangkitkan
kesadaran
akan
potensi
serta
yang
berupaya
Pemberdayaan ekonomi bila
disfungsi
Caroline
daya
mengembangkannya.
mengacu
seksual.
Menurut
mendorong,
dimilikinya
pengeksploitasian
membangun
motivasi
wanita oleh manusia lain.
g. Bisa
upaya
O.N.
Moser dalam jurnal prisma (1996:86)
pada
dimensi
kesejahteraan, yaitu dapat
diukur
dari
tingkat
tingkat
pendidikan,
kesehatan dan tingkat pendapatan
111
masyarakat,
akses
sumberdaya,
dan
kontrol
partisipasi
dalam
sumber daya dihasilkan ? (Slavin,
1991).
pembangunan dan kesadaran kritis
masyarakat.
Analisis
ekonomi
METODE PENELITIAN
dimensi kesejahteraan tersebut harus
Ada dua tahapan penelitian adalah:
diupayakan peningkatannya dalam
1.
Identifikasi latar belakang yang
rangka menciptakan keserasian hak-
penyebabkan para pekerja seks
hak asasi dan keadilan sosial serta
komersial
terjerumus
praktek
efisiensi
prostitusi
dan
modus
ekonomi
dalam
pembangunan.
operandinya serta dampaknyaa,
Keberagaman
aktivitas
melalui survey dalam rangka
ekonomi yang dapat dijumpai pada
menemu
saat
dan
ini
sebagai
dampak
kenali
potensi
problematika
pengembangan
pembangunan ekonomi yang terus
pemberdayaannya. Out put dari
menerus dan adanya perkembangan
identifikasi pada tahun pertama
teknologi
ini
yang
ekonomi
pesat,
pada
aktivitas
hakekatnya
adalah:
(1)
profil
para
Pekerja Seks Komersial dan
mempunyai tujuan yang sama yaitu
faktor
memenuhi kebutuhan hidup guna
dalam praktek prostitusi, modus
mempertahankan
kelangsungan
operandi dan dampaknya (2)
hidup. Aktivitas manusia sebenarnya
Rancangan model dan desain
dapat dipilah menjadi 2, 1) aktivitas
pengembangan
ekonomi
untuk
Pekerja
Seks
menghasilkan sumberdaya (aktivitas
berbasis
rasionalitas
produktif) dan aktivitas ekonomi
moralitas ekonomi (3) Penetapan
yang diarahkan untuk menghabiskan
lokasi /kelompok pekerja seks
sumberdaya (aktivitas konsumtif).
komersial yang akan menjadi
Dalam aktivitas produktif manusia
pilot project.
yang
bertujuan
dihadapkan pada tiga pertanyaan
mendasar:
yang
pemberdayaan
Komersial
dan
dan
implementasi
cara
pekerja seks komersial yang
menghasilkan? Dan (3) untuk siapa
terpilih menjadi pilot project
(2)
apa
Pengembangan
terjerumus
akan
dihasilkan?,
(1)
2.
penyebab
bagaimana
112
pada kelompok
dilanjutkan dengan evaluasi dan
untuk
pamantapan
Manfaat dari pengggunaan metode
model
pengembangan
dengan:
melakukan
koreksi
penyempurnaan
model
belajar
dari
adalah
pengalaman.
(1)
ini
sekaligus
dan
membangun komitmen yang lebih
(2)
kuat dari partisipan program. Dalam
membakukan hasil model dan
rangka
temuan serta desiminasi.
diakhir penelitian akan dilakukan
validasi
Metode yang Digunakan
Untuk memastikan mencapai
dievaluasi
penelitian
ini
dan
forum
diukur,
dilakukan
dilakukan
dalam
ini
justifikasi.
dengan
Lokasi Penelitian
rancangan eksperimental. Pada tahap
awal
model
temuan
workshop dalam rangka memperoleh
hasil penelitian yang secara nyata
dapat
menguatkan
untuk
survey
Penelitian ini dilakukan di
untuk
Kabupaten
Malang,
memperoleh gambaran nyata calon
pertimbangan
sasaran
melalui
merupakan lokasi wisata terbanyak
snowballing, sekaligus melakukan
di Jawa Timur dan Kabupaten
evaluasi
pada
Malang masih banyak lokalisasi
beberapa kelompok potensial, untuk
yang masih eksis sebagai tempat
kemudian dilakukan analisis SWOT
kegiatan bisnis prostitusi.
penelitian
secara
mendalam
sebagai penentu kelayakan menjadi
Adapun
wilayah
dengan
Malang
fokus
tempat
lokasi Pilot. Untuk memperdalam
lokalisasi yang kami teliti adalah
diagnosis,
dilakukan
FGD
Gondanglegi Wetan dengan jumlah
partisipatif
serta
wawancara
responden PSK remaja sebanyak 50
mendalam.
Hasil
dari
kemudian
dikembangkan
diagnosis
orang.
dalam
di
sana
memiliki
jumlah
PSK
yang
terbesar se-Kabupaten Malang. Di
tahapan
samping itu, penghuni lokalisasi
penelitian ini, menggunakan metode
mempunyai karakter yang hampir
monitoring
evaluasi
tidak berbeda dengan penghuni di
partisipatoris yang merupakan alat
lokalisasi lain, dimana mayoritas
dibangun
pada
evaluasi
tersebut
mempertimbangkan tempat lokalisasi
penyusunan manual.
Metode
Penelitian
setiap
dan
113
PSK awal mula terjerembab dalam
pelacuran pada wanita, salah
prostitusi
satunya adalah ajakan teman-
saat
mereka
berusia
remaja. Dengan demikian mereka
teman
sekampung/sekota
dapat dijadikan responden yang bisa
yang sudah terjun terlebih
mewakili lokalisasi – lokalisasi lain.
dahulu
dalam
dunia
pelacuran/ prostitusi.
2. Rendahnya Perhatian Orangtua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberdayaan PSK remaja di
Kabupaten
Malang
Hasil
berlandaskan
penelitian
Kabupaten
di
Malang
pada Peraturan Pemerintah Republik
menunjukkan bahwa 3 orang
Indonesia No. 39 tahun 2012, yang
remaja
ditindak lanjuti dengan Peraturan
menjadikan
Bupati No.7 tahun 2008, yang diatur
dunia
pada Bab IV tentang kedudukan,
rendahnya
Tugas pokok, dan fungsi Dinas
orangtua. Anak-anak yang
Sosial pada bagian ke lima Bidang
belum cukup umur banyak
Rehabilitasi Sosial Pasal 20 sampai
yang sudah bekerja tanpa
Pasal 25.
sepengetahuan orangtuanya,
atau
anak
prostitusi
3,53%
lari
ke
karena
perhatian
sehingga di lingkungan kerja
A.
Latar
Belakang
tersebut
Remaja
bergaul
dengan teman-temannya yang
Terjerembab dalam PSK
1. Lingkungan Pergaulan
Hasil
mereka
sudah lebih dulu
penelitian
Kabupaten
di
bekerja
sebagai PSK, yang akhirnya
Malang
ikut
terjerembab
sebagai
menunjukkan bahwa 3,53%
PSK. Biasanya remaja seperti
penyebab remaja terjerembab
ini lebih memilih pengguna
dalam
adalah
seusia orangtuanya sebagai
pergaulan.
pelarian jiwa remaja tersebut
PSK
lingkungan
Menurut
bahwa
Hartono
motif-motif
(2001),
untuk
yang
orangtua.
melatar belakangi tumbuhnya
114
mencari
sosok
Kartono
(2005)
Oleh
karenanya
di
modern
ini,
mengatakan bahwa apabila
jaman
kelompok usia remaja yang
selayaknya
sangat
memiliki anak remaja selalu
membutuhkan
yang
orangtua
yang
perhatian dan kasih sayang
memantau
pergaulan
yang
dari
teman-temannya,
lebih
banyak
dari
orangtua dengan tulus dan
bagaimana
komunikasi dua arah dalam
hidup mereka. Anak remaja
kehidupan
tidak
itu sendiri harus ekstra hati-
didapatkan anak, maka tidak
hati menanggapi gaya hidup
menutup kemungkinan anak
teman-temannya untuk dapat
terjerumus dalam pergaulan
memilih dan memilah dengan
bebas,
baik
keluarga
prostitusi,
dan
narkoba.
kondisi
anak
dan
mengikuti
3. Pengaruh Gaya Hidup
Hasil
tepat
untuk
gaya
hidup
(anonimus 2009).
penelitian
Kabupaten
gaya
di
4. Broken Home
Malang
Hasil
penelitian
di
menyebutkan bahwa remaja
Kabupaten
yang terjebak dalam dunia
menunjukkan bahwa remaja
prostitusi yang disebabkan
yang
oleh pengaruh gaya hidup
prostitusi tersbut dikarenakan
sebanyak 5 orang (5,88%)
faktor permasalahan rumah
yang
tangga/
menduduki
keempat.
terjebak
dalam
broken
home,
beralsan
sebanyak 4 orang (4,7%).
ingin seperti teman-temannya
Mereka merasa sakit hati
di desa yang sukses bekerja
karena dia dan keluarganya
di
ditelantarkan oleh ayahnya.
kota
Mereka
urutan
Malang
sehingga
dapat
membeli barang-barang yang
mahal.
Akibatnya
Menurut
mereka
(1984:1-9),
terpaksa bekerja sebagai PSK
menduduki
seperti temannya.
perkembangan
para
115
ahli
Gordon
keluarga
sentral
dalam
awal
anak,
banyak
yang
memberikan perhatian pada
Sehubungan
dengan
masalah hubungan harmonis
ini, Rokan (2007) Tayangan
anak
dengan
orangtua.
televisi, media-media berbau
ini
banyak
porno, semakin mendekatkan
kasus
para remaja itu melakukan
disharmonisasi
hubungan
hubungan seks di luar nikah.
anak
orangtua,
VCD dan DVD porno begitu
Masalah
menyangkut
dengan
padahal untuk perkembangan
mudah
anak,
dengan
orangtua
sangat
berperan besar.
Rp
5.000.
bebas lagi diperjualbelikan.
Beberapa remaja yang
dapat
harga
hanya
sekali dirazia, setelah itu
1. Kecanduan seks
tidak
diperoleh
Selain
mengontrol
tindakan
terjadinya
aborsi
dan
kecanduan seksnya karena
penyebaran Penyakit Menular
dipengaruhi oleh informasi
Seksual, gaya hidup seks
teknologi melalui handphone,
bebas
internet yang menampilkan
pertumbuhan pekerja seksual
situs porno, sehingga mereka
remaja yang sering dikenal
dengan mudah mengumbar
dengan
nafsunya. Untuk memuaskan
bispak‟ . sebuah penelitian
nafsunya
mengungkap
tersebut,
mereka
juga
memicu
sebutan
„cewek
fakta
bahwa
terjebak di dunia prostitusi.
jumlah anak dan remaja yang
Dari
penelitian
terjebak di dunia prostitusi di
menunjukkan bahwa 3 orang
Indonesia semakin meningkat
remaja
yang
dalam empat tahun terakhir
PSK
ini,
hasil
berprofesi
mengakui
(3,53%)
sebagai
bahwa
mereka
terutama
sejak
krisis
moneter terjadi. Setiap tahun
kecanduan seks “sehari saja
sejak
tidak berhubungan seks maka
moneter,
badan akan menggigil panas
anak di bawah usia 18 tahun
dan dingin”
menjadi
pekerja
seks.
Menurut
seorang
ahli,
116
terjadinya
sekitar
krisis
150.000
setengah dari pekerja seks di
kondom
Fiesta
Indonesia berusia di bawah
mewawancarai
18 tahun, sedangkan 50.000
responden
di antaranya belum mencapai
tahun
usia 16 tahun.
seksnya
itu
663
berusia
tentang
di
15-25
perilaku
Jabodetabek,
Bandung,
Yogyakarta,
(http://www.gelombangotak.
Surabaya,
dan
net/pages/artikel-terkait-
bulan
Mei
16/prostitusi-di-kalangan-
(psikologi.uin-
remaja-200.html, 4/5/12).
malang.ac.id/?p=2147)
2. Pengaruh
Teknologi
Bali
Di
Informasi
pada
2011.
Kabupaten
Malang, pengaruh teknologi
Pornografi
dan
informasi
yang
melatar
pornoaksi yang tumbuh subur
belakangi remaja sehingga
di negeri kita memancing
terjerembab
remaja untuk memanjakan
sebanyak
syahwatnya, baik di lapak
sejumlah 7 orang. Beberapa
kaki
diantaranya mengaku bahwa
lima
maupun
dunia
maya. Zoya Amirin, pakar
mereka
psikologi
tayangan
seksual
Universitas
dari
dalam
8,24%
melihat
PSK
atau
tayangan-
porno
melalui
Indonesia,
internet. Perempuan dengan
mengutip Sexual Behavior
sangat mudah menjual diri
Survey 2011, menunjukkan
melalui
64% anak muda di kota-kota
bayaran yang menggiurkan.
besar Indonesia „belajar‟ seks
Internet dan alat komunikasi
melalui film porno atau DVD
seperti
handphone
sudah
bajakan.
menjadi
sahabat
dalam
Akibatnya,
39%
responden ABG usia 15-19
tahun
sudah
internet
dengan
hidupnya.
pernah
3. Kekerasan dari Pihak Lain
berhubungan seksual, sisanya
Weisberg,
dalam
61% berusia 20-25 tahun.
Koentjoro
Survey yang didukung pabrik
menemukan adanya 3 motif
117
(2004:53-55)
utama
yang
menyebabkan
tersebut biasanya dari Ayah
perempuan memasuki dunia
yang
prostitusi
pengangguran,
salah
satunya
seorang
pemabuk,
sering
adalah motivasi situasional,
menyiksa ibunya, dirinya, dan
termasuk
di
dalamnya
adiknya. Apalagi sekarang
penyalahgunaan
kekuasaan
ayahnya pergi entah ke mana
penyalahgunaan
dan tak pernah kembali lagi.
orangtua,
fisik,
merendahkan
dan
Hal
ini
memaksa
remaja
buruknya hubungan dengan
tersebut membantu ibunya
ornagtua.
untuk mencukupi kebutuhan
Weisberg
juga
meletakkan pengalaman di
awal
kehidupan,
dengan bekerja di lokalisasi.
seperti
Selain itu, ada yang
pengalaman seksual diri dan
menghuni lokalisasi karena
peristiwa traumatik sebagai
ingin balas dendam karena
bagian
ditinggal
dari
situasional.
kasus
motivasi
Dalam banyak
ditemukan
pacarnya
setelah
melakukan hubungan seksual,
bahwa
ada juga yang karena ingin
perempuan menjadi pelacur
mencari sosok ayah dengan
karena
menerima
telah
kehilangan
keperawanan
sebelum
seusia
ayahnya (60-65 tahun).
menikah/ hamil di luar nikah.
Di
tamu
4. Faktor Ekonomi
Kabupaten
Secara umum alasan
Malang, remaja terjerembab
perem-puan
prostitusi
8,24%
sebagai PSK adalah karena
atau 7 orang, dikarenakan
mencari uang. Alasan lainnya
keluarganya tercerai berai.
perempuan-perempuan yang
Jumlah
pada akhirnya harus menjadi
sebanyak
ini
peringkat
faktor
kedua
terbesar
pelacur
penyebab
Remaja
kemauannya
terjerembab
setelah
menduduki
dalam
faktor
Permasalahan
PSK
terjadi
ekonomi.
berprofesi
bukan
pada
atas
sendiri,
ini
perempuan-
perempuan pencari kerja pada
keluarga
biro-biro
118
penyalur
tenaga
kerja
yang tidak
Mereka
bonafit.
dijanjikan
ekonomi.
Kemiskinan
untuk
struktural dalam keluarga-nya
pekerjaan di dalam dan luar
yang membutuhkan seorang
negeri,
pahlawan penyelamat untuk
tapi
dijual
kenyataannya
dan dipaksa untuk
menjadi
memenuhi kebutuhan hidup.
pelacur.
5. Dekadensi Moral
(Supratiknya 1995: 98).
Dekadensi
Banyak faktor yang
menye-babkan
kamus
remaja
dalam
bahasa
Indonesia
berarti
penurunan,
terjerumus dalam prosti-tusi,
kemunduran,
tapi faktor utamanya adalah
Jadi dekadensi moral remaja
kemiskinan
kurangnya
manusia adalah penurunan,
kesempatan
kerja
dikarenakan
tidak
kemerosotan.
kemunduran,
adanya
moral
kemerosotan
remaja
yang
oleh
beberapa
keterampilan yang dimiliki.
disebabkan
Oleh
macam faktor.
kare-na
itu
mereka
sangat mudah terpenga-ruh
Adapun hal-hal yang
teman-temannya yang lebih
sangat mempengaruhi dengan
dulu berprofesi sebagai PSK.
penurunan moral remaja yang
Mereka
bahkan
dengan
paling
mudah
menjadi
korban
lingkungan dimana remaja itu
orang-orang
yang
tidak
utama
melakukan
adalah
aktivitasnya.
bertanggung jawab dengan
Adapun
menjadikan
remaja-remaja
yang dapat mempe-ngaruhi
perempuan
ini
sebagai
penurunan
untuk
diperjual
komoditi
moral
lain
remaja
adalah keluarga si remaja,
belikan.
di
faktor-faktor
lingkungan tempat ia tinggal,
Hasil penelitian kami
lingkungan
Kabupaten
teman bergaul.
Malang
sekolah
dan
menunjukkan bahwa 56,5%
(http://pendidikannya.blogspo
terjun
t.com/2011/10/pengertian-
di
disebabkan
dunia prostitusi
oleh
alasan
119
dekadensi-moral-
keluarga yang tidak kondusif
remaja.html)
dimana ayah dan ibu sering
Banyak
hal
yang
bertengkar
membuat seseorang masuk ke
responden
dalam dunia prostitusi. Di
punya
antaranya
mulai
cara berperilaku yang benar
lunturnya nilai-nilai agama
dalam kehidupan sehari-hari.
dan
Akibat-nya,
responden
merasa
melakukan
adalah
moral
yang
ada
masyarakat,
di
kemajuan
sehingga
merasa
panutan
bahwa
tidak
bagaimana
teknologi,
faktor
ekonomi
seks bebas itu wajar, tidak
keluarga
yang
rendah,
peduli dengan norma-norma
kenakalan
remaja,
faktor
agama dan norma sosial/
sosial
yang
lingkungan
mendukung
prostitusi,
masyarakat.
terjadinya
karakter
B.
remaja
Dampak
Terjerembab dalam PSK
perempuan yang sering ingin
1. Perilaku
mencoba hal-hal baru, dan
konsumtif
lain sebagainya.
didasari
Hasil
penelitian
Kabupaten
di
bahwa
belakang
terjerumusnya
produktif
dan
yang
tidak
rasionalitas
dan
moralitas ekonomi.
Malang
menunjukkan
Hasil penelitian kami
latar
menun-jukkan
Remaja
berperilaku
dari segi dekadensi moral
konsumtif
sejumlah
didasari
atau
5,88%.
bahwa
PSK
remaja ke dunia prostitusi
5
Remaja
menjadi
produktif
dan
yang
tidak
rasionalitas
dan
Mereka mengalami dekadensi
moralitas ekonomi sebanyak
moral
32,26%.
karena
kurangnya
pemahaman dan pelaksanaan
agama
banyaknya
dengan
Pengertian
benar,
produktivitas adalah sikap
tayangan-
mental
yang
selalu
tayangan porno di media
mempunyai
elektronik,
bahwa mutu kehidupan hari
lingkungan
120
pandangan
ini harus lebih baik dari hari
menurut Roger LeRoy Miller
kemarin dan hari esok lebih
adalahindividuals
baik dari hari ini (Kusnendi,
intentionally make decisions
2003:84).
that would leave them worse
Adapun
salah
satu
off. Ini
berarti
faktor untuk meningkatkan
rasionaliti
produktivitas
sebagai
kerja
yaitu
do
not
bahwa
didefinisikan
tindakan manusia
pekerjaan yang menarik dan
dalam memenuhi keperluan
upah
hidupnya
yang
baik
(Pandji
Anoraga : 2005:56-60).
memaksimumkan kepuasan
Sedangkan Suprana (
Agustina,
2002
)
atau keuntungan senantiasa
yang
berdasarkan pada keperluan
mengatakan bahwa perilaku
(need)
konsumtif
keinginan
adalah
kecenderungan
yang
sebagai
seseorang
berpe-rilaku
yaitu
dan
keinginan-
(want)
yang
digerakkan oleh akal yang
secara
sehat
dan
tidak
akan
berlebihan dalam membeli
bertindak
secara
sesuatu atau membeli secara
membuat
keputusan
tidak terencana. Penyebab
bisa
perilaku konsumtif adalah
atau keuntungan mereka.
semakin
keadaan
merugikan
mem-baiknya
sosial
Dalam
ekonomi
sebagai
masyarakat,
membanjirnya
barang
sengaja
yang
kepuasan
membahas
etika seba-gai ilmu yang
menyelidiki
–
tentang
tanggapan kesusilaan atau
barang produksi, efektifnya
etis,
sarana periklanan termasuk
dengan
berbicara
didalam-nya media massa
moral (mores).
Manusia
berkembangnya gaya hidup,
disebut etis, ialah manusia
mode,masih tebalnya sikap
secara utuh dan menyeluruh
gengsi, status sosial.
mampu
Rasionality
assumption dalam
yaitu
sama
halnya
memenuhi
hajat
hidupnya dalam rangka asas
ekonomi
keseimbangan
121
antara
kepentingan pribadi dengan
Etika
yang
pihak yang lainnya, antara
menetapkan berba-gai sikap
rohani dengan jasmaninya,
dan prilaku yang ideal dan
dan antara sebagai mahluk
seharusnya
berdiri
manusia
sendiri
dengan
dimiliki
ataupun
oleh
yang
penciptanya. Termasuk di
seharusnya dijalankan oleh
dalamnya membahas nilai-
manusia dan tindakan apa
nilai
yang bernilai dengan hidup
atau
yang
norma-norma
dikaitkan
dengan
ini.
Jadi
etika
normatif
etika, terdapat dua macam
merupakan
etika
yang dapat menuntun agar
(Keraf:
1991:23)
norma-norma
sebagaimana dikuti oleh
manusia
Johan
baik dan menghin-darkan
Arifin,
sebagai
bertindak
secara
berikut:
hal-hal yang buruk, sesuai
a.
dengan kaidah dan norma
Etika Deskriptif
Adalah etika yang
yang disepakati dan berlaku
menelaah secara kritis dan
di masyarakat. Hilangnya
rasional tentang sikap dan
kesempatan sekolah lebih
prilaku manusia, serta apa
tinggi.
yang dikejar oleh setiap
2. Hilangnya
orang dalam kehidupannya
remaja
masa
sebagai
sesuatu
yang
bernilai.
Artinya
etika
dan maraknya anak usia
deskriptif tersebut berbicara
remaja di berba-gai daerah
sesuai fakta apa adanya,
yang
terlibat
yakni mengenai nilai dan
bebas
ini
prilaku
keprihatinan
suatu
manusia
fakta
yang
Telah
depan
sebagai
berkembang
pergaulan
patut
kita
menjadi
semua.
terkait
Perilaku anak remaja yang
dengan situasi dan reatitas
menyimpang ini tidak bisa
yang membudaya.
didiamkan
b.
Pergaulan bebas merupakan
Etika Normatif
masalah
122
begitu
sosial
saja.
yang
menyeret
gadis
belia
ke
terjerumus
jurang kegelapan yang akan
sebanyak
merengut
masa
depan
15,65%
mereka.
Fenomena
ini
menyesal
-
prostitusi
25
orang
atau
sekarang
merasa
karena
sudah
masa
depan
tidak terlepas dari terjadinya
kehilangan
perubahan dalam struktur
dengan
berbagai
sosial. Ketangguhan budaya,
citanya
yang
agama, dan keluarga dalam
kandas dalam hidupnya.
ujian berat. Sebab remaja
4. Terkena penyakit menular
yang terlibat dan melibatkan
kelamin dan kulit.
diri
pergaulan
cita
–
terpaksa
bebas
Hasil penelitian kami
alasan
ada 15 orang atau 9,4%
yang sama. Namun, patut
menyatakan bahwa mereka
diingat rapuhnya moral anak
pernah
remaja bertalian erat dengan
kelamin
ringan
yaitu
rendahnya keyakinan dalam
keputihan
karena
adanya
menjalankan
infeksi
tidaklah
memiliki
agama.
Pun
terkena
di
penyakit
vagina
yang
remaja yang belum memiliki
disebabkan karena kecapaian
kematangan
berpikir
ikut
melayani
memberikan
andil
bagi
Untungnya
banyak
tamu.
secara
rutin
dirinya untuk tercebur ke
dilokalisasi setiap satu bulan
lembah nista.
sekali
(http://analisadaily.com/news
kesehatan yang disediakan
/read/cabe-cabean-potret-
mucikari
buram-
mendatangkan
remaja/26605/2014/05/03)
paramedik.
Dari hasil penelitian
kami
responden
menyatakan
akibat
dirinya
ada
pemeriksaan
dengan
dokter
Sedangkan
pemerik-saan
yang
lainnya
penyesa-lan
adalah
kesehatan
dengan
mendatangi Puskesmas.
terlanjur
123
dan
C. Pemberdayaan Remaja PSK berdasarkan pola pikir perilaku ekonomi
berbasis rasionalitas dan moralitas.
GAMBAR 3
MODEL PEMBERDAYAAN REMAJA PSK DI KABUPATEN MALANG
KEMENTRIAN SOSIAL
PEMDA KABUPATEN MALANG
PEMPROV JATIM
Lembaga Informal
Lembaga Formal
-Dinas Pendidikan
-Dinas Kesehatan
Dinas
Sosial
Kabupaten
Malang
-Disperindag
- Dinas Pariwisata
- UKM-Koperasi
-Kementrian Agama
- LSM
-Tokoh Masyarakat
-Pengusaha
-Pemilik Lokalisasi
-Media Cetak
-Media Elektronik
-Rumah Singgah
-Forum Pekerja
Sosial Masyarakat
-Pondok Pesantren
-Polsek
-Kecamatan,Kelurahan, RW,RT
-Satpol PP
-Kasbangpol
- PT-LPPM
-Disnakertrans
- KP3A
PSK
Keluarga
PERILAKU RASIONALITAS & MORALITAS
TINGKAH LAKU PSK YANG PRODUKTIF DAN KONSUMTIF POSITIF YANG BERBUDAYA
Sumber: Data Diolah 2014 (Nurul,Saroh,Ida)
PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik |
124
Gambar di atas menjukkan
yang terkait Dinas Sosial membuat
alur pemberdayaan remaja PSK di
teknis pelaksanaan koordinasi dan
lokalisasi
berdasarkan
pengendalian serta rehabilitasi PSK
Peraturan Pemerintah RI No. 39
remaja, dilanjutkan dengan persiapan
Tahun 2012 tentang penyelenggaraan
bahan
kesejahteraan sosial dalam hal ini
pemberdayaan
tugas pokok dan fungsi Kementrian
lokalisasi. Selain itu menyiapkan
Sosial melalui Direktorat Jendral
bahan bimbingan dan pengendalian
Rehabilitasi Sosial c.q. Direktorat
teknis pemberda-yaan, identifikasi
Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial baik
sasaran penanggulangan PSK remaja
kepada PSK
serta evaluasi dan laporan pelaksa-
dilakukan
yang masih aktif,
maupun yang sudah tidak aktif
peren-canaan
PSK
program
remaja
di
naannya.
(Mantan PSK).
Adapun fungsi koordinatif
Peraturan
RI
kantor Dinas Sosial dengan lembaga
tersebut kemudian ditindak lanjuti
formal dan Informal adalah sebagai
dengan Peraturan Bupati No.7 Tahun
berikut:
2008 tentang organisasi Perangkat
Lembaga Formal
Daerah
Dinas
Pemerintah
Sosial
Kabupaten
1. Dinas
Pendidikan
(BP-
Malang, dimana pemberdayaan PSK
Sekolah, guru wali, dosen
merupakan
wali).
tugas
dan
fungsi
Rehabilitasi Bidang Sosial. Adapun
Melalui
Dinas
Dinas Sosialdalam tugas penanganan
dengan
memberi
PSKberkoordinasidengan
bagi para mantan remaja dan
berbagai
instansi, yang sering terkait baik
dewasa PSK
dengan lembaga formal maupun
sadar
lembaga informal.
sekolah
Fungsi Rehabilitasi Bidang
Pendidikan
peluang
yang sudah
untuk
melanjutkan
menggunakan
program paket A, B dan C
Sosial di Dinas Sosial terhadap
sesuai
pemberdayaan PSK remaja yaitu
umur
sebagai pengumpul dan pengolah
Tujuannya untuk memberi
data sebagai
perencanaan
harapan lebih baik bagi masa
program. Bersama dengan instansi
depan mereka. Sekolah dan
bahan
dengan
secara
PELOPOR; Jurnal Pemikiran Administrasi Publik dan Bisnis, Sosial dan Politik |
125
klasifikasi
cuma-cuma.
Dosen
wali
mengarahkan
mahasiswanya
terjerumus
agar
ke
PSK. Modal usaha dapat
tidak
dibantu dengan pemberian
dunia
kredit, jika pemberian yang
prostitusi.
pertama
2. Dinas Kesehatan
bisa
dijalankan
dengan sukses dan dilunasi,
Berfungsi pemeriksaan dan
maka diperbolehkan untuk
pengobatan para PSK yang
kredit
masih aktif maupun sudah
jumlah yang lebih besar.
berhenti secara berkala serta
selanjutnya
6. Kementrian Agama
sosialisasi bahaya penyakit
Berfungsi
HIV/AIDS ke lokalisasi.
bimbingan
3. Disperindag
memberikan
mental/
dengan
Berfungsi
untuk
memberi
bantuan
dalam
bentuk
dengan
rohani
mengadakan
pengajian di lokalisasi setiap
Kementrian
agama
bertugas
untuk
digunakan untuk pelatihan
mensosialisasikan
UU
bagi
perkawinan yang berlaku di
penyediaan
PSK
keinginan
serta
alat-alat
sesuai
bulan.
yang
juga
dengan
masing-masing
memberi
masyarakat
pelayanan
untuh
upaya
pencegahan pernikahan dini
promosi hasil keterampilan
dan
yang mereka produksi.
mental
4. Dinas Pariwisata
perlunya
persiapan
dan
jasmani.
Pembekalan
kesiapan
Berfungsi
memberi
pegangan hidup (pendidikan,
pelayanan
pemasaran/
pekerjaan sebelum menikah)
pameran hasil keterampilan
juga
para PSK.
mengurangi
5. UKM
(Usaha
Kecil
lunak
Layanan
secara
memberi
BLUD
agar
permasalahan
dalam pernikahan.
Menengah) -Koperasi
Berfungsi
diupayakan
7. Polsek (Polisi Sektor)
kredit
Berfungsi
sebagai
penjaga
(Bantuan
keamanan di sekitar lokalisasi
Umum
Daerah)
supaya tidak terjadi tindak
simultaan
kepada
kejahatan dan kekerasan serta
126
membantu
merazia
Dinas
Sosial
praktek
untuk merazia PSK yang
-praktek
praktik di luar lokalisasi.
PSK di luar lokalisasi.
10. Kasbangpol
8. Kecamatan, Kelurahan, RW,
(Kesatuan
Bangsa dan Politik)
RT
Berfungsi
sebagai
Berfungsi
untuk
mendata
penghuni
dan
tempat
trafficking PSK dan bersama
daerahnya.
Dinas Sosial memberdayakan
lokalisasi
di
penanganan
petugas
Selain itu ada TKSK (Tenaga
korban
PSK .
–
LPPM
(Perguruan
Kecamatan) yang membantu
Tinggi
dan
Lembaga
Dinas
saat
Penelitian Pengabdian Ma-
mengadakan kegiatan untuk
syarakat) yang bekerja sama
para PSK agar memperoleh
dengan Pemda (Dinas Sosial)
pendampingan saat pelatihan.
Bertugas untuk mengadakan
Satu
penelitian
Kesejahteraan
Sosial
Sosial
orang
11. PT
petugas
dan
pengabdian
pendamping untuk 5 PSK,
masyarakat dalam kaitannya
dan
dengan pemberdayaan PSK.
pendamping
dibiayai
Dinas
Mereka
juga
tersebut
Sosial.
12. Disnakertrans bekerja sama
bertugas
mensosialisasikan
dengan Dinas Sosial
ke
Bertugas menyediakan tenaga
masyarakat tentang perlunya
pelatihan
ketersediaan
pelatihan keterampilan PSK.
masyara-kat
agar mau menerima mantan
PSK
yang
sebagai
sudah
hasil
PP
sadar
Perem-puan
dari
dan
Perlindungan Anak)
Bertugas menangani kasus
(Satuan
Polisi
kekerasan
Pamong Praja)
Berfungsi
pelaksanaan
13. KP3A (Kantor Pemberdayaan
peberdayaan.
9. Satpol
dan
sebagai
terhadap
perempuan dan anak (PSK)
petugas
dan bersama Dinas Sosial
yang membantu Dinas Sosial
member-dayakan PSK.
Lembaga Informal
127
1. LSM
(Lembaga
Masyarakat)
Sosial
seperti
mempunyai
para
sesuai
keterampilan
bidang
mitra Jatim bersama Dinas
perusahaan
Sosial.
bersangkutan.
Berfungsi
usaha
di
yang
Pengusaha
dalam
bersedia menampung hasil
perilaku
produksi keterampilan PSK
sosial, misalnya sebagai PSK
untuk dipasarkan ke berbagai
dalam menjalani profesinya
daerah pema-saran.
pendampingan
di pantau dan melakukan
4. Pemilik lokalisasi (mucikari)
pendekatan secara persuasif
Berfungsi untuk membantu
untuk menggunakan kondom,
Dinas
bagi
menyediakan
tempat
HIV/ AIDS akan didampingi
lokalisasi
sebagai
berobat
dan
pelaksanaan Pembi-naan dan
selalu menggunakan kondom
pelatihan keterampilan PSK
saat bertransaksi.
yang
menghuni
serta
memberi
yang telah terjangkit
secara
rutin
2. Tokoh masyarakat bekerja
Sosial
untuk
lokalisasi
ijin
sama dengan Dinas Sosial.
asuhannya
Berfungsi
membina
pelatihan. Mucikari tersebut
PSK di lokalisasi yang berada
juga dipersilahkan untuk ikut
di
pelatihan.
untuk
daerahnya.
Tokoh
masyarakat yang direferensi
untuk
PSK
ikut
5. Media Cetak
pihak Kecamatan bertugas
Berfungsi sebagai informasi
mendampingi
kepada masyarakat/ pembaca
mengawasi
masukan
pelaksanaan
dengan
dan
cara
memberi
dalam
tentang
proses
pemberdayaan
pemberdayaan
jika
mantan
sebagai
tenaga
PSK
yang
juga dapat memberi informasi
3. Pengusaha
penampung
PSK
dilakukan Dinas Sosial, dan
PSK dari Dinas Sosial.
Berfungsi
adanya
ada
trafficking
yang
nantinya akan ditindak lanjuti
kerja
penanganan
yang
128
korban
trafficking untuk dibina di
yang
berasal
dari
Dinas Sosial.
sukarelawan. Seperti contoh,
6. Media Elektronik
sukarelawan dari Perguruan
Berfungsi sebagai salah satu
Tinggi (LPPM, Pemberda-
informasi yang bisa dilihat
yaan Perempuan), dan juga
oleh
dari pekerja-pekerja sosial.
masyarakat
tentang
pemberdayaan PSK dan jika
8. FPSM (Forum Pekerja Sosial
ada trafficking maka akan
Masyarakat)
segera ditindak lanjuti. Selain
Berfungsi
itu
pendamping
media
berfungsi
elektronik
sebagai
alat
sebagai
tenaga
dalam
pemberdayaan
PSK
komunikasi dengan mucikari
dilakukan
dan PSK lokalisasi dalam
mereka dari semua lapisan
kaitannya
masyarakat
dengan
Dinas
yang
Sosial,
yang
akan
pelaksanaan dan tindak lanjut
membantu Dinas Sosial pada
pembinaan
saat
pelatihan
keterampilan
dari
Dinas
pelatihan
7. Rumah Singgah
Berfungsi
rumah
dari
singgah untuk menampung
sementara
hanya
keterampilan
mereka mendapatkan honor
sebagai
menetap.
dalam
pelaksanaan pembinaan dan
Sosial.
PSK
pendampingan
9. Pondok Pesantren
(PSK)
mengikuti
Pemerintah
Kabupaten Malang.
maupun
Mereka
APBD
Berfungsi sebagai pencerahan
kegiatan
moral
berdasarkan
agama
pembinaan kete-rampilan di
tanpa memperdulikan profesi
Rumah
PSK.
Singgah.
Rumah
Hal
ini
Singgah mengirimkan PSK
dengan
ke
untuk
ibadah rukun islam dan iman
Rumah
meskipun para PSK hanya
Dinas
Sosial
pemberdayaan.
Di
Singgah
pelaksanaan
pembinaan
ini
dan
melakukan
pelatihan
cara
dilakukan
bimbingan
ibadah
semampunya jika pulang dan
biasanya diberi pendam-ping
berkumpul dengan keluarga.
129
Adapun pemberdayaan PSK
mengentaskan
34
PSK
dari
ini bertujuan agar mereka dapat
profesinya dari jumlah total 66 PSK.
berperilaku produktif dan konsumtif
Para PSK yang telah keluar dari
berdasarkan wawasan moralitas yang
lokalisasi,
ada, sehingga aktivitas yang mereka
keluarganya
lakukan selalu mempertimbangkan
Pemberdayaan
masih
baik dan buruk dalam kegiatan
dengan
pemantauan
ekonominya (mencari nafkah) sehari-
komunikasi dari Dinas Sosial dengan
hari secara ekonomis dan efisien.
mantan
Dengan demikian, PSK tersebut bisa
berikutnya. Hal ini dilakukan untuk
meraih pemanfaatan dan sumber
mengetahui perkembangan kondisi
daya lain, guna memenuhi kebutuhan
mantan PSK tersebut agar benar-
hidupnya.
benar sadar dan tidak kembali ke
Seperti kata Etzioni 1992,
bertindak
memilih
bijaksana
untuk
ekonomi,
bahwa
Model
pemberdayaan
tujuan
berdasarkan hasil penelitian Nur
mampu
Hidayati, Siti Saroh, Nurul Umi Ati
dan
(2011:hal. 39).
dalam
Rasionalitas
dalam
DAFTAR PUSTAKA
diasumsi-kan
perilaku
bertindak
Anoraga,Pandji.2005.Psikologi
ekonomi
Kerja.Rineka Cipta:Jakarta
rasional,
A.Supratiknya.(1995).Mengenai
tindakan ekonomi telah direncanakan
Perilaku
sebelumnya dan dilakukan secara
Abnormal.Yogyakarta:
sadar
kanisius
melalui
bulan
mencapai
ekonomi
senantiasa
5
model pemberdayaan ABG PSK
akal
dalam
sampai
sebagai
memanfaatkan
perilaku
PSK
dan
efisien
kenyataan
tindakannya.
cara
berlanjut
tersebut adalah pengembangan dari
sehingga
mengakses
masing-masing.
dapat
secara
sarana
ke
profesi lamanya.
manusia yang rasional adlah manusia
yang
dikembalikan
pemikiran
yang
matang.
Pelaksanaan
BPS Propinsi Jawa Tengah. Laporan
pemberdayaan
Hasil
PSK dari beberapa lokalisasi di
Survey
Surveilans
Perilaku (SSP) 2003 Jawa
Kabupaten Malang, telah berhasil
130
Tengah.
Semarang,
April
Kartono,
2005.
Sosial.
Etzioni, Amiati. (1992). Dimensi
Kartini.2001).
Jakarta:
PT.
Patologi
Grafindo
Persada.
Moral menuju ilmu Ekonomi
____________.(2005).
Patologi
Baru
Sosial.
Grafindo
(Terjemahan
Surjaman).
Thun
Bandung.PT
Jakarta:
PT.
Persada.
Remaja Rosdakarya.
____________. Situasi HIV/AIDS di
Faizan, MZ. (2009). Prostitusi Liar
Jawa Tengah Tahun 2005.
Di Perkotaan. Skripsi-FIA
Dinas
UNISMA.
Makalah Seminar, Semarang,
Tidak
dipublikasikan.
Kesehatan
Kota,
April 2005.
Firdaus, I. (2010). Pekerja Seks Anak
Moser,
Caroline,
1995,Gender
Banyak Ditemui di Batam
Planning
dan
Kamis,
Development:Theory,Practice
|17:08.
Training London Routledge.
Medan.
28/01/2010
Jurnalparlemen.com
Rokan, Kamal Masro. Pergaulan
Gordon, Thomas. 1984. Menjadi
Bebas . Harian Republika
Orangtua Efektif. Jakarta
Setiawan,
: Gramedia.
Pengembangan
(PSK)
Seks
di
Propinsi
di
Baru
Jakarta
L.
(1991).
Selatan.
Slavin,
Stephen
Komersial
Introduction to Economics.
Kota
Malang
Homewood, II: Richard d.
Jawa
Timur.
Irwin, Inc.
Laporan Penelitian Tahap I.
Soedjono D. 1973. Patologi Sosial
Lemlit UNISMA
Kartasasmita,
Pelacuran
Kebayoran
Model Pemberdayaan ABG
Pekerja
Hartono.2001.Organisasi
Usaha
Hidayati,Nur., Siti Saroh, Nurul Umi
Ati (2011).
and
Ginanjar.
Gelandangan,
(1996).
Penyalahgunaan
Pembangunan untuk rakyat-
Cetakan ke II. Bandung.
Memahami Pertumbuhan dan
Pemerataan.
Narkoba.
Toha,
Pustaka
Nasrudin.
(2008).
Sekilas
Tentang Pengertian Remaja,
Cidesindo. Jakarta.
ABG, Pubertas, Pornografi,
131
Seks
dan
Aurat.
insentif-terhadap-produktivitas-
http://www.blogger.com/
Wahyono,
H.
(2001).
Perilaku
kerja-karyawan-pt-ara-shoes-
Pengaruh
Ekonomi
indonesia-semarang.html
pada
https://amin127.wordpress.com/artik
Kepala Keluarga terhadap
el-tugas-desighn-web-bagian-
Intensitas
Pendidikan
2/hubungan-antara-kebiasaan-
lingkungan
belanja-dengan-perilaku-konsumtif-
Ekonomi
di
Keluarga. Disertasi. Tidak
pada-remaja/
dipublikasikan. Malang. PPS
jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKke
UM.
S/article/view/234
Peraturan Bupati No.7 Tahun 2008
Tentang Organisasi Tingkat
Daerah Kabupaten Malang
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun
2013
Tentang
Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial
http://www.gelombangotak.net/pages
/artikel-terkait-16/prostitusi-dikalangan-remaja-200.html, 4/5/12
http://pendidikannya.blogspot.com/2
011/10/pengertian-dekadensi-moralremaja.html
http://analisadaily.com/news/read/ca
be-cabean-potret-buramremaja/26605/2014/05/03
psikologi.uin-malang.ac.id/?p=2147
http://eprints.upnjatim.ac.id/3058/1/p
ublic_relations.pdf
http://jurnalsosioekotekno.org/article/135296/pe
ngaruh-lingkungan-kerja-dan-
132
Download