BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Sumatera & Jawa pada masa yang akan datang, sesuai dengan RUPTL PT PLN (Persero) 2012-2021 maka PT PLN (Persero) merencanakan akan membangun pembangkit PLTU batubara mulut tambang dengan kapasitas daya total 3600 MW. Untuk dapat menyalurkan energi listrik sebesar itu ke pulau Jawa dan Sumatera PT PLN (Persero) akan membangun sistem Interkoneksi Sumatera–Jawa yang menggunakan teknologi transmisi daya arus searah (High Voltage Direct Current / HVDC). Sistem Interkoneksi Sumatera-Jawa ini merupakan proyek HVDC yang pertama di Indonesia. Pembangunan proyek ini diharapkan akan meningkatkan keandalan pasokan sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera dan mampu menekan biaya produksi energi listrik. Dengan adanya sistem interkoneksi SumateraJawa ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi kedua pulau yang terhubung secara elektrik sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi, menciptakan iklim yang mendukung untuk investasi dan mendorong pertumbuhan di sektor lainnya. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Direksi PLN menetapkan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan IV (PLN UIP IV) sebagai Project Implementation Unit (PIU) yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan supervisi teknis Transmisi Interkoneksi Sumatera Jawa. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan IV selanjutnya disebut PLN UIP IV, dibentuk melalui Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 168.K/DIR/2013 tanggal 13 Februari 2013, yang sebelumnya telah mengalami beberapa kali perubahan untuk menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan bisnis. Bidang usaha yang dihasilkan organisasi adalah penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari jasa penyediaan prasarana konstruksi, jasa pembangunan transmisi tenaga listrik (Transmisi Interkoneksi Sumatera Jawa), dan jasa pembangunan gardu induk transmisi tenaga listrik. 49 50 Pekerjaan Utama pembangunan transmisi interkoneksi Sumatera Jawa tersebut terdiri atas 5 (lima) paket pengadaan yang meliputi : converter station, transmisi kabel laut 500 kV, transmisi SUTT AC 500 kV dan transmisi SUTT DC 500 kV. Selain melaksanakan pekerjaan utamanya tersebut, PLN UIP IV juga mendapat penugasan tambahan dari PLN Pusat antara lain pekerjaan penyambungan Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) dan pembangunan Bay Trafo. Pekerjaan penyambungan KTT meliputi: KTT PT. Semen Dwima Agung (Holcim), KTT PT. Cemindo Gemilang, dna KTT PT. Indoliberty. Sedangkan pekerjaan pembangunan Bay Trafo meliputi Bay Extension di GI Tasik Baru, GI Pati, GI Genteng dan GI Banyuwangi. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi Unit pengelola konstruksi yang efisien, berkualitas, tepat waktu, dan ramah lingkungan. Misi 1. Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan interkoneksi Sumatera Jawa. 2. Melaksanakan administrasi kontruksi dengan bertindak sebagai wakil pemilik (owner). 3. Menghasilkan jaringan interkoneksi Sumatera Jawa yang berkualitas dan siap dioperasikan melalui proses pelaksanaan pembangunan yang efektif, efisien, dan tepat waktu. 3.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi suatu perusahaan merupakan kerangka dasar dari implementasi suatu bentuk usaha yang sangat penting dan merupakan instrumen bagi manajemen perusahaan untuk membagi tugas, wewenang dan tanggung jawab dari fungsi-fungsi yang ada. 51 Berikut ini adalah gambaran struktur organsisasi PLN UIP IV: Gambar 3.1 Struktur Organisasi PLN UIP IV (Sumber: PLN UIP IV) 3.3.1 Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Berikut ini merupakan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab di dalam PT. PLN (PERSERO) UIP IV: 1) General Manager Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan pembangunan jaringan interkoneksi Sumetera Jawa tenaga listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran Investasi (AI), serta bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit Induk Pembangunan yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pembangungan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan telah diketahui oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi: a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja Unit Induk Pembangunan; b. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain; c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pembangunan; d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner); 52 e. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit Induk Pembangunan serta pengendaliannya; f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan; g. Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk Pembangunan; h. Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan. 2) Bidang Perencanaan Bertanggung jawab dan memastikan tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta perencanaan konstruksi pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, serta mendukung restrukturisasi organisasi Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi: a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan Tahunan; b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation; c. Menyiapkan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanahan; d. Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pembebasan tanah; e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi bersama pihak supervisi konstruksi dan supervisi desai antara lain Approval Drawing dan Spesifikasi; f. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk menyiaplan dokumen pelelangan; g. Merencanakan dan mengelola implementasi Sistem Teknologi Informasi. 53 3) Bidang Operasi Konstruksi Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksana Konstruksi sesuai dengan jadwal, biaya, dan kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil kerja, untuk pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok meliputi: a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengendalian pembangunan agar pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya dan mutu; b. Menyusun Basic Communication internal dan eksternal dengan pihak ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan; c. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi administrasi tenaga kerja asing, administrasi kontrak (penanganan klaim kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian TKDN; d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan; e. Mengelola pengendalian logistik dan administrasi monitoring terkait dengan pekerjaan pembangunan; f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan; g. Mengelola dan mengkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Proyek Selesai di lingkungan Unit Induk Pembangunan. 4) Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, dengan tugas pokok meliputi: a. Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran terkait dengan proses pembangunan; b. Melaksanakan proses pembayaran sesuai dengan kewajiban dan komitmen, serta proses pembayaran sesuai dengan ketentuan kontrak; c. Mengelola pelaksanaan kegiatan akuntansi, perpajakan, dan asuransi; 54 d. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM; e. Mengelola Administrasi SDM di Unit Induk dan Unit Pelaksana; f. Mengelola manajemen mutu. 5) Bidang Hukum, Komunikasi, dan Pertanahan Bertanggung jawab atas seluruh proses hukum dan pertanahan dalam pelaksanaan proyek konstruksi, serta atas seluruh proses komunikasi dengan pihak eksternal proyek untuk menunjang keberhasilan proyek konstruksi, dengan tugas pokok: a. Menyusun program penyelesaian masalah hukum dan melaksanakan kegiatan hukum; b. Melaksanakan konsultasi, penanganan, dan penyelesaian permasalahan hukum; c. Melaksanakan kegiatan komunikasi dan kehumasa, terkait dengan pelaksanaan pembebasan lahan; d. Menyusun basic communication intern dan ekstern dengan pihak ketiga terkait; e. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum; f. Melaksanakan proses perijinan dan administrasi dokumen terkait dengan sertifikasi tanah dan fasilitas proyek; g. Merencanakan dan melakukan proses penyiapan dokumen dan persiapan pelaksanaan pembebasan lahan; h. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pelaksanaan pembebasan lahan; i. Melaksanakan kegiatan pembebasan tanah; j. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembebasan lahan; k. Menyusun laporan hasil pembebasan lahan. l. Melaksanakan sosialisasi, inventarisasi, dan menyusun daftar nominatif terkait kegiatan pembebasan tanah dan kompensasi ROW; m. Melaksanakan proses pengajuan permohonan pembebasan tanah, dan kompensasi ROW; pembayaran 55 n. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR); o. Menyerahkan tanah yang sudah dibebaskan kepada Unit Pelaksana Konstruksi. 6) Unit Pelaksana Konstruksi Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan pembangunan sesuai kontrak dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok meliputi: a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi konstruksi; b. Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi; c. Mendukung pelaksanaan survey perencanaan proyek terkait dengan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup; d. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain (jika ada), serta menyusun laporan kemajuan pekerjaan pembangunan; e. Mendukung pelaksanaan pembebasan tanah melalui staf fungsional terkait pada saat sosialisasi dan inventarisasi; f. Mengelola logistik, tata usaha gudang serta administrasi dan umum g. Mengkoordinasikan pelaksanaan test komisioning, penyelesaian pending item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit Pelaksana Konstruksi dengan Unit Pengusahaan; h. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain meliputi koordinasi dengan stakeholder untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan; i. Membuat usulan kegiatan CSR ke Kantor Induk; j. Melaksanakan kegiatan CSR yang telah disetujui oleh Kantor Induk; k. Menerima dan menindaklanjuti tanah dan ROW yang telah dibebaskan untuk dilakukan pekerjaan konstruksi; 56 l. Mengendalikan dan mengawasi tanah dan ROW yang telah dibebaskan; m. Apabila dibutuhkan, maka Manajer UPK dapat memfasilitasi dalam rangka koordinasi dengan Muspida, Kejaksaan, Kepolisian, Pengadilan, tokoh masyarakat dan instansi yang terkait lainnya. 3.4 Business Model 3.4.1 Product/Service Produk yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh PLN UIP IV yang dibagi berdasarkan pekerjaannya adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan utama : pembangunan transmisi interkoneksi Sumatera Jawa. Produk yang dihasilkan terdiri dari : 1. Paket 1 (Converter Station) : Converter Station (CS) 500kV di Muara Enim (Sumatera Selatan) dan X-Bogor (Jawa Barat) Gardu Induk (GI) 500kV AC X-Bogor GI 150kV di X-Bogor (IBT 2x500MVA) GITET 500kV AC Muara Enim GITET 275kV AC Muara Enim (2x500 MVA) Switching Station Kabel Laut di Landing point Ketapang (Lampung) dan Salira (Banten) 2. Paket 2 (Kabel Laut) : Kabel Laut 500kV DC dari Ketapang (Lampung) ke Salira (Banten) sepanjang 40km 3. Paket 3 (Saluran Udara DC 500kV): Saluran Udara (OHL) 500kV DC dari Tanjung Pujut ke Converter Station X-Bogor (2 sirkit, 110km) OHL 500kV DC dari Converter Station Muara Enim ke Ketapang (2 sirkit, 354km) 4. Paket 4 (Saluran Udara AC koneksi ke sistem Jawa dan PLTU IPP Sumsel-8): OHL 500kV AC Incomer X-Bogor ke transmisi eksisting Tasik – Depok 2 phi (2 sirkit, 2km) 57 OHL 500kV AC Incomer X-Bogor ke transmisi eksisting Cilegon – Cibinong single phi (2 sirkit, 1x30km) OHL 500kV AC dari Converter Station Muara Enim ke IPP Sumsel #8 (2 sirkit, 54km) 5. Paket 5 (Saluran Udara AC ke PLTU IPP Sumsel 9 dan 10) OHL 500kV AC dari Converter Station Muara Enim ke IPP Sumsel #9 dan #10 (2 sirkit, 200km) b. Pekerjaan lainnya : 1. Pekerjaan Penyambungan KTT PT. Semen Dwima Agung (Holcim): Bay Extension T/L 150kV di GI 150kV Mliwang, Tuban. 2. Pekerjaan Penyambungan KTT PT. Cemindo Gemilang : SUTT 150kV GI 150kV Bayah Bay Extension T/L 150kV di GI Pelabuhan Ratu 3. Pekerjaan Penyambungan KTT PT. Indoliberty Textile : SUTT 150kV GI 150kV Indoliberty Bay Extension T/L 150kV di GI Malimping 4. Pembangunan Bay Trafo (Bay Extension T/R 150kV) di : GI 150kV Tasik Baru, Jawa Barat GI 150kV Pati, Jawa Tengah GI 150kV Genteng, Jawa Timur GI 150kV Banyuwangi, Jawa Timur 3.4.2 Customer Setelah selesai pembangunannya, pekerjaan utama PLN UIP IV akan diserahkan kepada P3B sebagai unit penyaluran beban di beberapa pulau di Indonesia. Sedangkan untuk pekerjaan lainnya, seluruh produk akhir akan diberikan kepada PLN Pusat yang nantinya akan ditindaklanjuti lebih jauh. P3B dan PLN Pusat bertindak sebagai pelanggan atas pekerjaan yang dilakukan oleh PLN UIP IV. 58 3.4.3 Supplier Untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pembangunan pekerjaan yang dilimpahkan ke perusahaan, PLN UIP IV bekerjasama dengan vendor-vendor yang menyediakan kebutuhan barang atau jasa. Vendor penyedia barang yaitu vendor penyewaan mobil (untuk perjalanan dinas), alat-alat konstruksi dan peralatan konstruksi. Sedangkan vendor penyedia jasa yaitu jasa konstruksi pembangunan tiang listrik, jasa konstruksi pembangunan tegangan tingkat tinggi, serta jasa konstruksi pembangunan bay trafo. 3.4.4 Key Differentiator PLN UIP IV merupakan unit pembangunan yang ditugaskan pada pembangunan transmisi interkoneksi Sumatera Jawa. Dalam struktur perusahaannya, PT PLN (Persero) memiliki kantor Unit Induk Pembangunan (UIP) lainnya yang dibentuk berdasarkan tugasnya masing-masing. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Sumatera & Jawa di masa yang akan datang, maka PT PLN (Persero) membentuk 4 kantor UIP, dimana PLN UIP I ditugaskan dalam pembangunan pembangkit di Sumatera dan Jawa, UIP II dan UIP III ditugaskan dalam pembangunan jaringan di Sumatera dan Jawa, sedangkan UIP IV ditugaskan dalam pembangunan interkoneksi di pulau Sumatera dan pulau Jawa. 3.5 Sistem dan Prosedur yang sedang Berjalan 3.5.1 Teknologi Sistem Informasi Berjalan Dalam mengelola dan mencatat laporan hasil pekerjaan pembangunan, PLN UIP IV belum menggunakan sistem terkomputerisasi yang dapat memudahkan pelaporan pekerjaan pembangunan. Seluruh data terkait pekerjaan pembangunan tidak dicatat secara formal, baik di komputer maupun secara manual. Pencapaian progress pekerjaan pada saat mencapai suatu tahapan tertentu hanya tertera pada laporan progress yang diberikan oleh vendor. PLN UIP IV sendiri tidak mencatat perkembangan pekerjaan pembangunan yang dilakukan oleh vendor. 59 Untuk membantu pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh PLN UIP IV, bagian akuntansi perusahaan menggunakan program BeFast untuk melakukan penjurnalan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi pada kegiatan bisnis sehari-hari perusahaan. Untuk memudahkan pelaporan keuangan PLN UIP IV, bagian akuntansi perusahaan menggunakan program Magic Runtime. Transaksi-transaksi dari program BeFast akan dipindahkan ke program Magic Runtime, dan kemudian akan menghasilkan buku besar umum dan laporan keuangan perusahaan. Dalam pembuatan laporan realisasi pembiayaan proyek yang dihasilkan setiap proyek mencapai progress tertentu, bagian akuntansi akan memindahkan data yang diperoleh dari berkas-berkas rincian biaya ke program Microsoft Excel. 3.5.2 Proses Bisnis yang sedang Berjalan 3.5.2.1 Inisiasi Proyek Pembangunan proyek diawali dari adanya perencanaan pembangunan proyek oleh Kantor Induk. Kantor Induk menyerahkan tanggung jawab pembangunan proyek sepenuhnya kepada PLN UIP IV. Kantor Induk sebelumnya telah membuat rancangan konstruksi pembangunan proyek dan membuat surat perintah pembangunan proyek. Surat perintah pembangunan proyek diterima oleh General Manager PLN UIP IV yang akan menyetujui pembangunan proyek. Setiap tahunnya General Manager akan membuat rencana jadwal kerja dan anggaran perusahaan berdasarkan rencana-rencana pembangunan proyek, untuk mendapatkan estimasi biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan pembangunan proyek. Rencana jadwal kerja dan anggaran perusahaan yang disusun oleh General Manager dimasukkan dalam sebuah Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). RKAP yang disusun oleh General Manager berisikan asumsi anggaran biaya perusahaan yang akan dikeluarkan selama satu tahun. RKAP dan perintah kerja kemudian diserahkan kepada Manager Perencanaan untuk ditindaklanjuti. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) berisikan rincian biaya-biaya terkait (seperti bahan baku, transportasi, dll) sesuai dengan rencana pembangunan proyek yang ada. Rincian biaya diperoleh oleh PLN 60 UIP IV setelah melakukan survey untuk memperoleh estimasi/perkiraan biaya terkait pekerjaan pembangunan proyek. act Inisiasi Proyek (berj alan) Kantor Induk General Manager Manager Perencanaan Melakukan perencanaan j adw al kerj a dan anggaran biaya tahunan Membuat perencanaan pembangunan proyek Membuat Rencana Kerj a Anggaran Perusahaan (RKAP) RKAP Membuat rancangan konstruksi Membuat surat perintah pembangunan proyek surat perintah pembangunan proyek Menerima surat perintah pembangunan proyek dan rancangan konstruksi Menyetuj ui pekerj aan pembangunan proyek Menerima Rencana Kerj a Anggaran Perusahaan (RKAP) Menerima surat perintah pembangunan proyek Gambar 3.2 Activity Diagram Inisiasi Proyek 3.5.2.2 Perencanaan Pekerjaan Pembangunan Proyek 61 Berdasarkan RKAP dan perintah kerja yang diterima dari General Manager, Manager Perencanaan kemudian menyusun rencana tahapan kerja dan anggaran biaya yang dapat direalisasikan dari anggaran perusahaan yang tertera dalam RKAP. Manager Perencanaan lalu melakukan survey langsung ke lokasi-lokasi terkait pekerjaan pembangunan proyek. Untuk setiap lokasi yang akan disewakan atau dibeli untuk keperluan pekerjaan pembangunan, Manager Perencanaan menyerahkan tanggung jawab kepada Bagian Hukum, Komunikasi dan Pertanahan untuk mengurus segala proses pembebasan lahan dan perijinan pembangunan proyek di lahan tersebut. Setelah ijin pembangunan proyek atas lahan didapatkan, Bagian Lelang akan mengadakan lelang pekerjaan untuk mendapatkan vendor yang akan melakukan pekerjaan pembangunan. Setelah lelang selesai dilaksanakan, maka Manager Perencanaan membuat sebuah kontrak pekerjaan dengan vendor terpilih. Kontrak pekerjaan berisikan tanggal pekerjaan mulai dilaksanakan, tanggal penyelesaian proyek, biaya pekerjaan yang telah disetujui kedua pihak, termin pembayaran (berdasarkan termin progress atau dibayar lunas), serta jatuh tempo akhir pembayaran pekerjaan pembangunan. Setelah kontrak disepakati dan ditandatangani oleh General Manager PLN UIP IV dan Direktur vendor terpilih, Manager Perencanaan menyusun jadwal yang akan dimasukkan dalam sebuah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang dibagi menjadi 4 tahapan (kemudian disebut progress). Setiap progress pekerjaan, memiliki termin pekerjaan pembangunan proyek yang berbeda-beda. Setiap progress pekerjaan akan memiliki jatuh tempo progress pekerjaan, yang menjadi acuan penyelesaian pekerjaan pembangunan proyek oleh vendor di setiap tahapannya. RKA kemudian diserahkan kepada Kantor Induk yang akan menyetujui RKA pekerjaan pembangunan proyek tersebut. 62 act Perencanaan Pembangunan Proyek (berj alan) Manager Perencanaan Bagian Hukum, Komunikasi dan Pertanahan Bagian Lelang Vendor Kantor Induk Menerima Rencana Kerj a Anggaran Perusahaan (RKAP) Membuat rencana tahapan pekerj aan dan anggaran biaya rencana tahapan pekerjaan & anggaran biaya Melakukan surv ey lokasi pembangunan proyek Memproses pembebasan dan perij inan tanah pada lokasi pembangunan Mendapat laporan pembebasan tanah laporan pembebasan tanah Mengadakan lelang pekerj aan Mengaj ukan penaw aran harga Mengumumkan pemenang lelang Membuat kontrak pekerj aan kontrak Menandatangani kontrak pekerj aan Membuat Rencana Kerj a dan Anggaran (RKA) RKA Mengaj ukan Rencana Kerj a dan Anggaran (RKA) Menerima Rencana Kerj a dan Anggaran (RKA) Menyetuj ui Rencana Kerj a dan Anggaran (RKA) Gambar 3.3 Activity Diagram Perencanaan Pembangunan Proyek 63 3.5.2.3 Pembangunan Proyek Sesuai dengan tenggat waktu yang disebutkan dalam kontrak, vendor akan memulai pekerjaan pembangunan proyek yang ditugaskan oleh Kantor Induk. Pekerjaan vendor akan diawasi sepenuhnya oleh supervisor. Supervisor dipilih dari Unit Pelaksana Konstruksi yang ditugaskan dalam perjalanan dinas untuk melakukan pengawasan secara langsung ke lokasi pekerjaan pembangunan. Dalam pengawasannya, supervisor memastikan pekerjaan dilakukan sesuai dengan tahapan pembangunan yang tertera dalam RKA. Setiap pekerjaan mencapai suatu tahapan dan termin progress tertentu, vendor akan mengirimkan laporan progress kepada supervisor. Supervisor akan mengecek kembali kesesuaian laporan pekerjaan dengan jatuh tempo progress pekerjaan yang ada. Setelah dinyatakan tepat waktu, maka Supervisor akan membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP). BAPP kemudian akan diserahkan kepada Manager Perencanaan dan Bagian Akuntansi. Apabila dinyatakan terlambat, maka supervisor akan melaporkan keterlambatan pekerjaan kepada Manager Perencanaan dan vendor terkait, Manager Perencanaan kemudian akan menetapkan denda keterlambatan sesuai kontrak, dan vendor terkait akan meneruskan pekerjaan yang terlambat tersebut. Pada saat pembangunan proyek dikerjakan, vendor dapat mengajukan amandemen pekerjaan proyek yang berisikan perubahan atas kontrak yang telah dibuat sebelumnya. Amandemen yang dibuat oleh vendor dapat berupa perubahan bahan-bahan material, jadwal pekerjaan pembangunan, atau biaya kontrak. Setelah menerima amandemen dari vendor, maka PLN UIP IV akan meninjau alasan diterbitkannya amandemen oleh vendor dan menyetujui/menolak amandemen yang diberikan oleh vendor. Berdasarkan amandemen yang ada, PLN UIP IV dapat melakukan perubahan terhadap kontrak (apabila terdapat perubahan nilai kontrak) atau terhadap RKA (apabila terdapat perubahan jadwal). Perhitungan denda keterlambatan atas pekerjaan terlambat oleh vendor : Nilai Kontrak 64 act Pembangunan Proyek (berj alan) Superv isor Vendor Manager Perencanaan Akuntansi Menerima persetuj uan Rencana Kerj a dan Anggaran (RKA) Melakukan pekerj aan pembangunan Melakukan pengaw asan pekerj aan pembangunan Mengaj ukan amandemen Menerima amandemen [ya] Konfirmasi persetuj uan amandemen [tidak] [tidak setuju] [setuju] Membuat laporan progress pekerj aan kontrak Mencatat perubahan rencana pekerj aan pembangunan RKA Mengecek j atuh tempo progress pekerj aan [terlambat] laporan progress pekerjaan [tidak terlambat] Melaporkan keterlambatan progress pekerj aan Menetapkan denda keterlambatan Membuat laporan sanksi keterlambatan Membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerj aan (BAPP) A BAPP Menerima Berita Acara Penyelesaian Pekerj aan (BAPP) Menerima Berita Acara Penyelesaian Pekerj aan (BAPP) Gambar 3.4 Activity Diagram Pembangunan Proyek 65 3.5.2.4 Penutupan Proyek Setelah pekerjaan dinyatakan selesai, vendor akan membuat laporan pekerjaan selesai yang diserahkan kepada supervisor. Supervisor akan melakukan pengecekkan kembali untuk memastikan kesesuaian laporan pekerjaan selesai dengan kontrak pekerjaan untuk terakhir kalinya. Setelah dinyatakan sesuai, supervisor akan membuat Berita Acara Pekerjaan Selesai (BAPS). BAPS akan diserahkan ke Manager Perencanaan. Apabila dinyatakan tidak sesuai, maka supervisor akan meminta vendor terkait untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak yang ada. Setelah supervisor mengeluarkan BAPS, vendor akan mengirimkan tagihan pembayaran akhir kepada PLN UIP IV. Manager Perencanaan akan memberikan BAPS kepada General Manager yang akan menyerahkan hasil pekerjaan kepada Kantor Induk. General Manager kemudian membuat Berita Acara Serah Terima Proyek (BASTP) yang menyatakan serah terima proyek dari PLN UIP IV ke Kantor Induk. General Manager PLN UIP IV kemudian akan menyerahkan hasil pekerjaan pembangunan dan BASTP kepada Kantor Induk. 66 act Penutupan Proyek (berj alan) Vendor Superv isor Manager Perencanaan General Manager Kantor Induk Menyelesaikan pekerj aan pembangunan proyek Membuat laporan pekerj aan selesai laporan pekerjaan selesai RKA Mengecek kesesuaian hasil pekerj aan dengan RKA [tidak sesuai] [sesuai] Membuat Berita Acara Pekerj aan Selesai (BAPS) Menerima Berita Acara Pekerj aan Selesai (BAPS) BAPS Menerima Berita Acara Pekerj aan Selesai (BAPS) Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Proyek (BASTP) BASTP Meyerahkan hasil pekerj aan Menerima hasil pekerj aan dan BASTP Gambar 3.5 Activity Diagram Penutupan Proyek 3.5.2.5 Pembayaran Tagihan dan Pencatatan Jurnal Pada saat melakukan pengawasan langsung ke lokasi pekerjaan pembangunan, supervisor ditugaskan dalam perjalanan dinas dimana Manager Perencanaan akan membuat Surat Perjalanan Dinas yang berisikan tugas pengawasan yang dilakukan di lokasi pekerjaan pembangunan. Berdasarkan Surat Perjalanan Dinas, Bagian Akuntansi akan mencatat biaya-biaya yang terkait perjalanan dinas supervisor, untuk dilaporkan sebagai biaya tidak langsung atas pekerjaan pembangunan proyek. 67 Vendor akan mengirimkan tagihan kepada PLN UIP IV berdasarkan termin pembayaran yang telah ditetapkan pada kontrak. Apabila termin pembayaran berdasarkan termin progress, maka tagihan akan dikirimkan setelah supervisor mengecek hasil progress. Apabila termin pembayaran menyatakan dibayar lunas, maka vendor akan mengirimkan tagihan ketika proyek telah selesai dan supervisor telah mengecek hasil akhir proyek. Berdasarkan tagihan yang dikirimkan oleh vendor, maka Bagian Keuangan akan melakukan pembayaran atas pekerjaan kepada vendor dan membuat Bukti Pembayaran. Bukti Pembayaran tersebut lalu diserahkan kepada Bagian Akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal terkait pengeluaran kas. Bagian Akuntansi akan membuat Laporan Jurnal untuk diserahkan ke Manager Akuntansi. Bagian Akuntansi juga membuat Laporan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan yang berisi progress pekerjaan yang dikerjakan oleh vendor. Di dalam laporan juga disebutkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar pekerjaan yang dibayar sesuai dengan termin progress yang ada. yang muncul selama pekerjaan pembangunan dilaksanakan pada saat vendor melaporkan progress yang dicapai dalam pekerjaan pembangunan proyek terkait. Perhitungan biaya tidak langsung (overhead) atas pekerjaan pembangunan proyek : Biaya tidak langsung (overhead) = Biaya administrasi + Biaya perjalanan dinas + Biaya lain-lain Pencatatan jurnal oleh Bagian Akuntansi : 1) Pada saat vendor mengirimkan tagihan : Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (PDP) xx Hutang Usaha xx Hutang PPN xx 2) Pada saat membayar tagihan : Hutang Usaha Bank xx xx 68 Hutang PPN xx Kas Negara Kas Negara xx xx Bank xx 3) Pada saat proyek selesai : Aktiva Tetap xx PDP xx Overhead xx 69 act Pembayaran Tagihan dan Pencatatan Jurnal (berj alan) Akuntansi Vendor Keuangan A Mencatat denda keterlambatan Menerima Berita Acara Penyelesaian Proyek (BAPP) laporan keterlambatan pekerjaan BAPP Mengirimkan tagihan pembayaran termin progress Melakukan pembayaran termin progress tagihan pembayaran Membuat bukti pembayaran termin progress Mencatat j urnal pembayaran bukti pembayaran Menerima Berita Acara Proyek Selesai (BAPS) Mengirimkan tagihan pembayaran pekerj aan Melakukan pembayaran pekerj aan BAPS Membuat bukti pembayaran pekerj aan Mencatat j urnal pembayaran Membuat Laporan Jurnal Membuat Laporan Pekerj aan Dalam Pelaksanaan Laporan Jurnal Laporan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan Gambar 3.6 Activity Diagram Pembayaran Tagihan dan Pencatatan Jurnal 70 3.6 Analisis Masalah Proses bisnis yang berjalan pada PLN UIP IV terbilang memiliki permasalahan yang cukup kompleks seperti dalam hal pencatatan pekerjaan pembangunan, keterlambatan laporan pekerjaan dan kelalaian pengawasan oleh karyawan terhadap perpindahan laporan. Permasalahan ini akan mengganggu proses bisnis yang berjalan serta mengurangi tingkat kinerja PLN UIP IV. Berikut ini adalah masalah-masalah proses bisnis manajemen proyek pada PLN UIP IV: 1. Masalah: Proses pengawasan pekerjaan pembangunan tidak dilengkapi dengan dokumen yang lengkap. Penyebab: Setelah Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) disetujui, Manager Perencanaan tidak membuat rincian pekerjaan pembangunan. Resiko: Tidak adanya dokumen rincian pekerjaan pembangunan yang dapat digunakan sebagai dokumen internal yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pembangunan oleh supervisor. 2. Masalah: Terjadinya overlapping dimana pengawasan pekerjaan dan pengecekan hasil adalah supervisor yang sama. Penyebab: Tugas pengawasan pekerjaan pembangunan dan pengecekan hasil pekerjaan dilakukan oleh satu supervisor yang sama. Resiko: Timbul kemungkinan terjadinya kecurangan seperti penyelewengan dalam pencatatan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang sama. 3. Masalah: Dalam hal penyediaan laporan dan informasi, manajemen kesulitan dalam memperoleh informasi dan laporan terkait perencanaan, pembangunan dan penutupan pekerjaan. Penyebab: Sistem pengolahan data yang masih manual dan belum terkomputerisasi dengan baik sehingga membutuhkan waktu untuk mengolah data menjadi laporan yang dibutuhkan. 71 Resiko: Proses penyediaan laporan dan informasi tidak akan berjalan dengan baik dan efektif karena membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengolahannya serta dapat mengganggu proses pengambilan keputusan. 4. Masalah: Kurangnya pengendalian internal terhadap keamanan informasi yang tersedia di dalam dokumen. Penyebab: Tidak adanya pembatasan hak akses terhadap semua dokumen-dokumen terkait pekerjaan pembangunan. Resiko: Seluruh karyawan dapat mengakses dokumen-dokumen yang seharusnya tidak dapat diakses oleh karyawan tersebut. 3.7 Solusi Pemecahan Masalah Untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses bisnis PLN UIP IV, maka terdapat beberapa solusi yang dapat diterapkan : 1. Terkait proses pekerjaan pembangunan yang tidak dilengkapi dengan dokumen lengkap. Dalam melakukan pengawasan terkait pekerjaan pembangunan, supervisor hanya mengandalkan laporan progress pekerjaan dari vendor. Perusahaan sebaiknya membuat dokumen rincian pekerjaan pembangunan. Rincian pekerjaan pembangunan dapat digunakan untuk mencatat detail pekerjaan yang sedang dijalankan. Rincian pekerjaan pembangunan dimiliki oleh supervisor, sebagai acuan dalam melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pembangunan. Rincian pekerjaan pembangunan ini dibuat berdasarkan RKA yang telah dibuat sebelumnya. 2. Terkait terjadinya overlapping dimana pengawasan pekerjaan dan pengecekan hasil adalah supervisor yang sama. Pengawasan pekerjaan dan pengecekan hasil sebaiknya dilakukan oleh supervisor yang berbeda. Perlu dilakukan pemisahan tugas yang jelas antara supervisor yang melakukan pengawasan terhadap satu pekerjaan tidak diperbolehkan melakukan pengecekan hasil terhadap pekerjaan yang sama. 72 3. Terkait penyediaan laporan dan informasi, manajemen kesulitan dalam memperoleh informasi dan laporan terkait perencanaan, pembangunan dan penutupan pekerjaan. Perusahaan dapat merancang suatu sistem yang dapat menyimpan data-data transaksi pada suatu database yang dapat digunakan oleh manajemen dan dapat mengolah data-data tersebut menjadi bentuk laporan-laporan yang dibutuhkan oleh manajemen. 4. Terkait kurangnya pengendalian internal terhadap keamanan informasi yang tersedia di dalam dokumen, dimana seluruh karyawan dapat melihat dokumen-dokumen rahasia perusahaan. Maka perusahaan perlu memberikan akses terbatas bagi karyawan dalam melakukan akses terhadap dokumen-dokumen terkait pekerjaan pembangunan. Adanya akses terbatas memungkinkan dokumen hanya dapat diakses oleh karyawan yang memiliki hak akses terhadap dokumen terkait. pembayaran tagihan pekerjaan ke vendor membutuhkan waktu lama. Sistem dapat membuat notifikasi pembayaran secara otomatis untuk mengingatkan Bagian Keuangan untuk melakukan pembayaran kepada vendor. 73 3.8 Project Plan 3.8.1 Time Development Tabel 3.1 Gantt Chart Rencana Implementasi Sistem Informasi untuk mengelola proyek outsource pada PLN UIP IV No Kegiatan Durasi (minggu) 1. Analisis dan perancangan 2. 8 Pembuatan aplikasi sistem informasi akuntansi 3. 8 Pengujian aplikasi sistem informasi akuntansi 4. 4 Pengadaan infrastruktur dan jaringan 4 5. Pelatihan pengguna 8 6. Implementasi dan support 12 Total 40 Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 74 3.8.2 Scope Ruang lingkup sistem informasi pembangunan proyek bagi proses bisnis PLN UIP IV dibatasi pada saat project plan, execute project, dan close project. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Proyek Project Plan Permintaaan pekerjaan Persetujuan kontrak Pembuatan RKA Persetujuan RKA Execute Project Close Project Pelaksanaan pekerjaan Pekerjaan dinyatakan selesai Pengawasan terhadap pekerjaan Pengecekan hasil pekerjaan Pembuatan BAPP Pengecekan hasil pekerjaan akhir Pembuatan BAPS Pembayaran tagihan Pelaksanaan serah terima hasil pekerjaan Penyelesaian kontrak Gambar 3.7 Scope Sistem Informasi untuk mengelola proyek outsource 75 1. Project Plan Tahap perencanaan proyek dimulai dari adanya permintaan pekerjaan pembangunan proyek yang didapatkan oleh PLN UIP IV dari Kantor Induk. Kemudian General Manager membuat rencana jadwal kerja dan anggaran perusahaan untuk pekerjaan terkait yang disusun dalam RKAP. RKAP akan diproses oleh Bagian Perencanaan dan Bagian Perencanaan akan memproses kontrak pekerjaan dengan vendor, sehingga menghasilkan jadwal kerja dan biaya yang sebenarnya dalam bentuk RKA. Tahap perencanaan proyek selesai ketika Kantor Induk menyetujui RKA yang diusulkan oleh PLN UIP IV. 2. Execute Project Tahap pelaksanaan proyek dimulai ketika vendor melakukan pekerjaan pembangunan pada waktu yang telah ditentukan di dalam kontrak. Pekerjaan pembangunan yang dilakukan oleh vendor akan diawasi oleh supervisor. Setiap laporan progress yang diberikan oleh vendor, supervisor akan melakukan pengecekan kembali terhadap hasil pekerjaan. Pada akhir pengeceka, supervisor akan membuat BAPP yang diberikan kepada Manager Perencanaan. Tahapan ini dilakukan secara berulang terus menerus sampai pekerjaan dinyatakan selesai oleh vendor. 3. Close Project Tahap penutupan proyek dimulai dari pekerjaan pembangunan dinyatakan selesai oleh vendor. Setelah supervisor melakukan pengecekan terakhir terhadap hasil pekerjaan pembangunan, supevisor akan menyatakan proyek selesai dalam BAPS. Kemudian Manager Perencanaan akan mempersiapkan berkas serah terima proyek dari vendor ke PLN UIP IV dan dari PLN UIP IV ke Kantor Induk. Setelah serah terima dilakukan, Bagian Keuangan akan melakukan pembayaran terhadap tagihan yang dikirimkan oleh vendor. Setelah seluruh transaksi dilakukan, maka terjadi penyelesaian kontrak antara PLN UIP IV dengan vendor terkait. 76 3.8.3 Stakeholder Pada saat pembuatan sistem manajemen proyek dalam proses bisnis PLN UIP IV dibutuhkan beberapa pihak terkait dalam melakukan analisis dan perancangan bagi sistem informasi manajemen proyek PLN UIP IV. Adapun pihak-pihak terkait dalam analisis dan perancangan sistem informasi manajemen proyek ini adalah sebagai berikut : 1. General Manager General Manager berperan dalam perubahan sistem yang sedang berjalan menjadi sistem informasi usulan untuk membantu peningkatan kinerja perusahaan. Peran General Manager sangat menentukan penerapan sistem usulan dalam proses bisnis PLN UIP IV. 2. Manager Perencanaan Manager Perencanaan berperan dalam menentukan alur sistem pada proses bisnis perusahaan dan dapat membantu pihak terkait lainnya dalam memahami kebutuhan sistem. Peran Manager Perencanaan sangat menentukan mengenai sistem usulan yang akan diterapkan dalam proses bisnis PLN UIP IV. 3. Analis sistem Analis sistem berperan dalam melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan pada proses bisnis UIP IV. Analis sistem akan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan akan sistem yang dapat membantu proses bisnis berjalan dengan lebih baik. 4. Desainer sistem Desainer sistem berperan dalam merancang sistem usulan. Sistem usulan yang baru dirancang berdasarkan analisis dari analis sistem, dimana analis sistem telah membuat usulan sistem yang baru dan desainer sistem akan mempresentasikan usulan sistem dalam bentuk rancangan sistem. 77 5. Programming Programming berperan dalam pembuatan program yang dibutuhkan demi memenuhi kebutuhan sistem usulan yang baru. Programming bekerja sama dengan desainer sistem dan analis sistem untuk menciptakan program yang memnuhi kriteria sistem yang baru. Hubungan kerjasama antara programming dengan desainer sistem dan analis sistem sangatlah penting untuk menciptakan suatu sistem informasi yang baru yang dapat membantu proses bisnis berjalan dengan lebih baik. 6. User User yang dimaksud disini adalah para karyawan PLN UIP IV yang nantinya akan menggunakan sistem. User berperan dalam pemenuhan kebutuhan agar sistem yang baru dapat dipahami dengan baik dan program baru yang dihasilkan dari sistem usulan memiliki tampilan yang user-friendly dan dapat dijalankan dengan baik oleh user, tanpa pelatihan jangka panjang. 78